Tribunjogja 15-10-2014

Page 1

24

HARIAN PAGI

HALAMAN

RABU P AHING PAHING 15 OKTOBER 2014 20 DZULHIJJAH 1435 NO 1268/TAHUN 4

RP 2.000 SPIRIT BARU DIY-JATENG

LANGGANAN RP 55.000 SMS 0274-7122000, 0274-557687 EXT 219

Penjual dan Pembeli Sultan Ground Bakal Kena Sanksi

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul telah menindaklanjuti informasi adanya jual beli Sultan Ground. Hasil penelusuran yang dilakukan pemerintah setempat, memang ditemukan adanya tindakan tersebut.

SEKDA Kabupaten Gunungkidul, Budi Martono, membantah pemerintah melakukan pembiaran terhadap maraknya jual beli lahan Sultan Ground (SG), terutama di kawasan pantai selatan. Pemerintah daerah, kata dia, justru tidak pernah ikut campur dalam pengelolaan SG. “SG tidak bisa dijualbelikan. Kami memeroleh informasi SG di Gunungkidul banyak yang dijual. Kami juga sudah menindaklanjutinya,” katanya.

Pernyataan Budi tersebut menanggapi banyaknya lahan SG di kawasan pantai selatan Gunungkidul yang dijual ke investor. Penelusuran wartawan Tribun Jogja selama dua pekan terakhir, di kawasan Pantai Sadranan hingga Pantai Krakal banyak masyarakat mengapling tanah SG lalu dijual. Warga menjual lahan kaplingan tersebut dengan harga an■ Bersambung ke Hal 11 TRIBUN JOGJA/SANTO ARI

Yuni Ambil Formulir Bakal Cabup Sleman SLEMAN, TRIBUN - Langkah serius menuju kursi Bupati Sleman ditunjukkan Yuni Satia Rahayu. Ia adalah Wakil Bupati Sleman aktif saat ini. Pada Selasa (14/10) kemarin, orang nomor dua di Sleman tersebut mengambil formulir penjaringan Bupati di DPC PDI Perjuangan setempat. Meskipun percaya diri mencalonkan Bupati, Yuni enggan banyak berkomentar terkait kesiapannya. “Penentuannya kewenangan partai. Saya hanya mendaftar,” ungkapnya. Langkah Yuni mendaftar Bupati tersebut tentu sudah siap menghadapi persaingan, walaupun dengan Bupati Sleman, Sri Purnomo, yang hingga sekarang belum menentukan sikap maju dalam Pilkada tahun depan. Ketua Panitia Penjaringan PDI Perjuangan Sleman, Supriyoko, membenarkan pengambilan formulir penjaringan calon Bupati Sleman periode 2015-2020 oleh Yuni Satia Rahayu. Kendati demikian, penjaringan tersebut

tak berkutat pada tokoh tertentu, namun terbuka luas untuk masyarakat. Saat ini sudah ada tiga tokoh yang mengambil formulir penjaringan melalui DPC PDI Perjuangan Sleman, yakni Listiyani Warih Wulandari (pengusaha), Pulung Agustanto (politisi), dan Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu. “Belum dapat disimpulkan siapa yang maju karena baru tahap pengambilan formulir. Siapa yang resmi mengajukan diri sebagai calon bupati baru diketahui pada tahapan pengembalian formulir,” kata Supriyoko. Ia menjelaskan, tahap penjaringan tokoh yang akan maju sebagai calon bupati dilakukan melalui empat pintu. Pertama, melalui Pengurus Anak Cabang (PAC) di masing-masing kecamatan. Kedua, melalui DPC PDI Perjuangan. Ketiga, melalui Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan, dan Dewan Pimpinan Pusat ■ Bersambung ke Hal 11

PELAKU PENYERANG AN - Tujuh dari 8 tersangka aksi penyerbuan bus suporter PSCS Cilacap dipamerkan di Polres Sleman, PENYERANGAN Selasa (13/10). Ketujuh tersangka terdiri atas Pleki (25), Angga (23), Indra (21), Nugroho (32), Darma (29), Septian (23), Panji (24), dan seorang lagi di bawah umur. Serangan itu menewaskan seorang warga Cilacap yang kuliah di UIN Sunan Kalijaga.

Angga dkk Akui Balas Dendam ● Pleki yang Cegat Bus ● Serbuan Terencana

SLEMAN, TRIBUN - Para pelaku penyerbuan bus dan suporter PSCS Cilacap, Minggu (12/10) malam mengaku melakukan aksi balas dendam. Sejumlah pelaku yang kini ditahan dan jadi tersangka, menyebut dirinya anggota kelompok suporter Brigata Curva Sud (BCS). Dari 10 yang ditangkap pada malam kejadian, Polres Sleman menetapkan 8 tersangka. Ke-8 tersangka terdiri atas Pleki (25), Angga (23), Indra (21), Nugroho (32), Darma (29), Septian (23), Panji (24), dan seorang lagi berstatus pelajar dan di bawah umur. Angga (23), mahasiswa semester

Kota Yogya Terbaik Elja Terusir, Gunungkidul Ketiga Rugi Besar

■ Bersambung ke Hal 11

JAKARTA, TRIBUN - Kota Yogyakarta jadi jawara dengan meraih nilai tertinggi Indeks Tata Kelola Pemerintahan Indonesia 2014 di antara 34 kabupaten/kota versi Kemitraan Partnership. Yogyakarta memperoleh nilai 6,85 dari nilai maksimal 10. “Nilai yang diperoleh (Yogyakarta) 6,85. Tahun lalu Yogyakarta juga bagus. Ini sesuatu yang harus dikaji benar mengapa performanya selalu tinggi,” ujar peneliti utama Kemitraan, Abdul Malik Gismar di Jakarta, Selasa (14/10). Namun Malik mengatakan ada beberapa spekulasi yang banyak muncul terkait

Juara Indeks Tata Kelola ◗ 11 TERBAIK: Kota Yogya, Kota Semarang, Kabupaten Gunungkidul, Kota Banda Aceh, Kabupaten Siak, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Tanah Datar, Kota Bitung, Balikpapan, Kabupaten Karangasem, serta Kabupaten Lombok Utara. ◗ 12 TERBAWAH: Kabupaten Seluma, Kota Jayapura, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Sampang, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Sigi, Gorontalo, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Banjar, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Indramayu.

SLEMAN, TRIBUN - Klub kebanggaan masyarakat Sleman harus menerima getah akibat aksi brutal kelompok suporternya. Komisi Disiplin PSSi menjatuhkan sanksi laga usiran di luar radius 100 kilometer dari Sleman. Laga itu juga harus tanpa penonton. Sanksi itu disampaikan Ketua Komisi Disiplin PSSI, Hinca Panjaitan dalam jumpa pers setelah investigasi ■ Bersambung ke Hal 11

Anda ingin tahu apa tanggapan para pendukung PSS Sleman setelah klub dijatuhi sanksi laga usiran? Baca perkembangannya di

 Bersambung ke Hal 11

Melody Nurramdhani

GRAFIS: FAUZIA RAKHMAN

Dua Bulan Sudah Teller BRI Mendut Itu Menghilang

Citizen Journalism

Bersikap Perempuan Itu Merapal Doa Setiap Hari

Santai K

EHIDUPAN pribadi para member JKT48 memang bikin penasaran. Makanya, kadang ada saja kabar tak jelas berembus dari media sosial, semisal Twitter. Entah dimulai dari mana, hari ini para wota di Twitter ramai banget ■ Bersambung Hal 11

NET

Sudah dua bulan Sarwiyanah hidup tidak tenang. Perempuan paro baya itu kepikiran putri kesayangannya yang menghilang tanpa jejak. Tak banyak yang bisa dia lakukan setelah melapor ke kantor polisi. Perempuan paro baya itu hanya bisa berdoa berharap anaknya segera pulang.

SARWIYANAH (61) kini sangat sedih. Putri kesayangannya, Khusna Rofiqoh (24), hilang tanpa jejak. Sehari-hari dia hanya bisa memandangi foto putrinya di rumahnya, Dusun Clapar, Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Dia selalu merapal doa agar

putrinya cepat pulang. Sekitar dua bulan lalu, Sarwiyanah sudah melaporkan putrinya yang hilang ke Polres Magelang. Sebelum menghilang, putrinya bekerja sebagai teller BRI Unit Mendut. Masih teringat jelas di benak Sarwiyanah sehari sebelum putrinya menghilang, Khusna bercerita hendak membuka warung kelontong untuk ibunya. Khusna bahkan meminta kakaknya menghitung kebutuhan pembangunan toko dan lain-lain. “Saya tidak ada firasat sama sekali akan musibah ini. Tiba-tiba dapat kabar dari teman-teman

■ Bersambung ke Hal 11

Rifatul

Anwiyah

Guru SI Daar Al Hakiem, Tinggal di Jogokaryan

Silakan kirim laporan kegiatan perseorangan, lembaga, perusahaan Anda, dan jadilah Citizen Reagi TTribun ribun Jogja. porter melalui Citizen Journalism Harian P Pagi Sertakan foto kegiatan dan foto diri penulis atau penanggungjawab laporan. Kirim ke tribunjogja@gmail.com atau tribunjogja @ yahoo.com.

Ada Cara Lain

Mengenal Yogya IST

MENUNJUKKAN FFO OTO - Sarwiyanah (61) menunjukkan foto putrinya, Khusna Rofiqoh (24), baru-baru ini. Sudah dua bulan Khusna menghilang tanpa jejak.

BANY AK cara mengenal Indonesia, banyak juga cara BANYAK mengenal dan mencintai Kota Yogyakarta. Jika turis mengenal Indonesia melalui Bali karena eksotisme, bagaimana seseorang mengenal Indonesia seperti halnya dialami Fabien Cousinie, pesepeda asal Perancis? Dia mengenal Indonesia dari sepeda merek Polygon pada 2011 (Kompas, 10 Okt 2014). ■ Bersambung ke Hal 11


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Tribunjogja 15-10-2014 by tribun jogja - Issuu