Tribunjogja 31-08-2014

Page 1

24

HARIAN PAGI

HALAMAN

MINGGU P AHING PAHING 31 AGUSTUS 2014 5 DZULQA’DAH N1435 NO 1222/TAHUN 4

RP 2.000 SPIRIT BAR U DIY -J ATENG BARU DIY-J -JA

Pertamina Yakin Tak Berdampak Besar Harga Elpiji 12 Kg Bisa Naik 1.500/Kg JAKARTA, TRIBUN - Meski pemerintah telah menyetujui permintaan PT Pertamina (Persero) untuk kembali menaikkan harga Elpiji 12 Kg, namun waktu dan besaran kenaikan belum diputuskan. Pihak Pertamina kini menunggu pemberitahuan dari pemerintah. “Walau sudah disetujui, tapi pemerintah belum memberikan arahan kapan waktu dan besaran kenaikan elpiji 12 Kg,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir, saat dihubungi, Sabtu (30/8). Ali mengatakan, Pertamina sudah secara resmi mengirim surat ke pemerintah terkait besaran harga kenaikan elpiji. “Kami menginginkan kenaikan sebesar Rp 1.000-Rp 1.500 per Kg,” ungkapnya. Ali memastikan, kenaikan

elpiji 12 Kg tidak akan berdampak besar bagi masyarakat khususnya termasuk masyarakat miskin dan pelaku usaha kecil menengah (UKM). “Dampaknya tidak besar, karena elpiji 12 Kg ini digunakan kalangan menengah-kaya, sedangkan masyarakat menengah-bawah ada elpiji 3 Kg dan harganya tidak naik,” tutupnya. Seperti diberitakan, PT Pertamina (Persero) telah meminta izin kepada pemerintah untuk kembali menaikkan harga elpiji 12 Kg. Tujuannya, untuk mengurangi kerugian yang tahun ini diperkirakan mencapai Rp 5 triliun. Sebelumnya, Pertamina pada awal Januari sudah menaikkan harga elpiji 12 Kg Rp 1.000 per Kg.  Bersambung

ke Hal 7

Banyak Cara untuk Mencuri BBM Di tengah sulitnya memperoleh bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akhir-akhir ini, mencuat kasus dugaan kecurangan mengejutkan oleh sopir mobil tangki dari vendor PT Pertamina (Persero) di Magelang. Diduga, perilaku serupa juga terjadi di daerah lain. HASIL penelusuran Tribun Jogja, beberapa sopir Pertamina tak menampik mengenai aksi “kencing” BBM itu. Namun, masih banyak sopir Pertamina lebih memilih hidup pas-pasan sesuai gaji, daripada berbuat nakal namun hidup tidak tentram. Salah satunya adalah Upin (bukan nama sebenarnya), awak mobil tangki, alias sopir, yang dahulu sering mengirimkan BBM untuk area Jateng dan DIY. Selama lebih dari 20 tahun bekerja untuk Pertamina, ia mengaku melihat beberapa rekannya melakukan kecurangan. Modus yang dilakukan tak jauh beda dari Sutikno, sopir di Magelang itu. Mereka mengurangi jatah BBM bagi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tertentu, dan menjualnya ke pihak lain dengan harga lebih murah. Sopir melakukan aksinya di tengah jalan yang sepi, kemudian mencungkil segel resmi Pertamina menggunakan gunting kecil. Kemudian, BBM yang mengalir ditampung menggunakan jeriken atau ember. “Memang dijual jadi lebih murah. Terserah ma-

sing-masing mau ditempatin pakai apa,” tuturnya, Jumat (29/8), di wilayah Kabupaten Bantul. Menurut Upin, sebenarnya banyak cara untuk mencuri BBM kemudian menjualnya secara ilegal. Biasanya, para sopir nakal menjualnya ke pengecer yang sudah sangat akrab, atau SPBU yang mau menjadi penadah. Jika hasil “kencing” BBM dijual ke SPBU, beberapa di antaranya ada yang diketahui oleh pemilik, tetapi ada pula yang hanya diketahui oleh oknum tertentu. Namun ia menegaskan, masih banyak sopir mobil tangki yang berlaku jujur. “Engga sampai 10 persen yang curang kaya gitu. Sebenarnya banyak cara untuk melakukan kecurangan itu, tapi kalau saya lebih baik apa adanya saja. Kaya gitu hidup jadi engga tenang,” ujar Upin menandaskan. Sopir lain, Ipin (nama samaran, Red), menuturkan, masih banyak sopir tangki yang baik. Selama lebih dari 20 tahun menjadi sopir tangki, ia sempat mengetahui kecurangan yang dilakukan beberapa rekannya. Untuk modus yang digunakan kata Ipin, sama seperti yang dila Bersambung

ArumiBachsin

Menasihati Dukung Jokowi

Suami

ARTIS peran dan model Arumi Bachsin (20) mengaku menasihati suaminya, Emil Elestianto Dardak (29), doktor yang berkecimpung di bidang tata kota. Arumi  Bersambung

ke Hal 7

KAPANLAGI.COM

ke Hal 7

1 Rabu (27/8) : Florence Sihombing hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM) motornya, Honda Scoopy, di SPBU Lempuyangan, Yogyakarta. Florence memilih antrean mobil yang akan mengisi Pertamax. dia me-ngaku buru-buru hendak ke rumah sakit, Petugas SPBU menolak, dan mengarahkan Florence ikut mengantre dengan kendaraan sejenis.

2 Ratusan pengendara motor yang mengantre, menyoraki tingkah Florence. Setelah itu, muncullah tulisan status Florence bernada kasar di media sosial (medsos) Path.

LANGGANAN RP 55.000 SMS 0274-7122000, 0274-557687 EXT 219

4 Kamis (28/8/) petang, LSM Jangan Khianati Suara Rakyat (Jati Sura) melaporkan Florence karena dianggap mencemarkan nama baik Yogyakarta Pihak Jati Sura menduga Florence melanggar Pasal 28 ayat 2 UU ITE 5 Jumat (29/8) pagi, Florence diwakili kuasa hukumnya menggelar konferensi pers. Florence meminta maaf kepada Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, kepada warga Yogya, dan kepada Fakultas Hukum UGM tempat ia belajar.

3 Kalimat kasar Florence memicu reaksi sebagian warga Yogyakarta di dunia maya maupun dunia nyata. banyak warga mencaci-maki Florence. Di dunia nyata, sejumlah warga berunjukrasa di Bundaran UGM

6 Jumat (29/8) siang, Flo didampingi Wibowo datang ke Mapolda DIY menjalani pemeriksaan. Flo menginap di Mapolda. sampai kemudian polisi menyatakan menahan Flo yang berstatus tersangka, Sabtu sore. GRAFIS/FAUZIARAKHMAN

Story Highlight Florence Sihombing (26) ditahan petugas Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda DIY, Sabtu (30/8). Proses pemeriksaan dan penahanan Florence tergolong cepat. Kamis (28/ 8) petang ia dilaporkan oleh beberapa aktivis LSM Jati Sura ke Podla DIY, dan hari Sabtu langsung ditahan. Menurut Direskrimsus Polda DIY, Kombes Kokot Indarto, Florence tidak kooperatif. Selain itu, kepolisian khawatir Florence melarikan diri, mengulangi tindak pidananya, dan menghilangkan barang bukti.

Ngeyel, Flo Ditahan Polisi Kasus Dugaan Penghinaan Melalui Medsos Path Florence Tak Mau Menandatangani BAP TRIBUN, SLEMAN - Kasus Florence Sihombing (26) memasuki babak baru. Pemilik akun media sosial (medsos) Path, yang dilaporkan ke Mapolda DIY karena statusnya di Path dianggap menghina warga Yogya, akhirnya ditahan petugas Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda DIY, Sabtu (30/8). Proses pemeriksaan dan penahanan mahasiswi S-2 Fakultas Hukum UGM Yogyakarta asal Medan, Sumatra Utara, ini tergolong cepat.

Hari Kamis (28/8) petang ia dilaporkan oleh beberapa aktivis LSM Jangan Khianati Suara Rakyat (Jati Sura)

setelah pada Rabu (27/8) membuat status menghina warga Yogyakarta di Path, dan hari Sabtu langsung

ditahan setelah diperiksa beberapa jam. ke Hal 7

 Bersambung

Sang Ibunda Mohon Dukungan BORU Sinaga, ibunda Florence Sihombing, warga Medan yang menjadi sorotan di Yogyakarta, meminta maaf atas tindakan anaknya. Permintaan maaf ini disampaikan melalui telepon seluler kepada Tribun Medan. Semula, Tribun Medan (grup Tribun Jogja) mendatangi kediaman orangtua Florence di Kecamatan Medan Perjuangan, Sabtu (30/8), seorang perempuan mengenakan pakaian piyama putih menyambut Tribun. Ia menanyakan maksud kedatangan Tribun bertemu keluarga Florence.

Perempuan tersebut kemudian menuturkan bahwa orangtuanya dalam perjalanan menuju bandara dan hendak berangkat ke Yogyakarta. “Bapak dan Ibu menuju Kualanamu,” ujarnya. Perempuan, yang ternyata saudari Florence, itu bersedia menyambungkan Tribun lewat telepon seluler kepada ibunda Florence, Boru Sinaga. “Tolonglah jangan diberitahu identitas keluarga ini. Banyak sekali yang ke Hal 7

 Bersambung

Jokowi Alihkan Subsidi yang Dibakar

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

BAHAS BBM - Anggota Komisi VII dari F PDI-P DPR RI, Effendi Simbolon (kiri), dan pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy dalam diskusi tentang polemik kenaikan harga BBM di Jakarta, Sabtu (30/8).

JAKARTA, TRIBUN - Presiden terpilih Joko Widodo, alias Jokowi, menegaskan, menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan jalan satu satunya untuk menekan defisit anggaran. Sebab, selama ini, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membiarkan beban subsidi BBM terlalu besar. “Sudah bolak-balik saya sampaikan bahwa untuk menekan defisit anggaran tahun 2015, memang jalan satu-satunya di situ (menaikkan harga BBM, Red). Kamu harus mengerti dong subsidi BBM itu gede banget Rp 400 triliun, bahkan Rp 433 (triliun) yang untuk tahun depan,”

ujar Jokowi seusai bersilaturahmi dengan ratusan tokoh dan kiai Nahdatul Ulama (NU), di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Sabtu (30/8). Namun, Jokowi mengaku masih mengalkulasikan berapa besaran kenaikan harga BBM yang ideal. Tokoh PDI-P ini baru akan berbicara mengenai kalkulasi setelah dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober mendatang. “Masih dikalkulasi. Yang jelas kami harus memulai mengalihkan. Mengalihkan, loh, hati-hati. Mengalihkan subsidi dari yang dibakar, ke Hal 7

 Bersambung

Pemuda Kembar Tiga Ini Ingin Buka Kantor Advokat

LANGGANAN RP 55.000 BERLANGGANAN KETIK SMS 0272 7122000 0274 557687/291

ribun Jogja

Marlan, Marlen, dan Marlon Lulus Bersama Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) meluluskan mahasiswa kembar tiga, Marlan Pardamoan Simanjuntak, Marlen Parulian Simanjutak, dan Marlon Pardamaian Simanjuntak, Sabtu (30/8). Tiga mahasiswa tersebut berasal dari jurusan yang sama, yaitu Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Angkatan 2010.

MINGGU P AHING 31 AGUSTUS 2014 PAHING

HALAMAN 9

Belajar Banyak dari KKN FOTO-FOTO: DOK.PRI

K

MARLAN memaparkan rasa bangganya bisa lulus secara bersamaan dengan kedua saudaranya. “Kami memang berkomitmen dari pertama sejak mendaftar UAJY, bahwa masuk bersama, lulus pun juga ber-

sama,” ujarnya ketika ditemui Tribun sesuai wisuda, Sabtu. Kekompakan dan kebersamaan kembar tiga ini sangat terasa ketika Marlen  Bersambung

ke Hal 7

TRIBUN JOGJA/SANTO ARI

KOMP AK - Dari kiri ke kanan, Marlan, Marlen, dan OMPAK Marlon bersama orangtua dan saudara, seusai upacara wisuda di UAJY, Sabtu (30/8).

ULIAH Kerja Nyata (KKN) menjadi ajang bagi mahasiswa untuk belajar bermasyarakat, bersosialisasi dan mengaplikasikan ilmu di bangku kuliah dalam kehidupan nyata. Kerap kali KKN juga memiliki cerita tersendiri mulai dari hubungan dengan warga, persahabatan hingga asmara. Lazimnya, KKN dilakukan di wilayah yang dianggap masih memerlukan inovasi terkait bidang pendidikan, kesehatan dan pemerintahan. Berbeda dengan program KKN PPL yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan pendidikan yang melaksanakan KKN PPL di sekolah-sekolah. KKN mahasiswa jurusan non kependidikan dilakukan di desa atau kampung di suatu wilayah tertentu yang dirasa masih tertinggal atau memiliki keunikan budaya sosial

masyarakatnya. Seperti yang dilakukan Wina Simanjuntak, mahasiswa semester tujuh jurusan Filsafat UGM ini baru saja selesai melaksanakan KKN tematik di Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Kurang lebih selama dua bulan, Wina tinggal di salah satu desa dari tiga desa yang digunakan untuk program KKN. Wina yang berasal dari Medan ini mengaku banyak mendapatkan pengalaman berharga selama KKN. Selain tantangan harus beradaptasi dengan warga setempat yang jelas berbeda budaya, ia pun berkesempatan melaksanakan program KKN di bidang pendidikan yang menjadi tema KKN bersama 30 orang mahasiswa dari berbagai jurusan tersebut. “Kita tinggal di 3 desa, ada yang di Padang Lambe, Buntu Kunyi, dan Cakkeawo. Dari KKN kita belajar banyak sekali, terutama budaya masyarakat

DOK.PRI

setempat dengan segala mitos yang ada,” kata Wina ditemui di kampusnya, Jumat (29/8). Cerita seru pun sempat dirasakan Wina terkait mitos warga setempat. Diceritakan Wina, ia dan tim KKN terpaksa memutar jalan hingga berjarak

dua kalilipat untuk kembali ke desa awal lantaran ada kepercayaan bahwa setelah pukul 4 sore, tidak boleh pulang melalui jalan yang sama. “Karena kita di sana pendatang, mau nggak mau jadi ikut saran warga. Ya

sudah, kita terpaksa pulangnya lewat jalan lain yang jaraknya bisa dua kali lipat dari awalnya 8 km,” terang Wina. Senada diungkapkan, Fajri Parmi mahasiswa jurusan Teknik Kimia UGM, yang juga satu tim dengan Wina. Fajri bahkan sempat merasakan bagaimana waktu itu ada isu kolor ijo sehingga membuat desa yang ia tinggali cukup senyap ketika senja tiba. Meski demikian, Fajri mengaku tetap berpikir logis dan mencoba tenang. Namun ia dan timnya tak bisa berbuat banyak lantaran posisi mereka sebagai “tamu”. Sebagai mahasiswa eksak, tadinya Fajri berharap di lokasi KKN tersebut, bisa berbuat banyak untuk kemajuan masyarakat setempat, namun lantaran terbatas waktu dan pendanaan sehingga lebih banyak melaksanakan program fisik daripada ilmu terapan. “Beberapa program terkendala pendanaan dan

sumber daya. Dalam pengerjaan program kami misalnya bikin teknologi atau produk terapan harus berkelanjutan, tapi tidak bisa tercapai karena kami terkendala waktu KKn yang pendek. Misal buat pupuk, harus ada kelanjutannya. Yang terjadi untuk kluster eksak akhirnya lebih banyak ke program fisik seperti pemugaran bangunan,” terang Fajri. Fajri pun mengusulkan khususnya untuk program KKN tematik agar bisa berkelanjutan dan peserta KKN tematik yang sama sudah diberi tahu jauh hari sebelum kebarangkatan terkait program kerja yang sudah dan akan dilanjutkan di tempat KKN tersebut. “Kalau bisa berkelanjutan bagus sekali dan yang meneruskan harus tahu dulu program KKN yang akan diikuti seperti apa, supaya tahu kira-kira apa saja yang akan dikerjakan di sana,” imbuh Fajri. (yud)

Selengkapnya Hal. 9


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Tribunjogja 31-08-2014 by tribun jogja - Issuu