Tanjungpinang Pos 8 April 2018

Page 1

8 APRIL 2018 / 21 RAJAB 1439 H

DEWAN PERS

Rp. 3000 www.tanjungpinangpos.id

MEDIA TERVERIFIKASI

2018

AKHIR PEKAN GUBERNUR NURDIN

BINCANG: HILMAR FARID

Kebudayaan Sangat Penting!

Safari Subuh Sambung Silaturahmi H7

H9

SEJARAH Tentang

LUPA Beragam kajian ilmiah dilakukan untuk menganalisis sebab manusia bisa lupa. Termasuk mencari solusi agar mudah mer aw a t mera ingatan. Jangan pernah menganggap mudah lupa adalah sebuah perkara sederhana. Ini bisa jadi penting karena mengerikan membayangkan menjalani hari tua tanpa ingatan tentang kegembiraan masa muda.

H2

Diskusi & Haul ke-6 Budayawan Hasan Junus

Melupakan Hasan:

JANGAN! TANJUNGPINANG - Sudah tak terbantahkan sumbangsih yang pernah didedikasikan Hasan Junus kepada Kepulauan Riau. Sudah sukar menaksir karya-karya tulis yang jadi bahan pembelajaran sekaligus inspirasi seniman semasa dan sesudahnya. Hasan Junus (HJ) adalah kunci dari sebuah pemikiran besar alam kebudayaan Melayu. Namun, sejak meninggal dunia 30 Maret 2012 silam, belum pernah sekali pun ditaja sebuah diskusi bersempena haul HJ. Lambat-laun, budayawan prolifik macam HJ nyaris terlupakan. Beruntung masih nyaris. Belum benar-benar seorang

FOTO: ADI UNTUK TANJUNGPINANG POS

Raja Suzanna ketika menyampaikan kesan terhadap Hasan Junus, Kamis (5/4) lalu.

Hasan terlupakan. Agar ingatan tetap terawat dan tumbuh, Yayasan Jembia Emas bekerja sama dengan Dewan Kesenian Kepri dan Perpustakaan Raja Muhammad Yusuf Al Ahmadi menggelar diskusi terbuka mengenang Hasan Junus dalam tajuk: Sang Poliglot Pembuka Cakrawala Sastra Dunia, Kamis (5/4) lalu. Dalam suasana diskusi yang berlangsung akrab, dekat, dan hangat, mereka yang pernah bersentuhan dengan Hasan saling mengumbar kesan dan pengalaman. Mulai dari sanak famili sampai sejawat berkesenian. Masing-masing hadir membawa ingatan tentang Hasan.

“Hasan itu sudah seperti tiang seri Pulau Penyengat, ketika beliau berpulang, kami benar-benar kehilangan,” ungkap Raja Malik, keponakan Hasan. Malik punya kesan terhadap Hasan selaku pamannya sebagai tempat bertanya segala hal tentang Melayu, sejarah atau sastra. Dua bidang ini memang digetoli Hasan sepanjang hidupnya. Dan, masih lekat dalam ingatan Malik betapa Hasan dahulu amat senang menghabiskan Malik yang masih bocah dengan permainan rakyat di Pulau Penyengat. BERSAMBUNG KE HAL 2

Pakcik Google

SELAKSA

Manusia nomad Paleolitikum akan memprotes Tuhan jika mereka tahu betapa nikmatnya hidup di abad digital saat ini. Secara, gawai paling canggih yang selalu mereka genggam mungkin hanya semacam perkakas dari batu yang berfungsi sebagai penyerpih untuk mengupas atau menguliti apa saja. Sedangkan kita punya telepon genggam yang bisa mengabulkan hampir permintaan apa saja.

Kolom Muhammad Natsir Tahar Hidup di abad digital mungkin sudah setingkat di bawah surga, dengan satu premis: apapun yang diminta semua tersedia. Dan selalu ada “tuhan” untuk mengabulkan permintaan itu. Bukan sem-

redaksitanjungpinangpos@gmail.com REDAKTUR: FATIH

barang tuhan dalam tanda petik, tapi benar – benar serupa tuhan (t= masih huruf kecil). Adalah “tuhan” yang apabila kita sudah terhubung dengannya, maka dia akan mengetahui apapun tentang kita, dan tidak

facebook/tanjungpinangpos

ada lagi sejengkalpun tempat bersembunyi di muka bumi ini. Tidak saat ini apalagi nanti – nanti. Paling tidak fakta ini dapat membuat orang zaman batu mulai mensyukuri kapak genggam yang mereka miliki ketimbang meratapi zaman, karena pepatah tua ini hampir selalu benar: no pain no gain, tiada bahagia tanpa derita. Entah kebetulan, jika istilah digital diambil dari bahasa Yunani yang berarti jari jemari. Dengan kendali jejari kita, semua kesenangan digital akan langsung dicecap dalam

hitungan detik. Oya, tuhan dalam tanda petik dengan huruf ‘t’ kecil tadi kita sebut saja sebagai Pakcik Google. Google adalah berhala sesembahan baru kaum duniawi yang mengembirakan. Latta dan Uzza, tuhan umat jahiliyah Quraisy tidak ada apa – apanya jika berhadapan dengan Google. Begitu kita memutuskan untuk membeli telepon genggam baru terutama yang berbasis Android, akan ada notifikasi agar memasukkan akun Google kita, dan sejak BERSAMBUNG KE HAL 7

@tpipos LAYOUT: DOBBY FACHRIZAL


Liputan Khusus

2

Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 8 APRIL 2018

Lupa, Lupa, Eh ... Ingat

Melupakan.....dari halaman 1 “Dan betapa sepanjang hidupnya, tidak pernah sejenak Hasan melupakan Penyengat sebagai tanah kelahiran dan pulau idamannya tempat menulis,” kenang Malik. Keponakan yang lain, Raja Suzanna juga melempar kesan serupa. Acan atau Ayah Hasan, begitu sapaan akrabnya, abadi dalam kenangan sebagai sosok yang ekpresif, jenaka, sekaligus mendidik. Suzanna tak menampik kecintannya pada sastra dan budaya Melayu tumbuh berkat perhatian Hasan sedari ia masih kecil. “Dia selalu senang bercerita kepada kami,” ungkap Suzanna. Berjuta-juta kesan dan kenangan dalam ingatan Suzanna yang tak habis-habis tentang pamannya yang penulis itu. Janji semula hendak tak berharu-biru di acara diskusi, dengan amat terpaksa tak sanggup Suzanna penuhi. Sebak haru dan patah-patah jua kalimatnya. Lalu dari sejawat berkarya, Datuk Rida K Liamsi merasakan Hasan adalah sosok yang membuat lubang di dada bernama kehilangan. Berpuluh-puluh tahun berkongsi, berdiskusi, bersenda, dan sudah pasti berkarya dengan Hasan, adalah pengalaman yang takkan pernah terlupakan. “Hampir semua karya saya yang bermula dari celetukan Hasan, saya dedikasikan buat dia,” kenang Rida. Persahabatan Rida dan Hasan memang bukan seujung kuku. Berpuluh-puluh tahun lalu, kerja-kerja budaya di Tanjungpinang dan Pekanbaru sudah ditunaikan. Hasan, sambung Rida, juga seorang kawan yang luar biasa dalam wawasannya terhadap budaya Melayu dan budaya modern. Diibaratkan seorang teknisi, Hasan berhasil membangun jembatan kukuh penyambung khazanah Melayu dengan dunia luar. “Boleh dikata setelah Raja Ali Haji, ya Hasan Junus. Ia dengan semangat kreatifnya memberikan reaksi atas karya-karya lampau dari era Kerajaan Riau-Lingga,” ucap Rida. Bersama alm. Eddy Mawuntu pula, Rida dan Hasan, berhasil menerbitkan antologi Jelaga. Sebuah buku berisikan puisi, cerita, dan esai, yang pertama kali terbit di Tanjungpinang setelah gegapgempita kecemerlangan literasi zaman Kerajaan Riau-Lingga. “Aku benar-benar kehilangan,” kata Rida. Banyak pengakuan bahwasanya Hasan adalah tempat bertanya bagi seniman semasanya. Diakui pula oleh Ketua Dewan Kesenian Kepri, Husnizar Hood. Beda jarak usianya yang lebih dari 20 tahun bukan jurang pemisah keakraban Hasan dan Husnizar. “Bukan cuma urusan menulis. Banyak inspirasi tari kreasi di Sanggam berbahandasarkan pengetahuan dari Hasan, dan karya tari itu sampai menang di tingkat nasional,” ungkap Husnizar. Pernah bergaul, hidup semasa, dan bahkan dekat dengan Hasan, diakui Husnizar sebagai proses penting di balik kariernya sebagai penyair kenamaan. Hasan, sambung dia, bisa menjadi seorang kritikus dengan objektivitas yang jujur. “Kalau jelek puisi saya, dimaki-makinya sampai habis. Tapi kalu bagus, dia tak segan-segan memujinya setinggi langit. Itulah Hasan,” ujarnya. Suasana diskusi pun diperkaya lewat “suguhan” yang disajikan pihak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kepri melalui pameran arsip pribadi Hasan Junus. “Ini untuk kali pertama arsip Hasan Junus dibuka untuk umum, sudah lima tahun ada di sini,” terang Pustakawan Habibi Rohan. Ragam rupa yang dipamerkan. Ada karya-karya Hasan Junus berupa tulisan tangan, foto-foto semasa hidup, dan juga bahkan koleksi surat-surat pribadi Hasan Junus. Habibi berharap, pameran arsip ini memantik minat pakar di Kepulauan Riau untuk melangsungkan penelitian dari sumber primer seorang Hasan Junus. “Saya percaya ada banyak hal yang kemudian bisa dilakukan melalui arsip ini. Kami berharap ada profesional yang kemudian melirik,” pungkasnya. (tih)

TANJUNGPINANG POS

Pernahkah Anda lupa letak kunci motor Anda? Atau hendak melakukan sesuatu tapi tipa-tipa lupa apa yang hendak dikerjakan? Sepintas sepele, tetapi itu menyebalkan. Mari mencari tahu penyebabnya.

FATIH MUFTIH, Tanjungpinang. SUDAH tiga kali ia mondarmandir ke lantai tiga di ruko tempat tinggalnya. Hidayat mengaku sedari tadi mencari kunci motornya. Sudah lebih dari setengah jam yang lalu semestinya tancap gas memenuhi janji dengan seorang kawan. Tapi apa lacur, ia kewalahan mencari kunci motornya. “Biasanya aku letak di kocek tas selempang, kok tak ada ya,” kata lajang 30 tahun ini. Ia mengaku juga sudah memeriksa meja dan tiap sudut di kamarnya, tetapi belum didapati jua kunci berbandul kepingan karakter tokoh anime itu. Napasnya juga sudah tercungap-cungap naik-turun lantai ruko. Bertanya ke adik dan pamannya pun tidak mendapat jawaban memuaskan. Masing-masing dari mereka mengaku tidak melihat kunci motor yang dimaksudkan. Setelah duduk sejenak dan mengusir haus dengan segelas air putih dingin, senyum mengembang di wajah Hidayat. Apalagi penyebabnya kalau bukan sesuatu yang dicari sedari tadi itu telah ada di tangan. “Ternyata di kantung jaket yang aku pakai. Baru ingat, tadi habis mandi aku pindah ke sini,” katanya nyengir sambil menepok jidat. Pengakuannya, bukan sekali ia melupakan hal-hal kecil sehari-hari. Kunci motor adalah sekian dari contoh paling nyata. Malah, kata Hidayat, ia pernah lupa hendak mengatakan sesuatu kepada pacarnya. Padahal sesuatu itu sudah ia simpan semalaman, tapi ketika bersua dengan kekasihnya,

malah ia lupa hendak mengatakan apa. “Nah itu, aneh kan. Kok bisa manusia itu sampai lupa mau ngomong apa,” akunya. Bagaimana kajian ilmiah menanggapi fenomena lupa semacam ini? Ada banyak teori mengenai di balik fenomena lupa yang dialami manusia. Dilansir Scientific American, psikolog kognitif telah menemukan ada dua sistem memori dalam otak manusia. Pertama, memori jangka pendek yang menaruh informasi mengenai hal-hal yang sedang kita pikirkan. Memori ini berisi detail mengenai hal-hal yang sedang kita alami atau kita pikirkan. Kedua, memori jangka panjang, yaitu memori yang akan kita ingat dalam waktu yang lama yang dibentuk dari kehidupan dan pengalaman. Memori jangka panjang tidak sedetail memori jangka pendek, melainkan hanya kumpulan potongan-potongan ingatan yang mulai kabur. Memori jangka panjang menjadi lebih kabur karena meskipun otak dapat menyimpan berbagai macam ingatan, kemampuan otak kita sangat terbatas sehingga tidak semua hal bisa kita ingat selamanya. Sebuah studi yang dipublikasikan oleh Timothy F. Brady, ilmuwan saraf kognitif dari Institut Teknologi Massachusetts beserta koleganya, , sebagaimana yang disadur kumparan.com, mengatakan bahwa ingatan jangka panjang mungkin tidak sekabur yang diperkirakan. Dalam studi ini, mereka meminta sukarelawan untuk mengingat 3.000 gambar dari benda sehari-hari yang hanya diperlihatkan

dalam beberapa detik. Kemudian, mereka diminta untuk menyebutkan benda-benda tersebut. Ternyata, sukarelawan studi ini mampu menyebutkan benda-benda tersebut dengan ketepatan hingga 90 persen. Hal ini menunjukkan, memori jangka panjang bisa tersimpan dalam waktu lama. Selain itu, detail mengenai ingatan ini juga menunjukkan bahwa memori jangka panjang tetap bisa diingat hingga detailnya. Lalu, kalau ingatan jangka panjang bisa diingat dengan baik, mengapa manusia tetap bisa lupa? Hal ini dikarenakan, meski kita dapat mengingat detail dari berbagai benda dan kejadian, tidak lantas bisa begitu saja mengingat hal-hal yang dimau dalam waktu cepat. Sementara itu, Hilma 'Ainun Rosyidah dalam artikelnya di Kompasiana, menjelaskan, selain kedua faktor tersebut, ada lagi faktor-faktor lain yang menyebabkan manusia bisa mengalami lupa. Yakni, terjadinya decay artinya memudarnya memori seiring dengan berlalunya waktu dan akibat dari jarangnya memori tersebut digunakan. Lalu terjadinya displacement artinya informasi yang pernah diperoleh oleh manusia menghilang begitu saja dari sistem memori jangka pendek, karena masuknya tambahan informasi-informasi baru yang terlalu banyak kepada sistem memori jangka pendek tersebut.

Bisa pula terjadinya interfensi artinya bercampur-baurnya atau bertumpang tindihnya memeori-memori yang serupa atauyang sama. Ada dua macam interfensi, yaitu interfensi retroaktif, dimana informasi yang baru masuk mengganggu proses pemunculan kembali informasi atau memori yang lama. Dan interfensi proaktif, dimana informasi yang telah ada atau memori-memori lama mengganggu proses pemunculan kembali informasi yang baru masuk. “Kelupaan yang disengaja, pada umumnya dilakukan manusia untuk menghindari kenangan yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang traumatik,” tulisnya. Untuk mencegah mudah lupa, dr. Jati Satriyo dalam situs alodokter.com menyarankan agar seseorang senantiasa melatih otak untuk tetap aktif. Ini bisa dilakukan dengan banyak cara. Mulai dari berolahraga, bersosialisasi, memainkan permainan yang menstimulasi otak seperti TTS. Lalu yang tidak kalah penting adalah makan makanan yang sehat dan bergizi tepat waktu, minum air putih minimal dua liter per hari, dan istirahat yang cukup. “Kelola juga gangguan psikologis seperti stres, depresi, atau cemas,” tulisnya.***

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PENGUMUMAN Nomor: 178/HM.02-PU/21/Prov/III/2018 Tentang

RUMAH

Dengan ini diumumkan kepada seluruh masyarakat Provinsi Kepulauan Riau yang berminat mencalonkan diri dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Daerah Tahun 2019 melalui jalur perseorangan (Calon Dewan Perwakilan Daerah), dengan ketentuan sebagai berikut :

INGIN MILIKI RUMAH SUBSIDI? DI KM 13 ARAH KIJANG. HUBUNGI : 0858 3477 3078

I.

DI JUAL CEPAT RUMAH TYPE 105 LT. 96 M2, 2 KT, 2 KM, LISTRIK 1300 WATT, AIR PDAM. ALAMAT : HANGTUAH PERMAI KM. 11, BLOK H, GANG KASTURI 3 NO. 18 HUBUNGI : 0813 7220 7170 HARGA NEGO

II.

PERSYARATAN DUKUNGAN 1. Menyerahkan Syarat Minimal Dukungan sebanyak 2.000 (dua ribu) dukungan yang tersebar di lebih dari 50% (lima puluh persen) Kabupaten/Kota (4 Kabupaten/Kota) di Provinsi Kepulauan Riau; 2. Menyerahkan Surat Penyataan dukungan melalui Sistem Informasi Perseorangan Peserta Pemilu/SIPPP, mencetak, menandatangani dengan tinta warna biru dan menyampaikan kepada KPU Provinsi Kepulauan Riau, dilampiri dengan daftar dukungan yang disusun berurutan berdasarkan Formulir Lampiran Model F-1 DPD yang dikelompokkan dalam satuan wilayah Desa/Kelurahan dan Kecamatan pada setiap Kabupaten/Kota yang ditandatangani Calon dan bermaterai cukup; 3. Dukungan pada angka 2 (dua), harus dibuktikan dengan melampirkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP) atau Surat Keterangan yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat yang menerangkan bahwa penduduk tersebut berdomisili di wilayah administratif Provinsi Kepulauan Riau dan tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap pada Pemilu atau Pemilihan Terakhir; 4. Dokumen Dukungan Calon Perseorangan diserahkan dalam bentuk softcopy (sesuai format yang telah disediakan pada SIPPP) dan hardcopy yang terdiri dari 3 (tiga) rangkap; 1 (satu) rangkap dokumen asli diserahkan kepada KPU Provinsi Kepulauan Riau untuk dilakukan penelitian administrasi dan veri kasi faktual, 1 (satu) rangkap fotokopi sebagai arsip KPU Provinsi Kepulauan Riau, dan 1 (satu) rangkap fotokopi sebagai arsip calon setelah memperoleh pengesahan KPU Provinsi Kepulauan Riau dengan membubuhkan paraf dengan tinta biru dan cap basah. TANGGAL, WAKTU, DAN TEMPAT PENYERAHAN Penyerahan Dokumen Dukungan Calon Perseorangan selama 5 hari, dengan jadwal: Tanggal : 22 s.d 26 April 2018 Hari pertama s.d hari ke empat pukul : 08.00 s.d 16.00 WIB Hari terakhir penyerahan pukul : 08.00 s.d 24.00 WIB Tempat penyerahan : Kantor KPU Provinsi Kepulauan Riau Jl. Basuki Rahmat No. 28 – 30 Tanjungpinang

III.

KETENTUAN PENYERAHAN Calon Perseorangan menyerahkan Dokumen Dukungan Calon dan surat mandat Tim Penghubung minimal 2 (dua) orang beserta No. HP dan Email kepada KPU Provinsi Kepulauan Riau; dan

IV.

LAIN-LAIN 1. Tim Penghubung Bakal Pasangan Calon Perseorangan diwajibkan mengambil username dan password SIPPP paling lambat tanggal 21 April 2018, Pukul : 16.00 WIB, di Kantor KPU Provinsi Kepulauan Riau Jl. Basuki Rahmat No. 28 – 30 Tanjungpinang; 2. Formulir Lampiran Model F-1 DPD dapat dilihat pada laman KPU Provinsi Kepulauan Riau dengan alamat kepri.kpu.go.id; 3. Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Helpdesk DPD di Kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kepulauan Riau atau melalui Telp/WA dengan Sdr. Rahman Al Amin (081374040587) dan Sdr. Bobby Tinambunan (082283782009). Demikian, atas perhatiannya disampaikan terima kasih. Tanjungpinang, 25 Maret 2018 Ketua, dto. SAID SIRAJUDDIN

REDAKTUR: FATIH MUFTIH

Mau pasang iklan?

IKLAN BARIS

PENYERAHAN SYARAT DUKUNGAN BAKAL CALON ANGGOTA DPD PESERTA PEMILU TAHUN 2019

ANDA BUTUH RUMAH SUBSIDI? TYPE 36/ 98 (READY) DATANG LANGSUNG KE KANTOR PT. CAHAYA KRISTAL PROPERTI ALAMAT : JL. D.I. PANJAITAN KM 9. ATAU HUBUNGI : HP 0812 6891 0101

Hubungi : 0852 6404 0033 LAUNDRY CUCIAN MENUMPUK, LAUNDRY BOSS SOLUSINYA, NGELAUNDRY TANPA HARUS KEMANA-MANA, DRIVER JEMPUT PAKAIAN LANGSUNG DITIMBANG DIRUMAH PELANGGAN, SELESAI DILAUNDRY AKAN DIANTAR KEMBALI, FREE ONGKIR, HUBUNGI TLP/WA : 0822-8396-1617 (SITI), 0852-7199-9702 (FADILLAH) PINJAMAN PINJAMAN TANPA BI CHECKING CAIR SUPER CEPAT JAMINAN BPKB SEPEDA MOTOR, MOBIL, TRUK HUBUNGI RUSDI, HP 0821 5855 6420

MAKANAN -----------------SELERA KITA----------------“MENERIMA PESANAN PECAL LELE“ PENGANTARAN DARI JAM 15.00 (SORE) S/D JAM 03.00 (MALAM). ALAMAT : JL. HANDJOYO PUTRO PERTOKAN GESYA

TOKO BUKU ERDEKA BOOK STORE. MENJUAL BUKU SEJARAH & SASTRA MELAYU. WWW.ERDEKABOOKSTORE.COM

FOODY CV ORINEFA MENERIMA PESANAN KUE SNACK BOX, KUE KERING DAN NASI KOTAK, PEMESANAN WA/HP 08117016111, WA 08117709699, FB RIMAMELATI -AZZAHRAH, INSTAGRAM FOODY_ TANJUNGPINANG, EMAIL R I M A M E L AT I W R @ G M A I L . C O M

MENJUAL OBAT GAMAT. MENGATASI BERBAGAI PENYAKIT. BERMINAT BISA ANTAR KETEMPAT. HUB. : 0813 7209 4056

MENERIMA PESANAN BROWNIS KUKUS. SIAP ANTAR KE ALAMAT ANDA. #UK. 22 X 22 = RP.90.000# UK. 22 X 10 = RP. 45.000#. HUBUNGI : AMI. 0823 9297 9062

MENERIMA BELAJAR SILAT UNTUK PENGAJARAN DI HARI JUMAT MLM PUKUL 7.30 & MINGGU JAM 7.00 WIB PAGI. BERMINAT HUB. : HP. 0822 8816 6100

HERBAL

OLAHRAGA & BELADIRI

KEHILANGAN KEHILANGAN STNK, “NO POLISI BP 4738 RT“, NO BPKB F4512326, “NO RANGKA MH328D0029K572559, “NO MESIN 28D571175“, A.N PEMILIK : FATMAWATI TRAVEL BUANA SAWITTO PAKKAREZO TOUR & TRAVEL MELAYANI RENTAL MOBIL , JASA ANTAR JEMPUT CITY TOUR TANJUNGPINANG - BINTAN, SUPIR BERPENGALAMAN , HP. 0852 6498 9945 (DAENG MAPPATONRU) --------------------

SERBA-SERBI MASSAGENA ININNAWA KONSULTAN , MELAYANI JASA DESIGN BANGUNAN, JASA IT, JASA KONSULTING DOKUMEN LINGKUNGAN (UKL-UPL), JASA LAYANAN PERIZINAN. ----------------------------------HUB. 0853 5331 7949 (NURSYAMSI) TOPI DAN TOTEBAG BY DANNISA“, TERSEDIA DI...KEDAI OLEH2 SRI PINANG JL GANET BANDARA TPI, SOUVENIR SHOP BINTAN PARADISE JL PANCUR TPI. INFO ORDER CUSTOM DESAIN SILAHKAN KONTAK : 0853 3410 6699 MENERIMA ORDERAN HANDBOUQUET FLANEL DAN JASA UKIR HENNA, UNTUK KATALOG BISA CEK DI INSTAGRAM @SUHABOUQUET DAN @SUHAHENNA, PEMESANAN MELALUI WHATSAPP 0813 6530 1061 -----------------------------

PENGUMUMAN PENGAMBILALIHAN PT. YEYEN BINTAN PERMATA - Untuk memenuhi Ketentuan Pasal 127 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dengan ini Direktur Utama PT. YEYEN BINTAN PERMATA, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia berkedudukan di Jl. Raja Ali Haji RT.001 RW.005 Desa/Kel. Dabo Lama Kec. Singkep, Kabupaten Lingga 29871 (Perseroan) dengan ini mengumumkan bahwa pemegang saham Perseroan akan mengalihkan sebagian (50%) sahamnya kepada pihak lainnya yang akan ditunjukkan kemudian (Pengalihan Saham). - Pengalihan saham tersebut akan mengakibatkan perubahan pengendalian terhadap Perseroan dan akan diadakannya rapat RUPS bersama. - Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka setiap pihak yang keberatan atas rencana Pengalihan Saham dapat mengajukan keberatan kepada Perseroan beralamat sebagaimana tersebut diatas dengan bukti sah yang menyangkut k e p e m i l i k a n s a h a m P T. Y E Y E N BINTAN PERMATA paling lambat 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak tanggal pengumuman ini.

Tanjungpinang, 27 Maret 2018 Direktur Utama PT. YEYEN BINTAN PERMATA LAYOUT: SYAFRINALDI


TANJUNGPINANG POS

3

Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 8 APRIL 2018

Kawasan Clarke Quay

Sisi Lain Singapura S

ALAH satu tempat unik dan layak untuk dikunjungi di Singapu ra adalah wilayah sungai di Singapura yang terletak di kawasan Clarke Quay. Kawasan ini menyajikan keindahan sungai, bangunan penuh warna warni dan tempat nongkrong muda-mudi. Clarke Quay yang terletak tidak jauh dari Taman Merlion menyajikan wisata sungai dengan berkeliling menggunakan perahu, wisata kuliner, serta wisata dunia malam yang sangat banyak dikunjungi wisatawan. Bangunan yang penuh warna warni dan sungai yang bersih serasa bukan di Singapura. Cukup indah dan asri dan berbagai kafe-kafe berdiri di bangunan tua yang tetap terjaga keaslian dan keunikannnya tersebut, membuat wilayah ini banyak dikunjungi untuk sekedar berfoto ria. Edo, salah seorang pengunjung yang datang ke Clarke Quay merasakan suasana yang santai dari sisi lain Singapura. menurutnya, berjalan menyusuri Clarke Quay merupakan pengalaman seru yang tentunya tidak bosan untuk dilakukan. Bahkan pada saat malam hari, gemerlap lampu dan musik menghiasi lokasi ini. “Bagus dan penuh warna. Semua bangunan dicat warna-warni, berdiri di sepanjang sungai, ini bagus dan seperti kota yang sangat nyaman,” katanya. Ia menyebutkan, menikmati Clarke Quay paling enak dinikmati mulai sore hingga malam hari, pasalnya saat itu adalah waktu paling ramai. “Kalau siang hari dapat berkeliling bangunan yang ada atau naik perahu berkeliling kota,” sebutnya. (jendaras)

Bangunan berwarna-warni.

REDAKTUR: FATIH MUFTIH

FOTO-FOTO: JENDARAS/TANJUNGPINANG POS

Gedung tinggi yang berada di kawasan Clarke Quay, Singapura.

Sungai di Clarke Quay.

LAYOUT: SYAFRINALDI


4

Komunitas

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 8 APRIL 2018

Ikatan Komunitas Mobil Tanjungpinang-Bintan (IKMTB)

Suportif Geliat Otomotif B

ERBEDA dalam sebuah panji komunitas bukan halangan untuk bersatu. Justru, perbedaan warna ini yang menjadikan modal utama agar segalanya jadi lebih kaya. Semangat bineka ini lantas diusung dalam kegiatan semarak, Minggu (1/4) petang lalu di pantai Trikora, Bintan. Yang berkumpul di sana adalah anak-anak muda yang tergabung dalam Ikatan Komunitas Mobil Tanjungpinang-Bintan (IKMTB). Isinya beragam komunitas penghobi otomotif. Ada Supersonic Community, Komunitas Datsun Segantang Lada, Toyota Kijang Club Bintan Island, CRV Family Indonesia , Toyota Agya Bintan Island, Indonesia Lancer Club Tanjungpinang, Tanjungpinang Timor Community dan Brionesia Tanjungpinang. Lalu semakin simpul ikatan dengan peran serta dari pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI) Korwil Kota Tanjungpinang. Ada misi besar yang diusung dari pertemuan tujuh komunitas ini. Ketua IKMTB, Adji mengutarakan, selain silaturahmi dan ajang pertukaran informasi serta pengalaman satu sama lain, wadah yang baru terbentuk ini diharapkan menjadi kendaraan besar yang lebih suportif mendukung geliat penghobi otomotif di Tanjungpinang dan Bintan. “Itu komitmen pecinta otomotif di Tanjungpinang-Bintan saat ini. Kami siap mendorong dunia otomotif untuk tetap maju di Kepri,” kata Adji. Untuk itu, dalam waktu dekat akan digelar sederet kegiatan agar keberadaan IKMTB bisa lekas memberikan manfaat kepada masyarakat luas, dan kepada sesama anggotanya sudah pasti. Setidaknya, kata Adji, ada tiga bidang yang akan menjadi fokus IKMTB. “Kami ingin meningkatkan kesadaran keamanan berkendara melalui kampanye safety riding, lalu promosi pariwisata dengan kegiatan rally wisata, dan juga berbagi di bidang sosial,” pungkas Adji. (suhardi)

F-SUHARDI/TANJUNGPINANG POS

LOWONGAN KERJA

Keakraban anggota Ikatan Komunitas Mobil Tanjungpinang-Bintan di pantai Trikora, akhir pekan lalu.

JADWAL KEDATANGAN DAN KEBERANGKATAN KAPAL PENUMPANG PT. PELNI DI PELABUHAN KIJANG, TANJUNGPINANG DAN BATAM

2018

APRIL No.

NAMA KAPAL

1 2

KM. SABUK N-62 KM. BUKIT RAYA

DARI SENAYANG LETUNG

RENCANA TIBA HARI TANGGAL SABTU 07-Apr-18 SENIN 09-Apr-18

JAM 06.00 11.00

RENCANA BERANGKAT DARI HARI TANGGAL TG.PINANG MINGGU 08-Apr-18 KIJANG SENIN 09-Apr-18

JAM 13.00 13.00

3

KM. SABUK N 30

TAMBELAN

SENIN

09-Apr-18

08.00

TG.PINANG

RABU

11-Apr-18

13.00

4

KM. SABUK N-62

TAMBELAN

JUMAT

13-Apr-18

07.00

TG.PINANG

SENIN

16-Apr-18

11.00

5

KM. BUKIT RAYA

BLINYU

SABTU

14-Apr-18

04.00

KIJANG

SABTU

14-Apr-18

08.00

6

KM. SABUK N-39

K. MARAS

SABTU

14-Apr-18

06.00

KIJANG

RABU

18-Apr-18

13.00

7

KM. DOROLONDA

TG. PRIOK

MINGGU

15-Apr-18

23.00

KIJANG

SENIN

16-Apr-18

06.00

8 9

KM. BUKIT RAYA KM. SABUK N-62

LETUNG SENAYANG

KAMIS SABTU

19-Apr-18 21-Apr-18

05.00 06.00

KIJANG TG.PINANG

KAMIS MINGGU

19-Apr-18 22-Apr-18

10.00 13.00 13.00

KEHILANGAN

10

KM. SABUK N 30

TAMBELAN

SABTU

21-Apr-18

08.00

TG.PINANG

SELASA

24-Apr-18

Surat Keterangan Riwayat Pemilikan/Penguasaan Tanah

11

KM. BUKIT RAYA

LETUNG

SELASA

24-Apr-18

08.00

KIJANG

SELASA

24-Apr-18

12.00

12

KM. SABUK N-62

TAMBELAN

JUMAT

27-Apr-18

07.00

TG.PINANG

SENIN

30-Apr-18

11.00

13

KM. BUKIT RAYA

BLINYU

SABTU

28-Apr-18

05.00

KIJANG

SABTU

28-Apr-18

10.00

14

KM. SABUK N-39

K. MARAS

SABTU

28-Apr-18

06.00

TG.PINANG

RABU

02-Mei-18

13.00

15

KM. DOROLONDA

TG. PRIOK

SENIN

30-Apr-18

19.00

KIJANG

SENIN

30-Apr-18

22.00

1 2 3 4 5

KM. KELUD KM. KELUD KM. KELUD KM. KELUD KM. KELUD

TG.PRIOK TG.PRIOK TG.PRIOK TG.PRIOK TG.PRIOK

MINGGU RABU MINGGU RABU MINGGU

08-Apr-18 11-Apr-18 15-Apr-18 18-Apr-18 22-Apr-18

06.00 10.00 06.00 10.00 06.00

BATAM BATAM BATAM BATAM BATAM

MINGGU RABU MINGGU RABU MINGGU

08-Apr-18 11-Apr-18 15-Apr-18 18-Apr-18 22-Apr-18

11.00 13.00 11.00 13.00 11.00

atas nama

Ahmad Koesen Bin H Samardi Register Kecamatan Bintan Utara Nomor 140/BU/1999 Tanggal 8 September 1999 Luas ± 9.100 m2 Hp : 081270995010

1. PERUBAHAN JADWAL TSB DIATAS BILA ADA PERUBAHAN / KOREKSI AKAN KAMI BERITAHUKAN. 2. KEPADA CALON PENUMPANG PEMBELIAN TIKET AGAR SESUAI IDENTITAS/ KTP. 3. KETERANGAN LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI CALL CENTER 021 - 162 4. PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG TELP. 0771 - 21513 5. 2 (DUA) JAM SEBELUM KAPAL BERANGKAT SUDAH DI TERMINAL PELABUHAN

Kami PT. Bintan Ascarya Dahayu Perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Pengelolaan Spa bertempat di Daerah Pariwisata Lagoi Pulau Bintan, sedang mencari beberapa karyawati dengan kuali kasi sebagai berikut:

TUJUAN TAMBELAN - SINTETE BLINYU - TG.PRIOK (PP) KUALA MARAS - TAREMPA - MIDAI - P.TIGA - SELAT LAMPA - SEDANAU P.LAUT - RANAI - SUBI - SERASAN - SINTETE - TAMBELAN SENAYANG - JAGOH - P.BERHALA - JAGOH - P.PEKAJANG - BLINYU P.PEKAJANG - JAGOH - SENAYANG LETUNG - TAREMPA - NATUNA - MIDAI - SERASAN - PONTIANAK (PP) TAMBELAN - PONTIANAK - SERASAN - SUBI - RANAI - P.LAUT - SEDANAU P.TIGA - MIDAI - TAREMPA - K.MARAS TG.PRIOK - SURABAYA - MAKASAR - BAU-BAU - NAMLEA - AMBON TERNATE - BITUNG (PP) LETUNG - TAREMPA - NATUNA - MIDAI - SERASAN - PONTIANAK (PP) TAMBELAN - SINTETE KUALA MARAS - TAREMPA - MIDAI - P.TIGA - SELAT LAMPA - SEDANAU P.LAUT - RANAI - SUBI - SERASAN - SINTETE - TAMBELAN BLINYU - TG.PRIOK (PP) SENAYANG - JAGOH - P.BERHALA - JAGOH - P.PEKAJANG - BLINYU P.PEKAJANG - JAGOH - SENAYANG LETUNG - TAREMPA - NATUNA - MIDAI - SERASAN - PONTIANAK SURABAYA (PP) TAMBELAN - PONTIANAK - SERASAN - SUBI - RANAI - P.LAUT - SEDANAU P.TIGA - MIDAI - TAREMPA - K.MARAS TG.PRIOK - SURABAYA - MAKASAR - BAU-BAU - NAMLEA - AMBON TERNATE - BITUNG (PP) TG.BALAI - BELAWAN TG.PRIOK (PP) TG.BALAI - BELAWAN TG.PRIOK (PP) TG.BALAI - BELAWAN

TANJUNGPINANG, APRIL 2018 TTD

Front Of ce (3 orang)

a. Wanita). b. Pendidikan Sederajat/SMA/S1 c. Fresh Graduate (Pengalaman tidak diutamakan) d. Menguasai MS. Of ce e. Mampu Bekerjasama dalam Tim f. Mampu berbahasa Inggris dengan baik g. Insentif menarik Untuk pengiriman lamaran bisa melalui email panggaperdana@gmail.com (cc ke email fhonisandradewi@yahoo.com) contact person (08127729505)

PT. PELNI CABANG TANJUNGPINANG

D-1St Female Station in Bintan Island Indonesia

Jl. Yos Sudarso No.63 Lantai 2-4 Batu Hitam, Tanjungpinang Telp. 0771 - 318 637. Fax. 0771 - 319 489 Email : radioonine@gmail.com

Marketing : 0812 7099 8897 (Fira Rewadi) 0852 6453 3303 (Andy)

REDAKTUR: FATIH MUFTIH

LAYOUT: SYAFRINALDI


TANJUNGPINANG POS

5

Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 8 APRIL 2018

Hikayat Rendang Zaman Sekarang

Satukan Persepsi Empat Negara S

EKONYONG-KONYONG rendang menjadi sesuatu yang ramai dibicarakan di lini masa media sosial sehari dua belakangan. Bukan karena diakui sebagai sebuah produk kuliner paling menyita perhatian lidah sejak masa lampau sampai hari ini, sebab itu bukan sesuatu yang rahasia lagi. Namun, kehebohan ini lantaran terjadi sebuah putusan ‘kontroversial’nun jauh di Inggris. Bermula dari kompetisi memasak Mastrechef UK, seorang kontestan asal Malaysia dieliminasi lantaran rendang ayam racikannya dinilai tidak gurih. John Torode dan Gregg Wallace, dua masterchef yang menjadi juri, memvonis kulit ayam di sajian rendang yang tidak garing dan renyah membuatnya tidak bisa dimakan. Zaleha Kadir Olpin, sang kontestan, pun dieliminasi. Tidak penting siapa Zaleha. Namun, vonis dua masterchef atas racikan rendang yang disajikan dengan nasi lemak itu dirasa telah ‘melukai’ martabat rendang sebagai kuliner bersama Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Kebisingan di media sosial tidak terelakkan. Rata-rata memprotes, semisal, “sejak kapan rendang harus krispi,” atau, “mainlah ke tempat kami, agar tahu rendang yang sebenarnya,” atau, “kami bersepakat rendang tidaklah renyah,” dan masih banyak lagi rundungan netizen terhadap ajang Masterchef UK dan kedua jurinya. Setelah munculnya berbagai kecaman tersebut, Gregg Wallace dan John Torode akhirnya angkat bicara. Dalam acara Good Morning Britain, duo koki tersebut melakukan klarifikasi atas ucapannya saat mengkritik masakan rendang ayam buatan Zuleha. Gregg Wallace menjelaskan, meski ia mengkritik bahwa sajian rendang milih Zuleha kurang garing, bukan berarti ayam tersebut harus digoreng. Namun, sajian rendang ayam tersebut dianggapnya masih belum matang dan tidak dimasak. “Dari tampilannya, terlihat jelas bahwa kulit dari ayam tidak dimasak sama sekali. Warnanya masih terlihat putih dan kendur. Ya, ‘crispy’ memang kata yang kurang tepat, tapi kulit dari sajian ayam tersebut jelas tidak dimasak,” imbuhnya seperti dikutip dari Yahoo! News. Tak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa Zaleha tidak tereliminasi hanya karena kulit rendang ayamnya tidak ‘crispy’, namun karena masakan buatan kontestan lainnya yang jauh lebih baik. Juri lainnya, John Torode, juga menimpali bahwa keputusan untuk mengeliminasi Zaleha tersebut memang didasarkan pada perbandingan seluruh hidangan yang dimasak oleh kontestan. “Intinya, masakan-masakan terbaik tentunya akan melewati babak eliminasi. Apalagi, berbagai masakan yang dibuat oleh delapan kontestan lain sangatlah luar biasa”, ungkap John. Selain itu, John juga mengaku pernah melakukan sederet acara yang mengulas mengenai masakan Malaysia, sehingga ia tahu betul bahwa sajian rendang ayam buatan Zaleha masih kurang matang. Kendati keduanya telah melakukan klarifikasi, namun tampaknya publik belum usai menuntaskan kekesalan mereka akibat kritikan kedua juri tersebut. (fatih)

REDAKTUR: FATIH MUFTIH

F-NET

Rendang.

LAYOUT: SYAFRINALDI


6

Goes to School

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 8 APRIL 2018

FOTO-FOTO: SMPN 1 DURAI

Aktivitas belajar para peserta didik di SMP Negeri 1 Durai, Karimun.

SMP Negeri 1 Durai, Karimun

Bawa Anak Durai Lebih Percaya Diri L

EBIH dari dua dekade Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Durai di Kabupaten Karimun berdiri. Sejak 1989, sekolah ini menjadi wahana belajar anakanak Durai dari generasi ke generasi. Selama itu pula, melahirkan lulusan-lulusan terbilang. Berprestasi, mandiri, berbudaya, peduli lingkungan, dan senantiasa berlandaskan iman dan takwa adalah nilainilai yang ditanamkan. Tidak berubah dari tahun ke tahun di sekolah yang terletak di Jalan Kapten Muchtar ini. “Terima kasih kalau ada koran yang mau menulis tentang

kami,” ucap Kepala SMP Negeri 1 Durai, Arnel mengapresiasi tawan kali ini. Kepada Tanjungpinang Pos, Arnel menjelaskan, ada sejumlah indikator yang jadi alat pengukur pencapaian misi pelaksanaan pendidikan di sekolahnya. Mulai dari penambahan jadwal belajar bersempena meningkatkan hasil capaian di ujian nasional, peningkatan kegiatan bina mental melalui sederet kegiatan ekstrakurikuler. Yang tidak kalah penting, sambung Arnel, adalah menumbuhkan kecintaan peserta didiknya terhadap kebudayaan Melayu melalu sejumlah

panggung dan fasilitasi kesenian. “Bahwasanya anak Durai harus lebih percaya diri untuk berkompetisi dan tampil di depan,” ucap Arnel. Motivasi jadi kunci. Arnel beserta jajaran majlis guru tidak pernah bosan memotivasi para peserta didiknya bahwasanya menjadi pelajar berprestasi adalah hak siapa saja. Mereka yang mau memperjuangkan nasibnya, kata Arnel, berhak mendapat tempat yang lebih tinggi. “Saya selalu katakan pada mereka bahwa mereka mampu bersaing dengan siswa yang

bersekolah di perkotaan. Keterbatasan fasilitas belajar di sekolah bukan alasan untuk berhenti berprestasi,” ungkapnya. Sejauh ini, sejumlah prestasi berhasil diraih peserta didik SMP Negeri 1 Durai. Mulai dari FLS2N, Olimpiade MIPA/IPS, O2SN, MTQ dan kegiatan olahraga dalam rangka memperingati HUT PGRI. “Walau sebatas tingkat kabupaten, kami yakin di waktu depan akan lebih baik. Sejauh ini siswa kami mampu tampil baik dan meraih prestasi juara 1, 2, dan 3,” beber Arnel. Arnel realistis dengan

harapan itu. Ia beserta jajaran majelis guru, tenaga non pendidikan, paguyuban wali murid, dan komite sekolah sudah semakin bersinergi dalam menunjang kualitas pembelajaran dalam dan luar kelas. “Selebihnya, kami tak henti memotivasi siswa-siswa kami,” ungkapnya. Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Karimun, Bakri Hasyim mendorong kepala sekolah dan majelis guru bersama semua pihak yang peduli dengan pendidikan mampu mensosialisasikan tentang peran penting pendidikan keluarga di lingkungan

sekolah. Orang tua, kata dia, harus mampu memberikan dorongan positif dan tetap mengikuti pergaulan anak anak. Untuk melalukan berbagai kegiatan aktivitas yang positif seperti berorganisasi, mengikuti cabang olahraga yang sesuai dengan usia. “Kerja sama yang baik antara keluarga dan satuan pendidikan akan sangat mendukung kemajuan pendidikan, banyak manfaat yang didapat anak dengan keterlibatan peran orang tua pada lingkungan sekolah,” pungkasnya. (alrion)

Sisi lain sekolah yang asri.

Prestasi yang diukir siswa-siswi SMPN 1 Durai.

REDAKTUR: FATIH MUFTIH

LAYOUT: SYAFRINALDI


TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

7

MINGGU 8 APRIL 2018

Kesibukan Akhir Perkan Gubenur Nurdin

Safari Subuh sampai Sambung Silaturahmi TANJUNGPINANG Gubernur Kepri Nurdin Basirun tidak mengisi akhir pekannya dengan bersantai. Melainkan dengan menjalani sejumlah aktivitas di Tanjungpinang. Berbagai agenda dihadiri Nurdin dalam rangkain menjaring aspirasi, memberi motivasi, mendorong prestasi. Muaranya untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan Kepri. Nurdin memulai Safari Subuh dengan langsung

mengajak para orang tua untuk memotivasi anakanaknya menjadi orang yang hafal ayat-ayat Alquran. “Usahakan satu hari hafal satu ayat. Insyallah mereka mereka akan tumbuh dengan karakter islami,” kata Nurdin saat di Masjid Al A’raaf, Perumahan Mahkota Alam Permai Tanjungpinang, Sabtu (7/ 4). Sikap yang baik dari orang-orang tua, sambung

Nurdin, kadang langsung dicontoh oleh anak-anak. Karena itu, Nurdin selalu berpesan nilai-nilai qurani harus ditanamkan sejak anak-anak. Mendorong menghafal ayat-ayat setiap hari, menurut Nurdin, merupakan program yang baik. Usai menunaikan Safari Subuh, tak kurang lima aktivitas dihadiri Nurdin. Di antaranya Nurdin membuka Musyawarah Wilayah II BPW KKSS Kepri di Hotel

BBR Pantai Impian. Pada acara yang mengusung tema Membangun Kebersamaan itu, Nurdin menyampaikan keinginan untuk membangun rumah adat Sulawesi Selatan. “Rumah itu akan banyak fungsi, tempat berkumpul dan bermusyawarah. Juga saya pikir kelak bisa menjadi tempat wisata,” kata Nurdin. Nurdin kemudian juga menghadiri pelantikan Himpunan Mahasiswa

Persatuan Islam Tanjungpinang, Bintan dan Batam di Asrama Haji. “Pemerintah akan duduk bersama-sama dengan himpunan mahasiswa yang ada di Kepri dan kita bisa berdiskusi,” kata Nurdin. Lalu ia juga menghadiri silaturahmi bersama Majelis Rakyat Kepri dan yang terakhir membuka Kongres Luar Biasa Asosiasi Provinsi PSSI Kepri di Hotel CK Tanjungpinang. (ais/adv)

F-HUMAS PEMPROV KEPRI

Gubernur Nurdin hadiri malam ramah tamah BPW KKS.

Pakcik..........................................................................................................................dari halaman 1 saat itu akun tersebut tidak akan pernah tertutup selama kita memakai Android yang sama. Artinya, semua bisnis Google: Search Engine, YouTube, Maps, Google+, Gmail dan Chrome termasuk Google Wallet akan terus berada dalam posisi ‘on’. Gawai berlogo apel juga melakukan hal yang sama terhadap konsumen mereka dengan aplikasi berbeda. Bahkan sempat heboh tentang data pengguna Apple yang dijual ke pasar gelap China oleh penyuplai perangkatnya. Peretas dan spesialis pencurian data menargetkan pengguna iPhone, sebagai upaya pemeresan atau mendapatkan akses data sensitif di Cloud. Sekarang juga ramai wantiwanti tentang peretas China yang berhasil membobol sangat banyak data pengguna gawai di seluruh dunia. Ironinya kita sudah secara sukarela menyerahkan data milik pribadi tanpa syarat kepada Google.

Setelah mengandaskan raksasa lagendaris Yahoo ke pinggir peradaban digital yang pilu, Google dengan gegas mencengkam apa saja untuk memenuhi “birahi” masyarakat digital. Dengan demikian apapun tentang kita sudah terperangkap dalam tentakel Google, mulai dari data pribadi, aktivitas harian, nomor kontak, rekening, hobi, orientasi seksual, selera makan dan berbusana bahkan foto – foto privat tanpa busana. Dengan aplikasi Maps, pergerakan kita akan terlacak sejak bangun tidur hingga tidur lagi atau bahkan memutuskan untuk tidak tidur karena ingin bermesraan dengan gawai. Bahkan Google sudah meminta izin untuk membaca semua surat elektronik yang kita kirim via Gmail. Praktis, ruang privasi untuk manusia digital sudah tidak ada gegara Google. Google tidak sendiri, karena di belakangnya sudah pasti ada Facebook, Twitter, Instagram dan selusin lagi. Facebook

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

Diterbitkan Oleh: PT Batam Intermedia Pers Terbit sejak tanggal 28 Oktober 2009 Alamat Redaksi: Komplek Pinlang Mas No.15 Lt 2-3 JL.DI Panjaitan-Batu IX Tanjungpinang, Telepon : (0771) 7447234 (hunting), Fax (0771) 7447085

adalah perampok akbar nomor dua abad ini. Mereka awalnya meminta data kita dengan muka manis, tapi di belakang itu data – data tersebut dieksploitasi untuk dijual mahal ke perusahaan pengiklan. Jika hanya sebatas itu anggap saja balas budi, karena memang tidak ada istilah makan siang gratis atas jasa mereka, tapi justru persoalan tidak sesederhana yang kita saksikan. Sebagian besar pengamat menilai apa yang dilakukan Google dan Facebook ini tidak etis mengingat datadata yang terdapat di sebuah layanan daring adalah data pribadi milik pengguna. Google dan Facebook harus terlebih dulu meminta izin kepada pengguna yang datanya ingin digunakan untuk kebutuhan komersial. Facebook, jejaring sosial dengan hampir dua miliar pengguna ini terbukti kerap membocorkan info mengenai produk-produk yang disukai oleh teman dari pengguna untuk kepentin-

gan iklan daring bahkan juga disinyalir menjual data kepada kandidat atau politisi untuk strategi pemenangan pemilu di luar negeri. Seturut dengan itu, predator – predator kecil pun ikut menghunuskan pedang digital mereka, dengan awalnya menyamar sebagai pelayan surga yang membawa piala – piala berisi layanan unduh gratis. Kita yang selalu ceria di hari Minggu sekaligus pembenci hari Senin, akan mengunduh apa saja yang menarik lagi tak berbayar, lalu kemudian data pribadi kita sudah berpindah ke tangan mereka. Ditemukan banyak aplikasi gratis di Android yang sebenarnya dibiayai oleh pengiklan. Imbal dari pendanaan itu adalah data pribadi diserahkan ke pengiklan di mana pengguna menyadari hal itu sepenuhnya. Penelitian ini dilakukan terhadap sekitar 20 ribu aplikasi gratis di Play Store milik Google, di mana data pengguna bisa terkirim secara otomatis oleh aplikasi. Kebanyakan

Pimpinan Umum/GM/Penjab : M Nur Hakim Wakil Pimpinan Umum : Ramon Damora Pemimpin Redaksi : Ramon Damora Wakil Pemimpin Redaksi : Zakmi Pimpinan Perusahaan : M Nur Hakim Manajer Umum/Adm/Keu : Ari Istanti Manajer Pemasaran : M Nur Hakim Manajer Iklan : M Nur Hakim

PEMBINA MANAJEMEN : Rida K Liamsi, Suhendro Boroma

Dewan Redaksi : M Nur Hakim, Ramon Damora, Zakmi, Martunas Situmeang, Abbas, Fatih Muftih

data dikirim ke beberapa layanan pengiklanan digital yang didominasi Google. Sedangkan sekitar 10 persen dari aplikasi mengirimkan data ke sekitar 500 layanan dan satu aplikasi mengirimkan ke lebih dari 2.000 situs. Ada juga sepertiga dari aplikasi gratis menanamkan tracking ke situs pelanggan mana saja saat menjelajah di internet. Sebelum masuk ke persoalan inti tentang paradoks sekaligus petaka digital umat akhir zaman, baiknya kita bahas terlebih dahulu sisi kelam abad digital yang terbilang ringan. Saat ini kaum digital sudah mengidap smartphone syndrome, semacam jebakan yang membuat kita tersimpuh dalam swallow work atau aktivitas dangkal penyita waktu produktif yang tidak berdampak pada peningkatan keahlian dan pendapatan. Menurut Cal Newport, salah satu contoh kerja dangkal tersebut adalah terbius dalam euforia game seperti yang pernah heboh Pokemon Go,

yang didahului Dota, Class of Clans dan saudara – saudaranya. Selain main game kita juga terikat dengan distraksi notifikasi online tanpa henti dari Facebook, Twitter, Whatsapp dan gerak tanpa sadar untuk selalu membaca berita daring sensasional yang sebagian besar berupa sampah. Telepon pintar kemudian melahirkan paradoks karena bisa menyeret penggunanya menjadi bertindak dari berpikir dangkal, seperti membagi – bagikan sampah. Melalui media sosial, kita yang narsis dan menderita penyakit “eksibisionis” selalu tidak berpikir dua kali untuk memposting hal – hal pribadi, bahwa tidak semua orang baik ada di sana. Penjahat akan mengintai aset kita, anak gadis kita, rumah yang ditinggal pemiliknya, atau titik lemah kita semacam jalan – jalan sunyi yang kita lewati sendirian tanpa pengamanan apapun. Nyawa adalah taruhan.

Entah apalagi yang sedang mereka rencanakan selain alasan – alasan komersial. Yang jelas Edward Snowden, matamata yang mendedahkan rahasia Amerika Serikat ke publik mengatakan bahwa Google adalah salah satu perusahaan yang membocorkan data penggunanya ke National Security Agency (NSA) melalui PRISM Program. PRISM adalah nama kode untuk program pengumpulan data via internet yang didukung oleh Protect America Act. Awalnya, program ini dipakai untuk mencegah terorisme dengan membuka data dan akses ke setiap akun yang dicurigai NSA dan akan membahayakan bagi Amerika. Perusahaan besar yang berpartisipasi dalam program ini selain Google adalah: Microsoft, Yahoo, Facebook, PalTalk, Skype, AOL dan Apple. Terakhir, Dropbox pun disebut akan join. Tentu saja, semua perusahaan ini membantah dengan keras keterlibatan mereka dalam PRISM. ***

DIVISI REDAKSI Redaktur Pelaksana Kompartemen: Martunas Situmeang, Abbas, Fatih Muftih. Redaktur: Martua P Butarbutar, Yusfreyendi, Adly Bara Hanani Reporter: Suhardi (Koordinator), Desi Liza Purba, Andri Dwi Sasmito, Raymon Sandy, Jendaras Karloan (Bintan Utara), Tengku Irwansyah (Lingga), Daniel Tambunan (Karimun), Hardiansyah (Natuna), Indra Gunawan (Anambas). Sekretaris Redaksi: Fauziatul Husna Ardelia

Tarif Iklan

Halaman Muka (FC) Rp 30.000,-/mm kolom. Halaman Muka (BW) Rp 25.000,-/mm kolom. Halaman DIVISI ONLINE Fatih Muftih (Penjab), Desi Liza Purba (Wakil Penjab) Dalam,- (FC) Rp 25.000,-/ mm kolom. DEPARTEMEN PRACETAK/LAYOUT/PERWAJAHAN: Dobby Fachrizal (Manajer), Syafrinaldi (Penjab Layout), Gilang Dhikapati, Agung Saputra Prastya (Staff). Halaman Dalam (BW) Jaringan/IT/Online: Rahmat Santoso (Penjab). Rp 15.000,-/mm DIVISI BISNIS kolom. Iklan Umum/ Departemen Umum, Adm, & Keuangan: Penjab: Dahlia , Kasir: Reynaldi Syah Display (BW) Rp Customer Service: Dilas Tari Umum: Irhamna. Departemen Iklan: Saifullah (Ass. Manager), 15.000,-/mm kolom. Penjab Desain Iklan: Kevin Perdana, Wira Harjuman. Penjab Adm Piutang: Dahlia Anna, Juni Ella. Penjab Penagihan: Jefri, Departemen Pemasaran & EO: Rijon Sitohang (Penjab Ekspedisi) Iklan Ucapan Selamat Yurika, Sri Wahyuni, Afriyanti (Penjab Adm Piutang dan Retur). (FC) Rp 7.000,-/mm Departemen Pemasaran Koran: kolom. Iklan Ucapan Rijon Sihotang (Penjab Ekspedisi), Eris Surahman, Pariadi. Selamat (BW) Rp Penjab Pemasaran Koran: Hardian, Sudiarta,Wahyu Gustianto, Isep Ilham, Tarmizi 3.500,-/mm kolom. Penjab Langganan Koran: Afriyanti, Sri Wahyuni (Staf) Iklan Dukacita Rp Perwakilan - Perwakilan 3.500,-/mm kolom. Batam (Martua Butar-butar, Tarmizi Rumahitam), Lingga (Tengku Irwansyah), Bintan Utara (Jendaras Karloan), Karimun (Alrion Tambunan), Natuna (Hardiansyah), Anambas (Indra Sport Color Rp 7.000,Gunawan), /mm kolom. Advertorial Kepala Biro Iklan Jakarta: Shanti Novita Rp 5.000,-/ mm kolom.

Dicetak pada : PT Ripos Bintana Press. Isi di luar tanggung jawab percetakan.

REDAKTUR: FATIH

LAYOUT: SYAFRINALDI


TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 8 APRIL 2018

REDAKTUR: ADLY BARA

IKLAN

8

LAYOUT: SYAFRINALDI


Jembia

MINGGU 8 APRIL 2018

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

Jembia terbuka untuk semua tulisan dan foto seni kreatif. Kirim naskah, biodata, foto terbaru Anda ke alamat email: jembiatanjungpinangpos@gmail.com

BINCANG: DIRJEN KEBUDAYAAN KEMDIKBUD RI, HILMAR FARID

Bukan Kita Minta Belas Kasihan! S

IAP A yang kali pertama mendengar suara Hilmar Farid akan menyangka ia IAPA sebenarnya lebih tepat menjadi seorang penyanyi rock. Warna vokalnya serak, lugas, lantang. Khas bintang rock. Tetapi, Fay -- sapaan akrabnya, memilih tunak di jalur akademisi. Berbekal gelar doktor kajian budaya di National University of Singapore dan sederet pengalaman mengajarnya di Tanah Air, Fay mengikuti seleksi terbuka jabatan Dirjen Kebudayaan di Kemdikbud RI dan lolos. Ia kini menjadi lokomotif kerja-kerja kebudayaan pemerintah sejak awal 2016. Dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan menjadi gaman utama Hilmar. “Dengan amanat Undang-Undang yang ada itu, masyarakat, komunitas, atau siapa saja bisa bicara dengan pemerintah daerah masing-masing (tentang kerja pembangunan kebudayaan, red), dan responnya seperti apa,” kata Hilmar, ditemui di Tanjungpinang, Kamis (5/4) malam. Kedatangannya ke ibu kota Provinsi Kepri ini adalah bagian dari upayanya mengajak seluruh pemerintah daerah dari tingkat kabupaten/kota dari Kepri, Riau, Bangka Belitung, dan Jambi yang tergabung dalam klaster 5 menyusun pokok pikiran kebudayaan daerah. Sebuah langkah awal yang, kata dia, merupakan serentetan proses penyusunan kebijakan kebudayaan berskala nasional yang pada November nanti akan ditetapkan bersempena Kongres Kebudayaan. Kepada Jembia Tanjungpinang Pos, Hilmar bicara panjang lagi terang mengenai UU Nomor 5 Tentang Pemajuan Kebudayaan. Termasuk pula, kerisauannya atas kesadaran pemerintah daerah memerjuangkan kebudayaan, nasib karier para pekerja kebudayaan dan kelangsungan museum.

FATIH MUFTIH, Tanjungpinang.

Bagaimana Anda melihat kerja-kerja kebudayaan di Kepulauan Riau? Di sini itu kan Melayu-nya kuat. Tetapi seberapa jauh kita mengenal akan kekuatan ini, jangan-jangan apa yang kita ketahui masih sebagian kecil dari yang sesungguhnya ada. Lalu yang perlu dilakukan? Jadi yang kita lakukan di sini adalah pencatatan, pendokumentasian, dan inventarisasi kemudian bisa dikembangkan sebagai sistem data, yang diakses orang banyak. Karena dengan sistem data itulah kita bisa berpikir tentang pengembangan ke depan. Kalau tanpa pencatatan kita nggak bisa, apalagi kalau sudah begitu banyak ekspresi budaya yang mesti kita catat dan nggak mungkin kita hafal perlu ada cara yang sistematis. Setelah dicatat ... Kemungkinan pengembangan bisa ke berbagai arah. Tradisi lisan, misalnya. Ini bisa dikembangkan sebagai sumber cerita modern, televisi, film, musik, banyak sekali kemungkinannya. Sekarang ini belum sepenuhnya menggali dengan sungguh-sungguh. Semua itu kerja yang panjang dan akan makan biaya banyak. Salah satu butir UU No. 5 tentang Pemajuan Kebudayaan adalah dana perwalian dari pemerintah, seberapa jauh ini akan mengikat pemerintah daerah? Ya (memang ada itu). Perintah dana perwalian ini sementara masih satu, artinya di pusat, tapi membuka kemungkinan daerah melakukan hal yang sama.

Kebudayaan ini sentral betul dan gunanya untuk pembangunan sudah terbukti.”

Tidak bisa semacam kewajiban anggaran pendidikan sebesar 20 persen itu? Masalah kita dalam proses perumusan undang-undang, kita nggak bisa apa itu namanya hmmm ... misalnya pendidikan bisa 20 persen. Kebudayaan nggak bisa begitu, dengan amanat undang-undang yang ada itu, masyarakat, komunitas, bisa bicara dengan pemda masing-masing, bahwa ada amanat seperti dalam itu dalam undang-undang, responnya seperti apa. Sama saja kalau begitu. Bukankah persoalan di daerah selama ini karena anggaran dan anggaran yang selalu terbatas untuk kebudayaan? Persis. Itu masalah menahun. Mudahmudahan pada 2019 akan ada dana alokasi khusus untuk bidang kebudayaan. Pendidikan, kan, ada DAK seperti BOS. Nah kita nanti punya bantuan operasional untuk sanggar, untuk taman budaya, untuk museum, dan seterusnya. Sehingga problem laten

kesadaran kebudayaan ... Nah ini. Hanya saja upaya meyakinkan ini tidak merata dan bervariasi. Ada yang sudah sadar dan tahu betul investasi di sana, ada yang masih fokus ambil cepat pokoknya gimana lahan diubah jadi macam-macam. Anggaran memang persoalan laten, tapi jangan lupa juga ketersediaan SDM andal di bidang kebudayaan. Apakah masih ada anak muda yang berminat menempuh studi kebudayaan dan berkarier di sana? Ada. Jumlahnya yang terbatas. Kita punya banyak teman-teman yang bidang sekolahnya di humaniora dan seterusnya. Tapi karena lapangan pekerjaan dan jalur kariernya tidak tersedia, minat dengan sendirinya juga sangat terbatas. Solusinya ... Apa yang kita lakukan? Bahwasanya jenis pekerjaan yang ada sekarang ini mesti dipetakan dengan benar, mesti jadi bagian dari tata kelola, jadi ada jenjang karier juga buat orang bergerak di bidang ini. Contoh museum, sekarang dikelola UPT dari dinas. Juga sudah bukan rahasia lagi orang kerja di museum, itu dimuseumkan, artinya mandeg saja di situ. Ini imej yang harus diubah, kalau dia di museum, itu sama aja seperti orang masuk rumah dan ini orang yang pertama menyambut di halaman rumahnya. Karena tamu yang datang ke sini begitu urusan bisnisnya selesai dia akan melihat apa yang ingin dilihat. Nomor satu mestinya museum, jadi museum ini betul-betul sentral, tapi karena UPT, karena dananya terbatas, pengelolaan koleksinya terbatas, SDM-nya terbatas, susah.

kekurangan sumber daya bisa diatasi juga. Ini memang tidak menjawab semua persoalan, tapi saya kini sudah membuka jalan. Jalan seperti apa maksudnya? Bagaimana membuat pemda menyadari bahwa kebudayaan begitu esensial buat pembangunan dia. Bukan kita memerhatikan minta belas kasihan! Kebudayaan ini sentral betul dan gunanya untuk pembangunan sudah terbukti. Ketika berpijak pada kebudayaan begitu banyak kemungkinan terbuka dan pendapatan daerah dari bidang t e r se b u t sangat signifikan. Benar, tetapi tidak semua pemda punya REDAKTUR: FATIH MUFTIH

Ini kerja yang serius karena akan melibatkan kementerian lain. Sejauh mana Anda sudah memulainya? Saya pikir harus ada perombakan kelembagaan yang mendasar. Saya sudah ajukan sebelumnya dalam perbagai kesempatan. Ini ada juga pembicaraan dengan Kementerian Keuangan, karena mereka yang punya kewenangan. Misalnya bagaimana juga caranya mengelola museum dengan status Badan Layanan Umum (BLU) seperti rumah sakit. Jadi bisa dapat pemasukan, tapi nggak usah cari untung. Sehingga museum tidak perlu menunggu dapat dana dari mana-mana, dia bisa jalan sendiri. Yakin itu bisa? Jual tiket sekarang juga sudah bagus. Orang-orang pada mau beli tiket buat ke Museum Angkot di Batu, Malang. Jadi bukan karena orang nggak punya uang, mungkin saja karena layanan belum optimal jadi daya tariknya berkurang. UU No. 5 itu punya target 20 tahun semenjak ditetapkan mampu mengubah cara pandang dan kerja kebudayaan kita. Realistis? Wah ... 20 tahun itu saya optimistis sekali. Harus berubah ini.*** LAYOUT: DOBBY F


10

hari puisi

MINGGU 8 APRIL 2018

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

sajak-sajak MURPARSAULIAN Risaumu di Igauku :HJ Tanya pada angin yang membadai dalam diri bila hasratkan sampai api yang membakar hati jangan kau sulut jadi benci beribu kanak menantimu dengan jiwa berseri

Badai Biru* Tengah Malam

Pusar waktu yang kau genggam di telapak tangan lepaskanlah kini ia akan jadi cemeti membuhul hari memeram mimpi kelak menetas jadi tali yang kau pakai meniti janji janjimu pada-Nya janjimu pada kami

:HJ Badai biru tengah malam hujahmu tanpa ragu lalu aku kembali membolak balik kenangan itu kulihat laut mendesah lembut gelombang mencium bibir pantai yang kian basah malam menjelma haru langit tiba-tiba cerah Ya, aku menyaksikan badai biru itu begitu nyata walau hanya seketika

Doa panjang di malam-malam bisu diri yang tergugu mencari rindu harap yang membentang sepanjang jagat dari Arizona ke Missisipi Amazon hingga ke Nil dari Kapuas ke Gangga

Menangguk mimpi di gigil sepi Akh, adakah rindu tetap bersenandung di antara gelombang hati yang sunyi seakan hendak pergi

Mimpimu tersungkup di gedung-gedung opera tersergam di Sydney opera house atau di opera Dresden, dan OperaViva di Amsterdam juga di gedung opera Munchen di Venice’s opera house layak api yang berkibar sepanjang malam atau di anjung seni Idrus tintin kadang di teatro dell’opera di Roma partitur-partitur tumpah ruah ke kaki menara pisa dari teatro di Pisa

aku menekuk diri dalam tanya tak terjawab dan terus mencari Di remah waktu yang melesat laju telah kutulis beribu cerita untukmu tentang Cicilia : pengembala domba yang membaca karya Luigi Pirandelo di antara pohonan del Mandorlo bunganya mekar di awal musim semi kuhirup semerbak pucuk wangi yang dingin

“ooooi, burung tekukur hinggap di dapur menunggu harap yang terkubur usang karena usia “dari mana hendak ke mana Dari Riau ke Melaka bila diri ingin berguna perbanyak amal sedari muda”

juga tentang Paris dan Champ Elysees kau menyebutnya La plus belle avenue du monde “Jalan terindah di dunia” Di bawah jembatan Mirabeu di alur sungai Seine kutatap langit yang cerah di penghujung musim panas kusimpan lelah mencari kafe rive gauche yang kata Sutardji tempat Sartre dan Simone de Beauvoir mencari inspirasi.

dondang sayang yang kau dendang dari gubuk tua di usia renta aromanya lekat di sungai Rokan maungnya tercium ke Indragiri nadanya tertancap di Kuantan tergerus di pasir-pasir pesisir lepas luncas ke setarata benua Namun kini di puncak risau letihmu sangap dalam Riau yang gundah, gulana telah mengubin dalam batinmu

Ceracaumu tentang Victor Hugo Les Misérables dan Notre-Dame de Paris Albert Camus dan The Myth of Sisyphus pun Jean Paul Sarte dengan Being and Nothingness masih terekam dalam ingatan

“Jangan tangkap bulan kami bulan kami bulan bertuah jangan rampas tanah kami tanah kami penuh perkah

Di ujung senja kulihat puncak Eifel menyimpan mimpi melambai memanggilmu kembali --*judul cerpen Hasan Junus

ooowwwww, oiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii ... dondang ... rindu. uuuuuu dondang sayang ... ini sungai, sungai kami ... ini bumi ..., bumi kami ... Mungkinkah dodoi itu sampai ke pucuk rindu sedang malam kian hitam jadi orchestra usang duhai engkau, risaumu di igauku

MURPARSAULIAN, Penyair wanita asal Riau. Lulusan FKIP Bahasa dan Sastra UR. Saat ini sedang Mengambil Megister Komunikasi di Leiden, Belanda.

Perth-Pekanbaru, 2009-2015

Klinik Puisi #2

TELAH DIBUKA: KLINIK PUISI!

Anafora dan Anafora Kosong

Ketika orang sakit, dengan mudah kita tahu sekiranya hendak ke mana dibawa. Lain halnya ketika puisi yang sakit. Tidak ada rumah sakit, puskesmas, tabib, mantri, atau dukun sekali pun, yang sanggup mengobati atau kasih jampi-jampi. Tapi bisakah puisi sakit? Tentu saja. Era ketika menulis puisi dengan sedemikian mudahnya bisa terpublikasi, sejalan dengan semakin minornya kepercayaan pada kerja kurasi. Puisi yang belum puisi, ditayangkan di laman-laman media sosial, juga diterbitkan di buku-buku, padahal belum tampak benar kata-kata yang ditampilkan di sana adalah puisi. Itulah puisi sakit. Maka, Jembia kini telah membuka rubrik Klinik Puisi. Tempat penyakit yang diidap puisi bisa didiagnosa dan dicarikan obatnya. Hanya satu mantri yang praktik di sini. Namanya Hasan Aspahani. Kredibilitasnya dalam menekuni jalan puisi telah mengantarkannya pada ragam prestasi. Pada 2016 lalu, buku puisinya Pena Sudah Diangkat, Kertas Sudah Mengering menjadi buku puisi terbaik bersempena Hari Puisi Indonesia.

A

OLEH: HASAN ASPAHANI

REDAKTUR: FATIH

PAKAH anafora itu? Anafora adalah perangkat puitika atau retorika, berupa pengulangan kata atau frasa pada awal klausa, larik, atau bait yang berurutan. Anafora adalah apa yang biasanya ditemukan tertulis berturut-turut pada awal kalimat untuk membangun semacam gema bunyi dan penekanan atau penguatan pada makna. Anafora adalah alat yang efektif untuk membantu menyampaikan sebuah argumen, mendapatkan efek artistik atau membangun imaji puitik. Tiga kalimat pada paragraf di atas adalah contoh anafora, yaitu kalimat dimulai dengan ungkapan, “anaphora adalah.” Penulis atau orator menggunakan anafora dengan maksud tertentu dan tujuan yang terencana. Anafora adalah pengulangan yang disengaja dan digunakan dengan sadar, bukan karena keterbatasan kosakata, bukan juga kegagapan dalam menyusun kalimat. Penulis harus tahu benar apa alasan dia menggunakan anafora. Pengulangan yang diciptakan anafora harusnya menciptakan ucapan yang tegas dan

kuat. Seorang penulis yang baik mengetahui hal ini dan menggunakan perangkat ini untuk membantunya mengkomunikasikan gagasannya. Ketika kata atau frasa yang diulang itu kita hilangkan dari tubuh teks, tetapi kehadirannya masih terasa, maka terciptalah anafora yang lain, anafora kosong (zero anaphora) namanya. Contoh 1. Apa artinya sebidang tanah? Apa artinya rumah? Apa artinya jauh dari sejarah? (Rendra, “Orang Biasa”) Contoh 2. siapa menggores di langit biru siapa meretas di awan lalu siapa mengkristal di kabut itu siapa mengertap di bunga layu siapa cerna di warna ungu

Sekarang, ia membuka praktik di Klinik Puisi. Jika puisi Anda sedang sakit, Anda sudah tahu ke mana membawanya. Kepada Jembianis sekalian, jangan segan, bisa berkonsultasi suka-suka melalui surel jembiatanjungpinangpos@gmail.com dengan subjek Konsultasi Klinik Puisi untuk kemudian diteruskan kepada mantri yang bertugas. Kami percaya, tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Sekali pun itu penyakit puisi. Selamat menikmati.

siapa bernafas di detak waktu siapa berkelebat setiap kubuka pintu siapa mencair di bawah pandangku siapa terucap di celah kata-kataku siapa mengaduh di bayang-bayang sepiku siapa tiba menjemput berburu siapa tiba-tiba menyibak cadarku siapa meledak dalam diriku : siapa Aku (Sapardi Djoko Damono, “Sonet: X”)

Contoh 3. aku kini tahu, kenapa “menguap” kata sucimu. Bila kaubiar getir mendidih, meletup hilang si gugu sedih. aku kini tahu, kenapa “mengendap” kata sucimu. Bila kaubakar sekam dendam, tinggal lepah jerami diam. aku kini tahu, kenapa “meresap” kata sucimu. Bila kautapis tepuk tepis, menyesap naik si ceguk tangis. (Gus tf, “Tiga Kata Suci”)*** LAYOUT: SYAFRINALDI


11

niskala

MINGGU 8 APRIL 2018

Perempuan yang Menangis di Tengah Hujan Cerpen: Daruz Armedian Hari ini. Tepat pada malam yang hujan, aku melihat perempuan berjalan pelan. Tubuhnya kedinginan. Aku melihatnya dari balik jendela rumahku sendiri.

REDAKTUR: FATIH MUFTIH

Koran Nasional dari Kepri

candubuku

Aku sanggami tiap-tiap buku, dan kalau belum ada bekasnya, berarti belum orgasme.”

I

A berjalan tanpa payung dan tanpa apa-apa untuk menahan hujan agar tidak membasahi tubuh dan pakaiannya. Sebelum bertanya-tanya lebih jauh, tentang nama, tempat asal, dan lain sebagainya, aku ingin ke sana, sekedar mengajaknya berteduh ke rumahku. “Mau ke mana, Elisa?” Belum sempat aku membuka pintu, tiba-tiba ibuku muncul dari dalam kamarnya. Aku kira ia tadi sudah tidur. “Hujan-hujan begini. Mau ke rumah Neni? Besok kan masih bisa.” Tambahnya seolah-olah tahu apa yang ada dalam pikiranku. Mungkin ibu masih mengira kalau aku akan ke rumah Neni untuk kerja kelompok menggarap tugas sekolah, sebab tadi sebelum ia masuk kamar, aku bercerita kalau ada pekerjaan dengan Neni, sahabat sekaligus satu kelas denganku. “Bu, apa Ibu nggak kasihan sama perempuan itu?” ketika mendengar perkataanku seperti itu, ibu terdiam. Bingung. “Perempuan yang mana?” ibu bergegas mendekatiku. Dan aku menunjuk ke arah jendela. Aku lihat mata ibu mencarinya. Pandangannya menerobos jendela dan hujan. Agak lama ibu memandang ke luar sana, mungkin kalau dalam hitungan waktu, terhitung sebelas detik. “Mana?” ibu melangkah lebih dekat lagi. Sekejap, ketika aku ingin menunjukkan kembali pada ibu keberadaan perempuan itu, ia tak ada. Hanya ada jalanan yang lengang dan rintik hujan yang semakin deras menghunjam. “Loh, tadi ada di situ.” Aku kalut. Ibu menggelengkan kepala. “Kalau ngantuk, jangan dipaksain untuk baca.” Katanya sambil pergi dan masuk kamar tidur. Aku sungguh tak mengerti apa maksudnya ini. Dan ya, seperti dalam film-film horor, bulu kudukku merinding. Aku segera masuk kamar tidur. Membungkus badan dengan selimut tebal sambil berharap-harap cemas, perempuan itu semoga tidak hadir dalam mimpiku. *** Dan perempuan itu datang lagi. Kali ini dengan baju yang amat putih. Rambutnya yang panjang dan hitam seolah menegaskan kalau ia datang dari dunia yang lain. Perempuan itu masih kecil. Tingginya sepertinya hampir sama denganku. Hanya saja ia kelihatan lebih tua dariku. Wajahnya masih lugu, namun sorot matanya, kalau kau tahu, sungguh seperti mempunyai dunia yang amat pilu. Aku keluar rumah. Dan ibu tidak tahu, barangkali sudah terlelap. Biasanya memang seperti itu, aku lebih suka tidur malam sekali, kalau tidak membaca buku ya main game. Perempuan itu memandang ke arahku ketika kulambaikan tangan. Aku tak tahu, kenapa menjadi orang sepemberani ini. “Sini. Ngapain malam-malam seperti ini main hujan-hujanan?” teriakku. Ia memang berjalan pelan menuju rumahku. Tetapi kemudian terhenti langkahnya. Padahal hujan semakin lebat. “Sini!” teriakku lebih kencang daripada sebelumnya. Ia hanya diam. Memandangku dengan sejenak. Kemudian pandangannya mengarah ke sesuatu yang lain. Dan malah duduk di bangku taman depan rumahku. Bangku itu menghadap ke arah jalan raya. Aku tak mengerti apa maksudnya. Membiarkan tubuhnya menggigil kedinginan. Dari jauh, kulihat wajahnya pucat. Sungguh, seperti wajah mayat! Aku merasa kasihan dan saat itu pula kulangkahkan kakiku menujunya meski dingin dan meski biasanya pori-poriku tidak tahan dengan dingin. Aku mendekatinya dan ia hanya memandangku dengan tatapan yang kosong. Aku duduk di sampingnya dan ia tetap

TANJUNGPINANG POS

Arik Brauer Pelukis, penyair, penari, penyanyi Austria

5 REKOMENDASI SITUS WEB BAGI PECINTA BUKU Di internet, terdapat banyak situs-situs web dijadikan platform oleh para kutu buku untuk memuaskan hasrat mereka segala hal tentang buku. Berikut lima situs web khusus yang direkomendasikan bagi kamu yang lebih suka belanja buku, dan membaca buku ketimbang beli baju baru.

1. Project Gutenberg www.gutenberg.org Berlin ialah Ibu Kota Republik Federal Jerman sejak tahun 1994 Project Gutenberg menghadirkan e-book klasik gratis dalam Bahasa Inggris. Buku-buku yang diterbitkan di situs Project Gutenberg (gutenberg.org) dapat diakses gratis tanpa perlu mendaftar. Yang tersedia memang hanya novel-novel klasik, karena di luar negeri karya tulis yang berumur sekitar 70-80 tahun setelah penulisnya meninggal dapat dijadikan milik publik (public domain), sehingga tidak perlu izin hak cipta untuk membaca atau menyebarluaskannya. Nama Project Gutenberg berasal dari nama Johannes Gutenberg, pria Jerman yang menciptakan alat cetak mekanik.

2. Goodreads www.goodreads.com Inilah media sosial para pecinta buku. Situs Goodreads ini memang memiliki beragam fungsi, mulai dari menata buku yang kita baca sesuai genre, memberikan penilaian pada buku yang sudah kita baca, dan tentunya menulis review dan berdiskusi. Goodreads pertama kali meluncur pada 2007, dan sampai sekarang masih digunakan dengan nyaman oleh para pecinta buku di berbagai belahan dunia. Situs web ini bukan hanya menampung pembaca, para penulis pun dapat membuat akun Goodreads untuk ikutan menulis review serta berinteraksi dengan pembaca lainnya.

3. What Should I Read Next www.whatshouldireadnext.com

Elisa kini seperti orang gila. Ia terus-menerus berteriak kalau melihat perempuan yang ia panggil Eliana. Padahal, semua orang tidak ada yang tahu rupa orang itu. memandangku dengan tatapan yang kosong. “Ayo berteduh di rumahku. Daripada di sini kau kedingingan.” “Aku tidak mau. Aku ingin hidupku sejuk sesejuk air hujan.” Mendengar perkataannya, aku jadi menyalahkan perkiraanku sendiri bahwa ia bisu. “Di sini dingin. Di rumahku hangat.” “Tidak mau. Di sini lebih sejuk dan di rumahmu panas sekali. Aku tidak tahan dengan panas.” Aku bingung mendengar penjelasannya. Bagaimana ia bisa tahu keadaan rumahku dan bagaimana juga ia bisa mengarang-ngarang kalau di rumahku hawanya panas. Kapan ia pernah masuk rumahku? Dan tentu saja, rumahku tidak seperti apa yang ia perkirakan. “Aku mau mengajakmu ke tempat yang lebih sejuk.” Tiba-tiba ia mengajakku seolah-olah sudah lama kenal dan seolah-olah aku ini saudara kandungnya. “Oh, iya. Namaku Eliana. Namamu pasti Elisa.” “Loh, kok kamu tahu namaku?” “Iya. Karena aku sering bersamamu. Hari ini ulangtahunku. Marilah ikut denganku ke tempat paling sejuk. Kita merayakannya di sana.” Dan ia tiba-tiba menggandeng tanganku. Aku berusaha mengelak, tapi ia menyeretku. Dan, sungguh tak bisa dipercaya, ia membawaku terbang. “Ibu, Ibu, Ibu.” Aku berteriak minta tolong. “Elisa!” teriak ibuku. Aku terperanjat

dari kamar tidur. Napasku naik turun dengan cepat. *** Elisa kini seperti orang gila. Ia terusmenerus berteriak kalau melihat perempuan yang ia panggil Eliana. Padahal, semua orang tidak ada yang tahu rupa orang itu. Elisa menjadi orang paling penakut. Ia takut sendirian. Ia bercerita tentang Eliana yang sering datang padanya dan ingin sekali mengajaknya pergi dari rumah ini. Dan ibu Elisa hanya menangis ketika mendengar cerita itu. Elisa tidak tahu kenapa. Pada suatu hari yang hujan, tiba-tiba Elisa bertanya pada ibunya. Tentang keberadaan seorang ayah. “Ayahmu meninggal sewaktu aku mengandungmu tujuh bulan.” “Apa ibu punya foto ayah?” “Ibu tidak pernah menyimpan foto siapa pun. Kerena itu membuat orang terperangkap pada kenangan.” “Ibu, apa ayah punya anak selain aku?” pertanyaan Elisa itu membuat ibunya terdiam seribu bahasa. Ia hanya bisa menggelengkan kepala. “Ibu, kenapa Ibu tak pernah sama sekali melihat Eliana?” pertanyaan Elisa berubah haluan secara total. “Ibu, kenapa Ibu sering menangis ketika aku bercerita tentang Eliana?” “Ibu, kenapa Ibu diam saja?” Dan hujan waktu itu semakin deras sederas pertanyaan Elisa kepada ibunya. Elisa kemudian berpikir, seandainya saat itu ia sendirian, pasti Eliana akan datang. Lalu kalau Eliana datang, Elisa akan bertanya-tanya kenapa harus dirinya yang diajak pergi dari rumah ini? Dan tentu saja, pertanyaan itu sampai nanti tak akan pernah terjawab. Oleh siapa pun. Oleh siapa pun.***

Setelah selesai membaca buku favorit, apa kamu bingung ingin membaca buku apa setelah? Cek saja situs What Should I Read Next lewat mesin pencarian kamu. Situs ini sangat praktis bila kamu sangat mencintai sebuah buku dan ingin membaca buku lain yang memiliki isi yang serupa dengan buku yang kamu sukai. Cukup menulis judul buku atau penulisnya di search tab di situs whatshouldireadnext.com, setelahnya kamu akan mendapatkan daftar dari buku-buku yang memiliki tema serupa seperti buku yang kamu baca.

4. Book Cover Archive www.bookcoverarchive.com Nah, untuk situs web yang satu ini tidak hanya untuk pecinta buku sebgai bacaan, tapi juga buku sebagai sebuah karya seni desain. Pada situs Book Cover Archive, ada begitu banyak sampulsampul buku yang menarik mata dan menyegarkan ide kita. Bila kamu ingin mencari ide untuk sampul buku, tidak ada salahnya untuk mencari inspirasi di situs web ini. Tapi ingat, mencari inspirasi tidak sama dengan plagiarisme.Hormati karya orang lain, dengan tidak menjiplak desain-desain di situs ini.

5. Page-Turner www.newyorker.com/books/page-turner Untuk kamu yang suka tulisan mendalam tentang sebuah karya sastra atau fenomena terkait, kamu bisa membaca tulisantulisan di Page-Turner yang merupakan bagian dari majalah kultur The New Yorker. Bacaan-bacaan di Page-Turner selain menambah wawasan, juga akan menambah pengetahuanmu tentang penulisan Bahasa Inggris yang menarik, sebab prosa yang disajikan di situs ini sungguh berbobot.

DARUZ ARMEDIAN, lahir di Tuban dan bergiat di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta. LAYOUT: DOBBY F


12

perada

MINGGU 8 APRIL 2018

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

Napoleonic Legend Hikayat Napoleon Bonaparte Tercetak pada Ofis Cap Kerajaan Lingga

L

KUTUBKHANAH KOL OM OLOM

ASWANDI SYAHRI

Sejarawan Kepri

EGENDA Napoleon Bonaparte atau Napoleonic Legend yang tumbuh subur di Eropa dan Inggris sejak dekade kedua abad ke19, ternyata juga menjalar jauh hingga ke Kepulauan Riau-Lingga, pada dekade terakhir abad ke-19. Kebesaran Napoleon Bonaparte (1769-1821) sebagai empera atau kaisar legendaris Prancis yang paling berkuasa di daratan Eropa setelah menaklukkan Inggris, Rusia, Austria, dan Prusia sebelum tahun 1804 itu, turut ‘mencuri perhatian’ istana Lingga-Riau, yang ditandai dengan dicetaknya dua buku khas Napoleonic Legend di ibu kota Daik, di Lingga. *** Dua buku ‘Napoleonic Legend’ ini dicetak oleh Ofis Cap Kerajaan Lingga secara tipography menggunakan huruf Arab Melayu (huruf Jawi) secara berturut-turut pada anno 1305 hijriah (1887 miladiah) dan anno 1306 hijriah (1889 miladiah). Buku pertama tebalnya 122 halaman, dengan ukuran 20 x 35 cm. Berisikan riwayat hidup dan kisah penaklukkan seperempat daratan Eropa oleh Napoleon Bonaparte alias Napoleon I yang juga dijuluki sebagai “Corsican Ogre” (Raksasa dari Corsica). Buku yang dicetak pada 1887 ini pernah diiklankan dalam surat kabar Jawi Peranakan di Singapura pada 8 Juli 1989. Judul lengkap buku pertama tersebut adalah, Hikayat Napolen Bonaparte atau Napoleon yang pertama yaitu seorang Raja Negeri Perancis yang amat masyhur namanya, daripada sangat bijak dan perkasanya dan beraniny, beberapa negeri2 yang dikalahkannya dengan perang sehingga ia nenjadi raja besar bergelar empera atau kaisar: Di dalamnya dikisahkan juga perjalanan hidup Napoleon sejak lahir hingga menjadi empera kaisar Perancis pada tahun 1804. Adapun buku kedua, tebalnya 157 halaman, dengan ukuran sama seperti buku pertama. Isinya mengisahlan sejarah Napoleon III atau Louis Napoleon, keponakan laki-laki Napoleon Bonaparte yang juga menjadi kaisar Prancis: Penguasa Eropa antara tahun 1852-1870. Judul lengkap buku kedua adalah, Hikayat Napoleon yang Ketiga Perang antara Jerman dengan Prans (Perancis) pada Tahun 1870 dan 1871. Buku ini, juga pernah diiklankan oleh Jawi Peranakan di Singapura pada 8 Juli 1989, dan oleh tukang cap (percetakan) yang merangkap kedai buku dengan merek dagang ‘Haji Muhammad Siraj bin Haji Muhammad Saleh’ di Singapura tahun 1890. Dua buku ‘Napoleonic Legend’ ini telah dicatat oleh Ian Proudfoot dalam ‘katalog’ khazanah buku-buku Melayu cetakan lama, Eearly Malay Printed Book A provisional account of Materials published in the Singapore-Malaysia area up to 1920, nothing holding in major public collections (Australia, 1992). Berdasarkan informasi dalam katalog Proudfoot, dua buku ‘Hikayat Napoleon dari Lingga’ ini tidak ditemukan lagi di tempat asalnya di Daik-Lingga. Tiga copy buku pertama hanya ada dalam simpanan British Library di London, Perpustakaan SOAS di London, dan Perpustakan Nasional Indonesia di Jakarta. Sedangkan empat eksemplar buku kedua, kini menjadi bagian dari koleksi warisan KITLV di Universitas Leiden, Perpustakaan Nasional Idonesia di

F-XXX

3_Napoleon Bonaparte

Jakarta, Perpustakaan SOAS di London, dan Canbridge University Centra Library di Inggris. Dua buku Hikayat Napoleon yang tercetak pada Ofis Cap Kerajaan Lingga ini tidak mencatumkan nama penulisnya. Namun, ada sedikit informasi yang dapat menjelaskan, sebagamana dicatat oleh Ian Proudfoot dan tercatum pada halaman terakhir setiap hikayat itu: Ianya disalin dari kisah Napoleon yang dimuat secara bersambung dalam Pemberita Betawi, sebuah surat kabar berbahasa Melayu dari Bandar Betawi atau Batavia yang disingkat dengan inisial P.B. ***

DOK. ASWANDI SYAHRI

Halaman judul buku Hikayat Napoleon hasil percetakan Ofis Cap Kerajaan Lingga, koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta.

REDAKTUR: FATIH MUFTIH

Tarikh pencetakan dua Hikayat Napoleon ini, (1888 dan 1889), menunjuk kepada masa-masa pemerintahan Sultan Lingga-Riau yang terakhir, Abdulrahman Mu’azamsyah, ketika ia masih bermastautin di DaikLingga, sebelum pindah dan bersemayam di Pulau Penyengat pada tahun 1900. Sultan Abdulrahman Mu’azamsyah terkenal dengan gaya dan seleranya yang keropa-eropaan. Oleh karena itu, bukan tak mungkin kisah tokoh-tokoh besar Eropa menjadi bahan obrolan ketika ia berkumpul dengan sahabatsahabat Eropanya. Kecenderungan ini terus berlanjut setelah ia bersemayam di Pulau Penyengat. Seperti dicatat oleh Henri Borel dalam sebuah artikel berjudul Een Bezoek Bij Den Sultan Van Lingga (Sebuah Kunjungan Kepada Sultan Lingga, tahun 1905) yang ditulis setelah pejabat urusan bangsa Cina (ambtenaar voor Chinese zaken) di Tanjungpinang itu mengunjungi sang Sultan di istananya di Pulau Penyengat pada 1904. Menurut Borel, Sultan Abdurahman selalu menceritakan dengan bangga semua isi istananya yang bergaya Eropa kepada setiap orang Eropa yang datang berkunjung ke istananya yang megah. Apabila zeitgeist atau semangat zaman yang dijadikan pisau analisa dalam melihat fenomena ‘Napoleonic Legend’ di kerajaan Lingga-Riau pada akhir abad ke-19, maka bukanlah suatu yang berlebihan bila sebuah hikayat orang besar Eropa seperti Napoleon Bonaparte muncul dan dicetak di Daik-Lingga oleh Ofis Cap Kerajaan Lingga milik kerajaan Melayu pewaris kebesaran Melaka itu. Hikayat Napoleon yang dicetak oleh Ofis Cap Kerajaan Lingga mengingatkan kita kepada penyebaran kisah Iskandar Zulkarnain (Alexander The Great), Raja Macedonia, yang dalam tradisi sastra dan pensejarahan klasik Melayu dikisahkan melalui sebuah karya berjudul Hikayat Iskandar Zulkarnain: Sebuah karya yang dapat digolongkan sebagai mirror for the Princes (cermin bagi para raja dan penguasa). *** Sebagai sebuah mirror for the Princes dalam bentuk yang lain, ‘Hikayat Napoleon yang tercetak oleh Ofis Cap Kerajaan Lingga tidak terlepas dari penyebaran legenda Napoleon (Napoleonic legend) di

daratan Eropa dan Inggris, yang kemudian direspons pula di Kepulauan Riau Lingga-Riau. Dengan demikian, bukan suatu yang berlebihan bila mengatakan bahwa Hikayat Napolen dari Lingga ini adalah kelanjutan tradisi Napolenic Legend di Eropa dan Inggris yang diawali dengan penerbitan kompilasi memoar, catatan harian, dan cerita yang ditulis oleh para pengikut Napoleon Bonaparte dalam pembuangan di pulau St. Helena. Di daratan Eropa, karya pertama tentang Napoleon Bonaprte adalah Napoleon In Exile (Napoleon dalam Pengasingan) atau “A Voices From Saint Helena” (Suara-Suara Dari Pulau Saint Helena), yang diterbitkan di London pada tahun 1822. Buku pertama dalam korpus legendalegenda Napoleon ini diikuti pula dengan penerbitan sebuah buku berjudul, Mémoires pour servir à l’histoire de France sous Napoléon, écrits à Sainte-Hélène sous sa dictée (Memoir Sejarah Perancis Selama Pemerintahan Napoleon, didiktekan oleh Sang Kaisar di Pulau St. Helena) oleh Montholon Gourgaud pada tahun 1823. Selepas itu, seorang penulis bernama Francesco Antommarchi menerbitkan pula sebuah karya berjudul, Deniers Momoents de Napoleon (Saat-Saat Terakhir Kaisar Napolen) pada tahun 1825. Selanjutnya, sebuah karya besar tentang Napoleon berjudul Ode a La Colone, yang terdiri dari 28 voleme buku tebal berisikan kisah kemenangan dan penaklukkan oleh bangsa Perancis (Victories et Conquetes des Francais) dihasilkan pula oleh Victor Hugo, sastrawan dan penyair besar Prancis pada tahun 827. Setelah serangkaian penerbitan itu, legenda Napoleon terus berlanjut dengan terbitnya karya Sir Walter Scott yang berjudul Life of Napoleon Buonaparte, Emperor of The French (Kehidupan Napoleon Buonaparte, Kaisar Perancis), di Edinburgh, Inggris, pada tahun yang sama. Pada zamannya, tak ada suatu kekuatanpun yang dapat membendung penulisan dan penerbitan apa saja yang berhubungan dengan legenda Napoleon Bonaparte. Jadi, bukanlah suatu yang mengherankan bila dua buah ‘Hikayat Napoleon’ juga muncul pula nun jauh di DaikLingga, ibu kota Kesultanan LinggaRiau, pada tahun 1888 dan 1889.*** LAYOUT: SYAFRINALDI


perada

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 8 APRIL 2018

13

Orang Berilmu Anakanda Hampiri S

JEMALA KOLOM ABDUL MALIK

ESIAPA pun yang dianugerahi tugas kepemimpinan diwajibkan untuk melaksanakannya dengan amanah. Pasalnya, kualitas kepemimpinan seseorang pemimpin sangat menentukan maju-mundur dan baik-buruknya masyarakat, bangsa, dan negeri yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, untuk memudahkan penyelenggaraan kepemimpinan, kearifan bangsa kita mengajarkan supaya pemimpin tak segan-segan untuk meminta saran dan pendapat kepada sesiapa saja, terutama orang-orang yang ahli dalam bidangnya, lagi terpercaya. Raja Ali Haji rahimahullah, melalui karya-karya beliau, berwasiat agar pemimpin mau meminta saran dan pendapat kepada orang lain sebelum memutuskan sesuatu perkara yang berkaitan dengan kepemimpinan. Di antara wasiat beliau itu terekam di dalam bait-bait syair berikut ini. Wazirul alam empunya sabda Abdul Muluk sultan yang muda Menggantikan kerajaan ayahanda baginda Sukakah kamu atau tiada Menjawab segala hulubalang pendekar Serta sekalian rakyat dan laskar Mengatakan suka riuh dan gempar Gemuruh seperti bunyinya tagar Dua bait syair di atas berasal dari Syair Abdul Muluk. Bait-bait syair itu berkisah tentang Wazir (Perdana Menteri) Negeri Barbari mengumpulkan hulubalang, laskar, dan rakyat sekaliannya. Pertemuan itu dilaksanakan untuk meminta pendapat mereka perihal pengangkatan Abdul Muluk sebagai Sultan Negeri Barbari menggantikan ayahandanya yang telah mangkat. Walaupun menurut hukum dan adat Negeri Barbari bahwa jika seseorang sultan mangkat, maka putranyalah yang harus menggantikannya, Wazir Negeri Barbari tetap melakukan kebiasaan yang baik (konvensi) meminta pendapat rakyat, tentara, dan orang besar-besar kerajaan. Ternyata, semua orang yang dimintai pendapat itu bersetuju Abdul Muluk menggantikan ayahandanya. Dengan demikian, dukungan terhadap Abdul Muluk sebagai pemimpin negeri menjadi sangat kuat. Karena apa? Penunjukan dan pengangkatan sultan baru itu benar-benar mengikuti hukum, adat-istiadat, dan konvensi yang berlaku di negeri tersebut. Sambutan yang bergemuruh dari rakyat dan seluruh laskar negeri menjadi indikator bahwa Abdul Muluk memang sosok pemimpin yang diharapkan dan disukai oleh rakyat serata negeri. Dari nukilan bait syair di atas, ada dua simpulan yang dapat ditarik tentang perkara yang diidealkan dalam adat dan tamadun Melayu. Pertama, penetapan dan pemilihan pemimpin hendaklah diambil dari figur yang paling disukai oleh rakyat. Kedua, setiap pemimpin seyogianya membiasakan diri mau menerima saran dan pendapat orang lain untuk mempermudah penyelenggaraan kepemimpinan. Dengan demikian, kerja-kerja kepemimpinan dapat diselenggarakan secara ugahari. Secara harfiah dan denotatif, ugahari berarti ‘sedang, sederhana, atau pertengahan’. Akan tetapi, ungkapan itu di sini digunakan secara kontekstual yang maknanya ‘mudah, tak rumit, menyenangkan’. Hal itu berarti bahwa upaya pemimpin membuka diri bagi saran dan pendapat yang konstruktif akan memudahkannya menyelenggarakan pemerintahan dan mentadbir negeri, yang pada gilirannya akan didukung oleh sebagian besar rakyat—kalau tak dapat dikatakan seluruhnya—yang memahami tradisi kepemimpinan yang benar dan baik. Pemimpin yang mengamalkan kebiasaan yang baik itu tergolong memiliki kehalusan budi dalam konteks penyelenggaraan kepemimpinan. Di dalam Tsamarat al-Muhimmah ada juga diperikan pedoman penyelenggaraan pemerintahan. Lagi-lagi, ditegaskan mustahaknya pemimpin meminta pendapat kepada orang lain dalam kepemimpinannya. Berikut ini nukilannya. “Kami bebaskan kamu berjumpa kami dan berdatang sembah kepada kami jika ada perbuatan kami yang tiada berbetulan dengan syariat dan adat atau barang yang tiada sedap di hati kamu, tingkah laku kami atau ahli kami [‘anggota keluarga dan atau bawahan’, A.M.]. Maka, yaitu bebaslah kamu berjumpa kami dan berdatang sembah kepada kami kepada tempat yang patut dan pada masa yang patut dengan hal kelakuan yang patut, intaha,” (Raja Ali Haji dalam Malik (Ed.) 2013, 73). Berdasarkan kenyataan di atas, dapatlah diketahui bahwa adat Melayu mengidealkan seseorang pemimpin, atau raja dalam konteks kala itu, begitu dilantik hendaklah bersetia atau berjanji kepada rakyat.

REDAKTUR: RAMON DAMORA

Janji yang diucapkan itu adalah seperti yang tersurat di dalam teks yang dipetik di atas. Intisari teks persetiaan (janji) itu tiada lain bahwa pemimpin seyogianya bersedia menerima saran dan atau pendapat dari masyarakat atau rakyat, yang disampaikan dengan cara-cara yang beradab, sama ada tempat ataupun cara penyampaiannya. Hal itu juga bermakna bahwa tamadun kita tak mewariskan penyampaian pendapat secara berteriak-teriak dan di tempattempat yang tak patut dengan ucapan tak senonoh pula. Dengan demikian, tradisi bertamadun mestilah diselenggarakan dengan cara yang beradab. Jika anakanda jadi menteri Orang berilmu anakanda hampiri Lawan musyawarat berperi Supaya pekerjaan jadi ugahari Di atas itu syair nasihat yang dilampirkan di dalam Tsamarat alMuhimmah, yang dimaksudkan untuk pegangan para pemimpin. Sebaikbaiknya orang yang diajak bermusyawarah dan dimintai pendapat adalah mereka yang berilmu, tentu beriktikad baik pula. Hal itu dapat dipahami karena orang-orang yang berilmu nescaya dapat memberikan saran dan pendapat berdasarkan sudut pandang keilmuan yang menjadi kepakarannya. Maksudnya, masalah hukum misalnya, sosok yang patut diajak bermusyawarah dan dimintai pendapat tentulah pakar hukum, bukan pakar ekonomi, dan seterusnya demikian adanya. Dengan cara itulah sesuatu pekerjaan kepemimpinan akan berjalan secara ugahari. Di dalam Tuhfat al-Nafis Raja Ali Haji dan ayahanda beliau Raja Ahmad Engku Haji Tua memberikan contoh pemimpin yang membuka diri bagi pendapat dan saran orang lain. Berikut ini nukilannya. “Alkisah tersebutlah perkataan Raja Landak, bermula adalah Raja Landak itu namanya Ratu Bagus. Maka apabila ia mendengar Raja Pinang Sekayuk berperang dengan Raja Sebukit di dalam Mempawah, maka ia pun bersegeralah pergi dengan Raden Othman berjalan darat serta dibawanya segala orang Islam Landak, dengan Dayak Cugi mengiring dia. Maka sampailah ia ke Pinang Sekayuk, lalu berjumpa dengan Pangeran Dipati Pinang Sekayuk. Maka berkhabarlah ia kepada Pangeran Dipati kedatangan ia itu kerana hendak mendamaikan Pangeran Dipati dan Pangeran Emas Seri Negara itu kerana apalah faedah berkelahi berbantah, kerana sudah seperti anak buah sanak saudara. Maka jawab Pangeran Dipati, ‘Yang saya tiada apa-apa mana-mana sahaja yang baik kepada Ratu Bagus, kerana pekerjaan saya ini sekali-sekali bukan perbuatan saya, tetapi adalah pekerjaan ini perbuatan anak saya, dengan tiada usul periksanya dan tiada sabar. Beberapa kali sudah saya larang tiada juga diindahkannya sampai masanya inilah

jadinya, tidak pada dengan dia seorang isi negeri dan orang ramai yang menanggung susahnya,” (Matheson (Ed.) 1982, 105—106). Karena mengetahui Raja Pinang Sekayuk dan Raja Sebukit (di Mempawah, Kalimantan Barat) sedang berperang (perang saudara), Raja Landak datang ke daerah yang sedang bergolak itu untuk mendamaikan kedua-dua rajanya yang sedang berperang. Ternyata, nasihat, saran, dan pendapat yang diberikan oleh Ratu Bagus diterima oleh Pangeran Dipati (penguasa Pinang Sekayuk kala itu). Alhasil, peperangan dapat dihentikan dan kedamaian wujud kembali di Negeri Mempawah. Luar biasa rupanya manfaat kesediaan menerima saran dan pendapat orang lain, tentu lebih-lebih pendapat orangorang yang ahli dan arif dalam bidangnya, dalam menciptakan penyelenggaraan kepemimpinan dan pemerintahan yang baik. Raja Landak, Pangeran Dipati Pinang Sekayuk, dan Pangeran Emas Seri Naga merupakan contoh pemimpin, dalam sejarah Kerajaan Mempawah, yang mendapat hikmah kesediaan memberi dan menerima pendapat orang lain sehingga dapat menyelesaikan perselisihan dan perbedaan pandangan, yang tak memerlukan tindak kekerasan. Memang, kesediaan menerima saran dan pendapat dari orang lain melalui musyawarah sejalan dengan pedoman Allah. Di antara firman Ilahi berkenaan dengan perkara itu berikut ini. “Maka, disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya,” (Q.S. Ali ‘Imran, 159). Jelaslah sudah sumber utama tentang pedoman agar para pemimpin membudayakan perilaku meminta saran dan pendapat kepada orang lain dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kesemuanya itu memang sejalan dengan ajaran Allah SWT, Sang Pemilik Kebajikan yang kekuasaanNya tiada bandingannya dengan sesiapa atau apa pun di jagat raya ini. Tentulah pedoman Allah itu yang harus diikuti oleh setiap pemimpin jika kepemimpinannya hendak diperhitungkan dalam kategori cemerlang di dunia ini. Atas dasar itu pula, tak heranlah kita ketika Raja Ali Haji menegaskan juga perkara itu

di dalam Gurindam Dua Belas, Pasal yang Kedua Belas, bait 4 dan 5. Kasihkan orang yang berilmu Tanda rahmat atas dirimu Hormat akan orang yang pandai Tanda mengenal kasa dan cindai Mengasihi orang yang berilmu dan menghormati orang yang pandai tentulah tak perlu dengan memuja dan memuji mereka secara berlebihan. Cukuplah mereka dibawa bermusyawarah untuk dimintai saran dan pendapat berkenaan dengan bidang yang menjadi kepakaran mereka. Dengan begitu, pemimpin mampu mendayagunakan semua potensi yang tersedia di sekelilingnya untuk membantu penyelenggaraan pemerintahan yang diamanahkan kepadanya. In Shaa Allah, kesemuanya akan dimudahkan oleh Allah—menjadi ugahari—karena pentadbiran negeri benar-benar berpedoman kepada Kalam Ilahi. Al-Bukhari berkata dalam shahihnya, “Para pemimpin sepeninggal Nabi SAW bermusyawarah dengan orang-orang berilmu yang amanah dalam permasalahan yang mubah agar mampu menemukan solusi yang termudah. Apabila Al-Quran dan Hadits telah jelas menerangkan sesuatu permasalahan, maka mereka tak berpaling kepada selain itu untuk mengikuti Nabi SAW. Abu Bakar telah berpandangan untuk memerangi kaum yang menolak membayar zakat, maka Umar pun berkata, “Bagaimanakah Anda boleh memerangi mereka, padahal Rasulullah SAW bersabda, ‘Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka mengucapkan Laa ilaha illallah.’ Jika mereka telah mengucapkannya, maka darah dan harta mereka telah terjaga, kecuali dengan alasan yang hak dan kelak perhitungannya di sisi Allah Taala.” Maka Abu Bakar pun menjawab, “Demi Allah, saya akan memerangi orang yang memisah-misahkan sesuatu yang, justeru, digabungkan oleh Rasulullah SAW.” Kemudian, Umar pun mengikuti pendapat beliau. Bermusyawarah untuk menghimpun pendapat dan saran dari orang-orang yang tepat merupakan tradisi kepemimpinan yang diterapkan oleh para sahabat Rasulullah. Betapa Umar ibn Khattab menerima pendapat Abu Bakar As-Siddiq menjadi bukti akan mutu kebiasaan yang baik itu. Dengan cara seperti itulah, segala pekerjaan kepemimpinan menjadi ugahari. Pemimpin yang berkehalusan budi, yang cahaya kearifan menerangi hatinya, senantiasa memahami dan mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang baik lagi terpuji. Pada gilirannya, kearifan itu pulalah yang menyelamatkan diri dan kepemimpinannya sehingga dia akan dikenang orang walaupun tak menjadi pemimpin lagi.***

LAYOUT: SYAFRINALDI


14

MINGGU 8 APRIL 2018

imaji

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

Gemuruh Sunyi di Museum Tsunami P

ERTEMUAN Penyair Nusantara 2016 lalu di Meulaboh juga membawa saya ke Museum Tsunami di Banda Aceh. Sambang ke museum pada sebuah kota, kata aktor Brad Pitt, adalah upaya mengenal lebih dalam lagi kota tersebut. Saya manut. Dan, selangkah dari pintu masuk di museum rancangan Ridwan Kamil itu, saya tahu ada sesuatu yang memang harus disempatkan oleh siapa pun untuk berkunjung ke Museum Tsunami setiba di Tanah Rencong. Kebetulan sedang akhir pekan. Pelancong dari dalam dan luar negeri jamak terlihat. Sebagian besar dari mereka mengabadikan kunjungan ini dengan berfoto-foto dan mencatat sekenanya. Walau begitu, sensasi yang disajikan museum ini berbeda dengan museum kebanyakan. Terlebih ketika memasuki lorong dengan sisi kanan-kiri kucuran air yang tempias sampai ke badan dan diiringi musik latar gemuruh ombak yang menderu-deru. Cekam sabda alam 14 tahun lalu seolah hadir dalam ruang sensori sekujur badan. Kelakar tawa yang saya kantongi sepanjang perjalanan Meulaboh ke Banda Aceh sekonyongkonyong sirna. Berganti sunyi. Bergulung-gulung dan bergemuruh sunyi dalam diri. Nama-nama korban yang terpahat di dinding, benda-benda yang bertinggal, diorama ombak raksasa, adalah narasi sunyi yang lantang dan seketika bercerita dengan suasana gemuruh. Selanjutnya, saya merasa ada lelah dan haru yang beraduk campur jadi satu. Semua itu hanya dapat terbungkus Alfatihah panjang yang tak putus-putus dalam sepenarikan napas.***

FATIH MUFTIH, pejalan, penulis, pembaca, dan pengopi. Berkarya untuk Tanjungpinang Pos Minggu. Blognya mahafatih.wordpress.com. „ REDAKTUR: FATIH MUFTIH

„ LAYOUT: DOBBY F


jerumat

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

MINGGU 8 APRIL 2018

15

Kursi adalah Kunci OLEH: FATIH MUFTIH

Sayap Kiri Jembia

S

ELAIN perangkat komputer dan seabrek buku-buku bagus, yang diperlukan penulis adalah tempat menulis yang nyaman. Memang, ini relatif. Nyaman bagi saya, belum tentu bagi penulis lain. Pun sebaliknya. Satu yang pasti: nyaman adalah kunci. Saya kira, kenyamanan bagi penulis itu bisa bersumber dari meja dan kursi yang digunakan. Menulis, memang ada kalanya, lesehan atau cukup dengan gawai di tangan. Tapi tidak ada yang mengalahkan kenikmatan menulis dengan kursi dan meja yang pas. Mejanya kukuh, kursinya empuk. Betah. Maka untuk urusan dua hal ini, saya dikenal sebagai penulis yang bawel. Kenyamanan meja saya ukur dari ketepatan posisi bidang datarnya dengan posisi saya duduk. Terlalu tinggi bikin sakit tangan, terlalu rendah bikin sakit punggung. Kedai-kedai kopi yang sering saya kunjungi sudah pasti punya komposisi meja yang pas untuk menulis dan ini faktor saya untuk terusterusan kembali, selain kopi yang enak sudah pasti. Saya harus akui, meja di kos saya belum dapat dikatakan nyaman. Posisinya sedikit terlalu rendah dari posisi saya duduk. Agak membosankan dan menyakitkan lama-lama menulis di sana. Belum lagi ruang geraknya yang sempit. Maklum saja, di kos, saya menggunakan meja belajar ala anak sekolahan. Bidang datarnya tidak lebih dari 40 x 60 centimeter dengan rak buku di bagian atasnya. Jujur, ini bukan jenis meja yang saya inginkan. Tapi, untuk sementara waktu harus bisa diandalkan. Meja dengan kaki-kaki kukuh, berbidang lapang, dan posisi ketinggian yang pas itu mahal harganya. Cek saja di toko furnitur atau pasar seken. Tidak akan pernah kurang dari Rp 500 ribu. Itu belum termasuk ongkos angkutnya. Karena itu, untuk sementara waktu, saya lebih gemar membenamkan diri di kedai-kedai kopi. Saya pernah masuk ke kantor seorang kepala dinas untuk melangsungkan sesi wawancara. Saya sama sekali tidak tertarik dengan foto-fotonya yang mentereng di luar negeri, sertifikat berkelas, atau mesin pembuat kopinya yang terpajang di sana. Tapi mata ini berbinar melihat meja lapang berbahan

dasarkan kayu yang tampak cokelat tua berkilat dan ada bagian kaca di atasnya. Dengan meja seluas hampir sebidang papan tenis meja, saya membayangkan bisa meletakkan satu unit layar ukuran 29 inci, agak di sebelah kanan dari posisi duduk, lalu mengosongkan

sedikit di bagian depan untuk komputer jinjing. Sementara di bagian sisi lain, saya bisa mendirikan berderet-deret buku bacaan yang sedang saya suntuki. Oh iya, tentu harus ada titik khusus tempat saya meletakkan gelas kopi dan asbak berbahan kaca. Kenyamanan yang hakiki. Saya tanyakan harga meja semacam ini kepada narasumber di muka. Ia mendeham dan tidak tahu. Tak masalah, setidaknya saya sudah memotret sepintas dan berharap kelak punya meja kerja yang sama di masa depan. Tapi meja yang bagus tinggallah meja yang bagus jika tidak dibarengi dengan kursi yang aduhai. Urusan ini bisa lebih pelik ketimbang memilih meja. Kursi yang nyaman sudah pasti terbuat dari kulit yang menyampuli gundukan busa, lalu ada penyangga tangan di kanan-kiri, dan sebagai bonusnya bisa diayun-ayun sebagai pengusir lelah yang menyita setelah lamalama duduk di sana. Saya kira, harga kursi bisa lebih murah dari meja. Nyatanya tidak. Malah bisa sampai dua kali lipat. Hampir lebih dari empat tahun menulis, saya hanya bisa duduk di atas kursi plastik sebagaimana yang ada di pesta pernikahan. Agaknya, hanya kursi jenis ini yang murah dan punya posisi ketinggian paling pas dengan posisi duduk saya. Tapi celakanya, bahan dasarnya yang plastik membuatnya meliuk ketika semakin lama diduduki. Pernah sekali, saya nyaris

terjengkang ketika asyik menulis. Sejak saat itu, saya berjanji tidak lagi menggunakannya. Karena tahu kursi yang nyaman itu mahal, mengapa tidak untuk mencari yang bekas belaka. Asal masih mampu menyajikan kenyamanan sesuai patokan saya, tidak ada masalah. Putarputar keliling pasar, saya dapat jua kursi warna hitam kusam. Ya, namanya saja bekas, tapi per di bagian bawahnya masih berfungsi. Setelah proses panjang tawar-menawar, akhirnya harganya bisa turun separo. Importir barang bekas dari Singapura itu melunak setelah saya memberi tahukan profesi saya sebagai penulis. Kata dia, perawakan saya lebih pantas menjadi preman pasar dan memerlukan kursi yang nyaman sembari menunggu setoran. Tapi, setelah tahu pekerjaan saya, ia memberikan harga khusus. “Kamu pelanggan pertama yang seorang penulis,” ucapnya. Di sini saya jadi tahu, masih ada banyak ruang lain bagi para penulis di dunia ini, sekali pun hanya di hadapan pedagang barang seken. Sejak saat itu, saya punya kursi yang jauh lebih nyaman dari sekadar kursi plastik. Walau kombinasinya belum sempurna lantaran meja yang seadanya, setidaknya, saya sudah bisa betah duduk berlama-lama dan berayun-ayun ketika bosan datang. Inilah singgasana terbaik saya sebagai seorang penulis. Ada seorang teman menyarankan agar saya berpose sembari menginjak kursi bekas di kamar. Kata dia, foto semacam ini sedang viral. Mana tahu, potret seorang penulis dan menginjak kursi kerjanya bisa ikut tenar. Saya agak ragu memenuhi saran ngawur itu. Ketenaran penulis, saya yakin cuma bersumber satu: karyanya. Jika karena lain hal, itu hanya sensasi recehan. Saya menolak saran itu. Karena saya ingat perjuangan yang saya tempuh agar bisa memboyong kursi bekas ini ke kos. Belum lagi penatnya mengangkat ke lantai dua yang bikin keringat bercucuran. Setelah sederet proses itu, akankah saya kemudian menginjaknya dan tersenyum lebar ke arah kamera. Oh tidak! Kalau sampai hal semacam itu tayang di media sosial (apalagi viral), saya merasa saya seperti menodai mimpi saya sendiri bisa memiliki kursi

tersebut. Sebaik-baiknya perayaan yang bisa saya lakukan terhadap kepemilikan kursi bekas itu, adalah dengan betah lama-lama duduk di sana dan menulis sebuah karya. Bukankah sudah menjadi kodrat sebuah kursi buat diduduki dan bukan buat diinjak? Orang lain mungkin bisa melakukannya. Saya tidak. Jika kursi adalah lambang feodalisme, yang harus dipersalahkan adalah persepsi yang terbangun dari hiruk-pikuk demokrasi kita. Untuk menyebut sebuah kekuatan dalam tubuh legislasi, orang mengistilahkannya dengan kursi. Semakin banyak hitungan kursi yang diduki, semakin digdaya kuasanya. Istilah kursi ini seingat saya belum bergser sampai hari ini. Mereka berebut-rebut kursi kekuasaan setiap lima tahun sekali. Maka, ketika sudah dipastikan mendapatkan kursi, mereka datang ke kantor untuk menduduki, menikmati kulitnya, empuknya, dan ayunannya. Sayang, mereka tidak menulis cerita atau puisi dari kursi sebagus itu. Di sekolah, dulu juga amat dilarang menginjak kursi dan berdiri di sana. Guru bisa mencubit atau memukul dengan penggaris jika sampai ada murid yang nekat. Barangkali itu sebuah bentuk perlawanan, persis sebagaimana yang ditampilkan di film Dead Poets Society itu. Kalau saya diharuskan foto dengan pose menginjak kursi, tentu saya harus melakukannya sebagai sebuah perlawanan terhadap sesuatu. Jika tanpa alasan, saya khawatir dianggap gila dan mengumbar kepongahan. Toh sebagai muslim, saya selalu berpendapat kursi adalah perkakas yang mulia. Ia diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menunaikan kerja-kerjanya. Belum lagi, saya juga masih hapal potongan QS Albaqarah yang disebut Ayat Kursi. Konon, semasa kecil dulu saya diberitahu, setan-setan amat takut dan akan terbakar ketika dilantunkan ayatayat ini. Maka, ketika teman saya meminta saya melakukan pose menginjak kursi, saya buru-buru melafalkan Ayat Kursi. Mungkin teman saya sedang kerasukan setan dan untuk itu perlu dirukyah dengan Ayat Kursi.***

Perihal Cerpen Strukturalisasi Pengalaman, Imajinasi, dan Nilai OLEH: KUNTOWIJOYO (1943 - 2005)

Sejarawan, Sastrawan

B

URU-BURU harus dikatakan bahwa pada dasarnya seseorang menulis itu harus dengan intuisi, tidak dengan formula apapun. Artinya cerita rekaan begitu saja keluar secara langsung, alamiah, dan sederhana. Meskipun setiap penulis pasti mempunyai kiat sendiri-sendiri, tetapi barangkali pengalaman saya di bawah ini ada kesamaannya dengan pendekatan teman-teman penulis lain. Pada mulanya cerita-cerita selalu mulai dengan gagasan yang sangat sederhana. Gagasan cerita telah mengendap beberapa lama, menjadi satu dengan pikiran saya, kemudian menggoda untuk dituliskan. Gagasangagasan cerita timbul tenggelan dalam benak saya sejak lama, sehingga banyak cerita yang sudah terpikirkan dua puluh tahun yang lalu atau lebih tua lagi baru dituliskan pada tahuntahun 90-an. Misalnya cerita saya Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan (Kompas, 1997) — yang berkisah tentang orang mencari jimat dengan menggigit telinga orang yang meninggal pada hari Selasa Kliwon — berasal dari gagasan cerita pada pertengahan pertama dasa warsa 1960an. Setelah dipikir-pikir, saya ragu menuliskannya, sebab jangan-jangan gagasan itu tidak lagi realistis. Saya berani menuliskannya pada pertengahan 1990-an ketika tukang yang bekerja pada saya minta cuti untuk menjaga kubur orang yang meninggal pada hari Selasa Kliwon. Gagasan tentang jimat itu masih hidup di pedesaan sekitar Yogya pada tahun 1960-an. Demikianlah, maka saya berani menuliskannya. Menyimpan gagasan cerita memang dapat menjadi beban apalagi kalau cerita-cerita itu menumpuk. Untunglah saya punya kebiasaan menulis sinopsis cerita dalam buku yang saya ‘Catatan Kecil’ sejak 1962, sehingga gagasangagasan itu tidak menjadi beban ingatan saya. Selain itu, ‘Catatan Kecil’ membuat saya tetap optimis bahwa saya masih akan mampu menulis, meskipun lama ‘pensiun’. Terbukti, saya mampu menulis kembali setelah lebih dari dua puluh tahun (1973-1993) tidak menulis, bahkan satu cerpen pun. Sesungguhnyalah kebiasaan mengendapkan gagasan ‘beberapa lama’ itu ada segi positifnya dan ada segi negatifnya. Positifnya ialah bahwa REDAKTUR: FATIH MUFTIH

gagasan-gagasan itu sudah benarbenar masak, dan saya pun sudah sangat ingin mengeluarkannya. Lagi pula, tampak bahwa karya sastra lair dari lubuk jiwa yang terdalam, terasa suasana antik dan abadinya. Negatifnya ialah saya tidak bisa menulis cerita berdasarkan peristiwa-peristiwa yang aktual, sehingga tampak konservatif, ketinggalan zaman, dan sepertinya tidak berpartisipasi dalam sejarah yang sedang terjadi. Untuk menghibur diri, saya berpendapat bahwa memang seorang pengarang adalah sastrawan bukan jurnalis. Kebetulan saya juga belajar sejarah, sehingga ‘berapa lama’ itu tidak menggelisahkan. Saya cenderung mengendapkan gagasan cerita untuk ‘beberapa lama’, sampai saya yakin bahwa cerita itu ada harganya untuk diketahui orang lain. Maka menoleh ke belakang terhadap pekerjaan saya, ternyata saya juga menggunakan semacam formula, tetapi tidak wantah begitu saja. Saya cenderung menunggu gagasan sampai matang betul. ‘Matang’ berarti bawha semua unsur cerita menjadi lengkap namun tetap terasa spontan, wajar, tanpa beban. Kelengkapan unsur-unsur cerita dapat dirumuskan sebagai three in one – persis seperti sampo dengan krim pembersih, kondisioner rambut, dan antiketombe. Ketika unsur itu ialah STRUKTURALISASI PENGALAMAN, STRUKTURALISASI IMAJINASI, dan STRUKTURALISASI NILAI. Pertama, karya sastra saya adalah strukturalisasi pengalaman. Pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, pengalaman kolektif, dan pengalaman hasil riset. Saya sendiri belum pernah menulis berdasarkan hasil riset, karena selama ini rasanya sudah cukup sibuk dengan pengalaman sendiri, orang lain, dan kolektif. Pengalaman yang menjadi bahan dasar suatu cerita itu berserakan, terletak di sana-sini, tidak pernah utuh, dan selalu sepotong-sepotong. Tidak pernah terjadi satu pengalaman menghasilkan satu cerita. Pengalaman yang utuh– yang disebut satuan kajian– lalu diberi struktur hanya mungkin dalam tulisan ilmiah, seperti sejarah, sosiologi, politik, psikologi, dan sebagainya. Lihatlah misalnya cerita pendek saya, ”Dilarang Mencintai Bungabunga” (Pustaka Firdaus, 1992) yang

saya buat pada tahun 1968. Seingat saya hanya ada tiga pengalaman pribadi, yaitu “pekerja keras”, “berpindah-pindah”, dan “laki-laki pencinta bunga”. Pekerja kerasnya adalah tetangga saya. Dia orang Jepang, tidak kembali setelah Jepang kalah, mengawini perempuan tetangga saya, dan berganti nama dengan Saleh. Dia bekerja di bengkel kereta api, entah kapan berangkatnya, tetapi selalu pulang selepas Magrib lewat depan rumah. Jalannya tampak bergegas, tidak peduli orang lain, sehingga saya pun tidak pernah menegurnya. Berpindah-pindah adalah pengalaman keluarga saya. Sebagai pegawai rendahan di perusahaan Negara Garam, ayah selalu berpindah-pindah tempat. Terakhir sekali ayah pindah ke kota Yogyakarta, sebuah kota kedua. Sedangkan laki-laki pencinta bunga adalah kawan saya di tingkat pertama universitas. Di kamarnya selalua da kembang setaman, warna-warni bunga dengan mawar yang dominan. Pengalaman itu tersebar di sana-sini tidak pernah utuh. Pengaranglah yang harus membuat pengalaman yang hanya berupa potongan itu menjadi sebuah struktur yang utuh dan bermakna. Kedua, karya sastra adalah strukturalisasi imajinasi. Pengarang itu seperti tukang batu. Di hadapannya ada batu bata, pasir, semen, kayu-kayu, dan genteng tanah yang harus dibuat menjadi sebuah rumah. Dengan sendirinya dia harus punya imajinasi tentang bentuk rumah itu. Demikian juga seorang pengarang harus mempunya imajinasi mengenai struktur cerita yang akan dibuatnya. Dalam Dilarang Mencintai Bunga-bunga saya membayangkan adanya seorang tua, pagar tembok, anak laki-laki usia sekolah, ibu yang bijaksana, dan ayah yang suka kerja keras. Dengan imajinasi saya melengkapi, mengubah, merangkai, merekat dan menyulap pengalaman itu menjadi sebuah satuan yang punya makna. Ketiga, karya sastra adalah strukturalisasi nilai. Nilai dapat berasal dari agama, filsafat, ilmu, kata-kata mutiara, kebijaksanaan sehari-hari, peribahasa, atau dari mana saja. Secara kebetulan di universitas waktu itu saya sedang belajar Max Weber. Weber di antaranya

membedakan aksketisme surgawi dan asketisme duniawi. Tokoh orang tua adalah dari tipe asketisme surgawi (ketenangan jiwa, kebahagiaan batin) dan tokoh ayah yang dari tipe asketisme duniawi (Kerja, kerja). Anak lelaki itu terjepit di tengah-tengah. Jadi dalam cerita itu, nilai itu diambil dari sosiologi klasik. Jangan sampai nilai itu membebani karya sastra, membuat pengarang lupa akan penting-

nya strukturalisasi. Sebaliknya, jadikanlah nilai sebagai nilai tambah sebuah karya sastra. Memakai atau tidak memakai formula, perlu diingat bahwa pada hakikatnya cerpen adalah strukturalisasi adalah karya sastra adalah fiksi adalah “Dunia yang Mungkin”; bukan fakta, jurnalisme, karya ilmiah atau esai filsafat. Sumber: Kompas Minggu 22 November 1999. LAYOUT:SYAFRINALDI


16

&

MINGGU 8 APRIL 2018

TANJUNGPINANG POS Koran Nasional dari Kepri

Dekker Devira A

KU tahu, semula tidak pernah kausangka bahwa sosok utama di balik buku bersampul marun di tanganmu itu adalah nama yang sudah akrab di t elingamu. Tapi bukan sebagai Max Havelaar atau Multatuli. Tapi, Tuan Dekker. “Maksudnya, Douwes Dekker?” tanyamu. Siapa lagi Dekker pesohor yang sama terngiang ke telinga kita lewat buku-buku sejarah di sekolah. Nama lengkapnya adalah Eduard Douwes Dekker (1820 - 1887). Seorang Belanda yang mendapat tempat terhormat dalam skena perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Keprihatinannya akan kelangsungan nasib dan pendidikan pribumi kala itu mempertemukannya dengan Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara yang kemudian menuju pada pendirian sebuah organisasi Indische Partij. Pengabdian selama 18 tahun sebagai asisten residen di Lebak bukan sesuatu yang penting-penting amat bagi Dekker. Justru, ia menebus kesalahan bangsanya melalui gugatan novel biopik yang sedang ada dalam tanganmu itu, Devira. “Max ini kisah seorang Dekker?” kejarmu. Iya. Sebuah novel yang, kata Pramoedya Ananta Toer kepada New York Times, berhasil membunuh kolonialisme di Hindia Belanda. Terbit pertama kali pada tahun 1860 di Belanda, buku Max Havelaar ini menggegerkan negeri itu. Kisah-kisah kejamnya kolonial seolah terbongkar dengan diterbitkannya buku ini. Kebenaran dari isi cerita di buku ini pun tak pernah diperdebatkan. Douwes Dekker sendiri menantang pemerintah Belanda untuk membuktikan kekeliruan kisah dalam bukunya. Dari sini, kita sama tahu Devira, bahwasanya perlawanan juga bisa diwujudkan lewat goresan pena. Angkat senjata tentu jadi pilihan lain. Namun, lewat sebuah karya, kita jadi tahu arti nirbatas bekerja untuk keabadian. “Saya pikir harus menulis kisah saya sendiri juga. Siapa tahu itu bentuk perlawanan yang lain,” katamu.***

cindai

Foto Narasi

: Yandi Oi : Fatih Muftih

BIODATA DEVIRA Nama TTL Alamat Sekolah Instagram Hobi Buku Bacaan

: Devira Ilhah : Tanjungpinang, 22 April 2001 : Jalan Tg. Uban Km. 40 Kangboi : SMA Negeri 1 Teluk Bintan : dvrailha22 : Membaca, Jalan-jalan : Max Havelaar Karya Multatuli

Mahkota Pecah Intan Bertabur S

TEMBERANG KOLOM HUSNIZAR HOOD

REDAKTUR: FATIH

EJAK hari kamis kemarin di dalam kepala otak saya ini hanya ada semacam lintasanl intasan kenangan yang coba saya kumpulkan lagi, walaupun agak sulit rasanya. Karena kenangan itu sudah cukup lama, mungkin sekitar 20 tahun yang lalu, maka saya harus memungut satu per satu sepanjang sejarah perjalanan kami, ya, kami itu adalah saya dia dan tentu saja Mahmud. Dia memang sejarawan, segala seluk-beluk lika-liku negeri ini sejak zaman dahulu kala hingga kemarin itu rasanya seperti ada dalam koceknya, yang kapan-kapan saja ingin ia keluarkan akan langsung bagai tergeletak di atas meja. Saya dan Mahmud memerlukan itu karena kami sadar kami bukanlah pembaca yang baik apalagi membaca naskah-naskah lama, yang ditulis dengan tulisan Arab Melayu atau tulisan-tulisan lain yang kadang isi tulisannya ada terkait dengan keberadaan negeri ini berbahasa Prancis, Jerman apalagi Inggris, dilahapnya semua. “Itu, kalau mau menjadi sejarawan harus seperti itu, menguasai banyak bahasa,” ujar Mahmud setengah sombong setengah kagum. Karena saya tahu kawan saya Mahmud itu hanya bahasa Melayu sajalah yang bisa diandalkannya ditambah dengan kemampuan membaca tulisan Arab Melayu walau merangkak-rangkak tetapi sampai jua akhirnya. Agak masam muka kawan saya itu ketika ihwal membaca macam jalan merangkak itu kami bahasa berdua. Baginya biarlah merangkak tapi kita telah membaca sejarah dari pada mereka memang masuk di dalam sejarah tapi hanya merangkak-rangkak saja kerjanya. “Kita ini harus masuk dalam sejarah, Tok,” ujar Mahmud ketus, “walaupun sejarah itu bukanlah sejarah besar akan negeri ini minimal kita masuk dalam sejarah memori ingatan kawan-kawan kita sendiri, misalnya sejarah tentang awak, dia ada dalam sejarah ingatan saya dan tentulah sejarah tentang saya akan ada pada sejarah ingatan awak, betul tak?” ujar Mahmud lagi dengan nada tanya dan berharap dijawab. Saya merapikan kumis dan janggut saya sambil mendengarkan Mahmud. Kadang memang benar apa yang dikatakan Mahmud. Hari ini kita banyak lupa akan kenangan kawan-kawan kita dulu itu karena dia tak melakukan apa-apa yang berarti yang pernah kita ketahui. Karena itu dia akan hilang begitu saja. Maka jadilah bagian dari sejarah, besar atau kecil yang penting ada. Hanya kalau saja hari dia masih ada saya kira dia akan melenting suaranya dengan nada tinggi, “Puisi bengak, kepala otak dia, bapak dia yang ngajar agak!” Itulah begitu kalau dia sudah marah, seperti marahnya kita mendengar orang membaca puisi hari ini dari tulisannya tentang konde dan cadar tentang

kidung dan azan yang disanding-bandingkan, yang ditulisnya dengan sadar kemudian minta maaf karena ketakutan. Saya tak tahu judulnya apa karena saya anggap itu bukan puisi tapi itulah mungkin asal muasal akan terjadi “mahkota pecah intan bertabur”, yang saya katakan di awal tadi. “Mahkota siapa yang pecah?” tanya saya. Mahmud kawan saya itu terkekeh-kekeh mendengar pertanyaan saya itu, “Mahkota kekuasaan,” jawab Mahmud tangkas. “Intan mana yang bertabur?” tanya saya lagi. “Intan payung anak buah kesayangannya akan bertabur mencari selamat, mencari perlindungan.” Bukankah lazimnya sebuah kekuasaan selalu begitu kalau lagi berkuasa dia akan dikelilingi ungkapan semanis madu tapi ketika kekuasaan itu pecah atau hilang maka semua akan terasa pahit bagai empedu. Pada hari Kamis itu entah kenapa kenangankenangan yang akan saya kumpulkan itu tibatiba saja menumpuk, seperti menggunung tingginya ketika saya diceritakan bahwa dia kawan saya dan juga kawan Mahmud yang saya katakan itu paling suka dan tawanya akan mengilai sejadinya ketika dikatakan bahwa di sini ada “mahkota pecah intan bertabur”. Saya tahu, Zana, selalu saya memanggilnya begitu, anak saudaranya yang menceritakan tentang Mahkota Pecah Intan Bertabur itu, ingin

mendapatkan suasana ceria tentang dia yang setahu saya memang selalu ceria. Karena Zana tahu, kita bukan sedang meratapi kepergiannya tapi semakin Zana menceritakan bahwa dalam mengilainya lewat telepon dan dia bilang “Mahkota pecah intan bertabur itu kesukaan aku, masakan emak aku,” maka kenangan yang ada dalam kepala saya yang tadinya menggunung kini terasa tiba-tiba runtuh. Serentak dengan runtuhnya air mata saya, Mahmud dan juga orang-orang yang pernah sangat dekat dan pernah mengenalnya. Dia itu adalah Hasan Junus, sastrawan besar dari Pulau Penyengat, kawan kami bermain dan telah enam tahun pergi mendahului kita dan pada hari Kamis kemarin itu kami membincangkannya lagi, membincangkan banyak karya-karyanya, membincangkan kemampuan dia berbahasa dan juga Mahkota Pecah Intan Bertabur, bubur kesukaannya. Pulang ke rumah saya cari-cari informasi seperti apakah bubur kesukaannya itu. Judulnya saja membuat kita terpesona, sebuah mahkota yang berbalur intan, mahkota yang tak boleh pecah agar intan tak bertabur. Ingin saja saya bertanya kepada istri saya, mungkin dia pernah tahu akan bubur atau makanan seperti apakah itu. Maklumlah istri saya itu kalau jenis-jenis bubur atau kuliner Melayu semua ada dalam kepalanya. Tinggal mau atau tidak mau saja dia akan mewujudkannya. Hafal nama, hafal resepnya dan lanjut dia akan buktikan bahwa dia bukan hanya mahir berkata-kata tapi juga tangkas di depan kompor gas. Ini bukan promosi atau kampanye pilihlah pasangan yang dengan ibu rumah tangganya paling baik hebat dan menarik. Pandai memasak dan energik, tapi ini adalah istri saya yang masakannya tak terbantah dan tahu pula makanan warisan sejarah, seperti Mahkota Pecah Intan Bertabur itu. Hanya saya tak ada keberanian untuk memujuk istri saya, maunya dia cobalah memasak bubur itu, saya ingin sekali merasakannya, mencicipi dan melihat bentuknya, apakah sesuai dengan nama. Tapi istri saya sejak kemarin tak boleh diganggu. Dia sedang fokus belajar menghadapi ujian kesarjanaanya, makanya di luar kamar saya tulis dengan spidol, “Harap tenang ada yang belum tenang.” Semoga yang membaca bisa memahaminya, walaupun dia pandai memasak tetap tak berani saya minta dia membuat Mahkota Pecah Intan Bertabur itu. Semoga masih ada orang baik yang mau memasakkannya. Saya lihat istri saya wajahnya serius, saya berdoa semoga tidak terjadi “Laptop Pecah, Kertas Bertabur”, walaupun saya lihat di kamar penuh dengan buku-buku. Tiba-tiba angin di luar jendela mati, daundaun tak bergerak. Saya menarik nafas dalam, membaca Alfatihah buatmu, Hasan Junus, dan kemudian membaca Alfatihah buat Alfa Edison, seorang sahabat yang pergi meninggalkan senyum dan pasti kelak banyak yang merindukan senyumannya. Selamat jalan, Alfa…***

LAYOUT: DOBBY F


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.