tielmagz: Overseas Student Edition

Page 1


Majalah yang akan saya buat yakni membahas mengenai serba-serbi mahasiswa/i rantau. Adapun topik yang akan dibahas dalam Majalah ini seperti kehidupan, kiat-kiat, edukasi, informasi, curhatan hingga pengalaman, dan masih banyak lainnya. Harapannya majalah ini bisa memberikan sarana bagi para mahasiswa/i yang akan merantau supaya bisa mengetahui gambaran ketika merantau dan mempersiapkan hal tersebut. Dan pastinya banyak cerita seru dan pembelajaran yang di dapat dari anak rantauan. Selamat Membaca.

Seluruh hak cipta. Produksi ini dan seluruh isinya dilindungi oleh hak cipta. Tidak boleh ada penggunaan atau cetak ulang. Dari semua atau sebagian dari publikasi ini dengan cara apapun atau bentuk apapun tanpa persetujuan tertulis sebelumnya. Majalah ini dibuat dengan usaha keras dan proses yang panjang demi menyelesaikan majalah tugas akhir dari mata kuliah digital publishing.

DOSEN PEMBIMBING

Gilang Topan Firdaus S.Sn BOARD

ART DIRECTOR

Talitha Maritza

EDITOR

Talitha Maritza

LAYOUTER

Talitha Maritza

GRAPHIC DESIGN

Talitha Maritza

TERIMA KASIH KEPADA:

Tuhan Yang Maha Esa

Kedua Orangtua

Kimmy a.k.a Laptopku

Kakak Senior KETIK

Team NR Productions, dan

Teman-Teman yang sudah mendukung

DITERBITKAN OLEH:

Dari Redaksi

Serba Serbi Kehidupan Mahasiswa Rantau,

Kata-kata di atas mungkin relate bagi kebanyakan anak rantau, Menjalani kehidupan sebagai anak rantau yang jauh dari keluarga bukanlah hal yang mudah, namun merantau juga memberikan hikmah, makna serta pembelajaran berharga yang tak ternilai harganya. Berbagai tantangan pun harus dihadapi oleh anak rantau, terlebih lagi mahasiswa rantau dengan latar belakang ekonomi menengah hingga kebawah, rasanya pasti nano-nano begitu ingin merantau, di satu sisi senang karena di perantauan kita bisa bebas mencari pengalaman bahkan bisa kuliah sambil bekerja part time, namun di satu sisi lagi diliputi rasa takut dan khawatir, takut homesick, takut kehabisan uang dan khawatir menjadi beban ekonomi orang tua, bahkan ada yang takut tidur sendiri. Overthinking sudah pasti menggerayangi ketika kita ingin memutuskan untuk merantau, itu hal yang normal kok, karena ketika kita memutuskan untuk merantau itu berarti kita sudah harus siap akan segala konsekuensi hidup sendiri di kota atau bahkan negara orang, belajar memecahkan masalah sendiri, belajar

beradaptasi, belajar berpegang teguh pada prinsip diri, hingga hal-hal kecil seperti belajar masak dan belajar mengatur keuangan sendiri itu sudah menjadi hal dasar untuk survive di perantauan, karena walaupun hanya berbeda kota tetap saja lingkungan tempat kita tinggal dengan lingkungan di kota perantauan itu sudah pasti berbeda dengan culture yang berbeda pula.

Dinamika kehidupan mahasiswa rantau itu berbeda-beda, namun terkadang senasib

sehingga sering merasa relate. Pertama kali merantau ada rasa takut tapi ada juga rasa excited karena ketika kita merantau kita harus mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, dengan teman kos, dengan teman kuliah bahkan dengan warga sekitar, ya setidaknya kita kan harus menunjukan eksistensi kita di lingkungan baru. Belum lagi jika ada rasa homesick yang datang tiba-tiba, kangen rumah dan keluarga lah, kangen masakan rumah lah, serba kangen deh pokoknya.

Cara Survive Anak Rantauan, Caranya.

Anak rantau wajib belajar bertahan hidup dan mewujudkan tujuannya ketika merantau.

Sebagai Rantauan, Begini

Tantangan hidup bagi anak rantau yang jauh dari orang tua bisa dikatakan berat. Apalagi bagi anak rantau yang baru pertama kali merasakan pengalaman jauh dari rumah. Selain harus berusaha keras beradaptasi, anak rantau juga wajib belajar bertahan hidup dan mewujudkan tujuannya ketika merantau.

CARA BERTAHAN HIDUP ANAK RANTAU

Jika kamu membayangkan cara survive anak rantau hanya bisa dilakukan dengan banyak uang, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Uang tidak akan menjamin anak rantau tetap bertahan ketika mendapatkan masalah. Terlebih lagi jika masalah tersebut menyangkut hubungan dengan orang lain atau masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan uang. Lalu, bagaimana cara agar anak rantau dapat bertahan hidup? Berikut tipsnya.

1. Percaya Diri

Ketika kamu sudah memutuskan akan menjadi anak rantau, hilangkan sikap pemalu yang kamu miliki. Sebab, di tempat yang baru nanti kamu perlu berkomunikasi dengan banyak orang. Jika tidak percaya diri, kamu akan kesepian dan tidak bisa berbaur dengan lingkungan. Ditambah lagi apabila teman di perantauan adalah orang yang senang bergaul dan nongkrong.

Sikap percaya diri dapat kamu tunjukkan ketika berkenalan dengan orang baru dan ketika berbicara. Kamu memang tidak perlu menyebutkan seluruh kemampuan yang dikuasai, tetapi ada kalanya kamu bisa menceritakan pengalaman mengesankan. Sikap percaya diri juga berperan penting untuk membuatmu sukses menempuh studi dan bekerja di tanah rantau. Percayalah bahwa kamu memiliki

kemampuan untuk berinteraksi dan berkompetisi dengan orang lain.

2. Tidak Malu Bertanya

Jangan pernah malu bertanya jika kamu ingin mendapatkan informasi penting yang dibutuhkan. Terkadang, anak rantau merasa sungkan atau malu ketika harus bertanya pada orang baru. Padahal, anak rantau belum banyak mengetahui seluk beluk lokasi tempatnya tinggal.

Ketika kamu mendapati kesulitan untuk mencari tempat membeli barang dengan harga terjangkau, bertanyalah pada pemilik kost atau orang di sekitarmu. Mereka akan dengan senang hati memberikan informasi untuk bisa membantumu. Bertanya arah jalan atau lokasi tempat yang kamu cari pun bisa dilakukan. Sebab, tidak semua lokasi di sekitar bisa ditemukan dengan peta online dan internet. Terkadang informasi yang diberikan warga lokal justru lebih lengkap dan membantu. Catat informasi yang mereka berikan pada kertas atau pada catatan di ponsel. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, terlebih lagi jika kamu adalah orang yang pelupa.

3. Mau Belajar

Berada di tanah rantau berarti siap untuk belajar hal baru. Pelajari cara berbaur dengan masyarakat lokal karena “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.” Kamu dapat berjalan-jalan di sekitar lokasi tempat tinggal dan mencatat tempattempat penting. Pelajari adat kebiasaan masyarakat sekitar, seperti harus menunduk jika melewati orang yang lebih tua, mengucapkan salam, dan sebagainya. Kamu akan dihargai di tanah rantau jika kamu bisa menghargai orang lain pula.

4. Menjalin Komunikasi dengan Baik

Selektif dalam memilih teman memang penting. Namun, kamu tetap harus menjalin komunikasi dengan siapapun agar tidak memiliki musuh. Sebagai perantau, jalin komunikasi dengan pemilik tempat tinggal dan tetangga sekitar. Hal ini sangat penting karena suatu hari nanti kamu akan membutuhkan mereka. Menjalin komunikasi yang baik dengan teman kost dan teman kuliah atau rekan kerja pun wajib kamu lakukan. Hindari berbicara dengan kata kasar atau kalimat yang kurang pantas sekalipun kamu sudah akrab. Selain itu, kamu juga perlu menjaga diri agar tidak membicarakan keburukan orang lain.

5. Mengelola Keuangan

Masalah keuangan yang dialami anak rantau sudah bukan hal yang aneh lagi. Ketika mendapatkan kiriman dari orang tua, anak rantau yang tidak bisa mengelola keuangan akan langsung membelanjakannya. Tidak jarang anak rantau akan membeli barang-barang yang tidak diperlukan dan tidak bisa menghasilkan pemasukan. Cara mengelola keuangan untuk anak rantau bervariasi tergantung aktivitas utama yang dijalani. mulailah dengan mengalokasikan dana untuk membayar biaya sewa tempat tinggal. Bisa dibayangkan jika anak rantau tidak memiliki tempat berteduh dan tempat tinggal, pasti akan kesulitan. Selanjutnya, alokasikan uang untuk membayar biaya studi dan biaya makan. Sesekali anak rantau bisa mencicipi makanan enak atau makan di luar. Namun, untuk menghemat pengeluaran, makan di kost atau memasak sendiri bisa menjadi solusi.

Jangan lupa menyisihkan sebagian uang kiriman untuk ditabung. Kamu perlu menyiapkan dana darurat untuk mengantisipasi adanya keperluan mendadak. Waktu sakit, kehilangan barang, ujian mendadak, dan masalah mendadak lainnya tentu perlu ditangani dengan cepat menggunakan dana darurat. Jika kamu boros, kamu akan mengalami kesulitan apabila harus terus mengandalkan orang tua.

6. Manajemen Waktu

Manajemen waktu yang baik perlu dimiliki anak rantau. Ketika hidup jauh dari orang tua, tidak ada yang bisa mengatur waktu dan hidupmu selain diri sendiri. Jadi, bisa dikatakan bahwa sukses tidaknya kamu di perantauan akan ditentukan dirimu sendiri. Selagi belum terlambat, belajarlah membagi waktu dengan baik. Mulailah dengan bangun pagi dan tidak berlama-lama bersantai di atas kasur. Ada banyak kegiatan yang bisa kamu kerjakan, mulai dari membersihkan kamar, mencuci, atau belajar materi sebelum kuliah. Jika kamu hanya membuang-buang waktu dengan banyak mengurus media sosial, kamu akan menyesal ketika ada banyak target yang tidak tercapai. Ingatlah bahwa kamu perlu menyelesaikan kewajiban utama sebelum memberikan hadiah pada diri sendiri berupa waktu santai.

7. Belajar Memasak

Pengeluaran terbesar anak rantau dalam hal makanan bisa diatasi dengan memasak makanan sendiri. Jika tempat tinggal di perantauan sudah dibekali fasilitas dapur, kamu hanya perlu mencoba bereksperimen. Beli bahan masakan dan kebutuhan lainnya di pasar dibandingkan supermarket karena harganya jauh lebih murah. Selain itu, kamu masih bisa menawarnya.

Memasak bersama teman atau penghuni kost pun bisa menjadi solusi bagi kamu yang ingin lebih hemat. Kamu dapat memasak porsi besar dan memakan makanan tersebut lebih dari satu kali dalam sehari. Cara ini sangat efektif menekan pengeluaran biaya makan meskipun kamu membutuhkan waktu untuk memasak makanan.

8. Rajin Berolahraga

Selama berada di tanah rantau, jaga kesehatan dengan rajin berolahraga. Tidak perlu mencari olahraga berat yang membuat lelah. Mulailah dengan berjalan santai atau lari pagi di sekitar lokasi tempat tinggal. Selain bisa membuat tubuh lebih segar, kamu dapat bertemu banyak orang dan bertegur sapa agar lebih akrab. Usahakan untuk berolahraga secara rutin meskipun hanya sebentar.

9. Tidak Mengeluh

Cara bertahan hidup yang seringkali diabaikan anak rantau adalah mengurangi keluhan. Hidup di tanah rantau memang tidak mudah. Namun, jika kamu terus mengeluh dan meratapi nasib, hidup akan terasa semakin berat. Tekankan pada diri sendiri bahwa kamu boleh mengeluh sekali dua kali, tetapi harus langsung bergerak. Jangan sampai kamu menghabiskan waktu untuk menyesali kenyataan dan justru tidak melakukan apa pun. Hidup di tanah rantau yang berat bisa kamu atasi dengan terus berjuang.

Demikian informasi mengenai cara bertahan hidup anak rantau yang bisa kamu terapkan. Cobaan yang akan kamu hadapi sebagai anak rantau akan terus ada. Namun, kamu tidak boleh menyerah dan perlu terus berusaha demi mencapai kesuksesan. Ingatlah bahwa tujuanmu merantau adalah mencapai sebuah target hingga membanggakan orang tua. Tetap semangat dan jangan menyerah, ya!

Cerita anak rantau kuliah memang berbeda dengan anak rumahan yang kuliah dekat rumah. Kuliah merantau tentu Ada Keseruan yang Sulit Dilupakan dan banyak kisah yang menarik dan tak terduga. Apalagi anak rantau itu jauh dari orang tua, hidup kadang seadanya dan acapkali malah was-was menunggu kiriman uang dari rumah. Apalagi untuk anak rantau perempuan, jauh dari mama papa bukanlah hal yang mudah di awal langkah. Namun merantau dipilih untuk menjemput masa depan gemilang.

KULIAH ANAK RANTAU

Berbeda dengan anak rumahan yang memulai pagi dari rumah. Anak rantau umumnya memulai dari kosan atau kontrakan. Jika anak rumahan sudah disiapkan sarapan, lain halnya dengan anak rantau yang kadang baru bangun langsung mandi dan berangkat kuliah.

