24
HARIAN
HALAMAN
JUMA T LEGI JUMAT 22 MEI 2015 4 SYA’BAN 1436 NO 1486/TAHUN 4
RP 2.000
SPIRIT BARU DIY-JATENG
LANGGANAN RP 55.000 SMS 0851 021 2000, 0274-557687 EXT 219
Supra Wimbarti Terkejut Terpilih Jadi Pansel KPK SLEMAN, TRIBUN - Dekan Fakultas Psikologi UGM Dr Supra Wimbarti mengaku terkejut dirinya masuk daftar 9 anggota Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Saya baru tahu beberapa hari ini. Ketika mendengar saya kaget,” kata Supra
Wimbarti, Kamis (21/5). Hal yang sebenarnya membuat Supra kaget, ia selama ini belum pernah terlibat dalam proses seleksi di lembaga antikorupsi. Biasanya Supra hanya terlibat di proses seleksi untuk pejabat di perusahaan dan perguruan tinggi.
Oleh karenanya, Supra akan memahami terlebih dahulu Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) KPK. Hal ini menurut Supra penting. Karena dengan memahami Tupoksi tersebut, dia dapat merumuskan secara tepat Bersambung ke Hal 11
AKSI BRUTAL REZA
1
Sabtu (2/5) sekitar pukul 01.00 Reza datang ke Angkringan D'Maya. Saat itu ada dua pengunjung lain. Ke Maya, Reza berniat pinjam uang Rp 10 ribu. Maya menolak, lalu menawarkan kopi gratis. 2 Dua pengunjung angkringan pulang. Tinggal ada Maya dan Reza. Saat untuk kali kedua Maya menyeduhkan kopi, Reza meraih palu pemecah es dan memukulkannya ke tengkuk Maya, yang kemudian ambruk
Destry Damayanti
Natalia Subagyo
Yenti Garnasih
Supra Wimbarti
Harkristuti H.
Diani Sadia Wati
Meuthia Ganie
Betty Alisjahbana
Eny Nurbaningsih
Saya Tidak Tega Tapi Perlu Uang Dalam Tempo 18 Hari Tim Polda DIY Kuak Kasus Maya SLEMAN, TRIBUN - Jajaran Polda DIY, Polres Bantul, dan Polsek Banguntapan, sukses mengungkap takbir kematian Eka Maya Sari (27), pemilik warung angkringan D’Maya di Jalan Janti Nomor 65 RT 01/RW 19 Karang Jambe, Banguntapan, Bantul. Maya dibunuh tersangka bernama Reza Muhammad Zam (20). Pemuda ini sehari-harinya mengemis atau mengamen dengan cara bertepuk tangan di sekitar Janti. Reza dibekuk tanpa perlawanan di kos-kosan ibunya di Kutoarjo, Kamis (20/5) malam. Kasus ini diungkap dalam
tempo 18 hari sejak pembunuhan terjadi Sabtu (2/5). Reza mengaku menghabisi Maya karena kepepet butuh uang. Tadinya ia ingin pinjam, namun Maya menolak. Ia juga mengaku tak pernah terpikirkan menghilangkan nyawa gadis tangguh alumni Sastra Inggris UGM. “Sebenarnya nggak tega, tapi saya butuh uang, dan tidak ada teman yang bisa saya pinjamin. Akhirnya saat dia baru membuat kopi, saya pukul pakai palu dari belakang,” aku Reza di Mapolda Bersambung ke Hal 11
Kok Tega Ya, Dia Berbuat Seperti Itu
TRIBUN J0GJA/HASAN SAKRI GHOZALI
TER TANGKAP - Polisi bersenjata menjaga TERT tersangka pembunuhan Eka Maya Sari, Reza Muhammad Zam (berkupluk). INZET INZET:: Foto wajah Reza saat diciduk, Kamis (20/5). GRAFIS/SULUH PRASETYA
Shaggydog Siap Guncang Tribun PAF Championship
Tim Kontestan Mulai Berdatangan YOGYA, TRIBUN - Tim kontestan Tribun PAF Championship Series 2014-2015 mulai berdatangan di Yogyakarta. Dijadwalkan Jumat (22/5/5) hari ini, kontestan asal Semarang yang juga pemegang titel Tribun Jateng PAF 2014 SMKN 7 Semarang sudah tiba dan akan menginap selama satu malam di Kota Gudeg.
“Tim-tim besok (hari ini) mulai berdatangan ke Yogya, direncanakan juara Tribun Jateng PAF 2014 akan berangkat. Sementara tim dari Bandung juga beberapa pemainnya sudah datang di Yogya, Rabu (20/5) malam kemarin,” ujar Penasihat PAF, Theodorus Danang,
ISAK tangis itu terdengar dari luar saat Tribun menyambangi rumah Aminah (52), ibu almarhumah Eka Mayasari. Pintu rumah Aminah di Pedak RT 14, RW 06, Karang Bendo, Banguntapan, Bantul, terbuka. Suasana lingkungan sekitar terlihat lengang. Setelah mengetuk pintu, Aminah muncul. Matanya terlihat sembab. Perempuan itu bertanya siapa yang datang, dari mana, keperluannya apa? Raut mukanya tampak sangat sedih. Setelah dijelaskan, Aminah menyambut hangat dan mempersilakan masuk. Ia langsung mencurahkan isi hatinya. Sejak putrinya meninggal, tiap waktu ia hanya bisa menangis. Bayangan Maya masih jelas di benaknya. Ia masih belum percaya Maya yang pekerja keras dan mandiri, meninggal di tangan orang lain. Aminah terdiam ketika Tribun memberitahu pelaku pembunuhan anaknya sudah ditangkap
polisi. Selentingan ia memang sudah mendengar ada kemajuan kasus Maya. Namun tidak tahu persis jika pelaku sudah ditangkap. Aminah lantas bertanya siapa nama tersangkanya, dan orang mana. Setelah disebut nama pelaku seperti diungkapkan polisi, Aminah berkeinginan untuk bertemu sang tersangka. Ia ingin mengetahui seperti apa wajah dan bentuk fisik orang yang tega membunuh Maya. “Saya hanya ingin bertanya kepadanya, kok tega ya, ia melakukan perbuatan seperti ini kepada anak saya,” kata Aminah berlinang air mata. “Kalau anak saya ada salah dengannya, bukan seperti ini caranya membalasnya. Kalaupun hanya ingin uang atau barang milik Maya, seharusnya diambil saja tanpa harus berbuat kejahatan,” ujarnya terbata-bata,
Kami Patungan Beli Pulsa PLN Meski tim sudah dibubarkan, pemain PSIM belum menerima hak mereka sebagai pemain dalam bentuk gaji, atau yang disebut oleh manajemen sebagai tali asih. Hingga kemarin, mereka dari luar Yogya masih bertahan di Wisma PSIM. WISMA PSIM pun kini terasa lengang. Beberapa pemain yang masih bertahan beraktivitas di kamar masing-masing, dan juga di ruang depan wisma. Mereka asyik main game sepakbola. Adapula yang menonton televisi layar datar yang terpasang di dinding ruang depan. “Kami masih bertahan karena kami menunggu hak kami dibayarkan,” ujar gelandang bertahan, Eko Budi Santoso. Menurutnya para pemain masih sabar menunggu kejelasan dari manajemen terkait dengan hak mereka dalam bentuk tali asih. Eko pun akan menerima jika nantinya besaran yang dibayarkan tidak seperti gaji pada bulan-bulan sebelumnya, adapun untuk tali asih adalah pengganti gaji April. Bersama rekanrekannya yang lain, seperti Eko Pujiyanto, mereka berkeluh belum pernah bertemu lagi dengan manajemen. Bahkan selama ini terkait perkemBersambung ke Hal 11
Bersambung ke Hal 11
Bersambung ke Hal 11
Mengenang 17 Tahun Gelegak Reformasi 1998 (2) Najwa Shihab Lolos dari Massa, Bisnisnya Dijarah Dekat Kerusuhan di Solo meledak pada 20 Mei Senggol Median, 1998. Di Yogya, situasi sebaliknya relatif dengan terkendali. Bahkan justru digelar apel akbar Motoris Terjatuh di Keraton Yogyakarta. Nah, di Solo, tragedi Fans memilukan itu meninggalkan luka mendalam KETIKA figur publik banyak yang membuat jarak dengan penggemar, tidak begitu dengan Najwa Shihab. Meski popularitasnya tinggi di kalangan masyarakat Indonesia, Najwa tetap meluangkan waktu bagi Bersambung ke Hal 11
NET
pada para korbannya. Tak sedikit orang yang mau begitu saja melupakan petaka masa itu.
SUMARTANA Hadinoto dan Singgih Djoehartono adalah dua sosok yang menjadi bagian serpihan kisah kelam perjalanan bangsa Indonesia tersebut. Di tempat berbeda, keduanya mengisahkan apa yang pernah terjadi pada kerusuhan Mei di Solo
yang menimpa langsung pada keluarganya. Sumartono mengawali kisahnya, ketika 20 Mei 1998, pagi hari dirinya mendengar informasi akan ada gerakan massa turun ke jalan. “Sekitar jam seBersambung ke Hal 11
WIKIPEDIA
BAKAR TTOK OK O - Foto dokumentasi saat Toserba Ratu OKO Luwes di Solo dibakar massa pada 20 Mei 1998. Sebagian besar sentra bisnis di Solo saat itu luluh lantak.
SEORANG perempuan terkapar seusai motor yang dikendarainya menabrak pembatas jalan di Ring Road Utara, Pogung, Mlati, Sleman, Kamis (21/5/2015) pagi. Motoris itu langsung dilarikan ke RS JIH. Seorang saksi mata yang saat itu melaju di belakang korban, Yulis Adventri, kecelakaan bermula saat perempuan yang menggunakan motor Honda Vario nomor polisi H 2104 UP melaju dengan kecepatan sedang dari arah barat setelah perempatan Monjali. Karena ada perbaikan drainase di jalur lambat maka semua motor melaju di jalur cepat. Saat mendekati lokasi kejadian di depan Ruko Pandega Permai, Pogung Lor, tiba-tiba motor yang dikendarainya terlalu mepet ke kiri hingga menabrak pembatas jalan dan terpental. Bersambung ke Hal 11