2 minute read

Bina rohani

Next Article
Jendela

Jendela

kemarau: Tanda Pengingat Tuhan

Oleh agUS JaMaLUDIN

Advertisement

keMaRaU tahun ini sepertinya bertambah panjang saja. Dulu, dengan mudah kita mengamati bahwa musim hujan akan datang pada bulan-bulan -ber (September, Oktober, November, Desember). Sayangnya, tahun ini kita harus tetap bersabar menunggu perubahan musim. kemarau panjang ini membuat beberapa daerah dilanda kekeringan. Di berbagai daerah bahkan air bersih menjadi barang yang lebih sulit dicari ketimbang gadget terbaru. kemarau panjang ini bisa kita artikan sebagai tanda yang diberikan Tuhan. Dalam qS al-Baqarah ayat 164, allah SWT menegaskan bahwa alam semesta (kosmos) adalah “ayat-ayat-Nya” yang diperlihatkan kepada manusia. Dia berkehendak untuk menunjukkan eksistensinya pada manusia lewat petanda (alam), sebagai petunjuk atas adanya penanda (keberadaan Tuhan). Ibnu arabi, sufi dari Persia, menyebutkan bahwa alam adalah cermin sekaligus bayangan Tuhan.

Maka tak salah, jika kemudian ayat al-quran yang pertama kali turun adalah surat al-alaq. “Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajari [manusia] dengan perantaraan qalam. Dia mengajari manusia apa yang tidak diketahuinya.“ Disebutkan bahwa allah SWT mengajarkan manusia dengan perantaraan qalam. qalam adalah “tanda” yang bisa membuka cakrawala pengetahuan manusia, termasuk pengetahuannya tentang Tuhan. Secara umum qalam adalah alam ini. Jadi, berdasarkan ayat itu, Tuhan sebetulnya ingin memperkenalkan sekaligus mengajarkan manusia lewat sebuah “tanda”. Ia menginginkan “tanda”-Nya dipahami dan dipelajari. karena dengan memahaminya, tersingkaplah rahasia-rahasia-Nya. Dengan ini, memahami dan mempelajari alam sama halnya mempelajari dan memahami (ilmu) Tuhan. Dan Mempelajari (ilmu) Tuhan tergolong amal ibadah yang sangat luhur

Frank meleCh / Fantasiereise.Com

dan bisa mendatangkan pahala yang berlimpah.

Maka, membaca dan memahami bencana alam berarti mempelajari gejalagejala berikut kemungkinan yang ditimbulkannya, setelah itu dicarikan solusi yang tepat untuk menanggulanginya, dan bila perlu mencegahnya. kemarau panjang dan kekeringan adalah sekian tanda dari Tuhan yang diperlihatkan pada manusia. Semuanya untuk diketahui, dipahami, dan dipelajari. Pada ghalibnya, orang akan tertarik kepada sesuatu setelah ia melihat, merasakan, atau mendengarnya. Bagi orang yang kritis, ia akan mengamati dan mencoba untuk memahaminya, tidak serta merta hanya dilihat dan dinilai sebagai fenomena alam biasa, apalagi sampai “menghakimi” dan “menuduh” Tuhan sebagai pihak yang “bersalah” dan bertanggung jawab.

Lagi pula allah SWT juga telah berfirman bahwa “allah SWT akan memberikan cobaan kepada manusia dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orangorang yang sabar. (Yakni) orang-orang yang ketika tertimpa oleh musibah maka akan berkata: ‘Sesungguhnya semua milik allah dan akan kembali kepadaNya’ (qS 2:155-156).” artinya, ketika kita terkena cobaan atau ujian dari Tuhan, yang pertama kali kita tanamkan dalam hati adalah kesadaran bahwa semua yang ada di alam ini, termasuk harta dan jiwa kita, adalah milik (tanda-tanda) Tuhan yang merujuk kepada-Nya. Orang yang sabar dalam menerima cobaan adalah mereka yang bersikap kritis, aktif, dan produktif atas apa yang dialaminya. Ia akan selalu bersikap optimis dan berpandangan positif dalam menilai dan menghadapi apapun yang datang dari allah SWT.

Memang kian tahun, kemarau panjang adalah hal tak bisa dihindari. Namun demikian, bukan berarti kita malah menambah beban alam dengan turut melakukan hal-hal sembrono bagi alam, bukan?

agus jamaludin pegiat komunitas teologi bencana

This article is from: