2 minute read
Gotong Royong Bersihkan Sampah Pantai
Karang Taruna Mancingan dan Pelaku Jasa Pariwisata
Parangtritis Bantu Petugas Kebersihan Dispar Bantul
Advertisement
BANTUL, TRIBUN - Tingginya curah hujan mengakibatkan debit air dan aliran sungai meningkat. Dampaknya sampah-sampah di sungai hanyut sampai laut dan terdampar di pantai.
Kondisi ini terjadi hampir di setiap musim penghujan.
Karang Taruna Dusun Mancingan, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Bantul tak tinggal diam dan bergotong royong membersihkan sampah di pantai untuk kenyamanan wisatawan.
Ketua Karang Taruna, Ivan Galang mengatakan, melihat banyaknya sampah di Pantai Parangtritis, dirinya mengajak pelaku jasa wisata dan warga sekitar bergotong royong membantu petugas kebersihan Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul untuk membersihkan sampah.
Ivan menjelaskan, bahwa curah hujan yang berkepanjangan di wilayah Yogyakarta mengakibatkan sampah yang ada di sungai hanyut ke bibir pantai. “Mayoritas warga pesisir Pantai Parangtritis sebagai pelaku jasa wisata, tentunya kita mengutamakan pelayanan untuk wisatawan,” ujarnya, Sabtu (18/2).
Suranto, Kepala Koordinator Tim Kebersihan Dispar Bantul mengatakan, pihaknya selalu berupaya menjaga kebersihan pantai setiap hari. Pada musim hujan ini, diperlukan ekstra tenaga untuk memungut sampahsampah yang bertebaran di sepanjang pantai.
Rekan-rekan petugas kebersihan mengangkut sekitar kurang lebih 3 ton sampah setiap hari. Kita kebut untuk kenyamanan wisatawan yang berkunjung.
“Rekan-rekan petugas kebersihan mengangkut sekitar kurang lebih 3 ton sampah setiap hari. Kita kebut untuk kenyamanan wisatawan yang berkunjung,” ungkapnya. Butuh kesadaran
Sementara Kepala Dispar Bantul, Kwintarto Heru Prabowo menjelaskan, saat ini kesadaran soal kebersihan lokasi wisata di Pantai Parangtritis sudah tinggi. Terlebih, disebutnya, sampah yang sering mengotori pantai selatan Bantul lebih banyak berasal dari sungai yang menghanyutkan sampah sampai ke laut pada saat musim penghujan.
“Jika tidak ditindaklanjuti, tentu akan menggangu kenyamanan para pengunjung. Sampah wisatawan sebenarnya relatif sangat kecil, rata-rata per bulan kurang lebih hanya 4-9 ton. Tetapi, yang paling parah adalah ketika pergantian musim terutama musim penghujan. Sampah dibawa sungai masuk ke laut, kemudian berbalik ke pantai itu jumlahnya 60-100 ton, jumlah itu bahkan bisa terkumpul dalam waktu satu minggu,” terangnya.
Menurutnya, pihaknya bisa mengendalikan perilaku wisatawan untuk membuang sampah pada tempatnya, namun sampah di pantai tak hanya dari wisatawan saja, ada juga sampah yang ikut hanyut dari aliran sungai.
Sampah-sampah itu jenisnya bermacam-macam, selain sampah rumah tangga ada pula ranting, dahan pohon yang ikut hanyut di sungai sampai akhirnya terdampar di pantai.
“Kami tak bermaksud menuduh yang di utara Bantul, tetapi faktanya setiap banjir seperti itu. Maka, akan lebih baik kalau di Kota Yogyakarta dan Sleman juga ada kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya atau mengelola sampah secara baik. Insya Allah akan mengurangi sampah yang ada di kawasan pantai selatan,” tandasnya. (nto) jelaskan, musywil ini merupakan cara untuk mencari calon pemimpin sekaligus menyiapkan program selama lima tahun ke depan. “Untuk itu, partisipasi semua komponen masih tetap kita diharapkan. Jadi, peran-peran Muhammadiyah dan Aisyiyah itu bisa dirasakan semua pihak dan kita menjalankan hubungan yang baik juga dengan semua pihak,” ujarnya saat pembukaan. Dia meyakinkan, bahwa Muhammadiyah dan Aisyiyah akan berpartisipasi untuk mewujudkan DI Yogyakarta yang penuh barokah. “Dan, di akhir acara besok siang, akan ada pemilihan calon pimpinan lima tahun ke depan.
Tahapan untuk menentukan pimpinan lima tahun itu sudah ada penjaringan, dipilih tim, seleksi persyaratan dan diputuskan pada musywil ini. Untuk Muhammadiyah ada 47 calon PWM DIY,” terangnya.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pembinaan Kesehatan Umum, Kesejahteraan Sosial, dan Resiliensi Bencana, dr H Agus Taufiqurrahman, SpS MKes berharap, musywil kali ini dapat melahirkan program kerja yang baik, tepat sasaran, dan bisa memberikan kemajuan dan kemaslahatan bagi kehidupan umat dan bangsa.
“Kami berharap, seluruh per- musyawaratan nanti termasuk pleno langkah-langkah, program kerja baru, dan ketika pemilihan pimpinan baru berjalan dengan penuh khidmat. Sehingga, menjadi permusyawaratan yang betul-betul diteladani generasi berikutnya,” katanya.
Menurutnya, proses pemilihan pimpinan dan anggota sistematisasinya sama dengan pemilihan ketua dan anggota ketika Muktamar di Surakarta, Jawa Tengah yang lalu. Yakni, menggunakan sistem E-Voting. “Insya Allah pemilihan ini akan berjalan baik. Tentu bersamaan hal itu, akan berjalan lebih cepat dan akuntabel,” ucapnya. (ard)