Menemukan ide dalam menulis Manusia merupakan mahluk yang diberi kelebihan potensi berfikir dari pada hewan dan tumbuhan. Dalam menjalani kehidupan manusia tidak sendirian. Ada alam sekitar dan mahluk-mahluk penghuni bumi. Hewan dan tumbuhan sebagai mahluk yang juga dikategorikan mahluk hidup menjadi kebutuhan penting yang tak terpisahkan dari manusia. Melalui perkembangan pemikiran manusia pada akhirnya mampu memanfaatkan mahluk lain. Dalam interaksi yang terus menerus berlangsung, manusia tetap bisa mengkaji dan membaca terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Dari itulah segala berbagai macam ilmu pengetahuan dapat diperoleh. Sebagai mahluk sosial tentunya saling bertanya dan menjawab. Baik dalam permasalahan sosial dan permasalahan lingkungan. Dalam proses interaksi saling bertukar pikiran inilah akan muncul gagasan penting untuk dijadikan bahan tulisan. Sejarah tentang adanya penafsiran baru dan qiyasan tiada lain adalah pola pikir manusia itu sendiri. Bukan suatu alasan tidak bisa menulis karena tidak punya ide. Pada dasarnya menulis adalah hal pokok kehidupan manusia sebagai pengikat segala kebutuhan, baik ilmu pengetahuan, pengalaman, ataupun kejadian penting yang terkait pada dirinya atau lingkungan sosialnya. Perkataan banyak orang yang sudah familiar adalah “Ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan�. Tanpa diikat dalam sebuah tulisan maka ilmu berkeliaran dimana-mana. Semakin kuat ikatan tentang suatu ilmu pengetahuan maka akan semakin banyak untuk memburu lagi. Modal utama yang menjadi ide dalam menulis adalah membaca banyak referensi keilmuan. Referensi disini tidak hanya yang berbentuk buku atau kitab melainkan segala hal yang patut untuk difikir dan direnungkan. Sebagai mahluk yang tidak hidup sendirian, berpasangpasangan, dan beranika ragam tentu bisa membaca dari setiap proses yang dialami. Mentransfer segala apa yang ada dipikiran kedalam sebuah tulisan memang perlu tindakan dan latihan. Dan latihan ini pada dasarnya kita sudah memulai sejak di bangku SD. Sudah ratusan buku setiap tahun selalu diperbarui. Alangkah kayanya pemikiran kita yang sudah tercatat dalam buku tulis kita. Masihkah kita selalu berkata tidak bisa menulis? Perkembangan teknologi saat ini seharusnya menambah wawasan yang lebih mudah dicari. Tanpa harus datang dari kejauhan untuk melihat kondisi didaerah lain sudah bisa diakses dikamar tidur. Diskusi pendidikan, kenegaraan, politik, dan info-info lain pun sudah bisa dilihat dalam ruang hunian kita tanpa harus terjun langsung. Komputer atau laptop sebagai pemilik aplikasi Microsoft Office jangan sampai membuat kaku untuk mengetik di atas
keyboardnya. Zaman gobal ini merupakan keawaman jika tidak bisa mengetahui ilmu komputer. Dari sinilah proses kehidupan kita sudah dipercepat. Dan bukan saatnya lagi untuk beralasan benar-benar tidak bisa menulis. Jikalau memang ada keraguan dan kemandegan dalam menulis diatas keyboard maka tulislah terlebih dahulu diatas kertas lalu kemudian disalin ke komputer. Dalam proses penyalinan tentu akan ada tambahan dan pengurangan dari apa yang telah ditulis sebelumnya. Maka akan semakin indah dan enak dibaca oleh para pembaca. Sehubungan dengan ide itu ada dimana-mana dan untuk mengantisipasi adanya sifat lupa pada diri manusia alangkah baiknya untuk selalu membawa catatan kecil. Dalam perkembangan yang kita hadapi saat ini sudah tercipta alat komunikasi canggih berupa HandPhone. Alat ini bisa dijadikan bahan sebagai alat penyimpanan ide-ide sementara sebelum duduk manis di depan laptop atau komputer. Karena dalam kehidupan kita sering temui di jalan, di tempat perkumpulan orang, tempat hiburan atau keindahan alam yang menemukan pikiran-pikiran baru sampai kita termenung dan kagum. Maka secara tindak cepat dengan membuang rasa malas untuk menulis ide yang muncul pada saat itu pula. Atau jika memang mempunyai ingatan kuat yang mampu merekam kembali setiap apa yang menjadi pengalaman, maka bukan suatu keharusan untuk mencatat langsung dalam catatan kecil atau HP. Sebelum kita melangkah pada terget penulisan ilmiah ataupun karya-karya tulis lain alangkah baiknya memulai dari hal kehidupan pribadi terlebih dahulu. Kalau guru bahasa indonesia disekolah menyuruh untuk membuat karangan bebas maka disitulah awal kemampuan menulis. Untuk dijadikan bacaan sendiri tanpa harus dipublikasikan maka tidak ada larangan untuk selalu merangkai tulisan yang bagus dan menarik. Yang terpenting membuang rasa malas untuk memulai suatu kebiasaan penting. Dan ketika sudah menjadi kebiasaan maka mintalah koreksi kepada teman dekat, ataupun ayah ibu dari tulisan yang telah dirangkai. Jika mereka semua merespon dengan baik maka pantaslah tulisan kita untuk diamalkan kepada khalayak umum. Pengalaman membaca banyak tulisan baik koran, majalah, atau buku-buku ilmiah akan menambah nilai kesastraan tulisan kita. Karena semakin banyak mengetahui variasi-variasi kata atau kalimat yang ada pada tulisan orang lain akan memberikan stimulus pada pemikiran kita saat menulis. Maka dari itu menjadi penulis bukan sebuah hobi atau cita-cita melainkan sebuah kebutuhan hidup. Contoh yang paling konkrit bagi pemeluk agama islam adalah
perkumpulan usman bin affan dengan para sahabat lain tentang penulisan al-quran. Bayangkan jika mereka hanya mengandalkan hafalan tanpa ditulis dalam sebuah mushaf akan seperti apa dengan kehidupan selanjutnya. Dari sinilah semakin kita tahu akan pentingnya menyalin pemikiran kita dalam bentuk tulisan. Warisan paling abadi dari seorang manusia adalah tulisan. Mengapa demikian, karena tulisan akan dibaca oleh orang lain. Dan seorang penulis tentu akan dikenal oleh para pembaca tulisannya. Kalaupun kertasnya sudah dibuang, dibakar, bahkan jadi debu itu hanya hilang bendanya saja dan ilmu yang ada dalam tulisan tadi akan ditulis kembali oleh orang lain. Berbagai macam buku mata pelajaran dari TK sampai Program Doktoral tentu selalu menggunakan teori-teori yang terjadi sebelumnya yang sudah dibukukan. Pembukuan akan sebuah keilmuan dimulai dari sebuah penulisan. Kata penutup dari tulisan ini adalah jika kita ingin dikenang maka menulislah.