Kadang anak kosan juga bandel, mereka tidur larut malam dan bangun kesiangan. Tapi tidak sedikit anak rantau kosan yang rajin. Mereka bangun lebih awal, memasak, mencuci,

mengerjakan tugas, update status dan kemudian menuju kampus.

Anak rantau yang kuliah berkuasa atas waktunya. Ia tidak terikat dengan jam rumah. Artinya kuliah anak rantau bisa mengoptimalkan waktu sebaik mungkin. Mereka bisa bermain, mengembangkan diri dan bergaul sesuai dengan keinginan. Disinilah kepribadianya akan dibentuk dan ditempa.

Bagaimana uang kuliah anak rantau? Anak rantau menunggu kiriman dari orang tua mereka. Awal bulan biasanya hidup mereka mewah, namun akhir bulan cukup susah. Bagaimana jika uang kiriman habis dan belum juga datang lagi? Bisa jadi mereka akan mati gaya. Momen itulah yang kelak akan menjadi cerita dan pelajaran bagi si mahasiswa perantau.

FAKTA ANAK RANTAU

Ada beberapa fakta anak rantau yang tentunya menarik dan unik. Anak rantau akan takut sakit, hidup cukup susah jika tidak ada kendaraan pribadi, mudah krisis, mudah rindu dan hidup bebas. Pada awal kedatanganya di kampus dan lingkungan baru anak rantau juga akan beradaptasi. Ada juga yang minder dan tidak percaya diri sehingga mengurung diri. Namun seiring berjalanya waktu, mereka akan terbiasa.

Pengalaman Hingga Curhatan Hidup RantauMahasiswa

CURHATAN ANAK RANTAU

Nasib anak rantau yang berbeda, membuat mereka curhat atas keadaan yang menimpa mereka. Apa saja curhatannya ?

“Di awal-awal, anak rantau akan minder karena berhadapan dengan orang baru dan pergaulan baru. Kadang bahasa dan logat mereka juga berbeda.”

“Anak rantau akan rindu masakan ibu. Solusinya adalah minta sang ibu untuk mengirimkan makanan tahan lama. Namun jika tidak bisa, maka mereka akan menabung rindu masakan ibu.”

“Belajar menghargai dan menghormati daerah baru. Adat, kebiasaan dan juga lingkungan yang berbeda membuat anak rantau mesti belajar lagi.”

“Anak rantau musti hidup hemat. Mereka punya beberapa menu andalan seperti indomie rasa apa saja, nasi kerupuk, nasi hitam kecap, nasi kuah garam dan menu murah otodidak lainya.“

PengalamanCurhatan Mahasiswa

MARS ANAK RANTAU

Aku ingin begini

Aku ingin begitu

Ingin ini, ingin itu

Banyak sekali

Semua, semua, semua Tak dapat dikabulkan

Tak kan terkabul karena

Ga punya duit...

*Nyanyikan dengan irama lagu pembukaan Doraemon

Kos merupakan pilihan utama bagi mahasiswa. Kos sendiri memiliki fungsi sebagai rumah sementara, tempat belajar, dan tentunya tempat beristirahat, namun tahukah kamu bahwa dari data yang ditemukan, banyak kasus mahasiswa melakukan pindahan kos-kosan selama mereka menjadi perantau karena berbagai alasan?

Kos yang sesuai dengan harapan (baik dari segi sarana dan prasarana) tentu sangat menunjang produktifitas belajar dan bekerja, belum lagi jika kamu menemukan kamar impianmu, hal ini pastinya akan meningkatkan level kebahagiaanmu tersendiri, bukan?

1. CARI DAN TENTUKAN KAMAR

YANG

Untuk kamu yang memiliki rencana untuk merantau, salah satu persiapan utama tentunya menentukan tempat tinggal. Salah satu pilihannya adalah kos-kosan sebagai tempat tinggal sementara. Pastikan untuk memilihnya dengan bijak, ya. Bijak dalam artian menyesuaikan dengan kebutuhan kamu semua. Jika kamu merasa layak untuk kamu tinggali, maka pilihlah tempat tersebut. Serta hal terpenting adalah harga sewa yang terjangkau.

Saat memilih kos-kosan, penting bagi kamu untuk menganggarkan kisaran biaya bulanan sesuai kemampuan. Seperti yang kamu ketahui, hubungan dapat retak karena masalah uang. Kamu tidak ingin hubunganmu dengan pemilik kosan hanya sekedar penagih dan penyewa bukan? Kosan mahal tentu memberikan fasilitas yang lumayan, tapi banyak juga kosan ekonomis yang menawarkan hal serupa. Jadi, tak selamanya kamar yang nyaman harus dibayar dengan harga yang tak masuk akal. Kamu harus bijak memperhatikan aspek itu ya!

2. SESUAIKAN MODAL AWAL UNTUK

MEMENUHI KESEHARIAN KAMU

Setelah masuk di kos-kosan yang sesuai dengan kebutuhan, pastikan untuk menentukan biaya hidup di lingkungan baru kamu. Kamu bisa menentukannya dengan jangka waktu tertentu, bisa per bulan atau per minggu. Misalkan sebagai mahasiswa yang baru tinggal di kos, maka kamu bisa mulai dengan mengetahui biaya kebutuhan dasar seperti listrik, perlengkapan dan bahan makanan, serta perlengkapan mencuci pakaian. Lalu mengetahui biaya kebutuhan tambahan seperti harga porsi makan di lingkungan sekitar kos. Dari sini, kau bisa catat tiap pengeluaran dan hitung jumlahnya jika ada pengulangan (misalkan pembelian bahan makanan). Jangan lupa tentukan jangka waktu untuk perhitunganmu. Tentu kamu bisa memperkirakannya saja jika hal tersebut dirasa cukup rumit. Dari sinilah kamu bisa mengetahui modal awal untuk memenuhi keseharian sebagai anak kos-kosan.

3. LENGKAPI KEBUTUHAN KOS

SECARA BERTAHAP

Untuk tips ini cukup berguna bagi kamu yang baru masuk kos. Melengkapi kebutuhan kos tentu

tidak bisa dihindari. Akan tetapi, bagaimana jika tidak dibarengi dengan pengaturan yang baik? Sebagai contoh, bayangkan jika kita langsung melengkapi semua kebutuhan di awal bulan dengan tanpa memperhatikan pengeluaran, dalam waktu dekat bisa saja kita kehabisan biaya hidup yang mungkin seharusnya baru habis di akhir bulan. jika kamu baru masuk kos-kosan. Daftar barang yang wajib dimiliki anak kos yang ada di urutan pertama adalah peralatan mandi. Tidak semua kos menyediakan kamar mandi dalam di setiap kamarnya. Beberapa kos justru menyedikan kamar mandi bersama, sehingga penting bagimu untuk mempunyai peralatan mandi sendiri. Peralatan kos yang wajib dibeli lainnya adalah peralatan makan. Tak selalu beli di luar, terkadang kamu juga bisa memasak sendiri makananmu bila di kosmu menyediakan dapur, kemudian kamu perlu membeli terminal colokan listrik untuk berjaga-jaga bila kamu membutuhkan lebih dari satu colokan listrik, dan masih banyak lainnya.

Maka dari itu, lengkapi kebutuhan kosmu secara bertahap, Misalkan jika kamu memerlukan kebutuhan tambahan berupa penyejuk ruangan dan lemari pendingin, maka kamu bisa membeli salah satunya terlebih dahulu, dan kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan dasar yang lebih penting terlebih dahulu. Tentunya pada poin ini, kebutuhan anak kos berbeda-beda, ya. Jadi yang terpenting adalah bijaksana dalam mengatur keuangan.

4. KONSISTEN DALAM

MENJAGA KEBERSIHAN DAN KESEHATAN KOS

Yang tidak kalah penting kali ini adalah menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar kos. Sebagai anak kos-kosan, hal ini akan menjadi penentu kenyamanan saat tinggal di kos. Mulai dari diri sendiri, jaga kebersihan dan kesehatan lingkungan terdekatmu yang baru secara konsisten. Bagaimanapun juga, kondisi tempat tinggal yang bersih dan sehat akan sangat menopang performa aktivitasmu sehari-hari.

Itulah apa saja persiapan awal bagi kamu anak kos-kosan. Mulai dari persiapan awal kamu hingga membiasakan diri untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Apapun kegiatanmu, selalu pastikan agar kamu bisa kembali beristirahat dan merasa bahagia di tempat tinggal yang nyaman.

Melanjutkan kuliah, bahkan tak jarang harus berstatus sebagai mahasiswa rantau, menjadi keinginan banyak orang. Pergolakan batin terjadi ketika kita dihadapkan dengan pilihan kuliah di universitas yang satu daerah dengan kampung halaman atau pergi merantau untuk kuliah di universitas yang jauh dari tempat tinggal.

Ketika ternyata diterima di universitas luar kota yang jaraknya ratusan kilometer dari tempat tinggal, mau tak mau kamu harus hidup di perantauan dan menyandang gelar sebagai mahasiswa rantau. Tentu tidak mungkin kamu pulang ke rumah setiap hari setelah selesai kuliah dengan jarak ratusan kilometer. Berat di ongkos, berat di badan juga ya, Sobat. Kehidupan di kota perantauan membuatmu harus siap mengalami berbagai hal pedih dan merasa homesick karena jauh dari orang tua, keluarga, bahkan teman satu geng. Namun sebagai anak rantauan, kamu bisa mendapat pengalaman menarik yang tidak akan didapatkan kecuali hanya dengan pergi merantau.

Salah satu pengalaman menarik itu adalah menunggu transferan bulanan yang tak kunjung datang. Dijamin, perasaan ini pasti cuma dirasakan mahasiswa rantau. Kamu juga harus mengerjakan banyak hal seorang diri, yang membuatmu lebih mengenal siapa dirimu, menjadi lebih handal dalam melihat masalah dan menyelesaikannya.

Masih banyak suka duka yang dialami mahasiswa rantau. Yuk, kita intip bareng tips merantau yang penting buat kamu sebagai calon mahasiswa rantau.

1. PERGI MERANTAU, PERSIAPANNYA GAK MAIN-MAIN

Menjadi mahasiswa rantau itu butuh banyak persiapan. Pertama, kita harus menentukan di daerah mana akan menetap. Biasanya indekos yang dekat dengan kampus dan bisa ditempuh dengan jalan kaki adalah pilihan terbaik. Tinggal di indekos dengan kriteria seperti ini membuatmu lebih mudah ke kampus.

Pilihan tempat tinggal buat anak rantau nggak hanya indekos, Sobat. Kamu bisa juga memilih untuk tinggal di kontrakan. Bahkan, kontrakan menjadi pilihan yang pas jika kamu pergi merantau bersama teman-teman dari kampung halaman. Relasi yang telah terjalin akan

memudahkan kamu untuk hidup di perantauan bersama mereka di satu kontrakan.

Mahasiswa rantau juga harus menentukan fasilitas apa yang dibutuhkan di tempat tinggalnya yang baru. Apakah perlu AC, WiFi, kamar mandi dalam atau luar, butuh fasilitas dapur atau mau order makanan saja, fasilitas laundry, atau bahkan butuh supir (ini ngelunjak namanya), semua perlu dipikirkan. Enggak berhenti sampai situ saja, mahasiswa rantau juga perlu merancang barang apa saja yang akan mengisi kamarnya, akankah ada kulkas, meja belajar, lemari, atau printilan lain untuk menunjang kebutuhannya. Saking banyaknya hal yang harus dipikirkan, teman-teman yang akan menjadi mahasiswa rantau harus menyiapkan satu kunci utama. Apa itu? Yup, benar sekali, mental. Mental menjadi kunci penting yang harus dimiliki sebelum kita memutuskan untuk merantau. Punya mental yang kuat akan memudahkanmu beradaptasi dan berjuang di tanah rantau.

Perbedaan budaya di kota perantauan menuntutmu untuk cekatan, mudah dan cepat menyesuaikan dengan kebiasaan orang-orang di sekitar tempat tinggal barumu. Setiap daerah pasti punya larangan atau pantangan yang berbedabeda. Nah, setiap anak perantauan harus tahu apa saja larangan di tempat baru itu dan menjauhinya agar dapat diterima dengan baik oleh lingkungan sekitar.

2. HIDUP DI PERANTAUAN, TEKANANNYA BANYAK

Kamu sebagai mahasiswa rantau harus memulai kehidupan kuliah dengan tekanan yang jauh lebih berat daripada mereka yang tidak pergi merantau. Beradaptasi dengan lingkungan baru, teman baru, kebiasaan baru, dan budaya baru membuat mahasiswa rantau harus pandai menyusun strategi agar bisa bertahan hidup di perantauan seorang diri. Memang tekanan seperti apa saja sih, yang sering dirasakan mahasiswa rantau?

Tekanan mahasiswa rantau tidak hanya tugas kuliah yang semakin lama semakin nggak masuk akal jumlahnya, tetapi juga tekanan pergaulan. Bertemu teman dari daerah lain menjadi tekanan baru bagi mahasiswa rantau. Perbedaan bahasa dan cara berkomunikasi yang tak jarang menimbulkan salah paham menjadi keluh kesah anak rantau yang sering terjadi. Oleh karenanya, kamu

sebagai mahasiswa rantau harus berhati-hati saat berkomunikasi dengan teman dari daerah lain, ya. Mahasiswa rantau juga paling tahu rasanya kesepian, yang sudah menjadi makanan sehari-hari. Apalagi, medsos dapat membuat rasa kesepian, atau istilah kerennya homesick, datang kapan saja. Misalnya, enggak sengaja pas tengah malam ngeliat Instagram Story teman yang lagi dinner bareng mama papanya. Beeuuhh… auto nangis! Mau pulang, tapi jauh. Nggak pulang, tapi kangen. Pergolakan seperti ini biasa dirasakan mahasiswa rantau. Belum lagi, tekanan keuangan yang nggak kalah seremnya. Anak perantauan yang jauh dari orang tua tahu betul bagaimana beratnya berjuang di tanah rantau dengan jatah bulanan yang sangat terbatas.

