Traveling Belitung
Belitung Cinta Saja tak Cukup Sebuah monumen aneh berdiri di tengah jantung kota, tepat di seberang Hotel Billiton tempat saya bermalam. Bagian utama monumen tersebut menopang satu kepalan batu besar, berwarna legam mengkilap dan berkeriput mirip jeruk purut.
Dari Tanjung Pandan, saya beralih ke pesisir utara. Tujuannya mudah ditebak: ke pantai-pantai indah berhias bebatuan granit. Nama Belitung meroket saat penulis Andrea Hirata mengurai sudut-sudut pulau kelahirannya itu melalui buku seri ‘Laskar Pelangi’.
TekS & FoTo Valentino Luis
Sebuah monumen aneh berdiri di tengah jantung kota, tepat di seberang Hotel Billiton tempat saya bermalam. Bagian utama monumen tersebut menopang satu kepalan batu besar berwarna legam mengkilap dan berkeriput mirip jeruk purut. Itu Batu Satam, hanya ada di Belitung, jawab Bang Yunus, staf hotel, menjawabi tanya saya. Asalnya dari butiran meteor yang jatuh ratusan tahun lalu. Batu Satam tidak bisa dihancurkan atau dipotong dengan alat apa pun. Ia punya kekuatan, dipakai untuk melindungi tubuh dari unsur negatif maupun tenung, lanjutnya lagi
26
LIONMAG JANUARI 2015
Ihwal Batu Satam yang magis kedengarannya itu benar-benar hal baru untuk saya. Maklum, citra Belitung di benak para pejalan telanjur dimonopoli oleh gambaran pantaipantai indah semata. Saya baru tiba di Tanjung Pandan, Ibu Kota Belitung, setelah terbang selama 45 menit dari Jakarta. Ditilik dari jendela pesawat, permukaan pulau seluas 4,800 km persegi ini datar saja, tanpa gunung atau bukit menjulang sebagaimana umumnya tampilan pulau-pulau seukurannya di Indonesia Timur sana. Bagian paling tinggi dari Belitung diwakili Gunung Tajam, dengan titik atasnya hanya setinggi 500 meter. Yang agak mencuri perhatian adalah
kolam-kolam bekas penambangan timah tersebar di banyak tempat. Beberapa dari mereka berair hijau kebiruan tak ubahnya danau belerang. Kesan tua mengambang di Tanjung Pandan. Dari jejeran pertokoan milik saudagar Tionghoa, klenteng, hingga gedung-gedung lapuk peninggalan Belanda. Kilasan cerita Bang Yunus tentang Batu Satam dan wajah kota yang masih bernuansa sephia ini menerbitkan rasa penasaran akan sejarah Belitung. Di dekat sini ada museum yang didirikan oleh orang Belgia. Cobalah tengok isinya, kau akan tahu banyak tentang masa lalu negeri kami, saran pria berwajah teduh itu. INFLIGHT MAGAZINE OF LION AIR
27