SABTU LEGI 30 JULI 2016 25 SYAWAL 1437 NO 1922 /TAHUN 6
The Best Of Java Newspaper IPMA 2012
RP 2.000
The Best Of Java Newspaper IPMA 2016
LANGGANAN RP 55.000
www.tribunjogja.com
likes: tribun jogja
follow us: @tribunjogja
SMS 0851 021 22000, 0274-557687 EXT 219
@tribunjogja
Curhat Freddy, Setor Rp 450 M Catatan Koordinator KontraS Menyebar Viral
TITO KARNAVIAN KAPOLRI
BUDI WASESO Kepala BNN
HARIS AZHAR Kabid Koordinator KontraS
Kami akan lakukan klarifikasi ke Pak Haris Azhar yang menyampaikan informasi ini ke publik.
Saya akan tetap berkomitmen memberantas peredaran narkotika hingga ke akar-akarnya.
Saya sudah lakukan ini untuk memberitahu Presiden mengenai ini. Maksimal atau tidak, silakan masyarakat menilai
JAKARTA, TRIBUN - Sebelum menjalani hukuman mati di depan regu tembak Jumat (29/7) dini hari, almarhum Freddy Budiman rupanya menyimpan cerita menyeramkan tentang lika-liku bisnis narkobanya. Ia sudah bercerita ke pengacaranya, dan juga siapapun yang dikenalnya di penjara. Cerita Freddy itu pun sampai ke Koordinator KontraS, Haris Azhar, yang menemuinya di LP Batu, Pulau Nusakambangan pada pertengahan 2014. Ia pun membuat catatan menggemparkan yang dipostingnya di akun KontraS, Kamis (28/7) pukul 20.22. Catatan itu segera beredar viral seiring selesainya eksekusi mati atas Freddy Budiman dan tiga terpidana asal Senegal dan Nigeria. Inti ceritanya, Freddy mengakui menjalankan bisnis narkoba, namun bisnis itu diketahui sejumlah petinggi lembaga penegak hukum. Bahkan ia kerap jadi objek pemerasan atau sumber jatah preman untuk mereka. Praktik bertahun-tahun itu jika dikumulasikan nilainya mencapai ratusan miliar. Uang hasil pemalak itu masuk ke kantong oknum pejabat BNN, Polri, dan Bea Cukai. Pertemuan Haris Azhar dan Freddy itu diawasi langsung kepala LP Batu, Thomas Sitinjak. Selain bertemu Freddy, Haris Azhar juga menemui John Refra alias John Kei dan sejumlah napi kasus terorisme. Haris Azhar bisa masuk ke LP Batu atas ajakan dan undangan seorang rohaniwan yang biasa membimbing napi-napi kakap di Pulau Nusakambangan. Operator mafia Menurut catatan Haris, Fred-
dy mengaku dirinya hanyalah operator mafia narkoba. Bosnya tidak ada di Indonesia, tapi di China. Ketika ia mengatur impor ilegal narkoba dari China, Freddy bisa mengatur jalurnya berkoordinasi dengan oknum pejabat di Polri, BNN, dan Bea Cukai. Imbal baliknya, oknum-oknum itu ikut “nitip harga”. Dari sebutir ekstasi misalnya, minta jatah mulai Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu. Freddy membeber, harga jual narkoba itu di pasaran Indonesia bisa mencapai Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Padahal harga aslinya cuma Rp 5.000. Artinya, Freddy masih bisa mendapatkan banyak, meski menggelontor bermiliar-miliar ke berbagai pihak agar bisnisnya mulus. ke halaman 11
Pemerintah Janji Kaji Hukuman Mati JAKARTA, TRIBUN - Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, eksekusi mati bukan sesuatu yang menggembirakan. Hal tersebut disampaikan Pramono terkait banyaknya kritik dan penolakan terhadap eksekusi mati yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri. “Berbagai usulan yang timbul tentunya akan dipertimbangkan oleh pemerintah karena melaksanakan hal yang seperti ini bukan hal yang menggembirakan,” kata Pramono di Kantor Setkab, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (29/7).
Namun, Pramono menekankan, saat ini eksekusi yang diatur undang-undang harus dilakukan karena narkoba bisa merusak generasi bangsa. Mengeksekusi terpidana narkoba skala bandar dianggap bisa melindungi bangsa Indonesia dari bahaya narkoba. “Dengan demikian, semua yang sudah inkracht, berkekuatan hukum tetap, dan juga dilihat tidak ada upaya katakanlah ke halaman 11
1
JENAZAH FREDDY -
Sejumlah kerabat dan keluarga memanggul peti jenazah terpidana mati kasus penyalahgunaan narkoba berkewarganegaraan Indonesia, Freddy Budiman ke Tempat Pemakaman Umum Mbah Ratu, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/7).
ANTAR/M RISYAL HIDAYAT
Hari Ini Mulai Pendaftaran TJ PAF Turnamen futsal antarSMA/SMK se-DIY, Tribun Jogja Putih Abu Futsal 2016, segera bergulir. Mulai hari ini pendaftaran peserta dibuka. Kuota peserta kali ini dilipatgandakan, dan kualifikasi akan digelar di lima wilayah kabuipaten/kota di DIY. Sedang babak finalnya akan dipusatkan di Kota Yogya. Yuk, buruan daftar!
11
Anggita Sari
Detik-detik Akhir Sebelum Regu Tembak Beraksi
Dia Sadar Tidak Baik
Pekik Takbir dan Nyanyian Gerejawi
MODEL majalah dewasa Anggita Sari, mantan kekasih bandar narkoba Freddy Budiman, mengungkapkan pendapatnya mengenai Freddy. Freddy telah dieksekusi mati di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (29/7) dini hari. “Dia sadar sepenuhnya apa yang dia lakukan tidak baik,” ucap Anggita dalam wawancara per telepon, Jumat (29/7). ke halaman 11 TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Hal
Aparat hukum akhirnya hanya mengeksekusi empat dari 14 terpidana mati kasus narkoba. Eksekusi di depan regu tembak dilaksanakan Jumat (29/7) dini hari di tengah hujan yang mengguyur Pulau Nusakambangan. Empat yang ditembak mati terdiri Freddy Budiman, Seck Osmane (Senegal), Michael Titus Eighweh dan Humphrey Ejike alias Doctor, keduanya warga Nigeria.
S
UASANA detik-detik jelang eksekusi tembak mati dilukiskan sangat menegangkan sekaligus mengharukan. Empat terpidana mati terlihat pasrah dan siap menerima takdir saat dijemput petugas LP Besi dan eksekutor dari Brimob. Lukisan suasana itu diceritakan dua petugas kerohanian yang ditunjuk untuk mengawal pelaksanaan ekse ke halaman 11
Keluar Masuk Penjara
Freddy masuk LP Cipinang tahun 1997 karena kasus narkoba. Ia kembali dipenjara 2009 karena memiliki 500 gram sabu. Tahun 2011, ia dicokok dan dipenjara lagi. Saat di penjara itu Freddy mengendalikan impor 1,4 juta butir ekstasi dari Cina pada 8 Mei 2012. Pada 5 Juli 2013, Freddy divonis mati.
2
Pabrik Narkoba
FAKTA
FREDDY
Kencani Model
Berita heboh muncul saat model seksi Vanny Rosyanne mengunggah foto sedang memegang bong sabu di sebuah ruangan yang disebutnya di LP Cipinang. Vanny mengaku ia nyabu bareng Freddy Budiman. Tak hanya itu, Vanny juga bebas berkencan di ruang kerja pegawai penjara. Selain Vanny, Freddy juga mengencani model hot Anggita Sari.
3 Produksi Narkoba Sesudah Freddy dipindahkan ke penjara Pulau Nusakambangan, terungkap ia menguasai alat-alat dan bahan serta memproduksi sabu di dalam LP Cipinang. Peralatan itu disimpan di Balai Latihan Kerja LP Cipinang. Pemeriksaan petugas menemukan alat pembuat sabu, stoples berisi red fosfor, alat cetak, jeriken berisi cairan berwarna putih, buku tabungan, ATM, HP, SIM card, charger, headset, dan beberapa paket sabu. 4
4. Pukul Wartawan
Seusai menyaksikan pemusnahan peralatan dan barang bukti sabu yang pernah dibuatnya di LP Cipinang, Freddy tiba-tiba mengamuk. Ia memukuli Imam, jurnalis Sindo TV yang mereportase kehadirannya di Gedung Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Timur. Freddy diduga merasa terganggu wajahnya disorot terus menerus oleh media dan melampiaskan kekesalannya
5
Pada 7 April 2015, Direktorat Narkoba Bareskrim Polri mengungkap jaringan narkotika internasional Belanda-Pakistan-Indonesia. Kasus terungkap setelah dua anak buah Freddy Budiman itangkap Bareskrim Polri di Bekasi pada 7 April 2015. Terungkap, Freddy mengendalikan pabrik narkoba di Ruko CBD Mutiara Taman Palem Blok A2 No 16, Cengkareng, Jakbar Berubah Religius
6
Awal 2016, Freddy yang mengajukan upaya Peninjauan Kembali, terlihat klimis dan religius. Rambutnya yang semula dicat keemasan, tertutup kopiah, memelihara janggut dengan jidat bernoda hitam. Pada 11 Desember 2015, Freddy dipindahkan ke LP Gunung Sindur Bogor.Selama di Gunung Sindur, Bogor. Kehidupan Freddy semakin agamis Ajakan Bertobat
7
Seusai menjalani sidang Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (1/6/2016), Freddy Budiman mengajak kepada semua orang yang terlibat narkoba untuk bertobat. Ia menganggap narkoba tidak akan menghasilkan apa-apa dalam hidup. Dia mengaku sudah bertobat dan hanya berserah diri menhadapi eksekusi mati Pekik Takbir
8
Sesaat sebelum ditembak mati Jumat (29/7/2016), Freddy memekikkan takbir. Ia didampingi rohaniwan asal Cilacap, dan sepanjang hari sebelum meng-hadapi regu tembak, menghabiskan waktu berdizikir dan membaca Al Quran Curhat Freddy
9 Koordinator KontraS, Haris Azhar merilis kisah curhat Freddy semasa hidup. Freddy membeber brengseknya aparat penegak hukum terkait bisnis haram yang dijalaninya. Freddy sepanjang berbisnis narkoba tak kurang-kurang setor ke para pejabat tinggi hukum, sehingga bisnisnya sempat lancar GRAFIS/SULUH PRASETYA