IPM
A
28
IN PRDON AWINT ESIA AR ME D D
IA
HARIAN PAGI
HALAMAN
JUMA T LEGI JUMAT 24 OKTOBER 2014 29 DZULJIJJAH 1435 NO 1277/TAHUN 4
The Best Of Java
Newspaper
RP 2.000
IPMA2013
Kabinet Jokowi Masih Tunggu Jawaban DPR
Bos Susi Air Masuk Istana JAKARTA, TRIBUN - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang dan berdiskusi dengan Direktur Utama Susi Air, Susi Pudjiastuti, di Istana Negara, Kamis (23/10). Wanita sukses yang memulai usaha dari bisnis lobster itu diduga kuat akan masuk kabinet. Posisinya diperkirakan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Susi yang dibesarkan dan memulai bisnis di Pangandaran, Ciamis itu, tiba sekitar pukul 09.00. Mengenakan blazer, Susi turun dari Alphard hitam. Susi berjalan cepat masuk ke Istana. Seorang staf Setneg menyambut Susi dan menemaninya masuk. Staf Setneg itu menjawab sambil lalu pertanyaan wartawan. “Ini ketemu saya, tamu saya,” ucap perempuan staf Setneg sembari berjalan cepat. Seusai pertemuan, Susi mengaku diajak ngobrol oleh Jokowi tentang banyak hal, utamanya pariwisata. Turut serta pada pertemuan di ruang kerja presiden itu mantan Ketua Tim Transisi Rini Soemarno. Susi baru keluar dari Istana sekitar pukul 10.50. Dia keluar dari Istana Merdeka melalui pintu samping Wisma Negara dengan menumpang mobil mini golf. Susi sempat menunggu di atas mobil mini golf karena kendaraan pribadinya belum tiba. Selain soal pariwisata, Susi juga berdiskusi tentang bisnis penerbangan. Ditanya apakah dirinya ditawari posisi tertentu di kabinet, Susi menepisnya. “Nggak ada, nggak ada,” kata Susi sembari tertawa. Susi dikenal sebagai pengusaha tangguh di bidang ekspor perikanan dan penerbangan di daerah perintis. Prestasinya di bidang pariwisata dan entrepreneurship banyak diganjar penghargaan oleh pemerintah maupun swasta. Kader PKB Selain Susi Pujiastuti, sejumlah figur sepanjang pagi hingga siang berdatangan menemui Jokowi. Ada tiga kader PKB, Marwan Jafar, Hanif Dhakiri, dan Imam Nahrawi, makan siang bareng Jokowi. Kemudian Prof Mohammad Nasir, Rektor Universitas Diponegoro, yang juga dikenal
SPIRIT BARU DIY-JATENG
KONSEP taman kota merupakan taman yang memiliki banyak pohon perindang, bukan tanaman perdu. Pohon perindang yang dimaksud ialah pohon besar yang memiliki banyak cabang dan ODA dapat digunakan DR YOYOK WAHYU sebagai tempat SUBROTO berteduh. Pengamat Arsitektur Namun banyakKota dari UGM nya pembangunan infrastruktur di perkotaan, seper ti Kota Yogyakarta, konsep yang dibangun lebih cenderung taman kota berskala rumah tangga. Tanamannya hanya tergolong perdu atau tanaman kecil. Padahal banyaknya gedung-gedung ber tingkat dan kendaraan yang semakin padat, pohon besar yang dipergunakan untuk menangkap air hujan, sebagai tempat ber teduh dan dapat menghasilkan oksigen atau menyaring polusi udara tergolong minim. Salah satu contohnya di Jalan Diponegoro ke arah barat yang minim dengan
baca
HAL 11
■ Bersambung ke Hal 11
Astar Komarudin cari tenaga baru yang profesional untuk mencukupinya.gitu kok repot !!!
Irawan Bakti Purna rasa cinta terhadap lingkungan seharus nya tertanam pada diri kita, sehingga mungkin kita bisa membantu untuk merawat dan tidak merusak lingkungan sekitar kita... Muhammad Arief PNS kan petugas kebersihan,supaya profesi dan hasil kerja keras mereka dalam menjaga+merawat kebersihan,dan keindahan lingkungan dihargai oleh masyarakat.
Tersedia 100 Kg Serbuk Warna YOGYA, TRIBUN Gelaran Tribun Jogja Color Fun Run 2014 dipastikan bakal meriah dan penuh warna. Panitia telah menyiapkan setidaknya 100 kilogram serbuk warna-
SMS 0274-7122000, 0274-557687 EXT 213
Konsepnya Baru Taman Rumahan
■ Bersambung ke Hal 11
Yuk ke Pesta Kuliner di Plasa Ngasem
LANGGANAN RP 55.000
warni yang akan digunakan peserta pada acara tersebut. Kordinator panitia, Arso P Nugroho, menuturkan serbuk warna tersebut nantinya
bakal digunakan untuk perang warna (color war) yang dilakukan selama acara berlangsung. “Yang pasti nantinya acara itu bakal penuh war■ Bersambung ke Hal 11
TRIBUN JOGJA/HENDRA KRISDIANTO
BUTUH PERHA TIAN - Sejumlah fasilitas taman seperti di Jalan Suroto, Kotabaru, ini dalam kondisi memprihatinkan. Di jalanPERHATIAN jalan protokol lain ada sarana buk yang pecah atau pot yang kosong karena tanamannya mati. Foto diambil Kamis (23/10).