Program penghematan yang biasanya dilakukan mahasiswa rantau adalah dengan makan di warteg tiap hari. Sebenarnya boleh aja kamu makan di resto bintang lima sekali-kali, tetapi jangan keterusan sampai jadi kebiasaan, ya. Kalau keterusan, uang jajanmu pasti akan habis sebelum akhir bulan. Terus, kamu pun akan ditemani mie instan setiap hari sambil nungguin transferan.

3. JAUH DARI ORANG TUA, HARUS

BISA PROTEKSI DIRI

Jauh dari orang tua dan keluarga menuntut mahasiswa rantau harus bisa menjaga dirinya secara mandiri. Jangan karena alasan menghemat akhirnya memilih makanan murah yang tidak memprioritaskan kebersihan. Penting bagi mahasiswa rantau untuk tetap aware atas kesehatannya. Kalau sampai jatuh sakit, nanti siapa yang repot?

Bukan hanya kamu yang repot, tetapi orang tua dan keluargamu di kampung halaman bakal berkali-kali lipat repotnya. Kamu yang sakit dan jauh dari orang tua pasti membuat mereka sedih dan tersiksa. Jadi, penting banget untuk menjaga tubuh agar tetap fit. Jangan menambah beban pikiran orang tua dan keluarga di kampung halaman dengan lalai akan kesehatan. Tidak hanya menjaga kesehatan, tetapi kamu juga harus menjaga keamanan diri. Yang namanya anak rantau, siapa lagi yang menjaga keamananmu kalau bukan dirimu sendiri? Kenali dengan baik siapa temanmu dan siapa orang-orang di sekitarmu. Sudah banyak kejadian kriminal dengan mahasiswa yang menjadi korban. Jadi kamu harus selalu berhati-hati dimanapun dan kapanpun ya, Sobat.

4. SKILL MENGATUR WAKTUNYA

NGGAK PERLU DIRAGUKAN

Mahasiswa rantau pinter banget kalau urusan mengatur waktu karena banyaknya urusan yang harus dikerjakan. Mahasiswa rantau sudah terbiasa membagi waktunya untuk belajar, bersihin kamar indekos atau kontrakan, cuci baju, masak, mengerjakan tugas, mengurus organisasi, dan kegiatan lainnya setiap hari.

5. PUNYA WAKTU FLEKSIBEL

UNTUK BERMAIN

Ini nih, salah satu motivasi merantau yang paling didemenin oleh kalian yang punya strict parents. Bener nggak, Sobat? Sebagai mahasiswa rantau, kamu bebas mempergunakan waktu sesuai keinginanmu. Kamu bisa menentukan sesukamu kapan bermain dan melepas penat, tanpa harus disuruh cepat pulang atau ditelepon, “Cepet pulang, nanti dikunci di luar!”

Tetapi kebebasan hidup di perantauan dan jauh dari orang tua seperti ini harus dipergunakan dengan bijaksana ya, Sobat. Sebagai mahasiswa, seharusnya kamu sudah tahu batas mana yang tidak boleh dilewati dalam urusan bermain.

6. BISA BELAJAR MANDIRI SELAMA HIDUP DI PERANTAUAN

Kamu tak perlu lagi menyisihkan uang untuk mengikuti seminar melatih kemandirian. Menjadi anak rantau membuatmu belajar menjadi mandiri setiap harinya. Mahasiswa rantau harus berusaha mencari solusi atas permasalahannya sendiri,

bahkan terkadang tanpa bantuan orang lain. Sebagai anak perantauan, kamu terlatih mencari jalan keluar yang terbaik hingga akhirnya berhasil keluar dari situasi runyam yang mengintai.

7. ANAK RANTAUAN MENTALNYA KUAT

Seperti yang banyak orang bilang, “Anak perantauan biasanya mentalnya kuat.” Benar sekali. Mahasiswa rantau juga kuat, kuat nahan laper pas akhir bulan (anak sultan can’t relate). Enggak gitu, canda kok. Sebagai mahasiswa rantau, kamu sering menghabiskan waktu sendiri, sehingga kamu lebih mengenal pribadimu dengan baik. Lambat laun, kamu punya kontrol yang handal untuk merespon perkataan dunia luar terhadap dirimu. Kamu pun jadi nggak mudah overthinking!

Ada banyak keluh kesah anak rantau selama hidup di perantauan, jauh dari orang tua dan keluarga. Meskipun kedengarannya seram dan memprihatinkan, kamu wajib berbangga diri karena sejatinya kamu sudah selangkah lebih maju dibanding mereka yang tak harus berjuang di tanah rantau.

Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh anak rantau adalah masalah keuangan. Sebagai mahasiswa rantau, kamu mau

tidak mau dituntut untuk mandiri dalam banyak hal. Kamu harus belajar untuk tidak bergantung pada orang lain, termasuk orang tua. Hal yang sama juga berlaku dalam urusan mengatur keuangan.

Hidup merantau dengan status mahasiswa bagi sebagian besar orang mungkin bukanlah hal yang mudah. Kondisi ini menuntut kamu agar serba mandiri untuk berbagai hal. Salah satu hal yang harus kamu perhatikan ketika menjadi mahasiswa rantau adalah perihal pengaturan keuangan.

Nah, berikut ini adalah trik ampuh untuk mengatur uang bulanan yang mungkin terkadang kamu abaikan, tapi ternyata penting. Apa saja? Simak yuk uraiannya berikut ini.

Pertama kali yang harus kamu lakukan adalah menyusun anggaran bulanan secermat mungkin. Kamu membutuhkan rencana bulanan selama satu bulan ke depan agar tidak terjadi pembengkakan pengeluaran. Kamu perlu catat semua yang akan digunakan untuk pengeluaran dan digunakan untuk tabungan. Jangan lupa untuk membagi uang tersebut di tiap kebutuhanmu. Tentukan hal-hal yang menjadi prioritas kebutuhan sehari-hari seperti uang makan, uang transportasi, uang internet, uang listrik, dan uang bulanan kamar kos.

Catatan keuangan ini cukup penting karena bisa dimanfaatkan untuk memantau setiap pengeluaran yang kamu lakukan. Hal ini juga bisa menjadi acuan untuk melihat apa saja yang cukup sering dibeli setiap hari atau setiap bulannya. Catatan keuangan ini juga bisa dilakukan dengan mengumpulkan struk pembelian setiap belanjaan yang kamu lakukan. Catatan keuangan yang kamu buat pastikan tersusun dengan rinci sehingga bisa lebih mudah dalam pengelolaan sistem keuangan yang kamu lakukan setiap bulannya termasuk jika ada pengeluaran yang nggak terduga, seperti sakit.

Menabung di awal bulan

Buat jatah uang per hari

Kamu perlu juga untuk menjatah uang per hari. Hal itu dilakukan agar pengeluaranmu dapat optimal dan tidak terjadi pembengkakan pengeluaran. Sehingga target yang ingin dicapai selama satu bulan masih bisa dicapai karena tidak membeli hal-hal yang kurang penting. Kamu boleh mencatat terlebih dahulu dalam satu hari biasanya kamu mengeluarkan uang untuk apa saja, jumlahkan nominalnya maka sejumlah nominal tersebut yang jadi jatahmu perhari. Kurangi keinginanmu untuk bermewah-mewah ya karena selama jauh dari orang tua kamulah yang bertanggung jawab terhadap keuanganmu.

Dengan melakukan budgeting untuk pengeluaran setiap harinya. Sebagai anak rantau tentu setiap hari akan beraktivitas, seperti pergi ke kampus atau mengunjungi sejumlah tempat lainnya sehingga kamu harus membuat budget harian untuk aktivitas harian mu. Budget pengeluaran harian ini bisa terdiri dari uang bensin atau uang transport, uang makan hingga sejumlah kebutuhan harian lainnya. Dengan membuat budget harian ini kamu akan memiliki kontrol terhadap sistem keuangan untuk dikeluarkan setiap harinya dan cara ini cukup efektif untuk mengontrol pengeluaran di luar kebutuhan utama atau sekedar hobi.

Menabung di awal bulan ini bisa menjadi dana darurat saat ada kondisi mendesak dan bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu. seperti saat sedang sakit, hp rusak, dan lain-lain. Untuk kamu yang masih single, cukup sisihkan dana darurat sebesar 3x pengeluaran bulanan. Jika sudah terpenuhi, maka kamu bisa menabung untuk tujuan lainnya seperti untuk liburan atau barang impian yang kamu incar.

Tabungan awal bulan ini juga akan menjadi cara bijak untuk mengontrol sistem keuangan sehingga dengan begitu kamu akan tetap memiliki pegangan uang di luar kebutuhan utama dan pengeluaran sehari-hari yang bisa digunakan sewaktu-waktu. Usahakan untuk tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hingga nantinya menabung akan menjadi kebiasaan yang melekat hingga masa yang akan datang. Percayalah, menabung mendatangkan banyak manfaat yang baik untuk kamu!

Cari tempat tinggal di dekat kampus

Sebisa mungkin cari lokasi tempat kos yang terdekat dari kampus. Di area kampus, kamu akan menemukan beragam model kos dengan beragam harga pula. Kamu bisa memilih koskosan yang sesuai dengan budget-mu. Tidak perlu mewah, carilah kos yang kamu rasa sudah nyaman untuk ditempati.

Jika tidak memungkinkan, setidaknya cari yang jaraknya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Lokasi kos yang sangat dekat dengan kampus memang biasanya lebih mahal. Namun, dengan tinggal di tempat kos yang dekat dari kampus kamu pun bisa menghemat biaya transportasi sekaligus lebih sehat lho, karena jadi lebih sering berjalan kaki. Tidak hanya menghemat uang, dengan tinggal di dekat kampus kamu juga sudah menghemat waktu. Sebab, kamu tidak akan terjebak macet di perjalanan menuju kampus. Lumayan kan jika setiap minggu kamu bisa menghemat biaya transportasi?

Biasakan cuci atau masak sendiri

Meski banyak sekali tempat makan atau jasa laundry yang ada di sekitarmu, bila kamu masih bisa dan mampu untuk memasak makanan dan mencuci baju sendiri, lebih baik lakukan sendiri karena akan menghemat biaya.

Meski kini telah banyak jasa laundry hingga cuci kiloan yang harganya terjangkau, yaitu mulai dari Rp5-Rp7 ribu per kg, jika dihitung dengan cermat, tetap saja akan jauh lebih hemat mencuci pakaian sendiri. Tapi, lain halnya jika waktu yang terpakai untuk mencuci dialokasikan untuk melakukan kegiatan produktif seperti pekerjaan sampingan, menggunakan jasa laundry bisa lebih efisien karena membuatmu punya lebih banyak waktu dan energi untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Kemudian, jika di kos yang kamu tinggali memiliki dapur khusus untuk memasak atau diperbolehkan untuk membawa peralatan memasak maka akan lebih hemat jika kamu membuat masakan sendiri untuk dimakan sehari-hari karena hal ini akan lebih irit dibanding dengan membeli. Jika rumah kosmu tidak menyediakan dapur untuk memasak, manfaatkanlah rice cooker yang kamu punya. Selain untuk memasak nasi, kamu juga bisa memasak telur, mie instan, bahkan nasi goreng.

Bagaimana? Tips mana yang siap untuk kamu coba?

Merantau berarti jauh dari orang tua. Kita yang biasanya tinggal dekat orang tua pasti sangat tergantung dengan orang tua. Biasanya kalau kita butuh sesuatu pasti langsung mengadu ke orang tua, terutama dengan sang Ibu, entah hal sepele sampai hal yang nggak sepele. Waktu merantau kita dipaksa buat lebih mandiri, karena kita sadar nggak bisa terusterusan bergantung dengan Ibu. Pelan-pelan kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan mandiri. Kita mungkin belajar buat cuci baju sendiri, setrika baju sendiri dan mungkin belajar masak sedikit-sedikit, walaupun ujungnya cuma bisa sekedar masak mie instan. Sekuat dan semandiri apapun kita setelah ditempa oleh keadaan waktu merantau pasti ada kalanya kita merasa rindu sama rumah. Berikut ini adalah hal-hal yang pastinya kita rindukan dari sosok Ibu.

1. MASAKAN IBU YANG PASTI

SELALU JADI JUARA

Sebagian dari kita mungkin lebih suka makan junk food atau jajan daripada masakan Ibu kita. Kita menganggap makanan itu rasanya lebih enak.

Waktu masih di dekat ibu, pasti kita sering dilarang makan junk food dan jajan diluar. Ibu lebih memilih untuk memasak makanan kesukaan dan masak cemilan kesukaan kita ketimbang jajan di luar. Pasti ada aja masakan Ibu yang bakal jadi makanan favorit. Walaupun sebenarnya apa yang Ibu masak pasti kita suka.

Merantau bikin kita jadi nggak bisa makan masakan Ibu. Akhirnya harus beli makanan diluar. Walaupun kadang-kadang ada juga rumah makan yang menyediakan masakan rumahan, tapi itu nggak bisa ngalahin rasa masakan Ibu. Kita akhirnya sadar, masakan Sang Ibu lah yang selalu jadi juara dan rindukan karena selalu ada cinta di setiap masakannya. Momen pulang kampung pun tak pernah disia-siakan. Masakan Ibu jadi target utama.

2. SENTUHAN TANGAN IBU YANG

EFEKNYA MIRIP ANTIBIOTIK SAAT SAKIT

Semua orang pasti pernah sakit. Kita semua pasti setuju sakit itu nggak enak. Sakit apapun di dunia ini bakal kalah sama satu sakit yang mungkin

pernah dirasain sama mahasiswa rantau. Sakit apakah itu? Sakit yang paling sakit itu, sakit tapi sendirian dan jauh dari rumah alias merantau

Biasanya kalau sakit di dekat Ibu, pasti Ibu lah yang merawat kita. Coba ingat-ingat waktu kita demam, Ibu pasti yang kita repotkan. Dari bikinin bubur bahkan nyuapin kita atau bahkan kadangkadang dia kesal sendiri karena kita susah banget buat disuruh minum obat.

Kita mahasiswa rantau memang nggak betul betul sendirian banget kalau sedang sakit. Sesama anak rantau sih biasanya pasti saling peduli. Teman-teman kita pasti ada aja yang mau rela ngabisin waktunya ngerawat kita dan ngejagain kita saat kita sakit. Tapi rasa emang nggak bisa bohong guys. Posisi Ibu emang nggak bisa digantikan oleh siapapun. Kita mungkin bisa sedikit terhibur dengan mendengar suara Ibu kita yang cerewet di telepon saat kita sakit. Walaupun dalam hati, pasti kita pengen banget ada sosok Ibu yang ngerawat kita. Buat kita sentuhan tangan Ibu efeknya mirip antibiotik, yang seakan-akan bikin demam kita langsung membaik.

3. SENYUMAN IBU YANG SELALU MENENANGKAN

Siapa sih yang nggak suka melihat Sang Ibu tersenyum? Siapa juga sih yang gak jatuh cinta sama senyumannya? Senyum Ibu memiliki penuh arti. Entah senyum karena bangga atau senyum karena melihat kita tumbuh dewasa.

Merantau berarti akan susah melihat senyum Ibu. Untungnya sekarang sudah ada fasilitas video call, sehingga kita masih bisa melihat senyum Ibu via layar HP. Walaupun cuma via video call, setidaknya sudah bisa mengobati sedikit rindu kita dan memulihkan semangat untuk kuliah di perantauan.Kami percaya walaupun terpisah jarak, doa Ibu akan selalu membuat kami dekat. Kami juga percaya Ibu selalu merindukan kami di perantauan. Kami akan pulang ketika tiba saatnya dan membuatmu bangga.

Salam sayang untukmu Bu. Selamat Hari Ibu.

1. SULIT MENGATUR WAKTU

Masalah satu ini sering terjadi pada kebanyakan mahasiswa rantau. Pasti banyak diantara kalian yang merasakan kehidupan perkuliah yang berbeda dengan kehidupan di SMA/SMK. Betul nggak tuh?

Banyak mahasiswa yang waktu tidurnya berantakan, dikejar tugas dengan deadline harus tepat waktu, dan belum lagi mengatur jadwal lainnya, hingga waktu istirahat pun berkurang. Buat kamu yang mengalami hal tersebut, ada beberapa tips yang bisa kalian terapkan dalam mengatur waktu lebih baik.

Pertama, buat rencana kegiatan. Cara ini bisa membantu mengatur waktumu agar lebih efisien dan terkoordinir. Jika belum terbiasa dengan cara ini, mulai sekarang biasakan membuat dan merencanakan kegiatan dengan baik agar kamu bisa menjadi orang yang disiplin waktu. Kedua, Jangan menunda pekerjaan. Sering kali mahasiswa merasa malas untuk mengerjakan tugas sehingga menunda pekerjaan, hilangkan rasa malas sehingga kamu tidak menunda pekerjaan dan hindari kegiatan yang tidak penting agar pekerjaanmu cepat selesai.

2.

TIDAK

ENAK BADAN DI KOS SENDIRIAN

Menjadi anak kos dituntut untuk belajar mandiri dengan langkah pertama mengenali kapasitas kesehatan diri sendiri. Salah satu upaya untuk mengantisipasi tidak enak badan di kos adalah dengan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan P3K serta obat-obatan lainnya. Sehingga jika kita tidak enak badan di kos sendirian, kita lebih mudah untuk melakukan pertolongan pertama. Menjaga kebersihan merupakan suatu hal yang sangat penting dan yang perlu dipahami bahwa menjaga lebih baik daripada mengobati.

3. KEUANGAN MENJADI BOROS

Keuangan menjadi boros bukan suatu alasan belaka dan biasanya dialami oleh mahasiswa rantau di awal bulan. Mengapa mahasiswa rantau boros? Mahasiswa rantau yang boros di awal bulan biasanya uangnya dibelanjakan untuk belanja bulanan, seperti membeli perlengkapan mandi, perlengkapan untuk mencuci baju, bahan-bahan yang diperlukan untuk memasak, dan makanan ringan untuk camilan sambil mengerjakan tugas. Belum lagi untuk membeli sarana yang diperlukan untuk menunjang menunjang perkuliahan.

Menjadi mahasiswa rantau memang dituntut untuk tidak hidup boros, karena banyak kebutuhan yang diperlukan selama masa kuliah. Sebab itulah, mahasiswa rantau apabila ingin membeli sesuatu maka prioritaskan dulu mana yang lebih diperlukan.

4. SERING MERASAKAN HOMESICK

Wajar ga sih sering merasa homesick? Gapapa kok guys, itu hal yang wajar, apalagi kamu mahasiswa yang merantau di kota orang. Rasa homesick biasanya datang saat sedang rindu dan ingin berjumpa dengan orang-orang terdekat di kampung halaman, khususnya keluarga.

Terkadang, saking kangennya dengan kampung halaman rasanya ingin segera kembali ke rumah. Namun, itu tidaklah mudah bagi mahasiswa rantau yang terkendala oleh jarak dan biaya transportasi. Dan juga, kita harus menyesuaikan jadwal pulang

kampung dengan jadwal kuliah.

Cara mengatasi rasa homesick ini bisa dengan menelepon atau video call dengan anggota keluarga. Atau bisa juga menyibukkan diri dengan mengikuti kegiatan di kampus maupun di luar kampus.

5. NGGAK PUNYA WAKTU UNTUK MEMASAK

Sibuk kuliah, tugas menumpuk, hingga kegiatan lainnya membuat banyak mahasiswa rantau yang nggak punya waktu untuk memasak. Kamu harus mikirin hari ini menu apa yang akan disantap. Paling simpel ya bisa beli di warung terdekat. Jika kamu tipe mahasiswa gemar memasak sendiri, tentunya harus ada dapur di kos, dan kelebihan memasak sendiri tentu lebih sehat ya. Atau yang lebih praktis pakai aplikasi GoFood aja.

