Hidup sosial di perumahan kota

Page 1

Hidup Sosial di Perumahan Kota

Sungguh menyedihkan dalam pikiran saya ketika melihat suasana interaksi sosial di kompleks perumahan. Pengalaman beberapa kali saya berdomisili di kompleks

perumahan

selalu

melihat

sesuatu

yang

kurang

terlihat

kekerabatannya, persaudaraanya, dan keakrabannya. Walaupun tidak semua kompleks perumahan tampak seperti itu.

Salah satu yang sangat miris sekali ketika salah satu tetangga di kompleks

perumahan ada yang meninggal dunia. Maka ukhuwah insaniahnya dalam diri tetangga yang lain sulit untuk bisa teraplikasi. Takziah bukan dari tetangga

sebelah, melainkan saudara yang jauh yang menghampirinya. Tetangga hanya datang sebentar kemudian pulang lagi, itupun kalau sempat datang. Sungguh terlihat perbedaan yang jelas dari kehidupan sosial di perumahan dan di suatu kampung atau desa. Padahal kalau dibilang penghuni perumahan itu, kalangan

ustadz, guru, dosen, ilmuwan, pegawai kantor pemerinatahan dan orangorang berilmu. Tapi entah kemana kepekaan sosialnya.

Hal ini dikarenakan berbagai faktor yang menyebabkan adanya ukhuwah yang kurang baik antartetanngga. Pertama, karena rata-rata yang menetap di kompleks perumahan seorang perantau atau pendatang baru dari daerah lain.

Kedua, mereka punya kesibukan kerja misalnya pegawai, pengusaha, perusahaan, dan karir-karir yang lain. Ketiga, mereka seakan-akan tidak mempunyai rasa tanggung jawab sosial dengan alasan tidak ada hubungan

sanak famili. Keempat, mereka para pendatang ada berbagai suku dan budaya, bahkan agama asli dari daerahnya yang belum bisa dipadukan dengan budaya dan tradisi tetangga.


Empat faktor yang penulis sebut bukan satu-satunya alasan yang tidak baik

dari adanya interaksi sosial di kompleks perumahan. Masih banyak faktor-

faktor yang lain yang menyebabkan kompleks perumahan menjadi kurang berinteraksi sosial sebagaimana di desa. Tentu kehidupan sosial di kompleks

perumahan tidak bisa dibandingkan dengan penduduk di suatu kampung.

Walaupun semestinya para penduduk perumahan harus belajar dari interaksi sosial yang terjadi di suatu penduduk Desa tau Kampung.

Tapi di sisi lain ada banyak juga kompleks perumahan yang sudah mulai

tumbuh toleransi, ukhuwah, dan ikatan persaudaraan yang kuat. Ini juga terjadi ketika penulis berdomisili di sebuah masjid yang ada di sebuah

perumahan. Di perumahan ini nilai-nilai budaya dan tradisi desa mulai

ditumbuhkembangkan. Ikatan persaudaraan terlihat dalam kegiatan acara RT dan juga acara Masjid. Di tempat ini sudah ada kegiatan tahlil secara bergiliran setiap bulan, ada kegiatan khotmil Quran, kerja bakti dan kegiatan-kegiatan

PKK. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah mulai punya kesadaran akan ukhuwah insaniahnya sebagai mahluk yang tidak lepas dari kehidupan sosial.

Kalau belajar dari kehidupan sosial yang ada di perumahan bahwasanya kesejahteraan itu tidak bisa dilihat dari jabatan, uang, maupun materi yang

lain. Kesejahteraan, ketetrataman, dan kenyaman hidup seseorang itu bersifat relatif. Ada hanya karena kenyaman sosial maka hidup pribadinya merasa nyaman. Ada karena ketentraman warga setempat maka keluarganya pun merasa tentram. Begitu pun kesejahteraan. Wallahu a’lam bisshowab.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.