20
IPM
A
IN PRDO AWINTNESIA AR ME D DIA
HARIAN PAGI
HALAMAN
MINGGU PAHING 29 NOVEMBER 2015 16 SAFAR 1437 NO 1673/TAHUN 5
The Best Of Java
Newspaper IPMA2013
RP 2.000
SPIRIT BARU DIY-JATENG
LANGGANAN RP 55.000 SMS 0851 021 22000, 0274-557687 EXT 219
Dua Hari Langsung Rusak
TRIBUN JOGJA / SEPTIANDRI MANDARIANA
Ribuan Orang Injak-injak Bunga Lily GUNUNGKIDUL, TRIBUN - Kebun bunga Lily yang ada di Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, benar-benar menjadi magnet. Selama dua hari berturut-turut, yaitu Jumat (27/11) dan Sabtu (28/11) ribuan pengunjung mem-
seringkali mengakibatkan kerusakan dan tidak mengindahkan keselamatan. Saat ini orang cenderung tidak mendapat pengakuan di dunia nyata. Dengan kepemi-
“Kemarin saja sudah lebih dari 1.500 orang yang datang ke sini dari pagi sampai sore. Siang ini saja sudah lebih dari 1.000 orang,” ungkap Barkah yang ikut mendapat berkah dari kebun bunga tersebut dengan memungut jasa parkir. Sukadi mengatakan, beberapa hari ini sejak matahari terbit para pengunjung dari beberapa daerah sudah berkerumun untuk mengabadikan dirinya di tengah kebun di atas tanah seluas 2.300 meter persegi itu. “Ketika matahari baru muncul pun sudah ramai sekali suara kenalpot motor. Setelah itu saya keluar mempersilahkan mereka berfoto,” ujarnya.
Bersambung Ke Hal 7
Bersambung Ke Hal 7
banjiri kebun bunga milik Sukadi ini. Sukadi menjelaskan, tak kurang dari 3.000 orang telah mengunjungi kebun bunga miliknya. Mereka tak hanya dari Yogyakarta, tetapi juga berasal dari Semarang, Solo, dan bahkan Jakarta dan Jawa Timur.
Krisis Percaya Diri di Dunia Nyata Derajad Sulistyo Widhyharto, M.Si Pengajar Sosiologi Fakultas Sospol UGM TERJADI krisis kepercayaan diri dibalik trend selfie untuk kepentingan media sosial yang
TRIBUN JOGJA / SEPTIANDRI MANDARIANA
RUSAK - Pengunjung tampak memadati Taman Bunga Lily yang ada di kawasan pathuk, Jalan Wonosari, Sabtu (28/11) (kiri atas). Setelah dua hari diserbu pengunjung, sebagian besar taman bunga tersebut sudah mulai rusak karena terinjak-injak.
Rp 7 Miliar Mengalir ke Teroris
PPATK Termukan Aliran Dana Mencurigakan dari Australia JAKARTA, TRIBUNPusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan adanya aliran dana senilai Rp 7 miliar dari Australia untuk pendanaan terorisme di Indonesia. Sebagai tindak lanjut, lembaga intelijen keuangan ini berkoordinasi dengan Densus 88. “PPATK dalam hal ini juga bekerjasama dengan Densus 88 untuk membuka jaringan yang di Indonesia yang dapat ditengarai dari adanya hubungan transaksi keuangan antara satu dengan lainnya dan terlacaknya hubungan transaksi keuangan dengan pihak-pihak yang diduga merupakan jaringan di luar negeri, di Australia,” kata Wakil Kepala PPATK Agus Santoso, Bersambung Ke Hal 11
ALIRAN DANA TERORIS 11. PPATK kembali menemukan aliran dana senilai Rp 7 miliar dari Australia yang mengalir ke kelompok teroris di Indonesia
4
Sejauh ini, PPATK dinilai memiliki kelemahan karena regulasi yang ada tak mengizinkannya melakukan pemblokiran terhadap aliran dana yang mencurigakan
22. Bersama Densus 88, PPATK kemudian melakukan analisa uang tersebut mengalir ke kelompok mana
33
PPATK mendorong agar terjadi sinergi sejumlah negara untuk bersama-sama melawan teroris
GRAFIS/SULUH PRASETYA
Dana untuk Pembelian Senjata dan Bahan Peledak TEMUAN terhadap transaksi mencurigakan dari Australia ke jaringan terorisme di Indonesia ini sebenarnya sudah lama tercium PPATK. Wakil Ketua PPATK Agus Santoso bahkan sudah mengungkapkan hal tersebut sejak Maret 2015 lalu. “Jumlahnya cukup signifikan. Ada ratusan
Sandra Dewi
Tak Keburu Menikah
ribu dollar,” ujar Agus kala itu. Ia mengungkapkan, PPATK menerapkan prinsip follow the money untuk mendeteksi pola aliran dana jaringan teroris itu. Menurut
Bersambung Ke Hal 11
Bagi-bagi Uang Terungkap di Klaten dan Karawang BANTUL, TRIBUN - Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat meminta Panitia Pengawas Kabupaten Bantul, mengawasi praktik politik transaksional menjelang pemungutan suara pemilihan kepala daerah serentak 2015. “Panwas perlu tingkatkan pengawasannya terutama dua pekan menjelang pemilihan fokus dalam pengawasan politik transaksional,” kata Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) wilayah Bantul Lilik Raharjo di Bantul, Sabtu (28/11).
Menurut dia, regulasi mengenai alat peraga kampanye (APK) dan iklan di media massa yang PILKADA difasilitasi Komisi SERENTAK Pemilihan Umum 9 2015 (KPU) bagi pasangan calon bupati dan wakil bupati dalam pilkada serentak 2015 memang berdampak positif. Ia mengatakan ketentuan itu telah mendorong pasangan calon peserta pilkada untuk melakukan kampanye dengan cara pertemuan terbatas dan tatap muka dengan masyarakat untuk mengenalkan langsung calon yang maju.
DESEM
BER
“Secara positif, metode kampanye ini dapat mendekatkan pasangan calon dengan masyarakat pemilih, namun di sisi lain juga membuka peluang adanya politik transaksional terutama mendekati pemungutan suara,” katanya. Lilik mengatakan dengan mendasarkan pada kampanye tatap muka itu, maka pasangan calon dan tim kampanye berpotensi untuk mendekati pemilih dengan cara memberikan uang dan barang agar memilih pasangan tertentu. “Makanya kondisi ini membutuhkan pengawasan yang cukup ketat dari pengawas pemilu, sehingga peranan panwas di sini sa Bersambung Ke Hal 7
Bersambung Ke Hal 7
Kompas Gramedia Bagikan Ratusan Buku untuk Siswa
Ajak Anak Sadar Sampah Lewat Dongeng Dongeng Kancil Nyolong Timun begitu melegenda di anak-anak Indonesia. Dongeng tersebut begitu lekang hingga anak-anak dewasa. Lantaran dongeng tersebut mengisahkan tentang pencurian, jangan-jangan dongeng tersebut yang menginspirasi para koruptor yang terus menggerogoti negeri ini.
A
RTIS peran Sandra Dewi (32) mengakui resolusinya untuk menikah pada 2015 telah pupus. “Kalau tahun ini sudah enggak keburu (menikah). Aku resolusinya tahun depan aja,” ujar Sandra, seusai screening film The Good Dinasaur produksi Disney Pixar,
Panwaslu Bantul Diminta Lebih Ketat
TRIBUN JOGJA / KURNIATUL HIDAYAH
DONGENG - Siswa SD Muhammadiyah Menguri menyimak dongeng yang disampaikan oleh Rona Mentari, dalam gelaran yang diadakan Kompas Gramedia dan Menyapa Indonesia, Sabtu (28/11).
DUDUK beralaskan tikar, dalam sebuah ruang kelas, siswa-siswi SD Muhammadiyah Menguri tertawa terbahak-bahak. Mata mereka tertuju pada satu arah, seorang perempuan yang berdiri di hadapan mereka dengan memegang sebuah gitar kecil. Saat itu, siswa di Hargotirto, Kulon Progo tersebut tengah menyimak kisah yang dituturkan oleh seorang pendongeng muda asal Yogyakarta, Rona Mentari. Namun kali ini kisahnya bukan Kancil Ny Bersambung Ke Hal 7
Halaman Halaman
9