Dongeng - dongeng Politik - Anak tuhan.

Page 1

UPKSBS UMI Unit Pengembangan Kreatifitas Seni Budaya dan Sastra Universitas Muslim Indonesia BESAR DENGAN KARYA

karya : A nak t uhan


Latihan Dasar Kesenian re-lagaligo XII “Setelah Bunuh Diri”

karya : Anak tuhan

Tim Penulisan Suparno Andi Syamsul Rahman Konsultan : Sartika Fathir Rahman Rismawati Layouter : Ade Awaluddin Firman Penanggung Jawab : Pengurus UPKSBS UMI 2012-2013

UPKSBS UMI Unit Pengembangan Kreatifitas Seni Budaya dan Sastra Universitas Muslim Indonesia


karya : Anak tuhan

Latihan Dasar Kesenian re-lagaligo XII “Setelah Bunuh Diri�


Sekapur Sirih

Salam Kreatifitas Alhamdulillah puji syukur kami hanturkan Kepada TUHAN pemilik alam semeseta karena atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita diberi keleluasaan otak menghasilkan sesuatu yang berarti. Tak lupa pula kami menyapa negeri 4 x4, Ruang Khayal & Bawah Kubah yang menjadi tempat perenungan-perenungan kami atas apa yang terjadi disekeliling kami. Dongeng-dongeng politik menjadi pengantar tidur bagi anak – anak bangsa ini. Negeri ini setiap harinya kita mendengar dongeng-dongeng di televisi dan media-media lainnya. Kelak anak-anak bangsa ini akan mahir mendongeng dan saling mendongeng. Dongengan-dongengan kesakitanlah yang lahir setiap harinya.Selamat menikmati dongengan-dongengan politik dari kami semoga anak kita terlelap dengan kesakitan hingga bunuh diri dalam tidurnya.


Deskripsi Karya “PUISI TUBUH TUHAN” Pada Pagelaran Pesta Halaman Rumah

Dalam karya ini kami menyampaikan situasi/realita yang ada dalam dunia politik sekarang terkhusus pada publik partai. Konsep karya yang akan kami pentaskan dalam Pesta Halaman Rumah ialah menceritakan tentang polemik-polemik dalam partai, mulai dari pesta demokrasi dengan kampanye yang dilakukan oleh aktor-aktor demokrasi di panggung demokrasi dengan segala janji manis. Menjanjikan harapan-harapan pada mereka yang ikut andil dalam pesta demokrasi. Dalam karya teaterikal puisi kami juga menghadirkan penguasa, seorang yang bertahta dalam kekuasannya dengan semaunya ia bangun gedung-gedung, menimbun laut, eksplorsi tambang yang berlebihan, semuanya hanya untuk memenuhi pundi-pundinya seperti realita yang terjadi sekarang. Penguasa menjelma menjadi Tuhan baru bagi kaum-kaum jelata, kaum yang hidup dalam selokan. Dalam karya ini mereka menjelma menjadi seorang derita, seorang jelata, korban mulut manis, korban orangorang yang menjelma menjadi Tuhan baru mereka . Puisi Tubuh Tuhan kami angkat dalam judul ini, puisi ini terbagi dalam tiga penggalan puisi yakni partai , penguasa dan derita .Dimana partai ini kami analogikan sebagai tuhan yang merupakan sumber dari segalanya , penguasa disini kami analogikan sebagai tubuh karena penguasa itu berasal dari partai-partai dan kata puisi diartikan sebagai puisi-puisi yang kami bawakan. Konsep umum karya yang kami tampilkan mengangkat tiga dimensi yaitu: Ÿ Partai Ÿ Penguasa Ÿ Derita


