Tribunjogja 17-09-2017

Page 1

MINGGU KLIWON

Redaksi 0274 557 687 (102) / 0857 4319 6999

17 SEPTEMBER 2017 26 DZULHIJAH 1438 NO 2331/TAHUN 6

Sirkulasi / 0851 0212 2000 Iklan 0274 557 687 (417) 0851 0012 1000 0857 2949 3333

Halaman

RP 2.000

LANGGANAN RP 55.000 SMS 0851 021 22000, 0274-557687 EXT 219 www.tribunjogja.com

tribunjogja

@tribunjogja

@tribunjogja

tribunjogjaofficial

Anas Kesulitan Cari Lokasi Konser di Yogya  Tak Banyak Pilihan Venue untuk Konser Besar  PA X Tantang Swasta Bangun Gedung Konser Jika memang ada swasta yang punya keinginan ke arah situ (membangun gedung konser), silakan. KGPAA Paku Alam X Wagub DIY

YOGYA, TRIBUN - Pelaku bisnis hiburan mengaku kesulitan menemukan venue untuk menggelar konser musik berkelas di Yogyakarta dan sekitarnya. Satu di antaranya adalah Anas Syahrul Alimi, CEO Rajawali Indonesia Communication. Sebagai pihak yang sering menggelar acara konser bertaraf internasional, ia mengaku kesulitan untuk mencari venue untuk helatan musik yang akan diselenggarakannya, baik itu untuk tempat pertunjukan indoor maupun outdoor.  ke halaman 7

Rp100 M Berputar saat Ada Konser KONSER KELAS DUNIA Ada beberapa persyaratan agar sebuah venue layak untuk menggelar konser musik bertaraf internasional.

Venue V enue yang representatif, termasuk gedung yang memiliki akustik yang mumpuni

Kapasitas penonton yang mencukupi lengkap dengan ketersediaan toilet

Efek tata lampu dan visual tidak bisa dilepaskan dalam menyajikan satu konser

Sound System yang representatif

Sarana penjualan tiket yang akomodatif baik prakonser mau pun sesaat sebelum konser

Jaminan keamanan dan pengaturan lalu lintas di sekitar venue konser.

INDONESIA termasuk negara yang sering menggelar konser berskala internasional. Dan sejak dulu, Jakarta selalu dipercaya untuk menggelar acara-acara akbar tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, tampaknya tren menggelar pertunjukan musik berskala internasional melulu di Jakarta sudah tidak relevan lagi untuk beberapa tahun belakangan ini. Beberapa daerah di Indonesia mulai memberanikan diri memboyong musisi dunia ke daerahnya. Salah satunya adalah Yogyakarta, yang mana dalam kurun beberapa tahun terakhir ini banyak dipercaya digunakan sebagai lokasi gelaran konser musik yang menampilkan para musisi dunia. Sebut saja seperti pelantun “Take Me To Your Heart” asal Denmark, Michael Learns To Rock (MLTR) pernah diboyong ke Kota Gudeg pada tahun 2012.

EKSPRESIF Aksi panggung Guns n Roses Ron Bumblefoot saat tampil menghibur para penggemarnya di Mata Elang International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (16/12)

 ke halaman 7

Singgih Sanjaya

NEWS ANALYSIS

Ketersediaan akses parkir maupun sarana transportasi di venue

Musisi Yogya

Yogya Pantas Punya Venue Berkelas

ISTIMEWA

KONSER - Pekerja mempersiapkan stadion Gelora Bung Karno sebelum digunakan untuk konser Metalica

beberapa waktu lalu. Dan foto di samping adalah tampilan Hollywood Bowl di Los Angeles, California.

BANYAKNYA konser musik jazz yang melibatkan para musisi internasional di Yogya akhir-akhir ini menjadi salah satu momentum penting. Dari momen itu, Yogya sebagai bagian dari destinasi wisata di Indonesia mulai dikenal oleh praktisi musik dunia. Selain tentunya Bali, dan Jakarta. Bicara soal konser musik jazz, pop, atau rock tentu Yogya sangat layak dijadikan tujuan selama digelar outdoor.

Area Candi Prambanan misalnya, sudah sangat layak dijadikan tempat konser berskala internasional. Karena konser outdoor sangat fleksibel, selama luasan area memenuhi. Apalagi bangunan candi bisa jadi icon menarik. Karena saat ini belum banyak spot konser internasional yang menyajikan bangunan sejarah.  ke halaman 7

GRAFIS/SULUH PRASETYA FOTO: TRIBUN JAKARTA/JEPRIMA

Ada Tamu Istimewa di Event Asia Vespa Days 2017, Yogyakarta MINGGU KLIWON

17 SEPTEMBER 2017

www.tribunjogja.com

tribunjogja

@tribunjogja

@tribunjogja

tribunjogjaofficial

9

Carousel Rangkul Kawula Muda B

ERASAL keluarga sederhana, Mira Annisa (23), alumni Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi UNY mampu meraih kesuksesan pada usia muda. Dara yang lahir di Sleman, 10 Oktober 1993 silam tersebut, kini besar bersama brand fashion bersemangat muda, yang ia bangun bersama seorang kawannya pada 2013 lalu. Adalah Carousel, nama yang digunakan untuk merk pada produk-produk fashion yang ditawarkannya kepada kalangan muda. Nama itu memiliki arti, bahwa kehidupan seseorang selalu mengalami perputaran layaknya komedi putar. Namun, walau menemukan sebuah ketidakpastian, komedi putar selalu terlihat ceria dan menyenangkan. Dan hal itulah filosofi yang Mira sampaikan melalui nama tersebut. Sebelum sukses menjual produk-produknya kepada para penggemar setia Carousel, ia bersama kawannya hanya menjual animal hat, sebuah topi dengan karakter hewan-hewan yang menggemaskan. “Jadi awalnya saat masih kuliah dulu cari-cari penghasilan tambahan buat uang saku dan nabung. Selain jual-jual (wirausaha), aku pun sering ikut even-even gitu, jadi freelance dan masih banyak lagi. Nah, suatu ketika aku dan satu partnerku (yang samasama membangun Carousel) bikin even, yang ternyata rugi sampai puluhan juta,” tutur pengusaha muda yang juga seorang selebgram ini. Sejak saat itu, ia bersama partner Carousel ini berpikir keras untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka alami. Mereka terus memutar otak bagaimana caranya membayar utang, hingga pada akhirnya Mira terpikir untuk berbisnis online dengan menjual animal hat. Tanpa disangka-sangka, produk yang ditawarkannya mampu menyita hati kawula muda untuk membeli produknya. “Kenapa animal hat? Jadi, dulu sewaktu kita ikut even, ada fans yang ngasih gift ke talent (Mira) berupa animal hat. Menarik dan lucu kesannya. Terus aku cari supplier animal hat. Awalnya

dropship, karena sama sekali nggak ada modal. Aku lihat respon customer itu tinggi melihat iklan kita,” cerita Mira. “Dari uang dropship dan kebetulan lolos beasiswa BI, aku mulai ready stock animal hat. Kita bisa kontrol kualitas barang, foto produk juga bisa lebih menarik, sampai packaging pun bisa kita desain semenarik mungkin agar customer lebih puas,” lanjutnya. Kemampuan Saling Melengkapi Mira menuturkan, sejauh perjalanannya membangun usaha fashion bagi anak muda Indonesia dan meraih kesuksesannya, tak akan terjadi jika tak ada kerjasama tim kompak dalam membesarkan bisnisnya. Kemampuannya memberikan pelayan terbaik kepada para pembeli dipadukan kemampuan desain dan fotografi yang dimiliki kawannya menjadi perpaduan pas, sehingga bisa membuat Carousel besar seperti saat ini. “Sampai akhirnya Carousel ini berkembang dan mulai dikenal masyarakat, terutama anak muda. Dari animal hat ini kita memiliki inovasi bikin animal cap, hoodie, sweater, snapback, tshirt dan lainnya yang aku sebutkan tadi, dan mengambil tema tentang animal. Makin ke sini, kita makin menguatkan soul Carousel yang base-nya fun, ceria dan animal,” ungkap Mira sambil tersenyum. Tambahnya, melalui Carousel yang kini telah mendapatkan banyak kepercayaan para pelanggan setianya, ia berharap karakter-karakter hewan yang menggemaskan tersebut sekaligus mengkampanyekan “save animal” di kalangan muda untuk menjaga lingkungan serta hewan yang hidup di sekitar mereka. “Saat ini kita pun sudah membuka toko untuk produk-produk Carousel. Produk Carousel yang dipakai nggak cuma menarik dan lucu, namun juga bisa berkesan dan punya value tersendiri,” tambahnya. (bem)

Fabio Salini (30) menjadi tamu istimewa di event Asia Vespa Days 2017 yang digelar di Yogyakarta. Pria Asli Italia yang mengendarai Vespa dari negaranya dengan tujuan Australia ini sengaja mampir ke Indonesia untuk menghadiri acara pesta vespa yang dihelat di Yogyakarta.

Sewaktu kita ikut even, ada fans yang ngasih gift ke talent (Mira) berupa animal hat. Menarik dan lucu kesannya

Hal

9

Gagal Ya Coba Lagi

DIBALIK kesuksesan nya sebagai wirausahata ti muda, pencapaian wa- (pemberi harapan tersebut dirasa Mira palsu) pembeli, hujan-hujan bukan- an sambil lah perkara mudah. bawa Ada beberapa hal yang mes- gal juga. Namun,barang dagangan, pernah gati ia korbankan serta perjuangan lebih agar semua itu nggak bikin yang ia lakukan tak hanya apa menjadi sesuatu biasa patah semangat untuk terus melakukan aku di tengah masyarakat yang terbaik pada sesuatu . yang sedang aku perjuContohnya, saat ia duduk angkan,” ujar Mira. di bangku kuliah beberapa tahun lalu, Mira pun membagi baru beberapa kiat yang Carousel. Mira tak malu pertama kali merintis membuatnya bisa seperti jika harus berangkat kampus membawa barang-bara ke ia lakukan adalah saat ini. Menurutnya, yang sederhana, yakni terus Selain itu, perilaku pembeli ng dagangannya. belajar dari berbagai kegagalan yang beragam kayang pernah ia alami rakternya, membuat dara yang akan menginjak selama hidup agar tak terulang lagi di kemudian usia 24 tahun tersebut hari, dengan tak lupa harus lebih sabar dan untuk bangkit kembali tar-pintar menghadap pin- tuk melakukan uni sifat perjuangan yang lebih besar lagi “Aku nggak serta mertamanusia beragam itu. dari sebelumnya . jadi seperti saat ini sekarang. Dulu inget “Pokoknya jangan pernah banget sering di-PHP-in lelah dan menyerah, kalau gagal ya dicoba lagi,” pesan Mira. (bem)

BIODATA Nama Lengkap : Mira Annisa : Sleman, 10 Oktober 1993 TTL Profesi : Wirausaha, Co Founder Carousel Pendidikan : Alumni Jurusan Manajemen FE UNY

Fabio Saliani Kendarai PX 150 dari Italia

M

ENGENDARAI Vespa PX 150 berwarna merah keluaran tahun 1982, Fabio dari negaranya berniat melakukan perjalanan ke Australia. Pria asal Sestri Levante, ini mengaku sengaja menunda perjalanannya ke Australia lantaran di sosial media mengetahui ada event besar di Yogyakarta. Fabio telah menempuh puluhan ribu kilometer dalam perjalanannya menu-

ju ke Indonesia. Seluruh perjalanannya ia lakukan dengan mengendarai Vespanya, sebelum sampai di Indonesia ia sempat singgah di beberapa negara baik Eropa dan Asia. Ia menjelaskan pula, bahwa untuk sampai ke Indonesia dibutuhkan waktu lebih dari 1 bulan perjalanan dengan mengendarai Vespa.  ke halaman 7

BEBAS

TRIBUN JOGJA / PRADITO RIDA PERTANA

- Fabio Salini (30), pria asal Sestri Levante, Italia berpose di depan PX 150 miliknya yang ia kendarai dari Italia.

Trending Topic di tribunjogja.com

Heboh Biodata Dono Warkop yang Bikin Kangen


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.