4 minute read

Sang ‘Kakek Sugiono’ Tetap Perkasa Libas Jalanan

DI INDONESIA, sosok “Kakek Sugiono” cukup terkenal sebagai aktor film dewasa asal Jepang.

Terinspirasi dari sang aktor itu, Ginanjar Fauz pehobi otomotif, menyematkan nama “Kakek Sugiono” pada mobil kesayangan miliknya, yakni

Advertisement

Daihatsu Zebra Bodytech lansiran 1995.

“Teman-teman memanggil saya itu Agi dan karena kebetulan saya menggemari film-film Jepang. Lantaran teman-teman saya itu cukup usil, nama panggilan tersebut lantas diplesetkan menjadi Agiono,” ujar Ginanjar Fauz kepada Gaspol 52 Tribun Jogja, beberapa waktu lalu.

“Nah, akhirnya tercetus ide untuk menyematkan nama Kakek Sugiono ini ke

Daihatsu Zebra Bodytech tahun 1995 ini. Kakek Sugiono ini kan sudah tua, tapi masih kuat. Nah, demikian juga dengan mobil ini. Meski ini mobil yang relatif tua usianya, tapi masih perkasa untuk meli- bas jalanan dan sudah teruji ketika saya gunakan untuk perjalanan jarak jauh,” tambahnya.

Ginanjar menceritakan, salah satu mobil minibus legendaris di Indonesia ini baru didapatkan pada awal 2021 silam. Butuh waktu yang panjang dalam proses perburuan mobil incaran dan akhirnya ia dapat di Salatiga, Jawa Tengah.

Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi Ginanjar meminang Daihatsu Zebra Bodytech ini. Selain mencari mobil yang dapat menunjang pekerjaannya sebagai pedagang, ia pun terinspirasi dari film-film

Jepang tahun 90-an.

“Sekaligus nostalgia juga, ayah saya almarhum dulu pernah punya Daihatsu Zebra juga, tapi dengan tipe berbeda,” ujar dia.

Menilik sejarahnya, varian pintu geser atau yang biasa disebut sliding door dari Daihatsu Zebra karoseri Astrea ini perta- ma kali muncul pada 1993. Ciri khasnya, yaitu jendela pintu tengah memakai model naik turun engkol, jendela samping belakang masih model tip top. Kemudian, pintu tengah sliding ada dua di sisi kanan dan kiri. Pada 1994, Zebra mendapatkan facelift terakhirnya dengan model lampu depan sipit tertutup cover mika buram. Selebihnya, tidak ada perbedaan berarti dibandingkan bodytech tahun 1993.

Model ini dijual sampai sekitar Januari 1995, ketika Zebra Espass yang karoserinya mengambil konsep serupa dengan bodytech. Adapun saat pertama kali membeli mobil ini, Ginanjar mengatakan, bahwa kondisinya catnya memang kusam lantaran oleh pemilik sebelumnya jarang digunakan alias lama dongkrok.

Kendati demikian, yang menurutnya jadi nilai lebih, ialah kondisi interiornya yang masih utuh, termasuk bagian jok-

Perawatan Mudah dan Murah

PERAWATAN mobil tua sering dianggap merepotkan, terutama karena onderdil yang sudah langka di pasaran. Namun hal tersebut ditepis Ginanjar, yang mengaku selama merawat Daihatsu Zebra Bodytech tak menemui kendala berarti.

“Alhamdulillah untuk perawatan relatif muda, kalau pun mengalami trouble masih bisa saya atasi,” ujar Ginanjar.

Tak ada perombakan signifikan yang dilakukan Ginanjar pada dapur pacu mobil kesayangannya, yang sudah ia bawa roadtrip hingga Jawa Barat ini. “Kalau sparepart masih melimpah ya, harganya pun hampir sama dengan harga sparepart motor. Kalau cari sparepart copotan pun masih banyak yang menjual,” kata dia.

Ginanjar membagikan trik dan tips bagi pehobi awam yang tertarik merawat mobil tahun 90-an. “Mobil tua bisa dilihat dari interiornya, kalau masih original kemungkinan besar lainnya masih bagus. Tandanya pemiliknya merawat dengan baik mobilnya. Kalau pun kotor itu wajar, tapi yang penting kondisinya masih utuh,” tandasnya. (han) nya. Cukup banyak perombakan yang harus Ginanjar lakukan pada Daihatsu Zebra Bodytech miliknya, agar tampilannya cantik dipandang. Satu di antaranya ialah mengganti velg menggunakan velg copotan Peugeot yang ternyata Plug and Play alias bisa langsung dipasangkan tanpa melakukan ubahan.

Agar nuansa Jepang-nya lebih kental, Ginanjar menggunakan kaca film dengan kegelapan 20 persen saja. Sekadar informasi, hampir semua pengguna mobol pribadi di Jepang tak menggunakan kaca film pada bagian depannya, ini sangat bertolak belakang dengan kultur di Indonesia yang justru saling berlomba menggelapkan kaca film dengan beragam alasan.

Usut punya usut, ternyata memang hal tersebut sudah menjadi regulasi bagi setiap pemilik mobil di Jepang. Alasannya pun klasik, yakni terkait masalah keamanan.

Ginanjar juga menambahkan, decal di sisi kiri dan kanan bodi mobilnya, sehingga nuansa ala Jepang-nya kian kentara. Lantaran penampilan yang begitu unik, selama di jalan Ginanjar dan Zebra-nya sering jadi pusat perhatian. Bahkan, tak sedikit pula yang tertarik dan mengajukan tawaran. (han)

Upaya IBI Bantul Menurunkan Angka Stunting

BANTUL, TRIBUN - Ikatan Bidan

Indonesia (IBI) Bantul mendapatkan pendampingan dari PUM Netherlands Senior Expert. Diharapkan rekomendasi yang diberikan oleh lembaga non-pemerintah dari Belanda ini dapat mengatasi permasalah di Bantul yakni menekan angka kematian ibu, bayi, dan menurunkan angka stunting.

Corien Van Der Haar dari PUM

Netherlands Senior Expert mengatakan, setelah berkunjung ke Bantul ia melihat bidan di Indonesia ini tak hanya fokus pada kehamilan, melahirkan dan pascamelahirkan saja, tetapi juga melakukan kelas yoga, vaksinasi, dan beberapa program lainnya. Sementara, bidan di Belanda hanya fokus pada kehamilan, melahirkan, dan pasca-melahirkan.

“Bidan di Bantul melakukan ker- ja yang hebat, tapi ada yang perlu ditingkatkan. Kalau di Belanda layanan kesehatan ibu dan anak itu gratis dan kontrol 12 kali. Tetapi di Indonesia kurang dari itu. Maka diharapkan nanti ada peningkatan untuk pelayanan kesehatan dan kebidanan untuk wanita, dan dananya dapat ditambah dari pemerintah,” ujarnya saat memberikan pemaparan di Pendapa Rumah Dinas Bupati Bantul, Sabtu (25/2).

Selama berkunjung ke Bantul, Corien banyak memberikan rekomendasi untuk para bidan, termasuk mahasiswa ilmu kebidanan. Beberapa rekomendasi itu seperti tindakan preventif, terutama kehamilan dengan risiko. Sementara dari sisi organisasi, adalah pemberian informasi kepada seluruh anggota IBI dengan cara menyebar newsletter secara da- ring. “Di Belanda newsletter dikirim seminggu sekali. Di sana ada informasi tentang kegiatan, protokol, dan informasi lain terkait aktivitas kebidanan,” ucapnya. Selain itu, di Belanda juga ada buku panduan protokol jika terjadi kegawatdaruratan. Buku ini disebutnya sangat mudah dibawa, dilihat, dan diletakkan di tempat tidur di mana bidan praktik. Buku tersebut nantinya akan diberikan kepada bidan Bantul untuk kemudian diperbanyak dan disebarluaskan. “Sehingga jika terjadi emergency bisa gampang dibuka dan diikuti langkah-langkahnya, sehingga dapat membantu para bidan membuat keputusan yang cepat ketika terjadi peristiwa kegawatdaruratan,” katanya. Apresiasi bupati Sementara itu, Bupati Bantul,

Abdul Halim Muslih, menyampaikan terima kasihnya atas pendampingan dan rekomendasi yang diberikan PUM Netherlands kepada IBI Bantul. Menurutnya IBI Bantul merupakan organisasi yang sangat penting karena mendapatkan amanat dari pemerintah untuk turut menanggulangi kematian ibu, kematian bayi, dan penurunan angka stunting. “Oleh karenanya, rekomendasi ini kiranya sangat penting untuk kita perhatikan, karena ini didasari atas pengalaman, kesuksesan yang terjadi di Belanda,” ucapnya. Halim mengatakan, tidak ada kata terlambat untuk belajar meningkatkan efektivitas organisasi dan keterampilan para bidan. Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten bantul telah menetapkan prioritas

TUKAR PIKIRAN - Kunjungan PUM Netherlands Senior Expert bertemu Bupati dan IBI Kabupaten Bantul, Sabtu (25/2) penanggulangan stunting, kematian ibu, kematian bayi di dalam RPJMD. “Karena kita tidak ingin mendapatkan generasi baru yang lemah secara fisik, mental, dan intelektual. Oleh karena itu peran IBI mutlak diperlukan,” imbuhnya. Halim juga mengatakan bahwa kerja sama ini harus bisa membe- rikan manfaat dan perubahan besar di Kabupaten Bantul, termasuk terobosan-terobosan baru. “Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkermbang, termasuk manajemen yang diarahkan bergerak secara efektif, baik efektif menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan stunting,” tandasnya. (nto/ord)

This article is from: