SELASA WAGE
Redaksi 0274 557 687 (102) / 082325485004
20 MARET 2018 2 RAJAB 1439 NO 2506/TAHUN 6
Sirkulasi / 0851 0212 2000 Iklan 0274 557 687 (417) 0851 0012 1000 0857 2949 3333
RP 2.000
LANGGANAN RP 55.000
Zaini Frustasi Sebelum Dipancung
Akhir Hidup Zaini Mochammad Zaini Misrin bekerja di Arab Saudi sebagai sopir pribadi pada tahun 1992.
1
Pada tahun 2001 dia sempat kembali ke rumah di Bangkalan, Madura, untuk membuka kios kecil di sisi kanan rumahnya.
2
Namun, pada tahun 2003 dia harus kembali menjadi TKI di Arab Saudi untuk mengumpulkan modal.
3
Pada 13 Juli 2004, dia ditangkap polisi Arab Saudi dengan tuduhan melakukan pembunuhan terhadap Abdulla bin Umar, yang merupakan majikannya sendiri.
4
Selama menjalani proses hukum, Zaini mengaku mendapat tekanan untuk mengakui pembunuhan yang diklaimnya tak pernah dilakukan itu.
5
Pada 17 November 2008, pengadilan Arab Saudi menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap Zaini tanpa didampingi penerjemah yang netral dan imparsial.
6
Menurut pengakuan Zaini, dia baru mendapat akses komunikasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jedah setelah vonis hukuman mati dijatuhkan.
7
Pada 8 April 2014, melalui ponsel anaknya, Surya berkomunikasi dengan Zaini dan mengaku frustasi karena tidak tahu bagaimana harus membela diri.
8
Dia menegaskan sama sekali tidak bersalah atas pembunuhan yang dituduhkan kepadanya.
9
Pemerintah RI sudah tiga kali memohon pengampunan Zaini kepada Arab Saudi. Pertama saat Jokowi melawat ke Arab Saudi pada September 2015. Kedua, saat Raja Salman berkunjung ke Indonesia pada Maret 2017. Ketiga, November 2017 Jokowi mengirimkan surat agar Zaini dan WNI yang terancam hukuman mati agar diampuni.
10
Kemenlu RI berupaya mengajukan permohonan peninjauan kembali karena ada bukti baru dan permohonan itu dikirimkan ke Mahkamah pada 6 Maret 2018.
11
Zaini akhirnya dieksekusi hukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi pada Minggu 18 Maret 2018 waktu setempat tanpa pemberitahuan terlebih dulu (mandatory consular notification) kepada pemerintah Indonesia.
12
TKI Dihukum Mati di Arab Saudi Ini yang membuat saya frustrasi. Saya tidak bersalah. Tapi saya tidak tahu bagaimana caranya menuntut keadilan.
BANGKALAN, TRIBUN Mochammad Zaini Misrin alias Slamet (47), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Kebun, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, menjalani eksekusi mati dengan dipancung di Arab Saudi, Minggu (18/3) sekitar pukul 11.00 waktu Arab Saudi. Zaini dieksekusi mati setelah sekitar 13 tahun menghuni penjara Ummu di Kota Makkah, Arab Saudi. Dia divonis mati pada 17 November 2008 atas tuduhan membunuh majikannya, ke halaman 11
Dipaksa Akui Bunuh Majikan EKSEKUSI terhadap M. Zaini Misrin mendapat reaksi keras di Migrant Care. Kementerian Luar (Kemlu) Republik Indonesia mengungkap, otoritas Kerajaan Saudi Arabia sama sekali tidak memberitahu mengenai eksekusi ini sebelumnya. Direktur Migrant Care Wahyu Susilo mengungkap, Presiden Jokowi sudah tiga kali mengajukan permohonan pembebasan terhadap Zaini Misrin Arsyad. Bahkan, Jokowi dua kali menyampaikan langsung ke Raja Arab Saudi Salman bin Abdu-
laziz al-Saud. “Pengampunan (permohonan) juga dilakukan saat lawatan Presiden Jokowi ke Saudi Arabia bulan September 2015 dan juga saat kunjungan Raja Salman ke Indonesia pada bulan Maret 2017,” ungkap Wahyu. Selain menyampaikan langsung ke Raja Salman, Jokowi juga mengirimkan surat ke Kerajaan Arab Saudi. ke halaman 11
WNI dihukum mati di Arab Saudi: Tahun 2015: Siti Zaenab dan Karni binti Medi Tarsim Tahun 2018: Mochammad Zaini Misrin
Sudah divonis hukum mati di Arab Saudi: Tuty Tursilawati Eti binti Toyib
Sumber: Ditulis dari berbagai sumber
GRAFIS/SULUH PRASETYA
Seloso Wagen Kang HS & Kang HP
Lahan Bandara NYIA Resmi Dikuasai Negara MELINTAS -
Menggarap Wisata 24 Jam LAMA tinggal wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta dirasa masih kurang. Upaya membuat wisatawan betah pun dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta. Satu di antara upaya itu adalah menghidupkan wisata Yogyakarta selama 24 jam dengan mengusung konsep wisata malam. Malioboro menjadi tempat strategis wisa-
ta malam yang dimaksud. Selama ini, di atas jam sepuluh malam, wisatawan mulai kesulitan mencari oleh-oleh. Bahkan menjelang malam, ketika ada wisatawan masuk Pasar Beringharjo, sudah tidak menemukan kain batik atau souvenir lain karena pasar tersebut sudah tutup. Padahal sebagai salah satu jujugan wisatawan yang bertandang ke Malioboro, Pasar Beringharjo. ke halaman 11
Ayu Dewi
Tambah Anak
TRIBUN JOGJA/SINGGIH WAHYU
Penyandang Disabilitas Butuh Penanda Khusus saat Berkendara
Arif Akui Tak Pernah Dengar Bunyi Klakson Sekilas, Arif Setiawan adalah remaja normal pada umumnya. Namun saat berkomunikasi barulah kita paham bahwa Arif adalah penderita keterbatasan pendengaran atau yang lebih akrab disebut tuli. Pernahkah membayangkan, bagaimana kesulitan mereka saat berkendara di jalan?
MESKI sudah memiliki sepasang anak, Ayu Dewi mengaku ingin menambah momongan. Hal ini diutarakannya langsung di depan sang suami. (*)
D
Hal
9
Pengendara melintas di ujung timur ruas Jalan Daendels area lahan pembangunan bandara NYIA di Temon, Senin (19/3). Akhir Maret ini, ruas jalan tersebut akan ditutup total menyusul segera dimulainya pembangunan konstruksi bandara.
KULONPROGO, TRIBUN - Persoalan pembebasan lahan milik warga untuk pembangunan badnara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon kini telah tuntas. Seluruhnya kini telah menjalani putusan penetapan konsinyasi dana ganti rugi di Pengadilan Negeri (PN) Wates, dan selanjutnya lahan tersebut dikuasai negara secara legal. Pada Senin (19/3), PN Wates menggelar sidang terakhir dengan agenda putusan atas 14 perkara konsinyasi ganti rugi lahan milik warga pribadi yang masih tersisa. Kesemuanya merupakan
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
IINISIASI oleh Komite Perlindungan dan Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas DIY, Arif dan sembilan penyandang disabilitas lainnya
datang untuk mengkampanyekan pemenuhan hak-hak layanan publik terhadap mereka, utamanya saat penyandang disabilitas ini berkendara di jalan. ke halaman 11
PENANDA
TRIBUN JOGJA/RIZKY HALIM
- Komite Pperlindungan dan Pemenuhan Hak Disabilitas berkunjung ke Tribun Jogja untuk menyosialisasikan tiga stiker penyandang disabilitas saat berkendara, Senin (19/3)
perkara yang didaftarkan pemrakarsa pembangunan bandara dari PT Angkasa Pura (AP) I pada 2018 untuk konsinyasi ganti rugi pembebasan lahan. Registrasi perkara terakhir dilakukan pada 5 Maret 2018 dan sejak itu tidak ada tambahan pengajuan lagi. Adapun sepanjang masa pembebasan lahan pembangunan bandara, perkara konsinyasi yang ditangani PN Wates mencapai 284 perkara. Enam perkara diregister pada 2016, 250 perkara teregister pada 2017, dan 22 perkara didaftarkan pada 2018. ke halaman 11
Trending Topic di tribunjogja.com
Menelisik Misteri Candi Kedulan