9 minute read

opini

Next Article
resensi media

resensi media

NU, HUMOr, DaN KeWaraSaN POlItIK

Oleh SUDarYaNtO

Advertisement

Usia Nahdlatul Ulama (NU)—hari Selasa, 31 Januari 2012 ini genap berusia 86 tahun—tak pernah sejajar dengan usia republik Indonesia yang hampir berusia 67 tahun. Namun, kiprah dan peran NU dalam kehidupan bangsanegara ini tidak dapat dikatakan sedikit. Paling tidak, NU pernah berkontribusi pada bangsa ini melalui putra terbaiknya, yakni KH abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang menjabat Presiden rI. apa sisi lainnya yang juga menarik dari NU?

Beberapa peneliti asing, para Indonesianis, pernah meneliti NU. Sebut saja, Dr Martin van Bruinessen (Belanda), Dr andree Feilard (Perancis), dan Dr Greg Barton (australia). Selain peneliti asing, ada pula peneliti lokal. Sebut saja, Dr Zamakhsyari Dhofier (Balitbang Depag), Dr laode Ida (Wakil Ketua DPD), dan Dr abdul Gaffar Karim (UGM). Sebagian dari mereka menjadikan NU sebagai topik penelitian untuk menyelesaikan studi doktoral.

Para peneliti di atas umumnya meneliti sisisisi politik NU yang bersinggungan dengan (politik) negara. Sementara itu, sampai hari ini sisi humor NU belum disentuh. Padahal, humor merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gerak perjalanan NU selama ini. Baik di kehidupan pondok pesantren, maupun di kehidupan seharihari. terlebih, jika kita mengetahui kalangan nahdliyyin umumnya berada di pedesaan.

Di simpul ini, penulis teringat ucapan KH Mustofa Bisri (Gus Mus), sahabat Gus Dur, yang mengatakan, “Umumnya warga NU kan orang desa. Jadi, hidup mereka santai. Kalau ketemu, ya guyon.” Ucapan Gus Mus itu meyakinkan kita bahwa kultur NU seirama dengan kultur pedesaan yang komunal, guyub rukun, dan santai. Maka, wajarlah jika di kalangan nahdliyyin akan mudah dijumpai tradisi guyonan (berhumor).

Di kalangan orang NU, nama dan sosok Gus Dur bisa dibilang istimewa. Betapa tidak, mantan Ketua Umum PBNU dan Presiden ke4 rI itu selalu membawa kebiasaan guyonan di mana pun ia berada, termasuk di lingkup politik. Misalnya, cerita Gus Dur tentang seorang caleg PKB di Jawa timur yang marahmarah karena namanya tidak masuk dalam daftar calon terpilih. Caleg PKB itu lantas dinasihati oleh KH Hasyim Muzadi.

“Wis to, soal caleg itu kan masalah dunia. Itu soal kecil,” ujar Kiai Hasyim. tapi caleg PKB itu tetap jengkel dan berkata, “Bukan begitu, Pak Kiai. tapi ini masalah kemaluan.” Sambil terkekeh, Gus Dur berkomentar, “Ya, begitu itu orang NU. Malu dan kemaluan dicampurcampur.” Cerita ini, pada hemat penulis, mengisyaratkan betapa uniknya orang NU dalam menyikapi persoalan hidup, termasuk urusan politik.

Masih dari Gus Dur, kali ini subjek cerita adalah kiai NU. Kata Gus Dur, kiaikiai NU sudah modern. Mereka sudah membeli dan menggunakan handphone. ada seorang kiai NU yang kalau diSMS tidak dibalas, tetapi justru langsung menelpon. lalu, santrinya memberitahu, “Pak Kiai, kalau Sampeyan diSMS balas saja pakai SMS lagi. Sampeyan nggak perlu nelpon.” Kiai itu menjawabnya polos, “ah, saya malu karena tulisan saya jelek.”

