
7 minute read
Tri Rismaharini 1,6
Terancam Terdepak dari F1
MICK Schumacher yang merupakan putra legenda F1, Michael Schumacher, terancam kehilangan tempat di Formula One (F1). Haas selaku tim yang menaungi dikabarkan tidak puas dengan penampilannya.
Advertisement
Mick menjalani debut di F1 pada 2021. Namun, dia tidak bisa berbicara banyak setelah menggunakan mobil yang kurang menunjang untuk tampil kompetitif. Mobil VF-21 merupakan mobil yang belum berkembang dan cukup untuk bersaing dalam menembus 10 besar demi meraih poin di klasemen.
Memasuki tahun 2022, Haas mendapat suntikan mobil kompetitif berkat tenaga mesin Superfast Ferrari. Penampilan terbaik Mick sejauh ini adalah finis ke-11 pada seri pembuka F1 GP Bahrain 2022. Dia belum menghasilkan poin sama sekali sejak debut di F1.
Terkait performa, pebalap Jerman itu berbanding terbalik dari rekannya, Kevin Magnussen yang sama-sama menggunakan mobil VF-22. Pebalap Denmark itu telah mengumpulkan 15 poin, dan membantu Haas memiliki poin di klasemen konstruktor.
Penampilan baik Kevin Magnussen kini seakan membuat Mick tertekan apalagi setelah punya mobil yang diupgrade untuk setidaknya bersaing merebutkan poin.
Suasana internal di Haas dikabarkan sedang kacau buntut berbagai komentar Prinsipal Haas F1 Team, Guenther Steiner Ada sebuah komentar Guenther Steiner yang seakan menyudutkan posisi Mick Schumacher ketika berbicara dengan Motorsport.
Steiner meminta putra Michael Schumacher itu untuk tampil cepat dengan catatan jangan sampai merusak mobil. “Jadi kami harus memastikan tidak terjadi apa-apa. Saya tidak perlu memberi tahu Mick untuk tidak menabrak. Dia tahu itu dengan baik,” kata Steiner.
Mick sebelumnya telah menghancurkan beberapa mobil dengan tabrakan mengerikan, terutama pada F1 GP Monako 2022.
Dikabarkan Haas perlu mengeluarkan uang 1 juta USD (Rp 14,5 miliar) untuk membenahi mobil pebalap Jerman itu karena kecelakaan di Monako.
Kini F1 GP Kanada 2022 yang akan berlangsung di Circuit Gilles Villeneuve pada 17-19 Juni menjadi ujian penting bagi Mick Schumacher untuk meyakinkan Haas.
Mick perlu unjuk gigi, tidak membuat kesalahan, dan mampu tampil kompetitif demi menghasilkan setidaknya satu poin di klasemen F1.
Sejauh ini hanya Mick Schumacher dan Nicholas Latifi (Williams Racing) yang belum pernah mencetak poin di F1 2022. (Tribunnews/Bolasport. com)
Mick Schumacher
TERASA BERBEDA UNTUK CURRY


SUKSES Golden State Warriors menjuarai NBA musim 2021-2022 tak lepas dari peran luar biasa pemain bintangnya, Stephen Curry yang didapuk jadi pemain terbaik atau MVP final NBA 2022.
Warior besutan Steve Kerr ini sukses menumbangkan Boston Celtics dengan skor akhir 103-90 pada Game 6 Final NBA 2022 di TD Garden, Boston, Amerika Serikat, pada Jumat (17/6/2022) pagi WIB.
Kemenangan itulah yang mengantar Warriors menjadi juara NBA 2021-2022 dengan skor total 4-2 atas Celtics pada final yang menggunakan format best of seven.
Curry menjadi bintang kemenangan Warriors setelah mencetak 34 poin, 7 assist, dan 7 rebound selama 40 menit berada di lapangan. Salah satu aksi terbaik Curry terjadi pada kuarter ketiga. Dia menceploskan bola tiga poin secara beruntun untuk Warriors.
Penampilan gemilang Curry di TD Garden membuatnya diganjar MVP Final NBA. Dia akhirnya berhasil memenangkan penghargaan tersebut untuk pertama kalinya.
Pada awal kuarter pertama, Celtics yang tampil di hadapan para pendukungnya sendiri tampil agresif dan berhasil unggul cepat 12-2. Namun, Warriors berhasil bangkit dengan mencetak 11 poin beruntun tanpa kemasukan (11-0), yang membuat mereka berbalik unggul 27-22 pada akhir kuarter pertama.
Berlanjut ke gim kedua, Warriors tetap memegang kendali permainan dan langsung mencetak 10 poin beruntun untuk menjauh 37-22. Jika digabungkan, Warriors tercatat berhasil mencetak 21 angka beruntun tanpa kemasukan (21-0) hingga unggul 37-22 pada awal kuarter kedua. Dikutip dari ESPN, 21-0 menjadi torehan angka beruntun terpanjang di Final NBA dalam 50 tahun terakhir. Warriors yang terus mendominasi pada akhirnya sukses menggungguli Boston Celtics 54-39 pada akhir kuarter kedua.
Pada kuarter ketiga dan keempat, Celtics sebenarnya sudah mencoba memberi perlawanan. Namun, mereka tetap gagal membalikkan keadaan dan harus menyerah 90-103 pada akhir pertandingan.
“Gelar kali ini amat berbeda,” ujar Curry usai Warriors memastikan titel NBA 2021/2022, dikutip dari Fox News. Pebasket berusia 34 tahun ini kini sudah memiliki empat cincin NBA bersama Golden State Warriors. Selain 2022, dia sebelumnya sukses membawa timnya juara pada 2015, 2017 dan 2018.
Gelar MVP Final NBA 2022 juga membawa Curry masuk dalam buku rekor. Pemain nomor punggung 30 itu menjadi salah satu dari enam pebasket yang empat kali juara NBA, dua kali memenangkan KIA MVP, serta satu kali MVP Final.
Prestasi tersebut membuat Stephen Curry sejajar dengan nama-nama legendaris NBA yakni Kareem Abdul-Jabbar, Tim Duncan, LeBron James, Magic Johnson, serta Michael Jordan. (Tribunnews/den)
Rekor Apik Curry di final NBA
• Pemain pertama dalam sejarah final NBA yang mampu mencetak 150 tembakan tiga angka. • Menjadi pemain ke-10 yang mencapai 200 assist di final NBA. • Stephen Curry, Klay Thompson, dan Draymond Green telah memetik 20 kemenangan pada final NBA. Catatan itu menjadikan mereka sebagai trio tersukses dalam 30 tahun terakhir sejarah final NBA. Mereka melewati rekor kemenangan yang sebelumnya diukir oleh trio legendaris San
Antonio Spurs, yakni Tim Duncan, Tony Parker, dan Manu
Ginobili.
KONTRIBUSI CURRY DI FINAL NBA 2022:
Gim Pertama:
34 poin, 5 assist, 5 rebounds
Gim Kedua:
29 poin, 4 assist, 6 rebounds
Gim Ketiga:
31 poin, 2 assist, 4 rebounds
Gim Kelima:
16 poin, 8 assist, 4 rebounds
Gim Keenam:
34 poin, 7 assist, 7 rebounds
AFP FOTO ANGKAT TROFI-
Pemain Golden State Warriors, Stephen Curry mengangkat trofi Larry O’Brien Championship Trophy setelah timnya mengalahkan Boston Celtics 103-90 pada gim keenam final NBA di TD Garden (16/6) di Boston, Massachusett
Sukses Lewati Masa Sulit
STEPHEN Curry tak hanya dikelilingi catatan apik saat berjuang membawa Warriors menjadi juara NBA 20212022. Dalam perjalanannya, dia juga sempat melalui masa-masa sulit hingga meninggalkan noda dalam perjalanan kariernya.
Pada gim kelima kontra Celtics, Curry yang terkenal dengan akurasi tembakannya, tak mampu mencetak satu pun tembakan tiga angka. Dilansir dari Sky Sports, ini adalah kali pertama Stephen Curry gagal mencetak tembakan tiga angka dalam satu pertandingan sejak November 2018.
Sebelumnya, dia selalu bisa mencetak tiga poin dalam 233 laga beruntun. Namun, catatan itu terhenti pada gim kelima kontra Celtics, Selasa (14/6/2022).
Kendati demikian, dia mampu bangkit dan kembali menunjukkan kualitasnya dengan mencetak enam tembakan tiga angka pada gim keenam.
Di sisi lain, meski belum berhasil meraih gelar juara, Celtics mampu mengukir sejumlah rekor. Jayson Tatum dkk berhasil mencetak delapan tembakan tiga angka secara beruntun pada gim kelima final NBA 2021-2022.
Berdasarkan unggahan di akun Twitter NBA Stats, catatan itu menjadi rekor tembakan tiga angka beruntun terpanjang yang pernah terukir pada final NBA.
