![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
2 minute read
Jendela
Agustusan di UNy?
BULAN Agustus bagi bangsa Indonesia khususnya adalah bulan yang cukup bersejarah. Pasalnya, pada 17 Agustus 1945, 65 tahun yang lalu, alhamdulillah, bangsa Indonesia mendapatkan kemerdekaannya. Tentu saja, itu setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan. Pun tidak sedikit korban jatuh dan pengorbanan habis-habisan.
Advertisement
Sejarah telah menceritakan betapa berlamalamanya bangsa Indonesia terkungkung, terbelenggu, dan terpasung oleh cengekeraman cakar-cakar kuat dan tajam penjajah. Bangsa Indonesia dijadikan ‘barang mainan’, dipermainkan, diadudomba, dan seterusnya, dengan kasunyatan bahwa seluruh keuntungan dari hasil kekayaan tanah air Indonesia dirampok, dirampas untuk mereka. Kita menderita.
Tuhan tidak tidur! Demikian gema membahana di persada Nusantara. Maka, bangkitlah rakyat Indonesia secara bahu-membahu, saiyeg saeka kapti, bagai para pelari estafet, mereka lawan habis-habisan sampai titik darah penghabisan sebagai syuhada, sebagai kusuma bangsa. Dan, alhamdulillah, bangsa Indonesia mampu dan berhak menyatakan diri ‘merdeka’ sebagai bangsa yang berdaulat di muka bumi ini.
Itulah kenikmatan dan janji Allah swt kepada hamba-hamba-Nya yang benar-benar berjuang untuk kebenaran dan kemerdekaan. Karena, sebenarnyalah tiada kebahagiaan tanpa penderitaan dan tiada kemerdekaan tanpa pengorbanan. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri” (QS Ar-Ra’d: 11).
Lantas, apa yang harus kita lakukan sekarang? Pertama, kita tidak boleh lupa bersyukur dan mensyukuri nikmat Allah swt itu dengan sebenar-benarnya, tidak saja melalui ucapan, tetapi melalui bukti-bukti tindakan nyata. “Jika engkau sekalian bersyukur, niscaya akan Kutambahkan nikmat karunia bagimu; dan jika engkau sekalian ingkar, maka ingatlah sesungguhnya siksa-Ku amat pedih” (QS Ibrahim: 7). Itulah, bangsa Indonesia masih harus terus dan selalu berjuang untuk mengisi kemerdekaan itu, sehingga kita mampu menjadi bangsa yang ikut ‘diperhitungkan’ dalam konteks percaturan dunia.
Itulah pula, yang berlangsung dan harus selalu berlangsung di UNy, ikut berperanserta secara aktif, kreatif, dan produktif dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa! ‘Pembangunan’ yang selalu kita butuhkan ke depan bukan hanya pembangunan yang bersifat material, melainkan juga pembangunan moral-spiritual, peningkatan pengetahuan, wawasan, kecerdasan, kemampuan, keterampilan generasi penerus sebagai bekal bagi tugas-tugas dan tanggung jawab mereka.
Itulah pula, UNy dengan lantang dan penuh percaya diri mengikrarkan visi perjuangannya: ‘menghasilkan insan-insan yang bernurani, cendekia, dan mandiri’. Sebuah visi yang tidak sekedar bombastis tetapi realistis. Pun dalam upaya meningkatkan derajat lembaga ini untuk menjadi World Class University (wCU). Untuk mencapai itu, berbagai upaya diperjuangkan. Hal itu termaktub dalam misi UNy: (1) menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pembentukan insan cendekia; (2) mengembangkan sistem pendidikan yang mampu menumbuhkan lulusan yang mandiri, kreatif, dan inovatif; (3) membangun budaya akademik yang mendorong pertumbuhan nurani lulusan; dan (4) memantapkan sistem kelembagaan dan jejaring kerja yang menunjang fungsi dan otonomi universitas.
Sambil berupaya UNy berdoa agar apa yang diinginkan tersebut mendapatkan ridha dan berbagai kemudahan dari Allah swt. Amin. Selamat berjuang UNy tercinta!
drs. sumaryadI, m.pd. pemimpin redaksi