2 minute read
resensi media
mencari Kerja itu Gampang!
Oleh HaYati NUPUS
Advertisement
SiaPa bilang mencari kerja itu mudah! Coba tengok, tiap tahunnya, ratusan ribu sarjana lulus dalam kondisi bingung tak tahu harus mengaktualisasikan diri di mana. Puluhan kali surat lamaran dilayangkan namun belum satu pun datang panggilan untuk wawancara kerja, apalagi untuk diterima bekerja. Berbulan-bulan menunggu, hasil tak kunjung tampak sampai datang tahun berikutnya di mana bertambah lagi jumlah pencari kerja yang baru usai mengecap pendidikan di universitas. Belum lagi jika ditambah sejumlah karyawan yang di-PHK dari pekerjaan. Kondisi ini semakin diperparah dengan kenyataan bahwa persentase jumlah tenaga kerja dengan jumlah lapangan kerja yang ada tidak seimbang bahkan berkurang tiap tahunnya.
Jadi mencari kerja itu sulit? ah, tidak! Banyak juga pelamar yang begitu mengirim surat lamaran langsung wawancara dan diterima kerja. Bahkan tak sedikit yang tanpa melewati mekanisme surat lamaran namun bisa turut berkarya di suatu lembaga, dengan skill dan nama baik yang telah ia punya tentunya. Jadi, intinya, mencari kerja itu susah-susah gampang, atau gampanggampang susah.
Kemampuan akademis yang baik tidak menjamin seseorang dapat dengan mudah memperoleh pekerjaan. apalagi jika kemampuan itu tidak dibarengi skill dan pengalaman yang memadai. Dibutuhkan strategi khusus untuk menghadapi dunia kerja. Buku berlabel Mudah Mencari Kerja: Pedoman Praktis Bagi Para Pencari Kerja ini membantu pencari kerja memecahkan persoalan-persoalan yang pasti akan ditemui ketika mencari kerja.
Bab pertama buku ini mengajak kita untuk mengenali potensi yang ada dalam diri kita. Untuk mengenali berbagai potensi yang dimiliki, pertama kita harus mengenali tipe kepribadian kita. Secara umum, tipe kepribadian manusia dibagi menjadi 6 macam; konvensional, sosial, investigatif, artistik, realistis dan pengusaha. Dari masing-masing tipe ada jenis-jenis pekerjaan yang cocok sesuai dengan karakter tipe tersebut. misalnya, tipe konvensional yang cenderung bersikap hati-hati, mengikuti arus, metodis, efisien, cermat, praktis, dan tidak imajinatif. tipe semacam ini cocok bekerja menjadi resepsionis, sekretaris, juru tulis, operator komputer, akuntan, dan sebagainya.
Pada bab 2 kita diajak untuk menentukan karier. Setelah mengenali potensi yang kita miliki, langkah selanjutnya adalah memilih karier apa yang kita inginkan, perusahaan yang cocok dengan kapabilitas dan potensi kita, serta memilih jabatan apa yang ingin kita tempati. Bab ini menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika kita memilih pekerjaan, kiat menyusuri iklan lowongan kerja dan menjelaskan informasi-informasi apa saja yang perlu kita ketahui tentang perusahaan yang akan kita tuju. Bab berikutnya akan membimbing kita untuk menulis surat lamaran kerja dan curriculum vitae.
Hal paling menentukan dari keseluruhan proses mencari kerja adalah wawancara. Kemampuan akademik sangat baik, ditunjang dengan skill dan pengalaman memadai, akan sia-sia bila pada proses wawancara ia tidak mampu meyakinkan pewawancara. artinya ia gagal. Proses wawancara memang tidak mudah, karena dari situ perusahaan bisa mengenal seperti apa persisnya diri kita berikut kapabilitas dan kepribadian kita. Proses wawancara mengandalkan hal-hal yang spontan dan kadang-kadang dengan pertanyaan di luar perkiraan. Bab terakhir dari buku ini menjelaskan hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan sebelum wawancara dan apa yang boleh serta tidak boleh dilakukan ketika proses wawancara. Buku praktis mencari kerja memang banyak, buku ini salah satunya.
mUdah mencari kerJa: pedoman praktis Bagi para pencari kerJa penulis: eki daniswara • penerbit: onCor semesta ilmu, 2010 • tebal: 80 halaman
HaYati nUpUs mahasiswa matematika UnY