GRAFIS/FAUZIARAKHMAN
OPINI
Kekerasan Mengoyak Kemanusiaan
BENNI SETIAWAN Dosen UNY/Peneliti Maarif Institute
KEKERASAN mengoyak kemanusiaan. Adalah Salim Kancil dan Tosan, dua petani yang menolak penambangan pasir di Desa Selo, Awar awar, Pasirian. Lumajang, Jawa Timur, menjadi korban kebrutalan “penguasa”, Sabtu (26/9) lalu. Siksaan bengis mengakibatkan Salim Kancil meninggal dunia; sedangkan Tosan dirawat di rumah sakit. Nasib malang juga menimpa PNF (9 tahun). Bocah perempuan kecil itu
meregang nyawa secara tragis akibat kekerasan seksual dan penyiksaan oleh Agus Darmawan (tersangka pembunuh dan pemerkosa). Pertanyaan yang muncul kemudian adalah. mengapa kekerasan seakan menjadi hal biasa (banalitas)? Komunikasi bisu Hannah Arendt menyebut kekerasan adalah bukti adanya “komuni■ Bersambung ke Hal 11
TribunOpini menerima kiriman artikel opini tentang beragam isu populer lokal, regional, maupun nasional. TribunOpini tayang setiap Selasa, Rabu, dan Jumat. Panjang artikel 3.000 karakter atau sekitar 525 kata. Kirim naskah via email : tribunopini@gmail.com tribunopini@gmail.com, ser takan foto dan identitas diri Anda.
Dua warga Sleman Jadi Korban Heli Jatuh di Samosir
Keluarga Berharap Nur dan Frans Selamat SLEMAN, TRIBUN Dua dari lima penumpang helikopter di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut), Minggu (11/10) siang adalah warga Dusun Tegal Bojan, Sumodaran, Purwomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY. Mereka adalah Nur Harianto (46) dan Fransiskus Subihardayan alias Frans (22).
Suasana sedih menyelimuti rumah korban kecelakaan udara tersebut, Senin (12/10). Tak ada aktivitas mencolok saat jurnalis Tribun Jogja mendatangi rumah itu. Keluarga tampak saling menenangkan, terutama ibunda Fransiskus Subihardayan, Sri Handayani, yang terlihat ■ Bersambung ke Hal 11
Koeswanto Pastikan Tidak Teken ● Kader PDIP Tolak PAW Sri Muslimatun SLEMAN, TRIBUN - Ketua DPC PDI Perjuangan Sleman, Koeswanto mengaku siap menerima risiko apapun yang mungkin akan dijatuhkan oleh DPP PDI Perjuangan. Koeswanto bahkan siap berhadapan dengan tuntutan hukum atas sikapnya untuk menentang perintah dari DPP PDI Perjuangan. Sebelumnya, DPC PDI Perjuangan diperintahkan untuk untuk memroses Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap Sri Muslimatun, kader PDI Perjuangan Sleman yang bakal maju di Pilkada Sleman 2015. Namun Koeswanto berniat untuk tidak melaksanakan perintah
POLEMIK PILKADA SLEMAN
Waktu Sri Muslimatun tinggal 10 hari untuk menyerahkan surat pemberhentian dari gubernur terkait statusnya sebagai anggota DPRD Sleman Surat tersebut menjadi prasyarat pencalonannya untuk mendampingi Sri Purnomo di Pilkada Sleman Ketua DPC PDI Perjuangan Sleman memastikan tak akan memroses pemberhentian Sri Muslimatun
tersebut dan siap mengahdapi apapun risiko yang bakal ia terima. “Saya siap dengan risiko apapun atas keputusan ini,” kata Koeswanto, Senin (12/10). Sikap Koeswanto ini disampaikan di depan ratusan kader PDI Perjuangan yang melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPC PDI Perjuangan Sleman. Kebetulan, massa yang datang tersebut memang menginginkan agar DPC PDI Perjuangan tidak mengikuti arahan dari DPP terkait Muslimatun.
● Polisi Mintai Keterangan Dugaan Pesta Pernikahan Sejenis
■ Bersambung ke Hal 11
Pasangan SP - SM Terancam Gugur SIKAP DPC PDI Perjuangan yang enggan memroses PAW Sri Muslimatun ini tentu membuat pasangan Sri Purnomo-Sri Muslimatun (SP-SM) meradang. Hal ini lantaran posisi mereka sebagai bakal calon bupati digugurkan oleh KPU. Menyikapi hal
ini, Tim Paslon Bupati Wakil Bupati Sri Purnomo Sri Muslimatun mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman. Mereka mengadukan perihal polemik pencalonan yang dihadapi pihaknya. Salah satu yang diadukan adalah adanya upaya penggajalan atas pemenuhan syarat Sri Muslimatun sebagai calon wakil bupati ■ Bersambung ke Hal 11
Tim Sukses Sri PurnomoSri Muslimatun mencoba mengadu ke KPU
Risty Tagor
Gaun Karla-Dumani Senilai Rp5,6 juta
PDG
Ratu Airin Karla
BOYOLALI, TRIBUN - Meski mendapat sorotan dari sejumlah pihak, Dar alias Ratu Airin Karla (26) menegaskan bahwa ia tidak pernah melangsungkan pernikahan dengan Dumani (30). Menurutnya, apa yang dilakukannya di kediamannya pada Sabtu (10/10) hanyalah sebuah tasyakuran, kesuksesan usaha warung makannya di Mojosongo Boyolali. Ditemui di kediamannya Dukuh Gegermoyo, RT 007/002, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Karla baru saja pulang dari kantor Polsek Musuk. Memakai baju berwarna merah muda dan celana jins, ia mengaku baru saja dimintai keterangan polisi terkait hajatan yang sudah digelar. “Disana saya ditanyain tentang acara yang saya lakukan Sabtu lalu. Saya jawab hanya tasyakuran, tidak ada penghulu, surat dari kelurahan pun tidak ada. Sudah itu saja, wong
memang tidak ada apa apa kok,” ujarnya, Senin (12/10). Lebih lanjut, Karla berucap acara pada beberapa hari silam merupakan agenda yang telah dipersiapkan jauh jauh hari. Dirinya menyatakan, segala pr oper ti yang dipersiapkan pada tasyakuran itu sebagai background untuk sarana ber foto bagi teman teman dan tetangganya yang diundang. Menurutnya, warung makan yang dibangun sejak 2009 disebuah warung kecil bersama Dumani diawali dengan modal awal sekitar tiga juta rupiah. Semenjak itu, warung makan 24 jam tersebut semakin berkembang dengan jumlah pelanggan yang cukup lumayan. Dalam sebulan, Airin dan Dumani masing masing bisa mengantongi Rp2,7 juta penghasilan bersih. ■ Bersambung ke Hal 11
Tahap I di Gunungkidul Belum Tuntas Tiap kabupaten sudah mencairkan dana desa, tetapi berbeda dalam tahapan yang sudah dilalui. Jika di Sleman tahap kedua belum dikucurkan, maka di kabupaten lain berbeda kondisinya. KULONPROGO contohnya, di kabupaten paling barat di Daerah Istimewa Yogyakarta ini pencairan dana desa sudah memasuki tahap dua dan sudah hampir 100 persen. Sedang-
kan untuk tahap pertama sudah selesai. “Tahap kedua baru 80 persen,” kata Kabid Pemerintahan Desa Badan Pemberdayaan Pemerintah Desa Perempuan masyarakat Desa dan
KB Kulonprogo, Sugimo Minggu (11/10). Lebih lanjut, Sugimo mengatakan bahwa belum semua desa mencairkan dana desa tahap kedua karena ada kendala administrasi. Untuk diketahui dana desa di Kulonprogo total senilai Rp26,9 miliar. Jumlah tersebut akan dicairkan dalam tiga tahap. Tahap pertama dan kedua
Tetap Terbit Sehubungan Libur 1 Muharram 1537, 14 Oktober 2015, Harian Pagi Tribun Jogja tetap terbit seperti biasanya. Layanan pelanggan dan iklan silakan menghubungi 0274557687 ext 213.
■ Bersambung ke Hal 11
Menagih Janji Para Pemimpin Melalui Pameran Seni Rupa
netizen report
Menjaga Banyak yang Lalen Setelah Menjabat Kanti Syok Lihat Kehamilan RumahnyaTerbakar S IDANG kedua mediasi dalam gugatan cerai artis peran Risty Tagor (26) terhadap aktor Stuart Collin (25), digelar di Pengadilan Agama Jakarta Selatan (Jaksel), Senin (12/10). Namun, dengan dalih menjaga kondisi kehamilannya yang berusia lima bulan, Risty tak hadir. Ia diwakili oleh kuasa hukumnya, Ina
■ Bersambung ke Hal 11
Pameran seni rupa bertajuk ‘Taman Lalen’ digelar di Jogja Nasional Museum, 10 hingga 13 Oktober 2015. ‘Lalen’, dalam Bahasa Jawa berasal dari kata ‘lali’, yang artinya lupa. ‘Lalen’ bisa diartikan sebagai sifat mudah lupa atau pelupa. Itulah yang mendasari terselenggaranya pameran seni rupa ini, mengkritik para pemimpin yang lupa akan janjinya di masa lalu. LEBIH dari 100 karya mengisi hampir seluruh dinding ruang pameran seni rupa di Jogja Nasional Museum, yang dikuratori oleh Prof Dwi Marianto PhD tersebut. Pameran ini melibatkan 120 seniman, sebagian di antaranya adalah kalangan mahasiswa, akademisi, dan
karyawan. Karya karya tersebut terinsipirasi oleh berbagai kelupaan masyarakat Indonesia, khususnya para pemimpinnya. “Terlalu banyak mereka, yang kini duduk di kursi kepemimpinan, ■ Bersambung ke Hal 11
TRIBUN JOGJA/SEPTIANDRI MANDARIANA
SAKSIKAN LUKISAN - Seorang pengunjung menyaksikan lukisan dalam Pameran Seni Rupa bertajuk ‘Taman Lalen’, di Jogja Nasional Museum, Senin (12/10). Pameran ini digelar 10 Oktober-13 Oktober.
KEBAKARAN melanda dua buah rumah di Nanggulan RT 15/19 Maguwoharjo Depok Sleman, Senin (12/10) pagi. Api menghanguskan sebagian besar rumah milik Watono dan Kanti Lestari yang berdampingan, tak ada korban jiwa dalam kejadian ini namun salah satu pemilik rumah Kanti Lestari tampak shock akibat kejadian ini dan harus dipapah tetangganya sementara rumahnya dibersihkan oleh saudaranya yang lain. Saat kejadian sendiri rumah milik Kanti sedang dalam posisi kosong karena ditinggal bekerja, sementara rumah Watono hanya ditinggali istrinya Suginem yang sedang memasak. Kebakaran ini sempat diinfokan akun Robert Berezoutsky ke Grup Facebook Netizen Report TRIBUN JOGJA dengan melampirkan gambar lokasi kebakaran. ■ Bersambung ke Hal 11