Partai Hidup Mati Matador SELURUH pasukan Spanyol dalam kondisi siaga satu menjelang laga melawan Cile di lanjutan penyisihan Grup B di Stadion Maracana, Kamis (19/6) dini hari WIB. Kekalahan mengejutkan 1-5 dari Belanda membuat mereka terbenam di dasar klasemen. Dilaporkan warta-
Laporan Wartawan Tribun Jogja dari Sao Paulo Brasil
Yudie Thirziano
Sulitnya Mencari Makanan Halal
wan Tribun ribun, Yudie Thirziano langsung dari Brasil, La Furia Roja pun terancam bernasib sama seperti Prancis pada Piala Dunia 2002, yakni menjadi juara bertahan yang langsung tersingkir di babak penyisihan grup. Tim Matador tak hanya wajib Bersambung
ke Hal 11
PARA pendukung Bosnia Herzegovia yang mayoritas Muslim sempat kebingungan mencari makanan halal selama mendukung tim kesayangannya berlaga di Piala Dunia. Mencari makanan halal di kota-kota besar Brasil seperti di Sao Paulo, dan Rio de Janiero, sulitnya memang minta ampun. Apalagi di kota-kota lain yang lebih kecil. Saya mendapat cerita perjuangan mereka mencari makanan halal ini. Seperti diungkapkan Alma, pendukung Bosnia Herzegonvina yang datang bersama dua anak lelakinya, Edim dan Nedim. Ia ditemui seusai menyaksikan negaranya dikalahkan Argentina 1-2 di partai perdana grup F di Rio de Janeiro. Bersambung
ke Hal 11
Helmy Tak Kenal Bupati Yesaya
GRAFIS/FAJAR RAKHMAN
Pukat Sayangkan Dugaan
Penjualan Aset UGM YOGYA, TRIBUN - Peneliti UGM melainkan milik Yayasan Pusat Kajian Anti-Korupsi Uni- Pembina Fakultas Pertanian (Faversitas Gadjah Mada (Pukat perta) UGM, dan sejak semula UGM), Hifzil Alim, tidak masuk daftar Jangan menyesalkan terjadiaset UGM. Mengenai nya praktik dugaan penetapan status tersampai ada korupsi di kampussangka atas empat oryang ditutupnya, yakni kasus duang itu, Kepala Bitutupi. gaan penjualan ladang Humas UGM, Dokumenhan UGM. Ia melihat Wijayanti, menyatakasus itu akan menkan belum tahu, dan dokumen jadi contoh buruk masih menunggu tar seper ti daf seperti daftar bagi masyarakat. pemberitahuan resmi aset dan “Tentu sangat dari Kejati DIY. (Triironis, mengingat keuangan UGM bun, 17/6). UGM memiliki Pukat Hifzil Alim meharus yang bergerak untuk ngatakan, kasus tertransparan memerangi korupsi, sebut harus segera ditapi praktik korupsi rampungkan dan dijustru terjadi di interusut hingga tuntas. nal kampus,” kataPihaknya meminta nya, saat dihubungi aparat penegak huTribun, Selasa (17/6). kum, dalam hal ini Seperti diberitaKejaksaan Tinggi kan, pihak Kejaksaan (Kejati) DIY, agar teTinggi (Kejati) DIY, gas dan tidak tangsetelah melakukan gung-tanggung dapenyelidikan dan lam menangani kapenyidikan sejak besus ini. Bahkan, piberapa waktu lalu haknya siap diminta IST terhadap kasus dubantuan dalam gaan penjualan la- HIFZIL ALIM mengusut tindak kohan seluas 4.000 me- Peneliti Pukat UGM rupsi itu. ter persegi milik Ia menjelaskan, UGM di Plumbon, Banguntapan, bantuan yang dapat diberikan Bantul, akhirnya menetapkan untuk memperlancar penanganempat tersangka kasus tersebut. an kasus dugaan penjual lahan Menurut Kasi Penerangan Hu- di Plumbon itu, antara lain, berukum Kejati DIY, Purwanta Su- pa dorongan dari internal kamdarmadji, empat tersangka ber- pus untuk menunjukkan dokuasal dari internal UGM, dan men yang diperlukan oleh pesalah satunya bergelar profesor. nyidik Kejati. Termasuk dokumen Adapun pihak UGM sejak milik Yayasan Fapertagama. lama menyatakan lahan di Plum- “Jangan sampai ada yang ditubon, yang telah berubah wajah tup-tutupi. Dokumen-dokumen menjadi sebuah perumahan bagus, tersebut bukanlah milik Bersambung ke Hal 11
Nadia Mulya
KPK Segel Ruang Kerja di Kementerian PDT Story Highlight
Bupati Yesaya Biak Numfor, Yesaya Sombuk, diduga menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek penanggulangan bencana di Kementerian PDT Forum
Komunikasi Kepala Kampung di Kabupaten Biak Numfor pernah mendatangi KPK untuk melaporkan sejumlah kasus dugaan korupsi. Salah satunya, dugaan penyelewengan dana bantuan Menteri PDT Rp 8,3 miliar Belum diperoleh
konfirmasi apakah kasus itu yang membuat Yesaya Sombuk ditangkap KPK. Selain menangkap Yesaya Sombuk, KPK juga mencokok Teddi Renyut, pengusaha perusahaan konstruksi KPK juga menyita uang sekitar 100.000 dollar Singapura, atau setara hampir Rp 1 miliar, tepatnya Rp 943,7 juta.
JAKARTA, TRIBUN - Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Helmy Faishal Zaini, mengaku tidak mengenal Bupati Biak Numfor, Papua, Yesaya Sombuk, yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena kasus dugaan suap. Helmy mengaku pernah berkunjung ke Biak Numfor ketika wilayah itu masih dipimpin pendahulu Yesaya. “Saya pernah datang ke Distrik Komboi, Kabupaten Biak Numfor. Waktu saya ke sana, bupatinya masih yang lama. Waktu itu meresmikan pembangunan sarana air bersih,” ujar Helmy kepada wartawan di kantor Kementerian PDT, Jalan Abdul Muis No 7, Jakarta Pusat, Selasa (17/6) siang. Pernyataan Helmy, yang juga politikus PKB, itu disampaikan setelah KPK menangkap tangan Yesaya Sombuk, Senin (16/6) malam. Informasi yang diperoleh Tribun, Yesaya ditangkap Senin sekitar pukul 21.30 di Hotel Acacia, Matraman, Jakarta. Penangkapan Yesaya Sombuk diduga terkait kasus dugaan korupsi pembangunan daerah tertinggal (PDT). Program PDT berada di bawah Kementerian PDT. Forum Komunikasi Kepala Kampung di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, sebelumnya pernah mendatangi KPK untuk melaporkan sejumlah kasus dugaan korupsi. Kasus tersebut diduga dilakukan ke oknum pejabat Pemda di Kabupaten Biak Numfor. Salah satu kasus yang dilaporkan adalah dugaan penyelewengan dana bantuan Menteri PDT sebesar Rp 8,3 miliar. Sesudah menangkap Yesaya Sombuk dan beberapa orang lain, tim KPK menyegel sejumlah ruangan di kantor Kementerian PDT. “Pada saat bersamaan, penyidik juga melakukan penyegelan sejumlah ruangan di Kementerian PDT di Jalan Abdul Muis. Penyegelan, ya, bukan penggeledahan,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi, Selasa (17/6), di Jakarta. Menurut Johan, penyegelan dilakuBersambung ke Hal 11
ANTARA FOTO/VITALIS YOGI TRISNA
MEMERIKSA PINTU - Seorang petugas keamanan memeriksa pintu ruangan yang disegel oleh KPK, di lantai 2 Gedung Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Jakarta Pusat, Selasa (17/6). Penyegelan ini terkait dengan operasi tangkap tangan Bupati Biak, Yesaya Sombuk.
Ditangkap Bersama Pengusaha Konstruksi BUP ATI Biak Numfor, Papua, Yesaya BUPA Sombuk, tak sendirian saat ditangkap. Yesaya diamankan petugas KPK bersama Kepala Dinas Penanggulangan Bencana Kabupaten Biak, Y, dan seorang dari pihak swasta bernama Teddi Renyut, dari perusahaan konstruksi. Juru Bicara KPK, Johan Budi, mengatakan, proses tangkap tangan berawal dari laporan masyarakat yang masuk ke KPK. Senin (16/6) sekitar pukul 21.00, petugas KPK mengikuti TM, yang bertemu dengan Y di Hotel Acacia, Jakarta. “Sekitar pukul 21.00 lebih sedikit, seorang bernama TM bertemu dengan Y. Y ini adalah kepala dinas di Kabupaten Biak,” kata Johan, di Jakarta, Selasa (17/6). Setelah pertemuan, lanjut Johan, TM dan Y menuju sebuah kamar di lantai tujuh Hotel Acacia Jakarta. Dalam kamar tersebut, Yesaya sudah menunggu keduanya. Diduga, terjadi serah terima uang di dalam kamar di lantai tujuh Hotel Acacia itu.
Moderator Debat Capres Dicurigai dan Disanjung (2)
Kecewa Tetap Tenang saat Perdebatan Memanas
Luar
Biasa P
RESENTER Nadia Mulya (34) mengaku sangat kecewa mendengar tuntutan jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi bank Century yang menjerat ayahnya, Budi Mulya. Penyebabnya, Bersambung KAPANLAGI
ke Hal 11
Dalam debat perdana di Balai Sarbini, Jakarta, Senin malam, 9 Juni, Capres nomor urut 1, Prabowo Subianto, sempat tampak emosional menanggapi pertanyaan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Nada bicara Prabowo agak meninggi menanggapi pertanyaan ‘jebakan’ mengenai visi dan misi serta tindakan konkretnya di bidang penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM).
HAL itu tidak mengherankan. Karena, pada pekan yang sama, beredar luas publikasi dokumen yang diduga bocoran Dewan Kehormatan Perwira (DKP) ABRI mengenai pemberhentian Prabowo dari keanggotaan TNI atas kasus dugaan pelanggaran HAM. Namun polemik seputar debat tidak spontan berakhir bersamaan berakhirnya masa debat dua jam. Debat perdana capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kontra Joko Widod-Jusuf justru memunculkan berbagai reaksi berkepanjangan dari masyarakat, khususnya para pengguna internet (netizen) melalui Twitter dan jejaring sosial media lain. Ada yang memuji dan ada pula yang mengkritik hingga Bersambung
ke Hal 11
Johan mengatakan, petugas KPK langsung meringkus TM dan Y setelah keduanya keluar dari kamar. “Setelah itu, dua orang tadi balik. TM dan Y keluar dari kamar. Tak jauh dari situ, kemudian penyidik melakukan penangkapan,” sambungnya. Setelah menangkap keduanya, petugas KPK membawa kembali TM dan Y ke dalam kamar, tempat Yesaya berada. Petugas KPK pun meringkus Yesaya di dalam kamar tersebut. Di dalam kamar itu, kata Johan, terdapat uang dalam dollar Singapura yang ditemukan dalam sebuah tas hitam. Uang dalam tas tersebut bernilai sekitar 100.000 dollar Singapura atau setara dengan Rp 943,7 juta (kurs Rp 9.437). Uang senilai hampir Rp 1 miliar itu terbagi dalam pecahan 10.000 dollar Singapura dan 1.000 dollar Singapura. “Uang ini dimasukkan dalam amlop-amlop putih di dalam tas hitam,” kata Johan. Dalam operasi tangkap tangan terseBersambung ke Hal 11
Citizen Journalism Elisabeth Sutriningsih
Mahasiswa PR ASMI Santa Maria Yogyakarta
Silakan kirim laporan kegiatan perseorangan, lembaga, perusahaan Anda, dan jadilah Citizen Reporter melalui Citizen Journalism Harian P agi TTribun ribun Jogja. Pagi Sertakan foto kegiatan dan foto diri penulis atau penanggungjawab laporan. Kirim ke tribun jogja tribunjogja jogja-@gmail.com atau tribunjogja @ yahoo.com.
SRJH Peduli Pendidikan
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
BER TEPUK TTANG ANG AN - Moderator Zainal Arifin Mochtar BERTEPUK ANGAN (kanan, belakang), bersama dua pasang Capres-Cawapres, saat Debat Capres putaran pertama, Senin (9/6) malam lalu.
SAHID Rich Jogja Hotel (SRJH) adalah satu jaringan Hotel Sahid yang tersebar hampir di seluruh kota besar Indonesia. Hotel yang baru dibangun di Yogyakarta ini beralamat di Jalan Magelang Km 6 No18, Patran Yogyakarta. Hotel sembilan lantai dan terdiri 179 kamar ini ternyata tak hanya berusaha meraup keuntungan semata, namun juga peduli pada sektor lain misalnya dunia pendidikan. Hal ini terbukti turut andilnya Sahid Rich Bersambung
ke Hal 11