[Buku 2/2] Prosiding Tugas Akhir 2020/2021 Universitas Pancasila

Page 1

BUKU 2

PRO SIDING. PAPER TUGAS AKHIR TAHUN 2020/2021 FAKULTAS TEKNIK PRODI ARSITEKTUR & IMA'B


Prosiding ini merupakan jurnal ilmiah proyek tugas akhir Mahasiswa Arsitektur Universitas Pancasila tahun 2020/2021.



KOORDINATOR Dr. Dini Rosmalia, S.T., M.Si. Ketua Prodi Arsitektur Universitas Pancasila Ramadhani Isna Putri, S.T., M.T. Sekretaris Prodi Arsitektur Universitas Pancasila L. Edhi Prasetya, S.T., M.T. Dosen Arsitektur Universitas Pancasila

PENANGGUNG JAWAB Wiras Dwi Aditama Penanggung Jawab Acara Ahmad Faisal Azis Panitia Editor Desain E-book Arifurrahman Panitia Editor Desain E-book

TIM PELAKSANA Adityawarman Azzahra Nafisya Tiara Putri Yolanda Khrisya Riandha Farraditha Shafa Aldanissya Imron Helen Devita Laily Khalia Hafid

Muhammad Arifulanam Ali Muntazhar Ayub Resi Kusuma Bagus ammar Daffa Scuderia Nandini Anindita Jamil Setiawan Robby Anshory

DITERBITKAN OLEH UP2M FTUP Jl. Raya Lenteng Agung No.56-80, RT.1/RW.3 Srengseng Sawah, Jakarta, Kota Jakarta Selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12640 teknik.univpancasila.ac.id/arsitekturs

ISBN xxx-xxxx-xxx-xx-x

4

Tim Penyusun

Zahra Febriana Moh.Ilham Resky.P Huda Wahyuni Nikken Andarini A Oky setiawan Raffly aprillyno hasan


KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan lindungan sehingga paper prosiding tugas akhir mahasiswa dapat dilaksanakan. Prosiding mahasiswa yang terkumpul dalam kesempatan ini merupakan hasil dari penulisan bagian dari pelaksanaan Tugas Akhir tahun akademik 2020/2021, Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ketua Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila, rekan-rekan mahasiswa dan panitia pelaksanaan prosiding serta pihak-pihak lainnya atas segala dukungan dan bantuannya, sehingga paper dapat terkumpul dan Prosiding ini dapat terwujud. Pada kesempatan ini pula kami mohon maaf jika diantara prosiding ini kondisinya masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, khususnya pada tata cara urutan penggabungan paper. Mengingat baru pertama kalinya mahasiswa menyusun sebuah prosiding bagian dari Tugas Akhir, untuk itu kami memohon masukan, koreksi dan saran untuk kesempurnaan buku ini. Penulis berharap apa yang terangkum dalam Prosiding Tugas Akhir tahun Akademik 2020/2021 ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 14 Agustus 2021

Tim Penyusun Prosiding

Kata Pengantar

5


DAFTAR ISI COVER

1

TIM PENYUSUN

4

KATA PENGANTAR

5

DAFTAR ISI

6

JURNAL TUGAS AKHIR TAHUN

8 | 517

PENUTUP

6

Daftar Isi

518


JURNAL TUGAS AKHIR TAHUN 2020/2021


PENGEMBANGAN GEDUNG TRAINING CENTER DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA (UNJ) DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER 1,2

Mohamad Bagas Wiratama1 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 mbagaswiratama@gmail.com

Abstrak University Training Center atau UTC merupakan program yang berasal dari universitas untuk mendukung proses belajar mahasiswa UNJ agar menjadi mahasiswa yang memiliki keahlian lebih dan dapat bersaing dalam mencari kerja setelah lulus. Program yang diberikan ialah pusat pelatihan dan praktik mahasiswa, diantaranya untuk program studi Usaha Jasa Pariwisata, Tata Boga dan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Maka diperlukan Konsep rancangan untuk gedung tersebut agar dapat menjadi wadah dalam memfasilitasi berbagai kegiatan dalam pelatihan kepada mahasiswanya. Perancangan University Training Center ini dirancang menggunakan pendekatan arsitektur kontemporer yakni arsitektur masa kini dengan harapan dapat memberikan tampilan desain yang menarik dan segar agar para mahasiswa dapat belajar dengan semangat. Kata Kunci: University Training Center, Arsitektur Kontemporer, UNJ

PENDAHULUAN University Training Center Universitas Jakarta atau yang bisa disebut yaitu UTC UNJ telah dibangun pada tahun 2019. Gedung UTC UNJ dibangun untuk mendukung proses belajar mengajar, sebagai pusat pelatihan dan praktik yang diperuntukan bagi mahasiswa yang berasal dari berbagai kampus. Pelatihan terdiri diantaranya untuk program studi Usaha Jasa Pariwisata, Tata Boga dan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga [1]. Selain beberapa keahlian tadi tentunya training center tidak hanya sebagai pelatihan namun dapat menjadi wadah bagi mahasiswa dalam berkegiatan akademik maupun non akademik. UTC ini merupakan gedung yang sangat penting menaikan kualitas SDM bagi mahasiswa. Pada dasarnya bangunan ini dipakai untuk pelatihan, maka perlu namanya fasilitas pendukung yang dapat menaikan daya kreatifitas mahasiswanya. Selain itu perlu tempat berkumpul yang bisa saling tukar pikiran namun tidak dengan suasana formal atau kaku, sehingga terciptanya ide-ide kreatif [2]. Suasana yang dibutuhkan lingkungan training center ialah suasana asik dan nyaman dalam berdiskusi. Masih kurang prasarana yang berada di gedung UTC ini, khususnya bagi mahasiswa yang bingung dalam melampiaskan kejenuhannya dalam belajar, tempat berbisnis dan tempat berkumpul. Mereka membutuhkan prasarana gedung yang lebih baik. Oleh karena itu diperlukan konsep rancangan yang bisa menjawab dari permasalahan dialami mahasiswanya. Fasilitas bagi mahasiswa dalam efisiensi menaikan kualitas SDM sebagai tema utama dalam pengembangan gedung ini. Tentunya berbeda dengan bangunan lain di kawasan kampus UNJ yang masih menggunakan desain konvensional. Maka pada pengembangan UTC

Universita Negeri Jakarta ini mengusung konsep arsitektur kontemporer yang diharapkan memberi tampilan wajah yang fresh dan dapat menarik minat untuk pelatihan bagi para mahasiswa TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan University Training Center (UTC) Kata University Training Center (UTC) atau yang bisa disebut pusat pelatihan merupakan wadah untuk pelatihan para mahasiswa pada tingkat kampus. Beberapa universitas di Indonesia telah memiliki gedung UTC ini dengan harapan mahasiswa setelah lulus memiliki bekal yang matang dalam bersaing di dunia kerja. Pada dasarnya antara unit training center dan university training center adalah sama namun ada beberapa perbedaan yaitu university training center merupakan wadah pelatihan tingkat kampus. Selebihnya dari itu adalah sama mulai dari fasilitas yang digunakan, area, dan kenyaman ruangan. Selain pelatihan UTC juga mengadakan sertifikasi dengan struktur yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan oleh penyelenggara. Sertifikasi ini tentunya harus dikeluarkan oleh pihak yang memiliki reputasi validasi kompetensi. Sehingga sertifikasi yang telah diperoleh peserta dapat digunakan dan berfungsi dengan semestinya. [1] Program pelatihan yang diadakan berbagai macam mulai dari pendidikan formal dan informal seperti program studi usaha jasa pariwisata, tata boga, pendidikan kesejahteraan keluarga, dan lainya. Tentunya pelatihan ini sangat berguna bagi peserta untuk menambakan keahlian. [1]


UTC ini merupakan gedung yang sangat penting menaikan kualitas SDM bagi mahasiswa. Pada dasarnya bangunan ini dipakai untuk pelatihan, maka perlu namanya fasilitas pendukung yang dapat menaikan daya kreatifitas mahasiswanya. Selain itu perlu tempat berkumpul yang bisa saling tukar pikiran namun tidak dengan suasana formal atau kaku, sehingga terciptanya ide-ide kreatif. Suasana yang dibutuhkan lingkungan training ialah suasana asik dan nyaman dalam berdiskusi. 2. Tinjauan Arsitektur Kontemporer Arsitektur kontemporer adalah gaya arsitekur yang sedang menjadi trend desain di masa sekarang termasuk Indonesia bahkan beberapa negara. Dalam perkembangan satu dasawarsa terakhir arsitektur kontemporer cukup berkembang dan sangat jelas bahwa arsitektur kontemporer disukai. Dalam pengertiannya pun banyak ahli yang berkomentar [3]. Menurut Y. Sumalyo, Arsitektur modern akhir dan abad XX (1996) “Kontemporer adalah bentukbentuk aliran arsitektur yang tidak dapat dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya berbagai arsitektur tercakup di dalamnya” Ada beberapa ciri-ciri yang dimiliki arsitektur kontemporer yang dikemukakan oleh Orgin Schirmbeck [4]: a. Memiliki konsep ruang yang terkesan terbuka penggunaan partisi kaca dan memaksimalkan bukaan dengan tujuan agar cahaya bisa masuk dan tidak terkesan tidak masiv b. Ada harmonisasi antara ruang luar dan dalam seperti menggunakan courtyard sehingga terasa ruang terbuka di dalam bangunan. Lalu bisa juga dengan penggunaan perbedaan ketinggian lantai untuk pemisah ruang luar dan dalam. c. Gubahan yang dinamis dan ekspresif dengan cara membuat bangunan tidak berbentuk kotak saja namun dengan bentuk lainnya sehingga dapat ekspresif d. Fasad transparan memiliki tujuan optimalisasi cahaya matahari dapat masuk dan memberikan kesan terbuka sehingga dapat menarik orang lain untuk datang. e. Kenyamanan pada penggunaan bangunan ini berlaku siapa pun yang masuk termasuk para difabel yang datang f. Penggunaan elemen vegetasi pada lansekap dengan tujuan memberikan kesan sejuk pada site sehingga dapat menarik perhatian orang untuk dating g. Bangunan kokoh dengan menggunakan konstruksi yang kokoh dan menggunakan material modern 3. Tinjauan Penerapan Arsitektur Kontemporer Penggunaan konsep arsitektur kontemporer pada bangunan Training center ini adalah salah satu pendekatan kepada para anak muda dengan menyajikan

desain yang masa kini. Sehingga diharapkan para mahasiswa dapat tertarik dan bersemangat ketika sedang melakukan pelatihan di sini. Selain itu bertujuan umur bangunan yang menggunakan dengan desain kontemporer ini bisa bertahan beberapa tahun kedepan tidak termakan jaman [5]. METODOLOGI PERANCANGAN Metode perancangan pada penelitian pengembangan gedung UTC Universitas Negeri Jakarta yaitu: a. Data Primer • Observasi untuk melihat kondisi sekitar site secara langsung untuk mendapatkan data yang mana untuk menjadi bahan data perancangan. • Dokumentasi untuk metode pengumpulan data dengan acuan peraturan, hukum, dan sebagainya. Metode ini untuk memperkuat data di atas. b. Data sekunder • Literatur dengan cara mengumpulkan data pustaka yang bersumber dari buku yang relevan dan informasi yang didapatkan mampu sebagai refrensi untuk memperkuat argumentasi yang ada • Kebijakan pemerintah, berisi data yang berkaitan dengan aturan tentang rencana tata ruang kota dan penggunaan lahan. PERANCANGAN 1. Lokasi

Gambar 1. Kawasan Universitas Negeri Jakarta Sumber : kampusunj.com, 2020 [8] Telah diolah Kembali Oleh Bagas Universitas Negeri Jakarta merupakan salah satu universitas negeri yang berada di Jakarta timur dengan luas tapak 1.014.745 m2. Tapak pengembangan UTC UNJ adalah bagian dari dalam kawasan kampus UNJ dengan luas tapak 27.390 m2 dengan ukuran 85m x 322m. Untuk peraturan daerah yaitu KDB 55%, KDH 30%, KLB 3, dan GSB 10m. Tapak UNJ termasuk dalam zona pendidikan [5]. Rincian sebagai berikut • Lokasi : Kawasan Kampus UNJ, Jl Pemuda, Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur • Bangunan pada tapak UTC UNJ: gedung UTC UNJ, bangunan perkuliahan • Tapak site : Zona Pendidikan • Luas Kawasan UNJ : 1.014.745 m2 • Ukuran Tapak UTC UNJ : 85m x 322m


• Luas Tapak UTC UNJ : 27.390 m2 • KDB (55%) : 27.390 m2 x 55% =15.065m2 • KLB (3) : 3 x luas tapak • LTB : 3 x 27.390 m2 = 82.170m2 • KDH (30%) : 27.390 m2 x 30% =8.217m2 • GSB : 10 meter

dikti adalah kampus yang menjunjung tinggi pendidikan. Bentuk tapak memanjang sehingga massa bangunan menggunakan bentuk memanjang dengan area parkir berada di sisi kanan bangunan. Alur kendaraan yang baik yaitu para peserta bisa turun di drop off dahulu lalu kendaraan bisa menuju ke area parkir. Jika peserta ingin pulang bisa menunggu di drop off untuk dijemput oleh kendaraan dari area parkir.

Gambar 2. Lokasi UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber : Google earth, 2020 Telah diolah Kembali Oleh Bagas Gedung training center ini berada di sisi Jl. Pemuda, Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur yang merupakan salah satu jalan utama yang berada di Jakarta dan terhubung menuju Jl. Pramuka. Jalan Pemuda ini memiliki karakter jalan besar dan memiliki 2 arah arus kendaraan yang tentunya dilewati banyak kendaraan di tiap harinya. Berikut untuk batasan lokasi UTC Universitas Negeri Jakarta. Tabel 1. Jangkauan Lokasi Tapak Batasan-batasan Lokasi Utara : Jl. Pemuda, Ruko makanan Timur : Labschool Junior High School Rawamangun Selatan : Kampus Universitas Negeri Jakarta Barat : Lahan kosong, SPBU Batas utara pada tapak ini merupakan Jalan Jalan Pemuda Jakarta Timur, sehingga lokasi tapak mudah ditemukan atau dicapai bagi siapa saja yang akan menuju kesana. selain itu lebar ruas jalan sudah memenuhi standart yakni 10 m sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi kemacetan disekitar tapak. Pada sisi timur terdapat Labschool Junior High School Rawamangun yang merupakan sekolah untuk tingkat menengah pertama. Pada sisi selatan terdapat jalan Daksinapati yang merupakan jalan kecil yang dimiliki oleh kawasan kampus UNJ sehingga untuk menuju tapak ini bisa dilalui dari belakang tapak atau dari kawasan kampus. Pada sisi timur terdapat lahan kosong yang tidak memiliki bangunan. 2. Filosofi Bangunan Pengembangan training center ini menggunakan konsep pendekatan arsitektur kontemporer. Sehingga diharapkan memberi tampilan wajah yang fresh dan dapat menarik minat untuk pelatihan bagi para mahasiswa. Maka massa bangunan menggunakan bentuk dasar yang menyerupai tumpukan buku yang mana buku adalah identik dengan pelatihan dan pembelajaran sesuai dengan fungsi bangunan. Lalu bentuk ini juga bisa sebagai landmark bahwa Universitas Negeri Jakarta dan bersama kemenristek

Gambar 3. Transformasi Bentuk UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021 3. Konsep Perancangan Tapak

Gambar 4. Konsep Perancangan Tapak UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021 Berdasarkan pada gambar diatas, orientasi utama bangunan menghadap ke arah utara atau jalan utama Jl. Pemuda. Untuk alur sirkulasi dibuat mengelilingi bangunan UTC dengan pintu masuk utama pada sisi timur tapak yang berbatasan langsung dengan Jl. Pemuda. Setelah masuk kedalam tapak maka kendaraan bisa drop off di halaman bangunan lalu menuju ke area parkir. Untuk pintu keluar diletakan pada sisi barat bangunan dan langsung menuju ke Jl. Pemuda. Akses masuk dan keluar pun bisa dari dalam kawasan UNJ yaitu pintu akses berada di selatan.


Gambar 7. Sistem Struktur UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

Gambar 5. Analisa kebisingan Tapak UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021 Kebisingan pada indikator merah disebabkan oleh pengguna jalan kendaraan bermotor yang beroprasi di jalan utama di jl Pemuda sehingga indikator ini menjadi penyebab kebisingan utama pada tapak ini. Tentunya hal ini dapat menganggu proses pelatihan yang mana dibutuhkan suasana cukup tenang. Namun hal ini bisa diredam dengan pemberian vegetasi yang cukup pada sisi yang berbatasan langsung denga jalan raya. Sehingga vegetasi ini bisa jadi barrier atau peredam suara yang berasal dari jalan raya. [2]

Gambar 6. Rencana Vegetasi sekitar UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021 Lokasi sekitar tapak memilki cukup banyak vegetasi terutama diruas jalan area kampus dan sekitaran tapak jalan raya. Vegetasi yang digunakan didominasi oleh pohon sebagai peneduh. Tentunya vegetasi yang sudah ditanam akan dirapihkan dan ditata kembali agar dapat dinikmati bagi orang yang melihatnya [7]. Selain itu perlu dilakukan perawatan yang berkelanjutan agar vegertasi terawat. 4. Sistem Struktur Sub strucuture atau Struktur bawah pada UTC Universitas Negeri Jakarta menggunakan pondasi tiang pancang, Pondasi ini memiliki ketahan beban lebih kuat karena pondasi ini berdiri di atas tanah keras sehingga dapat berkerja optimal. Pondasi ini menggunakan sruktur beton bertulang. Tiang pancang dianjurkan untuk bangunan bertingkat di atas 3 lantai. Untuk middle structure menggunakan struktur beton bertulang, struktur ini memiliki keunggulan flexibelitas dan ketahanan yang cukup. Lalu untuk struktur atap menggunakan dak beton dan dipadupadakan dengan baja.

5. Material Bangunan UTC Universitas Negeri Jakarta menggunakan mateerial bangunan yang terlampir pada tabel dibawah sebagai berikut:

Jenis

Tabel 3. Material Bangunan Jenis Bahan Aplikasi Pada Bangunan

Penutup Atap

Dak beton dan kaca tempered

Atap Utama Bangunan UTC Universitas Negeri Jakarta

Rangka Atap

Beton bertulang dan baja

Rangka Atap Utama Bangunan

Dinding Eksterior

ACP (Alumunium Compossite Panel) dan kaca stopsol

Eksterior Bangunan

Lantai

Granit Tile 80 x 80 Homogenous Tile 60 x 60 Parquet 1200 x 300

Lantai pada UTC Universitas Negeri Jakarta

Landscaping

Grass Block

Area Parkir

Plafond

Gypsum

Interior UTC ruang Universitas Negeri Jakarta

6. Hasil Perancangan a. Denah Pengembangan UTC Universitas Negeri Jakarta memiliki 3 bangunan utama yang memiliki fungsi masing-masing namun masih terhubung. Terdiri dari gedung A yang berfungsi sebagai tempat penginapan dan commercial place. Gedung B berfungsi sebagai kantor utama dan jembatan penghubung. Lalu Gedung


C sebagai untuk tempat pelatihan dan commercial place. Denah terlampir sebagai berikut.

b.

Tampak UTC Universitas Negeri Jakarta berbentuk memanjang dan menyerupai tumpukan buku. Gedung A, B, dan C saling terhubung. Gedung B berfungsi sebagai jembatan hubung antar gedung A dan gedung C.

Gambar 12. Tampak depan gedung A B C UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021 Gambar 8. Blok Plan UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

Gambar 12. Tampak kiri gedung A B C UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021 c.

Potongan Potongan UTC Universitas Negeri terlampir sebagai berikut:

Jakarta

Gambar 9. Denah lantai 1 gedung A UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

Gambar 13. Potongan gedung A UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

Gambar 14. Potongan gedung B UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

Gambar 10. Denah lantai 1 gedung B UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

Gambar 15. Potongan gedung C UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021 Gambar 11. Denah lantai 1 gedung C UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

d.

Perspektif Perspektif UTC Universitas terlampir sebagai berikut:

Negeri

Jakarta


Gambar 16. Perspektif Eksterior UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

Gambar 18. Perspektif Kelas UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

Gambar 17. Perspektif Eksterior UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021 Gambar 18. Perspektif Auditorium UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

Gambar 17. Perspektif Lobby UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

Gambar 18. Perspektif Kelas UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021 KESIMPULAN

Gambar 17. Perspektif Food Court UTC Universitas Negeri Jakarta Sumber: Bagas, 2021

Pada Pengembangan Gedung UTC di Universitas Negeri Jakarta dengan pendekatan arsitektur kontemporer ini harus memenuhi beberapa poin agar menjadi kesesuaian UTC UNJ dengan pendekatan arsitekktur kontemporer itu sendiri. Tabel 4. Penerapan Arsitektur Kontemporer Pada UTC Universitas Negeri Jakarta No Kriteria Keterangan 1 Memiliki konsep UTC di Universitas terbuka Negeri Jakarta memiliki


memaksimalkan cahaya masuk

2

Harmonisasi antara ruang luar dan dalam

3

Fasad yang dapat optimalisasi cahaya

4

Pengunaan elemen vegetasi maksimal

5

Menggunakan konstruksi yang kokoh dan material modern

pemaksimalan ruang terbuka dengan minim sekat dan ditambah terdapat sumber cahaya langsung dari matahari karena terdapat skylight di atap bangunan. UTC di Universitas Negeri Jakarta memiliki denah yang cukup harmonis. Pada bangunan UTC UNJ ini tentunya memaksimalkan cahaya masuk dengan membuat dinding bangunan menggunakan material kaca stopsol. Sehingga cahaya dapat masuk dengan maksimal UTC di Universitas Negeri Jakarta memiliki beberapa tempat yang memiliki ruang teduh dengan vegetasi. Seperti area pedestrian, taman, dan area parkir. UTC di Universitas Negeri Jakarta memiliki material yang modern. Salah satunya menggunakan kaca stopsol pada fasad bangunan. Material ini cukup umum digunakan pada bangunan kantor bertingkat.

DAFTAR PUSTAKA “UNJ Bangun Gedung University Training Center Sebagai Pusat Pengembangan SDM“2020 https://ayokuliah.id/artikel/berita-kampus/unjuniversity-training-center/

[1]

[2]

[3]

[4] [5] [6]

Imasari Nadia, Penyediaan Hutan Kota dan Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Menurut Preferensi Masyarakat di Kawasan Pusat Kota Tangerang, 2015 Modern, A., Pemahaman, K., Dictionary, I., Burden, E., Kontemporer, G., Dictionary, I., Burden, E., & Kontemporer, A. 1940 I Gede Wahyu Kusuma.Gunadarma. Arsitektur Kontemporer Indonesia, 2015 Veronika Cahyadi, Organisasi ruang dalam arsitektur. Jakarta: Universitas Trisakti, 2015 E Neufert, Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2002

[7]

D. Adler, New Metric Handbook: Planning and Design Data, London: Architectural Press, 1997.

[8]

Semua yang perlu diketahui tentang UNJ,2016 https://kampusunj.com



SEKOLAH TINGGI MUSIK DI JAKARTA PUSAT Shania Noor Aisyah 1 Anedya Wardhani 2 1 Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 2 Dosen Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 4117215008@univpancasila.ac.id ___________________________________________________________________________________

Abstrak Pendidikan musik pada umumnya sangat penting untuk membuat manusia menjadi lebih sensitif serta memaksimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri. Pendidikan musik bukan hanya sekedar bisa membaca not balok, tetapi juga sebagai alat untuk berekspresi dan menge mbangkan imajinasi. Sekolah tinggi yang menyediakan pendidikan formal dibidang musik tergolong sedikit. Fasilitas yang disediakan di beberapa sekolah tinggi masih sangat terbatas dan pemanfaatan akustik ruang juga kurang maksimal. Jakarta merupakan pusat dari segala aktivitas di Indonesia, lengkapnya sarana dan prasarana menjadi nilai tambah. Begitupun dengan antusiasme masyarakat terhadap musik tergolong tinggi, ditandai dengan adanya berbagai pertunjukan musik yang berasal dari dalam negeri maupun mancane gara. Musisi besar banyak berkarir di Jakarta dan banyaknya rumah produksi musik yang juga berpusat di Jakarta. Berdasarkan fenomena yang terjadi, Jakarta Pusat dipilih menjadi lokasi perancangan Sekolah Tinggi Musik. Pada perancangan Sekolah Tinggi Musik, bukan hanya mengandalkan fungsi dan aksesbilitasnya saja, tetapi menggabungkan tema ekspresionisme kedalam perancangan yang mengimplementasikan keterkaitan musik dengan arsitektur. Kata Kunci: Ekspresionisme, Konsep Arsitektur, Musik, Pendidikan, Struktur Musik, Sekolah Tinggi

Abstract Music education generally can make humans more sensitive and maximize the function of the right brain and left brain. Music education is not just being able to read musical notes, but also as a means of expr ession and develop imagination. The facilities provided in several music institute are still very limited and the use of room acoustics is also less than optimal. Jakarta is the center of all activities in Indonesia, complete facilities and infrastructure are an added value. Likewise, the public's enthusiasm for music is relatively high, marked by the existence of various musical performances originating from within the country and abroad. Many great musicians have careers in Jakarta and many music production houses are also based in Jakarta. Based on the phenomenon that occurred, Central Jakarta was chosen as the location for the design of the Music College. In designing the College of Music, not only relying on function and accessibility, but incorporating the theme of expressionism into a design that implements the relationship between music and architecture Keyword: Architecture, Architectural Concept, Education, Expresionism, Music Institute, Music Stucture.

____________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Musisi dan maestro musik di Indonesia sangat beragam, secara akademisi mereka kurang dihargai kepakarannya. Maka perlu adanya suatu institusi yang menampung segala macam bentuk aktivitas bermusik secara formal. Pendidikan musik formal di Indonesia tergolong sedikit. Beberapa contoh diantaranya, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Pelita Harapan, Institut Seni Indonesia dan Institut Seni Jakarta. Fasilitas yang disediakan juga terbatas dan pemanfaatan akustika ruang yang kurang maksimal. Sekolah tinggi yang ada masih belum memiliki fasilitas gedung pertunjukan (auditorium) yang memadai dan tersendiri. Jakarta merupakan pusat dari segala aktivitas di Ibu Kota Indonesia. mudahnya aksesbilitas

transportasi dan lengkapnya sarana dan prasarana yang mudah dijangkau secara umum. Lokasi berada di pusat kota Jakarta agar selaras dengan tujuan yaitu, pusat pendidikan musik. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya suatu ruang dan tempat yang dapat memfasilitasi kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam seni musik dengan merancang Sekolah Tinggi Musik di Jakarta Pusat secara formal. Dengan harapan dapat menghasilkan pakar musik secara intelektual, bukan hanya berkarir dalam performance melainkan dapat menjadi bagian dalam industri musik yang berkualitas baik di dalam negeri maupun di mancanegara.


TINJAUAN PUSTAKA A. Sekolah Tinggi Musik Perguruan tinggi adalah jenjang kelanjutan dari jenjang pendidikan menengah yang memiliki kemampuan akademik dan profesional serta dapat mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni [1]. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan tinggi terdiri dari beberapa jenis, yaitu akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. [2] Sekolah tinggi musik merupakan jenjang pendidikan tinggi yang tingkatnya sederajat dengan perguruan tinggi pada umunya. Fungsi utama dari bangunan ini adalah menjalankan pendidikan secara formal dalam bidang Seni Musik yang berperan sebagai sarana mahasiswa dalam menampung apresiasi seni khususnya dalam bidang musik di Kota Jakarta Pusat. B. Musik Musik merupakan sekumpulan suara yang diselaraskan bersama untuk menghasilkan komposisi tunggal. Demikian pula dengan arsitektur yang memiliki organisasi ruang yang kompleks namun tetap harmonis [3]. Struktur lagu adalah rangkaian musik yang tersusun membentuk sebuah komposisi musik yag bermakna. Lingkup musik berjalan pada bidang arsitektur yang memiliki kesamaan dalam konsep komposisi [4]. Struktur lagu terdiri dari : 1. Intro adalah pembuka dalam sebuah lagu. Intro merupakan kesan pertama pada musik agar dapat menarik perhatian pendengar dan memperkenalkan lagu tersebut kepada mereka. 2. Verse merupakan bait pengantar dalam musik sebelum bagian chorus. 3. Bridge merupakan jembatan atau modulasi pada bagian musik antara verse dan chorus. Nada pada bridge berbeda antara verse dan chorus namun tetap selaras. 4. Chorus atau Reffrain, merupakan bagian inti dalam sebuah lagu. Diulang lebih dalam sekali [5] 5. Interlude hampir sama dengan intro. Perbedaanya berada di tengah lagu setelah chorus/refrain yang menyambung ke bagian verse. Pada interlude berisi instrumental musik tanpda adanya lirik. 6. Ending merupakan bagian akhir dari sebuah lagu. Komposisi musik saat ending bersifat semakin menghilang secara perlahan. Kegiatan dan Pelaku Pengguna Pada Sekolah Tinggi Musik.Auditorium. C. Tema Perancangan Ekspresionis Tema yang akan diterapkan perancangan merujuk pada arsitektur ekspresionis. Arsitektur ekspresionis adalah penekanan sisi sipiritual dan

emosi dari aspek fungsi (form follow to function) [6] Arsitektur ekspresionis mengungkapkan kebebasan berekspresi arsitek dalam mewujudkan bangunan dengan daya tarik visual yang tidak monoton. Dalam tema perancangan kali ini, akan mempresentasikan objek bangunan sebagai seni yang atraktif dan emosional. D. Studi Banding 1. Royal Collage of Music, Swedia Royal College of Music berada di pusat kota Swedia. Memiliki luas 21.600 m² dengan jumlah mahasiswa sebanyak 825 orang. Merupakan institusi musik lokal setempat yang memiliki beragam fasilitas penunjang diantaranya terdapat berbagai macam aula seperti : aula konser utama kapasitas mencapai 530 kursi, chamber hall, little hall, dan small hall kreativitieum. Penerapan sistem akustika pada ruangan aula sangat baik. Perancangan bukan hanya mengedepankan fungsi sebagai peredam dan refleksi suara. Melainkan juga memperlihatkan keindahan estetika dari segi visual. Penggunaan elemen kayu pada panel, perancangan pencahayaan ruang, serta pemilihan ragam warna yang menjadi ciri khas atau ekspresi disetiap aula.

Gambar 1. Royal College of Music, Swedia Sumber Gambar : Archdaily.com

2. Royal Collage of Music, Swedia Voxman Music Building, berada di pusat kota Lowa Amerika Serikat. Terletak di distrik pendidikan yang memiliki ruang terbuka dan jalan yang lebar. Luas lahan sebesar 17.280 m² dengan bangunan sebesar 2.800 m². kapasitas mahasiswa mencapai 1.000 orang. Memiliki concert hall utama yang mampu menampung 700 kursi penonton. Sistem akustika yang diterapkan menggunakan sistem theatroacoustic yang menyatukan berbagai unsur akustika ruang, pencahayaan, dan keselamatan yang dirakit dari 946 modul komposit alumunium lipat model parametrik. Di area pertunjukan recital piano menggunakan panel akustik berwarna merah dengan menggunakan material permukaan lantai kayu, dan bentuk modul bertekstur pyramidal. Pada area ruang latihan utama, langit-langit


digantungkan reflektor berbahan alumunium berbentuk laying-layang dengan bentuk bervariasi dan berlubang untuk menciptakan efek pencahayaan yang dramatis

PERANCANGAN A. Data Lokasi perancangan berada di Jl. Benyamin Suaeb, Kec.Kemayoran Jakarta Pusat. Memiliki luas tapak sebesar 5 hektar.

Gambar 2. Voxman Music Building Amerika Sumber Gambar : Archdaily.com

3. Royal Collage of Music, Swedia Departemen Musik Universitas Pelita Harapan berada di Tangerang. Lokasi berada di lingkungan pendidikan, dekat dengan pusat perbelanjaan, dan memiliki aksesbilitas yang mudah dijangkau. Luas bangunan departemen musik mencapai 1.200 m² dengan daya tamping 200 mahasiswa. Fasilitas utama dan penunjang tergolong cukup memadai yang terdiri dari ruang kelas dan ruang praktek setiap departemen musik. Material kayu digunakan dalam sistem akustika ruangan, terletak di ruang aula bersama yang diperuntukan untuk konser, resital musik, chamber, dan beragam seminar musik.

Gambar 4. Lokasi dan Potensi Tapak Sumber gambar : Analisis Shania

Tabel 1.Potensi dan Batas Tapak Sumber : Analisis Shania

No 1 2 3

Nama Indogrosir Kemayoran Polres Jakarta Pusat The Boutique & Puri Kemayoran

4

Citra Tower

5

Monumen Ondel-Ondel Jakarta

Gambar 3. Aula Konser Departemen Musik Sumber Gambar : https://serpongupdate.com/

METODOLOGI PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam merancang “Sekolah Tinggi Musik di Jakarta Pusat” menggunakan teknik pengumpulan data yang terbagi atas: observasi, dokumentasi, tinjauan pustaka dan studi preseden. Bagan 1. Metodologi Perancangan Sumber : Analisis Shania Data

Analisis

- Daftar Pustaka - Referensi - Studi Banding

Sintesis

Konsep Perancangan

Potensi Bagi Tapak Dekat pusat perbelanjaan Tingkat keamanan tinggi Apartement yang bisa dijadikan tempat tinggal mahasiswa sementara serta potensi dekatnya akses pendidikan tinggi seni musik bagi penghuni apartemen. Apartement yang bisa dijadikan tempat tinggal mahasiswa sementara serta potensi dekatnya akses pendidikan tinggi seni musik bagi penghuni apartemen. Setiap festival PRJ, patung ini selalu menjadi ikon. Memudahkan pengunjung untuk menemui bangunan Sekolah Tinggi Musik dan berpotensi menjadi ikon baru Kota Jakarta Pusat.

Menurut peraturan pemerintah DKI setempat, diperoleh perhitungan tapak sebagai berikut :  KDB : 40%  40% x 50.000 = 20.000 m²  KLB : 5  5 x 50.000 = 250.000 m²  KDH : 30%  30% x 50.000 = 15.000 m²  KB : 48  KTB : 55


B. Analisis Tapak

3. Konsep Ruang Luar Pada perancangan ruang luar, terdapat beberapa elemen pendukung seperti amphitheater, area olahraga, taman aktif, area kolam, serta beragam jenis vegetasi. Tujuannya untuk sarana rileksasi dari aktivitas belajar-mengajar.

Gambar 5. Analisis Tapak Sumber gambar : Shania

Konsep perancangan tapak mengadopsi unsur-unsur musik yang harmoni dan dinamis. Perletakkan massa sesuai dengan bentuk struktur lagu (intro, verse, bridge, ending) sesuai dengan fungsi pada tiap bangunan yaitu (gerbang masuk,bangunan utama, area penghubung antar fungsi bangunan berbeda, bangunan utama, keluar tapak). Sirkulasi pada tapak melingkar dan dinamis mengikuti bentuk massa bangunan. Jakarta Pusat termasuk ke dalam daerah tropis dengan intensitas cahaya matahari tinggi dan curah hujan lebat. Maka dari itu, untuk mengurangi panas matahari memanfaatkan vegetasi rindang eksisting pada sisi timur dan penambahan vegetasi pada sisi barat untuk mengurangi panas matahari dan membuat sisi barat (area taman terbuka) dan sejuk. 2. Konsep Zonasi Tapak Pada perancangan Sekolah Tinggi Musik di Jakarta Pusat menggabungkan konsep struktur musik yang terdiri dari intro, verse, bridge, chorus, dan ending. Struktur dalam musik akan diterapkan pada zonasi siteplan dan tampak muka bangunan di dalam tapak. Zoning pada tapak disesuaikan dengan fungsi bangunan dan bentuk tapak. Mewakili karakter salah satu lagu yang bersifat dinamis serta fleksibel terdapat lengkungan. Dari bentuk zonasi yang diperoleh (gambar 6) kemudian akan digunakan sebagai ide awal dalam perkembangan desain selanjutnya.

Gambar 7. Konsep Ruang Luar Sumber gambar : Shania

4. Konsep Perancangan Bangunan

4

5

Gambar 8. Gubahan Massa Sumber gambar : Analisis Shania

Tapak diibaratkan sebagai lembaran kosong yang diisi oleh beberapa kumpulan not (bangunan, pola sirkulasi jalan, vegetasi dan lainnya)bisas disebut dengan partitur musik, dimana notasi berperan penting dalam pembentukan sebuah lagu. Pada lagu dibagi menjadi 5 bagian berdasarkan tema perancangan yaitu intro, verse, bridge, chorus, dan ending. C. ANALISIS Program Ruang Berdasarkan studi banding, dapat disimpulkan beberapa pihak yang terlibat dalam Sekolah Tinggi Musik di Jakarta yaitu : Tabel 2. Pelaku Sumber : Analisis Shania

No 1

Pelaku Mahasiswa

Intro

2

Staf Pengajar

3

Pengunjung

4

Pengelola Gedung

Vers eBridge

Chorus Ending

Gambar 6. Konsep Zonasi Tapak Sumber gambar : Analisis Shania

Keterangan Orang yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tenaga profesional untuk mengajar mahasiswa Masyarakat yang datang kedalam bangunan dengan akses terbatas seperti concert hall, seminar, administrasi, taman, dan cafeteria. Orang yang mengelola gedung mulai dari administrasi hingga teknis seperti dirketur, pegawai,


ketua yayasan, serta office boy.

3. Pemadam Kebakaran Skema 3. Pemadam Kebakaran Sumber : Shania Sumber Api

Detector

Panel

   

Sprinkler APAR Hydrant Pemadam

HASIL PERANCANGAN

Gambar . Diagram Matrik Ruangan Sumber : Analisis Shania

D. Konsep Sistem Struktur Kondisi tanah pada tapak cenderung keras dan berwarna merah kecoklatan. Ketinggian lantai bangunan maksimal 5 dengan 1 lantai basement. Menggunakan pondasi bore pile yang paling kokoh dan cocok disegala kondisi tanah. Pondasi ini digunakan untuk semua bangunnan dan retaining wall sebagai dinding penahan di lantai basement.tanah pada tapak.

Gambar 10 Site Plan dan Block Plan Sumber gambar : Shania

Gambar 9. Axonometri Struktur Sekolah Tinggi Musik Sumber : Shania

E. Konsep Sistem Utilitas Konsep utilitas pada bangunan dijelaskan dalam skema berikut ini : 1. Air Bersih PDAM

Skema 1. Skema Air Bersih Sumber : Shania Meteran

Tandon

Gambar 11. Bird View Konrol Tangki

Sumber gambar : Shania Water Tower

Pompa

Unit Bangunan : Nozzle, Fire Hydrat, Pantry, Toilet, Café, Washtafel

2. Air Kotor Skema 2. Skema Air Kotor Sumber : Shania

Air Kotor Api

Pipa Sanitasi

Riool Kota

Water Treatment

Septictank

Bak Resapan

Gambar 12. Denah Concert Hall Sumber gambar : Shania


Gambar 13. Denah Sekolah Tinggi Musik Sumber gambar : Shania

Gambar 17.Perspektif Interior Sumber gambar : Shania DROP OFF LOBBY

Gambar 14. Perspektif Sekolah Tinggi Musik Sumber gambar : Shania

Gambar 15. Interior Art Gallery Sumber gambar : Shania

KESIMPULAN Pada perancangan Sekolah Tinggi Musik di Jakarta Pusat merupakan suatu tempat yang mewadahi aktivitas pendidikan musik secara formal. diperuntukkan bagi masyarakat domisili Jakarta dan sekitarnya yang sudah lulus sekolah tingkat SMA/SMK sederajat. Bentuk zonasi tapak dan tampak bangunan mengekaspresikan konsep struktur pada musik yaitu : intro, verse, bridge, chorus dan, ending. Diharapkan dengan adanya Sekolah Tinggi Musik ini dapat menjadi titik awal untuk mengembangkan potensi mahasiswa dalam bidang musik dan menjadi profesional dalam karir bermusik yang dapat bersaing di tingkat lokal maupun global. DAFTAR PUSTAKA

Gambar 16. Entrance Sumber gambar : Shania

[1] P. R. Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003, Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia, 2003. [2] M. Nasional, Keputusan menteri pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta: Depdiknas, 2002. [3] A. Storr, Nusic and the Mind, The Free Press, 1992. [4] R. S. Eiler, "Experiencing Architecture," in MIT Press, Cambridge, 1974. [5] J. K. H. Davidson, Songwriting for Beginners : An Easy Beginning Method, Alfred Music, 1996. [6] D. E. Monica D Sakul, "Implementasi Aliran Seni Ekspresionisme dalam Karya Arsitektur," Media Matrasain, pp. 75-92, 1 Agustus 2012.


PENGEMBANGAN KAWASAN PANTAI KILO LIMA KABUPATEN BANGGAI SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI 1,2

Lia Nova Prabawati1 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 lianovaprabawati@gmail.com

__________________________________________________________________________________ Abstrak Suatu kawasan wisata perlu wadah aktivitas-aktivitas baru untuk Meningkatkan industri pariwisata dikawasan tersebut. Sama halnya dengan kawasan pantai kilo lima yang perlu menyediakan fasilitas penunjang yang memadai, penyediakan fasilitas umum, memberikan edukasi dari konservasi terumbu karang dan ikan banggai cardinal fish, untuk mewadahi beragam aktivitas baru yang dikembangkan dilokasi seperti diving, snorkelling dll. Metode perancangan yang dilakukan yaitu metode kualitatif. Metode kualitatif ini dihasilkan dari pengumpulan data-data dan memanfaatkan teori-teori yang ada sebagai bahan untuk pembahasan sehingga menghasilkan sebuah teori. Perancangan kawasan wisata dengan tema wisata bahari ini didukung oleh potensi dari kawasan itu sendiri. Dimana dengan potensi alam yang mendukung tetapi kurangnya pengelolaan didalamnya. Dengan mengembangkan kawasan wisata bahari ini diharapkan agar bermanfaat sebagai objek wisata potensial, serta sekaligus meningkatkan industri pariwisata di kawasan pantai kilo lima dan juga agar wisatawan yang berkunjung dapat lebih nyaman dan lebih bereksplorasi terhadap potensi alam disekitar. Untuk konsep dan ide-ide yang diterapkan dikawasan adalah wisata air, penyewaan wisata air, konservasi ikan banggai cardinal fish, pusat kuliner, dan lainnya. Kata Kunci: Wisata Bahari, Pariwisata _________________________________________________________________________________________

Abstract A tourist area needs a new forum of activities to improve the tourism industry in the region. Similarly, kilo lima beach area that needs to provide adequate supporting facilities, provide public facilities, provide education from the conservation of coral reefs and fish banggai cardinal fish, to accommodate a variety of new activities developed in locations such as diving, snorkeling etc. The design method is qualitative method. This qualitative method is produced from collecting data and utilizing existing theories as material for discussion so as to produce a theory. The design of tourist areas with the theme of marine tourism is supported by the potential of the region itself. Where with the potential of nature that supports but lack of management in it. By developing this marine tourism area is expected to be useful as a potential tourist attraction, as well as increase the tourism industry in the beach area kilo lima and also so that tourists who visit can be more comfortable and more explored the potential of the surrounding nature. For concepts and ideas applied in the region are water tourism, water tourism rental, conservation of fish banggai cardinal fish, culinary center, and others. Kata Kunci : Marine tourism, Tourism _________________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN Peranan sektor pariwisata nasional semakin penting, sejalan dengan perkembangan dan kontribusi yang diberikan sektor pariwisata melalui penerima devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah, maupun dalam penyerapan investasi dan tenaga kerja serta pengembangan usaha yang tersebar diberbagai pelosok wilayah diindonesia.(1) Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian daerah telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi sejumlah daerah, terlebih didaerah yang mempunyai potensi seperti kabupaten banggai dengan adanya daya tarik wisata yang cukup besar, banyaknya keindahan alam,

aneka warisan sejarah dan kehidupan masyarakat. Untuk meningkatkan peran dalam pariwisata, sangat terkait antara destinasi wisata sendiri yang dapat dijual dan sarana yang mendukung terkait dalam industri pariwisata. Kabupaten banggai memiliki beberapa objek wisata yang potensial dan tidak kalah indahnya dengan daerah lain seperti, Wisata air terjun salodik, Air terjun piala, Bukit kasih sayang, Pulau dua balantak, Bukit teletubbies dan masih banyak lagi. Dan Salah satu wisata dikabupaten banggai yaitu pantai kilo lima yang merupakan ikon pariwisata di daerah ini. Sehingga diharapkan juga dapat bermanfaat sebagai objek wisata potensial, serta sekaligus meningkatkan industri pariwisata di kawasan pantai kilo lima dan juga agar wisatawan


yang berkunjung dapat lebih nyaman dan lebih bereksplorasi terhadap potensi alam disekitar. Wisata di kawasan kilo lima ini akan dikembangkan dengan potensi dari pantai kilo lima sendiri yaitu wisata bahari. Manfaat dengan adanya pengembangan kawasan wisata di pantai kilo lima yaitu, Agar bermanfaat sebagai potensi objek wisata potensial. TINJAUAN PUSTAKA A.

Tinjauan Tema Perancangan

dan kerajinan rakyat yang berwawasan lingkungan. f. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam hal kepariwisataan melalui penyedia lembaga pendidikan profesional kepariwisataan C. Tinjauan Teori Sebagai referensi dan acuan dalam merancang diperlukan studi pustaka mengenai hal hal terkait kawasan wisata diantaranya; Strategi Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat. . 2. Pengembangan Pariwisata Pengembangan suatu kawasan atau objek wisata menjadi daerah tujuan wisata dapat diandalkan ditentukan oleh berbagai produk wisata yang harus dimiliki daerah tersebut, faktor-faktor tersebut yaitu adanya objek yang disaksikan dan mempunyai daya tarik khusus serta berbeda dengan daerah lainnya, ada atraksi wisata yang disajikan untuk wisatawan, ada oleholeh khusus dari kawasan objek wisata yang akan dibeli dan dibawa pulang, serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti restoran, penginapan, transportasi, komunikasi dan lainnya (Khodyat, 1996:59).(3) Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pengelolaan kawasan objek wisata dalam perancangan ini adalah pengembangan dan penyediaan sarana dan prasarana berupa akomodasi tanpa merubah keaslian dari kawasan objek wisata.

1.

Tinjauan tentang Tema Perancangan yang diterapkan merupakan tema Kawasan Wisata Berbasis Wisata Bahari. Penetapan wisata bahari berdasarkan dri beberapa potensi dilokasi. Wisata bahari merupakan kegiatan yang bersifat rekreasi dimana aktivitasnya dilakukan pada media kelautan atau bahari dan meliputi daerah pantai, pulau-pulau disekitarnya, serta kawasan lautan dalam pengertian pada permukaannya, dalamnya, ataupun pada dasarnya termasuk didalamnya taman laut. B. Tinjauan Kebijakan Berdasarkan PERDA Banggai tahun 2015 [8], tentang Strategi pengembangan destinasi pariwisata banggai laut sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) huruf c, terdiri atas (2): a. mengembangkan objek wisata bahari dan budaya yang berwawasan lingkungan dan berciri lokal. b. Menjamin ketersediaan informasi pariwisata. c. Mendorong pengembangan objek-objek wisata bahari dan maritime. d. Mengembangkan dan memperkuat jaringan profesi usaha kepariwisataan. e. Mempromosikan dan memberi insentif bagi investor pariwisata dan f. Mendorong pengembangan produk unggulan disertai pengolahan dan perluasan jaringan pemasaran sebagai bagian dari destinasi pariwisata. Berdasarkan PERDA Banggai tahun 2015 [8], tentang strategi pengembangan prasarana dan sarana perekonomian dan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) huruf a, terdiri atas : a. Membangun, mengembangkan dan memelihara prasarana dan sarana dasar. b. Mendorong pengembangan infrastruktur penunjang pusat pertumbuhan sebagai pendukung perekonomian. c. Mendorong usaha kecil masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan dan menjamin ketersediaan pasar. d. Mengembangkan program kemitraan antara pengusaha dan masyarakat lokal untuk usaha kepariwisataan dan kerajinan rakyat. e. Mendorong pengembangan usaha pariwisata

3. Kepariwisataan Kepariwisataan adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari satu tempat ke tempat lainnya, yang mempunyai objek dan daya tarik wisata. 4. Wisata Alam Wisata alam adalah suatu tempat atau daerah yang memiliki ciri khas dan karakteristik unik tersendiri yang mampu menarik minat orang atau wisatawan untuk dating atau berkunjung. 5. Pesona Objek Wisata Terdapat 7 pesona objek wisata, yaitu : - Keamanan Wisatawan - Ketertiban - Kebersihan Lingkungan


- Kesejukan - Keindahan - Keramah-tamahan - Kenangan 6. Sarana Prasarana Berdasarkan kegiatan-kegiatan kepariwisataan yang ada pada studi banding diatas, maka akan memungkinkan apabila unsurunsur yang terdapat di studi banding diatas bisa digabungkan dan dikembangkan dikawasan pantai kilo lima. Unsur yang memungkinkan untuk dimasukkan kedalam kawasan pantai kilo lima yaitu : pusat kuliner, hotel/resort, wisata air, pusat oleh-oleh dan lainnya. METODOLOGI PERANCANGAN Waktu pelaksanaan perancangan dilaksanakan mulai Agustus 2020 sampai dengan Desember 2020. Metode perancangan yang dilakukan yaitu Metode Kualitatif. Metode kualitatif dihasilkan dari pengumpulan data-data dan memanfaatkan teori-teori yang ada sebagai bahan untuk pembahasan sehingga menghasilkan sebuah teori. Metode Kualitatif ini terdiri dari : 1. Studi Literatur

Gambar 1.1 Delineasi Batas Kawasan (Sumber Gambar : Diolah Dari Google Earth, 2020 )

Keterangan : = Batas Kawasan di Darat = Batas Jangkauan di Laut Dari gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa batas kawasan di darat 15 hektar dan batas jangkauan dilaut 300 meter. b.

Struktur Peruntukan Lahan

Untuk zona lokasi kawasan sendiri masuk ke dalam beberapa zona, diantaranya adalah zona perdagangan dan jasa, zona rumah kepadatan sedang, zona ruang terbuka hijau, dan zona sempadan pantai. Sehingga untuk pengembangan kawasan sendiri akan mengikuti peruntukan lahan yang berlaku seperti yang terdapat dipenjelasan gambar berikut ini :

2. Survey dan Observasi

PERANCANGAN Konsep Tema untuk pengembangan kawasan wisata pantai kilo lima adalah wisata bahari, tema ini dipilih karena potensi dari kawasan pantai kilo lima itu sendiri yaitu potensi wisata air. Dengan melakukan pengembangan pada wisata ini diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Dan akan diberikan beberapa sarana dan kegiatan atau aktivitas untuk penunjang wisata bahari seperti wisata kuliner, hotel dan lain-lain. Konsep ini diwujudkan dengan : a. Delineasi Lokasi perancangan terletak di provinsi sulawesi tengah didaerah kabupaten banggai tepatnya di kota luwuk. Lokasi pengembangan kawasan pantai kilo lima dikabupaten banggai sendiri berada dekat dengan pusat kota sehingga mudah diakses. Terdapat beberapa akses pada kawasan seperti akses menuju ke bandara, akses menuju ke pasar, akses menuju ke perkantoran dan akses menuju keluar daerah.

Gambar 1.2 Konsep Perencanaan Struktur Peruntukan Lahan Kawasan Pantai Kilo Lima (Sumber Gambar : Diolah dari Google Earth, 2020)

c.

Intensitas Pemanfaatan Lahan Untuk intensitas pemanfaatan lahan sendiri untuk KDB, KLB, KDH, GSB DAN KTB mengikuti peraturan yang berlaku. Di kawasannya sendiri untuk GSB masih ada beberapa bangunan yang GSB nya tidak 20 meter dari as jalan, sehingga untuk pengembangan nanti GSB akan mengikuti peraturan yang berlaku yaitu 20 meter dari as jalan. Untuk KTB sendiri di kawasan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. d.

Tata Bangunan Pada tata bangunan dikawasan menerapkan konsep lokalitas banggai, hal ini untuk memberi citra pada kawasan pantai kilo lima. Fasad menonjolkan warna-warna Banggai seperti warna


merah, kuning, putih, hitam dan cokelat. Dan unsur fasadnya akan memakai motif dari tenun nambo.

Gambar 1.3 Fasad Bangunan (Sumber Gambar : Data Pribadi penulis, 2020)

e.

Sirkulasi Jalur Penghubung Jalur kendaraan di jalan utama berupa 2 arah, dengan jalur sepeda dan jalur pejalan kaki di samping jalan utama. Jalur sepeda ditambah agar jangkauan pengguna sepeda lebih jauh lagi, serta penyediaan fasilitas parkir sepeda yang memadai. Jalur sepeda diterapkan dengan perbedaan warna jalan dan perbedaan ketinggian dengan jalur kendaraan, dan pengguna sepeda dapat berkendara dengan nyaman di jalurnya masing-masing. f.

Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau sangat penting untuk suatu kawasan, selain sebagai peneduh dan penyejuk ruang terbuka hijau juga memiliki manfaat sebagai area resapan air serta meredam kebisingan. Ruang terbuka kawasan juga berfungsi sebagai titik kumpul evakuasi.

g.

Tata Kualitas Lingkungan

Elemen-elemen yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan pantai kilo lima adalah :

h.

1.

Halte, Zebracross dan Reklame

2.

Bangku Taman dan Tempat Sampah

Utilitas Lingkungan

Rencana prasarana dan utilitas lingkungan dikawasan pantai kilo lima adalah : 1.

Jaringan Air Bersih

2.

Jaringan Sampah

3.

Jaringan Jalur Evakuasi

4.

Jaringan Distribusi Energi

5.

Jaringan Drainase

KESIMPULAN

Perancangan kawasan wisata dengan tema wisata bahari ini didukung oleh potensi dari kawasan itu sendiri. Dimana dengan potensi alam yang mendukung tetapi kurangnya pengelolaan didalamnya. Dengan mengembangkan kawasan wisata bahari ini diharapkan agar bermanfaat sebagai objek wisata potensial, serta sekaligus meningkatkan industri pariwisata di kawasan pantai kilo lima dan juga agar wisatawan yang berkunjung dapat lebih nyaman dan lebih bereksplorasi terhadap potensi alam disekitar. Untuk konsep dan ide-ide yang diterapkan dikawasan adalah wisata air, penyewaan wisata air, toko ikan hias, konservasi ikan banggai cardinal fish, pusat kuliner, dan lainnya. DAFTAR PUSTAKA (1)Kemenparekraf, “KAJIAN DAMPAK SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA,” 5 April 2019. [Online] Available :https://kemenparekraf.go.id/post/kajian-dampaksektor-pariwisata-terhadap-perekonomianindonesia. [Diakses 30 Agustus 2020]. (2)U. Agusalim, “BUPATI BANGGAI LAUT PROVINSI SULAWESI TENGAH,” [Online]. Available : https://docplayer.info/203869568Bupati-banggai-laut-provinsi-sulawesi-tengah.html. [Diakses 1 September 2020]. (3)M. Salamuddin, “SKRIPSI ANALILIS POTENSI PENGEMBANGAN OBUEK WIISATA PANTAI BALAT DI KECAMATAN TALIWANG KABUPATEN SUMBAWA BARAT,” [Online]. Available : https://docplayer.info/205820570-Skripsi-analisispotensi-pengembangan-obyek-wisata-pantai-balatdi-kecamatan-taliwang-kabupaten-sumbawabarat.html. [Diakses 12 September 2020].




Lampiran 2. Karya Ilmiah

BANGUNAN PERMAINAN EDUKASI ANAK DI MAKASSAR, SULAWESI SELATAN Nurfaizah Raihana Wahyullah1, Nia Rachmawati2 1,2 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 raihananurfaizah@gmail.com, 2 nia_rachmawati@univpancasila.ac.id

_________________________________________________________________________________ Abstrak Bermain bagi anak adalah untuk bersenang- senang, menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kreativitas anak, dan dapat berupa wadah edukasi yang menarik serta menghibur bagi anak. Perkembangan kreativitas menjadi kerangka fisik, sosial, dan komunikasi bagi anak. Kegiatan bermain tersebut terdiri dari kegiatan bermain aktif dan pasif. Salah satu faktor terpenting dalam terlaksananya kegiatan bermain tersebut dengan tersedianya fasilitas bermain yang ramah juga mengedukasi bagi anak. Untuk mewujudkan fasilitas bermain edukasi yang ramah bagi anak, maka diciptakan sebuah lingkungan yang dapat merespon pola perilaku anak dengan memberi rasa aman dan nyaman baik dari segi motorik maupun psikis sehingga dapat menjadi stimulus bagi anak dalam mengembangkan kreativitasnya. Ditengah perkembangan yang saat ini terjadi di kota- kota besar, seperti Makassar, masih minimnya fasilitas bermain edukasi anak yang bersistem komersil berada di dalam sebuah bangunan bagi anak. Fasilitas bermain anak tersebut dapat diwujudkan dengan perancangan sebuah bangunan bermain edukasi bagi anak bersistem komersil yang ramah serta nyaman. Didasari dengan metode kuantitatif dan kualitatif yang saling melengkapi sehingga menghasilkan hasil penelitian yang memperhitungkan kebutuhan fasilitas bermain bagi anak didasari gambaran umum dan data literasi lapangan, sehingga dapat terbentuknya kelengkapan fasilitas edukasi bagi anak untuk bermain dan beraktifitas dengan aman dan juga nyaman. Kata Kunci: Bangunan Permainan Edukasi, Ramah Anak, Kota Makassar. Playing is fun for children, increased growth, and develops children’s activity. It could be an interested and entertained educational platform. Creativity development becomes the physical structure, social, and communication for children. Playing is consists of active and passive activities. The most important factor in the implementation of play activities is the presence of friendly and educational play facilities for children. To create educational play facilities that are friendly for children, an environment that can respond to children's behavior patterns by providing a sense of security and comfort both in terms of motor and psychology so that it can be a stimulus for children in developing their creativity must be created. In mid of developments that currently happening in big cities, such as Makassar, there is still a lack of children's edutainment facilities with a commercial system in a building for children. These children's play facilities can be accomplished by planning an edutainment building for children with a friendly and comfortable commercial system. Based on quantitative and qualitative methods that united to produce research results that can calculated playing activities needed for children based on common outlook and field literacy data, so it can be formed the complete system of educational facilities for children to play and do activities safely and comfortably. Keywords: Educational Game Building, Child Friendly, Makassar City. PENDAHULUAN a) Latar Belakang Bermain sangat penting bagi anak-anak, serta menjadi salah satu wadah mendidik yang menarik dan menghibur bagi anak. Ini penting untuk pergantian peristiwa dan peningkatan mereka. Berbagai penilaian berdasarkan wawasan dan penyelidikan menunjukkan bahwa anak-anak tidak bisa dipisahkan dari bermain. Bermain mungkin merupakan komponen yang paling menarik dalam periode pengembangan diri seorang anak, termasuk perkembangan fisik, sosial, dan respon anak terhadap sekitar. Bermain secara erat diidentikkan dengan pergantian peristiwa anak-anak dan praktik bermain memengaruhi kemajuan enam bagian peristiwa anak, khususnya kesadaran individu (personal awerness), emosional, sosial, komunikasi, persepsi, dan kemampuan motorik [1].

Sulawesi Selatan, khususnya kota Makassar merupakan salah satu kota- kota besar yang tergolong sudah maju. Meskipun begitu, Makassar masih memiliki beberapa kekurangan, salah satunya adalah masalah yang berkaitan dengan fasilitas bermain anakanak. Sejumlah lahan bermain edukasi khususnya untuk anak- anak masih sangat minim, akibatnya menjadikan perkembangan dan pertumbuhan anak dari variasi kegiatan bermainnya menjadi berkurang. Maka dari itu, fasilitas bermain berbasis edukasi bagi anak dengan sistem komersil sangat dibutuhkan di kota ini. Fasilitas yang dapat disediakan adalah bangunan bermain edukasi anak berupa bangunan industri komersial dan bersifat publik yang memiliki pilihan zona- zona permainan sesuai dengan jenis latihan anak yang terjadi didalamnya. Agar aktivitas anak- anak dapat berlangsung dengan baik, lancar, dan nyaman,


(Lanjutan)

bangunan bermain anak harus dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya. b) Tujuan Perancangan Sebagai bangunan bermain berbasis edukasi ramah anak di kota Makassar yang terintegrasi sebagai tempat bermain dan belajar, dengan komponen perancangan arsitektur ramah anak. c) Identifikasi Masalah Diperlukannya perancangan ruang- ruang bermain edukasi yang ideal bagi anak sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan yang berlangsung di dalamnya. d) Metodologi Metode penelitian ini merupakan bentuk gabungan antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif. Penelitian kualitatif dibutuhkan sebagai asumsi dasar analisis dan penjelasan berupa kata- kata tertulis atau lisan yang umumnya berjumlah terbatas dari orangorang dan peristiwa atau subjek penelitian yang dapat diamati untuk meningkatkan pemahaman peneliti [2]. Sedangkan, penelitian kuantitatif digunakan sebagai metode pengukuran data yang memiliki tingkat cakupan yang luas serta variasi kompleks dalam standar- standar ruang yang telah direncanakan terlepas dari konteks waktu dan situasi [3] . Kedua metode saling melengkapi sehingga menghasilkan hasil penelitian yang memperhitungkan berbagai hal yang terjadi didasari gambaran umum dan data literasi lapangan. TINJUAN PUSTAKA Kebutuhan akan informasi dan pemahaman tentang perkembangan anak sesuai dengan lingkungan sekitar yang sebenarnya diperlukan untuk perkembangan dan kemajuan anak, khususnya dalam perkembangan daya cipta. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam menata ruang fisik yang sebenarnya untuk mengatasi masalah anak- anak, keberagaman perkembangan dan kapasitas yang muncul seperti menjamin keamanan, kesejahteraan, bermain dan bersenang-senang, menjelajah dan keterlibatan dalam pembelajaran anak melalui penyediaan objek bahan bermain yang sesuai dengan perkembangan anak [4]. Dalam bermain anak-anak membutuhkan sarana dan prasarana termasuk ruang bermain. Ruang bermain sebagai pusat aktivitas untuk anak-anak harus memiliki pilihan untuk memberikan penghiburan dan keamanan baik secara psikis maupun mental dengan tujuan agar dapat menjadi peningkatan bagi anak-anak dalam mengembangkan kreativitas mereka. Salah satu kondisi awal yang mempengaruhi peningkatan perkembangan anak (pra sekolah) selain lingkungan rumah sama seperti lingkungan di luar rumah, salah satunya adalah lembaga pra sekolah (guru/ penasuh, program/ aktivitas dan komponen aktual, khususnya ruang, furnitur, dan warna) [5]. Komponen luar (lingkungan aktual) yang mempengaruhi perkembangan anak-anak adalah sarana bermain dan berbagai sarana lainnya harus diberikan untuk menghidupkan dukungan eksperimen dan jelajah anak yang merupakan komponen penting dari kreativitas. Karena ruang bermain memiliki insentif khusus untuk anak-anak, dalam hal desain interior ruang dapat

secara mental memacu dan merangsang anak-anak untuk bermain sambil belajar seperti yang ditunjukkan oleh perkembangan mereka [6]. Membangun lingkungan yang dapat bereaksi terhadap standar perilaku anak-anak dengan memberikan kemanan, penghiburan, dan kesehatan dianggap penting di usia cemerlang seorang anak. Realitas yang terjadi di lapangan, desain- desain tempat bermain saat ini belum memiliki pilihan untuk bereaksi terhadap standar perilaku pribadi anak. Menurut lembaga internasional yang menyoroti sekolah anakanak, khususnya UNICEF tempat bermain ideal bagi anak-anak memiliki beberapa hal yang harus dipertimbangkan, misalnya, a) kesehatan, b) keamanan, c) keselamatan, d) kenyamanan, e ) faktor psikis, dan f) gizi untuk anak-anak (UNICEF Afrika Selatan, 2006). Dari penjelasan di atas, tempat bermain anak dituntut untuk bereaksi secara ideal terhadap aktivitas anakanak. METODOLOGI PERANCANGAN Metode yang digunakan pada perancangan ini adalah metode perancangan deskriptif analisis dan kuantitatif yang merupakan metode paparan atau deskripsi perhitungan berdasarkan data arsitektur dan preseden yang dikumpulkan disertai dengan literaturliteratur yang mendukung teori- teori yang dihadapi. Data- data yang dikumpulkan menggunakan metode sekunder, dikarenakan adanya wabah covid 19, mencegah terjadinya pengumpulan data dengan metode primer yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder merupakan data hasil dari observasi/ pengamatan via Google Earth, pencarian data- data literatur dan standarisasi ruang, baik dari teori, pendapat ahli, maupun peraturan dan kebijakan pemerintah menjadi dasar perancangan sehingga dapat memperdalam hasil analisa. Dilakukan pula studi komparatif, yaitu studi yang membandingkan suatu objek dengan objek yang lain dengan menentukan perbedaan- perbedaan atau persamaannya. PERANCANGAN Lokasi tapak berada di Jl. Veteran Selatan, kec. Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan dengan perkiraan luas lahan 3,6 hektar, KDB 60%, KLB 1,50, KDH 30 %, dan GSB 3- 4 meter. Dengan dasar peraturan kecamatan Makassar akan dibangun lahan parkir, area outdoor permainan, dan juga bangunan utama permainan edukasi anak. Sisi terpanjang tapak yaitu disisi barat yang berbatasan langsung dengan jalan utama dengan dua arah serta area komersil dan pertokoan yang akan dijadikan arah orientasi bangunan.


(Lanjutan)

Gambar 1.1 Lokasi Site Sumber: Google Earth

Pada Siteplan, entrance utama diletakkan di titik terpanjang tapak dan area orientasi terbaik, yaitu sepanjang jalan Veteran Selatan dengan pola pencapaian linear. Bagi penumpang bus parawisata disediakan bus shelter untuk menurunkan/ menaikkan penumpang yang ingin memasuki kawasan bermain. Jalur yang mengelilingi tapak merupakan jalur sirkulasi khusus untuk bus parawisata, karyawan, dan truk barang, Area parkir karyawan, bus, dan truk barang serta area yang ditanam pohon dan vegetasi penghias lainnya sebagai penghalang bau tidak sedap berada dibelakang area bangunan.

Zonasi bangunan permainan anak disajikan pada Gambar 1.4. Bangunan permainan anak dirancang menjadi 4 lantai utama dan lantai mezzanine. Lantai basement (area semi publik) sebagai area parkir, lantai 1 (area publik dan semi publik) digunakan sebagai area ticketing, hall utama, coffee shop, area permainan edukasi zona kuliner dan zona flora fauna, (area privat) kantor pengelola dan kantor karyawan, dan area servis, lantai mezzanine (area semi publik) digunakan sebagai area permainan edukasi zona kuliner dan zona flora fauna, lantai kedua (area semi publik) digunakan sebagai permainan edukasi zona kreasi dan zona teknologi, (area privat) kantor karyawan, dan area servis, lantai ketiga (area semi publik) digunakan sebagai permainan edukasi zona astronomi dan foodcourt, (area privat) kantor karyawan, dan area servis.

Gambar 1.2 Siteplan Sumber: Penulis

Bentuk gubahan diambil dari macam- macam bentuk balok permainan anak. Balok permainan biasa disusun anak- anak sesuai isi hati dan keinginan mereka. Susunan balok- balok permainan anak dirubah menjadi sebuah massa bangunan, diberi variasi dengan memajukan dan memundurkan susunan balok- balok tersebut. Kemudian, ketinggian balok- balok disesuaikan dengan kebutuhan dari kegiatan di dalam bangunan. Kegiatan tersebut berada di dalam tapak, disajikan dalam Gambar 1.3.

Ket:

Gambar 1.4 Zonasi Ruang Sumber: Penulis

Gambar 1.3 Mainan balok anak Sumber: Google Pict


(Lanjutan)

Filosofi bangunan yang bertema arsitektur modern ramah bagi anak memiliki karakter tersendiri dari masing- masing ruang permainan, sehingga dapat memicu aktivitas- aktivitas bagi anak yang akan dikerjakan dengan penuh semangat dan menyenangkan serta penggunaan warna- warna cerah, menarik dan bentuk- bentuk geometris yang menarik bagi anak. Suasana yang dirasakan pengunjung saat memasuki kawasan permainan ini adalah semangat untuk bermain dan kenyamanan dalam melakukan pembelajaran melalui aktivitas kreatif yang disediakan, disajikan pada Gambar 1.5 dan 1.6.

dilengkapi elevator damkar) dan 3 m (tanpa elevator damkar). Disajikan dalam gambar 1.7.

Gambar 1.5 Perspektif Eksterior Sumber: Penulis

Gambar 1.7 Axonometri Utilitas Sumber: Penulis

Gambar 1.6 Perspektif Interior Sumber: Penulis

Perencanaan Mekanikal Elektrikal Plumbing (MEP) untuk sistem penghawaan menggunakan penghawaan buatan (Air Conditioning (AC) dengan AC-VRV (Variable Refrigerant Velve) dan penghawaan alami, sitem pencahayaan menggunakan pencahayaan buatan (lampu) dan pencahayaan alami (sinar matahari), sistem tata suara menggunakan pengaturan mikrofon- mikrofon, kabel- kabel, prosesor dan efek suara, pengaturan konsul mixer, juga audio power amplifier, dan speaker- speakernya, sistem elekrikal bersumber dari listrik PLN yang disalurkan melalui gardu induk, trafo, dan keseluruhan bagian gedung, sistem plumbing untuk air bersih diambil dari kanal Jongaya yang letaknya 100 meter dari tapak, sistem transportasi bangunan menggunakan escalator, lift, tangga, dan penyedian ramp bagi pengguna disabilitas, dan sistem pencegahan kebakaran berupa saf kebakaran tangga darurat sampai ke lantai dasar, dilengkapi dengan stop lobby dengan minimal 6 m (bila

Untuk perancangan struktur bangunan anak kategori Sub Structure menggunakan pondasi tiang pancang karena dapat menahan beban konstruksi dengan baik, kategori Middle Structure menggunakan konstruksi beton dengan alasan daya tahan yang kuat dan tahan lama, dan kategori Upper Structure menggunakan dak beton dapat dibangun dengan tempo yang tepat dan tidak terlalu lama. Disajikan dalam Gambar 1.8.

Gambar 1.8 Axonometri Struktur Sumber: Penulis


(Lanjutan)

KESIMPULAN Bangunan permainan edukasi anak di Makassar, Sulawesi Selatan menggunakan pendekatan arsitektur modern ramah anak sebagai tema perancangan. Ramah anak ditandai pada penggunaan materialmaterial interior maupun interior itu sendiri yang dapat menghindari tingkat kecelakaan pada anak serta nyaman dan fleksibel digunakan. Masing- masing area permainan juga dilengkapi dengan kegiatan pembelajaran yang mampu menumbuhkan kemampuan sensorik dan motorik anak. DAFTAR PUSTAKA [1]

C. &. Allen, Early Childhood Curriculum A Creative- Play Model, New Jersey: Prentice-Hall, 2004.

[2]

Bogdan dan Taylor. 2012. Prosedur Penelitian. Dalam Moleong, Pendekatan Kualitatif. (him. 4). Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana dan Ibrahim, 2001 : 6-7; Arikunto, 2002 : 11; Johnson, 2005; dan Kasiram 2008: 149-150 ; www.south.edu/coe/bset/johnson diakses pada 8 Juli 2021 pukul 13.00 E. B Hurlock, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan dalam Satu Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga, 1990. J. Deetje, Kemampuan Berpikir Kreatif Dikaitkan dengan Perilaku Otonomi, Suasana Interaksidalam Keluarga dan Proses Belajar Mengajar Siswa STM di Sulawesi Utara, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta, 1999. G. J. W. R. M. D. D. E. A. T. A. Thompson. P.M., "Growth Patterns in The Developing Brain Defected by Using Continuum Mechanical Tensor Maps," vol. 404, pp. 190193, 2000.

[3]

[4] [5]

[6]


PENATAAN WATERFRONT KOTA CIREBON 1,2

Andi Fernando1, Nama Penulis2 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 andialiang@gmail.com, 2 emailpenulis

__________________________________________________________________________________ Abstrak Kota Cirebon merupakan kota yang memiliki wilayah pesisir yang sangat strategis. Terdapat jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya merupakan nilai tambah untuk Kota Cirebon. Namun Sebagian wilayah pesisir Kota Cirebon mengalami sedimentasi dan juga abrasi yang membuat rusaknya wilayah pesisir. Sehingga saat ini banyak permukiman kumuh tumbuh diatas tanah sedimentasi dan membuat wilayah pesisir terkenal sebagai kawasan permukiman kumuh. Untuk mengubah wajah pesisir Kota Cirebon dibutuhkan penataan pesisir serta sarana dan prasarana yang baik. Metode yang digunakan dalam penataan berupa studi literatur dan observasi lapangan untuk memperoleh data yang lengkap, kemudian dianalisis setiap permasalahan yang ada. Dari hasil analisis akan menghasilkan suatu konsep yang digunakan dalam penataan pesisir. Konsep waterfront city sangat tepat digunakan untuk melakukan penataan yang baik karena memiliki aspek-aspek yang mendukung pertumbuhan kawasan. Mulai dari memperbanyak ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah, sanitasi dan air bersih yang baik serta penggunakan energi terbaharukan. Hasil penataan berupa waterfront dengan basis permukiman yang dapat mengakomodasi kegiatan warga pesisir dan merubah citra pesisir Kota Cirebon lebih baik dengan terjaganya lingkungan hidup secara berkelanjutan serta juga meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir. Kata Kunci: Kota Cirebon, Penataan Pesisir, Waterfront City Cirebon city is a city that has a very strategic coastal area. There is a north coast line that connects Jakarta-CirebonSemarang-Surabaya which is an added value for the city of Cirebon. However, some coastal areas of Cirebon City are experiencing sedimentation and also abrasion which causes damage to coastal areas. So that nowadays many are interested in growing on sedimentary soil and making famous coastal areas around it. To change the face of the coast of Cirebon City, it is necessary to arrange the coast and good facilities and infrastructure. The method used in the arrangement is in the form of literature studies and field observations to obtain complete data, then each problem is analyzed. From the results of the analysis will produce a concept that is used in coastal planning. The concept of a waterfront city is very appropriate to use to do a good arrangement because it has aspects that support regional growth. Starting from increasing green open spaces, managing waste, good sanitation and clean water and using renewable energy. The results of the arrangement are in the form of a waterfront with a basis that can accommodate the activities of coastal communities and change the coastal image of Cirebon City to be better by maintaining a sustainable living environment and improving the living standards of coastal communities. Keywords: Cirebon City, Penataan Pesisir, Waterfront City _________________________________________________________________________________________ PENDAHULUAN [Times New Romas 10, Bold] Kota Cirebon merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia dengan luas wilayah administrasi 37.358 km2 dan berada dipesisir utara pulau jawa[1]. Cirebon termasuk kota yang sibuk dengan berbagai aktifitas perdagangan dan jasa. Menurut Dr. Edy Sugiarto selaku kepala dinas Kesehatan Kota Cirebon mengatakan jumlah penduduk Kota Cirebon yang asli berjumlah 350 ribu jiwa, namun dengan banyaknya pendatang dari berbagai wilayah kabupaten Cirebon dan kota-kota lainnya, jumlah penduduk yang ada di Kota Cirebon saat ini sekitar 2 juta jiwa[2]. Pertambahan jumlah penduduk ini berakibat pada ketersediaan, lahan untuk permukiman. Permasalahan ini dikarenakan keterbatasan luas secara geografis, kota ini terjepit diantara wilayah kabupaten-kabupaten

tetangganya maupun laut jawa. Akibatnya peluang pemekaran tata ruang Kota Cirebon perlu dikonsepkan secara vertical atau horizontal kearah laut. Menurut UU Republik Indonesia No. 27 Tahun 2007, wilayah pesisir merupakan tempat peralihan antara ekosistem laut dan darat yang dipengaruhi oleh perubahan di laut dan darat. Wilayah pesisir memerlukan pengelolaan jangka panjang untuk meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat dengan memungkinkan penduduk berpartisipasi dalam pemanfaatan sumber daya pesisir [3]. Masalah lingkungan hidup merupakan masalah serius yang dihadapi saat ini, termasuk oleh pemerintah daerah. Pembangunan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan. Pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup di Kota Cirebon harus


dilakukan bersama-sama sehingga konsep pembangunan haruslah berkelanjutan memperhatikan perkembangan kawasan perkotaan dimana kawasan pesisir pantai itu berada. Pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan dapat dilakukan dengan pembangunan waterfront city. Belum adanya penataan Kawasan pesisir Kota Cirebon membuat wajah pesisir kota Cirebon tidak memiliki visual yang baik, ditambah banyaknya permukiman kumuh. Selain itu juga tidak adanya sarana dan prasarana yang mendukung, pengelolaan sampah yang tidak baik, dan banjir rob yang terjadi akibat permukiman yang berdiri diatas area terjadinya sedimentasi. Melihat hal ini dapat dinilai penataan wajah pesisir, kebutuhan permukiman, sarana dan prasarana, lapangan pekerjaan sangat dibutuhkan untuk meningkatan taraf hidup masyarakat pesisir kota Cirebon. Untuk itu penataan ulang pesisir kota Cirebon menjadi waterfront city dirasa tepat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan juga menampilkan wajah baru pesisir kota Cirebon.

Node (simpul) merupakan node adalah simpul atau lingkaran strategis dengan arah atau kegiatan yang berpotongan yang dapat diubah ke arah atau kegiatan lain seperti persimpangan jalan, alunalun, dan lain-lain. Landmark merupakan adalah titik referensi yang mirip dengan elemen simpul, namun tidak dikunjungi karena terlihat dari luar.

d.

e.

Adapun studi banding yang terkait dalam penataan waterfront Kota Cirebon dari dalam dan luar negeri yang bisa digunakan sebagai acuan dalam merancangan. 1.

Pantai Regatta Jakarta

Pantai Regatta merupakan salah satu waterfront yang terdapat di pantai utara Jakarta. Waterfront ini memiliki basis hunian yang terdiri dari bangunanbangunan apartemen yang menyerupai kapal pesiar. Konsepnya yang berupa barisan kapal pesiar menjadi landmark dan fokus utama yang dapat terlihat dari arah laut Jawa.

TINJAUAN PUSTAKA Waterfront didefinisikan selaku bagian dari kota yang berbatasan langsung dengan badan air semacam sungai, danau serta laut. Sehingga suatu kota yang mempunyai konsep waterfront tentu mempunyai zona tempat pertemuan antara perairan dengan daratan yang bisa berbentuk sungai, danau, laut, teluk ataupun kanal. Zona tersebut kemudian dikelola sedemikian rupa sampai bisa mewadahi kegiatan tertentu. Waterfront akan ditata dengan basis hunian yang menjadi bagian utama dalam kawasan ini. Permukiman berupa rumah susun yang merupakan bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuansatuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama. Teori Kevin Lynch tentang citra kota terdiri dari 5 elemen yaitu: a. Path (jalur): Jalan utama, jalan transit, rel kereta api, dan jalur sirkulasi lainnya dimanfaatkan untuk melakukan pergerakan luas. b. Edge (tepian) adalah pemutus linier yang ada di persimpangan dua daerah dan berfungsi sebagai penghalang di antara mereka, seperti pantai, dinding, dan sebagainya. c. Distrik berbagi kualitas yang sebanding (pola, bentuk, dan bentuk), serta batasan yang jelas di mana orang merasa terdorong untuk berhenti atau memulai.

Gambar 1. View Pantai Regatta Jakarta dari Laut Pantai Regatta memiliki fasilitas seperti rental olahraga air atau penyewaan kapal dan juga pantai yang tidak terbuka untuk umum. 2.

Waterfront City Pontianak

Waterfront City Pontianak merupakan waterfront yang berbatasan dengan sungai Kapuas. Waterfront ini terkenal karena terbuka untuk umum dan memiliki panjang 600 meter dengan jalur pejalan kaki yang ramah. Penggunaan energi terbaharukan juga diterapkan pada waterfront ini seperti lampu jalan yang dapat menghasilkan energi sendiri. Tidak kalah dengan kuliner atas perahu yang juga mendukung kegiatan dan banyak pengunjung.

Gambar 2. Waterfront City Pontianak dan Kuliner Perahu.


METODOLOGI PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam proses perancangan menggunakan data yang diperoleh dengan beberapa cara, yaitu: a. Studi literatur, berfungsi untuk memperoleh datadata sekunder melalui referensi yang berkaitan dengan perancangan, seperti teori-teori arsitektur dan preseden dari proyek sejenis. b. Survey lapangan, berfungsi untuk memperoleh datadata primer yang berkaitan dengan kondisi yang ada pada lokasi tapak terpilih yang diamati secara langsung

Gambar 5. Struktur Peruntukan Lahan.

Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis permasalahan yang terjadi pada proses perancangan. Hasil analisis kemudian menghasilkan sintesis yang akan digunakan dalam membuat konsep perancangan. Konsep perancangan menjadi dasar yang digunakan dalam proses perancangan ini.

Kondisi eksisting bangunan rata-rata padat dengan ketinggian 1-2 lantai dan intensitas permukiman dapat memakai kdb sebesar 100%. Oleh karena itu pembuatan rumah susun 5-8 lantai sangat baik dengan KDB 21,25% sebagai zona permukiman dan tambak yang lebih mendominasi oleh area terbuka.

PERANCANGAN Lokasi penataan terletak di Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat. Secara geografis terletak pada 6°41′S 108°33′E. Karena dilewat jalur pantura Kota Cirebon sangat mudah diakses sehingga tidak banyak memakan waktu untuk mencapai lokasi penataan. Banyak pengunjung dari luar kota yang dating ke Kota Cirebon dengan berbagai kegiatannya. Gambar 6. Konsep Intensitas Pemanfaatan Lahan Bangunan sebagian besar memiliki kesamaan orientasi yakni kearah jalan utama dan jalan lingkungan, serta pola masa bangunan yang sederhana dengan bentuk atap sebagian besar adalah atap pelana.

Gambar 4. Lokasi Tapak Penataan Waterfront Lokasi perancangan yang memiliki luas ± 25 Ha dengan Batasan wilayah sebagai berikut; utara : Gg.Samadikun X, selatan : Gg. Empang, Barat : Jalan Utama Kapten Samadikun, Timur : Laut Jawa. Struktur peruntukan lahan pada lokasi penataan berdasarkan rencana detail tata ruang terdiri dari permukiman, tambak dan juga lahan kosong. Peruntukan lahan pada existing sudah sesuai dengan rencana detail tata ruang. Namun berdasarkan analisis keadaan existing diperlukan perubahan peruntukan pada zona tambak yang terlalu dekat dengan garis pantai sehingga akan membuat masuknya air laut kedalam tambak saat air pasang. Sehingga zona tambak yang dekat dengan garis pantai akan dirubah menjadi zona ruang terbuka.

Karena tema dalam penataan kawasan ini adalah waterfront yang juga haruslah berkelanjutan. Sehingga bangunan pada kawasan ini akan dibuat mengikuti keadaan lingkungan yang ada dan tentunya bangunan dapat menghasilkan energi sendiri. Tata bangunan pada lokasi penataan masih banyak kekurangan dalam segi arsitektural kawasan mulai dari gerbang kawasan, jalur pedestrian, lampu jalan dan signage, pola tata bangunan sendiri dibuat berdasarkan aspek-aspek citra kota berdasarkan teori Kevin Lynch. Teori Kevin Lynch digunakan dengan alasan sudah tersedianya aspek-aspek citra kota yang terdapat pada lokasi penataan. Seperti sudah adanya Path(jalur) jalan utama, Edge (tepi) pantai dan sungai[3].

Gambar 7. Konsep Berdasarkan Teori Kevin Lynch


Sirkulasi kendaraan pada kawasan penataan bertipe radial yang memiliki satu pusat sebagai acuan dan dikombinasikan dengan aspek citra kota Node sebagai persimpangan dan distrik sebagai pembentuk cluster.

Gambar 11. Sistem Air Kotor Gambar 8. Konsep Sirkulasi Pada keadaan existing kondisi jalan sangat kecil dan berupa gang-gang berukuran 1-2 meter saja. Kendaraan yang dapat masuk rata-rata hanya kendaraan roda dua. Sehingga dibuatkan jalan masuk utama dengan lebar jalan yang dapat dilalui 2 kendaraan roda 4 atau lebih. Dan disediakan juga pedestrian yang cukup lebar dengan fasilitasnya dan vegetasi pada jalan tersebut. Gerbang masuk utama dan sisi kawasan mengambil bentuk dari candi bentar yang merupakan ciri khas kawasan bersejarah maupun pemerintahan di Kota Cirebon. Sehingga setiap orang yang datang akan merasakan suasana khas Kota Cirebon saat memasuki kawasan waterfront.

Pembuangan air hujan langsung di alirkan ke sungai, belum adanya pengelolaan air hujan. Hal itu membuat semakin sulitnya air bersih di Kawasan ini, Jaringan drainase yang juga kurang baik dan sungai yang sangat kotor membuat sulitnya air bersih. Sehingga drainase harus dibuat sebaik mungkin dan melakukan pembersihan sungai dari sampah. Tidak kalah penting edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah di sungai dan drainase. Dengan sistem drainase dan sungai yang baik diharapkan dapat mengurangi terjadinya banjir.

Gambar 12. Sistem Jaringan Drainase Gambar 9. Gerbang Masuk Waterfront Sistem jaringan air bersih pada Penataan Waterfront Kota Cirebon berasal dari air PDAM. Karena Kota Cirebon memang kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Sehingga Kawasan harus memiliki penampungan air bersih yang cukup, baik mengandalkan PDAM maupun air hujan. Air kotor pun harus dapat diolah kembali agar dapat digunakan Kembali untuk kebutuhan-kebutuhan Kawasan.

Masalah sampah sangatlah besar di Kota Cirebon, Karena itu selain sistem pengambilan sampah oleh petugas setiap harinya, lalu pembuangan ke TPS hingga pemilahan dan pengolahan sampah yang baik, dibutuhkan kerja sama antar masyarakat pesisir bahkan Kota Cirebon. Karena sampah rumah tangga sangat banyak di buang ke sungai.

Gambar 10. Sistem Air Bersih

Sistem jaringan air limbah kotor Pada kawasan air limbah di proses terlebih dahulu ke Bak Kontrol, lalu ke septitank setelah itu baru keresapan air.

Gambar 13. Sistem Jaringan Persampahan Sistem jaringan listrik pada eksisting kawasan bersumber dari PLN, penggunaan jaringan listrik di lokasi penataan juga bersumber dari PLN, namun dibantu oleh genset untuk mengantisipasi bila ada pemadaman. Untuk lampu penerangan jalan akan dibuat dapat menghasilkan energi dari sinar matahari menggunakan solar panel.


Gambar 14. Sistem Jaringan Listrik Sistem Pemadaman kebarakan menggunakan APAR atau alat pemadam api tradisional. APAR dapat diletakkan di setiap setiap rumah atau tempat – tempat khusus di Kawasan Waterfront. Disediakan juga kerankeran darurat/ hydrant pillar sebagai sumber air untuk memadamkan api.

Gambar 15. Sistem Jaringan Kebakaran

Gambar 17.Tampak kawasan

Gambar 18.Siteplan Segmen 1

Jalur penyelamatan diarahkan menuju jalan utama, kemudian untuk titik kumpul ditempatkan pada lahan kosong yang berada di kawasan tersebut. konsep ruang terbuka dijadikan titik kumpul, dan titik evakuasi saat terjadi bencana. Konsep yang telah dibuat menjadi dasar yang digunakan dalam proses perancangan. Hasil dari perancangan berupa gambar kerja, seperti masterplan, denah, tampak, potongan, detail dan disertai dengan gambar perspektif.

Gambar 19. Siteplan Segmen 2

Gambar 20. Siteplan Segmen 3

Gambar 16. Siteplan


Gambar 21. Detail Utilitas

Gambar 22. Perspektif kawasan

KESIMPULAN Penataan waterfront Kota Cirebon merupakan suatu hasil dari kebutuhan daerah pesisir Kota Cirebon. Waterfront tidak hanya sebuah wadah kegiatan namun juga menjaga kelestarian lingkungan dan menjadi solusi bagi masyarakat pesisir. Peningkatan prasarana , sarana dan fasilitas pada waterfront ini membantu taraf hidup masyarakat, memberikan hunian layak, dan menjadi wajah baru bagi pesisir Kota Cirebon.

DAFTAR PUSTAKA [1]

[2]

[3]

Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, “Kota Cirebon Dalam Angka 2019,” cirebon. doi: 1102001.3274. Abdul Muhaemin, “Keunggulan Kota Cirebon di Sejumlah Sektor Bisa Berbuah Ancaman,” 2020. https://www.pikiran-rakyat.com/jawabarat/pr-01743638/keunggulan-kota-cirebondi-sejumlah-sektor-bisa-berbuah-ancaman. Kevin Lynch,”The Image of The City’. Hal 4687.


GELANGGANG REMAJA DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI Ruchlia Alamsyah1 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 ruchliaalamsyah@gmail.com

Abstrak Tasikmalaya merupakan sebuah kota yang terletak di Provisi Jawa Barat yang termasuk kedalam wilayah Priangan Timur dengan perkembangan anak mudanya yang sangat tinggi terhadap dunia seni, hiburan dan olaharaga serta komunitas-komuntas kereatifnya. Namun seiring dengan perkembangan minat para remaja di bidang-bidang tersebut, belum ada ruang fasilitas untuk memawadah anak muda.Karena itu dibutuhkan tempat yang mampu memfasilitasi kereatifiitas, minat dan bakat di Tasikmalaya secara baik dan memenuhi standar bagunan yang sudah di terapkan oleh pemerintah, serta aman bagi perkembangan fisik dan emosional remaja. Di era pengembangan jaman ini yang semakain modern banyak pembangunan-pembangunan fisik yang tidak mmeperhatikan lingkungan sekitarnya. Sehingga lingkungan megalami kerusakan dan mempengaruhi pada kulitas kehidupan mahluk hidup di lingkungan tersebut. Di terapkan dalam gelanggang remaja ini dengen pendekatan arsitektur ekologi dengan penerapan pengunaan bahan alami ramah untuk menjaga kelesetarian lingkungan serta mengurangi penggunaan energy, serta di satu sisi untuk memujudkan kesedaran anak-anak muda kan alam sekitar yang harus di jaga di lestarikan. Kata Kunci: Gelanggang Remaja, Kota Tasikmalaya, ArsitekturEkologi Tasikmalaya is a city located in the Province of West Java, which is included in the East Priangan region with a very high development of young people in the world of arts, entertainment and sports and their creative communities. However, along with the development of youth interest in these fields, there is no room for facilities to accommodate young people. Therefore, a place that is able to facilitate creativity, interest and talent in Tasikmalaya well and meets building standards that have been implemented by the government is needed, as well as safe for the physical and emotional development of adolescents. In this era of development, which is increasingly modern, there are many physical developments that do not pay attention to the surrounding environment. So that the environment is damaged and affects the quality of life of living things in the environment. It is applied in this youth arena with an ecological architectural approach by applying the use of friendly natural materials to maintain environmental sustainability and reduce energy use, and on the one hand to create awareness among young people about the natural surroundings that must be preserved. Kata Kunci: Youth Center, City of Tasikmalaya, Architecture Ecology

PENDAHULUAN Tasikmalaya merupakan sebuah kota yang terletak di Provisi Jawa Barat yang termasuk kedalam wilayah Priangan Timur dengan perkembangan anak mudanya yang sangat tinggi terhadap dunia seni, hiburan dan olaharaga serta komunitas-komuntas kereatifnya. Namun seiring dengan perkembangan minat para remaja di bidang-bidang tersebut, belum ada ruang fasilitas untuk memwadah anak anak pemuda Tasikamalaya tersebut, mukin sudah ada beberapa keberadaaan fasilitas-fasilitas namun dalam sarana standar ruang dan pola ruang serta sirkulasi bangunan masih belum tertata dengan baik dan masih saling terpisah satu dengan lainnya dengan kondisi masih kurang terawat. Karena itu dibutuhkan tempat yang mampu dijadikan pusat untuk memfasilitasi kereatifiitas, minat dan bakat para remaja di Tasikmalaya secara baik dan memenuhi standar bagunan yang sudah di terapkan oleh pemerintah, serta aman bagi perkembangan fisik dan emosional remaja. Seperti yang dilangsir dalam jabar.sindonews.com sabtu,17 agustus 2019 Tasikmalaya butuh gedung pusat keratifitas, bangunan SDM kreatif.[1]

Di era pengembangan jaman ini yang semakain modern banyak pembangunan-pembangunan fisik yang tidak mmeperhatikan lingkungan sekitarnya. Sehingga lingkungan megalami kerusakan dan mempengaruhi pada kulitas kehidupan mahluk hidup di lingkungan tersebut. Disisi lain lingkungan binaan tidak mengalami pertambahan luas untuk mengatisipasi pertambahan jumlah manusia dan kegiatan sehingga muncul kerusakan lingkuangan yang kita kenal dengan kirisis lingkungan. Untuk menghindari hal tersebut, arsitek yang berperan dalam pembangunan wajib memahami dan menerapkan ilmu ekologi arsitektur. . Pertimbangan tema dengan pendekatan ekologisnya dalam pembangangunan Gelanggang Remaja / Youth Center di Kota Tasikmalaya ini yaitu mengunakan bahan alami dan ramah lingkungan, menjaga kelestarin lingkungan serta mengurangi pengunaan energy yang menambah permanasan global, terutama untuk pernghawaan dan pengehematan energy (listrik, bahan bakar dan lain-lain), serta menyadarkan generasi masa depan kita,anak mudah sadar akan lingkuangan alam kita yang harus di jaga dari sejak sekarang


Perumusan Masalah Berdasarkan urain dalam latar belakang diatas, maka permasalah yang di temukan adalah : Bagaimana mendesain banguanan Gelanggang Remaja / Youth Center dengan penerapan Arsitektur Ekologi? Bagaiman menciptakan bangunan Gelanggang Remaja yang berfungsi nyaman untuk remaja beraktitifitas ? Bagaimana menciptakan bangunan Gelanggang Remaja yang bisa menyadarkan kesadaran remaja akan lingkungan dan alam sekitar yang harus di jaga ? Bagaiamana menciptakan bangunana Gelanggang Remaja tampak memngunakan bahan bangunan yang hemat energy dan memberikan timbal balik kelingkungan tampa sedikit merusak lingkungan alam ? Tujuan Mengetahui perlunya bangunan Gelanggang Remaja untuk anak remeja Kota Tasikmalya Memujudkan karya Gelanggang remaja / Youth center di Kota Tasikmalaya yang menekankan pada Tema Ekologi Arsitektur Memujudkan karya Gelanggang remaja / Youth Center di Kota Tasikmalaya sebagai fasilitas yang dapat mewadahi anak muda untuk beraktifitas melalui bidang kesenian dan kebudayaan, serta mengembangkan kemampuan fisik dalam bidang olahraga serta komunitas yg ada di Kota Tasikmalaya. Memujudkan kesadaran anak-anak muda akan alam sekitar yang harus di jaga serta di lesterikan

TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Lokasi Lokasi yang di pilih sesuai dengan judul objek rancangan yaitu Gelanggang Remaja di Kota Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya berada merupakan posisi strategis di bagian tenggara Propinsi Jawa Barat,

karena sebagai penghubung dan sekaligus pusat wilayah daerah Priangan Timur. Gambar 1 Lahan tapak yang akan di bangunan Sumber : [2] Google Maps,2020 Tapak terpilih untuk peracangan dengan lokasi berada di Jl.Lingkar Dadaha, Desa Nagarawangi Kec.Chideng Kota Tasikmalaya Jawa Barat. Lokasi berada pada lahan milik pemerintah dengan luas 21,010.66 m2. 1.2 Tinjauan gelanggang remaja Istilah Gelanggang Remaja merupakan terjemahan dar istilah Bahasa Inggris, Youth Centre. Kata Gelanggang mengandung pengertian suatu arena atau tempat bertanding. Dengan demikian Gelanggang Remaja memiliki pengertian tempat bertanding atau

berkompetisi kegiatan.[3]

para

remaja

dalam

berbagai

macam

Sehubungan dengan itu maka Gelanggang Remaja juga dapat dipahami sebagai suatu arena atau tempat yang bersifat tetap bagi para remaja untuk menyelenggarakan berbagai macam kegiatan secara teratur dan terarah dengan penanggung jawab tertentu. Di dalam Gelanggang mereka dapat berkreasi sesuai dengan aspirasi, hasrat, bakat dan niatnya serta dapat menggunakan fasilitasi yang tersedia di tempat. Sehingga arena ini bermaksud memberikan fasilitas bagi penyaluran dan pengembangan aspirasi, hasrat dan minat yang kreatif dimana penyelenggarannya berlandaskan pada unsur-unsur pendidikan dan rekreasi.[3] Fungsi Gelanggang Remaja mempunyai fungsi sebagai berikut - melaksanakan pembinaan sumber daya manusia melalui pengembengan peningkatan dan penyaluran bakat, minat, kreasi, dan aktivitas gernerasi -pelaksanan pengkordinasi dengan instansi dan atau lembaga lain yang berkaitan dengan masalah-masalah kemudaan. -pelaksaan pengelolaan muda untuk kegiatan olahraga, kegiatan pembinaan mental dan spriritual ilmu pengetahuan dan keterampilan serta kresi dan rekreasi. [4] Klasifikasi Gelanggang Remaja a.Tipe a pemula Tipe a merupakan yang paling sederhana, terdiri dari : -Ruang serbaguna adalah ruang tempat berolahraga dan pementasi kesenian -Ruang belajar adalah ruang ayng di gunakan untuk tempat pelatihan atau kursus -Kamar ganti pakaian atau kamar kecil -Ruang ibadah -Ruang pengelolah -Tempat tinggal petugas jasa dan gudang -Lapangan terbuka serbaguna b.Tipe b madya Tipe b pada haketkatnya sama dengan tipe a. Hanya di tambah dengan perluasan pada ruang serbaguna menjadi gedung serbaguna yang menampung olahraga bola voli dan perluasan ruang belajar menjadi ruang diklat. c.Tipe c utama fasilitas sama dengan tipe b namun di tambah dengan gedung olahraga bisa menampung kegiatan kesenian maupun pertunjukan dan kolam renang[7] Persyaratan fasilitas Gelanggang Remaja 1.Fasilitas utama yaitu fasilitas-fasilitas yang menjadikan keutaman dalam lingkup bangunan Gelanggang Remaja 2.fasilitas penunjang yaitu fasilitas yang menjadi pelengkap dari fasilitas-fasilitas utama yang ada di bangunan gelanggang remaja[5] 1.3 Tinjauan Tentang Tema Ekologi / Eco Arsitektur Arsitektur adalah : Dalam Eksiklopedia Nasional Indonesia, “ Arsitektur adalah ilmu dan seni merancang bangunan, kumpulan bangunan dan struktur lain yang fungsional, terstruktur dengan baik serta memiliki nilainilai estetika (Eksilopedia Nasional Indonesia, 1990), Menurut Heinz Frick (1998), Eco diambil dari kata ekologi yang didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Ekologi arsitektur merupakan panduan antara ilmu lingkungan dan ilmu arsitektur yang berorintasi pada model pembangunan dengan memperhatikan kesimbangan


likungan alam dan lingkungan buatan. Pembangunan berkonsep ekologi aristektur merupakan proses adaptasi pada sumber daya alam dan kepedulian akan kondisi lingkungan yang semakin menurun.[8] Konsep dasar bangunan Ekologi adalah banguanan dengan ciri sebagai berikut -Bangunan yang dapat mengakomdasi fungsi dengan baik dengan meperhatikan kebiasaan aktivitas manusia seta potensi lingkangan sekitarnya dalam membentuk citra bangunan, -Memanfaatkan sumber daya alam terbaru yang terdapat di sekita kawasan perancangan untuk sistem bangunan, baik yang berkaitan dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan (sumber energi, penyedian air), -Sistem pembangunan bentuk yang mudah sehingga dapat dikerjakan dan di perliharan oleh tenaga kerja setempat, -Bangunan yang sehat, artinya yang tidak memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia dalam proses, pengopresian/purna huni, maupun saaat pembongkaran, -Didalamnya juga termasuk lokasi yang sehat, bahan yang sehat, bentuk yang sehat dan suasana sehat, Penysesuaian Arsitektur Ekologi pada lingkungan sekitar sebagai berikut : -Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat di perbaharui dan mengirit pengunaan energi -Memelihara sumber energi (udara,tanah dan air) -Memelihara dan memperbaiki peredaran alam -Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah -Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencangan pembangunan dan pemeliharaan perumahan -Tempat kerja dan pemukiman terdekat -Pengunaan teknolog sederhana -Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang di gunkana pada saat pembanguunana harus seminimal mungkin -Kulit (dinding dan atap)sebuah gedung harus sesui dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar panas,angin dan hujan -Bangunan sebiknya di arakan beroreintasi timu barat dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam tanpa sesilauan -Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas dan tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya -Bangunan yang memperhatikan penyegaraan udara secara alami bisa menghemat banyak energi.[9] 1.4 Tinjauan studi Banding 1.5 Standar Lokasi Perancangan Pemanfaat lahan dalam perancangan gelanggan remaja memberikan kontribusi untuk kota tasikmalaya bagi remaja remaja berkembang dengan baik. Dalam peracangan gelanggang remaja kota tasikmalaya memiliki standar peraturan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2004 mempunyai beberapa ketentuan dalam lokasi yang akan di bangun sebagai berikut : Zona peruntukan lokasi tapak = zona pelayan umum dan sosial - KDB (kofisien dasar bangunan ) = 60 % (enam puluh persen) -KLB ( (kofisien luas bangunan ) = 3.2 (tiga koma dua) -KDH (kofisien dasar hijau) = 35 % (tigas puluh lima persen)

-GSB (garis sebadan bangunan) = 7 meter -KB (ketinggian bangunan) = 4 lantai 1.7 Kebutuhan Ruang dan persyaratan perancangan gelanggang remaja Kebutuhan ruang dan persyaratan untuk Gelanggang Remaja dapat di simpulkan dari preseden yang sudah di jabarkan di atas ternyata ada beberapa ketentuan khusus yang dapat di perhatikan dalam perancangan Gelanggang Remaja yaitu sebagai berikut : Persyaratan kebutuhan Persyaratan aksesibilitas ruang / fasilitas A.Fasilitas kegiatan utama

1.Lokasi bangunan

Olahraga / sport art

berada di zona pelayanan

Kesenian

umum dan social

Pengembangan diri /

2.Bangunan dapat di

komunitas

akses dengan moda

Ruang kegiatan penunjang

traspotasi umum

-Perpustakaan

3.Luas bangunan yang di

-Tempat khursus

bangunan untuk

Ruang komunitas

gelanggang remaja 10000

-Kelas

m² - 20000 m²

-Ruang studio

3.Bangunan berada di

-Ruang serbaguna

pusat kota

-Ruag ibadah -Masjid Ruang pengelolah Ruang service Ruang jaga Ruang kerja Meeting Ballroom Lapangan -olahraga - lapangan serbaguna

1.8 Standar kebutuhan ruang Standar kebutuhan ruang dan standar besaran ruang Gelanggang Remaja menurut sumber sumber sebagai beriku Kebutuhan ruang

Standard Ruang

Sumber


1.ruang

1)1.05 m2

serbaguna 2.Ruang

Data arsitektur 1.50 m2

pementasan kesenian

Data arsitektur

Data arsitektur Data arsitektur

1.05 m2

3.Ruang pemeran

Data arsitektur Data arsitektur

4.Ruang

1.2 m2

Data arsitektur

perpurtakaan

/orang

Data arsitektur

5.Kelas 6.Ruang ibadah

Data arsitektur 12m2

7.Lapangan sebaguna

Data arsitektur 1.03 m2

8.Lapangan indoor

Data arsitektur Data arsitektur

28x21m2

9.Lapangan outdoor

Data arsitektur

Data arsitektur Data arsitektur

2 m2/orang

10.Ruang kerja

Data arsitektur Data arsitektur

11.Ruang

4 m2/orang

meeting

10m/unit

12.Ruang

6m2/unit

pengelolah

10m/unit

13.Ruang penjaga

1.2

14.Gudang

m2/orang

15.Cafeteria

15 m2 /unit

16.Shop sport

50m2 /unit

17.Musholla

0.6m2

18.Toilet umum

/orang

METODE PERANCANGAN Dalam perancangan gelanggang remaja, metode perancangan penulis menggunakan gabungan dua metode yaitu metode kualitatif dalam teks narasi sedangkan metode kuantitatif dalam survey ke lapangan. a.Pengamatan Proses pengumpulan data dalam gelanggang remaja menggunakan pengamatan secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan standar kebutuhan ruang yang di perlukan untuk perancangan gelanggang remaja. b.Studi Literatur Studi literatur yang di pakai adalah bangunan gelanggang remaja yang ada di Indonesia maupun di luar negeri dengan membangkan yang di liat tampak bangunan yang di pakai, program hubungan ruang dengan ruang serta sirkulisi bangunan.

c.metode analisa data Data-data untuk perancangan gelanggang remaja yang di peroleh selanjutnya di analisi sesuai dengan yang di butuhakn lalu di susun lalu di berikan penjelasan suapaya lebih jelas untuk penyusuna gelanggang remaja. d.Analisa data Deskriptif Teknik analisis data deskriptif adalah suatu cara dalam meneliti status sekeompok, suatu obejek, kondisi, sistem pemikiran atau juga peristiwa masa sekarang. Metode analisi data deskriptif dalam penelitian kualitatif berguna untuk menmgembangkan teori yang telah di bangun dari data yang sudah di dapatkan. PERANCANGAN Analisi Makro Lokasi yang di pilih sesuai dengan judul objek rancangan yaitu Gelanggang Remaja di Kota Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya berada merupakan posisi strategis di bagian tenggara Propinsi Jawa Barat, karena sebagai penghubung dansekaligus pusat wilayah daerah Priangan Timur. Kedudukan atau jarak Kota Tasikmalaya dari Ibukota Propinsi Jawa Barat, yaitu Bandung, 105 Km dan dari Ibukota Negara, yaitu Jakarta, 255 Km. Batas-batas wilayah berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berdasarkan Perda Kota Tasikmalaya No. 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2011-2031 adalah 183,85 km2. Batasan administratif pemerintahan sebagai berikut: -Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan dengan Kabupaten Ciamis, -Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya, -Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya, -Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya dengan ketinggian lebih dari 300 meter diatas permukaan laut menjadikan cuaca di Kota Tasikmalaya tidak terlalu panas. Sepanjang tahun 2016 suhu di Kota Tasikmalaya terendah 18,8 OC dan tertinggi 28,1 OC. Kelembaban udara 19,0 –26,6 persen. Angka ini menunjukkan perbandingan jumlah uap air dalam udara yang ada dengan jumlah uap air maximum dalam suhu yang sama antara 19,0 – 26,6persen. Factor –faktor yang di harus di perhatikan Lokasi bangunan berada di zona pelayanan umum dan social Bangunan dapat di akses dengan moda traspotasi umum Luas bangunan yang di bangunan untuk gelanggang remaja 10000 m² - 20000 m² Bangunan berada di pusat kot

Gambar 2.1 Peta Kota Tasikmalaya


Tapak terpilih untuk peracangan dengan lokasi berada di Jl.Lingkar Dadaha, Desa Nagarawangi Kec.Chideng Kota Tasikmalaya Jawa Barat. Lokasi berada pada lahan milik pemerintah dengan luas 21,010.66 m2

-

Lokasi untuk pencapain ke dalam mmiliki jalan akses satu

-

Terdapat dalam tapak rawa rawa dan belum terawat

Sarana prasarana

Saran

3

-

Terdapat mall

-

Terdapat tempat pembelanjaan

Prasarana

Gambar 2.1 lokasi Jl.Lingkar Dadaha, Nagarawangi, Tasikmlaya sumber gambar :[3]Google maps, 2020

-

penjalan kaki

lokasi pertama berada di Jl. Lingkar Dadaha, Nagarawangi, Kec. Cihideung, Tasikmalaya, Jawa Barat 46124. Tabel 4.1 Penilaian alternatif lokasi Kriteria penilaian dalam lokasi Luas lahan &

Luas lahan : 17.222,94

zona peruntukan

untuk lahan

Zona pelayan umum dan

2

9

TATA LETAK DAN ORIENTASI BANGUNAN 1.ANALISIS BATAS-BATAS LOKASI TAPAK Berikut batas-batas lokasi tapak perancangan gelanggang remaja :

Lokasi dapat di akse dan

2

Barat : batas arah barat lahan kosong, pedangan pedangan

di lalu oleh trasnspotasi

Timur

umum (seperti angkutan

Utara : kampus universitas pendidikan Indonesia, rumah penduduk, pedangan, pertokoan Selatan

pribadi, akses berada di pusat kota

masalah

baik

Score

umum dan traspotasi

Potensi &

pedestrian yang

Total score

sosial Aksesibilitas

Terdapat jalur

(+ )Potensi tapak -

Berada di dekat pendidikan, sekolah

-

-

2

: gedung gedung perkantoran

: lapangan sepak bola, stadium sepak bola

Lokasi tapak terkoneksi dengan pusat pedidikan, stadiun sepak bola dan perkantoran pekantoran serta rumah rumah penduduk yang ada sehingga berpotensi di jadikan untuk bangunan Gelanggang Remaja. 2.ANALISIS LOKASI TAPAK PERATURAN DAERAH -

Zona peruntukan lokasi tapak : Zona pelayan umum dan sosial

kota

-

Luas lahan : 17.222,94 m²

Terdapat

-

KDB (kofisien dasar bangunan ): 60 % x 17.222.94 = 10.333,2 m²

-

KLB ( (kofisien luas bangunan ) : 3.2 x 10.333.2 = 33.066,24 m²

-

KDH (kofisien dasar hijau) : 40 % x 17.222,94 =6.889,94 m²

memberikat

-

GSB (garis sebadan bangunan) : 7 meter

penghijaun

-

KB (ketinggian bangunan) : 4 lantai

untuk taman

-

Kondisi fisik : lahan kosong

-

Kontur : relatif datar

Berada di pusat

pepohonan dan tanaman di sekitar tapak sehingga dapat

(-)Masalah tapak


3.ANALSISI POTENSI DAN LINGKUNGAN LOKASI TAPAK

ANALSIS THERMAL Data ini di ambil mengunakan analisi aplikasi banguan dengan keadaan tapak yang ada dan segaligus pengaplikasiaan gubahan masa pada bangunan. Analisi thermal sendiri untuk mengetahui daerah mana yang meiliki panas lama sehingga bisa di manfaatkan dengan penggunaan solar panel sebagai pembangkit listrik tambahan.

Gambar 3 :Potensi tapak Sumber gambar :dokumen pribadi, Ruchlia 2020 Potensi lokasi tapak untuk perncangan gelanggang remaja yang terletak di Jl. Lingkar Dadaha, Nagarawangi, Kec. Cihideung, Tasikmalaya, Jawa Barat 46124 merupakan lokasi yang di hapit oleh stadiun sepak bola dadaha dan gedung sekolah dan universitas yang ada sehingga memberikan potesi tapak untuk didirikan bangunan gelangga remaja supaya meningkatkan anak anak remaja serta anak anak sekolah dan universitas untuk meningkatkan krestifitas bakat, serta hobi dan kesenian lebih kearah yang positif . ANALISIS MATAHARI TERHADAP BANGUNAN Data analisi orintasi matahari terhadap bangunan di amabil menggunkan aplikasi fisika bangunan dengan keadaan tapak yang ada dan gubahan masa, analasi matahari sendiri di bagi menjadi 3 bagian yaitu pagi dari pukul 07.00-10.00, 10.00-12.00, 12.00-15.00, 15.00-18.00.

Gambar 3 :Analisis matahri 07.00-10.00 10.00-12.00 Sumber gambar :dokumen pribadi, Ruchlia 2020 Pagi pukul 07.00-12.00 Memiliki matahari ke arah bagian banguan dan memiliki azimut 86.1-86.5 dan altitude 70-91

Gambar 3 :Analisis matahri 07.00-10.00 10.00-12.00 Sumber gambar :dokumen pribadi, Ruchlia 2020

Gambar 4 Analisi thermal Sumber gambar :dokumen pribadi,Ruchla 2020 View tampak depan memiliki thermal biru di area plaza dan di area atap memiliki Thermal paling panas dan ada bagian yang meliki panas . Untuk bangunan area kuning yang meiliki dan mnghasilkan panas yang lama di sinari matahari serperti diatap dan diarea taman maka dimanfaatkan dengan penempatan panel surya untuk di jadikan pembangkit listrik tambahan. ANALISI SIRKULASI DAN ENTRANCE Pola sirkulasi yang di gunakan dalam bangunan gelanggang remaja ada 2 yaitu pola sirkulasi satu arah dan pola sirkulasi 2 arah karena untuk memudahkan sirkulasi kendaraan dan manusia dapat teratur. -sirkulasi 1 arah di gunakan pada sirkulasi kendaraan yang ada pada tapak, sehingga menciptakan sirkulasi yang teratur serta holistis antar lingkungan dan akan berpengaruh pada lingkungan sekitar serta peka terhadap lingkungan. -Sirkulasi 2 arah di gunakan holistis antar ruang sehingga mempermudah kelancaran kegiata, koordinasi hubungan ruang, dan jarak pencapaian yang mudah. Serta di dukung dengan pencahayaan dan penghawaan alami pada koridor selasar yang sesuai denan konsep material ramah lingkunagn serta peka terhadap lingkuangan.


Gambar 4 Analisis sirkulasi Sumber gambar :dokumen pribadi,Ruchla 2020 ANALISIS KEBISINGAN Kebisingan di sekitar tapak berada di sisi jalan perempatan jalan dan di pertigaan jalan sebelah barat lokasi tapak. Untuk mengatasi kebisangan di sekitar tapak di beri perpohonan untuk merndam kebisingan yang terlalu.

ANALISIS VEGETASI Perencanaan landscape softcape terdiri dari beberapa jenis tanaman yang umumnya dapat tumbuh daerah kota tasikmalaya sebagai citra pengkhasan konsep ekologi seperti : 1. Tanaman penutup tanah, seperti rumput gajah, rumput manila 2. Tanaman pelindung, seperti poho akasia, pohon ketapang, pohon angsana 3. Tanaman pengaman, seperti pohon cemara, pohon angin, pohon lantoro 4. Tanaman penghias, seperti furing, pakis, pinang yakis,pohon plamboyan, dadap ayam, palm, pohon serut 5. Unsur-unsur penunjang yaitu lampu tanaman, sclupture, majalah diding, air mancur Perencanaan hardscape dengan pendekatan eko desain yaitu mengunakan bahan-bahan alami seperti - Grassblok - Cetakan coral - Batu kali DENAH BANGUNAN DAN TATA UNIT GELANGGANG REMAJA Denah tata letak unit bangunan pada gelanggang remaja di bagi berdasarkan kegiatan kegiatan yang ada. Kegiatan utama yaitu bidang olahraga sport art, bidang kesenian, bidang pengembangan diri dan kominitas komunitas, kegiatan penujang dalam gelanggang remaja ada kafetarian, masjid. Bangunan untuk pengelolah service untuk teknisi berbeda zona pada area tersebut.

Gambar 4 Analisis sirkulasi Sumber gambar :dokumen pribadi,Ruchla 2020 ANALSIS ZONING DAN PEMBAGIAN KEGIATAN BANGUNAN Setelah lokasi tapak di analisi maka bangunan gelanggang remaja dapat di kemukan dengan pola tata masa kelompok (cluster) yang menyebar dan mengarah pada unsur alam terbuka. Karena sesuai untuk siete perencanaan pada sarana yang memberikan kesan alami. pemisahan masa dengan aktifitas - Pencapaian lebih efektif - Kesan alami

Gambar 13 Konse zoning masa Konsep zoning vertical

Tabel kelompok pelaku kegiatan dan kebutuhan ruang dan zona ruanngan


gelanggang remaja. -Aktivitas pengembangan merupakan kegiatan yang mecakup kegiatan seminar, perpustakan, one juz one day yang di adakan di gelanggang remaja.

b.kegiatan pengelolah dan karyawan Merupakan orang yang bertangung jawab untuk mengurusi gelanggang remaja secara administratif maupaun fisik bangunan . -Perawatan gedung berupa mainentrace dan pemeliharan keadaan gedung agar tetap dalam keadaan baik -Pengelolaan gedung yaitu berupa promosi bagi lembaga yang inin mengadakan even, dan mengelolah untuk fasilitafasilitas yang di sewakan

c. kegiatan service Kegiatan service merupakan kegiatan yang merawat dan mengelolah gudung secara teknisnya seperti bagaian mekanikal dan electrical.

PROGRAM RUANG Tujuan membuat program ruang mendapatkan besaran ruang menurut standar arsitektur dan studi lapangan. Mengetahuai bangunana yang di butuhkan untuk kegiatan utama, kegiatan penunjang, kegiatan perlengkap (pengelolah dan service). Kesimpulan dari program ruang kita memiliki total luasan keseluraan Bangunan 14.356 m² sedangkan dari peraturan pemerintah adalah 33.066 m² jadi bangunan Gelanggang Remaja Kota Tasikmalaya sesuai dengan peraturan

ALUR PELAKU KEKGIATAN DAN ANALISI FUNGSI

a.kegiatan pengunjung dan pengunan Pengunjung dan pengunan adalah mereka yang datang dalam lingkup bangunan beriringan dan melakukan kegiatan yang dapat di fasilitasi oleh gelanggang remaja. -Aktivitas olahraga merupakan kegiatan olaharaga berupa basketball, futsal, voli dan kegiatan olahraga lainya -Aktivitas kesenian merupakan kegiatan yang mencakup kesenian berupa seni tari, seni musik , seni teater, pameran galeri dll. -Aktivitas komunitas merupakan kegiatan yang mencakup komunitas yang ada mengunakan fasilitas di

pemerintah. ELEMEN DAN ORNAMENT Berdasarkan tema dalam desai bangunan gelanggang remaja


ekologi arsitektur atau eko desain material ramah lingkungan : herinz frick (1998) maka elemen dan ornameny di gunakan yaitu harus ramah dengan lingkungan -

Bahan bangunan yang dapat di budidayakan kembali (regenerative) seperti : kayu, bambu dan rotan

-

Bahan bangunan alam yang dapat di gunakan kembali seperti : Tanah, batu kali dan batu alam.

Gambar 13 Konsep bentuk gubahan masa

-

Bahan bangunan alam yang memngalami perubahan trasformasi sederhana seperti : batu merah, logam dan semen.

-

Bahan bangunan komposit seperti: beton bertulang, plat serat semen, beton komposit, zat kimia dan perekat.

Bentuk Dasar Bangunan dari Gunung Arti gunung yang merupakan simbol kekuatan masyarakata Kota Tasikmalaya dari segala guncangan dan gangguan. Gunung digambarkan lebih dari satu untuk mengingat kan kembali Kota Tasimalaya sebagai Kota sepuluh ribu. KONSEP TEMA SEBAGAI IDE GAGASAN UTAMA Konsep tema dasar dalam peracangan gelanggang remaja di Kota Tasikmalaya mendesain suatu rancangan yang menggunkan pendekatan ekologi arsitektur yang memperhatikan kesesimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatan. Membangun gelanggang remaja yang beradapatasi pada sumber daya alam dan kepedulian akan kondisi lingkungan yang semakin menurut.

KONSEP BENTUK BANGUNAN DEKORASI Bentuk bangunan merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam penampilan bangunan, karean sebelum orang masuk kedalam bangunan gelanggang remaja, terlebih dahulu pengnung akan mengenal bentuk bangunannya. Sebaiknya, entu bangunan keseluruhan dapat mencerminkan fungsi dan sifat kegiatan yang terjadi didalamnya . Untuk memperoleh bentuk bangunan yang sesuai, maka dilakukan pendekatan trasnformasi methapora sehingga bentuk yang diambil berdasarkan kondisi yang ada di sekitar tapak serta yang berkaitan dengan gelanggang remaja, salah satunya potensi yang ada yaitu bentuk bangunan di ambil dari simbol gunung yang ada kota Tasikmalaya.

Gambar 13 diagram ekologi

Konsep tema ekologi arsitektur ini selain dapat mempresentasikan untuk menjaga lingkungan ke para remaja, juga dapat menfaatkan system ekologi arsitektur untuk lingkungan dan dapat memposes energi yang ada di alam menjadi bermanfaat tanpa merusak alam itu sendiri. Sehingga, nantinya rancangan tidak hanya akan menjadikan gelanggang remaja bagi remaja untuk berkegiatan, namu juga menjadi sebuah sarana untuk menfaatkan dan mengunakan hasil dari lingkungan. Mengedukasi akan lingkungan alam sekitar kita akan kondisi lingkungan yang semakin menurut. KONSEP STUKTUR DAN KONTRUKSI


sistem struktur dan kontruksi yang di pakai di gelanggang remaja yang dimana sudah di pertimbangkan berdasarkan material dan analisa maka yang di gunakan sebagai berikut : struktur bawah (sub struktur) penggunaan sub struktur bawah di sesuaikan dengan sistem pembebanan dari struktur dan kondisi tanah yang ada pada lokasi yang di tentukan dan Berdasarkan lokasi yang sudah analisi di atas maka penggunaan struktur bawah menggunkan sistem pondasi batu kali dan pondasi poor plat sedangkan untuk bangunan yang tinggi pakai pondasi tiang pancang di karena sebagai berikut : - daya dukung tanah yang masih belum memenuhi syarat, sehingga mengunkan 2 alternatif struktur yaitu pondasi batu kali dan pondasi poor plat - cukup mudah di laksanakan dan dapat menjamin fleksibilitas ruang

Gambar 13 Konsep Utilitas Sistem Jaringan Listrik dan Telekomunikasi

Sistem distribusi air bersih Untuk memenuhi keperluan kebutuhan air bersih di gelanggang remaja mengunakan jaringan- jariangan air bersih PDAM yang ada di kota Tasikmalaya. Yang perlu di perhatikan dalam sistem pengadaan air bersih yaitu : -Dapat memudahkan dalam pelaksaan operasional -Pengontrolan terhadap penempatan jarinagan pipa dapat di lakukan secara mudah -Penyedian bak penampungan (recervoir) untuk kebutuhan cadangan

Gambar 13 Konsep Utilitas Sistem bersih

Gambar 13 3d isometric stuktur sistem struktur pendukung kolom praktis yang digukann dalam dalam sistem struktur pendukung sistem struktur atas (penutup) dalam pengunanan sistem struktur atas yaitu dengan mengunakan struktur plat beton serta memberlakukan roof garden sebagai atap dan stuktur bentag lebar.

Sistem pembuangan Untuk mengatasi limbah buangan berupa disposal padat (sampah), disposal cair (kotoran septiktank), dan air hujan perlu pengadaan sistem pembuangan yang baik dan sistematis. Sistem pembuangan meliputi sebagai berikut : Air hujan dan air kotor digunakan saluran secara tertutup dengan adanya bak kontrol, lalu dari bak kontrol akan di saring kembali untuk keperluan penyiraman tanaman/vegetasi di kawasan tapak serta persedian untuk terjadinya kebakaran

KONSEP UTILITAS Sistem elektrikal : -Pemanfaatan sumber energy listrik sesuai dengan konsep ekologi arsitektur, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, serperti panas matahari, dengan pengunaan sumber listrik yang berasal dari solar panel(panel surya), sehingga mengurangi pemnfaatan sumber listrik yang berasal dari PLN kota Tasikmalaya. -Penyediaan baterai sistem automatic switch dari semua aliran generator set -Sistem generator set di manfaatkan sebgai sumber tenaga cadangan untuk menangulani apabila jaringan listik PLN tidak berfungsi (padam) -Penemapatan jaringan intaslisi d gunakan secara tertutup supaya tidak menjadikan kecelakan dan tidak mengganggu factor estetika dalam bangunan

Gambar 13 Konsep Utilitas Sistem air hujan Sampah -bak sampah organik sampah organik akan didaur ulang lagi untuk keperluan pupuk vegetasi di kawasan tapak -bak sampah non-organik sampah non-organik akan di tamping di tempat perbuangan semetera, lalu akan di salurkan ke tempat pembuangan sampah terkahir. Septictank Untuk septictank mengunakan 2 jenis yaitu 1.Septictank Vietnam fungsi kegunaannya yaitu sebagai pupuk organic dari kotoran padat.


2.Septictank biogas kegunaan kotoran padat di olah menjadi biogas lalu dipakai ke pantry-pantri kafetaria untuk di gunakan.

Gambar 13 Konsep Utilitas Sistem Jaringan Listrik dan Telekomunikasi Konsep yang telah dibuat menjadi dasar yang digunakan dalam proses perancangan. Hasil dari perancangan berupa gambar kerja, seperti masterplan, denah, tampak, potongan, detail dan disertai dengan gambar perspektif.

Gambar 13 Konsep Utilitas Sistem Jaringan septitank SISTEM KEBAKARAN -

-

-

Penyedian alat pemadam kebakaran berupa tabung –tabung CO2 pada daerah yang dianggap penting dengan sistem penempatan 100 m2.buah Fire hydrant pada luar ruangan setiap jarak 60m Sistem springkler setiap 16 m2 Menggunakan tangga darurat Menyediakan bak penampungan yang berasal dari air kotor dan air hujan yang di gunakan kembali untuk menyiram tanaman Adanya jalan yang cukup untuk kendaran pemadam kebakara.

Gambar 13 site plant

Gambar 13 blok plan

Gambar 13 Konsep Utilitas Sistem Jaringan kebakaran PENANGKAL PETIR Penakal petir berfungsi untuk melindungi bangunan dari kebakaran atau ledakan akibat samabran petir, prinsip kerjanya adalah degan memusatkan daerah samabaran petir ke titik-titik tertentu, kemudian arus tenaga berkekuatan tinggi tersebut di salurkan kedalam tanah untuk di redam Adapun sistem pengkal petir yang di gunakan adalah sistem sangkar faraday dengan tongkat metal runcing yang kemudian dihubungkan ke bumi (tanah), sebagai penetral.

Gambar 13 tampak samping kanan dan kiri


Gambar 13 Tampak depan dan belakang

Gambar 13 detail kanopi dan plaza outdor lapangan

Gambar 13 3d presfektif interior cafeteria & studio lukis

Gambar 13 3d presfektif interior studio music

Gambar 13 3d presfektif interior Gelanggang olahraga Gambar 13 3d presfektif interior teater


Gambar 13 3D presfektif tampak

Gambar 13 3d presfektif view mata burung

KESIMPULAN Pada perancangan Gelanggang Remaja di Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Arsitektur Ekologi dapat memberikan fasilitas memenuhi dengen kriteria bangunan serperti tempat olaharag, kelas tempat pentujukan dan tempat komunitas komunitas, dan paling utama dampak yang positif untuk anak-anak muda serta dapat menyadarkan akan lingkungan sekitar harus di jaga bersama sama.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Petaindonesia;https://www.google.com/sear ch?q=peta+indonesia&safe= [2]peta tasikmalaya.; https://www.google.com/search?q=peta+tas ikmalaya [3]Google Maps, Online di https://www.google.co.id/maps/place/Jl.+D adaha,+Tasikmalaya,+Jawa+Barat/@7.336 3216,108.2209262,17z/data=!3m1!4b1!4m 5!3m4!1s0x2e6f574248ec3907:0x50b0b58 a3792324c!8m2!3d7.3361917!4d108.2231096 [4]Jurnal judul (memahamin ciri dan tugas perkembangan masa remaja), penuliskhamim zarkasih putro, 2017 [5]Jurnal psikoislamedia (remaja dan tugas

tugas perkembangan dalam islam), Penulis Miftahul Jannah,april 2016 [6] gelanggang remaja : http://ejournal.uajy.ac.id/2963/3/2TA11665 [7] Buku Heinz Frick, Ekologi Arsitektur [8] Buku ekologi arsitektur, Maulana ferdinand [9] Youth center lifeworks:https://architizer.com/projects/lifewor ks-soocfoundation-youth-and-family-resourcecenter/ [10] Youth center Oberschleibheim :https://www.archdaily.com/461575/internation al-youth-center-i oberschleissheim-atelier30?ad_source=search&ad_medium=search_res ult_all [11] Data arsitek, Ernst Neufert tahun 1936 [12]Gunung, : [13] Pegrajin Anyaman Bambu,: [14] Pemasangan pondasi, [15]Struktur bentang lebar, [16] Sistem jaringan panel surya [17] Sistem komunikasi, jurnal kominikasi :[18]distrisbusi air, jurnal,


PASAR SANGGENG DI MANOKWARI PAPUA BARAT Olivander D Dowansiba Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila Vander121098@gmail.com ABATRAK

Kabupaten Manowkrai merupakan pusat Ibukota Provinsi Papua Barat, yang kini menjadi pusat pemerintahan bagi 10 kabupaten 1 kota yang ada di Provinsi Papua Barat. Dengan menjadi pusat pemerintahan maka pada bidang ekonomi pun harus dibuat menjadi pusat perdagangan di Kabupaten Manokwari. Dengan itu maka Pemerintah Kabupaten atau Provinsi harus saling bekerja sama dalam melihat kekurangan berupa sarana/prasaran perdagangan yang ada pada Kabupaten Manokwari sebagai Ibukota Provinsi Papua Barat. Pembangunan Pasar Sanggeng Manokwari merupakan salah satu sarana perdagangan dan jasa yang kini direncanakan dan dibangun agar menjawab permasalahan dalam perdagangan di Kabupaten Manokwari, agar perdagangan di Kabupaten manokwari lebih baik dari sebelumnya sehingga membawah perubahan dan danpak positif bagi Kabupaten Manokwari. Pasar sanggeng Manokwari merupakan pasar yang sebelumnya sudah ada namun dengan terjadinya bencana kebakaran sehingga seluruh sarana dan prasarana yang ada pada pasar sanggeng Manokwari lugas terbakar. Maka dengan terjadinya bencana kebakaran ini maka perdagangan di Kabupaten Manokwari terutama pasar sanggeng agak macet tidak seperti sebelumnya, Maka hal ini perlu di tangani oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari atau Provinsi Papua Barat dalam mengatasi permaslahan ini. Metode Perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pasar Sanggeng Manokwari menggunkan berbagai penelitian dan pengumpulan data dari Masyrakata maupun Pemerintah setempat.Metode Penelitian bersifat analisa kualitatif,analisa kualitatif adalah analisa dengan cara mengembangkan,menciptakan,menemukan konsep dan teori (Hamidi 2004 : 14). Metode analisis data secara kualitatif dilakukan berdasarkan logika dan argumentasi yang berperilaku ilmiah.Langkah-langkah ini meliputi survey obyek-obyek studi banding,lokasi tapak untuk mendapatkan data-data study banding yang berhubungan dengan obyek perancangan. Hasil observasi Pasar Sanggeng Manokwari menunjukan bahwa Pasar Sanggeng sangat tidak layak untuk digunakan dari melihat sarana dan prasarana yang sudah tidak layak, dalam observasi ini yang di sarankan untuk menata kembali perancangan Pasar Sanggeg

Manokwari agar lebih baik dari sebelumnya.Hal ini dilakukan dengan cara membuat tema yang bersahabat dengan lingkungan menciptakan suasana yang inovatif sehingga membawah efek positif pada lingkungan, Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi.

Manowkrai Regency is the center of the capital city of West Papua Province, which is now the center of government for 10 districts and 1 city in West Papua Province. By becoming the center of government, in the economic field it must also become a trading center in Manokwari Regency. With that, the Regency or Provincial Governments must cooperate with each other in seeing the shortcomings in the form of trade facilities/infrastructures that exist in Manokwari Regency as the Capital of West Papua Province. The construction of the Sanggeng Manokwari Market is one of the means of trade and services that are now planned and built to answer the problems in trade in Manokwari Regency, so that trade in Manokwari Regency is better than before so that it brings changes and positive impacts for Manokwari Regency The Manokwari sanggeng market is a market that previously existed but with the occurrence of a fire disaster, all facilities and infrastructure in the Manokwari sanggeng market were immediately burned. So with the occurrence of this fire disaster, trade in Manokwari Regency, especially the Sanggeng market, is somewhat jammed like before, so this needs to be handled by the Regional Government of Manokwari Regency or West Papua Province in overcoming this problem. The design method used in the Sanggeng Manokwari Traditional Market Design uses various research and data collection from the Community and the local government. The research method is qualitative analysis, qualitative analysis is analysis by developing, creating, finding concepts and theories (Hamidi 2004: 14). Qualitative data analysis methods are carried out based on logic and scientific behavior. These steps include surveys of comparative study objects, site locations to obtain comparative study data related to the design object.

The results of the observation of the Sanggeng Manokwari Market show that the Sanggeng Market is not very feasible to use from looking at the facilities and infrastructure that are no longer feasible, in this observation it is recommended to rearrange the design of the Manokwari Sanggeg Market so that it is better than before. This is done by creating a theme which is friendly to the environment creates an innovative atmosphere so as to have a positive effect on the environment, sub-district, district, and province. Kata Kunci : Pembangunan Pasar Tradisional, Perancangan

PENDAHULUAN Pasar Rakyat merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara lansung dan biasanya ada proses tawar menawar,bangunan biasanya terdiri dari kios-kios


atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh

Manokwari adalah ibukota kota Provinsi Papua Barat, Indonesia, yang juga merupakan Ibukota dari Kabupaten

penjual maupun suatu pengelolah pasar.

Manokwari.Terdapat tiga Pasar di Manokwari yaitu Pasar Sebagai bagian dari infrastruktur strategis dalam urat nadi perekonomian nasional, peran pasar Rakyat

Sanggeng, Pasar Wosi dan Pasar Borobudur. Ketiga pasar tersebut dapat menopang perdagangan di Manokwari.

sangatlah signifikan untuk menjalankan berbagai fungsinya, antara lain: memberikan kontribusi terhadap

Pada

tahun

2018

Pasar

Sanggeng

Manokwari

kesempatan

mengalami kebakaran yang begitu dahsyat sehingga

kerja; menyediakan sarana berjualan, terutama bagi

mengakibatkan sarana dan prasarananya mengalami

pelaku usaha UMKM; menjadi referensi harga bahan

kerusakan begitu parah. Para pedagang juga kewalahan

pokok yang mendasari perhitungan tingkat inflasi dan

dalam berdagang. Mereka berdagang di pinggir jalan,

indikator kestabilan harga; meningkatkan PAD; dan

terminal dan halamn terbuka pada Pasar Sanggeng. Potensi

sebagai salah satu sarana pelestarian budaya setempat;

Pasar

serta hulu sekaligus muara dari perekonomian informal

pengembangan perdagangan di Manokwari. Letaknya

yang

perekonomian

sangat terjangkau, yaitu di pusat kota Manokwari dan

Indonesia. Sebagai bagian dari infrastruktur strategis

berada di pinggir pantai sehinga dapat juga diakses dari

dalam urat nadi perekonomian nasional, peran pasar

jalur transportasi laut.

tradisional sangatlah signifikan untuk menjalankan

Untuk mengatasi permasalahan di atas, itu perlu

berbagai fungsinya, antara lain: memberikan kontribusi

direncanakan dan rancang bangunan pasar Sanggeng

terhadap

sebagai pasar rakyat yang baru di Manokwari, dengan tema

perekonomian

daerah;

menjadi

tulang

meningkatkan

punggung

perekonomian

daerah;

meningkatkan

Sanggeng sangat baik dan dibutuhkan dalam

kesempatan kerja; menyediakan sarana berjualan,

“Arsitektur

terutama bagi pelaku usaha UMKM; menjadi referensi

mengembangkan

harga bahan pokok yang mendasari perhitungan tingkat

Tradisional dari tiga suku asli Papua yang berdomisisli

inflasi dan indikator kestabilan harga; meningkatkan

di Manokwari. Diharapkan Pasar Rakyat Sanggeng

PAD; dan sebagai salah satu sarana pelestarian budaya

dengang konsep tersebut akan membawa kebersamaan

setempat;

dan perstuan yang dapat menjalankan perekonomian

serta

hulu

sekaligus

muara

dari

perekonomian informal yang menjadi tulang punggung

Tradisional dan

ARDOMESA”. menyatuhkan

Tema

ini

Arsitektektur

Manokwari pada khususnya.

perekonomian Indonesia. Namun demikian, terhitung sejak disahkannya Undang-undang

Nomor

7

Tahun

2014

tentang

Perdagangan, maka pasar tradisional telah berubah

TINJAUAN PUSTAKA

penyebutannya menjadi Pasar Rakyat, dengan tetap memperhatikan kekhususan pasar rakyat terkait aspek

Pelaksanaan

perdagangan

di

pasar

Sanggeng

lokasi yang bersifat tetap berupa toko/kios/los dan

Manokwari

bentuk lainnya serta menjadi tempat jual beli dengan

peredagangan ialah tiga suku besar yang berdomisilih di

proses tawar menawar. Namun demikian, terhitung

Manokwari

sejak disahkannya Undang-undang Nomor 7 Tahun

Wamesa.Maka penerapan konsep dalam pembangunan

2014 tentang Perdagangan, maka pasar tradisional telah

Pasar

berubah penyebutannya menjadi Pasar Rakyat, dengan

istiadat dari tiga suku ini,agar

tetap memperhatikan kekhususan pasar rakyat terkait

kebersamaan

aspek lokasi yang bersifat tetap berupa toko/kios/los dan

berkembangnya Pasar Tradisional Sanggeng

bentuk lainnya serta menjadi tempat jual beli dengan

suku ini.

proses tawar menawar.

yang

yaitu

menjadi

tuan

“ARDOMESA”

rumah

dalam

Arfak,Doreri,dan

Sanggeng,kita harus mengambil konsep adat

dalam

hal

dapat menjaga sejarah

permulahan dari tiga


Maka temah yang di terapkan ialah Arsitektur

Pasar daging

Tradisional ARDOMESA.Demi mewujukan kebersamaan

Pasar daging merupakan pasar yang menjual berbagai macam

dalam membangun Manokwari dalam perdagangan lebih

kebutuhan makan. Seperti daging, makanan, dan sayur-mayur. Beberapa

baik lagi.

penjual di blok ini mayoritas adalah pedagang tidak tetap. Jadi mereka lebih

Pasar sanggeng merupakan pasar tertua di Manokwari,

nyaman untuk tidak menyewa los dan berjualan di bawah beralas terpal saja.

Secara administratif Pasar Sanggeng berada di Kelurahan

Mereka ini adalah para pemilik ladang yang menjual hasil panennya.

Sanggeng,

Adapun studi banding yang terkait dalam pembangunan pasar di Indonesia,

Distrik

Manokwari

Barat,

Kabupaten

Manokwari, Provinsi Papua Barat. Pasar yang berada di Jl. Yos Sudarso ini pada tahun 2018 sempat terbakar, pada tanggal 11 april 2018 ada

sebagai acuan dalam membangun Pasar Rakyat yang sesuai dengan kriteria yang Masyarakat inginkan. 1.Pasar Mama Papua

belasan toko di lantai dua yang terbakar. Mayoritas mereka yang berjualan di lantai dua itu adalah penjual barang

Pasar limah lantai dengan luas lahan kurang lebih 2.400 meter persegi,

elektronik dan pakaian. Kebakaran yang disebabkan oleh

dapat menampung 300 pedagang. Dilihat dari fasilitas pengamanan, terdapat

hubungan pendek arus listrik ini memang tidak ada korban

20 lebih kamera pengaman setiap lantai di fasilitasi 2 kamar mandi, juga

jiwa, namun kerugian materiil ditaksir hingga ratusan juta

diintalasi kebakaran yang terpasang secara permanen.

rupiah. Hingga sekarang kios yang terbakar tersebut dipindahkan ke samping pos polisi sanggeng.

Tampungan air disediakan oleh pemerintah dapat menampung air sebanyak 84 meter kubik, didukung pompa air. Tak hanya itu pada lantai 4 juga disediakan aula yang juga menampung ratuasan orang yang biasa digunakan mengadakan even-even tertentu bagi mama-mama papua seperti

Dalam peninjauan fasilitas pasar yang kini dapat

pelatihan, perayaan natal Bersama dan lainnya. Pada lantai 1 diperuntukan

mendukung proses perdagangan di pasa Sanggeng sebagai

bagi pedagang basah seperti pedagang ikan, daging, dan sejenisnya. Pada

berikut :

lantai itu juga di sediakan 20 wastafel. Untuk lantai 2 disediakan bagi kerajinan tangan dan hasil seni masyarakat papua.

a.Terdapat 3 tempat fasilitas perdagangan seperti : Pasar Kering

Lantai 3 akan terpusat berbagai jenis makanan termasuk makanan ciri khas papua serta perpaduan makanan modern. Sementara lantai 4 aula dan lantai 5 beberapa ruang untuk perkantoran yang akan mengelolah serta mengawasi

Seperti yang disebutkan sebelumnya, pasar kering

pasar mama papua tersebut yang nantinya ditunjuk pemerintah kota jayapura.

adalah pasar tingkat yang menjual berbagai kebutuhan kering, seperti makanan kemasan, pakaian, alat elektronik, alat makan, dan berbagai kebutuhan non sayuran dan daging lainnya. Pasar basah Pasar Basah merupakan pasar yang menjual berbagai macam kebutuhan makan. Seperti daging, makanan, dan sayur-mayur. Beberapa penjual di blok ini mayoritas

Gambar 1 Pasar Mama-Mama Papua

adalah pedagang tidak tetap. Jadi mereka lebih nyaman

SUMBER:

untuk tidak menyewa los dan berjualan di bawah beralas

dunia?page=all

terpal saja. Mereka ini adalah para pemilik ladang yang menjual hasil panennya.

pasar-mamamama-papua-finalis-festival-

arsitektur-


3. Pasar Tradisional Gede Harjonagaro Surakarta

METEDEOLOGI PERANCANGAN

Pasar Gede sudah berdiri sejak Zaman Kolonial Metode perancangan yang digunakan dalam proses perancangan

Belanda.Pasar Gede awalnya hanya Pasar Tradisional

menggunakan data yang di peroleh dengan beberapa cara yaitu :

kecil yang berdiri diatas tanah seluas 10.421 hektare.Pasar 1.Studi literlatur berfungsi memperoleh data sekunder melalui

Gede dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Ir

referensi yang berkaitan dengan teori-teori perancangan, seperti

Thomas Karsten.Arsitektur Pasar Gede yaitu paduan

teori-teori arsitektur dan preseden dari proyek sejenis.

budaya belnda dan jawa.Bangunan baru selesai pada tahun 1929 ini diberi nama pasar Gede Harjonagaro dan sekarang

2.Survei lapangan berfungsi untuk memperoleh data-data primer

terpopuler dengan sebutan pasar Gede. mempertahankan

yang berkaitan dengan situasi yang ada pada lokasi tapak yang

arsitekturnya aslinya.Renovasi yang di lakukan juga meliputi penambahan fasilitas bagi penyandang disabilitas dapat di amati secara lansung apa saja permesalahan nya.

dengan membanguna jalan khusus dengan menggunakan kursi roda. Seiring berkembangnya zaman, pasar Gede

Data yang sudah di peroleh keudian akan di analisis, dan dapat

menjadi pasar Gede menjadi pasar tradisional terbesar di

membuat

Surakarta.Pasar Gede juga ditetapkan sebagai pasar yang

berdasarkan masalah yang sudah ditinjau, agar dalam perancangan

mempertahan budayanya dengan menjual makanan khas

bangunan baru kita dapat mengatasi masalah- masalah pada tapak.

tradisional.

PERANCANGAN

konsep

yang

dapat

mengatasi

permasalahan

Gambar 3 Pasar Gede Harjonagaro Surakarta Sumber : pasar-beringharjo-yogya-buka-sampai-malam-ini-kata

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ketiga studi preseden ini dalam mengembangkan/membangun pasar bagi masyarakat perlu diperhatikan

dan

kebiasaan,kebutuhan

di

kembangkan yang

mengembangkan/membangun

budaya

mendasari

sekitar, dalam

bngunan baru sehingga

masyarakat dapat menikmati pembangunan tersebut.

2

Panjang sisi barat

: 108 m

Panjang sisi timur

: 108 m

Panjang sisi utara

: 192 m

Panjang selatan

2

2

: 165 m

2

2

Luas Tapak : 19.278 m

Koefisien Dasar Bangunan 70% : 19278 m2 x 70% (KDB) = 13.494,6 m

Koefisien Lantai bangunan

Porsi ruang luar

: :

2

19278 x 2.5 = 48.195 19278 x 30 % =5.783,4 m

2

yang dapat dimanfaatkan untuk area parkir, loading, open space, dan kelompok bagian pelayanan .


KONSEP BANGUN AN SKEMATIK KONSEP TAPAK

Ini adalah rumah adat dan hal-hal yang berkaitan dengan Arsitektur tradisional ARDOMESA. Hal-hal ini akan dipadukan dan membentuk suatu masa bangunan, baik akan ditonjolkan pada atap bangunan, bentuk bangunan ataupun masuk dalam hiasan melengkapi struktur bangunan.

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR 4 SKEMATIK KONSEP TAPAK

SKEMATIK KONSEP 3D KWASAN

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021

KONSEP STRUKTUR BANGU AN Terdat 4 bangunan yang pada konsep Pasar Sanggeng Manokwari Masa bangunan 1,2,3 dengan konsep struktur Terdiri dari 3 lantai dengan konsep struktur : 1.Pondasi tingang pancag. 2.Stuktru beton. 3.Atap struktur kayu(dengan alasan kayu kelas 1 di papua masih cukup berlimpah) Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR 5 SKEMATIK 3D KONSEP KAWASAN

SKEMATIK KONSEP 3D BANGUNAN

1

2

4.Atap tidak berlengkung menggunakan spandek, atap berlengkung menggunakan multiroof. Masa bangunan 4 membentuk setenga lengkung dan 1 lantai struktur:

dengan konsep

1.Pondasi pilecap

3

4

2.Struktur beton 3.Pada atap juga berstruktur beton Kuda-kuda terdiri dari 2 bentang : 1.Bentang lebar dengan lear bentangan 22 m2 2.Bentang kecil 6 m2 Jarak anatar kolom 7 m2 , 8 m2 .

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR 6 SKEMATIK KONSEP BANGUNAN

Dengan dilatasi setiap 20 m2, dapat saya sesuaikan dengan penggunaan lahan Tapak yang dapat dibangun.

Pasar Sanggeng terdiri dari 4 masa bangunan seperti yang di gambarkan disamping ini. •

Konsep masa bangunan 1,2,3, lantai 1.

Dengan konsep terbuka ,sehingga kolomkolomnya pun kelihatan. •

Konsep bangunan lantai 1,Masa Bangunan 4 .

Dengan konsep anakpana ,dan bersifat tertutup.Posisi lantai bangunan yang • •

lebih tinggi dari masa bangunan 1,2,3. Konsep bangunan lantai 2 dan 3, masa bangunan 1,2,3. Dengan konsep rumah adat tiga suku yakni Ardomesa yang di terapkan dalam masa bangunan dan bersifat terbuka dari arah utara,selatan,timur sedangkan barat bersifat tertutup dan terdapat bukaan di didalam masa

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021

bangunan.

GAMABAR 7 STRUKTUR BANGUNAN


KONSEP UTILITAS BANGU AN

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR 11 SITEPLANE

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR 8 KONSEP UTILITAS BANGUNAN

KONSEP PENGELOLAH SAMP AH

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR 12 BLOK PLANE

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Kelola_ sampah.pdf

GAMBAR 13 DENAH LANTAI 1

GAMBAR 9 KONSEP PENGELOLAH SAMPAH KONSEP PELETAKAN TANGGA DAN LIFT

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR 10 KONSEP PENGELOLAH SAMPAH

GAMBAR 14 DENAH LANTAI 2


Sumber Gambar : Hasil analisis 2021

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021

GAMBAR DENAH LANTAI 3

GAMBAR 15 TAMPAK SAMPING KIRI DAN KANAN

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR 16 PRESPEKTIF BURUNG

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR17 PRESPEKTIF INTERIOR

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR POT C-C,D-D

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR18 PRESPEKTIF MATA MANUSIA

Sumber Gambar : Hasil analisis 2021 GAMBAR TAMPAK DEPAN,BELAKANG


DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN Perancangan Pasar

Sanggeng Manokwari untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat Kabupaten

[1] Jasa, A. P. P. Bab II Tinjauan Pustaka.

Manokwari, dengan di rencanakan dan dirancang kembali maka perekonomian di Kabupaten Manokwari bisa di katakan aktif kembali dan lebih berkembang dari sebelumnya agar dapat membantu Masyarakat Manokwari dalam

memenuhi

masalah

perekonomian

sehingga

Masyarakat manokwari tidak merasah kesusahan dalam

[2] Satuhu, Y. M., Nugroho, A. M., & Wulandari, L. D. (2014). Redesain Pasar Bareng Kota Malang (Perancangan Pasar Tradisional Bercitra Modern). Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 2(2).

mengatasi masalah perekenomian. [3]Adhimastra, I. K. (2017). PERENCANAAN DAN Selain menjawab kebutuhan sehari-hari, dengan adanya Pasar Sanggeng Manokwari maka dapat menyediakan

PERANCANGAN PASAR TRADISIONALDI KECAMATAN BLAHBATUH. Jurnal Anala, 5(2).

lapangan kerja dan mengatasi pengangguran yang sudah sangat banyak di Manokwari.

[4] [Online] . http://eprints.mercubuanayogya.ac.id/1084/2/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUS

Dengan menerapkan tema Arsitektur ARDOMESA maka

TAKA.[Diakses.[Diakses tahun 2011]

membawah nilai positif bagi tiga suku asli manokwari dengan tujuan bahwa Kabupaten Manokwari masih peduli

[4]Rahmawati,

dan mengembangkan nilai-nilai budaya tiga suku asli

http://eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-

Manokwari agar budaya 3 suku asli Manokwari tidak

rahmawati2-47438-3-babii. [Diakses Tanggal 3

punah dan dapat di lestarikan. Dengan terapkan temah

september 2007]

ARDOMESA pada pasar sanggeng sehingga menjadi acuan bagi bangunan umum lainnya pada Kabupaten Manokwari

agar tema dan konsepnya yang diterapkan

[5] [Online], https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_Sanggeng,[Diakses pada 13 Februari 2020]

tidak terlepas dari Arsitektur Tradisional Manokwari. [6][online],https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_Sanggeng Tujuan akhir dari segalahnya adalah menciptakan perekonomia Manokwari sebagai pusat Ibukota Provinsi Papua Barat agar dapat seimbang dengan daerah lainya

#:~:text=Pasar%20Sanggeng%20merupakan%20pasar% 20tertua,Kabupaten%20Manokwari%2C%20Provinsi%2 0Papua%20Barat.[Diakses pada 13 februari 2013]

yang perekonomiaannya sudah berkembang, sehingga ada penilaian khusus dari masyrakat Manokwari bahwa

[7] [Online],

Pemerintah Kabupaten Manokwari juga bisa menunjukan

https://id.wikipedia.org/wiki/Manokwari_(kota),[ ari

yang terbaik dan menghapus tangisan masyarakat

versi asli tanggal 30 April 2012. Diakses tanggal 2012-

Manokwari yang selama ini kewalahan dalam melakukan

07-29.]

perdagangan.

[8] [Online], http://www.manokwarikab.go.id/halaman/sejarahmanokwari,[2018 Pemerinta Kabupaten Manokwari]



PERANCANGAN MUSEUM PERINGATAN COVID-19 1,2

Fahkri Husaini1, Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 fahkrihusaini@gmail.com,

__________________________________________________________________________________ Abstrak Covid-19 merupakan salah satu virus jenis baru dari virus corona (novel coronavirus, nCoV), virus ini pertama ter-identifikasi temuannya di kota Wuhan, China yang kemudian terus menginfeksi penduduk dunia secara masal, hingga pada akhirnya virus ini masuk ke Indonesia dan menyebabkan pandemi dalam skala nasional dan internasional yang berkepanjangan. Korban yang terus berjatuhan jumplahnya saat ini terus bertambah sudah terhitung ratusan ribu jiwa dari mulai masyarakat biasa hingga kalangan petugas kesehatan. Virus yang terus menginfeksi tanpa pandang bulu ini menjadi salah satu ketakutan tersendiri di benak masyarakat Indonesia, namun tidak sedikit pula yang tidak percaya akan keberadaan virus ini. Untuk itu demi mengenang segala kejadian dan mencatan kesaksian tentang apa yang terjadi akibat virus Covid-19 ini saya menyusun sebuah rancangan konsep Museum Peringatan Covid-19, sebuah museum yang bukan hanya sebagai ruang rekam jejak melainkan sebagai ruang renungan yang bersifat monumental untuk mengenang semua korban dan orang yang gugur dalam menangani Covid-19 ini di Indonesia. Kata Kunci: Museum Peringatan Covid-19, Covid-19, Indonesia, Ruang Renungan, Monumental

Abstract Covid-19 is a new type of corona virus (novel coronavirus, nCoV), this virus was first identified in the city of Wuhan, China which then continued to infect the world's population en masse, until in the end this virus entered Indonesia and caused pandemic on a national and international scale. The number of victims who continue to fall, the number is currently increasing, has counted hundreds of thousands of people from ordinary people to health workers. The virus that continues to infect indiscriminately has become one of the fears in the minds of the Indonesian people, but not a few also do not believe in the existence of this virus. For this reason, in order to commemorate all events and record testimony about what happened as a result of the Covid-19 virus, I compiled a concept design for the Covid-19 Memorial Museum, a museum that is not only a track record room but also a monumental contemplation room to remember all victims and people who died in handling Covid-19 in Indonesia. Keywords: Covid-19 Memorial Museum, Covid-19, Indonesia, Devotional Room, Monumental _________________________________________________________________________________________ PENDAHULUAN

terkonfirmasi mencapai 4,13jt , yang juga menyebabkan pandemic dengan skala internasional

Covid-19 merupakan genetic jenis baru dari keluarga virus corona (novel coronavirus, nCoV Virus ini di laporkan pertama kali oleh Pemerintah China secara resmi kepada WHO pada tanggal 31 Desember 2019 tentang adanya temuan Virus Corona di Kota Wuhan China Tanpa menunggu waktu lama virus Covid 19 ini kemudian menyebar luas dengan skala intaernasional yang di sampaikan WHO pada tanggal 30 Januari 2020 melaporkan 7.818 total kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia, dengan mayoritas di China, dan 82 kasus dilaporkan di 18 negara di luar

hingga beberapa negara menerapkan lockdown [1]. Indonesia pertama kali mengkonfirmasi temuan kasus covid-19 pada tanggal 2 maret 2020 yang kemudian terus memburuk hingga menjadi salah satu negara yang terdampak kasus coronavirus atau Covid19 dengan jumlah kasus mencapai 2,98jt dengan kasus kematian sebesar 77.583 per-tanggal 21 Juli 2021. Dari tingginya angka kematian akibat Covid-19 yang terjadi di Indonesia beberapa diantaranya merupakan kasus kematian dari para petugas kesehatan yang mencapai 1.067 kasus, per-Juli 2021 Namun dari angka diatas tidak sedikit pula dari masyarakat Indonesia yang memilih untuk mengabaikan dan tidak peduli betapa bahayanya Covid-19. dimana dari jumlah penduduk secara

China [1]. Virus ini terus menjalar hingga pada WHO pertanggal 21 Juli 2021 kasus coronavirus secara global mencapai 192jt kasus dengan jumlah kematian


nasional sebanyak 50 juta masyarakat beranggapan bahwa mereka tidak akan terpapar Covid-19 [4]. Hal tersebut yang menjadi keresahan saya untuk memunculkan sebuah gagasan bahwa akan sangat penting untuk mengabadikan momen yang terjadi pada saat ini kedalam sebuah museum peringatan Dimana arsitektur yang tercipta merupakan sebuah ingatan atau remembrance yang menceritakan kisah tentang Covid19 beserta mengenang para petugas dan korban yang mempunyai hubungan erat dengan Covid-19, sehingga dapat menciptakan museum peringatan yang bukan hanya sebagai tempat rekam sejarah, penelitian dan edukasi, tetapi juga sebagai sebuah ruang renungan terhadap apa yang telah terjadi

Tema

TINJAUAN PUSTAKA

Museum monumental yang di rancang untuk memperlihatkan karakter yang tegas, simetris dan jujur serta dapat memperlihatkan suasana arsitektur monumental yang kuat, di bagian dalamnya museum ini mempunyai nilai berbeda dari kulit luarnya dimana sebuah permainan ruang akan berperan untuk memainkan psikologis manusia secara intuitif, sehingga arsitektur dan lanscapenya akan dapat bercerita kepada pengunjungnya dari permainan ruang tersebut

Museum Peringatan Covid-19 merupakan bangunan museum peringatan yang menceritakan kisah tentang Covid-19 beserta mengenang para petugas dan korban yang mempunyai hubungan erat dengan Covid-19 yang bersifat menumental , sehingga dapat menciptakan museum peringatan yang bukan hanya sebagai tempat rekam sejarah, penelitian dan edukasi, tetapi juga sebagai sebuah ruang renungan dan ruang keingintahuan. Dimana pendekatan gaya arsitektur modern dengan Cabinet Of Couriousity dapat memunculkan sebuah bangunan monumental yang mempunyai karakter kuat. Dimana pendekatan arsitektur modern sebagai pembungkus sebuah ruang keingintahuan, sehingga karakter arsitektur modern yang tegas, simetris dan jujur dapat memperlihatkan suasana arsitektur monumental yang kuat, kemudian di bagian dalamnya menjadi seperti berbeda dari kulit luarnya dimana di dalamnya akan memunculkan permainan ruang dan permainan psikologis dari pendekatan ruang keingintahuan Cabinet Of Couriousity secara intuitif, sehingga arsitekturnya akan banyak bercerita kepada pengunjungnya dan memunculkan rasa penasaran dan keingintahuan untuk menjelajah lebih dalam dan lebih dalam lagi.

Museum Peringatan Covid-19 di desain dengan tema bangunan monumental. Yang menghadirkan sebuah bangunan meseum dengan bentuk dan garis yang tegas dengan pemakaian material yang jujur dan mereduksi, serta menghilangkan ornamen – ornamen yang tidak perlu, serta mencipyakan sebuah bangunan yang mempunyai koneksi yang kuat dengan alam dan lingkungan sekitar. Sehingga kesan dan pesan monumental dari bangunan tersebut dapat tersampaikan dengan jujur dan bijak Filosofi

METODOLOGI PERANCANGAN Konsep Perancangan Tapak Dari kondisi eksisting dan batasan lahan sekitar tapak maka konsep perancangannya yaitu di rencanakan untuk menambah tatanan vegetasi baru yang kemudian sirkulasi keluar masuk bangunan akan menggunakan akses utama dari arah barat dan akses keluar masuk barang dari arah selatan tapak. Untuk perletakan massa bangunan utama di letakkan lebih jauh dari dalan utama agar dapat memaksimalkan potensi kedalaman site sehingga hal tersebut akan mengurangi tinggat kebisingan yang di hasilkan oleh kendaraan yang melintas.

Tujuan

Konsep Perancangan Bangunan

Memunculkan sebuah ruang yang membangkitkan ingatan masyarakat tentang momen yang terjadi pada saat ini dan menceritakan kisah tentang Covid-19 beserta mengenang para petugas dan korban yang berhubungan langsung dengan Covid-19 dan menciptakan sebuah museum peringatan yang bukan hanya sebagai tempat rekam sejarah, dan edukasi, tetapi juga sebagai sebuah ruang renungan.

Menciptakan bangunan monumental dengan metode pendekatan cabinet of curiousity dan arsitektur modern sebagai pembentuk gubahan massa, sehingga dari hasil analisis di dapatkan sebuah massa bangunan yang dengan bentuk yang murni dengan garis yang tegas dan simetris. Perletakan massa bangunan di letakkan lebih jauh ke dalam tapak dengan orientasi bangunan yang di putar ke arah sudut datangnya matahari dari arah barat dan sirkulasi keluar masuk bangunan di letakkan pada bagian barat dan selatan tapak.


Konsep Ruang Memunculkan permainan ruang dan permainan psikologis dari pendekatan ruang secara intuitif, sehingga arsitekturnya akan banyak bercerita kepada pengunjungnya dan memunculkan rasa penasaran , rasa takut dan keingintahuan untuk menjelajah lebih dalam dan lebih dalam lagi. PERANCANGAN Lokasi Perancangan museum ini berada di Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, yang berdasarkan dari peraturan daerah setempat Kecamatan Sidorejo mempunyai beberapa fungsi lahan menurut detail rencana tataruang yang telah di rencanakan oleh pemerintah kota untuk tahun 2010 hingga 2030 sebagai berikut.

Gambar 3. Peta Elemen Buatan

Gambar 4. Peta Elemen Natural Secara fisik lokasi tapak tersebut mempunyai luasan total sekitar 8,2 Ha,

Gambar 1. Lokasi Tapak

Topografi Lahan : Lahan kontur datar Luas Lahan : ± 8,2 Ha Garis Sepadan Bangunan : minimal adalah 4 meter Koefisien Lantai Bangunan : 32,8 ha / 6 lantai Koefisian Dasar Bangunan : 60 % x 8,2 Ha : 4,92 ha (maksimal) Koefisien Dasar Hijau : 40 % x 8,2 Ha : 3,28 ha (minimal)

Gambar 2. Detail Lokasi Tapak Secara eksisiting kondisi tapak saat ini terdapat dua elemen di dalam dan di sekitar tapak, yang pertama yaitu elemen natural dan elemen buatan. Diantaranya dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Detail Ukuran Tapak Sumber: analisa Pribadi


Site Desain

Zoning

Site desain yang di lakukan adalah pertama kali melakukan identifikasi kondisi eksisting seperti gambar berikut

Gambar 6. Vegetasi Eksisting Dari hasil identifikasi kemudian di lakukan tahap awal yaitu mengatur titik vegetasi.

Gambar 10. Zoning Tapak Dari zoning di atas maka akan di lakukan analisis zoning lanjutan yaitu zoning pada area bangunan. Penataan zoning pada area bangunan akan di lakukan dengan pendekatan teori cabinet of curiousity guna untuk menciptakan rasa keingin tahuan seseorang untuk terus menyusuri ruang.

Gambar 7. Rencana Vegetasi Dari penentuan titik vegetasi diatas maka kemudian akan di tetapkan area pengembangan bangunan sebagai berikut.

Gambar 8. Building Area Development Berdasarkan hasil penetapan area pengembangan bangunan maka titik area bangunan akan di selaraskan dengan area vegetasi, yang kemudian di identifikasi untuk jalur sirkulasi utama dan jalur sirkulasi barang, yang kemudian hasil ini akan menjadi acuan utuk analisis bangunan atau gubahan massa lebih lanjut.

Gambar 11. Zoning Entrance Perletakan area parkir dimana lokasi parkir di letakkan di posisi paling luar argar mudah di jangkau oleh pengunjung, dan area parkir ini di bagi menjadi dua bagian yaitu parkir utama di bagian depan dan parkir barang di bagian selatan.

Gambar 9. Site Desain dan Sirkulasi

Gambar 12. Zoning Massa Utama Kemudian bangunan utama akan di letakkan lebih jauh kedalam site hal ini bertujuan agar pengunjung dapan merasakan kedalaman dari tapak, perletakan bangunan


utama ini nantinya akan di bagi menjadi dua massa bangunan. Pembagian massa bangunan ini yang pertama untuk membagi fungsi ruang, sehingga semuanya tidak di fokuskan pada satu massa bangunan.

meresapi atmosfir yang ada di dalam tapak sebelum masuk ke bangunan utama. Detail Ukuran Rencana Terbangaun •

Koefisien Lantai Bangunan : 2,5 lantai

Koefisian Dasar Bangunan : 2,73Ha

Koefisien Dasar Hijau : 5,47 Ha

Total Luasan Bangunan

: 30,000 m2 / 3 Ha

Plan Desain Gambar 13. Zoning Ruang Peringatan dan Hall New Nope Kemudian setelah zona massa utama akan di letakan zona ruang peringatan, dan hall new hope, dimana ruang peringatan ini akan di letakkan lebih jauh ke sisi sebelah utara tapak

Gambar 16. Plan Desain Sirkulasi

Gambar 14. Zoning Massa Massa bangunan restaurant akan di letakkan jauh kedalam site yang merupakan bangunan tujuan setelah pengunjung berada di ruang peringatan, sehingga orang dapat bersatai sejenak sebelum keluar menuju hall new hope, Gambar 17. Sirkulasi Masuk Kendaraan

Gambar 15. Zoning Pathway dan Pond Pathway yang terdiri dari entrance dan jalan yang menghubungkan bangunan satu dengan bangunan yang lain akan di buat seperti tarikan yang panjang untuk mengajak penggunjung berjalan lebih jauh dan

Gambar 18. Sirkulasi Kedalam Bangunan


Struktur Konsep struktur pada bangunan ini nantinya akan menggunnakan system struktur portal dimana struktur utama di topang oleh kolom dan balok yang di dukung dengan penggunaan pondasi bore pile.

Gambar 19. Sirkulasi Keluar dan Masuk Bangunan

Gambar 22. Struktur Utilitas Air Bersih

Gambar 20. Emergency Exit Ground Floor

Gambar 21. Emergency Exit 1st Floor

Konsep system utilitas air bersih yang di gunakan yaitu dengan sumber utama PDAM dan sumur yang kemudian di tampung pada ground water tank yang kemudian di pompakan ke balancing tank pond untuk air pond dan di distribusikan ke masing-masing toilet secara langsung tanpa menggunakan tampungan air atas.

Gambar 23. Utilitas Air Bersih Utilitas Air Kotor dan Air Fekal Konsep system utilitas air kotor yaitu dari toilet akan masuk ke bak control terlebih dahulu baru kemudian di keluarkan menuju saluran pembuangan kota, kemudian untuk air fekal tampungan pembuangan akan menggunakan system bio-septictank

Gambar 21. Emergency Exit 1st MezzanineFloor


Gambar 24. Utilitas Air Kotor

Gambar 28. Bangunan Utama (merah)

Listrik System kelistrikan pada bangunan akan menggunakan daya utama dari PLN yang kemudian di bantu oleh genset sebagai sumber listrik cadangan.

Gambar 29. Memorial Hall (ungu)

Gambar 25. Listrik Gubahan Massa Bangunan

Gambar 30. Restaurant (maron)

Gambar 26. Site

Gambar 31. Hall New Hope (pink)

Gambar 27. Parkir Area

Gambar 25. Listrik

Gambar 32. Pendukung (biru) dan Pathway(kuning)


Gambar 33. Courtyard (abu-abu) Gambar 38. Exterior

Gambar 34. Pond (biru muda) Gambar 39. Exterior

Gambar 35. Bird View Gambar 40. Exterior

Gambar 36. Exterior Gambar 41. Exterior

Gambar 37. Exterior

Gambar 42. Interior


Gambar 47. konsep display 3 ruang museum Gambar 43. Interior KESIMPULAN

Gambar 44. Exterior Konsep Visual Dalam Museum Konsep visual dalam menyajikan presentasi di dalam museum akan di dukung dengan sajian visual presentasi berupa panel dinding yang berupa, foto, lukisan, dan juga panel hasil penelitian dari covid-19, dan juga akan di sajikan sebuah ambalan yang berfungsi untuk meletakan barang yang ingin di sajikan kedalam pameran museum di beberapa titik ruang museum namun tidak mendominasi. Berikut visual konsep display ruang museum.

Berdasarkan dari proses analisis dan proses perancangan di dapatkan sebuah bangunan museum peringatan yang bersifat monumental dengan pendekatan permainan ruang yang menciptakan rasa keingintahuan yang lebih dalam untuk menjelajah bangunan lebih dalam, serta pengekatan arsitektur modern yang menciptakan fisik bangunan yang tegas kuat dan bentuk yang jujur tanpa ornament serta dapat tercipta kantong-kantong ruang terbuka hijau yang besar sehingga bangunan yang tercipta tampak lebih lega, sehingga bukan hanya arsitektur yang bercerita tetapi juga site dan landscape memegang peranan lain dalam menciptakan sebuah pengalaman ruang bagi penggunanya. DAFTAR PUSTAKA [1] W. H. Organization, "WHO Coronavirus Disease (Covid-19) Dashboard," World Health Organization,: https://covid19.who.int/. [2] R. Febrian, Y. Mahabarata and M. Hutasoit, "Mencatat Sejarah tentang Respons Indonesia Hadapi COVID-19," VOI, Available: https://voi.id/. [3] E. Pranita and B. K. Dewi, "136 Dokter Meninggal akibat Corona, IDI: Masih Banyak Orang Abai Protokol Kesehatan," Kompas.com, Available: https://www.kompas.com/.

Gambar 45. konsep display 1 ruang museum

[4] W. A. Prasetiyo and H. A. Vizki;, "Satgas Sebut 50 Juta Masyarakat tak Percaya Terpapar Covid," Republika.co.id, Jakarta, 2020. [5] T. B. L. Board, "Cabinet of curiosities," The British Library Board, 1710. Available: https://www.bl.uk/.

Gambar 46. konsep display 2 ruang museum


GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN TRADISIONAL DI KERINCI - JAMBI Gunawan1, Swambodo Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 Gunawansihombing06@gmail.com, 2 Swambodo@univpancasila.ac.id 1,2

__________________________________________________________________________________ Abstrak Seni tradisional daerah Kerinci adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum di kawasan kerinci yang perlu dilestarikan kelangsungannya. Salah satunya melalui pembangunan Gedung Pertunjukan Kesenian di kawasan Kerinci Jambi. Berdasarkan studi tentang kesenian musik tradisional Kerinci, studi pustaka, dan metode netrografi kajian ini dilaksanakan sebagai penelitian deskriptif kualitatif. Oleh karena berlokasi di daerah Kerinci-Jambi, maka konsep arsitektur perancangan Gedung Pertunjukan Tradisionalnya seiring dengan konsep re-interpreting tradition. Sebagai hasil kajian, rancangannya berupakomposisi massa bangunan gedung dengan ide bentuk yang diambil dari bentuk alat musik gendang tradisional Kerinci. Ide bentuk ini menerapkan pendekatan teori hidrida antara arsitektur dan tradisi berakar pada tempat dan sejarah. Luaran kajian daripada perancangannya tidak hanya dari segi fisik atau keindahan arsitekturnya saja melainkan juga nilai-nilai dari arsitektur Kerinci yang dimunculkan sebagai ornamen fasad banguna, berupa ukiran-ukiran tradisional kerinci. Penerapan pada lanskap menggunakan keselarasan bunyi gendang, dimana 3 masa bangunan saling berkaitan satu sama lain. Semua penerapan ini diharapkan dapat mengangkat kembali nilai-nilai arsitektur dan kesenian Kerinci yang mulai di lupakan. Kata Kunci: Kerinci,Jambi,Nilai-Nilai,Reinterpreting Tradition, Gendang _________________________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu Negara yang kaya akan kebudayaan dan kesenian. Dalam kehidupan social budaya Indonesia digolongkan dalam kebudayaan daerah yang memiliki persamaanpersamaan kebudayaan antar daerah lain di Indonesia. Lebra (1976:42) menyatakan budaya merupakan cara hidup yang dimiliki oleh sebuah kelompok dan diturunkan dari generasi ke generasi. Budaya sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Pola perilaku serta kebiasaan seseorang juga dapat dilihat dari kebudayaan yang mereka anut. Kebudayaanan adalah kombinasi dari symbol-symbol abstrak, umum, bersifat khusus, atau idealis, sedangkan perilaku adalah gerak organisme yang bertenaga, bersifat khusus dan biasa diamati. Dalam hal ini perilaku adalah menifestasi dari budaya atau kesenian memberi arti bagi aktivitas manusia tersebut. Perkembangan kesenian tradisional Kerinci saat ini kurang baik, karena kurangnya fasilitas pendukung untuk setiap kegiatan yang dilakukan. Fasilias yang diberikan kepada pertunjukan tradisional sendiri masih sangat berbanding terbalik dengan kesenian modern. Hal ini yang menyebabkan kesenian tradisional jauh tertinggal. Sedangkan Indonesia sendiri merupakan suatu Negara yang sangat kaya akan seni tradisionalnya, mulai dari seni Tari, seni ukir dan masih banyak lagi. Pekembanan kesenian tradisional yang seperti ini sangat mengkhawatirkan karena akan berdampak pada kepunahan kesenian tradisional di Indonesia. Maka dari itu, perlu adanya fasilitas yang mampu menunjang segala kegiatan seni

tradisional yang berlangsung. Beberapa wilayah di Indonesia saat ini sudah memiliki fasilitas yang baik, seperti gedung pertunjukan kesenian tradisional. Kabupaten Kerinci juga mempunyai banyak sanggar kesenian. Salah satu sanggar kesenian yang terkenal di Kabupaten Kerinci adalah Sanggar Seni Telaga Biru. Namun sanggar-sanggar yang ada kurang bisa memberikan fasilitas yang mampu menunjang

kebutuhan kegiatan kesenian, karena selain tidak bisa menampung pengunjung dengan jumlah banyak juga tempatnya yang kurang strategis. Gedung kesesian tradisional kerinci yang direncakan berlokasi di kecamatan Kayu Aro Barat ini mendapat pengaruh dari arsitektur local, yaitu arsitektur tradisional kerinci. Sebagai penekanan desain pada bangunan menggunakan reinterpreting tradition dan tradisi yang akan digunakan adalah arsitektur tradisional kerinci, sehingga membuat tampilan bangunan lebih representatif tanpa menghilangkan sifat khas Arsitektur Tradisional Kerinci dan nilai-nilai budayanya.

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kerinci merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jambi yang memiliki berbagai macam seni dan budaya. Berdiri tanggal 10 November 1958, berdasarkan undang-undang darurat nomor 19 tahun 1957 (lembaran Negara tahun 1957 No.75) (dinas pariwisata dan kebudayaan erinci, 2003: 8,


Dasiba, dkk, 2004: 6). Secara geografis Kerinci terletak antara 10 40 sampai 020 26 lintang selatan dan di 1080 8 sampai dengan 1010 50 bujur timur ( BPS Kerinci, 2015: 52). Kerinci kabupaten paling barat di provinsi Jambi. Kerinci mempunyai wilayah yang menyerupai mangok besar, di bentuk oleh Gunung Kerinci (3.805 mdpl), adalah gunung tertinggi di Sumatera, yang berada di utara berhadapan dengan Gunung Tujuh.

dapat di ketahui jumlahnya, seperti dimensi ruang, dan jumlah pengguna. Selain data kuantitatif, ada pula pengumpulan data kualitatif yang merupakan data secara fisik tidak dapat di ketahui ukuran atau jumlahnya seperti, karakter pengguna, program dan kebutuhan ruang, kondisi site, dan lingkungan. b. Data Sekunder Data yang di dapat dari data - data pendukung diluar data primer dalam perencanaan dan perancangan. Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang berupa studi literatur terkait dengan perencanaan dan perancangan yang menggunakan perbandingan perancangan sejenis sebagai acuan dan mengacu pada peraturan perundang - undangan yang berlaku sebagai data yang mampu mendukung proses perencanaan dan perancangan rumah susun sederhana sewa ini. PERANCANGAN

Gambar 1. Wilayah kabupaten Kerinci

Perpaduan lingkungan alam dan hasil proses peradaban menusianya melahirkan bentuk kebudayaan yang unik di Kerinci. Kesenian daerah kerinci berawal dari kehidupan primitive, neolitik, sampai ke masa sekarang. Meskipun suku Kerinci memiliki hubungan baik dengan Minangkabau, Melayu Jambi, Sriwijaya dan Jawa Kuno, namn kebudaaan kerinci memiliki perbedaan dengan daerah tersebut (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kerinci,2006:72). Begitu pula masuknya Islam, kesenian local tidak lenyap sama sekali, justru menyempuranakan kesenian yang ada. Kesenian telah digunakan oleh nenek moyang suku Kerinci dalam berbagai tujuan dan maksud, maupun sang khalik-nya. Kesenian bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat Kerinci, berperan dalam berbagai kegiatan masyarakat, terkait dengan upacara kepercayaan, upacara adat, kegiatan social, maupun penghubung antar pribadi, begitu pula hubungan antar alam.

METODOLOGI PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan yaitu dengan cara pengumpulan data bangunan maupun syarat perancangan melalui data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data yang di dapat dari hasil survey lapangan baik dari segi kuantitatif yang merupakan data secara fisik

Tema yang akan diterapkan tidak hanya berkaitan dengan penampilan fisik sebuah arsitektur, melainkan kandungan nilai-nilai dari arsitektur tersebut dalam menanggapi sebuah permasalahan. Dari isu yang terkait dengan sarana edukasi, rekreasi dan pelestarian yang hanya mementingkan kemegahan bangunannya saja tanpa memikirkan kesesuaian dengan lingkungan sekitar. Bangunan-bangunan tersebu mengikuti perkembangan arsitektur-arsitektur luar yang semakin cenggih, namun melupakan arsitektur daerahnya. Isu tersebut menjadi alasan pemilihan tema reinterpreting tradition, yang diharapkan dapat meningkatkan kembali nilai-nilai arsitektur kerinci yang mulai punah. Lokasi perancangan berada di jl Raya Sungai Penuh-Padang, lokasi cukup strategis karena aksesnya yang mudah dan memiliki potensi yang bagus untuk meningkatkan wisatawan datang.

Gambar 2. Lokasi perancangan Luas area perancangan ± 17.500 m² dengan KDB 30%, KLB 1.5 dan KDH 40%. Peruntukan lahan adalah lahan pedesaan dengan kepadatan penduduk rendah. • Luas maksimal lantai bangunan = 5.250 m² • Total maksimal luas lantai = 15.000 m²


Ruang terbuka hijau = 7.000 m²

Gambar 3. Lokasi perancangan

Gambar 3. Siteplan Luas lahan total 1.75 HA. Berdasarkan peraturan daerah setempat lahan yang boleh dibangun 30%. Konsep perancangan struktur bangunan gedung pertunjukan kesenian ini di dapat dari hasil analisa struktur. Gedung pertunjukan kesenian ini harus mampu menanggung beban aktifitas pengunjung dan seniman, untuk menjamin terwujudnya gedung pertunjukan yang kokoh demi kepentingan keselamatan pengunjung dan benda akbiat kegagalan struktur. Gambar 3. Potensi Tapak Potensi yang ada menjadi pertimbangan dalam mendesain, dimana dengan adanya view perkebunan teh dan pegunungan, maka area terbuka pada bangunan akan didesain sedemikian rupa agar menarik pengunjung untuk datang. Konsep perancangannya sendiri akan mencoba menggabungkan antara unsur modern dan tradisonal. Konsep ini diambil karena semakin menurunnya ketertarikan masyarakat setempat akan budaya tradisionalnya sendiri. Penggabungan unsur ini diharapkan bisa menambah daya tarik bukan hanya wisatawan saja, namun daya tarik tersendiri juga untuk masyarakat setempat atau wisatawan local.

Gambar 4. Struktur Bawah

Gambar 5. Struktur Tengah


Gambar 6. Struktur Tengah

Gambar 10. Utilitas Air bersih

Gambar 10. Utilitas Air Kotor

Gambar 7. Denah Pondasi

Gambar 4. Perpsektif KESIMPULAN Gambar 8. Potongan A

Perancangan Gedung Pertunjukan kesenian Tradisional di kerinci dengan konsep reinterpreting tradition bertujuan mengangkat nilai-nilai tradisional masyarakat dan memadukan dengan unsur modern agar menarik pengunjung di semua kalangan. DAFTAR PUSTAKA

Gambar 9. Potongan B

[1] M.SN Nofrial, Rumah Ernik Kerinci Arsitektur dan Seni Ukir, Anggun Gunawan, Ed. Padang Panjang, Indonesia: LPPMPP ISI, 2016. [2] BPS Kerinci. Kerinci, Indonesia, 2006. [3] BPS Kerinci : 28-29. Kerinci, Indonesia, 2006. [4] Ching, Arsitektur Bentuk dan Tatanan Edisi Kedua. Jakarta, Indonesia: Erlagga, 2000.


PENATAAN KAWASAN PENDUKUNG WISATA BUDAYA KERATON KASEPUHAN CIREBON Dhanendra Pandya Atidhira 1 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 dendra.atidira@gmail.com

__________________________________________________________________________________ Abstrak Keraton Kasepuhan merupakan salah satu Keraton di Kota Cirebon yang memiliki banyak sekali nilai kebudayaan dan bersejarah pada arsitekturnya. Dari sudut pandang arsitekturnya inilah yang menunjukkan bahwa adanya akulturasi budaya yang terjadi di Kota Cirebon. Dengan adanya akulturasi budaya ini, Keraton Kasepuhan menjadi salah satu objek wisata yang banyak menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Cirebon. Namun, kondisi eksisting dari Kawasan sekitar Keraton tidak terawat dengan baik sehingga kurang mendukung kegiatan wisata yang berlangsung pada kawasan ini. Penataan Kawasan pendukung wisata budaya Keraton Kasepuhan diperlukan untuk meningkatkan pengalaman dan mendukung kegiatan wisata Kawasan Keraton Kasepuhan sehingga dapat menciptakan Kawasan wisata budaya yang ramah pejalan kaki dan memenuhi standar yang berlaku. Penataan ini juga bertujuan untuk meningkatkan daya tarik pariwisata Kota Cirebon supaya dapat dikenal secara domestik maupun internasional. Kata Kunci : Penataan, Wisata Budaya, Keraton Kasepuhan, Ramah Pejalan Kaki. Kasepuhan Palace is one of the palaces in the city of Cirebon which has a lot of cultural and historical values in its architecture. From an architectural point of view, this shows that there is cultural acculturation that has occurred in the city of Cirebon. With this cultural acculturation, the Kasepuhan Palace has become one of the attractions that attracts many tourists to visit the city of Cirebon. However, the existing condition of the area around the palace is not well maintained so that it does not support tourism activities that take place in this area. The arrangement of supporting areas for cultural tourism of the Kasepuhan Palace is needed to improve experience and support tourism activities in the Kasepuhan Palace Area so as to create a pedestrian-friendly cultural tourism area that meets applicable standards. This arrangement also aims to increase the tourism attractiveness of Cirebon City so that it can be known domestically and internationally. Keywords : Arrangement, Cultural Tourism, Kasepuhan Palace, Pedestrian Friendly

_________________________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Wisata merupakan kegiatan yang sangat sering dilakukan oleh seluruh masyarakat di dunia. Dengan tujuan untuk menghilangkan kelelahan, rekreasi, dan mengenal budaya – budaya atau sesuatu yang belum kita diketahui. Selain itu, pariwisata juga memperngaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara atau tempat. Karena suatu objek wisata dapat menjadi daya tarik yang menyebabkan banyak wisatawan dari mancanegara datang, sehingga meningkatkan perekomian daerah atau negara tersebut. Menurut Dispodbudpar kota Cirebon, jumlah wisatawan domestik berkunjung ke Cirebon pada tahun 2018 mencapai 1,07 juta kunjungan sedangkan wisatwan mancanegara mencapai 9.790 kunjungan, jumlah ini mengalami peninkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya [1]. Kota Cirebon memiliki lokasi yang cukup strategis, kota ini berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Oleh karena itu, Kota Cirebon menjadi Kota Transit yang dapat menarik wisatawan. Kota Cirebon juga berpotensi sebagai destinasi wisata

budaya dikarenakan memiliki banyak peninggalan – peninggalan budaya yang bernilai sejarah tinggi. Peninggalan – peninggalan tersebut diantaranya adalah Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keprabonan. Tempat – tempat ini menjadi symbol dari kebudayaan kota Cirebon dan menjadi identitas dari masyarakatnya. Dengan adanya tiga keraton dalam satu kota, maka Kota Cirebon juga dikenal dengan julukan Kota Budaya. Ketiga Keraton ini memiliki nilai – nilai sejarah yang didapatkan dari banyaknya peninggalan berupa budaya ataupun benda – benda kuno bersejarah. Terutama Keraton Kasepuhan yang merupakan Keraton tertua di Cirebon dan berkaitan dengan sejarah terbentuknya kota Cirebon. Tetapi adanya perkembangan, pertumbuhan, dan proses akulturasi yang meningkat menyebabkan perubahan fisik dan lunturnya ciri khas dari kawasan Keraton Kesepuhan sebagai kawasan cagar budaya dan identitas kota Cirebon. Maka dari itu, salah satu upaya untuk melestarikan budaya ini dapat dengan cara mengembangkan wisata budaya. Keraton Kasepuhan sebagai salah satu objek wisata di Kota Cirebon,


memiliki kawasan yang belum tertata dengan baik untuk mendukung objek wisata tersebut. Dengan demikian, penataan Kawasan pendukung wisata Keraton Kasepuhan juga diperlukan untuk menunjang kegiatan wisata di keraton tersebut. Hal ini guna mendukung, melestarikan, dan mengapresiasi budaya dari kota Cirebon khususnya Keraton Kasepuhan. TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata telah dirumuskan menjadi beberapa pengertian menurut bidangnya. Salah satunya yaitu Pariwisata adalah sebuah kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan di waktu yang singkat, dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan untuk menikmati perjalanan yang ditempuh. Undang – undang RI Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Pasal 1 Ayat 3 dinyatakan bahwa ”pariwisata adalah berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah”[2]. Pengembangan kawasan wisata bergantung pada tiga faktor utama yaitu atraksi, aksesbilitas, dan amenitas. Atraksi wisata adalah sesuatu hal yang dipertunjukkan khusus untuk para pengunjung. Amenitas adalah tersedianya fasilitas – fasilitas seperti penginapan, restoran, hiburan, transportasi lokal serta alat komunikasi yang dapat menunjang kepuasan wisatawan. Aksesbilitas pun juga sama pentingnya, kemudahan akses bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu kawasan wisata dapat mendukung keberadaan atau eksistensinya [3].

6.

Dari penjelasan konsep tersebut maka suatu kegiatan yang dapat dilakukan seperti memberikan pengetahuan akan budaya dari kawasan tersebut kepada wisatawan yang dapat menguntungkan wisawatawan karena mendapatkan pengetahuan baru, perdagangan seperti cinderamata, kuliner, dan lain – lain dapat menguntungkan kedua pihak masyarakat dan wisatawan. Fasilitas yang dapat mendukung kegiatan tersebut yaitu toko cinderamata, restoran, hotel, dan lain – lain. Maka dari itu, dapat dihasilkan beberapa kelompok kegiatan yang dijalani oleh pelaku kegiatannya masing – masing yaitu antara lain : 1.

Datang

Terdapat tingkatan yang dimiliki lingkungan sebagai aset pariwisata

2.

Pariwisata diperlihatkan sebagai kegiatan yang dapat memberikan keuntungan terhadap pihak yang bersangkutan.

3.

Pengembangan wisata dilakukan sehingga lingkungan dapat berkalnjutan.

4.

Pengembangan wisata perlu mempertimbangkan aspek – aspek yang mempengaruhi lingkungan kegiatan tersebut.

5.

Kebutuhan yang diperlukan untuk pariwisata harus dikelola supaya kebutuhan tersebut dapat menciptakan keharmonisan.

Kegiatan Penerimaan, pelaku kegitannya adalah wisatawan. Pada kegiatan ini bermaksud untuk menerima dan memberikan informasi pada wisatawan berkaitan dengan kawasan wisata. Alur kegiatannya sebagai berikut. Parkir

Melihat papan informasi

Gambar 1 Diagram Alur Kegiatan Penerimaan Sumber gambar: Pemikiran Penulis, 2020 2.

Dalam pengembangan kawasan wisata terdapat konsep yang dapat diterapkan yaitu Sustainable Tourism Development. Pengembangan berkelanjutan (Sustainable Development) adalah pembangunan yang berupaya memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka [4]. Konsep ini lalu diadaptasi untuk dibidang pariwisata yang berintegrasi pada lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan wisatawan. Ada beberapa prinsip yang menjadi acuan dalam Sustainable Toursim Development [5] terdiri dari : 1.

Keuntungan dapat dicapai dikarenakan dunia yang dinamis dan terus berubah.

Datang

Kegiatan Rekreasi, pelaku kegiatannya adalah wisatawan. Pada kegiatan ini terjadi aktifitas utama dari wisata yaitu rekreasi. Alur kegiatannya sebagai berikut. Parkir

Melihat papan informasi

Jalan - jalan, sight seeing, duduk - duduk

Gambar 2 Diagram Alur Kegiatan Rekreasi Sumber gambar: Pemikiran Penulis, 2020 3.

Datang

Kegiatan Pelayanan, pelaku kegiatannya adalah masyarakat lokal. Pada kegiatan ini masyarakat lokal yang akan melayani wisatawan dan mengelola fasilitas pada kawasan wisata. Alur kegiatannya sebagai berikut. Melayani wisatawan

Mengelola fasilitas

Gambar 3 Diagram Alur Kegiatan Pelayanan Sumber gambar: Pemikiran Penulis, 2020 Wisata budaya menjadi salah satu objek yang sedang dikembangkan oleh banyak pemerintah daerah. Wisata budaya adalah jenis wisata dengan daya tarik utamanya yaitu kebudayaan dari suatu kawasan atau wilayah tertentu. Dalam kegiatan wisata ini wisatawan akan diperkenalkan dan memahami budaya dan


kearifan pada komunitas lokal. Pariwisata ini yang memberi wawasan dan pengalaman bagi wisatawan tentang hasil budi daya masayarakat tertentu.[6]. Wisata budaya mencari pengalaman yang unik dan indah dari berbagai kebudayaan yang harus dijaga dan diserahkan keapda generasi penerus. Terdapat prinsip – prinsip dasar dalam merencanakan pariwisata budaya [7], berupa : 1. Wisata domestik dan internasional adalah medium yang paling krusial dalam pertukaran budaya. 2. Hubungan antara tempat historis dan wisata bersifat dinamis serta melibatkan nilai – nilai yang mempunyai konflik. 3. Obejek wisata dan konsevasi di rencanakan dengan pertimbangan dapat memberikan pengalaman yang memuaskan bagi wisatawan. 4. Keterlibatan masyarakat setempat juga diperlukan dalam perencaan sebuah wisata. 5. Kegiatan yang dihasilkan dari wisata harus memberikan keuntungan kepada masyarakat setempat. 6. Wisata yang dikembangkan harus memperhatikan karakteristik budaya dan alam sehingga tidak menghilankannya. Pariwisata budaya dalam sebuah kota dapat menjadi daya tarik bagi kota tersebut dan dapat meningkatkan citra kota dan meningkatkan sumber pendapatan kota. Ini disebabkan karena budaya masyarakat kota sudah melekat sejak awal sehingga menjadi sebuah tradisi yang khas dan berbeda, dengan manifestasi berupa kebudayaan berwujud (tangible) , dan tidak berwujud (intangible). Tidak hanya daya darik, suatu kawasan wisata juga memerlukan sarana dan prasarana yang dapat mendukung kawasan tersebut. Pembangunan sarana wisata herus menyesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif dan kualitatif. Sarana wisata secara kuantitatif menjurus pada jumlah sarana yang disediakan, sedangkan kualitatif menjurus pada kepuasan wisatawan terhadap pelayanan yang diberikan. Maka dari itu sarana kepariwisataan dapat terbagi menjadi [8] : 1. Sarana utama, fasilitas yang sangat diuntungkan pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata yang antara lain termasuk travel agent, hotel, angkutan wisata, dll. 2. Sarana pelengkap, fasilitas yang ditujukan untuk rekreasi dan memberikan pengalaman pada wisatawan suapya dapat menikmati wisata yang tersedia. 3. Sarana pendukung, fasilitas yang mendukung sarana pelengkap dan utama dengan memberikan sesuatu yang dapat dikenang oleh wisatawan seperti cinderamata. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan

wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dll. Prasana terdiri dari [9] : 1. Aksesibilitas, merupakan faktor penting dalam proses berwisata, kemudahan dalam menjangkau suatu kawasan wisata menjadi hal yang diutamakan pada tempat wisata. 2. Utilitas, yang terdiri dari listrik, air bersih, persedian air minum, toilet, musholla, dll. 3. Jaringan pelayanan, dapat berupa pos kesehatan dan keamanan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 sarana yang dibutuhkan sebuah kawasan wisata budaya adalah sarana pokok, sarana pelengkap, sarana penunjang. Dari ketiga sarana tersebut dapat diuraikan kebutuhan ruang pada tabel sebagai berikut. Tabel 1. Kebutuhan Ruang Jenis Fasilitas Sarana Hotel Travel agent Sarana Home Stay Pokok Tempat parkir Sarana Olahraga Sarana Pelengkap Taman Budaya Toko Sarana Cinderamata Penunjang Restoran

METODOLOGI PERANCANGAN Metode pengumpulan dan pengolahan data dari penulisan skripsi Penataan Kawasan Pendukung Wisata Budaya Keraton Kasepuhan, Cirebon yaitu dengan studi literatur dan Observasi. 1.

Studi Literatur Metode ini merupakan pengumpulan data yang didapatkan dari mencari sumber data dengan mempelajari data tersebut yang berkaitan dengan topik dan tema perancangan. Sumber dari metode ini dapat berupa buku, e – book, jurnal, disertasi, dan laporan penelitian. 2. Survey Lapangan Metode ini merupakan pengumpulan data yang didapatkan dengan suvey mendatangi lokasi objek perancangan. Dengan metode ini, penulis dapat meilihat kondisi, potensi, dan kegiatan yang terjadi pada lokasi perancangan. Lokasi objek peranangan yang disurvey adalah Kawasan wisata budaya Keraton Kasepuhan. Perancangan ini dilakukan di lingkungan sekitar keraton Kasepuhan yang berlokasi di Jl. Kasepuhan No.43, Kesepuhan, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat 45111, dengan luas 26.6 ha. Terdapat tiga jalan utama yang menghubungkan kawasan ini dengan kawasan lainnya yaitu Jl.


Kesepuhan, Jl. Jagastru, Jl. Sastra Atmaja. Gambar lokasi dapat dilihat dalam peta pada Gambar 1.

Gambar 6 Konsep struktur peruntukan lahan Gambar 4 Batas Kawasan yang akan di tata Sumber gambar: Google Earth, 2020

Keterangan gambar konsep peruntukan lahan : Peribadatan

PERANCANGAN Permukiman Struktur peruntukkan lahan pada Kawasan Kasepuhan di dominasi dengan permukiman. Selain itu, adapun sedikit lahan untuk perdagangan dan jasa yang bedekatan dengan alun – alun sebagai ruang terbuka. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cirebon, kawasan Keraton Kaspuhan ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan. Maka dari itu, dapat direkomendasikan pembagian zona dan fungsi – fungsi di dalam kawasan Keraton Kasepuhan sebagai berikut.

Gambar 5 Peta Rekomendasi Pembagian Zona Kawasan Keraton Kasepuhan Sumber : Google Earth, 2020 Berdasarkan hasil observasi, dapat simpulkan pembagian zona kawasan keraton Kasepuhan menjadi beberapa zona yaitu Zona Ruang Terbuka yang berfungsi untuk tempat berkumpul, Zona Rekreasi menjadi zona kegiatan utama dari wisata dan permukiman warga yang dapat berfungsi sebagai home stay bagi wisatawan agar dapat menetap lebih lama di dalam kawasan ini, Zona Edukasi yang menfaatkan Keraton Kasepuhan sebagai objek wisata utama dan ruang edukasi bagi masyarakat, Zona Komersil dan Zona Peribadatan berfungsi sebagai pelengkap kegiatan wsiata pada kawasan Keraton Kasepuhan. Dari hasil ananlisis struktur peruntukan lahan, Konsep struktur peruntukan lahan sebagian besar akan tetap dipertahankan. Akan tetapi pada lahan permukiman akan dibuat beberapa RTH, perdagangan dan jasa untuk mengurangi kepadatan permukiman yang cukup tinggi.

Perdangan dan jasa RTH Keraton

` ` ` `

Selanjutnya analisis Tata bangunan pada kawasan Keraton Kasepuhan, jika dilihat dari hasil observasi masih banyak bangunan yang fasadnya perlu di tata ulang karena sudah tidak terawat. Ciri khas dari kawasan ini juga tidak terlihat pada bangunan sehingga kawasan ini kurang terlihat sebagai kawasan wisata budaya. Untuk menunjang kegiatan wisata kawasan, beberapa bangunan pada permukiman akan dijadikan (home stay) sebagai tempat peristirahatan wisatawan yang berkunjung. Bangunan dan situs cagar budaya tetap dipertahankan tata bangunannya supaya menjaga otentisitas dari nilai budaya dan sejarah bangunan tersebut. Berikut rekomendasi desain home stay yang dapat diterapkan.

Gambar 7 analisis tata bangunan Desain dari home stay akan menerapkan ciri khas rumah adat Jawa Barat dengan atap Julang Ngapaknya. Selain itu, penempatan candi bentar pada halaman depan juga akan menunjukkan ciri khas dari Kota Cirebon dalam Kawasan wisata Keraton Kasepuhan


Gambar 8 candi bentar dan rumah adat jawa barat Sumber : Google image, 2021 Berdasarkan analisis tersebut, didapatkan konsep dari tata bangunan dan fasad pada Kawasan sebagai berikut.

Gambar 11 konsep sirkulasi pada Kawasan

Gambar 9 konsep fasad bangunan Beberapa tampak dari bangunan dalam kawasan akan diperbarui yang menyesuaikan dengan ciri khas dari Keraton Kasepuhan, yaitu dengan menonjolkan penggunaan material batu bata ekspos dan warna dominan putih. Selain itu, penggunaan jenis atap julang ngapak dan atap Kasepuhan juga merupakan ciri khas dari Keraton dan kota Cirebon.

Berdasarkan hasil analisis, Ruang terbuka dan tata hijau di kawasan permukiman sekitar Keraton Kasepuhan sangat kurang dikarenakan kepadatan yang cukup tinggi. Maka dari itu, diperlukan adanya RTH (Ruang Terbuka Hijau) karena jika dilihat dari ketentuan yang berlaku kawasan ini memiliki KDH (Koefisien Dasar Hijau) sebesar 30 %. Sedangkan jika dilihat dari kondisi eksistingnya RTH dalam kawasan ini kurang dari ketentuan yang berlaku. Untuk tata hijau di sekitar alun – alun sudah cukup merata dan memberikan hawa sejuk terhadap lingkungan sekitarnya.

Gambar 12 konsep ruang terbuka hijau pada Kawasan Gambar 10 analisis sirkulasi dan jalur penghubung Sirkulasi pada kawasan Keraton Kasepuhan akan dilakukan penataan pada jalan permukiman dengan menerapkan pola sirkulasi grid untuk menata sirkulasi dari kepadatan permukiman yang cukup tinggi. Untuk jalan di sekitar alun – alun (jalan primer) akan tetap dipertahankan kondisi eksistingnya karena merupakan jalur penghubung utama dalam kawasan dan untuk mengurangi kendaraan yang parkir pada jalan ini akan ditempatkan ke lahan parkir alternatif. Sirkulasi Kawasan akan dirancang supaya berorientasi pada pejalan kaki yang meliputi kenyamanan dan keamanan. Hal ini diterapkan suapya sirkulasi Kawasan dapat menjadi sirkulasi yang ramah pejalan kaki.

Dengan kepadatan permukiman yang cukup tinggi, menyebabkan kebutuhan ruang terbuka dan tata hijau dalam kawasan Keraton Kasepuhan menjadi sangat kurang. Maka dari itu, diperlukan penambahan ruang terbuka hijau pada lahan permukiman untuk mengurangi kepadatan dan mencukupi kebutuhan dari tata hijau pada kawasan. Penempatan pocket park pda lahan permuiman dapat memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau pada kawasan. Area pusat kegiatan menjadi titik kumpul utama kawasan. Selain itu, area ini juga dapat digunakan sebagai tempat penyelenggaraan ritual Ngirab yang dilakukan oleh masayarakat setempat. Sistem pembuangan air kotor kawasan Keraton Kasepuhan menggunakan saluran drainase. Saluran ini tertutup dan terletak di bawah pedestrian. Akan tetapi, di beberapa titik pada kawasan masih ada genangan air di jalan dikarenakan kurangnya saluran resapan air untuk mengalirkan air dari jalan ke dalam saluran drainase. Penyediaan saluran resapan air ini diperlukan


agar menghindari genangan air berada di jalan yang dapat merusak material jalan dan menggangu kenyamanan pengujung wisata. Saluran drainase yang berada dibawah pedestrian di arahkan ke saluran drainse yang lebih besar ( Kali Kesunean). Kali tersebut juga diperlukan pemeliharaan yang rutin supaya tidak menyebabkan banjir.

Gambar 13 pengolahan limbah rumah tangga dengan septic tank Sumber : Google image, 2021

Penyediaan air bersih berasal dari PDAM yang akan didistribusikan dengan pipa air bersih ke dalam kawasan dan tersebar sampai ke permukiman warga sehingga ketersediaan air bersih dapat tercukupi. Selain itu, aliran sungai yang berada didekat kawasan juga akan di manfaatkan sebagai sumber air bersih yang tentunya akan melewati proses penyaringan sebelum di salurkan ke dalam Kawasan. Distribusi energi listrik pada kawasan Keraton Kasepuhan menggunakan tiang listrik yang tersebar di sepanjang jalan. Cara ini sudah cukup efektif dan seluruh kawasan keraton Kasepuhan telah terpenuhi kebutuhan listriknya,, namun jika dilihat dari estetika tiang listrik ini membuat visual dari kawasan sedikit terganggu dan mengahalangi aktivitas pejalan kaki. Maka dari itu, pendistribusian listrik dapat dialihkan ke dalam tanah sehingga tidak mengganggu visual kawasan dan kenyamanan pejalan kaki.

Pengolahan limbah air kotor pada kawasan ini akan menggunakan septik tank karena limbah yang dihasilkan sebagian besar yaitu limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga ini disalurkan ke septik tank untuk diolah sebelum disalurkan lagi ke resapan air yang akan meresapkan limbah tersebut ke dalam tanah.

Gambar 16 distribusi jaringan listrik pada Kawasan

Gambar 14 pendistribusian air bersih dengan PDAM Sumber : Google image, 2021 Ketersedian air bersih dengan PDAM sudah mencukupi kebutuhan air bersih di kawasan Keraton Kasepuhan. Hanya saja, kawasan ini masih kurang memanfaatkan dan mengelola air hujan/ limbah air kotor sebagai sumber daya. Begitu pun juga dengan 2 aliran sungai yang melalui kawasan keraton Kasepuhan dan letaknya dekat dengan laut dapat dijadikan sumber daya yang berkelanjutan.

Penyaluran sampah ini dilakukan oleh petugas kebersihan dengan mengumpulkan sampah pada tempat sampah yang selanjutnya akan di tempatkan pada TPS dan lalu TPPAS. Penyediaan tempat sampah masih sangat kurang pada kawasan keraton Kasepuhan yang menyebabkan banyak sampah berserakan dimana – mana terutama pada alun – alun. Maka dari itu, akan ada penambahan lebih banyak lagi tempat sampah yang tersebar di seluruh pedestrian kawasan Keraton Kasepuhan. Tempat sampah ini harus mudah jangkau dan jumlahnya mencukupi banyaknya wisatawan yang berkunjung.

Gambar 17 perngolahan sampah 3R dan WTE

Gambar 15 konsep jaringan air bersih dan limbah kotor

Pengolahan sampah pada kawasan ini akan menggunakan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Selain itu, akan ada sistem WTE (Waste to Energy) yang merupakan proses pengkonversian pengolahan sampah menjadi energi (listrik dan panas).


Dengan adanya sistem – sistem diharapkan dapat meminimalisir banyaknya sampah yang menuju TPA. Penempatan tempat sampah juga akan disebarkan supaya masyarakat dapat tersadarkan untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Dari berbagai analisis yang telah di lakukan pada kawasan perancanga dan begitu juga dengan konsep yang akan diterapkan, maka didapatkan hasil berupa gambar seperti masterplan kawasan, tampak, potongan Kawasan, perspektif hingga detail – detail.

Gambar 22 Tampak segmen kawasan 1

Gambar 18 Masterplan Kawasan Gambar 23 Siteplan segmen kawasan 2

Gambar 19 Porongan Kawasan

Gambar 24 Tampak segmen kawasan 2 Gambar 20 Tampak Kawasan

Gambar 21 Siteplan segmen kawasan 1


Gambar 25 Siteplan segmen kawasan 3

Gambar 30 Detail utilitas Gambar 26 Tampak segmen kawasan 3

Gambar 27 Perspektif ruang terbuka dan koridor

Gambar 28 Perspektif mata burung

Gambar 29 Detail sirkulasi

KESIMPULAN Penataan Kawasan pendukung wisata Budaya Keraton Kasepuhan Cirebon, dirancang dengan konsep Kawasan wisata budaya yang ramah pejalan kaki. Dengan konsep ini bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung wisata budaya Keraton Kasepuhan sehigga menjadi destinasi wisata yang dapat memberikan pengalaman yang berkesan pada wisatawan yang berkunjung. Selain itu, penataan ini juga merupakan upaya pelestarian budaya Kota Cirebon terkhusus pada Keraton Kaspuhan yang sudah mulai luntur karena akulturasi budaya. DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Pusat Statistik, “Kota Cirebon dalam Angka”, Badan Pusat Statistik Kota Cirebon, 2019 [2] A. N. Yachya, Wilopo, and M. K. Mawardi, “Pengelolaan Kawasan Wisata Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Berbasis Cbt ( Studi Pada Kawasan Wisata Pantai Clungup Kabupaten Malang ),” J. Adm. Bisnis, vol. 39, no. 2, pp. 107–116, 2016. [3] Damanik, Janianton dan Weber, “Helmut F, 2006. Perencanaan Ekowisata”, Yogyakarta : PUSBAR UGM & ANDI YOGYAKARTA [4] Soemarwoto, Otto. 2001, “Atur Diri Sendiri: Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup”, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. [5] Burns, P.M. and A. Holden. 1997, “Alternative and Sustainable Tourism Development – The Way Forward”. In: France, L. (Ed). The Earthscan Reader in Sustainable Tourism. Earthscan. London. [6] T. Prasodjo, “Pengembangan Pariwisata Budaya dalam Perspektif Pelayanan Publik,” J. Off., vol. 3, no. 1, p. 7, 2017, doi: 10.26858/jo.v3i1.3448. [7] Icomos, “International cultural tourism charter,” Int. Cult. Tour. Chart., 1999. [8] Yoeti, Oka A, " Pengantar Ilmu Pariwisata”. Bandung: Angkasa,1996 [9] Warpani, S. P., & Warpani, I. P,” Pariwisata dalam tata ruang wilayah”. Penerbit ITB. 2007


PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA BAHARI PASIR PUTIH DI PANTAI BIRA KABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN Atika Arafah1, Kiki K Lestari 2 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 atikarafah48@gmail.com 2 kiki_lestari@univpancasila.ac.id

__________________________________________________________________________________ Abstrak Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan terkenal dengan keanekaragaman pariwisata dan sejarahnya, khususnya pada pariwisata pantai dan bahari, bahkan Kawasan pembuatan perahu phinisi,di kecamatan Tanah Lemo Sulawesi Selatan yang dijadikan sebagai warisan dunia tak benda oleh UNESCO tahun 2017 lalu. Saat ini kondisi untuk peruntukan lahan kawasan pantai Bira masih belum digunakan secara optimal, berbagai permasalahan seperti kualitas lingkungan kawasan tersebut hingga fasilitas pendukung yang tidak tersedia. Metode yang digunakan dalam perancangan dimulai dengan studi literatur dan survey lapangan agar memperoleh data dengan lengkap, kemudian dianalisis setiap permasalahan yang ada. Hasil analisis tersebut digunakan untuk membuat konsep yang akan diterapkan pada proses perancangan. Konsep tersebut dapat diwujudkan melalui tema kawasan pariwisata berkelanjutan atau Sustainable Tourism yang terlihat dari berbagai aspek, seperti memperbanyak ruang terbuka hijau aktif maupun pasif dengan pengelolaan sanitasi dan air bersih serta pengelolahan sampah Hasil dari perancangan berupa model kawasan pariwisata bahari yang dapat mengakomodasi kegiatan rekreasi bagi para wisatawan yang berkunjung dan diharapkan menjadi pariwisata yang unggul dengan meningkatkan kualititas lingkungan wisata bahari di pantai Bira dan mampu memajukan perekonomian masyarakat asli pesisir pantai Bira dan dapat menjadi contoh bagi daerah pesisir pantai di provinsi lain dengan permasalahan yang sama. Kata Kunci: Pariwisata Bahari, Sulawesi Selatan, Pariwisata Berkelanjutan, Pantai Bira Bulukumba Regency of South Sulawesi is famous for its diversity of tourism and history, especially in coastal and marine tourism, even phinisi boat-making area, in the district of Tanah Lemo South Sulawesi which was made as an intangible world heritage by UNESCO in 2017. Currently the conditions for the allocation of land bira beach area is still not used optimally, various problems such as the quality of the environment of the area to supporting facilities are not available. The method used in the design begins with literature studies and field surveys in order to obtain complete data, then analyzed every problem. The results of the analysis are used to create concepts that will be applied to the design process. The concept can be realized through the theme of Sustainable Tourism areas that can be seen from various aspects, such as increasing active and passive green open space with sanitation and clean water management and waste management. The result of the design in the form of a model of marine tourism area that can accommodate recreational activities for tourists who visit and is expected to be a superior tourism by improving the quality of marine tourism environment on the coast of Bira and able to advance the economy of indigenous peoples of bira coast and can be an example for coastal areas in other provinces with the same problems. Keywords : Maritime Tourism, South Sulawesi, Sustainable Tourism, Bira Beach _________________________________________________________________________________________ pesisir pantai kabupaten Bulukumba diantaranya PENDAHULUAN adalah pantai Marumasa, pantai Kaluku, pantai Indonesia dikenal dengan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.500 pantai, dengan kepanjangan dan luas garis pada pantai sebesar 81.000 kilometer dan luas wilayah perairannya sebesar 2,7 juta kilometer atau secara peresentase sebesar 70% untuk wilayah NKRI.[1] Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten yang terletak diujung bagian Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah ini berada di sebelah tenggara kota Makassar. Pariwisata Kabupaten Bulukumba memiliki 12 destinasi wisata bahari yang tersebar di

Pangala, pantai Pulang Liungkanglu, pantai Pusahelu, pantai Lemo-Lemo, pantai Tanjung Bira, pantai Kasuso, pantai Samboang, pulau Kambing, pantai Aparalang dari destinasi wisata bahari tersebut terdapat 5 destinasi yang telah dikelola oleh pemerintah dan 7 wisata lainnya masih dikelola oleh masyarakat setempat secara mandiri atau swadaya. 12 destinasi wisata bahari itu memiliki keindahan yang cukup beragam, salah satunya adalah Pantai Bira yang letaknya berada di ujung Kabupaten Bulukumba.


Selain memiliki potensi wisata alam yang menjadi destinasi utama, terdapat juga kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat khas Kabupaten Bulukumba yaitu Tari Salonreng Ara dan Tradisi lokasi dari kebudayaan asli Bulukumba, Tradisi Anyorong Lopi tradisi ini biasanya dilakukan masyarakat lokal pesisir pantai di Kawasan pembuatan perahu phinisi, yang dijadikan sebagai warisan dunia tak benda oleh UNESCO tahun 2017 lalu [2]. Kawasan pariwisata perlu dikembangkan dengan baik dan sesuai peraturan daerah setempat sehingga memberikan kenyamanan untuk beberagai pihak. Maka dari itu penulis ingin menerapkan tema pariwisata keberlanjutan atau Sustainable Tourism Jika bidang ini dapat dikembangkan nantinya diharapkan mampu meningkatkan kualititas lingkungan wisata bahari di pantai Bira dan mampu memajukan perekonomian masyarakat asli pesisir pantai Bira di bidang pariwisata dan seni kebudayaan serta kearifan lokal.

Pantai, Wisata Cagar Alam, Wisata Etnik dan Wisata Berburu. Pariwisata pada tinjauan teori dapat didefinisikan Kembali dari beberapa aspek yaitu Obyek Wisata, Tujuan berwisata, Kegiatan berwisata dan Daya Tarik. Adapun studi banding yang terkait dalam pengembangan kawasan wisata bahari dari dalam dan luar negeri yang bisa digunakan sebagai acuan dalam merancangan dalam pengembangan kawasan yang memiliki pendeketan parwisata yang berkelanjutan (Sustainable Development Goals / Sustainable Tourism) sebagai berikut : 1. Kepulauan Seribu DKI Jakarta Kepulauan Seribu dalam pengembangan wisatanya terdapat tiga jenis wisata bahari yang menjadi daya tarik wisata dalam merespon peningkatan wisatawan untuk datang berkunjung. Keberagaman jenis wisata bahari ini dapat dilihat dari penggunaan Kepulauan Seribu, terdapat 11 pulau Wisata yang merupakan tempat pemukiman. dan yang lainnya merupakan pulau wisata .

TINJAUAN PUSTAKA Tema yang akan ditetapkan pada proses perancangan adalah kawasan pariwisata yang berkelanjutan (Sustainable Tourism) merupakan pariwisata yang sedang berkembang pesat saat ini, termaksuk pertambahan arus kapasitas akomodasi, populasi lokal dan lingkungan, dimana perkembangan pariwisata dan investasi-investasi baru dalam sektor pariwisata seharusnya tidak membawa dampak buruk dan dapat menyatu dengan lingkungan.[3] Dalam perencanaan pengembangan pariwisata berkelanjutan umumnya merupakan pengembangan yang harus tetap menjaga kelestarian lingkungan sumber daya alam, dan budaya yang akan dikembangkan pada padasarnya pengembangan yang berkelanjutan dalam sektor pariwisata merajuk pada konsep pariwisata bekelanjutan[4] untuk mempetimbangkan dalam kebutuhan dan tingkat kepuasan turis tehadap pariwisata bahari atau pantai untuk masa kini hingga masa yang akan datang, pengembangan berkelanjutan juga memiliki hal yang perlu menjadi tekanan yang perlu di tinjau. Pemenuhan atas tekanan salah satunya adalah ekonomi. Hasil intreaksi terhadap dimensi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan berkelanjutan di sektor pariwisata adalah sebagai berikut :

Gambar 2 Dermaga fasilitas wisata bahari pantai kepulauan seribu Pariwisata pantai dalam aspek kebaharian memiliki fasilitas seperti dermaga adalah bagian dari daya tarik wisata. 2. Wisata Bahari Lamongan Kawasan wisata bahari lamongan yang berlokasi di Kecamatan Paciran,Kabupaten Lomangan, Jawa timur merupakan wisata bahari yang dulu dikenal dengan nama Tanjung Kodok karena kawasan ini terdapat bongkahan batu karang yang besar di area dekat pantai yang menyerupai kodok atau katak, oleh karena itu orientasinya yang berhadapan ke laut jika dilihat dari kejauhan, kawasan wisata bahari memiliki luas area sebesar 18 hektar. [5]

Gambar 3 Wisata Bahari Lamongan Gambar 1 Skematik dalam interaksi pengembangan pariwisata berkelanjutan Dalam tinjauan teori untuk pariwisata dibagi dengan beberapa jenis wisata diantaranya adalah Wisata

3. Pusat Studi Terumbu Karang di Manado Studi banding bangunan menjadi acuan untuk melengkapi bagian pengembangan kawasan wisata


pantai Bira yang tetap menjaga pelestarian alam yaitu bangunan pusat pengembangan untuk terumbu karang. Coral Learning Center atau Coral Triangle Information merupakan pusat studi konfersi terumbu karang dunia yang lokasinya berada di Manado, Sulawesi Utara. Indonesia.

di Ujung Sulawesi Selatan, untuk pencapaian dalam jarak tempuh ke lokasi wisata bahari pada umumnya wisatawan yang datang dari kota utama seperti Makassar biasanya menggunakan kendaraan pribadi, dapat menempuh waktu sekitar 4 jam dengan jarak tempuh sekitar (±200 km) dengan akses Jl. Poros Telakar Jeneponto. Banyaknya wisatawan yang datang berasal dari luar kota bahkan dari luar negeri untuk berkunjung ke Pantai Bira.

Gambar 3 Wisata Bahari Lamongan Oleh karena itu dapat disimpulkan dari keempat studi banding tersebut, menjelaskan jenis-jenis fasilitas dan kegunaan wisatanya disetiap fungsinya. Setiap tempat wisata bahari yang sudah dijadikan studi banding tetap mejaga lingkungan yang sudah terjaga, dengan cara pengembangan yang layak dan tentunya ikut melibatkan masyarakat asli daerah tersebut. Wisata pantai di Kepulauan seribu dan Wisata Bahari Lamongan dapat dijadikan sebagai studi banding/preseden yang mendekati dengan prinsip perancangan ini dengan adanya fasilitas resort,dermaga dan wisata-wisata lainya. Sedangkan pusat terumbu karang bisa dijadikan rekomendasi refrensi dalam pembangunan pelestarian pusat terumbu karang di kawasan Pantai Bira Sulawesi Selatan. METODOLOGI PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam proses perancangan menggunakan data yang diperoleh dengan beberapa cara, yaitu: a. Studi literatur, berfungsi untuk memperoleh datadata sekunder melalui referensi yang berkaitan dengan perancangan, seperti teori-teori arsitektur dan preseden dari proyek sejenis. b. Survey lapangan, berfungsi untuk memperoleh datadata primer yang berkaitan dengan kondisi yang ada pada lokasi tapak terpilih yang diamati secara langsung Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis permasalahan yang terjadi pada proses perancangan. Hasil analisis kemudian menghasilkan sintesis yang akan digunakan dalam membuat konsep perancangan. Konsep perancangan menjadi dasar yang digunakan dalam proses perancangan ini. PERANCANGAN Lokasi perancangan terletak di Kabupaten Bulukumba, Kecamatan Bonto Bahari Sulawesi Selatan. Lokasi perancangan berada di Provinsi Sulawesi Selatan, secara geografis kabupaten Bulukumba terletak pada pada koordinat antara 5°20” hingga 5°40” Lintang Selatan serta 119°50” hingga 120°28” Bujur Timur. Lokasi perancangan ini berada

Gambar 4 Lokasi Tapak Pengembangan Kawasan Wisata Bahari Lokasi perancangan yang memiliki luas± 25 Ha kabupaten Bulukumba. Batasan wilayah kecamatan Bonto Bahari adalah Utara : Kec.Bonto Bahari, Timur : Laut Flore, Barat : Kec. Ujung Loe dan Selatan : Laut Flores. Struktur peruntukan lahan di Desa Bira dalam Rencana Detail Tata Ruang Kec.Bontobahari adalah pemukiman, perkebunan, kawasan hutan lindung, dan pesisir pantai sebagai kawasan wisata yang menjadi daya tarik wisatawan antara lain Pantai Bira, sehingga zonasi di kawasan tersebut tidak hanya untuk permukiman saja

Gambar 5 Struktur Peruntukan Lahan Peruntukan lahan pada kawasan pengembangan sudah cukup baik, tetapi masih ada yang tidak teratur dan tidak sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah daerah. seperti zonasi penginapan yang letaknya terpisah-pisah jauh dari akses utama dan tidak sesuai dengan peruntukannya. Begitu pula dengan tempat kuliner yang terpisah dengan zonasi perdagangan dan jasa sehingga dengan ketidak teraturan ini, mengakibatkan kesulitan dalam berwisata untuk para pengunjung. Konsep peruntukan lahan berguna untuk mengidentifikasi kegunaan lahan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan pemanfaatan yang baik zonasi dibagi menjadi berikut : Zona perdagangan, Zona Pemukiman, Zona


Penginapan, Zona Rekreasi Pantai, Zona RTH aktif dan pasif.

Gambar 6 Konsep Intensitas Lahan kondisi pada bangunan eksisting lahan yang terbangun adalah 40-55 % kondisi ini dinilai memiliki tingkat intensistas lahan yang cukup. Kondisi ini dikarenakan masih ada beberapa lahan kosong yang dijadikan tempat parkir bersama. dan area hijau yang tidak teratur. Agar lebih tepat dengan menata kembali dengan menjadikan zonasi perdagangan yang tertata dengan baik dan sesuai dengan pemanfaatan lahan dari peraturan setempat. Memiliki bangunan dengan minimal 1-2 lantai dan tinggi bangunan maksimal 2 sampai 4 lantai dengan KDH pada tapak zonasi perdagangan 40% sehingga tetap ada ruang hijau di dalam tapak. Bangunan sebagian besar memiliki kesamaan berorientasi yakni kearah jalan utama dan jalan lingkungan, serta pola massa bangunan yang sederhana dan memiliki tipologi bentuk atap yang hampir sama. Pada tampilan fasade di zona permukiman hampir semua permukiman di area itu menggunakan atap jurai

tidak rata. Selain itu kondisi eksisiting yang masih banyak tanaman-tanaman dan pohon besar. ph

Gambar 8 Konsep Sirkulasi Kawasan Berdasarkan hasil survey lokasi bahwa kondisi ruang terbuka di sempandan pantai yang belum tertata, padahal area tersebut bisa menjadi potensi yang baik sebagai ruang terbuka alamiah. Berbagai kegiatan bisa dilakukan di area tersebut. Sedangkan untuk jalur hijau belum tertata dengan baik pada jalur utama dan jalur penghubung sebagaimana dengan semestinya. Ekstensi pada penggunaan lahan untuk kios dan sejenisnya mengokupasi ruang hijau pekarangan. Belum tersedianya ruang terbuka yang memiliki potensi baik dari segi wisata maupun bersifat umum seperti plaza atau ruang terbuka lainnya. Ruang terbuka yang terlalu banyak namun tidak dimanfaatkan dengan baik. contohnya ketersediaan lahan untuk lahan area parkir yang saat ini sistem parkiran masih di bahu jalan.

Gambar 9 Konsep Ruang Terbuka Hijau

Gambar 7 Konsep Fasade Bangunan Karena tema dalam pengembangan wisata bahari adalah pariwisata yang berkelanjutan. Maka diharapkan tetap menjaga kelestarian budaya tradisional dengan mengangkat elemen bentuk fasade dan gaya bangunanya. jalan penghubung antar zonasi . kondisi jalur penghubung ada beberapa sudah di aspal ada juga yang masih berbentuk tanah dan berbatu. Sehingga aktivitas para masyarakat setempat cukup terbatas dengan ketidaknyamanan, akses ini dapat dilalu oleh 1 mobil dan 1 kendaraan tetapi tidak disarankan untuk kendaraan yang memiliki beban berlebih karena kondisi tanah yang cukup berkelok dan

Kondisi gerbang kawasan terletak di luar lokasi perancangan pada gerbang kawasan ini lebarnya mengikuti lebar pada jalan jalur utama. Bentuk gerbang kawasannya terlihat mengambil bentuk lokalitas atap tradisional khas rumah panggung suku Bugis, Sulawesi Selatan. Namun masih belum cukup baik dari tampilan perlunya perancangan ulang untuk gerbang kawasan ini agar terlihat lebih menarik lagi.


Gambar 10 Konsep Gerbang Kawasan & Pintu Masuk Tata kualitas lingkungan pada kawasan pariwisata bahari di Pantai Bira menurut hasil survey lokasi tersebut masih banyak kekurangan dalam segi arsitektural kawasan. Seperti tidak lengkap, bentuk yang tidak layak dan tidak teratur, Tata kualitas lingkungan biasanya terletak pada jalur pedestrian sebagai pendukung berupa gerbang kawasan, lampu jalan, penyeberangan jalan, lampu taman, kursi taman, tempat sampah, dan signage. Elemen street furniture tersebut perlu diterapkan agar menjadikan bagian dari daya tarik pariwisata bahari. Gambar 14 Konsep Utilitas Sistem Jaringan Air Bersih Pada Jaringan saluran drainase pada lokasi pengembangan tertupi oleh beton jalan yang ada pada gambar dibawah adalah ruas jalan utama dan jalur penghubung dengan kondisi yang semestinya memiliki drainase, namun tertutupi tanaman liar dan bebatuan yang menghambat aliran drainase tersebut. Sehingga konsep yang menjadi solusi dari permasalahan tersebut dapat dijadikan sebagai pengelolaan limbah secara baik. Gambar 11 Konsep Sarana dan Prasarana Lingkungan Untuk Kondisi jaringan listrik pada ruas jalur utama sudah cukup baik, kabel-kabel yang tidak terlalu merusak visual dibandingkan pada kawasan perkotaan pada umumnya, dikarenakan pembangunan pada lokasi kawasan ini masih rendah. Sehingga tidak terlalu membutuhkan banyak aliran listrik dan telepon.

Gambar 13 Konsep Utilitas Sistem Jaringan Listrik dan Telekomunikasi Begitu pula dengan penggunaan air bersih dengan PDAM karena sudah ada tempat penginapan seperti hotel, resort dan cottage yang memerlukan air bersih setara dengan PDAM. Tetapi masih ada beberapa area yang masih menggunakan air tanah karena belum meratanya pembagian jaringan sistem air bersih di kawasan tersebut. pengelolaan limbah yang dihasilkan pada setiap bangunan tinggi dan rumah permukiman . khususnya jenis limbah sisa makanan dan masakan yang dibuang begitu saja ke roil kota tanpa adanya penampungan terlebih dahulu.

Gambar 13 Konsep Sistem Jaringan Air kotor dan pengelolaan limbah Kondisi sistem persampahan pada lokasi tersebut. Cukup tidak memadai pada titik-titik yang dinilai perlu ada, sebagai fasilitas lingkungan bagi pengunjung yang datang. Sehingga konsep pada system jaringan ini berupa meletakkan tempat sampah di areaarea yang ramai dan banyaknya kegiatan pariwisata. Selain itu pentingnya juga meletakkan tempat sampah disetiap bangunan. Upaya ini memudahkan para pengelola kebersihan untuk mengangkut sampah. Selain itu karena jenis atau bentuk desain tempat sampah didesain untuk pengelolan sampah 3R Reuse Reduce Recycle maka nantinya jenis sampah dapat dikelola dengan baik serta mampu melibatkan masyarakat setempat dan menghasilkan penghasilan yang cukup. Sehingga kolaborasi antar pengujung sebagai wisatawan dan masyarakat setempat sebagai pengelola.


Gambar 15. Masterplan Kawasan

Gambar 14 Konsep Sistem Jaringan Persampahan sebagai pengelolaan sampah

Gambar 16. Tampak Kawasan Koridor Utama

Pada lokasi pengembangan kawasan belum adanya titik evakuasi dari petunjuk arah evakuasi hingga tempatnya. Sehingga menjadi permasalahan ketika suatu saat ada bangunan yang terbakar, atau bencana seperti gempa bumi atau bencana tsunami yang akhirnya para pengujung yang berlibur maupun masyarakat setempat tidak memiliki tujuan untuk menyelamatkan diri. Gambar 17. Potongan Kawasan Koridor Utama

Gambar 15. Konsep Pengamanan Bencana Konsep yang telah dibuat menjadi dasar yang digunakan dalam proses perancangan. Hasil dari perancangan berupa gambar kerja, seperti masterplan, denah, tampak, potongan, detail dan disertai dengan gambar perspektif.

Gambar 18. Tampak Segmen 1

Gambar 19. Tampak Segmen2


Gambar 23. Detail Amphitheater Gambar 20. Tampak Segmen 3

Gambar 25. Detail Jalur Kendaraan Gambar 21. Detail Plaza Utama

Gambar 26. Detail Jalur Pejalan Kaki

Gambar 22. Detail Street Furniture

Gambar 27. Prespektif Segmen Utama (1)

Gambar 22. Detail Dermaga Gazebo


Gambar 28. Prespektif Segmen Utama (2)

Gambar 32. Prespektif Segmen Ketiga (2)

Gambar 33. Prespektif Mata Burung Gambar 29. Prespektif Segmen Kedua (1) KESIMPULAN Kawasan Pariwisata Bahari di Pantai Bira menggunakan konsep perancangan dengan tema Sustainable Tourism yang merupakan pariwisata berkelanjutan daerah. Saat ini peracangan dengan tema tersebut perlu diterapkan dalam aspek pariwisata yang bertujuan tetap menjaga keseimbangan kehidupan alam pada kehidupan sehari-sehari. Dengan meningkatkan kualitas Ruang terbuka hijau disekitar, peningkatan zona rekreasi dengan kualitas fasilitas pendukung yang memadai serta pengelolahan sanitasi dan pengelolahan sampah berdasarkan prinsip Reuse Reduce Recycle pada area pariwisata. Gambar 30. Prespektif Segmen Kedua (2) DAFTAR PUSTAKA [1]

[2]

[3]

[4]

Gambar 31. Prespektif Segmen Ketiga (1)

[5]

R. Lasabuda, “Platax Tinjauan Teoritis Dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia Regional Development in Coastal and Ocean in Archipelago Perspective of The Republic of Indonesia Jurnal Ilmiah Platax,” vol. I, pp. 92–101, 2013. K. B. Bahari and F. Anggareni, “Eksistensi Panrita LOPI : Studi tentang Sulitnya Regenerasi Pengrajin Kapal Pinisi di Kecamatan Bonto Bahari,” Patrawidya, vol. 19, pp. 143–160, 2018. M. Pariwisata and P. O. S. D. A. N. Telekomunikasi, “Keputusan menteri pariwisata, pos dan telekomunikasi nomor : km. 98/pw.102/mppt-87,” pp. 1–9, 1987. A. Emartoto, “Strategi pengembangan obyek wisata pedesaan oleh pelaku wisata di Kabupaten Boyolali,” p. 67, 2008. O. Erni, B. Utami, M. S. Indraswara, and T. W. M,


“SEBAGAI PUSAT WISATA BAHARI Penekanan Desain Arsitektur Post Modern,” pp. 381–388.


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIPE B DI TANGERANG SELATAN Achmad Fauzan Dwi Putra1, Ir. Atiek Untarti M.Ars ., IAI.2 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 amdfauzan1499@gmail.com, 2 atiek1508@gmail.com

_________________________________________________________________________________ Abstrak Kesehatan merupakan hal yang terpenting dalam ukuran kesejahteraan masyarakat sebagai contoh Kota Tangerang Selatan, pemerintah Kota Tangerang Selatan berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk serta mutu pelayanan kesehatan, berbagai upaya tersebut diantaranya adalah memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk kurang mampu, menyediakan tenaga kesehatan ahli yang terdistribusi ke seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan, serta mengupayakan pembangunan fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat. Berdasar dari data Kepwal no. 440/kep.122-HUK/2018 Kota Tangerang Selatan memiliki 29 Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan khususnya untuk masyarakat Kota Tangerang Selatan. Namun hal tersebut belum sepenuhnya memenuhi dan belum cukup memadai untuk masyarakat Kota Tangerang Selatan. Tujuan dari perancangan ini adalah merancang prasana kesehatan yang dapat mewadahi kebutuhan akan prasarana kesehatan bagi warga Tangerang Selatan dan sekitarnya, bangunan Rumah Sakit Umum yang akan dirancang menerapkan tema Compact and Integrated Design serta pendekatan Arsitektur Modern, dengan maksud menjadikan Rumah Sakit yang terpadu dari segi pelayanan dan fasilitasnya serta mengedepankan kenyamanan, kejelasan dan kemudahan pada sirkulasi bangunan, menghilangkan kesan menakutkan dan menyeramkan, menjadi kesan Rumah Sakit yang ramah dengan memberikan suasana yang nyaman dan modern. Massa bangunan akan dibuat saling terintegrasi guna pelayanan yang terpadu dan juga dari sisi desain massa bangunan akan di rancang atraktif dan modern sebagai perwujudan dari tema dan pendekatan perancangan. Kata Kunci: Compact and Integrated Design, Arsitektur Modern, Terintegrasi. __________________________________________________________________________________________ Abstract Field of Study Title Supervisor

: Bachelor’s Degree of Architecture, Faculty of Engineering, Pancasila University. : General Hospital Type B in South Tangerang. : Ir. Atiek Untarti, S.T., M.Ars., IAI.

Health is the most important thing in the measure of community welfare, for example, South Tangerang City, the South Tangerang City government seeks to improve the health status of the population and the quality of health services, including providing free health services for underprivileged people, providing distributed expert health personnel. to all areas of South Tangerang City, as well as striving to build health facilities that are affordable to the community. Based on Kepwal data no. 440 / kep.122-HUK / 2018 South Tangerang City has 29 health centers that provide health services, especially for the people of South Tangerang City. However, this has not fully fulfilled and is not sufficient for the people of South Tangerang City. The purpose of this design is to design health infrastructure that can accommodate the needs of health infrastructure for residents of South Tangerang and its surroundings, the building of the General Hospital which will be designed to apply the theme of Compact and Integrated Design as well as a Modern Architecture approach, with the intention of making an integrated hospital in terms of services. and its facilities as well as prioritizing comfort, clarity and ease of circulation of the building, eliminating the scary and creepy impression, becoming the impression of a friendly hospital by providing a comfortable and modern atmosphere. The mass of the building will be integrated with each other for integrated services and also from the design side the building mass will be designed to be attractive and modern as the embodiment of the design theme and approach.

Keywords: Compact and Integrated Design, Modern Architecture, Integrated.


PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan salah satu poin yang terpenting dalam ukuran kesejahteraan masyarakat sebagai contoh kota Tangerang Selatan, pemerintah kota Tangerang Selatan berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, berbagai upaya tersebut diantaranya adalah memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk kurang mampu, menyediakan tenaga kesehatan ahli yang terdistribusi ke seluruh wilayah kota Tangerang Selatan, serta mengupayakan pembangunan fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat. Berdasarkan data yang ada saat ini, di Kota Tangerang Selatan terdapat 29 Rumah Sakit yang terbagi tipe kelasnya dari tipe B hingga tipe C yang dimana Sebagian besar di Kelola pihak swasta [1]. Maka dari itu pihak pemerintah seharusnya berperan penting dalam upaya melengkapi kebutuhan prasarana kesehatan yang di butuhkan. Hal tersebutlah yang mendasari dalam perancangan Rumah Sakit Umum Tipe B di Tangerang Selatan ini. Selain itu, kejelasan dan kemudahan dalam berorientasi, kenyamanan bagi para pasien, efektivitas dan efisiensi untuk operasional servis, serta pelayanan dan kelengkapan medis di dalam rumah sakit juga merupakan masalah lain yang sering terjadi. Dengan perancangan Rumah Sakit umum tipe B ini diharapkan dapat menjadi fasilitas kesehatan yang mewadahi kebutuhan akan Rumah Sakit Umum Tipe B di Tangerang Selatan. Dilihat dari berbagai permasalahan yang ada ide gagasan atau tema perancangan yang akan saya terapkan pada desain Rumah Sakit umum tipe B ini yaitu Compact and Integrated design, Compact and Integrated design mempunyai maksud dan tujuan untuk merancang Rumah Sakit yang terpadu dari segi pelayanan dan fasilitasnya serta mengedepankan kenyamanan, kejelasan dan kemudahan pada sirkulasi bangunan, menghilangkan kesan menakutkan dan menyeramkan, menjadi kesan Rumah Sakit yang ramah dengan memberikan suasana yang nyaman dan modern baik bagi pasien maupun pengguna lainnya, untuk mewujudkan ide gagasan Compact and Integrated design pendekatan arsitektur yang akan saya terapkan adalah arsitektur modern. TUJUAN Perancangan Rumah Sakit Umum Daerah Type B di Tangerang Selatan ini mempunyai maksud, yaitu untuk merencanakan dan merancang suatu fasilitas kesehatan yang berkualitas bagi pengguna dari segi pelayanan, fasilitas, dan juga kenyaman pengguna, serta bermaksud untuk menjadikan rumah sakit yang saya rancang ini menjadi rumah sakit kelas B yang menjadi

standard bagi rumah sakit yang lain serta dapat diandalkan oleh masyarakat Kota Tangerang Selatan dan sekitarnya. Berikut rincian tujuan dari perancangan Rumah Sakit Umum Daerah di kota Tangerang Selatan: 1. 2.

3. 4. 5.

Mampu membantu menampung pasien Kota Tangerang Selatan dan sekitarnya. Menghadirkan rumah sakit umum tipe B di Tangerang Selatan yang terpadu dari segi pelayanan dan kelengkapan fasilitas Menghadirkan kejelasan dan kemudahan sirkulasi di dalam rumah sakit. Menghadirkan kesan rumah sakit yang modern dan hommy bagi pengguna. Menjadikan rumah sakit yang ramah dan menyenangkan bagi penggunanya.

IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan, dapat disusun beberapa rumusan permasalahan yang dapat menjadi tolok ukur pada perancangan ini diantaranya: 1.

2.

3. 4.

Bagaimana desain Rumah Sakit umum tipe B yang dapat mewadahi kebutuhan masyarakat akan pelayanan dan fasilitasnya untuk mewujudkan ide gagasan Compact and Integrated design? Bagaimana desain Rumah Sakit umum tipe B yang dapat memberikan kejelasan dan kemudahan pada sirkulasi bangunannya? Bagaimana desain Rumah Sakit umum tipe B yang pola ruangnya saling terintegrasi? Bagaimana desain Rumah Sakit umum tipe B yang dapat mengantisipasi jika terjadi pandemik?

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN Lokasi tapak yang digunakan sebagai tapak perancangan berlokasi di kota Tangerang Selatan, yang dimana berdasar data yang ada kota Tangerang Selatan belum terdapat RSUD yang bertipe b.

Gambar 1. Peta Kota Tangerang Selatan Sumber: RTRW Tangerang Selatan 2020 Berdasarkan dari data persebaran lokasi rumah sakit di Tangerang Selatan serta analisis pribadi maka ditentukan letak yang lebih mengkerucut guna lokasi tapak perancangan yaitu di kawasan kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten.


TINJAUAN RUMAH SAKIT UMUM Kata rumah sakit berasal dari kata hospital, yakni sebuah institusi pelayanan kesehatan yang menyediakan tempat untuk pasien rawat inap dalam jangka waktu tertentu. Rumah sakit biasanya didirikan berdasarkan wilayah, didirikan oleh pemerintah, pemerintah daerah, maupun pihak swasta. Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri berarti rumah atau tempat merawat orang sakit, tempat yang menyediakan dan memberikan pelayanan Kesehatan yang meliputi berbagai masalah Kesehatan [2]. Tema Compact and integrated design adalah gabungan dari 2 parameter yang akan saya terapkan pada desain rumah sakit umum yang akan saya rancang, yang dimana dalam rancangan rumah sakit ini pun tentunya dibutuhkan pengelompokan ruang yang tepat, tentunya dengan pengelompokan ruang yang tepat akan mendukung efektifitas dalam ruang rumah sakit, dan efisiensi kegiatan yang berlangsung di dalamnya pengelompokan yang tepat juga akan mengintegrasikan antar ruang yang saling berhubungan. Gaya arsitektur modern sendiri yang menjadi pendekatan dalam perancangan kali ini diharapkan mampu menjadikan kesan Rumah Sakit yang ramah dengan memberikan suasana yang nyaman dan modern baik bagi pasien maupun pengguna lainnya. STUDI PRESEDEN Studi preseden merupakan analisis dari bangunan yang sejenis dengan apa yang akan dirancang dan telah terbangun agar dapat dijadikan acuan standard untuk merancang. Dari preseden yang telah di analisis dibawah ini maka dapat diambil contoh berupa kebutuhan ruang pada rumah sakit umum, dilihat dari fasilitas yang tersedia.

2. Rumah Sakit Premiere Bintaro Rumah Sakit ini berada di lahan seluas 1,2 Ha terdiri dari 205 Tempat tidur, mulai dari kelas 3, kelas 2, kelas 1, VIP, VVIP, Suite room. spesialis ortopedi, subspesialisasi Tulang Belakang, Bedah Pinggul & Lutut, Bedah Tangan hingga Bedah Ortopedi terkait Olahraga, Medical CheckUp, Spine Center, spesialis (spesialis bedah tulang belakang, spesialis neurologi, sub-neuro-fisiologi, spesialis kedokteran fisik, rehabilitasi, dan spesialis radiologi, laboratorium, radiologi, UGD, C-Arm, Vascular Center, dan apotek [4].

Gambar 3. Eksterior RS Premiere Bintaro Sumber: https://www.ramsaysimedarby.co.id 3. RSUD Pasar Minggu Rumah Sakit ini dibangun pada tahun 2014 dengan luas lahan 2,5 Ha, dengan kapasitas 443 tempat tidur, untuk fasilitasnya terdapat IGD, Instalasi radioterapi, Instalasi rawat jalan, Instalasi rawat intensif, Instaslasi rehabilitasi medik, fisioterapi, Medical ChekUp, Laboratorium, Instalasi farmasi, Instalasi gizi, Instalasi radiologi, CSSD, Loundry, Apotek, Aula, Parkir, Mushola, Kamar jenazah, dan Kantin [5].

1. Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Rumah sakit ini didirikan pada tahun 2018 dengan luas lahan 2018, fasilitas rumah sakit ini terdiri dari Medical check-up, layanan maternity clan kesehatan anak, berbagai klinik rawat jalan, Orthopaedic Center, Dental Specialist Clinic, serta layanan rawat inap, termasuk unit perawatan intensif (ICU dan NICU), laboratorium, radiologi, farmasi. [3]

Gambar 4. RSUD Pasar Minggu Sumber: http://rsudpasarminggu.jakarta.go.id\

Gambar 2. Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Sumber: https://www.archdaily.com/

Berdasarkan dari ketiga studi preseden dapat disimpulkan bahwa bangunan rumah sakit yang saya jadikan preseden terbangun di lokasi kawasan yang cukup strategis, berada di jalan kolektor sekunder dengan luas tapak yang lebih dari 1 ha dengan pola zona bangunan yang cenderung memanfaatkan pola zona vertikal seperti pemanfaatan podium dan tower pada bangunan, dengan kelengkapan fasilitas pelayanan yang lengkap sesuai standard klasifikasi menjadikan ketiga rumah sakit diatas menjadi rujukan yang akan di rekomendasikan dalam penanganan pasien.


STANDARD LOKASI PERANCANGAN Untuk standard lokasi perancangan telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan pada peraturan nomor 24 tahun 2016 bahwa standard lokasi perancangan sebagai berikut [6]: 1. Geografis Kontur tanah mempengaruhi perencanaan struktur, arsitektur, dan mekanikal elektrikal rumah sakit. Selain itu kondisi geodrafis (kontur tanah) juga berpengaruh terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi jalan terhadap tapak bangunan dan lain-lain.

akan digunakan dalam membuat konsep perancangan. Konsep perancangan menjadi dasar yang digunakan dalam proses perancangan ini. Menjelaskan dengan singkat dan padat metodologi perancangan yang digunakan dalam proses perancangan. PERANCANGAN

2. Peruntukan Lokasi Bangunan rumah sakit harus diselenggarakan pada lokasi yang sesuai dengan peruntukannya yang diatur dalam ketentuan tata ruang dan tata bangunan daerah setempat. 3. Aksesibilitas Untuk Jalur Transportasi dan Komunikasi Lokasi harus mudah dijangkau oleh masyarakat atau dekat ke jalan raya dan tersedia infrastruktur dan fasilitas dengan mudah, yaitu tersedia transportasi umum, pedestrian, jalur-jalur yang aksesibel untuk disabel. 4. Fasilitas Parkir Perancangan dan perencanaan prasarana parkir di RS sangat penting, karena prasarana parkir dan jalan masuk kendaraan akan menyita banyak lahan. 5. Utilitas Publik Rumah sakit harus memastikan ketersediaan air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur telepon selama 24 jam.

Gambar 5. Tapak Perancangan Sumber: Google Earth, 2020 Lokasi tapak berada di Jl. Tekno Widya, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten. Tapak yang akan digunakan sebagai perancangan Rumah Sakit Umum Tipe B ini memiliki luas sebesar 29.280 m2 atau 2,92 Ha. Lokasi ini berpotensi untuk dibangun Rumah Sakit Umum Tipe B selain karena peruntukannya di dalam zona perdagangan dan jasa, lokasi ini termasuk kawasan berkembang yang disekitarnya terdapat bangunan komersil dan perumahan penduduk yang perannya sebagai potensi pengguna bangunan.

6. Fasilitas Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Setiap rumah sakit harus dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan kesehatan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menjelaskan dengan singkat dan padat tinjauan pustaka yang digunakan dalam proses perancangan. METODOLOGI PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam proses perancangan menggunakan data yang diperoleh dengan beberapa cara, yaitu: a. Studi literatur, berfungsi untuk memperoleh datadata sekunder melalui referensi yang berkaitan dengan perancangan, seperti teori-teori arsitektur dan preseden dari proyek sejenis. b. Survey lapangan, berfungsi untuk memperoleh datadata primer yang berkaitan dengan kondisi yang ada pada lokasi tapak terpilih yang diamati secara langsung c. Wawancara, berfungsi untuk memperoleh data-data dari narasumber berguna untuk memperoleh datadata guna mendukung proses perancangan. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis permasalahan yang terjadi pada proses perancangan. Hasil analisis kemudian menghasilkan sintesis yang

Gambar 6. Zonasi Tapak Perancangan Sumber: Dinas Tata Ruang, 2020 A. BATAS-BATAS GEOGRAFIS Utara : Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, dan Kantor Trakindo. Timur : Jalan Kolektor Sekunder, dan PT Pionirbeton Industri Plant. Selatan: SPPBE Pertamina. Barat : Kantor Bank BCA Cabang Taman Tekno. B. PERATURAN DAERAH Data tapak lokasi terpilih ▪ ▪ ▪

Luas Tapak: 29.280 M2/ 2,92 Ha Koefisien Dasar Bangunan (KDB): 60% Koefisien Luas Bangunan (KLB): 6


▪ ▪ ▪ ▪

Koefisien Dasar Hijau (KDH): 25% Koefisien Tapak Basement (KTB):60% Lebar Jalan: 8 Meter Garis Sempadan Bangunan: 4 Meter

Sakit Umum Tipe B ini saya akan menggunakan elemen-elemen yang mendukung seperti penggunaan elemen garis yang simetri, material yang mudah dalam pemeliharaan seperti acp, vinyl, homogenous tile, serta ruang terbuka dengan elemen kaca

Analisis Perhitungan Koefisien Dasar Bangunan (KDB): Koefisien x Luas Lahan 60% x 29.100 M2 = 17.460 M2 Koefisien Luas Bangunan (KLB): Koefisien x Luas Lahan 6 x 29.100 M2 = 174.600 M2 Koefisien Dasar Hijau (KDH): Koefisien x Luas Lahan 25% x 29.100 M2 = 7.275 M2 KONSEP TAPAK

Gambar 8. Konsep Bentuk Sumber: Olahan Pribadi, 2020

Gambar 7. Konsep Tapak Perancangan Sumber: Olahan Pribadi, 2020 Tapak dibagi menjadi beberapa zonasi, untuk pada bagian utara tapak diperuntukkan sebagai ruang terima, kemudian di sisi kanan tapak sebagai area prioritas yang ditujukan untuk pasien UGD, selanjutnya untuk area private rawat inap di konsepkan vertikal dengan posisi yang dominan ke tengah tapak, serta untuk area service di letakan pada posisi belakang yaitu sisi barat daya tapak

Bentuk awal seluruh massa bangunan berupa bentuk geometri balok, Diikuti dengan fungsi bangunan yang cukup kompleks maka dibutuhkan podium sebagai penunjang kebutuhan, Dengan dasar kebutuhan ruang pada bangunan yang diharuskan menyediakan ruang perawatan maka di sediakan tower, Kebutuhan ruang perawatan diakomodir dengan disediakannya massa tower pada bagian belakang dan sisi kanan tapak, Selain perbedaan ketinggian massa yang di desain guna mendapat bentuk bangunan yang responsif, dilakukan tahap penyesuaian bentuk massa sesuai fungsi, Pada KONSEP RUANG

Untuk sirkulasi masuk ke dalam tapak disediakan main entrance yang terhubung langsung ke jalan utama, serta untuk exit entrance disediakan di area depan kiri tapak yang langsung terhubung ke jalan utama Untuk sirkulasi pemadam kebakaran di sediakan akses circular sebagai wujud antisipasi jika suatu saat terjadi musibah pada bangunan, sehingga damkar tidak terbatas untuk ke setiap sisi rumah sakit. KONSEP BENTUK Desain rumah sakit umum tipe b yang saya rancang ini menerapkan tema Compact and integrated design dengan tujuan untuk merancang Rumah Sakit yang terpadu dari segi pelayanan dan fasilitasnya serta mengedepankan kenyamanan, kejelasan dan kemudahan pada sirkulasi bangunan, untuk mewujudkan ide gagasan Compact and Integrated design pendekatan arsitektur yang akan saya terapkan adalah arsitektur modern. Dengan pendekatan arsitektur modern, maka dalam perancangan Rumah

Gambar 9. Konsep Ruang Sumber: Olahan Pribadi, 2020 Penzoningan pada tapak perancangan terbagi menjadi 4 zona diantaranya Zona Publik, yaitu area yang dapat diakses dan digunakan bagi pengguna bangunan maupun umum, kemudian ada Zona Semi Privat yaitu area yang dapat diakses bagi pengguna yang memang berkepentingan area ini berada di bagian depan yang terbagi atas Ruang UGD, Radiologi, Ruang Komersial, dan Poliklinik, selanjutnya Zona Privat yaitu area yang dikhususkan untuk pengguna dengan penjagaan khusus seperti ruang Rawat inap, dan yang terakhir merupakan Zona Service yang merupakan area untuk pelayanan Rumah Sakit seperti Dapur, Loundry, Kamar jenazah, Rumah duka, dan Kantor Pengelola.


KONSEP STRUKTUR

LIMBAH PADAT TOILET

Gambar 12. Skema Limbah Padat Sumber: Olahan Pribadi, 2020 Alur limbah padat dari closet akan didistribukan melewati pipa plumbing menuju Sewage Treatment Plant untuk diolah agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Gambar 10. Konsep Struktur Sumber: Olahan Pribadi, 2020

AIR HUJAN, FLOORDRAIN

AIR

WASTAFEL,

DAN

STRUKTUR BAWAH Untuk struktur bawah jenis pondasi yang akan diterapkan adalah pondasi bored pile dengan pertimbangan dari metode pelaksanaanya yang tidak terlalu mengganggu bangunan sekitar. STRUKTUR TENGAH Untuk struktur tengah pada podium dan tower saya rancang dengan menerapkan struktur rigid frame-shear wall, penggunaan rigid frame pada bangunan diterapkan sebagai wujud efisiensi perencanaan struktur bangunan, dikarenakan bangunan yang tidak terlalu tinggi namun tujuan dengan penambahan struktur jenis shearwall diharapkan mampu menahan gaya geser akibat gempa STRUKTUR ATAP Untuk struktur atap pada masa tower saya berencana untuk menggunakan jenis atap dak beton selain kelebihannya yang tahan cuaca, efisien dalam pengerjaan, penggunaan atap datar dapat membuat kesan bangunan menjadi lebih modern, dan pada atap datar dapat digunakan untuk instalasi ducting pada bangunan itu sendiri serta jika bangunan lebih kompleks dapat dimanfaatkan untuk penggunaan helipad dan ruang evakuasi saat dalam keadaan darurat

Gambar 13. Limbah Cair Sumber: Olahan Pribadi, 2020 Untuk air hujan dari atap, limbah cair dari wastafel dan floor drain akan diarahkan menuju drainase dan riol kota melalui talang air dan pipa plumbing. KELISTRIKAN

Gambar 14. Skema kelistrikan Sumber: Olahan Pribadi, 2020

KONSEP UTILITAS RUMAH SAKIT

Berikut alur distribusi kelistrikan dari gardu PLN dengan tujuan ke unit-unit yang membutuh pasokan listrik

AIR BERSIH

PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Gambar 11. Skema Air Bersih Sumber: Olahan Pribadi, 2020 Sumber air bersih dapat diperoleh dari PAM (Perusahaan Air Minum) maupun dari air tanah, kemudian melalui beberapa pemrosesan hingga ke roof tank untuk didistribusikan ke setiap ruang, dan juga di distribusikan untuk sistem firefighting seperti hydrant dan sprinkler.

Gambar 15. Skema Fire Fighting Sumber: Olahan Pribadi, 2020 Berikut alur pendistribusian sistem penanggulangan kebakaran untuk jenis sprinkler dan box hydrant Konsep yang telah dibuat menjadi dasar yang digunakan sebagai penunjang proses perancangan. Hasil dari perancangan berupa gambar kerja, seperti siteplan, denah, tampak, potongan, detail dan disertai dengan gambar perspektif.


SITE PLAN

Gambar 20. Denah RSUD Tipikal Sumber: Olahan Pribadi, 2021 Gambar 16. Siteplan RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021

DENAH

Gambar 21. Denah Lt. Dasar Gedung Parkir Sumber: Olahan Pribadi, 2021 Gambar 17. Denah Lt. Dasar RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021

Gambar 22. Denah Lt. 2 Gedung Parkir Tipikal Sumber: Olahan Pribadi, 2021

Gambar 18. Denah Lt. 2 RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021 Gambar 23. Denah Lt. 3 Gedung Parkir Tipikal Sumber: Olahan Pribadi, 2021

Gambar 19. Denah Lt. 3 RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021

Gambar 24. Denah Gedung Parkir Tipikal Sumber: Olahan Pribadi, 2021


Gambar 31. Potongan 2 RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021

Gambar 25. Denah Instalasi MEP RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021 Gambar 32. Potongan 1 Gedung Parkir Sumber: Olahan Pribadi, 2021

TAMPAK

Gambar 26. Tampak Depan RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021

Gambar 27. Tampak Belakang RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021

Gambar 33. Potongan 2 Gedung Parkir Sumber: Olahan Pribadi, 2021 DETAIL ARSITEKTUR

Gambar 28. Tampak Kanan RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021

Gambar 29. Tampak Kiri RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021 POTONGAN

Gambar 30. Potongan 1 RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021

Gambar 34. Detail Prinsip Sumber: Olahan Pribadi, 2021

PERSPEKTIF EKSTERIOR

Gambar 35. Taman Belakang RSUD Sumber: Olahan Pribadi, 2021


PERSPEKTIF INTERIOR

menghadirkan fasilitas dan pelayanan yang saling terintegrasi sesuai dengan peraturan pemerintah. DAFTAR PUSTAKA [1] https://lifepal.co.id/media/rumah-sakit-tangerangselatan/ (diakses pada 7 Oktober 2020) [2] PT. Global Rancang Selaras. “Arsitektur Rumah Sakit”. PT. Global Rancang Selaras, Yogyakarta, 2010

Gambar 36. Lobby Sumber: Olahan Pribadi, 2021

[3] https://palapanews.com/2017/12/17/diresmikanini-fasilitas-rspi-bintaro-jaya/ (diakses pada 9 Oktober 2020) [4] https://www.ramsaysimedarby.co.id/rs-premierbintaro/ (diakses pada 9 Oktober 2020) [5] http://rsudpasarminggu.jakarta.go.id/ (diakses pada 9 Oktober 2020) [6] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit

Gambar 37. Lobby Sumber: Olahan Pribadi, 2021

Gambar 38. Lobby Sumber: Olahan Pribadi, 2021

Gambar 39. Ruang Tunggu Poliklinik Sumber: Olahan Pribadi, 2021 KESIMPULAN Rumah sakit umum daerah tipe b di Tangerang Selatan ini dirancang dengan mengadopsi tema compact and integrated design serta pendekatan arsitektur modern, dengan maksud menjadikan rumah sakit yang nyaman dan jauh dari kesan menyeramkan, dan juga memiliki standard yang jelas akan rumah sakit tipe b dengan


BEKASI CONVENTION CENTER 1,2

Adilla Zulfania Aribah1, Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 adillazula24@gmail.com

_________________________________________________________________________________ Abstrak Perkembangan Kota Bekasi yang terus menerus meningkat dari segi ekonomi, pariwisata, investasi, pendidikan dan industri menjadi daya tarik para investor luar untuk berinvestasi mengembangkan usaha dan bisnisnya di Kota Bekasi, dengan lokasi yang menjadi kota terdekat dengan Kota Jakarta serta memiliki potensi pasar yang luas. Disamping itu, Kota Bekasi juga memiliki potensi untuk menjadi kota MICE (Meetings, Incentive, Convention and Exhibition – Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran), ungkap Wakil Walikota Bekasi Tri Adhianto. Perancangan gedung konvensi Bekasi Convention Center dengan daya tampung yang mencukupi dari segi kapasitas sebagai salah satu fasum yang berpotensi untuk dikembangkan di Kota Bekasi, serta bangunan ini akan menjadi sarana dan prasarana untuk melakukan pertemuan-pertemuan, festival, workshop, pameran, seminar dan mewadahi kegiatan lainnya yang mendukung dalam meningkatkan misi Kota Bekasi. Secara visual, Bekasi Convention Center diharapkan menjadi gedung konvensi yang dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya dan juga menjadi bangunan yang terlihat kekinian juga tampil beda di Kota Bekasi. Kata Kunci: Kota Bekasi, Konvensi, MICE (Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran), Potential.

Abstract The continuous development of Bekasi city in terms of economy, tourism, investment, education and industry is an attraction for outside investors to invest in developing their businesses and businesses in bekasi city, with the location being the closest city to Jakarta and has a wide market potential. In addition, the city of Bekasi also has the potential to become a MICE city (Meetings, Incentives, Convention and Exhibitions ), said Deputy Mayor of Bekasi Tri Adhianto. The design of the Bekasi Convention Center convention building with sufficient capacity in terms of capacity as one of the fasums that have the potential to be developed in the city of Bekasi, and this building will be a means and infrastructure to conduct meetings, festivals, workshops, exhibitions, seminars and accommodate other activities that support in improving the mission of the City of Bekasi. Visually, Bekasi Convention Center is expected to be a convention building that can function properly and also become a building that looks modern and also looks different in the city of Bekasi. Keywords: Bekasi City, Convention, MICE (Meetings, Incentive, Convention and Exhibition), Potential. _________________________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Kota Bekasi telah menjadi salah satu kota maju di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kemajuan Kota Bekasi dapat dilihat dari segi ekonomi, pariwisata, investasi, Pendidikan dan industri. Perkembangan Kota Bekasi yang terus menerus meningkat menjadi daya tarik para investor luar untuk berinvestasi mengembangkan usaha dan bisnisnya di Kota Bekasi, dengan lokasi yang menjadi kota terdekat dengan Kota Jakarta serta memiliki beberapa potensi dari segi lokasi hingga potensi pasar yang masih luas untuk para investor mengembangkan usahanya di kota ini. Pada bidang industri, properti, perdagangan, jasa, perhotelan dan beberapa lainnya sudah terasa peningkatan investasinya, sehingga Kota Bekasi terus menerus melakukan pembangunan berapa infrastruktur kota

baik fasum maupun fasos guna memenuhi kebutuhan pasar dan masyarakat yang tinggal di Kota Bekasi. Banyaknya investor yang sudah masuk dan perusahaan baru yang akan dibangun nantinya, Kota Bekasi membutuhkan fasilitas gedung dengan daya tampung yang mencukupi dari segi kapasitas sebagai salah satu fasum yang berpotensi untuk dikembangkan di Kota Bekasi. Peningkatan investasi yang terjadi di Kota Bekasi antara lain berada di bidang Industri, properti, perdagangan, perhotelan, pengangkutan, jasa dan keuangan. Sehingga berdasarkan data statistik Kota Bekasi akan banyak melakukan pembangunan guna memenuhi kebutuhan pasar dan masyarakat kota yang tinggal didalamnya. Banyaknya investor yang masuk dan kantor perusahaan baru yang akan dibangun baik


dari perusahaan jasa, konstruksi, industri maupun industri kreatif di Kota Bekasi, akan menjadi potensi meningkatnya kegiatan pertemuan serta pertukaran informasi melalui kegiatan rapat, seminar ataupun pameran. Disamping pengaruh dari peningkatan di sektor perekonomian, pemerintah Kota Bekasi semenjak tahun 2013 lalu hingga saat ini, sedang giat dalam menggalakan kegiatan budaya dan pariwisata di Kota Bekasi. Kegiatan yang dimaksud antara lain berupa kegiatan festival budaya, festival kuliner, seminar, workshop, pameran serta expo semarak ulang tahun Kota Bekasi. Dan pada tahun 2019 Wakil Walikota Bekasi Tri Adhianto mengungkapkan bahwa Kota Bekasi mampu untuk menjadi kota MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition), dengan disediakannya tempat destinasi untuk melakukan pertemuan-pertemuan baik skala nasional maupun internasional, sarana prasarana di Kota Bekasi memiliki potensi kompetitif dan kaum milenial generasi muda serta kreatif sebagai targetnya agar industri kreatif di Kota Bekasi menjadi potensi wisata, ungkapnya.

Tinjauan Tema Arsitektur Kontemporer, Kontemporer sendiri sama artinya dengan modern yang kekinian, tapi dalam desain kerap dibedakan. Kotemporer merupakan desain yang lebih maju, tidak terikat oleh aturan-aturan arsitektur pada masa sebelumnya. Arsitektur Kontemporer merupakan gaya yang penuh kebebasan berekspresi, variatif, fleksibel dan juga invatif dalam model desain, material yang digunakan serta teknologi yang digunakan lebih maju guna menampilkan gaya yang lebih baru. METODOLOGI PERANCANGAN Metodelogi perancangan yang dilakukan dalam perancangan Bekasi Convention Center adalah Shape Grammer, metode ini terdiri dari aturan bentuk yang menentukan bagaimana bentuk dapat diolah dan diubah. Bentuk yang diolah akan membantu serta mengarahkan ke bentuk baru. Menurut Knight T.W, 1998. Bentuk diambil dari bentuk dasar lalu diolah sehingga akan tercipta transformasi bentuk. PERANCANGAN

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Convention Center adalah, Convention atau dengan bahasa Indonesia yang artinya konvensi merupakan kegiatan pertemuan yang dihadiri oleh suatu kelompok dengan tujuan untuk bertukan pikiran, pandangan, mendapatkan informasi terbaru, membahas rencana serta fakta untuk kepentingan bersama (Lawson, The Architecture press, 1981, hal.2). Center berasal dari bahasa Inggris, memiliki arti dengan bahasa Indonesia yang berarti pusat. “Center is a place for particular activity”, yang berarti tempat untuk melakukan aktivitas tertentu atau kegiatan khusus (Oxford University Press, 2016). Center dapat diartikan juga sebagai pusat untuk melakukan suatu aktivitas yang tujuannya menarik bagi orang banyak. Maka dari itu, convention center dapat diartikan sebagai wadah/pusat aktivitas kegiatan pertemuan yang dihadiri oleh suatu kelompok untuk kepentingan bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi Convention Center adalah sebagai tempat: 1. Perhelatan akbar, meliputi acara konferensi nasional yang diadakan oleh berbagai organisasi atau profesi tertentu. 2.Pertemuan, meliputi rapat asosiasi, rapat perusahaan, maupun program insentif. 3. Penyelenggaraan lain seperti meliputi pertunjukan hiburan, antara lain konser musik, pertunjukan seni tari dan drama, acara gathering dan juga acara pernikahan.

1. Lokasi Lokasi untuk perancangan bangunan Bekasi Convention Center adalah di lokasi 1 yaitu di jalan alternatif 1 tepatnya Jalan Bulevar Ahmad Yani, Kel. Marga Mulya, Kec. Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat. Lokasi terpilih terletak diantara Jalan Bulevar Ahmad Yani dan Jalan Bulevar Selatan, dengan ketentuan KDB 50%, KDH 30% dan KLB 2. Lokasi ini berada didekat flyover penghubung jalan Kawasan Summarecon Bekasi dan Pusat Kota Bekasi.

Gambar 1. Lokasi Perancangan Lokasi terpilih berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota Bekasi adalah zona peruntukan campuran, dapat dilihat seperti gambar dibawah ini.


bahkan orang yang sebelumnya tidak mengenal satu sama lain mereka dapat bercengkrama, rapat, seminar, pernikahan dan acara lainnya untuk mencapai tujuan atau kesepakatan tertentu disuatu tempat yang mewadahi, menampung dan mewujudkan pertemuan itu. 3. Konsep Perancangan Tapak - Matahari dan Angin

Gambar 2. Rencana Detail Tata Ruang Kota Bekasi Sumber: jdih.bekasikota.go.id Lokasi terletak di dalam kawasan Summarecon Bekasi, kawasan hunian dan niaga yang sangat potensial di Bekasi. Kawasan Summarecon ini dibangun pada tahun 2010, dan kini menjadi ikon bagi Kota Bekasi. Dekat dengan fasilitas pendidikan seperti Universitas Bina Nusantara, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dan dua sekolah yang telah memiliki reputasi tinggi di kancah nasional yakni Sekolah Islam Al-Azhar, Sekolah Kristen Penabur. Lokasi mudah dijangkau dengan kereta jarak jauh/KRL, hanya dengan jarak perjalanan 2.9km yang ditempuh 6 menit dari Stasiun Bekasi. Lokasi mudah dijangkau dengan berbagai transportasi pribadi, dengan perjalanan 4.3km yang ditempuh kurang lebih 8 menit menuju Tol Bekasi Barat dan pusat Kota Bekasi dan terdapat halte busway didalam kawasan Summarecon Bekasi. Di Summarecon juga terdapat beberapa sarana dan prasarana seperti Mall Summarecon Bekasi, pasar modern Sinpasa, bangunan komersial, 8 Tower Apartemen, Hotel Harris, Auto exhibition centre, serta terdapat kawasan kuliner Bekasi Food City yang sangat dekat dengan lokasi tapak yang nantinya akan sangat membantu dan berguna bagi pengunjung, klien, tamutamu penting dari luar negeri maupun dalam negeri Bekasi Convention Center untuk beristirahat dan berkuliner. 2. Filosofi Bangunan

Filosofi bangunan gedung konvensi diatas adalah “Buzz magnet” yang berbentuk ‘Oval'. Keunggulan magnet sendiri dapat bertemu dan menarik benda lain seperti baja dan besi yang memiliki daya tarik yang tinggi oleh magnet atau menarik sesama jenis magnet seperti buzz magnet ini. Sama dengan halnya gedung konvensi atau gedung pertemuan, gedung ini bertujuan menyatukan dan mempertemukan orang banyak layaknya pasangan laki-laki dan perempuan, owner dan klien, fans dan idolanya, wartawan dan narasumbernya

Gambar 3. Analisa matahari dan angin Sumber: Adilla, 2021. Arah angin berasal dari arah timur laut, menuju barat daya berdasarkan data BMKG sehingga dapat dimaksimalkan untuk bukaan pada desain bangunan dan juga pemaksimalan area hijau. Untuk analisis matahari di tapak ini saat matahari menjelang tenggelam akan menghadap langsung ke depan bangunan dan akan terkena pancaran matahari yang lebih besar seperti yang digambarkan pada zona warna merah, sehingga menyebabkan ruang disana terasa sedikit panas. - Bangunan dan Zoning

Gambar 4. Analisa Bangunan dan Zoning Sumber: Adilla, 2021. Dalam perancangan bangunan Convention Center ini orientasi bangunan ditentukan dengan pertimbangan view, bentuk tapak, matahari, angin dan potensi lingkungan. Bangunan ini berorientasi ke barat yang merupakan jalan utamanya yaitu Jalan Bulevar Ahmad Yani. - Kebisingan

Gambar 5. Analisa Kebisingan Sumber: Adilla, 2021.


Warna merah memiliki tingkat kebisingan yang tinggi karena disebabkan banyaknya kendaraan yang melintas. Warna kuning tingkat kebisingan sedang disebabkan oleh jalan tidak terlalu dekat dengan lokasi. Dan warna hijau memiliki tingkat kebisingan yang rendah karena jarang dilewati kendaraan. - Topografi dan Drainase

Arah masuk dan keluar kendaraan berasal dari Jalan Bulevar Ahmad Yani, hal ini untuk meminimalisir terjadinya macet di persimpangan bunderan landmark summarecon Bekasi. Berikut hasil perancangan tapak pada bangunan Bekasi Convention Center dari hasil analisa matahari dan angin, bangunan dan zoning, kebisingan, topografi dan drinase, vegetasi dan sirkulasi masuk dan keluar tapak, sebagai berikut.

Gambar 6. Analisa Topografi dan Drainase Sumber: Adilla, 2021. Tapak ini juga memiliki kontur tanah yang tidak merata yang ditunjukkan pada gambar diatas dan memiliki tanah yang keras. Kontur yang bagian lebih tinggi berada dipinggir area sedangkan pada tapak tengah kontur tanah rata. Aliran dari bangunan dan air hujan mengalir menuju saluran dipinggir site menuju ke saluran lingkungan/Riol Kota. - Vegetasi

Gambar 9. Konsep Perancangan Tapak Sumber: Adilla, 2021. 4. Sistem Struktur Sub Structure atau struktur bawah pada bangunan akan menggunakan pondasi tiang pancang dan footplat, yang dapat menahan beban dan kokoh. Middle Structure, bagian tengah struktur bangunan ini menggunakan struktur beton karena dinilai sangat sesuai untuk meneruskan beban bangunan kedalam tanah. Upper Structure, bagian atas atau penutup atap pada bangunan ini menggunakan atap datar (Hall) dan atap Alumunium Composite Panel dan Plat beton (Auditorium) dengan rangka space truss karena lebih fleksibel dapat sesuai dengan keinginan

Gambar 7. Analisa Vegetasi Sumber: Adilla, 2021. Lahan merupakan lahan kosong dan vegetasi dominan ditanami pohon palem dibagian depan tapak, beberapa pohon peneduh ditengah tapak dan juga rumput liar serta semak-semak. Sedangkan di jalan sekitar tapak terdapat jalur hijau yang cukup. - Sirkulasi

Gambar 10. Isometri Struktur Bangunan Sumber: Adilla, 2021. 5.

Material Bangunan

Jenis

Jenis Bahan

Pengaplikasian Pada Bangunan

Penutup Atap

1. ACP (Aluminium Composite Panel) 2. Plat Beton dan ACP Space Truss

1. Bangunan Penunjang 2. Bangunan Utama

Rangka Atap Dinding Eksterior

Gambar 8. Analisa Sirkulasi Sumber: Adilla, 2021.

ACP (Aluminium Composite Panel), Cat eksterior dinding

Bangunan Utama (Auditorium) Eksterior Bangunan Bekasi Convention Center


Dinding Interior

Cat interior dinding akustik

Pelapis Dinding Toilet Lanskap

Keramik 30x30

Kaca

Plafond

Grass Block, Paving Block 1. Kaca Tempered 2. Curtain wall Gypsum akustik

Interior Bangunan Bekasi Convention Center Dinding Toilet

Area Parkir 1. Bangunan Utama 2. Bangunan penunjang Setiap ruang pada bangunan utama dan bangunan penunjang

Gambar 14. Tampak Samping Kanan dan Kiri Sumber: Adilla, 2021.

Tabel 1. Material Bangunan Sumber: Adilla, 2021. 6.

Hasil Perancangan

Gambar 11. Denah Lantai 1 Sumber: Adilla, 2021.

Gambar 12. Denah Lantai 2 Sumber: Adilla, 2021.

Gambar 13. Tampak Depan dan Belakang Bangunan Utama Sumber: Adilla, 2021.

Gambar 15. Tampak Depan dan Belakang Bangunan Penunjang Sumber: Adilla, 2021.

Gambar 16. Potongan A-A dan B-B Sumber: Adilla, 2021.

Gambar 17. Potongan C-C dan D-D Sumber: Adilla, 2021.


Gambar 22. Perspektif Sumber: Adilla, 2021. Gambar 18. Detail Arsitektur A dan B Sumber: Adilla, 2021.

Gambar 23. Perspektif Sumber: Adilla, 2021.

Gambar 19. Detail Arsitektur C dan D Sumber: Adilla, 2021.

Gambar 24. Perspektif Mata Burung Sumber: Adilla, 2021.

Gambar 20. Isometri Utilitas Sumber: Adilla, 2021.

Gambar 25. Interior Ruang Rapat Sumber: Adilla, 2021.

Gambar 21. Perspektif Sumber: Adilla, 2021.


DAFTAR PUSTAKA [1] [2]

[3] Gambar 26. Interior Lobby Ruang Penunjang Sumber: Adilla, 2021.

[4]

[5] [6]

[7]

Gambar 27. Interior Lounge Sumber: Adilla, 2021.

[8]

[9] [10] [11]

Gambar 28. Interior Auditorium Sumber: Adilla, 2021. [12] KESIMPULAN Berdasarkan dari analisa dan proses perancangan bangunan Bekasi Convention Center didapatkan sebuah bangunan konvensi yang dapat difungsikan untuk berbagai macam kegiatan yang didukung oleh banyaknya ruang berdasarkan fungsinya sehingga dapat melakukan berbagai kegiatan seperti pertemuan, seminar, festival dan kegiatan lainnya dalam waktu bersamaan. Begitu juga dengan fisik bangunan yang sederhana namun terlihat tegas dan dinamis dengan berbagai ornament agar terciptanya estetika serta banyaknya ruang terbuka hijau sehingga menciptakan bangunan yang nyaman dan asri.

[13]

[14] [15]

Akmal, I. (2005). Indonesia Architecture Now. Jakarta: Borneo Publications. Breitschmid, M. (2008). Architecture and Philosophy Toughts on Building. Journal Architecture of Virginia Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pengertian Konferensi. Lawson, Fred. 1981. Conference, Convention and Exhibition Facilities. London: The Architectural Press. M. Kesrul. 2004. Meeting, Incentive Trive, Conference, Exhibition. Jakarta: Graha Ilmu Ching, Francis DK. 2000. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Terjemahan. Jakarta: Erlangga Gunawan. (2011). Reaktualisasi Ragam Art Deco Dalam Arsitektur Kontemporer. Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado. Sumalyo, Y. (2005). Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Peraturan Daerah Kota Bekasi. Diakses di: https://disperkimtan.bekasikota.go.id D. Ghirardo, Architecture after Modernism, London: Thames and Hudson, 1996. J. Craven, "A Primer on Green Architecture and Green Design," ThoughtCo, 21 Juni 2019. [Online]. Available: https://www.thoughtco.com/what-is-greenarchitecture- and-green-design-177955. [Accessed 8 Februari 2020]. C. Jencks, Sign, Symbols and Architecture, New York: John Wiley & Sons Inc, 1980. J. D. Chiara, Time Saver Standard for Building Types 2nd Edition, Singapore: Mcgraw-Hill International Book Company, 1983. E. Neufert, Architects' Data, Third Edition, London: Blackwell Sciences, 1936. Pemerintah Kota Bekasi, "Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 5 Tahun 2016 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Bekasi Tahun 2015-2035," [Online]. Available: https://jdih.bekasikota.go.id/jdih/web/uploads /Perda_05_2016.pdf. [Accessed 29 Oktober 2019].


BANGUNAN KOMUNITAS REMAJA BOGOR Muhamad Khoirul Akmal Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila Khoirulakmal33@gmail.com

__________________________________________________________________________________ Abstrak Seiring Perkembangan zaman, aktivitas anak muda semakin beragam. Sayangnya tidak di sediakan dengan baik karena kekurangan beberapa fasilitas. Salah satu fasilitas yang di perlukan untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan bangunan komunitas remaja. Ini merupakan pusat dimana kaum muda dapat memiliki kegiatan seperti inovasi dan pertumbuhan bakat, anak muda yang kita ketahui memiliki keberanian dan dinamis, karakter cenderung mengejar kebebasan memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba sesuatu yang baru,dan aktif dalam kehidupan sosial.kebutuhan akan ruang berinteraksi sekaligus mengerjakan pekerjaan rumah maupun kantor sangat di perlukan mengingat belum adanya fasilitas penunjang ruang kerja bersama dan ruang berkegiatan sosial .Oleh karena itu Bangunan komunitas remaja bogor di buat dengan tujuan adalah membuat kaum muda nyaman melakukan aktifitas apapun yang mereka inginkan sesuai dengan apa yang di minati. Along the time with times,The activites of young people are in creasingly diverse,Unfurnatel not well profided due to lack of amenities, One of the tool needs to overcome this problem is to build a youth community. It is a centre where young people can have the talent or innovation and growth,The young people we know are courageous and dynamic, character inclined to pursue great freedom to try somnthing new, and are actife in social life the need for space to interact while doing homework or office work is very necessary considering that there are no supporting facilities for co-working spaces and spaces for social activities. Therefore, the Bogor youth community building was created with the aim of making young people comfortable doing whatever activities they want in accordance with their needs.

Kata Kunci: Youth Community,Youth Centre,Youth Community Building,Teenager.

_________________________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Suatu kawasan kota memerlukan fasilitas yang lengkap untuk penunjang kegiatan remaja baik yang berhubungan dengan individu maupun kelompok, memperikan fasilitas penunjang kegiatan remaja dapat menghasilkan masyarakat yang berkualitas untuk kemajuan sebuah kota atau daerah di masa yang akan datang [1] Kegiatan remaja semakin beragam dan banyak seiring dengan berkembangnya zaman baik dalam segi positif maupun negatif, tidak terdapatnya ruang yang jelas akan mengganggu proses aktualisasi dan perkembangan remaja sehingga memiliki kesempatan terjerumus ke prilaku menyimpang. [2] Bangunan komunitas remaja merupakan fasilitas yang di sediakan untuk mewadahi aktivitas atau kegiatan baik dalam bangunan maupun luar bangunan. Dalam UU No.40 [3] mengenai kepemudaan yaitu pemuda merupakan penduduk Indonesia mulai dari usia 16 sampai dengan 30 tahun khususnya pada remaja. Dengan meningkatnya populasi yang cukup pesat pada setiap tahunnya khususnya pada remaja menurut sesnus penduduk kota bogor. (enambelas tahun) sampai dengan (tigapuluh tahun) mmencapai angka yang cukup tinggi yaitu 609 ribu jiwa dari 6.1 juta pada 2020 dengan ini sebagai kota yang cukup besar memerlukan bangunan yang menunjang kegiatan remaja mulai dari

menampung kegiatan formal maupun non formal para remaja. Remaja yang sedang dalam usia produktif tersebut memerlukan sebuah tempat yang sesuai dengan gejolak muda dalam melakukan berbagai kegiatan. Usia yang sangat produktif tersebut seharusnya dapat di manfaatkan oleh para remaja untuk menggali dan mengembangkan apa yang di minati. Sentul merupakan kabupaten dengan tingkat penduduk yang cukup tinggi yaitu 6000 jiwa dari total 5.8 juta jiwa pada tahun 2018, alasan penulis memilih lokasi bukit sentul karena kurangnya ruang pendukung pemuda untuk berkegiatan baik dari sarana edukasi,relasi,maupun kegiatan yang menunnjang aktivitas jasmani. Kurangnya ruang untuk bebas mengerjakan tugas baik kuliah maupun tugas pekerjaan, Selain itu kurang minat baca daerah tersebut cukup rendah. Bangunan Komunitas Pemuda Bogor memeberi solusi dengan memfasilitasi ruang untuk pemuda berkegiatan sehingga dapat menunjang aktivitas sesuai kebutuhan dan minat yang di tekuni. Tak hanya energi yang menjadikan remaja menjadi aktif, tetapi juga pisikologis remaja pada usia tersebut sangat di pengaruhi dengan lingkungan sekitar karena remaja akan memiliki beragam sifat pada masing-masing individu yang sangat labil karena keingin tahuan yang


besar terhadap sesuatu yang baru serta menyukai tantangan,rasa ingin bebas menjadikan remaja mudah dalam bersosialisasi dengan umur sebaya merupakan sifat-sifat remaja yang menonjol pada kesehariannya. Selain itu remaja cukup senang bersosialisasi dan berkelompok sehingga terkadang terdapat remaja yang berkelompok karena memiliki minat yang sama dan mendukung satu dengan yang lainnya. Perumusan Masalah Berdasarkan penjabaran di atas , muncul permasalahan pada perancangan bangunan komunitas remaja bogor Ini sebagai berikut : a. b.

c.

d.

Hal apa saja yang di pertimbangkan dalam membuat bangunan komunitas remaja bogor. Bagaimana agar remaja dapat berkembang dengan fasilitas yang di sediakan pada bangunan komunitas remaja bogor. Bagaimana penerapan konsep arsitektur tropis terhadap bangunan agar remaja merasa aman dan nyaman berkegiatan pada bangunan komunitas remaja bogor. Fasilitas apa sajakah yang di perlukan oleh remaja.

melakukan berbagai macam kegiatan berkaitan dengan seni, olahraga, pendidikan, dan rekreasi serta bisa jadi tempat berkumpul dan bersosialisasi. Terdapat beberapa kriteria Bangunan komunitas remaja bogor : a. Memiliki ruang untuk edukasi b. Memiliki ruang untuk relasi c. Memiliki ruang untuk rekreasi d. Memiliki ruang untuk tempat diskusi e. Memiliki ruang untuk kegiatan jasmani f. Memiliki ruang ekspresi seni atau minat dan bakat Definisi Komunitas Komunitas merupakan kelompok sosial yang memiliki habitat lingkungan dan ketertarikan yang sama dalam ruang lingkup kepercayaan atau ruang lingkup lainnya [4] Gambaran lokasi perancangan

Tujuan Dan Manffaat Perancangan Berdasarkan masalah yang di identifikasi di atas, tujuan dari perancangan Bangunan Komunitas Remaja ialah: a. Memberi raung untuk remaja berkegiatan secara nyaman dana man b. Memberi fasilitas remaja untuk berkegiatan sesnuai dengan yang di minati c. Memberi ruang untuk menyelesaikan tugas d. Meningkatkan prestasi remaja baik dalam bidang olahraga maupun kesenian

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan lokasi perancangan Wilayah kabupaten bogor memiliki luas ± 2.664 km² Secara geografis terletak di antara antara 6’18'0" – 6’47'10" Lintang Selatan dan 106’23'45" – 107’13'30" bujur yang berdekatan dengan ibu kota,bogor memiliki tipe morfologi wilayah yang berfariasi mulai dari dataran yang relative rendah hingga daratan tinggi di bagian selatan. Tinjauan Bangunan Komunitas Remaja Bangunan komunitas remaja bogor secara umum merupakan sebuah ruang atau wadah atau pusat berkumpulnya kaum muda atas dasar kepemilikan dan minat yang sama, atau dengan kata lain tempat dimana satu individu dengan individu lainnya memiliki ketertarikan yang sama terhadap suatu hal. Menurut Jhon.M Chols [4], Bang8unan remaja merupakan tempat para remaja untuk

Gambar 1. Lokasi perancangan Sumber: Google earth,2021

Lokasi perancangan berada di kawasan bogor , Kecamatan babakan madang Kab.Bogor .secara detail lokasi berada di sentul city Jl.Jend sudirman, Cipambuan, Kec babakan madang,Bogor,Jawa barat 16810 ,lokasi cukup strategis baik dari aksesibilitas maupun fasilitas penunjang sekitar site. Luas lahan Kdb Klb Kdh

: 3.01 Ha : 50 % :8 :25 %

METODOLOGI PERANCANGAN Metodologi perancangan yang di gunakan pada bangunan komunitas remaja bogor yaitu dengan metode kualitatif,dimana pada proses analisis menggunakan konteks permasalahan pada lokasi, metode parancangan yang di lakukan yaitu dengan mendesai sesuai dengan konsep yang di usung dan dikembangkan. Beberapa langkah yang di lakukan antara lain : 1.

Mencari studi literature teori yang relavan dengan perancangan seperti study preseden


2.

3.

4.

5.

6.

bangunan sejenis, definisi, aspek bangunan, tinjauan kawasan, tinjauan terhadap tema yang relavan dengan lokasi perancangan,dan juga melihat batasan perancangan bangunan komunitas remaja bogor. Menentukan proses perencanaan lokasi yang akan di gunakan untuk perancangan bangunan komunitas remaja bogor, salah satu metodenya dengan membuat perbandingan sehingga antara satu lokasi dengan lokasi lainnya yang berpotensi sehingga dapat memunculkan opsi site mana yang akan di gunakan. Studi preseden bangunan terkait, dimana hasil dari perbandingan dapat menjadi refrensi untuk besaran ruang,fasilitas yang di butuhkan ,bahkan konsep perancangan sehingga memudahkan dalam perancangan. Menentukan tema yang akan di ambil sehingga bangunan terkonsep sesuai dengan tema yang di ambil. Mengetahui batasan dari bangunan komunitas remaja sehingga hasil rancangan dapat sesuai dengan aturan yang berlaku baik untuk pengguna maupun aturan yang berlaku. Mencari tahu urgensi apa yang di butuhkan remaja sehingga dapat di tentukan dari sudut pandang masalah yang ada dan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.

PERANCANGAN Analisis Tapak

Gambar 3. Analisis Iklimatologi Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 2. kerangka berfikir alur perancangan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021


Gambar 6. Analisis Kebisingan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 4. Analisis Vegetasi Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 6. Analisis View dalam tapak Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 7. Analisis Kontur dan Drainase Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021 Gambar 5. Analisis Sirkulasi Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021


Gambar 11. Pola kegiatan Tapak Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 8. Analisis View Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 12. Pola Kegiatan Pengelola Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 9. Analisis View Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021 Gambar 13. Fungsi bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 10. Pola kegiatan Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021


STUDI MASA BANGUNAN

Gambar 17. Konsep Facade Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 14. Gubahan Massa Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 18. Konsep Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 15. Konsep Struktur Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 19. Konsep Tapak Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 16. Konsep Utilitas Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Konsep perancangan yang di ambil pada project Bangunan Komunitas Remaja Bogor adalah arsitektur tropis, tujuan di ambilnya konsep ini yaitu agar bangunan dapat beradaptasi dengan lingkungan menggunakan teknolog yang di kembangkan untuk membuat inovasi, selain itu guna memberi kenyamanan baik dalam sirkulasi, ruang dan juga utilitas.Hasil dari penggunaan konsep ini yaitu kombinasi material dan pemanfaatan ruang yang tepat untuk pemanfaatan iklim


sehingga dapat menunjang utilitas seperti penggunaan solar panel, biopori untuk resapan, sirkulasi pencahayaan sehingga dapat lebih menghemat energy. GAMBAR HASIL RANCANGAN

Gambar 23. Tampak 2 Gambar 20. Site plan

Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 21. Block plan

Gambar 24. Perspektif bangunan

Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

GAMBAR GEDUNG PARKIR

Gambar 25. Tampak Masa parkir Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021 Gambar 22. Tampak 1 Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 26. Tampak Masa parkir Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021


3.

Gambar 27. Perspektif Gedung parkir Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

4.

5.

Gambar 17. Perspektif kawasan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

6.

7. KESIMPULAN Bangunan komunitas remaja bogor merupakan bangunan yang di sediakan khusus untuk memberi wadah remaja dalam berkegiatan,kurangnya fasilitas pendukung di kota bogor khususnya untuk remaja berkegiatan sehingga remaja kekurangan tempat untuk mengembangkan bakat yang di miliki. Selain untuk memberi ruang untuk remaja berkegiatan sesuai dengan bakat dan minat, Bangunan Komunitas Remaja juga memiliki tujuan meningkatkan prestasi remaja di bidang olahraga,kesenian dan juga sebagai penerus di masa yang akan datang. Bangunan Komunitas Remaja bogor di rancang untuk membantu para remaja menggali potensi yang ada pada remaja dengan fasilitas yang di berikan sehingga rasa aman dan nyaman dapat menjadi salah satu alasan remaja untuk berkembang Fasilitas yang di rancang untuk pemuda antara lain : 1.

2.

Sport centre Sport centre sendiridi rancang guna memberi ruang atau fasilitas untuk remaja berkegiatan jasmani dimana bangunan ini dapat di pergunakan remaja sebagai pengembangan di bidang olah raga. Komersil area Ruang komersil di rancang guna memberi fasilitas remaja untuk bersantai sekaligus mencari inspirasi.

8.

Working space Mengigat lokasi perancangan berada pada wilayang kampus sehingga di buatlah working space guna menunjang aktifitas pekerjaan, selain mengerjakan tugas working space sendiri dapat di gunakan sebagai ajang bersosialisasi dan juga mencari relasi untuk bertukar fikiran sehingga pola piker dapat lebih berkembang. Area pameran area ameran sendiri di buat untuk bentuk apresiasi karya yang di buat oleh remaja sehingga karya lebih di hargai sehingga menimbulkan semangat untuk remaja mencari ide untuk membuat karya yang lain. Spot art & Education Spot art& education sendiri menjadi pusat untuk berkesenian sehingga para remaja dapat menuangkan ide serta gagasan yang di wujudkan dalam bentuk karya. Selain itu terdapat area education dimana remaja dapat pembekalan dan juga mendapat informasi dengan di sediakannya ruang rauang yang memberi fasilitas untuk edukasi. Amphyteater Amphy teater sendiri menjadi salah satu fasilitas penting Karena menjadi ruang outdoor dimana remaja dapat saling bertukan pikiran, melakukan pementasan atau hanya duduk santai saja sambal mencari ide. Ruang luar Ruang luar atau open space terdapat beberapa fasilitas seperti taman,area joing track,panjat tebi,dan coffee shop outdoor. Gedung parkir Di buat guna memenuhi kebutuhan parker kendaraan yang menjadi bangunan penunjang.


DAFTAR PUSTAKA

[1]

[2]

[3]

[4]

Dariyo agus , 2004 ’Pisikologi perkembangan remaja” Bogor : Ghalia Indonesia Kamus Besar Bahas Indonesia. 2013. “Perilaku, remaja dan pemuda”. kbbi.web.id. Undang-undang kepemudaan NO.40 tahun 2009 “pengertian pemuda” Presidenti.go.id ,24 juni 2014 Municha, Reghina Tri, Pedia Aldy, dan Mira Dharma S. 2014. Pekanbaru Youth Centre dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku. JOM FTEKNIK. 1.2: 1.


BANGUNAN KOMUNITAS REMAJA BOGOR Muhamad Khoirul Akmal Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila Khoirulakmal33@gmail.com

__________________________________________________________________________________ Abstrak Seiring Perkembangan zaman, aktivitas anak muda semakin beragam. Sayangnya tidak di sediakan dengan baik karena kekurangan beberapa fasilitas. Salah satu fasilitas yang di perlukan untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan bangunan komunitas remaja. Ini merupakan pusat dimana kaum muda dapat memiliki kegiatan seperti inovasi dan pertumbuhan bakat, anak muda yang kita ketahui memiliki keberanian dan dinamis, karakter cenderung mengejar kebebasan memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba sesuatu yang baru,dan aktif dalam kehidupan sosial.kebutuhan akan ruang berinteraksi sekaligus mengerjakan pekerjaan rumah maupun kantor sangat di perlukan mengingat belum adanya fasilitas penunjang ruang kerja bersama dan ruang berkegiatan sosial .Oleh karena itu Bangunan komunitas remaja bogor di buat dengan tujuan adalah membuat kaum muda nyaman melakukan aktifitas apapun yang mereka inginkan sesuai dengan apa yang di minati. Along the time with times,The activites of young people are in creasingly diverse,Unfurnatel not well profided due to lack of amenities, One of the tool needs to overcome this problem is to build a youth community. It is a centre where young people can have the talent or innovation and growth,The young people we know are courageous and dynamic, character inclined to pursue great freedom to try somnthing new, and are actife in social life the need for space to interact while doing homework or office work is very necessary considering that there are no supporting facilities for co-working spaces and spaces for social activities. Therefore, the Bogor youth community building was created with the aim of making young people comfortable doing whatever activities they want in accordance with their needs.

Kata Kunci: Youth Community,Youth Centre,Youth Community Building,Teenager.

_________________________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Suatu kawasan kota memerlukan fasilitas yang lengkap untuk penunjang kegiatan remaja baik yang berhubungan dengan individu maupun kelompok, memperikan fasilitas penunjang kegiatan remaja dapat menghasilkan masyarakat yang berkualitas untuk kemajuan sebuah kota atau daerah di masa yang akan datang [1] Kegiatan remaja semakin beragam dan banyak seiring dengan berkembangnya zaman baik dalam segi positif maupun negatif, tidak terdapatnya ruang yang jelas akan mengganggu proses aktualisasi dan perkembangan remaja sehingga memiliki kesempatan terjerumus ke prilaku menyimpang. [2] Bangunan komunitas remaja merupakan fasilitas yang di sediakan untuk mewadahi aktivitas atau kegiatan baik dalam bangunan maupun luar bangunan. Dalam UU No.40 [3] mengenai kepemudaan yaitu pemuda merupakan penduduk Indonesia mulai dari usia 16 sampai dengan 30 tahun khususnya pada remaja. Dengan meningkatnya populasi yang cukup pesat pada setiap tahunnya khususnya pada remaja menurut sesnus penduduk kota bogor. (enambelas tahun) sampai dengan (tigapuluh tahun) mmencapai angka yang cukup tinggi yaitu 609 ribu jiwa dari 6.1 juta pada 2020 dengan ini sebagai kota yang cukup besar memerlukan bangunan yang menunjang kegiatan remaja mulai dari

menampung kegiatan formal maupun non formal para remaja. Remaja yang sedang dalam usia produktif tersebut memerlukan sebuah tempat yang sesuai dengan gejolak muda dalam melakukan berbagai kegiatan. Usia yang sangat produktif tersebut seharusnya dapat di manfaatkan oleh para remaja untuk menggali dan mengembangkan apa yang di minati. Sentul merupakan kabupaten dengan tingkat penduduk yang cukup tinggi yaitu 6000 jiwa dari total 5.8 juta jiwa pada tahun 2018, alasan penulis memilih lokasi bukit sentul karena kurangnya ruang pendukung pemuda untuk berkegiatan baik dari sarana edukasi,relasi,maupun kegiatan yang menunnjang aktivitas jasmani. Kurangnya ruang untuk bebas mengerjakan tugas baik kuliah maupun tugas pekerjaan, Selain itu kurang minat baca daerah tersebut cukup rendah. Bangunan Komunitas Pemuda Bogor memeberi solusi dengan memfasilitasi ruang untuk pemuda berkegiatan sehingga dapat menunjang aktivitas sesuai kebutuhan dan minat yang di tekuni. Tak hanya energi yang menjadikan remaja menjadi aktif, tetapi juga pisikologis remaja pada usia tersebut sangat di pengaruhi dengan lingkungan sekitar karena remaja akan memiliki beragam sifat pada masing-masing individu yang sangat labil karena keingin tahuan yang


besar terhadap sesuatu yang baru serta menyukai tantangan,rasa ingin bebas menjadikan remaja mudah dalam bersosialisasi dengan umur sebaya merupakan sifat-sifat remaja yang menonjol pada kesehariannya. Selain itu remaja cukup senang bersosialisasi dan berkelompok sehingga terkadang terdapat remaja yang berkelompok karena memiliki minat yang sama dan mendukung satu dengan yang lainnya. Perumusan Masalah Berdasarkan penjabaran di atas , muncul permasalahan pada perancangan bangunan komunitas remaja bogor Ini sebagai berikut : a. b.

c.

d.

Hal apa saja yang di pertimbangkan dalam membuat bangunan komunitas remaja bogor. Bagaimana agar remaja dapat berkembang dengan fasilitas yang di sediakan pada bangunan komunitas remaja bogor. Bagaimana penerapan konsep arsitektur tropis terhadap bangunan agar remaja merasa aman dan nyaman berkegiatan pada bangunan komunitas remaja bogor. Fasilitas apa sajakah yang di perlukan oleh remaja.

melakukan berbagai macam kegiatan berkaitan dengan seni, olahraga, pendidikan, dan rekreasi serta bisa jadi tempat berkumpul dan bersosialisasi. Terdapat beberapa kriteria Bangunan komunitas remaja bogor : a. Memiliki ruang untuk edukasi b. Memiliki ruang untuk relasi c. Memiliki ruang untuk rekreasi d. Memiliki ruang untuk tempat diskusi e. Memiliki ruang untuk kegiatan jasmani f. Memiliki ruang ekspresi seni atau minat dan bakat Definisi Komunitas Komunitas merupakan kelompok sosial yang memiliki habitat lingkungan dan ketertarikan yang sama dalam ruang lingkup kepercayaan atau ruang lingkup lainnya [4] Gambaran lokasi perancangan

Tujuan Dan Manffaat Perancangan Berdasarkan masalah yang di identifikasi di atas, tujuan dari perancangan Bangunan Komunitas Remaja ialah: a. Memberi raung untuk remaja berkegiatan secara nyaman dana man b. Memberi fasilitas remaja untuk berkegiatan sesnuai dengan yang di minati c. Memberi ruang untuk menyelesaikan tugas d. Meningkatkan prestasi remaja baik dalam bidang olahraga maupun kesenian

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan lokasi perancangan Wilayah kabupaten bogor memiliki luas ± 2.664 km² Secara geografis terletak di antara antara 6’18'0" – 6’47'10" Lintang Selatan dan 106’23'45" – 107’13'30" bujur yang berdekatan dengan ibu kota,bogor memiliki tipe morfologi wilayah yang berfariasi mulai dari dataran yang relative rendah hingga daratan tinggi di bagian selatan. Tinjauan Bangunan Komunitas Remaja Bangunan komunitas remaja bogor secara umum merupakan sebuah ruang atau wadah atau pusat berkumpulnya kaum muda atas dasar kepemilikan dan minat yang sama, atau dengan kata lain tempat dimana satu individu dengan individu lainnya memiliki ketertarikan yang sama terhadap suatu hal. Menurut Jhon.M Chols [4], Bang8unan remaja merupakan tempat para remaja untuk

Gambar 1. Lokasi perancangan Sumber: Google earth,2021

Lokasi perancangan berada di kawasan bogor , Kecamatan babakan madang Kab.Bogor .secara detail lokasi berada di sentul city Jl.Jend sudirman, Cipambuan, Kec babakan madang,Bogor,Jawa barat 16810 ,lokasi cukup strategis baik dari aksesibilitas maupun fasilitas penunjang sekitar site. Luas lahan Kdb Klb Kdh

: 3.01 Ha : 50 % :8 :25 %

METODOLOGI PERANCANGAN Metodologi perancangan yang di gunakan pada bangunan komunitas remaja bogor yaitu dengan metode kualitatif,dimana pada proses analisis menggunakan konteks permasalahan pada lokasi, metode parancangan yang di lakukan yaitu dengan mendesai sesuai dengan konsep yang di usung dan dikembangkan. Beberapa langkah yang di lakukan antara lain : 1.

Mencari studi literature teori yang relavan dengan perancangan seperti study preseden


2.

3.

4.

5.

6.

bangunan sejenis, definisi, aspek bangunan, tinjauan kawasan, tinjauan terhadap tema yang relavan dengan lokasi perancangan,dan juga melihat batasan perancangan bangunan komunitas remaja bogor. Menentukan proses perencanaan lokasi yang akan di gunakan untuk perancangan bangunan komunitas remaja bogor, salah satu metodenya dengan membuat perbandingan sehingga antara satu lokasi dengan lokasi lainnya yang berpotensi sehingga dapat memunculkan opsi site mana yang akan di gunakan. Studi preseden bangunan terkait, dimana hasil dari perbandingan dapat menjadi refrensi untuk besaran ruang,fasilitas yang di butuhkan ,bahkan konsep perancangan sehingga memudahkan dalam perancangan. Menentukan tema yang akan di ambil sehingga bangunan terkonsep sesuai dengan tema yang di ambil. Mengetahui batasan dari bangunan komunitas remaja sehingga hasil rancangan dapat sesuai dengan aturan yang berlaku baik untuk pengguna maupun aturan yang berlaku. Mencari tahu urgensi apa yang di butuhkan remaja sehingga dapat di tentukan dari sudut pandang masalah yang ada dan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.

PERANCANGAN Analisis Tapak

Gambar 3. Analisis Iklimatologi Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 2. kerangka berfikir alur perancangan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021


Gambar 6. Analisis Kebisingan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 4. Analisis Vegetasi Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 6. Analisis View dalam tapak Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 7. Analisis Kontur dan Drainase Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021 Gambar 5. Analisis Sirkulasi Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021


Gambar 11. Pola kegiatan Tapak Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 8. Analisis View Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 12. Pola Kegiatan Pengelola Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 9. Analisis View Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021 Gambar 13. Fungsi bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 10. Pola kegiatan Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021


STUDI MASA BANGUNAN

Gambar 17. Konsep Facade Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 14. Gubahan Massa Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 18. Konsep Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 15. Konsep Struktur Bangunan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 19. Konsep Tapak Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 16. Konsep Utilitas Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Konsep perancangan yang di ambil pada project Bangunan Komunitas Remaja Bogor adalah arsitektur tropis, tujuan di ambilnya konsep ini yaitu agar bangunan dapat beradaptasi dengan lingkungan menggunakan teknolog yang di kembangkan untuk membuat inovasi, selain itu guna memberi kenyamanan baik dalam sirkulasi, ruang dan juga utilitas.Hasil dari penggunaan konsep ini yaitu kombinasi material dan pemanfaatan ruang yang tepat untuk pemanfaatan iklim


sehingga dapat menunjang utilitas seperti penggunaan solar panel, biopori untuk resapan, sirkulasi pencahayaan sehingga dapat lebih menghemat energy. GAMBAR HASIL RANCANGAN

Gambar 23. Tampak 2 Gambar 20. Site plan

Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 21. Block plan

Gambar 24. Perspektif bangunan

Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

GAMBAR GEDUNG PARKIR

Gambar 25. Tampak Masa parkir Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021 Gambar 22. Tampak 1 Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

Gambar 26. Tampak Masa parkir Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021


3.

Gambar 27. Perspektif Gedung parkir Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

4.

5.

Gambar 17. Perspektif kawasan Sumber :Diolah oleh M.Khoirul Akmal,2021

6.

7. KESIMPULAN Bangunan komunitas remaja bogor merupakan bangunan yang di sediakan khusus untuk memberi wadah remaja dalam berkegiatan,kurangnya fasilitas pendukung di kota bogor khususnya untuk remaja berkegiatan sehingga remaja kekurangan tempat untuk mengembangkan bakat yang di miliki. Selain untuk memberi ruang untuk remaja berkegiatan sesuai dengan bakat dan minat, Bangunan Komunitas Remaja juga memiliki tujuan meningkatkan prestasi remaja di bidang olahraga,kesenian dan juga sebagai penerus di masa yang akan datang. Bangunan Komunitas Remaja bogor di rancang untuk membantu para remaja menggali potensi yang ada pada remaja dengan fasilitas yang di berikan sehingga rasa aman dan nyaman dapat menjadi salah satu alasan remaja untuk berkembang Fasilitas yang di rancang untuk pemuda antara lain : 1.

2.

Sport centre Sport centre sendiridi rancang guna memberi ruang atau fasilitas untuk remaja berkegiatan jasmani dimana bangunan ini dapat di pergunakan remaja sebagai pengembangan di bidang olah raga. Komersil area Ruang komersil di rancang guna memberi fasilitas remaja untuk bersantai sekaligus mencari inspirasi.

8.

Working space Mengigat lokasi perancangan berada pada wilayang kampus sehingga di buatlah working space guna menunjang aktifitas pekerjaan, selain mengerjakan tugas working space sendiri dapat di gunakan sebagai ajang bersosialisasi dan juga mencari relasi untuk bertukar fikiran sehingga pola piker dapat lebih berkembang. Area pameran area ameran sendiri di buat untuk bentuk apresiasi karya yang di buat oleh remaja sehingga karya lebih di hargai sehingga menimbulkan semangat untuk remaja mencari ide untuk membuat karya yang lain. Spot art & Education Spot art& education sendiri menjadi pusat untuk berkesenian sehingga para remaja dapat menuangkan ide serta gagasan yang di wujudkan dalam bentuk karya. Selain itu terdapat area education dimana remaja dapat pembekalan dan juga mendapat informasi dengan di sediakannya ruang rauang yang memberi fasilitas untuk edukasi. Amphyteater Amphy teater sendiri menjadi salah satu fasilitas penting Karena menjadi ruang outdoor dimana remaja dapat saling bertukan pikiran, melakukan pementasan atau hanya duduk santai saja sambal mencari ide. Ruang luar Ruang luar atau open space terdapat beberapa fasilitas seperti taman,area joing track,panjat tebi,dan coffee shop outdoor. Gedung parkir Di buat guna memenuhi kebutuhan parker kendaraan yang menjadi bangunan penunjang.


DAFTAR PUSTAKA

[1]

[2]

[3]

[4]

Dariyo agus , 2004 ’Pisikologi perkembangan remaja” Bogor : Ghalia Indonesia Kamus Besar Bahas Indonesia. 2013. “Perilaku, remaja dan pemuda”. kbbi.web.id. Undang-undang kepemudaan NO.40 tahun 2009 “pengertian pemuda” Presidenti.go.id ,24 juni 2014 Municha, Reghina Tri, Pedia Aldy, dan Mira Dharma S. 2014. Pekanbaru Youth Centre dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku. JOM FTEKNIK. 1.2: 1.


PERANCANGAN ISTANA KEPRESIDENAN DI IBU KOTA NEGARA BARU Reyza Ramadhan¹ Yuke Ardhiati² Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila ¹reyzaramadhan701@gmail.com ²yuke_ardhiati@yahoo.com

Abstrak

Ibu kota baru bagi negara Indonesia bukan lagi sebuah wacana, pemerintah di masa kepemimpinan bapak Presiden Joko widodo memilih daerah Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur untuk menjadi wilayah pusat pemerintahan yang baru, dikarenakan ibukota yang sekarang yaitu Jakarta sudah dirasa tidak sanggup menopang peran ibukota untuk waktu yang lebih lama, daerah Penajam Paser Utara dianggap strategis dengan segala pertimbangnnya untuk dapat mewujudkan rencana pemindahan ibukota ini, maka bangunan Istana Kepresidenan menjadi prioritas pembagunan awal di wilayah tersebut, dengan mempelajari kebutuhan ruang dari kepemerintahan pusat di istana negara Jakarta dan juga bangunan kepala negara lainnya di luar Indonesia, serta studi banding dari negara yang melakukan hal yang serupa yaitu pemindahan ibukota maka menghasilkan sebuah gagasan Istana Kepresidenan baru yang bisa dibanggakan menjadi sebuah simbolis bagi negara sendiri dan dimata negara negara lain di dunia, dengan mengambil filosofis dari lambang negara yaitu Burung Garuda Pancasila dan juga konsep dari Charles Jenck yang diharapkan menjadi simbol kebanggan itu sendiri, lalu dikombinasikan dengan gaya Arsitektur Nusantara menjadi sebuah bangunan Istana Kepresidenan yang memiliki identitas khas bangsa Indonesia. Kata kunci: Ibu Kota Negara baru, Istana Kepresidenan The new capital city for the state of Indonesia is no longer a discourse, the government during the leadership of President Joko widodo chose the North Penajam Paser area in East Kalimantan to become the new central government area, because the current capital city, Jakarta, was deemed unable to support the role of the capital for the time being. For the longest time, the North Penajam Paser area was considered strategic with all the considerations to be able to realize this plan to move the capital city, the Presidential Palace building became the initial development priority in the area, by studying the space requirements of the central government in the Jakarta state palace and also other head of state buildings. outside Indonesia, as well as comparative studies from countries that have done the same thing, namely the relocation of the capital city, resulted in the idea of a new Presidential Palace being proud to become a symbol for the country itself and in the eyes of other countries in the world, by taking philosophical and The symbol of the state, namely the Garuda Pancasila Bird and also the concept of Charles Jenck which is expected to be a symbol of pride itself, then combined with the Archipelago Architectural style into a Presidential Palace building that has a distinctive Indonesian identity. Keywords: New Capital City, Presidential Palace

PENDAHULUAN Pemerintah memutuskan untuk memindahkan Ibukota Negara Republik Indonesia ke Kalimantan timur dengan berbagai alasan salah satunya adalah karena wilayah Jakarta yang sudah padat penduduk kemudian juga ketersediaan air bersih

menjadi masalahnya, serta ibukota yang sekarang tidak menunjukan identitas bangsa yang sesungguhnya [1]. Ibukota Negara baru yang terletak di penajam paser utara, Kalimantan Timur sudah di tetapkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Desain Ibukota


melibatkan masyarakat umum melalui sayembara yang telah ditetapkan pemenangnya yaitu Nagara Nusa Rimba dari Urban+, kemudian desain Ibukota baru ini akan difinalisasi untuk menyatukan desain dari pemenang 1, 2 dan 3 dengan memakai template dari pemenang juara 1. Kementerian PUPR kemudian membentuk tim yang bertugas untuk melakukan finalisasi urban desain pemenang Sayembara desain IbuKota Negara, dan ditargetkan akan selesai pada pertengahan bulan Mei 2020 untuk disampaikan ke Presiden RI. Tim tersebut akan bekerjasama dengan kelompok kerja IKN dan akan diberikan masukan oleh tenaga-tenaga ahli Internasional apabila dibutuhkan [2].

Kalimantan Timur kawasan tersebut memiliki nilai strategis ditinjau dari pentingnya fungsi lingkungan dan daya dukung lingkungan.. Kemudian nantinya lokasi ini akan dibangun jalan – jalan tol dan jalan besar untuk akses menuju kawasan Istana Negara nantinya.

Gambar 1 Peta Lokasi Perancangan Sumber: google.earth TINJAUAN PUSTAKA Tema perancangan diambil dari 13 cara merancang arsitektur postmodern oleh Charles Jenck yaitu Semiotics and Taste Cultures yang berarti cara merancang arsitektur melalui penciptaan semiotic atau tanda tanda dan bauran berbagai budaya menjadi satu. Pada teori ini Semua tanda dipengaruhi oleh kumpulan semiotik dan budaya yang beragam, oleh karena itu dalam budaya pluralis dibutuhkan suatu desain yang didasarkan pada Eklektisisme Radikal. Pada tema ini menonjolkan penguatan dari symbol dan juga kekuatan budaya didalam bangunan itu sendiri sehingga bangunan akan lebih berkarakter dan juga memiliki makna yang dapat dirasakan [3]. Penerapan tema Semiotics and Taste Cultures pada dasarnya mengangkat symbol symbol khusus dan juga budaya budaya yang ada kemudian dijadikan satu sehingga membentuk suatu bentuk yang memiliki ciri khas. Penggunaan tema pada bangunan dapat diterapkan pada bentuk, fasad, maupun dari tata letak ruang. Lokasi Istana Negara yang dikaji berada di Jalan Negara, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Lokasi tapak berada sekitar area perbukitan. Lokasi ini sangat ditunjang dengan kontur – kontur lahan yang berbukit memungkinkan peletakan lokasi Istana Kepresidenan berada di atas perbukitan yang tinggi. Lokasi ini dinilai memiliki kepentingan strategis yang tinggi, karena dalam rencana tata ruang kawasan strategis

Lokasi Istana Kepresidenan nantinya akan menyesuaikan dengan rencana pemerintah kota dan pemerintah pusat untuk merelokasi ibu kota negara di masa mendatang. Pemilihan lokasi didasarkan pada pemenang sayembara Perencanaan Ibu Kota Indonesia bertema Nagara Rimba Nusa. Kegiatan didalam Istana Kepresidenan secara garis besar dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yakni kegiatan utama pengunjung, kegiatan pengelola, kegiatan penghuni yang dilaksanakan temporal dan permanen, dan kegiatan pelayanan umum maupun teknis. Dari berbagai kegiatan tersebut, akan terlihat kebutuhan ruang yang dibutuhkan dalam perancangan Istana Kepresidenan ini. Adapun studi banding yang terkait dalam perancangan istana kepresidenan dari dalam dan luar negeri yang bisa digunakan sebagai acuan dalam merancangan sebagai berikut :

1.

The White House, Washington, Amerika Serikat Gedung Putih adalah istana kepresidenan Presiden Amerika Serikat. Bangunan ini terletak di 1600 Pennsylvania Avenue, Federal Capital of Washington, DC. Bangunan ini adalah kediaman resmi presiden dan keluarganya selama masa jabatan mereka. Gedung Putih juga berfungsi sebagai kantor utama presiden Amerika Serikat dan mengawasi


operasi pemerintah. Gedung Putih merupakan salah satu gedung paling terkenal di dunia, simbol utamanya adalah Oval Office yang merupakan kantor utama Presiden Amerika Serikat. Gedung Putih juga sering dianggap sebagai simbol supremasi Amerika Serikat sebagai negara adidaya. Gedung Putih dibangun dari tahun 1792 hingga 1800 dirancang oleh arsitek kelahiran Irlandia James Hoban dengan gaya arsitektur neoklasik dan palladium [4].

Selama berabad-abad, banyak gereja dan biara telah muncul di tanah Kremlin, membentuk Alun-Alun Katedral. Sekarang ada enam bangunan di alunalun, termasuk tiga katedral. .[6]

Gambar 3 Grand Kremlin Moscow Sumber : moscsp.ru 3.

Gambar 2 The White House Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/White_House 2.

Grand Kremlin, Moscow, Russia

Pada pertengahan abad ke-18, muncul ide untuk membangun Istana grand Kremlin, yang terletak di lereng selatan Kremlin di sepanjang sungai. Pada waktu yang berbeda, proyeknya dikembangkan oleh arsitek V.I. Bazhenov, M.F. Kazakov (A.N.) Lvov, V.P. Stasov. Namun, hanya proyek K. Ton tahun 1839-49 yang ditakdirkan untuk direalisasikan. Menurut proyek ini, Armory Building dibangun antara tahun 1844-51. [5] Luas total bangunan ini adalah: 27,7 hektar, panjang dinding 2.500 m, dan tinggi dinding 5-19 m. Gedung ini juga memiliki banyak tower: 20 tower dengan ketinggian 80 m. Bangunan di Kremlin Moskow dibagi menjadi empat jenis: 1. Museum, bangunan bersejarah dan gereja 2. Kremlin Agung 3. Istana Kepresidenan 4. Istana Kepresidenan dan Gedung Administrasi

Qasr Al Watan Palace, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab Qasr Al Watan adalah salah satu kediaman Raja Uni Emirat Arab, merupakan kantor dan tempat untuk menyambut tamu negara. Didesain oleh arsitek Bahrain Ahmad Bucheery, konsep arsitektur megah ini secara menarik memadukan warisan lokal dan arsitektur Islam dengan berbagai jenis dan elemen. Arsitekturnya bertujuan untuk membangun simbol politik dan nasional abadi dari Abu Dhabi dan UEA. Baik desain simetris maupun tata letak aksial digunakan dalam desain bangunan individu dan tata letak seluruh situs untuk meningkatkan ritual dan keanggunan proyek. Hal ini membuat monumentalitas dan keunikan bangunan jelas. [7]

Gambar 4 Qasr Al Watan Palace Sumber : https://gulfnews.com/uae/theimpressive-qasr-al-watan-in-numbers1.1557651867589 4.

The Presidential Palace, Ankara, Turki Bangunan kompleks Istana Kepresidenan Turki merupakan


Tuscan muncul, membentuk jendela dari tiga lantai utama. Tingkat atas tersembunyi di balik dinding sudut yang mengelilingi bangunan dan ditutupi dengan pagar tangga yang besar dan dihiasi dengan serangkaian patung orang suci dan raja, tetapi dipindahkan ke tempat lain di bawah Charles III yang membuat bangunan itu lebih klasik. [9]

rumah dari 5 juta buku menjadikannya sebagai perpustakaan terbesar di Turki. Bangunan arsitektur pada Istana Kepresidenan Turki memiliki gaya arsitektur Seljuk yang merupakan gaya arsitektur dari dinasti Seljuk yang memerintah timur tengah dari abad 11 sampai dengan abad 13, gaya arsitektur ini memiliki ornament ornament masjid sebagai dasarnya yang kemudian diaplikasikan ke dalam bangunan. [8]

Gambar 5 The Presidential Palace Sumber : https://www.setav.org/en/perspecti ve-turkeys-new-governmentmodel-and-the-presidentialorganization/

5.

The Royal Palace of Madrid, Madrid, Spanyol The Royal Palace of Madrid di sebelah barat Madrid adalah kediaman resmi keluarga kerajaan Spanyol. Itu dianggap sebagai istana Barok terpenting di Spanyol. Istana ini memiliki elemen neoklasik, menandai perubahan gaya. Ini adalah bangunan besar dengan karya seni yang kaya. Filippo Juvarra adalah arsitek pertama yang mendapat inspirasi dari arsitek Italia Gian Lorenzo Bernini dan istana Barok Prancis. Setelah kematian Juvarra pada 1736, arsitek Giambattista Sacchetti mengambil alih proses desain. Dia merancang desain barok. Akhirnya pada tahun 1760, Francesco Sabatini diminta untuk memperluas gedung tersebut. Elemen tambahan ini mengikuti gaya neoklasik baru. Fasad utama istana menghadap ke Plaza Almeria dan terdiri dari tangga batu berlantai dua dari mana kolom ionik pada pilaster

Gambar 6 The Royal Palace of Madrid Sumber : https://theculturetrip.com/

6.

Istana Bogor, Indonesia Istana Kepresidenan di Bogor dimulai dengan orang Belanda yang bekerja di Batavia (sekarang Jakarta) mulai mencari tempat yang mereka inginkan untuk tinggal. Selain orang-orang Belanda tersebut, Gubernur Belanda pada saat itu Baron van Imhoff (Baron van Imhoff) juga melakukan penjelajahan untuk mencari tempat tersebut dan berhasil menemukannya di sebuah desa bernama Kampong Baroe pada 10 Agustus 1744. Setahun kemudian, pada 1745, Gubernur Jenderal van Imhoff (1745-1750) memerintahkan memulai pembangunan tempat persistirahatan gubernur, yang disebut Buitenzorg (artinya "masalah / tidak ada masalah"). Ia sendiri menggambar sketsa bangunan dengan contoh arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke of Marlborough dekat Oxford, Inggris. Penyelesaian bangunan Istana Bogor selesai pada masa pemerintahan Gubernur Charles Ferdinand Pahud de Montage (1856-1861). [10]


merumuskan konsep desain. Konsep desain menjadi dasar yang digunakan dalam proses desain ini. PERANCANGAN

Gambar 7 Istana Bogor Sumber: google.images.com

Lokasi perancangan berada di Jalan Negara, Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. A. Konsep Tapak

METODOLOGI PERANCANGAN Perancangan ini dilaksanakan di wilayah Propinsi Kalimantan Timur, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Di daerah perbukitan sepaku. Perancangan di lokasi ini dinilai tepat karena berdasarkan rencana dari masterplan Ibu Kota Negara baru. Metode perancangan yang digunakan dalam proses perancangan menggunakan data yang diperoleh dengan beberapa cara, yaitu: a.

b.

