Tribunjogja 31-07-2016

Page 1

MINGGU PAHING 31 JULI 2016 26 SYAWAL 1437 NO 1923 /TAHUN 6

RP 2.000

The Best Of Java Newspaper IPMA 2012

LANGGANAN RP 55.000

The Best Of Java Newspaper IPMA 2016

www.tribunjogja.com

DI CIANJUR

Penabrak Truk B 9479 GDA

Tepat saat melintas ruas jalan menurun di Kampung Bangbayang, Desa Bangbayang, Gekbrong, Cianjur, truk tiba-tiba oleng diduga rem blong

Masyarakat jangan terprovokasi, karena ini persoalan individu, serta berpikiran jernih menyikapi masalah ini.

Honda Vario F 2972 YN 3

Sopir Asep hilang kendali, truk hilang berbelok tajam ke lajur kanan. Saat bersamaan melaju angkot, beberapa sepeda motor, dan pejalan kaki dari arah berlawanan

Suzuki Nex G 4296 XA

Honda Revo F 3358 ZB

TITO KARNAVIAN Kapolri

4 Laju truk terhenti setelah menabrak rumah penduduk di kanan jalan. Korban bergelimpangan di lintasan yang dilalui truk

MEDAN, TRIBUN - Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian langsung terjun memimpin upaya menstabilkan ketertiban dan keamanan di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara. Amuk massa sempat meledak di sebagian wilayah kota itu, Jumat (29/7) malam. Namun sejak Sabtu (30/7) situasi berangsur tenang. Kerusuhan tidak berlanjut setelah tokoh-tokoh masyarakat turun tangan menenangkan warga yang marah. Pemicu kerusuhan diduga kesalahpahaman warga dengan pengurus masjid di wilayah Tanjungbalai Kota I. Akibat amuk massa ini, sembilan rumah ibadah milik umat Buddha rusak. Tito Karnavian kemarin menemui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumatera Utara. Dari ha-

sil penyelidikan menurut Tito, kerusuhan dipicu masalah individu yang saling bertetangga. “Masyarakat jangan terprovokasi, karena ini persoalan individu, serta berpikiran jernih menyikapi masalah ini,” kata Tito. “Ini persoalan antara individu yang bertetangga,” sambungnya. Tito menegaskan, Sumatera Utara sebagai tempat toleransi umat beragama harus dipertahankan. Ada tiga poin yang diinstruksikan Tito agar kerusuhan tidak meluas dan situasi kondusif terjaga. Temui tokoh Pertama, Kapolri melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat dan pemuka agama di Polda

CIANJUR, TRIBUN - Kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi atau tepatnya di Kampung Bangbayang, Desa Bangbayang, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Sabtu (30/7/2016). Sepuluh orang tewas akibat diseruduk truk yang remnya diduga blong. Berdasarkan data PMI Cianjur, 8 jenazah telah teridentifikasi. Yakni terdiri atas Muhammad Iam (11), Marsa (4), Siti Aminah (16), Siti Fatmawati (13), M Yusep (16), Herdiana (34), Komar, dan Aisyah (35). Dua korban tewas lain belum dikenali. Dump truck nopol B 9479 GDA secara beruntun dalam kecepatan tinggi menyeruduk angkot nopol F 2989 YY, Yamaha Mio F 6557 YR, Honda Vario F 2972 YN, Suzuki Nex G 4296 XA, dan Honda Revo F 3358 ZB. Tak hanya kendaraan, seorang penyeberang jalan pun menjadi

korban kecelakaan tersebut. Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, kecelakaan itu bermula ketika truk yang dikemudikan Asep Suhandi (35), melaju dari arah Kabupaten Sukabumi menuju Cianjur. Ketika menempuh jalan lurus dan menurun, Asep tak bisa mengendalikan kendaraannya sehingga menabrak sejumlah kendaraan yang datang dari arah berlawanan. “Diduga rem tidak berfungsi, setelah menabrak kendaraan, truk keluar ke kanan dan berhenti menabrak bengkel, tempat refill air mineral, dan warung,” kata Yusri. Lalu lintas di jalur padat itu macet total selama beberapa menit. Ratusan warga dan pengguna jalan memadati tempat kejadian untuk melihat apa yang telah terjadi. Puluhan petugas dan sejumlah alat berat serta mobil derek ditu-

GRAFIS: SULUH PRASETYA

Eva Celia

 ke halaman 11

 ke halaman 11

TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR

TURUN TANGAN

Truk Maut Renggut 10 Nyawa di Cianjur

- Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memberikan keterangan sesuai bertemu Forum Kerukunan Umat Beragama di Medan, Sabtu (30/7). Tito memimpin langsung upaya mendinginkan tensi emosi menyusul amuk massa di Tanjungbalai, Jumat (29/7) malam.

Jusuf Kalla Percayakan ke Polisi SIMALUNGUN, TRIBUN - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), hanya melempar senyum sebelum memberikan jawaban singkat, saat ditanya pendapat mengenai kerusuhan di Tanjungbalai. Kalla yang saat itu hendak memasuki mobil seusai menghadiri acara Masyarakat Adat Batak dan Rapat Kerja Nasional Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) di Pantai Bebas Parapat, Simalungun, Sabtu (30/7). Ia sempat menghentikan langkahnya dan menengok ke arah Tribun. Namun JK tidak memberikan jawaban panjang. “Nanti diserahkan kepada polisi saja, ya,” ujarnya. Tribun mencoba menanyakan JK perihal komentarnya yang beberapa waktu lalu sempat mencuatkan kontroversi. Saat menghadiri pembukaan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Indonesia di Pondok Pesantren Attauhidiyah, Tegal, Jawa

Tengah, JK mengatakan sebaiknya berhenti memutar kaset pengajian dan mengumandangkannya lewat pelantang (pengeras suara) masjid. Pendapat ini kemudian menyebar luas dengan berbagai interprestasi yang pada akhirnya menjelma kehebohan, di mana kemudian JK disebutkan melarang masjid menyuarakan pengajian dan azan melalui pelantang. Perihal ini, JK mengulang jawaban yang ia berikan sebelumnya. “Iya, ini akan kita tangani. Kapolri sudah turun. Kita serahkan ke polisi, ya,” katanya, lalu melambaikan tangan dan masuk ke mobil. Tak meluas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso, menjamin konflik bernuansa SARA yang terjadi di Tanjungbalai, takkan meluas. Ia memastikan, pascakerusuhan Tanjungbalai cepat kembali kondusif, karena kerusuhan sporadis, bukan direncanakan.

“Seperti di Papua, kemarin dulu. Masyarakat bertindak spontan karena tersulut emosi. Lalu karena adanya provokator, jadi makin beringas dan tidak terkendali,” katanya. “Kapolri Jenderal Tito sudah mengutus Kalemdikpol Komjen Syafruddin untuk memantau langsung kondisi di Tanjungbalai. Pemerintah daerah dan kepolisian sudah tahu, kok, cara mengatasi persoalan ini,” ucapnya menambahkan. Meski demikian, kata Sutiyoso, insiden ini mesti jadi pelajaran bagi semua pihak. Baik warga maupun pemerintah dan aparat keamanan. Semua pihak harus bisa menahan diri, tidak gampang terpancing, dan membuka komunikasi. “Seperti kasus ini. Informasinya, kan, karena adanya seorang warga yang merasa tak nyaman mendengar suara azan yang keras dari masjid. Nah, ka-

IST

 ke halaman 11

Seorang perempuan bernama Meliana (41), warga Jl Karya Kelurahan Tanjung Balai Kota I, Kecamatan Tanjungbalai Selatan Kota, Tanjungbalai, mendatangi nazir Masjid Al Maksum, menyampaikan keluhan. Meliana mengaku terganggu mendengar suara azan dan pengajian yang dikumandangkan lewat pelantang (pengeras suara) masjid. Meliana meminta volume suara pelantang diturunkan Keluhan serupa pernah dikemukakan Meliana kepada pemilik kedai kelontong tempatnya biasa membeli kebutuhan sehari-hari, namun tidak ditanggapi Kedatangan Meliana Jumat (29/7) sekitar pukul 20.00 WIB, untuk menemui dan menyampaikan keluhan pada nazir masjid, menimbulkan riak-riak ketidaksenangan. Seusai Salat Isya, nazir bersama pengurus Masjid Al Maksum mendatangi Meliana dan mempertanyakan keluhannya. Keributan sempat terjadi antara pihak Meliana dan pengurus Masjid Al Maksum. Keributan ini memancing keingintahuan warga sekitar. Setelah tahu duduk perkaranya, emosi warga tersulut Warga mulai berteriak-teriak. Bahkan ada yang meneriakkan 'bakar!' bakar!', dan sejumlah warga melempari rumah Meliana. Pengurus masjid menenangkan warga dan meminta tak anarkis Keributan didengar aparat kelurahan. Mereka memanggil Meliana dan pengurus Masjid Al Maksum. Mediasi dilakukan di kantor Polsek. Warga yang masih marah menunggu di luar Mapolsek selama mediasi Tiba-tiba muncul provokasi dan warga yang berkumpul bergerak ke Vihara Juanda yang terletak kurang lebih 500 meter dari lokasi dan langsung merusak dan membakar Kerusuhan cepat meluas. Vihara di Pantai Amor juga dirusak, kemudian tiga kelenteng dan masing-masing tiga unit mobil dan sepeda motor ikut dirusak. Ratusan warga yang tidak jelas lagi asal-usulnya, apakah berasal dari lingkungan Jl Karya atau bukan, merusak dan menjarah sebagian barang di kelenteng Jl Sudirman. Massa bergeser ke kelenteng di Jl Hamdoko. Mereka juga merusak satu rumah yang merupakan tempat praktik pengobatan alternatif. Satu unit sepeda motor nyaris dibakar. Di kelenteng Jl KS Tubun, massa merusak barang-barang yang ada dalam kelenteng dan satu unit bangunan milik Yayasan Putra Esa di Jl Nuri. Di Jl Imam Bonjol, massa membakar barang-barang yang ada dalam vihara Massa yang makin tak terkendali bergerak ke satu yayasan sosial di Jl WR Supratman. Mereka merusak bangunan dan tiga unit mobil yang diparkir tak jauh dari lokasi Di Jl Ahmad Yani, massa merusak pagar vihara. Di kelenteng Jl Ade Irma, massa membakar barang-barang di kelenteng. Kerusuhan baru reda menjelang dini hari. Polres Tanjungbalai telah memeriksa sejumlah orang dan menangkap tujuh orang yang ditengarai melakukan perusakan dan penjarahan. Polres Tanjungbalai dan Polda Sumut menurunkan ratusan personel polisi untuk mengamankan situasi Sumber: Kabid Humas Polda Sumut, KombesRina Ginting 11 ke halaman

 ke halaman 11

Mereka Adu Ketangkasan Biar Pun dalam Kegelapan

ribun Jogja MINGGU PAHING 31 JULI 2016

Di depan laptopnya, Ardiansyah tampak serius mendengarkan suara dibalik penyuara kuping atau earphonenya. Satu demi satu huruf diketikkan, kadang cepat kadang pelan. Ardiansyah konsentrasi merapihkan susunan kata-katanya. Penyandang tuna netra itu sedang berlomba membuat surat undangan di komputer.

likes: tribun jogja

follow us: @tribunjogja

@tribunjogja

Terinspirasi Kain Tradisional KEKAYAAN budaya Indonesia yang tercermin dalam kain-kain tradisional menginspirasi Sofia Sari Dewi untuk menciptakan pakaian unik. Memodifikasi kain tradisional dalam pakaian kasual menjadi langkahnya untuk mendorong generasi muda cinta pada produk-produk lokal. Gempuran barang-barang impor menjadikan generasi muda berjarak pada produk-produk lokal. Ironisnya, mengenakan barang-barang impor kini dipandang lebih bergengsi dibanding membeli barang lokal. Fenomena ini mendorong Sofi untuk berkreasi dengan kain-kain tradisional Indonesia. “Anak muda sekarang ini suka yang kebarat-baratan, sehingga gagasannya adalah bagaimana mereka mau memakai baju bercorak Indonesia dengan model yang kekinian,” ujar dara kelahiran Yogyakarta, 2 November 1983 ini. Mewujudkan misi tersebut, alumnus Bunka School of Fashion ini sering bereksplorasi dengan kain-kain tradisional. Sofi pun telah menciptakan pakaian dari kain batik, songket hingga beragam kain tenun.

MAIN CATUR - Imam saat bertanding catur dengan Kuswantoro di Badan Sosial Mardi Wuto Yogyakarta, Sabtu (30/7). Imam meraba-meraba poin sebagai proses membaca langkah yang diambil Kuswantoro.

AHASISWA Jurusan Pendidikan Luar Biasa UNY tersebut sedang mengikuti lomba keahlian komputer bagi para tuna netra. Bagi Ardiansyah, ini merupakan kali pertamanya mengikuti lomba komputer. Ia tidak terlihat kesusahan dalam  ke halaman 11

“Indonesia itu seperti perpustakaan budaya, tidak hanya memiliki kain saja, namun juga ada siluetnya. Tantangannya adalah bagaimana Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” papar bungsu dua bersaudara ini. Rancangan Sofi memiliki ciri khas yang unik. Perempuan yang sempat menjadi model inipun banyak memberikan sentuhan Jawa pada rancangannya. Untuk atasan model kutubaru misalnya, ia akan membuat potongan bodyfit tanpa lengan agar lebih trendi. Uniknya, Sofi memberikan aksen lipatan pada penutup dada di rancangan kutu barunya. Gagasan aksen lipatan ini terinspirasi dari jendela-jendela kuno yang terdapat di bangunan zaman dulu. Jika dulu rancangannya banyak menggunakan kain tradisional polos maupun batik motif kawung, kini Sofi lebih banyak memberikan motif yang kaya warna. Dengan tetap menggunakan kain tradisional, ia tetap mengarahkan rancangannya ke model warna-warna yang trendi dan kekinian. Eksplorasi Tenun Selain disibukkan dengan aktivitas merancang baju, kini Sofi sedang terlibat dalam Program Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) 2016 yang diadakan

Badan Ekonomi Kreatif (BeKRAF) Indonesia. Selaku desainer mode, Sofi dan beberapa orang yang berprofesi sebagai desainer produk, desainer interior, antropolog, fotografer, videographer, programer hingga ahli komunikasi akan berkolaborasi dengan pelaku industri kreatif di beberapa wilayah potensial di Indonesia. Dari lima daerah yang ditentukan, Sofi terpilih untuk dikirim ke Ngada, Flores, untuk mengeksplorasi kain tenun. “Tujuan program ini adalah untuk menggandeng warga dan pemerintah setempat untuk lebih mengganungkan Flores, terutaa melalui produk kain tenun,” lanjut dara yang hobi menulis dan travelling ini. Dalam program ini, Sofi akan banyak berinteraksi dengan perajin dan warga Flores untuk menggali mengenai kain tenun. Selama ini, kain tenun Flores dikenal memiliki motif yang kaku, yakni bergambar kuda atau segitiga. Sofi dan tim akan melakukan pendekatan, apakah memungkinkan untuk berinovasi pada motif tersebut atau sekedar mengganti warna kain saja. “Kami juga merangkul perajin yang selama ini banyak didekati tengkulak. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup perajin kain tenun di sana,” tutupnya. (gya)

Kembangkan Sayap ke Malaysia MENJADI desainer awalnya tidak pernah terbersit di benak Sofia Sari Dewi. Perempuan yang kerap disapa Sofi ini baru bersentuhan di dunia fashion justru saat ia beranjak dewasa. Memiliki postur tubuh yang kecil, membuat Sofi harus bersusah payah mencari baju. Bahkan setiap lebaran, Sofi akan menggambar sendiri baju yang akan dibuatkan untuknya. Sejak tahun 2003 hingga 2007, Sofi pun pernah mengenyam pengalaman menjadi model catwalk, model foto maupun video klip. Karir modelnya pun sempat berkibar saat menjadi Covergirl Aneka Yess pada tahun 2005 silam. Berlenggak lenggok di catwalk dan menghadapi banyak kamera pun rupanya tidak serta merta mendorong Sofi untuk langsung terlibat di dunia fashion. “Waktu jadi model kan pakaian masih diarahkan. Bakat merancang baju belum terasah saat itu,” kata dara asal Yogyakarta ini. Ketertarikannya pada dunia fashion justru dimulai saat Sofi bergelut dengan pekerjaannya di perusahaan rekaman di Jakarta. Di perusahaannya, Sofi menangani promo radio untuk Rossa, ST 12 hingga Sherina. Saat itulah, ia belajar banyak bagaimana mendandani artis agar terlihat menarik. “Banyak yang saya pelajari waktu itu, semisal kalau pipi tembem atau kulit puih harus mengenakan baju apa, bahan-bahan pakaian apa saja yang harus disetrika uap hingga teknik mencuci tanpa luntur,” terangnya. Keseriusan di dunia fashion kemudian

M TRIBUN JOGJA/GILANG RAMADAN

HALAMAN 9

s m a r t www.tribunjogja.com

Duet Ardiansyah Tak Kesulitan Mengetik Cepat dengan Sang Ayah SUASANA Jazzphoria kali ini dengan tema “MLDSPOT Jazzphoria in Collaboration with Motion Blue” berlangsung ramai. Acara ini diadakan Jumat (29/7) di Motion Blue, Fair-

SEMPAT DIMEDIASI

 FOTO-FOTO: BRAMASTO ADHI

Yamaha Mio F 6557 YR

SMS 0851 021 22000, 0274-557687 EXT 219

@tribunjogja

 Pemuda Muhammadiyah Minta Tahan Diri

2

Tertabrak Angkot F 2989 YY

follow us: @tribunjogja

Tito Coba Dinginkan Bara di Tanjungbalai

MAUT 1 Sabtu (30/7) sekitar pukul 09.10, truk bak besi warna kuning nopol B 9479 GDA yang disopiri Asep Suhandi (35) melaju dari arah Sukabumi menuju Cianjur

likes: tribun jogja

dibuktikannya dengan melanjutkan pendidikannya di Sekolah Fashion BUNKA School of Fashion. Berbagai pengalaman yang ditempuhnya membuat banyak klien mempercayakan Sofi merancang baju favoritnya. Sebut saja Irfan Bachdim sekeluarga, girlband Cherrybelle, Mom and Jo Spa hingga Senayan Golf menjadi klien yang setia memesan baju rancangan Sofi. “Dengan Cherrybelle baru empat bulanan ini karena mereka memiliki visi yang sama, yakni ingin mengangkat produk-produk Indonesia ke generasi muda,” kata nominator Reka Baru Desain Indonesia ini. Mengawali kariernya sebagai perancang, Sofi sempat bekerjasama dengan desainer lainnya. Namun pada Oktober 2015, Sofi memberanikan diri untuk membuka brand sendiri “Sofiadewi.co”. Dengan brand tersebut, Sofi juga berkolaborasi dengan butik di Malaysia untuk memasarkan produknya. “Karena budaya yang berbeda, desain untuk di Malaysia juga dibuat lebih panjang, lebih simpel, tidak ketat, lebih menyerupai baju kurung. Produk paling laris masih atasan kutu baru dengan potongan sederhana,” imbuhnya. Ke depan, Sofi bercita-cita ingin mendirikan Rumah Mode, tempat untuk membuat, konsultasi dan juga display baju formal maupun non formal. Sofi juga berkeinginan mendirikan kursus agar bisa berbagi ilmu. (gya)

Hal

BIOFILE : Nama Lahir Profesi Pendidikan Hobi Prestasi

: Sofia Sari Dewi : Yogyakarta, 2 November 1983 : Fashion Designer, Tim IKKON Bekraf : S1 Psikologi, Sekolah Fashion BUNKA School of Fashion : Menulis, travelling : - Covergirl Aneka Yess (2005) - Juara 3 Citilink Designer Challenge (2014) - Nominator Reka Baru Desain Indonesia Menparekraf (2014) - IKKON Bekraf Indonesia (2016)

9


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Tribunjogja 31-07-2016 by tribun jogja - Issuu