Teroris bukan jihad Keberadaan terorisme yang didengunkan sebagai bentuk jihad dari para teroris mengakibatkan banyak orang menentang. Islam sebagai agama yang dijadikan pembelaan dan dibawa oleh para teroris sangat menolak dengan istilah terorisme adalah jihad. Berbagai dalil naqli dan aqli yang dijadikan sebagai penolakan terhadap teroris yang menganggap jihad sudah jelas di berbagai kitab. Di sisi lain pengikut yang setia dan satu paham dengan anggapan bahwa teroris adalah bentuk jihad tidak mempunyai dalil yang rasional yang bisa diakui dan diterima oleh masyarakat. Teroris merupakan merupakan pelaku dari tindakan terorisme. Sedangkan terorisme itu sendiri sebagaimana yang disampaikan Cholil Ridwan (ketua MUI Pusat) bermakna tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, bahaya terhadap keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat. Dari definisi ini terorisme merupakan salah satu bentuk kejahatan yang diorganisir dengan baik (well organized), bersifat transnasional dan digolongkan sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang tidak membeda-bedakan sasaran (indiskriminatif). Sedangkan jihad mengandung dua pengertian. Pertama, jihad adalah segala usaha dan upaya sekuat tenaga serta kesediaan untuk menanggung kesulitan di dalam memerangi dan menahan agresi musuh dalam segala bentuknya. Jihad dalam makna ini disebut sebagai al qital atau al harb. Kedua, jihad adalah segala upaya yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk menjaga dan meninggikan agama Allah (li i’laal kalimatillah). Islam membedakan hukum terorisme dan jihad, baik dari aspek pengertian, tindakan yang dilakukan dan tujuan yang hendak dicapai. Terorisme bersifat merusak (ifsad) dan anarkhis/chaos (faudha). Tujuannya untuk menciptakan rasa takut dan atau menghancurkan pihak lain, yang dilakukan dengan tanpa aturan dan sasaran tanpa batas. Sedangkan jihad bersifat melakukan perbaikan (ishlah) sekalipun dilakukan dengan cara peperangan. Jihad bertujuan untuk menegakkan agama Allah dan /atau membela hakhak pihak yang terzhalimi. Jihad dilakukan dengan mengikuti aturan yang ditentukan oleh syariat dengan sasaran musuh dan sudah jelas. Dari uraian makna terorisme dan jihad di atas sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub (Ketua Umum Ikatan Persatuan Imam Masjid (IPIM) Indonesia) bahwa jihad itu ada aturannya, makanya terorisme itu bukan jihad. Ini harus ditegaskan, terutama kepada generasi muda agar tidak mudah dipengaruhi oleh
paham-paham menyesatkan, apakah radikalisme atau terorisme. Makanya kalau ada yang mengatakan jihad itu terorisme, itu sudah pembelokan ajaran agama Islam. Jelas itu harus kita luruskan. Menurutnya, ajaran jihad memang ada dalam islam. Tapi jangan sampai kemudian ajaran jihad itu disamakan dengan terorisme. Sebab ayat-ayat yang menerangkan jihad itu ada di dalam Alquran dan hadist. Dalam hal ini, ia menyarankan perlu konsultasi dengan ulama, mana ajaran tentang jihad dan ajaran tentang terorisme. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan, bahwa tidak ada kaitan antara perilaku/aktivitas terorisme dengan jihad. Terorisme bukanlah jihad, jihad juga bukan terorisme. Jika kita mau jujur, dilihat dari makna dan praktiknya maka tindakan Israel menyerbu Palestina adalah tindakan terorisme yang sesungguhnya. Demikian pula tindakan Amerika Serikat dibawah pimpinan Bush yang dilanjutkan oleh Barack Obama dalam menghancurkan Afghanistan dan Irak adalah tindakan terorisme. Sejatinya Israel dan AS lah terorisme sejati, bukan umat Islam. Wallahu a’lam bi shawab.