Data Primer, yaitu metode pengumpulan data melibatkan kondisi yang ada di sekitar tapak atau lokasi desain, dan kondisi tersebut berkaitan dengan kasuskasus yang diperlukan untuk memperoleh data desain. Pengumpulan data yang lengkap juga berdasarkan sumber yang benar untuk memperoleh data yang akurat. Data Sekunder, disebut juga data literatur, metode ini digunakan sebagai metode pengumpulan data dari sumber yang relevan terkait dengan Istana Kepresidenan, sehingga informasi yang diperoleh dapat dijadikan dasar dalam perancangan. Peraturan yang berlaku di lokasi perancangan, data yang relevan dari peraturan pemerintah, termasuk rencana tata ruang kota atau RTRW dan penggunaan lahan, untuk menemukan lahan yang akan dirancang. Data yang telah didapat kemudian diolah untuk mengetahui permasalahan dalam proses perancangan. Hasil analisis tersebut kemudian menghasilkan suatu sintesa, yang akan digunakan untuk

Pada tapak terdapat potensi yang dikembangkan menjadi keunggulan pada tapak yaitu lokasi tapak berada di area perbukitan yang membuat tapak memiliki kontur yang meninggi memberikan nilai positif dari segi view dari dan menuju bangunan karena bangunan dapat terlihat dari kejauhan yang menguatkan kesan wibawa pada bangunan. batasan lahan yaitu pada arah utara terdapat area Konservasi Hutan kemudian di Selatan terdapat Plaza Bhineka Tunggal Ika lalu di sebelah barat terdapat Kawasan Yudikatif dan Mahkamah Agung dan pada arah Timur terdapat Kawasan Legistatif MPR, DPR, DPD. Ketentuan-ketentuan umum sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan daerah Kota balikpapan ditetapkan sebagai berikut [11]: a) Koefisien dasar bangunan (KDB) untuk zona fasilitas umum dan sosial ditetapkan maksimal 60% (enam puluh persen). b) Koefisien daerah hijau (KDH) untuk zona fasilitas umum dan sosial ditetapkan minimal 40% (empat puluh persen). c) Koefisien lantai bangunan (KLB) untuk zona fasilitas umum dan sosial ditetapkan 2.8.

Gambar 8 Lokasi Perancangan Sumber: Reyza Ramadhan, 2021


B. Konsep Bangunan

Gambar 9 Kondisi Eksisting Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Konsep tapak menggunakan konsep open space yang nantinya dapat berfungsi sebagai lahan terbuka hijau dan juga tempat menanam pepohonan. Pasa sirkulasi dalam tapak juga terdapat 6 akses masuk dan keluar yang mana 2 merupakan area sirkulasi VVIP dan 4 lainnya untuk pegawai istana dan juga pengunjung.

Konsep bangunan didesain untuk dapat memanfaatkan potensi tapak semaksimal mungkin agar tercapai filosofi bangunan yang membuat bangunan sebagai ikon dan monument negara. Dasar bentuk berasal dari lambang negara Garuda Pancasila yang dipadukan dengan elemen arsitektur nusantara.

Gambar 13 Lambang Burung Garuda Pancasila Sumber: kemlu.gov Elemen yang dibawa pada perancangan ini adalah: a. b. c. d.

Sosok Burung Garuda Bentuk dari kepala sampai ekor Pancasila Bhineka Tunggal Ika

Gambar 10 Sirkulasi dalam tapak Sumber: Reyza Ramadhan, 2021 Tapak memiliki luas lahan sebesar 52.000 m² dengan luas bangunan maksimal yang dapat dibangun seluas 31.200 m² yang akan dipecah menjadi 5 massa bangunan sesuai dengan 5 sila dalam Pancasila. Area terbuka akan difungsikan sebagai ruang terbuka hijau.

Gambar 14 Transformasi Desain Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Gambar 11 Konsep Tapak Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Pada bagian atas bangunan terdapat monument yang melambangkan kepala burung garuda, dan core bangunan pada bagian tengah melambangkan badan burung garuda Bentuk atap melebar dan juga bertumpuk melambangkan sayap burung Garuda yang membuka Bagian bawah bangunan membentuk melebar dibawah melambangkan kaki dan ekor burung garuda


C. Hasil Perancangan Denah bangunan utama yaitu istana kepresidenan memiliki 8 lantai dan 4 lantai basement. Lantai basement 4 merupakan area VVIP untuk tempat parkir kendaraan kepresidenan dan juga tempat ruang aman presiden atau bunker. Lalu lantai lainnya untuk parkir dan juga kantor presiden beserta staff. Fasad bangunan menonjolkan bentuk seperti pilar pilar, atap dan juga ornament yang memiliki unsur unsur arsitektur nusantara seperti atap yang massif dan juga salah satunya bentuk rumah panggung.

Gambar 18 Tampak Istana 1 Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Gambar 19 Tampak Istana 2 Sumber: Reyza Ramadhan, 2021 Gambar 15 Denah Istana 1 Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Bangunan Istana kepresidenan juga menggunakan sistem utilitas yang menunjang bangunan itu sendiri. Berikut adalah gambar utilitas bangunan dari istana kepresidenan

Gambar 16 Denah Istana 2 Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Gambar 20 Axonometri Utilitas Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Gambar 17 Denah Istana 3 Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Kompleks istana kepresidenan ini juga memiliki bangunan bangunan penunjang untuk membantu fungsi dari istana kepresidenan sebagai bangunan pusat pemerintahan, bangunan itu ialah bangunan Kementerian Sekretariat Negara dan juga bangunan Kantor Staf Presiden memiliki bentuk yang serupa. Bangunan dibentuk dari bentuk dasar persegi karena merupakan bentuk yang efisien dalam pemanfaatan ruang, kemudian pemakaian kantilever


membuat bangunan terkesan menggantung sehingga memperkuat bentuk siluet bangunan yang melayang.

Sumber: Reyza Ramadhan, 2021 Bangunan visitor center ini memiliki bentuk dasar trapesium yang dibuat mengikuti kontur lahan sehingga lebih membaur dengan lahan.

Gambar 21 Denah Bangunan Penunjang Sumber: Reyza Ramadhan, 2021 Gambar 25 Visitor Center Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Gambar 22 Fasad Bangunan Penunjang Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Bangunan penunjang yang lainnya adalah Paviliun Kepresidenan yang mengambil bentuk dasar dari rumah ada Lamin yang kemudian di bentuk menjadi modern tanpa menghilangkan kesan tradisionalnya.

Gambar 26 Tampak bangunan Visitor Center Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Struktur bangunan pada kompleks Istana Kepresidenan ini mengharuskan memiliki struktur yang kuat agar dapat menopang bangunan yang tinggi dan juga memiliki kontur yang berbukit. Maka dari itu konsep struktur

bangunan

menggunakan

beton

istana

kepresidenan

komposit

dengan

pondasi menggunakan bore pile, kolom dan balok menggunakan beton dan rangka atap menggunakan baja wf (wide flange). Lalu Gambar 23 Paviliun Presiden Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

pada bangunan penunjang menggunakan pondasi

bore

pile,

kolom

dan

balok

menggunakan beton dan atap dengan dak beton.

Gambar 24 Paviliun Presiden


Gambar 30 Perpektif interior Istana Kepresidenan Sumber: Reyza Ramadhan, 2021 Gambar 27 Konsep Struktur Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

PAVILIUN VISITOR CENTER

Gambar 31 Perpektif Kantor Staff Presiden Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

KEMENSETNEG

ISTANA KEPRESIDENAN

KSP

Gambar 32 Perpektif interior KSP Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Gambar 28 Masterplan Perancangan Istana Kepresidenan Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Gambar 33 Perpektif Kementerian Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Gambar 29 Perpektif Istana Kepresidenan Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Gambar 33 Perpektif interior kementerian Sumber: Reyza Ramadhan, 2021


Gambar 31 Perpektif Paviliun Sumber: Reyza Ramadhan, 2021

Gambar 32 Perpektif Visitor Center Sumber: Reyza Ramadhan, 2021 KESIMPULAN Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur memiliki tema semiotics and taste culture yang berarti memadukan berbagai kebudayaan menjadi satu yang dipadukan dengan mengedepankan konsep dari Burung Garuda Pancasila dan juga Arsitektur Nusantara yang melekat sehingga dapat menjadi identitas dari bangunan sehingga dapat menjadi ikon kebanggaan baru negara Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA [1] Andjarwati, "PEMINDAHAN IBUKOTA NEGARA DALAM PERSPEKTIF HUKUM AGRARIA", FAKULTAS HUKUM UGM YOGYAKARTA, 2019. [2] Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. Kepala Bappenas, "Dampak Ekonomi dan Skema Pembiayaan Pemindahan Ibu Kota Negara", Dialog Nasional II, 2019. [3] Jencks, C. (13). Propositions of Post Modern Architecture. Jencks, Ch.; Kropf, K. Theories and Manifestoes of Contemporary Architecture. Chichester: Wiley Academy, 131. [4] "The White House Building | The White House", The White House, 2021. [Online]. Available:

https://www.whitehouse.gov/about-thewhite-house/the-white-house/. Diakses pada 17 Oktober 2020 [5] Moskow Kremlin: Menara dan Katedral. Sejarah dan Arsitektur Kremlin", Moscsp.ru, 2021. [Online]. Available: https://moscsp.ru/id/moskovskii-kremlbashni-i-sobory-istoriya-i-arhitekturakremlya.html. Diakses pada 17 Oktober 2020. [6] Sorokina, "Apa Saja Isi Kremlin Moskow?", Id.rbth.com, 2021. [Online]. Available: https://id.rbth.com/wisata/82222-dibalik-kremlin-moskow-wyx. Diakses pada 19 Oktober 2020. [7] Presidential Palace", Ghe.com.bh, 2021. [Online]. Available: https://www.ghe.com.bh/ghe_projects/g overnment/presidential-palace. Diakses pada 19 Oktober 2020. [8] Sabah, "Name of new presidential compound announced", Daily Sabah, 2021. [Online]. Available: https://www.dailysabah.com/politics/20 14/10/29/name-of-new-presidentialcompound-announced. Diakses pada 14 November 2020. [9] Palacio real de Madrid. Patrimonio Nacional, 2004. [10] "Istana Bogor", https://www.setneg.go.id/, 2021. [Online]. Available: https://www.setneg.go.id/baca/index/ist ana_bogor. Diakses Pada 20 Oktober 2020 [11] Perda No. 12 Ttg Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun 20122032.



PENGEMBANGAN SENTRA KELAUTAN DAN PERIKANAN TERPADU DI NATUNA Patraja Jaya Syah Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila Patrajajayasyah2014@gmail.com

__________________________________________________________________________________ Abstrak Ikan merupakan salah satu organisme laut yang sangat berlimpah dan menjadi salah satu biota laut favorit baik dari segi pariwisata, kuliner, pemeliharaan, dan juga perdagangan, didaerah kepulauan terutama perbatasan terdapat sumber daya alam berupa organisme laut yang masih produktif ekosistemnya, lebih terfokus di daerah kabupaten natuna yang mana kepulauan ini sering sekali menjadi area illegal fishing oleh negara tetangga, hal ini dikarnakan pulau-pulau terluar yang menjadi perbatasan bagi negara republik Indonesia, minim sekali perhatian dari pemerintah dan kurangnya fasilitas baik dari sarana dan prasarana. Di kepulauan ini sangat cocok jika di bangun sebuah Kawasan yang mana Kawasan tersebut bisa memberikan kemakmuran juga pendapatan daerah maupun masyarakat setempat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, dan Kawasan Perikanan sangatlah cocok untuk membangun kepualauan ini , yang mana Kawasan ini bisa memberikan daya saing bagi nelayan asing dan bisa memanfaatkan sumber daya alam dan menjaganya. Dengan adanya Pengembangan Kawasan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu ini diharapkan bisa menjadi daya Tarik tersendiri bagi pihak-pihak yang terlibat, selain itu juga bisa menjadi daya Tarik bagi wisatawan lokal maupun asing, dengan memberikan identitas tersendiri baik dari bentuk sirkulasi maupun bentuk bangunannya yang menggunakan elemen-elemen Modern namun tetap menjaga ciri khas Arsitekturnya pada daerah kabupaten Natuna dengan ciri khas Arsitektur Melayu. . Kata Kunci: Natuna,Ikan,Budidaya,Perikanan,Wisata,Modern Abstract Fish is one of the abundant marine organisms and has become one of the favorite marine biota both in terms of tourism, culinary, maintenance, and also trade, in the islands, especially the border there are natural resources in the form of marine organisms that are still productive ecosystems, more focused in the Natuna regency area where the archipelago is often an illegal fishing area by neighboring countries, this is due to the outermost islands which are the borders of the Republic of Indonesia, very little attention from the government and lack of good facilities and infrastructure. In this archipelago, it is very suitable if a region is built where the region can provide prosperity as well as regional income and local communities by utilizing existing resources, and the fishery Region is very suitable to build this island, which can provide competitiveness for foreign fishermen and can take advantage of natural resources and protect them. With the existence of this fishery area, it is hoped that it can become a special attraction for the parties involved, but it can also become an attraction for local and foreign tourists by providing its own identity both from the form of circulation and the form of the building that uses futuristic elements while maintaining its architectural characteristics in the Natuna district area with the characteristics of Malay Architecture. Keywords: Natuna,Fish,Aquaculture,Fishery,Tourism,Modern______________________________________ PENDAHULUAN Natuna merupakan pulau terluar indonesia yang disebut sebagai gerbang utaranya indonesia, Natuna sendiri memili sumber daya yang sangat berlimpah terutama sumber daya bawah lautnya,Secara astronomis kabupaten Natuna (sebelum kabupaten anambas terbentuk) luas daratan dan lautan mencapai 141.891,2 km2, luas daratannya 3.235,2 km2 atau 2,28% dari luas wilayah secara keseluruhan yang terdiri dari 271 pulau besar dan kecil [2] (Dinas Kebudayaan Kabupaten Natuna).

Selat lampa Natuna merupakan salah satu lokasi strategis yang mana didaerajh ini terdapat beberapa fasilitas yang berkaitan dengan kelautan, antara lain depot pertamina cabang Natuna, Kawasan labuh TNI AL,Dan Kawasan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), Selat Lampa Selain itu terdapat pula fasilitas negara yang berkaitan dengan Samudera dan pelayanan warga salah satunya sebagai tempat berlabuhnya kapal Bukit Raya milik PT.Pelni dan juga disinggahi oleh kapalkapal besar lainnya, namun kejernihan air laut pada Kawasan ini tetap terjaga dan menjadi habitat bagi


organisme laut ,baik ikan,cumi,lobster,kerang laut, dan organisme laut lainnya. Maka dari itu dengan adanya Pengembangan ini diharapkan bisa menjadi titik tumpu bagi perkembangan Natuna dan Indonesia baik dari segi ekonomi dan kemakmuran masyarakat setempat. TINJAUAN PUSTAKA a. Pengembangan pengembangan adalah suatu proses dimana terdapat kegiatan yang masih memiliki sedikit kegiatan dan akan dikembangkan agar bisa tercapai keinginan dan tujuan yang sesuai, baik Dari penambahan kegiatan maupun penambahan pembangunan, penambahan akan dilihat dari fungsi dan kegunaan yang ada pada suatu kegiatan sebelumnya b. Kawasan Berdasarkan Undang-Undang Repuklik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, pengertian Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. c. Perikanan Dalam kamus besar Bahasa Indonesia perikanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penangkapan,pemiaraan,dan pembudidayaan ikan d. Wisata Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab 1 Pasal 1 dinyatakan bahwa wisata adalah : “Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara”. Jadi, pengertian wisata megandung empat unsur, yaitu kegiatan perjalanan; dilakukan secara sukarela; bersifat sementara; perjalanan itu seleruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. METODOLOGI PERANCANGAN 2.pengumpulan data setelah mendapatakan ide pengembangan,berikutnya membutuhkan ide yang berlandaskan teori. pengumpulan data ini dapat dilakuakan dengan dua tipe data,yaitu : a) data primer dan b) data sekunder. dalam pengembangan ini hanya dilakukan dengan pengumpulan data sekunder, meliputi, antara lain : a)Studi Pustaka metode ini adalah metode pengumpulan data dengan mengambil sumber dari buku,internet dan referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas, penelusuran data data baik dari pendapat para ahli dan standar-standar yang berlaku b)Studi Preseden

studi prepseden dilakukan agar bisa melihat dan mempertimbangkan pengembangan yang akan dilakukan dan menjadi satu kesatuan 3.Analisis tahap ini merupakan suatu cara untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan pada sebuah pengembangan sehingga bisa mengenal masalah-masalah yang terdapat pada area pengembangan dan bisa mengetahui fungsi sebenarnya pada pengembangan ini PENGEMBANGAN 1.

Lokasi Lokasi pengembangan di Natuna tepatnya selat lampa, Kawasan ini memiliki luas 4.122,75 m / 17,9 ha, dengan bentuk fisik datar, bergelombang, berbukit dan ditumbuhi pohon kelapa yang masih produktif disepanjang daratan dan hamparan pantai. a. Utara : Peumahan Dan perbukitan b. Selatan : Laut c. Barat : Laut d. Timur : Hutan dan bukit Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Natuna Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Natuna Tahun 20112031 pemanfaatan ruang pada lokasi sebagai berikut KDB : 50% KLB : 4.00 KDH : 30% GSP : 100 m GSB : 5 meter Luas lahan : 17,9 Ha

Gambar 1. Analisis ruang terbuka hijau 2. Analisis Analisis Tata Bangunan Berdasarkan penetapan peraturan daerah kabupaten natuna tentang tata bangunan yang mana peraturan ini menguraikan bahwa komponen-komponen penataan banguanan dalam RTBL, Kota Ranai meliputi 4 (empat) komponen :  Ketinggian bangunan;  Ketinggian lantai bangunana;  Garis sempadan bangunan (GSB);  Garis sempadan samping/ belakang bangunan (GSpB/GSbB)  Garis langit (skyline) dengan batas ketinggian yang direncanakan untuk kawasan perencanaan paling tinggi adalah 1sampai dengan 3 lantai atau 16 meter.


Gaya arsitektur untuk bangunan-bangunan umum dan bangunan yang terkait dengan fasilitas kepariwisataan harus mengembangkan gaya arsitektur tradisional melayu.  Bangunan dibangun dengan struktur sesuai yang disyaratkan untuk bangunan tahan gempa. Penggunaan bahan bangunan harus mempertimbangkan keawetan dan kesehatan dalam pemanfaatan bangunannya dan bahan bangunan yang dipergunakan harus 

Suatu lingkunga harus memiliki prasarana sebagai dasar kelengkapan fisik berupa prasarana yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan beroprasi dan berfungsi sebagaimana mestinya, pada kondisi eksisting Kawasan prasarana dan utilitas masih sangat minim ,berikut pembagian system prasarana dan utilitas lingkungan :

Gambar 2. Analisis Tata Bangunan a. Analisis Jalur Penghubung Akses dan jalur penghubung menuju Kawasan hanya melalui 1 jalan dan dilalui kendaraan Roda 2 maupun roda 4 , Namun melihat kondisi dan suhu pada daerah ini yang begitu panas ditambah lagi posisi yang berada di bibir pantai, maka seriap akses membutuhkan penghijauan yang cukup

Gambar 5. Analisis Prasarana Dan Utilitas

Gambar 3. Analisis Jalur Penghubung b. Analisis Ruang Terbuka Dan Tata Hijau Tata kualitas lingkungan pada kondisi eksisting di Kawasan perancangan ini akan dirancang dan disesuaikan dengan ciri khas dari kepulauan ini

d. Zoning Kawasan Zona yang berwarna merah ini merupakan rencana pengembangan untuk penambahan fasilitas berupa tempat pemeliharaan ikan dan penambahan tempat penyimpanan ikan (cold storage)

Gambar 6. Zona Pemeliharaan Ikan Dan Penyimpanan Ikan Gambar 4. Analisis Ruang Terbuka Dan Tata Hijau c. Analisis Prasarana Dan Utilitas Lingkungan

Zona yang berwarna biru akan difokuskan untuk rencana pengembangan perumahan nelayan agar lebih layak dan bisa memberikan nilai tersendiri bagi nelayan-nelayan yang bekerja


ikan napoleon memiliki bentuk dan warna yang sangat unik yang mana memiliki perpaduan berbagai macam warna pada tubuhnya Ikan napoleon saya jadikan konsep dasar pengembangan kawasan dikarnakan ikan ini merupakan salah satu ciri khas dari pulau Natuna

Gambar 7. Zona Perumahan Nelayan Zona berwarna kuning ini akan difokuskan untuk area wisata ,fungsi wisata disini adalah memberikan nilai daya tarik tersendiri bagi kawasan ini

Gambar 8. Zona Wisata Pada Kawasan 3. Tema Postmodern Merujuk pada pola-pola ornamen,padu padan ,hybrid,ekletisme dari gaya gaya bangunan dari beragai periode dan saling berbenturan dan tidak beraturan, perpaduan warna dan saling bertabrakan. Charles Jenck, Postmodern Architecture (1977) Methapor To Natural And Cultural Adalah cara pendekatan merancang arsitektur melalui cara metafora yang merujuk alam atau produk budaya (seper,zoomorphic ataupun ikonografi)

a.Transformasi Massa Bentuk masa dari kawasan menggunakan pendekatan sesuai dengan tema yang digunakan, baik dari street furnitre dan juga penggunaan texture pada beberapa fasade agar memberikan kesan dan identitas sendiri pada kawasan

Gambar 8. Transformasi Massa b. Konsep Pengembangan

Gambar 9. Konsep Pengembangan c. Konsep Street furni

Gambar 7. Perpaduan Texture Dan Warna 4. Konsep Ikan Napoleon merupakan spesies biota laut yang saat ini keberadaan dan populasinya makin berkurang, terutama pada daerah Natuna yang merupakan habitat dari ikan jenis ini Gambar 10. Konsep Street Furniture


d. Konsep Utilitas

e. Fokus Pengembangan

Gambar 11. Fokus Pengembangan

Gambar 11. Konsep Utilitas 1. Sistem Utilitas Kawasan

5. Desain Dari konsep yang ada menghasilkan sebuah respon desain yang mengakomodasi kebutuhan perancangan. a. Mater Plan Kawasan

Gambar 12. Master Plan Kawasan

Gambar 12. Sistem Utilitas Kawasan Setiap titik pada kawasan yang sudah ditentukan akan diberikan fasilitas kawasan berupa air bersih,sistem persampahan,ruang terbuka hijau,jalur evakuasi bencana penitikan lampu utama kawasan,infrastruktur jalan utama kawasan,jalur pemipaan kebakaran, semua fasilitas ini akan dimanfaatkan semaksimal mungkin d memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

Gambar 13. Tampak Zona budidaya Perikanan Dan Perdagangan Kawasan


Gambar 18. Persfektif Area Budidaya ikan Gambar 14. Tampak Zona Wisata Kawasan

Gambar 19. Persfektif Administrasi Kawasan

Gambar 15. Potongan Kawasan Pengembangan b. Persfektif Kawasan

Gambar 20. Persfektif Cold Storage Kawasan

Gambar 16. Persfektif Bird Eye

Gambar 17. Persfektif Area Pelelangan Ikan

Gambar 21. Persfektif Perumahan Nelayan


Gambar 22. Persfektif Dermaga Bongkar Muat Ikan(Kapasitas Banyak)

Gambar 27. Persfektif Hotel Kawasan

Gambar 23. Persfektif Dermaga Bongkar Muat Ikan (Kapasitas Sedang)

Gambar 28. Persfektif VIP Wisata Kawasan

Gambar 24. Persfektif Masjid Kawasan

Gambar 25. Persfektif Joging Track Dan Lapangan Bola

Gambar 26. Persfektif Ruang Tebuka Hijau Kawasan

Gambar 29. Persfektif VVIP Bawah Laut Wisata Kawasan


KESIMPULAN

Gambar 30. Persfektif Area Santai Kawasan

Gambar 31. Persfektif Area Toilet Dan Bilas Pengunjung

Pengembangan Kawasan Sentra Kelautan Dan Perikanan Di Natuna menerapkan Postmodern yang Merujuk pada pola-pola ornamen,padu padan ,hybrid,ekletisme dari gaya gaya bangunan dari beragai periode dan saling berbenturan dan tidak beraturan, perpaduan warna dan saling bertabrakan. Charles Jenck, Postmodern Architecture (1977) Methapor To Natural And Cultural Adalah cara pendekatan merancang arsitektur melalui cara metafora yang merujuk alam atau produk budaya (seper,zoomorphic ataupun ikonografi)Keberadaan sebuah Art Space diharapkan persepsi masyarakat akan pasar berubah sehingga seniman seniman lokal dapat memacu kreatifitas mereka sehingga karya mereka dapat dipamerkan dan mendapatkan dampak ekonomis dari hasil karyanya. DAFTAR PUSTAKA [1]

Widjaja,

Sjarief.

2010.

Pengembangan

Kawasan Minapolitan. [2]

Pemerintah Kabupaten Karawang. 2012. Monografi Cilamaya Kulon. Online.

[3]

[PERDA]

Peraturan

Daerah

Kabupaten

Natuna No.10/2012. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Natuna. [4] Gambar 32. Persfektif Sign Kawasan

Dinas Perikanan Kabupaten Natuna Tahun 2017. Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Dan Armada Nelayan Tangkap Ikan Laut.

[5]

Satria Utama, Dimas Wisnu A, Johannes Parlindungan. 2014. Arahan Pengembangan Kawasan

Subsektor

Minapolitan

Perikanan

Kecamatan

Berbasis

Sanankulon

Kabupaten Blitar.

Gambar 33. Persfektif Ruang Terbuka Hijau Kawasan [6]

Ikhsan Kamil.Konsepsi Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya Terintegrasi Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan, Ditjen. Perikanan Budidaya, - KKP

Gambar 34. Persfektif Area Bermain Anak


PERANCANGAN TAMAN REKREASI SENI YANG TANGGAP BENCANA DI KELURAHAN KAMAL MUTIARA JAKARTA UTARA Abel Wungkana Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila Abelwungkana@gmail.com

ABSTRAK Konsekuensi yang dihadapi oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan adalah tingkat stress yang tinggi. Kondisi kota yang padat dan berjalan serba cepat membuat para penghuninya lekat dengan masalah stress. Seringkali mall/pusat perbelanjaan menjadi pilihan masyarakat perkotaan untuk mengusir stress, jenuh, dan depresi. Taman merupakan pilihan rekreasi yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan. Dengan mekanisme yang bisa menghubungkan lingkungan hijau dengan kesehatan secara menyeluruh. Rekreasi di taman dan lingkungan hijau dapat mengurangi stress, meningkatnya aktifitas fisik, dan hubungan sosial yang lebih baik dengan masyarakat sekitar. Taman dengan tema dan konsep mengangkat nilai seni selain memiliki fungsi sebagai area rekreasi juga dapat didedikasikan untuk mengangkat kesenian lokal. Perancangan taman seni yang tanggap bencana ini ditujukan dapat memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat perkotaan yang memiliki tingkat stress dan depresi yang tinggi. Kegiatan fisik dan hubungan sosial juga dapat dipermudah dengan tersedianya taman rekreasi ini. Dengan penerapan konsep tanggap bencana, masyarakat sekitar juga akan dipermudah saat melakukan penanganan evakuasi pada keadaan darurat. Kata Kunci: taman, taman kota, tanggap bencana, evakuasi, ruang publik, rekreasi, seni, stress, area hijau, perancangan, kawasan

ABSTRACT The consequence faced by people who live in urban areas is an high level of stress. The congested and fast-paced city conditions make the residents attached to the problem of stress. malls/shopping centers are the choice of urban communities to get rid of stress, boredom, and depression. Parks are a recreational choice that is actually needed by urban communities. With a mechanism that can link the green environment with overall health. recreation in parks and green environments can reduce stress, increase physical activity, and better social relations with the surrounding community. Parks with themes and concepts that elevate artistic values, apart from having a function as a recreation area, can also be dedicated to promoting local arts. The design of this disasterresponsive art park is intended to meet the recreational needs of urban communities who have high levels of stress and depression. Physical activities and social relations can also be facilitated by the availability of this recreational park. With the application of the concept of disaster response, the surrounding community will also be facilitated when handling evacuations in an emergency. Keywords: park, city park, disaster response, evacuation, public space, recreation, art, stress, green area, design, area

PENDAHULUAN Gaya hidup para masyarakat yang tinggal di perkotaan ini bisa menimbulkan kemungkinan para individual ini mengalami stress. Selain itu masyarakat kota juga lebih cenderung memilih mall / tempat perbelanjaan sebagai tempat mereka untuk melepas stress. Rekreasi merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengusir stress dan mengembalikan kesegaran diri [1]. Tempat rekreasi yang memiliki nilai kesenian dengan instalasi seni dan ruang indoor yang dominan tengah digandrungi dari berbagai kalangan. Hal ini tidak terlepas dari manfaat kesenian yang baik bagi

kesehatan, yaitu mengurangi kecemasan dan memperbaiki suasana hati [2]. Dengan beberapa potensi yang disebutkan diatas maka diperlukan alternatif lain yang dapat meningkatkan interaksi manusia dengan alam. Tempat yang asri & hijau, serta dilengkapi sarana kesenian yang memadai dapat dijadikan alternatif. Dari semua kebutuhan inilah dapat diinisiaikan dengan dibuatnya suatu kawasan taman rekreasi seni di perkotaan. Khusus di Jakarta Utara sudah ada beberapa tempat rekreasi baik berupa Taman Wisata Alam Mangrove Angke, Taman Rekreasi dengan wahana permainan yakni Dunia Fantasi & Taman Impian Jaya Ancol, Tempat wisata bersejarah Pelabuhan Sunda Kelapa Kampung Luar Batang, dll. Dari beberapa


tempat rekreasi tersebut belum ada suatu kawasan taman atau tempat rekreasi yang berfokus di bidang seni beserta wahana atau fasilitas yang mendukungnya untuk dijadikan tempat tujuan wisata untuk masyarakat Jakarta dan menjadi tempat pariwisata baru bagi masyrakat dari wilayah lain. Namun disamping itu adanya potensi gempa di Indonesia berdasarkan BMKG DKI-Jakarta yang terus meningkat satu dekade terakhir ini maka perlu adanya rancangan kawasan yang mampu menanggulanginya. Secara umum, manajemen bencana dibagi dalam tiga kegiatan, yaitu pertama kegiatan pra-bencana (pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan peringatan dini). Kedua, saat terjadi bencana (tanggap darurat, bantuan darurat, dan pengungsian). Ketiga, pasca bencana (pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi) [3].

Gambar 2. Lokasi Kelurahan Kamal Muara & Pluit Terhadap Kota Jakarta Utara

Kedua alternatif lokasi perancangan yang berada di kawasan perkotaan serta banyak dikelilingi dengan bangunan atau fasilitas penunjang seperti taman kota, mall. Sehingga akses lebih muda serta tidak terlalu jauh atau terkesan dari pinggiran kota dimana kebanyakan anak muda lebih banyak berkumpul atau mencari hiburan di kawasan perkotaan. Tinjauan Kebijakan Kedua alternatif lokasi perancangan masingmasing memiliki peruntukan sebagai area zona hijau dan zona taman lingkungan. Pada jenis peruntukkan zona seperti ini meskipun yang dominan merupakan area terbuka hijau, mendirikan bangunan diperbolehkan dengan syarat sebagai Berikut [5]:

Gambar 1. Statistik Gempa Bumi Di Indonesia BMKG DKIJakarta

Untuk mengatasi permasalahan diatas dipandang perlu mendirikan suatu tempat degan fasilitas rekreasi yang memadai dan modern, agar masyarakat yang berada di pusat perkotaan dapat menikmati suasana nyaman bersama teman ataupun keluarga. Taman Rekreasi yang berfokus dengan karya seni dan dipadukan dengan penataan Landscape yang indah namun disisi lain mempunyai fungsi lain yakni dirancang khusus untuk dapat dipakai sebagai tempat penampungan korban bencana saat terjadi bencana.

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Lokasi Kelurahan Kamal Muara & Kelurahan Pluit terletak di Kota Jakarta Utara. Jakarta Utara memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.7 juta jiwa pada tahun 2018. Dengan kepadatan penduduk 12,2 ribu penduduk per km2 menjadikan Kota Jakarta Utara sebagai wilayah dengan kepadatan kedua terendah di DKI Jakarta. Dibandingkan dengan wilayah Jakarta lainnya, Jakarta utara merupakan wilayah yang paling banyak didatangi oleh wisatawan. Tempat-tempat wisata terkenal dan historis seperti Taman Impian Jaya Ancol & Pelabuhan Sunda Kelapa mampu menarik Wisatawan sebesar 17.621.567 jiwa [4]. Potensi yang ada di Kota Jakarta Utara tersebut mendukung Kelurahan Kamal Muara & Pluit menjadi area destinasi wisata baru di Jakarta Utara, jika dilihat dari animo masyrakat yang memilih wiayah Jakarta Utara sebagai tempat wisata.

− Mendapat izin dari pihak berwenang − Tidak bertentangan dengan rencana tata ruang, rencana tata bangunan dan lingkungan − Tidak mengganggu fungsi sarana dan prasarana yang bersangkutan − Tetap mempertimbangkan keserasian bangunan gedung dan lingkungannya. Sedangkan tujuan dibuatnya Kawasan rekreasi seni karena fungsinya yang bukan hanya dapat dijadikan tempat rekreasi namun saat terjadi bencana, Kawasan rekreasi menurut perda DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 dikatakan bahwa lokasi Kawasan evakuasi bencana utama diarahkan di Kawasan Monumen Nasional, Gelora Bung Karno Senayan, Ancol, Kawasan Islamic Centre, Taman Mini Indonesia Indah, Kawasan Pusat Pemerintahan, Kawasan Pemakaman, dan Kawasan rekreasi lainnya [6]. Tinjauan Teori Pengertian Rekreasi dan Wisata Secara etimologi kata rekreasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu recreation yang merupakan gabungan dari kata re yang berarti “kembali” dan creation yang berarti “kreasi atau kreatif”. Jadi, kegiatan rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan agar dapat mengembalikan daya kreasi (menciptakan). kegiatan menyenangkan yang dilakukan dalam waktu luang denga tujuan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mental yang akan menambah atau mengembalikan daya kreasi. Secara etimologi kata wisata berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya berkeliling atau perjalanan [7]. Wisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk berkreasi, liburan atau urusan bisnis. Wisatawan adalah


orang yang melakukan perjalanan dan tinggal pada suatu tempat diluar lingkungan tempat tinggalnya selama tidak lebih dari satu tahun, baik untuk liburan, urusan bisnis, dan tujuan lain yang tidak terhubung dengan pelaksanaan kegiatan yang dibayar dari dalam tempat yang dikunjungi [8]. Pengertian Taman Rekreasi Taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu yang dalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak, dan rerumputan yang dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya [11]. Dari pengertian ini serta pengertian rekreasi di subbab selumnya maka dapat disimpulkan bahwa Taman Rekreasi merupakan sebuah kawasan yang terdiri dari berbagai material yang menjadi kesatuan satu sama lain dan diperuntukkan untuk manusia sebagai tempat yang dijadikan wadah untuk refreshing bagi masyarakat guna berekreasi dan berwisata bagi seluruh golongan masyarakat. Fungsi dan Manfaat Taman Rekreasi Ada beberapa fungsi dan manfaat dari taman rekreasi, diantaranya yaitu : − Fungsi Fisik Secara Umum, keberadaan Taman Rekreasi berperan bagi keseimbangan ekosistem lingkungan. Manfaat dari Taman Rekreasi antara lain : a. b.

c.

Pariwisata alam dan rekreasi Penelitian dan pengembangan (kegiatan Pendidikan dapat berupa karyawisata, widya wisata, dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian serta peragaan dokumentasi tentang potensi kawasan wisata alam tersebut) Pendidikan dan kegiatan penunjang budaya.

− Fungsi Sosial Dari segi sosial, Taman Rekreasi dapat memfasilitasi terjadinya interaksi sosial diantara masyarakat sekitar. Disamping itu, Taman Rekreasi dengan aneka ragam tumbuh-tumbuhan mengandung nilai-nilai alamiah yang dapat dijadikan sebagai laboratorium hidup untuk tujuan pendidikan dan penelitian. Fungsi sosial lainnya ialah sebagai tempat rekreasi dan olahraga. − Fungsi Ekologi Taman Rekreasi berperan untuk menyegarkan udara. Seperti kita ketahui, tumbu-tumbuhan mengambil karbondioksida (CO2) dalam proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Taman Rekreasi yang berisi banyak tumbuhan menyerap CO2 dari udara bebas dan mengambil air tanah dari akar tanaman. Dengan demikian, Taman Rekreasi sangat berguna untuk menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban. − Fungsi Estetika Taman Rekreasi memiliki fungsi estetika untuk memberi kesan keindahan bagi lingkungan.

Secara anatomis, tumbuh-tumbuhan dapat memberikan kesan estetis dari bentuk daun; warna dahan; tekstur batang; akar; bunga; hingga aroma. Secara geografis, keberadaan Taman Rekreasi dapat membuat wilayah menjadi lebih asri dan rindang sehingga memunculkan daya Tarik dalam kehidupan sosial sehari-hari [1]. Persyaratan Taman Rekreasi Kriteria Taman Rekreasi yang baik : - Letaknya strategis sehingga mudah diakses semua kalangan masyarakat dan di desain dengan desain universal termasuk memperhatikan kebutuhan khusus kaum difable karena merupakan ruang publik. - Memiliki fungsi ekologi (meningkatkan resapan air, membangun jejaring habitat kehidupan liar, menurunkan tingkat polusi udara, berfungsi sebagai paru-paru kota), sosial ekonomi (meningkatkan pendapatan dan interaksi sosial), dan Kesehatan (meningkatkan gaya hidup sehat). - Memiliki nilai estetis yang berkontribusi pada estetika bangunan di wilayah tersebut dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi yang nyaman bagi seluruh kalangan [1]. Tanggap Bencana Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, serta pemulihan sarana dan prasarana [12]. Dimana tempat wisata ini bisa mengenali ancaman bencana dan menyiapkan strateginya. Antara lain : -

Memiliki struktur bangunan yang aman Memiliki manajemen resiko bencana Melakukan sosialisasi dan edukasi kebencanaan kepada pengunjung Memiliki perencanaan untuk mengantisipasi kejadian bencana

Terdapat tiga pilar dalam manajemen resiko bencana: bencana kesiapsiagaan, bantuan bencana, dan pemulihan pascabencana [13]. Untuk kesiapsiagaan bencana, penting untuk mempertimbangkan penempatan sistematis pada taman dengan memeriksa apakah ada ruang terbuka yang cukup, terutama untuk tujuan penahan api dan pengungsian. Untuk mengurangi kemungkinan kebakaran akibat gempa bumi dan memastikan bahwa penduduk dapat menjangkau wilayah evakuasi yang ditetapkan, perencana harus memperhatikan infra struktur transportasi, fasilitas air, dan stasiun pemadam kebakaran [14]. Studi Preseden Sapporo Art Park Taman Seni Sapporo dibuka pada 27 Juli 1986, dan berupaya menciptakan forum seni dan budaya baru


untuk wilayah Utara. Pada tahun 1999, taman ini menyelesaikan proses renovasi selama 15 tahun, 3 tahap. Taman Seni Sapporo melambangkan Sapporo sebagai kota seni dan budaya. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan budaya baru yang unik di Sapporo dan menciptakan lingkungan kota, seni, dan budaya yang selaras dengan keindahan alam Sapporo. Taman patung Sapporo, Museum Seni dan Balai Kerajinan Sapporo menampilkan pameran patung permanen dari Jepang dan luar negeri di halaman luas yang terlihat berbeda setiap musim. Taman ini juga menyewakan bengkel & fasilitas lainnya untuk pembuatan prakarya dipraktikkan, dan dipresentasikan oleh pengunjung. Proyek seni pendidikan seperti PMF dan seminar balet diadakan di Outdoor Stage, Art Hall, dan menarik instruktur dan peserta dari luar negeri. Beberapa faslitas dan wahana yang ada di Sapporo Art Park seperti Museum Seni, Studio Seni, Restaurant, Kafe, dan Toko Merchandaise [16]. Storm King Art Center Storm King Art Center adalah museum luar ruangan seluas 500 acre yang terletak di Lembah Hudson New York, di mana pengunjung dapat menikmati patung berskala besar dan komisi khusus situs di bawah langit terbuka. Sejak 1960, Storm King telah didedikasikan untuk menjaga perbukitan, padang rumput, dan hutan di situsnya dan lanskap sekitarnya. Membangun pemikiran visioner pendirinya, Storm King mendukung seniman dan beberapa karya paling ambisius mereka. Pameran, pemrograman, dan musim yang berubah-ubah menawarkan penemuan di setiap kunjungan [17]. Machizukuri Council Parks Taman ini merupakan fasilitas pencegahan bencana yang bertindak sebagai base camp inti untuk unit bantuan regional dan basis dukungan untuk perawatan medis bencana yang berfungsi secara terintegrasi dengan pusat kontrol distribusi wilayah Higashi Ogishima (Kota Kawasaki).Taman ini juga disediakan sebagai tempat untuk mendorong minat di antara warga Jepang dan menanamkan di dalamnya kecerdasan, pengetahuan, teknik, serta nilai-nilai swadaya dan bantuan timbal balik, yang akan memungkinkan mereka untuk menangani bencana yang sebenarnya melalui berbagai pengalaman, belajar, dan pelatihan. Taman ini memanfaatkan konsentrasi perkotaan dan kemampuan untuk menarik pengunjung ke sub-pusat perairan Tokyo. Taman pemerintah nasional mencakup area seluas 6,7 ha dan taman kota yang berdekatan mencakup 6,5 ha, menyediakan total 13,2 ha [18]. Miki Disaster Mangement Park Taman Manajemen Bencana Miki menyediakan fasilitas olahraga secara teratur dan berfungsi sebagai markas penanggulangan bencana saat bencana terjadi. 200 ha (sekitar 500 acre) tanah mengakomodasi lapangan trek, lapangan bola, gimnasium, dan lokasi berkemah. Secara khusus, taman Strategi manajemen bencana berfokus pada penyimpanan makanan darurat dan manajemen untuk digunakan sebagai markas untuk

mendukung taman satelit di prefektur. MDMP adalah taman pertama semacam ini dalam skala ini [19]. METODOLOGI PERANCANGAN Simulasi perancangan dilakukan setelah mendapatkan kesimpulan dari hasil analisis-analisis yang ada. Simulasi perancangan Taman Rekreasi Seni yang Tanggap Bencana di Kelurahan Muara dilakukan dengan metode eksploratif berdasarkan prinsip-prinsip perancangan yang telah disusun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan konsep perancangan yang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh kawasan, maupun menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada, namun sesuai dengan prinsip-prinsip perancangan yang ada. PERANCANGAN Filosofi Perancangan Perancangan Taman Rekreasi Seni yang Tanggap Bencana di Kelurahan Kamal Muara ini didasari dari dua hal, yang pertama didasarkan dari butuh nya alternatif baru selain mall dan tempat perbelanjaan untuk dijadikan tempat berekreasi oleh masyarakat perkotaan, Rekreasi senipun dipilih karena antusias masyarakat perkotaan terutama kalangan anak muda dan dewasa terhadap tempat yang memperlihatkan karya seni sedang meningkat beberapa tahun terakhir, namun kebanyakan tempat tersebut berada di mall atau bersifat indoor sehingga Taman Rekreasi Seni dapat menjadi opsi baru untuk menikmati karya-karya seni dilingkungan hijau terbuka. Sedangkan hal kedua berlatar belakang dari daerah Jakarta utara yang akan sangat rentan terjadi kerusakan besar apabila terjadi bencana alam gempa karena jenis tanahnya yang tipis, maka perlu dibuatkan area atau kawasan yang dapat menjadi tempat tinggal sementara para korban bencana untuk diungsikan serta tinggal sementara, maka dari itu taman ini dirancang untuk siap digunakan saat terjadi bencana mulai dari penyediaan fasilitas pendukung, desain area terbuka, desain street furniture, hingga pemiliihan jenis tanaman yang sesuai untuk dijadikan tempat tinggal para korban bencana. Tema Tema dari perancagan kawasan yang akan diterapka pada Taman Rekreasi seni ini adalah Luxurious Nature. Pemilihan tema tersebut dipilih berdasarkan karakter kawasan regional kamal muara yang juga menjadi bagian area pluit dimana kawasan sekitar ini merupakan kawasan kalangan atas serta kesan mewah dan modern sangat kuat kesannya pada kawasan ini, namun disisi lain peruntukan lahannya yang merupakan kawasan hijau maka perlu juga dielaborasikan dengan suasana yang kembali ke alam. Hal ini dapat diterapkan dengan bentuk atau fasade bangunan pada kawasan perancangan yang berkesan modern dan estetik namun tetap memperhatikan penghijauan dan orientasi nya terhadap iklim, serta pemilihan material pada elemen-elemen lainnya yang ada dalam kawasan.


Konsep Struktur Peruntukan Lahan Peruntukan lahan dalam area taman satwa ini terbagi dalam 4 (empat) zona sesuai kebutuhan dan peruntukan lahannya masing-masing.

Gambar 3. Konsep Peruntukan Lahan

Zona 1 dirancang untuk menjadi area Taman Seni dimana di dalamnya terdapat berbagai fasilitas pendukungnya, area ini juga yang akan menjadi tempat utama bagi korban bencana untuk ditempatkankan. Sedangkan Zona 2 Mejadi area terbuka sebagai tempat bagi pengunjung yang menggunakan mobil, selain itu area ini juga dijadikan tempat fasilitas pendukung yakni Gedung Pemasaran, dan fungsi servis lainnya, serta tetap memperhatikan kehijauan dan keasrian area tersebut. Zona 3 Merupakan area publik yang dapat diakses semua orang untuk dijadikan area untuk lari dan joging. Untuk masuk ke area ini pengunjung tidak dikenakan biaya, serta area parkir motor bagi pengunjung, zona ini dibuat terbuka sebagai area sepadan sungai. Sedangkan Zona 4 yang berfungsi sebagai area terbuka biru akan tetap dipertahankan fungsinya dan serta jalur sirkulasi bagi pengunjung dipinggiran sungai.

lingkungan dan keselarasan antara bangunan dengan lingkungan. Zona 2 Dimanfaatkan sebagai area terbuka sesuai dasarnya sebagai area jalur hijau, serta bangunan yang ada pada area ini akan lebih sedikit. Pada Zona 3 Merupakan area public untuk olahraga dan tidak adanya dibangun bangunan permanen karena memperhatikan lahan yang dilalui Menara SUTET sehingga tingkat kepadatan manusianya sedang. Sedangkan pada Zona 4 Lahan dengan manfaat sebagai ruang terbuka biru akan dipertahankan dan akan dibangun beberapa bangunan dipinggir sungai untuk fungsi rekreasi dengan tetap memperhatikan sesuai peraturan dimana bangunan yang dibangun pada area terbuka hijau harus memperhatikan keasrian lingkungan dan keselarasan antara bangunan dengan lingkungan. Konsep Tata Bangunan Bangunan yang akan diletakkan pada area ini memiliki Bahasa desain sesuai tema yakni Luxurious Nature. Pembagian tata bangunan terbagi dalam 4 zona

Gambar 5. Konsep Tata Bangunan

Pada zona 1 terdapat bangunan dengan fasilitas studio seni bagi pengunjung, bentuk bangunan yang dibuat modern serta memberi kesan mewah pada interiornya, tinggi bangunan 3 lantai.

Konsep Intensitas Pemanfaatan Lahan Perbaikan pemanfaatan lahan pada Taman Rekreasi Seni ini akan tetap mempertahankan fungsi dasarnya masing-masing yang berupa ruang terbuka hijau pada empat bagian sebagai berikut.

Gambar 6. Konsep Bangunan Studio Seni Gambar 4. Konsep Intensitas Pemanfaatan Lahan

Pada Zona 1 Lahan pada dasarnya akan tetap menjadi lahan hijau dengan dominasi tanaman hijau serta berfungsi sebagai tempat rekreasi sehingga kepadatan pengunjung akan paling tinggi pada area ini, sedangkan beberapa bangunan fasilitas akan diletakkan dibeberapa area diamana akan memperhatikan sesuai peraturan dimana bangunan yang dibangun pada area terbuka hijau harus memperhatikan keasrian

Pada zona ini juga terdapat area galeri seni indoor dengan desain yang lebih geometris namun tetap memperhatikan keselarasan dengan alam dengan banyak bukaan kaca untuk masuknya sinar matahari ke dalam bangunan, tinggi bangunan 3 lantai.


Konsep Sirkulasi dan Jalur Penghubung Sirkulasi yang digunakan pada area dalam taman merupakan jenis sirkulasi jaringan, di dalam sirkulasi ini juga dibagi dalam beberapa jalur dengan fungsinya masing-masing (Gambar 5.6.1), sedangkan area parkir kendaraan akan dibuat bertingkat dengan adanya vegetasi penedih disekitarnya. Gambar 7. Konsep Bangunan Galeri Seni

Dan juga terdapat bangunan dengan fungsi sebagai area pertunjukkan, yang juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat fungsi indoor, desain bangunan dibuat minimalis dengan tinggi bangunan 3 lantai. Pada Zona 2 terdapat Kantor Pegawai dan bangunan Servis memiliki bentuk bangunan yang serupa dengan warna monokrom dengan banyak bukaan serta tinggi bangunan 2 lantai. Gambar 11. Konsep Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Gambar 8. Konsep Bangunan Gedung Kantor dan Servis

Pada Zona 3 Mushola dan toilet umum didesain dengan bentuk yang lebih simple serta memadukan unsur alam dengan adanya pohon kecil, serta lantai bermotif kayu. Desain bangunan ini juga diaplikasikan pada zona1,2, & 4.

Sirkulasi dibagi beberapa jenis yakni jalur utama dengan luasan yang lebar dan dapat dilalui kendaraan saat terjadi bencana, jalur sekunder sebagai penghubung jalur utama. Adanya jalur darurat pada gerbang keluar kendaraan hanya dipakai pejalan kakisaat terjadi bencana untuk mempermudah pengunjung melakukan evakuasi. Adanya jembatan berfungsi sebagai penghubung antara area taman dengan area parkir Waterboom BSD dikarenakan terdapat tempat pemberhentian bus di area ini.

Gambar 12. Konsep Jembatan Penghubung

Sirkulasi di area publik dibuat lebih sederhana karena fungsi area ini sebagai tempat lari.

Gambar 9. Konsep Bangunan Toilet dan Mushola

Pada zona 4 dipinggiran sungai Bangunan Restoran, Merchandaise Shop memiliki bentuk bangunan yang serupa dengan banyak bukaan & partisi serta tinggi bangunan 2 lantai.

Gambar 13. Konsep Sirkulasi Jalur Lari

Gambar 10. Konsep Bangunan Restoran & Toko Merchandise

Konsep Ruang Terbuka dan Tata Hijau Karena area ini dirancang sebagai Taman Rekreasi Seni, maka akan terdapat banyak ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan fungsinya sebagai berikut yang terbagi dalam 4 Zona.


Pada Zona 4 Area dekat bibir sungai dibuat seakan pengunjung dapat berinteraksi dengan alam sekitar serta penataan vegetasi di beberapa titik.

Gambar 14. Konsep Zonasi Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Zona 1 terbuka hijau pada taman untuk pengunjung sekedar bersantai dan menikmati sejuknya pepohonan, namun saat terjadi area tini dapat menjadi tempat darat darurat bagi helicopter maka dari itu penggunaan rumput jenis Bermuda dapat membantu stabilnya beban yang akan dilewati banyak orang dan kendaraat berat saat terjadi bencana, serta memadukan pepohonan tinggi seperti Machilus thunbergii dan kecil seperti Viburnum awabuki.

Gambar 15. Konsep Ruang Terbuka dan Zona Hijau Zona 1

Pada Zona 1 terdapat Area terbuka lainnya pada taman merupakan tempat atau wahana bagi pengunjung untuk menikmati berbagai karya seni sesuai zonasi yang ada, dan memiliki fungsi lain saat terjadi bencana area ini dapat menjadi tempat penampungan bagi korban bencana mendirikan tenda darurat, penanaman pohon di sekeliling taman berfungsi bukan hanya sebagai penghawaan dan penghijauan namun dapat membantu mempercepat padamnya api bila terjadi kebakaran.

Gambar 18. Konsep Ruang Terbuka dan Tata Hijau Zona 4

Gambar 19. Konsep Ruang Terbuka dan Tata Hijau Zona 2

Pada Zona 2 Area terbuka sebagai tempat parkir bagi para pengunjung yang membawa kendaraan tetap ditanami pepohonan sehingga area tetap hijau dan asri. Konsep Tata Kualitas Lingkungan Tata kualitas lingkungan yang terdapat didalam area perancangan terbagi dalam 3 aspek yakni identitas lingkungan, ornament lingkungan, wajah jalan. Pengaplikasian terhadap kualitas lingkungan memperhatikan antara tema dengan pemberian karakter terhadap lingkungan Taman Rekreasi Seni ini (Tabel 1).

Tabel 1. Konsep Tata Kualitas Lingkungan KONSEP

PENJELASAN

Desain penunjuk arah dengan menggunakan material yang terkesan kembali ke alam serta perpaduan dengan warna yang menonjol dengan permainan dari warna lampu.

Penunjuk Arah Desain tempat berhenti bus menggunakan atap yang ditutup dengan vegetasi, serta dominan warna putih agar tetap terkesan minimalis serta lampu led memberi kesan mewah dan futuristik.

Gambar 16. Konsep Ruang Terbuka dan Tata Hijau Zona 1

Pada Zona 3 Area terbuka bagi publik berfungsi sebagai jogging track area ini ditanami pepohonan dengan ukuran besar sehingga dapat menjadi buffer alami terhadap kebisingan dan polusi.

Pemberhentian Bus

Gambar 17. Konsep Ruang Terbuka dan Tata Hijau Zona 3


Lampu taman dibuat unikdengan adanya bentuk daun pada bagian lampu serta untuk lampu pada area olahraga dapat diberi tenaga alternatif.

Sistem Jaringan Air Limbah Cair dan Padat Pengolahan limbah padat manusia pada masing-masing toilet pada kawasan dengan STP, hingga difiltrasi untuk digunakan lagi untuk meniyram tanaman .

Lampu Taman

Material Penutup Jalan

Bentuk Paving didesain sedemikian rupa agar secara tidak langsung memberi arahan pengunjung menuju dari tempat satu ke tempat lain. Selain itu tetap ada vegetasi yang diberi agar tetap terkesan hijau.

Gambar 22. Konsep Pengelolaan Limbah STP

Desain tempat sampah diberi gambar tangan sebagai pembeda jenis sampah untuk memberi kesan artistik. Tempat Sampah Bentuk Sculpture dibuat semenarik mungkin dengan penggunaan warna monokrom pada materialnya.

Gambar 23. Konsep Filtrasi Limbah STP

Sistem Jaringan Drainase Air kotor dari limbah maupun air hujan yang mengalir menuju saluran parit menuju biopori yang tersebar di dalam kawasan.

Sculpture

Konsep Prasarana dan Utilitas Lingkungan Sistem Jaringan Air Bersih Pengolahan air selain dari PDAM juga memanfaatkan dari sungai samping tapak saat terjadi bencana sebagai sumber air darurat. Gambar 24. Konsep Penempatan Titik Lubang Biopori

Gambar 20. Konsep Sumber Air Bersih Gambar 25. Konsep Biopori

Gambar 21. Konsep Filtrasi Air Bersih

Sistem Pembuangan Sampah Pengolahan Sampah dimulai dari pengambilan sampah oleh petugas taman setiap harinya kemudian diteruskan ke tempat pembuangan sementara yang kemudian dipilah dimana sampah yang tidak bisa diolah kembali akan dibuang ke TPU oleh petugas satu bulan sekali


sedangkan sampah yang dapat diolah akan dijadikan merchandaise.

Sistem Pencegahan Becana Hydran Kawasan berada pada jarak setiap jarak 30 meter pada area terbuka dengan sumber air berasal dari tampungan air hujan yang diolah kembali, selain itu pencegahan bencana dapat dilakukan secara edukasi dalam hal ini lewat karya seni yang berada di dalam Taman Rekreasi Seni.

Gambar 26. Konsep Penempatan Titik Tempat Sampah

Gambar 30. Distribusi Titik Hydrant

Gambar 27. Konsep Pembuangan Sampah

Sistem Jaringan Listrik Listrik yang bersumber dari PLN menuju gardu induk pada Taman Rekreasi, kemudian menuju gardu pembagi dibeberapa titik, menuju panel induk, panel, MCB, serta saklar untuk penerangan, daya dan mekanikal. Sedangkan untuk sumber alternatif berasal dari panel surya dan sistem roll panels saat terjadi bencana. Gambar 31. Konsep Pencegahan Bencana

Sistem Jalur Evakuasi Bencana Untuk mempermudah evakuasi maka jaringan jalan yang menuju titik kumpul sementara dan utama saat terjadi bencana akan diberikan tanda garis pada badan jalannya.

Gambar 28. Konsep Jaringan Listrik

Sistem Jaringan Telekomunikasi Lewat pemancar sinyal yang berada dekat lokasi kemudian menuju alat komunikasi pengunjung & penggunaan sistem jaringan internet kawasan yang sudah siap mengadopsi jaringan 5G. Gambar 32. Lokasi Titik Kumpul

Gambar 29. Konsep Jaringan Telekomunikasi


Gambar 33. Jalur Evakuasi Bencana

KESIMPULAN -

-

-

-

-

-

Taman atau ruang terbuka yang selain berfungsi sebagai area rekreasi juga dirancang dengan memiliki fungsi sebagai ruang darurat yang dapat membantu evakuasi skala kota. Taman rekreasi seni juga memiliki bangunan pendukung untuk berkegiatan seni indoor agar aktifitas yang berlangsung dapat berjalan dengan baik. Perancangan kawasan yang tanggap bencana dibuat dengan memperhatikan kegiatan yang terjadi pada keadaan darurat. Dengan menerapkan standarstandar seperti luas jalan, area parkir, area mendarat transportasi udara, dan lainnya. Detail dalam desain taman rekreasi dapat membuat koneksi yang baik antara pengguna dengan alam, hal ini dapat menjadikan taman rekreasi sebagai pelepas stress dan kejenuhan dengan baik. Zona santai dan zona aktif (olahraga) yang dihubungkan dengan alam merupakan salah satu area yang wajib ada dalam ruang rekreasi guna mendorong aktifitas fisik dan hubungan sosial yang lebih baik antar pengguna. Penempatan tempat sampah, jaringan listrik, hydrant, pengelolaan air bersih dan kotor tidak lepas dari perhatian dalam perancangan. Hal ini di perhitungkan agar dapat membantu kegiatan rekreasi, seni dan tanggap bencana dari taman ini.

DAFTAR PUSTAKA [1] R. G. N. K. I Gusti Bagus Adnyanegara, Made Mariada Rijasa, “PERANCANGAN TAMAN REKREASI DI KOTA DENPASAR,” Universitas Ngurah Rai, 2019. [2] “Kesenian Bisa Meredakan Stres, Mitos Atau Fakta? Halaman all Kompas.com.” https://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/21/10 4705020/kesenian-bisa-meredakan-stres-mitosatau-fakta?page=all (accessed Oct. 26, 2020). [3] Pemerintah Republik Indonesia, “UndangUndang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,” 2007. [4] Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, “Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2018,” Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2018, 2018. [5] U. R. 28 2002, “UU no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,” Uu Ri, 2002. [6] F. R. Harahap et al., “Perda DKI Jakarta nomor 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030,” Media Inf. Air Minum dan Sanitasi, 2016. [7] D. Pearce, “Tourist organizations,” Tour. Organ., 1993, doi: 10.1016/0261-5177(93)90069-w. [8] WTO, “GAST : Implications for Tourism,” 1995. [9] N. Chesworth, “Tourism planning: basics, concepts, cases,” Tour. Manag., 2004, doi: 10.1016/s0261-5177(03)00088-8.

[10] Zuastika, Family Adventure World (Dunia Petualangan Keluarga) : Arsitektur Kreatif. 2010. [11] Z. D. Irwan, Tantangan lingkungan & lansekap hutan kota. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. [12] “PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN MEDIA CENTER TANGGAP DARURAT BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA.” [13] P. Apisakmontri, E. Nantajeewarawat, M. Buranarach, and M. Ikeda, “Ontology construction and schema merging using an application-independent ontology for humanitarian aid in disaster management,” in Lecture Notes in Computer Science (including subseries Lecture Notes in Artificial Intelligence and Lecture Notes in Bioinformatics), 2015, doi: 10.1007/978-3-319-15615-6_21. [14] Landscape and Urban Green Infrastructure in Japan, the Guidebook of Disaster Prevention Park Techniques. Tokyo: Environment Communications, 2005. [15] R. O. F. Wantalangie, J. Pangouw, and R. Windah, “Analisa Statik dan Dinamik Gedung Bertingkat Banyak Akibat Gempa berdasarkan SNI 1726-2012 dengan Variasi Jumlah Tingkat,” J. Sipil Statik, 2016. [16] “Welcome to SAPPORO ART PARK | SAPPORO ART PARK.” https://artpark.or.jp/en/about/ (accessed Oct. 21, 2020). [17] “About – Storm King Art Center.” https://stormking.org/about/ (accessed Oct. 26, 2020). [18] “The Tokyo Rinkai Disaster Prevention Park | About the park.” http://www.tokyorinkaikoen.jp/en/about/ (accessed Apr. 09, 2020). [19] N. OGAWA, “DISASCAPE TO PREEMPTIVE LANDSCAPE: RESILIENT PARKS FOR EARTHQUAKE DISASTER MANAGEMENT,” BA of Liberal Arts, Soka University of America, 2014



RE-DESIGN RUMAH SAKIT PGI CIKINI Pieter Samuel Hendry Bernardus1, Swambodo Murdariatmo Adi2 1,2 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 pieter.samuel98@gmail.com, 2swambodo@univpancasila.ac.id

__________________________________________________________________________________ Abstrak Kesehatan masyarakat Indonesia sampai saat ini masih belum mendapat titik temu dan masih menjadi salah satu perhatian bagi pemerintah Indonesia. Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan diri sendiri dan linglungan tempat tinggal masih sangat rendah, khususnya masyarakat pedesaan dan masyarakat kalangan menengah ke bawah. Hingga pada akhirnya, timbul masalah-masalah kesehatan akibat tidak dapat menjaga kebersihan dari lingkup terkecil. Rumah Sakit merupakah salah satu bentuk instalasi kesehatan terbesar, yang dimana terdapat pelayanan yang mendukung kesehatan masyarakat seperti pelayanan medik, penunjang klinik, penunjang non klinik, kefarmasian, keperawatan dan kebidanan serta rawat inap. Rumah sakit PGI Cikini merupakan salah satu rumah sakit tipe B yang menunjang kegiatan-kegiatan tersebut bagi masyarakat. Namun, terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada Rumah Sakit PGI Cikini, seperti pola sirkulasi pengguna ruang dan tata unit. Hal ini menyebabkan pengunjung sulit untuk mencapai suatu lokasi secara cepat dan tepat. Sehingga perlu adanya pola tata ruang yang terintegrasi untuk memudahkan pengunjung mencapapai lokasi yang dituju. Kata Kunci: Kesehatan masyarakat Indonesia , Rumah Sakit, Terintegrasi.

Abstract Up until now, the health of the Indonesian people has not yet reached a common ground and is still one of the biggest concerns for the Indonesian government. The level of public awareness of the importance of maintaining personal hygiene and living environment is still very low, especially for rural communities and the lower middle class. Due to this, health problems arise from not being able to maintain cleanliness from the smallest scope. Hospitals are one of the largest forms of health installations, where there are services that support public health such as medical services, clinical support, non-clinical support, pharmacy, nursing and midwifery and inpatient care. PGI Cikini Hospital is a type B hospital that supports these activities for the community. However, there are several problems that occur at PGI Cikini Hospital, such as the circulation pattern of room users and unit layout. This makes it difficult for visitors to reach a location quickly and precisely. So it is necessary to have an integrated spatial pattern to make it easier for visitors to reach their intended location. Kata Kunci: The health of the Indonesian people, Hospital, Integrated . __________________________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Sudah 75 tahun bangsa Indonesia merdeka yang terhitung sejak 17 Agustus 1945, maka seharusnya telah mengalami perkembangan dan pertumbuhan di berbagai sektor, khususnya sektor kesehatan masyarakat. Negara yang “merdeka” ialah negara yang memiliki kualitas penduduk yang tinggi. Berdasarkan laporan HDI (Human Development Index) Indonesia menduduki peringkat 107 dari 189 negara dengan rata-rata usia kematian 71,7 tahun (HDI, 2020). Menurut IMF (International Monetary Fund) pendapatan per kapita Indonesia menempati peringkat 131 dari 211 negara (IMF, 2019). Perkembangan dan pertumbuhan yang dialami Indonesia masih sangat jauh dari kata “meredeka”. Dapat terlihat dari data tersebut menunjukan kualitas masyarakat atau Bangsa Indonesia masih sangat terpuruk. Maka, peningkatan kualitas penduduk perlu diperbaiki dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan Indonesia ke depannya. Rumah sakit merupakan salah satu instalasi kesehatan terbesar perlu ditunjang dengan ketersediaan sarana, prasarana, tenaga kesehatan yang memadai agar dapat meningkatkan kualitas penduduk dan menekan angka kematian yang diakibatkan oleh masalah-masalah kesehatan secara fisik maupun psikis masyarakat Indonesia. Rumah Sakit PGI Cikini merupakan rumah sakit tipe B telah berdiri sejak tahun 1898 dan terletak di Jalan Raden Saleh Raya Nomor 40, Cikini, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Selama perjalannya, Rumah Sakit PGI Cikini mengalami banyak perkembangkan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Namun, juga terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada Rumah Sakit PGI Cikini, antara lain tata letak unit, sirkulasi pengguna ruang, hingga tidak adanya pemugaran pada Bangunan Cagar Budaya yang dimana dahulu merupakan kediaman Raden


Saleh. Maka dari itu, perlu adanya perbaikan pada sirkulasi pengguna ruang, kendaraan bermotor, pola tata ruang yang terintegrasi agar dapat memudahkan pengunjung untuk mencapai lokasi yang ingin dituju, serta sistem utilitas bangunan. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab I Pasal 1 Ayat 1 [1] menyebutkan bahwa rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Jenis rumah sakit juga terbagi berdasarkan fungsi : 1. Rumah Sakit Umum yang merupakan rumah sakit yang melayani segala bentuk medis kepada pasien-pasien namun tidak secara terkhusus mengatasi penyakit secara mendalam; 2. Rumah Sakit Khusus yang merupakan rumah sakit yang melayani kesehatan terhadap penyakit-penyakit spesifik secara terkhusus dan mendalam. Jenis rumah sakit berdasarkan pengelola dan pemilik dibagi atas : 1. Rumah Sakit Pemerintah merupakan rumah sakit sebagai yang dikelola secara bersama dan kepemilikannya milik Negara untuk menyediakan medis kepada masyarakat; dan 2. Rumah Sakit Swasta merupakan rumah sakit yang dikelola dan dimiliki oleh seseorang maupun kelompok untuk menyediakan pelayanan medis kepada masyarakat. Rumah sakit juga diklasifikasikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 24 Ayat 2 dan 3 [2] sebagaimana yang dimaksud pada Ayat (1) terdiri atas : 1. Rumah Sakit umum kelas A 2. Rumah Sakit umum kelas B 3. Rumah Sakit umum kelas C 4. Rumah Sakit umum kelas D Ernst Neufert dalam Data Arsitek[3] menyebutkan jenis rumah sakit berdasarkan kapasitas tempat tidur dibagi atas : Tabel 1. Jenis Rumah Sakit Berdasarkan Kapasitas

Namun, berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 24 ini diatur kembali di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Umum [4] bahwa Rumah

Sakit Tipe B memiliki kapasitas lebih dari 200 tempat tidur. Maka, diketahui bahwa Rumah Sakit PGI Cikini merupakan Rumah Sakit Umum Swasta Tipe B yang memiliki kapasitas lebih dari 200-600 tempat tidur bagi pasien rawat inap. Persyaratan teknis sarana dan prasarana yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Peryaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit[5]. Segala unsur yang terdapat di rumah sakit yang berhubungan dengan sarana dan prasarana tertuang pada pedoman tersebut. Sehingga dalam perencanaan dan perancangannya telah dilakukan secara matang dan tidak menimbulkan kerugian dalam skala besar yang akan berdampak kepada bangunan itu sendiri maupun lingkungan disekitanya. Terdapat persyaratan umum dan khusus pada perancangan denah pada Rumah sakit antara lain : 1. Persyaratan Umum a. Pengelompokan ruang berdasarkan kelompok aktivitas yang sejenis hingga tiap kegiatan; b. tidak bercampur dan tidak membingungkan pemakai; c. Perletakan ruangannya terutama secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat berhubungan; d. Akses pencapaian ke setiap ruangan harus dapat dicapai dengan mudah; e. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat dengan linier/lurus (memanjang); f. Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan keubutuhan jumlah pasien yang akan di tampung; g. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ke dalam ruangan; h. Alur petugas dan pengunjung dipisah; dan i. Lokasi pos perawat sebaiknya tidak jauh dari ruang rawat inap yang dilayaninya, sehingga pengawasan terhadap pasien manjadi lebih efektif dan efisien. 2. Persyaratan Khusus a. Tipe ruang rawat inap, terdiri dari : • Ruang rawat inap 1 tempat tidur setiap kamar (VIP) • Ruang rawat inap 2 tempat tidur setiap kamar (Kelas 1) • Ruang rawat inap 4 tempat tidur setiap kamar (Kelas 2) • Ruang rawat inap 6 tempat tidur atau lebih setiap kamar (Kelas 3) b. Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan (Ruang Isolasi), seperti : • Pasien yang menderita penyakit menular • Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti penyakit tumor, ganggrein, diabetes, dan sebagainya)


• Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam ruangan). METODOLOGI PERANCANGAN Rumah Sakit PGI Cikini yang menjadi fokus perancangan memiliki total luas lahan sebesar 52.749 m2. Lokasi perancangan terletak pada Jalan Raden Saleh Raya No.40, RW.2, Cikini, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Batas tapak sebelah utara adalah Apartemen Menteng Park, pemukiman penduduk, dan Taman Izmail Marzuki. Batas sebelah timur adalah sungai Ciliwung dan Jalan Sekolah Seni. Batas sebelah selatan adalah Jalan Raya Raden Saleh, Ruko, dan pemukiman penduduk. Bagian sebelah barat adalah perkantoran. Area Rumah Sakit PGI Cikini yang akan di redesign memiliki potensi-potensi yang menguntungkan bagi Rumah Sakit PGI Cikini dan lingkungan sekitarnya, antara lain : 1. Di dalam area Rumah Sakit PGI Cikini memiliki bangunan cagar budaya, yang dimana merupakan rumah tinggal dari Raden Saleh. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi Rumah Sakit PGI Cikini karena menjadi salah satu rumah; 2. sakit yang memiliki catatan sejarah bagi Bangsa Indonesia sehingga dapat meningkatkan daya tarik pengunjung; 3. Area Rumah Sakit PGI Cikini berada disekitar kawasan padat penduduk, sehingga memberikan kemudahan pelayanan bagi masyarakat sekitar untuk mencapai dan mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mudah dan cepat; dan 4. Apabila ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta, Kecamatan Menteng Kelurahan Cikini dengan ID Sub-Blok : 03.008.S.6.b disebutkan bahwa Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada area ini sebesar 55% dan Koefisien Dasar Hijau (KDH) pada area ini sebesar 30%. Maka dapat dikatakan 30% dari 30% pada area tersebut merupakan area hijau, dan dapat dikatakan area hijau pada kawasan tersebut tergolong besar. Sehingga diharapkan area hijau ini dapat memberikan ketenangan bagi para pengunjung, pasien, dokter, dan perawat Rumah Sakit PGI Cikini. Selain dari potensi yang telah dijabarkan di atas, penulis juga mempertimbangkan suatu perancangan dengan memberikan pembanding melalui permasalahan-permasalahan yang menjadi faktor penghambat, antara lain : 1. Akses menuju lokasi hanya terdapat jalan yang tidak terlalu besar, yang hanya mampu dilalui oleh 2 kendaraan beroda empat atau lebih (dua ruas jalan secara beralawanan arah). Sehingga pengunjung dengan kondisi tertentu akan membutuhkan beberapa waktu untuk mencapai lokasi. Apabila sifatnya darurat, maka dapat menyebabkan hingga tingkat kematian;

2.

3.

4.

Lokasi Rumah Sakit PGI Cikini terlalu ke arah dalam dari jalan besar, sehingga pengunjung atau pasien yang baru akanmenyulitkan untuk mencapai lokasi; Area Rumah Sakit PGI Cikini berada di kawasan padat penduduk, sehingga dalam pembuangan limbah rumah sakit perlu diperhatikan dengan cermat dan teliti. Karena hal ini akan menimbulkan bahaya yang cukup serius kepada masyarakat sekitar, terutama bila terdapat penyakit dengan tingkat penularan tinggi dan mematikan; dan Area Rumah Sakit PGI Cikini berada di kawasan padat penduduk dengan rata-rata penduduk golongan menengah ke bawah, sehingga bila ditinjau untuk studi kelayakan pada aspek ekonomi akan menimbulkan kerugian yang besar apabila tidak dapat menyeimbangkan pengeluaran dengan pemasukkan namun tanpa mengurangi tingkat pelayanan kesehatan kepada pasien dan pengunjung.

PERANCANGAN Filosofi dalam perancangan Rumah Sakit PGI Cikini ini diadopsi dari penggabungan gaya bangunan (Ekletik) dari Tadao Ando, I.M. Pei dan Normal Foster. Dari gagasan arsitektur ekletik ini diharapkan dapat menciptakan keselarasan dan harmoni. Tema yang diusung dalam perancangan Rumah Sakit PGI Cikini ini adalah Ketenangan dan Keheningan. Tema ini merupakan tema yang diangkat sangat tepat dalam merancang Rumah Sakit, karena dalam pemulihan kesehatan secara fisik dan psikis diperlukan ketenangan untuk mempercepat laju penyembuhan pasien.

Gambar 1. Preseden Bentuk Bangunan Sumber : Google, 2021 Intensitas penggunaan lahan mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi [6]


Perubahan yang dilakukan adalah pembagian jalur untuk kendaraan pribadi/umum, ambulance, dan jalur mobil pemadam kebakaran. Pola sirkulasi yang dibentuk adalah pola linear dengan tujuan mempercepat pergerakan dari satu tempat ke tempat lain, terutama pada jalur mobil pemadam kebakaran dan ambulance.

Gambar 2. Lokasi Tapak Sumber : Analisis Pribadi, 2021 Koefisien Dasar Bangunan = 55% Luas Dasar Bangunan = 29.012 m2 Koefisien Luas Bangunan = 3,00 Luas Total Bangunan = 158.247 m2 Koefisien Dasar Hijau = 30% Luas Dasar Hijau = 7.121 m2 Koefisien Tapak Basement = 55% Luas Basement = 29.012 m2

Gambar 5. Analisis Alur Kegiatan Pasien Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 3. Pola Sirkulasi Kendaraan Bermotor Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 6. Analisis Alur Kegiatan Pasien IGD Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 4. Potongan Parsial Sumber : Analisis Pribadi, 2021 Pola sirkulasi pada tapak tidak banyak dilakukan perubahan, hanya terjadi pada bagian selatan tapak.


Gambar 9. Masterplan Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 7. Analisis Alur Kegiatan Dokter Sumber : Analisis Pribadi, 2021 Gambar 10. Tampak Bangunan Kamar Bedah dan Rumah Duka Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 11. Axonometri Struktur Bangunan Kamar Bedah dan Rumah Duka Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 8. Diagram Hubungan Antar Ruang Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 12. Tampak Bangunan Radioagmostik Sumber : Analisis Pribadi, 2021


Gambar 13. Axonometric Struktur Bangunan Radioagnostik Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 14. Tampak Struktur Bangunan Rawat Jalan dan Poli Klinik Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 17. Axonometric Struktur Bangsal Rawat Inap Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 18. Konsep Utilitas Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 15. Axonometric Struktur Bangunan Rawat Jalan dan Poli Klinik Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 19. Detail Plumbing Rawat Inap Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 16. Tampak Bangsal Rawat Inap Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 20. Detail Plumbing Rawat Inap Sumber : Analisis Pribadi, 2021


Gambar 21. Perspektif Interior Bangsal Rawat Inap VIP Sumber : Analisis Pribadi, 2021

Gambar 22. Perspektif Eksterior Unit Gawat Daurat Sumber : Analisis Pribadi, 2021 KESIMPULAN Kunci keberhasilan merancang sebuah rumah sakit adalah kecepatan pergerakan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan sirkulasi yang terintegrasi. Maka, pola sirkulasi pada perancangan Re-design Rumah Sakit PGI Cikini dibuat menggunakan pola linear. Pengolahan gubahan massa dibagi berdasarkan bentuk tapak, dan pola pembagian ruang terbagi atas modular struktur yang disesuaikan dengan bentuk massa bangunan. Sedangkan pada bangunan cagar budaya ciri khas nya diperkuat dengan mengurangi eksistensi bangunan baru melalui fasad-fasad nya. Dan bangunan baru menggunakan material yang dapat menembus cahaya agar memberikan efek psikologis penghormatan pada bangunan cagar budaya tersebut. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5]

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 24 Ayat 2 dan 3 Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid II Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi. PT Erlangga. Jakarta Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 24 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Peryaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit[5]


PENERAPAN KONSEP TERPADU DAN PENGUATAN KARAKTER DI DALAM PENATAAN KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA DI KALIMALANG, CIPINANG, JAKARTA TIMUR Safira Nur Amany1, Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1

safira.nur.amany@gmail.com

Abstrak Perkembangan suatu kota dapat dibaca secara langsung, yaitu dari perkembangan infrastruktur pendukung aktivitas masyarakat yang semakin beragam. Secara fisik, perkembangan suatu kota dapat ditandai dengan semakin padatnya jumlah penduduk, semakin padatnya pembangunan dan semakin luasnya fasilitas perkotaan yang menunjang kegiatan sosial. dan perekonomian kota. Pengertian kawasan perdagangan dan jasa adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang melayani pengembangan kegiatan komersial, tempat kerja, tempat usaha dan tempat hiburan dan rekreasi, serta fasilitas umum/sosial pendukung. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis permasalahan yang terjadi pada proses perancangan. Hasil analisis kemudian menghasilkan sintesis yang akan digunakan dalam membuat konsep perancangan. Konsep perancangan menjadi dasar yang digunakan dalam proses perancangan ini. Tema dari perancangan ini yaitu kawasan perdagangan dan jasa yang terpadu, berkarakter, nyaman, aman dan ramah lingkungan, serta memanfaatkan potensi area lingkungan Kalimalang. Kawasan terpadu merupakan kawasan yang dikelola secara terintegrasi yang menyediakan berbagai macam fasilitas keperluan. Kawasan ini memanfaatkan Kalimalang sebagai pusat orientasi dari perancangan ini, Kalimalang yang sebagai pusat perancangan dapat dimanfaatkan dari segi ruang terbuka, sirkulasi, tata bangunan disepanjang kalimalang, dan lainnya. Berfokuskan terhadap Kalimalang ini menjadikan tema utama dalam perancangan ini.Kawasan perdagangan dan jasa di Kalimalang memiliki aspek utama dari perancangan ini yaitu untuk menata ulang lahan kawasan yang meliputi Taman kota (area bermain, ruang terbuka hijau, plaza UKM, kolam, taman burung), Taman lingkungan tepi kalimalang (ruang terbuka hijau), Sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan, angkutan umum, dan area parkir. Kata Kunci: Kawasan Perdagangan, Penataan, Kalimalang The development of a city can be read directly, namely from the development of supporting infrastructure for community activities that are increasingly diverse. Physically, the development of a city can be characterized by the denser population, the denser the development and the wider urban facilities that support social activities. and the city's economy. The definition of commercial and service area itself is the designation of space which is part of a cultivation area that serves the development of commercial activities, workplaces, places of business and places of entertainment and recreation, as well as supporting public/social facilities. The data that has been obtained is then analyzed for problems that occur in the design process. The results of the analysis then produce a synthesis that will be used in making the design concept. The design concept is the basis used in this design process. The theme of this design is a trade and service area that is integrated, characterized, comfortable, safe and environmentally friendly, and utilizes the potential of the Kalimalang environmental area. Integrated area is an area that is managed in an integrated manner that provides various kinds of facilities. This area utilizes Kalimalang as the orientation center of this design, Kalimalang as the design center can be utilized in terms of open space, circulation, building layout along Kalimalang, and others. Focusing on Kalimalang is the main theme in this design. The trade and service area in Kalimalang has the main aspect of this design, namely to rearrange the land area which includes city parks (play areas, green open spaces, SME plazas, ponds, bird parks), Kalimalang edge environmental park (green open space), pedestrian and vehicle circulation, public transportation, and parking areas. Keyword; Trade Area, Arrangement, Kalimalang

1


1. PENDAHULUAN Tujuan didirikannya kawasan komersial dan jasa adalah menyediakan ruang untuk akomodasi pekerja berupa perkantoran, pertokoan, jasa, rekreasi dan pelayanan masyarakat, menyediakan ruang yang cukup untuk akomodasi peralatan fisik dasar berupa fasilitas pendukung. bahwa mereka Bekerja. bagi terselenggaranya dan berkembangnya kehidupan ekonomi, sosial dan budaya agar dapat berfungsi dengan baik dan memberikan ruang yang cukup bagi fasilitas umum, khususnya untuk kegiatan produksi dan penjualan yang dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Iwan, Mulyana (2010). Tata guna lahan pada kawasan perdagangan dan jasa yang ditetapkan berfungsi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan tetap melestarikan sumber daya tersebut sebagai cadangan untuk pembangunan berkelanjutan dan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian fungsi lingkungan. Perkembangan penduduk dan lembagalembaga pendukungnya berdampak pada peningkatan ekonomi kotamadya. Perkembangan ekonomi akan memberikan dorongan untuk meningkatkan jumlah urbanisasi tambahan, sehingga populasi kota meningkat kembali sehingga menciptakan rantai yang terus berputar yang berdampak besar pada permintaan ruang di kota. Atas dasar tersebut dapat diketahui bahwa keberadaan kegiatan perdagangan dan jasa yang berkembang pesat di kawasan Cipinang berdampak pada perubahan penggunaan lahan. Perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa ini telah memicu tumbuhnya kegiatan lain serta kegiatan penunjang pemanfaatan lahan dalam satu kawasan. Berdasarkan data lokasi yang didapatkan terdapat beberapa permasalahan antara lain yaitu; Terjadi kepadatan kendaraan pada kawasan kalimalang yang dikarenakan adanya pembangunan proyek jangka panjang pada kawasan cipinang, kurangnya pengembangan pada ruang terbuka sesuai kebutuhan ruang terbuka pada kawasan kalimalang, Kurangnya sirkulasi dan pola pedestrian bagi pejalan kaki di sepanjang Kalimalang, Tidak terdapat fasilitas umum dan street furniture yang memadai di sepanjang Kalimalang di Cipinang.

dari perancangan ini, kalimalang yang sebagai pusat perancangan dapat dimanfaatkan dari segi ruang terbuka, sirkulasi, tata bangunan disepanjang kalimalang, dan lainnya. Berfokuskan terhadap kalimalang ini menjadikan tema utama dalam perancangan ini. Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan: 1) Tidak berada di kawasan lindung dan kawasan bencana alam; 2) Posisi geografis yang lebih unggul, yang dapat dengan mudah dijangkau dari seluruh penjuru kota; 3) Dilengkapi dengan fasilitas seperti tempat parkir umum, bank/ATM, kantor polisi, stasiun pemadam kebakaran, kantor pos, tempat ibadah, kegiatan komersial dan fasilitas penunjang kegiatan wisata; 4) Termasuk perdagangan lokal, perdagangan regional dan perdagangan lintas daerah. Untuk mengatasi permasalahan di kawasan ini, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mendukung pemerintah negara bagian dalam pengembangan kawasan yang menjadi pusat perdagangan dan jasa, yaitu melalui: 1) Penataan dan relokasi PKL ke berbagai titik/rute perpindahan penumpang, termasuk mempromosikan PPK 2) Perbaikan infrastruktur perkotaan dalam mendukung konsep TOD, termasuk penataan trotoar yang menghubungkan antar moda 3) Penataan taman dan ruang terbuka hijau 4) Membangun pedestrian fasilitas, termasuk persimpangan, menghubungkan fasilitas persimpangan angkutan umum ke pusat-pusat kegiatan 5) Mengontrol arus orang atau penduduk untuk memfasilitasi akses ke tujuan atau tempat penampungan bagi PKL, pusat perbelanjaan atau fasilitas umum lainnya 6) Mengembangkan / meningkatkan kualitas kota penerangan 7) Pengaturan lalu lintas dan lalu lintas jalan, termasuk pengawasan parkir liar 8) Pemasangan rambu dan marka jalan raya 9) Perbaikan saluran air Adapun studi banding yang terkait dalam Penataan Kawasan Perdagangan Dan Jasa Di Kalimalang, Cipinang, Jakarta Timur

2. TINJAUAN PUSTAKA 1. Studi Banding Revitalisasi Kalimalang Bekasi Tema dari perancangan ini yaitu kawasan perdagangan dan jasa yang terpadu, berkarakter, nyaman, aman dan ramah lingkungan, serta memanfaatkan potensi area lingkungan kalimalang. kawasan terpadu merupakan kawasan yang dikelola secara terintegrasi yang menyediakan berbagai macam fasilitas keperluan. Kawasan ini memanfaatkan kalimalang sebagai pusat orientasi

Studi banding yang pertama mengambil kasus revitalisasi kawasan Kalimalang di wilayah Bekasi, yang terletak di Jl. Mayor Madmuin Hasibuan 1, RT.004/RW.002, Marga Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat 17141. nantinya akan dibangun 4 zona. Total seluruh zona memiliki luas 19.190 meter persegi yang terbagi 2


menjadi dua sisi. Sisi utara memiliki luas 5.290 meter persegi, sementara sisi selatan akan memiliki luas 13.900 meter persegi. Preseden terhadap kawasan ini menyangkut masalah penataan ruang-ruang terbuka kawasan, pola sirkulasi, dan tata massa bangunan, serta penampilan kawasan dan pemanfaatan ruang terbuka air.

ini memanjang sekitar 500 meter (1.600 kaki) dari George Street ke Edward Street, dan memiliki lebih dari 700 pedagang kecil di lebih dari 40.000 meter persegi (430.000 kaki persegi) ruang pedagang, yang mencakup enam pusat perbelanjaan utama serta terdapat kegiatan jasa berupa perkantoran dan perbankan.

Penataan ini bertujuan untuk menciptakan area perayaan. Meskipun area perayaan akan dibangun, pastikan keselamatan dipertimbangkan saat membangunnya. Dalam pelaksanaan usulan ruang sosial, ruang kegiatan dan ruang hijau di sekitar badan air, perlu mempertimbangkan aspek-aspek seperti keselamatan, kelancaran aliran (air) dan operasi pemeliharaan saluran.

Kawasan perdagangan dan jasa menerapkan konsep hidup hijau ekologis, termasuk banyak indikator seperti infrastruktur hijau, transportasi hijau, dan bangunan desain hijau. Prinsip ini mengutamakan pengadaan infrastruktur yang hemat energi, berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kemudian konsep transportasi hijau adalah mewujudkan konsep transportasi ramah lingkungan dengan menyediakan sepeda, pejalan kaki yang nyaman, menyediakan transportasi umum, dan mengurangi penggunaan. dari kendaraan bermotor. Konsep green design building yang diwujudkan dengan membeli bangunan hemat energi, menghadap matahari, dan menyediakan ruang terbuka hijau di setiap bangunan. Oleh karena itu, diharapkan dengan dibangunnya tempat wisata ini dapat memberikan kebanggaan baru bagi masyarakat Bekasi. Biarkan warga Bekasi berkumpul di ruang terbuka hijau, tidak hanya berkumpul di pusat perbelanjaan. Selain itu, di tempat yang sama, lanskap lembut tanaman, monumen, tiang bendera, rambu taman, dan trotoar (trotoar/jalur) dirancang untuk mengarah ke alun-alun kecil di Koridor Kalimalang. Penataan Kalimalang telah diselaraskan dengan proyek pembangunan jalan tol Becakayu yang tak jauh dari Taman Kalimalang. Sementara itu, terkait dengan sistem pintu air dan pengendalian level air, ia menyatakan bahwa hal itu telah dikomunikasikan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia serta Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jabar. 2. Studi Banding Kawasan Queen Street Mall Brisbane, Australia Queen Street Mall adalah sebuah kawasan perdagangan dan jasa yang terletak di Queen Street di pusat kota Brisbane, Queensland, Australia. Kawasan

Di persimpangan Queen Street dan Albert Street di tengah pusat perbelanjaan terdapat struktur baja setinggi 15 meter (49 kaki) yang dirancang untuk memberikan keteduhan dan perlindungan dari cuaca. Tempat hiburan untuk musik, pertunjukan model, dan pertunjukan lainnya terletak di ujung George Street Mall, antara Mayr Centre dan Queen Adelaide Building. Panggung ditutupi oleh atap setinggi 11 meter (36 kaki). Di bawah Queen Street Mall adalah Terminal Bus Queen Street. Selama pengembangan tahap pertama dan kedua pusat perbelanjaan, fasad bangunan cagar budaya dipertahankan, memberikan tampilan baru pada pusat perbelanjaan. METODOLOGI PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam proses perancangan menggunakan data yang diperoleh dengan beberapa cara, yaitu: 1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui survei dan observasi langsung serta wawancara dengan instansi yang bertanggung jawab. a) Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mewawancarai secara 3


langsung informan atau pihak-pihak yang terkait pada suatu masalah. b) Observasi Pengumpulan data, Dilakukan dengan pengamatan langsung pada lokasi dan permasalahan yang akan dikaji dengan melakukan survei langsung ke lapangan 2. Data Sekunder ini merupakan data-data yang diperoleh dari literatur-literatur seperti artikel dan internet yang berkaitan dengan judul tugas yang sedang dibahas. Analisis akan dilakukan terhadap elemen-elemen perancangan atau pemetaan kawasan yang meliputi: -

pola tata guna lahan dan aktivitas kawasan pola tata masa bangunan dan figure ground kawasan pola ruang terbuka dan ruang terbuka hijau pola sirkulasi (kendaraan dan pejalan kaki) dan parkir penampilan/fasad kawasan signage/ penanda kawasan termasuk papan informasi dan papan reklame perabot jalan (street furniture) : bangku taman, tempat sampah, lampu jalan/ taman

Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis permasalahan yang terjadi pada proses perancangan. Hasil analisis kemudian menghasilkan sintesis yang akan digunakan dalam membuat konsep perancangan. Konsep perancangan menjadi dasar yang digunakan dalam proses perancangan ini. PERANCANGAN

a. Tema Tema dari perancangan ini yaitu kawasan perdagangan dan jasa yang terpadu, berkarakter, nyaman, aman dan ramah lingkungan, serta memanfaatkan potensi area lingkungan kalimalang. Kawasan terpadu merupakan kawasan yang dikelola secara terintegrasi yang menyediakan berbagai macam fasilitas keperluan. Kawasan ini memanfaatkan Kalimalang sebagai pusat orientasi dari perancangan ini, Kalimalang yang sebagai pusat perancangan dapat dimanfaatkan dari segi ruang terbuka, sirkulasi, tata bangunan di sepanjang Kalimalang, dan lainnya.

Lokasi kawasan yang memiliki luas lahan ± 13,3 Ha ini berada di 2 kecamatan yaitu Kecamatan Cipinang dan Kecamatan Duren Sawit yang dibatasi oleh Kalimalang. Lokasi kawasan ini cukup strategis karena dikelilingi oleh sekolah, universitas, mall, perkantoran, kios pedagang, dan rumah warga. Kawasan ini memiliki koefisien dasar bangunan 30%, dan koefisien dasar hijau 45% Batasan substansi tematik pada lokasi perancangan ini meliputi substansi perancangan kawasan perdagangan dan jasa yang terpadu, berkarakter, nyaman, aman dan ramah lingkungan, serta memanfaatkan potensi area lingkungan kalimalang. Sedangkan batasan substansi arsitektural pada lokasi perancangan ini meliputi kawasan perdagangan dan jasa.

c. Konsep Struktur Peruntukan Lahan Berdasarkan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Jakarta Timur, lokasi perancangan ini memiliki peruntukan perkantoran, perdagangan dan jasa, ruang terbuka hijau, pelayanan pendidikan, dan perumahan. Namun pada lokasi perancangan ini ada beberapa peruntukan lahan yang tidak sesuai peraturan. Dilihat dari kondisi lokasi perancangan ini dapat dilakukan beberapa penanganan yaitu mengembalikan peruntukan lahan yang sesuai dari data pemerintah, memindahkan para penghuni liar yang menempati lahan hijau, dan juga memprioritaskan fungsi utama lahan perdagangan dan jasa.

Aspek utama dari perancangan ini yaitu untuk menata ulang lahan kawasan yang meliputi;  Taman kota (area bermain, ruang terbuka hijau, plaza UKM, kolam, taman burung)  Taman lingkungan tepi kalimalang (ruang terbuka hijau)  Sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan, angkutan umum, dan area parkir b. Tinjauan Regional Kawasan

4


Pada kawasan ini kondisi sirkulasi pada jl. Raya Kalimalang sudah cukup baik, sedangkan jl. Tarum barat bisa terbilang cukup buruk. Kondisi jalan pada jl. Tarum Barat sudah sangat rusak sebagian jalannya sudah tertutup tanah dan jalannya banyak yang berlubang. Tidak terdapatnya jalur pedestrian juga mengganggu sirkulasi kendaraan di jl. Tarum Barat.

Berdasarkan pola tata guna lahan Jakarta Timur, sebagian besar lokasi perancangan memiliki zonasi warna ungu yaitu peruntukan perkantoran, perdagangan dan jasa.

Pada lokasi kawasan ini terdapat 2 jembatan yaitu jembatan penyebrangan orang yang memiliki lebar ±1,2m dan juga jembatan penyebrangan yang hanya bisa dilalui 1 kendaraan mobil dengan lebar jalan ±5m. Kondisi jembatan penyebrangan orang sudah cukup buruk, banyak bagian dari pengaman jembatan sudah rusak. Untuk kondisi jembatan penyebrangan kendaraan kondisinya sudah cukup baik tetapi untuk batas pengaman kurang cukup aman.

Zona 1 (3,43 Ha) = RTH, Sekolah, Kantor, Perdagangan, Perumahan Zona 2 (5,42 Ha) = Mall, Sekolah, RTH, Perumahan Zona 3 (4,54 Ha) = RTH, Perdagangan, Perumahan d. Konsep Intensitas Pemanfaatan Lahan Kondisi eksisting lahan dinilai memiliki intensitas lahan yang cukup. Kondisi ini dikarenakan masih ada beberapa lahan kosng yang dijadikan tempat parkir bersama, dan area hijau yang terbengkalai. Lahan ini memiliki bangunan dengan minimal 1-2 lantai dan tinggi bangunan maksimal 2 sampai 4 lantai dengan KDH pada tapak zonasi perdagangan 40% sehingga tetap ada ruang hijau didalam tapak. Itensitas pemanfaatan lahan dilakukan perbaikan lahan, apabila ada kesalah gunaan pada lahan di area kawasan perancangan. Pada kawasan ini pemanfaatan lahan sudah cukup baik dan masih banyak lahan kosong, tetapi perawatan dari lahan ini masih kurang.

Pada kondisi aktual, kawasan ini tidak memiliki lahan parkir sehingga dibuat lahan parkir pada area pertokoan. Lebar jalan juga diperbaiki karena pada eksisting nya lebar jalan tidak sama. Dan juga terdapat penambahan jembatan penyebrangan kendaraan untuk mempermudah akses menuju koridor utama

e. Konsep Sirkulasi Kawasan Pada kawasan ini terdapat 2 jalan utama yaitu Jl. Raya Kalimalang dan Jl. Tarum barat, Jl. Raya Kalimalang sepanjang ±0,53 km ini memiliki lebar jalan ±12m dengan 2 arah kendaraan dan memiliki lebar jalan paling luas di depan mall Cipinang dengan lebar jalan ±19m, sedangkan jl. Tarum Barat memiliki lebar jalan ±6m dengan 2 arah kendaraan.

Pada kondisi aktual, kawasan ini kurang adanya pedestrian pada jl. Raya Kalimalang, dan tidak ada jalur pejalan kaki di sepanjang jl. Tarum Barat. Pada kawasan ini juga terdapat 1 jembatan penyebrangan orang yang sudah kurang layak pakai.

5


Sehingga desain konsep yang didapatkan yaitu di buat pedestrian di sepanjang jl. Raya Kalimalang yang saling menyambung dengan jl. Tarum Barat. Lalu dibuat jembatan penyebrangan orang yang menyebrangi kali dan jalan dengan menggunakan ramp f. Konsep Tata Massa Bangunan Pada kawasan ini gaya bangunan lebih mengarah ke gaya arsitektur minimalis yaitu gaya arsitektur yang menekankan pada pertimbangan fungsional, gaya arsitektur ini bisa terlihat dari bangunan toko-toko di sepanjang jalan, kantor, dan juga dari pusat perbelanjaan mall. Kawasan ini tidak memiliki cagar budaya atau tempat bersejarah lainnya. Di sepanjang Jl. Raya Kalimalang garis sepadan bangunan atau GSB sudah mengikuti peraturan pemerintah, dengan GSB terdekat yaitu 3m yang masih merupakan batas aman dari garis sepadan bangunan.

Terdapat beberapa area yang mendukung aktivitas di dalam ruang terbuka ini yaitu seperti area bermain, tempat berkumpul, area parkir, area wisata kuliner, taman burung, kolam air, dan plaza UKM

Skyline di sepanjang Jl. Raya Kalimalang rata-rata memiliki ketinggian yang sama kecuali bangunan tinggi kantor dan pusat perbelanjaan mall. Pola massa linear (lurus) dengan orientasi bangunan menghadap jalan utama. g. Konsep Ruang Kawasan

Terbuka

dan

Vegetasi

Pada kawasan ini kurang adanya pepohonan rindang disekitar kawasan, disekitar kawasan ini juga sudah cukup banyak tanaman-tanaman rendah disepanjang jalan. Disepanjang jalan dibawah tol becakayu terlihat sangat tandus yang merupakan dampak dari pembangunan tol becakayu yang terlampau cukup lama sehingga merusak tanah. Konsep pada RTH di kawasan perdagangan dan jasa ini adalah pendekatan alam terhadap pengguna kawasan ini. Menjadikan RTH ini sebagai sarana penyejuk sekaligus area bersantai untuk warga sekitar untuk berinteraksi secara sosial. Terdapat beberapa jenis pohon pada ruang terbuka ini yaitu terdapat pohon-pohon dengan tajuk yang melebar seperti pohon ceri, mapel, dan palem. Pada ruang terbuka ini juga terdapat tanaman rendah seperti tanaman hias sejenis mawar, tanaman perdu, pohon fir, dan juga rowan.

h. Konsep Prasarana Dan Utilitas Kawasan Pada kawasan ini utilitas kawasan mengikuti data eksisting dari data pemerintahan DKI Jakarta. Terdapat beberapa konsep dari drainase, sistem jaringan listrik dan komunikasi, dan sistem pembuangan sampah. 

Drainase

Saluran drainase terdapat di sepanjang pinggir jalan dari dalam gang kecil hingga jalan utama dan akan berakhir di kalimalang dan kali sunter. Untuk penempatan manhole mengikuti data actual dari data utilitas Jakarta.

6


KESIMPULAN Yang dimaksud dengan sektor perdagangan dan jasa itu sendiri adalah peruntukan kawasan yang merupakan bagian dari kawasan budidaya, pengembangan kegiatan komersial, pekerjaan, komersial dan fasilitas hiburan dan rekreasi serta promosi fasilitas umum/sosial.

Sistem Jaringan Listrik dan Komunikasi

Jaringan listrik ini terdapat di setiap pelosok gang kecil dalam perumahan dan juga terdapat di jalan utama. Terdapat pusat transmisi dan pemancar jaringan telekomunikasi di belakang kampus akpindo

Berfokuskan terhadap kalimalang ini menjadikan tema utama dalam perancangan ini.Kawasan perdagangan dan jasa di kalimalang memiliki aspek utama dari perancangan ini yaitu untuk menata ulang lahan kawasan yang meliputi Taman kota (area bermain, ruang terbuka hijau, plaza ukm, kolam, taman burung), Taman lingkungan tepi kalimalang (ruang terbuka hijau), Sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan, angkutan umum, dan area parkir. Kawasan perdagangan dan jasa di kalimalang memiliki aspek utama dari perancangan ini yaitu untuk menata ulang lahan kawasan yang meliputi; Taman kota (area bermain, ruang terbuka hijau, plaza ukm, kolam, taman burung), Taman lingkungan tepi kalimalang (ruang terbuka hijau), Sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan, angkutan umum, dan area parkir. DAFTAR PUSTAKA [1] Laporan Perekonomian Provinsi DKI Jakarta (Mei 2020), https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajianekonomi-regional/jakarta/Pages/LaporanPerekonomian-Provinsi-DKI-Jakarta-Mei-2020.aspx

Sistem Pembuangan Sampah

Sampah akan dikumpulkan dari titik-titik pembuangan sampah dan dipilih untuk menjadi kompos sebelum sampah dibuang ke tempat pembuangan umum.

[2] Peta Guna Lahan Eksisting DKI Jakarta https://jakartasatu.jakarta.go.id/portal/apps/webappvi ewer/index.html?id=1c1bfcced2cb4852bbeaefcd968a 6d04 [3] Iwan, Mulyana, M.Sc. (2010). Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa http://moeljawan.blogspot.com/2010/06/kawasanperuntukkan-perdagangandan.html#:~:text=Kawasan%20peruntukan%20perda gangan%20dan%20jasa,kontribusi%20yang%20domi nan%20terhadap%20PDRB. [4] Unterman, Richard K. 1984. Accomodating The Pedestrian: Adapting Towns and Neighbourhoods for Walking and Bicycling. New York: Van Nostrand Reinhold Company [5] Ananda Muhammad Firdaus, (2019). Revitalisasi Tahap Pertama Kalimalang Dibangun Zona Selebrasi. http://www.ayobekasi.net/read/2019/10/01/3670/revit alisasi-tahap-pertama-kalimalang-dibangun-zonaselebrasi [6] Riza Wahyu Pratama, (2019). Revitalisasi Kalimalang Tahap satu bangun zona selebrasi. https://republika.co.id/berita/pyohri463/nasional/jabo detabek-nasional/19/09/30/pyn1a4368-revitalisasikalimalang-tahap-satu-bangun-zona-selebrasi 7


HOTEL RESORT DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS MODERN DIPULAU BALI 1,2

Farhan Fathurrahman1, Nama Penulis2 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 emailpenulis, 2 emailpenulis

_________________________________________________________________________________ Abstrak Pariwisata merupakan sektor industri yang dapat memperkenalkan keindahan alam, seni dan budaya Indonesia kepada negara luar dan dapat sebagai sumber devisa negara. Pulau Bali terkenal indah dan eksotik sehingga menjadi destinasi wisata dunia. Wisatawan mancanegara yang datang ke Bali membutuhkan tempat tinggal sementara di hotel. Salah satu jenis hotel adalah resort hotel yang biasanya langsung berhadapan dengan pemandangan alam yang indah, misalnya pantai. Hotel Resort memiliki fungsi fungsi sebagai fasilitas akomodasi yang melayani wisatawan. Dengan merancang hotel resort dipulau bali dengan nuansa tropis modern, diharapkan dapat membantu sektor pariwisata yang ada di Indonesia. Arsitektur tropis modern adalah perpaduan dari tema arsitektur modern dan tropis tentang bagaimana merancang bangunan modern yang mengikuti perkembangan desain dalam dunia arsitektur tetapi tetap menyesuaikan iklim tropis serta memerhatikan kenyamanan pengguna bangunan. Untuk mendukung tema perancangan, maka dimasukan ornamen geometris dan elemen alam seperti air dan tanaman hijau yang menjadikan bangunan semakin sejuk ditambah dengan posisi bangunan menghadap langsung ke pantai. Agar perancangan dapat terancang dengan baik, maka dibutuhkannya metode perancangan. Metode yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Perancangan menghasilkan bangunan yang berundak – undak yang dibagi menjadi 3 massa bangunan dan disatukan menjadi satu untuk memaksimalkan sirkulasi angin yang masuk ketapak. Angin yang masuk adalah angin laut yang berasal dari timur laut ke barat daya dan dari barat daya ke barat laut. Kata Kunci: Hotel Resort, Tropis Modern, Pariwisata. Abstract Tourism is an industrial sector that can promote the natural beauty, arts and culture of Indonesia to foreign countries and can be a source of foreign exchange for the country. The island of Bali are famous for being beautiful and exotic, making them a world tourist destination. Foreign tourists who come to Indonesia need temporary accommodation in hotels. Hotels has a function as accommodation facilities that serve tourists. One type of hotel is a resort hotel which is usually directly faced with beautiful natural scenery, such as the beach. By designing a resort hotel on the Bali island with a tropical modern architecture, hopefully it can help the tourism sector of Indonesia. Modern tropical architecture is a combination of modern and tropical architectural themes on how to design modern buildings that follow design developments in the world of architecture but still adapt to the tropical climate and pay attention to the comfort of building users. To support the design theme, geometric ornaments and natural elements such as water and greenery are included which make the building cooler coupled with the position of the building facing directly to the beach. In order for the design to be well designed, a design method is needed. The method used is to collect primary data and secondary data. The design resulted in a building with terraces which were divided into 3 building masses and united into one to maximize the circulation of wind entering the site. The incoming wind is a sea breeze that comes from the northeast to the southwest and from the southwest to the northwest. Keywords: Resort Hotel, Modern Tropical, Tourism. _________________________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Bali adalah sebuah pulau di Indonesia yang alamnya cukup indah seperti pegunungan berapi yang hijau, terasering sawah yang unik, pantai, dan terumbu karang yang cantik dan Bali dikenal karena memiliki tempat wisata yang cukup banyak seperti terdapat wisata religi di Pura Uluwatu yang berdiri di atas tebing. Di Selatan, kota pesisir pantai Kuta menawarkan wisata hiburan malam yang tak pernah sepi, sementara Seminyak, Sanur, dan Nusa Dua dikenal dengan suguhan resort yang populer. Pulau Bali

juga dikenal sebagai tempat untuk relaksasi dengan yoga dan meditasi. Pariwisata adalah suatu sektor industri yang semenjak awal telah direncanakan dan digalakan oleh Pemerintah Indonesia, dengan tujuan untuk mendatangkan devisa dan memperkenalkan Negara Indonesia kepada Negara luar melalui sektor pariwisata. Tamu negara luar yang sedang wisata di pulau Bali tentu membutuhkan tempat tinggal sementara salah satunya yaitu hotel. Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa


penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial, Dirjen Pariwisata – Depparpostel. Sementara itu, terdapat Resort Hotel yaitu hotel yang dibangun di tempat wisata, tujuan jenis hotel ini yaitu sebagai fasilitas akomodasi dari suatu aktivitas wisata. Dari hal tersebut dan dengan menggunakan metode perancangan secara primer dan sekunder, maka Bali membutuhkan hotel resort untuk mendukung sektor pariwisata Indonesia dengan bernuansa tropis modern agar masih terciptanya suasana alam bali yang sangat asri. Dengan tersedianya Hotel Resort, maka akan menunjang dan memenuhi kebutuhan wisatawan akan tempat untuk beristirahat sehingga dapat meningkatkan kualitas liburan untuk para wisatawan dan dapat meningkatkan taraf hidup serta kesehjateraan sosial warga masyarakat Bali. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Hotel Menurut Surat keputusan menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No : KM 34/HK 103/MPPT87, Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan pemerintah. Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh Dirjen pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78. Kriteria klasifikasi hotel bintang tiga adalah Jumlah kamar standar minimum 50 kamar, Kamar suite minimum 3 kamar, Kamar mandi di dalam, Luas kamar standar minimum 30 m², Luas kamar suite, minimum 48 m². Jenis-jenis penamaan kamar yang ada di hotel yaitu kamar standar/regular room yaitu dimana segala perlengkapan dan fasilitas yang terdapat di dalam kamar, selanjutnya kamar suite/suite room adalah kamar dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar. Jenis - jenis penamaan kamar suite yang ada di dalam hotel antara lain Deluxe Suite, Suite Superior, Family Suite / Room, Presidential suite, Penthouse. Double bedded room adalah kamar yang dilengkapi dengan satu tempat tidur. Twin bedded room adalah kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua orang. B. Definisi Sanggraloka atau resor Resort adalah tempat untuk relaksasi atau rekreasi, menarik pengunjung untuk berlibur. Sanggraloka juga tempat, kota atau kadang-kadang bangunan komersial yang dioperasikan oleh suatu perusahaan. Sebutan “sanggraloka” kadang salah digunakan untuk mengartikan hotel yang tak menyediakan amenity yang dbutuhkan untuk menjadi sebuah sanggraloka. Tetapi, hotel merupakan fitur utama sebuah sanggraloka.

C. Kegiatan dan Pelaku Kegiatan Pada Bangunan

Kegiatan Dan Pelaku Kegiatan Pada Hotel resort diantaranya adalah Pengunjung dan pengelola. Pengunjung dibagi menjadi dua, yaitu pengunjung menginap yaitu pengunjung yang menyewa tempat untuk bermalam dan menggunakan fasilitas yang ada di hotel sehingga membutuhkan privasi, keamanan, dan kenyamanan. Dan pengunjung tidak menginap yaitu pengunjung yang datang hanya sekedar menggunakan fasilitas – fasilitas penunjang yang ada di hotel. Pengelola adalah pihak yang bertanggung jawab atas system pengelolaan suatu hotel resort dan fasilitas – fasilitas yang berjalan sesuai fungsinya. D. Studi Preseden 1. ST.Regis Bali Resort (Pantai Nusa Dua) Hotel yang menjadi bagian starwood hotel & resort ini menjadi salah satu penginapan terbaik dibilangan nusa dua. Hotel tersebut memberikan pantai pribadi dan laguna air asin serta kemudahan akses menuju pantai mengiat. 2. Sosfitel Bali Nusa Dua Resort Berada didalam Kawasan resort pantai bintang lima semenanjung bali. Disamping akses ke pantai privat, juga bisa menikmati nikmatnya berendam dikolam renang outdoor yang sangat luas, kolam renang laguna, dan kolam renang hot tub. Perpaduan unsur klasik dan modernya begitu terasa dari arsitektur dan furniture yang dipilih. Masing – masing restoran dan bar memiliki konsep tersendiri, seperti cucina yang menawarkan kombinasi mediteranian dan italia.

Gambar 1. Preseden Hotel Resor di Bali METODOLOGI PERANCANGAN Metode yang dipakai dalam perancangan ini yaitu menggunakan data primer dan sekunder. Dimana metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang diperlukan dalam merancang. Data primer didapatkan dari pengumpulan data yaitu dokumentasi secara online, metode pengumpulan data ini digunakan untuk memperkuat metode observasi. Dengan metode dokumentasi secara online maka data yang diperoleh akan jelas dan juga nyata. Data sekunder merupakan metode perancangan dengan cara mengumpulkan informasi dari sumber literatur dan dari peraturan yang berlaku, yang terdiri dari rencana tata ruang kota atau RTRW dan hak guna lahan.

PERANCANGAN A. Lokasi Lokasi tapak berada di jl. Pantai kuta , Banjar Pande Mas, Kuta, Kabupaten Badung, Bali 80361.


Tapak memiliki luas sebesar 2.1 hektar dengan KDB sebesar 40%, KLB sebesar 2 dan KDH sebesar 30%. Lokasi sangat strategis untuk pembangunan hotel resort bagi para wisatawan karna letaknya langsung menghadap pantai.

tanaman untuk meredam kebisingan. Diletakan pepohonan mengelilingi tapak untuk mengurangi kebisingan pada bangunan

Gambar 5. Analisis Vegetasi dan Kebisingan

Gambar 2. Lokasi Perancangan B. Analisa Tapak Untuk matahari dan angin, angin berhembus dari timur laut ke barat daya, dan dari barat daya ke barat laut. Untuk mereduksi cahaya yang berlebih, pada arah barat terdapat tanaman dengan daun yang rindang. Arah matahari bergerak dari timur kebarat. Orientasi arah bangunan juga sudah tepat, yaitu menghadap keutara, sesuai arah pergerakan matahari. Kontur pada bagian ini cenderung agak menurun sehingga kontur pada tapak di fill hingga sama rata pada sekitar tapak.

View pada arah utara langsung mengarah pada shopping center. Pada area ini dapat digunakan sebagai area service dan area terbuka hijau. View dibagian barat langsung mengarah ke laut. Pada area ini dapat dimanfaatkan sebagai main gate dan exit kendaraan. View dari sisi ini harus menunjukan citra bangunan yang ingin di tampilkan serta menjadi iconic suatu Kawasan. View pada bagian selatan langsung mengarah ke bangunan hotel. Pada area ini bisa digunakan sebagai area ruanng terbuka hijau. View pada bagian sebelah timur terdapat permukiman warga. view bangunan pada sisi ini digunakan sebagai sisi belakang pada bangunan dan dapat digunakan untuk area loading dan service.

Gambar 3. Analisis Iklim dan Kontur Aksesbilitas tapak pada bagian utara terdapat jalan dengan lebar 3 meter, Pada sisi barat terdapat jalan utama dengan lebar jalan 10 meter dan pada bagian selatan terdapat jalan dengan lebar 3 meter. Untuk sirkulasi kendaraan entrance dan exit akan ditempatkan pada sisi Barat yang juga terdapat jalan utama agar akses keluar/masuk kendaraan mudah.

Gambar 6. Analisis View C. Analisa Bangunan pengelompokan jenis kegiaatan terhaap bangunan yang dirancang yang berhubungan dengan pelaku kegiatan dann ruang yang dibutuhkan. Terdapat beberapa jenis kegiatan yaitu kegiatan utama yiatu menginap untuk pengunjung, kegiatan penunjang yang didalamnya menunjang kegiatan utama dan kegiatan pendukung yang dilakukan oleh pengelola untuk merawat serta memantau bangunan hotel resort.

`

Gambar 7. Analisis Bangunan Gambar 4. Aksesbilitas dan Sirkulasi Terdapat sumber kebisingan tertinggi pada bagian barat site yang berasal dari pantai dan kendaraan pada jalan utama. Terdapat sumber kebisingan pada bagian utara, timur, dan selatan cenderung rendah yang berasal dari aktifitas orang sekitar tapak. Pada sumber kebisingan tertinggi diletakkan dengan banyaknya

Bentuk bangunan terdiri dari 3 massa yang disambung menjadi satu. Gubahan massa ini memungkinkan penghawaaan alami dapat masuk ke seluruh ruangan karena berdasarkan arah angin yang melewati tapak. Bangunan dibuat berundak – undak untuk mendapatkan konsep modern yang terdapat pada tema perancangan. Bangunan hotel resort dirancang menggunakan tema tropis modern. Untuk mendukung


tema perancangan maka beberapa elemen dimasukan seperti air, dan tanaman hijau untuk membuat suasana menjadi tropis karena banyaknya tanaman hijau menjadikan bangunan semakin sejuk ditambah lagi bangunan langsung menghadap ke pantai langsung.

Gambar 10. Konsep Bangunan Gambar 8. Ornamen Bangunan sistem penghawaan pada bangunan utama mengoptimalkan penghawaan alami dengan memanfaatkan angin dari pantai yang mengalir melalui bukaan – bukaan pada sisi barat dan timur bangunan. D. Filosofi dan Tema Bangunan Konsep bentuk bangunan hotel resort menyesuaikan dengan tapak. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan, yaitu : arah matahari, arah angin, view, dan kebisingan. Konsep filosofi bangunan yang berundak – undak untuk mendapatkan suasana modern yang dibalut dengan tema tropis modern. Tema yang digunakan dalam perancangan hotel resort adalah tropis modern. Tropis modern adalah perpaduan dari tema arsitektur modern dan tropis tentang bagaimana merancang bangunan modern yang mengikuti perkembangan desain dalam dunia artitektur tetapi tetap menyesuaikan iklim tropis serta memerhatikan kenyamanan pengguna bangunan. Konsep desain yang berundak – undak untuk mendapatkan kesesuaian pada tema perancangan bangunan yaitu tropis modern. E. Konsep Tapak Untuk jalur service menggunakan enterance utama dikarenakan jalur utama hanya 1 arah. Pada area site dibuat jalur pedestrian untuk sirkulasi pengguna jalan kaki.

G. Konsep Ruang Berdasarkan dengan kegiatan-kegiatan pengguna bangunan yang telah dianalisis aktifitasnya, maka dapat disimpulkan suatu kebutuhan ruang untuk masing-masing fungsi bangunan yang bersumber dari buku, standar-standar ruang menurut ernest neufert dalam architects data, time saver, dan studi besaran ruang bisa dilihat dalam table berikut: Tabel 1. Konsep Ruang

H. Konsep Struktur Struktur bawah menggunakan pondasi tiang pancang karena tekstur tanah yang cukup lunak, pondasi tiang pancang dapat meminimalisir penurunan tanah. Struktur tengah menggunakan beton karena material yang mudah didapat langsung, mudah pembuatan, dan tahan lama Upper structure Struktur atap yang dipakai adalah atap lasenar. I. Konsep Utilitas

Gambar 11. Sistem Utilitas Air Bersih Gambar 9. Konsep Tapak F. Konsep Bangunan Dasar bentuk bangunan berundak – undak untuk memaksimalkan sirkulasi angin yang datang/masuk ketapak, karena angin yang datang adalah angin laut yang berasal dari timur laut ke barat daya dan dari barat daya ke barat laut.

Gambar 12. Sistem Utilitas Air Kotor


KESIMPULAN

Gambar 13. Sistem elektrikal J. Hasil Perancangan

Perancangan hotel resort dengan pendekatan arsitektur tropis modern dipulau bali ini sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan di sektor wisata Indonesia yangmengusung tema tropis modern. Tropis modern adalah perpaduan dari tema arsitektur modern dan tropis tentang bagaimana merancang bangunan modern dalam dunia artitektur tetapi tetap menyesuaikan iklim tropis serta memerhatikan kenyamanan pengguna bangunan. Tema diterapkan dengan merancang bentuk massa yang berundak – undak untuk mendapatkan suasana modern dan dimasukan ornamen geometris dan elemen alam seperti air dan tanaman hijau yang menjadikan bangunan semakin sejuk ditambah dengan posisi bangunan menghadap langsung ke pantai. DAFTAR PUSTAKA [1]

Gambar 14. Siteplan dan Blokplan [2]

[3]

Gambar 15. Tampak Hotel Resort

Gambar 16. Perspektif Eksterior Mata Manusia

Gambar 17 Perspektif Eksterior Mata Burung

Definisi Resort. Online di: http://wawasan06.blogspot.com/2014/02/pen gertian-hotelresort.html; Diakses pada 8 Oktober 2020. Program Ruang. Online di: http://eprints.undip.ac.id/55351/6/6._NUR_I NDAH_S_21020111130052_BAB_V.pdf; Diakses pada 10 Oktober 2020. Definisi Sanggra Loka. Online di: https://id.wikipedia.org/wiki/Sanggraloka; Diakses pada 10 Oktober 2020.


PENERAPAN KONSEP TERPADU PADA PENGEMBANGAN KAWASAN PUSAT PERDAGANGAN ALAT ELEKTRONIK DI KOTA DEPOK Juanita Citra Trimurti1 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 juanitacitraa@gmail.com

1

__________________________________________________________________________________ Abstrak Pada tahun 2016, Pemerintah kota Depok memiliki program unggulan yaittu ‘Depok Cyber City’. Program tersebut dirancang dengan maksud mendukung kota Depok dalam perkembangan di bidang Teknologi Informasi sehingga masyarakat kota Depok dapat mengenal dan menggunakan teknologi dengan baik. Di era globalisasi, manusia membutuhkan alat elektronik agar dapat mempermudah dan mempercepat kegiatannya, sehingga pada saat ini banyak inovasi-inovasi terbarukan pada alat elektronik. Perkembangan yang pesat pada inovasi alat elektronik mendorong pergerakan ekonomi dalam kegiatan jual beli alat elektronik. Laju perdagangan dan jasa yang cepat dalam bidang alat elektronik membutuhkan wadah yang tepat sehingga dapat memfasilitasi para konsumen alat elektronik. Di Kota Depok sendiri sudah memiliki sebuah kawasan dengan kegiatan utamanya merupakan perdagangan dan jasa alat elektronik. Kawasan tersebut terletak di Jalan Arief Rahman Hakim, Kecamatan Beji, Kota Depok. Di sepanjang jalan tersebut telah memiliki aktifitas utama berupa perdagangan dan jasa khususnya di dalam sector alat elektronik. Namun, kawasan tersebut memiliki kekurangan berupa potensipotensi yang berada di sekitar kawasan yang belum digunakan sebagai mana mestinya. Dalam mendukung program pemerintah tersebut dan mendukung laju perdagangan dan jasa di bidang alat elektronik, maka dibutuhkan sebuah kawasan pusat perdagangan alat elektronik agar mempermudah masyarakat dan pemerintah dalam mencapai tujuan tersebut. Kata Kunci: Depok, Cyber City, Alat Elektronik, Globalisasi, Pusat Perdagangan dan Jasa, Kawasan. In 2016, the Depok city government had a flagship program called 'Depok Cyber City'. The program is designed with the intention of supporting the city of Depok in developments in the field of Information Technology so that the people of Depok can know and use technology well. In the era of globalization, humans need electronic devices in order to facilitate and speed up their activities, so that currently there are many renewable innovations in electronic devices. The rapid development of electronic instrument innovation encourages economic movement in buying and selling electronic equipment. The fast pace of trade and services in the field of electronic equipment requires the right place so that it can facilitate consumers of electronic devices. Depok City itself already has an area whose main activity is trading and electronic equipment services. The area is located on Arief Rahman Hakim Street, Beji District, Depok City. Along the way, the main activity is in the form of trade and services, especially in the electronic equipment sector. However, the area has shortcomings in the form of potentials around the area that have not been used properly. In supporting the government program and supporting the pace of trade and services in the field of electronic equipment, a central area for trading electronic devices is needed to make it easier for the public and the government to achieve these goals. Kata Kunci: Depok, Cyber City, Alat Elektronik, Globalisasi, Pusat Perdagangan dan Jasa, Kawasan. _________________________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Kota Depok memiliki program unggulan kota berupa ‘Depok Cyber City’. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan perkembangan di bidang teknologi informasi agar masyarakat Kota Depok dapat mengenal dan menggunakan teknologi dengan baik. Salah satu faktor pendukung dalam program Depok Cyber City adalah ketersediaan alat elektronik yang dapat menunjang masyarakat dalam mengenal teknologi informasi yang ada. Alat elektronik juga dibutuhkan oleh manusia untuk meringankan dan menyelesaikan kegiatan sehari-sehari.. Dikarenakan hal tersebut, peminat dan pengguna alat elektronik di Kota Depok semakin bertambah.

Saat ini, Kota Depok memiliki penduduk sebanyak 2,484 juta jiwa yang dimana angka tersebut menjadi faktor bahwa alat elektronik sangat dibutuhkan di Kota Depok. Saat ini, perkembangan dan kemunculan inovasi dari alat elektronik meningkat sangat cepat. Hal tersebut disebabkan oleh perkembangan yang pesat dalam sistem sensor dan telekomunikasi yang terdapat dalam alat elekronik sehingga memunculkan inovasi-inovasi terbaru yang memiliki performa serta kualitas yang optimal. Dengan berkembangnya usaha dalam sektor alat elektronik maka dibutuhkan sebuah kawasan yang dapat menunjang kegiatan dalam perdagangan alat elektronik. Adapun kegiatan yang dimaksud adalah produksi alat elektronik, distribusi, serta konsumsi alat


elektronik yang berupa jual beli, sewa serta reparasi alat elektronik. Saat ini, di Kota Depok, provinsi Jawa Barat telah memiliki lokasi yang menjalankan kegiatan perdagangan alat elektronik. Lokasi tersebut terletak di sepanjang Jalan Arief Rahman Hakim yang merupakan jalan sekunder yang menghubungkan antara Jalan Margonda Raya dengan Jalan Nusantara. Lokasi ini sudah terbilang strategis karena lokasi ini berdekatan dengan pusat transportasi, pusat perbelanjaan, dan sarana rekreasi yang ada di Kota Depok. Lokasi kawasan perdagangan ini pun juga di kelilingi oleh permukiman yang dapat menunjang kegiatan perdagangan kawasan tersebut. Dengan penjelasan potensi eksisting diatas menjadi tantangan bagi penulis untuk mengembangkan kawasan yang sudah ada agar lebih ramah pengunjung, nyaman, aman, terpadu serta dapat memperkuat karakter Kota Depok. Sehingga diusulkan ide rancangan pengembangan kawasan pusat perdagangan alat elektronik dengan konsep terpadu di Jalan Arief Rahman Hakim, Kota Depok. TINJAUAN PUSTAKA Pada pengembangan kawasan ini menerapkan tema pusat perdagangan alat elektronik dengan konsep terpadu. Kawasan pusat perdagangan terpadu alat elektronik merupakan sebuah kawasan yang letaknya berada di tengah kota dengan kegiatan utamanya berupa perdagangan dan alat elektronik merupakan barang dagangan utama. Di dalam kawasan tersebut juga memiliki jenis kegiatan, fungsi, dan kebutuhan yang heterogen. Sehingga terdapat keterpauan yang ada di kawasan tersebut dikarenakan adanya kegiatan yang heterogen dan elemen yang menghubungkan kawasan tersebut. Pada pengembangan kawasan pusat perdagangan terpadu erwujudan tema kawasan pusat perdagangan alat elektronik, di terapkan konsep walkable atau ramah pejalan kaki Perdagangan meupakan tatanan kegiatan yang terkait dengan kegiatan transaksi barang dan/atau Jasa baik di dalam maupun di luar negeri dengan tujuan pengalihan ha katas barang dan/atau jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi. [1] Adapun studi banding yang terkait dalam pengembangan kawasan pusat perdagangan terpadu dari dalam dan luar negeri yang bisa digunakan sebagai acuan dalam merancang dalam pengembangan kawasan yang memiliki pendekatan pusat perdagangan terpadu sebagai berikut : 1. Kawasan Pusat Grosir Tekstil Tanah A Kawasan Pusat Grosir Tekstil Tanah Abang merupakan kawasan pusat tekstil terbesar di Asia Tenggara, kawasan ini menjual berbagai macam produk tekstil dan juga alat rumah tangga. Pusat Grosir Tanah Abang terletak di kawasan kegiatan primer pusat kota Jakarta dan memiliki luas wilayah 931 Ha, dengan luas peruntukkan industri sebesar 21,79 Ha, kantor dan gudang 245,5 Ha, serta taman 17,41 Ha [7] Pasar Tanah Abang dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu Tanah Abang Metro, Tanah Abang Lama, serta Tanah Abang AURI. Wilayah-wilayah tersebut terdiri

ari beberapa blok, diantaranya Tanah Abang Lama memiliki blok A, B, dan F. Sementara wilayah Tanah Abang AURI terdiri dari beberapa blok yang lebih banyak dibandingkan dengan Tanah Abang Lama, yaitu blok A, B, C, D, E, F, G, AA, BB, serta CC. [8]

Gambar 1. Underpass Tanah Abang Untuk menghubungkan blok-blok tersebut, dibangun fasilitas yang dapat membuat kawasan tersebut terintegrasi dengan baik. Fasilitas tersebut diantaranya underpass Tanah Abang yang dibangun untuk mengurai kemacetan dan keseimbangan antara pengguna kendaraan dan pejalan kaki. Selain itu, pada tahun 2018 kawasan tersebut telah mengoperasikan Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) yang menjadi ikon dari kawasan ini, jembatan ini dibangun dengan panjang 386,4 meter dan lebar 12,6 meter. Letak jembatan ini berada tepat diatas jalan Jatibaru, jembatan ini menghubungkan ke berbagai tempat penting di kawasan tersebut seperti Stasiun Tanah Abang, Pasar Jaya Blok G, F, serta Halte Transjakarta dan angkutan umum Jaklingko yang mendukung aktivitas di kawasan tersebut. Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) tersebut dilengkapi oleh fasilitas yang membuat nyaman pengguna nya yaitu seperti CCTV, Smart Toilet, Musala, Alat Pemadam Api Ringan (APAR), tempat sampah, petugas kebersihan dan keamanan, serta Tempat

duduk dan Charging Booth. [9] Salah satu permasalahan di kawasan ini adalah pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar serta badan-badan jalan sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas serta menimbulkan rasa yang tidak nyaman pada pejalan kaki. Jembatan ini, menjadi solusi dari permasalahan tersebut, sebab pada jembatan ini dibangun kios-kios kecil sebagai tempat relokasi dari pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar atau badan jalan pada kawasan tersebut.

