![](https://assets.isu.pub/document-structure/210622040138-7296160f921d461c1509b51e2407e52d/v1/cb3034b55fbd82d81940a44b1a617de0.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
2 minute read
dari pemBaca
Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.
kepanjangan tangan dari Ustadz Yusuf mansyur
Advertisement
Dari pengamatan saya di mana seorang dai kondang yang terbiasa warawiri di televisi, lantas menyapa live para penggemarnya dengan materi ceramah dan ciri khas pembawaannya, jumlah peserta selalu membludak. Hal ini dikarenakan penggemar bisa menatap muka, mendengarkan suara, dan melihat gerak badannya secara langsung memiliki nilai lebih mengena, sehingga ilmu yang disampaikan lebih cepat terserap. Di televisi saja sudah menarik, apalagi bisa melihat langsung dari jarak beberapa meter saja.
unY rupanya tak ingin ketinggalan. Pada 23 September lalu, dai kondang ustadz Yusuf Mansyur hadir di Masjid Kampus Al Mujahidin atas undangan tim tutorial Pendidikan Agama Islam (PAI) unY. ustadz Yusuf memberikan kuliah umum dengan mengusung tema Realisasikan Pendidikan Karakter melalui unY Menghafal. Bisa ditebak ramainya hadirin yang ingin menyimak ceramah beliau. Seketika Masjid Al Mujahidin penuh sesak. Melalui surat pembaca ini, saya sebagai salah seorang hadirin, ingin berbagi semacam intisari kepada Pembaca majalah Pewara Dinamika dari apa yang telah disampaikan ustadz Yusuf Mansyur.
Ada tantangan yang disampaikan ustadz Yusuf, yaitu beliau mengajak setiap mahasiswa muslim semester satu harus membuat program menghafal 100 ayat AlBaqarah dalam rentang waktu 100 hari. Program ini mulai dijalankan pada 25 September. nantinya, bagi mahapara hadirin bahwa belajar Alquran dan agama tidak perlu mulukmuluk mengundang guru ngaji yang mungkin susah dicari. Teman satu kelas atau satu kos yang mahir agama, bisa diberdayakan, sehingga terbuka ladang dakwah bagi orangorang sekitar. Makanya, kita dianjurkan mencari lingkungan yang sesuai dengan keinginan kita.
Pencerahan! Itulah yang Insya Allah saya dapatkan dari ceramah ustadz muda ini untuk memulai “hidup baru” di unY. Harapan saya, semoga statement ini bisa menjadi pencerahan juga bagi kawankawan lain, terutama yang tidak sempat hadir pada acara tersebut. Kepada tim tutorial PAI unY, saya acungkan jempol atas inovasinya menghadirkan dai kondang dalam format kuliah umum. Semoga tahuntahun selanjutnya bisa memberi inovasi yang lebih menarik lagi.
siswa yang tuntas menghafal dan memahami makna ayatnya, bisa dilakukan wisuda kelulusan hafalan. Sepintas memang mirip konsep TPA (Taman Pembinaan Alquran) yang siswanya anak usia TK dan SD. namun, menurut saya hal ini menarik untuk diteladani. Selain, sebagai tahapan yang memberi apresiasi, program ini menjadi semacam inovasi pembelajaran tutorial PAI yang tahuntahun sebelumnya kabarnya monoton, cenderung membosankan, dan terkesan memaksa sehingga peserta didik tutorial PAI mengikuti kegiatan ini sebatas untuk mengejar nilai PAI saja.
Dalam kesempatan ini, ustadz Yusuf meyakinkan bahwa bacaan Alquran adalah rezeki selama tidak dikotori oleh ucapan dan pendengaran. Semakin banyak hafalan, tentu banyak pula pahalanya, apalagi hal tersebut benarbenar dikerjakan dengan niat yang tulus dan hanya untuk mendapat hidayahnya. ustadz Yusuf juga menyadarkan
SiTi ROMLAH KHzH.