Jogja City Guide 2

Page 1

Jogja City Guide

MENDAKI

MERBABU DINGINNYA NEGERI

KAHYANGAN MENANTANG MAUT

KE PULAU LOBSTER

1


2

Jogja City Guide


Jogja City Guide

3


4

Jogja City Guide

PEMIMPIN UMUM: Herman Darmo PEMIMPIN REDAKSI PENANGGUNGJAWAB: Sunarko WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: Setya Krisna Sumargo MANAJER LIPUTAN: Junianto Setyadi EDITOR: Sulistiono REPORTER : Theresia Tuti Andayani, M Fatoni, Victor Mahrizal, Hari Susmayanti, Yudha Kristiawan, M Nur Huda, Ekasanti Anugraheni, Singgih Wahyu Nugraha, Hanan Wiyoko, Obet Doni Ardianto, Susilo W N, Agung Ismianto, Rina Eviana Dewi, Joko Widyarso,Mona Kriesdinar PEWARTA FOTO : Bramasto Adhy,Hasan Sakri Ghozali, Hendra Krisdianto PERWAJAHAN : Bayu Rusbianto GRAFIS: Fajar Rakhman, Fauzirakhman IT: Benny Ismail,Arif Purnomo, Fembri PENERBIT: PT Media Tribun Yogya DIREKTUR UTAMA: Herman Darmo DIREKTUR: Sentrijanto PEMIMPIN PERUSAHAAN: FX Agus Nugroho WAKIL PEMIMPIN PERUSAHAAN: Rosa Dharmasari MANAJER IKLAN: Rosa Dharmasari MARKETING: Fahriza Firmansyah ALAMAT REDAKSI/BISNIS: Jalan Jenderal Sudirman 52 Yogyakarta Telepon dan Faks: (0274) 557687 (Hunting) Email: tribunjogja@gmail.com JAKARTA: Jalan Palmerah Selatan 3 Jakarta 10270 Telepon (021) 5356766 (7618) Faks (021) 5495360: Febby Mahendra Putra (GM News), Gunawan Samiadji (Adv Manager)

Memandang Laut Memeluk Gunung

R

ASANYA bahagia sekali. Setelah melewati proses jurnalistik cukup melelahkan, majalah Jogja City Guide ini bisa kami hadirkan lagi di tengah-tengah pembaca. Majalah Jogja City Guide edisi kedua ini menyajikan beragam informasi pariwisata alternatif di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gunung dan Laut adalah tema yang kami angkat untuk menunjukkan spot wisata menarik yang belum begitu terungkap informasinya ke publik. Barangkali ada di antara pembaca bertanya kenapa memilih tema Gunung dan Laut. Pada awalnya memang banyak usulan tema. Namun, tema bernuansa jelajah alam kami pilih sebagai obat kejenuhan atas suguhan destinasi wisata di perkotaan. Harapannya, lokasi wisata alam yang kami ulas menggugah selera petualangan pembaca. Membaca majalah ini dari awal hingga akhir akan serasa piknik dari satu tempat ke tempat lain. Kami mengelompokkan tema liputan berdasarkan letak geografisnya. Kami ingin pembaca bisa tuntas mengangsu wawasan wisata, dari destinasi andalan hingga menu kulinernya. Wisata pantai di Gunungkidul sebagai pijakan awal petualangan. Pantai Pok Tunggal berpasir putih menjadi menu pertama penyambut antusiasme pembaca. Setiap ulasan wisata ini kami lengkapi dengan peta yang menunjukkan spot-spot wisata yang diulas. Puas menyusuri kawasan pantai di Gunungkidul, kami melanjutkan perjalanan ke wilayah Bantul. Sedikit berbeda, di tempat ini kami tak terlalu menonjolkan potensi pantainya. Namun, kami menunjukkan aktivitas warga setempat yang menaklukkan ganasnya ombak Pantai Parangtritis dengan papan selancar. Mitos Ratu Pantai Selatan hingga catatan banyaknya korban tewas di pantai ini tak menggoyahkan semangat mereka mengembangkan olahraga surfing. Tak hanya berselancar di pantai, tapi juga meluncur di padang pasir. Penyusuran pantai selatan berakhir di Kulonprogo, dengan mengungkap keelokan Pantai Glagah, Laguna, dan Kebun Buah Agrowisata Kusumo Wanadri. Pada ulasan mengenai gunung, kami menyusuri jejak jalur awan panas Gunung Merapi, mendaki Gunung Merbabu, hingga menjelajahi Dataran Tinggi Dieng. Tak lupa kami melengkapi ulasan kuliner khas masing-masing wilayah yang kami singgahi. Semisal kuliner Mangut Beong di Kabupaten Magelang hingga buah khas Dieng, carica. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat penerbitan majalah edisi Oktober 2013-April 2014 ini. Kepada para pemburu wisata alam, kami mengucapkan selamat menikmati sajian majalah Jogja City Guide edisi kedua. Selamat membaca dan sampai bertemu di edisi berikutnya. â–


Jogja City Guide

5


66

HighLight

Jogja City Guide

8-11

24-27

32-35

Perahu Wisata Mengarungi Laguna

60-61

62-64

68

72-74

76-79

Sensasi Pasir Putih Bumi Handayani

46-49

Wedang Uwuh Mengusir Masuk Angin

88-89

Menantang Maut ke Pulau Lobster

Nirwana Borobudur

Candradimuka Pasukan PETA

90-91

Sang Penakluk Pantai Selatan

Mendaki Merbabu

Dinginnya Negeri Kahyangan

94-95

Objek Mata Air Cokro

Mencicipi Sate Landak

Batu Erupsi Menggoda Adrenalin

Hal 54

Hal 70

Hal 86

Inspiring Stories

Sosialita

Hobbies

Perang Melawan Kemiskinan

Kuasai Teknologi Informasi

Mencintai Fotografi

HASTO Wardoyo mengucap sumpah Tri Tedha saat dilantik menjadi Bupati Kulonprogo. Isi sumpah itu tak mengonsumsi minuman manis, selain manisnya gula produksi Kulonprogo...

GRAJ Nur Abra Juwita pernah menuntut ilmu di Washington State University, menekuni dunia teknologi informasi (TI). Baginya TI adalah ilmu yang tak pernah ada habisnya...

IWAN menemukan dunianya di Yogyakarta. Sebagai penyuka fotografi, ia mengabadikan keindahan alam dan kultur yang tak ditemukan di tempat lain...


Jogja City Guide

7


88

Jogja City Guide Guide Jogja

Pantai Pok Tunggal


JogjaCity CityGuide Guide Jogja

99

Sensasi Pasir Putih

Bumi Handayani Pantai Pok Tunggal di Dusun Tepus, Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, menjadi tujuan wisata unggulan. Lokasinya yang berada di sisi timur Pantai Indrayanti ini merupakan lokasi alternatif lain yang bisa dikunjungi untuk menikmati keindahan alam Bumi Handayani. TEKS: HARI SUSMAYANTI FOTO: HASAN SAKRI GHOZALI/SUSILO W NUGROHO


10 JogjaCity CityGuide Guide 10 Jogja

ANTAI Pok Tunggal belum setenar pantai lain di Gunungkidul. Pantai ini baru dikembangkan warga sehingga fasilitasnya sangat minim. Jalan menuju pantai ini pun masih jalan cor beton dan makadam. Di kawasan pantai, warga setempat banyak yang membuka warung serta menyewakan payung pantai. Di sisi timur, warga membuat beberapa gazebo yang lokasinya berada di atas bukit. Untuk mencapainya, wisatawan harus melalui jalan berundak serta jembatan bambu. Cukup menantang memang, namun keindahan yang ditawarkan cukup sepadan dengan perjalanannya. Di sisi barat, warga juga membuat beberapa gazebo. Wisatawan bisa memesan makanan dan menikmatinya sambil melihat keindahan alam dari atas bukit kapur yang menjulang cukup tinggi. Ciri khas Pantai Pok Tunggal ini adalah

P

pohon duras yang tumbuh di pinggir jalan. Pohon ini tumbuh menjorok ke arah barat. Di kala sore hari, view pohon duras ini sangat indah untuk diabadikan dengan kamera. Sinar matahari saat mulai tenggelam sangat indah. Suasana sore temaram di pantai ini tidak bisa ditemukan di lokasi lain di Gunungkidul atau tempat lainnya. Nama Pok Tunggal sendiri berasal dari cerita masyarakat sekitar. Menurut Slamet, warga setempat, nama Pok Tunggal ini diambil dari sebuah pohon ambal berukuran besar yang berada di pinggir pantai. Dari bawah pohon ini mengalir air tawar yang tidak pernah kering meski musim kemarau panjang. Dari cerita yang berkembang di masyarakat, dahulu kala di Dusun Tepus terdapat warga bernama Pak Po yang gemar menggembala kerbau di sekitar pantai. Suatu hari, Pak Po yang memiliki tujuh ekor kerbau menggembalakan ternaknya di pantai ini. Setelah di pinggir pantai, kerbau-kerbau milik Pak Po ini dilepaskan. Sementara Pak Po beristirahat sambil mengawasi ternaknya.


Jogja City Guide

11 11

Nama Pok Tunggal ini berasal dari cerita masyarakat tentang Pak Po yang kehilangan kerbaunya. Kerbau milik Pak Po ini ditemukan sudah mati di bawah pohon ambal yang ada mata airnya Slamet , Warga Dusun Tepus

Setelah kerbau-kerbaunya kenyang, Pak Po hendak membawanya pulang. Namun saat dicari, kerbaunya hanya tinggal enam ekor saja. Pak Po kemudian mencari kerbau yang hilang. Tak berapa lama, kerbau milik Pak Po yang hilang ditemukan sudah mati di bawah pohon ambal. “Nama Pok Tunggal ini berasal dari cerita masyarakat tentang Pak Po yang kehilangan kerbaunya. Kerbau milik Pak Po ini ditemukan sudah mati di bawah pohon ambal yang ada mata airnya,â€? kata Slamet beberapa waktu yang lalu. Kawasan Pantai Pok Tunggal ini memang sangat panas karena tidak ada pohon peneduh. Pemerintah bersama warga saat ini baru mulai menanam pohon pandan laut, waru dan kelapa untuk menghijaukan pantai ini. Meski saat siang hari cuacanya cukup terik, Anda tak perlu takut kepanasan karena warga juga menyewakan payung beserta tikarnya. Payung pantai dan tikar ini disewakan dengan harga Rp 20 ribu. Anda bisa berteduh di bawah payung sambil menikmati es kelapa muda yang banyak dijual warga setempat. Tempat ini sangat cocok untuk menghabiskan waktu akhir pekan Anda. â–


12 12

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

Wisata

Kuliner

Banyu Mili Resto

TEKS: RINA EVIANA DEWI FOTO: BRAMASTO ADHY/ISTIMEWA

B

ANYU Mili Resto, begitulah nama restoran di Jalan Godean Km 4,5 Yogyakarta, tepatnya di kompleks Perumahan Griya Mahkota. Banyu Mili merupakan kata dalam bahasa Jawa, artinya air yang mengalir. Keberadaan Resto Banyu Mili memang bagaikan oase di tengah padang pasir. Pasalnya, di tengah padatnya Kota Yogyakarta, resto ini tak hanya memanjakan lidah bagi pecinta kuliner, namun juga memanjakan mata pengunjungnya. Pemandangan paling mengesankan, hamparan danau buatan dikelilingi rumput nan hijau dan rerimbunan pohon. Luasnya sekitar tiga hektare. Anda pun bisa refreshing sambil makan di saung-saung pinggir danau bernama Patembayan ini. Pengelola juga menyediakan wahana permainan bebek air maupun otoped bagi putra-putri Anda. Konsep Banyu Mili Resto mengajak pengunjung merasakan pengalaman kuliner lengkap. Selain sajian makanan yang menggoda lidah, Anda bisa berekreasi di tempat ini. Bagi yang ingin mengajak wisata kuliner dan hiburan keluarga, Banyu Mili Resto pilihan tepat. Di Banyu Mili Resto ini juga terdapat kolam renang dilengkapi WaterByur, wahana berenang yang asyik bagi anak-anak. Sambil mengawasi putra-putri berenang, Anda bisa duduk di tepian sambil memesan hidangan pengisi perut. Tempatnya pun nyaman, terbuka, dilengkapi payung peneduh. Selepas putra-putri Anda lelah

berenang, hidangan nan lezat khas Banyu Mili Resto pun siap mengenyangkan perut. Bagi Anda yang berencana mengadakan meeting, gathering maupun acara-acara lain berkonsep semi formal, tak perlu khawatir. Di Banyu Mili Resto juga memiliki gedung utama. Gedung ini bisa menampung 500 orang. Gedung ini memiliki ruang meeting berkapasitas sekitar 200 orang dilengkapi pendingin udara dan tata lampu apik. Didukung pemandangan air mancur batu dan kolam renang di sisinya membuat Anda bakal nyaman dan santai melakukan acara meeting, bahkan pernikahan. Tak hanya itu, pengelola resto juga menghadirkan gedung sarat nuansa sejarah yang diberi nama Bangsal Tejokencono. Menurut Owner Resto Banyu Mili, Siput Lokasari, bangsal Tejokencono merupakan gedung monumental yang didedikasikan untuk kelahiran Daerah Istimewa Yogyakarta. Gedung ini terdiri tiga bagian atap, yang masing-masing punya filosofi tersendiri. Gedung yang melambangkan Sri Sultan Hamengkubuwono IX beratap joglo persegi, gedung Sri Paku Alam VIII beratap joglo oval dan gedung utama yakni gedung Soekarno. Gedung ini mencerminkan meleburnya kerajaankerajaan Indonesia ke NKRI. “Pengunjung juga bisa menikmati taman buah. Di area ini pengunjung bisa merasakan sensasi memetik buah dan merasakan buah segar langsung dari kebun yang terletak di

kompleks resto ini,” kata Siput. Olahan udang organik dan gurami organik adalah menu andalan. Banyu Mili Resto menawarkan paket menu hemat, mulai untuk enam orang hingga 10 orang. Paket hemat untuk enam orang, Anda cukup membayar Rp 500 ribu, Anda akan mendapatkan udang bakar madu, udang goreng/rebus, gurami bakar, nasi putih, tumis kangkung, karedok, lalapan, sambal plus tiga gelas es jeruh dan tiga gelas es teh. “Selain itu juga ada menu paket lain, semisal paket koi seharga Rp 365 ribu untuk enam orang, paket nila Rp 445 ribu untuk delapan orang, dan masih banyak yang lain,” jelas Siput. ■


Jogja City Guide

13


14 14

Jogja City Guide

Kuliner Khas Gunungkidul

Pedasnya Nasi Merah

B

Lombok Ijo

ERKUNJUNG ke Gunungkidul tak lengkap rasanya jika belum merasakan makanan khas sayur lombok ijo dan nasi merah. Masakan asli Kota Gaplek ini kini menjadi menu andalan beberapa warung makan. Sayur lombok ijo merupakan masakan sayur dengan campuran cabai hijau besar dan tempe. Cabai hijau dipotong pipih memanjang. Sementara tempe dipotong dadu kecil-kecil. Kedua bahan tadi kemudian diolah bersama bumbu yang terdiri bawang putih, bawang merah, lengkuas, garam, kemiri serta daun salam. Semua bumbu kemudian dihaluskan dan ditumis hingga harum. Setelah itu cabai hijau yang sudah diiris dimasukkan ke bumbu hingga layu. Kemudian, baru dimasukkan santan bersama tempe yang sudah diiris dadu. Seluruh bahan kemudian dimasak hingga mendidih.

Sebagai pelengkap sayur lombok ijo, nasi yang dihidangkan adalah nasi merah. Nasi merah ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan nasi putih. Kadungan seratnya lebih banyak dan karbohidratnya lebih rendah. Untuk lauknya, sayur lombok ijo dan nasi merah ini sangat cocok disandingkan dengan empal daging sapi atau ayam kampung goreng. Menu makanan asli Gunungkidul ini sangat cocok bagi Anda yang ingin merasakan sensasi makanan tradisional di Bumi Handayani. Sajian kuliner ini bisa kita temukan di beberapa lokasi di sekitar Kota Wonosari. Beberapa warung makan yang menyediakan menu sayur lombok ijo dan nasi merah ini antara lain rumah makan Mbok Tomblok,


Jogja JogjaCity CityGuide Guide

Kami sengaja menggunakan rumah limasan ini untuk memberikan kesan tradisionalnya. Kami juga masih memasak menggunakan kayu bakar Listiyani, Pemilik RM Banjaran Sari

Warung Makan Njirak, Rumah Makan Tan Tlogo, Ketiganya di Semanu Ada beberapa lokasi yang bisa kita kunjungi untuk merasakan sensasi rasa sayur lombok ijo dan nasi merah di Wonosari. Selain Mbok Jirak dan Mbok Tomblok, menu tradisional ini juga bisa ditemukan di Rumah Makan (RM) Banjaran Sari yang berlokasi di Jalan Kyai Legi, Bansari, Kepek, atau tepatnya di jalur Ring Road Barat Wonosari. RM Banjaran Sari ini merupakan tempat strategis bagi Anda untuk mencicipi rasa sayur lombok ijo dan nasi merah. Lokasinya berada di jalur wisata sehingga sangat mudah dijangkau. Dengan konsep warung makan tempo dulu, warung ini masih mempertahankan bangunan limasan serta cara memasak tradisional.

Pemilik RM Banjaran Sari, Listiyani, mengaku mempertahankan konsep tradisional untuk mengingatkan pengunjung akan suasana zaman dulu. “Kami sengaja menggunakan rumah limasan ini untuk memberikan kesan tradisionalnya. Kami juga masih memasak menggunakan kayu bakar,�ujarnya. Saat ini, harga yang ditawarkan untuk menu sayur lombok ijo nasi merah berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per orang. Penasaran dengan rasa sayur lombok ijo nasi merah? Segera berkunjung ke Gunungkidul untuk menikmati keindahan alam sekaligus keanekaragaman menu masakan tradisionalnya. (Hari Susmayanti)

Foto-foto : Hasan Sakri Ghozali

15 15


16 16

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

LIVE IN

Rumah Teletubbies

New

U

Nglepan

NIK,begitulah kesan pertama ketika mengunjungi Dusun Nglepen, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Rumah warga setempat semuanya berbentuk kubah, mirip rumah di film anak Teletubbies, atau rumah yang kerap muncul di film kartun Dragon Ball. Namanya rumah Domes. Rumah unik ini diperuntukan bagi warga Desa Sengir dan Patuk yang direlokasi pascagempa dahsyat yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada 27 Mei 2006. Rumah Domes ini dirancang tahan goncangan gempa. Bangunan ini dua lantai. Lantai bawah digunakan ruang tamu, ruang makan dan kamar tidur. Sedangkan lantai atas adalah ruang keluarga. Rumah ini memiliki desain dua pintu, yaitu bagian depan dan belakang, dua pintu kamar, serta empat jendela yang terletak di bagian depan (dua buah) dan kamar tidur (dua buah). Pada bagian puncak domes terdapat ventilasi yang berfungsi mengalirkan udara ke dalam rumah. Di lokasi tersebut setidaknya ada 70 Kepala Keluarga yang mendiami rumah berwarna putih itu. Dulu, mereka terpaksa mendiami lokasi hunian baru, lantaran tanah di tempat tinggal mereka amblas ditelan gempa. Menimbang

bahayanya, pemerintah pun merelokasi warga untuk mendiami tanah di Dusun Nglepen tersebut. Rajiman, seorang penghuni rumah domes, menuturkan, pembangunan rumah sumbangan lembaga swadaya masyarakat tersebut selesai pada April 2007. Tidak banyak yang kehidupan perekonomiannya berubah, lantaran mereka harus meninggalkan daerah asalnya dan beradaptasi dengan lingkungan baru. “Semoga dengan dijadikannya Desa Wisata New Nglepen akan berdampak positif terhadap perekonomian di dusun ini,� ujarnya, beberapa waktu lalu. Kawasan ini dicanangkan menjadi kawasan wisata bernama New Nglepan. Cukup banyak wisatawan yang datang yang penasaran rumah unik yang diadaptasi dari bentuk rumah suku Eskimo, yakni Igloo. (Mona Kriesdinar)

Go To Village :

Desa Wisata Turgo Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Telepon: 08562903864 Desa Wisata Wonosadi Duren, Beji, Ngawen Gunungkidul Telepon: 081804185565 Pemandian Clereng Sendangsari, Pengasih, Kulonprogo Telepon: 085228367003 dan 085292466660 Desa Gerabah Panjangrejo Desa Panjangrejo, Pundong, Bantul Desa Wisata Banjarsari Dusun Banjarsari, Kalibawang Kulonprogo Telepon: (081328217291) Y Totok Subro Desa Wisata Batik Kayu Krebet Desa Sendangsari, Pajangan Bantul Desa Wisata Topeng Bobung Bobung RT 38/III Putat, Patuk, Gunungkidul Telepon: 081329002837/08179432272

Desa Wisata Trumpon Dusun Salam Trumpon, Merdikorejo, Tempel, Sleman Telepon : +62 274 6523378, 7897998, +62 817 0425817

Desa Wisata Bokesan Bokesan, Sindumartani, Ngemplak, Sleman, Yogya Telepon: 0274 496726/0817262194

Desa Wisata Tunggul Arum Tunggularum, Donokerto, Turi Sleman Telepon: 087882600979, 08175469379

Desa Wisata Brayut Dusun Brayut, Pendowoharjo Ngaglik, Sleman Telepon: 081578793014


Jogja JogjaCity CityGuide Guide

17 17


18

Jogja City Guide


Jogja JogjaCity CityGuide Guide

19


20

Jogja City Guide


Jogja City Guide

Pantai Indrayanti

Jogja JogjaCity CityGuide Guide

21 21

Senja Hari di Indrayanti Eksotis. Itulah kata menggambarkan keindahan pantai di Gunungkidul. Dari sejumlah pantai di daerah ini, Pantai Pulangsawal atau lebih dikenal dengan nama Indrayanti, patut Anda kunjungi. Pantai sepanjang lebih kurang 500 meter ini menawarkan keindahan alam luar biasa. TEKS: HARI SUSMAYANTI FOTO: HASAN SAKRI GHOZALI


22 22

K

Jogja Jogja City City Guide Guide

ABUPATEN Gunungkidul dikenal sebagai daerah gersang dan langganan kekeringan. Namun, di balik kegersangan bukit kapur itu tersimpan lokasi wisata nan elok yang merupakan destinasi wisata unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Setiap akhir pekan, ribuan wisatawan lokal maupun mancanegara memenuhi pantaipantai di Gunungkidul. Kawasan pantai di Gunungkidul membentang sejauh lebih kurang 69 kilometer, dengan batas Pantai Gesing di ujung barat, dan Pantai Sadeng di ujung timur. Eksotis. Itulah kata menggambarkan keindahan pantai di Gunungkidul. Dari sejumlah pantai di daerah ini, Pantai Pulangsawal atau lebih dikenal dengan nama Indrayanti, patut untuk Anda kunjungi. Pantai sepanjang lebih kurang 500 meter ini menawarkan keindahan alam luar biasa. Pantai Pulangsawal atau Indrayanti ini diapit dua bukit kapur. Kawasan pantainya berpasir putih dengan air yang jernih. Wisatawan bisa naik ke bukit kapur untuk melihat pemandangan laut lepas dengan bebas tanpa terhalang apapun. Kadangkala juga bisa melihat kapal tongkang atau kapal nelayan di tengah laut. Pantai ini mulai dikembangkan sekitar 2009. Pantai ini menjelma menjadi destinasi


Jogja City City Guide Guide Jogja

unggulan selain Pantai Baron, Pantai Kukup, serta Pantai Krakal. Ketenaran Indrayanti ini tak lepas dari tangan dingin Arif Rahman. Awalnya, Arif membuka sebuah restoran di pinggir pantai. Mengandalkan menu seafood dan lokasi restoran yang tepat berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia, perlahan resto Indrayanti ramai dikunjungi wisatawan. Harga makanan di resto Indrayanti ini paketnya berkisar Rp 29 ribu untuk setiap orang. Wisatawan bisa menikmati menu seafood di gazebo-gazebo sambil menikmati deburan ombak.

Setelah resto Indrayanti mulai ramai dikunjungi wisatawan, Arif kemudian mengembangkan usahanya dengan mendirikan hotel di sekitar restorannya. Sekarang, hampir setiap akhir pekan hotel dengan 20 kamar tersebut selalu penuh. Selain hotel yang dikelola oleh Arif Rahman, di kawasan pantai ini juga banyak disewakan penginapan. Harganya berkisar Rp 350 ribu per malam hingga Rp 700 ribu per malam. Kala sore hari pantai ini sangat indah. Jika langit tidak tertutup mendung, Anda bisa melihat sunset. â–

23 23


24 24

Jogja City Guide

Pantai Timang

Menantang Maut ke Pulau Lobster


Jogja JogjaCity CityGuide Guide

TEKS: HARI SUSMAYANTI FOTO: HASAN SAKRI GHOZALI

A

NDA pencinta wisata ekstrem? Gunungkidul merupakan gudang wisata ektrem. Mulai dari wisata susur Gua Pindul, Jomblang, hingga kuliner belalang goreng. Namun, ada satu wisata yang wajib dikunjungi jika Anda benar-benar pecinta wisata ekstrem. Ya, wisata kereta gantung di Pantai Timang, Dusun Danggolo, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus. Nyali Anda benar-benar akan diuji jika mencoba wisata yang satu ini. Kereta gantung ini menghubungkan daratan dengan pulau lobster, sebuah pulau karang yang jaraknya mencapai 89 meter dari daratan. Pulau karang ini merupakan sarangnya berbagai jenis lobster. Pulau ini dipisahkan air laut berkedalaman sekitar tujuh meter. Mencapai pulau tersebut hanya bisa dilakukan dengan menaiki kereta gantung.

25 25


26 26

Jogja City Guide

Dulu kami hanya mencari lobster di pinggir tebing saja, tapi sejak ada kereta gantung, kami bisa pergi ke pulau. Sekarang kami bisa mencari lobster ke pulau karang setiap hari Warsito, Nelayan

Kereta gantung tersebut terbuat dari balok kayu berbentuk kursi. Di masing sudutnya diberi rol timba. Kemudian, masing-masing sudut dihubungkan sebuah tambang plastik. Untuk pengaman, ditambah dua tambang plastik dengan ukuran lebih kecil. Masing-masing tambang diikatkan sebuah kayu yang ditancapkan di celah batuan karang. Untuk mengoperasikannya, kereta gantung ini harus ditarik seorang operator. Wisatawan harus duduk di atas kursi, kemudian operator akan menarik tali. Perlahan, kursi akan bergeser mencapai pulau karang yang ada di seberang. Jika ingin mencoba petualangan ekstrem ini, Anda harus membayar Rp 200 ribu. Uang itu untuk operator, kas desa, serta perawatan tali tambang. Sebab, tali tambang untuk menarik kereta gantung cukup mahal, sekitar Rp 1,6 juta setiap rolnya. Sementara, tali tambang yang dibutuhkan mencapai tiga rol. Keberadaan kereta gantung tersebut awalnya untuk transportasi nelayan di Purwodadi yang akan berburu lobster di sekitar pulau karang. Seiring banyaknya wisatawan, para nelayan juga melayani permintaan wisatawan yang ingin mencoba merasakan sensasi menyeberang ke pulau karang. Menurut seorang warga, Warsito (38), kereta gantung tersebut dibuat pada 1997. Ide awalnya melihat kereta gantung yang sering digunakan dalam pembangunan gedung bertingkat di Jakarta. Akhirnya enam orang warga yang berprofesi sebagai nelayan berhasil membuat kereta gantung ini.


Jogja City Guide

“Dulu kami hanya mencari lobster di pinggir tebing saja, tapi sejak ada kereta gantung, kami bisa pergi ke pulau. Sekarang kami bisa mencari lobster ke pulau karang setiap hari,â€?ucapnya, beberapa waktu yang lalu. Nelayan tersebut, bergantian mencari lobster. Saat sore hari, nelayan memasang jaring yang sudah diberi umpan berupa binatang laut yang biasa menempel di batu karang. Jaring tersebut kemudian didiamkan semalaman, dan baru diambil esok harinya, sekitar pukul 04 .00. â–

27 27


28 28

Jogja City Guide

Saatnya Panen Lobster Hijau

Foto-foto : Hasan Sakri Ghozali

N

ELAYAN biasanya mendapatkan lobster jenis mutiara, batu merah, dan lobster hijau di Pantai Timang, Dusun Danggolo, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Harga lobster ini berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 350 ribu, tergantung jenis dan ukurannya. Semakin besar ukurannya, semakin mahal harganya. Lobster-lobster tersebut kemudian dijual kepada pengepul yang ada di Desa Purwodadi. Masa panen lobster berlangsung mulai September hingga Januari. Di bulan tersebut,

nelayan bisa memperoleh tangkapan hingga puluhan kilogram. Seorang pengepul lobster di Desa Purwodadi, Siswanto, mengaku lobster Pantai Timang berkualitas tinggi. Populasinya pun terus ada sepanjang tahun. Lobster-lobster hasil tangkapan nelayan ini ditampung di sebuah bak. Setelah terkumpul cukup banyak, lobster dipilah berdasarkan jenis dan ukurannya. Jika akan dikirim ke pengepul lebih besar, lobster dibius dengan cara diberi es batu.

Kemudian, lobster dibaluri serbuk gergaji. Setelah itu baru dibungkus koran basah. Lobster bisa bertahan berjam-jam hingga sampai tujuan. Biasanya, Siswanto mengirim lobster ke pengepul di Cilacap dan Yogyakarta. Kemudian, lobster ini didistribusikan ke restoran, hotel, atau dikirim ke luar negeri. (Hari Susmayanti)


Jogja City Guide

29


30 30

Jogja City City Guide Guide Jogja

NewsInBrief

PT Mirota KSM Rangkul PT Indofarma Tbk

P

T Mirota KSM mendapat kunjungan dari Direktur Utama PT Indofarma Tbk, Elfiano Rizaldi. PT Indofarma Tbk merupakan BUMN produsen obat generic terbesar di Indonesia, dan memiliki banyak anak perusahaan. Kerja sama yang akan dijalin oleh PT Mirota KSM dengan PT Indofarma Tbk ini merupakan tindak lanjut kerja sama PT Mirota KSM dengan PT Indofarma Global Medika, anak perusahaan PT Indofarma Tbk. Sebelumnya, PT Mirota KSM telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Indofarma Global Medika sebagai distributor PT Mirota KSM pada awal Februari lalu di Hotel Sheraton Yogyakarta. “Kedua perusahaan ini, baik PT Mirota KSM dan PT Indofarma Tbk, memiliki orientasi yang sama untuk tumbuh dan berkembang bersama secara sinergi agar dapat memenangkan pasar dalam negeri,” kata Perwakilan Komisaris PT Mirota KSM, Rudiyanto.

Public Relation PT Mirota KSM, Jozua Olen Deda, menyampaikan, dalam pertemuan yang berlangsung singkat ditampilkan pula profile PT Mirota KSM, mulai dari sejarah, visi dan misi, achievement yang selama ini telah diperoleh, inovasi, pengembangan produk, serta rencana

produksi baru. “Setelah ada pertemuan antara PT Mirota KSM dan PT Indofarma Tbk ini diharapkan bisa menapaki kerja sama lebih baik, sehingga apa yang diharapkan kedua pimpinan perusahaan dapat tercapai,” ujarnya. (Victor Mahrizal)

ist

Liquid S1 Pakai Teknologi AcerFloat Interface CER sudah meluncurkan inovasi terbarunya di kategori ponsel pintar, Liquid S1. Smartphone premium besutan produsen asal Taiwan ini diluncurkan di Yogyakarta medio September lalu. Presiden Director Acer Indonesia, Jason Lim, kala itu mengungkapkan, Liquid S1 merupakan smartphone dengan ukuran layar 5,7 inci. Smartphone berbasis operasi Android 4,2 ini dibekali fiturfitur premium. Untuk seri ini, Acer membekali Liquid S1 dengan fitur unggulan AcerFLOAT Interface dan Live Screen. Acer Liquid S1 ini menjadi smartphone pertama yang menggunakan teknologi float interface. Untuk menampilkan empat aplikasi dalam satu layar (float shortcut dan applications) pengguna perlu menekan tombol recent untuk mengaktifkan fitur dan tinggal memilih aplikasi favorit untuk dibuka kapan saja. Keunggulan lainnya adalah float caller, dimana fitur ini saat ada telepon masuk, tampilan yang dibuka tetap ada, karena panggilan akan tampil dalam bentuk window mini. “Liquid S1 juga dibekali teknologi live screen dimana fitur ini membantu pengguna melakukan live sharing secara real time dengan delapan pengguna sekaligus. Liquid S1 dirancang dengan layar high dimension 5,7 inci (1280-720p) yang memberikan kenyamanan memutar video dan multitasking melalui layar yang lebih besar,” jelas Lim saat peluncuran di Hotel Grand Aston. . Soal kamera, Liquid S1 mengusung kamera 8 megapixel. Dengan kamera depan yang memiliki sudut luas 88 dejajat membantu pengguna menangkap banyak momen menggunakan Liquid S1. Liquid S1 menawarkan kombinasi hiburan dan profesionalitas smartphone. Didukung prosesor quad core 1,5 Ghz, Liquid S1 ini ideal bagi mereka yang butuh kecepatan dalam memproses data. ”Kami mengerti kebutuhan para profesional masa kini akan smartphone yang dapat memenuhi kebutuhan dan prosesional mereka,” jelas Lim. Menurut dia, produk-produk smartphone yang dikeluarkan Acer merupakan strategi menjawab kebutuhan pasar. Sebab, sejak Acer

A

meluncurkan produk-produk smartphone pada 2012 lalu, hingga kini produk smartphone Acer memberi kontribusi hingga 15 persen dari total revenue. “Tahun ini 15 persen. Target tahun depan 20 persen,” imbuhnya. Adapun pasar smartphone di Yogyakarta sendiri untuk produk Acer memberi kontribusi cukup besar. Penjualan produk smartphone Acer masuk top seven. Director of Software Innovation and Software Management Division, Acer Inc Simon Yu, menambahkan, Liquid S1 juga dibekali fitur wireless display. Fitur ini ideal bagi para mobile profesional yang lebih menghabiskan waktu presentasi. Fitur ini memberi kesempatan pengguna berbagi layar secara nirkabel. Wireless display bisa digunakan di televisi maupun proyektor. Acer Liquid S1 tersedia di pasaran seharga sekitar Rp 3,9 juta, dengan garansi servis tiga tahun. Di Yogyakarta Liquid S1 dilempar ke pasaran sejak pertengahan September. (Rina Eviana Dewi)

tribun jogja/bramasto adhy


Tour & Travel

Jogja City Guide

Turindo Tour & Travel Head Office Jalan Dr Sutomo 45 Yogyakarta (0274) 540000 (Hunting) (0274) 566629 (Hunting) Faks (0274) 566673

(0298) 325111

(0274) 7807088, 6635773

Branch Office VII Madiun Jl Dr Sutomo 118 Madiun (0351) 473333

Dewatha Sakti Tour & Travel Jalan Cendrawasih 36 Demangan Baru, Yogyakarta (0274) 566429

Branch Office I Jl Kaliurang Km 6 No 47 (0274) 884433

Branch Office VIII Magelang Skylight Plaza Jl Tentara Pelajar No 7 Magelang (0293) 365555

Branch Office II Hotel Inna Garuda Jl Malioboro 60 (0274) 552222

Branch Office IX Purwokerto Jl Martadiredja I No 573 (0281) 640999

Branch Office III Ambarrukmo Plaza Ambarrukmo Lt.2 B.31 Jogjakarta (0274) 4331222

Alta Pratama Tour & Travel Jalan Mataram No 74 Yogyakarta Fax : (0274) 566110

Branch Office IV Klaten Jl Veteran 20 Bareng Lor Klaten Utara (0272) 323999

Arya Travelindo Jalan Laksda Adisucipto 38 Yogyakarta (0274) 556777

Branch Office V Solo Jl Slamet Riyadi 361 (Hotel Arini) Solo (0271) 729999

Barama Intercity Tour & Travel Kompleks Pertokoan Babarsari Raya 12 Yogyakarta (0274) 484717

Branch Office VI Salatiga Ruko Taman Sari No 7 dan No 8

Blue Earth Tour and Transport Jalan Ronodigdayan 20 Yogyakarta

Dimensi Tour Dimensi Tour Magelang Komplek Ruko Gotong Royong Jalan Sudirman 165 Magelang Fiesta Tour & Travel Jalan Palagan Tentara Pelajar 33 Yogyakarta (0274) 889750 Gama Tour & Travel Jalan Agro Selokan Ruko UGM 1 Yogyakarta (0274) 553934 Indra Kelana Tour & Travel Jalan Bumijo Tengah No 14 Yogyakarta (0274) 564572 Intras Tour Jalan Malioboro 131 Yogyakarta (0274) 561972

