5 minute read

Keluarga Korban Tolak Damai

 Anak Perwira Polisi Pelaku Penganiayaan Ditahan

JAKARTA, TRIBUN - Keluarga Ken Admiral, mahasiswa korban penganiayaan berharap Aditya Hasibuan, anak AKBP Achiruddin Hasibuan, dihukum sesuai perbuatannya. Pihak keluarga korban juga menyatakan tidak akan berdamai.

Advertisement

“Dari pihak keluarga tidak ada kata damai,” ucap Elvi, ibunda Ken Admiral, Rabu (26/4). Sebagai ibu, Elvi tak terima anaknya jadi korban penganiayaan. “Seperti binatang anakku itu dibuatnya. Dipijak-pijak. Semoga Polda Sumut bisa memberikan hukuman setimpal kepada pelaku,” tegas Elvi. Diketahui kasus itu kembali bergulir setelah Polda Sumut mengambil alih perkaranya dari Polrestabes Medan.Elvi mengapresiasi Kapolda Sumut beserta jajarannya karena pelaku dan orang tua pelaku kini ditahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. “Saya ibu Ken Admiral menyampaikan terima kasih kepada Bapak Kapolda Sumut Irjen Panca Putra dan jajaran yang telah menarik dan ber- harap menuntaskan kasus penganiayaan terhadap anak kami,” kata Elvi. Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Sumaryono, menerangkan awalnya pada Rabu (21/12) lau pelaku bertemu dengan korban di SPBU Jalan Karya, Helvetia. Setelah bertemu pelaku melakukan pemukulan dan merusak mobil korban.

Dari pihak keluarga tidak ada kata damai.

“Kemudian, pada Kamis 22 Desember 2022 korban mendatangi rumah pelaku di Kompleks Tasbih untuk meminta bertanggungjawab. Namun sesuai video viral yang beredar pelaku menganiaya korban disaksikan orang tuanya pejabat KBO Dit Res Narkoba Polda Sumut,” terangnya.

Atas peristiwa itu, Surmayono menyebutkan korban pun membuat laporan ke Mapolrestabes Medan. Namun, kasus penganiayaan itu ditarik ke Dit Reskrimum Polda Sumut karena adanya Dumas mengenai perkara itu saling lapor.

Sumaryono. Chat mesra Adapun kasus penganiayaan yang dilakukan terhadap korban karena masalah chatting seorang teman wanita. “Jadi, antara korban dan pelaku ini saling kenal. Karena masalah chatting seorang wanita terjadilah peristiwa penganiayaan itu,” ujar Sumaryono. Disinggung mengenai masalah waktu penanganan kasus penganiayaan itu, Sumaryono mengungkapkan korban berada di luar negeri mengikuti perkuliahan. “Dan beberapa hari ini korban baru kembali ke Medan. Sehingga setelah dilakukan gelar perkara terhadap pelaku ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan,” pungkasnya.

KOMPAS.COM

KETERANGAN - Direktur Reskrimum Polda Sumut, Kombes Sumaryono menjelaskan penggeledahan di rumah mewah AKBP Achiruddin Hasibuan, Rabu (26/4) petang.

“Dari hasil gelar perkara yang dilakukan penyidik menetapkan AH sebagai tersangka dan ditahan. Sedangkan laporan AH yang melaporkan korban bukan tindak pidana,”kata

Polda Sumut Geledah Rumah

AKBP Achiruddin

PENYIDIK Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Ditreskrimum Polda Sumut) menggeledah rumah AKBP Achiruddin Hasibuan pada Rabu (26/4) petang. Penggeledahan itu dipimpin langsung oleh Direktur Reskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Sumaryono. Penggeledahan dilakukan selama dua jam dan berakhir pada pukul 18.55 WIB. Rumah AKBP Achiruddin Hasibuan berada di Jalan Guru Sinumba Raya (Karya Dalam), Kecamatan Medan Helvetia. Rumah mewah itu berwarna coklat dengan halaman samping yang cukup luas. Rumah itu berpagar geser besi warna coklat. Sama persis dengan yang terlihat di video viral penganiayaan oleh AH, anak AKBP Achiruddin Hasibuan pada 22 Desember 2022 terhadap Ken Admiral.

Kepada wartawan, Sumaryono menjelaskan penggeledahan itu dilakukan untuk nencari barang bukti yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. “Dan selama hampir 2 jam kita lakukan penggeledahan untuk barang bukti yang inginkan sebagian sudah kita dapatkan ada beberapa item nanti akan kita share secara detailnya,” katanya.

Barang bukti yang diamankan itu mengarah pada beberapa unsur pasal dan keterangan yang disampaikan oleh beberapa saksi, pelapor maupun terlapor. Dikatakannya, barang bukti itu nantinya akan digunakan untuk proses pemberkasan penyidikan. Selain menggeledah, pihaknya juga membuat sekat tempat kejadian perkara dan juga pencarian CCTV di lingkungan sekitar rumah AKBP Achiruddin Hasibuan “Ya tadi kita sudah geledah rumah dan saat ini kita hanya temukan receiver ataupun recorder dari CCTV tetapi menurut keterangan dari pada pemilik rumah dekoder tersebut sudah lama mati. Tetapi akan kita cek uji secara laboratorium forensik,” katanya. Sumaryono mengatakan, ada keterangan saksi-saksi yang mengatakan ada senjata laras panjang.

“Itu kita tidak dapatkan tetapi kita hanya menemukan satu bungkus airsoft gun yang mana ada tertulis dan kita akan cari pendalaman daripada saksi-saksi pemilik daripada airsoft gun maupun bungkus airsoft gun kita temukan,” katanya. Ditambahkannya, rumah ini dihuni oleh keluarga AKBP Achiruddin Hasibuan.Saat penggeledahan juga ditemani oleh istri AKBP Achiruddin Hasibuan dan juga anak-anaknya termasuk juga dari kepala lingkungan. Pihaknya masih mendalami beberapa orang yang ada dalam video penganiayaan itu untuk menentukan peran masing-masing secara intensif. “Saat ini kami dari Polda Sumut ini secara umum gabungan kita fokus kepada penyidikan tindak pidana yang berlaku saat ini yaitu 351 dan indikasi 170 KUHPidana,” katanya. Saat ini, AKBP Achiruddin Hasibuan diamankan oleh Bid Propam Polda Sumut untuk menjalani pemeriksaan intensif dan kemungkinan dalam satu dua hari ini akan dilakukan pemeriksaan bekerjasama dengan Karo ESDM Polda Sumut secara pendalaman psikologi. Mengenai kemungkinan tersangka lain, pihaknya masih mendalami saksi-saksi, pelapor dan terlapor. “Yang sudah kita periksa sebanyak 10 orang dan kita akan menambah dari hasil penyelidikan di lapangan ini karena setelah kita mendatangi di lapangan maka ada beberapa saksi tambahan yang perlu kita periksa secara mendetail,” katanya. (kpc)

Anak perwira tinggi polisi AKBP Achiruddin Hasibuan, yakni Aditya Hasibuan yang melakukan penganiayaan terhadap Ken Admiral sudah resmi ditahan mulai kemarin. Sumaryono mengatakan bahwa Aditya Hasibuan cukup umur untuk dipenjara karena sudah berusia 19 tahun dan bukan lagi seorang pelajar. “Ditahan, hitungannya kalau kemarin ditangkap. Penahanannya mulai hari ini, langsung ditahan di sel kita karena sudah dewasa,” kata Kombes Sumaryono.

Atas hal tersebut, Aditya Hasibuan terancam kurungan penjara paling lama lima tahun sesuai Pasal 351 ayat 2 KUHP.

“Pasal 351 ayat 2 KUHP dengan ancaman hukumannya 5 (lima) tahun,” ucapnya.