Bila anda terpingkalpingkal menyimak cerita di atas, berarti anda mengetahui betapa kiaikiai NU itu lugu dan polos. Keluguan dan kepolosan sikap itulah yang merupakan sumber guyonan. Selain bertujuan ketawa, humor dalam tradisi NU atau pesantren juga menjadi alat penyampai pesan. Melalui cerita kiai NU dan handphonenya tadi, Gus Dur ingin menyampaikan pesan bahwa kiai NU mengalami cultural shock teknologi (baca: handphone).

Halihwal membaca pesan di balik humor, sejatinya tidak gampang. Hanya orangorang yang punya sense of humor yang tinggi, yang mampu berbuat hal tersebut. Untuk itu, benarlah ungkapan budayawan Mohamad Sobary bahwa di NU humor menjadi bagian dari kearifan. Dengan kata lain, humor memungkinkan

Padahal, humor merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gerak perjalanan NU selama ini.

opini

k alam/pewara

orang NU belajar lebih arif dalam menyikapi persoalan hidup, serta mengajak belajar memahami hakikat kekurangan diri masingmasing.

Di bidang politik, seperti diungkapkan Gus Dur, humor menjadi katup pelepas yang dibutuhkan, termasuk di negara yang paling demokratis sekalipun. Di aS, panggungpanggung politik diwarnai dengan guyonan yang cerdas dan menyegarkan. Di Indonesia, kondisi serupa juga sempat muncul saat Gus Dur menjabat Presiden rI (tahun 19992001). Saat itu, humorhumor Gus Dur menjadi katup pelepas dari kondisi serba kejumudan dan ketidakwarasan politik.

Hari ini, saat panggung politik kita dipenuhi intrik DPr, kita diingatkan humor Gus Dur yang cerdas tentangnya. Kata Gus Dur, DPr dulu taman kanakkanak (tK), kini turun pangkat jadi playgroup. Humor itu ternyata berhasil meruntuhkan sisi sakralitas anggota DPr, yang pada zaman Orde Baru (Orba) ibarat meminjam Iwan Fals, “manusia setengah dewa”. Pendek kata, humor memiliki potensi untuk mengajak kita agar berpikir sehat dan waras kembali.

Jikalau politik hari ini ialah suguhan ketidakwarasan para elite, maka humor ialah obat penawarnya. Humor tidak sekadar persoalan ketawa, tetapi juga mampu memberikan pesan peringatan bagi penguasa dan kronikroninya. Di simpul ini, teringatlah kita humor Gus Dur tentang kejadian unik yang menimpa Harmoko, mantan Menteri Penerangan di era Orde Baru (Orba). Suatu ketika, Presiden Soeharto hendak menunaikan ibadah haji ke Mekkah. layaknya rombongan orang penting, Presiden disertai sejumlah menteri, termasuk Menpen Harmoko. Saat tiba pelaksanaan jumrah, Harmoko memiliki masalah: batu kerikil yang dilemparkannya berbalik mengenai jidatnya. Kejadian ini berulang ulang kali. Ia pun hendak meminta petunjuk Pak Harto, seperti ucapan khasnya “menurut petunjuk Bapak Presiden”. Belum sampai menemui Pak Harto, ada bisikan yang didengarnya, “Sesama setan dilarang saling melempar”. akhirnya, harus kita akui, humor memiliki banyak segi yang menarik dan bermanfaat bagi hidup ini. Ia tak hanya bikin ketawa, tetapi juga mengajak kita belajar semakin arif dan waras dalam menjalani hidup ini. Di usianya yang ke86 tahun itu, NU diharapkan dapat lebih berkontribusi bagi peningkatan hidup bangsanegara ini. termasuk dalam mengupayakan terciptanya kondisi kewarasan politik di negeri tercinta ini. Selamat Harlah ke86 warga NU!

sUdarYanto, s.pd. mahasiswa s2 linguistik terapan UnY

opini

PeNGeMBaNGaN KeMaHaSISWaaN MeNUJU WOrLD CLASS UNiVerSiTY

Oleh SUHarNO

Kalau bertamsil dengan nalar industri, perguruan tinggi itu layaknya “industri” yang menghasilkan produk, yaitu mahasiswa. Sedangkan dosen, karyawan, dan sarana prasarana yang ada adalah anatomi industri yang mendukung peningkatan kualitas produk. Seberapa pun bagusnya fasilitas perguruan tinggi, sehebat apapun dosen dan karyawannya, bila secara faktual belum mampu menghasilkan lulusan yang qualified, perguruan tinggi (Pt) tersebut belum bisa dikatakan unggul. Dengan analogi yang lain, mahasiswa dan lulusan merupakan “juru bicara” yang amat penting bagi kualitas sebuah Pt.

Dalam upaya UNY menuju the World Class University, pengembangan bidang kemahasiswaan yang sistematis adalah sebuah keharusan. lalu, apa yang seharusnya dilakukan untuk mewujudkan citacita tersebut?

Pertama, rekrutmen calon mahasiswa unggulan yang didasari atas kinerja aktual kemahasiswaan. Kalau kualitas aktual mahasiswa meningkat dan prestasiprestasi mahasiswa terekspos dengan baik, tidak sulit bagi UNY untuk mendapatkan calon mahasiswa unggul. Hal itu dapat dilancarkan dengan: (a) membuat database perkembangan prestasi mahasiswa di tingkat nasional, sehingga peningkatan dan penurunannya dapat dievaluasi; (b) menstimulusi pencapaian prestasi akademik dan nonakademik mahasiswa dengan memberikan reward; (c) mendorong student engagement dalam program pelaksanaan tri dharma Pt para dosen untuk meningkatkan prestasi mahasiswa.

Selain ketiga hal tersebut, juga harus memperhatikan: (d) optimalisasi fungsi website UNY untuk menyosialisasikan prestasiprestasi akademik dan nonakademik mahasiswa UNY, terutama karyakarya ilmiahnya; (e) memperluas sosialisasi prestasiprestasi akademik dan nonakademik mahasiswa UNY kepada sekolahsekolah dan stake holders, serta press release secara rutin; (f) memperkuat program community development dengan cara mahasiswa turun langsung ke masyarakat.

Kedua, pengembangan programprogram peningkatan kompetensi akademik mahasiswa. Kompetensi akademik mahasiswa sama pentingnya dengan kompetensi akademik para dosen, dan dapat ditingkatkan melalui beberapa program berikut: (a) memfasilitasi partisipasi mahasiswa dalam programprogram penalaran yang selenggarakan oleh Dirjen DIKtI Kemendikbud maupun lembaga lainnya dalam bentuk kompetisi karyakarya ilmiah, training, workshop, atau yang lain; (b) menstimulasi prestasi dan karya akademik mahasiswa dengan pemberian insentif khusus bagi mahasiswa; (c) membuat database mahasiswamahasiswa potensial di bidang akademik dan mendorong pencangkokan mahasiswamahasiswa tersebut dalam kegiatankegiatan akademik yang relevan yang dilaksanakan oleh para dosen/pengajar; (d) melaksanakan pelatihan, bengkel kerja dan lokakarya akademik berbasis program studi, sehingga program lebih kontekstual, spesifik, relevan, dan terukur.

Ketiga, pengembangan programprogram peningkatan kompetensi sikap dan kepribadian. Kompetensi akademik yang baik harus diimbangi dengan kompetensi sikap dan kepribadian yang baik. Program yang patut diselenggarakan adalah sebagai berikut: (a) penyusunan pedoman etika mahasiswa dengan mengintegrasikan keluhuran dan eksotisme budaya Indonesia disertai evaluasi atas implementasinya secara berkala; (b) pengembangan pendidikan karakter dengan tidak hanya melalui pendekatan classroom teaching, tetapi porsi terbesar melalui contextual learning; (c) pendampingan sikap dan perilaku mahasiswa dengan melibatkan dosen pembimbing kemahasiswaan

Dengan analogi yang lain, mahasiswa dan lulusan merupakan ”juru bicara” yang amat penting bagi kualitas sebuah perguruan tinggi.

dan dosen penasehat akademik; (d) optimalisasi peranperan organisasi kerohanian dalam mengawal pembentukan karakter mahasiswa; (e) menjadikan organisasi kemahasiswaan UNY dan aktivisnya sebagai prototype kematangan sikap dan perilaku bermasyarakat dan bernegara.

Keempat, pengembangan program minat dan bakat menuju universitas berkelas internasional sebagai tool awal untuk meningkatkan prestasi mahasiswa melalui programprogram berikut: (a) tetap memfasilitasi berdirinya UKMF berdasarkan minat dan bakat, di pelbagai bidang; (b) memfasilitasi keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan minat dan bakat dalam organisasi di luar kampus; (c) memfasilitasi keikutsertaan mahasiswa dalam kompetisi di luar kampus, dalam bidang minat dan bakat tertentu; (d) ekstensifikasi dan penguatan jaringanjaringan mahasiswa berbasis keilmuan, minat, dan bakat.

Kelima, mewujudkan mahasiswa dan lulusan dengan kompetensi akademik yang diakui oleh dunia internasional, melalui programprogram sebagai berikut: (a) memfasilitasi publikasi artikel populer mahasiswa di media cetak maupun digital/online; (b) intensifikasi dan fasilitasi pengiriman naskah artikel karya mahasiswa ke mediamedia nasional dan internasional; (c) transliterasi karyakarya ilmiah unggulan mahasiswa yang dihasilkan melalui program lKtM, PKM, dan lainlain.

Keenam, mewujudkan lulusan dengan kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional yang dapat diterima masyarakat internasional melalui programprogram sebagai berikut: (a) kegiatan pembekalan soft skill bagi seluruh mahasiswa UNY pada awal masuk, selama proses studi, dan menjelang atau setelah memperole gelar sajana; (b) melakukan pertukaran mahasiswa secara berkala dengan universitas di luar negeri untuk memberikan perspektif internasional bagi mahasiswa sekaligus mengenalkan kompetensi kepribadian, sosial, dan profesional mahasiswa kita kepada dunia internasional; (c) memfasilitasi magang kerja bagi fresh graduate UNY di lembagalembaga dengan reputasi in

ternasional; (d) mendorong keterlibatan alumni dalam organisasiorganisasi profesi di tingkat nasional dan internasional. Ketujuh, mewujudkan mahasiswa dan lulusan dengan kemampuan dan prestasi seni, olahraga dan prestasi lain yang dikenal oleh masyarakat internasional. Prestasi mahasiswa merupakan salah satu media promosi UNY di dunia internasional, dengan demikian terdapat urgensi untuk mendorong pengenalan prestasi mahasiswa dan lulusan UNY kepada masyarakat internasional. Hal itu dapat dilakukan dengan: (a) pembuatan database prestasi mahasiswa di bidang seni, olahraga, dan lainnya; (b) publikasi berbagai kemampuan dan prestasi mahasiswa UNY di bidang seni, olahraga, dan prestasi lainnya melalui media massa, website UNY dan newsletter melalui milis/blog alumni; (c) fasilitasi UKM berbasis minat dan bakat di bidang seni dan olahraga untuk berpartisipasi dalam berbagai even dan kompetisi di tingkat internasional. Kedelapan, mewujudkan lulusan yang unggul, diterima publik, dan memiliki posisi tawar yang baik dalam dunia kerja internasional. Sebagaimana dinyatakan di bagian awal, lulusan merupakan “juru bicara” yang baik bagi sebuah lembaga pendidikan. Kiprah UNY dalam dunia kerja internasional ditentukan oleh ekselensi, akseptabilitas, dan bargaining position alumninya. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan beberapa program berikut: (a) pemberian pembekalan job hunting dalam dunia kerja internasional; (b) peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dan bahasabahasa asing lainnya sebagai alat untuk berkiprah dan berkompetisi dalam dunia kerja internasional.

Itulah beberapa program yang seyogyanya dilakukan UNY dalam rangka menjadi universitas berkelas internasional. tentu dengan keberanian mengemukakan sebuah pertanyaan: Di manakah posisi aktual kita?

dr. sUHarno, m.si dosen pknh FIs uny

This article is from: