Kita & Kata|1
2 | LPME Ecpose
“sebuah persembahan untuk Anggota Tetap LPME ECPOSE 2017...”
L PME E CPOSE Kita & Kata|i
Tim Penulis: Ali Ridho Ananda Denia P. Dian Rismayasari Haryo Pamungkas Ilham Faurizal R. M. Muwafikul Hoyr
M. Ali Hasbi M. Hairullah Riski Hidayatullah Siti Nur Malika Shafly Pradana L. Umara Putri T.
Tata Letak dan Desain Sampul: Triana Novitasari Penerbit: Lembaga Pers Mahasiswa Ekonomi (LPME ECPOSE) Jl. Jawa no. 17 (Kompleks UKM FEB UNEJ) Jember 68121 Email: lpm_ecpose@gmail.com Cetakan I, Maret 2018 viii+143 hlm.; 14,8 x 21 cm
ii | LPME Ecpose
DAFTAR ISI KEPING 1 : OPINI Akankah Indonesia Menjadi Indonesia Raya? | 3 Berbeda Adalah Satu | 11 Bosan? “ML” Aja, Yuk! | 15 Bukan Sekedar Janji Manis Tetapi Harus Realistis | 19 Dari Mahasiswa, Oleh Mahasiswa, Untuk Mahasiswa | 23 Driver Perubahan atau Agent of Change Harusnya Tertanam dalam Diri Mahasiwa Jaman Now | 27 Garam | 31
Kita & Kata|iii
Hoax yang Semakin Canggih | 35 Ilmu dalam Buku | 39 Kekerasan Pada Anak Masih Marak Terjadi | 45 Kiat-Kiat Memahami Pebisnis Arab Saudi | 49 Lalu Lalang Pengemis | 51 Organisasi dan Mahasiswa | 55 Perdagangan Global VS Kebijakan Proteksionisme AS | 61 Semua Orang Bisa Jadi “Hero� | 69 Sumpah Pemuda Dilihat dari Perspektif Generasi Muda Era Globalisasi | 73 Wajah Fakultasku | 79 KEPING 2 : RESENSI Keteguhan Pemuda dari Sudut Singapura | 85 Lain Karakter, Lain Pula Kisahnya | 89 Perubahan dalam Tatanan Pendidikan Terhadap Anakanak di Mamugu, Kabupaten Asmat, Papua | 93 KEPING 3 : CERPEN Ruh Karet | 99 New Mom | 111
iv | LPME Ecpose
KEPING 4 : PUISI Buk! | 125 Sumpah Pemuda | 127 KEPING 5 : CATATAN HARIAN Cerita Tentang Payung dan Hujan | 131 Hujan | 135 Hujan Sang Cerminan Masa Lalu | 141
Kita & Kata|v
vi | LPME Ecpose
TENTANG “KITA & KATA�
S
elamat untuk Anggota Tetap LPME Ecpose angkatan 2017 yang hingga saat ini masih tetap semangat untuk berproses di Ecpose. Bulan ini memasuki pertengahan Maret 2018, itu berarti sudah satu tahun kalian bergelut dengan serangkaian kegiatan-kegiatan di Ecpose. Satu tahun, bukanlah waktu yang singkat. Suka-duka, senang-susah, telah kalian lalui bersama. Tentu masih lekat di ingatan, beberapa kawan yang dulu pernah berjuang bersama kalian, namun lambat laun mulai gugur satu per satu. Menyisikan segelintir awak, yaitu kalian, yang masih mau dan bersedia untuk berproses di Ecpose. Nah, pada titik di mana kalian telah berhasil menyentuh tahun pertama kalian di Ecpose, ijinkanlah “Rumah Ora-
Kita & Kata|vii
nye� untuk merangkum jejak perjalanan kalian dalam satu buku. Suatu bentuk persembahan. Buku “Kita & Kata� ini menampilkan tulisan kalian, mulai dari saat pendaftaran, saat menjalani proses magang, hingga saat setelah diangkat menjadi Anggota Tetap. Tulisan-tulisan di dalamnya ada yang pernah dimuat di salah satu media Ecpose, ada yang dimuat di blog pribadi kalian masing-masing, dan ada pula yang belum sempat dipublikasikan. Sila kawan-kawan baca kembali, sebagai sarana mengenang masa lalu, maupun untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga buku ini dapat menjadi pemantik bagi kalian untuk tetap semangat menulis. Memilih untuk bergerak dalam kegiatan jurnalistik, berarti memilih untuk mengabadikan sebagian hidup kita dalam barisan kata, dalam suatu tulisan. Mengapa harus menulis? Ibarat perang, senjata kita adalah tulisan. Apabila tulisan tumpul, maka gugur sudah perjuangan. Dengan demikian, sudah tentu menulis adalah wajib. Tetap pelihara api semangat itu. Ecpose masih membutuhkan semangat-semangat kalian untuk terus hidup. Mari menulis, berkarya, dan mencipta sejarah bersama LPME Ecpose. Salam. [] Jember, Maret 2018
Triana Novitasari Pimpinan Redaksi LPME Ecpose tahun 2017
viii | LPME Ecpose
KEPING 1 [ opini ]
Kita & Kata|1
2 | LPME Ecpose
AKANKAH INDONESIA MENJADI INDONESIA RAYA? [ M. Muwafikul Hoyr ]
I
ndonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Letak Indonesia yang strategis dengan diapit di antara dua benua dan dua samudera, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, menjadikan negara Indonesia menjadi pusat jalur perdagangan antar negara di dunia. Namun di balik semua itu, terdapat masalah yang besar dalam diri Indonesia yang bertahun lamanya belum terpecahkan sejak awal Proklamasi RI 18 Agustus 1945. Begitu proklamasi kemerdekaan Indonesia, serasa beban masyarakat yang menonton langsung pengucapan Proklamasi terasa hilang mendengar bacaan Ir. Soekarno tersebut. Indonesia Raya merupakan tujuan utama negara Indonesia dalam menjalankan nahkoda kepemimpinan yang dinahkodai Presiden RI pertama kali yaitu Ir. Soekarno. Kita dan Kata|3
Tetapi tujuan tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam waktu sekejap bagi negara Indonesia. Butuh waktu bertahun lamanya dalam menciptakan Indonesia Raya. Sekalipun kemerdekaan Indonesia telah diakui secara de facto dan de jure, tetapi masih belum merdeka dalam hal kesejahteraan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Seperti yang kita ketahui, bahwa kesejahteraan umum (keadilan sosial) sebagai tujuan negara bukan berarti kewajiban negara untuk menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat, sehingga rakyat berupaya untuk mewujudkan kesejahteraan bagi dirinya sendiri, akan tetapi rakyat mempunyai hak dan kewajiban untuk mencapai kesejahteraannya. Negara hanya bertugas untuk menciptakan suasana atau keadaan yang memungkinkan rakyat dapat menikmati hak-haknya sebagai warga negara dan mencapai kesejahteraan mereka semaksimal mungkin. Pemerintah Indonesia dalam setiap implementasinya terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat selalu menjadikan kesejahteraan sebagai tujuan yang hendak dicapai. Saat ini dengan kondisi Indonesia yang masih berada dalam lingkaran setan negara berkembang, banyak per- masalahan baik yang terjadi di bidang ekonomi, sosial, politik dan lain-lain. Dalam mengatasi masalah ini, pemerintah terus berbenah untuk meminimalisir masalah tersebut. Namun dukungan dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk mempercepat penyelesaian segala permasalahan yang ada. Permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan, korupsi, penegakan hukum yang lemah, kualitas pendidikan yang rendah, pengelolaan sumber daya alam yang buruk, kasus SARA yang mera-
4 | LPME Ecpose
jalela, kerusakan lingkungan, kesenjangan sosial, kemacetan, pengangguran dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun saya akan membahas permasalahan di bidang ekonomi dan keterkaitan dengan permasalahan yang lain. Di Indonesia saat ini, masalah yang bersinggungan dengan ekonomi rakyat terutama dalam bidang pangan. Bidang pangan adalah masalah serius di Indonesia yang masih bergantung pada bahan pangan impor sehingga kedaulatan pangan belum bisa tercapai dan membuat harga pangan di Indonesia tidak stabil. Kita mengambil contoh beras. Indonesia merupakan negara yang agraris, karena kebanyakan orang Indonesia bermatapencaharian dari hasil pertanian dan kita patut memberikan apresiasi bahwa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dalam sektor pertanian untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia memiliki hasil pertanian yang melimpah, misalkan padi. Padi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia karena padi adalah bahan pangan utama keseharian masyarakat Indonesia. Kualitas padi Indonesia tidak kalah kualitasnya dengan padi-padi luar negeri. Namun kenyataannya, pemerintah masih mengimpor beras dari luar negeri seperti dari India dan Pakistan, padahal kualitas beras luar negeri masih lebih baik daripada kulitas padi Indonesia. Jika persediaan padi dilakukan semaksimal mungkin maka masyarakat Indonesia akan terpenuhi kebutuhan sembakonya dan tidak mungkin dengan persediaan beras yang mencukupi akan memengaruhi stabilitas harga padi di Indonesia dan bisa menyebabkan menurunnya
Kita & Kata|5
angka kemiskinan di Indonesia. Jika pemerintah memanfaatkan petani sebagai bahan acuan dalam memajukan hasil pertanian padi, tentu profesi petani akan memaksimalkan kualitas hasil padinya dan bisa menjadikan hasil berasnya menjadi kualitas yang baik, sehingga tidak ada kebijakan impor di Indonesia dan harga beras Indonesia akan bersaing di pasar Internasional dengan negara penghasil beras lainnya seperti Thailand, Vietnam, India, dan lain-lain. Data impor beras menurut negara asal utama tahun 20102015: Negara Asal
2010
Vietnam
2012
2013
467.396 1.778.480 1.084.782
Thailand Tiongkok
2011
1
2014
2015
171.286
306.418 509.374 366.203 126.745
209.127
938.695
315.352
94.633
3.637
4.674
3.099
639,8
1.416
479
90.653
34.167
India
601
4.064
259.022
107.538
Pakistan
4.992
14.342
133.078
75.813
AS
1.644
2.074
2.445
2.790
1.078
0
0
5.000
0
1.240
840
0
10,8
1.506
22,5
0,5
0
0
198,4
1.637
12.568
18.722
15.838
10.734
687.581 2.750.476 1.810.372
472.664
Taiwan Singapura Lainnya Jumlah
61.715 180.099
844.163 861.601
Sumber: Badan Pusat Statistik Catatan: 1Berdasarkan Keppres No.12/2014 tentang penggunaan kata Tiongkok untuk menggantikan kata Cina, Diolah dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai (PEB dan PIB), Data dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia.
6 | LPME Ecpose
Daftar 10 Negara Penghasil Beras Terbesar di Dunia: Negara
Jumlah Prod. Jumlah Ekspor Jumlah Impor (juta ton) (juta ton) (juta ton)
Lokasi
Tiongkok
206,5
0,4
2,5
Asia
India
153,8
11,5
-
Asia
Indonesia
70,8
-
1
Asia
Bangladesh
52,4
-
1,3
Asia
Vietnam
45
6,5
-
Asia
Thailand
34,3
11
-
Asia
Myanmar
28,9
0,7
-
Asia
Filiphina
18,9
-
1,9
Asia
Brazil
12,1
0,8
0,6
Amerika Selatan
Jepang
10,5
-
0,7
Asia
Sumber: Data Jumlah Produksi, Ekspor dan Impor dikutip dari Publikasi FAO (Food and Agriculture Organization) of the United Nations, Rice Market Monitor, Volume XVIII Issue No. 2, July 2015.
Berdasarkan data di atas, meskipun Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam penghasil beras terbesar di dunia, namun Indonesia sama sekali tidak termasuk dalam jajaran eksportir beras di pasar global. Sebaliknya Indonesia menjadi bagian dari negara importir beras terbesar di dunia. Dalam proyeksi USDA untuk periode 2015/2016 (kalender 2016), Indonesia bersama Iran di peringkat empat untuk impor beras setelah Tiongkok 4,7 juta ton, Nigeria 2,50 juta ton, dan Filipina 1,8 juta ton. Untuk periode itu, impor Indonesia diperkirakan mencapai 1,6 juta ton, sama dengan Iran. Impor beras dilakukan Indonesia bisa jadi karena terus menurunnya stok beras di akhir tahun. Pada 2011/2012 (kalender 2012), stok akhir tahun masih sebanyak 7,40
Kita & Kata|7
juta ton, pada 2012/2013 (kalender 2013) sebanyak 6,48 juta ton, pada 2013/2014 (kalender 2014) sebanyak 5,50 juta ton, periode 2014/2015 (kalender 2015) sebanyak 4,16 juta ton, dan pada 2015/2016 (kalender 2016) diperkirakan stok beras akhir tahun RI tinggal 3,41 juta ton. Sehingga dapat kita ketahui bahwa Indonesia masih bergantung dalam hal pangan terhadap negara Asia lainnya seperti Tahiland, Vietnam, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin tinggi tiap tahunnya sehingga hasil panen pertanian para petani Indonesia yang tidak mampu mencukupi perilaku konsumsi masyarakat yang makin hari makin tinggi, sehingga terpaksa pemerintah dalam hal ini kebijakannya mengurangi kegiatan ekspor dan sebaliknya meningkatkan impor dari negara lain untuk menutupi perilaku konsumsi masyarakat tiap harinya. Dengan demikian, yang harus dilakukan Indonesia agar tidak bergantung pada impor tersebut adalah dengan meningkatkan produksi di dalam negeri antara lain: 1. Menjadikan daerah-daerah yang berpotensi dalam sektor pertanian menjadi sentral utama dalam proses produksi. Untuk itu, pemerintah harus koordinasi dengan pihak daerah untuk mengembangkan sektor pertanian di daerah itu salah satunya tanaman padi. 2. Membuat infrastruktur yang layak, seperti akses jalan yang baik sehingga proses distribusi hasil panen mudah, cepat, dan efisien. 3. Memberikan sarana dan prasarana pertanian seperti alat-alat pertanian yang modern sehingga para petani tidak ketinggalan dalam penggunaannya dan bisa bersaing dengan yang lainnya.
8 | LPME Ecpose
4. Membangun sarana pembantu atau suprastruktur dalam meningkatkan proses produksi pertanian terutama tanaman padi, seperti pembangunan irigasi, pembangunan pabrik pupuk dan penyimpanan hasil pangan. Kelangkaan dan kekeringan di Indonesia menjadi salah satu penyebab permasalahan pertanian di Indonesia. Bung Karno pernah mengatakan: “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.” Selain itu, Henry Ford juga mengatakan: “Antusiasme atas semangat yang besar adalah dasar dari semua kemajuan. Dengan antusiasme, akan ada kepandaian, kecakapan dan prestasi. Tanpa antusiasme yang ada hanya alibi.” Untuk menjadikan negara Indonesia menjadi negara Indonesia Raya memang butuh waktu jangka panjang. Masih banyak setiap permasalahan kecil maupun besar yang harus dibenahi baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Maka dari itu, baik dari segi pemerintah maupun masyarakat harus melakukan suatu perubahan baik dari segi pemerintahan maupun individu masing-masing dan daya semangat yang berkobar seperti bara api di setiap kalangan khususnya bagi penerus bangsa serta harus merubah mindset move down menjadi move up demi terciptanya negara Indonesia yang sejahtera yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 menuju “Indonesia Raya”. [] [Tulisan dibuat saat penulis mendaftar di LPME Ecpose. pada Maret 2017]
Kita & Kata|9
10 | LPME Ecpose
BERBEDA ADALAH SATU [ Haryo Pamungkas ]
D
alam sebuah buku yang ditulis oleh Idris Shah, The Sufis, dikisahkan mengenai secuil hakikat primordial perbedaan. Dahulu, ada empat pria yang terdiri atas pria Persia, pria Turki, pria Arab dan pria Yunani. Mereka telah menempuh perjalanan panjang dan jauh. Untuk melepas lelah seusai perjalanan, mereka berhenti di sebuah desa dan sepakat akan menggunakan sisa uang bekal perjalanan itu. Namun terjadi sebuah pertengkaran kecil pada mereka. Pria Persia mengatakan ingin membeli Angur, pria Turki ingin membeli Uzum, pria Arab ingin membeli Inab, dan pria Yunani ingin membeli Stafil. Ketika mereka bertengkar, lewatlah seorang ahli bahasa, ia lalu berupaya menyela pertengkaran yang terjadi pada para musafir itu. Setelah ia paham mengenai hal yang membuat mereka bertengkar, ia kemudian berkata, “Berikan uang kalian Kita & Kata|11
kepadaku, dan aku akan memenuhi keinginan kalian.” Setelah para musafir itu berunding sejenak, lalu mereka sepakat memberikan uang kepada ahli bahasa itu. Ahli bahasa itu lalu pergi ke toko dan kembali membawa 4 ikat anggur, lalu ia memberikan kepada masing-masing musafir itu. “Inilah angur yang kuinginkan,” kata pria Persia. “Inilah yang aku sebut uzum,” kata pria Turki. “Terima kasih kepadamu telah memberikan inab,” kata pria Arab. “Inilah yang aku inginkan, stafil,” kata pria Yunani. Ketika masing-masing dari mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka sadar bahwa perbedaan dari mereka terletak pada bahasa, namun dengan tujuan satu dan sama. Kisah ini mengupas kesederhanaan mengenai perbedaan. Bicara mengenai penyikapan perbedaan memang tidak ada batasnya. Bahkan perbedaan penyebutan “saya” dan “aku” pasti terus diributkan bila hakikat dewasa tidak diimbangi dengan sikap, begitu pula sebaliknya. Entah antara berfikir kritis atau terlampau kritis, nyaris sulit dibedakan. Atas dasar pemahaman toleransi yang berbeda, sudut pandang minoritas-mayoritas menjadi landasan berpendapat dan bertindak. Sadar atau tidak, hal ini kian membuka gerbang disintegrasi bangsa. Sikap dewasa merupakan kunci perbedaan, dan perbedaan merupakan
12 | LPME Ecpose
awal dari terbentuknya disintegrasi. Berfikir kritis dalam hal sensitif, namun acuh dalam segi normatif. Agaknya itu yang menjadi skenario masalah masa kini. Melupakan hakikat perbedaan yang merupakan bagian dari hukum alam, dan hukum alam akan selamanya dipertegas oleh hukum Tuhan. Terimalah bahwa hidup akan selamanya dikawal perbedaan. Cukup yakinkan dalam dirimu, bahwa “aku” bukan “kamu”, “kamu” bukan “dia”, “aku” dan “kamu” bukan “mereka”, namun “aku, kamu, dia, dan mereka adalah kita”, dan kita adalah satu nusa dan bangsa, Indonesia. Berbeda adalah milik kita dan kita adalah satu. [] [Tulisan dibuat saat penulis mendaftar di LPME Ecpose. pada Maret 2017]
Kita & Kata|13
14 | LPME Ecpose
BOSAN? “ML� AJA, YUK! [ Riski Hidayatullah ]
T
idak jarang para mahasiswa merasa bosan di waktu senggangnya. mereka biasa menyiasatinya dengan berbagai cara, mulai membaca buku, berolahraga, tiduran untuk sekedar istirahat bahkan mereka ada yang memilih bermain game untuk menghilangkan kebosanannya. Berbicara soal game, belakangan ini ada game yang populer di kalangan mahasiswa. Menurut kalian game apa sih yang sedang popular di kalangan mahasiswa? Ya, game itu adalah ML (Mobile Legends Bang Bang). Apa sih Mobile Legend Bang Bang itu? Mobile Legend Bang Bang adalah game strategi yang biasa dimainkan di smartphone secara online, game ini memadukan antara kecerdasan penikmatnya dan teamwork di dalam tim untuk bisa memenangkannya. Ya, kalau kita salah memilih partner Kita & Kata|15
bermain bisa-bisa kita kesulitan untuk menang di permainan ini. Pada awalnya game ini hanya bernama Mobile Legend saja, namun karena ada tuntutan dari pihak Riot Games, game ini berganti nama menjadi Mobile Legend Bang Bang. Tuntutan dari Riot Games bukannya tidak beralasan, hal itu disebabkan oleh Mobile Legends yang dianggap menjiplak mayoritas fitur yang ada pada LoL (League of Legends) seperti peta Summoner’s Rift, minion, dan yang paling disoroti adalah logo dari Mobile Legends sendiri yang kala itu bernama Mobile Legends 5v5 MOBA. Tidak lengkap rasanya bila berbicara tentang sebuah game tanpa membahas kekurangan dan kelebihan game tersebut. Kelebihan pertama game ini tentunya mudah dimainkan. Kebetulan game ini simple dan memiliki banyak tutorial, serta memiliki banyak pilihan karakter yang akan terus update. Hal yang paling penting adalah game ini bisa dimainkan bersama teman kita. Setelah kelebihan tentu kita membahas kekurangannya. Kekurangan yang paling di elu-elukan oleh para penikmat Mobile Legends adalah koneksinya yang tidak stabil sehingga membuat permainan sering lag dan tidak jarang merugikan pemainnya. Selain itu Sistem Report Player yang dimiliki game ini hanya memberikan pengurangan skor bagi pemain yang dengan sengaja keluar dari permainan. Terakhir, adalah banyaknya glitch dan bug. Semisal seperti minion yang tidak terlihat di layar, posisi map kadang terbalik dan blink menggunakan spell flicker yang kadang salah arah.
16 | LPME Ecpose
Sebenarnya masih banyak alasan lain para mahasiswa memainkan game ini. Seperti grafisnya yang bagus, ukuran game yang relatif ringan dan berbagai aspek yang tentunya tidak bisa saya jabarkan semuanya. Tentunya tidak ada masalah ketika kita memainkan game ini, asal tidak melupakan tugas utama kita sebagai mahasiswa. Ya tentunya game ini recomend banget buat kalian yang ingin mengisi waktu luang, atau bahkan mengisi kekosongan hati kita. [] [Tulisan dimuat di Buletin Magang LPME Ecpose, pada September 2017]
Kita & Kata|17
18 | LPME Ecpose
BUKAN SEKADAR JANJI MANIS, TAPI HARUS REALISTIS [ M. Muwafikul Hoyr ]
B
adan Eksekutif Mahasiswa atau biasa dikenal dengan sebutan BEM merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan resmi intra kampus yang menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai lembaga eksekutif di tingkat universitas, institut, maupun fakultas. BEM ini dipimpin oleh seorang ketua umum atau yang biasa dikenal dengan presiden yang dipilih secara langsung melalui Pemilihan Umum (Pemilu). Secara struktural, anggota BEM terdiri dari mahasiswa yang aktif yang berasal dari universitas, institut, atau fakultas yang memiliki jiwa dengan didukung kemampuan yang baik dalam berorganisasi. Mereka adalah para mahasiswa yang ingin berkontribusi secara nyata untuk sesama sivitas akademika dan juga masyarakat di sekitarnya. Adanya rasa kepedulian tersebut, anggota BEM berusaha untuk menjadi agent of change yang selalu berseKita & Kata|19
dia menghadapi berbagai macam perubahan kondisi dan juga siap membantu yang lain. Seperti pada acara Debat Kandidat Ketua dan Wakil Ketua BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember (FEB UNEJ) pada 27 Desember 2017 lalu. Riska menyampaikan bahwa acara debat kandidat tersebut bukan hanya memperkenalkan calon Ketua dan Wakil Ketua BEM periode 2018, tetapi juga menjabarkan visi dan misi dari masing-masing pasangan calon (Paslon) serta mengetahui program kerja. Kemudian, Shofiahtu Adita selaku koordinator Sie Acara juga mengatakan jika tidak ada acara seperti ini, melainkan hanya sekedar melakukan kampanye atau pemilihan saja, yang ada dari setiap masing-masing paslon hanya mengumbar janji manis-manis saja. Namun dengan adanya acara ini, paslon belajar berpikir cepat untuk menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan dari para audien kepada para paslon. “Semoga bagi paslon yang nantinya menjadi Ketua dan Wakil Ketua BEM bisa melaksanakan apa yang telah disampaikan dalam acara debat kandidat ini,� ujar kedua Sie acara tersebut. Pendapat mahasiswa mengenai janji BEM bukanlah harapan belaka. Peran BEM dalam instusi mahasiswa dipandang penting, karena sebagai wadah bagi seluruh mahasiswa untuk mengembangkan berbagai potensi yang mereka miliki. Pasalnya, BEM berhubungan langsung dengan tidak lanjut dari aspirasi, saran, dan kritik mahasiswa. Beragam sekali pandangan mahasiswa mengenai BEM, ada yang positif dan ada juga yang negatif. Memang tidak jarang ada beberapa mahasiswa yang mengatakan BEM kurang berperan dan kurang optimal dalam mengemban tugas serta tanggung jawabnya. BEM sebagai
20 | LPME Ecpose
lembaga yang menampung aspirasi dari mahasiswa, sebagai lembaga fasilitator, sebagai lembaga yang representatif seharusnya bisa mengimplementasikan fungsi tersebut, tetapi pada akhirnya tidak didengar dan menjadi sia-sia belaka. BEM merupakan sebuah organisasi untuk mahasiswa karena memang mahasiswa membutuhkan wadah untuk belajar berorganisasi, berkegiatan di dalam dan di luar kampus maupun fakultas, menyuarakan pendapat mahasiswa, dan belajar untuk peka terhadap perubahan-perubahan kondisi yang ada saat ini. Dengan demikian, pihak sivitas akademika berharap BEM menjadi organisasi yang benar-benar bisa mengemban tugas yang telah diamanahkan dengan bekerja keras, berkomunikasi dengan baik, dan berkomitmen dengan sungguh-sungguh, serta bisa merangkul semua mahasiswa dalam setiap misi yang akan dilakukan karena ujung tombak dari seluruh mahasiswa di Indonesia tidak lain adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan apa yang bisa kamu berikan untuk negaramu.� (John F. Kennedy). [] [Tulisan dimuat di www.lpmecpose.com, pada Desember 2017]
Kita & Kata|21
22 | LPME Ecpose
DARI MAHASISWA, OLEH MAHASISWA, UNTUK MAHASISWA [ Siti Nur Malika ] Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) merupakan lembaga tertinggi dalam Ikatan Keluarga Mahasiswa (IKM) Universitas Jember yang memiliki kekuasan legislatif. Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, tidak ada Ikatan Keluarga Mahasiswa. Menurut ketua umum Dewan Perwakilan Mahasiswa FEB, DPM mempunyai mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi pengawasan, fungsi advokasi, dan fungsi legislatif. Fungsi pengawasan bertugas untuk mengawasi progam kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB dan mengawasi isu-isu yang menyebar di kalangan mahasiswa. Fungsi advokasi bertugas untuk menyerap aspirasi dari seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa di FEB dan seluruh mahasiswa FEB. Fungsi legislatif bertugas untuk membuat dan mengevaluasi aturan dan UU IKM di FEB. Jika dilihat dari profil media sosial yang dimiliki oleh DPM FEB, dituliskan ‘Dari Mahasiswa, Oleh Mahasiswa, Kita & Kata|23
dan Untuk Mahasiwa’. Kata ‘dari mahasiswa’ mempunyai arti bahwa anggota DPM berasal dari mahasiswa FEB, sedangkan kata ‘oleh mahasiswa’ berarti bahwa DPM dipilih oleh mahasiswa sendiri, dan kata ‘untuk mahasiswa’ artinya DPM dibentuk untuk melayani mahasiswa. Jika dilihat lebih dalam, memang benar anggota DPM berasal dari mahasiswa FEB, sedangkan untuk pemilihan anggota DPM tidak dipilih oleh seluruh mahasiswa FEB melainkan diwakilkan oleh delegasi himpunan mahasiswa masing-masing jurusan di FEB, dan sisanya direkrut melalui open recruitment dan siapa yang menyeleksinya. Menurut ketua umum DPM, hal ini disebabkan karena waktu singkat yang diberikan oleh pihak dekanat untuk membentuk kepengurusan DPM yang baru. Selanjutnya, adalah kata ‘untuk mahasiswa’ yang merupakan tujuan utama DPM dibentuk. Sebagai perwakilan dari seluruh mahasiswa di FEB, DPM bertugas untuk menyerap kritik dan saran dari seluruh mahasiswa terhadap fakultas. DPM sendiri memiliki program untuk menyerap aspirasi mahasiswa, yaitu dengan menyebarkan kuesioner ke beberapa mahasiswa, namun kuesinoner tersebut tidak hanya berisi pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak. Namun, juga ada lembar untuk menuliskan kritik dan saran untuk fakultas. Kuesioner tersebut di sebarkan 2 kali dalam satu semester. Namun, ketua umum DPM mengatakan bahwa fokus program kuesioner lebih kepada mahasiswa baru, dikarenakan DPM ingin mengetahui apakah FEB sudah sesuai ekspektasi mereka. Menurut ketua umum DPM, masalah yang banyak ditulis dalam kuesinoner adalah mengenai jadwal dari SIS-
24 | LPME Ecpose
TER yang tidak sesuai dengan yang dipilih pertama kali oleh mahasiswa, sehingga mahasiswa berpikir percuma melakukan program KRS di awal. Masalah kedua adalah tentang proyektor di kelas yang sering bermasalah. DPM sudah mengetahui kedua masalah tersebut, namun sampai sekarang kedua masalah tersebut masih sering terjadi. Lalu, apakah hasil kuesioner ditindaklanjuti oleh DPM atau tidak? Kalau kedua masalah di atas ditindaklanjuti oleh DPM, tidak mungkin masih terjadi sampai sekarang. [] [Tulisan dimuat di Buletin Magang LPME Ecpose, pada September 2017]
Kita & Kata|25
26 | LPME Ecpose
DRIVER PERUBAHAN ATAU AGENT OF CHANGE HARUSNYA TERTANAM DALAM DIRI MAHASISWA JAMAN NOW [ M. Muwafikul Hoyr ]
K
emajuan jaman saat ini sudah tidak bisa dibendung lagi. Pesatnya kecanggihan informasi, komunikasi dan teknologi dalam setiap detiknya menjadikan kehidupan saat ini sangat mudah menerima hal-hal baru. Banyak kalangan remaja, orang tua, tidak menyia-nyiakan hal tersebut, yang mana hal ini menjadi segala sesuatu diterima dengan instan tanpa ada usaha mendalami informasi yang telah didapat tersebut. Dengan kondisi yang seperti ini, menjadikan masyarakat era sekarang lebih bebas berkespresi. Istilah “jaman now� tengah menjadi populer di media sosial tersebar luas di tengah masyarakat lintas generasi, mulai dari generasi anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua. Mahasiswa bagian dari unsur masyarakat yang dalam hal ini juga terlibat dalam tren kids jaman now. Hal ini terlintas pertanyaan, apakah hal tersebut merupakan sebuah kesalahKita & Kata|27
an? Yang jelas tidak, karena mengikuti sebuah tren itu merupakan pilihan dari setiap orang. Bisa dibilang lebih dari 50% mahasiswa pengguna smartphone, yang dengan mudahnya mendapatkan sebuah informasi secara cepat untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada sekarang ini. Istilah kids jaman now pada diri mahasiswa menjadi sebuah keberuntugan yang dapat menjadikan suatu kesempatan untuk lebih mengenal luas tentang apa yang terjadi di dunia maupun ilmu pengetahuan. Dengan didukung adanya teknologi yang saat ini semakin canggih, maka seharusnya mempermudah mahasiswa untuk mengakses pengetahuan. Namun, di sisi lain hal itu perlu dipertimbangkan lagi. Memilih kemajuan teknologi sebagai suatu kesempatan dalam mengakses dan memperlancar serta meminimalisir pengeluaran untuk membeli barang apapun baik keperluan kuliah atau yang lainnya katakanlah seperti buku, atau yang lainnya dipilih sebagai jurang yang menjadikan mahasiswa terlena dan terjerumus. Hal sederhana itulah terkadang mahasiswa acuh, yang penting mahasiswa senang dengan yang lagi nge-tren saat ini yaitu “kids jaman now�. Hal ini sangat disayangkan jika mahasiswa lebih memilih terlena dengan kemajuan teknologi tersebut. Berkutat pada media sosial, game dan tontonan tidak senonoh, tanpa berpikir panjang untuk digunakan sebagai bahan referensi yang nantinya hanya menjadikan otak beku dan minim kreativitas serta inovasi dari setiap mahasiswa. Alih-alih nantinya para mahasiswa ketika sudah lulus kuliah menjadi pengangguran, terus mahasiswa mau menyalahkan pemerintah dengan statement pemerintah belum mampu mengurangi tingkat
28 | LPME Ecpose
pengangguran atau yang lainnya. Hal ini perlu dipertimbangkan lagi bagi mahasiswa. Jika itu tidak ingin terjadi pada diri kita, mari kita evaluasi diri, apa yang harus kita lakukan selama kuliah, apa kita kerja keras dalam belajar atau tidak, apa alasan kalian kuliah apa cuma sebatas senang-senang, formalitas mencari nilai, atau yang lainnya. Entahlah kita kembalikan pada diri mahasiswa masing-masing. Selayaknya mahasiswa dengan tren yang ada pada saat ini menjadikan mahasiswa sebagai “agent of change� atau sebagai agen perubahan untuk menjadikan bangsa ini menjadi lebih maju. Seperti apa yang dikatakan oleh Rhenald Kasali dalam bukunya yang berjudul Self Driving, ia mengatakan driver merupakan sebuah sikap hidup yang membedakan dirinya dengan passenger. Anda tinggal memilih: ingin duduk manis, menjadi seorang penumpang di belakang, atau berani mengambil risiko sebagai driver di depan. Maksutnya di sini manusia memiliki kekuatan di dalam dirinya sendiri untuk mengendalikan kendaraan yang ada pada dalam diri kita, salah satunya otak. Otak yang terdapat dalam diri mahasiswa dapat digunakan untuk menentukan apakah dia mau menjadi driver atau passenger? Tentunya mahasiswa yang memiliki kecerdasan pastinya memilih driver. Mahasiswa menjadi seorang driver atau pemegang arah kemana tujuan akan dijalankan tentunya harus mempersiapkan segala sesuatunya seperti pengalaman dan pengetahuan atau kreativitas, inovasi, softskill serta ide cemerlang. Hal itu terdapat dalam diri mahasiswa, karena untuk menjadi seorang driver sebelumnya harus mampu men-driver dirinya sendiri lalu bisa menjadi penentu arah
Kita & Kata|29
bagi orang lain. Tantangan men-driver diri sendiri memang sulit, harus berjuang dengan rasa kemalasan (istilah sekarang mager atau malas gerak), berpikir sempit, kaku, dan lain-lain, mejadi arah perubahan yang lebih baik, yaitu dengan sering memperbanyak membaca, banyak melakukan diskusi, menambah pengalaman, produktif, kreatif, menambah relasi dengan teman, dan masih banyak hal-hal positif yang bisa dilakukan. Begitulah yang harus dilakukan oleh mahasiswa kids jaman now, karena jika seseorang tidak bisa men-drive diri sendiri, jangan harap bisa men-driver orang lain, dan hal itu tidak ada kepemimpinan, serta tidak ada yang menjalankan suatu kepemimpinan terhadap bangsa ini. Indonesia memiliki ribuan bahkan jutaan mahasiswa yang memiliki mental “drive perubahan” dan apakah mahasiswa mampu? Hal tersebut pasti bisa dilakukan jika dalam diri mahasiswa ada keinginan yang kuat dan usaha yang keras untuk menjadi “driver perubahan” atau “agent of change.” [] [Tulisan dimuat di Mading “Rasta” LPME Ecpose, pada Desember 2017]
30 | LPME Ecpose
GARAM [ Ilham Faurizal Rahman ]
S
aya pernah membaca tentang impor garam dari Australia beberapa bulan lalu. Pasokan garam lokal yang dihasilkan oleh petani garam kita ternyata tak cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Saat ini total kebutuhan garam Indonesia dari pelbagai sektor sebanyak 3,9 juta ton. Sementara pasokan dalam negeri 2,2 juta ton, sehingga masih ada kekurangan 1,7 ton. Untuk menutupi kekurangan ini negara mengimpor garam dari Australia. Entah ini merupakan suatu ironi atau bukan mengingat Indonesia adalah negara dengan salah satu garis pantai terpanjang. Namun sayangnya kekayaan alam yang dimiliki masih belum bisa untuk dimanfaatkan sepenuhnya. Pengelolaan produksi garam lokal juga masih dilihat sebelah mata. Garam lokal untuk keperluan rumah tangga sebesar 1,4 juta ton, sedangkan kebutuhan garam untuk Kita & Kata|31
proses industri 1,6 juta ton namun tak bisa menggunakan garam lokal yang kualitasnya masih rendah. Predikat Ekspor Garam Petani garam tahun 1990-an bisa menjadi saksi kejayaan sentra garam nasional. Kala itu Indonesia mencapai swasembada konsumsi garam hingga menyandang predikat sebagai ekspor garam. Ribuan petani garam memiliki mata pencaharian yang layak dengan lahan-lahan yang di sepanjang lautan Indonesia. Sayangnya, mereka tak pernah menyadari lonceng kematian sentra garam nasional telah dibunyikan jauh di negara bekas penjajah pribumi. Akzo Nobel, perusahaan multinasional dengan delapan belas unit usaha di bidang kesehatan, cat, dan kimia yang beroperasi di lebih dari 80 negara dan berkantor pusat di Belanda, memprakarsai kampanye besar-besaran penggunaan garam beryodium di Indonesia. Sementara itu pemerintah Indonesia menerbitkan SK Menteri Perindustrian Nomor 77/M/SK/5/1995 tentang persyaratan teknis pengolahan, pengemasan, dan pengolahan garam beryodium, yang isinya mengatur supaya setiap produk kemasan dan label menggunakan garam beryodium serta berupaya meningkatkan kualitas garam rakyat hingga memenuhi syarat SNI. Akibatnya, sentra garam nasional berguguran. Lahan tambak garam terbengkalai. Produksi nasional turun drastis. Ribuan petambak kehilangan mata pencaharian. Sebaliknya, impor garam membanjir, sampai kini. Ada cerita menarik tentang garam. Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Toni Tanduk beru-
32 | LPME Ecpose
jar, “Harga garam dari Australia ke Cilegon lebih murah, ketimbang harga garam dari Madura ke Cilegon.� Hal ini membuktikan masih banyak hal yang harus dilakukan oleh pemerintah guna membenahi industri garam nasional. Padahal sejak 2014 lalu pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sendiri sudah bertekad untuk untuk menghentikan usaha impor garam. Persoalan yang dihadapi dalam menghentikan impor garam bukanlah pada kebenaran kampanye garam beryodium oleh Akzo Nobel, tetapi lebih kepada munculnya kompetisi yang sangat tidak berimbang. Setelah standar baru muncul (SK pemerintah untuk garam), produsen dalam negeri harus berhadapan langsung dengan eksportir luar negeri yang sudah jauh lebih siap baik dari segi teknologi, riset dan pengembangan yang dimiliki. Menghentikan impor garam adalah tujuan yang mulia demi meningkatkan taraf hidup petani garam dan juga kedaulatan nasional. Namun, perlu diingat bahwa penghentian impor harus dibarengi dengan langkah revitalisasi garam dengan serius sehingga kebutuhan nasional tidak terabaikan. Jika itu dilakukan, maka impor garam tidak lagi menjadi wacana. Lalu apa yang harus dilakukan? Manakah yang lebih benar? Mengimpor garam dari luar negeri dengan biaya murah ataukah mengejar ketertinggalan dengan keseriusan merawat industri nasional melalui subsidi, teknologi, riset dan pengembangan, proteksi harga, dan pengawasan impor yang ketat? Entahlah, negara pasti punya alasannya sendiri. [] [Tulisan dibuat saat penulis mendaftar di LPME Ecpose, pada Maret 2017] Kita & Kata|33
34 | LPME Ecpose
HOAX YANG SEMAKIN CANGGIH [ Shafly Pradana L. ]
A
khir-akhir ini Republik Merah Putih sering diterpa angin tidak sedap. Beberapa masalah membuat kepercayaan publik kepada pemerintah diuji. Hal tersebut sekarang mudah untuk diketahui melalui informasi yang beredar dengan cepat. Masyarakat sekarang dapat dengan mudah memantau informasi mengenai banyak hal melalui internet yang terus berkembang. Canggihnya informasi dan teknologi saat ini tidak lepas dari yang namanya media sosial. Kita bisa dengan mudah mencari ribuan bahkan jutaan informasi di media sosial yang terus berkembang. Media sosial sekarang menjadi salah satu yang berperan penting dalam penyebaran informasi. Informasi yang terdapat di media sosial sangat membantu kita dalam berbagai hal. Tak jarang informasi yang beredar di media sosial tergolong hoax atau informasi palsu yang kadang tujuannya untuk merugikan Kita & Kata|35
orang lain. Dengan dukungan fitur berbagai di media sosial, informasi dapat dengan mudah menyebar dan berkembang dengan sangat cepat. Kemudahan penyebaran informasi tersebut kadang membuat kita berbagi informasi tanpa memastikan benar tidaknya suatu informasi. Yang awalnya kita bermaksud baik agar ma-syarakat tahu dan lebih waspada dengan berita yang kita bagi, justru yang terjadi orang akan makin kalut akibat berita tidak jelas kebenarannya. Di Indonesia, informasi hoax bisa dikatakan sebagai jajanan yang mudah kita temui. Budaya orang Indonesia yang bangga saat mereka dapat menyebarkan berita pertama kali tanpa mencari kebenaran berita, juga menjadi salah satu penyebab hoax yang merajalela. Tersebarnya hoax dengan cepat didukung tingkat penetrasi panggung internet di Indonesia yang tinggi, mencapai juta pengguna pada menurut data dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia). Berita hoax yang beredar saat ini sudah dibuat sedemikian rupa menyerupai berita asli yang dibumbui dengan data yang terlihat seolah berita tersebut fakta. Cepat dan berkembangnya hoax di Indonesia juga didorong oleh kecerobohan para tokoh-tokoh masyarakatnya sendiri dalam menyebarkan informasi seperti mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring yang menyebarkan berita hoax tentang konflik etnis Rohingnya melalui salah satu akun media sosialnya. Hal tersebut menyebabkan kondisi yang terjadi semakin keruh dan membuat masyarakat bingung. Terungkapnya sindikat Sacaren juga menambah daftar kasus besar penyebaran hoax. Kasus ini membuat kita tahu bahwa ada orang-orang yang mencari uang dari
36 | LPME Ecpose
berita hoax. Bagaimana tidak? Dalam satu proposal, bisa bernilai antara 75 juta hingga 100 juta. Sindikat ini menjadikan media sosial sebagai wadah utama dalam menyuntikkan informasi hoax. Bermodal 800.000 akun yang tersebar di berbagai media sosial, sindikat ini dapat dengan mudah menggiring para pengguna media sosial untuk membenci atau merusak nama orang yang menjadi sasarannya. Sindikat ini sudah bekerja sejak 2015 dan baru terungkap pada bulan Agustus 2017 oleh pihak kepolisian. Dalam hal penanganan berita hoax peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk memerangi informasi hoax yang terus berkembang. Caranya, mereka bisa dengan memanfaatkan media sosial sebagai wadah penyebaran informasi hoax. Pemerintah juga bisa mengambil peran sebagai penengah dalam waktu sesegera mungkin untuk mengklarifikasi informasi hoax. Melibatkan masyarakat umum secara langsung dengan membuat komunitas yang memerangi hoax juga dapat sangat membantu. Perkembangan informasi di zaman modern ini memang tidak bisa kita bendung. Internet yang terus meluas, media sosial yang semakin banyak, serta mudahnya pembuatan informasi menjadikan kita harus selektif dan berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi baik yang kita terima atau kita buat. Penyebaran informasi yang tanpa memastikan kebenarannya, hanya akan membuat situasi semakin kacau dan banyak pihak yang dirugikan. Tetap bijak dalam penggunaan internet maupun media sosial dan tidak berbagi apabila ragu akan suatu informasi menjadi langkah mudah kita untuk memerangi adanya hoax. Sejatinya, dunia maya itu sama dengan dunia nyata
Kita & Kata|37
yang mana ada etika kebaikan yang harus dipatuhi. [] [Tulisan dimuat di Buletin Magang LPME Ecpose, pada September 2017]
38 | LPME Ecpose
ILMU DALAM BUKU [ Haryo Pamungkas ] “Indonesia dapat berdiri tegak dan merdeka karena didasari oleh buku dan ilmu pengetahuan para pendiri termasuk masyarakat pada umumnya.�
M
eminjam istilah tersebut, dapat dipahami bahwa dunia ilmu pengetahuan memiliki peranan penting dalam terbentuknya sebuah bangsa yang beradab. Di mana pun itu, setiap ilmu pasti mewariskan aksi dan kontribusi yang sesuai dengan apa yang dikehendaki dan yang menjadi tujuan. Salah satu wadah ilmu pengetahuan yang mampu bertahan dari lapuknya zaman adalah dalam bentuk buku. Setiap ilmu, terutama yang tertulis, sebagian besar dapat ditemukan dalam rupa buku atau lembaran-lembaran tunggal. Buku adalah wadah terbesar ilmu pengetahuan dan menjadi alat penting dalam pemecahan masalah seiKita & Kata|39
ring dengan perkembangan zaman. Segala aspek dapat tertuang dan ditemui di dalamnya. Tentu masih teringat bagaimana pemecahan masalah matematik dan astronomi modern banyak bergantung pada literasi-literasi kuno yang tertulis dan tercetak dalam wadah buku. Demikian pula, salah satu bukti bahwa segala ilmu yang tertuang dalam bentuk dan wadah berupa buku atau lembaran-lembaran tunggal tetap konsisten walaupun berada pada tingkatan zaman berbeda. Hal ini dikarenakan bahwa banyaknya aspek yang tertuang dalam buku sebagian besar tersusun secara sistematis dan sudah tentu ilmiah. Bila mengambil perbandingan pada zaman modern seperti sekarang ini, bagaimana dengan mudahnya informasi yang sekedar berupa pengetahuan tersebar luas dalam bentuk elektronik, tentu terjadi ketimpangan yang teramat jelas. Posisi buku adalah wadah ilmu pengetahuan, wadah dari tersusunnya aspek-aspek ilmiah, sistematis dan melalui pengujian yang ketat. Beragam masukan terkait kesesuaian dengan realita barang tentu telah termuat di dalamnya. Berbeda dengan yang terkandung dalam media elektronik yang sebagian besar atau mungkin seluruhnya hanya sekedar bentuk pengetahuan. Sebuah ilmu yang belum tentu ilmiah, walaupun sudah tersusun secara sistematis. Mudahnya memperoleh pengetahuan dari media elektronik, dapat menimbulkan dampak langsung dengan kualitas personalia, terlebih para calon-calon akademisi ataupun mahasiswa. Mudahnya memperoleh pengetahuan yang belum tentu ilmiah dapat membentuk pola pikir praktis dan banyak menuai kontroversi. Kontroversi dalam artian banyak pemecahan masalah yang menggu-
40 | LPME Ecpose
nakan sekedar pengetahuan bersifat tumpang tindih terhadap realita dan bersifat sementara. Artinya tidak melalui pengujian yang mendalam dan kemudian timbul ketidaksesuaian dengan kenyataan yang terjadi. Sebagai contoh, bagaimana literasi dalam media elektronik mengupas soal nepotisme, yang konotasinya cenderung negatif dan tidak meluas. Lain halnya bila nepotisme ditelusuri dengan ilmu dan pengetahuan sekaligus, dapat ditemui penjabaran terkait hal tersebut yang meluas dan tidak melulu berkonotasi negatif. Namun, dewasa ini, buku nampak begitu layu dan cenderung terabaikan. Banyak daya tarik yang ditawarkan oleh media-media elektronik yang tidak ditemui dalam buku. Kemudahan mencari informasi menjadi daya tarik utama, dampak langsungnya adalah turunnya minat membaca buku dan timbulnya berbagai perdebatan kosong yang didasari hanya sekedar pengetahuan. Buku bukan lagi menjadi literasi utama dalam pemecahan masalah, melainkan hanya sebagai pendamping dari informasi yang dikumpulkan dalam media elektronik. Seperti yang diutarakan oleh Khrisna Budi (Dosen Manajemen Sumber Daya Manusia FEB UNEJ), “Kebiasaan mahasiswa ataupun masyarakat dalam penggalian informasi hanya melalui media elektronik itu sangat mengkhawatirkan. Dapat menimbulkan ruang perdebatan yang semakin lebar. Dan sudah tentu hasil yang didapat belum tentu ilmiah dan mendasar. Saya kira, terutama mahasiswa jika masih tetap pada kebiasaan mengumpulkan informasi berupa pengetahuan yang didapat hanya dari media elektronik, harus dipertanyakan kembali statusnya sebagai mahasiswa. Menjadi akademisi harus terbia-
Kita & Kata|41
sa membaca buku.� Kekhawatiran ini memang tampak begitu jelas. Belakangan lalu, menjadi bukti bagaimana khayalak saling hujat, saling lempar opini yang cenderung dipaksakan dan sebagian besar melenceng jauh dari identitas ilmu pengetahuan dalam pemecahan masalah. Bukti nyata ini dapat menimbulkan hilangnya relevansi ilmu dan pengetahuan. Untuk kemudian dapat dipertanyakan kembali terkait kualitas sumber daya manusia yang ada. Mengingat dampaknya yang saling terkait dan sangat luas, sudah seyogyanya kebangkitan dunia literasi kembali dimulai. Tidak hanya pustakawan, dosen, akademisi, penggiat ilmu, atau siapapun harus mulai sadar bagaimana pentingnya ilmu pengetahuan dan literasi yang saling berkaitan. Beragam masalah baru sudah pasti muncul, yang berarti membuka kesempatan siapapun untuk memecahkannya. Termasuk dalam hal bagaimana menghidupkan kembali minat membaca yang semakin luntur. Dari mulai anak-anak hingga dewasa tidak menutup kemungkinan untuk saling menjaga ilmu pengetahuan, terutama yang berwadahkan dalam buku. Dorongan instansi terkait juga merupakan faktor penting, beragam koleksi dari perpustakaan-perpustakaan harus secara teratur diperbarui. Mengingatkan dan menyadarkan masyarakat menjadi prioritas utama. Jangan jadikan membaca buku hanya sekedar style, ditumpuk atau disejajarkan dan hanya menjadi story media sosial tanpa mempedulikan isi sama sekali. Jadikan ilmu dan pengetahuan sekaligus sebagai dasar informasi dan pengantar dalam pemecahan masalah. Terlebih untuk
42 | LPME Ecpose
mahasiswa, jangan ragu untuk membaca sekaligus menghidupkan minat membaca dan pembaca. [] [Tulisan dimuat di Buletin Magang LPME Ecpose, pada September 2017]
Kita & Kata|43
44 | LPME Ecpose
KEKERASAN PADA ANAK MASIH MARAK TERJADI [ Dian Rismayasari ]
M
emasuki bulan November, terdapat beberapa tanggal yang menjadi tanggal spesial, salah satunya tanggal 20 November yang dirayakan sebagai Hari Anak Universial. Hari Anak merupakan event perayaan yang didedikasikan untuk anak, perayaan ini diselenggarakan berbeda beda di seluruh dunia, Hari Anak Internasional diperingati setiap 1 Juni, sementara PBB menetapkan Hari Anak Universal jatuh pada tanggal 20 November, dan di Indonesia sendiri Hari Anak Nasional diperingati setiap tanggal 23 Juli yang diatur dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1979 dan Keputusan Presiden Nomor 44 tahun 1984 tentang Hari Anak Nasional. Asal mula peringatan Hari Anak Sedunia sendiri muncul pertama kali dari Turki pada tahun 1920, kemudian beberapa tahun setelah itu tepatnya pada 1925 peringaKita & Kata|45
tan Hari Anak dibahas dalam konferensi negara dunia di Swiss. Tujuan utama dari perayaan Hari Anak adalah untuk melindungi hak-hak anak. Begitu pula di Indonesia, perayaaan Hari Anak Nasional diadakan dengan tujuan sebagai wahana kampanye untuk mengajak seluruh komponen warga Indonesia untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya terkait perlindungan hak anak. Anak merupakan titipan dari Tuhan kepada para orang tua yang sudah sepatutnya dijaga. Selain itu anak juga merupakan aset bangsa yang sangat berharga, harapan bangsa sebagai penerus cita-cita serta pemimpin negara di masa mendatang. Ke mana negara ini akan melangkah kelak, ada di tangan mereka. Oleh karena itu, sejatinya setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang luas untuk dapat hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal, pendidikan yang layak, serta mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan. Mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 mengenai Perlindungan Anak, disebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap warga negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan Hak Asasi Manusia. Namun pada kenyataanya, anak-anak Indonesia masih belum sepenuhnya mendapatkan perlindungan yang seharusnya mereka dapatkan, masih banyak terjadi kekerasan pada anak terutama kekerasan seksual yang tiga tahun terakhir meningkat. Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tercatat ada 218 kasus kekerasan seksual
46 | LPME Ecpose
anak pada tahun 2015, 120 kasus pada tahun 2016, dan sampai September 2017 tercatat sudah terjadi sebanyak 116 kasus kekerasan seksual pada anak yang berhasil terungkap. Meskipun jumlah kasus terhadap anak pada tahun 2017 menurun dibandingkan tahun 2016, namun dari jumlah korban justru meningkat. Mirisnya, beberapa kasus kekerasan seksual terhadap anak ini justru terjadi di lingkungan sekolah dan rumah, kekerasan dilakukan oleh keluarga atau kerabat korban, guru atau teman mereka sendiri. Sekolah yang sejatinya merupakan tempat untuk mencari ilmu, dan rumah yang seharusnya menjadi tempat paling aman untuk anak menghabiskan waktunya bersama keluarga ternyata justru menjadi tempat mereka diperlakukan tidak manusiawi. Mengutip dari tempo.co, mantan ketua KPAI, Arist Merdeka Sirait, menyatakan ada 4 faktor yang menyebabkan kekerasan seksual pada anak bisa terjadi. Pertama, adanya anak yang berpotensi menjadi korban, anak yang dimaksud di sini adalah anak yang cenderung penakut, berbaju ketat, dan hiperaktif. Kedua, ada anak atau orang dewasa yang berpotensi menjadi pelaku kekerasan seksual akibat dari meniru orang tua, siaran dalam televisi, video game dan film yang dilihat, ataupun kecanduan pornografi, miras, dan narkotika. Ketiga, kurangnya pengawasan dan perlindungan orang dewasa terhadap anak-anak. Keempat adalah anak yang sering dipeluk, dipangku, dan dicium tetapi tidak berani menolak membuat pelaku memanfaatkan hal itu untuk melampiaskan nafsu bejatnya. Melihat kasus kekerasan seksual pada anak yang semakin darurat ini, pada tanggal 25 Mei 2016 pemerintah melakukan tindakan tegas dengan mengeluarkan Peraturan Pe-
Kita & Kata|47
merintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Kekerasan Seksual Terhadap Anak. Perppu ini mengatur pemberatan pidana tambahan dan tindakan lain bagi pelaku kekerasan terhadap anak, berupa penambahan sepertiga ancaman pidana, pidana mati, seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 10 tahun dan paling lama 20 tahun serta tindakan lain berupa kebiri kimia dan pemasangan alat deteksi elektronik. Bertepatan dengan Hari Anak Universal yang dirayakan beberapa hari lalu, kita diajak untuk merenungkan sejenak nasib anak-anak penerus bangsa Indonesia. Jika sekolah dan rumah saja sudah bukan lagi tempat yang menjamin keamanan bagi anak, lantas ke mana mereka harus pergi? Sesuai dengan pepatah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, sesuatu yang dimulai dari hal kecil nantinya akan menjadi besar. Untuk itu kita bisa memulai dengan hal kecil, memanfaatkan hari perayaan anak ini untuk meningkatkan komunikasi bersama keluarga, agar nantinya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan terutama pada anak. [] [Tulisan dimuat di www.lpmecpose.com, pada November 2017]
48 | LPME Ecpose
KIAT-KIAT MEMAHAMI PEBISNIS ARAB SAUDI [ M. Hairullah ]
B
isnis yang sukses tergantung pada relasi yang baik terutama pada bisnis lintas batas. Dunia Arab kini menjadi lokasi investasi sesuai dengan direktur pelaksanaan dana moneter internasional (IMF). Pebisnis barat seperti AS, Eropa, Australia dan pebisnis Asia seperti Jepang dan Tiongkok kini telah memfokuskan bisnis untuk menarik investor Arab masuk. Saat ini Arab Saudi sendiri, sebelum mengalami pemerosotan harga minyak, termasuk dalam 15 besar daftar negara dengan kemudahan untuk berbisnis. Arab Saudi berada pada urutan 12 dalam ranking Bank Dunia soal kemudahan berbisnis tahun 2012, walau merosot ke urutan 94 akibat kemerosotan harga minyak. Ekonom Mari Elka Pangestu mengatakan, ada beberapa kendala dalam relasi investasi dengan Arab Saudi. SeKita & Kata|49
bagai contoh komisi perdagangan Australia menyarankan kunjungan bisnis Arab Saudi pada bulan Ramadhan sebaiknya dihindari. Jika ingin membuat komitmen dengan pebisnis Arab, datang dan bertemulah terlebih dahulu. Ini terutama bagi pebisnis asing yang hendak bertemu di Arab Saudi. Meskipun demikian jangan berharap dapat cepat terjadi kesepakatan. Berdasarkan masalah di atas, pihak yang ingin berbisnis dengan Arab Saudi harus memerhatikan beberapa hal. Pertama harus memerhatikan etika, menghindari percakapan yang berhubungan dengan masalah pribadi, menghindari jamuan makanan yang tidak halal, dan lainlain. Bagi pebisnis yang ingin menjalin relasi dengan Arab Saudi harus dapat meyakinkan pihak Arab Saudi. Begitu ada rasa yakin dari pihak Arab Saudi, maka kesempatan bisnis akan terbuka. Pebisnis Arab Saudi dengan kultur barat dan terbiasa dengan Bahasa Inggris, sehingga mereka tidak aneh dengan kultur bisnis di luar negeri. Mereka hanya ingin kebiasaan mereka dihargai. [] [Tulisan dibuat saat penulis mendaftar di LPME Ecpose, pada Maret 2017]
50 | LPME Ecpose
LALU LALANG PENGEMIS [ Umara Putri T. ]
P
engemis merupakan fenomena sosial yang mulai dulu sampai dengan sekarang masih ada dan pasti sering kita jumpai. Masalah ini dipandang sebagai masalah serius terutama dengan semakin maraknya permasalahan ekonomi dan sosial politik. Perkembangan jumlah pengemis di Indonesia terus meningkat seiring dengan krisis dan beban hidup yang harus dipikul masyarakat. Biaya hidup yang semakin mahal setiap tahunnya menyebabkan kemiskinan semakin merajalela yang pada akhirnya akan melahirkan gelandangan dan pengemis baru. Dalam beberapa kasus, pengemis tidak hanya terjadi karena akibat dari kemiskinan tetapi bisa saja berkaitan dengan budaya tradisi dari masa ke masa karena mereka mencari uang dengan cara hanya meminta-minta saja dengan bermodalkan baju bekas, sandal butut, danKita & Kata|51
danan lusuh bahkan ada yang tega sampai menggendong dan mengajak keliling anak kecil atau bayi untuk meminta-minta walaupun terik matahari sedang menyengat dan walaupun hujan deras mulai turun hanya untuk mengundang rasa iba dari setiap mata yang melihat. Mungkin sebagian besar dari mereka sudah menganggap mengemis sebagai pekerjaan tetap nya sehari-hari, bahkan yang pernah kami dengar pengemis juga punya bos lho... Tidak hanya kakek, nenek, orang tua dan remaja bahkan anak-anak kecil pun ikut andil dalam mencari nafkah dengan cara meminta-minta seperti ini. Sebagian besar masyarakat tidak menyukai pengemis karena meraka merasa pengemis hanya menganggu aktivitas mereka dan merugikan mereka karena harus memberi sebagian uang mereka untuk pengemis di mana jika tidak diberi ada sebagian pengemis yang tidak beranjak pergi. Walaupun di toko-toko, cafe-cafe, kos maupun kampus sudah ada larangan dan tulisan “Gelandangan dan Pengemis Dilarang Masuk!� tetap saja mereka masih sering terlihat di area yang sudah jelas terdapat larangannya. Walaupun di kota-kota besar Satpol PP sering mengadakan razia untuk membasmi gelandangan dan pengemis (gepeng) untuk mendapatkan pembinaan di Dinas Sosial tetapi tetap saja keesokan harinya terlihat lagi pengemis yang lain. Oleh sebab itu apabila masalah ini tidak segera mendapatkan penanganan akan membawa dampak buruk bagi diri mereka sendiri, orang lain, lingkungan, serta negara. Kita sebagai masyarakat atau mahasiswa biasa bisa ikut andil dalam memberantas masalah gepeng dengan cara tidak
52 | LPME Ecpose
memberi mereka uang ketika meminta-minta, bukannya tega tetapi agar mereka lebih berfikir lagi untuk berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak bagi hidupnya. Sedekah adalah kebaikan sesama manusia yang diajarkan oleh Tuhan dalam masing-masing agama. Tapi apakah pernah terfikir bahwa kedermawananmu itu membuat orang yang malas bekerja makin merajalela dan ujung-ujungnya pun meminta belas kasihan terhadap kalian. Menurut kami jika kalian niat untuk bersedekah lebih baik berikan sebagian harta kita kepada badan amal dan sedekah atau langsung ke panti asuhan yang lebih jelas. Jangan biarkan mengemis menjadi budaya di Indonesia. [] [Tulisan dimuat di Buletin Magang LPME Ecpose, pada September 2017]
Kita & Kata|53
54 | LPME Ecpose
ORGANISASI DAN MAHASISWA [ M. Ali Hasbi ]
M
ahasiswa merupakan kaum terpelajar yang jenjang pendidikannya lebih tinggi dan tidak bisa disamakan dengan pola pikir siswa. Kita sebagai mahasiswa dikenal sebagai kaum intelektual yang memiliki wacana dan keilmuan yang luas dan peka terhadap isu-isu sosial, serta diharapkan akan menjadi penerus dari para pemimpin. Selain itu kita dikenal sebagai agent of change dan agent of control yang memiliki peranan penting terhadap keadaan dan situasi dalam suatu negara. Agent of change sangat erat kaitannya dengan sejarah mahasiswa yang selalu menjadi agen perubahan. Seperti halnya saat pergantian era kepemimpinan Presiden Soekarno ke era Presiden Soeharto, serta sejarah terbesar dari peranan mahasiswa yakni pada perubahan era Orde Baru ke era Reformasi. Hal itu menjadi bukti bagaimana kita sebagai mahasiswa memiliki peranan sangat penting Kita & Kata|55
dalam perubahan bangsa. Namun pola pikir semacam ini kadang tidak dipahami oleh seorang mahasiswa yang kadang menganggap hal tersebut sebagai pola pikir yang berat. Pola pikir semacam ini memang wajar karena perubahan zaman yang terjadi, serta perkembangan teknologi yang semakin modern. Sehingga kita sebagai kaum muda dan mahasiswa terjebak dalam era globalisasi. Selain itu mahasiswa dikenal sebagai agent of control yang seharusnya sadar bahwa ketika ada sesuatu yang tidak beres atau ganjil dalam masyarakat, mahasiswa sudah selayaknya memberontak terhadap keganjilan yang terdapat dalam birokrasi yang dianggap tidak lazim. Lalu ketika mahasiswa acuh dan tidak peduli dengan lingkungannya lagi, maka harapan seperti apa yang pantas disematkan pada pundak mahasiswa? Kita sebagai mahasiswa seharusnya menumbuhkan jiwa kepedulian sosial yang peduli terhadap masyarakat karena kita adalah bagian dari mereka. Kepedulian tersebut tidak hanya diwujudkan dengan turun ke jalan saja. Melainkan dari pemikiran-pemikiran cemerlang mahasiswa, atau memberikan bantuan moril dan materil kepada masyarakat dan bangsa kita, hal ini juga berkaitan dengan kita sebagai mahasiswa juga harus menumbuhkan sifat kritis. Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal mudah, namun bisa dipermudah jika kita mau untuk menjalaninya dengan baik. Caranya, kita harus menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa dengan semestinya. Di kampus, kita harus bisa membiasakan diri untuk menunjukkan rasa sosial yang tinggi. Itu semua bisa diwujudkan de-
56 | LPME Ecpose
ngan bergabung dalam organisasi-organisasi yang ada di kampus yang sering disebut dengan Organisasi Mahasiswa (ORMAWA). Di sana kita bisa menunjukkan bahwa kita mampu memberikan dampak yang baik di lingkungan kampus. Organisasi itu sendiri merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan mahasiswa yang menimba ilmu di kampus. Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran berorganisasi itu sangat minim diketahui oleh para mahasiswa. Sudah semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal dengan berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen memberi materi perkuliahan. Mungkinkah hal yang menjadi masalahnya adalah latar belakang yang dibawa dari SMA yakni mereka tidak di- biasakan mengikuti organisasi yang berada di sekolahnya dulu. Sehingga sifat malas berkegiatan di luar jam pelajaran seperti mengikuti organisasi terbiasa sampai ke bangku perkuliahan dan mindset itu harus diubah saat ini agar mereka dapat mengembangkan sifat keorganisasian, sebab nantinya secara tidak langsung kita sudah dianggap menjadi orang yang berilmu. Dengan hal tersebut nantinya kita di kalangan masyarakat mau tidak mau harus memiliki pengalaman atau wawasan mengenai sebuah organisasi. Masalah sendiri dengan cara kita berdiskusi lalu mencari pokok permasalahan setelah itu kita mencari solusi dari masalah yang
Kita & Kata|57
terjadi, dan mau tidak mau nantinya kita juga akan terjun langsung ke masyarakat itu sendiri. Masalah lain yang sering muncul yaitu adanya rasa takut tidak bisa membagi antara berorganisasi dengan kuliah, di sini perlunya kita untuk mengatur dan memilih mana yang lebih diprioritaskan, sehingga kita akan belajar banyak hal yang tidak diberikan didalam materi perkualiahan itu sendiri. Sebenarnya penyampaian materi dari dosen pun hanya berkisar antara 30-40%, sedangkan yang lain kita mencari sendiri dengan banyak hal yang bisa dilakukan di luar jam mata kuliah. Sebab kita sudah menjadi mahasiswa yang seharusnya bisa mengembangkan materi yang disampaikan oleh dosen, seperti memperbanyak membaca buku yang nantinya dapat menambah referensi atau wawasan pengetahuan. Ketika kita mengikuti sebuah organisasi, di sana banyak hal yang didapat. Bagaimana kita nantinya bisa dikenalkan dengan apa itu organisasi, bagaimana membentuk sebuah kepanitiaan dalam menjalankan acara formal maupun nonformal, serta nantinya ketika kita dihadapkan dengan sebuah masalah dan kita dituntut untuk menyelesaikan masalah itu. Jadi keterkaitan antara organisasi dengan mahasiswa itu sendiri sangat erat. Ketika kita menjadi mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi, dengan kata lain kita bisa mengatur antara organisasi dengan perkuliahan, di sana kita bisa mengembangkan softskill. Bahkan ada pepatah yang mengatakan bahwa mahasiswa tanpa organisasi itu seperti orang yang bisa melihat tapi pincang, sedangkan organisasi tanpa keilmuan itu sama saja dengan orang se-
58 | LPME Ecpose
hat namun dia buta. Jadi kesimpulan yang didapat bahwasanya kita sebagai mahasiswa hendaknya menjadikan organisasi sebagai wadah menambah wawasan, jaringan, pengetahuan berorganisasi, dan yang terpenting kita peka terhadap sekitar. [] [Tulisan dibuat saat penulis mendaftar di LPME Ecpose, pada Maret 2017]
Kita & Kata|59
60 | LPME Ecpose
PERDAGANGAN GLOBAL VS KEBIJAKAN PROTEKSIONISME AS [ Ali Ridho ]
D
ewasa ini telah ramai tentang perbincangan mengenai perdagangan dunia, di mana perdagangan dunia tersebut merupakan bentuk kerjasama antar beberapa negara. Bukan hanya untuk hubungan kerja sama saja, namun tujuan lainnya melainkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tiap-tiap negara karena dalam perdagangan dunia tersebut terjadi proses ekspor dan impor. Dengan kata lain, perdagangan dunia terjadi karena kebutuhan serta kemampuan di setiap negara dalam menghasilkan suatu barang atau jasa yang bervariasi. Selain itu, perdagangan dunia muncul juga dipicu oleh suatu negara yang ingin melakukan ekspansi terhadap produk yang dihasilkan di dalam negeri. Dalam perekonomian dunia, terdapat beberapa klasifikasi negara yakni negara maju dan negara sedang berkembang. Negara-negara tersebut dapat melakukan Kita & Kata|61
perdagangan internasional tanpa ada batasan apapun karena tujuan perdagangan internasional salah satunya untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi. Namun, dalam tatanan dunia, terdapat negara maju yang pergerakannya mampu mempengaruhi negara lainnya, negara tersebut seringkali dijuluki sebagai negara adikuasa. Negara adikuasa yang dimaksud dalam artikel ini yaitu Amerika Serikat (AS) karena negara yang dijuluki negeri Paman Sam ini merupakan negara maju baik di bidang ekonomi maupun pertahanan. AS dijuluki sebagai negara adikuasa juga karena AS kerap kali menjadi negara sebagai tukang pemberi modal pinjaman terhadap negara-negara lainnya terutama negara miskin atau negara sedang berkembang. Selain itu, mata uang Amerika Serikat dominan dijadikan arah kiblat oleh negara-negara lain di dunia. Dari hal inilah, merupakan salah satu penyebab mengapa Amerika Serikat menjadi sumber dari ketergantungan bagi negara miskin atau negara berkembang. Amerika Serikat merupakan negara yang dapat dikatakan sebagai pemegang kendali perekonomian dunia. Hal ini dapat dilihat dari status negara tersebut sebagai negara maju dan negara adikuasa. Apapun cuitan atau kebijakan tentang perekonomian ataupun lainnya yang akan diterapkan oleh Amerika serikat bakal mempengaruhi kondisi negara lainnya. Beberapa hari yang lalu, masih dalam kisaran bulan Februari tahun 2018, Amerika Serikat tengah gencar menyuarakan akan kebijakan ekonominya kedepan yang berkaitaan dengan perdagangan Internasional (ekspor-impor). Kebijakan yang gencar disuarakan oleh presiden Amerika Se-
62 | LPME Ecpose
rikat akhir ini yakni kebijakan mengenai proteksionisme. Dimana kebijakan proteksionisme ini merupakan kebijakan ekonomi yang melakukan pengetatan perdagangan antar negara melalui beberapa cara misalnya seperti dari segi tarif barang impor, pembatasan kuota, dan berbagai peraturan pemerintah yang dirancang guna terciptanya persaingan yang adil (menurut para pendukungnya) antara barang atau jasa luar negeri (impor) dan barang atau jasa dalam negeri. Alasan utama Amerika Serikat ketika menetapkan kebijakan proteksionisme ini yaitu bahwa presiden terpilih sekarang (Donald Trump) menyatakan bahwa negaranya (Amerika Serikat), perusahaan, ataupun pekerja di Amerika Serikat tidak lagi dirugikan atau dimanfaatkan. Dengan kata lain, Amerika Serikat tengah berupaya melakukan perlindungan terhadap industri-industri kecil di Amerika Serikat dan industri baru terhadap persaingan produk yang sejenis di pasar. Kebijakan proteksionisme yang diterapkan Amerika Serikat salah satunya bergerak di peningkatan tarif Impor seperti baja, alumunium, dan lain-lain. Kenaikan tarif impor akan baja serta alumunium ini dikarenakan harga baja dan alumunium yang hasil produksinya Amerika Serikat sering kali kalah bersaing dan menimbulkan kebangkrutan di negeri Paman Sam tersebut. Munculnya kebijakan proteksionisme yang dilakukan oleh Amerika Serikat ini akhirnya mempengaruhi pada kestabilan perdagangan dunia. Karena dalam hal ini, kebijakan proteksionisme sangatlah bertentangan dan bakal menghambat kebebasan terhadap perdagangan dunia karena proteksionisme telah membatasi kebebasan per-
Kita & Kata|63
dagangan dunia. Perdagangan dunia ini mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat penting bagi negara-negara berkembang. Perdagangan bebas ini juga telah memiliki peran penting bagi masalah pengentasan kemiskinan di dunia dalam kurun 50 tahun terakhir. Adapun beberapa respon dari berbagai negara lain sebagai akibat dari kebijakan proteksionisme yang dilakukan oleh Amerika Serikat, misalnya seperti negara China. Dalam hal ini, China merupakan negara yang sangat menggencarkan proses ekspor barang atau jasa ke berbagai negara, tidak lain juga ke negara adikuasa ini. Kebetulan China juga mengekspor baja dan alumunium ke Amerika Serikat. Selain China, Kanada juga merupakan salah satu negara pengekspor Baja terbesar di Amerika serikat. Dengan ditinggikannya tarif impor akan komoditas tersebut (baja naik sebesar 25% dan alumunium sebesar 10%), maka jumlah kuota ekspor baja serta alumunium dari China ataupun Kanada tersebut bakal berkurang jumlahnya. Hal ini disebabkan karena tingginya penetapan biaya impor yang ditetapkan oleh Amerika Serikat akan menyebabkan harga baja dan alumunium di pasar domestik AS akan mengalami kenaikan. Munculnya kebijakan proteksionisme ini membuat negara China tersebut mengadukan atas tingkah yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat mengenai kebijakan proteksionisme kepada WTO (World Trade Organization). Bukan hanya negara China saja yang merespon atas wacana kebijakan proteksionisme yang dilakukan Amerika Serikat, tapi Uni Eropa pun juga akan membawa masalah ini kepada pihak WTO. Selain itu, Uni Eropa juga tengah memikirkan bagaimana langkah untuk menghadapi an-
64 | LPME Ecpose
caman-ancaman kebijakan dari negeri Paman Sam tersebut (AS). Salah satu langkah untuk menghadapi ancaman kebijakan dari Amerika Serikat yakni Uni Eropa akan turut pula mempertimbangkan untuk menerapkan akan tarif impor yang tinggi sebesar 25% untuk komoditi celana Jeans Levi’s serta minuman keras yang berasal dari Amerika Serikat. Hal itu dilakukan adalah suatu bentuk upaya penekanan terhadap negara Amerika Serikat. Peperangan perdagangan dunia akan benar-benar terjadi selama negara-negara maju belum mampu menentukan kebijakan yang memiliki sifat keadilan yang nantinya mampu menguntungkan satu sama lain demi terwujudnya perdagangan dunia yang bebas demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi negara meningkat. International Monetary Funds (IMF) juga turut merespon perselisihan kebijakan yang ditentukan oleh negara maju mengenai kebijakan proteksionis. IMF telah memperingatkan bahwa kenaikan tarif impor akan baja dan alumunium yang dilakukan oleh Amerika Serikat akan berpotensi merusak perekonomian di negerinya sendiri serta terhadap mitra dagang Amerika Serikat. Kebijakan kenaikan tarif impor yang dilakukan oleh Amerika Serikat bisa juga berkemungkinan atau berpotensi untuk malah memperparah keadaan ekonomi domestik. Hal ini karena harga-harga komoditi bakal mengalami kenaikan dan akan cenderung terjadinya pelemahan tingkat konsumsi di wilayah domestiknya sendiri dan kemungkinan juga, apabila Amerika Serikat mampu menjalankan kebijakan proteksionisme ini dengan sangat baik, maka pertumbuhan ekonomi AS akan meningkat. Selain itu, dari isu kenaikan tarif impor ini juga berdampak
Kita & Kata|65
langsung ke negara berkembang seperti Indonesia. Dalam jangka pendeknya, langkah kebijakan Amerika Serikat tersebut langsung direspon oleh pasar finansial, seperti anjloknya nilai tukar rupiah hingga mencapai Rp13.800 per dollar AS. Selain di pasar finansial, di pasar modal pun, IHSG juga turut mengalami pelemahan hingga 3,5%. Hal itu adalah dampak secara nyata yang telah berimbas ke Indonesia bahwa Amerika Serikat sebagai negara adikuasa begitu sangat mempengaruhi langkah ke depan bagi negara-negara lainnya terutama negara yang sedang berkembang. Dalam jangka panjang, efek yang diterima oleh Indonesia kemungkinan akan berdampak pada lambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, karena dalam paragraf sebelumnya telah disebutkan bahwa proteksionisme akan menghambat perdagangan dunia yang bebas dan perdagangan dunia yang bebas itupun memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Di masa ketidakpastian ini, Indonesia harus mampu menyehatkan sistem perekonomian di dalam negeri baik dari segi fiskal maupun moneter agar tidak mudah terkena imbas dari kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh negara maju yang nantinya membawa dampak negatif terhadap perekonomian negara. Selain menyehatkan sistem perekonomian di dalam negeri, Indonesia harus mampu mempertahankan tingkat kepercayaan yang telah dipegang negara lain guna untuk tetap berlangsungnya investasi di negara Indonesia meskipun situasi perdagangan dunia akan tidak bebas jika keputusan Trump mengenai proteksionisme itu akan diterapkan. Dalam artikel ini yang berjudul Perdagangan Global VS Ke-
66 | LPME Ecpose
bijakan Proteksionisme AS, dapat disimpulkan secara singkat bahwa hubungan keduanya berbanding terbalik atau tidak saling menguntungkan dalam perspektif ekonomi maupun politik. Karena kebijakan proteksionisme akan membuat kekacauan hubungan antar negara terutama dalam hal perdagangan global. Tabik! [] [Tulisan dimuat di blog pribadi penulis, catatanusangweb.wordpress.com]
Kita & Kata|67
68 | LPME Ecpose
SEMUA BISA JADI “HERO� [ Shafly Pradana L. ]
B
ambu runcing, senjata yang paling identik di saat kita membicarakan pahlawan-pahlawan yang ada di Indonesia. Senjata yang lancip ujungnya tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pahlawan di negeri kita saat dulu membela negaranya, memang terkenal berjuang menggunakan bambu runcing. Sosok mereka yang tak gentar dalam membela negara, membuat rakyat Indonesia bisa seperti sekarang ini. Perjuangan para pahlawan yang gugur, diperingati tepat setiap tanggal 10 November. Terpilihnya tanggal ini berawal dari perjuangan Bung Tomo dan pemuda-pemuda Surabaya pada 10 November 1945 untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari pasukan Belanda. Setelah terjadi pertumpahan darah yang memakan ribuan korban jiwa itulah, pada tanggal tersebut yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Kita & Kata|69
Dari sedikit sejarah tersebut kita tahu, bagaimanapun kita harus berbangga kepada pahlawan yang rela mengorbankan nyawanya demi Indonesia. Sekarang pertanyaannya, bisakah kita seperti mereka? Mungkinkah kita menjadi seorang pahlawan? Itu menjadi pertanyaan untuk diri kita sendiri yang jawabannya juga berasal dari kita sendiri. Dulu saat kita masih kecil, kita sering bermimpi dan berimajinasi menjadi seorang pahlawan yang bisa menolong banyak orang. Pahlawan terdahulu mengangkat senjata dan berperang mengorbankan nyawanya untuk Indonesia. Pada jaman sekarang ini, pahlawan tidaklah harus mengangkat senjata untuk membela negaranya. Saat kita ditanya siapa pahlawan saat ini, kita bisa menjawab guru, yang merupakan pahlawan tanpa tanda jasa karena kontribusinya dalam dunia pendidikan. Bisa juga kita menyebut pejabat, yang bekerja untuk kesejahteraan rakyat. Kemudian, seseorang yang berusaha keras agar berprestasi untuk mengharumkan negaranya itu juga termasuk pahlawan. Seorang dokter yang rela tinggal di pedalaman untuk mengabdi kepada masyarakat juga bisa disebut seorang pahlawan. Atau bahkan orang tua kita sendiri, yang melahirkan, merawat dan berjuang untuk hidup kita sendiri yang kita anggap sebagai pahlawan. Menjadi seorang teladan dan menginspirasi orang lain merupakan pahlawan. Semua orang bisa menjadi seorang pahlawan dan juga setiap orang pasti memiliki seorang yang dianggapnya sebagai pahlawan. Saat kita berbuat baik kepada seseorang bisa saja diri kita ini dianggap sebagai seorang pahlawan bagi orang tersebut. Banyak juga jalan untuk menjadi seorang pahlawan. Lalu, bagaimana dengan generasi muda saat ini? Apakah sudah mendekati kata
70 | LPME Ecpose
pahlawan? Generasi muda saat ini dapat dikatakan jauh dari kata pahlawan. Kita bisa lihat dari kecintaan akan negerinya kurang, lebih menyukai budaya luar dan produk impor. Sifat sosial yang terus menurun, didorong dari efek kemajuan teknologi juga berdampak buruk pada generasi muda saat ini. Sering terjadi tawuran yang merugikan banyak pihak. Sifat apatis dan kurang peduli juga masuk sebagai faktor utama kemunduran dari generasi muda sekarang. Banyak hal yang membuat generasi muda saat ini terus mengalami kemunduran. Kita sebagai generasi muda harus bisa menjadi pahlawan-pahlawan bangsa yang baru. Banyak yang dapat kita pelajari dan contoh dari para pahlawan pendahulu kita. Percaya bahwa semua orang bisa menjadi pahlawan serta menghilangkan kebiasaan buruk dengan mengubah hal kecil dalam diri kita sendiri sebagai langkah awal. Kemudian kita dapat melanjutkan ke hal-hal luar yang lebih besar, sehingga nantinya semua hal yang kita lakukan bisa mengubah orang lain menjadi lebih baik. [] [Tulisan dimuat di www.lpmecpose.com, pada September 2017]
Kita & Kata|71
72 | LPME Ecpose
SUMPAH PEMUDA DILIHAT DARI PERSPEKTIF GENERASI MUDA ERA GLOBALISASI [ M. Muwafikul Hoyr ]
S
umpah pemuda tidak terlepas dari nasionalisme dan demokrasi. Kelahiran bangsa ini merupakan bagian dari sebuah proses perjuangan rakyat selama ratusan tahun tertindas di bawah jajahan para kolonial-kolonial dari Eropa. Latar belakang itulah menjadikan kaum muda untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat rakyat Indonesia, tekat inilah yang menjadi landasan komitmen perjuangan rakyat Indonesia. Sumpah pemuda merupakan ikrar para generasi muda di seluruh wilayah Indonesia pada kala itu dengan berbagai macam organisasi kepemudaan di seluruh nusantara yang dihadiri seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, dan masih banyak yang lainnya. Saat itu juga diputuskan sebuah kongres pemuda yang diselenggarakan 27 – 28 Oktober 1928 di Batavia. Sumpah pemuda bagian dari tonggak utama dalam sejaKita & Kata|73
rah perkembangan kemerdekaan Indonesia. Sebuah ikrar yang mempunyai arti kiasan sebagai kristalisasi semangat para pemuda untuk menegaskan jati dirinya dalam pendirian bangsa Indonesia yang diimpikan. Ikrar yang begitu membakar semangat pemuda-pemuda saat itu untuk bertanah air satu, satu bangsa, dan juga satu bahasa. Butir-butir yang terkandung dalam kongres Sumpah Pemuda tidak hanya menjadi bukti hitam di atas putih akan kebutuhan kemerdekaan suatu negara, tetapi juga semangat yang berkobar-kobar layaknya api membara yang terpatri dalam hati sanubari para kaum pemuda. Semangat yang timbul atas kesamaan ideologi dan cita-cita yang dilandasi perasaan satu kekeluargaan, senasib dan seperjuangan pada saat itu sebagai suatu bangsa. Sumpah Pemuda adalah factum unionis yang tidak terlepas dari identitas sebuah bangsa Indonesia serta unit geografinya yaitu setanah air dan juga Bahasa Indonesia dan lambang merah putih sebagai identitas nasional. Hal tersebut sesuai lagu yang dikumandangkan oleh seorang musisi dan komponis W.R Supratman dengan lagu Indonesia Raya yang menjadi lagu kebangsaan negara yang kita cintai. Lahirnya Sumpah Pemuda merupakan kesadaran untuk menjadi sebuah bangsa yang otonom dan mandiri. Sumpah pemuda sebagai salah satu refleksi dari rakyat Indonesia yang di kala itu mengikhtiarkan dirinya untuk sebuah negara yang merdeka, hanya ingin keluar dari tindasan-tindasan yang dilakukan oleh para penjajah Belanda. Ketegasan dari pemuda itulah yang juga menjadikan aksentuasi rakyat Indonesia untuk berbangsa dan bertanah air yang merdeka, dengan suatu pembentukan karakter yang dikenal dengan INDONESIA.
74 | LPME Ecpose
Di era globalisasi saat ini, timbul sebuah kecemasan terhadap generasi muda yang diasumsikan semakin sulit dalam mencapai masa depan yang lebih baik, serta bersamaan dengan tidak adanya sebuah karakter, individualisme, etos kebangsaan, yang mana hal itu dapat memengaruhi masa depan bangsa dan negara. Beragam permasalahan yang sering dibahas terkait generasi muda, berawal dari permasalahan yang menyangkut moral sampai jenjang pendidikan. Di kalangan pelajar dan mahasiswa, hal ini bisa dicontohkan ketika di dalam kelas ada salah satu kelompok presentasi sampai selesai, kemudian dibuka sesi tanya jawab dengan masalah yang terkait dengan apa yang dibacarakan. Selanjutnya, pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh salah satu orang bagian dari yang mempresentasikan tersebut dengan referensi google, hal ini juga sama terjadi terhadap anggota kelompok yang lainnya. Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa kaum muda sekarang hanya membutuhkan sesuatu yang praktis, instan, tanpa mengetahui asal usul informasi tersebut. Kaum muda sekarang mengesampingkan daya pikir kritis yang dimilki hanya untuk menerima sesuatu yang instan tadi. Hal ini akan menyebabkan idealisme dari kaum muda nantinya akan luntur, sehingga akan menjerumuskan karakter kaum muda. Namun di sisi lain, yang sering diperbincangkan terkait dengan generasi muda sekarang yaitu ketahanan budaya dan kepribadian budaya lokal yang saat ini semakin luntur, yang pada akhirnya akan mengarah pada ranah pembusukan ideologi para generasi muda oleh ideologi liberalisme. Hal ini disebabkan karena semakin canggih-
Kita & Kata|75
nya teknologi, informasi dan komunikasi, derasnya arus informasi global yang sulit terbendung yang berdampak pada penetrasi budaya asing. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya kaum muda meniru gaya hidup orang barat, dari segi pakaian yang pantas dan sopan untuk digunakan, banyaknya pergaulan bebas yang merajalela di seluruh pelosok negeri ini, maraknya para remaja yang hamil di luar nikah atau berhubungan seks di luar nikah, yang mana nilai tata krama yang diajarkan oleh orang tua seakan-akan hilang. Sehingga hal itu dapat memengaruhi tehadap pola pikir, sikap, dan perilaku kaum muda yang hanya mengandalkan kekuatan fisik dan kekerasan daripada keunggulan daya pikir. Tawuran antar pelajar ataupun yang dilakukan oleh mahasiswa, demo, dan lain-lain, sering menghiasi layar kaca audio visual daripada berita prestasi yang membanggakan bagi diri sendiri, orang lain, maupun bangsa. Hal tersebut dapat kita lihat dari kurang berkembangnya kemandirian, kreativitas, serta produktivitas di kalangan kaum muda, sehingga kaum muda kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan bangsa ini. Memaknai Hari Sumpah Pemuda Sumpah pemuda berisi ikrar bersatunya dan disatukannya tunas-tunas bangsa oleh kesamaan tanah air, bangsa dan bahasa dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia yaitu dari Sabang sampai Merauke. Hal ini sesuai jati diri kita sebagai bagian dari NKRI yang bertugas menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI dari segala macam tantangan, ancama maupun krisis. Kita sebagai generasi muda yang hidup di serba mewah, sudah selayaknya kita bersatu dan memperkuat ikatan satu sama lain agar Indonesia tetap kokoh dan bertahan di tengah krisis glo-
76 | LPME Ecpose
bal yang mengancam ekonomi negeri ini. Kita patut bersyukur karena sampai saat ini, masih dipersatukan oleh tanah air, bangsa dan bahasa. Persatuan dan kesatuan merupakan langkah dasar kemajuan suatu bangsa. Indikasinya agar mampu menyadarkan kaum muda mengenai jati dirinya dan moral dalam membangun karakter bangsa ke depan. Kebangkitan dari para kaum muda itu sendiri dapat kita implementasikan dengan pergerakan-pergerakan yang nyata dan mempersiapkan diri ikut serta dalam membangun masyarakat untuk menuju perubahan yang lebih baik. Hal ini tentunya memerlukan dukungan dari setiap elemen masyarakat. Sudah saatnya generasi muda diberikan ruang dalam proses pembangunan negeri tercinta ini, serta bisa bersaing menjadi pemimpin global. Dengan kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada para kaum muda, diharapkan akan menimbulkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap kepercayaan yang telah diberikan, guna turut bisa merasakan bahwa keberadaan mereka selayaknya diperhitungkan dan berguna bagi bangsa dan negara dengan keyakinan yang tangguh bak bergeloranya samudera dengan riuh rendah pasang dan surutnya. Benar apa yang disampaikan Bung Karno, tentang orang-orang tangguh laksana membandingkan dua lukisan. �Aku lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, daripada lukisan sawah yang adem ayem tentrem. Kadyo siniram wayu sewindu lawase.� Adhitya Wardhono menyampaikan “Kita tidak butuh berapa Summer and Autum Season, kita butuh anak-anak muda, orang-orang tangguh dalam bergeloranya semangat Dry and Rainy Season yang memukul dan menge-
Kita & Kata|77
bu-gebu. Ya! Tidak kemana-mana hanya di Indonesia dengan pemikiran dan karya para generasi muda bak orang tangguh.� Respek para kaum muda terhadap keberadaan bangsa yang kita cintai ini haruslah tertanam dari lubuk hati yang paling dalam mengingat para pejuang 45 dengan semangat tinggi rela mati demi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di tangan para nahkoda saat inilah Indonesia nantinya akan dibawa ke ranah yang mana, melihat rintangan dan ancaman yang datang bertubi-tubi. Tentunya hal ini tetap menjadi spiritual bagi kaum muda dalam mempertahankan negara Indonesia karena kita tidak sendiri, kita terdiri dari beragam bangsa, ras, bahasa, suku, agama dan lain-lain yang tetap bersatu tanah air, bangsa dan bahasa agar negara Indonesia tetap harum namanya di mata kita dan juga dimata dunia. Benar kata filosuf Aguste Comte dengan Savoir Pour Prevoir, yang bermakna: mempelajari masa lalu, melihat masa kini, untuk menentukan masa depan. [] [Tulisan dimuat di Mading “Rasta� LPME Ecpose, pada September 2017]
78 | LPME Ecpose
WAJAH FAKULTASKU [ Siti Nur Malika ]
U
niversitas Jember baru-baru ini dinobatkan sebagai perguruan tinggi dengan peringkat 15 dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Akreditasi merupakan cerminan dari kinerja sebuah perguruan tinggi yang menggambarkan kualitas sarana prasarana, kualitas belajar mengajar, maupun kualitas output dari sebuah perguruan tinggi. Dengan demikian dapat diartikan bahwa Universitas Jember memiliki kualitas yang memadai dalam hal sarana dan prasarana, kualitas belajar mengajar, dan kualitas ouputnya. Apakah benar seperti itu? Mungkin pertanyaan di atas akan timbul ketika kita melihat bagaimana keadaan sarana dan prasarana kampus kita tercinta ini. “Kamu masih beruntung masuk ke kampus ini di tahun di mana ruangan kelas sudah ber-AC, dulu waktu aku masih jadi mahasiswa di sana, kuliahnya gak bisa konsen, Kita & Kata|79
sumuk,� kata seorang alumni lulusan Universitas Jember. Memang benar adanya bahwa Universitas Jember melakukan perbaikan-perbaikan yang signifikan seperti pemberian AC di setiap kelas walaupun masih baru-baru ini, sedangkan di universitas-universitas lain sudah dari dulu memakai AC di setiap kelasnya. Sekarang, dengan sarana dan prasarana yang memadai, bahkan masih dilakukan banyak pembangunan gedung di lingkungan Universitas Jember, membuktikan bahwa Universitas Jember benar-benar serius untuk melakukan perbaikan. Pembangunan gedung juga dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember. Namun sayang, entah kenapa pembangunan gedung di Fakultas dengan beribu-ribu mahasiswa di dalamnya ini dihentikan, sehingga ketika mahasiswa ingin memasuki fakultas harus melewati bangunan yang masih belum selesai dibangun, yang terka- dang membuat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis melewati kubangan-kubangan air ketika hujan turun. Hal ini bukan masalah besar bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember, karena melewati kubangan air tidak sebanding dengan sulitnya kuis Auditing. Fakultas Ekonomi dan Bisnis merupakan Fakultas yang tidak pernah sepi, bisa dilihat ketika subuh alias pagi buta, parkiran di Fakultas ini sudah ramai oleh sepeda motor mahasiswa-mahasiswanya. Ketika malam hari pun parkiran Fakultas ini selalu ramai. Hal ini wajar, karena Fakultas Ekonomi dan Bisnis memiliki ribuan mahasiswa, di mana mahasiswa yang lulus dan yang masuk tidak sebanding sehingga menyebabkan penumpukan mahasiswa
80 | LPME Ecpose
di dalamnya. Dengan sarana ruang kelas yang terbatas membuat jadwal kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dimulai dari matahari terbit hingga pukul 10 malam. Sehingga bisa dilihat ketika ada mahasiswa FEB yang keluar dari fakultas dengan muka kusut dan pakaian lusuh, bisa dipastikan dia kuliah dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari. Fakultas Ekonomi dan Bisnis memiliki dua pintu keluar masuk, dimana satu pintu legal dan satu pintu ilegal. Pintu legal berada di depan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sedangkan pintu ilegal berada di belakang Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang terhubung langsung dengan Jalan Jawa. Jalan ilegal ini sering dimanfaatkan oleh para pedagang asongan atau pengemis dari luar kampus yang melakukan kegiatan dari pekerjaannya di dalam lingku- ngan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Terkadang ketika para mahasiswa belajar kelompok di taman Fakultas, para pengemis datang silih berganti kepada mereka sehingga mengganggu mereka yang sedang belajar. Tentunya hal ini sangat mengganggu untuk mahasiswa. Dengan tugas mahasiswa yang menumpuk, fakultas seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk belajar dan mengerjakan tugas kelompok. Memang, sarana kelas di FEB sudah mengalami perbaikan yang signifikan, sarana di luar kelas, seperti di taman atau di gazebo juga sudah mengalami perbaikan yang signifikan, namun hal tersebut masih belum bisa membuat mahasiswa nyaman saat berada di lingkungan FEB, karena adanya pengemis-pengemis dan pedagang
Kita & Kata|81
asongan dimana seharusnya lingkungan kampus harusnya memberikan rasa nyaman terhadap mahasiswanya. [] [Tulisan dibuat saat penulis mendaftar di LPME Ecpose, pada Maret 2017]
82 | LPME Ecpose
KEPING 2 [ resensi ]
Kita & Kata|83
84 | LPME Ecpose
KETEGUHAN PEMUDA DARI SUDUT SINGAPURA
Judul : Memeluk Gerhana Penulis : Isa Kamari Penerbit : Hikmah Jumlah Hlm. : 402 Peresensi : Haryo Pamungkas
“Inilah takdirku dari perut bumi. Entah berapa lama lagi aku harus memeluk gerhana ini.�
M
emeluk Gerhana, merupakan novel karangan penulis melayu penerima South East Asia Write Award 2006, Isa Kamari. Bercerita tentang perKita & Kata|85
jalanan hidup seorang pemuda dari keluarga miskin dengan latar belakang Singapura pasca bangkit dari Perang Dunia II. Dia adalah Ilham Sidek, pemuda dengan jalan hidup penuh lika-liku serta konflik yang beragam. Cerita masa kecil yang diselimuti berbagai kejadian tradisional khas kampung menjadikannya dekat dengan berbagai kebudayaan melayu. Kondisi tersebut juga membentuk Ilham Sidek menjadi pribadi yang begitu bermoral, rajin dan dekat dengan agama. Pertemuannya dengan Ustaz Saniff pada masa sekolah menengah di Rafless Institution, merupakan awal dari rentetan kemalangan nasibnya. Keikutsertaannya dalam perkumpulan agama pimpinan Ustaz Saniff menjadi sebab penangkapan dirinya oleh polisi Singapura. Penangkapan tersebut dilatarbelakangi oleh kekhawatiran pemerintah Singapura terhadap adanya rencana makar dari perkumpulan tersebut. Tidak berhenti sampai disitu, perlakuan tidak menyenangkan yang diterimanya saat proses interogasi membuatnya harus kehilangan salah satu inderanya. Kepergian salah seorang wanita yang begitu mempengaruhi hidupnya juga semakin membuat perjalanan hidupnya semakin berat. Namun berkat keteguhan hatinya kepada Tuhan, Ilham Sidek mampu bangkit kembali dari banyaknya konflik yang mendera hidupnya. Konflik yang disuguhkan dalam novel ini tersusun secara sistematis dan mendalam. Novel ini juga menguak bagian-bagian konflik kehidupan yang kemudian diterapkan pada satu kesatuan yang utuh, yaitu pada perjalanan hidup seorang Ilham Sidek. Namun, Alur yang melulu menceritakan kesedihan Ilham Sidek ini rupanya
86 | LPME Ecpose
terkesan membuat jenuh untuk dibaca. Selain itu, meski sudah diterjemahkan, novel ini tetap sukar untuk dipahami, karena terdapat penggunaan kosakata yang tidak disesuaikan secara sempurna menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Terlepas dari itu, novel ini adalah sebuah karya gemilang dari seorang Isa Kamari yang menarik untuk dibaca, hal ini karena setiap konflik yang disajikan mampu dikemas secara apik dalam tiap ulasan ceritanya. Kisah Ilham Sidek yang mampu bangkit dari banyaknya konflik yang menderanya juga dapat dijadikan contoh bagi pembaca. Rekomendasi bacaan yang bagus. Selamat membaca. [] [Tulisan dimuat di www.lpmecpose.com, pada November 2017]
Kita & Kata|87
88 | LPME Ecpose
LAIN KARAKTER, LAIN PULA KISAHNYA
Judul : Mere Matkadevi dan 123 Karakter Lainnya Penulis : Tulus Ciptadi Akib Penerbit : Kompas Jumlah Hlm. : 232 Peresensi : Ananda Denia P.
S
esuai dengan judul buku ini yaitu Mere Matkadevi dan 123 Karakter Lainnya, buku ini berisi tentang permasalahan keseharian para karakter. Permasalahan yang diangkat mulai dari masalah keluarga seperti Dede yang berumur 8 tahun yang telah ditinggal ibunya dan berjanji tidak akan menangis lagi, masalah percintaan si Kita & Kata|89
Hendro Pratomo yang baru berumur 11 tahun dan harus putus dengan si maria dengan karena beda agama. Lalu permasalahan sosial seperti Budi Putra Bangsa yang kasian kepada anak metropolitan yang temannya lebih banyak di dunia maya. Banyak cerita cerita yang sederhana dan terjadi di sekitar kita. Seperti karakter Pak Sabar yang berumum 62 tahun. Ya memang sesuai namanya, Pak Sabar selalu sabar mencari lowongan pekerjaan untuk anaknya yang sarjana lulusan Universitas Indonesia. Tetapi tanpa disangka di akhir cerita diketahui bahwa anaknya telah meninggal 8 tahun lalu karena di PHK. Lalu ada si Blacky yang 3 tahun umurnya. Sesuai namanya bisa di tebak dia adalah seekor anjing. Diceritakan kisah hidupnya yang malang dari air liurnya yang haram, perutnya yang terus menggeram dan petasan yang meledak di mulut Blacky. Lalu ada Budi Putra Bangsa, ABG berumur 17 tahun yang tinggal di daerah Pondok Kopi tapi masih harus masuk gang-gang lagi. Charlie “ST12� dan Tantri “Kotak� idolanya dan hampir tawuran gara-gara dibilang alay, padahal si Budi cinta damai. Suatu sore di depan mall dia kasian melihat anak metropolitan yang cekikian di depan macbook-nya, temannya lebih banyak di dunia maya. Lalu ada Hendro Pratomo yang baru berumur 11 tahun tapi sudah merasakan putus cinta. Awalnya mereka dijodoh-jodohkan, tapi demi harga diri akhirnya Hendro nembak si Maria. Sudah lima bulan mereka pacaran tapi akhirnya putus juga karena beda agama. Setiap permasalahan dalam novel ini dijelaskan dengan singkat dan rapi, sehingga pembaca langsung paham maksud si penulis. Meskipun begitu, dengan pendekat-
90 | LPME Ecpose
an permasalahan di kehidupan sehari-hari, rasa yang disampaikan dari cerita langsung “ngena� pada pembaca. Permasalahan yang diangkat dalam novel ini juga tidak memandang umur seperti Farhat Abdul Halim yang berumur 5 tahun dengan jilbabnya, hingga Tuti Kusmiati yang berumur 30 tahun dengan ambisinya ingin menjadi lurah perempuan pertama di desanya. Atau dari Abi Lukas dan Nurhayati yang berumur 72 tahun dengan sayur nangkanya hingga Zamindar Mimpi yang berumur 23 tahun yang memang merupakan mimpi nyata ibunya. Selain itu, dalam mengemas setiap masalah buku ini memiliki kekhasan tersendiri. Buku ini memiliki ciri khas dengan menyebutkan umur karakter di setiap awal cerita. Selain itu, judul cerita menggunakan nama karakter yang disusun berdasar abjad. Ilustrasi dan pemilihan warna sampul juga cerah, yakni hijau tosca yang juga menambah poin plus novel ini. Kesimpulannya, novel ini cocok untuk dibaca di sela-sela kesibukkan karena isinya yang ringan tetapi bisa untuk jadi cerminan kehidupan kita. [] [Tulisan dibuat penulis pada Maret 2018]
Kita & Kata|91
92 | LPME Ecpose
PERUBAHAN DALAM TATANAN PENDIDIKAN TERHADAP ANAK-ANAK DI MAMUGU, KABUPATEN ASMAT, PAPUA
Judul : Yang Menyublim di Sela Hujan Penulis : Fawaz Penerbit : EA Books Jumlah Hlm. : 314 Peresensi : M. Muwafikul Hoyr
B
uku dengan judul Yang Menyublim Di Sela Hujan ini menceritakan kisah keseharian si penulis yaitu Fawaz selama menjalankan tugas di Papua tepatnya di Kabupaten Asmat, Kampung Mamugu Batas Batu, sebagai sukarelawan guru. Penugasan ini diberikan kepada Fawaz dalam rangka mengawali programnya yaitu litera-
Kita & Kata|93
si terapan yang pada awalnya bergabung dengan Sokola, pengalaman di Sokola Rimba, hingga keterlibatannya di Sokola Asmat. Program tersebut merupakan lanjutan dari program yang sudah ada yaitu literasi dasar dan sudah berakhir pada beberapa bulan sebelumnya. Di sisi lain juga terdapat kejadian lucu, kocak, dan konyol yang tak lupa ditulis oleh Fawaz selama berinteraksi dengan anakanak dan warga di Mamugu Batas Batu. Buku dengan si penulis Fawaz, membagi muatannya dalam tiga bab besar yang secara khusus ercerita tentang pengalaman si penulis di Sokola Asmat. Bab yang pertama, tentang kisah perjalanan berangkat menuju lokasi penugasan yaitu Kampung Mamugu Batas Batu, Kabupaten Asmat, Papua. Bab kedua, tentang pengenalan Kampung Mamugu Batas Batu itu sendiri baik dari segi geografis maupun kondisi atau karakteristik masyarakat di sana. Kemudian bab ketiga, berisikan pengalaman kegiatan belajar mengajar bersama murid-murid kampung Mamugu Batas Batu. Buku ini bersifat komplek. Hal ini tidak terlepas dari konsep pendidikan yang kontekstual dan tidak mengasingkan siswa dari keseharian hidupnya adalah sebuah implementasi pendidikan yang jarang sekali kita temui dan terbilang langka. Namun hal itu bisa dibuktikan oleh si penulis bersama dengan teman-temannya yang mampu mengaplikasikan konsep tersebut. Kemudian, dalam naskah yang ditulis Fawaz tersebut juga menceritakan bahwa dia mampu merekam denyut kehidupan warga Mamugu Batas Batu. Serta si penulis juga memperkenalkan tokoh-tokoh masyarakat yang ikut andil dalam mewarnai struktur sosial di Mamugu Batas Batu. Perjalanan
94 | LPME Ecpose
hidup yang dijalani selama di Mamugu Batas Batu justru berkelindan dengan warga sekitarnya. Dia terlibat dalam kegiatan adat, ikut berburu buaya bersama Bapak Lucas Swabra seorang Polisi yang sudah lama berdinas di sana, memangkur sagu bersama warga, dan bermain di sungai bersama anak-anak di Pomats. Di sela-sela tugasnya dalam membina anak-anak Kampung Mamugu Batas Batu, dia juga menyelam untuk belajar. Ibaratkan Fawaz menyelam sambil minum air, itulah pribahasa yang pantas diberikan kepada Fawaz. Jadi kesimpulan pendidikan Paulo Freire yang memprioritaskan dialog benar-benar diterapkan oleh Fawaz. Secara tidak dipungkiri, meskipun anak-anak mengalami perkembangan dalam membaca dan menghitung, menekan emosi murid yang kadang kala marah serta hasrat untuk ingin memukul tidak dapat dielakkan oleh Fawaz. kejadian tersebut setiap hari akan terulang lagi. �Tak bisa dimungkiri, anak-anak adalah peniru terbaik di bumi. Mereka akan dengan cepat dan mudah meniru apa saja yang mereka lihat.� Hampir setiap hari anak-anak Mamugu melihat tontonan orang tua yang berkelahi yang bermodalkan dengan menggunakan senjata tajam. Dengan kejadian tersebut, secara tidak langsung anak-anak meniru kebiasaan orang tuanya. Jangankan Fawaz yang berprofesi sebagai guru tugas disana, pihak gereja pun masih belum bisa untuk menghapus kebiasaan tersebut. Memang hal itu membutuhkan proses dan proses itu masih terus berlangsung setiap hari. Dengan demikian, pendidikan bukanlah alat yang mengukuhkan satu komunitas di atas komunitas yang lain. Pendidikan yang ditawarkan melalui program Sokolah
Kita & Kata|95
Asmat, lebih pada pembangunan jembatan dialog agar warga bisa menempatkan diri sejajar dan kekuatan dari luar, juga menyadari kalau praktik pembodohan yang dilakukan perlahan mampu diputus mengingat posisi sudah berada di titik yang sama. Praktik pendidikan yang sesungguhnya tidaklah terpisah dari apa yang dipelajari dengan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan. Pendidikan adalah jalan menuju pembebasan yang memanusiakan. Adapun kelebihan dari buku ini adalah mampu menjadi inspirasi bagi kaum muda bahwasanya ketika ingin mewujudkan perubahan dalam pendidikan di daerah pedalaman maka kita harus menyesuaikan dengan keadaan lingkungan disana. Belajar tidak terbatas ruang dan waktu. Bisa kapan saja dan di mana saja. Selain itu, buku ini menjadi panutan bagaimana menjadi seorang guru yang sabar dalam mengajar, menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan, budaya, dan adat yang ada dan bisa mengayomi siswa dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh masing-masing siswa sehingga semuanya bisa belajar dengan baik. Kekurangan dalam buku ini adalah masih sedikit yang bisa orang tua pelajari untuk mengisi perkembangan anak-anaknya. Mempertanyakan kembali, sudah sejauh mana anak-anak diberi ruang untuk memenuhi hak-haknya sebagai manusia. Alur ceritanya yang masih membingungkan bagi kalangan orang awam sehingga sulit dipahami. [] [Tulisan dibuat penulis pada Oktober 2017]
96 | LPME Ecpose
KEPING 3 [ cerpen ]
Kita & Kata|97
98 | LPME Ecpose
RUH KARET [ Haryo Pamungkas ] Lelaki itu berkata dengan tegas dan juga halus, “Panggil saya Rusli, Rusli bin Tohari.�
L
elaki itu selalu begitu, setiap kali dia pergi ke kampung, selalu mengenalkan diri pada orang-orang sekitar. Hanya sekedar bersalaman berkeliling sekitar rumah yang me- rupakan tradisi selepas menjalankan sholat ied di tanah lapang kampung. Lebaran di kampung Klenthenk, memang telihat lebih meriah dibanding kampung sebelah, selalu berbalut ramah tamah dan dihiasi dengan tradisi, budaya yang terasa melekatkan setiap orang untuk datang kemudian saling bersilaturahmi satu sama lain. Terlebih, dengan banyaknya iring – iringan makanan yang dijadikan santapan bersama ratusan warga kampung. Tahun ini 13 sapi dan 5 ekor kambing, bahan yang menjadi santapan Kita & Kata|99
makanan warga kampung. “Saya mengenalmu, kau Rusli, Rusli bin Tohari, kau kawanku sedari kecil, dan selalu kebiasaanmu mengenalkan diri tak pernah berubah. Tak usah kau memperkenalkan diri lagi padaku, kawan.” “Kau tetap sama, Mus, sepanjang tahun sapaanmu selalu sama, bukan kawan sedari kecil, kau sahabatku sampai hari ini.” “Tahun ini 13 sapi, dan kirimanmu yang paling gemuk dan besar, seperti biasanya, kau beli dari siapa kali ini, Rus?” “Aku memesan sejak jauh-jauh hari, sejak enam bulan silam dari Haji Murdi, aku pesan yang paling gemuk dan subur, Mus. Lagipula, sudahlah tak usah kau pedulikan asal usul sapi itu, kini dia sudah menjadi daging rendang, lebih baik kau cepat ambil makan sebelum hanya tersisa lengkuas sebesar jempol untukmu, Mus.” Tradisi Grebek Royo, tradisi makan bersama, awalnya dulu dipakai untuk sesembahan, namun diubah makna dan caranya seiring banyaknya orang-orang beragama yang datang dan menetap kemari. Makan bersama menggambarkan sebuah kemenangan yang dicapai, sekaligus saling mengenal, menyapa, dan berbagi kepada sesama warga kampung. Rusli adalah putra asli kampung Klenthenk, seperti Mus dan orang-orang lainnya di sini. Tapi, Rusli semenjak berumur dua puluh tahun memutuskan pergi menuju kota, mencari penghidupan yang layak, terlebih ketika Tohari, ayah Rusli, meninggal dunia, ia putuskan
100 | LPME Ecpose
menuju kota untuk mencari hidup bahagia, katanya. Rusli bukan kacang lupa kulit, bukan kura-kura tak mengenal tempurungnya sendiri. Ia masih dan selalu pulang ke kampung setiap tahun, berlebaran di kampung tak pernah terlewat, terlebih ia selalu menyumbang sapi beberapa ekor untuk acara makan bersama, tradisi Grebek Royo. Sapi yang paling banyak dagingnya, yang paling gemuk itu pasti kiriman Rusli, seakan warga kampung telah paham dan tahu sepanjang tahun. Rusli tak mau disebut lupa dengan tradisi, baginya setiap tradisi ini berbalut kenangan, masa kecil, ketika bersama Abah, Mamak, dan kawan kawannya serta warga kampung lainnya, dulu. “Mus, sudah berapa banyak anak kau?” tanya Rusli memecah hiruk pikuk bincangan warga kampung saat makan bersama. “Baru dua, tak banyak, kau sendiri kapan kawin? Siapa yang tahan menjadi bujang selain kau seorang, Rus ?” “Hahaha… Sudahlah, kawin itu urusan nanti, aku mau mencari bahagia, jika kawin muda sepertimu, mungkin aku tak akan jadi seperti ini. Terlebih mungkin kiriman sapi di kampung ini, sepanjang tahun tak akan ada yang gemuk. Kau akan mengenal Rusli sebagai penyadap karet, bukan penyair. Kau dulu sajalah yang menikmati kawin, aku masih mau bujang, bukan semata karena uang, jauh dari itu, aku masih ingin bahagia karena bekerja.” Acara itu memang sengaja dilakukan bertepatan dengan hari Raya Idul Fitri, sebagai pendukung tradisi bersilaturahmi, berkeliling sekitar tetangga rumah, selepas itu
Kita & Kata|101
dilanjut dengan mengunjungi makam leluhur dan sanak keluarga yang telah meninggal. “Mus, besok datanglah ke rumah. Pagi-pagi sekali, kita mau cari udara pagi. Aku menunggu.� “Tentu Rus, selepas shubuh.� Rumah Rusli terletak di ujung perkebunan, di halamanya dibuat pekarangan tanah yang luas dan berdiri sebuah surau beratap kubah perak diatasnya. Dulu surau itu digunakan sebagai TPQ bagi anak-anak kampung. Tohari, ayah Rusli, adalah guru mengaji, dan surau itu menjadi tempat kenangan di hati Rusli, setidaknya. Rusli melangkah menuju teras rumah, kakinya masuk ke dalam, dipegangnya gagang pintu kuningan dan dibukanya pintu itu. Selalu berdecit ringan, sedari dulu, bergesekan antara kayu pintu dengan lantai yang terbuat dari ubin hitam. Rusli merebahkan diri diatas kasur yang bertempel pula sprei berwarna kuning bermotif daun-daunan. Sangat terlihat dari debu perabot, bahwa rumah ini jarang ditempati, hanya setahun sekali, bertepatan dengan lebaran idul fitri. Debu yang tebal, kayu yang dimakan rayap, langit-langit yang dipenuhi sawang-sawang serta sarang laba-laba, seakan mendukung keadaan rumah yang sepi, karena hanya ada Rusli di dalamnya. Foto Tohari, berpeci dan berbalut sorban di leher terpajang diantara dinding kayu ruang tamu rumah, di seberangnya tersejajar foto Rukmini, mamak Rusli. Ia hanya mengenal Rukmini sekelebat, semasa dengan angin lewat. Ia kehilangan ibunya ketika berusia lima tahun, sangat belia untuk berlepas dari kasih seorang ibu. Dulu,
102 | LPME Ecpose
semasa Tohari masih hidup, bersama Rusli ia selalu mengunjungi makam Rukmini, bukan sekedar tradisi, tapi lebih banyak kerinduan yang mendorong mereka untuk mengunjungi makam. Kerinduan anak kepada mamak, kerinduan suami kepada istri. Lamunan Rusli terbuyar, seiring suara salam dari luar rumah, suara salam dari tetangga yang berjarak sekitar 10 meter dari rumah Rusli. Memang rata-rata rumah di kampung ini tidak ada yang berdempetan, selalu mengikuti garapan kebun milik ma-sing-masing, kecuali mereka yang tak memiliki kebun biasanya mengikuti saluran air. Karena memang hampir warga kampung disini bekerja sebagai penyadap karet dan peternak, sapi, kambing. Dan seperti biasanya, beramah tamah adalah bagian dari kampung Klenthenk. Tidak hanya yang beragama Islam, yang lain pun ikut dalam tradisi silaturahmi dan makan bersama, sebagai ajang kerukunan dan keberagaman. Pagi-pagi buta, ketika udara sejuk ditambah butiran embun menghampiri, pintu rumah Rusli telah terbuka. Udara dan embun kini bertambah lagi dengan aroma kopi, merangsang hidung untuk menghirup. Tiga anasir itu terlalu sensitif untuk hidung bila disia-siakan. Di hadapan 2 cangkir hijau, Mustari menunggu sekawannya itu selesai mandi. Seperti rencana, mereka akan berkeliling, sekaligus mengawal nuansa lebaran di kampung. “Mau kemana sebelum silaturahmi, Mus?“ “Hutan seberang anak kali, di samping langgar, kita bisa lewat jalan setapak penghubung ke sana.� Selepas itu, sekawan itu pergi bergegas keluar rumah, se-
Kita & Kata|103
belum matahari semakin meninggi. “Kau tak mengunjungi Senarsih, Rus? Bulan syawal ini, dia kawin dengan anak mantan kepala desa, pertengahan sekiranya tak ada halangan.” “Benar dia akan kawin, Mus? Kalau begitu apalah janji yang ternyata hanya janji, toh akhirnya dia tak mau menunggu.” “Kau terlalu lama Rus, lagipula tak baik wanita kawin terlalu tua, dorongan abahnya tentu menyingkap janji itu.” “Tentu, aku akan kesana, bersilaturahmi ke abah Sudar, dia dulu kawan baik abah, dan tak lupa mengucap selamat untuk Senarsih kalau begitu.” “Bicaralah pada abah, kiranya kau berani, masih ada kesempatan, kawinlah dengannya tahun ini juga, atau minggu ini juga, atau sekiranya setelah hari raya ketoprak, paling lambat sebelum kau ke kota.” Sekawan itu bercakap sembari melewati setapak yang berwarna coklat kekuningan, sembari dihantam sinar matahari pagi yang merekah menebar cahaya dan panasnya. “Nanti dulu lah Mus, kau tahu bukan, kerjaku sibuk, aku takut tak ada waktu membahagiakan anak orang, dan banyak takut-takut lainnya.” “Terserah kau saja Rus, asal kau rela dan tak terbebani dengan kata risih bujang di seusiamu, tapi ingatlah kau telah matang untuk berkeluarga.”
104 | LPME Ecpose
Sekawan itu berjalan terus menuju hutan, matahari yang kian remaja menampari wajah dengan cahaya khasnya, ditambah dengan aroma dedaunan yang terbalut embun dan gemerisik gesekan ilalang, serta daun-daun yang saling menari, saling menyapa dengan angin pagi. Sekawan itu lantas duduk di atas batu ceper, pinggir kali, di dalam hutan karet. Sebenarnya daerah itu bukan hutan, daerah itu adalah perkebunan karet yang lebat, namun entah kenapa lidah warga kampung selalu dan terbiasa menyebutnya hutan. Pemandangan di seberang kali sangat memukau, pohon karet besar, hampir dua pinggang orang dewasa, warna air yang jernih, bak perak yang dilebur panas, tak luput aroma khas getah karet menyambar setiap hirup, dan lumut tebal yang menyelimuti bebatuan. Sekawan itu saling diam sambil memandang air kali. “Kau lihat itu Mus, ikan itu, dulu kita dan kawan – kawan lainya tak pernah kurang asupan protein, hampir setiap lepas sekolah kita berburu disini, lantas dibakar menggunakan ranting pohon karet kering.� “Tentu! Air kali ini juga kawan kita, saat melepas peluh di badan. Bukan hanya peluh keringat air asin itu, tapi juga peluh penatnya berbagai macam tugas di sekolah dulu, atau sebagai tempat sembunyi ketika kita malas untuk menyadap karet, bahkan ketika kita malas menggiring ternak menuju tempat ilalang hijau.� “Aku rindu benar dengan masa lalu, rindu abah, mamak, sekawan kita yang entah sekarang dimana, pun lebaran mereka jarang balik kemari bukan?�
Kita & Kata|105
“Tentu mereka mencoba meniru kau, Rus, mencari bahagia katanya. Ambisinya menjadi kaya, apalah daya hanya sebagai pengumpul getah karet? Mungkin pikir mereka begitu, Rus.” “Tapi tak semua harapan menjadi kehidupan, karena kita tak sedang hidup di dunia mimpi belaka. Mau menjadi apapun, pengumpul getah karet sepertiku atau penyair sepertimu, Tuhan telah memberikan yang terbaik, sesuai doa dan usaha.” “Tentu Mus. Bagaimana kabar Mamakmu? Sehatkah dia? Selepas petang nanti aku akan pergi kesana, ke rumah abah, mamakmu.” “Hahaha…. Tentu Rus, mamak juga sering-sering cari kau, tadi berpesan untuk mengajakmu mampir sebelum aku pergi.” Mereka melanjutkan bercengkrama di atas batu ceper itu. Hampir sepanjang tahun tempat itu menjadi mata, melihat bagaimana persahabatan tertali dengan rasa, tak peduli status sosial atau bagaimana takdir memunculkan perbedaan. Cahaya matahari kian berani menerjang badan, jalan setapak itu, kini telah kehilangan coklatnya, semua terasa menjadi kuning, khas cahaya sang raja siang. Bersama dengan itu, mereka berdiri dan beranjak kembali menyusuri jalan setapak tadi. Gemerisik rumput tatkala beradu dengan kaki, seakan menjadi kawan ketiga sepanjang perjalanan. Lantas mereka menyeberang jembatan bambu untuk sampai pada seberang tempat batu pipih tadi, jembatan yang diikat dengan rotan dan dicat dengan warna merah serta hijau, jembatan yang menja-
106 | LPME Ecpose
di penghubung menuju kabupaten, kebun karet lainnya dan makam leluhur serta keluarga kampung. Gemericik senandung air, yang beradu dengan batu kali terdengar semakin jelas, serta menceritkan sebuah fakta baru, kali ini mulai dangkal dan sebagian lebih kotor setiap tahun, sampah plastik mulai berenang bebas di permukaan. “Mus, ikutlah kau ke kota, ajaklah anak istrimu. Di sana, fasilitas lebih lengkap, terutama pendidikan. Ikutlah, masalah pekerjaan tak usah kau pikirkan,” Rusli membuka percakapan lagi. “Sama seperti kau ketika kusuruh kawin, kusuruh melamar Senarsih, pertanyaanmu berat dan perlu waktu lama untuk dipikir. Aku juga mencari bahagia, sama seperti kau, bukan karena aku anak tetua semata, tapi aku ingin bahagia dengan bekerja, ingin bahagia di kampung halaman, aku belum merasa bosan, dan belum terpikirkan memindah bahagiaku ke kota.” “Tentu, pikirkanlah baik-baik dulu, tahun depan aku ulangi pertanyaan ini.” Semakin jauh dari jembatan bambu, sekawan itu kini melewati jejeran pohon karet berdaun rindang, pohon karet yang berumur tua, lengkap dengan tempurung tempat getahnya pun banyak menempeli pada batang pohon, macam lintah. “Pohon ini masih punya keluargamu, Mus?” “Tentu Rus, warisan leluhur, tak kuasa untuk dijual.”
Kita & Kata|107
“Kau memang pandai Mus, jika harus merawat dan menyadap, jiwamu erat dengan pohon karet.” “Rus, kau masih tak ikut menjalankan tradisi lebaran secara menyeluruh? Kau masih enggan mengunjungi makam abah dan mamak kau, setelah abah kau meninggal bukan? Orang-orang mengira kau sudah tak menghargai tradisi leluhur, lebih-lebih aku mengira kau sudah tak menghormati mamak dan abah kau.” “Itu hanya anggapan, aku hanya sedang menjalankan perintah, ini amanah dari abah sebelum meninggal Mus. Asal mereka tahu, aku masih mengikuti tradisi, dan aku masih menghormati mamak dan abahku, setiap tahun aku membayar orang untuk sekedar merawat makam.” “Hanya itu, Rus ? Aku tak pernah melihatmu mengunjungi makam secara langsung, semenjak abah kau meninggal.” “Ini amanah, aku hanya menjalankan kewajiban, sebelum meninggal, abah memberi warisan kebun dan beberapa pesan. Yang pertama bahwa aku harus selalu ingat dengan kampung, daan kau tahu aku selalu pulang saat lebaran. Dan yang kedua abah memberi tahu bahwa mamak dan abah selalu ada dalam diriku, abah mengharuskan membawa sedikit tanah kuburan mereka, masing-masing satu dan terlipat kertas tembakau dengan awalan basmallah di atas. Bukan klenik atau jimat, hanya abah berkata supaya dekat, suapaya aku ingat dengan kampung, sebagai kenangan mamak dan abah, sebagai pengingat asal-usulku. Sekali lagi bukan klenik, bukan jimat, aku tak mau masuk dalam lubang syirik. Jadi aku tak lagi mengunjungi
108 | LPME Ecpose
makam, karena diam-diam, bila rindu aku hanya perlu membuka dompetku. Dan untuk warisan, abah bilang boleh dijual atau kupakai.” “Biarlah Mus, biarlah orang-orang menilaiku, kau tak suah ikut-ikutan. aku tetap Rusli, Rusli bin Tohari, putra asli kampung Klenthenk. Darahku tetap pohon karet, jiwaku tetap beraroma getah karet, dan kau adalah sahabatku, Mustari bin Sholeh, semoga sampai kapanpun, seperti abahku dan abah kau yang juga bersahabat.” Lagi-lagi lelaki itu berkata dengan tegas dan halus, seperti itu, sembari menjulurkan tangan, ketika dia juga mengenalkan dirinya saat pulang lebaran. “Panggil aku Rusli, Rusli bin Tohari, dan aku bukan pengkhianat tradisi.” “Kecuali kawin, bukan Rus ?” “Kawin dengan Sedarsih, terlalu berat mahar yang harus kutebus, yang diajukan abahnya. Kebun karet berisikan pohon karet tua, atau emas warisan dari keluarga mamak laki-laki. Dan kau tahu Mus? Bukan aku tak mau kawin, tapi pohon karet tua di kampung ini hanya milik keluargamu seorang.” [] [Tulisan dibuat penulis pada Juli 2017]
Kita & Kata|109
110 | LPME Ecpose
NEW MOM [ Dian Rismayasari ] “Cal,�
R
afa memanggil adiknya yang tengah sibuk dengan ponsel di tangannya berdiri di depan pintu rumah mereka yang besar dan mewah. Calista mendongak menatap kearah suara itu berasal. Rafael, kakak barunya tengah berjalan ke arahnya dengan melambaikan tangan, dia berjalan bersama seseorang, yang entah siapa dia, Calista tidak tertarik dengannya. Yang ada dalam pikirannya sekarang adalah bagaimana caranya dia harus pergi sesegera mungkin dari tempat ini. Tanpa menunggu lagi Calista segera memasukkan ponselnya kedalam tas yang ia bawa, kemudian dia berlari dan berhenti tepat didepan kakaknya. “Kenalin Cal ini....� Belum sempat Rafa meneruskan kaKita & Kata|111
limatnya, Calista sudah lebih dulu menangkat tangannya memberi isyarat agar Rafa berhenti berbicara. “Stop, aku nggak peduli. Aku mau pergi,” kata Calista tanpa memperdulikan tatapan terkejut dua orang di depannya. Setelah selesai mengucapkan kalimat itu, Calista langsung melenggang pergi seperti tidak terjadi apa-apa. Tanpa disadari Calista, kedua laki-laki itu terus menatapnya hingga punggungnya hilang di balik pintu gerbang rumah ini. “Siapa dia?” tanya Alex, laki-laki yang berdiri di samping Rafa tadi. “Adik tiriku. Sorry ya kalau sedikit sombong. Biasalah, anak tunggal,” kata Rafa. Alex hanya mengangguk sepertinya dia tidak terlalu masalah dengan sikap Calista tadi. Terlahir di keluarga kaya, membuatnya sudah terbiasa bertemu dengan anak-anak orang yang sederajat dengan keluarganya, perempuan-perempuan yang rata-rata memiliki sifat manja, angkuh dan sombong. “Dia mau ke mana?” tanya Alex lagi, menatap gerbang seolah-olah Calista masih berada di sana. “Nggak tau. Asal kamu tau ya, hampir satu tahun aku serumah dengan dia, aku masih belum sepenuhnya kenal siapa dia,” kata Rafa, dia melanjutkan berjalan masuk ke dalam rumahnya. “Kok bisa?” tanya Alex semakin penasaran dengan perempuan itu.
112 | LPME Ecpose
“Dia jarang keluar dari kamar, sekalinya keluar langsung pergi kayak tadi, pulangnya selalu malem. Kita jarang banget ngobrol. Dia juga suka marah-marah di rumah, sepertinya dia masih belum bisa terima papanya menikah dengan mamaku,” jelas Rafa. Alex mengangguk-angguk, dia bisa membayangkan seperti apa perempuan itu dari sedikit penjelasan temannya. “Siapa namanya tadi?” “Calista,” balas Rafa singkat. Sedetik kemudian, dia menghentikan langkahnya, dan menatap temannya curiga. “Apa?” tanya Alex bingung saat Rafa menatapnya seperti itu. “Kamu tertarik dengan adikku?” selidik Rafa membuat Alex semakin bingung dengan pemikiran temannya yang satu ini. “Ya enggak lah. Kenal aja enggak. Tau sendiri aku nggak minat dengan perempuan-perempuan macam dia. Jangan tersinggung ya, bukan maksudku menjelek-jelekkan adikmu,” kata Alex. “Siapa juga yang tersinggung, faktanya dia memang seperti itu. Aku tau dia bukan tipemu. Tapi dia cantik kan?” tanya Rafa menaik turunkan alisnya menggoda Alex. Godaannya itu membuahkan satu pukulan dari Alex yang mendarat di lengan kanannya. Rafa tertawa melihat reaksi temannya.
Kita & Kata|113
“Cantik sih. Sama cantiknya dengan perempuan-perempuan yang menegejarku,” kata Alex bangga. “Sombong. Mentang-mentang banyak fans,” kini giliran Alex yang mendapat pukulan dari Rafa. Mereka berdua tertawa. “Walaupun perempuan secantik Calista banyak yang ngejar-ngejar kamu, jangan berharap banyak Calista akan menyukaimu. Dia baru putus,” kata Rafa mengingatkan Alex. “Tenang saja. Dia bukan tipeku,” kata Alex yakin. “Baguslah,” kata Rafa bersyukur. Di sisi lain jauh dari kedua laki-laki itu, Calista tengah berada di dalam taksi. Tangannya tidak berhenti menekan huruf-huruf pada ponselnya. Sahabat-sahabatnya terus saja mengiriminya pesan, jam tangan yang ia kenakan sudah menunjukkan pukul 3 siang, padahal mereka sudah membuat janji untuk berkumpul di restoran favorit mereka sejak satu jam tadi. Sebenarnya Calista bukan termasuk perempuan yang suka terlambat, dia sangat disiplin. Hanya saja pertengkaran dengan ayahnya tadi tidak bisa dielakkan. Dan Calista harus menghabiskan waktu satu jam untuk berdebat dengan ayahnya. Masalah yang sama yang selalu diperdebatkan setiap harinya, Calista tidak bersikap baik pada mama barunya, tidak pernah mau memanggilnya dengan sebutan mama, selalu pulang malam dan menghabiskan uang. Pada dasarnya kehadiran mama baru itulah yang membuat Calista malas berada di rumah dan semakin membangkang, sampai sekarang pun
114 | LPME Ecpose
dia masih belum bisa menerima kenyataan jika ayahnya semudah itu melupakan mamanya dan menikah dengan perempuan lain. Mama Calista didiagnosa mengidap kanker stadium akhir sekitar satu setengah tahun yang lalu. Beliau meninggal setelah 5 bulan menjalani pengobatan yang begitu berat, Calista tau betul penderitaan yang dirasakan Mamanya waktu itu. Calista merasa hancur saat Mamanya pergi meninggalkan dia bersama ayahnya untuk selama-lamanya. Belum sampai di situ penderitaan yang harus dijalani Calista, hanya selang 1 bulan setelah mamanya meningal, Ayahnya membawa pulang seorang perempuan bersama anak laki-lakinya dan mengumumkan jika mereka sudah menikah. Kebencian Calista pada perempuan itu semakin besar saat tidak sengaja menemukan foto kedua orantuanya bersama perempuan itu saat mamanya masih hidup, itu artinya mereka sudah saling mengenal sejak lama, dan artinya perempuan itu sudah merebut sang ayah dari mamanya bahkan sebelum mamanya meninggal. Taksi yang Calista tumpangi berhenti di salah satu restoran elit di kota ini. Setelah taksi berhenti sempurna, Calista langsung meloncat turun dan memberikan beberapa lembar uang kepada sopir taksi itu dengan tergesa-gesa. Kemudian secepat kilat dia berlari masuk ke area restoran menuju meja yang biasa mereka duduki, dia tidak ingin sahabat-sahabatnya menunggunya lebih lama lagi. “Sorry ya, guys,� ucap Calista ngos-ngosan saat sudah sampai di mejanya. Diandra, Jessi, dan Sonya hanya menatap
Kita & Kata|115
Calista dengan pandangan kesal. “Nggak kurang lama Cal telatnya?” sindir Diandra, dia duduk dengan melipat kedua tangannya didepan dada. “...Baru sejam lho, kamu bisa kok dateng 3 sampai 4 jam lagi,” lanjutnya. “Sorry, Di. Jangan marah dong, kali ini aku memang bener-bener ada urusan yang nggak bisa ditunda. Suwer. Maafin, yaa,” rajuk Calista pada Diandra, dia menempelkan kedua telapak tangannya di depan dada. Diandra hanya diam saja. Calista menggalihkan pandangannya pada Jessi dan Sonya, mereka berdua juga diam saja dengan muka masam. Ini tidak adil, kenapa mereka semarah itu, padahal biasanya Calista yang selalu lama menunggu mereka yang sering ngaret, tapi dia tidak pernah sekalipun protes. “Jangan marah dong, lagian kan aku baru kali ini aja telat,” kata Calista lalu duduk di kursi yang kosong. “Nggak pernah datang telat bukan alasan buat kamu bisa seenaknya telat kali, Cal,” kata Diandra lagi. “Iya deh iya, kan udah minta maaf,” balas Calista. Mereka hanya diam saja, Diandra melirik kedua teman yang ada didepannya, kemudian berkata. “Maafin sih maafin, tapi masalahnya kita harus pergi sekarang. Jadi nggak bisa nemenin kamu kan,” Kata Diandra, nadanya berubah menjadi penuh penyesalan. Sangat kontras dengan nada bicaranya tadi. “Kok udah mau pergi?” tanya Calista bingung.
116 | LPME Ecpose
“Aku harus menjemput orang tuaku di bandara, baru pulang dari Paris,” jelas Diandra. Calista mengalihkan pandangannya pada Sonya dan Jessi, ingin tau alasan mereka. “Aku ada jam kuliah,” kata Jessi. “Aku juga ada jam kuliah,” kata Sonya. Calista hanya menghembuskan nafas pasrah, padahal dia ingin sekali menceritakan semua masalah yang sedang dia alami pada mereka, tapi dia tidak mungkin memaksakan kehendaknya dengan menyuruh mereka tetap di sini menemaninya, dan dengan berat hati Calista harus kembali menyimpan semua masalahnya sendiri. Masalah Calista bukan hanya terletak pada ayah dengan keluarga barunya, tapi juga hatinya. Calista baru saja di khianati oleh pacarnya, Kevin. Mereka sudah menjalin hubungan selama 3 tahun, dan selama itu pula Calista selalu menuruti mau Kevin dan memberikan apapun yang dia inginkan. Calista sangat mencintai pacarnya itu, dia bahkan tak pernah memandang darimana Kevin berasal dan seperti apa latar belakang keluarganya, Dia tau Kevin tidak sekaya dirinya, namun itu tidak merubah sedikitpun perasaannya pada laki-laki berparas lumayan tampan itu. Kevin adalah satu-satunya orang yang Calista punya setelah mamanya meninggal, dia satu-satunya orang yang mencintainya setulus mamanya. Tapi akhir-akhir ini Calista baru mengetahui jika Kevin tidak pernah mencintainya dengan tulus, dia hanya memanfaatkan uang yang dimiliki Calista. Secuil hati Calista yang masih tersisa, hancur saat itu juga. Dia menyalahkan
Kita & Kata|117
ayahnya atas semua yang terjadi pada hidupnya, semua ini karena kekayaan ayahnya, perempuan itu merebut sang ayah dari mamanya pasti karena menginginkan harta, dan sekarang orang yang dia cintai ternyata juga hanya menyukai hartanya. “Aku lupa nggak bawa dompet nih,” kata Diandra, membuyarkan lamunan Calista, Diandra masih berusaha merogoh-rogoh tasnya. “Biar aku aja deh yang bayar, hitung-hitung permintaan maaf karena telat tadi,” kata Calista mengambil dompetnya dan mengeluarkan ATM miliknya. Tanpa dia sadari teman-temannya tengah tersenyum memandangnya. “Thanks ya Cal, kamu memang the best,” ucap Sonya. Calista tersenyum menatap sahabat-sahabatnya, hanya mereka yang tersisa, hanya mereka yang dia punya, jauh di lubuk hatinya dia berharap mereka akan tetap berada di sampingnya apapun yang terjadi suatu saat nanti. “Kita pergi dulu ya, kamu mau tetep disini?” tanya Diandra, Calista mengangguk dan tetap berusaha tersenyum. “Sorry ya Cal, nggak bisa nemenin,” kata Jessi. “Iya, santai aja.” “Ya udah kita pergi dulu ya,” kata Diandra. “Bye-bye!” Teriak mereka bertiga berbarengan dengan melambaikan tangan pada Calista. Calista membalasnya, dia menatap punggung sahabatnya yang semakin men-
118 | LPME Ecpose
jauh sampai hilang di balik pintu restoran ini. Sekarang hanya tinggal Calista sendiri yang masih duduk termenung di mejanya, pikirannya melayang pada masalah demi masalah yang menghampirinya setelah kepergian sang mama. Bahkan Calista tidak menyadari kehadiran seorang waiter yang mengembalikan ATM-nya. Di sinilah dia kembali merasa tidak diingankan di dunia ini, ketiga sahabatnya memang tidak meninggalkannya untuk selamanya, mereka hanya pergi karena ada urusan yang lebih penting. Tapi tetap saja Calista merasa sendiri, jauh di lubuk hatinya dia merasa takut, takut kehilangan semua orang yang dia cintai. Dia membutuhkan seseorang di sisinya, dia membutuhkan sesorang untuk berbagi rasa sakitnya, dia butuh sseseorang untuk menghiburnya, dia butuh seseorang yang mencintainya dengan tulus, dia butuh seseorang yang menginginkannya untuk tetap hidup di dunia ini. “Calista nggak sanggup Ma, Calista butuh Mama,� gumamnya menunduk, pandangannya buram terhalang air mata yang siap terjun kapan saja. Calista mengusap air matanya dengan tangan dan bangkit dari duduknya. Dengan langkah gontai Calista berjalan menuju pintu keluar, berkali-kali dia meyakinkan dirinya sendiri dia bisa melewati semua ini, dia tidak boleh cengeng seperti ini, dia bukan perempuan manja seperti apa yang orang-orang pikirkan, dia harus terus melajutkan hidupnya seperti janjinya pada sang mama. “Tunggu, Nona!� Teriak seseorang di belakang Calista.
Kita & Kata|119
Pikirannya terlalu penuh untuk mencerna kalimat itu, dia tidak menyadari panggilan itu ditujukan padanya sampai sebuah tangan menahan lengannya. Calista membalikkan badannya, dan menatap orang itu dengan pandangan tidak suka, dia menepis tangan yang ada di lengannya dengan kasar. “Maaf, saya tidak bermaksud, saya sudah mencoba memanggil nona dari tadi, tapi nona te.....” “Katakan saja apa yang kamu mau,” kata Calista dingin. Laki-laki yang mengenakan seragam yang sama dengan karyawan di restoran itu terkejut mendengar ucapan Calista. Dia tidak menyangka Calista berbicara seangkuh itu, sangat bertolak belakang dengan apa yang dilihatnya di meja tadi. “Ini, ATM anda ketinggalan,” kata laki-laki itu menyodorkan ATM milik Calista. Sedangkan Calista hanya menatap benda yang ada di tangan orang di depannya, sejak kapan dia jadi seceroboh ini. Calista mengambil ATMnya, kemudian mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa lembar uang untuk diberikannya pada laki-laki yang berdiri di depannya sebagai ucapan terima kasih, bila dibandingkan jumlah uang itu jauh lebih kecil dibandingkan uang yang ada di ATM-nya. “Untukmu,” kata Calista karena sedari tadi laki-laki itu hanya diam melihat Calista menyodorkan uang itu padanya. Sekali lagi laki-laki itu terlihat terkejut, namun sedetik kemudian dia tersenyum menatap Calista.
120 | LPME Ecpose
“Terima kasih Nona, tapi saya tidak bisa menerimanya. Permisi,” katanya. Kemudian dia membungkuk sebentar dan berbalik hendak meninggalkan Calista. Dia meremas tisu yang semula akan dia berikan pada Calista untuk mengusap air matanya, namun rencana itu dia urungkan setelah mendapatkan respon yang tidak terduga dari nona angkuh itu. “Apa ini kurang?” tanya Calista tanpa berpikir panjang. Laki-laki itu berhenti, dia diam sejenak untuk mencerna apa yang baru saja dia dengar, kemudian dia berbalik dan tersenyum kembali kepada Calista. “Saya memang tidak kaya, tapi uang yang saya hasilkan dengan keringat saya sendiri sudah cukup untuk membiayai hidup saya dan adik-adik saya,” katanya, lalu dia kembali membungkuk kemudian melanjutkan langkahnya. Calista hanya bisa terpaku mendengar ucapan laki-laki itu, dia terus diam menatap waiter yang sudah masuk kembali ketempatnya bekerja. Dia tidak menyangka ternyata di dunia ini masih ada orang yang merasa cukup dengan apa yang dia punya dan tidak menginginkan uang orang lain. Sungguh berbanding terbalik dengan orang-orang yang ada disekitarnya, yang hanya mendekatinya karena harta orang tuanya. Calista berbalik dan melanjutkan rencananya semula untuk mencari sebuah taksi, dia harus pergi ke tempat yang sudah 3 bulan terakhir menjadi tempat rutin menghabiskan sisa harinya setelah kuliah usai. [] [Tulisan dibuat saat penulis mendaftar di LPME Ecpose, pada Maret 2017]
Kita & Kata|121
122 | LPME Ecpose
KEPING 4 [ puisi ]
Kita & Kata|123
124 | LPME Ecpose
BUK! [ Ali Ridho ] Buk! Santai terdengar detak jantung mu Ketika itu kau sedang tersenyum Santai terdengar detak jantung mu Ketika itu kau dekat disampingku Santai terdengar detak jantung mu Ketika itu kau menaruh harapan kepadaku Santai terdengar detak jantung mu Ketika aku dipangkuan mu Dan santai terdengar detak jantung ku Ketika aku bersama seluruh kenanganku Selamat jalan bu, setelah sekian lama kau meninggalkanku lebih dulu dan menaruh pesan terakhir kepadaku. Dan akan kupastikan pesanmu itu akan kuwujudkan dengan berjalannya waktu.
Kita & Kata|125
Hanya melalui tulisan inilah aku mampu mengenang kata-kata mu, mampu mengenang sebagian perilakumu terhadapku. I love u bu, kau wanita mulia di kehidupanku. []
[Tulisan dibuat saat penulis mendaftar di LPME Ecpose, pada Maret 2017]
126 | LPME Ecpose
SUMPAH PEMUDA [ Ilham Faurizal Rahman ] Apa kabar pemuda pemudi Indonesia? Sudah 89 tahun sejak kalian berikrar dalam peristiwa sumpah pemuda Merdeka.... Ya, hanya dengan waktu 17 tahun kalian sudah mampu mewujudkannya Menyelaraskan satu tujuan atas nama pemuda dan pemudi Indonesia Apa kabar pemuda pemudi Indonesia? Sudah 72 tahun kalian merasakan merdeka Bagaimana kabar tentang sumpah kalian? Bertumpah darah yang satu dan mengaku berbangsa yang satu...benarkah itu?
Kita & Kata|127
Mengapa surat-surat kabar seolah dipenuhi oleh percekcokan diantara kalian? Atas nama pribumi kalian menginjak-injak sumpah kalian sendiri Hanya demi menjatuhkan etnis yang bukan dari keturunan asli Atau mereka yang tak berpegang pada keyakinan mayoritas Apa kabar pemuda pemudi Indonesia? []
[Tulisan dimuat di Mading “Rasta� LPME Ecpose, pada September 2017]
128 | LPME Ecpose
KEPING 5
[ catatan harian ] Kita & Kata|129
130 | LPME Ecpose
CERITA TENTANG PAYUNG DAN HUJAN [ Ilham Faurizal Rahman ]
A
ku bukan tipe orang yang fanatik akan hujan. Aku tak bisa berkata bila saat hujan turun mengguyur panasnya kulit bumi, suasana hatiku akan turut dingin juga. Kata orang sejuk yang datang dari hujan itu menenangkan. Kata orang pula tetesannya membawakan kita kenangan akan seseorang. Ah aku tak berani berkomentar apapun tentang hujan. Aku pernah menikmati derasnya hujan di bawah atap emperan toko dengannya yang ku suka. Yang kutahu detik-detik kala itu benar-benar menyenangkan karena dapat bersama-sama dengannya lebih lama. Tapi aku pernah mengumpat hujan karena sepatuku jadi bau dan membuat lecek buku-buku kuliahku. Seakan hujan telah salah karena tak memberiku janji pasti kapan ia akan berkunjung kembali ke bumi. Ini sepotong kisahku tentang hujan yang masih terngiang samar-samar. Sore itu mendung yang tak terlalu tebal Kita & Kata|131
bergelayut di atas kota Solo. Sudah hari ketiga aku di kota ini melewati tahapan-tahapan tes masuk sebagai teknisi pesawat di Solo Technopark. Aku berjalan menempuh setengah kilometer jarak agar tiba di halte bus yang akan mengantarkanku pulang. Baru 200 meter berjalan tepatnya di depan kampus ISI (Institut Seni Indonesia) hujan mengguyur lebat ke arahku. Kemeja putih, celana kain hitam, dan sepatu pantofelku sudah sedikit basah. Aku terpaksa berlari dan berteduh di salah satu angkringan pinggir jalan. Bapak pemilik angkringan itu sangat ramah dan bertanya ke mana tujuanku pergi. Tak lama, ia memanggil bocah cilik yang berjalan mendekat membawa payung dan menyuruhnya mengantarkanku. Aku bergegas melanjutkan perjalanan dan tak lupa berucap terima kasih kepada bapak itu. Aku melirik bocah itu yang mengiringiku menuju halte. Sebenarnya aku merasa iba dan ingin berbagi payung yang kupakai, namun raut wajahnya yang menunjukkan kesenangan meski sedikit menggigil diterpa hujan mengurungkan niatku. Ya, ini kali pertamaku berkenalan dengan bocah pengojek payung. Aku lupa siapa nama bocah itu, tapi ia masih kelas 4 SD. Sepanjang jalan aku menanyakan alasannya mengapa menjadi ojek payung. Dia bertutur dengan kata yang sedikit gemetar bila uang hasil ojek bisa digunakan untuk makan malam. Orang tuanya hanya sebatas penarik becak dan tukang cuci baju milik tetangga yang hanya sanggup menafkahi maksimal makan dua kali sehari. Jadi bila hujan tiba dan ada yang menyewa payungnya ia dan adiknya bisa makan tiga kali sehari. Tak dirasa kami telah tiba di halte. Aku merogoh saku dan
132 | LPME Ecpose
mengeluarkan selembar uang kertas lima ribuan. Ia mengambil payung miliknya dan uang yang kusodorkan lalu mencium tanganku sambil berucap terima kasih. Namun bocah itu tak pergi, ia masih menungguiku di sana. Tak lama bis yang kunanti tiba, aku melambaikan tangan pada bocah itu dan dibalas dengan lambaian tangan mungilnya juga. Saat itu tempat duduk bis telah penuh, aku berdiri sambil memeluk tas ku yang sedikit berat. Namun aku tak mengeluh, aku masih terngiang akan pertemuanku dengan bocah pengojek payung itu. Ia mengajariku bila hujan yang kuhindari dan kubenci tadinya justru dapat menjadi berkah bagi orang lain. Dan ngomong-ngomong saat aku menulis ini, gerimis sedang menyapa kota kecilku kali ini. Ah, aku rindu kota itu lagi. Mungkin saat ini si bocah kecil itu sudah lulus SD. [] [Tulisan dibuat saat Writing Challenge tema “Hujan�, pada Januari 2018]
Kita & Kata|133
134 | LPME Ecpose
HUJAN [ M. Muwafikul Hoyr ]
T
iti kala mangsa saat aku masih berseragam putih abu-abu sekitar umur 18 tahun, pokoknya kenaikan kelas XI menuju kelas XII mungkin, aku lupa, hehe. Ada kegiatan yang sampai saat ini masih menjadi hobiku yaitu pramuka. Saat itu, ada kegiatan yang sampai bermalam selama tiga hari untuk kegiatan Pendidikan dan Latihan Pergantian Jabatan Kepengurusan baru dari periode sebelumnya di Pangkalan SMKN 1 Bondowoso. Aku pun sebagai Dewan Ambalan (DA) pramuka di sana turut ikut andil bagian di dalamnya. DA merupakan satuan kerja yang ada di Gugusdepan atau sekolah, khususnya golongan penegak. Di mana, anggotanya itu terdiri dari anakanak yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka tulus dari hati baik yang meneruskan dari SMP atau masih baru tapi punya komitmen ingin belajar ilmu kepramukaan. Kembali pada cerita awal, kegiatan tersebut dimulai pada Kita & Kata|135
hari jumat, dengan agenda diklat jabatan sekaligus membantu bagi para DA Baru yang ingin menempuh Bantara. Bantara itu tidak lain merupakan pangkat yang paling terendah di Golongan Penegak dengan tanda di bahunya warna hijau dengan bintang dua. Tapi itu menjadi sesuatu yang diidam-idamkan bagi DA baru, maklumlah mereka juga baru jadi tidak tau artiya Bantara itu apa, hehe. Kegiatan pun dimulai dengan acara pembukaan yang dilakukan oleh Pembina Gugus Depan Pramuka SMKN 1 Bondowoso yaitu Moh. Ghandy Yudha atau biasa dipanggil Kak Ghandy. Cuaca pada hari itu memang dalam kondisi mendung gelap, tak terpungkiri sebentar lagi akan datang hujan. Selang 30 menit berlalu akhirnya hujan pun turun, untung pembukaan sudah selesai. Kegiatan selanjutnya adalah pemasangan tenda, meskipun dalam keadaan hujan kami pun masih tetap mendirikannya. Satuan putera dan puteri dengan kemampuannya saling cepet-cepetan mendirikan tenda. Hal ini memicu semangat antar anggota biar lebih senang dengan acara tersebut dan bisa melatih anggota supaya cepat dan cekatan dalam mendirikan tenda entah itu waktu lomba, atau camping dan lain-lain. Akhirnya, satuan putera pun selesai duluan daripada yang puteri, ya maklumlah anggota putera sudah terbiasa dengan tali temali, jadinya cepet, kuat, dan saling bantu satu sama lain dalam pendirian tenda itu. Nah, akhirnya pun sebagian anggota yang putera ikut membantu yang puteri dalam mendirikan tenda itu yaitu Umam, Bastian, dan juga aku. Anggota yang lainnya sibuk dengan tugas yang kami suruh. Sementara aku dan dua temanku bantu anggota puteri. Kami pun berpencar, ada yang di sebe-
136 | LPME Ecpose
lah kanan, kiri dan belakang. Di posisi yang aku tempati juga ada anggota puteri yang juga ikut bantu, ya meskipun hanya sekedar ngeliatin atau apalah. Sementara di sampingku ada salah satu anggota yang bernama Aisyah. Dia masih kelas X tapi mau naik kelas XI. Dia di pramuka menjabat sebagai bendahara, kalo di pramuka disebut bankir. Orangnya agak kurus, makek kacamata, dan berkerudung. Ketika tenda itu selesai didirikan, dia bilang, “Makasih ya, Kak Wafik.� Dengan wajah senyumnya, aku pun salah tingkah melihat apa yang diucapkan si Ais tersebut. Aku pun cuma bisa membalas dengan iya sambil malu-malu. Hehe. Kegiatan berlanjut dengan istirahat, sholat dan makan. Sementara hujan masih turun. Aku pun sejenak dudukduduk. Saat itu, aku melihat dia sedang ngobrol sama sahabatnya yang bernama Alfiyah. Aku pun ingin menghampirinya tapi masih ragu antara iya atau tidak. Sejenak aku berpikir dan akhirnya aku memutuskan untuk nyemperin si dia yang lagi asyik ngobrol. Aku pun mengucapkan dengan sapaan, Salam Pramuka! Mereka pun jawab, Salam! Aku pun ngobrol dengan si Alfiyah, dan juga dia. Kami pun canda tawa, beberapa kali aku melihat wajahnya si dia. Begitu manis wajahnya ketika aku melihatnya. Bener sih, kata temenku bilang, cewek manis itu kalo dilihat nggak bosen... Ya aku cuma bisa senyum aja liat temenku ngomong kayak gitu, ya maklumlah dia juga ahli kalo di bidang deketin cewek. Obrolan berlangsung lama, sampai Kak Ghandy menyuruh Kak Alfi untuk tugas administrasi. Akhirnya pun tinggal kami berdua, antara aku dan si dia. Sejenak terlintas di pikiranku, aku ingin mengungkapkan
Kita & Kata|137
kalo aku sama si dia, tapi aku takut bercampur dengan malu, ragu, atau apapun itu. Tapi kita serasa beda ketika ada Alfi dan sekarang tidak, entah sama-sama malu atau gimana. Akhirnya dia pun pergi karena alasan mau mandi, memang waktu sudah menunjukkan pukul 17.00. Aku pun juga ikutan resik diri sambil menunaikan sholat ashar, dan sambil menunggu anggota yang lainnya yang masak untuk makan bareng. Setelah itu, selang beberapa menit kami pun makan bersama dengan beralaskan pelepah daun pisang dengan lauk pauk mie instan, ikan cakalan dan telur, serta tidak lupa sambal. Begitu nikmatnya makan dengan suasana hujan. Saat itu, kami hanya ada perasaan yaitu kekeluargaan antar anggota. Begitu berartinya waktu itu... Sesudah itu, kegiatan makan pun selesai dan kami melakukan bersih-bersih, aku kebagian ngangkat sobluk ke tempat cuci piring yang berdekatan dengan kamar mandi sekolah ku yang gedung 1 di dekatnya pasar induk Bondowoso. Ketika aku selesai meletakkan sobluk di belakangku ada Ais lagi bawa gelas bekas minuman saat makan. Selesai itu, kami saling tegur sapa, dan akhirnya Ais pun balik. Hampir dapet beberapa jarak 6 meter, aku pun memanggilnya dan langsung mneghampirinya. Ketika aku di deketnya dia, aku langsung minta waktunya dia sambil lalu aku menarik nafas untuk mengatakan kalau aku suka sama dia. Kemudian, di belakangku tidak sadar ada pembinaku, ya kemudian disaksikan deh sama pembinaku ketika aku mengungkapkan perasaanku. Memang, aku sama dia kenal sejak lama, cinta lokasi pada saat jadi anggota pramuka yang membuat kami kenal satu sama lain. Entah waktu itu, aku seneng campur apa aku pun tidak tau, dengan kondisi hujan yang sangat deras, mem-
138 | LPME Ecpose
buat aku ketika ngungkapin dengan suara keras yang akhirnya membuat pembina menghampiriku. Di sisi lain aku merasa malu saat itu, dan Ais pun juga malu. Akhirnya, Ais pun menjawabnya melalui handphone, yang isinya sangat membuatku kegirangan karena aku diterima... Hehe. Dari kejadian itu aku pun resmi pacaran, ya meskipun masih backstreet sih karena ada sesuatu hal yang tidak bisa saya ungkapkan dalam cerita ini. Namun yang jelas, sore itu pengalaman yang masih diinget ketika berbicara pramuka dan hujan. Kegiatan malam harinya pun kita berduaan sambil mengikuti acara pentas seni akustik, dia pun menarukkan kepalanya di pundakku, yang mengundang reaksiku untuk meletakkan kapalaku di atas kepalanya, secara tidak sadar kata temanku aku pun begitu romantis ketika dilihat oleh anggota yang lainnya. Begitu senangnya hatiku... Kegiatan terus berlangsung meski hujan agak sedikit reda pada malam hari. Kami pun tidur di ruangannya masing-masing. Aku dan dia sama-sama mengucapkan selamat malam dengan embel-embel kakak, yang mana merupakan panggilan khusus dalam pramuka. Kita pun saling tersenyum dan menuju ruangan untuk pergi ke pulau kapuk, sambil mimpiin dia semoga indah ketika aku tidur nantinya. Akhirnya kita terlelap. Suasana sudah sunyi, gemuruh hujan pun terdengar ketika hendak tidur. Semoga pengalaman ini, bisa membuat pengalaman yang lucu bagiku nantinya ketika aku sudah tidak memakai seragam putih abu-abu lagi. [] [Tulisan dibuat saat Writing Challenge tema “Hujan�, pada Januari 2018] Kita & Kata|139
140 | LPME Ecpose
HUJAN SANG CERMINAN MASA LALU [ Ali Ridho ]
D
imulai dari kata “Hujan� yang sampai di alat pendengaranku ini mampu membawa ingatan usang ini untuk diulas kembali. Sekitar tujuh tahun yang lalu, aku sangat gembira sekali dengan turunnya hujan. Aku ini seorang bocah tengil berpenampilan sederhana yang selalu meramaikan suasana kampung. Tentunya bukan hanya aku seorang yang suka berkeliaran di kampungku meskipun saat siang selepas pulang sekolah ataupun malam, aku di temani oleh beberapa temanku bernama Kebul, Bisri, Gombel, serta Satan. Hanya Bisri saja yang dipanggil dengan nama aslinya dan yang lainnya adalah nama tenar. Bersama keempat kawanku inilah yang membuat aku dapat meramaikan lingkungan kampungku, kebanyakan meramaikan dalam hal main sih. Kala itu kami bermain kelereng sore hari, dan awan lagi mendung. Rupanya Kita & Kata|141
langit ini bakal menangis sore itu. Kami tetap melanjutkan bermain kelereng sampai terhenti ketika hujan mulai turun. “Wes rek buyar, uyut-uyutan ae,� kataku kala itu. Lalu tak terlewatkan juga komat-kamit kami saat hujan mulai turun. “Nyambelo seng pedes, udano seng deres,� itulah bunyi mantra itu. Gunanya sih agar hujan turun dengan deras atau lebat. Sore itu sudah mendung dan hujan mulai turun dengan deras, lalu kami berlima mulai bahagia karena hujan turun deras sesuai yang kami inginkan. Lantas kami langsung menjalankan kebiasaan yang kami lakukan jika saat turun hujan, yaitu pergi ke perempatan jalan raya untuk memberi jasa semprot kaca mobil. Kami lalu mencari botol bekas lalu melubangi tutup botol itu, dan botol tersebut langsung kami isi dengan air dan dicampur dengan shampoo sachet-an. Telah terlengkapi peralatan yang dibutuhkan, kami langsung menuju ke perempatan jalan raya tempat kami biasanya melakukan kegiatan semprot-menyemprot seperti ini. Hujan yang makin deras, akan membuat pendapatan kami juga makin meningkat. Entah apa yang mendasari pikiranku dan kawan-kawanku kala itu, yang pasti kami melakukan itu cuma ingin bersenang-senang serta juga ada rasa ingin menunjukkan pada pemuda kampung sebelah kalau kami itu ada dan berani melakukan hal seperti ini. Maklumlah, saat melakukan seperti itu di waktu kecil, kami bakal dimarahi orang tua masing-masing jika ketahuan. Untungnya, kegiatan yang kami lakukan sam-
142 | LPME Ecpose
pai saat ini belum diketahui oleh orang tua kami hehe... Hoki ya. Hujan mulai terhenti, waktu mulai memasuki adzan magrib, kami bergegas pulang ke rumah masing-masing dan kami berkumpul kembali di mushola, karena kami saat itu masih ngaji bareng di mushola. Adzan Isya berkumandang dan itu pertanda bahwa ngaji sudah usai. Kami berkumpul dan mulai membeli jajan dari hasil nyemprot tadi sore. Kegiatan seperti ini berakhir ketika kami sudah memasuki kelas 2 SMP, karena saat itu mungkin kami sudah memasuki usia remaja, dan sudah memiliki rasa malu jika melakukan hal seperti itu lagi. Dan ternyata benar, ada masanya kita melakukan sesuatu. Lakukanlah apapun yang kita inginkan, selagi itu masih dapat dikontrol dan tahu batasannya. Seperti turunnya hujan, pasti ada masanya ketika ia turun, yaitu waktu awan sudah mendung. Begitu pula dengan kami, masa kecil kami pernah nyemprot di perempatan jalan ketika hujan, namun ketika beranjak remaja-dewasa, kami pun mulai meninggalkan kebiasaan tersebut. Kampung tercinta Gg Tunggal. []
[Tulisan dibuat saat Writing Challenge tema “Hujan�, dan dimuat di blog pribadi penulis, catatanusangweb.wordpress.com, pada Januari 2018]
Kita & Kata|143
144 | LPME Ecpose
Kita & Kata|145
146 | LPME Ecpose