HARIAN PAGI
KAMIS LEGI 22 JANUARI 2015 1 RABIU’UL AKHIR 1436 NO 1366/TAHUN 4
RP 2.000 SPIRIT BARU DIY-JATENG
LANGGANAN RP 55.000 SMS 08510212000, 0274-557687 EXT 219
Warga Halangi Patok Bandara
TRIBUN JOGJA/YOSEPH HARY WIBOWO
RABU, 21 JANUARI 2015 Macanan, Glagah, Temon,Kulonprogo
Kasihan Bantul
Srandakan Tim Persiapan Bandara bersiap memasang patok batas bandara di sisi timur Balai Desa Glagah. Diawali apel, tim dikawal pasukan Polri dan TNI. Ada 8 titik patok berhasil dipasang
Pemda DIY Yakinkan Proyek Bandara Jalan Terus
Aksi Lempar Sambar Polisi dan Wartawan KERICUHAN yang mengiringi pemasangan patok bandara baru di wilayah Sidorejo, Glagah, Kuolonprogo, mengakibatkan seorang wartawan dan anggota Polri terluka. Mereka terkena lemparan batu dari arah massa warga. Insiden terjadi saat massa warga Wahana Tri Tunggal (WTT) mengusir aparat agar meninggalkan wilayah mereka. Saat puluhan polisi dan tentara berada di Jalan Daendels, massa terus berteriak-teriak menghalaunya. Ketegangan kembali terjadi saat aparat sedang berusaha masuk truk Dalmas Polres Kulonprogo. Sesaat barisan dan mobil polisi serta TNI melaju ke timur, warga masih saja meneriakkan penolakan pemasangan patok.
ICJ/ ICJ/GHAILAN ADITYA
GENANGAN AIR HUJAN - Air hujan menggenangi kawasan ring road utara, Sleman, DIY, Rabu (21/ 1) sore.
Banjir, Dua Mobil
Mogok di Jalan AKIBAT hujan besar yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (21/1) sore, beberapa ruas jalan tergenang air dan mengakibatkan banyak kendaraan bermotor macet. Ruas jalan yang terendam cukup tinggi di antaranya kawasan ring road utara yang menghubungkan Jalan Monjali dengan Jalan Kaliurang, Sleman. Genangan air cukup tinggi ini sempat terpantau netizen Ghailan Aditya, yang kemudian mengunggahnya ke grup Facebook Info Cegatan Jogja (ICJ). “Depan Inul Vista akeh mobil macet, hati-hati mawon Bersambung ke Hal 11
Prisia Nasution
Melepas Kangen
Saat itu lah batu seukuran genggaman tangan orang dewasa melayang dari arah kerumunan massa ke arah aparat. Wartawan kontributor RRI, Harun Susanto, terkena timpukan batu tersebut pada bahu dan pipi kanannya. Dia mengaku saat itu posisinya di dekat aparat. “Batu tiba-tiba melayang. Kena bahu dan pipi” katanya, Rabu (21/1). Harun meyakini batu itu datang dari arah kerumunan massa. Akibat insiden itu bahunya lebam dan sedikit lecet, serta pipinya mengalami luka gores. Tidak hanya Harun, seorang polisi saat itu juga terkena lemparan batu. Sontak hal itu membuat sejum Bersambung ke Hal 11
Bersambung Hal 11
dan aparat pengawal pun mundur dan berpindah tempat. Warga terus berhamburan mengejar sampai jarak beberapa meter. Di titik pemasangan patok yang lain itu warga kembali merangsek. Tak lama, akhirnya aparat dan petugas mundur. Upaya pemasangan patok di wilayah Macanan dan sekitarnya atau sebagian Desa Glagah sisi barat itu pun gagal. Padahal, sejak pagi sampai sekitar pukul 15.00, tim dan petugas setidaknya sudah lebih dari lima jam berusaha masuk. Petugas diusir Namun negosiasi di lokasi dengan warga akhirnya berujung ricuh. Warga termasuk kaum ibu dan anak-anak bahkan ikut mengejar untuk mengusir petugas tim bandara
1 Tim bergerak ke wilayah Macanan, Glagah. Massa WTT menunggu di simpang empat TPR selatan balai desa. Mereka berupaya menghalangi kerja tim yang dikawal aparat keamanan
2 Sekitar pukul 16 kericuhan terjadi ketika massa merangsek tim bandara dan bentrok dengan petugas pengawal. Kaum ibu dan anak-anak ikut mengusir tim bandara ke Jl Daendels
Bersambung ke Hal 11
apa yang akan dilakukan Pemkab Kulonprogo menghadapi kerasnya perlawanan WTT? ikuti hanya di
3
Besok Disbudpar Cek Fosil dan Lokasi Temuan WONOSARI, TRIBUN Dua fosil persendian hewan purba berusia jutaan tahun yang ditemukan Bambang Sukita, warga Dusun Ngringin, di delta Kali Oya, Bejiharjo, Gunungkidul, menarik perhatian sejumlah pihak terkait. Tim Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Gunungkidul akan melakukan pengecekan fisik fosil yang ditemukan, serta mendatangi lokasi penemuan, Jumat (23/1) besok. Namun petugas Bidang Kebudayaan Disbudpar Gunungkidul, Hadi Risma mengatakan, kewenangan
lebih jauh untuk meneliti benda-benda cagar budaya ada di Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta. Dinas hanya berwenang untuk melakukan survei lapangan, mengumpulkan data, serta menyampaikan laporan ke BPCB. “Yang berwenang ekskavasi (penggalian) dan penelitian BPCB. Kita hanya mendata saja,” kata Hadi, Rabu (21/ 1). Dari hasil konfirmasi fisik dua objek yang ditemukan ke Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, Sis Bersambung ke Hal 11
TRIBUN JOGJA/HARI SUSMAYANTI
LOKASI PENEMUAN - Bambang Sukito (berjaket) menunjukkan lokasi penemuan fosil di delta Kali Oya, Dusun Sokoliman, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul, Selasa (20/1). Lokasi ini tak jauh dari Gua Pindul.
Ide Kreatif Lahir dari Pengalaman dan Kesulitan
Kasturi Siap Terima Order 24 Jam Bagi Anda masyarakat Yogyakarta atau sedang berkendara melintasi wilayah Kota Yogya, tidak perlu khawatir jika kendaraan Anda tiba-tiba bocor di tengah jalan. Seorang tukang tambal ban kreatif membuka diri, siap terima orderan 24 jam.
A
KTRIS Prisia Nasution (30) mengaku senang bisa bernostalgia dengan pencak silat dalam film aksi 3 (Alif, Lam, Mim), yang disutradarai Anggy Umbara. Bagi pemeran Laras dalam film itu, bela diri tradisional tersebut sudah tak asing lagi. Pemilik na-
WATES, TRIBUN - Suara titir kenthongan dipukul bertalutalu oleh warga saat tim persiapan pembangunan bandara baru datang, bersiap memasang patok di wilayah Glagah, Rabu (21/1) siang. Seratusan warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) berhamburan dari segala penjuru mengincar petugas pengukur koordinat patok yang dikawal puluhan polisi dan tentara. Aparat merapatkan barisan pengamanannya. Warga pun semakin keras menolak patok dipasang. Suara titir kenthongan semakin bersahutan. Dari tengah warga terdengar teriakan keras menyebut maling. Suasana pun genting. Baku dorong warga dan aparat tak terhindarkan. Warga berteriak menolak pemasangan patok, di tengah suara bising mesin sepeda motor yang diraung-raungkan bersahutan. Sejumlah pemuda terlihat emosi atau marah, sehingga temannya harus memeganginya kuat-kuat. Petugas pemasang patok
TRIBUN JOGJA/HAMIM TOHARI
TAMBAL BAN - Kasturi bersama sepeda motornya yang dia rakit sendiri untuk menjalankan usaha tambal ban panggilan. Ia ditemui di kios sekaligus tempat tinggalnya di depan Gedung STIE Kerjasama, Jalan Menteri Soepeno, Yogyakarta, Rabu (21/1)
Citizen Journalism
Hamid Nuri
Pemerhati Budaya di Kotagede
Silakan kirim laporan kegiatan perseorangan, lembaga, perusahaan Anda, dan jadilah Citizen Reagi TTribun ribun Jogja. porter melalui Citizen Journalism Harian P Pagi Sertakan foto kegiatan dan foto diri penulis atau penanggungjawab laporan. Kirim ke tribunjogja@gmail.com atau tribunjogja @ yahoo.com.
Nonton Dhadhung Awuk Gaya Baru
DIA adalah Kasturi (41), warga kelahiran Purwodadi, Jateng, yang sejak setahun ini menggeluti usaha tambal ban panggilan. Meskipun sebelumnya tidak memiliki pengalaman, dirinya belajar banyak dan berani menekuni usaha tersebut. Awal mula dirinya memiliki ide untuk membuat usaha tersebut berdasarkan pengalaman pribadinya yang sering susah mencari tambal ban saat malam hari. “Suatu hari saya pernah mengalami bocor ban di daerah Kandang Menjangan Solo saat malam hari. Di
SABTU (17/1) lalu di Pendapa Budaya Dolahan, Kelurahan Purbayan, Kotagede, ada pergelaran seni menarik. Yaitu pentas kesenian Dhadhung Awuk, pergelaran kesenian barangan yang dulu pada tahun 1930-an hingga akhir tahun 1950-an banyak terlihat dipentaskan di pasar-pasar tradisional di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Bagi warga Kotagede yang sudah sepuh, adanya pergelaran ini menarik. Sebab, diantara mereka tentu
Bersambung ke Hal 11
Bersambung ke Hal 11