Sumaryono menambahkan, hingga saat ini pihaknya juga masih terus memeriksa Aditya Hasibuan. AKBP Achiruddin dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Bagian (Kabag) Bin Ops Direktorat Narkoba Polda Sumut karena kasus anaknya yang melakukan penganiayaan itu.

Achiruddin dinyatakan bersalah karena membiarkan hingga mendukung anaknya melakukan tindakan kriminal.

Achiruddin terbukti melanggar kode etik Pasal 13 huruf M Peraturan Kepolisian Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Kode Etik Profesi dan Komisi Kode Etik Polri. Di mana dalam pasal tersebut berbunyi bahwa setiap pejabat Polri di dalam etika berkepribadian dilarang melakukan tindakan kekerasan, berlaku kasar, dan tidak patut.

“Ini bentuk ketegasan Kapolda Sumut bahwa tidak mentolelir setiap prilaku dan tindakan oknum yang mencederai nama baik Polri,” ucap Sumaryono. (Tribun Network/jun/ sri/abd/wly)

Gugah Kenangan di Festival

Klangenan Pasar Seni Gabusan

BANTUL, TRIBUN - Pemkab Bantul menggelar Festival Klangenan Bantul 2023 di Pasar Seni Gabusan, Rabu (26/4). Masyarakat dapat menikmati berbagai jajanan jadul seperti makanan, minuman hingga mainan tradisional, mulai 26-30 April 2023 mendatang.

Kepala Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, Agus Sulistiyana mengatakan, Festival Klangenan Bantul dapat menjadi sarana nostalgia bagi masyarakat untuk mengenang kembali barang-barang maupun makanan atau jajanan tempo dulu. Barang klangenan yang dimaksud seperti hasil kerajinan tangan, barang antik, sarana permainan anak, serta makanan/jajanan tempo dulu seperti gudeg, jenang gempol, wedang uwuh dan sebagainya.

“Festival klangenan Bantul dilaksanakan bersamaan dengan momen hari raya Idulfitri, dengan harapan masyarakat Kabupaten Bantul yang selama ini merantau dan tengah pulang ke kampung halaman dapat ikut menikmati suasana nostalgia,” ujarnya. Festival Klangenan diikuti oleh 50 tenant yang terdiri dari 30 stan kuliner dan 20 stan non kuliner yang berasal dari Kabupaten Bantul. Festival ini juga dimeriah- kan oleh pentas seni dari beberapa sanggar seni, permainan tradisional, lomba mewarnai TK dan PAUD, hingga live musik.

“Diharapkan festival ini juga dapat mendukung upaya Kabupaten Bantul untuk lebih dikenal dari berbagai penjuru bahkan dunia dan mendukung Kabupaten Bantul menjadi kota kreatif jejaring dunia,” ucapnya.

Sementara itu Bupati Bantul Abdul Halim Muslih berharap gelaran Festival Klangenan yang membawa romansa penuh kenangan akan masa lalu ini akan menjadi salah satu pemantik bergeraknya ekonomi masyarakat Bantul, utamanya untuk sektor umkm dan industri kreatif.

Ia berharap kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM dan industri kreatif sebagai ajang promosi dan peningkatan transaksi produksinya. “Dengan Festival

Klangenan yang menampilkan beragam kerajinan tempo dulu ini menjadi bukti bahwa Bantul merupakan daerah yang kreatif dari dahulu kala. Atas sejarah dan potensinya maka kabupaten bantul memiliki peluang untuk menjadi kota craft and folk art versi UNESCO Creative Cities Network (UCCN),” terangnya. (nto)

TRIBUN JOGJA/SANTO ARIE

LIHAT WAYANG KULIT - Bupati Bantul Abdul Halim Muslih (kanan) sedang melihat kerajinan wayang kulit saat pembukaan Festival Klangenan Bantul 2023 di Pasar Seni Gabusan, Rabu (26/4).

This article is from: