SENIN KLIWON, 23 SEPTEMBER 2013
EDISI No. 053/Tahun I www.surabayapagi.com
Nazaruddin: Mendagri Bukan Orang Baik
Mark Up Proyek e-KTP Rp2,5 Triliun Nazaruddin berkoar lagi. Berkoarnya Mantan Bendahara Partai Demokrat itu untuk memperkuat tudingan mark up korupsi e-KPT Rp2,5 Triliun yang ditujukan kepada Kemendagri. Bahkan Nazaruddin pun menuding Mendagri Gamawan Fauzi bukan orang baik. “Ketuanya Mekeng (Melchias Markus Mekeng), makanya saya bingung kalau seorang Mendagri orang baik, bukan orang baik, pura-pura baik,� sambung Nazaruddin dalam sebuah kesempatan.
Hal.2 Hal.2 Skandal Percintaan Gembong Narkoba
Deny dan Ruhut Bela Vanny Terkuaknya semua jaringan bisnis narkoba dua kekasih Freddy dan Vanny berakhir sudah menyusul terbongkarnya skandal yang menyedot perhatian masyarakat itu. Bahkan, Vanny yang tempo hari bermesraan kemana mana bersama Freddy, sekarang sudah seperti kucing dan anjing, saling bongkar keburukan. Vanny, yang merasa tersakiti oleh Freddy gara-gara affairnya, bahkan berkoar akan menjadikan mantan kekasihnya itu terpuruk abis.
Hal.3
UTAMA | 02
Mark Up Proyek e-KTP Rp2,5 Triliun Nazaruddin: Mendagri Bukan Orang Baik
Senin siang tadi (23/9), Nazaruddin berkoar lagi. Berkoarnya Mantan Bendahara Partai Demokrat itu untuk memperkuat tudingan mark up korupsi e-KPT Rp2,5 Triliun yang ditujukan kepada Kemendagri. Bahkan Nazaruddin pun menuding Mendagri Gamawan Fauzi bukan orang baik. “Ketuanya Mekeng (Melchias Markus Mekeng), makanya saya bingung kalau seorang Mendagri orang baik, bukan orang baik, pura-pura baik,” sambung Nazaruddin dalam sebuah kesempatan. Muhammad Nazaruddin pun, enggan berkomentar seputar langkah Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi yang melaporkannya atas tuduhan pencemaran nama baik terkait pernyaan Nazaruddin yang menyebut proyek pengadaan e-KTP di Kemendagri telah dikorupsi. Nazaruddin malah kembali mengungkapkan ada mark-up atau penggelembungan harga sekitar Rp 2,5 triliun dalam proyek e-KTP tersebut. “Jadi gini, proyek nilainya Rp 5,9 triliun, saya, Novanto, semua merekayasa proyek ini bahwa mark-up Rp 2,5 triliun,” kata Nazaruddin di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kuningan, Jakarta, Senin
(23/9) siang tadi, saat akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan penerimaan gratifikasi proyek Hambalang,. Terpidana tujuh tahun penjara dalam kasus suap wisma atlet SEA Games ini juga menuding Gamawan telah melakukan pembohongan publik terkait pernyataannya mengenai pembahasan anggaran APBN 2011. Sementara itu, Gamawan menilai apa yang disampaikan Nazaruddin itu nyanyian lama. Menurut Gamawan, pihaknya tidak terlibat jika ada korupsi. Pasalnya, keterkaitan pihaknya adalah pada proses tender. “Sebelum (tender) diumumkan, Nazaruddin sudah ditangkap,” kata Gamawan di Kantor Presiden, Jakarta, beberapa waktu lalu Gamawan lalu mempertanyakan kapan korupsi itu terjadi. Pasalnya, kata dia, e-KTP itu diuji coba tahun 2008, 2009, dan 2010. Adapun proyek baru berjalan 2011. “Kita kan enggak tahu yang mana. Kalau yang dia katakan yang 2011, Nazaruddin sudah tertangkap,
belum selesai tender,” kata dia. Pencemaran Setelah melaporkan terpidana kasus suap wisma atlet, Muhammad Nazaruddin, ke polisi dengan tudingan pencemaran nama baik, Gamawan Fauzi kembali menyiapkan laporan baru atas nama Kementerian Dalam Negeri terkait tudingan penggelembungan harga (mark up) dalam proyek Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP). Gamawan melaporkan Nazaruddin karena dianggap telah melakukan fitnah terkait tudingan fee yang diterima Gamawan dalam proyek yang sama. “Zudan (Kepala Biro Hukum Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh) hari ini saya beri kuasa untuk melaporkan juga ke kepolisian soal dugaan mark up anggaran 45 persen itu, supaya Nazar juga membuktikan semua,” kata Gamawan waktu itu. Menurutnya, Nazaruddin telah memberikan keterangan palsu. Ia membantah tudingan Nazaruddin soal penggelembungan anggaran proyek e-KTP hingga sebesar 45 persen. “Dia (Nazaruddin) menyebutkan 45 persen, itu kan artinya dia sudah hitung kan. Kami minta mana 45 itu,” ujarnya. Ia menjelaskan, Kementerian yang dipimpinnya melakukan tender terbuka. Konsorsium yang dipilih adalah yang menawarkan harga terendah yaitu Rp 5,8 triliun. Ia membantah ada permainan harga dalam pelaksanaan proyek yang didukung anggaran multi year dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara itu. Hal itu dapat dibuktikan dengan hasil audit yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atas proyek tersebut hingga dua kali. “Saya minta audit lagi ke BPKP untuk jaga-jaga kehati-hatian kami. Saya minta lagi hasil tender itu diaudit lagi sebelum saya setujui,” katanya. – gt, kps, ky, sur
UTAMA | 03
Skandal Percintaan Gembong Narkoba
Deny dan Ruhut Bela Vanny Vanny Rissyane mantan kekasih Freddy Budiman, yang kini saling bermusuhan, mendapat simpati dari mulai Wakil Menkumham sampai politisi Demokrat Ruhut Sitompul. Namun, sebaliknya Freddy tersangka 1,4 juta extacy, justru dijebloskan kembali ke Nusakambangan, lantaran diduga memproksi narkoba. Terkuaknya semua jaringan bisnis narkoba dua kekasih Freddy dan Vanny berakhir sudah menyusul terbongkarnya skandal yang menyedot perhatian masyarakat itu. Bahkan, Vanny yang tempo hari bermesraan kemana mana bersama Freddy, sekarang sudah seperti kucing dan anjing, saling bongkar keburukan. Vanny, yang merasa tersakiti
oleh Freddy gara-gara affairnya, bahkan berkoar akan menjadikan mantan kekasihnya itu terpuruk abis. Namun, agaknya scenario untuk juga menjebloskan ke penjata Vanny Rossyane di Direktorat Narkoba Cawang, menyusul Freddy yang dipenjara di Ciping lalu ke Nusakambangan, tak bisa terelakkan,
meski dibela Wakil Menkumham Denny Indrayana dan Ruhut Situmpol, belum ada kepastian, apakah Vanny akan bisa menjalani rehabilitasi dan keluar dari penjara. Penangkapan Vanny Rossyane yang telah mengungkap bisnis gelap Freddy Budiman di LP Cipinang tersebut terus menjadi polemik. Wamenkum HAM Denny Indrayana menilai Vanny sebagai pengguna seharusnya direhabilitasi, bukan ditangkap. “Yang dikirim ke penjara adalah pengedar, bandar dan produsen. Pengguna itu direhab,” ujar Wamen Denny. Hal itu dikatakan usai acara pengarahan kepada Kakanwil Kemenkum HAM dalam pengadaan CPNS di Kantor Kemenkum HAM, Jl Rasuna Said, Jakarta, Senin (23/9). Denny menegaskan hal itu tidak hanya berlaku untuk Vanny saja melainkan untuk semua pengguna narkoba. Mereka harus direhabilitasi untuk menghilangkan kecanduannya dari narkotika. “Mereka kan sakit, dari dulu pengguna harus disehatkan. Orang semacam ini kan harus dilindungi,” imbuhnya. Mengenai pengembalian Freddy Budiman ke LP Nusakambangan yang dilakukan sejak Jumat (20/9), Denny menjelaskan sebelumnya terpidana mati kasus kepemilikan 1,4 juta pil ekstasi itu dipinjam oleh kepolisian untuk mendalami kasus pabrik sabu di LP Cipinang. “Dia dibawa ke Jakarta juga untuk dikonfrontir,” jelasnya.
Nasihat Ruhut Senada dengan Deny, sang pengacara Ruhut pun minta Vanny direhabilitasi. Vanny Rossyane ditahan Direktorat Narkoba Polri di Cawang, usai diciduk polisi di Hotel Mercure, Jakarta Utara. Ruhut Sitompul pun berencana menjenguk Vanny utnuk memberikan nasihat.
“Aku mau datang. Tapi nantilah kalau aku sudah serah terima (jabatan ketua Komisi III DPR),” kata Ruhut saat dihubungi, Senin (23/9). Kunjungan Ruhut baru akan dilakukan bila dirinya sudah dilantik secara resmi menjadi ketua Komisi III DPR. Ia tidak ingin kunjungannya dinilai sebagai ‘kampanye terselubung’ untuk mendapatkan simpati orang. Saat menjenguk, Ruhut mengaku ingin memberikan wejangan dan menyadarkan Vanny untuk tidak lagi melakukan pelanggaran hukum. “Dia harus diingatkan, berhentilah berkelakukan seperti ini. Sudah waktunya bertaubat,” lanjutnya.
Ruhut pun setuju agar Vanny secpatnya mendapatkan rehabilitasi agar kecanduan yang dialaminya sejak SMP dapat tertangani dengan baik. Lebih dari itu, ia juga meminta agar mantan kekasih gembong narkoba, Freddy Budiman ini mendapatkan penanganan khusus dari psikiater untuk perbaikan psikisnya. “Selain direhabilitasi, ia juga harus dibawa ke psikiater. Itu sepertinya lebih dia butuhkan. Daripada ditahan di Lapas,” terang politisi Demokrat ini. Permohonan Reha Sementara itu, Pengacara Vanny Rossyane hari ini akan mengajukan surat permohonan rehabilitasi bagi kliennya. Pengacara Vanny, Hazmin Andalusi Sutan Muda mengatakan jika seharusnya pihak berwenang mengapresiasi tindakan Vanny yang membeberkan masalah peredaran narkoba di LP Cipinang. Karena itu sudah selayaknya jika tidak ada halangan jika mereka meminta permohonan rehabilitasi. Vanny diamankan bersama seorang temannya, Harun pada Senin (16/9) pukul 22.30 WIB. Ditemukan bukti sabu dan bong di lokasi penangkapan di Hotel Mercure, Jakarta Utara. Vanny kini masih diperiksa di Direktorat Narkoba Polri di Cawang, Jaktim. Dia menyebut penangkapan itu merupakan jebakan.- gt, dc, ky