4 minute read

Polda DIY Belum Terima Pelimpahan Berkas Perkara dari Polres Purworejo

SLEMAN, TRIBUN - Lokasi kejadian perkara pembunuhan berencana terhadap warga Bantul, Baharudin Wicaksono (29), yang jasadnya ditemukan di Dusun Kedungrante, Kaligono, Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah diketahui berada di DI Yogyakarta.

Karena itu, Polres Purworejo akan melimpahkan berkas perkara (BP) tersebut ke Polda DIY. Tetapi hingga kini, Polda DIY mengaku belum menerima pelimpahan perkara tersebut.

Advertisement

“Ditkrimum (Direktorat Kriminal Umum) belum menerima penyerahan dari Polres Purworejo,” kata Kabidhumas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto, Sabtu (25/2).

Lantaran belum menerima pelimpahan, Yuliyanto belum bisa memberikan keterangan banyak. Juga masih enggan menceritakan langkah apa yang akan dilakukan Polda DIY, setelah berkas dilimpahkan. “Nanti kalau sudah dilimpahkan ya,” katanya.

Diketahui sebelumnya, kasus pembunuhan berencana dengan korban warga Bantul ini telah diungkap Polres Purworejo. Pada perkara ini pelaku berjumlah 8 orang, di mana 6 di antaranya sudah ditangkap, sedangkan dua pelaku lain masih buron.

Kasatreskrim Polres Purworejo, AKP Khusen Martono mengatakan, lokasi kejadian perkara atau penganiayaan korban berada di wilayah DIY, yakni Kabupaten Bantul dan Sleman. Karena itu, pihaknya akan melimpahkan perkara tersebut ke Polda DIY.

“Karena semua locus delicty-nya ada di Jogja, rencana penanganannya akan dilimpahkan ke Polda DIY. Sementara lokasi penemuan jasad korban hanya sebagai tempat pembuangannya,” kata Khusen.

Enam orang tersangka yang sudah diamankan Polisi dalam perkara ini antara lain C (28), MM (26), FN (25), AD (24), ID (26), dan satu tersangka masih anak-anak berinisial AA (17). Sedang dua orang lainnya masih buron dan masuk daftar pencarian orang (DPO).

Diketahui, motif tersangka menganiaya korban karena masalah utang piutang dari menggadaikan sepeda motor milik tersangka C. Tersangka dijerat pasal pembunuhan berencana, Pasal 340 KUHP Subsidair Pasal 338 KUHP lebih Subsidair Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati. (rif/drm) tersebut diberikan kepada PAUD Tutwurihandayani yang berlokasi di Desa Benjot, Cugenang. “Rehabilitasi bangunan sekolah di antaranya pembangunan kamar mandi, ruang guru dan alat peraga pendidikan, serta peralatan sekolah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/2). Sementara soal penyediaan air bersih, dilakukan pengeboran sumur di Desa Talaga dua titik dan Desa Sukamanah satu titik. Selain itu, juga renovasi tempat ibadah dan MCK Masjid Al-Barokah, Dusun Lebaksonggom, Desa Talaga. Kesemuanya berlokasi di Kecamatan Cugenang. Sementara bantuan be- rupa uang tunai diberikan untuk membantu Pondok Pesantren Darul Falah, Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang, Cianjur. “Bantuan ini amanah dari para donatur dari berbagai unsur masyarakat, korporasi, maupun swasta melalui PMI DIY untuk penyintas dampak gempa bumi Cianjur. Salah satunya adalah donasi konsumen jaringan Apotek K-24 di seluruh Indonesia. Saat ini sudah dalam proses pengerjaan dengan sistem swakelola. PMI DIY tetap akan memonitor setiap perkembangan pengerjaan agar segera dapat digunakan masyarakat,” jelas Gusti Prabu. (nto)

MENJADI versi terbaik dari diri sendiri adalah kalimat sakral yang selama ini menjadi acuan menjalani hidup perempuan pemilik nama lengkap Saka Kotamara ini. Saka, begitu ia akrab disapa, menyadari bahwa apa yang menjadi keinginan maupun cita-citanya, semua bermuara dari bagaimana ia memberikan yang terbaik dari diri sendiri. Hal tersebut terus ia jadikan pegangan dalam menjalani berbagai profesi. Menurut Saka, hasil yang maksimal pun bakal terwujud ketika bersungguh-sungguh memberikan yang terbaik dalam menjalankan pekerjaan. Saka telah membuktikannya, salah satunya saat ia sukses terpilih menjadi salah satu pemeran di Film layar lebar berjudul Ketika Cinta Bertasbih. Kala itu, ia masih duduk di bangku kuliah. Saka harus bersaing dengan ribuan orang melalui sebuah kompetisi, agar terpilih menjadi pemeran dalam film tersebut. “Seingatku aku satu-satunya pemenang dari Yogya dari 10 ribuan orang yang ikut audisi. Aku dapat peran sebagai moderator pemain utama. Rangkainnya panjang untuk bisa terpilih, mulai seleksi administrasi, tes ak- ting, hingga tes baca Alquran. Ketika terpilih rasanya bersyukur karena aku bisa memberikan yang terbaik dari diriku,” ungkap Saka.

Ketika terpilih rasanya bersyukur karena aku bisa memberikan yang terbaik dari diriku.

Di dunia seni peran, Saka memiliki latar belakang pemain teater. Ia aktif bermain teater sejak duduk di bangku SMP. Selanjutnya, Saka juga terjun di dunia model hingga didapuk membintangi iklan dan video klip. Seiring berjalannya waktu, karier Saka di dunia seni peran memang kemudian bukan menjadi profesi utamanya. Semenjak ia menjadi salah satu staf tenaga kependidikan di sebuah kampus besar di Yogyakarta, Saka mulai mengurangi aktivitas di dunia seni peran. Namun, rupanya, bakat Saka di dunia seni peran menurun pada salah satu anaknya. Sang anak yang masih duduk di bangku SD sudah menjadi aktor dan dipercaya menjadi pemeran utama, baik di layar lebar maupun webseries. Meski demikian, Saka tak serta merta larut dalam euforia kesuksesan sang anak. Saka lebih memilih mengutamakan pendidikan anak daripada karier. Diakui Saka, tawaran menggiurkan untuk karier anak memang datang bertubi-tubi, hanya saja ia masih tetap mementingkan perkembangan anak dalam semua aspek. “Aku masih mementingkan kedekatan keluarga. Kalau diskusi sama anak, anaknya sih ok ok saja, namun aku yang memang masih belum berani hijrah ke ibu kota. Ada batasan batasan di mana aku masih mengutamakan pendidikan. Semua masih bisa dilakukan di Yogya, dan keluarga yang utamanya,” ungkap Saka. (yud)

Protokoler Kampus

PROFESI utama perempuan kelahiran Yogyakarta, 5 Maret 1988 ini adalah seorang protokoler. Tugas penting Saka adalah mengatur segala hal pelaksanaan kegiatan kedinasan di kampusnya. Salah satu pengalaman menarik yang pernah dialami Saka sebagai seorang protokoler, adalah saat kampusnya kedatangan pejabat pemerintah yang tipenya terkadang secara spontan melakukan kegiatan di luar protokoler yang sudah disepakati.

“Bikin deg-degan pastinya dan jujur kadang kewalahan karena di luar protokoler yang sudah ditetapkan. Mau tak mau kita harus beradaptasi dengan semua hal yang terjadi di lapangan,” ungkap Saka.

Salah satu yang membuat Saka menyukai profesi ini adalah bisa bertemu dengan beragam kalangan sehingga memberinya banyak pengetahuan berharga. Tak hanya pejabat negara, namun juga tamu dari luar negeri, kerajaan dan lainnya. Inilah yang membuat Saka sangat menikmati pekerjaannya sebagai seorang protokoler. Saka menyadari, menjadi protokoler sebuah institusi memiliki tanggungjawab besar. Saka pun selalu berusaha mempelajari semua hal yang menjadi bagian pekerjaannya.

“Semua yang berkaitan dengan tamu tyang datang, protokoler harus mengetahui. Mulai nama lengkap, gelar dan jabatan. Jangan sampai kita salah menyebut gelar, meskipun itu terlihat kesalahan kecil, namun itu bagian dari kerja profesional kita,” kata Saka. (yud)

This article is from: