2 minute read
resensi BUkU
Pemimpin Muda: antara Harapan dan Kenyataan
Oleh eNDaNG aRTIaTI SUHeSTI
Advertisement
Jika anda kehilangan motivasi, gundah, lagi gak pede, tak usah ke mana-mana. ambil segelas teh manis lalu cari tempat duduk yang nyaman dan selami buku “Dari Kepompong Menjadi Kupu-kupu,”di buku ini anda akan diajak untuk bermetamorfosa. cukup sederhana sebenarnya, apa yang disampaikan oleh Drs. HD Iriyanto, MM, penulis buku ini. Iryanto ingin mengajak kita (baca: para pembaca) agar dapat memotivasi diri kita sendiri. Seperti yang ditulis Iryanto, “Yang anda perlukan hanyalah kesediaan anda untuk membuka selebar-lebarnya paradigma dan pandangan hidup anda agar siap menerima kebenaran-kebenaran baru. Setelah itu gunakan seluruh kecerdasan fisik, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spritual anda.” (hlm xxi).
Bunga rampai pemikiran Iryanto ini di kemas dalam bahasa yang ‘enak’ di baca. Bukan dengan gaya menggurui, tetapi Iryanto lebih memosisikan sebagai seorang sahabat. Lewat buku ini, kita diajak memaknai lebih detail peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Misalnya saja, ia contohnya bagaimana kita bisa mengambil pelajaran dari binatang bunglon dan kupu-kupu.
Kita tahu, binatang bunglon memiliki kemampuan adaptasi yang nyaris sempurna. Tetapi, adaptasinya tidak sampai pada perubahan diri yang fundamental, yaitu perubahan karakter dan kinerja. Hal ini berbeda dengan proses adaptasi yang terjadi dari ulat menjadi kupu-kupu. Dari proses ini, kita belajar bahwa seekor kupu-kupu tidak hanya melakukan adaptasi tetapi juga transformasi, perubahan jati diri yang total dan fundamental.
Buku ini tidak sekedar memberikan semangat diri, tetapi juga motivasi dalam berorganisasi. Di bagian sub tema Believe and Achieve, kita akan ikut tertantang menjadi seorang maju dan sukses. Kisah Puspo Wardoyo akan memberi inpirasi. Diceritakan dalam buku ini, Puspo seorang guru dari SMa dan meninggalkan profesinya. Justru tanpa modal dan bekal yang cukup, Puspo hijrah ke Medan untuk berjualan ayam bakar. awalnya ia berjualan meng gunakan gerobak dan hanya beberapa ekor ayam perhari. Namun berkat kepercayaan dirinya yang tinggi, dalam hitungan tahun usahanya menjelma menjadi perusahaan rumah makan sangat besar dengan sedikitnya 54 outlet di berbagai kota di Indonesia, bahkan telah merambah ke negeri Jiran.
Di dalam hidup, manusia diberi modal untuk menghasilkan karya, akal (otak) dan hati nurani. Kedua modal itu harus senantiasa mengalami proses metamorfosa agar mampu menjawab tantangan zaman. Dan orang-orang yang bermetamorfosalah yang akan tetap survive dalam hidup ini. Dari diri sendiri lalu merambah pada bagaimana menjalin relationship dan net working yang luas dan semakin luas.
Sisi lebihnya buku ini tak mandeg pada memotivasi diri seseorang. Buku ini juga mencoba mengajak kita untuk bermetamorfosa dalam membangun sikap dalam berorganisasi dan berbudaya dalam hidup. Siapa yang tidak ingin menjadi pribadi yang di damba setiap orang. Iryanto menuturkan kita dapat membangun pribadi dari sikap dan gaya komunikasi kita sehingga individu di sekitar kita akan merasa nyaman. adalah kelapangan hati, salah satu cara agar kita dapat menjalin relationship dan net working yang semakin luas. Di contohkan dalam buku ini, ketika ada seorang murid yang ingin bunuh diri karena cemooh dari teman-temannya. Sang gurupun meminta murid itu untuk meminum air dalam sebuah gelas yang telah diberi garam dan meminum air telaga yang telah diberi garam pula. Lalu murid itu merasakan asin ketika minum air yang di dalam gelas, berbeda ketika meminum air yang di telaga, tetap segar. Begitulah dengan hati kita, akan tetap terasa segar jika kita melapangkan hati kita, menjadi pemaaf dan mampu menerima kesalahan diri dan orang-orang di sekitar kita.
dari kepompong menJadi kUpU-kUpU refleksi menUJU diri dan organisasi oleh Drs. HD. iriyanto, mm • Pustaka Pelajar, Januari 2009 • xxvi + 182 halaman
enDanG artiati SuHeSti alumnus fiP unY/Jurnalis Pewara Dinamika unY