6 minute read
Layanan Paspor Satu Hari Jadi Kurangi Praktik Percaloan
YOGYA, TRIBUN - Kantor Imigrasi Yogyakarta menggelar layanan paspor satu hari jadi di Unit Layanan Paspor (ULP) Lippo Plaza yang merupakan unit dari Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta, Sabtu (18/2).
Layanan percepatan ini hanya khusus untuk permohonan paspor penggantian habis berlaku dan jenis paspor yang dipilih hanya paspor biasa nonelektronik. Jumlah kuota yang disediakan Kantor Imigrasi Yogyakarta pada layanan percepatan ini, sebanyak 20 pemohon.
Advertisement
Dalam layanan percepatan paspor, pemohon tak mendaftar melalui aplikasi M-Paspor, melainkan registrasi melalui antrean khusus yang telah disiapkan. “Ini daftarnya walk-in. Kalau ada yang minta, kami layani selama kuotanya masih ada,” ujar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DIY, Agung Rektono Seto, di ULP Lippo Plaza Yogyakarta. Agung menjelaskan, tarif yang
Rani Bersyukur Bisa Beli Minyak Murah Sesuai HET
BANTUL, TRIBUN - Seorang warga bernama Rani mengaku, terbantu atas kegiatan edukasi harga eceran tertinggi (HET) dan bazar minyak goreng gelaran PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebagai holding BUMN pangan yang mendistribusikan Minyakita bersama Apical (produsen minyak nabati).
“Di pasar saya menemukan harganya jauh di atas HET, ada yang Rp16.000 hingga Rp17.000.
Saya bersyukur, adanya kegiatan ini saya dapat membeli minyak goreng dengan harga terjangkau,” ujar Rani, Sabtu (18/2). Rani mengaku, memanfaatkan acara bazar minyak goreng standar HET tersebut, sambil menunggu anaknya mengikuti lomba menggambar dalam rangkaian kegiatan ini. “Sambil menunggu anak ikut lomba, saya ikut beli minyakita di bazar ini. Mumpung harganya murah,” katanya.
Apical Group bersama RNI, selaku BUMN pangan yang mendistribusikan Minyakita di pasar tradisional di Indonesia menggelar edukasi mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000 dan bazar minyak goreng di hala- man Kantor Kalurahan Srimartani, Kapanewon Piyungan, Bantul dan juga di sejumlah titik pasar tradisional di Kota Yogyakarta serta Kabupaten di DIY, Sabtu (18/2). “Kegiatan ini wujud dukungan penuh kami dari Apical terhadap kebijakan domestic market obligation (DMO), yang dikeluarkan Pemerintah melalui
Kementerian Perdagangan. Acara ini sekaligus untuk menyikapi adanya kelangkaan Minyakita, minyak goreng program pemerintah yang diluncurkan pada 6 Juli 2022 lalu, serta melonjaknya harga Minyakita yang melampaui
HET,” terang Head of Industry & Government Relations Apical Group, Manumpak Manurung dalam keterangannya persnya yang diterima Tribun Jogja, Sabtu kemarin. ”Kita semua tahu, bahwa beberapa pekan terakhir terjadi kelangkaan Minyakita di berbagai daerah dan melonjaknya harga Minyakita di atas HET Rp14.000. Melalui kegiatan ini, Apical berupaya mendukung pemerintah dengan menyediakan minyak goreng dengan harga sesuai HET untuk masyarakat,” kata Manumpak. Masih terkait program edukasi HET, Manumpak menyatakan pihaknya akan melanjutkan bazar minyak goreng itu selama Ramadhan mendatang, di seluruh Indonesia. “Ini wujud komitmen kami bersama stakeholder lainnya, misalnya Disperindag dan PT RNI, untuk menjaga ketersediaan minyak goreng sesuai HET,” lanjutnya. “Selain itu, masyarakat yang dikenakan dalam layanan percepatan paspor sebesar Rp1 juta di luar biaya penerbitan paspor. Untuk biaya penerbitan paspor nonelektronik sendiri sejumlah Rp350 ribu. Sehingga, total biaya pembuatan paspor satu hari jadi senilai Rp1.350.000. Biaya-biaya ini sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2019 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
“Ini memang cara kita untuk mencegah percaloan. Ini resmi dan sesuai peraturan. Hasilnya jadi dalam sehari, yang penting pemohon langsung membayar pada hari ini juga,” bebernya.
Agung yang didampingi Kepala
Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta, Najarudin Safaat berharap, dengan adanya layanan percepatan paspor ini dapat membantu masya- rakat yang membutuhkan paspor dalam waktu singkat.
Masyarakat dapat mempunyai pilihan alternatif penerbitan paspor yang bisa langsung jadi dalam satu hari. “Ini sebetulnya opsi, tidak wajib. Jadi, masyarakat punya pilihan, menggunakan paspor yang reguler maupun paspor yang same day, one day service. (Persyaratannya) sama, tidak ada bedanya, hanya saja ini yang dipercepat,” jelas Agung.
Sementara, pemohon paspor satu hari jadi, Indira asal Bantul mengatakan, dirinya terbantu dengan adanya program tersebut. “Kalau pelayanan reguler itu kan harus lama nunggunya dan waktunya juga belum pas. Kalau ini kan hari libur, jadi enggak ada kegiatan apa-apa bisa ngeluangin waktu buat bikin paspor khusus,” terangnya.
Ia berharap, adanya program percepatan ini bisa mengurangi praktik percaloan pembuatan paspor. (ard)
Seorang Warga Dilaporkan Hilang, Sepeda Motor Ditemukan di Klangon
SLEMAN - Seorang warga berusia lanjut usia (lansia) asal Purwomartani, Kalasan Sleman berinisial M dilaporkan hilang pada Jumat (17/2). Pria berusia 68 tahun itu meninggalkan rumah sejak Minggu (8/1) lalu, dengan membawa peralatan berupa sabit dan tali serta mengendarai sepeda motor Kharisma.
membeli Minyakita juga dapat menyampaikan pelaporan terhadap lokasi penjualan Minyakita yang tak sesuai HET melalui layanan Hotmail Apical minyakita@apicalgroup.com, untuk dapat dipantau lebih lanjut oleh pihak regulator. Yang pasti kami berupaya mendukung dan membantu pemerintah dalam menjalankan implementasi kebijakan Minyakita satu harga,” tambah Manumpak. (nto/rls)
Setelah tak pulang sekitr seminggu, korban pun dilaporkan hilang ke Polsek Cangkringan. Namun belakangan, sepeda motor yang dikendarai M ternyata ditemukan di Bukit Klangon, Desa Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Sleman.
Operasi pencarian korban yang melibatkan warga, TNI-Polri dan berbagai unsur relawan pun dilakukan di seputar lereng Merapi itu, Sabtu (18/2).
“Kemarin di Kalasan ada laporan orang hilang. Tadi pagi, di Klangon ditemukan sepeda motor. Setelah dicek ternyata benar pemilik sepeda motor itu adalah orang yang dilaporkan hilang. Pamitnya dari rumah mau cari rumput. Saat ini baru kami cari di atas (lereng
Merapi) ini bersama para relawan yang ada di Klangon,” kata Kapolsek Cangkringan, AKP Cherryn Nova, Sabtu (18/2). Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Tri Tukijo menambahkan, pencarian terhadap survivor M melibatkan sekira 61 personel gabungan. Mereka dari pelbagai unsur dan melakukan penyisiran pertama dengan dibagi dalam 5 Search Rescue Unit (SRU) menyisir sisi barat, tengah, timur dan menyusur sungai Pronojiwo. “Hingga pukul 11.30 upaya pencarian masih nihil. Selanjutnya, didirikan posko pencarian di wisata Bukit Klangon. Koordinator Posko Serda Eko Widodo, Babinsa Glagaharjo,” kata Tukijo. Pencarian kedua dilanjutkan pada pukul 14.00 dengan memberangkatkan 6 SRU untuk melakukan penyisiran. Namun hingga pukul 16.15 upaya pencarian belum membuahkan hasil. “Pencarian akan dilanjutkan besok, Minggu 18 Februari. (Rencananya) mulai pukul 08.00, SRU (pencarian) diberangkatkan,” terang dia. (rif)
BERUSAHA menjaga kebugaran tubuh menjadi awal bagi perempuan bernama lengkap
Theresia Niken
Setyorini gemar berolahraga. Niken, begitu sapaan akrabnya, kini menjadi seorang Zin, seorang instruktur Zumba. Niken bercerita sejak 2012, ia mulai diperkenalkan seorang temannya dengan Zumba. Rupanya, olahraga serupa aerobik ini membuat Niken jatuh cinta. Niken pun kemudian rutin mengikuti kelas Zumba. “Pada 2012 diajak teman ikut zumba, dalam satu sesi workout lagunya macammacam dan gerakannya sesuai beat lagunya. Aku langsung suka dan memang olahraga dengan musik ini cocok untuk aku,” ungkap Niken. Sejatinya, menurut Niken, ia sudah memiliki bakat di bidang olah tubuh melalui olah raga sejak kecil. Niken saat itu, sudah mengikuti aerobik dan dance. Bahkan, ia juga sudah kerap mengikuti kompetisi aerobik sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Pada 2012 diajak teman ikut zumba, dalam satu sesi workout lagunya macam-macam dan gerakannya sesuai beat lagunya. Aku langsung suka dan memang olahraga dengan musik ini cocok untuk aku
Tak heran ketika mengenal Zumba, Niken cepat jatuh cinta. Setelah beberapa kali mengikuti kelas Zumba, Niken memutuskan untuk mengikuti kelas lisensi menjadi instruktur Zumba atau disebut juga Zin.
“Waktu itu, pengajar untuk mendapatkan lisensi menjadi Zin masih orang luar Indonesia semua, istilahnya ZES, Zumba Education Specialist. Sekarang sudah banyak pengajarnya dari Indonesia dan kelasnya juga lebih cepat dibanding tahun 2013,” kata Niken.
Bagi Niken, menjadi seorang Zin atau instruktur zumba, membuat dirinya selalu merasa bersyukur karena bisa berbagi kebahagiaan melalui media olahraga.
Niken menyadari, konsekuensi logis dari profesinya adalah menjaga tubuh dan pikiran agar tetap sehat. Untuk itu, Niken selalu berpesan pada peserta kelas Zumbanya untuk menjaga pola makan, istirahat yang cukup dan melakukan olahraga rutin sesuai porsi yang dibutuhkan masing-masing tubuh.
Menurut Niken, terkadang orang melupakan bahwa tubuh manusia tak hanya memerlukan olahraga rutin agar tubuhnya sehat. Namun, juga harus peduli dengan kebutuhan pikiran yang ternyata sama pentingnya, yakni membutuhkan nutrisi agar tetap bisa berpikir jernih dan positif.
“Di kelas Zumba aku selalu bilang wajib tersenyum dan bahagia. Supaya enjoy dan olahraga jadi menyehatkan karena sekaligus rekreasi yang menyenangkan,” kata Niken. (yud)
Terjun di Bisnis Gym
PEREMPUAN kelahiran Jayapura, 28 Februari 1981 ini tipikal yang tak mau setengah-setengah melakukan sesuatu yang ia sukai. Selama itu yakin bermanfaat, ia pun total menekuninya.
Sejak memiliki lisensi menjadi Zin, Niken langsung terjun di bisnis gym. Ia nekat membuka tempat gym yang di dalamnya menyediakan kelas Zumba.
Sejak 2013, Nike merintis studio gym. Bisnis yang ia jalankan ini ia anggap menjadi ujian apakah sekadar ikut-ikutan saja kemudian bosan, ataukah memang serius menjadi profesi.
“Naik turun bisnis ini memang sangat terasa saat pandemi melanda dunia. Ketika pandemi memang ujian berat bagi semua bisnis dan tempat gym pun sama. Sempat tutup 3 bulan. Mental benar-benar diuji,” tandas Niken.
Lantaran kala itu ada kebijakan agar memberhentikan semua aktivitas berkerumun dan di rumah saja, Niken membuka zumba kelas virtual atau online.
“Virtual Zumba pas pandemi, awalnya sulit menyesuaikan dengan musik yang didengar peserta dari rumah masing-masing. Rata-rata yang ikut kelas saya kan tata muka. Sempat ragu juga apakah bisa bertahan, lama-lama optimistis,” kata Niken.
Niken menuturkan, untuk mengikuti kelas Zumba virtual, pesertanya harus bisa memenuhi beberapa faktor agar bisa maksimal. Contohnya, peserta kelas Zumba harus benar-benar mendengarkan musik dan suara instrukturnya, padahal kadang terkendala sinyal.
“Beruntung, banyak peserta zumba virtual dari kelas luar Yogya di DF t club sebelum pandemi. Mereka lebih dulu terbiasa mengikuti kelas virtual, jadi lebih mudah adaptasi dan kelas virtual zumba sampai sekarang justru masih banyak peminatnya karena bisa diikuti dari luar kota,” imbuh Niken. (yud)
Theresia Niken Setyorini
TTL : Jayapura, 28 Februari 1981
Profesi : Zin (zumba instructor)
/ coach Jumping Jam
Hobi : zumba, dance, gym
IG : @niken_df