Tanjungpinang Pos 15 April 2018

Page 1

15 APRIL 2018 / 28 RAJAB 1439 H

DEWAN PERS

Rp. 3000 www.tanjungpinangpos.id

MEDIA TERVERIFIKASI

2018

INTIP JEROAN YACHT

Kemewahan Berlayar H3

BAY HILL, TAREMPA

Kesegaran Serasa di Hawaii

H5

DIAM-DIAM BISA

DEPRESI Depr esi bisa men yer ang siapa Depresi meny erang saja. Muda atau tua. Miskin atau kaya. Sendiri atau berkeluarga. Tenar a tau buk an siapa-siapa. atau bukan Penyakit mental tanpa rupa ini bisa datang diam-diam, dan sebab itu patut diwaspadai.

H2 Jenis-Jenis Depresi MAJOR DEPRESSION (CLINICAL DEPRESSION): Ditandai dengan gejala depresi konstan. Gejala yang menyerang bisa parah ataupun ringan, dan biasanya berlangsung selama sekitar enam bulan. Depresi berat merupakan kondisi berulang. Namun pada beberapa kasus, orang bisa saja mengalaminya hanya sekali seumur hidup. DYSTHYMIA: Gejala depresi ringan yang cenderung bertahan lama (sedikitnya dua tahun). Jika memiliki dysthymia, suasana hati mungkin buruk dan mungkin terbiasa berpikir bahwa sifat tersebut merupakan “jati diri”. Gejala depresi ini tidak boleh dianggap remeh karena dapat mencegah menikmati hidup seutuhnya. PERSISTENT DEPRESSIVE DISORDER: Jenis depresi ini setidaknya bertahan selama dua tahun dan gejalanya mirip dengan major depression. Bisa saja memiliki gejala ringan atau sedang dengan periode gejala yang lebih singkat. PSYCHOTIC DEPRESSION: Jenis depresi ini adalah kombinasi dari depresi dan psikotik. Selain suasana hati yang rendah saat mengalami depresi, orang dengan psychotic depression mungkin kehilangan kesadaran diri atas realitas dengan memercayai hal-hal yang orang lain tidak bisa dengar atau lihat.

Ilusi Optik

SELAKSA

Demokrasi kita sedang lelah. Lelah mendaki langit esensi tapi hanya berputar – putar di selingkaran horizon. Orang – orang yang terlibat di dalamnya begitu gemar memuja kedangkalan dan memproduksi bualan. Demokrasi ditafsirkan sebatas kepuasan bercakap-cakap dan iring-iringan lima tahunan yang kekanak-kanakan.

Kolom PRASYARAT demokrasi yang Muhammad Natsir Tahar sempurna adalah kecerdasan publik. Tanpa itu demokrasi hanyalah kertas kosong yang dicoret-coret para kelana politik. Menyembah demokrasi adalah sebuah kekeliruan,

redaksitanjungpinangpos@gmail.com REDAKTUR: FATIH

karena ia hanyalah perkakas. Pilih mana, pemimpin yang lahir dari monarki absolut tapi mampu membawa kemakmuran atau pemimpin yang tercipta dari perkakas demokrasi tapi membiarkan rakyatnya terjer-

facebook/tanjungpinangpos

embab lama di pelimbahan papa? Maka demokrasi bukanlah tujuan, ia semata laluan. Kita sudah mufakat untuk menjalankan bangsa ini dengan sistem demokrasi karena secara historis sudah tidak ada cara lain yang dapat memuaskan semua orang. Mestinya juga kita sepakat bahwa seorang pemimpin adalah perkakas demokrasi. Pemimpin bukan dewa dewi langit yang dititiskan sebagaimana mitologi dalam monarki absolut. Memilih demokrasi berarti berhenti memuja pemimpin atau calon pemimpin laksana petapa

suci. Mengkultuskan pemimpin adalah aksi kontra demokrasi. Dalam esensi demokrasi, rakyat adalah pengendali perkakas, bukan sebaliknya. Jika seorang figur sudah dikultuskan maka mata pemujanya sudah kabur. Yang kemudian tercipta adalah ilusi optik bahwa pujaan mereka laksana mistikus yang jauh dari salah. Demokrasi tak pernah ada selama rakyat tak sadar diuntung, bahwa mereka adalah patron yang sebenarnya bukan malah menjadi BERSAMBUNG KE HAL 7

@tpipos LAYOUT: DOBBY FACHRIZAL


Liputan Khusus

2

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 15 APRIL 2018

Hati-Hati Depresi! Yang menyebabkan depresi menjadi berbahaya lantaran tidak memiliki rupa. Yang terlihat hanya gejala. Gagal memahaminya, bisa berujung pada kegagalan menanganinya. Depresi menjadi penyakit mental yang belum begitu mendapat penanganan secara benar di tengah-tengah masyarakat kita.

FATIH MUFTIH, Tanjungpinang. KABAR mengejutkan itu datang tiba-tiba. Sekitar hampir setahun lalu, publik dunia dikejutkan dengan peristiwa ditemukannya Chester Bennington dalam kondisi tergantung dan tidak bernyawa. Tarikh 20 Juli 2017 menjadi ingatan dunia tentang kisah akhir hidup seorang penyanyi kesohor yang telah mencatatkan namanya dalam tinta emas skena musik dunia. Kontan pertanyaan yang mencuat setelah peristiwa itu adalah mengapa. Bagaimana mungkin hidup bergelimang harta, dilingkupi ketenaran, bersama istri dan anak-anak tercinta, dan malah memilih mengakhiri hidupnya pada usia 41 tahun. Apalagi beberapa hari setelah peristiwa itu, diungkap ke publik video terakhir Chester tengah bergurau bersama keluarganya. Dan itu hanya beberapa jam saja sebelum malam ketika Chester menyudahi hidupnya. Berbagai konspirasi mencuat. Namun, dalam wawancara promo album terbaru bertajuk One More Light bersama Mike Shinoda, personel lain Linkin Park, Chester sempat menyatakan bahwasanya, “Pada 2015, 2016, ada beberapa hal lain dalam kehidupan pribadi saya yang menggila,” tuturnya sebagaimana dikutip Rock Sound. Sementara Mike, di lain kesempatan, pernah mengutarakan bahwasanya Chester sontak mendadak cenderung murung setelah mendapati kabar Chriss Cornell, teman baiknya yang juga vokalis Audioslave bunuh diri. Sejak saat itu, Mike melihat Chester sebagai pribadi yang benar-benar berbeda. Walau bahkan dalam rentang depresif itu, Chester masih tetap mengikuti serangkaian promo album terbaru Linkin Park. Lalu tepat pada 27 Oktober lalu, Linkin Park bersama musisi lain menggelar sebuah konser yang didedikasikan secara khusus untuk mengenang sang vokalis. Pada konser yang dihelat di Hollywood Bowl, Los Angeles, kehadiran Talinda sesuatu yang bikin suasana makin haru. Talinda Ann Bentley alias Talinda Bennington adalah istri

kedua mendiang Chester Bennington. Ia mengenang, Chester adalah pribadi yang baik, ramah, dan humoris. Dalam kesempatan itu pula, Talinda mengajak seluruh warga dunia agar tidak pernah menyepelekan depresi seperti yang dialami mendiang suaminya. Pada video terakhir mereka, Talinda memperlihatkan kebersamaannya dengan sang suami sebelum meninggal. Kali ini dia memperlihatkan kedekatan anakanaknya dengan sang ayah. Video yang kemudian diunggah itu punya tujuan. Talinda ingin memperlihatkan bahwa tidak ada tanda depresi dari pria yang dicintainya itu sebelum melakukan tindakan bunuh diri pada Juli lalu. “Saya menunjukkan ini agar Anda tahu bahwa depresi tidak berkaitan dengan mood. Inilah yang tampak depresi pada kami hanya 36 jam sebelum kematiannya. Dia sangat mencintai kami dan kami mencintainya. # fuckdepression #MakeChesterProud,” kata Talinda. Sejak saat itu, perhatian dunia seolah tersedot pada depresi. Setiap orang membicarakan depresi. Bahkan, sampai dibentuk sebuah alamat surel dan nomor telepon khusus yang ditujukan jikalau mendapati diri seperti sedang mengalami depresi atau bahkan tiba-tiba seperti muncul hasrat ingin mengkahiri hidup. Menurut laporan yang diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization), terdapat lebih dari sembilan juta kasus kejiwaan dalam bentuk depresi di Indonesia pada 2015. Indonesia diketahui menempati posisi kedua dengan angka kasus kejiwaan tertinggi di Asia Tenggara, setelah India. Namun tingginya angka tersebut, hanya 10 persen dari total masalah kesehatan di Indonesia, sehingga besar kemungkinannya bagi pemerintah untuk tidak memprioritaskan penanggulangannya. “Saya pikir memang belum dianggap seserius penyakit fisik, mungkin bukan hanya masalah stigma saja, tapi skala prioritas juga. Dari segi kesehatan, penyakit neuropsikiatri itu kontribusi 10 persen beban penyakit di Indonesia, sisa 90 persennya penyakit fisik. Jadi mungkin

Mau pasang iklan?

IKLAN BARIS RUMAH INGIN MILIKI RUMAH SUBSIDI? DI KM 13 ARAH KIJANG. HUBUNGI : 0858 3477 3078 DI JUAL CEPAT RUMAH TYPE 105 LT. 96 M2, 2 KT, 2 KM, LISTRIK 1300 WATT, AIR PDAM. ALAMAT : HANGTUAH PERMAI KM. 11, BLOK H, GANG KASTURI 3 NO. 18 HUBUNGI : 0813 7220 7170 HARGA NEGO ANDA BUTUH RUMAH SUBSIDI? TYPE 36/ 98 (READY) DATANG LANGSUNG KE KANTOR PT. CAHAYA KRISTAL PROPERTI ALAMAT : JL. D.I. PANJAITAN KM 9. ATAU HUBUNGI : HP 0812 6891 0101

LAUNDRY CUCIAN MENUMPUK, LAUNDRY BOSS SOLUSINYA, NGELAUNDRY TANPA HARUS KEMANA-MANA, DRIVER JEMPUT PAKAIAN LANGSUNG DITIMBANG DIRUMAH PELANGGAN, SELESAI DILAUNDRY AKAN DIANTAR KEMBALI, FREE ONGKIR, HUBUNGI TLP/WA : 0822-8396-1617 (SITI), 0852-7199-9702 (FADILLAH) PINJAMAN PINJAMAN TANPA BI CHECKING CAIR SUPER CEPAT JAMINAN BPKB SEPEDA MOTOR, MOBIL, TRUK HUBUNGI RUSDI, HP 0821 5855 6420

FOODY CV ORINEFA MENERIMA PESANAN KUE SNACK BOX, KUE KERING DAN NASI KOTAK, PEMESANAN WA/HP 08117016111, WA 08117709699, FB RIMAMELATI -AZZAHRAH, INSTAGRAM FOODY_ TANJUNGPINANG, EMAIL R I M A M E L AT I W R @ G M A I L . C O M

TOKO BUKU ERDEKA BOOK STORE. MENJUAL BUKU SEJARAH & SASTRA MELAYU. WWW.ERDEKABOOKSTORE.COM HERBAL MENJUAL OBAT GAMAT. MENGATASI BERBAGAI PENYAKIT. BERMINAT BISA ANTAR KETEMPAT. HUB. : 0813 7209 4056 OLAHRAGA & BELADIRI

MENERIMA PESANAN BROWNIS KUKUS. SIAP ANTAR KE ALAMAT ANDA. #UK. 22 X 22 = RP.90.000# UK. 22 X 10 = RP. 45.000#. HUBUNGI : AMI. 0823 9297 9062 REDAKTUR: FATIH MUFTIH

MENERIMA BELAJAR SILAT UNTUK PENGAJARAN DI HARI JUMAT MLM PUKUL 7.30 & MINGGU JAM 7.00 WIB PAGI. BERMINAT HUB. : HP. 0822 8816 6100

KEHILANGAN KEHILANGAN STNK, “NO POLISI BP 4738 RT“, NO BPKB F4512326, “NO RANGKA MH328D0029K572559, “NO MESIN 28D571175“, A.N PEMILIK : FATMAWATI TRAVEL BUANA SAWITTO PAKKAREZO TOUR & TRAVEL MELAYANI RENTAL MOBIL , JASA ANTAR JEMPUT CITY TOUR TANJUNGPINANG - BINTAN, SUPIR BERPENGALAMAN , HP. 0852 6498 9945 (DAENG MAPPATONRU) --------------------

SERBA-SERBI MASSAGENA ININNAWA KONSULTAN , MELAYANI JASA DESIGN BANGUNAN, JASA IT, JASA KONSULTING DOKUMEN LINGKUNGAN (UKL-UPL), JASA LAYANAN PERIZINAN. ----------------------------------HUB. 0853 5331 7949 (NURSYAMSI) TOPI DAN TOTEBAG BY DANNISA“, TERSEDIA DI...KEDAI OLEH2 SRI PINANG JL GANET BANDARA TPI, SOUVENIR SHOP BINTAN PARADISE JL PANCUR TPI. INFO ORDER CUSTOM DESAIN SILAHKAN KONTAK : 0853 3410 6699 MENERIMA ORDERAN HANDBOUQUET FLANEL DAN JASA UKIR HENNA, UNTUK KATALOG BISA CEK DI INSTAGRAM @SUHABOUQUET DAN @SUHAHENNA, PEMESANAN MELALUI WHATSAPP 0813 6530 1061 -----------------------------

psikiater maupun obat-obat penenang hanya bersifat sekunder. “Mau tidak mau, mesti berupaya mengingat lagi bahwasanya setiap manusia lahir ke dunia dengan suatu alasan. Lebih mendekatkan diri dengan Tuhan juga amat membantu bikin jiwa lebih tenang,” ungkapnya. Lingkungan juga memegang peranan penting. AY berkisah, karena persoalan hidupnya begitu personal, ia tidak tahu mesti harus berbagi kisah dengan siapa pun, termasuk orang tuanya, dan bahkan teman-teman baiknya. Setelah mengubek banyak artikel di internet, baru ia terpikir untuk mengontak psikiater profesional. “Bagaimana pun tidak bisa kalau cuma dipendam,” katanya. Konsultasi demi konsultasi bantu mengubah sikapnya terhadap hidup ini. AY mulai melihat kehidupannya kembali dan menjalani aktivitas baru. Tak terasa, kemudian ia berhasil merampungkan kuliah strata satu dan kini sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta. “Depresi memang tidak terlihat di luar, maka kehadiran orangorang terdekat dan tersayang adalah kunci untuk lekas mengambil tindakan jika mengalami depresi,” ucapnya. Sementara itu, situs berita tirto.id pernah mempublikasi bahwasanya riset yang dilakukan oleh National Alliance on Mental Illness Amerika pada 2013 menyebutkan, diperkirakan 20 persen remaja usia 13 sampai 18 pernah mengalami gangguan mental selama setahun. Pada banyak kasus penyakit mental kronik ditemukan sejak usia 14 tahun. Depresi yang berujung bunuh diri menjadi penyebab ketiga di Amerika yang membunuh pemuda usia 15 sampai 25. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) diketahui bahwa 10 persen populasi dunia mengalami gangguan mental. Meningkatnya penderita depresi dan kecemasan di dunia membuat bisnis buruk. WHO juga menyebutkan antara 1990 sampai dengan 2013, angka penderita depresi, kecemasan dan gangguan mental lainnya meningkat lebih dari 50 persen, dari 416 juta orang ke 615 juta orang. Angka ini masih terus naik dan WHO percaya bahwa ini harus segera ditangani. Setiap 1 dolar yang diinvestasikan untuk perbaikan kualitas hidup dan perbaikan penyakit mental, WHO percaya ada potensi investasi yang kembali sebesar 4 dolar. Ini merupakan riset dari

The Lancet Psychiatry, yang menunjukan bahwa ekonomi global akan mendapatkan keuntungan yang baik apabila melakukan investasi dalam penanggulanan dan perawatan terhadap depresi/kecemasan. Depresi menjadi mengerikan karena ia tidak saja mahal tapi juga membunuh. Selama lebih dari 45 tahun, terakhir angka bunuh diri naik sebesar 60 persen di seluruh dunia. Data dari Atlas Kesehatan Dunia menunjukan bahwa negara dengan rata-rata kematian akibat bunuh diri tertinggi di dunia adalah Guyana, dengan persentase 44 per 100.000 orang. Korea Selatan menjadi negara kedua tertinggi di dunia dengan ratarata kematian kibat bunuh diri sebesar 28,9 per 100.000 orang. Di negara berkembang, depresi tak bisa diatasi karena minimnya anggaran untuk penyakit mental. Di Guyana, hanya ada 10 orang psikiatris bersertifikat profesional untuk melayani populasi lebih dari 735 ribu orang. Guyana tak punya sama sekali alternatif bantuan medis untuk penyakit mental. Sementara di negara maju seperti Korea Selatan dan Jepang yang memiliki banyak psikiatris, penyakit mental susah dilawan karena budaya yang mengakar dalam, bahwa bunuh diri adalah sebuah hal normal. Atlas Kesehatan Dunia menyebut bunuh diri merupakan penyebab tertinggi kematian yang terjadi di Korea Selatan yang banyak ditemui pada usia 10 - 30 tahun. Di Indonesia berdasarkan laporan dari Mabes Polri pada tahun 2012 ditemukan bahwa angka bunuh diri sekitar 0,5 % dari 100.000 populasi, yang berarti ada sekitar 1.170 kasus bunuh diri yang dilaporkan dalam satu tahun. Margaret Chan, direktur jenderal WHO, menyebutkan bahwa estimasi biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kesehatan jiwa di 36 negara dari 2015-2030 sebesar $925 miliar. Dari data yang dikeluarkan oleh survei Atlas Kesehatan Mental WHO 2014 diketahui bahwa ratarata pemerintah dunia menghabiskan 3 persen dari anggaran kesehatan mereka untuk kesehatan mental. Sementara negara-negara yang lebih miskin menganggarkan 1 persen, negara kaya menghabiskan 5 persen. Tapi itu belum cukup. WHO memperkirakan saat masa darurat seperti perang, bencana alam, dan kondisi krisis lainnya akan

ada peningkatan orang dengan gangguan kejiwaan. WHO memperkirakan ketika itu terjadi satu dari lima orang akan mengalami depresi dan kecemasan akut. Jim Yong Kim, presiden Bank Dunia menyebutkan bahwa penyakit mental bukan cuma masalah kesehatan publik tapi juga masalah pembangunan. Ia mengatakan penyakit mental harus diatasi sekarang, jika tidak produktifitas akan hilang dan ekonomi global akan memburuk. Pada 2012, WHO menyebutkan bahwa depresi adalah salah satu penyebab terbesar beban penyakit jiwa secara global. Saat itu WHO memperkirakan ada 350 juta orang yang mengalami depresi, baik ringan maupun berat. Dari riset World Mental Health Survey yang diselenggarakan di 17 negara pada 2012 disebutkan 1 dari 20 orang mengalami serangkaian gangguan depresi. Gangguan ini seringkali terjadi pada usia muda. Lalu bagaimana penanganannya? Dalam situs hellodokter.com, disebutkan ada dua metode yang bisa digunakan. Pertama adalah psikoterapi atau juga dikenal sebagai terapi bicara, seperti cognitive behavioral therapy (CBT), psikoterapi sering digunakan untuk seseorang yang mengalami depresi ringan dan sedang menjalani pengobatan untuk depresi sedang dan berat. Psikoterapi ini dirancang untuk membantu pasien mengontrol suasana hati. Cognitive behavioral therapy membantu untuk memperbaiki pola pikir negatif sementara terapi interpersonal melihat efek dari hubungan. Lalu yang kedua adalah pemberian Antidepresan. Ini adalah obat yang dikonsumsi sesuai dengan resep dari dokter atau psikiater. Obat biasanya digunakan untuk depresi sedang dan berat. Namun, obat ini tidak direkomendasikan untuk anakanak dan dosis untuk remaja harus diperhatikan dengan seksama. Namun, patut disadari bahwasanya orang yang mengalami depresi biasanya sembuh lebih cepat dengan bantuan dan dukungan dari orang lain. Persis seperti pengakuan AY, “obat itu sekunder. Suport dari orang lain itu primer.”***

JADWAL KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPAL PENUMPANG PT. PELNI DI PELABUHAN KIJANG, TANJUNGPINANG DAN BATAM

Hubungi : 0852 6404 0033

MAKANAN -----------------SELERA KITA----------------“MENERIMA PESANAN PECAL LELE“ PENGANTARAN DARI JAM 15.00 (SORE) S/D JAM 03.00 (MALAM). ALAMAT : JL. HANDJOYO PUTRO PERTOKAN GESYA

memang penting, tapi belum menjadi prioritas,” kata salah satu pendiri platform konseling psikologis independen 'Save Yourselves', Indri Mahadairaka, kepada Republika. Ia mengatakan memang tidak mudah bagi satu negara untuk memprioritaskan kesehatan mental di tengah banyaknya penyakit fisik yang banyak dialami masyarakat, bahkan di negara maju sekalipun. “Namun saya memuji usaha pemerintah dengan memasukkan beban biaya psikiatri ke dalam program asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS),” ujarnya. 'Save Yourselves' merupakan sebuah platform konseling psikologis yang menyediakan bantuan tercepat untuk pencegahan bunuh diri. Layanan 'Save Yourselves' juga dapat digunakan bagi siapa pun yang ingin menceritakan keluh kesahnya, masalah yang tidak nyaman diceritakan ke orang lain, atau 'berbagi (sharing) apa pun mengenai psikologis dan kesehatan mental mereka maupun orang terdekat. Konseling secara gratis dapat dilakukan melalui aplikasi pesan singkat 'Line' dengan id konsultasi @vol7047h dan via e-mail admin@saveyourselves.org. Kontak darurat pencegahan bunuh diri dapat dilakukan dengan menghubungi nomor 081283326501 (Indri) dan 081272714238 (Reza). Apa yang diperbuat Indri melalui ‘Save Yourselves’ maupun Talinda melalui tagar #fuckdepressions dan lembaga nirlaba One More Light adalah alarm pengingat bahwasanya depresi ada di tengah-tengah masyarakat luas. Sebut saja AY (bukan nama sebenarnya), ia mengaku pernah mengalami depresi berat. Perempuan lajang kelahiran Tanjungpinang 22 tahun ini bahkan pernah memvonis tidak ada manfaatnya bagi keluarga maupun lingkungannya. Perpisahan kedua orang tuanya semakin memperparah keadaannya. “Bahkan saat itu, saya sampai tidak tahu lagi ke mana harus mencari pertanyaan demi pertanyaan yang menggema dalam kepala,” ungkapnya. Depresi berat yang dialaminya sekitar lima tahun lalu itu diakuinya kadang masih membuntutinya sampai hari ini. Namun, setelah mengunjungi psikiater profesional, sedikit banyak membantu memulihkan kesehatan kejiwaannya. Namun, satu yang ingin ditegaskan AY, bahwasanya kunci sembuh dari depresi adalah diri sendiri. Bahwasanya yang dilakukan

APRIL

DARI SENAYANG LETUNG

RENCANA TIBA HARI TANGGAL SABTU 07-Apr-18 SENIN 09-Apr-18

JAM 06.00 11.00

RENCANA BERANGKAT DARI HARI TANGGAL TG.PINANG MINGGU 08-Apr-18 KIJANG SENIN 09-Apr-18

JAM 13.00 13.00

KM. SABUK N 30

TAMBELAN

SENIN

09-Apr-18

08.00

TG.PINANG

13.00

4

KM. SABUK N-62

TAMBELAN

5

KM. BUKIT RAYA

BLINYU

JUMAT

13-Apr-18

07.00

TG.PINANG

SENIN

16-Apr-18

11.00

SABTU

14-Apr-18

04.00

KIJANG

SABTU

14-Apr-18

08.00

6

KM. SABUK N-39

K. MARAS

SABTU

14-Apr-18

06.00

KIJANG

RABU

18-Apr-18

13.00

7 8 9

KM. DOROLONDA

TG. PRIOK

MINGGU

15-Apr-18

23.00

KIJANG

SENIN

16-Apr-18

06.00

KM. BUKIT RAYA KM. SABUK N-62

LETUNG SENAYANG

KAMIS SABTU

19-Apr-18 21-Apr-18

05.00 06.00

KIJANG TG.PINANG

KAMIS MINGGU

19-Apr-18 22-Apr-18

10.00 13.00

10

KM. SABUK N 30

TAMBELAN

SABTU

21-Apr-18

08.00

TG.PINANG

SELASA

24-Apr-18

13.00

11

KM. BUKIT RAYA

LETUNG

SELASA

24-Apr-18

08.00

KIJANG

SELASA

24-Apr-18

12.00

12

KM. SABUK N-62

TAMBELAN

JUMAT

27-Apr-18

07.00

TG.PINANG

SENIN

30-Apr-18

11.00

13

KM. BUKIT RAYA

BLINYU

SABTU

28-Apr-18

05.00

KIJANG

SABTU

28-Apr-18

10.00

14

KM. SABUK N-39

K. MARAS

SABTU

28-Apr-18

06.00

TG.PINANG

RABU

02-Mei-18

13.00

15

KM. DOROLONDA

TG. PRIOK

SENIN

30-Apr-18

19.00

KIJANG

SENIN

30-Apr-18

22.00

1 2 3 4 5

KM. KELUD KM. KELUD KM. KELUD KM. KELUD KM. KELUD

TG.PRIOK TG.PRIOK TG.PRIOK TG.PRIOK TG.PRIOK

MINGGU RABU MINGGU RABU MINGGU

08-Apr-18 11-Apr-18 15-Apr-18 18-Apr-18 22-Apr-18

06.00 10.00 06.00 10.00 06.00

BATAM BATAM BATAM BATAM BATAM

MINGGU RABU MINGGU RABU MINGGU

08-Apr-18 11-Apr-18 15-Apr-18 18-Apr-18 22-Apr-18

11.00 13.00 11.00 13.00 11.00

No.

NAMA KAPAL

1 2

KM. SABUK N-62 KM. BUKIT RAYA

3

RABU

1. PERUBAHAN JADWAL TSB DIATAS BILA ADA PERUBAHAN / KOREKSI AKAN KAMI BERITAHUKAN. 2. KEPADA CALON PENUMPANG PEMBELIAN TIKET AGAR SESUAI IDENTITAS/ KTP. 3. KETERANGAN LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI CALL CENTER 021 - 162 4. PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG TELP. 0771 - 21513 5. 2 (DUA) JAM SEBELUM KAPAL BERANGKAT SUDAH DI TERMINAL PELABUHAN

11-Apr-18

2018

TUJUAN TAMBELAN - SINTETE BLINYU - TG.PRIOK (PP) KUALA MARAS - TAREMPA - MIDAI - P.TIGA - SELAT LAMPA - SEDANAU P.LAUT - RANAI - SUBI - SERASAN - SINTETE - TAMBELAN SENAYANG - JAGOH - P.BERHALA - JAGOH - P.PEKAJANG - BLINYU P.PEKAJANG - JAGOH - SENAYANG LETUNG - TAREMPA - NATUNA - MIDAI - SERASAN - PONTIANAK (PP) TAMBELAN - PONTIANAK - SERASAN - SUBI - RANAI - P.LAUT - SEDANAU P.TIGA - MIDAI - TAREMPA - K.MARAS TG.PRIOK - SURABAYA - MAKASAR - BAU-BAU - NAMLEA - AMBON TERNATE - BITUNG (PP) LETUNG - TAREMPA - NATUNA - MIDAI - SERASAN - PONTIANAK (PP) TAMBELAN - SINTETE KUALA MARAS - TAREMPA - MIDAI - P.TIGA - SELAT LAMPA - SEDANAU P.LAUT - RANAI - SUBI - SERASAN - SINTETE - TAMBELAN BLINYU - TG.PRIOK (PP) SENAYANG - JAGOH - P.BERHALA - JAGOH - P.PEKAJANG - BLINYU P.PEKAJANG - JAGOH - SENAYANG LETUNG - TAREMPA - NATUNA - MIDAI - SERASAN - PONTIANAK SURABAYA (PP) TAMBELAN - PONTIANAK - SERASAN - SUBI - RANAI - P.LAUT - SEDANAU P.TIGA - MIDAI - TAREMPA - K.MARAS TG.PRIOK - SURABAYA - MAKASAR - BAU-BAU - NAMLEA - AMBON TERNATE - BITUNG (PP) TG.BALAI - BELAWAN TG.PRIOK (PP) TG.BALAI - BELAWAN TG.PRIOK (PP) TG.BALAI - BELAWAN

TANJUNGPINANG, APRIL 2018 TTD PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG LAYOUT: SYAFRINALDI


TANJUNGPINANG POS

3

Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 15 APRIL 2018

Intip Jeroan Yacht Sail Indonesia, Lagoi

Kemewahan Berlayar

F-JENDARAS/TANJUNGPINANG POS

Ruang bersantai di sebuah yacht yang sedang bersandar di Bintan.

Y

ACHT adalah kemewahan. Tidak sembarang orang bisa memilikinya atau berkesempatan menikmati sebuah pelayaran dari samudra ke samudra, melintasi banyak negara, di atasnya. Setidaknya ada dua alasan primer: keuangan dan keluangan. Uang untuk membeli atau menyewa juga perawatan dan operasionalnya boleh dikata tidak murah. Kata seorang yachter, pengendara yacht, biaya setahun perawatan yacht bisa mencapai tiga-empat bulan gaji seorang

manajer di sebuah perusahaan. Lalu alasan kedua, berkenaan waktu. Jelas tidak mungkin seorang pekerja enam dari tujuh hari memiliki kesempatan berlayar menggunakan yacht. Keluangan waktu tentu menjadi prasyarat utama. Sebab, biasanya pelayaran tidak dilakukian dalam kecepatan penuh dan cenderung menikmati dalam kelambatannya. Ini bisa jadi lantaran segala yang tersaji dalam satu unit yacht sudah hampir setara dengan fasilitas hotel berbintang.

Di Bintan, kawasan Lagoi adalah satu di antara tempat bersandar yacht dari berbagai penjuru dunia. Dalam sebulan dan jika angin sedang teduh, yacht datang silih berganti sandar di destinasi wisata kelas dunia ini. Beberapa waktu lalu, Tanjungpinang Pos sempat mengintip jeroan kapal wisata mewah yang tengah sandar di Pelabuhan Internasional Bandar Bintan Telani (BBT) Lagoi. Kesan yang pertama tertangkap, ruang dalam

yacht bukan jenis ruangan yang bisa dikatakan luas. Namun, justru dalam kesempitan

itu tesaji kemewahan yang tak terbatas. Di sana, ada kamar dengan kasur kualitas

nomor satu, restoran mini yang bisa menyimpan maupun memasak apa saja, sampai tempat santai untuk memancing. Manajer Umum PT Bintan Resort Cakrawala, Abdul Wahab, mengatakan, keberadaan kapal yacht di kawasan Lagoi sangat baik untuk menunjang sektor wisata. Menurutnya setiap bulan kerap kapalkapal yacht tersebut menyambangi Bintan

sebagai wilayah berkeliling wisata. “Ini bagus dan merupakan pilihan lain berwisata. Rata-rata dari Singapura cukup banyak turis yang membawa yacht berwisata ke Bintan,” sebutnya. Dengan momen Sail Indonesia, sambung Wahab, pastinya akan menjadikan Bintan sebagai wilayah destinasi lintasan kapal-kapal yacht dunia. (jendaras)

F-JENDARAS/TANJUNGPINANG POS

Yacht bersandar di Pelabuhan Internasional Bandar Bintan Telani.

REDAKTUR: FATIH MUFTIH

LAYOUT: SYAFRINALDI


4

Komunitas

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 15 APRIL 2018

Komunitas Soemadi Tanjunguban

Ngopi dan Sosial Harus Imbang N

GOPI atau minum kopi, pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Aktivitas santai yang dilakukan untuk sekadar menikmati kopi atau berbicara dengan teman-teman kerap dilakukan sebagian besar orang di Indonesia. Namun bagaimana jika saat ngopi kita memiliki teman banyak dan membuat suatu komunitas yang melakukan berbagai hal atau kegiatan sosial kemasyarakatan. Ya, seperti Komunitas Soemadi, sebuah komunitas anak muda di Tanjunguban yang berawal dari hobi ngopi dan tempat ngopi yang sama yaitu di warung Kopi Soemadi yang terletak di Kampung Kamboja Tanjunguban Selatan. Komunitas yang terdiri dari anak-anak muda ini terbentuk karena ingin berbuat yang berarti untuk

masyarakat, selain aktivitas ngopi-ngopi saja yang terkesan hanya membuang waktu. Sejak terbentuk setahun lalu, komunitas ini sudah memiliki anggota atau simpatisan yang cukup banyak. Ada lebih dari 50 orang bergabung dan melakukan kegiatankegiatan di masyarakat. Seperti misalnya ikut serta dalam aktivitas penghijauan dan reboisasi hutan yang rusak di kawasan Kecamatan Bintan Utara. Avrian Wibowo (29) mengatakan, komunitas ini merupakan wadah dari rekan-rekannya, selain ngopi bersama untuk melepas rasa jenuh dan bertukar pikiran serta informasi, komunitas ini juga ingin menunjukkan jika anak muda yang hobi ngopi juga dapat berbuat untuk masyarakat luas serta

lingkungannya. “Hampir setiap hari kami bertemu, jadi lama-kelamaan banyak kawan-kawan yang begabung. Tidak hanya minum kopi, ini juga menjadi silaturahmi antar kawankawan, berbagi informasi, sharing pengetahuan hingga ajang santai atau refreshing melepas penat setelah bekerja,” katanya. Karena memiliki jumlah masa yang cukup banyak dan masih muda-muda, kami juga ikut serta dalam kegiatan sosial seperti gotong royong, aksi peduli lingkungan dan aksi-aksi lain untuk masyarakat. “Kami ingin dengan keberadaan kami dapat berbuat sesuatu yang nyata. Jadi tidak hanya menimbulkan paradigma di masyarakat bahwa penikmat kopi hanya mampu duduk-duduk atau debat kusir tiada akhir di meja

FOTO-FOTO: JENDARAS/TANJUNGPINANG POS

Komunitas Soemadi saat penanaman pohon di Taman Kota Bintan Utara

kopi. Kami ingin menimbulkan ide-ide yang baik dan maju untuk kawan-kawan yang memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda ini,” sebutnya. Dengan adanya komunitas ini, ia harapkan dapat menimbulkan komunitaskomunitas lainnya yang juga dapat melalukan kegiatan atau aksi untuk masyarakat. “Sebagai masyarakat sedikit banyak kita harus peduli terhadap kondisi lingkungan atau masyarakat, jangan sampai kita hanya mampu berucap dan mengkritik ala kedai kopi, tetapi tidak dapat memberikan solusi nyata untuk hal yang diperbincangkan di warung kopi,” pungkasnya. (jendaras)

Komunitas Soemadi menerima simbolik bibit pohon dari Dinas Kehutanan Kepri.

LOWONGAN KERJA SEKOLAH ANUGERAH TANJUNGPINANG Kopi santai bersama Komunitas Soemadi.

Dibutuhkan tenaga pengajar untuk SD dan SMP dengan persyaratan sebagai berikut : Fotocopy ijazah Daftar riwayat hidup Fotocopy KTP Pas photo warna ukuran 4x6 Serti kat pelatihan, kursus dan prestasi lain (bila ada)

Kirim surat lamaran ke alamat : Jl. Merpati, Gg.Pipit No.23, Kp.Bangun Sari, Km.11 arah Kijang, Tanjungpinang Timur Info lebih lanjut : 0812 7792 4038, 0771 4444 857

D-1St Female Station in Bintan Island Indonesia

Jl. Yos Sudarso No.63 Lantai 2-4 Batu Hitam, Tanjungpinang Telp. 0771 - 318 637. Fax. 0771 - 319 489 Email : radioonine@gmail.com

Marketing : 0812 7099 8897 (Fira Rewadi) 0852 6453 3303 (Andy)

REDAKTUR: FATIH MUFTIH

LAYOUT: SYAFRINALDI


TANJUNGPINANG POS

5

Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 15 APRIL 2018

Es Buah di Kafe Bay Hill, Tarempa

Kesegaran Serasa di Hawaii

F-FATIH/TANJUNGPINANG POS

Suasana di Kafe Bay Hill, Tarempa.

P

LESIRAN ke Tarempa tidak melulu tentang kesegaran ikan penuh niscaya. Bukan cuma kejernihan lautnya yang tiada dua. Ada sesuatu yang mengejutkan siapa pun yang untuk kali pertama bertandang ke sana. Sudahlah kalau mie khas Tarempa itu begitu mengena, atau kelegitan

REDAKTUR: FATIH MUFTIH

dalam secangki kopinya. Jika cuaca sedang terik, melipirlah ke puncak bukit. Ada apa di sana? Singgahlah ke kafe Bay Hill di dataran tertinggi di Tarempa. Kesan modern sudah ada setiba di beranda. Apalagi tempat santapnya yang boleh dikata amat juara. Selasar yang memuat

sepuluh pasang meja itu menghadap ke laut. Lanskap perbukitan di pulau Siantan pun terhampar di depan mata. Warnawarni permukiman penduduk menjadi tangkapan yang menggoda lensa kamera. Untuk makanannya, bisa memesan sepiring olahan ikan segar. Terserah mau digoreng

atau dimasak kuah, sama enaknya. Tapi urusan minuman, lain cerita. Jika kebetulan sedang haus-hausnya, es buah yang disajikan Bay Hill bisa jadi penawarnya. Ada beragam sajian es buah yang dikemas dan disajikan ala kekinian. Ada segelas Sunshine yang merupakan ekstrak jeruk dengan air soda. Warna yang hadir dalam segelas bening ini serupa senja dari balik bukit Tarempa. Dan masih banyak pilihan lain yang menggoda mata dan menyegarkan tenggorokan untuk dipesan. “Di sini konsep minumannya memang ala-ala tropis, macam di

Hawaii,” kata Barozi, warga Tanjungpinang, yang sudah berulang kali main ke Tarempa. Memang ada banyak minuman lain yang bisa dipesan. Namun, Sunshine dan kawan-kawan berada sendiri sehalaman dengan minuman tropis yang menggaransi dua hal: kesegaran dan keindahan. Kata Barozi, inilah yang membedakan kafekafe di Anambas dengan tempat lain di Kepulauan Riau. “Selain segar, juga sangat instagramable buat difoto,” ucapnya. Saat itu, Barozi memesan minuman berwarna merah yang menggelora dan membuatnya berulang kali mengabadikannya dalam gawai. Pemandangan indah, minuman

indah, adalah kombinasi tak berperi yang mampu meninggalkan kesan mendalam bagi siapa pun yang singgah ke Tarempa. Soal harga, jangan khawatir. Masih amat terjangkau untuk kocek. Lagi pun urusan harga seringkali nisbi belaka jika dibandingkan pengalaman menikmatinya yang tidak pernah bisa diukur setakat harga. Apalagi lokasi kafe Bay Hill ini terbilang terjangkau. Dari pelabuhan utama di Tarempa hanya berjarak kurang dari 15 meter menggunakan motor. Disarankan menggunakan ojek setempat. Karena jika mesti memaksa menggunakan jalan kaki, bisa saja. Namun, siap-siap ngos-ngosan lantaran tempatnya yang berada tepat di dataran tertinggi di Tarempa. (fatih)

LAYOUT: SYAFRINALDI


6

Goes to School

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 15 APRIL 2018

FOTO-FOTO: ALRION/TANJUNGPINANG POS

Bupati Karimun Aunur Rafiq meninjau pelaksanaan UNBK SMK Swasta Vidia Sasana, Karimun.

Bupati Aunur Tinjau UNBK SMA di Karimun

Jangan Berhenti di Sini B

UPATI Karimun Aunur Rafiq dan Kepala Dinas Pendidikan Bakri Hasyim meninjau pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) SMK dan SMA tahun ajaran 2017/2018. Bupati Aunur dan Bakri Hasyim bergantian memberikan motivasi kepada peserta UNBK. Anak-anakm kata Aunur, fokus dan mampu menyelesaikan mata pelajaran. Sehingga diharapkan mendapat nilai yang baik sehingga mudah mendaftar di perguruan tinggi negeri. Predikat lulus tidak cukup. Atau lain kata, Aunur menekankan bahwasanya yang penting lulus tidak mengulang lagi bukan sebuah prinsip yang baik dalam pekerjaan belajar. “Tetapi harus mampu meraih nilai terbaik sehingga mudah mendaftar di perguruan tinggi negeri dan swasta atau universitas favorit,”

kata Aunur ketika memberikan motivasi kepada peserta UNBK di SMA Negeri 2 Karimun. Setelah lulus, bagi yang mampu agar melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Di Karimun atau luar, jika diluar ia menyarankan daerah yang ada asrama mahasiswa dan mahasiswi seperti Pekanbaru, Bandung dan Yogyakarta. Sehingga tidak perlu harus mengeluarkan biaya kos. “Jadi jangan berhenti di sini. Lanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” tekan Aunur. Di Karimun, tercatat ada 2.373 orang pelajar kelas XII SMA dan MA yang berasal dari 17 SMA dan 5 MA di Kabupaten Karimun mengikuti ujian nasional (UN). Tidak semua SMA dan MA melaksanakan UN dengan sistim komputer. SMA di Pulau Karimun yang UNBK ada empat sekolah. SMA

Bupati Karimun Aunur Rafiq bersama siswa SMA Negeri 2 Karimun.

Negeri 2 Karimun, SMA Maha Bodhi, Madrasah Aliyah (MA) Yaspika, MA Unit Sekolah Baru (USB) di Kundur, SMA Negeri 2 Kundur dan SMA Darul Furqon. Sekolah yang berada di pulau Buru dan Moro masih melaksanakan ujian manual. Perserta UN jurusan IPS dari 17 SMA di Kabupaten Karimun sebanyak 1.208 orang, jurusan IPA hanya 979 orang. Kemudian,

Diterangkan Aunur lagi, sejak SMA sederajat menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi berdasarkan amanat UndangUndang, pemerintah kabupaten tidak dapat menambah kelengkapan fasilitas baik bangunan dan sarana pendukung lainnya. “Memang, kami berharap SMA sederajat kembali ke Kabupaten. Sehingga memudahkan untuk mengalokasikan anggaran untuk

melengkapi fasilitas, seperti komputer, jaringan internet dan lain sebagainya” katanya. Ia mengaku prihatin, mendengar gaji guru honorer dan tenaga pendidik lainnya sudah tiga bulan tidak menerima gaji. Dirinya meyakinkan, bahwa seluluruh hak akan dibayarkan. Hanya dibutuhkan waktu agar dibayarkan, dan berharap secepatnya dibayarkan. (alrion)

Bupati Karimun Aunur Rafiq memberikan hadiah kepada peserta UNBK di SMK Vidia Sasana.

Bupati Karimun Aunur Rafiq dan Kadis Pendidikan Karimun Bakri Hasyim meninjau SMK Swasta Vidia Sasana. REDAKTUR: FATIH MUFTIH

untuk MA peserta UN jurusan IPS 123 orang dan IPA sebanyak 63 orang. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun, Bakri Hasyim membenarkan siswa yang mengikuti program paket C diberlakukan hal yang sama, yakni mengikuti ujian sekolah berbasis nasional (USBN) dan UN. Jumlahnya peserta paket C sebanyak 240 orang.

Peserta UNBK SMA Negeri 2 Karimun mendengarkan pengarahan Bupati Karimun Aunur Rafiq. LAYOUT: SYAFRINALDI


TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

7

MINGGU 15 APRIL 2018

Antusiasme Menonton Film Jelita Sejuba

Penuh sampai Kursi Terdepan TANJUNGPINANG - Seperti yang sudah diduga, film Jelita Sejuba: Mencintai Kesatria Negara meledak di Tanjungpinang. Antusiasme masyarakat sedari awal film ini tayang di bioskop XXI di TCC Mal Tanjungpinang sudah terlihat. Antrean memanjang. Bahkan sekalipun sudah masuk sepekan sejak kali pertama naik layar, film ini rupanya masih diminati. Bahkan, hingga Sabtu (14/4) kemarin, tiket menonton film ini sudah ludes sampai ke kursi paling depan. Ketika petugas penjual tiket memperlihatkan layar kursi di studio yang menayangkan Jelita Sejuba, sudah meghijau. Tingga beberapa unit saja yang

masih merah. Itu pun dalam kondisi yang kurang nyaman untuk menonton. “Jadinya nonton film lain saja deh. Nunggu sepi dulu baru nonton Jelita Sejuba,” kata Ella yang datang bersama suaminya, kemarin siang. Ada satu hal yang bikin Ella dan suaminya penasaran dengan film besutan sutradara Ray Nayoan ini. Peran aktris Putri Marino yang memerankan Sharifah juga paling layak ditunggu. Mengingat, pengalaman memerankan seorang gadis Melayu adalah tantangan tersendiri bagi aktris berdarah Italia ini. Belum lagi keinginan untuk menyaksikan Wafda Saifan Lubis yang memerankan Jaka, seorang tentara

yang bertugas di Natuna. Dua hal ini yang membuat Ella ingin lekas menonton film yang sebagain besar gambanya diambil di Natuna. “Pengin lihat bagaimana si Putri Marino cakap bahasa Melayu,” ungkapnya. Sementara itu, sebagaimana dikutip dari Antara, sang sutradara Ray Nayoan merasa lewat Jelita Sejuba ingin membuat Natuna lebih dikenal, mulai dari keindahan alam hingga budaya. Usaha Ray bergerilya ke sejumlah sanggar di Natuna untuk menangkap lanskap musik Melayu tak sia-sia. Ray berhasil membawa musik Melayu dengan sedikit twist, sehingga penonton modern tetap dapat menikmatinya.

Pelatihan terhadap para aktor dan aktris dalam penggunaan bahasa Melayu Natuna selama sekira satu bulan juga berbuah manis. Para pemain terdengar fasih berbahasa Melayu dengan cengkok khasnya. Ray juga memasukkan unsur budaya lainnya, yaitu tarian yang dia sisipkan ke dalam sebuah gambar. Tidak hanya itu, ikan tongkol asap yang menjadi kuliner khas Natuna juga seakan menjadi menu utama dalam film ini. Keindahan alam Natuna tentunya juga tak lupa dimasukkan. Hamparan batu granit besar di Taman Batu Raksasa terlihat indah dalam long-shot yang dilakukan sang sutradara. (tih)

F-FATIH/TANJUNGPINANG POS

Loket pemesanan tiket di bioskop XII TCC Mal, kemarin.

Ilusi..............................................................................................................................dari halaman 1 pelayan. Tidak dapat tidak, kunci gerbang demokrasi yang esensial adalah kecerdasan publik dan entah kapan. Ilusi Optik pertama kali dijelaskan oleh Epicharmus pada abad V SM yang kemudian diikuti oleh Protagoras, Aristoteles dan Plato. Ilusi Optik menjurus kepada definisi fisika sebagai sesuatu yang membelokkan realitas, dan umumnya dimiliki oleh kebanyakan orang. Epicharmus menyebut itu

terjadi karena indra bisa menyesatkan, namun Protagoras mengatakan ilusi optik muncul karena lingkungan yang bodoh (membodohi). Semantara Aristoteles membenarkan keduanya, bahwa ilusi dapat terjadi karena indra dan manipulasi objek. Dalam perjalanan pengetahuan waktu, ilusi optik diperkaya oleh para filsuf berbeda dan para peneliti. Salah satunya Hermann von Helmholtz (abad XIX). Ahli fisika dari

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

Diterbitkan Oleh: PT Batam Intermedia Pers Terbit sejak tanggal 28 Oktober 2009 Alamat Redaksi: Komplek Pinlang Mas No.15 Lt 2-3 JL.DI Panjaitan-Batu IX Tanjungpinang, Telepon : (0771) 7447234 (hunting), Fax (0771) 7447085

Jerman ini mengajukan ide ilusi kognitif. Menurut Helmholtz, ilusi kognitif muncul dari asumsi seseorang yang memegang sekitar lingkungannya atau dunia secara keseluruhan. Otak dan mata manusia membuat kesimpulan tidak sadar (auto pilot) berdasarkan asumsi dan dengan demikian menciptakan ilusi kognitif. Bila ilusi optik ditarik ke alam demokrasi, ia telah menjadi cara rakyat untuk menerjemahkan dan

memilih siapa pemimpin mereka. Persona seorang pemimpin atau calon pemimpin kemudian dikultuskan. Ilusi optik ini membuat siklus demokrasi demikian berisik. Meributkan isu permukaan tapi jauh dari kontemplasi atau perenungan yang senyap. Berdasarkan ilusi kognitif mereka membuat pembenaran-pembenaran yang seolah-olah cerdas. Indonesia kekinian sudah berada dalam polarisasi yang beku lalu memegang

Pimpinan Umum/GM/Penjab : M Nur Hakim Wakil Pimpinan Umum : Ramon Damora Pemimpin Redaksi : Ramon Damora Wakil Pemimpin Redaksi : Zakmi Pimpinan Perusahaan : M Nur Hakim Manajer Umum/Adm/Keu : Ari Istanti Manajer Pemasaran : M Nur Hakim Manajer Iklan : M Nur Hakim

PEMBINA MANAJEMEN : Rida K Liamsi, Suhendro Boroma

Dewan Redaksi : M Nur Hakim, Ramon Damora, Zakmi, Martunas Situmeang, Abbas, Fatih Muftih

ilusi optik masing-masing yang tak tergoyahkan. Mestinya rakyat sebagai tuan utama demokrasi melesat dari dua kutub ini lalu mengamati dari ketinggian untuk mendekat kepada Tuhan agar mampu melihat fenomena secara terang dan holistik. Publik yang cerdas tidak tabu soal tagline @gantipresiden2019 atau #lanjutduaperiode, tapi mulai bicara tentang fungsi dan disfungsi serta telaah – telaah dalam netralitas

ruang publik. Bukan penghamba tapi penentu. Bukan sebarisan atau kerumunan hampa, tapi analis yang cerdas. Laksana instrumen musik, bukan tabla atau seruling yang jadi soal, tapi mana yang paling bisa memainkan harmoni yang senada dengan kebutuhan rakyat. Esensi demokrasi adalah rakyat semesta dan substansinya adalah perkakas menuju kemakmuran. Oleh ilusi optik kita gagal melihat esensi dan

eksistensi demokrasi. Kualitas seorang figur pemimpin dikacaukan oleh ilusi – ilusi yang muncul dari dalam diri dan kepalsuan yang dipampangkan oleh politik kekuasaan. Selama rakyat tidak mampu menghargai dirinya sendiri sebagai tuan dan bukan pelayan demokrasi, selama itu pula demokrasi akan kekanak-kanakan dan berputar di selingkaran horizon. Entah kapan kita mulai memanjat ke langit esensi. ***

DIVISI REDAKSI Redaktur Pelaksana Kompartemen: Martunas Situmeang, Abbas, Fatih Muftih. Redaktur: Martua P Butarbutar, Yusfreyendi, Adly Bara Hanani Reporter: Suhardi (Koordinator), Desi Liza Purba, Andri Dwi Sasmito, Raymon Sandy, Jendaras Karloan (Bintan Utara), Tengku Irwansyah (Lingga), Daniel Tambunan (Karimun), Hardiansyah (Natuna), Indra Gunawan (Anambas). Sekretaris Redaksi: Fauziatul Husna Ardelia

Tarif Iklan

Halaman Muka (FC) Rp 30.000,-/mm kolom. Halaman Muka (BW) Rp 25.000,-/mm kolom. Halaman DIVISI ONLINE Fatih Muftih (Penjab), Desi Liza Purba (Wakil Penjab) Dalam,- (FC) Rp 25.000,-/ mm kolom. DEPARTEMEN PRACETAK/LAYOUT/PERWAJAHAN: Dobby Fachrizal (Manajer), Syafrinaldi (Penjab Layout), Gilang Dhikapati, Agung Saputra Prastya (Staff). Halaman Dalam (BW) Jaringan/IT/Online: Rahmat Santoso (Penjab). Rp 15.000,-/mm DIVISI BISNIS kolom. Iklan Umum/ Departemen Umum, Adm, & Keuangan: Penjab: Dahlia , Kasir: Reynaldi Syah Display (BW) Rp Customer Service: Dilas Tari Umum: Irhamna. Departemen Iklan: Saifullah (Ass. Manager), 15.000,-/mm kolom. Penjab Desain Iklan: Kevin Perdana, Wira Harjuman. Penjab Adm Piutang: Dahlia Anna, Juni Ella. Penjab Penagihan: Jefri, Departemen Pemasaran & EO: Rijon Sitohang (Penjab Ekspedisi) Iklan Ucapan Selamat Yurika, Sri Wahyuni, Afriyanti (Penjab Adm Piutang dan Retur). (FC) Rp 7.000,-/mm Departemen Pemasaran Koran: kolom. Iklan Ucapan Rijon Sihotang (Penjab Ekspedisi), Eris Surahman, Pariadi. Selamat (BW) Rp Penjab Pemasaran Koran: Hardian, Sudiarta,Wahyu Gustianto, Isep Ilham, Tarmizi 3.500,-/mm kolom. Penjab Langganan Koran: Afriyanti, Sri Wahyuni (Staf) Iklan Dukacita Rp Perwakilan - Perwakilan 3.500,-/mm kolom. Batam (Martua Butar-butar, Tarmizi Rumahitam), Lingga (Tengku Irwansyah), Bintan Utara (Jendaras Karloan), Karimun (Alrion Tambunan), Natuna (Hardiansyah), Anambas (Indra Sport Color Rp 7.000,Gunawan), /mm kolom. Advertorial Kepala Biro Iklan Jakarta: Shanti Novita Rp 5.000,-/ mm kolom.

Dicetak pada : PT Ripos Bintana Press. Isi di luar tanggung jawab percetakan.

REDAKTUR: FATIH

LAYOUT: SYAFRINALDI


TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 15 APRIL 2018

REDAKTUR: ADLY BARA

IKLAN

8

LAYOUT: SYAFRINALDI


Jembia

MINGGU 15 APRIL 2018

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

Jembia terbuka untuk semua tulisan dan foto seni kreatif. Kirim naskah, biodata, foto terbaru Anda ke alamat email: jembiatanjungpinangpos@gmail.com

TABIK IDRUS TAREMPA takkan terpisahkan dari lunas panjang kesusastraan Kepulauan Riau. Di bumi Siantan ini pernah hidup seorang penyair berpengaruh bernama Idrus Tintin. Sayangnya, setelah sempat diteruskan Ibrahim Sattah, laut Anambas yang jernih itu tidak lagi melahirkan Idrus-Ibrahim yang lain. Semoga ini prasangka keliru!

Siantan 1942 Puisi Idrus Tintin Sebuah kapal dari besi di sela gunung gelombang Laut Cina Selatan. Di anjungan Nakhoda berkacak pinggang Tubuhnya dari tembaga bersimbah air asin pengalaman dan kebencian kepada sang tuan yang telah memerintah sekian abad. Angin yang garang topan musim utara hujan tak mau reda membaurkan angan-angan kini dan nanti, sana dan sini Nakhoda tembaga rindukan juga anak-anaknya di tempat jauh di balik sekian ribu gunung gelombang di balik hari-hari yang melaju. Berbisik sejenak dari gumpalan sepi perlahan pintu laut menguak angin laut membusakan buih ke arah pantai dan bukit-bukit batu tanah Siantan. Pasang mencium bibir air bagai isak dan sedan janda yang suaminya mati tenggelam. Kapal dari besi nakhoda dari tembaga menyusur pantai. Rindu melekat di bukit terjal yang tak kuasa ditanggalkan merekam suara isteri dan anak-anak seperti burung luka mengucapkan kata-kata perpisahan Bisik angin terlalu merdu kicau murai terlalu sendu amis darah amis laut itulah rindu yang melekat seperti burung kedidi yang menari di pancang-pancang sepanjang teluk wajah Siantan suatu pagi.

„ REDAKTUR: FATIH MUFTIH

„ LAYOUT: DOBBY F


10

hari puisi

MINGGU 15 APRIL 2018

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

sajak-sajak RAMON DAMORA

KITAB PECAH BELAH setiap pagi aku belajar membaca kitab kuning di jalan raya. tak ada baris, harkat, apalagi martabat. kanak-kanak di lampu merah hangus matanya, memandang matahari sebesar kuali tergantung di atap ajal. ibunya sudah lebih dulu ke neraka. lebuh melepuh tak berjadwal. supir taksi dari pangkalan kumuh mencabut jarum jam tua dari pergelangan tangannya untuk mencungkil sisa-sisa kerak nasi di sela gigi rindu penumpang yang rumpang. bekas kaleng susu bayi yang digenggam pengemis itu berlubang, tengadah di sebelah leherku. maaf, saudara kembarku yang hilang, aku sedang tidak mampu menoleh. belum ada puisi untukmu hari ini. pergilah. pulanglah. ayah kita belum mati. hanya sekarat. walau empedunya ditusuk berulang kali dengan garpu trisula berkarat pemilik toko kelontong cina, yang menganggap dirinya penjelmaan rahwana. sepasang mangkok perunggu mataku masih disandera petugas di sebuah gardu tertutup ilalang perdu. sejak tadi, di mejanya yang penuh juadah perjamuan, ia menuduhku menyebarkan hadis-hadis palsu. “diriwayatkan dari kesatuan, motor anda kami sita,” katanya sambil mengisi teka-teki silang. aku menangis, merogoh saputangan merah putih dalam-dalam dari saku celana, sedalam lumpur ketuban istriku yang menggelegak. pergilah. pulanglah. sebentar lagi lampu hijau. klakson akan menyala-nyala. tanpa baki suci kau takkan pernah sanggup memohon tuhan meniupkan sangkakala. kita ini mumi, kakak, bukan pribumi. kakak...

ANGPAO INDONESIA

2018

MENGGUGAT CINTA BU FAT benang yang kau sulam di antara rusuk sang saka memang sekudus ari-ari rindu kolam teratai kelahiranmu tetapi tak lagi membelai bengkulu dua helai kain marwah yang kaujahit dengan syahadat disukat sakit maha indah kini tinggal merah amarah putih tulang sumpah seranah bu fat, bu fat kami sayang jauh sudah beta tualang membenci semua jalan pulang berziarah aku ke teluksegara pukat harimau jua yang kusua kemana airmata ingin suaka bila para pemimpin ramai ramai jadi tersangka

ada dua puluh tujuh juta rakyat miskin terlunta-lunta dalam angpao indonesia satu kaki mereka ngangkang dekat tiang kain bendera menandai rumput doa yang mulai tumbuh di tahun anjing dengan airmata bau pesing

bu fat, bu fat, kami menggugat adakah tuhan tergesa-gesa menyibak semerbak rahasia dahulu sir thomas stamford menabur bunga raflesia lalu si bung bermata lembut menghadiahimu indonesia mengapa segalanya sekarang terasa demikian sia-sia bahkan walaupun hanya untuk sekadar dikenang

robeklah angpao indonesia ada ribuan lembing belulang tengkorak ikan berpencar menombak rusuk rembulan hingga cahayanya muncrat dari lambung busung lapar anak-anak kampung asmat sujud ibunya kering melepuh diusap kartu kuning mahasiswa nyerap dalam kawah didih jiwa

bagai puing-puing benteng marlborough negara begitu asing dan angkuh

angpao indonesia atas bawah gambar orang-orangan sawah lengang ladang musim paceklik lapang terik kemarau politik

bangkahulu cuma negeri lama bukit barisan sauk purnama lagu kebangsaan hilang gema kami merindukanmu, duhai bunga padma!

o baba, betapa tulus rezim ini dihalaunya hama dan tikus yang semalam dia kirim sendiri

bu fat, bu fat hati kami tolong jahitkan sehelai bendera lagi yang tak hanya baka di atas angkasa namun juga bisa menyeka sisa-sisa tangis yang tak lagi basah

angpao indonesia gurau rahsia di balik topeng ninja ninja ninja kau melolong kerja kerja kerja angpao indonesia libur negara rakyat terhibur riang gembira su’udzhan jangan siaga tetap si barongsai ngendap-ngendap zahirnya letei membelai-belai isinya sembilan naga mengintai

2018 RAMON DAMORA, Penyair, Jurnalis. Buku puisi terbarunya, Benang Bekas Sungai (Jembia 2017) terpilih sebagai finalis sayembara buku puisi Hari Puisi Indonesia 2017. Bermastautin di Tanjungpinang.

gong xi fa chai 2018

Klinik Puisi #3

Tentang Menumbuhkan Ekor Cicak: Patafora

OLEH: HASAN ASPAHANI PATAFORA adalah metafora yang ekstrim. Patafora adalah metafora yang diperluas bahkan lebih daripada itu ia adalah metafora yang panjang yang menciptakan konteksnya sendiri. Istilah itu ditemukan oleh penulis Pablo Lopez, meminjam istilah sains ‘pataphysics’-nya Alfred Jarry. Itu! Perumpamaan yang paling sering dipakai dan paling mudah untuk memahaminya adalah seperti ekor cicak yang tumbuh setelah putus dan menjadi seekor cicak lain. Itu! REDAKTUR: FATIH

Ketika orang sakit, dengan mudah kita tahu sekiranya hendak ke mana dibawa. Lain halnya ketika puisi yang sakit. Tidak ada rumah sakit, puskesmas, tabib, mantri, atau dukun sekali pun, yang sanggup mengobati atau kasih jampi-jampi. Tapi bisakah puisi sakit? Tentu saja. Era ketika menulis puisi dengan sedemikian mudahnya bisa terpublikasi, sejalan dengan semakin minornya kepercayaan pada kerja kurasi. Puisi yang belum puisi, ditayangkan di laman-laman media sosial, juga diterbitkan di buku-buku, padahal belum tampak benar kata-kata yang ditampilkan di sana adalah puisi. Itulah puisi sakit. Maka, Jembia kini telah membuka rubrik Klinik Puisi. Tempat penyakit yang diidap puisi bisa didiagnosa dan dicarikan obatnya. Hanya satu mantri yang praktik di sini. Namanya Hasan Aspahani. Kredibilitasnya dalam menekuni jalan puisi telah mengantarkannya pada ragam prestasi. Pada 2016 lalu, buku puisinya Pena Sudah Diangkat, Kertas Sudah Mengering menjadi buku puisi terbaik bersempena Hari Puisi Indonesia.

Sedangkan metafora adalah perbandingan objek nyata atau peristiwa dengan subjek yang tampaknya tidak berhubungan untuk menekankan kesamaan antara keduanya, patafora menggunakan kesamaan metaforis yang baru dibuat sebagai realitas yang menjadi basisnya sendiri. Itu! Contoh: Jenny berusia sebelas tahun. Dia tinggal di sebuah peternakan di Luxembourg, Virginia Barat. Hari ini Jenny sedang mengumpulkan telur dari kandang ayam. Sekarang pukul 10 pagi. Dia berjalan perlahan-lahan menelusuri deretan kandang, meraba-raba dengan hati-hati untuk menemukan telur-telur terselip di bawah ayam-ayam yang bergerombol. Dia menemukan telur pertama di kandang nomor 6. Ketika dia memegang telur dengan cahaya yang dia lihat adalah kulit cokelat dari sepatu but, sepatu but koboi tua yang digosok minyak, berkerut dengan garis bercabang mikroskopis, menangkap cahaya di pem-

TELAH DIBUKA: KLINIK PUISI!

Sekarang, ia membuka praktik di Klinik Puisi. Jika puisi Anda sedang sakit, Anda sudah tahu ke mana membawanya. Kepada Jembianis sekalian, jangan segan, bisa berkonsultasi suka-suka melalui surel jembiatanjungpinangpos@gmail.com dengan subjek Konsultasi Klinik Puisi untuk kemudian diteruskan kepada mantri yang bertugas. Kami percaya, tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Sekali pun itu penyakit puisi. Selamat menikmati.

bengkakan di atas bekas luka tumit berdebu, meringkuk di manset, membungkuk dan berderit ketika kaki koboi menggeliat untuk menemukan kembali kantungnya, jempol kasar dan telunjuk yang mencongkel di tunggul, tumit menghentakkan lantai. Victor manajer hotel mengayun membuka pintu dan memberi koboi senyum samar. – “Pataphor Test” oleh Pablo Lopez Di mata putusan ekor cicak pada teks pataforik di atas? Di sini:

Ketika dia memegang telur dengan cahaya yang dia lihat adalah kulit cokelat dari sepatu but. Metafora ini jelas. Tenor-nya adalah telur, vehiclenya adalah kulit sepatu. Warna kulit sepatu dipinjam sebagai metafora dan warna kulit telur. Tapi kemudian teks justru mengembangkan cerita sepatu but itu, sampai koboi yang memakainya, hingga manajer hotel yang menyambut si koboi. Tak ada lagi kaitannya dengan si Jenny yang memungut

telur tadi. Mendahului tulisan ini, teks-teks puisi saya sebelumnya adalah beberapa patafora. Buat saya ini menarik, sebab satu unsur kebagusan puisi seakan dilabrak, diabaikan, dihancurkan, yaitu keutuhan (unity). Ini mau bicara apa sebenarnya? Tapi kan tidak apa-apa? Tanpa itu ternyata puisi bisa asyik juga. Selamat bermain! Mari kita cari untuk melanggar aturan-aturan lain yang ada.*** LAYOUT: SYAFRINALDI


11

niskala

MINGGU 15 APRIL 2018

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

candubuku

Bagiku, liburan adalah membawa beberapa buku saat mendaki gunung dan membaca di sana.”

Dari Mulutmu Kutemukan Surga Cerpen: Denny Indra Praja

J

ALAN ini, walau sudah berkalikali ditempuh untuk sepiring nasi dengan kuah daging masak hitam, tetap tidak pernah sama dengan s osok orang-orang yang menghuni atau melintasinya. Ketika kau pergi tanpa pesan malam itu, dari tempat dudukmu di sisiku yang basah terkena air liur dari mulutku sewaktu aku bercerita kepadamu dengan panjang lebar tentang kebutuhan untuk membangun pandangan dalam menelisik sesuatu hal, aku melihat seorang pejalan kaki yang setia, tanpa aku memberitahukan kepadamu tentunya, sedang tekun mengumpulkan sisa-sisa harapan yang bertebaran di atas jalan di sepanjang rute ini untuk dikalungkan ke leher istrinya yang cantik di rumah sakit. Meskipun tubuhnya terlihat lusuh dan roboh, jiwanya barangkali tak pernah kalah dalam merangkul kegetiran yang dihempas ke bahu; dari alis yang terlihat pada pelupuk mata orang sepertinya, dia sudah terlalu identik dengan kepayahan. Sehingga untuk menatap langsung ke matanya membuat nyali orang seperti kita menjadi goyang. Setiap malam setelah percakapan terakhir kita tempo hari, ketika ada kelelawar mulai mengacah terbang ke wajah, hari sudah sedikit melewati senja yang kuning, aku perhatikan dengan detail, dia akan melalui jalan yang sama dalam kembara kecilnya pulang dari rumah sakit. “Nyawaku sedang dirawat dengan darah berbeda jenis yang tak serasi dan tak memadai. Aku pula hanya mampu membawakan ini kepada perempuan yang paling aku cintai.” Ada gelombang suara yang terlepas bebas di udara, dengan alunan suara azan bergetar bersama, dari kumandang corong sebuah masjid putih yang terletak bersebelahan, menyapa telinga dengan lembut. Ketahuilah kau, pada sebuah malam yang terluka seperti itu, aku melihat telapak tangannya yang terbuka. Hanya kata-kata rupanya yang diusung ke rumah sakit, dalam beberapa baris kalimat yang ditulis tangan. Sepotong doa yang tak berapa jelas tinta untuk dibaca. Aku bertanya, kalaukalau ayat itu dikarangnya sendiri. Balasnya, tidak. Katanya, sepotong ayat yang mujarab tak akan pernah lahir dari gelombang pikiran yang malas dan lalai. Dia mendapatkan kata-kata itu dari seorang pria paruh baya yang selalu ada di jalan ini, jelasnya lagi, yang sering mengulang-ulang kegilaan entah apa yang terbit dari dalam kepala secara mendadak melalui mulutnya. “Tapi, aneh sekali. Setiap mendengarkan ayat-ayat yang berbeda itu saban hari, yang aku bacakan kepadanya, istriku selalu tersenyum dengan penuh misteri. Wajahnya cerah untuk beberapa saat, yang kadang-kadang membuat hatiku merasa sangat khawatir dengan keheranan Maha dalam yang sekaligus menakutkan. Kau pernah merasa begitu?” Dia menunjukkan potret istrinya yang baru diambil sebentar tadi, dari tampilan belakang kamera digital kecil yang dibawa keluar dari dalam saku depan celana jeans lusuh yang dipakainya. Sepertinya hal-hal seperti ini memang selalu benar; perempuan bisa saja menjadi maharani paling anggun sekaligus mengagumkan. Dalam suasana yang paling kacau, tetap memiliki kecantikan seperti mengatasi ibu segala balok, melebihi sekedar keindahan wajah kulit dan pinggul lentik model-model selebriti seksi yang wajah dan tubuh setengah telanjang mereka sedang terpampang ditempel pada papan iklan jauh di depan pandangan di ujung jalan sana. REDAKTUR: FATIH MUFTIH

Meskipun saluran selang dan jarumjarum sedang berselirat menyucuk tubuhnya dengan ganas, yang lemah dan tergelimpang di atas ranjang bangsal 8, wajah sang istri itu terlalu cantik untuk mencoba dilupakan, sehingga setiap kepedihan apa pun yang sedang aku tanggung disebabkan olehmu, kurasakan semuanya seperti akan terhapus dan larut bersama bau obat-obatan dan keluar dari jendela di dalam gambar itu, sebelum kemudian meresap identik dengan udara yang aku hirup keluar dari dalam kamera suaminya. Diam-diam, aku memasang niat untuk bertemu sendiri dengan pria paruh baya yang dikabarkan, yang mampu mengucapkan kata-kata sakti sampai berhasil menyembuhkan sakit, meskipun sekejap. Angin dingin datang melanggar tubuh, dan dalam gigil yang nyeri, aku terfikirkan tentang kata ‘sembuh’ yang pernah kau ucapkan; bukan terhadap kesakitan batang tubuh, sebaliknya seperti sebuah pesona yang selalu disematkan dalam rupa benang tiga warna yang dipakaikan ke pergelangan tangan seorang bayi yang tak berhenti menangis setelah terlihat iblis; guna untuk mengobati kepunahan semangat dan emosi yang bersarang di dalam pusar kompleks modernisasi pikiran manusia yang ditinggalkan dalam ruang dan khayal berkepanjangan, sendiri-sendiri dengan pandangan yang berpetak-petak, sengaja diblokir tanpa disadari. Juga buat mereka-mereka yang tetap menolak mengakui surutnya kepekaan indera yang diperlukan untuk mengimbangi makna hidup. Seperti aku. Seperti kau. Tujuh malam dan aku masih belum menemukan pria yang dikatakan. Setiap hari, setelah senja sampai awal pagi, aku akan menunggu di situ. Seperti menunggu cinta sejati, yang tak pernah berkunjung memeriksa kondisi perasaanku. Seperti kesetiaan kita terhadap sebuah mitos yang sudah puluhan tahun disuapkan untuk terpercaya. Aku memesan makanan dengan porsi yang sama selama waktu itu; nasi putih dengan lauk daging masak hitam; karena itu adalah hidangan kegemaranmu (dan waktu-waktu itu sebenarnya aku teramat merindukanmu). Hanya ingin menunjukkan secara kias untuk kau kesani, bahwa kesetiaan bisa saja datang dalam berbagai bentuk. Dengan teh dingin yang sengaja aku biarkan sampai mencair dalam gelas plastik, terasa tawar; aku menunggu terlalu lama untuk detik yang tak pernah ada. Untuk sang lelaki paruh baya, dan juga untuk dirimu. Setelah makan, tanpa ada hal lain untuk dikerjakan, aku terus menunda tegukan terakhir teh dingin dari gelas keempat yang ketika itu gagal untuk mengandung satu apa pun rasa di ujungnya. Gagal yang teramat. Yang paling sering aku temui adalah pria yang sedang melakukan perjalanan ke arah rumah sakit, setiap hari dengan doa yang berbeda tertulis di tangannya. Tampaknya itulah perjalanan yang paling membahagiakan, secarik rasa yang rumit dijelaskan pernah terjadi dari dalam hidupnya, untuk dilemparkan tenaganya kepada penantianku sendiri yang semakin mengusutkan. Sedangkan aku tidak punya kesempatan untuk bertemu dengan pria paruh baya yang menurunkan doa itu kepadanya; seperti pria itu, aku juga punya rahasia yang tak akan kau ketahui dari cerita ini. Aku sangat membutuhkan kata-kata yang mampu menyembuhkan semangat, untuk dibaca oleh siapa pun ketika waktuku

sudah mendekati titik akhir - seperti istrinya. Aku memandang dengan tenang kepada mereka yang datang memintaminta uang receh untuk dijadikan bekal esok hari. Karena kita tak pernah tahu apa yang akan diberikan olehnya, maka aku belajar untuk memberi. Sebelum itu, 1,5 kilometer berjalan kaki memasuki pusat kota yang gelap pada malam yang tak terlalu hangat, peluhku tetap membasahi seluruh tubuh. Hanya untuk merasakan kehangatan sebuah doa yang dibacakan dengan ikhlas dan jelas; air liur yang turun deras ketika mendekati kata-katamu. Harummu yang masih tertinggal di situ, dari jauh telah melukai aku. Aku melihat menembus kaca sedepa dari tempatku melamun; kau hilang sekejap dan digantikan oleh seseorang yang awalnya menampakkan wajah yang cerah. Dengan uang beberapa rupiah di tangan hasil pemberian orang, seorang dari peminta sedekah itu memulai percakapan dengan tembok. “Aku adalah kamu. Seperti bagian dari dirimu yang lalai, aku adalah iblis yang mencari setiap kesempatan untuk sebuah trik. Dan, tanpa kau sadari, aku juga adalah Tuhanmu yang selamanya mencoba mengajarkanmu untuk menaklukkan ketakutan sendiri. Terserah kepadamu dari corong mana kau ingin bercermin diri. Pilihan selalu berada di tanganmu. Dari langit yang membawa seluruh wahana bersayap, jangan sampai aku menginjak lumat keangkuhanmu. Pandanglah ke atas, tetapi jangan terlalu lama mendongak. Belajarlah, dengan penuh kepayahan untuk tunduk, dalam perjalananmu yang sering membingungkan ini. Berjalanlah, tanpa khawatir. Kelak kau tak akan menemukan siapa-siapa, kecuali dirimu. Dan doamu dari qalbu yang paling dalamlah yang akan menjadi ayatayat pesona pengikat kepunahan hati. “ Kata-kata ini, kalau kau ingin tahu, ditulis di atas secarik kertas lusuh dan diletakkan di atas meja, dipegang dari ditiup angin sederhana deras lalu oleh basah es yang mengalir sedikit di atas meja ketika aku berkhayal untuk bersungguh-sungguh mencoba menangkap apa yang disebutkan oleh peminta sedekah itu di depan tembok. Aku tidak tahu siapa yang meletakkannya di situ, dan bagaimana aku tidak menyadari hal itu adalah karena kelemahan indraku sendiri. Sebuah kejadian yang sangat membingungkanku. Kalau kau ingin ingin menemukan rahasia dari cerita ini, misalkan saja rahasia dari ceritaku sendiri tidak mampu untuk merangkaikan ini, batalkan saja hasratmu. Ada bagusnya kau kembali kepada sang pencintamu, dan jangan pernah putus asa untuk menyatakan rasa hatimu dengan keberanian yang diparkir di depan mata. Aku tak dapat membantu, karena aku sendiri waktu ini agaknya sedang berdiri di ujung tebing sebuah harapan yang gagal, menunggu untuk terhempas jatuh (cuma aku berharap, sayap perak akan sempat tumbuh di belakang bahuku). Aku terlalu bingung untuk berpikir dengan lurus. Aku berharap untuk tidak lagi bertemu dengan pria dari rumah sakit itu, dan sekaligus berhenti membuatmu bingung. Karena, dia hanya membawa ingatanku kembali kepada iblis, yang perlahan melenyapkan rasa cintaku kepadamu.

DENNY INDRA PRAJA, kelahiran Bangkalan, 3 Maret 1981. Selain menulis novel, cerpen, dan puisi, juga menulis naskah ide cerita untuk film pendek.

Sonam Kapoor Aktris India

Foto-foto tentang Membaca Buku di Seluruh Dunia Fotografer terkenal Steve McCurry baru saja menerbitkan buku berjudul “Steve McCurry: On Reading” terbitan Phaidon. Buku itu adalah buku yang mengompilasi foto yang menggambarkan kegiatan membaca buku di 30 negara. Dari pekerja pabrik baja di Serbia hingga ruang kelas di Kashmir, mereka menguak kekuatan dari ‘kumpulan kata yang dicetak’ itu.

“Pembaca buku biasanya jarang merasa sepi atau bosan, karena membaca adalah sebuah pelarian sekaligus pencerahan,” tulis Paul Theroux pada kata sambutannya di peluncuran buku itu.

“Pencerahan” itu tampak dalam buku ini, apakah itu dari tundukan kepala seorang perempuan di sebuah museum di Italia atau ekspresi intens dari pedagang kaki lima di Kabul. Selama 40 tahun, fotografer ini telah mengumpulkan koleksi foto-foto yang menggambarkan orang asyik bergumul dengan kumpulan kata-kata di atas kertas. Berikut beberapa foto terbaik dalam buku “On Reading”.

Roma Italia, 1984

Kabul Afghanistan 2002

Kashmir 1998

Mumbai India 1996

LAYOUT: DOBBY F


12

perada

MINGGU 15 APRIL 2018

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

Tuhfat al-Nafis Edisi R.O. Winstedt (Agutus 1932) nya, Virginia Matheson mencatat terdapat empat manuskrip Tuhfat AlNafis yang tergolong dalam versi panjang dan versi pendek yang berada dalam simpanan perpustakaan di Belanda, Inggris, dan Malaysia. Pada tahun 1986, satu lagi versi panjang Tuhfat al-Nafis yang kemudian dikenal sebagai Tuhfat alNafis Naskah Terengganu, diterbitkan dalam bentuk facsimile pada 1991. Selanjutnya, satu lagi versi panjang Tuhfat al-Nafis dengan tambahan catatan tentang halhal penting di kerajaan Riau-Lingga hingga masa pemerintahan Sultan Abdurahman Mu’azamsyah (18851911) berhasil pula dikumpulkan oleh Pusat Manuskirip Melayu Perpustakaan Negara Malaysia. Satu-satunya edisi cetak kitab Tuhfat alNafis dalam format huruf jawi (Arab Melayu) dan sekaligus menjadi kitab Tuhfat al-Nafis pertama dalam format cetak tipografi, adalah kitab Tuhfat al-Nafis edisi R.O. Winsted: sumber asalnya adalah sebuah manuskrip Tuhfat al-Nafis versi panjang, yang diyakini sebagai manuskrip Tuhfat al-Nafis yang pernah dipinjamkan oleh Raja Ali Haji kepada utusan Temenggung Johor yang berkunjung ke Pulau Penyengat pada 1868.

KUTUBKHANAH KOL OM OLOM

ASWANDI SYAHRI

Sejarawan Kepri

Nafis edisi cetak huruf jawi yang pertama ini, R.O. Winsted menjelaskan acuan salinan teks Tuhfat al-Nafis edisi cetak huruf jawi tersebut adalah manuskrip yang dipinjam dari Tengku Fatimah binti Sultan Abu Bakar Johor. Lebih jauh, ia mengatakan manuskrip tersebut salinan dari sebuah manuskrip tua yang penyalinannya dilakukan pada tahun 1923. Menurut Virginia Matheson Hooker (1991), R.O. Winstedt meminjam manuskrip milik Tengku Fatimah ini pada tahun 1931. Ketika itu ia menjabat sebagai Penasehat Sultan dan Kerajaan Johor. Sayangnya, hingga kini tidak diketahui dimana manuskrip Tuhfat alNafis milik Tengku Fatimah itu berada. Begitu juga dengan manuskrip tua yang menjadi acuan penyalinannya. Kuat dugaan bahwa manuskrip Tuhfat al-Nafis milik Tengku Fatimah itu adalah salinan yang dibuat berdasarkan manuskrip “asli” Tuhfat al-Nafis hasil perbaikan dan penambahan oleh Raja Ali Haji, atau manuskrp Tuhfat al-Nafis versi panjang, yang pernah dipinjamkan oleh Raja Ali Haji kepada utusan Temenggung Johor yang datang mengunjunginya di Pulau Penyengat pada bulan April 1868 sempena mengumpulkan referensi guna memperkuat legitimasi Temenggung Abu Bakar menjadi Sultan di Negeri Johor yang ketika itu berada di bawah takluk Kerajaan Inggris. Secara garis besar, Tuhfat al-Nafis edisi R.O. Winstedt berisikan kisah sejarah dan siarah hubungan antara raja-raja Melayu dan Bugis dalam percaturan politiknya dengan berbagai kuasa di kawasan yang kini meliputi Singapura, Malaysia, sebagian Kalimatan dan Sumatera. Adapun kawasan latar narasinya adalah wilayah yang dulu merupakan daerah-daerah takluk kerajaan Riau-Lingga-Johor-dan Pahang. Seperti halnya semua teks Tuhfat alNafis yang telah dikenal pasti, uraian dalam Tuhfat al-Nafis edisi R.O. Winstedt diawali dengan pejabaran susur galur raja-raja Melayu RiauLingga dan hubungannya dengan rajaraja Melayu di Bukit Siguntang, Bintan, Melaka, Johor, dan Siak. Silsilah ini kemudian berkait-kelindan dengan rajaraja Bugis, anak cucu Upu Bugis lima saudara, yang kemudian memunculkan garis keturunan Yang Dipertuan Muda dan sejumlah tokoh pentingnya yang turut memainkan peranan dalam panggung sejarah Kerajaan RiauLingga-Johor dan Pahang serta daerah takluknya. Sedangkan narasi sejarah dan siarah membentang dari tahun 1699 hingga 1864. Diawali dengan peristiwa pembunuhan (regicide) Sultan Terakhir Melaka, Sultan Mahmud Syah oleh Laksamana Bintan Megat Sri Rama di Johor Lama pada tahun 1699, dan berakhir dengan sejarah Sultan LinggaRiau, Mahmud Muzafarsyah, hingga masa kemangkatannya yang kemudian dirangkai dengan kisah Tengggung Johor yang bersemayam di Singapura, hingga tahun 1864.***

Edisi R.O.Winsdtedt Pada halaman awal edisi cetak huruf jawi (Arab Melayu) kitab Tuhfat al-Nafis ini, tertulis sebagai berikut, “Tuhfat, Al-Nafis Yaitu Sejarah Melayu dan Bugis Karangan Almarhum Raja Ali Haji Riau”, yang ditulis menggunakan huruf jawi. F-DOKI. ASWANDI SYAHRI Halaman pertamaTuhfat al-Nafis edisi R.O. Winsted, 1932, koleksiPerpustakan Nasional Republik Virginia Matheson Indonesia. Hooker dalam disertasinya yang diterbitkan UJANGGA prolific Raja Ali Haji jian Melayu, telah menyumbang sekitar dengan judul Tuhfat Al-Nafis Sejarah dikenal juga sebagai salah 36 buah karya dalam bentuk buku dan Melayu – Islam (1991) menyebut Tuhfat seorang sejarawan penting dalam artikel yang tersebar di berbagai jurnal al-Nafis edisi R.O. Winstedt sebagai sejarah tradisi penulisan sejarah ilmiah. Berapa di antaranya yang teks C, atau dikenal juga sebagai Tuhfat (historiogarfi) di Alam Melayu melalui terpenting adalah A History of Johore al-Nafis edisi R.O. Winstedt. dua opus magnum-nya: Tuhfat al-Nafis (1932), Clasical Malay Literature (1935) Dalam keringkasan (Summary of dan ‘saudara perempuannya’ yang yang telah menjadi buku babon bagi Contents) dan pegantar berjudul A berjudul Silsilah Melayu dan Bugis. mereka yang mempelajari sejarah dan Malay History of Riau and Johore Pakar-pakar historiogafi tradisional sastra klasik Melayu pada masa kini. (JMBRAS VO. X, part II, Augus 1932, Melayu, seperti R.O. Winstedt, menemDalam konteks dunia pengkajian hal 309-319) yang ditulisnya untuk patkan Tuhfat al-Nafis sebagai sebuah Alam Melayu ini, nama Winsted dicatat pengantar penerbitan teks Tuhfat alkarya sejarah Alam Melayu yang sebagai orang pertama yang memperketerpenting setelah Sejarah Melayu atau nalkan Tuhfat al-Nafis karya Sulalatus- Salatin mahakarya karya Tun Raja Ali Haji dan ayahnya Sri Lanang. Raja Ahmad kepada Kutubkhanah minggu ini akan khalayak dunia pengajian memperkenalkan salah satu versi Alam Melayu, ketika ia panjang Tuhfat al-Nafis mahakarya Raja mempublikasikan edisi cetak Ali Haji dalam bidang sejarah, yang huruf Jawi kita Tuhfat aldikenal juga sebagai teks Tuhfat alNafis dimuatnya dalam Nafis edisi R.O. Winsted. Jurnal Malayan Branch of Royal Asiatic Society R.O. Winstedt (JMBRAS), vol. x, part II, Nama lengkapnya Richard Olaf Agustus 1932: Teks inilah Winsted, yang dalam dunia kajian yang kemudian dikenal sejarah dan kebudayaan Alam Melayu sebagai Tuhfat al-Nafis biasa disingkat R.O. Winsted. Ia lahir di edisi R.O. Winsted dalam Oxford, Inggris, pada 2 Agustus 1878, dunia pengajian sejarah dan dan wafat juga di Inggris pada 2 Juni manuksrip Melayu. 1966. Winstedt adalah salah seorang Manuskrip dan Edisi pejabat kolonial Inggris yang penting di Cetak Tanah Melayu (Malaysia). Sebagai Tuhfat al-Nafis (bahasa seorang pejabat kolonial, kariernya Arab, yang maknanya: bermula di Negeri Perak. Di negeri Hadiah Yang Berharga) tempat Sultan Perak bersemayam itulah, adalah sebuah karya ketika menjabat sebagai kadet Perkhidtentang silsilah dan sejarah matan Awam Persekutuan Tanah raja-raja Melayu yang Melayu pada 1902, ia mulai jatuh hati berkelindan dengan raja-raja terhadap kebudayaan Melayu yang dari tanah Bugis dalam kemudian menggiringnya untuk kerajaan Johor-Riau-Lingga bertekun-tekun dalam kajian sejarah, dan Pahang serta daerah kebudayaan, dan sastra klasik Alam takluknya. Melayu. Kitab sejarah ini adalah Minat dan kepakarannya dalam kajian hasil kerja besama. Dalam bahasa, sejarah, dan kebudayaan manuskrip Tuhfat al-Nafis Melayu telah mengatarkannya milik Sir Willian Maxwell memimpin berbagai lembaga yang erat yang kini tersimpan di kaitannya dengan pengajian kebuInggris, dinyatakan bahwa dayaan Melayu di Negeri-Negeri Selat Raja Haji Ahmad memulai (Strait Settlement) pada zamannya tak penulisannya. Kemudian dapat dipandang sebelah mata. Hal ini karya sejarah itu dilanjutkan inlah yang memungkinkan ia diangkat dan diselesaikan oleh sebagai Presiden pertama Kolej Raffles, anaknya, Raja Ali Haji. di Singapura antara 1921 hingga 1931, Dalam sejarah penulisandi sela-sela jabatan birokratisnya nya, selain penyempurnaan sebagai Setiausaha untuk High Comyang dilakukan oleh Raja missioner (1923) di Negeri-Negeri Selat; Ali Haji, Tuhfat al-Nafis Pengarah Pendidikan Negeri-Negeri telah mengalami beberapa Selat dan Persekutuan Tanah Melayu kali penyalinan ulang. Itu (FMS); anggota Majelis Legislatif sebabnya mengapa terdapat Negeri-Negeri Selat (1924-193); dan beberapa manuskrip Tuhfat anggota Majelis Kebangsaan FMS al-Nafis yang kemudian (1927-1931). dibagi ke dalam manuskrip Setelah berkhidmat sebagai Penasihat versi panjang dan versi Umum Sultan Johor (1931-1935), pendek, serta satu edisi cetak huruf jawi (yang Winsted dilantik sebagai pengajar dan menjadi topik diskusi ruang fellow kehormatan dalam bidang Kutubkhanah ini). pengajian Melayu di School of Oriental F-DOK. ASWANDI SYAHRI Ketika mengkaji and African Studies, Inggris antara 1939 Keringkasan (summary) dan pengantar R.O. Winstedt untuk edisi cetak pertamaTuhfat al-Nafis manuskrip Tuhfat al-Nafis hingga 1959. dalam huruf Arab Melayu, Tuhfat al-Nafis edisi R.O. Winstedt. Dimuat dalam JMBRAS Vol. X, part untuk studi doktor falsafah- II, August 1932, hal 309-319. Kepakarannya dalam bidang penga-

P

REDAKTUR: FATIH MUFTIH

LAYOUT: SYAFRINALDI


perada

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 15 APRIL 2018

13

Tapak Sejarah di Sungai Johor K

JEMALA KOLOM ABDUL MALIK

REDAKTUR: RAMON DAMORA

ESULTANAN Melayu Johor-Riau atau Riau-Johor, dari Sungai Johor hingga ke Kepulauan Riau, banyak meninggalkan tapak sejarah tinggalan warisan silam. Di Kerajaan Negeri Johor Darulta’zim, Malaysia— khasnya di sepanjang Sungai Johor— tinggalan bersejarah itu masih terawat dengan baik dan menarik perhatian wisatawan, domestik dan mancanegara. Di hulu Sungai Johor terdapat makam Megat Seri Rama atau di Johor lebih terkenal dengan sebutan Laksemana Bentan. Komplek makam Laksemana Johor itu terletak di Kampung Kelantan, kurang lebih 2 km dari Bandar Kota Tinggi. Kenyatan itu membuktikan bahwa dugaan masyarakat Bintan di Komplek Makam Bukit Batu, Bintan, terdapat makam Megat Seri Rama menjadi tak berdasar. Pasalnya, makam beliau ternyata terdapat di Kampung Kelantan, Kota Tinggi, Johor. Megat Seri Rama mencapai jabatan tertinggi sebagai Laksemana atau Panglima Angkatan Laut Kerajaan Johor pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah II (Sultan Mahmud Mangkat Dijulang). Megat Seri Rama meninggal pada 29 Oktober 1698 setelah beliau menikam Sultan Mahmud karena menuntut bela atas kematian istrinya, Dang Anum, yang dibunuh oleh Tun Bija Ali atas perintah Sultan Mahmud pada 23 Oktober 1698. Pasalnya, Dang Anum makan seulas nangka milik Sultan tanpa izin karena mengidam ketika hamil anak sulung. Megat Seri Rama meninggal terkena lemparan keris Sultan Mahmud di ujung ibu jari kakinya dan disumpah muntah darah oleh Sultan. Sumpah itu konon berlaku juga kepada tujuh keturunan Laksemana, tak boleh menginjakkan kaki di Kota Tinggi dan atau Johor Lama. Kalau dilanggar, sesiapa pun zuriat Laksemana sampai tujuh keturunan akan muntah darah. Sultan Mahmud juga mangkat karena ditikam oleh Megat Seri Rama ketika dijulang. Itulah sebabnya, setelah mangkat Baginda disebut Marhum Mangkat Dijulang. Peristiwa itu merupakan yang paling tragis dalam sejarah Melayu sepanjang masa, jauh lebih tragis daripada perlawanan Hang Jebat terhadap Sultan Melaka. Pusara Laksemana Bentan dan istrinya tercinta, Dang Anum, bersanding mesra di Kompek Makam Kampung Kelantan. Dari Kampung Kelantan menghilir sungai terdapat pula Kampung Makam Kota Tauhid, Kota Tinggi. Di Kampung ini terdapat dua makam penting yaitu Makam Sultan Mahmud Mangkat Dijulang dan Makam Tun Habib Abdul Majid. Kota Tauhid menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor-Riau ke-7 yaitu pada era pemerintahan Sultan Abdul Jalil Syah III (1623—1677) dan Sultan Mahmud Syah II (1685—1699). Kala itu bendaharanya adalah Bendahara Seri Maharaja Tun Habib Abdul Majid dan Bendahara Paduka Raja Tun Abdul Jalil. Kota Tinggi kala itu didatangi oleh banyak sekali pedagang dari pelbagai negara seperti China, Inggris, India, Arab, Eropa, dan Kepulauan Nusantara (di Malaysia disebut Kepulauan Melayu). Portugis pernah beberapa kali menyerang Kota Tinggi, tetapi dapat dikalahkan oleh tentara Johor-Riau. Komplek Makam Sultan Mahmud Mangkat Dijulang berdiri tesergam di samping kiri Mesjid Kampung Makam dan merupakan komplek makam termegah di sepanjang Sungai Johor. Menghilir Sungai Johor lagi kira-kira 3 km dari Kota Tinggi terdapat Kota Batu Sawar. Kota ini dibangun setelah Kesultanan Johor-Riau kalah dari Portugis pada 1587. Batu Sawar menjadi pusat pemerintahan Johor-Riau semasa Sultan Alauddin Riayat Syah III (1597—1615) dan menjadi tempat berdirinya istana Sultan Abdul Jalil Syah III (1623—1677). Batu Sawar juga banyak didatangi pedagang mancanegara ketika menjadi ibukota Kesultanan Johor-Riau. Pada 1608 tentara Potugis menyerang kota ini, tetapi penceroboh asing itu dapat dikalahkan oleh tentara Johor-Riau. Pada 1613 Aceh dengan pasukan yang besar menyerang Batu Sawar sehingga terjadi peperangan selama 29 hari. Sultan Alauddin Riayat Syah III, Raja Abdullah adinda Baginda Sultan, dan Tun Seri Lanang ditawan dan dibawa ke Aceh. Pada 1673 tentara Kerajaan Jambi pula menyerang Batu Sawar yang menjadi tempat bersemayamnya Sultan Abdul Jalil Syah III. Batu Sawar tempo dulu laksana “Puteri Jelita” yang senantiasa membangkitkan nafsu pihak asing untuk menaklukkan dan memilikinya dengan pelbagai cara dan helah. Johor-Riau memang senantiasa menawan, tak dulu tak sekarang, begitulah adanya. Kini di Batu Sawar terdapat Makam Sultan Alauddin Riayat Syah II, putera Sultan Mahmud Melaka yang juga sultan pertama Kesultanan Riau-Johor, yang berupaya membangun Negara Melayu baru di Johor setelah kekalahan Melaka dari Portugis. Di hilir sekira 7 km dari Bandar Kota Tinggi di antara kuala Sungai Seluyut dan Selat Medina terdapat destinasi penting lagi. Di ketinggian sekira 204 kaki dari paras air terdapat Kota Seluyut di atas Bukit Seluyut. Kota Seluyut menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor-Riau semasa Sultan Muzaffar Syah (1564— 1570). Di kota ini pulalah Tun Muhammad atau yang terkenal dengan nama Tun Seri Lanang pengarang buku Sulalatu’s Salatin atau Sejarah Melayu itu dilahirkan. Sebagai pusat pemerintahan, Kota Seluyut hanya bertahan 7 tahun sahaja karena kemudian Sultan Ali Jalla Abdul Jalil memindahkan pusat pemerintahannya ke Tanah Putih selama 2 tahun, untuk kemudian dipindahkan lagi ke Johor Lama. Di ketinggian Bukit Seluyut selain terdapat tinggalan Kota Seluyut, juga

dijumpai Komplek Makam Tiga Beranak. Di makam itu bersemayam dengan damai dan tenang Sultan Muzaffar Syah, Raja Fatimah (adinda Sultan Muzaffar), dan Sultan Muzaffar Syah II yang disebut juga Marhum Seluyut yang meninggal ketika masih kecil. Di komplek yang terpisah terdapat satu makam lagi yaitu Makam Bendahara Seri Maharaja Tun Isap Misai. Sebagai tambahan, jabatan bendahara dalam pemerintahan Kesultanan Melayu merupakan jabatan tertinggi kedua di bawah sultan, sebelum adanya Yang Dipertuan Muda. Di antara tinggalan bersejarah di sepanjang Sungai Johor, tantangan terbesar di Bukit Seluyut inilah karena untuk sampai ke sana pengunjung harus menaiki bukit yang agak terjal. Walaupun begitu, sesiapa pun yang sampai ke sana akan mendapatkan kesan yang menyenangkan dan membahagiakan. Kota Panchor menjadi tempat penting setelah Bukit Seluyut. Kota Panchor terletak di atas Bukit Tukul kurang lebih 14 km dari Bandar Kota Tinggi. Ke arah hilir Sungai Johor, posisinya di tebing kiri sungai yang menjadi saksi bisu pelbagai peristiwa bersejarah yang dilakoni dan dialami oleh bangsa Melayu ratusan tahun silam. Disebut nama Panchor, orang pasti teringat akan nama tempat di Lingga Utara, nama jalan di Tanjungpinang, dan nama kampung di Batam. Rupanya, orang Melayu tempo dulu suka memberi nama yang sama bagi tempat-tempat mereka bertebaran dan bermastautin di kawasan Kesultanan Johor-Pahang-Riau-Lingga. Di Kota Panchor terdapat makam Sultan Abdul Jalil Syah I yaitu Sultan ke-4 Kesultanan Johor-Riau (1570—1571) dan Makam Tengku Dara Putih. Itulah di antara tinggalan bersejarah yang terdapat di Kota Panchor. Panchor menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor-Pahang-Riau-Lingga pada masa Sultan Abdul Jalil Riayat Syah IV (1699—1718). Sebagai bandar perdagangan, Panchor tempo dulu banyak dikunjungi pedagang dari Eropa, Asia, dan nusantara. Kota ini pada 1718 diserang oleh Raja Kecik dari Siak, yang mengaku sebagai putra Sultan Mahmud Mangkat Dijulang. Sultan Abdul Jalil beredar ke Pahang, kemudian mangkat di Kuala Pahang. Destinasi terakhir di Sungai Johor adalah Johor Lama. Kota ini berada sekitar 27 km dari Bandar Kota Tinggi. Jika menggunakan jalan darat Kota Tinggi— Pengerang—Pekan Teluk Sengat, jaraknya kurang lebih 30 km dari Kota Tinggi. Bandar Johor Lama terletak di puncak bukit. Sebagian tembok kotanya terletak di Tanjung Batu (nama yang sama dengan ibukota Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun). Johor Lama didirikan pada 1540 oleh Sultan Alauddin Riayat Syah II (1528—1564). Di Johor Baginda dikenal sebagai Sultan Johor pertama. Terlepas, ayahnda Baginda, yakni Sultan Mahmud Syah I (Sultan Mahmud Melaka) disebut juga sebagai Sultan Johor-Riau yang pertama. Hanya, Sultan Mahmud mendirikan pusat pemerintahan sementara di Bintan. Pada era pemerintahan Sultan Ali Jalla Abdul Jalil Syah II (1571—1597) Johor Lama kembali dijadikan pusat pemerintahan. Pada 1576 dan 1578 Portugis menyerang kota ini, tetapi pasukan penjajah itu dapat dikalahkan oleh tentara Melayu. Pada 15 Agustus 1587 Potugis kembali menyerang dan kali ini dari tiga penjuru. Terjadi pertempuran sengit satu bulan. Malangnya, “Puteri Jelita” Johor Lama dapat direbut oleh pasukan penjajah itu. Sultan Ali Jalla Abdul Jalil Syah II memindahkan pusat pemerintahan Johor-Riau ke Batu Sawar yang telah diperikan di atas. Tinggalan bersejarah di sepanjang Sungai Johor masih terawat dengan sangat baik. Sebagai destinasi wisata, kawasan ini menjadi salah satu andalan Kerajaan Negeri Johor dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke negeri mereka. Kenyataannya, para pelancong memang sangat terkesan ketika berkunjung ke kawasan wisata sejarah dan budaya di sepanjang Sungai Johor. Apakah rahasia kejayaan itu? Kerajaan Negeri Johor (setingkat provinsi di Indonesia) melibatkan semua pejabat Kota Tinggi dari yang tertinggi (setingkat bupati atau walikota, kepalakepala dinasnya sampai kepada kepalakepala kampung (kepada desa) karena Kota Tinggi merupakan tuan rumah yang lokasi tapak sejarah di sepanjang Sungai Johor berada dalam wilayah Kota Tinggi, instansi swasta, pengurus Yayasan Warisan Johor, lembaga swadaya masyarakat, kalangan pers, dan lain-lain. Yang menarik lagi, untuk urusan yang berkaitan dengan kebudayaan dan pelancongan ini, semua dinas dan instansi dilibatkan (provinsi dan kabupaten/kota), tak hanya dinas/instansi yang mengurus masalah kebudayaan dan pariwisata, sungguh suatu fenomena yang jarang terjadi di Indonesia. Apatah lagi, para pejabatnya sangat aktif memberikan kontribusi pemikiran untuk pembangunan kebudayaan yang dilaksanakan. Kebijakan yang menuai kejayaan itu merupakan buah karya Abdul Ghani Othman, mantan Menteri Besar Johor. Tak hanya dikenal sebagai politisi di Malaysia, beliau juga seorang intelektual. Putra kelahiran Pekan Sungaimati, Muar, Johor Darulta’zim itu adalah sarjana ekonomipolitik lulusan Queensland University. Beliau awalnya berkhidmat sebagai dosen di Universiti Malaya dan menjadi Dekan Fakulti Ekonomi dan Pentadbiran pada 1980—1982. Beliau baru terjun ke dunia politik pada Juli 1986 dan dilantik sebagai Ahli Dewan Negara. Sebagai intelektual, Abdul Ghani menerbitkan buku, antara lain, Pembangunan Holistik: Dimensi Kebudayaan (MPH Group Publishing

Sdn Bhd, Petaling Jaya, Selangor, 2008). Sesuai dengan faham pembangunan yang diyakini dan diterapkannya, suatu aspek pembangunan mesti dirancang dan dilaksanakan dengan ancangan yang menyeluruh (holistik). Dalam menjelaskan fahamnya itu, beliau menyebutkan, “Pembangunan negara dan bangsa mesti meliputi semua aspek kehidupan yang saling berkaitan dengan amat erat— politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Keseluruhan sistem kehidupan adalah kesatuan yang padu dan utuh, yang menyeluruh dan tak terpisahkan, yang dipahami sebagai the sum is more than the total of its parts.” Berdasarkan keyakinan itulah, Abdul Gani Othman, ketika menjabat Menteri Besar Johor, menerapkan pembangunan yang didekati dengan pelbagai dimensi keilmuan secara menyeluruh. Dengan demikian, pembangunan kebudayaan dan pelancongan pun harus melibatkan pelbagai disiplin ilmu yang saling mendukung. Oleh sebab itu, perencanaan dan pelaksanaannya tak hanya harus melibatkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, tetapi semua dinas dan instansi Kerajaan Negeri Johor, termasuk perguruan tinggi setempat (Universiti Teknologi Malaysia), bukan perguruan tinggi di tempat lain. Tradisi yang baik itu masih diteruskan oleh penerus Abdul Gani Othman sehingga pembangunan kebudayaan dan pariwisata Kerajaan Negeri Johor Darulta’zim berkembang semakin bersemarak. Dalam memajukan kebudayaan dan memberdayakan masyarakat di sekitar

objek wisata sejarah dan budaya, pemerintah Kerajaan Johor menerapkan pelbagai kebijakan. Di antara kebijakan itu adalah (1) memberi keutamaan kepada orang Melayu di sepanjang Sungai Johor untuk terlibat secara langsung dan menikmati manfaat dalam pembangunan industri pelancongan, (2) memberikan pelatihan dan pendidikan secara berkelanjutan kepada orang Melayu tempatan supaya mengeksploitasi peluang perniagaan yang ada di sekitar destinasi pelancongan, dan (3) mendirikan institut pengkajian mengenai Johor, The Royal Institute of Johor. Sebetulnya, untuk melaksanakan kebijakan (3), Abdul Gani Othman—ketika masih menjabat—mengharapkan dapat bekerja sama dengan Kepulauan Riau (provinsi dan kabupaten/kota) sehingga institut tersebut akan diberi nama lengkap The Royal Institute of Johor-Riau-Lingga (RIJRL). Sayangnya, gagasan beliau tak diteruskan oleh pengganti beliau. Termasuk, harapan beliau untuk memantapkan hubungan kerja sama antara Kerajaan Johor dan Kepulauan Riau melalui pelbagai mekanisme pembangunan kebudayaan dan pariwisata yang terencana dengan baik tak sempat dilaksanakan. Malangnya, pejabat penerus beliau tak melanjutkan rencana itu. Di pihak lain, Kepulauan Riau pun tak menunjukkan tanggapan yang positif. Padahal, kalau gagasan bernas itu ditindaklanjuti, tentulah akan berdampak positif bagi pembangunan kebudayaan dan pelancongan di kedua kawasan, yang memang memiliki warisan sejarah dan kebudayaan yang sama.***

LAYOUT: SYAFRINALDI


14

MINGGU 15 APRIL 2018

imaji

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

Satu Kata: Kemanusiaan! A

JANG fotografi jurnalistik bergengsi Word Press Photo ke-61 telah terselenggara. Telah terpilih pemenang masing-masing kategori. Baik itu karya foto tunggal maupun cerita. Dan tentu saja kategori paling bergengsi adalah Foto Terpilih Tahun 2018. Tercatat ada 73.044 foto karya 4.548 fotografer dari 125 negara yang masuk ke panitia. Adalah Ronaldo Schemidt, fotografer 47 tahun kelahiran Caracas, Venezuela yang karyanya ditetapkan sebagai Foto Terpilih Tahun 2018. Sepotong foto bertanggal 3 Mei 2017 itu menangkap momen José Víctor Salazar Balza (28) terbakar di tengah kericuhan dengan polisi pada aksi protes Presiden Nicolás Maduro, di Caracas, Venezuela. Karya foto jurnalistik berjudul Krisis Venezuela ini bersaing dengan lima karya foto lain. Ada momen beragam yang terekam, namun satu kata lebih dari cukup menggambarkan kondisi dunia hari ini: kemanusiaan. Ditinjau dari karya-karya nomine dan foto terpilih tahun ini, kita semua sebagai warga dunia rasanya sedang berhadapan dengan krisis yang tidak pernah habis. Apalagi kalau bukan krisis kemanusiaan yang melanda banyak negara di dunia. Dan ... foto-foto terpilih ini mewartakan sekaligus mengajak, kita mesti satu tangan, satu hati, menegakkan kemanusiaan sebagai pilar utama perdamaian.***

SUMBER: worldpressphoto.org NARASI : Fatih Muftih PHOTO OF THE YEAR 2018. Krisis Venezuela, karya Ronaldo Schemidt.

NOMINE. Pertempuran untuk Mosul, karya Ivor Prickett.

NOMINE. Persaksian Jelang Kematian, karya Toby Melville.

NOMINE. Pertempuran untuk Mosul, karya Ivor Prickett.

NOMINE. Krisis Rohingya, karya Patrick Brown. REDAKTUR: FATIH MUFTIH

NOMINE. Diculik untuk Bom Bunuh Diri oleh Boko Haram, karya Adam Ferguson. LAYOUT: DOBBY F


jerumat

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 15 APRIL 2018

15

Saya dan Tarempa OLEH: FATIH MUFTIH

Sayap Kiri Jembia

F-FATIH MUFTIH/TANJUNGPINANG POS

Batu Tumpak Tiga di Tarempa.

S

AYA mengenal Tarempa delapan tahun lalu. Maksud saya, kenal sebatas nama. Pada saat itu, saya berkeinginan mengikuti kompetisi menulis cerita rakyat. Baru setahun tinggal di Tanjungpinang dan nol besar mengenai referensi naskah-naskah Melayu justru mempertemukan saya dengan Afitri Susanti. Pada sebuah kelas psikologi perkembangan peserta didik, Ibu Dosen berjilbab ini berucap, “jika ada yang bisa saya bantu, kasih tahu saja.” Dan … sepotong kalimat itu memberanikan saya menemuinya di kantor dinas tempatnya bekerja. Saya menanyakan barangkali ada dongeng pengantar tidur khas yang tidak umum. Maksud saya bukan macam Cinderella, Putri Salju, atau Rapunzel. Beliau mengiyakan. Dahulu, ia pernah didodengi asal-muasal Tarempa. Saya mengangguk cepat, menyalakan alat perekam. Memerhatikan setiap detail dan mengingatnya lekat-lekat dalam ingatan. Sepulang dari sana, saya lekas menuliskannya. Naskah yang sudah jadi, saya setor ke Ibu Afitri. Beliau mencoret sana dan sini. Revisi berkali-kali. Saya melakukannya dengan senang hati. Sampai di waktu pengumuman, nama saya keluar sebagai pemenang pertama. Sempat ada kecurigaan dari pihak panitia. Bagaimana mungkin, kata

seorang panitia, saya yang kelahiran Banyuwangi dan baru setahun menetap di Tanjungpinang bisa punya referensi tentang kisah asal-muasal Tarempa. Lekas saya sorongkan padanya Sony Ericsson W850i yang memutar kisah Ibu Afitri mengenai Tarempa. Verifikasi pemenang ini berhasil dilewati. Saya menerima trofi dan tentu berterima kasih untuk Ibu Afitri. Fase ini menjadi penting dalam karier kepenulisan saya. Betapa tidak, sebelum menyerahkan naskah pada panitia, saya sudah menyumpahi diri sendiri. “Kalau lomba ini kalah juga,” kata saya dalam hati, “saya akan berhenti menjadi penulis. Mungkin saya ditakdirkan bukan untuk sebagai penulis.” Rupanya nasib berkata lain. Kisah Tarempa itu malah mempertebal iman menekuni karier sebagai penulis. Hadiahnya saat itu bisa untuk membeli komputer jinjing dan sebagiannya dikirim ke kampung halaman. Ibu saya di rumah kaget mendapati kegiatan menulis bisa menghasilkan uang. Ibu Afitri juga tidak kalah bangga, dongeng pengantar tidurnya itu bisa mengubah keyakinan seorang pemuda 18 tahun tentang profesi yang akan digelutinya. Sejak saat itu, setelah ditetapkan sebagai pemenang, saya menaruh harapan tinggi di kolong langit agar bisa diberi kesempatan mengunjungi ibu kota

Kabupaten Kepulauan Anambas itu. Saya tahu jaraknya tidak dekat dari Tanjungpinang dan saya yakin perlu sedikit nasib baik – selain ongkos memadai juga, supaya bisa bertandang ke sana. Rhonda Byrne dalam The Secret pernah menulis, semesta mendengar segala doa. Namun, perkara mewujudkannya selalu membutuhkan waktu. Semakin besar mimpi itu, semakin lama pula menuntut waktu. Walau soal besar atau lama itu nisbi belaka, namun tidak bisa ditampik ada proses misterius yang bekerja sebelum keinginan itu menjadi nyata. Yang bisa dilakukan manusia, kata Rhonda, adalah memperjuangkannya, mempercayainya, dan bersuka-cita. Maka, ketika tengah pekan lalu saya dalam perjalanan laut menyeberang dari Matak ke Tarempa, ingatan saya sekonyong-konyong bermain seputar perjuangan menuliskan kisah asalmuasal Tarempa delapan tahun silam. Dan kini, raga saya sedang dalam perjalanan kota yang secara imaji saja sudah berhasil “menghidupi” mimpimimpi di masa muda. Syukur tidak berperi sepenginjakan kaki pertama di tanah Tarempa. Belum habis pukau saya dengan kejernihan air laut yang menyerupai kaca, saya sudah mesti harus menyiapkan energi untuk ketakjuban lain dalam bentuk lanskap

kotanya yang berbukit, kedai kopi yang tersedia di kanan-kiri jalan, dan seporsi mi goreng khasnya. Tak berhenti-henti dada berdesir mendapati kenyataan saya telah tiba di Tarempa setelah delapan tahun hanya menyimpannya dalam angan-angan. Semesta seolah tidak habis-habis menyajikan kejutan. Kedatangan saya untuk kali pertama ke Tarempa bukan cuma untuk menuliskan reportase, melainkan berbagi inspirasi bersama Bang Husnizar Hood mengenai dunia kepenulisan. Di hadapan masyarakat Tarempa yang sudah berkumpul hingga larut di balai seni, kami berdua berkisah tentang tapak penulis Tarempa di sejarah kesusastraan Kepulauan Riau. Bang Husnizar sudah tentu amat fasih berkisah perihal Idrus Tintin dan Ibrahim Sattah, dua penyair kawakan yang punya persentuhan langsung dengan Tarempa. Idrus pernah menempuh Sekolah Rakyat di Tarempa dan kemudian menuliskan sajak Siantan 1942 yang masyhur itu, yang merekam invasi tentara Jepang membombardir Tarempa. Sedangkan Ibrahim, adalah penyair kelahiran Tarempa yang punya sihir ucap setara dengan Sutardji Calzoum Bachri. Saya sepakat dengan Bang Husnizar, betapa dua penulis ini adalah bukti tak terbantahkan bahwa Tarempa adalah bagian yang tak terpisahkan dari kecemerlangan sastra Melayu Kepulauan Riau setelah gilanggemilang era Raja Ali Haji. Hampir lebih dari dua jam acara diskusi Bincang Sastra berlangsung, penonton yang hadir, anak-anak sekolah, guruguru Bahasa Indonesia, pelaku seni dan sampai bupati tetap bertahan. Dari cara mereka menatap ke arah kami, ada seberkas optimisme bahwasanya ke depan harus ada anak muda Tarempa yang melanjutkan estafet kepengarangan Idrus dan Ibrahim. Saya terkagum-kagum disorot tatap mata semacam itu. Sesuatu yang langka dan sukar didapati di kotakota besar, yang anak mudanya kadung lebih mencintai Mobile Legends ketimbang buku-buku sastra. Kepada yang hadir di sana, memang saya tidak menyempatkan (atau mungkin memberanikan) membagi pengalaman pribadi saya dengan Tarempa. Tapi sungguh, jauh dalam palung hati, saya mengucapkan terima kasih tak henti-henti pada kota ini yang turut telah menjadi bagian dari patahan nasib yang mengubah keyakinan saya pada jalan perjuangan profesi sebagai penulis. Kalimat terima kasih yang besar itu saya bungkus dalam sepotong kalimat, “Jika Idrus dan Ibrahim saja bisa dari Tarempa menaklukkan dunia, saya yakin anak-anak muda di sini kelak akan mampu melebihinya.” Ada tepuk tangan seusai kalimat itu, ada gemuruh di dada yang akan saya simpan sepan-

jang waktu. Seorang tersayang dari jauh berkirim pesan, “apakah kamu tidak menulis sebarang puisi tentang Tarempa?” Saya diam mendapati pertanyaan itu. Jujur, terlalu sukar buat saya menerjemahkan gemuruh di dada tentang Tarempa dalam pilihan kata-kata. Tetapi saya merasa tetap harus. Karena bagaimana pun, Tarempa dalam tataran karier kepenulisan saya adalah sebuah kota yang lebih penting ketimbang Bandung, Surabaya, atau Jakarta. Suatu masa nanti, bermodalkan potret-potret keindahan alamnya, saya akan menulis sebuah puisi khusus untuk Tarempa. Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih, walau memang rasa-rasanya tidak pernah cukup atas apa yang Tarempa beri pada saya. Pada sebuah kesempatan memancing di bentangan kejernihan lautan Anambas, saya sempat berbincang dengan Pak Su. Usianya 83 tahun. Termasuk kalangan sepuh di Tarempa. Selagi menunggu perahu tiba di lokasi memancing, saya coba mengonfirmasi ihwal muasal Tarempa yang pernah saya tulis delapan tahun lalu. Pak Su membenarkan kisah itu. Malah, beliau menambahi dua kisah lain seputar asalusul Tarempa. Belum sempat Pak Su merampungkan ceritanya, tekong memberhentikan laju kapal dan melempar sauh. “Dahulu di Anambas ini ikannya banyak dan besarbesar,” kata Pak Su. Saya duduk diam sambil menahan perut yang mulai bergejolak. “Sekarang,” sambung Pak Su, “sudah tidak sebanyak dulu. Tapi nasib baik siapa yang tahu.” Ya, Pak Su, nasib baik. Sesuatu yang dibutuhkan oleh para pemancing selain benang panjang, mata kail tajam, dan umpan segar. Sesuatu yang juga diperlukan oleh para penulis selain buku-buku bagus, alat tulis memadai, dan kepercayaan diri. Sepulang dari aktivitas memancing itu dengan gejolak dalam perut yang belum juga reda, kami santap malam di rumah makan Siantanur. Saya berdecak bukan melulu karena kesegaran ikan yang tersaji di atas meja, tapi sepasang poster yang terpacak di dinding. Ada John Lennon dan Yoko Ono lengkap dengan slogan War Is Over dan di sisi lain lengkap personel The Beatles yang melintas di Abbey Road untuk kaver album yang monumental itu. Seketika saya menyenandungkan Here comes the sun (doo doo doo doo) / Here comes the sun, and I say it’s all right. Ketika pesawat tipe dornier melambungkan raga kami meninggalkan Bumi Anambas, saya merasakan hangat matahari Tarempa merembas menembusi kulit dan sampai menghangatkan hati.***

Rekor Berbalas Pantun Terlama Dalam Refleksi Satu Dasawarsa OLEH: RENDRA SETYADIHARJA

Akademisi, Pemantun

B

AGI sebagian kalangan, bulan April adalah sebuah bulan yang unik karena tersedia sebuah hari dimana manusia boleh berbohong atau boleh mengerjai orang lain dengan tipu helah sikap, ucapan dan perbuatan. Hari itu sering kita sebut dan kita kenal dengan April Mop. Namun, bulan April bagi sebagian kalangan, khususnya bagi seniman pantun pernah menjadi hari bersejarah. Baik bagi hidup pemantun tersebut, atau bagi Kota Tanjungpinang. Ada kejadian apakah di bulan April, sehingga para pemantun mengganggapnya sangat istimewa. Tulisan kali ini merupakan sebuah catatan yang penulis sendiri terlibat secara aktif di dalam peristiwa ini. Tepatnya 10 tahun yang lalu, yaitu tanggal 28-29 April 2008, tujuh orang pemantun berjuang untuk sebuah marwah bagi kota tercinta yaitu Kota Tanjungpinang. Berjuang menahan kantuk, berjuang menahan malas, berjuang untuk terus berkonsentrasi, berjuang demi merebut sebuah gelar bagi kota tercinta. Lewat sebuah peristiwa yaitu, Pemecahan Rekor MURI Berbalas Pantun Terlama selama 6 Jam Tanpa Henti, yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Pemerintah Kota Tanjungpinang dan Yayasan Panggung Melayu. Sebuah rekor berbalas pantun terlama pertama yang diperoleh oleh Kota Tanjungpinang. Dengan perhelatan tersebut. Kota Tanjungpinang yang dikenal sebagai Kota Gurindam maka bertambah lagi gelarnya yaitu Negeri Pantun. Maka Kota Tanjungpinang lengkap dan resmi bergelar Kota Tanjungpinang, Kota Gurindam, Negeri Pantun. Tujuh orang pemantun itu adalah Teja Al Habd yang pada waktu itu berperan sebagai juru hebah, yaitu orang yang bertugas mengatur jalannya berbalas pantun antar pemantun. REDAKTUR: FATIH MUFTIH

Kemudian enam orang pemantun yang selama 6 jam tanpa henti berbalas pantun tanpa ada jeda sedikit pun, tiga pemantun pertama adalah Rendra Setyadiharja, Alm. Taufik Akbar, dan Amran Syahidid yang tergabung menjadi satu kelompok yang diberi nama kelompok Hang Jebat. Kemudian ditambahkan tiga pemantun lagi yaitu Muharroni, Mukhtar dan Syamsu yang tergabung kedalam sebuah kelompok yang diberi nama kelompok Hang Tuah. Di waktu itu, kedua kelompok tersebut saling berbalas pantun dengan teknik saling menjualkan pantun dan menjawab pantun. Pantun yang dijual atau ditanyakan selama 6 jam itu terdiri dari beragam tema, mulai dari percintaan, adat istiadat, isu lingkungan, isu kaum muda, isu perkawinan adat Melayu, jenaka dan isu sosial lainya yang kemudian diolah dan terus berbalas selama 6 jam. Unik dan hebatnya lagi, bahwa berbalas pantun selama 6 jam tanpa henti ini dilakukan dengan spontan. Artinya pantun yang tercipta dengan tema-tema yang dijelaskan di atas, tersusun pada saat di atas panggung, pemantun tidak sama sekali menyiapkan pantun atau menghafal pantun, akan tetapi pantun itu mengalir dengan spontan dan deras dari pemantun pada saat mereka berpantun di atas panggung. Waktu perhelatan berbalas pantun di masa itu terbilang cukup berat. Dimulai pada tanggal 28 April 2008 tepatnya pada pukul 23.00 WIB dan selesai pada tanggal 29 April 2008 pada pagi hari tepatnya pukul 5.00 pagi WIB. Pemantun pada saat itu berkeinginan untuk

meneruskannya hingga pukul 07.00 pagi Wib, namun pihak MURI menjelaskan bahwa rekor yang diinginkan sudah terpecahkan sehingga perhelatan pun diselesaikan, dan resmi tercatat berbalas pantun terlama selama 6 jam tanpa henti. Kegembiraan Pemerintah Kota Tanjungpinang, Yayasan Panggung Melayu dan para pemantun Kota Tanjungpinang menjadi lengkap saat Piagam Rekor MURI Berbalas Pantun Terlama Selama 6 Jam Tanpa Henti itu diserahkan langsung oleh Pimpinan

MURI yaitu Jaya Suprana di Taman Ismail Marzuki pada tanggal 29 April 2008. Piagam itu serahkan kepada para Pemantun yang telah berhasil memecahkan rekor tersebut, selain itu juga diserahkan kepada Penyelenggara Acara Festival Pantun Serumpun yaitu Asrizal Nur dan kepada Walikota Tanjungpinang periode 2008-2013 yaitu Hj. Suryatati A. Manan. Acara perhelatan pemecahan rekor MURI Berbalas Pantun terlama ini juga diseiringkan dengan acara bertajuk Festival Pantun Serumpun Se Asia Tenggara. Dimana juga diselenggarakan acara lomba berbalas pantun antar provinsi dan negara serumpun yang masih kental akan budaya berbalas pantun, seperti Kalimantan Barat, Jambi, Riau, Sumatera Utara, dan juga negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Selain acara lomba berbalas pantun juga diselenggarakan acara seminar pantun dengan salah satu pematerinya adalah Alm. Tusiran Suseno yang telah menulis dan menerbitkan buku Mari Berpantun yang diterbitkan oleh Yayasan Kesenian Riau Jakarta dan Pemerintah Kota Tanjungpinang pada tahun 2003. Pada acara puncak pada tanggal 29 April 2008 diselenggarakan sebuah penampilan opera yang diberi judul Opera Pantun. Setyadiharja (2018) di dalam bukunya mencatat bahwa pada perhelatan ini, ditampilkan berbagai macam adegan opera dan teaterikal namun dialognya diisi dengan pantun. Kemudian juga dihiasi dengan musik dan tarian Melayu. Para pemainnya sebagian besar adalah para pemantun pemecah Rekor Muri Berbalas Pantun Terlama selama 6

jam tanpa henti, budayawan Kota Tanjungpinang seperti Datuk Alipon yang tercatat sebagai maestro pantun, kemudian juga dimeriahkan dengan tarian Melayu yang disajikan oleh penari-penari dari Jakarta, serta penampilan nyanyian Melayu yang dinyanyikan oleh penyanyi Melayu terkenal yaitu Darmawansyah. Lakon dan naskah Opera Pantun ini disutradarai oleh Asrizal Nur dan naskah dialog disusun oleh Alm. Tusiran Suseno. Saat ini sudah 10 tahun perhelatan itu berlalu. Sudah 10 tahun juga Kota Tanjungpinang bergelar Kota Gurindam Negeri Pantun. Bagaimana nasib pantun saat ini dan di masa depan. Akankah kejayaan pantun yang sangat meriah di bulan April 2008 itu akan terulang kembali? Atau kisah ini hanya menjadi catatan sejarah dari orang yang ikut dan menjadi saksi perhelatan itu seperti penulis sendiri? Tepuk dada tanya selera. Apakah “Negeri Pantun” hanya tinggal gelar yang dulu pernah ada dan kemudian akan tergantikan? Dari catatan refleksi 10 Tahun Rekor MURI Berbalas Pantun ini harusnya menjadi sebuah ingatan, bahwa pantun adalah salah satu karya sastra dan juga karya peradaban yaitu sebuah komunikasi bangsa Melayu yang takkan pernah hilang ditelan zaman dan takkan terganti dengan pergantian kepemimpinan politik. Pantun harusnya menjadi jiwa dan bagian dari bangsa Melayu sampai kapanpun. Pantun adalah cerminan kesopanan komunikasi yang tak hanya sekedar karya sastra namun ia adalah petuah, nasehat dan jiwa dalam bangsa Melayu. Jika tak ingin Melayu hilang dibumi, maka salah satunya adalah jangan menghilangkan pantun dari bagian kemelayuan itu sendiri. Menjaga pantun sama dengan menjaga tradisi komunikasi bangsa Melayu, dan menjaga adat istiadat kesopanan dan kesantunan bermadah.*** LAYOUT:SYAFRINALDI


16

MINGGU 15 APRIL 2018

Sihir Buku

Emma T

OKOH Hermione Gringer sampai menembus jati diri seorang Emma Watson. Dikisahkan dalam serial masyhur Harry

Potter, Hermione adalah sosok gadis cerdas yang sedang menempuh sekolah sihir di Hogwarts. Itu tercermin dalam kemampuannya menjadi tempat bertanya mengenai rapalrapal mantra oleh Harry dan kawan-kawan. Baik itu rapal baru apalagi klasik semuanya melekat dalam kepala Hermione. Walau pada akhir kisah, kita sama tahu Hermione tidak menyimpan cintanya untuk Harry, tapi cinta Hermione pada buku melekat sampai ke karakter asli pemerannya. Ya, Emma Watson yang tepat hari ini berulang tahun ke-28. “Saya mulai membaca sejak kecil, namun baru mulai menjadi kutu buku ketika remaja. Setelah saya lulus sekolah menengah dan kuliah saya mulai lebih banyak membaca dari sebelumnya,” ujar Emma, sebagaimana yang dikutip untuk EW. Buku, bagi Emma, punya daya sihir yang melebihi peranti digital apa pun. Emma

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

cindai

sanggup melahap puluhan buku dalam satu tahun. Beberapa buku favoritnya adalah Persepolis karya Marjane Satrapi, My Life on the Road karya Gloria Steinem, A Thousand Splendid Sun karya Khaled Hosseini, The Remains of the Day karya Kazuo Ishiguro, buku-buku Harry Potter, dan masih banyak lagi. Emma memang terkenal sebagai aktris yang tidak hanya pandai berakting, namun juga cerdas. Saat ini selain sebagai aktris Emma juga dikenal sebagai UN Women Goodwill Ambassador dan aktivis sosial yang secara aktif memberdayakan kaum perempuan lewat gerakan HeForShe. Selain gemar membaca aktris kelahiran Paris, Prancis ini juga rajin memberi rekomendasi judul-judul buku favoritnya untuk para penggemar. Rekomendasi tersebut ia berikan lewat klub buku yang ia bentuk di situs Goodreads yaitu Our Shared Shelf. Sekarang anggota klub buku tersebut sudah mencapai ratusan ribu orang. November tahun lalu Emma membagikan 100 eksemplar buku Mom & Me & Mom karya Maya Angelou yang juga adalah buku favoritnya. Kisah petualangan Hermione boleh berakhir. Tapi tidak dengan Emma yang mengaku tetap akan menginspirasi kaum perempuan dengan segala hal yang ia bisa, termasuk buku-buku bacaannya.***

BIODATA EMMA Nama TTL Profesi Instagram Buku Bacaan

K

TEMBERANG KOLOM HUSNIZAR HOOD

REDAKTUR: FATIH

: Emma Charlotte Duerre Watson : Paris, 15 April 1990 : Aktris, Model : emmawatson : Mom & Me & Mom Karya Maya Angelou

Tarian Pembalut Luka

ALI ini kawan saya itu tak bisa menari padahal siapa yang tak kenal dengan dia. Sejak SMP lagi dia sudah tergila-gila dengan tari-menari itu. Berjoget, bertandak atau berzapin ria, itu adalah makanan sehari-harinya. Kenapa dia tak bisa menari? Ha ha ha … ternyata penyebabnya sederhana, karena dia bukan sedang berada di atas panggung atau sebuah pelataran tapi dia kawan saya itu dan kami semua sedang berada di atas kapal yang telah mengantar kami ke tengah laut Tarempa Kepulauan Anambas. Tak mungkin pula di atas kapal dan di tengah laut dia menari-nari, mau tercampak dia dan dimakan hiu? Hihi .... Kawan yang saya maksudkan ini bukanlah Mahmud. Di atas kapal itu Mahmud malah banyak tidur, sambil bersandar di sebuah tiang, sementara tali pancingnya dikabarkan sudah dua kali putus. Entah ikan besar apa yang sudah menyambar umpannya, tak sempat ditarik. Huh… “Belum rezeki”, dalam benaknya berbisik, mungkin betul juga cerita orang, di laut Tarempa yang masih perawan berwarna biru ini bagai surga bagi para pemancing, ya pemancing mania seperti kami konon, maka dari itu sejak pagi tadi kami lebih mempercepat jadwal sarapan kemudian kami bergegas ke ujung dermaga lalu bertolak hampir satu jam berlayar dari bibir pantai Tarempa. Strike! Strike? Oh, tidak, laut tenang ikan pun tenang. Ini yang membuat kawan saya penari itu semakin tak bergerak sama sekali. Jangan, kan, badannya, ketawanya saja pun tak lepas. Sejak tiba di titik koordinat tempat lubuk dimana katanya tempat ikan berkumpul yang telah dilihat dari GPS dan juga ditilik dari tanda-tanda alam, bersumber dari tekong serta pawang yang pergi bersama kami, alhasil jam demi jam berlalu tak satu umpan pancing kawan saya yang penari itu pernah disentuh ikan. Risau juga hati. Nampaknya tak seindah bayangan saya dan juga Mahmud, katanya laut Tarempa adalah surga bagi para pemancing, seperti yang dibualkan banyak orang. Meskipun demikian ada jugalah seekor dua ikan yang naik dari pancing kawan-kawan yang bersama kami di atas kapal itu. Inilah yang selalu Mahmud katakan Tuhan itu adil, kita diberi kekayaan alam yang melimpah ruah tapi tetap saja tak bisa semua kita dapatkan. Seperti suatu waktu dulu Mahmud kawan saya itu pernah berkisah, ketika memancing bersama nelayan-nelayan Lingga pembicaraannya sempat dipatahkan ketika ia mengatakan bahwa kalau semua nelayan bersungguh-sungguh meningkatkan tangkapannya dengan ikan-ikan terbaik pasti akan membuat mereka sejahtera. “Tak setiap hari ikan itu ada, Pak. Nak kena arus, nak kena air, dan nak kena musim. Kalau setiap hari ikan itu ada, bersepuh emas jugalah kapal kami,” ujar seorang nelayan yang saya pikir dia punya kearifan lokal dan kecerdasan dalam menyikapi kehidupan ini. Itu bukan sembarang kalimat tapi kalimat pamungkas yang membuat

kawan saya itu terdiam lalu. Cuaca memang cantik. Laut yang dikenal dengan nama Laut Cina Selatan dulu itu hari itu teduh, sesekali saja alun datang yang membuat kawan saya yang penari itu mengalun bergoyang, tapi saya tahu dia bukanlah sedang menari, Biasanya kalau dari pancingnya naik ikan bertubi-tubi pastilah dengan riangnya dia menarinari tak peduli di atas perahu atau dimana saja mungkin seperti Batam yang baru saja usai menari, memecahkan rekor penari berjumlah terbanyak ada yang menghitung 16 ribu ada juga yang menghitung 20 ribu bahkan 22 ribu. “Luar biasa,” celetuk saya. Kawan saya Mahmud yang sedari tadi bersandar di tiang nampak memajukan badannya ke depan dan berkata, “Kenapa ya, kita ini paling suka dengan jumlah yang banyak tapi tidak kepada biarlah jumlah sedikit tapi kualitasnya selangit, kata orang Pulau Bawah, bukan kuantitas tapi kualitas,” Mahmud berargumen. Pulau Bawah itu destinasi wisata andalan Anambas. Katanya pulau itu dan lautnya dahsyat indahnya mengalahkan Raja Ampat atau manamana laut dan karang serta kehidupan di bawah laut yang ada di Indonesia. Mengejar kualitas itu lebih baik dari punya banyak pendukung, pengampu yang tak berwawasan. Mentang-mentang bisa berargumentasi sombongnya setengah mati, menantang banyak orang yang dia pikir dia tak bisa mati, padahal kalau istrinya tak kerja tak merokoklah dia. Setengah mati bagai kiamat dunia. Saya lihat Mahmud cepat diam lagi dan melanjutkan bersandar di tiang dengan tangan tetap menggenggam tangsi atau tali pancing yang terulur lebih 30 meter ke kedalaman laut. Tentu Mahmud tetap dengan semangat optimisme yang tinggi ikan pasti akan datang ke pancingnya dan menyambar umpannya, hap! Para pemancing itu memang orang yang optimistis. Bayangkan saja laut yang seluas itu tapi dia yakin tetap saja ada ikan di bawah laut

tempat ia melempar pancingnya. Mahmud kawan saya itu cepat diam saya pikir pertanda dia malas membahasnya baginya tinggal menunggu waktu saja akan dipelasahnya orangorang bahlul itu atau dimaafkan kebodohan mereka. Makanya dia menenangkan diri ke pulau eksotik ini, makanya ia mengajak memancing agar semuanya lepas dan tak terpancing sedikit pun, dia menjadi ikhlas. Saya lihat kawan saya yang penari itu semakin galau. Apalagi ada juga yang menambah memanasi dan mengusik dirinya yang masih tak mendapatkan ikan juga. Mahmud tersenyum karena dia tahu kawan yang mengusik itu nasibnya sama belum dapat ikan juga. Maka pecahlah tawa kami lepas di tengah laut lepas yang suaranya seperti lepas langsung ke langit. Kawan yang mengusik penari itu langsung tambah gulita wajahnya yang sebelumnya hanya nampak gelap. Banyak orang banyak pancing. Itu sebetulnya kerja sia-sia. Ikan bisa tersinggung melihatnya, kata Mahmud bercanda. Apa yang terjadi adalah pancing sangkut atau kusut. Tiba-tiba dari belakang kawan yang mengusik tapi belum dapat ikan itu tergopoh-gopoh menarik pancingnya. Wow, strike! Naiklah ikan kerapu merah yang mahal harganya. Kami sontak kagum. Pikir kami akhirnya tertebus juga harga diri kawan kami satu ini dari pancingnya naik ikan pilihan. Tiba-tiba dari tengah kapal ada yang bersuara, “Ikan itu makan di pancing satu mata kail atau dua?” Terdengar nada lemah jawaban kawan yang baru mengangkat ikan itu. “Dua mata kail,” katanya. “Kalau itu pancing kami!” suara dari tengah menyergah. Ternyata pancing sudah melintanglintang. Kawan satu itu ternyata mengangkat ikan di pancing orang. Seperti diterpa ombak ketawa kami siang itu. Kawan itu ternyata belum juga naik ikan dipancingnya. Mengangkat ikan di pancing orang ini kerja yang lucu tapi kerja itu tak pantas untuk ditiru, tak mau berusaha, hanya hendak menguntungkan diri sendiri saja. Memancing dalam beramai-ramai seperti ini memang menyenangkan hati, tapi bisa juga terinjak-injak harga diri. Orang dapat ikan kita hanya bisa menyaksikan. Tapi begitulah hidup soal rezeki memang sudah ada yang mengaturnya. Bukan karena hendak mencari rezeki terpaksa membela orang lain dengan memancing-mancing agar suasana menjadi panas. Sauh diangkat kami berpindah ke tempat lain. Masih begitu juga, ikan mungkin masih puasa, sampai ketika matahari mulai condong kami bertolak pulang. Apapun yang ada kami tetap mensyukurinya hanya mungkin pengecualian pada kawan yang biasa menari itu. Dia bilang pulang nanti dia akan memancing lagi, dendam tak dapat di Tarempa akan dibalasnya. Mahmud berteriak dari lunas kapal, “Mancing di kolam plastik yang dapat hadiah mainan aja awak tu!”*** LAYOUT: DOBBY F


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.