Gambar 2. JPO Tanah Abang


METODOLOGI PERANCANGAN Dalam perancangan pengembangan kawasan pusat perdagangan alat elektronik di Kota Depok dilaksanakan di ssepanjang Jalan Arief Rahman Hakim sebagai objek perancangan pengembangan kawasan dan data perancangan pada skripsi ini. Pada metode pengumpulan data dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 1 Data Primer yang Menjelaskan dengan singkat dan padat metodologi perancangan yang digunakan dalam proses perancangan.

baik. Sebab masih ada bangunan yang berdiri diatas zonasi yang bukan peruntukannya, salah satu contohnya adalah berdirinya permukiman yang berada di sekitar bantaran Situ Rawa Besar dan Situ Kladen Depok.

3.

Analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan

PERANCANGAN A. Analisis 1. Lokasi Perancangan Lokasi perancangan terletak di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Tepatnya, lokasi perancangan ini terletak di sepanjang jalan Arief Rahman Hakim, kecamatan Beji yang merupakan jalan arteri sekunder yang menghubungkan antara kelurahan Beji dan kelurahan Kemiri Muka. Lokasi perancangan ini memiliki total luas area 22,6 Hektar.

Gambar 3. Lokasi Pengembangan Kawasan Pusat Perdagangan Terpadu Alat Elektronik di Kota Depok Ditinjau dari segi regional, Jalan Arief Rahman Hakim terletak di wilayah strategis kota Depok yang dimana kawasan tersebut terletak dekat dengan bangunan pemerintahan seperti kantor walikota Depok, pusat perbelanjaan seperti Mall Depok dan ITC Depok, serta dekat dengan sarana transportasi seperti Terminal Bus Depok dan Stasiun Depok Baru.

Gambar 5. Struktur Peruntukan Lahan Kawasan Menurut Peratuan Daerah Kota Depok No.1 peruntukan kawasan di sepanjang Jalan Arief Rahman Hakim merupakan kawasan peruntukkan perdagangan dan jasa dengan KDB maksimum 70%, KLB maksimum 8, KDH minimum 15%. Adapun pengaturan mengenai GSB yang ditetapkan berdasarkan fungsi jalan dan memenuhi ketentuan ruang pengawasan jalan yaitu setengah lebar jalan. 4.

2.

Analisis Tata Bangunan

Analisis Struktur Peruntukkan Lahan

1 Gambar 4. GSB pada kawasan Struktur peruntukkan lahan di sepanjang Jalan Arief Rahman Hakim dalam Perda kota Depok No.1 merupakan peruntukan zona perdagangan, permukiman, serta ruang terbuka hijau. Peruntukkan lahan pada pengembangan kawasan pusat perdagangan terpadu alat elektronik belum cukup

Gambar 6. Pemanfaatan lahan pada kawasan Pada analisis tata bangunan menggunakan metode pendekatan analisis figure ground yang bertujuan untuk melihat pola solid atau bangunan yang


sudah terbangun pada eksisting. Di dalam gambar dibawah ini terlihat bahwa pola letak bangunan baik di zona permukiman maupun di zona perdagangan tidak teratur dan memiliki pola yang berbeda. Menurut analisis figure ground kawasan di sepanjang Jalan Arief Rahman Hakim terbilang kawasan yang terbagi oleh jalan dan padat akan permukiman 5. Analisis Fasad dan Gaya Bangunan

Gambar 7. Gambaran fasad gaya bangunan pada kawasan Kondisi eksisting fasad pada bangunanbangunan komersil seperti ruko, perkantoran, dan pertokoan yang ada di kawasan Jalan Arief Rahman Hakim di dominasi dengan bentuk fasad yang tidak memiliki keterkaitan dengan budaya serta adat istiadat dari Kota Depok, pada fasad bangunan rata-rata menggunakan material modern berupa ACP dan kaca. Kondisi bangunan eksisting seperti ruko, pertokoan serta kios-kios kecil yang berada di kawasan Arief Rahman Hakim tidak memiliki gaya yang berhubungan dengan budaya dan adat istiadat dari Kota Depok, gaya bangunan yang digunakan memiliki bentuk yang konvensional sehigga menyebabkan wajah Kawasan Arief Rahman Hakim dinilai kurang berkembang dan modern.

Gambar 8. Gambar Tracing Skyline Kawasan Bentuk skyline pada eksisting dari kawasan Jalan Arif Rahman Hakim didominasi dengan bangunan rendah yang memiliki kurang dari 4 lantai. Bangunan tertinggi di dalam kawasan tersebut adalah ruko dengan 4 lantai yang terdapat di sisi utara dari Jalan Arif Rahman Hakim. 6.

Analisis sirkulasi dan Jalur Penghubung

Kondisi Jalan Utama Kondisi Jalan Lokal Jalur pedestrian di Jalan Utama = Jalan = Jalan Primer Kawasan (Jl. Arief Rahman Hakim) = Jalan Tersier (Jalan Lingkungan)

Gambar 9. Analisis jalur sirkulasi kawasan 7.

Analisis Ruang Terbuka Dan Tata Hijau Pada bagian timur tapak kawasan RTH di tengah - tengah pemukiman dan di lahan stasiun depok. Pada bagian tengah tapak kawasan RTH di bantaran setu pladen dan di tengah pemukiman yang letaknya dengan jalan. Pada bagian barat tapak kawasan RTH di tengah pemukiman yang letaknya dekat dengan jalan dan di bantaran setu Rawa Besar.

Gambar 10. Letak RTH di dalam kawasan 8. Analisis Tata Kualitas Lingkungan Pada kawasan Jalan Arief Rahman Hakim tidak tersedia kursi taman sebagai salah satu bentuk elemen kota. Maka akan ditambahkan kursi taman dengan analisis titik kebutuhan kursi taman pada sebuah kawasan. Pada kawasan Jalan Arief Rahman Hakim, keberadaan tempat sampah sebagai sarana pendukung kawasan hampir tidak ada. Tempat sampah hanya disediakan oleh pemilik bangunan yang berada di kawasan tersebut, dan tidak semua pemilik bangunan menyediakan tempat sampah di depan bangunannya.

Gambar 11. Kondisi tempat sampah pada kawasan Pada kawasan Jalan Arief Rahman Hakim sudah memiliki petunjuk arah yang memiliki bentuk yang umum yaitu berwarna hijau dengan tulisan berwarna putih. Namun petunjuk arah yang ada tidak menunjukan araha yang khusus di kawasan Jalan Arief Rahman Hakim. Petunjuk arah yang ada hanya menunjukkan nama kota, nama tempat dan nama jalan yang berada di luar Kawasan

Gambar 12. Kondisi petunjuk arah pada kawasan Pada kawasan Jalan Arief Rahman Hakim sudah memiliki jalur penyebrangan manusia, namun jalur tersebut tidak memiliki fasilitas penunjang


keselamatan dan keamanan bagi pedestrian yang melintas. 9. Analisis Prasarana dan Utilitas

Gambar 13. Peta penyaluran air bersih oleh PDAM Tirta Asasta Saat ini, Jaringan distribusi air bersih/ sanitasi pada kawasan Arief Rahman Hakim bersumber dari air tanah dan PDAM Tirta Asasta yang sumber airnya berasal dari saluran Cimanggis dan Saluran Citayam Limbah yang dihasilkan dari kegiatan di dalam kawasan perdagangan Jalan Arief Rahman Hakim berupa limbah cari dan limbah padat, berikut adalah skema pengelolaan limbah di Kota Depok oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Depok.

2.

Konsep Struktur Peruntukkan Lahan Pada area perancangan primer, konsep yang akan digunakan dalam perancangan yaitu desain konsep koridor perdagangan.

U

Gambar 16. Peta area perancangan primer Pada zona 1 sisi utara dan selatan, perancangan akan dibuat berupa kios-kios dengan tinggi maksimum bangunan 2 lantai. Pada zona 2 dikarenakan zona tersebut merupakan center of the district, maka pada zona 2 di bagian sisi utara dan selatana akan dibangun gedung – gedung yang mendukung aktivitas perdagangan seperti ruko dan gedung perkantoran dengan maksimum tinggi bangunan 4 lantai. 3.

Gambar 14. Skema pengelolaan limbah kota depok B. Konsep Tema untuk pengembangan kawasan perdagangan Jalan Arief Rahman Hakim ini adalah kawasan pusat perdagangan terpadu alat elektronik. Dengan nama kawasan adalah “Depok Cyber District”. 1. Delineasi

Konsep Intensitas Pemanfaatan Lahan Konsep intensitas pemanfaatan lahan di Kawasan Perdagangan Jalan Arief Rahman Hakim akan disesuaikan dengan Peraturan Daerah Kota Depok. Dengan kenentuan sebagai berikut: 1. ketentuan pemanfaatan lahan bagi peruntukan perdagangan dan jasa 2. ketentuan pemanfaatan lahan bagi peruntukan permukiman 3. ketentuan pemanfaatan lahan dengan peruntukan ruang terbuka 4.

Konsep Tata Bangunan

= Batas Kawasan

Gambar 15. Peta batas tapak Batas pada bagian utara terdapat permukiman dan situ pladen, batas pada bagian selatan terdapat permukiman dan situ Rawa Besar, batas pada bagian timur terdapat Pasar Kemiri Muka dan Stasiun Depok, dan batas pada bagian barat terdapat Jalan Nusantara.

Gambar 17. Peta konsep tata bangunan Pada area perancangan utama, tata bangunan akan menggunakan pola figure gorund berupa linear open system dimana letak bangunan (solid) akan sejajar dengan keberadaan jalan (void) sehingga akan membentuk koridor perdagangan. 5. Konsep Sirkulasi Dan Jalur Penghubung Sirkulasi pada jalan utama dan jalan lokal akan dikembangkan dengan menambah elemen bagi ruang


pejalan kaki berupa street furniture dan juga melakukan pengembangan berupa bentuk pelebaran jalur pedestrian dan penambah jalur sepeda. garis kuning merupakan jalur utama yang dapat dilewati oelh pejalan kaki, sepeda, becak, motor, minibus, dan truk.

tersebut memiliki tekstur yang halus sehingga aman bagi anak anak. 7.

Konsep Tata Kualitas Lingkungan

Gambar 21. Peta konsep perletakkan jembatan penyebrangan orang

Gambar 18. Peta sirkulasi pada kawasan 6.

Konsep Ruang Terbuka

Gambar 19. Peta konsep RTH pada zona 1 kawasan Terdapat 5 titik ruang terbuka hijau dalam kawasan. Dengan 4 jenis pemanfaatan yang berbeda. Pada titik RTH no 1&2 pemanfaatan RTH tersebut berupa RTH aktif yang dimana kegiatan di dalamnya dapat berupa area Olahraga, Bermain dan Rekreasi. Titik RTH no. 3 dimanfaatkan untuk Plaza. Titik RTH no.4 dimanfaatkan untuk lahan parkir pengunjung kawasan.

Gambar 20. Konsep Material RTH Kawasan Adapun beberapa material utama yang digunakan dalam RTH tersebut adalah Stepping Stone dengan material Batu Alam agar menambah estetika dalam RTH tersebut serta memberi kesan asri. Paving Block dipilih sebagai perkerasan dalam RTH agar memberi sirkulasi bagi air agar mudah diserap oleh tanah. Pasir Bali dipilih sebagai salah satu material dalam RTH sebagai tanah yang berada di bawah playground untuk bermain anak anak sebab pasir

Gambar 22. Konsep Jembatan Penyebrangan Orang

G Gambar 23. Peta konsep persebaran signage


C.

PERANCANGAN

Gambar 26. Master Plan

Gambar 22. Detail Signage Way Finding 8.

Konsep Prasarana Lingkungan

dan

Utilitas

Gambar 27. Potongan Kawasan

Gambar 23. Konsep Distribusi Air Bersih

Gambar 28. Tampak Kawasan Bagian Utara

Gambar 24. Konsep Distribusi Energi Listrik

Gambar 29. Tampak Kawasan Bagian Selatan

Gambar 25. Peta Persebaran tempat sampah


Gambar 30. Tampak Segmen 1

Gambar 35. Perspektif Plaza

Gambar 36. Perspektif RTH Situ Rawa Besar Gambar 31. Tampak Segmen 2

Gambar 32. Tampak Segmen 3

Gambar 33. Bird Eye View

Gambar 34. Perspektif Koridor Jalan Kawasan

Gambar 37. Perspektif Underpass Pedestrian

KESIMPULAN Pengembangan kawasan di sepanjang Jl. Arief Rahman Hakim, Kota Depok menggunakan konsep perancangan dengan tema Pusat Perdagangan Alat Elektronik terpadu yang merupakan kawasan pendukung kegiatan perdagangan dan jasa alat elektronik di Kota Depok. Hal yang dikembangkan dalam rancangan pengembangan kawasan pusat perdagangan terpadu tersebut adalah meningkatkan efektifitas jalur sirkulasi, memperbaikki peruntukkan lahan dan ruang terbuka sekitar, menyatukan kegiatan yang heterogen di dalam kawasan tersebut dan juga mengelola sarana, prasarana, dan utilitas kawasan.


DAFTAR PUSTAKA Undang – undang Republik Indonesia No.7. 2014. Perdagangan Maisarina, Mirza dan Izziah. Kajian Pengembangan Kawasan Strategis Sektor Perdagangan (Studi Kasus Kecamatan Lueng Bata). Universitas Syiah Kuala. Jurnal Teknik Sipil. 2017. Widjajanti, Retno. Karakteristik Aktivitas Pedagang Kaki Lima di Jalan Kartini, Semarang. Semarang, Indonesia. Universitas Diponegoro. 2015. Wowor, Kumurur dan Lefrandt. Urban Walkability di Kota Manado (Studi Kasus: Kec. Mapanget). Jurnal Spasial Vol. 6 No.1, 2019 ISSN 2442-3262. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 178. 2019. Peraturan Daerah Kota Depok No.1 Tahun 2015 Lynch, Kevin. The image of the city. Vol. 11. MIT press, 1960. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemprov DKI Jakarta. Tanah Abang, Kecamatan. Available : https://www.jakarta.go.id/ Rosana, Ire. (2018, Juni 9). Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Surga Grosir Lebaran. Available : https://www.kompasiana.com/ Sarana Jaya. (2019, Februari 8). Press Release : Jembatan Penyebrangan Multiguna (JPM) Tanah Abang jadi Ikon di Jakarta. Available : https://www.sarana-jaya.co.id/ Country Life. (2020, April 12). Oxford Street: How a Roman road envolved via public hangings into the most famous street of shops on the planet. Available : https://www.countrylife.co.uk/


PENGEMBANGAN KAWASAN PERDAGANGAN PATRIOT SEBAGAI KAWASAN RAMAH DISABILITAS Muhamad Wira Abi Pramesta1, Agus S. Sadana2 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 abiprameata@gmail.com, 2 agussadana@gmail.com

__________________________________________________________________________________ Abstrak Suatu kota dengan kegiatan perdagangan dan jasa akan berkembang dengan cepat mengikuti zaman. Kawasan perdagangan dan jasa pada suatu kota memiliki pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan perekonomian di kota tersebut. Saat perekonomian di dalam suatu kota baik maka tingkat pendapatan nasional akan mencapai tingkat pendapatan yang baik, dam secara bersamaan akan mensejahterakan masyarakat yang tinggal di kota tersebut. Kawasan perdagangan merupakan tempat yang banyak dikunjungi banyak orang, karena manusia yang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani kehidupan. Kebutuhan manusia tersebut tidak selalu tersedia ditempat tinggalnya. Situasi tersebut mendorong manusia membangun tempat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya, yaitu kawasan perdagangan dan jasa. Dalam sebuah kawasan perdagangan tidak hanya masyarakat biasa yang datang, akan tetapi orang-orang berkebutuhan khusus (penyandang disabilitas), lansia dan ibu dengan balita juga datang untuk mendapatkan kebutuhannya. Oleh karena itu dalam sebuah kawasan harus memperhatikan kesetaraan antara orang-orang berkebutuhan khusus dengan masyarakat normal. Diangkatnya tema ramah disabilitas akan menjadikan kawasan yang ramai terasa nyaman saat dikunjungi oleh segala kalangan masyarakat. Penerapan konsep wakable area pada kawasan perdagangan dan jasa akan membuat seluruh akses menuju bangunan di dalam kawasan menjadi nyaman karena bebas dari asap kendaraan bermotor. Para penyandang disabilitas juga mendapat kemudahan dan merasa nyaman karena penerapan konsep ini akan menghasilkan area pejalan kaki yang lengkap dengan beragam fasilitas penunjang aktivitas bagi semua kalangan. Penerapan konsep inklusif desain pada setiap elemen street furniture dan prasarana lingkungan akan memberikan kemudahan bagi seluruh pengunjung yang datang ke kawasan ini. Kata Kunci: street furniture, walkable area, ramah disabilitas _________________________________________________________________________________________ Abstract A city with trade and service activities will develop rapidly with the times. Trading and services in urban areas have an impact on economic development in the city. While the urban economy is steady, the level of national income will reach a good level of income, simultaneously the welfare of the people who live in the city. A trading and services area is a place visited by many people to get various necessities of life. The trading and services area build to meet human needs. The service trade area is visited by many people from various backgrounds, including people with special needs as like people with disabilities, the elderly, and mothers with toddlers. Therefore an area must provide adequate facilities for people with special needs. The application of the disabled-friendly theme makes the place liked by any group of people. The disability-friendly theme makes an area to be a comfortable place while visited by many people. The application of the walkable area concept makes the trade and service area comfortable and free from motor vehicle fumes. People with disabilities also feel comfortable because this concept will directly make the pedestrian area have facilities that supported various groups. The application of inclusive design concept on every street furniture and infrastructure will provide easy access for all visitors who come. Keywords: street furniture, walkable area, disability friendly _________________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN Kawasan perdagangan merupakan kawasan yang banyak dikunjungi banyak orang. kawasan perdagangan umumnya menyediakan berbagai kebutuhan manusia, baik berupa produk maupun jasa. Berbagai kebutuhan tersebut diwadahi pada tempattempat, ruang-ruang, dan bangunan-bangunan yang

berada di dalam kawasan tersebut. Situasi tersebut menyebabkan kawasan perdagangan dikunjungi oleh beragam kalangan masyarakat, termasuk orang-orang berkebutuhan khusus seperti penyandang disabilitas, para lansia, serta ibu dengan balita. Kawasan perdagangan di sepanjang Jalan Jendral Ahmad Yani merupakan bagian dari pusat


kegiatan masyarakat di bagian kota Bekasi yang belum memiliki fasilitas memadai bagi orang-orang berkebutuhan khusus. Pemilihan lokasi pengembangan di Kawasan ini sangat cocok karena jalan Jendral Ahmad Yani merupakan jalan yang biasanya diadakan agenda mingguan yaitu car free day (CFD). Kawasan perdagangan ini dikenal dengan area perdagangan yang memiliki alur sirkulasi yang cukup baik namun, banyak sarana dan prasarana yang tidak mendukung untuk digunakan kaum berkebutuhan khusus. Pada bagian barat dan timur jalan Jendral Ahmad Yani merupakan Kawasan perdagangan di Kota Bekasi yang ramai dikunjungi masyarakat. Berdasarkan latar belakang, banyak masalah yang terdapat di Kawasan sekitar jalan Jendral Ahmad Yani, dengan mengetahui masalah-masalah yang ada menjadi dasar tujuan melakukan pengembangan Kawasan ini dengan konsep ramah disabilitas. Dengan tujuan Meningkatkan kualitas kawasan yang ramah terhadap setiap penggunanya dalam hal kenyamanan maupun penyediaan fasilitas umum. Tujuan dari konsep perancangan ini adalah mengembangkan kawasan patriot agar memiliki faselitas-faselitas penunjang bagi seluruh kalangan masyarakat, termasuk orang-orang yang berkebutuhan khusus, para lansia, ibu dan anak balita. TINJAUAN PUSTAKA Proses pengembangan sebuah kawasan perdagangan menjadi kawasan yang ramah disabilitas dilakukan melalui segi prasarana dan sarana untuk mendukung dan menunjang seluruh kegiatan di dalam kawasan, dengan mengutamakan kesetaraan dalam penggunaan sarana dan prasarana. Tema dan konsep desain yang diterapkan pada lokasi akan dibahas berdasarkan dari beberapa teori dalam merancang kawasan perkotaan, yang berupa: (1) inklusif desain, (2) universal desain, (3) walkable area dan (4) penggunaan figure & ground untuk mengetahui area area yang tertutup masa bagunan (solid), dan area area yang terbuka (void). Walkable area adalah suatu kawasan yang didesain secara khusus untuk menciptakan tempattempat yang memiliki faselitas lengkap bagi pejalan kaki. Dengan penerapan konsep walkable ini, kawasan akan dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang berdampak positif bagi lingkungan. Selain itu, dengan berjalan kaki masyarakat akan dengan sendirinya meningkat kesehatannya. Penerapan wakabilitas pada suatu kawasan dilaksanakan dengan menghubungkan suatu tempat dengan tempat lainnya dengan berbagai faselitas dan kemudahan bagi pejalan kaki dan pesepeda, termasuk orang-orang berkebutuhan khusus.

Inklusif desain merupakan sebuah proses mendesain yang menghasilkan suatu produk atau Kawasan, untuk dapat digunakan dan dikenali oleh setiap orang mulai dari berbagai usia, gender, kemampuan dan kondisi [1]. Pelayanan inklusif merupakan pelayanan yang aksesibel bagi semua warga negara (inklusif) dalam sektor pelayanan publik. Sebagai prioritas utama pemerintah. Hal ini terlihat dari berbagai fasilitas umum yang tersedia, seperti berbagai sarana transportasi, terminal angkutan umum, rambu lalulintas, dan penunjuk arah jalan, maupun tempattempat penyeberangan dan toilet-toilet umum [2]. Desain ini akan diterapkan pada kawasan untuk memudahkan pergerakan para pengunjung di Kawasan Patriot. Kemudahan pergerakan tersebut didukung oleh sarana dan prasarana yang akan diterapkan di Kawasan Patriot. Desain universal merupakan sebuah konsep yang dapat diterapkan pada perancangan produk, bangunan, lingkungan, ruang public, program pada komputer dan layanan yang dapat digunakan oleh semua pengguna dengan semaksimal mungkin tanpa perlu adaptasi atau desain khusus [3]. Terdapat beberapa prinsip desain universal, diantaranya [3]: A. Equitable Use Penggunaan equitable use pada desain akan menjadi berguna dan bisa untuk dipromosikan untuk seluruh orang dengan kemampuan yang beragam. Pada prinsip ini memiliki tujuan untuk mengadakan penyediaan sarana yang dapat digunakan oleh semua penggguna. B. Flexibility in Use Pada prinsipnya, flexibility in use adalah untuk mengakomodasikan berbagai kemampuan dan keadaan individu yang bertujaun untuk memberikan pilihan dalam penggunaan suatu faselitas. C. Simple and Intuituve Use Prinsip simple and intuituve use memiliki manfaat bagi pengguna desain yang mudah di mengerti, terlepas dari pengalaman pengguna, pengetahuan, keterampilan Bahasa atau tingkat konsentrasi saat itu. Desain ini bertujuan untuk menghilangkan kerumitan yang tidak dibutuhkan,


D. Perceptible Information Perceptible informastion merupakan prinsip yang dapat memberi informasi penting yang diperlukan secara efektif kepada pengguna, terlepas dari kondisi lingkungan atau kemampuan sensorik pengguna. Tujuan prinsip ini antara lain: menggunakan cara yang berbeda dalam menyampaikan presentasi dan informasi penting bergambar, lisan, taktik menyediakan informasi penting yang sesuai dengan keadaan sekitarnya dan memudahkan dalam membaca informasi penting [4].

Peruntukan lahan pada Kawasan yang akan dikembangkan didominasi oleh fungsi lahan sebagai perdagangan dan jasa yang di sekitarnya terdapat fungsi lahan berupa Kantor Pemerintahan, fungsi lahan ruang terbuka hijau sesuai peraturan pemerintah tentang tata peruntukan lahan Kota Bekasi.

METODOLOGI PERANCANGAN Makalah ini diangkat dari hasil penyusunan skripsi konsep perancangan yang berjudul Kawasan Perdagangan Ramah Disabilitas Di Kota Bekasi [5]. Perancangan ini dilaksanakan di Kawasan Patriot Kota Bekasi dengan mengambil lokasi perancangan di sepanjang Jalan Jendral Ahmad Yani sebagai bahan untuk perancangan kawasan dan data perancangan. Jalan Jendral Ahmad Yani merupakan jalan utama di Kawasan Patriot. Jalan ini ramai di kunjungi masyarakat yang berkepentingan dengan Kawasan Patriot. Berdasarkan situasi tersebut, maka Kawasan Perdagangan Patriot Kota Bekasi dianggap signifikan dan representatif untuk dijadikan pilihan dalam melakukan perancangan kawasan. Proses perancangan Kawasan Patriot dilakukan dengan mengamati situasi dan kondisi di lapangan. Situasi tersebut diperoleh dari hasil survey terhadap jalur pedestrian, halte, tatanan masa bangunan, dan hubungan antar kegiatan. Data dan fenomena yang diperoleh dari survey lapangan dijadikan sebagai rujukan dalam merancang kawasan.

Gambar 1. Peta peruntukan Lahan Kota Bekasi Sumber: bekasikota.go.id, 2021

Peta eksisting bangunan yang terbangun di Kawasan Patriot

PERANCANGAN Pada proses merancang terdapat beberapa hal yang dilakukan analisis diantaranya: a. Analisis Kedudukan Regional Analisis kedudukan regional yaitu untuk mengetahui apa saja yang berada di dalam kawasan yang diambil, akses menuju lokasi kawasan yang dirancang dan untuk mengetahui kedudukan dari kawasan terhadapa kawasan disekitarnya. Terdapat beberapa tempat penting di dalam Kawasan Patriot yaitu Mall Metropolitan Bekasi, Mall Grand Metropolitan Bekasi, Mega Bekasi, Bekasi Cyber Park Mall, Gedung Walikota Bekasi, Samsat Kota Bekasi, Islamic Center Bekasi, Rumah Sakit Mitra keluarga Bekasi, dan Pusat Olaraga Bekasi yaitu stadion Patriot Candrabaga. Untuk dapat mengakses tempat-tempat di Kawasan Patriot tersedia transportasi umum berupa bus kota Trans Patriot, mobil angkutan kota (angkot), taxi, ojek online, dan taxi online. b. Analisis Struktur Peruntukan Lahan

Gambar 2. Peta peruntukan Lahan Kota Bekasi

Berdasarkan hasil perbandingan Peta peruntukan lahan Kota Bekasi dengan Peta Eksisting Bangunan Kawasan Patriot dapat disimpulkan bahwa bangunan yang berdiri sudah mengikuti peraturan yang ada. Pada lahan blok berwarna merah muda / merah jambu di dominasi oleh bangunan ruko, kios kecil, rumah makan, toko, kantor, dan lain-lain. c. Analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan Kepadatan dan ketinggian bangunan ditentukan oleh penetapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Koefisien Dasar Bangunan adalah angka perbandingan antara luas dasar bangunan dengan luas lahan dimana bangunan yang bersangkutan dibangun, besarnya koefisien dasar bangunan ditentukan oleh beberapa faktor anatara lain kepadatan penduduk, ketersediaan lahan, peruntukan


lahan, jenis penggunaan bangunan dan beberapa faktor lainnya. Sedangkan koefisien lantai bangunan adalah angka perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan dengan luas lahan atau luas kapling dimana bangunan tersebut berada. Berdasarkan hasil anasilis dapat diketahui bahwa perbandingan antara peraturan yang berlaku terhadap kondisi eksisting di Kawasan Patriot sudah cukup sesuai berdasarkan RDTR Kota Bekasi, hanya terdapat beberapa penggunaan ruang yang tidak sesuai dengan fungsi ruang, seperti jalur pedestrian yang di

Patriot menggunakan bahan alumunium composite panel dan kaca. Terdapat bangunan yang menjadi ikon Kota Bekasi yang bisa di jadikan sebagai patokan dalam penerapkan bentukan fasad pada bangunan-bangunan di Kawasan Kota Bekasi yaitu Stadion Patriot Candrabaga yang memiliki elemen fasad berupa ornamen belah ketupat dengan warna hijau. Ornamen ini dapat dijadikan patokan dalam mendesain mendesain faselitas umum seperti lanpu jalan papan reklame, pagar pembatas, signage, halte, JPO, fasad untuk bangunan pelayanan masyarakat, fasad untuk bangunan pemerintah, pos polisi. Ornamen ini juga dapat diterapkan pada wajah ruko dan pertokoan sebagai penyelaras bentukan fasad dari bangunanbangunan yang berdiri di Kawasan Patriot. Kota Bekasi. f. Analisis Gaya Bangunan

gunakan untuk kios-kios kecil para pedagang yang mengakibatkan jalur pedestrian menjadi kurang nyaman dipandang, penggunaan jalur pedestrian sebagai lahan parkir ojek yang mengganggu aktivitas pejalan kaki.

Kondisi eksisting gaya bangunan pada bangunan-bangunan komersil seperti ruko dan pertokoan didominasi dengan gaya bangunan modern yang tidak memiliki keterkaitan dengan budaya dan adat istiadat dari Kota Bekasi. Gaya bangunan mengikuti gaya bangunan di luar negeri. Ketidak selarasan bentuk dan gaya bangunan tersebut menyebabkan tidak adanya unity pada wajah Kawasan Patriot Kota Bekasi.

d. Analisis Tata Bangunan

g. Analisis Skyline

Pembahasan tata bangunan berisi uraian tentang fasad, dan gaya bangunan pada Kawasan Patriot Kota Bekasi yang ditujukan untuk mendapatkan hasil berupa konsep dan tema dari gaya bangunan dan fasad yang akan diterapkan pada wajah Kawasan Patriot Kota Bekasi.

Bentuk skyline eksisting dari Kawasan Patriot didominasi bangunan rendah 4 lantai kebawah dengan bangunan Hotel Aston sebagai yang tertinggi di bagian sisi Barat dari Jalan Jendral Ahmad yani.

Gambar 3. Peta Perencanaan GSB Sesuai Ketentuan dan Peraturan

Gambar 5. Bentuk skyline eksisting

Gambar 4. Bentuk Fasad kawasan Patriot Kota Bekasi

e. Analisis Fasad Kondisi eksisting fasad pada bangunanbangunan komersil seperti ruko dan pertokoan didominasi oleh fasad yang tidak memiliki keterkaitan dengan faktor budaya dan adat istiadat dari Kota Bekasi. Pada umumnya fasad bangunan di Kawasan

Bentuk skyline yang dikembangkan berdasarkan peraturan RDTR memiliki memiliki bentuk yang ergonomis terhadap aliran udara dari taman, skyline yang terbentuk memiliki tujuan agar semua bangunan mulai dari yang rendah ke tinggi mendapatkan manfaat dari taman. Adanya view pada ketinggian tertentu dari dalam highrise buldings ke arah taman juga akan meningkatkan nilai jual kamarkamar hotel di lantai atas dan aktivitas-aktivitas ekonomi lainnya di lantai atap, karena memiliki view yang bagus.

Gambar 6. Bentuk skyline yang Direncanakan


h. Analisis Sirkulasi dan Jalur Penghubung Pembahasan mengenai analisis sirkulasi dan jalur penghubung mencakup tata letak jalur pedestrian, jalur sepeda, area parkir, halte, JPO, dan lain-lain hingga pembahasan terhadap komponen fisik pada setiap elemen yang di analisis yang berupa papan signage buffer tanaman.

Pada jalur pedestrian di jalan utama memiliki lebar 6 meter dengan elemen yang dibutuhkan berupa buffer tanaman/pohon, ramp, signage, jalur pedestrian penyandang disabilitas, halte, dan jalur sepeda. j. Analisis Ruang Terbuka Hijau Gambar 10. Peta Eksisting RTH Kawasan Patriot

Gambar 9. Peta eksisting RTH

Gambar 7. Peta Sirkulasi Penghubng Kawasan Patriot

i. Analisis Jalur Pedestrian Berdasarkan peraturan tentang Intensitas Pemanfaatan Ruang Bagian Wilayah Perkotaan Pusat Kota Bekasi GSB setengah lebar jalan, pada kondisi eksisting semua bangunan yang terbangun sudah sesuai dengan persyaratan dan ketentuan peraturan dengan GSB setengah lebar jalan.

Ruang terbuka hijau pada Kawasan Perdagangan Patriot mempunyai beberapa titik yang memang pada kondisi eksistingnya dijadikan sebagai daerah resapan dan sebagai daerah hijau. Ruang terbuka hijau terdapat pada bagian pinggir sungai yang sebenarnya menjadi lahan bantaran sungai yang tidak boleh didirikan bangunan. Ruang terbuka hijau juga berada pada daerah resapan yang berada pada lahan dari Islamic Center yang sebagiannya dijadikan lahan parkir untuk penunjang bangunan Islamic Center. Ruang terbuka hijau juga berada di beberapa titik dari lahan bangunan ruko yang berada pada area parkir dari ruko. Ruang terbuka hijau juga berada pada sepanjang jalan pedestrian yang beradap di dalam Kawasan perdagangan Patriot. Ruang terbuka hijau pada Kawasan perdagangan Patriot sudah cukup memenuhi kebutuhan menurut PERDA Kota Bekasi Nomer 13 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi Tahun 2011-2031 bahwa kebijakan ruang terbuka hijau sebesar 30% dari luas wilayah Kota Bekasi yang dilakukan melalui strategi penyadiaan taman kota, taman lingkungan, hutan kota, sabuk hijau, jalur hijau jalan dan fungsi tertentu [6].

Gambar 8. Peta Perencanaan Jalur Pedestrian

Jalur pedestrian di sekeliling bangunan memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda dengan jalur pedestrian di jalan utama, karena adanya perbedaan dalam kebutuhan penggunaannya. Pada jalur pedestrian di sekeliling bangunan memiliki lebar 3 meter dengan elemen yang dibutuhkan berupa buffer tanaman/pohon, ramp, signage, jalur pedestrian penyandang disabilitas, toilet inklusif desain, pos pemantauan penyandang disabilitas, pos keamanan, dan pos informasi.

Gambar 10. Peta Konsep RTH


Pengembangan ruang terbuka hijau dengan tema ramah disabilitas di Kawasan Perdagangan Patriot menggunakan analisis figure and ground untuk mengetahui bagian solid dan void pada kawasan, untuk mengembalikan fungsi RTH yang telah berubah menjadi fungsi lain. Desain yang akan digunakan merupakan kombinasi dari alternatif 1 dan alternatif 2 dengan mempertimbangan kelebaran dari jalur pedestrian dan GSS (garis sempadan sungai) yang nantinya apabila jaraknya cukup lebar akan semua elemen pada dua alternatif desain tersebut akan di masukan kedalam desain. Desain yang akan digunakan merupakan kombinasi dari alternatif 1 dan alternatif 2 dengan mempertimbangan kelebaran dari jalan yang tersedia di antara ruko yang nantinya bila jarak antar ruko cukup lebar elemen elemen dari dua alternatif desain akan di padukan dengan mengedepankan kenyamanan untuk semua kalangan. Desain yang akan digunakan merupakan kombinasi dari alternatif 1 dan alternatif 2 dengan mempertimbangan luasan lahan untuk nantinya opsi danau dari elemen di alternatif desain kedua bisa dibuat.

Pada Gambar 11 dapat diketahui bahwa kawasan patriot memiliki area inti atau central berupa koridor utama di jalan jendral ahmad yani yang dilengkapi dengan faselitas pendukung wakabiliti dan disabilitas. Area-area di kiri kanannya terhubung dengan koridor utama melalui koridor-koridor pendukung yang juga dilengkapi dengan faselitas penunjang wakabiliti dan disabilitas. Adapun sebaran aktifitasnya terlihat cukup mendukung bagi wakabiliti dan disabilitas.

k. Analisis Tata Kualitas Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Setiap elemen yang terdapat pada suatu Kawasan sangat mempengaruhi tata kualitas lingkungan kawasan tersebut baik dari aspek visual maupun dari aspek kenyamanan. Terdapat beberapa elemen yang sangat berperan penting terhadap tata kualitas lingkungan diantaranya: kursi taman, tempat sampah, desain petunjuk arah, desain jembatan penyebrangan orang dan desain halte.

[1]

Dwiyanto, Agus, Manajemen Pelayanan Public: Peduli, Inklusif, Dan Kolaboratif, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2012. Online di: http://ugmpress.ugm.ac.id/id/product/sosialdan-politik/manajemen-pelayanan-publikpeduli-inklusif-dan-kolaborasi.

l. Analisis Prasarana dan Utilitas Lingkungan

[2]

Choi Design Unc, Inclusive Design. Artikel online dari Choi Design Group, 16 Maret 2018; Online di: https://www.choidesign. com /blog/2017/5/19/inclusive-design.

[3]

Krambeck, Holly dan Shah, Jitendra. (2006). The Global Walkability Index: Talk the Walk and Walk the Talk. Online di: Krambeck, Holly dan Shah, Jitendra. (2006). Online di: jurnal.pusjatan.pu.go.id.

[4]

Ostroff, E., Universal Design: An Evolving Paradigm. New York: McGraw Hill. (2011).

[5]

Pramesta, Wira Abi.. Kawasan Perdagangan Ramah Disabilitas Di Kota Bekasi. Skripsi perancangan kawasan Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila, 2021.

[6]

PERDA Kota Bekasi Nomor 13 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi Tahun 2011 – 2031.

Prasarana dan utilitas pada suatu Kawasan memiliki peranan yang sangat penting. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu kawasan, diantaranya adalah sanitasi/air bersih dengan jaringan distribusi air bersih, jaringan drainase, jaringan pengelolaan limbah, jaringan distribusi energi, jaringan telekomunikasi, sistem pembuangan sampah, jaringan pemadam kebakaran dan jaringan evakuasi.

Gambar 11. Masterplan Kawasan Patriot

KESIMPULAN Tulisan ini menjelaskan suatu proses perancangan, sehingga kesimpulan yang didapat lebih bersifat konsep pemikiran mengenai tatanan kawasan. Dari proses analisis terhadap situasi, kondisi dan potensi di lapangan maka dapat diperoleh konsep perancangan kawasan patriot yang mengedepankan area jalan jendral ahmad yani sebagai central bagi wakabiliti dan disabilitas. Hasil dari proses perancangan ini diwujudkan dalam bentuk gambar masterplan.


DESSERT & PASTRY CENTER Shofaa Qothrunnadaa1, Ir. Kiki K. Lestari, M.T.2 Program Studi Arsitektur Universitas Pancasila 1 4117210069@univpancasila.ac.id, 2 kiki_lestari@univpancasila.ac.id

__________________________________________________________________________________ Abstrak Di masa modern ini, bidang food and beverage tidak hanya dipandang sebagai fungsi kegiatan konsumsi, melainkan menjadi tren dan gaya hidup tanpa pandang usia. Sebagai contoh fenomena maraknya bisnis franchaise drink station, home industry bakery, hingga pastry shop, restoran dessert dan cake. Sembari memenuhi kebutuhan pangan, sarana-sarana ini didesain sedemikian rupa dengan tujuan menjadi daya tarik para konsumen. Pengunjung dapat singgah atau berkumpul dengan kolega ditempat yang nyaman dan fotogenik. Namun permasalahannya, kebanyakan dari sarana tersebut berskala kecil. Dalam artian, luasan area yang tersedia sangat terbatas, sarana beroperasi seputar penjualan ataupun hanya tersedia fasilitas produksi saja. Hal ini menjadi alasan mengapa diperlukan pengembangan terhadap sarana yang mewadahi bidang food and beverage guna memfasilitasi kebutuhan kegiatan yang lebih kompleks, yakni rekreasi, edukasi, dan promosi. Dengan begitu, selain memenuhi kebutuhan kegiatan konsumsi yang higienis dan fresh, masyarakat juga dapat melakukan kegiatan rekreasi yang menyenangkan dan mendapat edukasi terkait dengan bidang yang dikonsumsi. Penyusunan tugas akhir dibagi menjadi 2 (dua), yaitu Pra-TA (penyusunan skripsi) dan TA (perancangan). Penyusunan konsep selama pra-TA didukung dengan data hasil observasi dengan metode kualitatif. Adapun hasil perancangan tugas akhir disajikan dalam bentuk gambar kerja, animasi 3d, and poster. Kata Kunci: dessert, pastry, foodhall, galeri, lounge, pameran. In this modern era, food and beverage are seen as consumption activities. Also, they become a trend and lifestyle without age limit. For example, there are new franchise businesses, home industry bakery, pastry shop, restaurant dessert, and cake. While to meet food needs, these facilities are designed in such a way as to attract consumers. Visitors can stop by or gather with colleagues in a comfortable and photogenic place. But the problem is, most of these facilities are small-scale. The available seats are limited, the store only operating around sales or only available for production needs. That's why it is necessary to develop facilities that accommodate food and beverage to facilitate the needs of more complex activities. The activities are recreation, education, and promotion. Thus, in addition to meeting the needs of hygienic and fresh consumption activities, the community can also conduct fun recreational activities and get education related to the field they consumed. The final task is divided into 2 (two), namely Pre Final Project (project preparation) and Final Project (designing building). Pre-Final Project is the concept-making process which supports by the observation data using qualitative methods. The final project design results are presented as shop drawings, 3d animations, and poster. Keyword: dessert, pastry, foodhall, gallery, lounge, exhibition. __________________________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Di masa modern ini, bidang food and beverage tidak hanya dipandang sebagai fungsi kegiatan konsumsi, melainkan menjadi tren dan gaya hidup tanpa pandang usia. Dapat dilihat dari maraknya peminat dan didirikannya bisnis food and beverage di kalangan remaja hingga dewasa. Salah satunya yaitu hidangan dessert dan pastry. Rasanya yang lezat dan manis, serta tampilannya yang cantik dan beragam menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa hidangan berbahan dasar kopi, rasa pahit ini justru menjadi juga tidak kalah menarik bagi penikmat yang tidak menyukai rasa manis atau sebagai penetral. Perihal tampilan hidangan pastry, desainnya sangat beragam dan menggugah selera. Menurut Bartono dalam Hasanah (2005) dalam lingkup perhotelan, pastry dapat dikatakan sebagai sweet center yang memiliki peranan dalam

menghasilkan produk yang oven fresh dan dessert [1]. Pendapat tersebut menarik perhatian penulis untuk membuat kajian tentang ‘sweet center’ sebagai pusat wisata kuliner khusus hidangan penutup di sebuah kota atau bisa disebut “City Sweet Center”. Di Indonesia, toko pastry dan dessert bukan hal yang asing di telinga. Namun, sarana yang tersedia hingga kini cenderung berskala kecil. Dalam artian, luasan area yang tersedia sangat terbatas, sarana hanya beroperasi seputar penjualan ataupun hanya tersedia fasilitas produksi saja. Fungsi usaha tersebut seharusnya dapat lebih kompleks lagi mengingat hidangan ini cukup dinikmati oleh masyarakat. Proses pembuatan yang dapat dilihat langsung oleh pengunjung dengan dinding transparan ke arah dapur dapat menjadi salah satu daya tarik dan menumbuhkan rasa percaya bagi para pengunjung. Karena itu, sarana untuk bidang dessert dan pastry ini perlu


dikembangkan potensinya sehingga dapat mewadahi kegiatan yang lebih kompleks. Dessert dan Pastry Center adalah sarana yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan wisata kuliner, produksi, promosi, edukasi hingga rekreasi untuk dessert dan pastry. Untuk mendukung kebutuhan kegiatan tersebut, dirancang galeri dan foodhall. Melalui galeri, pengunjung dapat mempelajari berbagai hal seputar dessert dan pastry. Kemudian, menikmati hidangan tersebut ataupun mempelajarinya secara praktik di foodhall. TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Pastry Pastry berarti jenis makanan yang terbuat dari campuran tepung, air dan lemak [2]. Kata pastry juga mengacu pada hidangan penutup berupa kue-kue manis. Dalam Bahasa Perancis, Pastry disebut dengan pâtisserie yang berarti toko kue [3]. Toko kue ini umumnya melayani penjualan serta pembuatan kuekue di tempat. Pengertian lain dari pastry adalah salah satu outlet kitchen utama yang khusus memproduksi cake, ice product, minuman dan buah-buahan [4]. Dapur atau kitchen yang khusus mengurus pastry disebut dengan Pastry Kitchen. Pastry Kitchen termasuk ke dalam bagian struktur organisasi Food and beverage Product Hotel yang khusus menangani terkait produksi cake, cookies, pastries, chocolate, pudding dan sebagainya. Adapun hidangan roti atau bakery merupakan sub-section dari pastry kitchen [1]. Berdasarkan wilayah asalnya, pastry dibagi menjadi kue oriental dan kue kontinental [5]. Kue oriental berupa kue-kue khas dari negara Asia seperti China, Indonesia, Jepang, Korea, dsb. Adapun kue yang termasuk ke dalam kue kontinental adalah kuekue yang berasal dari negara di Eropa, seperti Perancis, Inggris, Italia, Belanda, dsb. Kue kontinental terdiri dari pastry yang menggunakan ragi dan tidak menggunakan ragi. Dalam perancangan Dessert & Pastry Center, zonasi disesuaikan dengan tipe tersebut (kontinental atau oriental). 2. Definisi Dessert Dessert adalah hidangan penutup yang berfungsi untuk menghilangkan kesan dari hidangan sebelumnya [6]. Hidangan penutup terdiri dari dua, yaitu hot dessert dan cold dessert. Hot dessert adalah jenis dessert yang disajikan dalam kondisi hangat. Contohnya, souffle, martabak, dorayaki, pukis, banana flambe, dan lainnya. Adapun cold dessert adalah jenis dessert yang disajikan dalam kondisi dingin atau tanpa proses pemanasan. Contohnya, mouse, ice cream, fruit pie, cake, pudding dan lainnya. 3. Definisi Dessert & Pastry Center Dessert & Pastry Center didefinisikan sebagai sarana yang mewadahi kegiatan wisata kuliner, produksi, promosi, edukasi hingga rekreasi terkait bidang dessert dan pastry. Kegiatan di dalam Dessert & Pastry Center dibagi menjadi dua tempat, yaitu foodhall dan galeri. Berdasarkan KBBI, definisi dari kata pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi

pumpunan berbagai urusan [7]. Karena itu, bangunan ini akan menjadi pusat dari hidangan dessert dan pastry di kota. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, wisata adalah kegiatan mengunjungi suatu tempat yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara [8]. Berdasarkan definisi tersebut, wisata dapat dilakukan untuk menambah wawasan, disebut juga dengan wisata edukasi. Kuliner memiliki arti yang berhubungan dengan masak-memasak [9]. Dalam pembahasan ini, kuliner yang ditujukan khusus pastry dan aneka dessert. Dapat disimpulkan bahwa wisata kuliner dalam pembahasan ini adalah kegiatan mengunjungi, berkeliling, dan menikmati suasana tempat yang memproduksi pastry dan dessert dengan tujuan untuk konsumsi, rekreasi dan edukasi. Foodhall adalah area sejenis kafetaria yang mana pengunjung dapat memilih hidangan dari beberapa vendor di lingkungan komunal [10]. Lingkungan foodhall dirancang sebagai meet-up space yang mana sekelompok orang dapat duduk di meja bersama. Fasilitas utama foodhall diantaranya dapur produksi, restoran, kafe, lounge, dan foodstation. Adapun fasilitas pendukungnya, yaitu kantor, studio broadcasting, dan dapur workshop. Menurut DIRJEN Pariwisata No. Kep. KM. 108/HM.703/MPPT-91 pasal 1 bahwa exhibition merupakan suatu kegiatan menyebar luaskan informasi atau promosi [11]. Galeri pameran berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pameran. Pameran merupakan kegiatan yang mengundang banyak orang. Karena itu, galeri pameran cukup luas dan tidak memiliki banyak sekat. Adapun sekat dibuat sesuai kebutuhan penataan ruang pameran. Fasilitas utama galeri terdiri dari ruang pameran, galeri 2D dan galeri foto 3D. Pameran ini dimanfaatkan oleh berbagai disiplin bidang sebagai media promosi, unjuk karya, serta menjalin hubungan bisnis dengan perusahaan lain. Dalam suatu pameran, hanya ada satu bidang yang dipamerkan. Contohnya, pameran dalam bidang pangan, FoodExpo Greece. Pada pameran ini, pembagian sub berdasarkan jenis makanan atau produknya, seperti ice cream-sweet, pasta-cereallegume, dairy dan cheese product, dough productconfectionary, coffee-beverage-beers, raw materialingredients for bakery [12]. Pameran makanan yang menampilkan sclupture atau model buatan 3D berbentuk makanan memiliki daya tarik yang unik. 4. Tema Perancangan Arsitektur Indies adalah gaya arsitektur kolonial modern yang muncul di abad ke 19 dan 20 sebagai akibat dari perubahan persepsi masyarakat pada masa itu [13]. Gaya arsitektur indies atau hindia baru (new indies style) merupakan peralihan dari gaya arsitektur kolonial tradisional dengan gaya arsitektur modern Hindia Baru. Karakteristik bangunan dapat dilihat dari penggunaan elemen arch atau lengkung, bentuk yang fungsional, minim ornamen, dinding putih, atap


overstek, double-facade, dan opening besar. Salah satu contohnya adalah Kunstkring Art Gallery.

Tabel 1. Data GSB tapak Sisi U S T B

Batas-batas Jl. Raya Mangga Besar Jl. Kebon Jeruk 18 Pemukiman Jl. Hayam Wuruk

Keterangan Lebar : 24 m Lebar : 6 m Padat Lebar : 16 m

GSB 14 m 3m 4m 8m

Gambar 1. Kunstkring Art Gallery (id.pinterest.com/)

METODOLOGI PERANCANGAN Pengumpulan data untuk kebutuhan perancangan, dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu : a. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh terkait definisi, studi banding dan zonasi bangunan yang akan dirancang. Referensi dari studi literatur diambil dari jurnal, buku, laporan penelitian, artikel dan website di internet. Data terkait kebutuhan ruang, luasan, kegiatan dalam bangunan, ketentuan dan standard diperoleh dengan melakukan studi banding terhadap bangunan sejenis, dan standard yang ada. b. Survey dan observasi dilakukan untuk memperoleh data terkait bentuk, ukuran, luasan tapak, pencapaian dan bangunan yang ada di sekitar lokasi perancangan. Data visual diperoleh dengan metode kualitatif melalui media google street view. Kumpulan data tersebut dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan akhir sebagai data primer dan data pendukung yang digunakan dalam proses perancangan. PERANCANGAN 1. Lokasi Lokasi tapak perancangan terletak di Jalan Raya Mangga Besar, Maphar, Taman Sari, Jakarta Barat. Lokasi tapak berseberangan Kanal Molenviet yang menghubungkan Kota Tua Jakarta (Oud Batavia) dan Kawasan Monumen Nasional (Weltevreden) pada zaman kolonial. Akses menuju tapak cukup mudah, dapat dilalui kendaraan pribadi (motor, mobil) maupun kendaraan umum, lokasi tapak tidak terasing dan tidak mengganggu bangunan cagar budaya, dan posisi tapak tidak sulit untuk ditemukan. Hal-hal tersebut mendasari dalam pemilihan tapak. Berdasarkan PERDA DKI Jakarta Nomor 1 tahun 2014, tapak terletak di zona perkantoran, perdagangan, dan jasa (01.001.K.2.b). Luas tapak mencapai 27.404,45 m2. Berdasarkan PERDA DKI Jakarta Nomor 1 tahun 2014, maka ketentuan tapak sebagai berikut. KDB

= 75%

LDB

= 20.553 m2

KLB

= 3.00

LTB

= 61.660 m2

KB

=4

KDH

= 30 %

LDH

= 8.221 m2

KTB

= 55

Gambar 2. GSB dan LDB Tapak (Sumber : Dokumen Pribadi)

2. Tema Perancangan Tema perancangan terinspirasi dari lokasi tapak terpilih. Tapak terletak di antara dua lokasi penting di Jakarta, yaitu Kawasan Monumen Nasional dan Kawasan Kota Tua. Pada masa kolonial, kedua kawasan penting ini dihubungkan oleh Kanal Molenvliet yang berfungsi sebagai prasarana transportasi distribusi barang. Kedua kawasan tersebut memiliki karakteristik arsitektur yang berbeda. Kawasan Kota Tua dengan gaya arsitektur kolonial yang kuat, sedangkan Kawasan Monumen Nasional dengan gaya arsitekturnya yang modern. Maka dari itu, tema arsitektur yang diterapkan adalah Arsitektur Indies (New Indies Style). Bentuk bangunan didapat sebagai hasil dari analisis tapak, kebutuhan ruang fungsi bangunan, dan gaya asitektur. Elemen terkait gaya arsitektur yang dominan digunakan adalah bentuk geometris dan elemen lengkungan/arc.

Gambar 3. Ide Bentuk Bangunan (Sumber : Dokumen Pribadi)

3. Perancangan Tapak Konsep perancangan tapak diawali dengan sumbu diagonal melintang tapak. Sumbu ini ditarik dari area view terbesar dan diberi food sclupture sebagai daya tarik dan identitas. Sistem grid dipakai untuk penataan tapak. Pintu masuk pejalan kaki dibedakan dengan pintu masuk kendaraan. Pintu masuk untuk loading dock dibedakan dari pintu masuk utama. Terkait fungsi dan kegiatannya, sirkulasi untuk loading dock melalui area belakang bangunan. Posisi area parkir non-basement diletakkan di dekat pintu masuk dan pintu keluar. Area parkir non-basement diperuntukkan bagi bus, dan truk-truk loading dock. Karena ketersediaan lahan yang terbatas dan untuk


mengurangi lalu lintas kendaraan di dalam tapak, area parkir diarahkan ke basement. Area parkir basement dirancang untuk area parkir umum, baik staff maupun pengunjung.

Gambar 4. Konsep Tapak (Dokumen Pribadi)

4. Perancangan Bangunan Zonasi pada bangunan dibagi menjadi 4 (empat), yaitu area publik, area semi publik, area private, dan area service. Zonasi ruang berdasarkan kebutuhan fungsi ruang. Area publik terdiri dari area parkir, entrance hall, restoran, kafe, lounge, foodhall, galeri dan ruang pameran. Area semi publik berisi ruang kelas workshop, ruang meeting, dan studio broadcasting. Area private terdiri dari ruang kantor staff pengelola, area loading dock, VIP lounge, dan ruang karyawan. Adapun area service terdiri dari toilet, musholla, dan sebagainya.

Bangunan terdiri dari dua masa dengan pengelompokkan sesuai dengan fungsi kegiatan di dalamnya. Bagi pejalan kaki, didesain sebuah entrance gate dengan hallway bergaya arsitektur new indies style sebagai simbol selamat datang pada para pengunjung serta pengarah ke bangunan selanjutnya. Setelah melalui hallway, pengunjung masuk ke bangunan galeri. Pada bagian ini dibagi dua zonasi, yaitu zona kontinental dan zona oriental. Kemudian, pengunjung menuju foodhall melalui civic center. Bangunan foodhall terdiri dari lounge, foodstation, dapur produksi, private lounge, ruang akademi, kantor pengelola. Bagi pengguna kendaraan, bangunan dapat diakses melalui basement menggunakan escalator. Sedangkan pada bangunan galeri menggunakan elevator.

Gambar 6. Konsep Bangunan (Sumber : Dokumen Pribadi)

Struktur pada bangunan foodhall dan galeri terdiri dari struktur bawah, tengah, dan atas. Kedua bangunan menggunakan pondasi sumuran (bor pile), struktur tengah beton bertulang, struktur atap datar. Pada bangunan foodhall digunakan shearwall untuk memperkuat struktur bangunan. Pada ruang galeri temporer, menggunakan struktur rangka atap baja ringan (truss) untuk mendapatkan plafon yang tinggi. Karena bentuk denahnya yang memanjang dan ketinggian bangunan yang berbeda, bangunan galeri didilatasi.

Gambar 5 (a). Konsep Ruang Massa Foodhall (Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 5 (b). Konsep Ruang Massa Galeri (Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 7. Axonometri Struktur (Sumber : Dokumen Pribadi)

Sistem MEP bangunan food hall dan galeri terdiri dari transportasi vertikal, instalasi listrik, instalasi pencahayaan, ducting, distribusi air bersih, air kotor dan sistem kebakaran. Transportai vertikal terdiri dari lift, escalator, dan tangga. Sistem kebakaran yang digunakan di dalam bangunan dan di tapak terdiri dari sprinkler, hydrant, fire alarm, tangga kebakaran, jalur evakuasi, titik kumpul, dan jalur akses pemadam kebakaran. Penghawaan bangunan yang tertutup menggunkan penghawaan mekanis, sedangkan bagian yang terbuka memanfaatkan penghawaan alami. Pendistribusian air dan limbah diuraikan dalam bentuk diagram sistem.


Gambar 8. .Diagram Sistem Instalasi Listrik (Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 13. Perspektif Hallway

Gambar 9. .Diagram Sistem Distribusi Air Bersih (Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 10. Diagram Sistem Distribusi Air Kotor (Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 14. Perspektif Eksterior Galeri

Gambar 11. Diagram Sistem Distribusi Air Bekas (Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 15. Perspektif Interior Galeri

Gambar 12. .Diagram Sistem Distribusi Air Hujan (Sumber : Dokumen Pribadi)

5. Hasil Perancangan

Gambar 16. Perspektif Eksterior Foodhall

Gambar 13. Perspektif Mata Burung

Gambar 17. Perspektif Interior Foodhall


KESIMPULAN Dessert & Pastry Center ini didefinisikan sebagai sarana yang mewadahi kegiatan wisata kuliner, produksi, promosi, edukasi hingga rekreasi. Untuk mewadahi fungsi tersebut, bangunan dibagi menjadi dua, foodhall dan galeri. Foodhall menyediakan fasilitas dapur produksi, restoran, kafe, lounge, dan foodstation, kantor, studio broadcasting, dan dapur workshop. Pada foodhall, zonasi perlantai terbagi jadi zona kontinental (lantai 1), dan zona oriental (lantai 2). Adapun galeri menyediakan fasilitas galeri pameran temporer, galeri pameran 2D dan galeri creative 3D. Tema perancangan terinspirasi dari letak dan sejarah lokasi tapak. Perancangan tapak dimulai dengan menarik garis diagonal dari view terbesar dan grid. DAFTAR PUSTAKA [1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

[9]

M. Hasanah. “Tugas Dan Tanggung Jawab Pastry Section Dalam Menyiapkan Serta Menyajikan Hidangan Penutup Untuk Tamu Di Hotel Bumi Surabaya City Resort”. (2017). [Online]. Tersedia : https://repository.unej.ac. id/bitstream/handle/123456789/84436/Ma%E2 %80%99rifatul%20Hasanah%20%23.pdf?sequ ence=1. [Diakses pada 19 Maret 2020]. M. Rundell, “Macmillan English Dictionary”, 2002. [Online]. Tersedia : www.macmillandictionaryblog.com/pastry. [Diakses pada 26 Maret 2020]. Raharja, K. T. (2015). BAB 1 : Konsep dan Teori Dasar Produk Pastry. [Online]. Available: https://pdf.nsc.ac.id/1-Materi%20120190911032144.pdf. Bogasari. “Kenali Jenis-Jenis Pastry.” bogasari.com. http://www.bogasari.com/tips/tips-kenali-jenisjenis-pastry. [Diakses pada 17 Maret 2020]. Atiqah, Nurul. 2020. Aktivitas Magang sebagai Pastry Cook di The Residence Bintan.[Online]. Tersedia : http://repository.uib.ac.id/2842/5/k1746047-chapter2.pdf. [Diakses pada 22 Mei 2021]. Boston. “Pengertian Dessert : Jenis, Macam, dan Contoh Menu,” 2021. [Online]. Tersedia : https://www.amesbostonhotel.com/pengertiandessert/. [Diakses pada 12 Juli 2021] Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, “Kamus Bahasa Indonesia Edisi Elektronik”, 2016. [Online]. Tersedia : https://kbbi.kemendikbud.go.id/pusat. [Diakses pada 3 April 2020]. Kementerian Keuangan. UURI nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan. Kementerian Keuangan, 2009, [Online]. Tersedia : https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/10T AHUN2009UU.HTML. [Diakses pada 27 Maret 2020]. Pusat Bahasa, “Kamus Bahasa Indonesia Edisi Elektronik”, 2008. [Online]. Tersedia : https://kbbi.web.id/kuliner. [Diakses pada 27 Maret 2020].

[10] F. Michale, “What is a Food Hall?,” Foodservice Trends, 2021. [Online]. Tersedia: www.webstaurantstore.com/blog/2950/what-isa-food-hall.html [Diakses pada 12 Juli 2021]. [11] M. Ardyawan, “Semarang Convention and Exhibition Center” UNDIP, Semarang, Indonesia, 2014. [Online]. Tersedia : http://eprints.undip.ac.id/44162/2/ARDYAWA N_MAHENDRA_21020110120025_CONVE NTION_DAN_EXHIBITION_CENTER_DI_S EMARANG_BAB_I.pdf. [12] FoodExpoGreece. “Food Exhibitor”. fppdexpo.gr. https://foodexpo.gr/en/exhibition/exhibitorcategories/. [Diakses pada 20 Okober 2020]. [13] Wihardyanto, Sudaryono. 2020. “Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia Dalam Konteks Sejarah Filsafat Dan Filsafat Ilmu,” dalam Langkau Betang : Jurnal Arsitektur. 7(1): 4256. [Online]. Tersedia : https://jurnal.untan.ac.id/index.php/lb/article/vi ew/35500.





Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.