Kalau sedang sibuk, #CepetanGoFood! Sibuk boleh, lupa makan jangan. Cepet sampenya, cepet uenaknya. Sekarang pesan makanan dari resto terdekatmu bisa lebih sering dan tanpa khawatir mikirin ongkir, lho!

Tunggu apa lagi? #GoFoodinAja menu kesukaan kamu sekarang!

BEASISWA

Guna memajukan pendidikan di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyediakan berbagai program beasiswa. Salah satunya adalah Beasiswa IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards). Bagi teman-teman yang ingin menempuh pendidikan ke luar negeri, kalian wajib tau tentang Beasiswa IISMA ini. Yuk, kita simak bersama penjelasannya di bawah!

Beasiswa IISMA adalah salah satu bagian dari 8 Program Kampus Merdeka. Kemendikbud menyelenggarakan program ini dengan tujuan memberikan hak dan kesempatan pada mahasiswa S1, agar mereka dapat mengikuti pengembangan diri di luar negeri. Dengan memberikan kesempatan tersebut, para penerima beasiswa nantinya diharapkan dapat bersaing di dunia kerja. Tak hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga pada tingkat global.

Melalui Beasiswa IISMA, mahasiswa dapat menempuh masa pembelajaran 1 semester di luar negeri pada kampus mitra Kemendikbud. Kegiatan pembelajaran pada program ini juga akan disetarakan menjadi 20 SKS.

Penerima Beasiswa IISMA akan mendapatkan banyak keuntungan selama menempuh pendidikan di luar negeri. Manfaat yang akan peserta terima selama menjalankan program ini di antaranya adalah:

Sebelum mendaftarkan diri, teman-teman perlu tau persyaratan yang harus dipenuhi supaya bisa mendaftar Beasiswa IISMA. Berikut adalah persyaratan untuk mendaftar Indonesian International Student Mobility Awards:

Selain persyaratan di atas, ada pula berkas atau dokumen yang perlu peserta kumpulkan sebagai syarat pendaftaran. Agar tidak terburuburu, persiapkanlah berkas-berkas ini sebelum pendaftaran Beasiswa IISMA dibuka. Di antaranya adalah sebagai berikut:

dilihat berdasarkan prestasi dan pertimbangan lainnya. Berikut adalah proses tahapan seleksinya:

Jika ingin mengetahui informasinya secara lengkap, kalian dapat kunjungi halaman situs Kampus Merdeka. Kalian juga bisa pantau akun Instagram resmi Indonesian International Student Mobility Award untuk informasi lebih lanjut.

Itulah, persyaratan, manfaat, dan proses seleksi dari Beasiswa IISMA. Segera persiapkan persyaratan yang belum kalian miliki, karena pembukaan pendaftarannya semakin dekat. Bagi yang ingin mengikuti kegiatan ini, kalian bisa membekali diri dengan mengikuti kelas bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Korea, dan berbagai kelas bahasa lainnya dari MySkill.id. Yuk, ikuti kelasnya!

Pada tahun 2021 lalu, pendaftar program ini mencapai 2.000 mahasiswa. Namun, sejumlah pendaftar tersebut akan menempuh proses seleksi guna memilih peserta terbaik sebanyak jumlah kuota. Proses seleksi cukup kompetitif, karena akan

Lagu pertama adalah dari penyanyi asal Australia, Sia. The Greatest punya makna untuk tetap semangat dan tidak pernah menyerah meskipun berbagai rintangan dan derita yang dialami. Seperti yang dicerminkan dalam lirik

Lebih jauh lagi, ternyata ada makna terembunyi lain dari lagu ini loh! Ternyata, The Greatest ini merupakan lagu yang dipersembahkan Sia untuk para korban penembakan di Pulse Orlando. Di musik videonya sendiri, seorang gadis berambut bob, Maddie, mengeluarkan semua orang yang terkurung dan mendorong mereka untuk bersemangat dan tak menyerah.

Dan pada akhirnya, meskipun mereka terjatuh karena peluru, mereka tetaplah ‘The Greatest’ terlepas dari perbedaan yang mereka miliki.

Salah satu lagu Hindia yang bisa buat semangat belajarmu balik lagi adalah Evaluasi ini. Lagu ini seolah-olah mengajak kita untuk santai sejenak selagi mengevaluasi kehidupan.

Segala rutinitas, luka, rintangan dan derita yang selama ini kita rasakan, adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Jadi syukuri dan jalani itu semua dengan ‘santai’ dan ingatlah bahwa kamu tidak pernah berjalan sendiri.

“Bilas

muka gosok gigi evaluasi

Tidur sejenak menemui esok pagi

Walau pedih ku bersamamu hari ini, Ku masih ingin melihatmu esok pagi”

lagu dari Imagine Dragons, Thunder. Menceritakan tentang vokalis Imagine Dragons, Dan Reynolds yang dulunya diejek teman-temannya karena bermimpi ingin menjadi bintang besar.

Reynolds tak menyerah dan ia membagi bagaimana ia mengatasi semua tantangan dalam hidupnya hingga pada posisinya sekarang, menjadi salah satu ikon global dalam industri musik. Wah, inspiratif banget ya kisah dan makna dari lagu ini.

Lagu Don’t Give Up On Me oleh Andy Grammer ini merupakan salah satu soundtrack dari film layar lebar Five Feet Apart. Nah, dalam lagu ini, meskipun judulnya “Don’t Give Up On Me” ternyata pesan sesungguhnya adalah bahwa seseorang bersedia untuk memberi dukungan lebih untuk seseorang yang ia cintai dan dia percaya dia tidak akan pernah menyerah. Maka dari itu, dia juga meminta orang terebut untuk percaya padanya dan yakin kalau dia bisa melewatinya kalau dia tidak menyerah. Wah, pas banget sama kisah di Five Feet Apart ya? Jadi termotivasi buat gak menyerah dan semangat lagi nih!

Lagunya yang berjudul

Not Today, memberikan pesan kepada semua ‘underdog’ di manapun mereka berada untuk tidak menyerah dan terus berjuang. Melodi yang kuat dan bersemangat, serta beragam lirik yang memotivasi akan membuat kamu lebih bersemangat, Seperti lirik berikut ini.

“A day may come when we lose But its’s not today. Today we fight!
Not today. Not yet a day to die”

Lagu ciptaan musisi Indonesia lagi nih! Dipha Barus menggandeng Nadin Amizah untuk mengisi suara di lagu All Good. Lagu ini menceritakan tentang semua keresahan, kegelisahan, dan keraguan yang kamu alami akan berangsur-angsur membaik dan menghilang. Karena di akhir, kamu harus percaya kalau kamu akan baik-baik saja.

Nah, itu dia 6 Rekomendasi Lagu yang Buat Semangat Belajar kamu balik lagi! Gimana? Apa ada lagu yang sudah masuk playlist favoritmu sekarang?

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.