BELAJAR DARI KISAH DUA ANAK KECIL
Saya punya cerita tentang dua anak kecil di dekat kontrakan. Kira-kira umurnya belum ada
5 tahun dan yang satu belum 12 tahun. Saya tertarik untuk menceritakan tentang dua anak bersaudara ini karena menurut saya dia dapat dijadikan contoh bagi kita semua yang sudah dewasa.
Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu mengenal dekat dengan dua anak itu, karena sampai
saat ini belum sempat kenalan dengan mereka. Saya hanya bertemu dengan dua anak itu ketika melaksanakan sholat berjamaah di Masjid yang dulunya masih di RT sebelah, tapi
karena sekarang ada Masjid baru di tempat saya tinggal, bagi dua anak bersaudara itu
menjadi anugerah yang dapat membuat mereka semakin rajin. Yang kebetulan terletak di pintu gerbang kontrakan.
Yang menarik dari tempat baruku ini, saya bertemu dua anak bersaudara si adik perempuan dan si kakak laki-laki yang cukup rajin sholat berjamaah di Msjid dekat
kontrakan itu. Hampir setiap waktu sholat berjamaah mereka berdua ikut. Nah, yang membuat aku kagum kepada anak tersebut yaitu aku sering bertemu anak itu ikut sholat subuh.
Mereka pernah jalan berduan tanpa orang tuan di jalan-jalan depan perumahan sampai kemudian masuk dalam gang menuju salah masjid sebelum masjid adanya masjid baru,
waktu itu tengah suasana yang agak gelap dan dingin. Padahal banyak orang dewasa yang mungkin pada saat jam segitu masih berada di balik selimut. Dia sendiri dari yang aku
amati anaknya sangat anteng (dalam bahasa Jawa artinya tenang, ora kakean polah). Biasanya anak kecil waktu sholat mengikuti apa yang dibaca imam keras-keras atau lari-lari sendiri. Tapi dia tidak seperti itu.
Melihat itu, aku jadi bergumam dalam diriku, “Ah, masak kita kalah sama anak kecil…”. Aku jadi teringat pada suatu sabda Rasulullah: “Seandainya mereka mengetahui pahala yang
terdapat dalam shalat al ‘Atamah (‘Isya’) dan Shubuh, niscaya mereka mendatangi keduanya
walaupun dengan merangkak.� (HR. Asy Syaikhan dari Abu Hurairah) wallahu a’lam
bisshowab.