Teaching Your Children Healthy Sexuality

Page 1

PA PEND NDANGAN ID A ANAK IKAN SEKS LKITABIAH -ANAK U T ANDA NTUK MEMPENTANG DALAM ER KEHD SIAPKAN UPAN NYA




Copyright Š 2008 by Jim Burns Originally published in English under the title Teaching Your Children Healthy Sexuality by Bethany House, a division of Baker Publishing Group Grand Rapids, Michigan, 49516, USA Jim Burns Photo courtesy of Scott Roberts / Marc Roberts Photography Pengalih Bahasa : Lenny Wati Penyunting : James Yanuar Proof Read : Jonathan Arifin Desain Sampul : Yenna Natasya Layout : Riky Setiadi Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada : PT. VISI ANUGERAH INDONESIA Email : visipress@visi-bookstore.com ISBN : 978-602-8073-27-1 Cetakan pertama, Januari 2010 Cetakan kedua, Januari 2015 Indonesian Edition Š visipress 2010 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.

Member of CBA Indonesia No : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina

Member of IKAPI No : 185/JBA/2010


Untuk Jon Wallace Engkau adalah seorang teman yang lebih dekat dari seorang saudara. Engkau telah meninggalkan jejak kakimu di hatiku dan saya tidak akan pernah sama. Terima kasih untuk kepemimpinanmu, persahabatan, integritas dan kehidupan yang berserah penuh. Engkau inspirasiku!



Terima kasih … Cindy Ward … untuk kerjasama dalam pelayanan yang luar biasa. Engkau membuat perbedaan setiap hari dalam kehidupan orang-orang. Engkau menjadikan nilai-nilai & imanmu hidup dalammu. Terima kasih karena telah menjadi inspirasi. Bill Bauer … untuk kebijaksanaan dan kemurahan hati yang engkau tunjukkan. Randy Bramel, Terry Hartshorn, Tom Purcell, dan Bucky Oltmans … Selasa pagi selalu merupakan waktu yang terbaik dalam seminggu. The HomeWord Staff … Dedikasi Anda adalah keajaiban, Anda juga membuat HomeWord menjadi tempat yang menyenangkan untuk menghabiskan beberapa jam dalam sehari. Terima kasih kepada Aubrey Ashford, Bill Bauer, Dean Burns, Ben Camp, Emily De La Torre, Rosalie De Santis, Lindsey DeVito, Ted Evans, Brent Ferguson, Dave Hamilton, Betty Harper, Judy Hedgren, Kendall Hops, Kathy Kappauf, Jim Liebelt, Roger Marsh, Linda McKinley, Megan Michaelson, Mary Perdue, Andrea Popkes, Susan Rettino, Wayne Rice, Scott Singletary, Melinda Sylstra, Ann Trotter, and Derek Yankoff.


Howard dan Roberta Ahmanson … impian akan gerakan PURE FOUNDATIONS dilahirkan di Hotel Willard di Washington DC bersama dengan kalian. Terima kasih banyak atas apa yang kalian lakukan dalam membuat suatu perbedaan. Tuhan memberkati kalian. The HomeWord Board … Tiada dewan pengurus yang lebih murah hati dan memberi semangat di dunia ini. Terima kasih kepada Jeff Armour, Steve Arterburn, Randy bramel, Susan Bramel, Todd Dean, Pam Emery, Rod Emery, Rick Haugen, Bob Howard, David Lane, Kelly Mitchell, Geoff Moore, Lucia Moore, Gordon Schaller, dan John Wallacw. Cathy Burns … Cinta penuh pengorbananmu, komitmen, dan kerjasama dalam membantu generasi orangtua dan anak-anak sekarang ini untuk tidak bersedia menerima kelemahan adalah suatu keajaiban. Saya bersyukur karena Engkau mengatakan ya. Christy, Rebecca, Heidi, dan Dave … anak-anak perempuan saya dan menantu laki-laki yang baru adalah kesukaan dalam hidup saya. Virginia … Ayah memanggil Engkau malaikatnya dan ia benar. Ucapan terima kasih khusus kepada ayah saya untuk segalanya! Ayah meninggal menuju kekekalan sewaktu buku ini ditulis. Saya adalah seorang anak yang sangat bersyukur. Saya adalah seorang pria yang paling diberkati.


DAFTAR ISI BAB SATU:

Mengajarkan Anak-Anak Anda Seksualitas yang Berpusat pada Nilai-Nilai - 9

BAB DUA:

Membangun Sebuah Fondasi dalam Mengajarkan Prinsip Kekudusan - 29

BAB TIGA:

Membantu Anak-Anak Anda Menetapkan Standar - 51

BAB EMPAT:

Bagaimana dan Kapan Membahas Seks dan Seksualitas dengan Anak-Anak Anda - 69

BAB LIMA:

Seks di luar Pernikahan: Pilihan dan Konsekuensinya - 87

BAB ENAM:

Pelecehan Seksual: Pencegahan dan Pertolongan - 107

BAB TUJUH:

Penanganan Seksualitas Pribadi - 123

BAB DELAPAN: Pertanyaan dan Jawaban - 137 BAB SEMBILAN: Pertanyaan Penolong Pembuka Diskusi dan Percakapan Mengenai Iman - 155 Catatan-catatan - 163



B A B S AT U

Mengajarkan Anak-Anak Anda Seksualitas yang Berpusat pada Nilai-Nilai

“Berapa banyak di antara Anda yang mendapatkan pengajaran seks yang sehat, yang berpusat pada nilai-nilai dari orangtua Anda sewaktu Anda tumbuh menjadi dewasa?� Ini adalah sebuah pertanyaan yang saya ajukan kepada para orangtua dimanapun. Dan jawabannya selalu sama. Pada sebuah pertemuan yang terdiri dari, katakanlah, empat ratus orang, biasanya hanya empat yang mengangkat tangan mereka. Tidak peduli dimanapun saya berada—berbicara di gereja atau tempat lain—rasionya selalu konsisten. Adalah benar: Orangtua kita tidak menyampaikan seksualitas yang sehat kepada kita, dan sayangnya, kita juga tidak melakukan yang lebih baik terhadap anak-anak kita sendiri. Banyak sekali kaum muda yang berkata mereka menerima lebih banyak informasi mengenai seksualitas dari teman-teman mereka, media, dan sekolah dibandingkan dari rumah mereka. Hal ini bukanlah

11


TEACHING YOUR CHILDREN HEALTHY SEXUALITY

berita yang baik, terutama ketika semua studi menunjukkan bahwa semakin banyak pendidikan seks yang positif dan berpusat pada nilai-nilai yang mereka terima di rumah, semakin jauh dari pergaulan bebas mereka nantinya. Orangtua hampir selalu menjadi orang yang memperhatikan kepentingan terbaik anak-anak mereka sewaktu menyangkut seksualitas. Anda dan saya mempunyai kesempatan untuk memberikan anak-anak kita pendidikan seks yang sehat, berpusat pada nilai-nilai, yaitu berdasarkan pada nilai-nilai Tuhan. Dia telah memberikan kita seksualitas. Dalam kerangka Firman Tuhan, seks itu tidak kotor. Dalam konteks pernikahan, seks itu indah. Budaya dunia telah membuat seks murah, tetapi pandangan Allah mengenai seksualitas itu luar biasa indahnya. Sejujurnya, tugas utama dari sekolah bukanlah untuk mengajarkan moralitas dan nilai-nilai, dan seharusnya juga bukan untuk dilimpahkan kepada bintang rock atau bintang media. Dan teman? Sekarang saya tertawa terbahak-bahak mengingat bagaimana teman-teman berbicara kepada saya sewaktu di kelas lima mengenai “burung-burung dan lebah-lebah�*1. Pembicaraan yang memberikan informasi tidak benar dan salah arah. Walaupun orangtua generasi ini umumnya ingin melakukan yang lebih baik dalam berkomunikasi, terlalu banyak para ibu dan ayah yang bermaksud baik, justru diam dalam kebisuan terlalu lama. Kebanyakan mereka dahulunya tidak memiliki komunikasi yang sehat mengenai seksualitas. Mereka takut jika *1 “burung-burung dan lebah-lebah� adalah sebuah idiom bahasa Inggris yang merujuk kepada masa perkenalan akan seks. Idiom ini juga digunakan untuk mengajarkan seseorang, biasanya anak kecil, mengenai seks dan kehamilan. Frasa tersebut merupakan metafora dan eufemisme yang sering digunakan untuk menghindari pembicaraan secara teknis dan terbuka mengenai subjeknya. Menurut tradisi, burung-burung dan lebah-lebah adalah sebuah cerita metafora yang menerangkan proses dan konsekuensi dari hubungan seksual melalui perbandingan kejadian natural alam yang mudah dilihat seperti pada penyerbukan bunga. (Sumber: Wikipedia)