DEMOKRASI KORUP Oleh : Andi Aku mata yang melihat dunia Aku hidung penghembus kehidupan Mulut penyampai aspirasi-aspirasi Telinga pendengar suara jeritan Aku berteman dengan keadilan, kemakmuran Yang akan aku kenalkan pada kalian Aku ini untuk kaum kalian Sebab aku berasal dari kaum itu Jangan ragu Jangan ragu saudara Tangan ini akan mengangkat pedang untuk kalian Kaki ini akan berlari kearahmu Tanah, air, api, dan udara itu milik kita untuk dinikmati bersama Saudara aku ini dewa yang melebihi tuhanmu Aku bisa segalanya Sebab aku jawaban dari semua gelesihan


DEMOKRASI KORUP Oleh: Tifa Hai kalian semua Lihat..lihat..lihat Inilah aku Aku yang membawa gedung-gedung ini Aku yang menimbun laut Lalu kugusur gubuk kalian Karena ingin kuletakkan gedung ini Disini.. Disini.. Disini.. Hingga kotamu ramai Aku juga yang memainkan palu digunung sana Agar eksplorasi tambang berjalan Aku memang buas tapi tak pernah kenyang Ku gigit keadilan kalian Lalu kutelan kedaulatan kalian Hingga perutku membuncit Dadaku membusung dan langkahku menembus langit Hai kalian,kalian dan kalian semua Akulah yang mengijak-nginjak kalian Karena ku ingin kalian sakit tak bertepi Aku yang mencekik leher kalian Karena aku ingin kalian menjerit dalam tangis Aku yang menjadi duri dalam dahaga kalian Karena ku ingin kalian lemah dan tidak berdaya Dan Inilah aku Sekarang Aku yang menjadi kafan buat kalian Aku yang menjadi racun buat kalian Aku memberi lapar buat kalian Nikmatilah jelataku Pemberian dari tuhan yang bengis ini Nikmatilah derita dalam deritamu Wahai orang-orang didalam selokan Orang-orang yang diledek penderitaan Aku datang membawa tangis dalam jeritanmu Aku datang menjadi duri dahagamu Sekarang hanya akulah yang berdaya Akulah tuhan baru kalian Sembahlah dan sujudlah wahai jelataku


DEMOKRASI KORUP Oleh : Suparno Derita Aku adalah derita Menjerit dalam tangis Merintih tak berdaya Lapar dan haus berkepanjangan Sakit tak terobati Semua karena janji-janji busukmu Aku berjalan di bawah terik matahari Mengais-ngais sampah Mengharap belas kasihan Dari manusia yang mendengarkan rintihan penderita Mengharapkan keadilan Temukan kedaulatan Kau mennggusur tempat tinggalku Kau ratakan dengan tanah Sampai puing-puingnya tak kelihatan seperti di telan bumi Lalu kau bangun singga-sanamu Kau juga merampas sisa-sisa hartaku Tak sedikit pun kau sisakan untuk ku Semua kau ambil sampai di tempat-tempat sampah kau ambil pula Kau ini manusia atau binatang buas Ataukah serigala pemakan manusia Kau menjadi derita di tengah deritaku Kau cekik leherku Kau bungkam mulutku Kau injak-injak keadilanku Dan kau remuk kedaulatanku Hingga aku lemah tak berdaya Aku bisa saja mati


KATANYA Oleh : Suparno

Katanya dia seorang penguasa Tapi kenapa kamu seperti budak Diperintakan oleh kebijakan partai Katanya dia mampu memberikan kesejahteraan Tapi kenapa masih banyak rakyat miskin Berlalu-lalang di jalan perintis Katanya dia seorang dermawan Tapi kenapa tak sepeser pun uangmu singgah di panti asuhan Jangan-jangan kamu ini hanya rakyat jelata Memakai kameja hitam milik orang lain Jangan-jangan juga Harta dan kekayaanmu milik orang lain Yang kamu rampas dengan paksa Dasar penguasa tak tahu malu Lihat mukamu sudah kriput Badanmu sudah bau tanah Sudah saatnya bertaubat


CATUR Oleh : Andi

Ngatur, ngatur, ngatur Pemain catur Abis kalo nggak ngatur Nggak teratur Katanya.... Papan catur disulap warna-warni Pion-pion bingung entah mau kemana Mundur tidak mungkin Maju tak tau arah Benteng tak lagi berjalan lurus Kuda dan peluncur jalannya melebihi mentri Raja sudah kebal skatmat. Rakyat nonton jadi suporter Kasih semangat jagoannya Walau tau jagoannya suka ngibul.


INDAH NAMAMU Oleh : Wiwi

Namamu Biru tapi tak sebiru langit yang menghiasi awan disana Namamu Kuning tapi tak seperti cahaya matahari yang menyinari dunia Namamu Hijau bagaikan rumput diatas tanah yang menghiasi bumi ini, tapi tugasmu tidak seperti namamu yang begitu indah di baca, serta parasmu seperti penantang keadilan si jelata


DERITA Oleh: Syamsul Rahman

Hai kau yang disebut dengan partai, apa yang sebenarnya yang kau inginkan, Kau bermulut manis tapi ludahmu berbau bangkai, Kau janjikan kami ini itu, tapi setelah kau menjadi bagian dari mereka kau siksa kami, kau memberi kami derita, kau tertawa diatas kesakitan kami, kau menari, berdansa, bernyanyi lagu-lagu kepedihan buat kami. Dimana..dimana..dimana kau taruh hati nuranimu, kau sumber derita kami.


POLITIK ITU UANG Oleh : Andi

Boleh saja partai itu ribuan jumlahnya Boleh saja partai itu berwarna warni Tapi yang menang yang punya uang Yang ditunggu-tunggu Pesta tempat menarinya uang palsu Program-program bertebaran bak debu Uang adalah bahasa qalbu Santapan rohani para birokrat Ideologi bangsa sudah jadi boneka Bisa di ekspor keluar negeri Seorang kurcaci bisa jadi presiden


??? Oleh : Wiwi

kini kau datang sebagai seorang penyelamat sebagai seorang dermawan sebagai seorang akhlak baik hingga sebagai manusia tanpa dosa tapi dibalik semua itu kau hanya tumpukan sampah yang berada ditenga-tengah rakyat miskin


PARTAI Oleh : Syamsul Rahman

Kau menjadikan partaimu Sebagai alat keinginan mu Kau memberikan janji-janji Yang nantinya kau ingkari Kau melakukan pembangunan Dengan alasan mensenjahterakan kami Tapi tidak... Kau merampas kebahagian kami Merampas tanah kami Kau tertawa diatas penderitaan kami


KAMU ADALAH AKU Oleh : Suparno

Dalam perjalanan mencari titik terang dalam gelap Aku temukan diriku jatuh di selangkangan jalan yang kotor Aku menangis seolah-olah kehilangan sesuatu yang sangat berharga Yang harganya tidak bisa diganti dengan apa pun Aku mencoba mendekat seraya bertanya Apa yang hendak kau lakukan disini Dan apa yang membuat kamu menangis Kenapa dia seolah-olah tidak sedikit pun Menganggap keberadaanku di sampingku Aku mungkin tidak mampu memberimu terang Tapi dengan nyala lilin ini Aku ingin memberikan beda di tepi-tepi di sudutnya gelap


SUASANA KOTA Oleh : Wiwi

Lihatlah kotaku yang ramai,, Ramai membicarakan mu Membicarakan apakah pantas kau menjadi pemimpin mereka Pedulikah kau akan nasib mereka nanti Atau Hanya sekedar tersirat dimulut mu kini.


TANGGAL DIBULAN INI PESTA SI TUAN BANGKA Oleh : Andi

Tanggal dibulan ini pesta si tuan bangka Dinegeri edan sangat meriah Rakyat semut dan anjing Bingung mau pakai gaun yang mana Gambar-gambar sudah datang memenuhi sudut kota Coretan-coretan tak mau kalah banyak Membuat resah musuh pencoret Adipati mulai menyebar santet-santet Dengan sesajen gula dan tulang semut dan anjing tuan bangka terlarut dalam mantra.


NARSIS Oleh : Suparno

Kasian Kau tak bicara Diam tanpa kata Membiarkan dirimu dikotori oleh tua bangka Dia narsis Mukanya di pajang dimana-mana Dia orang tua tak tau malu Dia seperti aktor fotonya menutupi jalan-jalan Mengotori pemandangan kota


SECANGKIR KOPI Oleh : Suparno

Cangkir putih berisi kopi Hitam pekat menghilangkan benih air Tanpa gula pahit rasanya Kasian badan dilanda kesengsaraan Menanti manisnya kehidupan Aku teringat pada suasana jalan perintis Kotor dan banjir menjadi hiasannya Kendaraan padat membuat perintis gelap Asap kendaran menjadi oksigen di sore hari Sungguh kasian nasib negeriku Ulah siapa ini Kenapa aku dan negeriku dibuat seperti ini Hidup gelap seperti kopi pada secangkir putih


MUNAFIK Oleh: Syamsul Rahman

awalnya kau menghembuskan nafas-nafas positif pada kami janji-janjimu yg menghipnotis membuat kami terbang ke alam hayal yang mendalam dan setelah itu kau menikam, memperkosa, merampas semua hak kami tawa bahagia menghiasi bibir mu kecewa yang kami rasakan tak mungkin dapat menggetarkan hatikecilmu. terus dan terus kau lakukan sampai kapan penderitaan kami berakhir‌


JANJI Oleh: Syamsul Rahman

Kau angkat kami, kau memberikan janji-janji manis Lalu setelah itu kau buang kami, injak-injak kami Katanya kau akan menyuarakan jeritan kami Tapi tidak,kau hanya menyuarakan egoismemu Kau melupakan janji-janjimu janji yang pernah kau ucapkan di panggung demokrasi itu kau robohkan rumah kami kau ratakan pemukiman kami Kini anak-anak kami tak punya lagi tempat untuk bermain Karena rumah kami kini penuh dengan tanah Mana janji manismu kini kami menunggu janji-janji itu.


selalu ada ruang kosong untuk berkarya


??? Oleh : Wiwi

Sore itu kau membuat pesta Yang meriah di sepanjang jalanan itu Teriakan dan suara-suara klakson kendaraan terdengar hingga kami tertarik melihatnya Ada apa disana Apa yang sedang kau lakukan di sepanjang jalan itu Kau jadikan mobil sebagai panggung pertunjukanmu Dan kau juga mengangkat benderamu seakan kau akan menjadi pemenang Tapi..tunggulah Tak lama lagi Bersiaplah kau Siapkan dirimu untuk menerima segalanya Entah itu keberuntungan atau sebuah kekecewaan‌


PERTAMA Warnamu seperti pelangi yang menghiasi dunia ini dikala hujan turun Seakan-akan memberikan kehidupan Bagi semua orang

KEDUA Warnamu mulai terang Dan kau kini mulai sombong akan itu

KETIGA Warnamu semakin terang-terang & terang Tapi kini kau hanya menjadi penguasa yang tak berguna bagi penjerit derita disana. Oleh : Wiwi


PENYAKSI Oleh : Andi

Aku ini bukan orang yang baru dinegeriku sendiri Aku ini penyaksi yang memperkosa Mencukur rata dan menjilati dengan buas tubuh moyangku Menghias dengan gaya yang tak pantas dengan keserakahan merampas semua milik moyangku Merobek-robek sarung yang tinggal satu-satunya Penindasan serta ksewenang-wenangan teramat banyak untuk disebutkan Kesedihan hanya tontonan bagi mereka yang diperbudak jabatan. Dijalanan aku mengadukan semuanya Sebab dirumah tak ada lagi yang bisah dpercaya


PILIH Oleh : Andi

Aku ingin dipilih Dia ingin dipilih Kamu ingin dipilih Mereka semua ingin dipilih Barang apa yang ingin pilih Harga diri yang terpilih Sebab sudah tidak ada lagi harga diri Tiada pilihan selain mencuri Sampai kapan harga diri kita dipilih Sampai nanti sampai habis harga diri Disini sudah ada pilihan yang menggoda untuk dipilih Hari-hari kita diisi hasutan hingga kita tidak tau diri.