Suryadi Baru Atasi 40 Persen Masalah
● Menelisik Rusaknya Fasilitas Taman dan Jalur Hijau YOGYA, TRIBUN - Menyusuri sejumlah antara jalan dan trotoar yang sudah tidak ruas jalan, tingkat kerusakan dan tak ter- ditumbuhi pohon. Di ruas jalan yang sama DATA ada buk atau tempat duduk yang peliharanya fasilitas taman di Kota Yogya tampak sangat memprihatinkan. Kerusakan itu diduga akibat unsur kesengajaan warga maupun memang karena tak dirawat pihak terkait. Contoh kecilnya kerusakan berupa kerukan kreb di Jalan Diponegoro. Kreb jalur hijau yang ditumbuhi pohon perdu ada yang ambrol. Meskipun kecil namun ambrolnya kreb tersebut mengganggu estetika ruang publik. Bongkahan yang ambrol tergeletak begitu saja. Di ruas Jalan Mangkubumi atau Jalan Margomulyo, juga terdapat media tanam di
kondisinya memprihatinkan. Buk yang tengah-tengahnya terdapat pohon cukup besar itu susunan batunya ada yang hilang. Tidak hanya kerusakan, sampahsampah di jalur hijau juga terlihat tidak dibersihkan, bahkan seperti jarang disentuh. Salah satu contohnya di penggal jalur hijau Jalan Sudirman, sampah plastik dan bungkus rokok yang cukup banyak dan sudah lama dibuang masih berserakan. ■ Bersambung ke Hal 11
Setop Rekanan, Siram Sendiri KEP ALA BLH Kota Yogyakar ta, Ir fan Susilo, KEPALA mengatakan, musim kemarau membuat upaya pemeliharaan taman perkotaan jauh lebih sulit karena minimnya air. Karena itu frekuensi penyiraman tanaman di berbagai ruas jalan kota berkurang. “Sekarang mencari air juga agak sulit. Penyiramannya hampir setiap hari. Mungkin dua hari sekali. Sebetulnya setiap hari. Ya intinya saat ini airnya lebih banyak biar basah sampai bawah,” kata Ir fan ditemui di kantornya awal pekan ini. Problem kekeringan memang tidak hanya terjadi di Yogyakar ta. Bahkan beberapa sungai
sudah jauh berkurang debit airnya, dan mulai mengering. Meski demikian, Irfan berharap hujan yang sudah turun di beberapa daerah bisa menolong. “Sudah ada titik-titik hujan di Sleman. Pada cuaca ekstrem seperti sekarang ini, tenaga kami pun bekerja ekstra,” papar Irfan yang mengaku mengoptimalkan kinerja 16 tenaganya di BLH. “Jumlah personelnya cukup. Kita juga memiliki enam armada yang selalu berangkat setiap pagi hari. Ada juga pihak ketiga yang membantu melakukan pemeliharaan taman
KERUSAKAN
Pot/kereb 1
devider rusak
34 buah
Pot/kereb 2
bis beton rusak
104 buah
Pot/kereb 3 hias rusak
11 buah
Pot/kereb 4
kotak rusak
73 buah
Pot/kereb 5 rusak
95 rusak
Pot/kereb 6 kosong
31 buah Sumber: Data BLH Kota Yogya Februari 2014 GRAFIS/FAUZIARAKHMAN
ikuti perkembangan terkini langkah Jokowi menyusun kabinetnya dan reaksi-reaksi berbagai kalangan hanya di
■ Bersambung ke Hal 11
Indonesia-Belanda Kerjasama Rawat Sejarah Kereta Api (2-Habis)
Kereta Pertama Ternyata Ada di Borneo Otentisitas menjadi isu yang diangkat Ben de Vries saat memberi masukan untuk Museum KA Ambarawa. Meskipun perawatan cukup baik dan koleksi lokomotif terlihat menarik dengan pengecatan ulang, namun perlu kajian ulang sejarah aslinya. “DALAM hal ini, penelitian untuk mencari tahu warna asli lokomotif, kereta dan bangunan stasiun perlu dilakukan,” tegas Ben de Vries, Senior Policy Advisor
and Program Manager World Heritage pada Netherlands Cultural Heritage Agency (RCE) ini. ■ Bersambung ke Hal 11
■ Bersambung ke Hal 11
TRIBUN JOGJA/RENTO ARI NUGROHO
DISKUSI SEJARAH - Pakar kereta api dari Belanda, de Graaf berdiskusi dengan karyawan PT KAI di Semarang, pekan lalu.