31 31


32 32

Jogja City Guide

TEKS: YUDHA KRISTIAWAN FOTO: BRAMASTO ADHY

O

MBAK besar menantang nyali para peselancar atau kerap disebut surfer. Cuaca cerah kala itu menambah gairah belasan pemuda yang sudah siap dengan papan selancar. Pemandangan itu bukanlah di Bali, melainkan Pantai Parangtritis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mengenakan celana pendek khusus surfing dan bertelanjang dada, para anak pantai itu tak sabar segera menaklukkan ganasnya pantai selatan yang melegenda dengan mitosnya, Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul. Gelombang tinggi hingga lima meter bukanlah menakutkan bagi para penakluk ombak itu. Justru ombak besar bagaikan rezeki karena saat itulah mereka mulai bisa menikmati sensasi adrenalin menaiki papan surfing di sebuah pantai yang dikenal kerap makan korban manusia ini. Belum lama ini, sekitar pukul 08.00, belasan peselancar yang tergabung dalam Dolpin Parangtritis Surf Community (DPSC) itu sedang berlatih. Mereka adalah Pariyanta alias Pesek (27), bersama tema-temannya, Danang,Viki, Bima, Fajar, Kuntiling. Setelah warming up dengan berlari kecil dan sit up, Pesek Cs langsung mengarungi ganasnya ombak pantai selatan. Mereka tampak lincah

Surfing

Sang Penakluk

Pantai Selatan


Jogja City Guide menari-nari di atas ganasnya ombak. Pesek piawai memainkan papan selancar putihnya. Sejak 2005, Pesek mengawali olahraga air ini di Pantai Parangtritis. Di sela-sela tugas utamanya sebagai anggota Tim Search and Rescue (SAR) Pantai Parangtritis, ia pun rajin berlatih surfing. “Awalnya saya hanya sendiri dengan papan selancar seadanya, itu pada 2005. Lamakelamaan, sekitar 2008, banyak yang berminat. Hingga sekarang ini, jumlah peselancar pemulanya mencapai 50 orang,� katanya. Komunitas DPSC ini merupakan club surfing pertama di Yogyakarta, berpusat di Pantai Parangtritis. Kegiatan rutinnya adalah mengadakan latihan dan surf trip ke sejumlah pantai di Yogyakarta, Pacitan, Kebumen, dan Cilacap. Hampir setiap hari mereka berlatih. Pada pagi hari, latihan dimulai sekitar pukul 07.00 hingga pukul 09.00. Sedangkan sore hari, latihannya dimulai pada pukul 14.00 hingga pukul 15.00.

33 33


34 34

Jogja City Guide

Awalnya saya hanya sendiri dengan papan selancar seadanya, itu pada 2005. Lamakelamaan, sekitar 2008, banyak yang berminat. Hingga sekarang ini, jumlah peselancar pemulanya mencapai 50 orang

Pesek, Peselancar

Kabupaten Bantul

Bantul

DIY

Batik Tulis Giriloyo

Bagi wisatawan, atraksi para peselancar lokal ini menjadi tontonan menarik. Bagi yang penasaran bagaimana rasanya menaiki ombak besar pantai selatan, pegiat DPSC dengan senang hati akan berbagi ilmu dan mengajari Anda cara menaiki ombak besar pantai ini. Peselancar lain, Danang Asyudi (19) yang juga anggota Tim SAR, mengungkapkan,

Gumuk Pasir Parangkusumo Wonosari Samudera Hindia

Pantai Depok Pantai Parangtritis

peselancar di Pantai Parangtritis rata-rata membeli papan selancar seken. Mereka kebanyakan membeli papan selancar dari Bali, Pangandaran dan Pacitan. Harganya bervariasi, dari Rp 1,5 Juta hingga Rp 4 juta. Jenis papan selancarnya bermacammacam, ada yang shortboard untuk ombak kecil dan menengah ukuran lima kaki, funboard untuk ombak kecil dan menengah ukuran 6-7 kaki. â€?Saya dulu kali pertama beli seken dari Pacitan, cuma Rp 800 ribu tanpa tali pengaman dan sirip. Kalu dilengkapi jadi habis Rp 1,3 Jutaan,â€? ujar Danang. Untuk menunjukkan eksistensinya, para peselancar DPSC untuk kali pertama menghelat ajang Jogja Beach Festival pada akhir 2012, Acara itu merupakan kompetisi surfing lokal se-Yogyakarta dan sekitarnya. Sedikitnya 30 surfer ambil bagian dalam acara tersebut. Kini, komunitas penakluk ombak pantai selatan itu kian bertambah banyak. â–


Jogja City Guide

35 35


36 36

Jogja City Guide

JagatBatikJogja

Kedepan harapan kami batik klasik Giriloyo bisa dilestarikan, walaupun tidak menutup kemungkinan akan terus berinovasi demi tuntutan kebutuhan zaman Nur Akhmadi, Perajin Batik

Kolo Mongso Giriloyo

S

UDAH hampir empat abad, masyarakat di Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengembangkan kerajinan batik tulis. Batik tulis Giriloyo muncul pada abad 17, saat Raja Mataram membuat makam yang kini menjadi kompleks makam Raja-Raja Mataram. “Ketika itu penduduk laki-laki diangkat menjadi abdi dalem, sedangkan para wanita diajari membatik. Semula pesanan hanya dikhususkan bagi lingkungan keluarga Keraton,� kata Ketua Paguyuban Kelompok Batik Tulis Giriloyo, Nur Akhmadi. Kala itu, warna dasar hanya putih dan motif


Jogja City Guide batik berwarna hitam. Sesuai perkembangan zaman, motif dan pewarnaan disesuaikan kebutuhan. Termasuk pesanan pun bukan lagi dari kalangan keluarga keraton saja, melainkan merambah masyarakat umum. “Sampai saat ini pihak keraton masih banyak yang memesan kepada perajin. Bahkan, sekarang pengepul banyak berasal dari keluarga keraton,” ujar Nur Akhmadi. Titi kolo mongso (pada suatu ketika), mulai 1982, setelah tingginya kebutuhan pasar, membuat para perajin mengembangkan batik, semisal terkait pewarnaan dan motifnya. “Mulai saat itulah batik Giriloyo dikenal masyarakat luas,” katanya. Krisis ekonomi 1999 membuat perajin berhenti produksi sekitar setahun lamanya. Setelah berupaya bangkit, bencana gempa bumi 2006 kembali menghancurkannya. Akan tetapi, perlahan mereka mulai bangkit. Batik tulis Giriloyo dikenal memiliki motif khas, semisal Sido Asih, Sido Mukti, Sekar Jagad, Lung Atas Angin, Babon Angrem, dan Wahyu Tumurun. Sedangkan ciri khasnya batik klasik, dan tidak ada perajin yang menggunakan cap. Meskipun ada pesanan batik cap, tidak akan dikerjakan di Giriloyo. Saat ini, di sekitar Dusun Giriloyo, terdapat dusun lain yang juga memproduksi batik klasik, yaitu Dusun Karangkulon, Dusun Cengkehan, yang seluruhnya dibagi menjadi 13 kelompok. Sebenarnya masih ada beberapa kelompok perajin lain di sekitarnya, namun belum tergabung dalam kelompok Giriloyo. “Kedepan harapan kami batik klasik Giriloyo bisa dilestarikan, walaupun tidak menutup kemungkinan akan terus berinovasi demi tuntutan kebutuhan zaman,” ungkap pemilik sanggar batik Sekar Arum itu. Bagi pengunjung yang ingin datang langsung, terdapat beberapa tawaran menarik yang dapat dijadikan referensi, yaitu belajar membatik. dengan tarif Rp 125.000 per orang. Anda dapat belajar membatik dipandu perajin setempat. Hasil karya yang Anda buat, bisa dibawa pulang untuk kenang-kenangan. (M Nur Huda)

Foto-foto : Bramasto Adhy

37 37


38 38

Jogja City Guide

Menunggu

Pantai Depok

Ikan

Tangkapan Nelayan S

AAT berkunjung ke pantai selatan Yogyakarta, jangan lupa mampir Pantai Depok. Pantai yang lokasinya sekitar 1,5 kilometer sisi barat Pantai Parangtritis ini memiliki tempat pelelangan ikan (TPI). Objek wisata Pantai Depok dikembangkan sejak 1998. Seluruh nelayan di laut selatan Yogyakarta menjual hasil tangkapannya di TPI tersebut. Praktis, wisatawan bisa menyaksikan nelayan yang pulang melaut dan menyandarkan perahunya di pantai ini. Tak heran, ada ratusan perahu bercadik disandarkan di Pantai Depok. Pada musim panen ikan, nelayan memeroleh tangkapan berbagai jenis ikan laut dalam jumlah besar, hingga ratusan kilogram. Jenis ikan yang diperoleh bisa mencapai 200 jenis, mulai dari pari, hiu, layur, teri, samangati, tongkol, bawal putih, udang, cumi, tuna, kepiting, dan lain-lain. Untuk harganya, mulai Rp 10.000 per kilogram hingga Rp 50.000 per kilogram. Wisatawan yang berkunjung di lokasi ini pun bisa membeli ikan laut yang masih fresh. Bahkan, ikan-ikan tersebut bisa langsung dimasak di warung-warung lesehan yang banyak


Jogja Jogja City City Guide Guide

tersedia. Sambil menunggu ikan matang, wisatawan bisa menikmati wahana permainan ATV, bermain pasir, ataupun bermain air. Sejak awal, pantai ini sengaja dikembangkan untuk mengobati kebosanan di Pantai Parangtritis. Adanya TPI Depok menjadi fasilitas pelengkap sekaligus rujukan kuliner ikan laut pantai selatan. Untuk menuju Pantai Depok, tidak terlalu sulit. Hanya sekitar 17 kilometer dari Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, atau sekitar satu jam perjalanan arah selatan melalui Jalan Parangtritis. Sebelum sampai di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Pantai Parangtritis, ikuti jalan ke arah kanan menuju Pantai Depok. Meskipun jalan tidak terlalu lebar, namun dapat dilalui jenis mobil pribadi hingga bus besar. Dengan jarak tempuh sekitar tiga kilometer, di sepanjang jalan dapat melihat perkampungan penduduk yang bangunan rumahnya sebagian masih tradisional. Sesampainya di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Pantai Depok, wisatawan akan dikenai tarif Rp 4.000 per orang. Tarif tersebut belum termasuk parkir di kawasan ini. Selain melalui rute tersebut, terdapat rute lain bagi wisatawan yang ada di Pantai Parangtritis, yaitu melalui jalur Pantai Parangkusumo. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai di Pantai Depok. (M Nur Huda)

Foto-foto : M Nur Huda/Hasan Sakri Ghozali

39 39


40

Jogja City Guide


41

Jogja City Guide

Sandboarding

Berselancar di Padang Pasir B

ERSELANCAR atau surfing pada umumnya di laut dengan mengarungi gelombang tinggi. Namun berbeda dengan aksi sekelompok mahasiswa Yogyakarta yang memilih berselancar di pasir. Meskipun terkesan tidak lazim, tapi begitulah kegiatan mereka setiap akhir pekan. Komunitas penggemar skateboard ini, awalnya hanya terkesan dengan video snowboarding (meluncur di salju) yang mereka temukan di situs Youtube. Akan tetapi, medan salju tidak ada di Indonesia, apalagi di Yogyakarta. Kemudian mereka berinovasi di Gumuk Pasir di Pantai Parangkusumo, sisi barat Pantai Parangtritis. Gumuk Pasir merupakan hasil proses eolean, yakni proses angin yang menerbangkan pasir dari laut dalam kurun waktu sangat lama, hingga membentuk hamparan padang pasir dan gunungan. Keberadaan Gumuk Pasir di Bantul, DIY, tersebut merupakan satu-satunya di Asia Tenggara. Pada 2006, mereka yang sebagian besar mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berupaya observasi papan seluncurnya. Karena, jenis

Jogja City Guide

41


CityCity Guide 4242 JogjaJogja Guide papan seluncur yang dipergunakan di permukaan salju tentu efeknya tidak akan sama dengan di permukaan pasir. “Observasi kita lakukan sejak 2006, akhirnya pada 2011 kita memilih jenis papan seluncurnya,� kata Shidiq Hutomo, pencetus Komunitas Sandboarding Indonesia (KSI) itu. Pada papan seluncur dengan panjang 110 sentimeter lebar 27 sentimeter dan tebal 1,5 sentimeter itu dibuat dua lapis, yaitu pada bagian bawah dan atas berbahan papan jenis HPL (High Pressure Laminate), sedangkan lapisan tengah dari jenis multiplak. Untuk memudahkan berdiri di atas papan, mereka memasang pengait kaki depan dan belakang. Supaya papan tersebut lebih cepat meluncur, mereka mengoleskan wax. Kemudian agar lebih aman, harus memakai pelindung siku, pelindung lutut dan helm. Meskipun, saat jatuh pun tidak terasa sakit karena hanya bergumul dengan pasir pantai yang halus. Wisata olahraga yang memacu adrenalin ini sebenarnya tidak sulit dilakukan pemula. Untuk mencobanya, tidak butuh persiapan khusus. Sebelum meluncur, harus mendaki Gumuk Pasir berketinggian sekitar 25 meter dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Untuk bisa menikmati olahraga menantang ini, harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Saat ini, Sandboarding Indonesia baru bisa melayani reservasi luar daerah melalui media social twitter di @standbording_ID dan facebook Sandboarding Indonesia. Untuk sewa alat, mereka mematok harga Rp 150 ribu dengan fasilitas peralatan papan seluncur, helm, pelindung siku dan lutut, serta pendamping. Aksi di Gumuk Pasir itu sempat mencuri perhatian perusahaan rokok ternama di Indonesia untuk dijadikan iklan foto. Pada 2012, Kementerian Pariwisata me-

nyantumkan Sandboarding dalam iklan wonderful Indonesia. “Kami ingin membuat semacam sandpark buat olahraga ini. Semoga mimpi ini terlaksana,� kata Wahyu Wibowo, perintis Sandboarding Indonesia lainnya. (M Nur Huda)


Jogja City Guide Guide Jogja City

Wisata olahraga yang memacu adrenalin ini, sebenarnya tidak begitu sulit dilakukan pemula. Untuk mencobanya, tidak butuh persiapan khusus. Sebelum meluncur, harus mendaki Gumuk Pasir berketinggian sekitar 25 meter dengan kemiringan sekitar 45 derajat Shidiq Hutomo, Pencetus KSI

43 43


44 JogjaCity CityGuide Guide 44 Jogja

Foto-foto : Bramasto Adhy


Info Hotel Yogyakarta Hotel Santika Premiere Jogja Jalan Jendral Sudirman No 19 Yogyakarta 55233 telp: +62-274-563036, 562743 faks: +62-274-563669

Jogja City Guide

45 45

Grand Quality Hotel Yogyakarta Jalan Laksda Adisucipto No 48 Yogyakarta 55281 telp: +62-274-485005, 487100 faks: +62-274-489009, 486965

Grand Tjokro Yogyakarta Jalan Gejayan No 37, Yogyakarta Telp +62 274 6429100 Faks +62 274 6429111 Email: yogyakarta@grandtjokro.com

Amaris Hotel Diponegoro Jalan Diponegoro No 87 Yogyakarta 55231 Phone: (62-274) 545 999 Fax: (62-274) 547 070 Email: jogja.diponegoro@amarishotel.com

The Jayakarta Hotel Jalan Laksda Adisucipto Km 8 Yogyakarta 55282 telp: +62-274-488418 faks: +62-274-485415

Jambuluwuk Malioboro Boutique Hotel JJl. Gajah mada 67 Purwokinanti Pakualaman Yogyakarta telp: +62-274-585655 faks: +62-274-585615

Royal Ambarrukmo Hotel Jalan Adi Sucipto No 81, Yogyakarta 55281 telp: +62-274-488488 faks: +62-274-488789

Hotel Novotel Yogyakarta Jalan Jend Sudirman No 89 Yogyakarta 55223 telp: +62-274-580930 faks: +62-274-580931

Edelweiss Hotel Jl. Gejayan no17C, Klitren, Gondokusuman telp: +62-274-587111 faks: +62-274-587887

Melia Purosani Hotel Jalan Suryotomo No 31 Yogyakarta 55122 telp: +62-274-589521, 589523 faks: +62-274-588070, 588071

Sahid Raya Hotel Jalan Babarsari, Yogyakarta 55281 telp: +62-274-488-888 faks: +62-274-487-688

Hotel Arjuna Yogyakarta Jalan P Mangkubumi No 44 Yogyakarta 55232 telp: +62-274-4469444, 513063 faks: +62-274-561862

Grand Aston Yogyakarta Jalan Urip Sumoharjo 37 Yogyakarta telp: 566999 faks: 553999

Inna Garuda Hotel Yogyakarta Jalan Malioboro No 60 Yogyakarta 55213 telp: +62-274-566353, 566322 faks: +62-274-563074

Hotel Ibis Malioboro Yogyakarta Jalan Malioboro No 52-58 Yogyakarta 55001 telp: +62-274-516974 faks: +62-274-516977

Hotel The Phoenix Yogyakarta Jalan Jendral Sudirman No 9 Yogyakarta 55233 telp: +62-274-566617 faks: +62-274-566856

Jogjakarta Plaza Hotel Yogyakarta Jalan Gejayan, Complex Colombo, Jogjakarta 55281 telp: +62-274-584222 faks: +62-274-584200

Hotel Tentrem Jl. AM sangaji no 72 A YK telp: +62-274-6415555 faks: +62-274-6415588

Sheraton Mustika Hotel Jalan Laksda Adisucipto KM 8,7 Yogyakarta 55282 telp: +62-274-488588 faks: +62-274-484589

Saphir Yogyakarta Hotel Jalan Laksda Adisucipto No 38 55001 telp: +62-274-566222 faks: +62-274-566220

Hotel Ruba Grha Jalan Mangkuyudan No 1 Yogyakarta telp: +62-274-373531; faks: +62-274-384508


46 JogjaCity CityGuide Guide 46 Jogja

Pantai Glagah

Perahu Wisata Mengarungi Laguna

TEKS: SINGGIH WAHYU NUGRAHA FOTO: HENDRA KRISDIANTO

P

ETUALANGAN menyisir pantai bisa dimulai dari kawasan Pantai Glagah. Letaknya di Kecamatan Temon, berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Pantai Glagah menjadi destinasi unggulan Kulonprogo dan selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik dari DIY dan sekitarnya. Kepadatan pengunjung semakin memuncak kala musim liburan, semisal Lebaran dan tahun baru. Selain menawarkan panorama pantai dengan deburan ombak besar, Pantai Glagah semakin memanjakan pengunjung dengan

pemandangan cantik laguna. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, hanya ada tiga pantai yang memiliki laguna. Yakni Pantai Samas dan Pantai Depok di Kabupaten Bantul, serta Pantai Glagah di Kulonprogo. Laguna Pantai Glagah memanjang ratusan meter ke arah barat dari lokasi pantai utama. Dari bibir pantai, tempat ini hanya dibatasi gundukan gumuk (bukit) pasir yang menjulang dan memanjang. Keberadaan laguna ini menjadi daya tarik wisata tersendiri. Jika bosan dengan deburan ombak, pengunjung bisa mengunjungi laguna ini dan menikmati air yang tenang berlatar pemandangan bukit pasir nan menawan. Wisatawan pun bersantai di bawah pohon yang berjejer di pinggir laguna sambil menikmati angin pantai dan debur ombak dari kejauhan. Pemandangan kontras antara bukit pasir, air laguna, serta pepohonan di sekitarnya membuat suasana pantai tambah mempesona dan menentramkan. Tak kalah asyik, pada sore hari


CaveTubing

Jogja Jogja City City Guide Guide

47 47


48 48

Jogja Jogja City City Guide Guide

TRIBUN JOGJA/HENDRA KRISDIANTO

BERMAIN AIR DI P ANT AI GLA GAH - Wisatawan menikmati suasana sunset sembari bermain air laut dan pasir di Pantai Glagah, Kabupaten PANT ANTAI GLAG Kulonprogo. Setiap akhir pekan, Pantai Glagah dipadati pengunjung. Biasanya, para wisatawan juga mampir ke kawasan wisata laguna dan kebun buah agrowisata Kusumo Wanadri, yang lokasinya berdekatan dengan Pantai Glagah.


JogjaCity CityGuide Guide Jogja

pengunjung bisa menikmati matahari terbenam dari sisi barat laguna. Sang surya seolah tenggelam di antara bukit pasir setelah memendarkan cahaya kekuningan di antara pasir dan air laguna. Pengunjung juga dapat menikmati keindahan pemandangan laguna dengan perahu atau kayak/kano yang disewakan pengelola tempat tersebut. Ada belasan perahu sewa yang siap mengantarkan pengunjung berkeliling laguna selama beberapa menit. Menikmati suasana laguna tentu jadi terasa berbeda jika dilihat dari atas perahu. Angin yang bertiup sepoi-sepoi memercikan sedikit uap air dan menimbulkan perasaan sejuk. Selain sebagai lokasi rekreasi, sisi barat laguna Pantai Glagah cocok dijadikan lokasi pilihan bagi para penghobi mancing. Pemerintah setempat telah mengembangkan laguna tersebut sebagai pusat pemancingan alam bebas. Beberapa bibit jenis ikan telah ditebarkan â– di laguna tersebut, belum lama ini.â–

49 49


50 50

Agrowisata

Jogja City City Guide Guide Jogja

Buah

Naga

Menghapus Dahaga UAS menikmati panorama laut dan laguna Pantai Glagah, selanjutnya pengunjung bisa mampir ke kebun buah agrowisata Kusumo Wanadri. Letaknya masih satu kompleks dengan Pantai Glagah, tepatnya di Desa Bebekan, Kecamatan Temon, hanya beberapa ratus meter ke arah barat. Pada 2003, kebun buah yang aslinya berasal dari daerah gurun itu mulai dirintis seorang tokoh masyarakat dan pemuka agama setempat, Romo Paulus. Tak butuh waktu lama, kebun buah seluas sekitar 2,5 hektare ini segera menjadi jujugan wisatawan. Hal itu tak lain karena kesegaran asli buah naga yang dihasilkan. Maklum saja, saat cuaca terik di kawasan pantai, manisnya buah naga nan segar jadi favorit wisatawan untuk mengobati dahaga.

P

Hal lain yang menjadikan buah naga di Kusumo Wanadri unggul adalah sistem tanamnya organik. Pengelola hanya menggunakan pupuk kandang yang dipasok warga sebanyak 10 truk per satu hektare tanaman, atau sekitar 30 kilogram pupuk per pohon. Menurut penanggung jawab kebun, Hari Subagyo, kebun tersebut telah mengantongi sertifikat dari Balai Ketahanan Pangan Nasional atas korganikannya. “Pihak UGM pernah meneliti buah di sini. Hasilnya, buah naga memiliki kandungan residu nol persen. Itu karena ditanam dan dikembangkan dengan cara organik,� katanya. Satu kilogram buah naga merah (berisi tiga butir), harganya Rp 25 ribu. Sedangkan untuk buah naga kelas super sekitar Rp 35 ribu. Sementara, buah naga putih harganya lebih murah dari warna merah.


Jogja City Guide

51


52 JogjaCity CityGuide Guide 52 Jogja

Pantai Trisik

Menyelamatkan Penyu Hijau S

ELEPAS menikmati panorama laguna Pantai Glagah dan mencicipi segarnya buah naga organik, tak ada salahnya menuju Pantai Trisik di Kecamatan Galur. Di sana ada sebuah tempat penangkaran penyu hijau yang cukup menarik dikunjungi. Jenis penyu tersebut memang kerap bertelur di Pantai Trisik pada Mei hingga Juli. Sayangnya, proses bertelur penyu kerap terganggu keberadaan hewan predator serta manusia yang memburu telur-telurnya. Hal itu menjadi keprihatinan sekelompok warga Trisik atas kelestarian penyu hijau. Mereka lantas merintis berdirinya Kelompok Konservasi Penyu Abadi (KKPA) Trisik dan membuat tempat penangkaran penyu. Secara rutin, mereka membeli telur-telur penyu yang ditemukan warga atau nelayan untuk ditangkarkan. Ketua Kelompok Konservasi Penyu Abadi (KKPA), Jaka Samudra, mengungkapkan, sekitar 20 anggota kelompok selama ini swadaya menyumbangkan dana pribadi. Setiap telur yang ditemukan warga dibeli kelompok itu dengan harga Rp 2.000 per butir. Hal itu guna menghindari upaya penjualan telur serta untuk menyelamatkan populasi penyu. ”Dahulu tiap hari pasti ada nelayan yang pulang melaut bawa penyu. Lalu disembelih untuk dikonsumsi dagingnya atau dijual telurnya. Akhirnya, populasi penyu di sini habis. Kami matimatian menyosialisasikan konservasi penyu ke FOTO: HENDRA KRISDIANTO

warga. Sekarang mereka sudah menyadari pentingnya konservasi penyu,” katanya. Saat ini di tempat tersebut sudah berdiri satu kolam pasir penetasan berkapasitas 30 sarang atau sekitar 3.000 butir telur. Selain itu juga ada tiga kolam penangkaran penyu yang dibangun Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY. Telur-telur penyu yang dieram dalam kolam pasir membutuhkan waktu 50 hari untuk menetas. Setelah tukik (anak penyu) menetas dipindahkan ke kolam penangkaran dan dirawat sekitar 2-3 bulan sebelum dilepasliarkan ke laut. Hingga sekarang, kata Jaka, KKPA sudah melepasliarkan puluhan ribu tukik ke laut lepas. Satu tukik biaya perawatannya Rp 5 ribu. Jaka berharap ada perhatian dari pemerintah setempat atau pihak lain untuk membantu pendanaan konservasi penyu. “Ini bisa jadi atraksi wisata menarik,” tutupnya. (Singgih Wahyu Nugraha)


Jogja City Guide

53 53

Dahulu tiap hari pasti ada nelayan yang pulang melaut bawa penyu. Lalu disembelih untuk dikonsumsi dagingnya atau dijual telurnya. Akhirnya populasi penyu di sini habis. Kami mati-matian menyosialisasikan konservasi penyu ke warga. Sekarang mereka sudah menyadari pentingnya konservasi penyu

Jaka Samudra, Ketua KKPA


54 Jogja 54 JogjaCity CityGuide Guide

Inspiring Stories

Perang Melawan

Kemiskinan

â– Di Balik Makna Sumpah Tri Tedha

D

ENGAN lantang Hasto Wardoyo mengucap sumpah Tri Tedha (tiga makan) saat dirinya dilantik menjadi Bupati Kulonprogo. Isi sumpah itu adalah tak akan mengonsumsi minuman manis selain dari manisnya gula produksi Kulonprogo, tidak makan nasi dan buah-buahan impor selama masih ada rakyat hidup miskin. Pria kelahiran Kulonprogo, 30 Juli 1964 ini sadar hal tersebut bukan hal enteng. Mengingat, Kulonprogo menyandang angka kemiskinan 24 persen, paling rendah dibanding kota dan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Namun, Hasto tak berpantang diri. Pengakuannya, sumpah itu merupakan perwujudan tekad kuat mendukung ekonomi Kulonprogo yang mandiri. Sumpah itu inti dari usahanya mengangkat derajat kesejahteraan rakyat. “Tapi itu bukan ritual ya, melainkan spirit saja. Namanya orang berjuang kan perlu spirit. Kalau nggak punya spirit, semuanya terasa berat. Sumpah itu masih saya jalankan sampai saat ini dan saya enteng saja menjalaninya,� tutur dokter spesialis kandungan itu dalam sebuah perbincangan dengan Tribun Jogja, belum lama ini.

Namanya orang berjuang kan perlu spirit. Kalau nggak punya spirit, semuanya terasa berat. Sumpah itu masih saya jalankan sampai saat ini dan saya enteng saja menjalaninya Hasto Wardoyo, Bupati Kulonprogo

Foto: Hendra Kriesdianto


Jogja City Guide

55 55

Berpegang pada spiritnya itu, Hasto menggagas program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat semenjak pelantikannya. Beberapa program itu masih berjalan hingga saat ini. Yang paling menarik barangkali program yang digagas pada tahun kedua masa kepemimpinannya. Yakni, program one village one company. Program desa binaan menuju desa bebas kemiskinan ini di-launching Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, di kawasan Waduk Sermo, November 2012. Konsepnya adalah merangkul perusahaan atau korporat mitra pemerintah di Kabupaten Kulonprogo untuk mendampingi satu desa miskin melalui dana non-APBD. Desa tersebut menjadi desa binaan korporat yang memberikan sejumlah program pemberdayaan masyarakat. Dari pengakuannya, sejumlah perusahaan diperkirakan bisa menyalurkan dana hingga Rp 100 juta setahun. “Harapan saya, perusahaan punya policy model pengentasan kemiskinan. Ternyata juga banyak yang berminat menjadi perusahaan asuh desa. Paling nggak Rp 100 juta setahun bisa dikucurkan untuk pemberdayaan masyarakat desa. Tapi ternyata mereka memberinya lebih dari itu. Bahkan, ada perusahaan yang mengasuh lebih dari satu desa,” papar Hasto. Sampai saat ini, sudah ada 22 perusahaan yang menandatangani kesepakatan dalam program itu, di antaranya, Pegadaian, Bank BPD DIY, Bank Pasar Wates, PT Selo Adi Karto, Hotel King, Natasha, PT Jogja Magasa iron, serta Universitas Negeri Yogyakarta. Jumlah desa yang dibina sudah mencapai 28 desa dari total 88 desa di Kulonprogo. Hasto mengaku pihaknya masih terus berusaha menawarkan program tersebut pada berbagai korporat. Diimpikannya, desa-desa dengan angka kemiskinan tinggi bisa didampingi semua oleh perusahaan tertentu. Terkait program pemberdayaan yang digalang, Hasto mengatakan dirinya lebih sreg dengan konsep pemberdayaan produktif. Meskipun, ada yang memberikan program dengan konsep amal atau charity. Karena, dalam pandangannya, konsep pemberdayaan produktif lebih mengena mengentaskan kemiskinan, mengingat program yang dilakukan bisa menjadi modal warga mewujudkan masyarakat bebas miskin. “Misalnya, ada yang kasih beberapa unit traktor. Nah itu kan bisa untuk kegiatan produktif petani. Harapan saya jangan hanya charity,” tambahnya. Dirinya menargetkan, angka kemiskinan di Kulonprogo turun 1,5 persen setahun melalui program one village one company yang dikombinasi program lainnya. Untuk mengevaluasi kesuksesan program tersebut, pihaknya akan menghitung progresnya pada akhir tahun ini. Dalam catatannya, angka kemiskinan mencapai 24,6 persen pada 2011, lalu turun menjadi 23,4 persen pada 2012. “Jadi, selama setahun ini, saya harapkan bisa turun hingga dua persen, atau paling nggak 1,5 persen. Karena, dalam RPJMD yang lima tahun itu kan targetnya turun 7,5 persen. Jadi ya setahun saya harapkan turun minimal 1,5 persen. Syukur kalau lebih,” urai Hasto. Selain program pemberdayaan, Hasto masih berupaya memetakan simpul masalah kemiskinan di daerahnya. Untuk itu, Pemkab Kulonprogo menerjunkan 103 sarjana ke desadesa untuk memprofilkan warga miskin secara akurat. Diharapkan, dari situ bisa didapatkan informasi kolektif dan lengkap tentang keluarga miskin, hingga bisa didapatkan album kemiskinan yang komprehensif pada akhir tahun ini.(Singgih Wahyu Nugraha)


56 JogjaCity CityGuide Guide 56 Jogja

Candi Borobudur

Menyambut

Matahari

Perjalanan dari Hotel Manohara menuju pelataran Candi Borobudur hanya memakan waktu sekitar delapan hingga 10 menit. Hotel Manohara berada di Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Jalan Badrawati, Borobudur, Kabupaten Magelang. Sejak pagi, sejumlah wisatawan domestik dan mancanegara sudah terlihat di beberapa tingkat Candi Borobudur. Mereka menunggu terbitnya matahari dari balik Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, sembari menikmati relief dan bangunan candi peninggalan dinasti Syailendra secara utuh dan detail. TEKS : AGUNG ISMIYANTO FOTO : BRAMASTO ADHY


Jogja JogjaCity CityGuide Guide

57 57


58 58

M

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

ENYAKSIKAN matahari terbit atau sunrise dari Candi Borobudur memiliki sensasi tersendiri. Dinginnya pagi mengiringi langkah Tribun Jogja dari Hotel Manohara menuju Candi Borobudur. Kala itu waktu masih menunjukkan pukul 04.27. Perjalanan dari Hotel Manohara menuju pelataran Candi Borobudur hanya memakan waktu sekitar delapan hingga 10 menit. Hotel Manohara berada di Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Jalan Badrawati, Borobudur, Kabupaten Magelang. Sejak pagi, sejumlah wisatawan domestik dan mancanegara,sudah terlihat di beberapa tingkat Candi Borobudur. Mereka menunggu terbitnya matahari dari balik Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, sembari menikmati relief dan bangunan candi peninggalan dinasti Syailendra secara utuh dan detail. Suasana pagi di Candi Borobudur sangat tenang. Apalagi langit pagi itu masih gelap dan menyisakan bintang. Suasana semakin syahdu ditemani kicauan burung-burung di pepohonan sekitar Candi Borobudur. Langit pagi cerah. Sementara, tepat di antara Gunung Merapi dan Merbabu muncul sinar kekuningan, semakin lama semakin jelas indahnya. Sinar matahari terbit itu menerobos

penjuru pagi, menerangi stupa, relief dan patung Buddha yang membuatnya seolah lebih hidup. Petugas dari Balai Konservasi Borobudur, Mura Aristina, berujar, pemandangan sunrise terlihat indah pada bulan-bulan di musim kemarau, semisal Juli. Hal itu karena perubahan warna langit dan pancaran sinar terlihat kontras, namun terpadu indah. Sementara, pada Desember-Januari, terbitnya matahari bergeser dari sisi selatan Gunung Merapi. “Saat matahari terbit, wisatawan bertepuk tangan. Sangat romantis,â€? kata Mura. Wisatawan bisa mengambil berbagai macam view saat menikmati sunrise di ketinggian 269 mdpl tersebut. Tingkat delapan dan sembilan adalah tempat favorit wisatawan. Sementara, penghobi fotografi bisa mengabadikan semburat sinar dari belakang patung Buddha. Ia menambahkan, paket sunrise tersebut dibuka sejak 1995. Harga tiket paket sunrise untuk wisatawan asing Rp 380.000 per orang, wisatawan domestik Rp 250.000 per orang. Bagi yang menginap di Hotel Manohara hanya bayar Rp 230.000 per orang, fasilitasnya lampu senter, sarung, sticker, suvenir, syal, snack, teh atau kopi. â–


Mampir Warung Mangut Beong

S

ETELAH sehari menghabiskan waktu di sekitar Candi Borobudur, jangan lupa mencicipi makanan khasnya, yakni mangut ikan beong. Sekitar tiga kilometer selatan Candi Borobudur menuju Kecamatan Salaman, terdapat kuliner khas yang bakal membuat wisatawan ketagihan. Beong merupakan spesies ikan air tawar, bentuknya menyerupai lele dan hanya hidup di Sungai Progo. Warga setempat biasa memasak ikan beong dengan bumbu mangut nan pedas. Mangut Beong ini, disajikan lezat oleh Istiqomah (30), warga Kembanglimus, Kecamatan Borobudur. Ia memiliki warung sederhana bernama Selera Pedas, terletak di Jalan Borobudur-Salaman, atau Jalan Diponegoro kilometer dua, Bumen, Kembanglimus, Borobudur. “Kami memiliki menu spesial yaitu mangut ndas (kepala) ikan beong. Dari ukuran kecil hingga besar,” kata Istiqomah, beberapa waktu lalu. Dalam sehari, Istiqomah memasak 80 kilogram ikan beong. Harga mangut kepala beong sekitar Rp 15 ribu hingga Rp 35 ribu. “Harga tergantung besar kecilnya ikan beong,” katanya. (Agung Ismiyanto)

Jogja JogjaCity CityGuide Guide

59 59

Foto: Bramasto Adhy

Kuliner Khas Magelang


60 60

Jogja City Guide

Bukit Punthuk Setumbu


Jogja City Guide

61 61

Nirwana Borobudur B

EGITU mendengar kata Sunrise Nirwana Borobudur Punthuk Setumbu, terbayang suasana asri dan tenang di sebuah tempat yang tinggi. Tak salah jika ingin mencoba sensasi pemandangan sunrise dari sudut berbeda. Dari bukit ketinggian kurang lebih 400 m dpl ini, Candi Borobudur dapat terlihat seolah berselimutkan kabut. Begitulah warga Dusun Kurahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, menamai bukit ini sebagai Nirwana Borobudur. Dari atas bukit Punthuk Setumbu, Anda bisa melihat hamparan kabut dipadu sunrise indah yang muncul dari balik Gunung Merapi. Untuk mencapai Punthuk Setumbu membutuhkan perjalanan sekitar empat kilometer ke arah barat Candi Borobudur. Jika kita dari arah jalan utama menuju Candi Borobudur, ambil jalan ke kiri hingga melewati pintu gerbang masuk candi atau ke arah Hotel Manohara. Dari situ, jalan lurus sekitar 800 meter hingga bertemu perempatan. Kemudian belok kanan menuju Desa Karangrejo, yang berjarak sekitar tiga kilometer. Untuk mencapai Punthuk Setumbu cukup mudah, lantaran banyak papan petunjuk di sepanjang jalan. Menuju lokasi ini ada beragam cara bisa ditempuh, yakni berjalan kaki, naik sepeda motor atau naik ojek.

Tribun Jogja melakukan perjalanan pagi untuk membayar rasa penasaran melihat sunrise dari atas bukit Punthuk Setumbu. Senyuman pemandu dari kaki Bukit Punthuk Setumbu menyambut setiap tamu yang datang. Mereka lalu meminjami senter dan mengantar perjalanan menuju puncak bukit yang masih asri dan alami. Pengunjung bisa memarkir sepeda motornya di dekat pos sekretariat Pengurus Wisata Sunrise Nirwana Borobudur Punthuk Setumbu. Setiap wisatawan domestik dikenakan tiket Rp 15 ribu. Sementara wisatawan asing Rp 30 ribu. Pengurus Wisata Sunrise Nirwana Borobudur Punthuk Setumbu, Jamzuri (48), bercerita tentang asal muasal nama Punthuk Setumbu. Ia mengatakan Punthuk Setumbu merupakan sebuah gundukan tanah yang dikeramatkan warga setempat dengan dipagari bambu. “Dulu menurut cerita orang tua, Punthuk Setumbu sering digunakan menggembalakan ternak warga. Kalau sekarang, masih sering digunakan untuk menggelar kendurian,”katanya. Menurut dia, ada beberapa bukit di sekitar Punthuk Setumbu. Di antaranya, Bukit Punthuk Ceting, Punthuk Setompo, Punthuk Cemuris. “Wisata (Punthuk Setumbu) ini dibuka pada 2009 dan baru berjalan empat tahun ini. Banyak wisatawan yang sudah berkunjung,” jelasnya. ■ TEKS : AGUNG ISMIYANTO FOTO: M NUR HUDA


62 62

Jogja City Guide

Adventure

Mendaki Merbabu TEKS: SUSILO WAHID NUGROHO FOTO: SUSILO WAHID NUGROHO/TUTUS FAJAR

M

ENDUNG hitam bergelayut di langit Yogyakarta kala tim Tribun Jogja tengah memastikan bekal mendaki Gunung Merbabu, barubaru ini. Gunung bertipe strato ini favorit pendaki karena menawarkan keindahan alam nan menakjubkan. Sejenak setelah memastikan bekal dan peralatan lengkap, tim memulai perjalanan menuju puncak gunung berketinggian 3.142 mdpl itu. Jalur pertama yang dilalui adalah Yogyakarta-Pakis, jalur pendakian via Wekas, Kabupaten Magelang. Jalur via Wekas ini dipilih atas efisiensi waktu karena jarak tempuhnya lebih cepat dibanding jalur Cunthel atau Thekelan (wilayah Kopeng, Kabupaten Semarang) dan Selo (Boyolali, Jawa Tengah). Stok air jika melewati jalur Wekas ini juga terhitung lebih banyak. Jarak Yogyakarta-Pakis terbilang dekat karena bisa ditempuh sekitar dua jam perjalanan memakai sepeda motor. Perjalanan menuju Pakis diawali melalui Jalan Magelang-Muntilan-Ketep. Udara dingin menyergap ketika tim sampai di area Ketep, sekitar pukul 12.00. Kecepatan sepeda motor diperlambat guna menikmati kesejukan pegunungan. Meninggalkan area Ketep, tim tancap gas menuju Pakis melewati tikungan curam dan menanjak. Pukul 12.30, tim tiba di Pakis. Perjalanan Pakis Wekas adalah jalur terakhir sebelum tiba di basecamp jalur pendakian Merbabu via Wekas. Pada pukul 13.15, tim tiba di basecamp jalur pendakian Wekas. Tim sempat menjalankan ibadah kemudian beristirahat sejenak di masjid setempat, setelah menitipkan sepeda motor di rumah warga, sekaligus merupakan basecamp pendaki.


Jogja City Guide

Setelah memastikan kelengkapan peralatan lengkap, tim akhirnya memulai proses pendakian. Tak lupa seluruh anggota tim sejenak berdoa bersama agar diberi kelancaran selama perjalanan menuju puncak Merbabu. Jam tangan menunjukkan pukul 14.00 kala tim mulai meninggalkan masjid dan kemudian menyusuri area perkampungan hingga area ladang sayuran milik warga. Jalur bermateri paving menanjak menjadi suguhan di awal proses pendakian. Selang 15 menit tim mulai meninggalkan area perkampungan dan mulai masuk hutan. Kontur tanah basah dengan jalur pendakian dengan sudut kemiringan sedang menjadi awal pendakian. Beruntung, kala itu cuaca cerah sehingga tanah di jalur area pendakian menuju pos satu tidak licin. Selang sekitar satu jam dari basecamp, tim tiba di pos satu untuk beristirahat sejenak. Air mineral yang telah dipersiapkan menjadi pelepas dahaga setelah cukup lama berjalan. Sekitar 10 menit beristirahat sambil bercengkerama sembari menghabiskan bekal roti. Begitu tenaga sedikit terisi, tim melanjutkan perjalanan menuju pos dua. Tak sampai satu jam, tim tiba di pos dua. Tim kemudian mendirikan tenda, sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak Merbabu yang lebih menantang.

63 63


64 64

Jogja City Guide

Jembatan Setan Usai mendirikan tenda lalu makan malam, tim memutuskan beristirahat sejenak. Sekitar pukul 02.00, tim melanjutkan perjalanan agar bisa menyaksikan sunrise di puncak Merbabu pada pagi hari. Seluruh barang ditinggal dalam tenda dan kami hanya memakai satu tas kecil berisi makanan dan minuman secukupnya. Alat penerangan berupa senter atau headlamp wajib dibawa. Meski kala itu tengah bulan purnama, namun jalur pendakian terbilang gelap. Terlebih saat mulai memasuki semak semak belukar. Jalur dari pos dua menuju puncak Merbabu lebih berat. Tanah licin dan banyak jalur bebatuan, dan track-nya menanjak. Selang satu setengah jam, tim tiba di pos tiga atau yang disebut pos persimpangan. Di pos ini terdapat bebatuan besar dan menjadi semacam persimpangan antara jalur pendakian via Wekas dan jalur pendakian via Thekelan atau Cunthel. Setelah beristirahat sekitar 15 menit, tim melanjutkan perjalanan. Jalur setelah pos persimpangan inilah yang disebut-sebut track sebenarnya, karena pendaki bakal melewati beberapa track berbahaya, dimana di sisi kanan dan kirinya terdapat jurang yang sangat curam bernama jembatan setan. Perjalanan makin menantang kala tim hendak

menuju bukit di Puncak Kenteng Songo yang merupakan satu dari tujuh puncak Merbabu, selain Puncak Syarif. Jalanan makin terjal dan sudut kemiringan benar benar menyulitkan kami. Sekitar pukul 04.30, tim hampir tiba di Puncak Kenteng Songo. Namun sekali lagi, kami harus melewati track berat berupa gundukan tanah basah dan licin menuju puncak. Tepat pukul 05.00, satu per satu anggota tim menginjakkan kaki di Puncak Kenteng Songo. Sungguh waktu yang tepat karena tak lama berselang, sang fajar menampakkan dirinya. Sejenak kami mengagumi betapa besar kuasa Sang Maha Pencipta di puncak Merbabu. Perlahan, puncak Merapi, Sindoro, Sumbing, Slamet, dan Gunung Lawu pun terlihat. Barisan gunung tersebut tampak begitu indah dengan diselimuti awan putih serta birunya langit Merbabu nan cantik.

Menikmati Puncak Setelah beristirahat sejenak dan puas mengabadikan momen, tim mulai berkemas. Atas pertimbangan efisiensi waktu, tim pun memutuskan segera turun dari puncak sekitar pukul 07.00 dengan perasaan bangga sudah bisa menikmati puncak Merbabu. Meski terhitung lebih mudah dibanding saat naik, perjalanan menuruni gunung tak bisa begitu saja dianggap remeh. Perlu kehati-hatian ekstra agar tak terperosok ke jurang curam di samping kanan kiri. Hanya butuh waktu kurang dari dua jam bagi tim pendaki untuk kembali ke pos dua. Itupun terbilang santai karena beberapa kali kami

berhenti untuk minum dan beramah tamah dengan sesama pendaki lain sembari menyaksikan keindahan alam. Sesampainya tiba di pos dua, tim sempat beristirahat sejenak setelah memasak nasi dan sayur sop untuk kembali mengisi energi yang cukup terkuras. Sekitar pukul 13.00, tim memutuskan untuk melanjutkan perjalanan turun menuju basecamp. Sekitar pukul 15.00, tim sudah sampai di basecamp pendakian. Selain bisa beristirahat mengisi tenaga, para pendaki bisa meminta pengelola basecamp membuatkan teh hangat dan gorengan. Akhirnya, sore hari sekitar pukul 16.00, kami memutuskan pulang ke Yogyakarta. Terima kasih Merbabu. â– TIM PENDAKIAN MERBABU : SUSILO WAHID NUGROHO, AFIFUDIN, BENNY ISMAIL


Ketep Pass

Memandang Panorama

Lima Gunung B

AGI penggemar wisata alam khas pegunungan, bisa mengunjungi Ketep Pass. Objek wisata ini terletak di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ketep Pass diapit oleh beberapa gunung, antara lain, Merapi (sebelah selatan), Merbabu (sisi timur), Sindoro, Sumbing, Slamet (ketiganya di sisi barat). Lima panorama gunung ini bisa dinikmati dari Pelataran Panca Arga, lokasi favorit di Ketep Pass. Tak hanya itu, dari tempat ini, wisatawan pun bisa menyaksikan keindahan Puncak Telomoyo serta bukit Tidar nan hijau. Posisi Ketep Pass yang berada pada ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), sehingga pengunjung bisa menikmati panoram-panorama indah tersebut.

Menuju Ketep Pass bisa melewati jalur alternatif. Jika dari Yogyakarta, jalur paling mudah melalui Muntilan ke arah Tlatar, selanjutnya mengikuti jalan menuju Ketep. Jalanannya pun terbilang cukup nyaman untuk dilalui, baik menggunakan sepeda motor, mobil pribadi maupun minibus. Alternatif kedua bila dari Yogyakarta adalah melalui Kecamatan Blabak, Kabupaten Magelang, ke arah Sawangan. Namun, kondisi aspal di jalur Blabak–Sawangan, agak rusak lantaran sering dilewati kendaraan besar. Apabila dari arah Solo, pengunjung bisa memilih jalur Selo (Kabupaten Boyolali) menuju Sawangan (Kabupaten Magelang). Dan bila dari arah utara, yaitu Semarang, jalur yang paling pas dilewati adalah melalui jalur Kopeng. Semua jalur tersebut bermuara di Kecamatan Sawangan, dan

Jogja City Guide

65 65


66 66

Jogja City Guide

Semua film dokumenter itu menggambarkan erupsi yang pernah terjadi di Gunung Merapi, yaitu tahun 2001, 2006 dan 2010. Film–film itu sarat edukasi tentang aktivitas Gunung Merapi Sudarmanto, Petugas pengelola Ketep Pass

dari situ hanya ada satu jalan menuju Ketep Pass. “Pemandangannya indah, udaranya segar, cocok sebagai tempat lokasi berlibur,� kata seorang pengunjung, Prasetyo. Gardu Pandang dan Pelataran Panca Arga, merupakan lokasi pilihan Prasetyo untuk menghabiskan waktu di objek wisata yang diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 17 Oktober 2002 ini. Petugas pengelola Ketep Pass, Sudarmanto, mengungkapkan, pengunjung saat musim kemarau lebih banyak lantaran bisa menikmati pemandangan alamnya. “Paling cerah biasanya


Jogja JogjaCity CityGuide Guide

pukul 09.00 hingga pukul 12.00, kalau musim kemarau kabut jarang turun, jadi sampai sore pun bisa cerah,” paparnya. Tak hanya menikmati panorama pegunungan, pengunjung juga bisa menyaksikan kedashyatan erupsi Gunung Merapi melalui film yang disajikan Ketep Volcano Theater. Di dalam teater berkapasitas 78 penonton ini, pengelola menyediakan tiga judul film documenter, yaitu Napas Merapi, Di Bawah Langit Merapi, dan Merapi Tak Pernah Ingkar Janji.

67 67

“Semua film dokumenter itu menggambarkan erupsi yang pernah terjadi di Gunung Merapi, yaitu tahun 2001, 2006 dan 2010. Film–film itu sarat edukasi tentang aktivitas Gunung Merapi,” jelas Sudamanto. Masuk ke objek wisata ini, pengunjung dikenakan tiket Rp 7.300. Tiket khusus wisatawan asing 3 dolar Amerika Serikat dengan fasilitas komplit. Sedangkan tiket Ketep Volcano Theater Rp 7.000. (M Fatoni) FOTO-FOTO: BRAMASTO ADHY


68 68

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

Rendezvous

Wedang Uwuh

Mengusir Masuk

S

ENJA menggantung saat kami keluar dari area Makam Raja-raja Imogiri. Sebelum melanjutkan perjalanan rasanya tak lengkap tanpa mencicipi segelas wedang uwuh untuk mengusir dingin yang mulai menyergap. Wedang uwuh adalah minuman khas Imogiri. Dulunya, wadang uwuh ini minuman kerabat keraton. Seiring perkembangan zaman, minuman ini dapat dicicipi masyarakat luas. Kami pun mampir ke warung ibu Pailah yang mangkal di depan pintu masuk Makam Raja-raja Imogiri. Begitu duduk, memesan wedang uwuh, tak lama kemudian ibu Pailah menghantarkan pesanan kami. “Sebetulnya minuman ini bernama jahe cengkeh, tapi sekarang sudah populer disebut wedang uwuh, “ kata ibu Pailah kepada Tribun Jogja, belum lama ini. Dari asal katanya wedang itu berarti minuman, dan uwuh adalah sampah. Eits,. jangan mencurigai namanya dulu. “Sampah” yang dimaksud di sini adalah daun-daun yang dicampur-campur sebagai bahan bakunya, semisal daun dan ranting cengkeh, kayu manis, daun pala, daun manis jangan, kayu secang, jahe. Agar manis, ditambah gula batu. Di Yogyakarta, wedang uwuh digagas kedai minuman milik Ibu Wajirah, yang sudah berjualan sejak 1967. Khasiat dari air yang dihasilkan dari campuran bahan rempah-rempah itu cukup manjur mengusir masuk angin, pegel linu, dan panas dalam. Menyeruput wedang ini memang lebih enak saat panas sambil ditemani sepiring camilan jajan pasar. Srupuuuttt... Nikmatnya.. !! ■

TEKS: THERESIA TUTI ANDAYANI FOTO: HASAN SAKRI GHOZALI BAKTI BUWONO BUDIASTYO

Angin


Kuliner Tradisional Warung Empal Bu Warno Yogyakarta Selatan Parkir Lantai II Pasar Beringharjo Yogyakarta Jam Buka Umum 08.00-16.00 Telp: (0274) 7133267,0818272070 Warung Lodho Ayam Jalan Gito Gati 100 Sleman Angkringan Gondolayu Jalan Jenderal Sudirman, Barat Jembatan Gondolayu Kali Code Yogyakarta Angkringan Lik Min Perum Gumuk Indah Kidul Bugisan Selatan, Yogyakarta Angkringan Tentrem “Kang Doel” Jalan Janti Gg Sengon 9a Yogyakarta, Indonesia Ayam Bakar Arto Moro Jalan Palagan Km 7,8, Tentara Pelajar, (dekat Perumahan Palagan Asri), Sleman Buka: 07.30-23.00, Telp: 0274 7137555/7478616 Ayam Goreng Mbah Cemplung Yogyakarta Sendang Semanggi, Sembungan

Bangunjiwo Kasihan Bantul Yogyakarta Buka: 08.00-18.00 Ayam Goreng Pak Kromo Kampung Mundusaren (Kampung Mundu) Sekitar 1 Km Utara Ambarukmo Plaza Jam Buka Umum: 06.00-19.00 Bakmi Jawa Mataraman “Mas Petbun” Jalan Magangan Yogyakarta Bakmi Kepek Dusun Kepek, Desa Timbulharjo, Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta Jam Buka Umum :18.00-01.00

Jogja City Guide Bebek Bacem Bu Sis Dusun Ngino, Margoagung, Seyegan, Sleman, DIY Telp: 02747857177 Bebek Remuk Segoro Roso Jalan Veteran 179 Yogyakarta Telp: 085868316831 Dawet Sambel Jalan Pasar Cublak , Girimulyo, Kulon Progo Yogyakarta

Gule Balung Yogyakarta Jodog Legi Pandak Jalan Srandakan Km 1 Bantul Yogyakarta Jam Buka Umum: 17.00-23.00

Bakmi Pak Rebo Yogyakarta Jalan Brigjen Katamso 167 Yogyakarta Jam Buka Umum: 16.00-23.00 Telp: 0274 417442

House of Raminten Yogyakarta Jalan FM Noto 7, Kotabaru Yogyakarta Telp: 0274 547315

Bakmi Pak Pele Pojok Timur Alun-alun Utara Yogyakarta Jam Buka:16.00-23.00

Kupat Tahu Mbok Sarbini Jalan Wonosari Km 14 Piyungan, Bantul Jam Buka Umum: 10.00-22.00

Bakso ITO Yogyakarta Jalan Mataram no 59 61 Yogyakarta Buka: 09.30-21.30

Mangut Lele Jalan Imogiri Barat Km 12 Sumberagung, Bantul Yogyakarta Buka: 08.00-19.00

Hidangan Ekstrem

Codot Goreng WARUNG makan yang satu ini menyediakan menu spesial yang jarang ditemui di tempat lain. Bertempat di depan halaman Puro Pakualaman Yogyakarta, terdapat warung yang menyediakan kelelawar “codot” goreng. Beraneka hidangan ekstrem semisal codot, luwak, tokek, bajing, dan emprit, disajikan di warung ini. Menu di sini bisa diolah dengan digoreng, dibakar atau dirica-rica, tergantung selera. Codot goreng di sini digoreng kering, dihidangkan dua ekor, tanpa sayap, plus lalapan serta sambal. Pemilik warung, Subiyanto, mengatakan, codot goreng diyakini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, semisal asma, gatal-gatal atau alergi pada kulit, hingga menjaga stamina bagi pria dan wanita. Harga satu porsi codot goreng sekitar Rp, 9.000 per porsi, sedangkan harga tokek Rp 10.000 per porsi, dan nasi bajing Rp 15.000 per porsi. (Theresia Tuti Andayani)

69 69


70 70

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

Sosialita

Kuasai Teknologi Informasi

TEKS : THERESIA TUTI ANDAYANI FOTO : BRAMASTO ADHY

G

USTI Raden Ajeng (GRAj) Nur Abra Juwita yang kini bergelar Gusti Kangjeng Ratu (GKR) Hayu siang itu kelihatan anggun. Wajahnya tampak berseri-seri ketika mengenakan kebaya brokat biru dengan jarit khas Keraton Yogyakarta. Tubuhnya pun terlihat singset. Putri keempat Sri Sultan Hamengku Buwono X ini melangsungkan pernikahannya

pada 22 Oktober 2013. Calon suaminya, Angger Pribadi Wibowo, pria asal Kudus yang kini mendapat gelar Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro. Abra pernah menuntut ilmu di Washington State University, menekuni dunia teknologi informasi (TI). Baginya TI adalah ilmu yang tak pernah ada habisnya. Ia pun selalu belajar TI untuk meng-upgrade diri. Saat masih bekerja

sebagai Project Manager di PT Aprisma Jakarta, Abra membuktikannya kepiawaiannya menangani proyek internet banking sebuah perusahaan perbankan. Bahkan saat bekerja sebagai Game Producer di Gameloft Yogyakarta , Abra pun tetap membuktikan dirinya mampu di bidang TI. Namun karena kesibukannya untuk persiapan menjelang pernikahan, Abra pun memilih resign.


Jogja CityGuide Guide JogjaCity

71 71

Putri keraton ini ternyata juga gemar main games, namun lebih ke permainan yang sifatnya ringan dan praktis, sebut saja puzzle, final fantasy, hingga games online. Dalam sehari, Abra bisa dua kali main games yakni saat bangun tidur dan sebelum tidur. Namanya juga hobi, akan sulit dijelaskan dengan kata-kata. “Kalau seharian belum main game rasanya bingung, memang bikin otak gak lemot,” katanya. Suatu saat nanti ia ingin mewujudkan cita-citanya membangun perusahaan sendiri di bidang TI. Sebagai langkah mewujudkan cita-citanya itu, Abra akan studi S2 di New York, mengambil bidang bisnis dan entrepreneurship, dimana ia akan banyak belajar soal networking dan membangun perusahaan. “Insya Allah. Doakan saja, tahun depan bisa terwujud,” ucapnya. Angger Pribadi Prabowo mengatakan kali pertama bertemu GRA Nurabra Juwita atau Abra dalam pertemuan alumnus SMA Negeri 3 Yogyakarta. Abra adik kelas Angger dan umurnya terpaut 10 tahun. “Kebetulan ibu saya berteman dengan ibunya Jeng Abra,” kata staf Biro Manajemen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu. Ia kini tinggal di New York. Angger putra Kolonel Kavelari (Purnawirawan) Sigim Mahmud. Putra pertama dari tiga bersaudara ini lahir di Kudus, Jawa Tengah. Keluarganya tinggal di perumahan tentara, Demak Ijo, Yogyakarta, pada 1992. Angger mengaku dekat dengan keluarga Abra. “Saya kenal dengan Abra selama 12 tahun,” katanya. Angger dan Abra mulai mengenal dekat di New York pada 2012. Pada waktu itu, Abra sedang mengikuti pelatihan. Ia kuliah di jurusan ekonomi pembangunan sebuah universitas di Washington, Amerika Serikat. Sedangkan Abra kuliah di New Jersey. Abra waktu itu diantar kerabat keraton. “Waktu itu saya dititipi Kanjeng Ratu. Saya disuruh jemput Abra untuk berangkat ke sekolah,” katanya. Abra yang akan melangsungkan pernikahan pada 22 Oktober ini menjelaskan kesiapannya untuk hidup berumah tangga. Setelah menikah, Abra akan diboyong ke Amerika Serikat, tempat suaminya bertugas. Di negeri itulah Abra akan memulai hidup baru. Dan berharap segera memiliki momongan. ■


72 72

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

HeritageTrail

TEKS : HANAN WIYOKO FOTO-FOTO : HENDRA KRISDIANTO

Candradimuka Pasukan PETA â–

T

Benteng Van Der Wijck

AMAN Rekreasi dan Bermain Anak Benteng Van Der Wicjk di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, ramai dikunjungi wisatawan setiap akhir pekan. Benteng ini berada sekitar satu kilometer ke arah utara dari Pasar Gombong, yang terletak di poros utama jalur nasional lintas selatan YogyakartaPurwokerto. Benteng Van Der Wicjk dibangun sekitar 1818 oleh Belanda. Saat itu, benteng dibangun untuk pertahanan dan penjara. Pada masa penjajahan Jepang, benteng dua lantai berbentuk segi delapan ini pernah dijadikan tempat melatih pasukan Pembela Tanah Air (PETA). Jadi, tempat ini bagaikan candradimuka-nya pasukan PETA. Konon, Presiden RI kedua, Soeharto, pernah digembleng di benteng yang dibangun dari batu bata merah ini. Setelah Indonesia merdeka, TNI AD mengambil alih benteng ini untuk lokasi latihan siswa calon tamtama (Secata). Kini, benteng tersebut dikelola PT IndoPower

MS. Benteng dua lantai ini memiliki tinggi sekitar 10 meter, tebal 1,4 meter, dan luas 7.168 meter persegi. Lantai pertama mempunyai empat pintu gerbang. Di dalamnya terdapat 16 ruang besar dan 27 ruang kecil. Juga ada 72 jendela dan delapan tangga menuju lantai dua, yang memiliki 16 ruang besar dan 25 ruang besar. Kabarnya, di bawah benteng masih terdapat ruang persembunyian mirip bungker dan penjara. Untuk alasan keamanan, pintu masuk ke lantai bawah tanah ditutup. Di dalam benteng, pengunjung bisa berjalanjalan menyusuri ruangan di lantai satu dan dua. Di lantai pertama, pengelola benteng menyulap tiga ruangan sebagai ruang kelas. Ruangan ini dilengkapi penerangan neon, pendingin ruangan, LCD dan whiteboard. “Ruang kelas terasa klasik sehingga bisa menjadi alternatif lokasi rapat organisasi,� kata staf pemasaran pengelola Taman Wisata Sejarah, Dunia Mainan Anak, dan Hotel Wisata Benteng


Jogja City Guide

73 73


74 74

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

Van Der Wijck, Adhetya Dwi Cahyarini Santosa, belum lama ini. Di lantai dua, pengunjung bisa melihat berbagai foto pejabat militer Kodam IV Diponegoro, para bupati Kebumen, pahlawan revolusi, dan foto-foto lain semisal renovasi benteng. Di bagian atap benteng terdapat fasilitas kereta atas benteng. Dengan membayar Rp 5.000, pengunjung bisa berkeliling sekali putaran mengelilingi atap benteng. Adapun fasilitas lain yang bisa dijajal pengunjung adalah wahana permainan anak, dengan banyak pilihan permainan, semisal, kolam renang anak-anak, bom-bom car, komidi putar, kereta listrik, bola air, becak air, terapi ikan, dan play ground. “Kami juga mengadakan outbond ala militer,” tambah Adhetyan. Untuk mendukung pariwisata, pengelola menyediakan hotel di kompleks benteng bernama Hotel Wisata. Hotel ini menyediakan 26 kamar VIP, empat kamar standar, 26 kamar keluarga dan 15 kamar grup. Ia menambahkan, Benteng Van Der Wijck juga kerap didatangi tamu VIP dari kalangan artis, tokoh nasional, dan juga lokasi syuting film. Belum lama ini, benteng ini menjadi lokasi syuting film ‘Tim Bui’ yang tayang di MetroTV dan film The Raid 2: Berandal. ■


Jogja City Guide

75 75

Diorama

Perjuangan Rakyat

di Benteng Vredeburg

V

REDEBURG. Aksara hitam itu terlihat kontras dengan cat dasar gerbang utama bergaya kolonial yang berdiri megah di depan pelataran luas kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Di sisi kanan kiri gerbang terdapat empat pilar besar sebagai perlambang kekokohan benteng peninggalan Belanda itu. Benteng seluas sekitar 2.100 meter persegi ini awalnya hanyalah benteng sederhana berbentuk bujur sangkar, dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 1760. Lantas, Gubernur WH Ossenberg menyempurnakan bangunan itu menjadi benteng pertahanan

Belanda pada 1767, dengan nama Rustenburg yang artinya Benteng Peristirahatan. Perkembangannya, Benteng Vredeburg beralih fungsi menyesuaikan kebutuhan zamannya. Hingga akhirnya, benteng ini dipugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum pada 1987. Kini, kompleks benteng yang berhadapan dengan Gedung Agung Yogyakarta ini diubah menjadi Museum Benteng Yogyakarta dan menjadi destinasi wisata unggulan di kota budaya ini. Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk menikmati peninggalan sejarah ini. Anda cukup

membayar tiket Rp 2.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak. Di benteng ini terdapat koleksi diorama perjuangan rakyat di Yogyakarta dalam meraih kemerdekaan. Miniatur tentara rakyat dengan bambu runcing serta prajurit-prajurit Belanda dengan senjata dan seragamnya yang garang terpampang di balik kaca-kaca. Kini, Museum Benteng Vredeburg dimanfaatkan untuk penyelenggaraan event edukatif bagi masyarakat dan wisatawan, semisal workshop tentang sejarah, pameran pendidikan, hingga festival kesenian. (Ekasanti Anugraheni)


76 76

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

Dataran Tinggi Dieng

Dinginnya

Negeri Kahyangan


Jogja City Guide

77 77

TEKS: HANAN WIYOKO FOTO: HENDRA KRISDIANTO

D

bersemayam atau kahyangan. Istilah ini merujuk lokasi Dieng yang berada di dataran tinggi, bekas letusan gunung api purba. Hampir sepanjang hari, khususnya saat pagi, sore dan malam, kabut sering turun dan hawa dingin terasa menusuk tulang. Malah suhu udara bisa mencapai titik 0 derajat celcius dan terbentuk embun upas atau embun es saat bulan kemarau. Untuk itu, berwisata ke

IENG. Belum semua orang tahu tempat wisata andalan di Jawa Tengah ini. Nama Dieng terbentuk dari kata dhi dan hyang. Dhi berarti gunung, sedangkan hyang berarti para dewa dan dewi. Kata Dieng kemudian diartikan sebagai gunung tempat para dewa-dewi

Dataran Tinggi Dieng

Temanggung Wonosobo Magelang

DIY

Dieng perlu membawa jaket atau pakaian hangat, hingga sarung tangan dan kaus kaki. Dari sisi administratif, kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng berada di dua kabupaten, yakni Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Begitupula dengan akses jalan menuju Dieng bisa dilalui melalui jalur utama Wonosobo-Dieng via Kejajar sejauh sekitar 25 kilometer,atau melalui Banjarnegara-Dieng via Batur sejauh sekitar 55 kilometer.


78 78

Jogja City Guide

Berwisata ke Dieng, pengunjung mendapatkan tiga hal yang bisa terkenang. Pertama, melihat indahnya alam pegunungan Dieng serta merasakan sejuknya udara dataran tinggi karena Dieng berada sekitar 2.093 meter di atas permukaan laut (mdpl). Jadi, pengunjung jangan khawatir akan merasa kegerahan meski harus berjalan berkeliling objek wisata. Hawa dingin dan melihat kabut rendah menjadi kenangan bagi wisatawan yang jarang ditemukan di tempat lain. Keindahan alam di Dieng bisa dinikmati dengan mengunjungi Telaga Warna dan Kawah Sikidang. Keindahan panorama Telaga Warna dan Telaga Pengilon bisa dilihat dari ketinggian puncak bukit yang mengelilingi telaga tersebut. Adapun di Kawah Sikidang, pengunjung bisa melihat air kawah yang mendidih menunjukkan aktivitas gunung api Dieng yang masih aktif. Sebelum mengunjungi kawah, pengunjung sebaiknya membawa masker untuk menutup hidung mengurangi bau belerang (H2S) yang menyengat. Kenangan kedua adalah melihat keindahan arsitektur candi-candi peninggalan Hindu. Ikon pariwisata Dieng merupakan Kompleks Candi Arjuna yang berisi lima candi, yakni Candi Srikandi, Candi Sembadra, Candi Puntadewa, Candi Semar, dan Candi Arjuna. Di lokasi candi, tiap tahun digelar lokasi penyelenggaraan ruwat rambut gembel yang disaksikan ribuan orang. Selain candi, pengunjung juga bisa melihat benda-benda arkeologi dan kebudayaan masyarakat Dieng dengan berkunjung ke Museum Kailasa. Candicandi di Dieng merupakan candi Hindu peninggalan Wangsa Sanjaya yang diperkirakan dibangun abad ke-8 dan ke-9 masehi atau dikenal sebagai candi tertua di Jawa.

Kenangan ketiga adalah mencicipi produk khas masyarakat Dieng, semisal makanan olahan dari kentang, carica, dan purwaceng. Carica dan purwaceng merupakan tanaman khas Dieng. Sedangkan kentang adalah produk pertanian unggulan petani Dieng. Mayoritas warga Dieng bercocok tanam kentang dan sayuran lainnya. Bagi yang ingin bermalam di Dieng, tak perlu khawatir mencari penginapan. Meski jumlah hotel terbatas, di Dieng banyak terdapat rumah penginapan berkonsep home stay. â–


Jogja JogjaCity CityGuide Guide

79 79


80 JogjaCity CityGuide Guide 80 Jogja


Jogja City Guide

81


82 82

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

B

ERWISATA ke Dataran Tinggi Dieng belum lengkap bila tidak mencicipi hangatnya minuman purwaceng dan manisnya buah carica. Keduanya adalah produk khas Dieng yang hampir tak ada duanya di tempat lain. Bila Anda berkunjung ke Dieng, pantas menjadikan keduanya sebagai oleh-oleh. Purwaceng atau yang dikenal ‘viagra dari Dieng’ konon merupakan tanaman legendaris

Bibit pohon carica bila ditanam di luar Dieng akan tumbuh menjadi pohon pepaya biasa. Mungkin karena suhu di Dieng bisa sampai nol derajat celcius, jadi mempengaruhi tumbuh kembang pohon dan buahnya mengecil

Jumiati, Produsen Produk Carica

yang dijadikan obat kuat para raja atau keluarga Istana di Jawa. Tanaman obat ini memiliki khasiat penambah stamina (aprosidiak). Di Dieng, tanaman ini hanya tumbuh di ketinggian, semisal di puncak bukit. Dikutip dari hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) 2007, seluruh bagian tanaman purwaceng dapat digunakan sebagai tanaman obat tradisional, namun bagian yang paling

berkhasiat adalah tanaman akarnya. Bagian akar purwaceng menyerupai wortel putih sekitar 10 sentimeter. Bagi wisatawan yang ingin mencicipi hangatnya minuman purwaceng, bisa langsung mampir di kios-kios makanan sekitar objek wisata, semisal depan Museum Kailasa, parkiran Pendapa Soeharto-Withlem, pasar oleh-oleh Kawah Sikidang, Telaga Warna dan toko oleh-


Jogja City Guide oleh. Di warung-warung tersebut biasanya menjual paket kemasan seduh yang bisa dibawa pulang. Tersedia serbuk instan purwaceng siap seduh dengan rasa susu, kopi, dan rasa alami. Purwaceng yang pedas yang dihasilkan dari akar dan bijinya. “Khasiatnya mencegah masuk angin, menghangatkan badan dan meningkatkan stamina atau seksualitas,� kata produsen pembuat minuman Purwaceng, Jumiati (37). Untuk mendapatkan khasiat nyata, purwaceng harus diminum teratur selama 7-15 hari. Selain purwaceng, Dieng juga dikenal memiliki buah khas carica. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara, yakni Meksiko, Swiss dan Indonesia. Warga Dieng memperkenalkan buah carica sama halnya dengan buah pepaya. Hanya saja, ukuran pohon dan buah carica lebih pendek atau kecil dibanding pepaya yang ditanam di dataran rendah. “Bibit pohon carica bila ditanam di luar Dieng akan tumbuh menjadi pohon pepaya biasa. Mungkin karena suhu di Dieng bisa sampai nol derajat celcius, jadi

83 83

mempengaruhi tumbuh kembang pohon dan buahnya mengecil,� kata Jumiati,yang juga membuat produk olahan carica. Khasiat buah carica, antara lain, memperlancar pencernaan. Buah yang berukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa ini banyak mengandung enzim papain dan kandungan Arginin. Enzim Papain berfungsi mempercepat proses pencernaan protein, sedangkan Arginin pada carica dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Selain bisa di makan langsung, wisatawan bisa merasakan manisnya buah carica dalam produk manisan. Harga carica kemasan cup Rp 6.000 dan kemasan botol kaca Rp 12.000. Manisan carica lebih segar diminum dingin ditambah air es. Wisatawan bisa juga membeli oleh-oleh khas Dieng lainnya semisal keripik kentang, kacang Dieng, dan keripik jamur. Semuanya dijual dengan harga terjangkau, sekitar Rp 15.000 hingga Rp 20.000. (Hanan Wiyoko)

Foto-foto : Hendra Krisdianto


84 84

Jogja City Guide

Kuliner Modern Jalan Taman Siswa No 114 Yogyakarta Bakmi Kadin Jalan Bintaran Kulon No 6 Yogyakarta Buka:10.00-24.00 Bakso Kepala Sapi Jalan Magelang Km 9,5 Denggung, Tridadi, Sleman Yogyakarta, telp: 0274 3000466

tribun jogja/bramasto adhy

Via Via Travellers Cafe Jalan Prawirotaman 30 Yogyakarta 55153 Telp: +62 274 386557 E mail: resto@viaviajogja.com Affollato Pasta Jalan Laksda Adisucipto No 165 Papringan Yogyakarta (Timur KFC/belakang butik De Pujha) Yogyakarta Killiney Kopitiam Lantai 3 Plasa Ambarukmo Yogyakarta Mie Pasar Baru Jakarta Jalan AM Sangaji No 85 Yogyakarta Telp: 0274 7474833, 7499249, 64155401 Paztalagani Jalan Cendrawasih No 8 Demangan Baru Yogyakarta Quick Bento Jalan Bimasakti No 1 Yogyakarta Waroeng Steak & Shake I Jalan Cendrawasih No 30 Yogyakarta 55281 telp: +62 274 546436 Waroeng Steak & Shake II Jalan Colombo No 22 Yogyakarta 55211

Jalan HOS Cokroaminoto 49 Yogyakarta 55253 Waroeng Steak & Shake V Jalan Kaliurang Km 5,5 Yogyakarta 55281 FAST FOOD Hoka Hoka Bento Jalan Kaliurang Km 5,6 Yogyakarta Telp: 0274-565300 McDonald’s Sudirman Drive Thru Jalan Jendral Sudirman 38 Yogyakarta 55224

Bale Raos Plataran Bangsal Kemagangan Jalan Magangan Kulon No 1 Yogyakarta. Buka: 10.00-22.00 Bengawan Solo Coffe Ruko Pandega Permai 13 Ringroad Kentungan Yogyakarta Buka: 10.00-02.00 Boyong Resto Jalan Pakem, Turi, Km 3, Candibinangun, Pakem, Sleman, DIY. Buka: 10.00-22.00 telp: 0274 897047 faks: 0274 895888 Bukit Indah Resto Yogyakarta Jalan Jogja Wonosari Km 15 Piyungan Yogyakarta telp: 0274 7494155

McDonald’s Jombor Drive Thru Pojok Perempatan Ring Road Jombor Wendy’s Galeria Mall Jalan Jendral Sudirman 99 101 Yogyakarta 55223 telp: +62 274 580892 faks: +62 274 580891 RESTO Sharmila Resto Jalan Palagan Tentara Pelajar No 37 (200 m Selatan Hyatt Regency Hotel Sleman Yogyakarta Buka: 11.00-21.00 telp: 0274-885114 Asagaya Masakan Ala Jepang Jalan Kaliurang Km 5 No 34 Yogyakarta

Waroeng Steak & Shake III Jalan Taman Siswa No 83 Yogyakarta 55111 telp: +62 274 384350

Ayam Goreng NINIT Jalan Simanjuntak No 20 Yogyakarta Buka: 09.00-22.00 Wib

Waroeng Steak & Shake IV

Ayam Ayam Resto

tribun jogja/bramasto adhy


Agenda Jateng & DIY

Jogja City Guide

85 85

Agenda DIY OKTOBER 1. Pertunjukan Sastra Hari Bersastra Yogyakarta ◗ Pertunjukan Sastra “Hari Bersastra Yogyakarta” diselenggarakan oleh Studio Pertunjukan Sastra (SPS), Minggu, 27 Oktober 2013, di Taman Budaya Yogyakarta. 2. Festival Dolanan Anak ◗ Festival Dolanan Anak akan diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu, 27 Oktober 2013. Lokasi acara ini di Taman Budaya Yogyakarta. 3. Pekan Seni Anak ◗ Pekan Seni Anak diselenggarakan oleh Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada 20-28 Oktober 2013, pukul 10.00 (Pembukaan Pameran Seni Rupa Anak AFC TBY di Lobi Pameran); Pada Oktober 2013, pukul 16.00 ada Pergelaran Tari dan Teater AFC TBY) di Gedung Concert. NOVEMBER 1. Ruwatan Gunung Lanang ◗ Waktu: 5 November 2013 Lokasi: Gunung Lanang, Kulonprogo. Ruwatan Gunung Lanang adalah upacara tradisional ruwatan dengan tujuan memohon keselamatan. Upacara diadakan pada Malam 1 Syura dengan pementasan wayang kulit dan pagi harinya dilanjutkan dengan labuhan sesaji di Pantai Congot. 3. Upacara Adat Jamasan Pusaka Suroloyo ◗ Waktu: 5 November 2013 Lokasi: Puncak Suroloyo. Upacara Jamasan pusaka Tombak Kya Manggala Dewa dan Songsong Manggala Murti yang merupakan pusaka pemberian dari Kraton Yogyakarta. Upacara ini dilaksanakan di obyek wisata Puncak Suroloyo, Gerbosari, Samigaluh. 4. Upacara Adat Labuhan Bekti Jalanidhi ◗ Waktu: 10 November 2013 ◗ Lokasi: Pantai Samas. Labuhan Bekti Jalanidhi akan dilaksanakan pada Minggu Pon, 10 November 2013, dengan prosesi mulai pukul 09.00. Dari balai Desa Srigading, Sanden, menuju pantai Samas. Di pantai masyarakat melakukan doa bersama dilanjutkan dengan melabuh sesaji berupa kepala kerbau dan perlengkapan ritual lainnya dan diakhiri dengan kenduri bersama. 5. Kirab Budaya Imogiri ◗ Waktu: 21 November 2013 ◗ Lokasi: Imogiri. Kirab Budaya akan dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB, dari halaman Kantor Kecamatan Imogiri menuju halaman terminal Pajimatan, yang intinya adalah mengarak dua siwur yang akan dipakai untuk upacaa Nguras Enceh (tempayan) pada hari berikutnya. 6. Upacara Adat Ngruras Enceh (Tempayan) ◗ Waktu: 22 November 2013 ◗ Lokasi: Imogiri. Upacara dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon, pada pukul 08.00 di komplek Makam Raja-raja Mataram di Imogiri. Diawali doa oleh juru kunci, upacara dilaksanakan dengan menguras tempayan, yang airnya akan digunakan oleh pengunjung. DESEMBER 1. Upacara Bersih Desa Taruban Tuksono ◗ Lokasi : Dusun Taruban. Upacara Bersih Desa Taruban mempunyai latar belakang legenda Jaka Tarub. Upacara yang dilaksanakan warga Dusun Taruban, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, setiap bulan besar, dimaksudkan sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah Jogja Kreatif Pada minggu ketiga setiap bulan, Jalan Jenderal Sudirman Yogyakarta ditutup untuk even Jogja Kreatif. Acara ini merupakan kegiatan rutin yang difasilitasi Pemkot Yogyakarta.

Kostum Solo Batik Carnival TRIBUN JOGJA/IKROB DIDIK IRAWAN

Agenda Jateng ◗ Tanggal: 31 Oktober 2013 ◗ Tempat: Pulau Karimunjawa. Sail Indonesia merupakan even tahunan rally kapal yacht yang diikuti partisipan dari sejumlah negara. Rally dimulai dari Darwin Australia melalui daerah di Indonesia, termasuk Karimunjawa. Terkait acara ini bisa menghubungi : Tourist Information Center (TIC) Pemuda. Phone.(62)24 35154513. 3. Film Festival ◗ Tanggal: 31 Oktober 2013 ◗ Tempat: Taman Budaya Jateng, Solo. Pemutaran dan Penganugerahan Film yang diikuti oleh 10 provinsi anggota Mitra Praja Utama (MPU). CP. Dinbudpar Prov.Jawa Tengah Cq.Seksi Film Telp.024 3546001 NOVEMBER 1. Suran Cipta Budaya Tutup Ngisor ◗ Tanggal: 30 November 2013 ◗ Tempat: Tutup Ngisor, Magelang. Pergelaran yang berlangsung sejak 1937 setiap 1 Suro (Tahun Baru Jawa) selama 2 hari dengan menampilkan pementasan wayang 2. Jamasan Tosan Aji ◗ Tanggal: 5 November 2013 ◗ Tempat: Museum Tosan Aji, Purworejo. Event khusus yang diselenggarakan setiap tanggal 1 Suro dan dimeriahkan wayang kulit lakon “Murwa Kala” 3. Grebeg Lawu ◗ Tanggal: 14 November 2013 ◗ Tempat: Pasar Wisata Tawangmangu, Karanganyar. Grebeg Lawu adalah kegiatan yang menampilkan kesenian dan upacara adat dari Karanganyar, semisal, Tarian Mondosio, Dukutan, Toronggo Karyo, dan kirab prosesi 4. International Traditional Ship Festival ◗ Tanggal: 23-24 November 2013 ◗ Tempat: Banjir Kanal Barat, Kota Semarang. Perlombaan membuat perahu tradisional dan menjalankannya di sepanjang Sungai Banjir Kanal Barat kota Semarang. DESEMBER 1. Art and Cultural Parade of Blora ◗ Tanggal: 1-15 Desember 2013 ◗ Lokasi: Blora. Pagelaran tari Tayub serta Parade Seni Budaya Blora, semisal, barongan, kentrung, wayang orang, wayang thengul. 2. Yaqowiyu ◗ Tanggal: 20 Desember 2013 ◗ Tempat: Jatinom Klaten. Upacara Sebaran Apem yang dikumpulkan dari warga Jatinom, dibuat gunungan Lanang dan gunungan Wadon, diarak dari kantor Kecamatan Jatinom menuju Masjid Agung Jatinom. Sumber: Visit Jawa Tengah 2013, Disbudpar Jateng


86 86

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

Hobbies

B

TEKS: DANIEL NGANTUNG FOTO: ISTIMEWA

ERBICARA fotografi dan Yogyakarta dengan Iwan Agus, Head of E-Channel PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), seolah tak ada habisnya. Iwan bagai menemukan dunianya di Yogyakarta. Sebagai penyuka fotografi, ia sangat berhasrat mengabadikan keindahan alam dan kultur Yogyakarta, yang tak ditemukan di tempat lain. Keindahan alam Yogyakarta serta kebudayaan dan penduduknya selalu menjadi objek bidikan favorit Iwan. “Buat saya yang menarik dari Yogya, selain dari alamnya, adalah human interest-nya juga masih kuat. Mereka masih natural dan sangat menjunjung tinggi kebudayaan,” ujarnya di Jakarta, beberapa waktu lalu. Setiap libur Idul Fitri, Iwan bersama kawan sesama pecinta fotografi dan fotografer andal, semisal Roy Suryo dan Agus Leonardus, selalu menyempatkan diri hunting objekobjek menarik di provinsi yang dipimpin Sri Sultan Hamengku Bowono X itu, semisal salat Idul Fitri di Pantai Parangtritis atau tradisi garebek syawal di Keraton Yogyakarta. Aktivitas pasar tradisional pun tak luput dari bidikannya. Tak lupa candi-candi yang tersebar di seluruh pelosok Yogyakarta. “Yogyakarta itu unik. Mana ada kota di dunia yang memiliki banyak candi di dalamnya selain Yogyakarta. Masih banyak candi-candi di sana yang belum terekspos,” ujar dia, Kendati demikian, Iwan mengaku Candi Borobudur lah yang menjadi objek paling disukainya. “Soalnya pas sunrise keren!” kata dia penuh semangat. Selain hobi, ada hasrat Iwan lainnya yang terlampiaskan di Yogyakarta, yaitu kuliner soto yang sangat mudah dijumpai. Di samping fotografi, Iwan ternyata juga tertarik mobil kuno. Saat ini dia juga tergabung dalam Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI). Iwan kali pertama jatuh hati dengan fotografi sekitar 1990-an ketika masih menjadi mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tarumanegara, Jakarta. Saat itu dia bergabung dengan Perhimpunan Foto Tarumanegara (PFT). Hubungannya dengan Kota Yogyakarta juga bermula dari situ. Sejak menjadi anggota PFT, Iwan kerap bergaul dengan anggota klub foto atau mahasiswa fotografi di Yogyakarta. Jika ada waktu luang, dia selalu berkunjung ke Yogyakarta. Tak heran kalau Iwan cukup paham seluk beluk Yogyakarta, apalagi orangtua istrinya asli Yogyakarta, dan masih bermukim di sana. Boleh dibilang dia sudah menguasai fotografi luar dan dalam. “Menurut saya fotografi itu setangah teknik, setengah seni. Teknik masih bisa dipelajari. Sementara art is all about taste. Seni tidak bisa dipelajari. Makanya, saya tidak begitu suka lomba foto. Foto itu kepuasan batin, bukan untuk dinilai orang. Menang gak menang, kepuasan batin terpenuhi. Yang penting foto itu berbicara tidak sih,” imbuh dia. Iwan mengaku bukan tipikal orang yang mendewakan alat. Kamera hanya sebagai alat


Jogja City Guide

Tips Berburu Foto

Alam di Yogyakarta ◗ ◗ ◗ ◗ ◗

Ide dan konsep foto harus disiapkan sehingga efisien waktu dan ekonomi saat hunting. Kenali lingkungan sekitar karena foto landscape bergantung alam (lighting tidak menentu). Harus siap bangun pagi. Ada baiknya pergi bersama kawan fotografer dari Yogyakarta yang mengetahui seluk beluk Yogyakarta atau sewa tour guide. Bawa alat secukupnya. Ingat, jangan mendewakan alat. Hasil sempurna bergantung pada yang memotret.

87 87

saja. Bukannya anti-perkembangan teknologi kamera. Semakin canggihnya teknologi, justru membuat kamera semakin praktis. Tapi Iwan tak mau diperbudak kamera itu sendiri. Hasil bergantung pada orang yang memotret dengan apapun itu jenis kameranya. “Jadi jangan sampai kita memuji hasil jepretan seseorang berdasarkan kameranya. Saya setuju kalimat yang pernah saya baca di sebuah artikel di internet, yaitu ‘kamera yang terbagus adalah kamera yang kita punya’,” kata alumnus SMAK 1 Penabur Jakarta itu. Kemahirannya di bidang fotografi itu turut membawanya sebagai guru di Nikon School of Photography di Jakarta. Pesertanya dari berbagai kalangan dan usia. Mulai dari lansia hingga murid kelas VI SD. “Bukan pengajar, cuma orang yang ingin sharing saja. Kalau pengajar terlalu berat,” tutur Iwan. Dunia teknologi informasi sudah digelutinya bertahun-tahun. Dengan segala pengetahuan dan keterampilannya di bidang ini, tak heran jika Iwan dipercayakan menduduki posisi Head of E-Channel di PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Tapi siapa sangka, saat duduk di perguruan tinggi, Iwan justru mengambil jurusan teknik sipil, bidang yang tak berbenang merah dengan profesinya saat ini. “Ah siapa bilang, ada kok (benang merahnya),” sanggah Iwan menampik sambil tertawa. Topik tersebut lalu mengingatkannya pada perkataan seorang guru kimianya saat duduk di bangku SMAK 1 Penabur Jakarta. Kala itu, Iwan bersama kawannya pernah “menantang” gurunya itu dengan sebuah pertanyaan. “Kami tanya, buat apa kami harus belajar kimia capek-capek, tapi ilmu ini kelak nggak terpakai. Paling cuma beberapa murid saja (yang pakai),” cerita Iwan dengan rasa terheran-heran. “Lalu guru saya itu bisa memberikan jawaban yang bagus. Katanya, it’s a part of learning, di mana kita bisa melatih otak kita untuk mencari solusi sebuah masalah.” Berpegang teguh pada perkataan sang guru, Iwan pun merasa jika segala pelajaran SMA yang jelimet ternyata bermanfaat dalam konteks kehidupan keluarga dan pekerjaan yang tak kalah jelimetnya. (Daniel Ngantung)


88 88

Jogja City Guide

Objek Mata Air Cokro

Airnya Jernih Sekali O

TEKS: OBET DONI ARDIANTO FOTO: HASAN SAKRI GHOZALI

BJEK Mata Air Cokro (OMAC) merupakan tunjuan wisata alam andalan di Kabupaten Klaten. Mata air ini persisnya berada di Desa Cokro, Kecamatan Tulung. Di tempat ini ada tiga kolam renang dengan kedalaman

bervariasi, yakni kelas anak-anak dan dewasa. Dua dari tiga kolam untuk pemandian itu dilengkapi wahana semisal perosotan air atau waterslide, ember tumpah, dan pancuran. Bagi wisatawan yang tidak bisa berenang tapi pengin menceburkan diri ke

Objek Mata Air Cokro

Sleman

Klaten

Sate Landak

Desa Wisata Melikan


kolam, pengelola OMAC menyewakan fasilitas ban untuk pelampung. Selain itu, juga disediakan wahana bola-bola kecil di kolam renang untuk anak-anak hingga bola air dimana pengunjung bisa masuk ke dalam bola tersebut. Bagi yang ingin relaksasi, juga bisa mencoba terapi ikan. “Tiket masuk OMAC Rp 10.000, ditambah asuransi Rp 1.000. Air di kolam renag OMAC semuanya langsung bersumber dari mata air Cokro,” kata Kabid Pariwisatas Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Klaten, Dodik Hirmanu, belum lama ini. Fasilitas dan wahana tersebut sebenarnya juga ada di lokasi pemandian lain. Namun, di OMAC, ada kelebihan yang jarang didapatkan di lokasi pemandian lainnya, yakni di lokasi tersebut terdapat sungai kecil yang hulunya dari sumber mata air. Sehingga, sungai yang mengalir di tengahtengah lokasi pemandian itu bening dan bisa digunakan untuk berenang. “Saat lewat sungai di lokasi ini, jadi ingin berenang karena airnya jernih sekali. Aromanya segar,” kata seorang pengunjung, Kurniati (33), warga Kecamatan Weru, Sukoharjo.

Jogja City Guide

Pepohonan rindang juga menghiasi lokasi pemandian alami itu, sehingga kesan asri dapat dinikmati para pengunjung. Sembari duduk di bawah pohon rindang, wisatawan bisa bersantai sambil menikmati makanan dari pedagang kaki lima di sekitar lokasi pemandian. “Banyak pepohonan di sini membuat tempatnya teduh dan sejuk. Saya bisa menunggu anak-anak dan suami yang sedang bermain air,” ujar Kurniati. OMAC sering dipadati pengunjung saat musim liburan. Tak hanya warga Klaten, namun juga pengunjung dari luar daerah. Tempat ini juga menjadi jujugan saat berlangsung acara tradisi padusan menjelang Ramadan. ■

89 89


90 90

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

ExtremeCulinary

Mencicipi Sate

L

ANDAK merupakan binatang pengerat yang hidup di alam liar. Binatang ini berbulu duri tajam. Bulu-bulu runcing ini digunakan untuk melindungi diri saat binatang itu merasa terancam bahaya. Pernahkah Anda mencicipi nikmatnya masakan daging landak? Kuliner ekstrem sate landak cukup populer di karesidenan Surakarta. Di Klaten, sate landak bisa dijumpai di Desa Rejosari, Kecamatan Delanggu, yakni Sate Landak Lavida. Warung sate landak ini dikelola oleh Yuyun. Pelanggannya kini sudah cukup banyak. Yuyun tak hanya menyajikan sate landak, tapi juga oseng-oseng landak lombok hijau dan rica-rica landak. Konsumen perlu merogoh kocek Rp 12.500 hingga 25.000 untuk mencicipi kuliner ekstrem ini. Harga tersebut belaku untuk semua jenis menu yang disajikan. “Pembeli membutuhkan variasi menu daging landak. Mereka memiliki kegemaran masing-masing. Jadi saya tak hanya menyediakan satenya, tapi juga oseng-oseng dan

Landak


Jogja City Guide

rica-rica. Paling banyak penggemar sate landak,” jelasnya. Dalam sehari, Yuyun bisa menjual sekitar sembilan kilogram daging landak. Namun, tak hanya daging landak yang dibeli. Pelanggannya juga banyak yang mencari empedu landak untuk pengobatan. “Satu landak hanya memiliki satu empedu. Empedu landak katanya digunakan sebagai obat diabetes. Harga satu empedu Rp 40 ribu, Saya memesan kepada pemburu landak. Mereka bisa mencari landak di hutan,” katanya. Seorang pelanggan sate landak, Rejono (49), mengaku telah mengonsumsi kuliner ekstrem ini selama dua tahun. “Biasanya seminggu sekali saya datang ke sini untuk menyantap sate landak. Tekstur daging landak lembut, mirip daging kelinci,” kata warga Desa Glagahwangi, Kecamatan Polanharjo, tersebut. (Obet Doni Ardianto)

Foto-foto : Hasan Sakri Ghozali

91 91


92 92

Desa Wisata

Jogja City Guide

FOTO-FOTO: HASAN SAKRI GHOZALI

Wisatawan Bisa Belajar Membuat Gerabah

D

ESA Wisata Melikan barangkali masih belum dikenal. Tetapi, hasil kerajinan keramik atau gerabah dari desa ini sudah tersebar ke berbagai daerah. Desa ini terletak di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Mayoritas penduduk desa ini memiliki mata pencaharian perajin gerabah. Karena potensi tersebut, desa wisata yang terletak sekitar 12 kilometer dari Kota Klaten itu menawarkan wisata yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan yang didapat ialah mengetahui langkah-langkah dan cara membuat gerabah dari tanah liat. “Desa wisata ini telah berdiri sejak 2009. Namun, mulai dikenal masyarakat sejak 2010. Dengan biaya Rp 50 ribu, pengunjung dapat mengetahui cara membuat keramik, mulai pengambilan bahan baku hingga finishing-nya,” kata pengelola desa wisata, Sumilih, baru-baru ini. Biasanya, pembuatan gerabah memakai putaran

lempeng kayu yang tegak. Namun, di Desa Wisata Melikan ini memiliki teknik putaran miring. Banyak pengunjung yang ingin mempelajari dan mencoba membuat keramik dengan teknik putaran miring ini. “Tehnik putaran miring merupakan teknik pembuatan gerabah yang diwariskan nenek moyang sejak ratusan tahun lalu. Teknik ini lebih cepat dibandingkan tekni putaran tegak. Teknik ini hanya digunakan untuk gerabah berukuran kecil. Sedangkan teknik putaran tegak hanya untuk yang besar-besar,” jelasnya. Menuju lokasi desa wisata tersebut sangat mudah. Pasalnya, gapura sebagai tanda desa wisata terlihat jelas saat menuju Kecamatan Bayat. Gapura berwarna orange tersebut bertuliskan “Selamat Datang, Desa Keramik Pagerjurang, Melikan.” Selain itu, banyak kios-kios di pinggir jalan yang men-display keramik atau gerabah buatan warga Melikan. Memasuki perkampungan, wisatawan akan melihat kesibukan para perajin gerabah di depan


Jogja City Guide

Wisatawan dapat berinteraksi dengan perajin. Dengan membayar Rp 50 ribu, wisatawan bisa membawa hasil karyanya sendiri sebagai suvenir

Sumilih, pengelola desa wisata rumahnya masing-masing. Dengan peralatan tradisional, para wisatawan diperbolehkan mencoba membuat gerabah dan langsung mendapat bimbingam dari perajinnya. “Wisatawan dapat berinteraksi dengan perajin. Dengan membayar Rp 50 ribu, wisatawan bisa membawa hasil karyanya sendiri sebagai suvenir,� papar Sumilih. Selain lokasi para pengrajin membuat gerabah, pengunjung juga dapat mendatangi laboratorium keramik. Laboratotium Pusat Pelestarian Budaya Keramik itu hasil kerja sama antara Indonesia dan Jepang yang diresmikan pada 2005. Selain bermanfaat bagi masyarakat Desa Melikan, laboratorium itu juga digunakan Profesor Kawasaki dari Jepang untuk mengadakan penelitian keramik dengan peralatan modern. “Profesor Kawasaki sering beraktivitas membuat keramik yang mengarah kepada seni untuk mempercantik ruangan. Laboratorium tersebut juga sering digunakan untuk study tour siswa, mulai dari Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi,� ujarnya. (Obet Doni Ardianto)

93 93


94 94

JogjaCity CityGuide Guide Jogja

Volcano Tour Gunung Merapi

Batu Erupsi Menggoda Adrenalin

D

ERU mesin mobil semakin memacu adrenalin saat jeep melahap jalur erupsi Gunung Merapi yang berbatu dan berpasir. Menjelajahi bekas jalur erupsi gunung api paling aktif sedunia ini memiliki sensasi tersendiri. Hawa sejuk dan panorama alam nan hijau menambah nuansa petualangan semakin berkesan. Pengalaman ini akan Anda rasakan jika mengikuti paket volcano tour yang ditawarkan sejumlah komunitas jeep di sekitar Merapi. Setidaknya ada puluhan armada dari setiap komunitas yang siap mengantar Anda menjelajahi jalur awan panas. Wisata minat khusus yang semakin populer ini kian diminati wisatawan lokal maupun mancanegara. Pengalaman menyusuri jalur awan panas ini sudah pasti tak akan bisa diperoleh di tempat wisata lain di nusantara ini. Seorang wisatawan asal Kediri, Budi Susanto, penasaran mencoba wisata tur jalur Merapi setelah tahu dari pemberitaan dan promosi dari berbagai pihak. Untuk

mengobati rasa penasaran, belum lama ini, ia menyewa sebuah jeep, lalu tancap gas menelusuri Kalikuning. “Rasanya sensasional, seru, dan mendebarkan. Sensasinya memberikan pengalaman luar biasa yang belum pernah saya dapatkan. Naik jeep menaklukkan jalur offroad terjal dan berbatu. Apalagi sambil memandangi gagahnya Merapi,� ujarnya. Untuk itu ia merekomendasikan setiap wisawatan yang berkunjung ke Kaliurang atau ke lereng Merapi agar merasakan jelajah jalur awan panas. Menurutnya, hal itu akan sangat melengkapi perjalanan wisata Anda, dan amat terasa fantastis. “Yang lebih membuat puas adalah saat melihat puncak Merapi dari jarak dekat. Puncak Merapi sudah berubah sejak erupsi 2010,� paparnya. Pengalaman serupa diutarakan Anto W, wisatawan dari Bantul. Baginya, volcano tour merupakan pengalaman menarik yang layak dicoba. Jenis wisata ini mematok tarif Rp 250 ribu per paket.


Jogja City Guide “Asyik dan seru bisa melihat dari dekat sisasisa letusan Merapi. Tapi mengharukan juga setelah menyaksikan semuanya hancur setelah diterjang wedhus gembel (awan panas, Red) Merapi. Semuanya rata tanah,” katanya. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, AA Ayu Laksmidewi, terus meminta agar komunitas jeep mengutamakan keselamatan bagi wisatawan volcano tour. Hal itu menyangkut perlengkapan keamanan yang disediakan pemilik jeep wisata. “Kelengkapan perlengkapan bagi wisatawan

95 95

volcano tour tak boleh ditawar. Kalau perlu, anggota yang tidak mempunyai kelengkapan tidak boleh beroperasi,” ujarnya. Ketua Komunitas Jeep 86, Triyanto, menyatakan, telah memastikan kesiapan jeep yang menjadi kendaraan volcano tour. “Kami sudah koordinasi mengenai armada. Kami menyiapkan hingga benar-benar siap. Kami sudah cek semua dan kami nyatakan siap,” jelasnya. ■ TEKS : JOKO WIDYARSO FOTO : HENDRA KRISDIANTO


96 96

Jogja JogjaCity CityGuide Guide

Investasi

Meneropong Bisnis

Wisata Malam Layout Wahana

K

ABUPATEN Sleman akan memiliki taman hiburan spektakuler. Taman hiburan berbasis kearifan lokal ini diberi nama Sindu Kusuma Edupark (SKE). Rencananya, wahana hiburan tersebut dibangun di Jalan Jambon Sinduadi, Mlati, Sleman, Daerah IstimewaYogyakarta (DIY). Berdasarkan layout zonasi yang dikeluarkan pengembangnya, PT Kusuma Agrowosata, taman wisata ini akan memiliki kincir cahaya raksasa yang melangkahi dinding, sebagai vokal point area untuk menarik perhatian pengunjung dari jauh. Tahap pertama akan dibangun Sleman Night Spectakular seluas sekitar tujuh hektare, yang pengerjaannya akan dikebut agar selesai akhir 2013. Pada tahap kedua, akan diperluas dengan agrowisata yang menyajikan potensi alam Kota Gudeg. Dengan total luasan 18 hektare, kawasan Sleman Night Spectacular dan Taman Wisata Keluarga Sindu Kusuma Edupark yang dibangun dengan investasi Rp 70 miliar ini

akan menjadi wahana wisata terbesar di DIY dan sekitarnya. “Kami menangkap peluang yang belum ada di Yogyakarta, yakni wahana wisata malam hari,� kata General Manager Sindu Kusuma Edupark, Solikin, kepada Tribun Jogja, belum lama ini. Lebih dari itu, kata dia, Sindu Kusuma Edupark akan menyerap budaya yang lahir di Kota Gudeg, yang selama ini hanya menjadi menjadi catatan sejarah atau sekadar menghiasi museum. Melalui taman hiburan ini, seni budaya itu hendak dihidupkan. Di Yogyakarta, peristiwa budaya marak di setiap sudut kota. Namun hingga kini belum ada kemasan wisata yang merangkum seluruh potensi Yogyakarta dalam lokasi yang mudah dijangkau wisatawan. Menurutnya, tempat wisata yang ada cenderung tidak utuh menghadirkan sajian kepada wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Berangkat dari persoalan itu, mereka mencoba merancang wahana wisata yang menghadirkan nuansa Yogyakarta yang

Blocking Zonasi


Jogja City Guide

kental. “Kami akan menghidupkan seni budaya dengan menggandeng seniman lokal untuk dapat unjuk gigi sepanjang malam,” katanya. Dengan demikian, hadirnya wahana wisata ini diharapkan mampu menjadi magnet baru bagi Yogyakarta, untuk menggairahkan kunjungan wisata, baik domestik maupun wisatawan asing. Potensi kerajinan dan kuliner masyarakat juga akan diangkat di tempat ini. “Kabupaten Sleman punya potensi luar biasa baik hasil bumi maupun industri kreatifnya, yang bakal menyerap tenaga kerja masyarakat lokal,” imbuhnya. Kepala Dinas Pariwisata DIY, Tazbir Abdullah, mengatakan, wahana wisata Sindu Kusuma Edupark diharapkan menjadi wahana wisata baru yang dapat menambah lama tinggal wisatawan di Yogyakarta dan Sleman. Banyaknya ekspansi hotel berbintang baru di Yogyakarta dan Sleman saat ini perlu diimbangi dengan kehadiran wahana wisata ini, untuk melengkapi destinasi wisata di Yogyakarta. Terlebih lagi, kata Tazbir, selama ini banyak wisatawan kesulitan mencari objek wisata malam hari. Hadirnya Sleman Night Spectacular akan mengatasi kebutuhan wisatawan tersebut. (Victor Mahrizal)

97 97


98 98

Jogja City Guide

Info Hotel Jateng

❍ Alam Indah Hotel Jl. Dr Setia Budi No.12-14 Semarang ❍ Belle View Hotel Jl. Tumpang Raya No.7 Semarang ❍ Belle View Hotel Jl. Tumpang Raya No.7 Semarang ❍ Bukit Asri Hotel Jl. Dr Setia Budi No. 5 A Semarang ❍ Bukit Permai Hotel Jl. Dr Setia Budi No.34 Semarang ❍ Candi Baru Hotel Jl. Rinjani No.21 Semarang ❍ Ciputra Hotel Jl. Simpang Lima No.1 Semarang ❍ Grand Saras Wati Hotel Jl. Singosari Raya No.81A Semarang ❍ Grand Saraswati Hotel Jl. Singosari Raya No.81A Semarang ❍ Hanoman In Hotel Jl. Hanoman Raya No.31 Semarang ❍ Hotel Arjuna Jl. Imam Bonjol No.51 Semarang ❍ Hotel Asia Afrika Jl. Perdamaian No.6 Semarang ❍ Hotel Ayu Jl. Pudak Payung No.25 Semarang ❍ Hotel Bahagia Jl. Pemuda No.16-18 Semarang ❍ Hotel Bhakti Jl. Suroyudan No.55 Semarang ❍ Hotel Blambangan Jl. Pemuda No.23 Semarang ❍ Hotel Bojong Jl. Pemuda No.8 Semarang ❍ Hotel Elizabeth Jl. Sultan Agung No.1 Semarang ❍ Hotel Gkpri Jl. Ahmad Yani Semarang ❍ Hotel Harum Jl. Bangun Harjo No.388 Semarang ❍ Hotel Johar Jl. EMpu Tantular No.1 Semarang ❍ Hotel Kesambi Hijau Jl. Kesambi No.7 Semarang ❍ Hotel Laris Jl.Layur No.52 Semarang ❍ Hotel Mahkota Jl. Setia Budi Nio.124 Semarang ❍ Hotel Nendra Yekti Jl.Gg Pinggir No.68 Semarang ❍ Hotel Oewa Asia Jl. Kol Sugiono No12 Semarang ❍ Hotel Patimura Jl. Patimura No.20-22 Semarang ❍ Hotel Payung Asri Jl. Perintis Kemerdekaan No. 30 Semarang ❍ Hotel Pudak Payung Jl. Pudak Payung Semarang ❍ Hotel Purnama Jl. Bangun Harjo No.96 Semarang ❍ Hotel Raden Patah Jl. Letjen Suprapto No.48 Semarang ❍ Hotel Rahayu Jl. Imam Bonjol No.12 Semarang ❍ Hotel Sahara Jl. Alun-alun Selatan No14 Semarang ❍ Hotel Semarang Jl. Alun-alun selatan No.12 Semarang ❍ Hotel Pendowo Jl. Pramuka No.62 Pudak Payung Semarang ❍ Hotel Singapore Jl. Imam Bonjol No12 Semarang ❍ Hotel Singosari JL. Singosari Raya No.81A Semarang ❍ Hotel Srikandi Jl. Dr.Wahidin No.195 Semarang ❍ Hotel Sriwijaya Jl. Sriwijaya No.61 Semarang ❍ Hotel Tugu Indah JL. Raya Tugu No3 Semarang ❍ Hotel Wisma Bumi Asih Jaya Jl. Pemuda No.169 Semarang ❍ Hotel Wisma Fastabiq Jl. Teuku Umar Semarang ❍ Hotel Wisma Hasanah Jl. Setia Budi No.122 Semarang ❍ Ibis Hotel Semarang Jl. Gajah Mada No.172 Semarang ❍ Indrapasta Hotel Jl. Indraprasta No.112-114 Semarang ❍ Jelita Hotel Jl. MT Haryono No.32-36 Semarang ❍ New Metro Hotel Jl. H.Agus Salim No.2-4 Semarang ❍ Nyata Plaza Hotel Jl. Dr Setia Budi No.16 Semarang ❍ Permata Hijau Hotel Jl. Dr Wahidin No.62-64 Semarang ❍ Permata Hijau Hotel Jl. Dr Wahidin No.64-66 Semarang ❍ Puri Garden Hotel Jl. Arteri Utara Puri Anjasmoro Blok D4 Semarang ❍ Rinjani Hotel Jl. Rinjani No16A Semarang ❍ Royal Phoenix Hotel Jl. Singosari No. 30 Semarang ❍ Santika Hotel Jl. Jend Achmad Yani No.189 Semarang ❍ Serrata Hotel & Restaurant Jl. Dr SetiaBudi No168 Semarang ❍ Sriwijaya Hotel Jl. Sriwijaya No.61 Semarang ❍ Surya Hotel Jl. Imam Bonjol No.28 Semarang ❍ Telomoyo Hotel Jl. Gajah Mada No.138 Semarang Sumber : www.phrijateng.com

Tingkat Okupansi Hotel Tinggi Dedi Rahmat Yusma Hotel Manager Amaris Diponegoro Yogyakarta YOGYAKARTA tak ada matinya. Wisatawan terus bertambah. Terbukti dengan banyaknya hotel, tapi tingkat okupansinya masih tinggi. Daya tariknya Yogyakarta banyak sekali. Mulai wisata ragam budaya, bisnis, pen-

didikan, dan kekhasan lainnya yang bikin Kota Yogyakarta ngangeni. Tidak hanya wisatawan domestik, tapi juga mancanegara. Harapannya, dengan berkembangnya hotel menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya sumber daya manusianya, sehingga akan memberikan nilai tersendiri, bahwa Yogyakarta memang istimewa.■

TRIBUN JOGJA/BRAMSTO ADHY


Jogja City Guide

Cahaya dari Surga

99


100

Jogja City Guide


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.