TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI
Taliban Klaim Jatuhkan Helikopter M-17 Milik Pakistan
Istri Dubes RI Ikut Tewas ISLAMABAD, TRIBUN - Helikopter militer Pakistan yang membawa sejumlah diplomat asing menuju ke sebuah acara peluncuran proyek di Pakistan Utara jatuh pada Jumat (8/5). Enam orang dilaporkan meninggal akibat insiden tersebut termasuk istri duta besar Indonesia untuk Pakistan, Nyonya Heri Listyawati. Selain Heri Listyawati, sumber militer di Pakistan menyebutkan, korban meninggal lainnya adalah duta ■ Bersambung ke Hal 11
HELIKOPTER MI-17 JATUH 11. 32 duta besar dan 25 pejabat di Pakistan bersama pasangan menghadiri peresmian proyek di Pakistan Utara
22. Perdana menteri Pakistan Nawaz Sharif juga berangkat ke proyek yang digagas Kementerian Luar negeri setempat.
33. Rombongan diangkut menggunakan empat helikopter MI-17 menuju ke kawasan utara Pakistan
44. Satu helikopter mengalami kecelakaan dan jatuh di utara Gilgit, Pakistan Utara
55. Militan Taliban mengklaim telah menjatuhkan helikopter tersebut dengan sasaran PM Nawaz Sharif
66. Klaim Taliban ini disanggah oleh atase Pertahanan Pakistan untuk Indonesia Kolonel Muhammad Shahid Siddeeq dan menegaskan bahwa heli jatuh lantaran kecelakaan.
77. Enam orang meninggal dalam insiden ini, yaitu dua pilot, duta besar Norwegia, duta besar Filiphina, istri duta besar Malaysia.
GRAFIS/SULUH PRASETYA
Eriska Rein
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Hamil Akhir Tahun P
EMAIN film Eriska Rein sudah menikah di usia 20 tahun. Sayangnya hingga genap 1 tahun pernikahannya, perempuan yang lahir di Tangerang ini belum juga dikaruniai anak. “Memang belum ada rencana ya, soalnya aku masih ada kontrak main film dan sinetron. Kemungkinan akhir tahun ini baru bisa berjalan program punya ■ Bersambung ke Hal 11
JELASKAN SABDARAJA SABDARAJA- Sri Sultan HB X memberikan penjelasan tentang sabdaraja dan dawuh raja saat berlangsung acara pertemuan di nDalem Wironegara, Jumat (8/5). Dalam pertemuan tersebut Sultan menjelaskan tentang sabdaraja dan dawuh raja yang akhir-akhir ini menjadi polemik.
Sri Sultan Terima Wangsit Leluhur
● Beri Penjelasan Terbuka di Ndalem Wironegaran YOGYA, TRIBUN - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X akhirnya angkat bicara mengenai polemik Sabdaraja pada 30 April dan Dawuh Raja 5 Mei lalu. Penjelasan disampaikan di Ndalem Wironegaran, Kamis (8/ 5) sore. Sultan menyatakan apa yang disabdakan dan didawuhkan itu merupakan perintah Allah yang didapatnya lewat para leluhur. Menggunakan bahasa Jawa, Sultan menjelaskan panjang lebar Sabdaraja dan Dawuh Raja yang ditentang adik-adiknya. Penjelasan Sultan diawali pembacaan ulang Sabdaraja dan Dawuh Raja yang tertulis menggunakan bahasa Jawa. Sultan didampingi GKR Hemas, putri dalem, abdi dalem, anggota DPRD DIY, pejabat Pemda DIY, dan berbagai kalangan masyarakat lainnya. Namun para rayi dalem tidak tampak satupun pada acara ini. Sultan datang dari Keraton Kilen menaiki Toyota Alphard bernomor polisi AB 10 HS, didampingi para puteri dalem dan GKR Hemas. Setelah 15 menit, mengenakan setelan kemeja, ia kemudian naik ke bangsal. Kursi dan meja yang sebelumnya disediakan, ia minta untuk
disingkirkan, dan memilih untuk duduk lesehan bersama masyarakat. Sultan kemudian mengawali dialog tersebut dengan membaca ulang Sabdaraja dan Dawuh Raja. Namun ia menegaskan dalam Sabdaraja tersebut memang tidak diawali dengan ucapan “Assalamualaikum”. Hal itu bukan berarti di keraton tidak boleh mengucapkannya. “Tapi saya merasa bahwa ini dawuh Allah lewat leluhur saya. Saya menyampaikan titah dawuh ini kepada orang lain. Mosok kalau Allah pakai assalamualaikum, kan tidak,” kata Sultan. ■ Bersambung ke Hal 11
story highlights ◗ Sabdaraja 30 April 2015 Sri Sultan HB X mengumumkan sejumlah perubahan nama, gelar, penyempurnaan dua keris pusaka Mataram ◗ Dawuh Raja 5 Mei 2015 Sri Sultan HB X mengubah nama dan gelar putri sulungnya, GKR Pembayun jadi GKR Mangkubumi ◗ Pertemuan di Ndalem Wironegaran supaya tak memicu polemik
Jika Membantah Berisiko Hancur YOGY A, TRIBUN - Sri Sultan YOGYA, Hamengku Buwono X mengatakan, siapapun memiliki hak untuk menerima dan menolak titah raja berupa Sabdaraja, Dawuh Raja maupun Sabdatama. Namun semua risiko ditanggung dirinya masingmasing. Ia mengungkapkan, setiap ia mengeluarkan sabda, ■ Bersambung ke Hal 11
TRIBUN JOGJA / KHAERUREZA
Rusdi Tewas Tabrak Truk Mogok SEORANG pengendara motor bak terbuka tewas setelah menabrak truk pengangkut peralatan pesta di Ring Road
Garuda Indonesia Menjawab Persaingan Ketat Airline (2-habis)
Satu Mesin Diservis Selama 60 Hari Penerbangan yang nyaman dan aman menjadi prioritas utama dalam pelayanan Garuda Indonesia. Hal ini mustahil diwujudkan tanpa adanya excellency (keunggulan) dari semua sektor penyangga bisnisnya. SUASANA sedikit lengang tampak menyelimuti area engine shop di kompleks Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia milik Garuda Indonesia di Kemayoran, Jakarta Barat, siang itu (5/ 5). Di satu pojok, beberapa pria tampak sedang mengutak-atik benda berbentuk serupa tabung besar berbahan titanium. Mere-
ka terlihat serius mengamati dan menyentuh benda yang dihadapinya itu. Benda tersebut merupakan jeroan dari sebuah mesin pesawat yang tengah direparasi. Mesinmesin berukuran besar berbentuk kerucut itu juga terlihat teronggok di hampir semua sudut ruangan ■ Bersambung ke Hal 11
RUSAK Inilah kondisi motor yang dikendari Rusdi setelah menabrak truk yang mogok.
Barat, Nogotirto Gamping Sleman Jumat (8/5) pagi. ■ Bersambung ke Hal 11
Citizen Journalism Fathin Naufal Nur Islam Mahasiswa Teknik Industri UGM
Silakan kirim laporan kegiatan perseorangan, lembaga, per usahaan Anda, dan jadilah Citizen Reporter melalui Citizen perusahaan ribun Jogja. Ser takan foto kegiatan Journalism Harian Pagi TTribun dan foto diri penulis atau penanggungjawab laporan. Kirim ke tribun jogja @gmail.com atau tribunjogja @ yahoo.com. tribunjogja jogja@gmail.com
Spirit of Entrepreneur TRIBUNJOGJA/SINGGIH WAHYU NJUGRAHA
PERA WATAN - Suasana fasilitas perawatan pesawat PERAW milik Garuda Indonesia di GMF Aeroasia, kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
“Tuan Putri Kerajaan hilang! Berita itu menggemparkan seisi kerajaan. Tuan Putri hanya meninggalkan surat kepada Mbok Emban yang selama ini mendampinginya. Dari surat itu diketahui ternyata Tuan Putri sudah jenuh dikekang terus dalam kerajaan. Dia ingin melihat isi dunia, melihat apakah benar dunia luar seindah apa yang diceritakan Mbok Emban ■ Bersambung ke Hal 11