12


Mengajarkan Anak-Anak Anda Seksualitas yang Berpusat pada Nilai-Nilai

membicarakan hal “itu� akan merenggut keluguan seksual anakanak mereka, atau keinginan seksual anak-anak mereka mungkin akan bangkit lebih awal. Beberapa orangtua menghindari topik tersebut karena kemungkinan akan ditanyai mengenai pengalamannya, mereka tidak bangga bagaimana mengatasi seksualitas mereka. Walaupun demikian, orang terbaik untuk mengajarkan anak Anda mengenai hubungan dan seksualitas adalah Anda!

Tujuan: Integritas Seksual yang Berlangsung Seumur Hidup Bagi kebanyakan orangtua, tujuan utamanya adalah melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk memastikan bahwa anakanak mereka tetap suci sampai hari pernikahan mereka. Hal ini luar biasa, tetapi saya percaya kita bisa dan harus melakukan yang lebih lagi bagi anak-anak kita. Kita dapat membantu menanamkan integritas seksual yang tak berkesudahan dimulai dari kecil dan berlanjut seumur hidup mereka, membimbing pencitraan diri mereka, bagaimana mereka memperlakukan lawan jenis, dan bagaimana mereka melihat dan menikmati keintiman dalam pernikahan, juga bagaimana mereka tetap menjaga kesucian dalam pikiran dan tubuh mereka. Saya membandingkannya dengan mengajarkan anak-anak kita kebiasaan makan sehat. Kita tentunya ingin mereka makan brokoli, roti gandum, dan makanan sehat lainnya sewaktu tinggal di rumah, tapi lebih dari segalanya, kita ingin mereka terus menabur dan menikmati keuntungan dari kebiasaan makan sehat setelah mereka keluar rumah. Kepercayaan yang mendasari integritas seksual ini tidak muncul dari satu kali percakapan atau satu kali kelas pendidikan seks. Hal ini tumbuh seiring dengan orangtua yang mengajar, mendis-

13


TEACHING YOUR CHILDREN HEALTHY SEXUALITY

kusikan dan menjadi panutan dalam seksualitas yang berdasar pada nilai-nilai. Ketika saya berbicara dengan pemuda pemudi yang berintegritas seksual, mereka hampir selalu mengatakan adanya percakapan yang berkesinambungan dengan orangtua yang kebanyakan mereka rasakan sangat natural. Tidak peduli berapa usia mereka, anak-anak belajar paling baik ketika mereka berbicara dan berdiskusi, bukan pada saat para orangtua berceramah. Scott dan Anne datang kepada saya untuk konseling pranikah. Mereka berdua sebelumnya masuk dalam grup pemuda saya. Dalam satu sesi, kami berbicara mengenai seksualitas. Saya sangat senang mendengar mereka berdua masih perawan dan perjaka; hal ini bukan hal yang biasa di zaman ini, bahkan diantara orang-orang Kristen sekalipun. Saya bertanya bagaimana mereka memilih berintegritas dalam seksual ketika kebanyakan dari generasi mereka tidak. Jawaban mereka sangat dalam. Pertama, mereka berkata orangtua mereka telah berbicara dengan bebas dan terbuka mengenai masalah yang berhubungan dengan seks. Kedua, sewaktu di grup pemuda sekolah umum, mereka telah bersumpah untuk menjaga kesucian dalam seksualitas. Ketiga, walaupun mereka merasakan dorongan seksual yang kuat dan tidak mudah buat mereka untuk menunggu, mereka berdua mem2 buat suatu keputusan untuk melakukan disiplin bertarak* secara spiritual. Secara pribadi, saya melihat bahwa orang-orang muda seperti Scott dan Anne yang berkomitmen untuk berdisiplin bertarak secara fisik, tidak hanya menghormati dan mencintai Tuhan dengan mata mereka, pikiran, dan hati, tapi juga dengan tubuh mereka. Komitmen kesucian seksual yang menyeluruh ini merupakan hidup yang berdasar kepada apa yang saya sebut sebagai Prinsip Kekudusan (akan dijelaskan lebih lanjut di bab 2). Pernikahan Scott dan Anne merupakan saat yang penuh sukacita, dan saya mengambil kesempatan penting ini untuk ber*2 Menahan hawa nafsu dengan berpuasa atau berpantang.

14


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.