Duo pemain andalan Celtics, Jaylen Brown dan Jayson Tatum, juga sempat mengukir rekor ketika berjuang pada final NBA 2021-2022. Jaylen Brown (25 tahun, 227 hari) dan Jayson Tatum (24 tahun, 97 hari) menjadi duet pemain Celtics pertama dalam sejarah franchise alias waralaba ini, yang mampu mencetak lebih dari 25 poin di setiap laga final NBA ketika masih berusia 25 tahun atau lebih muda. Mereka mengukir rekor tersebut saat memenangi gim ketiga kontra Golden State Warriors. (Tribunnews/ Kompas.com)
Istora Terbaik untuk Bulu Tangkis

PEBULU tangkis tunggal putra Denmark Hans-Kristian Vittinghus mengakui Istora Senayan adalah tempat terbaik untuk bulu tangkis dunia.
Hal tersebut disampaikan HansKristian Vittinghus usai pertandingan babak 16 besar Indonesia Open 2022 di mana ia dikalahkan Anthony Sinisuka Ginting, Kamis (16/6/2022).
Vittinghus mengatakan bahwa ia menikmati atmosfer pertandingan di Istora Senayan yang terkenal dengan sorak sorai penggemar. Juara Piala Thomas 2016 itu bahkan mengakui bahwa Istora adalah tempat terbaik untuk bulu tangkis di dunia.
“Ini pengalaman yang luar biasa. Ini adalah tempat terbaik untuk bulu tangkis di dunia, sudah tidak bisa diragukan lagi,” kata Vittinghus saat ditemui awak media, Kamis (16/6/2022) malam.
“Tentu saja fan memberikan semangat untuk Ginting, tetapi itu normal. Saya menikmati atmosfer di sini,” tutur Vittinghus melanjutkan.
Riuh penggemar yang memadati Istora tak membuat Vittinghus tertekan. Tekanan itu jutsru datang dari Ginting yang bermain cepat. “Saya justru merasakan tekanan dari Ginting bukan dari keriuhan penonton. Dia bermain cepat, itu mengapa saya merasakan tekanan. Saya menikmati atmosfer ini,” ucap Vittinghus. (Tribunnews/Kompas. com)
Langkah Apri/Fadia Terhenti
LANGKAH ganda putri anyar Indonesia, Apriyani Rahayu/ Siti Fadia Silva Ramadhanti terhenti pada perempat final Indonesia Open 2022. Mereka kalah dua set langsung 14-21 dan 19-21 dari pasangan Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Apri/Fadia mengawali permainan dengan melakukan beberapa kesalahan sendiri. Hasilnya, lawan unggul 2-0. Banyaknya eror yang dilakukan Apri/Fadia membuat lawan memimpin 11-7 pada interval pertama.
Ganda putri baru Indonesia itu terus berupaya mengejar. Rally panjang terjadi saat mengejar poin ke-27. Lee So Hee/Shin Seung Chan mampu membuat Apriyani/Fadia jatuh bangun hingga mendapatkan bola tanggung.
Pasangan Korsel itu memaksimalkannya dengan smes keras dan memimpin 15-12. Memasuki skor krusial, Apriyani/Fadia kembali kerap melakukan kesalahan. Hasilnya, lawan memenangi gim pertama dengan skor akhir 21-
Pada gim kedua, Apriyani/ Fadia tancap gas dengan memimpin 5-0. Pertahanan mereka begitu rapat, penyerangan mereka juga taktis. Meski harus rally panjang dalam meraih satu poin, tetapi Apriyani/Fadia tak menunjukkan kewalahan.
Sebaliknya, mereka terus menjauh hingga di angka 7-1. Lee So Hee/Shin Seung Chan sempat mendekat di angka 6-8 dan 9-10. Tetapi, Apriyani/ Fadia berhasil mengamankan interval dengan skor 11-9. Usai jeda semenit, Apriyani/Fadia terus memimpin hingga 14-9. Sementara giliran lawan yang sering melakukan kesalahan dan membuat wakil Indonesia unggul 17-12.
Namun, Lee So Hee/Shin Seung Chan kemudian bangkit, dan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 17-17 dan 19-19. Pada akhir gim dua, smash Lee So Hee/Shin Seung Chan membuat Fadia terjatuh. Lawan lantas menutupnya dengan smes lanjutan dan mengakhiri gim kedua dengan skor 21-19. (Tribunnews/ Kompas.com)

TRIBUNNEWS/HERUDIN