24
IPM
A
HARIAN PAGI
HALAMAN
JUMAT LEGI
22 JANUARI 2016 13 RABIUL AKHIR 1437 NO 1726 /TAHUN 5 LANGGANAN RP 55.000
Best Of Java Java The Best
Newspaper IPMA2013 IPMA 2013
RP 2.000
SPIRIT BARU DIY-JATENG
SMS 0851 021 22000, 0274-557687 EXT 219
* Tukang Las ini Jadi "Iron Man" dari Barang Rongsokan
Tangan Kiri Tawan Kini Lincah Kembali I Wayan Sumardana alias Tawan (31) tampak letih saat ditemui Tribun Bali (Grup Tribun Jogja), di bengkel kerjanya, di Banjar Tauman, Desa Nyuh Tebel, Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa (19/1) siang. Di sekeliling bengkelnya terlihat puluhan biji barang elektronik bekas. Ada juga besi tua, seng, dan rongsokan logam lainnya yang menghiasi tempat kerja Sumardana.
B
AGI Sumardana, barang-barang bekas yang berada di sampingnya itu tak hanya menjadi sumber mata pencaharian tetapi juga membuatnya lebih bersemangat menjalani hidup setelah pada Agustus 2015 tangan sebelah kirinya
lumpuh. Dengan merangkai barang-barang bekas itu, sedikit demi sedikit pria tamatan STM Rekayasa Denpasar ini akhirnya menemukan karya tangan robot, yang kini menggantikan fungsi tangan kirinya. “Tangan kiri saya lumpuh pada Agustus 2015. Nggak bisa bergerak sama sekali. Selama dua bulan saya
frustrasi akibat tangan kiri lumpuh. Kemudian terbersit ide untuk membuat robot tangan karena saya ingin bisa bekerja seperti sedia kala, seperti manusia normal. Tangan robot ini berkerja hanya diperintah oleh pikiran,” katanya menjelaskan. Walaupun dalam keadaan lumpuh, tangan kiri Sumardana terlihat bisa bergerak biasa saat dipasang Robot EEG, demikian ia menamakan robot tangan hasil utak-atiknya. Alhasil, kedua tangannya menjadi gesit mengelas berbagai besi dan barang rongsokan. Dengan bantuan Bersambung Ke Hal 11
TRIBUN BALI/ ANTARA FOTO
MANUSIA LENGAN ROBOT - Seorang montir, I Wayan Sumardana alias Tawan memperbaiki alat sepeda motor pelanggan dengan lengan robot buatannya di bengkel kerjanya di Desa Nyuh Tebel, Karangasem, Bali, Kamis (21/1). Pria tamatan SMK tersebut merancang lengan robot dari barang bekas dengan pengendali elektronik dan mekanik untuk membantu gerak lengan kirinya yang mengalami kelumpuhan sejak enam bulan lalu.
Waspadai Predator Remaja Ini Pelus Incar Anak-anak SMP SLEMAN, TRIBUN - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY menetapkan Suswiyanta alias Redi alias Pelus sebagai tersangka kasus sodomi. Diduga lebih kurang 10 remaja lakilaki jadi korban dalam waktu sebulan terakhir. Penetapan dan penjelasan perkara ini disampaikan Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol Hudit Wahyudi, Kamis (21/1). Dari data korban yang diinventarisir, paling muda berumur 10 tahun, dan tertua 16 tahun. “Kami juga mengimbau masyarakat, kasus kejahatan pedofil ini sudah mengkawatirkan dan mengancam dunia anak. Untuk itu keluarga harus waspada dan menanamkan norma-norma baik ke anaknya,” pesan Hudit. Siapa sesungguhnya si predator anak ini? Belum banyak yang bisa digali tentang latar belakang tersangka. Namun Pelus mengakui perilaku seks menyimpangnya itu. Mo-
tifnya, ia didorong hasrat untuk merasakan apa yang dulu pernah dialaminya. Semasa muda, warga Sindumartani ini dikerjain temannya. Namun Pelus sudah lupa persisnya kapan ia menjadi korban perilaku menyimpang temannya itu. “Nggak dendam, cuma pengen ngerasain aja,” aku Pelus di Mapolda DIY. Penelusuran di lingkungan tempat tinggalnya selama ini, hanya memperoleh gambaran singkat memang rumah Pelus kerap didatangi remaja usia SMP. Ru-
mah kecil yang masih tampak baru di Sindumartani kemarin sepi ketika disambangi Tribun. Dari luar Rumah itu tampak masih baru. Dinding rumah belum dicat. Di rumah itulah Pelus tinggal sendirian alias menjomblo di usianya yang menginjak 33 tahun. Warga hanya sekilas tahu Pelus kerja di depo pasir. “Biasanya memang banyak anak-anak SMP yang di sana, kumpul-kumpul Bersambung Ke Hal 11
Pemerintah Siapkan Opsi Suntik Kebiri JAKARTA, TRIBUN - Presiden Joko Widodo telah menggelar rapat bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) membahas soal kekerasan pada anak. Salah satu yang dibahas yakni rencana pemerintah menerapkan hukuman kebiri bagi pre-
dator seks. Menteri Koordinator Pembangunan Manusian dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengatakan, hukuman kebiri yang akan diterapkan yakni yang dilakukan meng Bersambung Ke Hal 11
Korban Perlu Obat Fisik dan Psikis
Prof Drs Koentjoro MBSc PhD Psikolog UGM
ANAK yang menjadi korban sodomi akan mengalami trauma. Trauma atau dalam bahasa sederhananya adalah memar. Namun dalam kasus ini mereka akan merasakan memar psikologis. Kalau anak disinggung ke persoalan tersebut, baik secara fisik maupun cerita, maka dia akan meradang. Dampak yang lebih besar lagi adalah dia akan menjadi homoseks baru. Pasalnya, saat disodomi, walaupun dia kesakitan, tapi secara batin
dia merasakan perasaan nyaman. Apalagi mereka mengalami hal tersebut pada masa anak-anak, hal tersebut akan selalu terngiang. Kalau bagi anak, dalam bahasa jawanya ‘ngangeni’, yang pada akhirnya membuat anak ingin mengulangi perasaan nyaman yang ia dapatkan saat disodomi dulu. Hal tersebut menjadikan para korban sodomi berpotensi besar menjadi pelaku sodomi. Bersambung Ke Hal 11
Pengisian Jabatan Wagub DIY Tersendat MEKANISME pengisian jabatan Wakil Gubernur (Wagub) DIY di tengah periode belum diatur dalam Peraturan Daerah Istimewa (Perdais). Hal ini memunculkan pilihan untuk Hal merevisi Perdais yang mengatur tata cara pengisian jabatan itu. Sebab, hal serupa mungkin bakal terjadi pada periode selanjutnya. (*)
13
Jonan Mangkir, Jokowi
Tidak Tahu Alasannya Proyek Kereta Cepat Dimulai BANDUNG, TRIBUN - Pembangunan kereta api (KA) cepat Jakarta-Bandung resmi dimulai. Hal ini ditandai oleh ditekannya tombol sirene oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), Kamis (21/1) siang, bersama beberapa menteri, kepala daerah, dan perwakilan BUMN Cina, di kawasan Walini, Bandung Barat, Jabar. Tampak, antara lain, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. Adapun Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, tidak hadir. Informasi yang diperoleh jurnalis, Jonan memilih untuk menghadiri acara penyerahan bus dari pemerintah pusat ke-
pada pemerintah daerah, Perum Damri, dan Perum PPD di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta. Padahal peran Jonan untuk meloloskan groundbreaking KA cepat Jakarta-Bandung sangat besar. Sebab, semua izin, mulai dari izin trase, izin badan usaha prasana kereta cepat, hingga izin pembangunan, dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan. Seusai menekan sirene tanda proyek dimulai dan meninjau lokasi tempat penandatanganan prasasti, wajah Jokowi terlihat berseri-seri. Dia pun menyapa warga yang berkerumun di sisi kiri lokasi proyek pembangunan dan menghampiri wartawan. Raut wajah Jokowi langsung berubah tatkala salah satu jurnalis menanyakan alasan Jonan tidak hadir dalam acara tersebut. “Enggak tahu saya
Isyana Sarasvati
Tampil di Sarinah PENYANYI pop Isyana Sarasvati menggelar acara jumpa fans di Mal Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (20/1). Ia mengaku masih merasakan ketakutan tampil di sana. Maklumlah, belum genap sepekan, di dekat mal tersebut terjadi peledakan bom dan serangan senjata api oleh teroris, tepatnya pada Kamis (14/1). (*)
Hal
8
Bersambung Ke Hal 11
Ribuan Eks Gafatar Akan Ditampung Sementara di Donohudan
Faza Mengaku Tidak Tinggal di Kamp Gafatar saat di Pontianak
SLEMAN, TRIBUN - Personel Polda DIY mendatangkan satu lagi orang yang sebelumnya dilaporkan hilang, dan diperiksa intensif di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY, Kamis (21/1). Orang tersebut adalah Faza Anangga Novansyah, yang pernah dilaporkan hilang oleh keluarganya, dan diduga bergabung dengan ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kalimantan Barat (Kalbar). Faza datang ke Mapolda DIY diantar sang ayah,
Sukardi, yang kemudian menunggu Faza yang diperiksa di ruang tertutup. Kepada jurnalis Sukardi mengatakan, dirinya turut menjemput sang anak ke Pontianak, Kalbar, Rabu (20/1) sore. Menurut Sukardi, anaknya ke Kalimantan karena ikut dengan temannya, dan tidak tinggal di kamp Gafatar di Mempawah, Pontianak. “Dia sama teman-temannya mau membuat usaha air mineral, dan dia tidak berada di kamp. Dia bukan ikut yang di
kamp tapi memang murni buka usaha air,” katanya. Kendati Faza tidak tinggal di pemukiman Gafatar di Mempawah (yang belakangan dibakar massa warga setempat, Red), Sukardi mengatakan, anaknya pernah menjadi anggota Gafatar. Menurut Sukardi, pada 12 Januari ia melaporkan kasus hilangnya sang anak ke Mapolda DIY, dan beberapa hari kemudian pihaknya mendapat kabar tentang keberadaan Faza. “Mengetahui derasnya berita media massa (ten-
tang orang-orang hilang diduga terkait Gafatar), dia (Faza, Red) datang sendiri ke kantor polisi,” ujarnya. Secara terpisah, Kapolda DIY, Brigjen Pol Erwin Triwanto, mengatakan, dari 50 orang yang diidentifikasi sebagai warga Yogyakarta yang tinggal di kamp Gafatar di Mempawah, beberapa di antaranya telah pulang ke Yogyakarta dengan biaya sendiri. Menurut Kapolda, identitas lima dari 50 warga Yogyakarta tersebut Bersambung Ke Hal 11 Bersambung Ke Hal 11