SABTU PON
Redaksi 0274 557 687 (102) / 082325485004
24 MARET 2018 6 RAJAB 1439 NO 2510/TAHUN 6
Sirkulasi / 0851 0212 2000 Iklan 0274 557 687 (417) 0851 0012 1000 0857 2949 3333
Hal
11
RP 2.000
LANGGANAN RP 55.000
Egy Selfie di Istana
KEMARIN, bintang Timnas Indonesia U-23, Egy Maulana Vikri mendapat undangan khusus Presiden Joko Widodo ke Istana.(*) ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
MASUK ISTANA - Pesepak bola U19- Egy Maulana Vikri (kiri) didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meninggalkan Istana Merdeka usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Jumat (23/3). Presiden mengapresiasi prestasi
pesepak bola yang baru bergabung dengan klub Polandia Lechia Gdansk tersebut.
Puan Bantah Tudingan Novanto
Jokowi Persilakan KPK Periksa Dua Menterinya Terkait e-KTP
Joko Widodo
Bola Liar " Nyanyian" Setya Novanto
1
Menurut Jokowi, pelaku-pelaku yang merugikan negara memang harus bertanggung jawab di pengadilan. Namun, hal tersebut tentunya harus berdasarkan fakta dan buk-
ti. “Semua harus berani bertanggung jawab, asalkan ada faktafakta hukum dan bukti-bukti hukum yang kuat. ke halaman 11
Pramono Anung Siap Dikonfrontasi KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan menindaklanjuti apa yang diungkap mantan Ketua DPR Setya Novanto di Pengadilan Tipikor, Kamis (22/3) dua hari lalu. KPK akan mengonfirmasi pihak-pihak yang disebut Novanto di persidangan.
Di persidangan Novanto menyebut dua politikus PDI Perjuangan, Puan Maharani dan Pramono Anung menerima dana e-KTP masingmasing 500 ribu dollar AS. ke halaman 11
2
Presiden Jokowi mempersilakan KPK memeriksa dua pembantunya, yakni Puan Maharani dan Pramono Anung pascadisebut Novanto menerima aliran dana proyek e-KTP. Jokowi menegaskan, pemeriksaan bisa saja dilakukan jika disertai bukti-bukti dan fakta hukum yang kuat.
Kemarin Puan Maharani membantah pernyataan Novanto, bahwa dia tak pernah membahas proyek e-KTP saat menjadi anggota DPR.Jaksa dan penyidik KPK akan mempelajari terkait ucapan Novanto di persidangan tipikor Kamis kemarin.
KPK akan meminta keterangan saksi lain yang terkait, mengingat Novanto mengetahui bahwa Puan dan Pramono menerima kucuran dana dari orang lain. Pramono Anung mengaku siap dikonfrontasi dengan siapa saja terkait tudingan Novanto kepada dirinya yang disebut menerima aliran dana proyek e-KTP
3
Jaksa Cermati Kejanggalan Bantal dan Selimut Novanto
Meisya Amira
celakaan pada 16 November 2017 lalu justru tidur menggunakan bantal dan wajahnya ditutupi selimut. “Apakah korban kecelakaan boleh tidur menggunakan bantal?” tanya jaksa KPK, M Takdir. ke halaman 11
Kisah Bocah Dua Tahun Harus Menjalani Transplantasi Hati
Digoda
Sang Ibu Harus Sediakan Uang Rp1 Miliar
BERPERAN sebagai anak SMA di film layar lebar perdananya, Meisya Amira menjadi kerap digoda anak sekolah. Itu terjadi untuk mendalami akting di perannya sebagai Diandra. (*)
Sudah sebulan lebih, Wiji Pinilih, gadis kecil yang baru berusia dua tahun dua bulan ini divonis mengalami gangguan fungsi hati akut akibat sirosis.
P
ERTENGAHAN Februari 2018, Wiji harus berbaring di rumah sakit dua pekan lamanya akibat beban kerja hati melampaui batas toleransi. Sehingga dia mengalami kerusakan hati dan berakibat sirosis. Sang ibu, Rini Pujiastuti (44) yang tinggal di Jalan Juanda-Jenglong, RT 2/2 Bejen, Karanganyar, Jawa Tengah, mengungkapkan, anak perempuannya ini awalnya hanya mengeluarkan feses yang bercampur dengan darah. Baru kemudian di hari ketiga muntah yang juga bercampur dengan darah.
Hal
9
JAKARTA, TRIBUN - Jaksa KPK mencecar saksi Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Medika Permata Hijau dr Michael Chia Cahaya soal kejanggalan kondisi Setya Novanto selaku korban kecelakaan dalam sidang lanjutan dr Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (23/3). Sebab, Novanto selaku korban ke-
4
PDIP menyatakan, setelah mencermati BAP dan persidangan, tak sekalipun Oka Masagung menyebutkan nama Puan dan Pramono seperti yang disampaikan Novanto. Menurut Ketua Hukum DPP PDIP, Trimedya Panjaitan, apa yang disampaikan Novanto di persidangan Kamis kemarin termasuk testimonium de auditu. Sangat lemah dan lebih sebagai sensasi politik demi keringanan hukuman
GRAFIS/FAUZIARAKHMAN
Semua harus berani bertanggung jawab, asalkan ada faktafakta hukum dan bukti-bukti hukum yang kuat
JAKARTA, TRIBUN - Presiden Jokowi mempersilakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa dua pembantunya di kabinet jika diperlukan. Pernyataan Presiden ini merespons apa yang terungkap dalam persidangan kasus korupsi e-KTP di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Kamis (22/3) lalu. Dua pembantunya di kabinet, masing-masing Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) Pramono Anung dan Menko PMK Puan Muharani diduga menerima aliran dana berdasar penjelasan mantan Ketua DPR Setya Novanto. “Kalau ada bukti hukum, ada fakta-fakta hukum, ya diproses aja,” ujar Jokowi di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Jumat (23/3).
IST/IG MEISYA
ke halaman 11
DIRAWAT
IST/DOK. RINI PUJIASTUTI
- Wiji Pinilih saat dirawat di RSUD dr. Moewardi pada pertengahan Februari lalu. Bocah ini harus segera menjalani transplantasi hati.
Trending Topic di tribunjogja.com
Mengenang Kejayaan Tong Setan