Tribunjogja 12-03-2018

Page 1

SENIN LEGI 12 MARET 2018 24 JUMADIL AKHIR 1439 NO 2498/TAHUN 6

RP 2.000

LANGGANAN RP 55.000

Banyak yang Lebih Miskin dari Saya  62 Keluarga Mantap Menolak Bantuan KMS Ya, begini kondisi rumah saya. Ini hanya rumah dari orangtua yang kemudian kami tinggali. Seharusnya, kami layak mendapat KMS, namun kami tidak mau lagi menerima.

YOGYA, TRIBUN - Mata Ngatinah (48) berkaca-kaca saat menceritakan keengganan dirinya didata kembali sebagai penerima kartu menuju sejahtera (KMS) di tahun 2018. Hatinya lega dan tenang setelah bisa melepas bantuan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tersebut. ”Banyak yang mengatakan eman-eman (sayang). Tapi hati nurani saya tetap ingin melepaskan untuk yang lebih membutuhkan,” kata warga Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen, Yogyakarta ini kepada Tribun Jogja, Rabu (7/3). Ngatinah dan suaminya, Eriyanto (55) sudah hampir lima tahun terakhir ini menjadi penerima KMS. Uang dari bantuan pemerintah ini se-

lalu dipergunakan untuk menyekolahkan dua anaknya hingga jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK). Uang yang diterimanya cukup signifikan meringankan beban hidupnya yang mengalami pasang surut. Sebelumnya, penghasilan keluarga ini jauh di bawah Upah Minimum Kota (UMK) Yogya. Jangankan untuk sekolah, untuk makan sehari-hari pun mereka pas-pasan. Pasangan ini tinggal di rumah sederhana. Berada di gang sempit kawasan Malioboro yang masih terkesan kumuh. Rumah bercat biru ini cukup kecil karena hanya berukuran 60 meter persegi dan ditinggali dua kepala keluarga (KK) sekaligus.  ke halaman 11

Rela Disebut Miskin Demi KMS PEMERINTAH Kota (Pemkot) Yogyakarta mengapresiasi 62 kepala keluarga yang bertahun-tahun menerima Kartu Menuju Sejahtera (KMS) dan saat ini sudah enggan lagi untuk didata. Dengan demikian, diharapkan kesempatan KMS yang tidak lagi diambil oleh puluhan KK tersebut bisa digunakan untuk yang lebih membutuhkan. Meski demikian, selain 62 KK yang mengembalikan KMS ini, diyakini banyak warga yang tetap ingin dianggap miskin agar terus memperoleh bantu-

an. Beberapa warga yang sebenanrnya sudah mampu dan tetap menerima KMS sebenarnya sudah miskin sejak dalam pikiran. ”Kami tentu mengapresiasi kejujuran dari mereka yang sudah enggan lagi didata. Namun, kami juga berharap ada yang mau mengembalikan (KMS) jika memang sudah tidak lagi membutuhkan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Data Informasi dan Pemberdayaan Sosial, Dinas Sosial Kota Yogyakarta, Esti Setyarsi kepada Tribun Jogja, Kamis (8/3).  ke halaman 11

NEWS ANALYSIS

Kejujuran Warga Harus Diapresiasi DR Erwan Agus Purwanto Dekan Fisipol UGM SAAT ini tidak ada data kependudukan yang akurat (single identity). Sehingga, menjadi sulit untuk memetakan posisi penduduk berdasarkan pendapatannya yang dapat digunakan untuk dua tujuan, yaitu pengenaan pajak (sekarang dengan NPWP). Dan, apabila pendapatannya tidak masuk kategori yang terkena pajak maka justru eligible untuk mendapat bantuan sosial seperti KMS. Data kependudukan yang akurat dan selalu update menjadi basis penting dalam pengambilan kebijakan publik, termasuk kebijakan sosial seperti KMS.

BEBERAPA KEMUDAHAN PEMEGANG KMS Pelajar pemegang KMS mendapat jaminan pendidikan dari TK sampe SMA/SMK. Bagi rumahnya yang tidak layak ada bantuan rehab rumah tak layak huni. Pemegang KMS yang meninggal dunia mendapat santunan kematian. Layanan bantuan modal usaha. Pemegang KMS dijamin layanan kesehatannya Jadup Rp300 ribu per bulan untuk Lansia

 ke halaman 11

PARAMETER PENERIMA KMS Kepemilikan aset tidak lebih dari Rp1,8 juta Penghasilan setiap bulan antara Rp300 ribu Rp400 ribu Tagihan listrik per bulan kurang dari Rp50 ribu, rumah bukan milik sendiri Luas tempat tinggal rata-rata tiap anggota keluarga kurang dari lima meter persegi Jenis dinding bidang terluas dari tempat tinggal berupa bambu, kayu atau bahan lain yang berkualitas rendah Keluarga tidak mampu memberi makan anggotanya 3 kali sehari Keluarga tidak bisa menyediakan lauk atau susu minimal dua kali seminggu Sisi kesehatan, tidak bisa berobat ke Puskesmas Hanya mampu beli baju baru setahun sekali

2013 20.481 KK 2015 18.730 KK

20.481 KK

18.881 KK

18.730 KK

18.651 KK

BERBAGI - Eriyanto (55) warga Sosromenduran mantab untuk menolak didata sebagai penerima bantuan KMS karena merasa cukup dan melihat lebih banyak yang lebih berhak dibanding dirinya.

2017 17.253 KK

17.253 KK

2014 18.881 KK 2016 18.651 KK

DATA PENERIMA KMS

TRIBUNJOGJA/BRAMASTO ADHY

GRAFIS/FAUZIA RAKHMAN

Cinta Penelope

Ketika Kapolri Potong Rambut Bayi Tito Karnavian

Merasa Kecil SAAT aku di atas panggung, aku merasa jadi orang paling paling hebat, semua mata tertuju ke arahku. Setelah manggung, aku salat dan hanya ada56 makmum, tapi saat itu aku merasa kecil tidak ada artinya di antara orangorang itu. (*)

Semoga Kelak Menjadi Anak yang Cerdas Bayi itu lahir pada 13 Februari lalu di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta. Menyapa dunia tanpa ditemani sang ayah. Si ibu pun mengaku keberatan untuk merawatnya.

A

Hal

9

TRIBUNNEWS/JEPRIMA

nggota Polda DIY, Brigadir Nur Ali Suwandi pun turun tangan. Dia sanggup untuk merawat bayi yang diberi nama Muhammad Tito Karnavian. Nama ini mirip dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Brigadir Ali mengaku memang

sangat mengidolai Kapolri dan berharap kelak si bayi mampu menjadi sosok yang membanggakan orangtua dan bangsa. Bayi itu kemudian dirawat di Rumah Singgah Bumi Damai, tempat anak-anak lain ditampung Brigadir Ali. Rumah singgah itu berada di Kotagede, Yogyakarta.  ke halaman 11

KOMPAS.COM

DOA- Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian memotong rambut kemudian mencium bayi Tito Karnavian, bayi mungil yang menjadi anak asuh Brigadir Ali Suwandi.

Trending Topic di tribunjogja.com

PSS Resmi Melepas Tedi Berlian


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.