DIA DAN BINATANG Oleh : Andi

Dia sama saja dengan binatang Selalu butuh makanan Namun caranya berbeda dalam memperoleh makanan Binatang tak punya akal fikiran Segala cara halalkan demi perut kenyang Binatang tak tau rasa belas kasihan Padahal disekitarnya tertatih berjalan pinjang namun kadang kalah dia mirip binatang bahkan lebih keji dari binatang tanpar kiri-kanan alasan makanan padahal semua tau dia serba kecukupan intip sana-sini lalu curi jatah orang lain tak peduli sahabat entah kurus kering kelaparan


??? Oleh : Wiwi

Jika kau mau perhatikanku Jika kau mau peduli padaku Jika kau bisa merubah dirimu Merubah apa yang sudah kau perbuat selama ini Merubah apa yang telah kamu ambil dari kami Mungkin kami bisa percaya lagi kepadamu Hingga kota kita damai dan tentram.


KOTAKU Oleh : Syamsul Rahman

Kotaku kini tak seindah dulu Sekarang wajamu banyak terpampang setiap penjuru di kotaku Bak seperti anda saja yang mempunyai kota ini Kau banyak menjanjikan tapi tidak ada yang kau berikan kau berikan kami derita kau tertawa di atas penderitaan kami


RINDU Oleh : Syamsul Rahman

Kau laksana kendaraan yang mengatas namakan wakil rakyat Kini kau berjalan tidak sesuai lagi dengan harapan kami Kami haus akan keadilan Kau rampas keadillan kami Kau tak pernah memikirkan perasaan kami Sehingga perutmu membengkak akibat keserakahanmu sendiri Kau tidak pernah mendengarkan jeritan-jeritan kami Jeritan yang amat sakit Jeritan yang amat pilu Jeritan yang haus akan pemimpin yang bisa mendengarkan kami Kami butuh itu


ANJING SI TUAN BANGKA Oleh : Andi

Kata-kata yang berbisa Mulut-mulut yang berbusa Mantra-mantra bertebaran Dari atas panggung yang berstempel bangsa Anjing si tuan bangka mengaung Yang mendengar terpesona Bahkan banyak yang terkesima Aku juga tergoda untuk mengikuti yang terjadi Bukti yang ditunggu-tunggu Raungan anjing si tuan bangka Raungan cuman raungan Anjing si tuan bangka meraung tentang “keamanan” Tapi makin banyak penggusuran Anjing si tuan bangka suka meraung tentang ”kemakmuran” Tapi makin banyak pengangguran


TIPUANMU Oleh : Syamsul Rahman Kau yang membuatku seperti ini Kau yang membuatku menjerit di dalam deritaku Kau pula yang mengiming-imingkan aku kebahagiaan, Di awal, aku memujamu Kau bagaikan pahlawan di kehidupanku Tapi kini setelah kau memberi aku derita.. Aku membencimu, Dimana‌ dimana‌ Di mana kau sembunyikan kebahagiaanku


TOPENGMU By: Syamsul Rahman Kadang kau menjadi sumber inspirasiku.. Kadang pula kau menjadi motivasiku.. Terlebih kau musuh yang nyata bagiku Walau hal itu memiliki hubungan kausalitas Tetapi kwalitas hari ini tidak bisa di gugat.. Sejauh mata memandang hanya panggung sandiwara Yang berdiri menantang diatas panggung sandiwara sebenarnya..


JERITAN PENDERITA Oleh : Suparno Kau menjadi duri dalam hidup ku menjadi racun dalam darah ku menjadi debu dalam nafasku kau sember penderitaan dalam penderitaanku tangis ku kau abaikan jeritan ku kau ketawai rintihan ku kau anggap sebuah lelucon manusia yang tidak punya hati nurani tidak mempunyai rasa belas kasihan wahai penguasa sang pembawa penderitaan


BOHONG Oleh : Suparno tulisan mu tersusun dengan kata-kata yang indah membuat pembaca terhayut dalam buaian makna memberikan imajinasi yang tinggi kepada para pembaca semua itu bohong musik dan lagu yang kau mainkan terdengar merdu petikan senar gitar dan lantunan suaramu melemahkan jiwa pendengar lunglai dalam alunan nada-nada kasih itu juga bohong tarian mu memberikan gerak estetika setiap gerakan tari memiliki makna historis membuat penikmat tertarik dari setiap ayunan tarian mu nyatanya itu bohong program dan janji partai seperti tulisan yang tersusun dengan kata-kata indah seperti alunan nada-nada kasih dan ayunan-ayunan tarian penari balet itu hanyalah kebohongan


KALAU Oleh : Suparno Aku akan memberikan pendidikan gratis Kalau Aku akan memberikan pelayanan kesehatan gratis Kalau Aku akan memberikan beras raskin secara gratis Kalau Memberatas kemiskinan di Negeri dengan batuan per bulan Kalau Mensejahterakan masyarakat di Negeri ini Kalau Akan akan menjunjung tinggi keadilan Kalau Akan melestarikan adat istidat daerah Kalau Memberikan kebebasan beragama Kalau Dan menjadikan Negara yang mampu bersaing dengan Negara lain Kalau Menjadi wakil rakyat Menjadi pemimpin Negara Itu janji-janji mu Kalau saja aku memilihmu dulu dalam pemilihan umum Aku akan menjadi orang yang menyesal Telah memilihmu sebagai wakil rakyat Dan sekarang janji itu tidak pernah terwujud dalam negeriku Kalau itu terjadi


NEGERI KU Oleh : Syamsul Rahman Jika hari ini kau bertahta di negeri ini Maka cintailah negeri ini Jangan pernah kau membuat goresan kepedihan Sebab banyak manusia yang bisa menggugatmu Meminta keadilanmu Menagih apa yang sebenarnya menjadi hak-hak mereka Asal perlu kamu tahu mereka menginginkan sentuhanmu Mereka butuh itu.


APA KAMU INI Oleh : Andi Apa kamu ini Kamu ini apa Kau bilang kamu ini wakil rakyat Tapi kenapa hak-hak kami semakin kau kikis Kamu ini bagaimana Bagaimana kamu ini Kau bilang kamu itu solusi Tapi kenapa daerah kami semakin gersang dan macet Siapa kamu ini Kamu ini siapa Kau bilang kamu ini inspirasi Tapi kenapa mimpi kami berwajah buram Kamu ini dimana Dimana kamu ini Kau bilang kamu itu pentunjuk jalan Tapi kenapa kami semakin tersesat .


SUARA KAMPANYE Oleh : Andi

Aku mata yang melihat dunia Aku hidung penghembus kehidupan Mulut penyampai aspirasi-aspirasi Telinga pendengar suara jeritan Aku berteman dengan keadilan , kemakmuran Yang akan aku kenalkan pada kalian Aku ini untuk kaum kalian Karena aku berasal dari kaum itu Jangan ragu. Jangan ragu saudaraku. Tangan ini akan mengangkat pedang untuk kalian Kaki ini akan berlari ke arah kalian Tanah, air ,api dan udara itu milik kita Untuk dinikmati bersama Saudaraku, aku ini dewa yang melebihi tuhan Bisa segalanya Jawaban dari semua kegelisahan.


타 Partai menceritakan suasana di mana seorang legislative yang

berkampanye berusaha mempengaruhi Rakyat untuk kesuksesannya. 타 Penguasa menceritkan dimana suasana seorang pejabat daerah yang

menggunakan kesuksesannya dengan semena-mena melakukan pembangunan bebas, menambang, dan lain-lain. 타 Derita menceritan dinamika masyarakat yang tertindas dan menjerit kesakitan serta penderitaan yang berkepanjangan karena ulah para penguasa.


LABORATORIUMUKMSENIUMI


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.