Buletin bumi xi ok

Page 1

EDISI XI I TAHUN 2014

1


2

EDISI XI I TAHUN 2014


EDISI XI I TAHUN 2014

3


WALHI merupakan Organisasi lingkungan hidup yang independen, non-profit dan terbesar di Indonesia yang fokus membangun gerakan lingkungan menjadi lebih aman, nyaman dan lestari. Kami kini hadir di 28 propinsi dengan total 479 organisasi anggota dan 156 anggota individu (terhitung Desember 2011) yang secara aktif berkampanye di tingkat lokal, nasional dan internasional. Di tingkat internasional, WALHI berkampanye melalui jaringan Friends of the Earth Internasional yang beranggotakan 71 organisasi akar rumput di 70 negara, 15 organisasi afiliasi, dan lebih dari 2 juta anggota individu dan pendukung di seluruh dunia.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI-Friends of The Earth Indonesia) Eksekutif Nasional Jl. Tegal Parang Utara No.14 Mampang Jakarta Seloatan 12790

Info Gabung Sahabat WALHI dan Berdonasi Email : menyapasahabat@walhi.or.id Untuk informasi kampanye terkini dan kontak WALHI diseluruh Indonesia silahkan klik www.walhi.or.id

4

EDISI XI I TAHUN 2014

Penanggung Jawab : Abetnego Tarigan Pimpinan Redaksi: Khalisoh Khalid Tim Redaksi: Ika Septya, Surachman Ponco, Ferdinand Photografi: Dokumentasi Eknas WALHI dan Eksekutif Daerah WALHI Deain Grafis: Moelanka Distribusi: Suhardi


Salam adil dan lestari‌.. Hallo Sahabat, Tidak terasa Buletin Bumi bisa kembali hadir diantara Sahabat semua, ditengah-tengah pesta demokrasi bagi masyarakat Indonesia untuk memilih pemimpin baru bangsa ini kedepan. Pemilu merupakan momentum untuk menuju perubahan yang berarti, disinilah peran pemuda untuk ikut andil dalam merubah bangsa ini kearah yang lebih baik. Apa yang berubah dari kondisi lingkungan hidup kita tercinta ini? Jawabannya pasti sama. Jika kamu, anak muda peduli dengan masa depan negeri ini, hanya berpangku tangan. Maka sudah waktunya kamu mengambil peran penting dalam pemajuan demokratisasi di Indonesia. Karena bangunan demokrasi baik prosedural maupun substansial yang baik, akan menentukan masa depan bumi yang lebih baik kedepannya. Dalam buletin bumi ini, redaksi menghadirkan artikel-artikel mengenai kegiatan-kegitan Sahabat WALHI di beberapa daerah, bincangbincang tim Buletin Bumi dengan Fadly-PADI, tentang jejak erupsi Sinabung, ulasan mengenai kandungan timah dalam smartphone anda dan beberapa artikel lain yang tidak kalah menariknya. Semoga Buletin Bumi edisi ke XI dapat memberikan pencerahan dan semangat bagi para kaum muda untuk tetap selalu berlaku adil dan lestari, menggalang solidaritas dan nilai-nilai kebenaran dan kemanusiaan yang lebih kuat bagi bumi dan kehidupan yang lebih baik untuk generasi hari ini dan akan datang. Akhirnya, selamat membaca. EDISI XI I TAHUN 2014

5


LIPUTAN UTAMA PEMILU 2014: Suara Anak Muda dan Masa Depan Lingkungan Hidup

P

emilu merupakan momentum untuk perubahan dan anak muda salah satu yang harusnya juga dapat merubah wajah bangsa ini ke arah yang lebih baik. Angka pemilih pemula maupun pemilih dari anak muda jumlahnya mencapai 53 juta atau sekitar 30% dari jumlah total DPT. KPU mengatakan dalam daftar pemilih sementara (DPS) pemilu 2014, tercatat jumlah pemilih pemula mencapai 14 juta jiwa. “Pemilih pemula untuk usia 17 sampai 20

6

EDISI XI I TAHUN 2014

tahun ada 14 juta. Untuk usia 20-30 ada 45,6 juta. Namun angka yang cukup signifikan tersebut tidak berjalan lurus dengan harapan anak muda akan menjadi pemilih yang kritis dan cerdas, dan mengambil bagian penting dalam proses pemilu. Hasil survei juga menunjukkan 67,55% Pemilih Pemula belum mengetahui secara persis tahapan dan sistem pemilu. Tidak hanya itu, sebanyak 76,40% bahkan mengaku tidak tahu jumlah kontestan


LIPUTAN UTAMA PEMILU 2014: Suara Anak Muda dan Masa Depan Lingkungan Hidup

partai politik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketertarikan pemilih pemula untuk berpartisipasi pada Pemilu 2009 lalu masih sangat rendah. Menurut survey MarkPlus Insight (dailysocial.net pada tanggal 13/11/ 2012), dan mayoritas pengguna Internet di Indonesia berada di rentang usia 15-35 tahun. Namun pada sisi yang lain, masih menurut survey yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia bahwa semakin banyak orang mengakses internet, semakin muak dengan politik. Semakin pemilih sering mengakses internet, maka semakin rendah kepercayaan terhadap institusi politik. Juga ditemukan semakin sering mengakses internet, maka semakin jelek juga pandangan publik terhadap kaum politis. Praktek politik yang dipertontonkan oleh partai politik sebagian besar adalah praktek politik yang kotor, yang korup dan menguras sumber daya alam untuk mendanai kepentingan politik partainya yang pada akhirnya berujung pada berbagai peristiwa bencana ekologis dan kebangkrutan bangsa. Ini sedikit banyak yang membuat anak muda yang sejatinya punya idelisme yang tinggi. Anak muda memang “dijauhi� dengan politik, bahkan anak muda juga sering kali dibuat menjadi tidak peduli dengan situasi sosial dan bangsa yang terjadi. Sibuk sekolah

Dok. WALHI Kegiatan WALHI Nasioanl di acara Car free Day, kampanye tentang ANAK MUDA Pemilu & Lingkungan Hidup

dan kuliah untuk mengejar angkaangka kelulusan dan kemudian mencari pekerjaan. Sementara di luar sana, krisis sosial dan krisis lingkungan yang melanda bangsa ini sudah begitu dekat dan bahkan didepan mata. Karenanya, anak muda sebagai agen perubahan justru apatis dengan pembangunan demokrasi bangsanya kedepan. Pada konteks lingkungan hidup, absennya anak muda dalam pemilu dikhawatirkan akan semakin melanggengkan praktek penghisapan SDA dan pengrusakan LH yang bukan hanya mengancam generasi saat ini, namun juga generasi yang akan EDISI XI I TAHUN 2014

7


LIPUTAN UTAMA PEMILU 2014: Suara Anak Muda dan Masa Depan Lingkungan Hidup

datang yang notabene merupakan generasinya (eranya) anak muda yang hari ini masuk dalam kategori pemilih muda/pemilih pemula. Jika kamu, anak muda peduli dengan masa depan negeri ini, maka sudah waktunya kamu mengambil peran penting dalam pemajuan demokratisaasi di Indonesia. Karena bangunan demokrasi baik prosedural maupun substansial yang baik, menentukan masa depan bumi yang lebih baik kedepannya. anak muda bisa menggunakan suaranya, kekuatannya, potensinya melalui momentum pemilu 2014 ini. Gunakan kekuatan, kecerdasan dan bahkan teknologi yang bisa kita gunakan seperti smart phone, laptop dan bahkan media yang kamu kelola sendiri seperti facebook, twitter atau blogmu. Jadilah pemilih yang cerdas,

8

EDISI XI I TAHUN 2014

telusuri rekam jejak calon pemimpin kita, pilih orang-orang yang peduli pada lingkungan hidup dan persoalan rakyat lainnya, dan pastinya pilihlah yang memiliki integritas, tidak korupsi dan memiliki komitmen yang kuat untuk lingkungan hidup yang lestari dan masyarakat yang sejahtera. Tidak berhenti pada saat pemilu, Sahabat juga bisa melakukan lobby, berdiskusi, mempengaruhi dan mendorong agar wakil kita baik di DPR/DPRD/atau Presiden/Gubernur/Walikota/Bupati tidak mengeluarkan kebijakan atau UndangUndang yang merusak lingkungan hidup dan menyengsarakan rakyat. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Gunakan suaramu untuk masa depan lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat.**


LIPUTAN UTAMA PEMILU 2014: Suara Anak Muda dan Masa Depan Lingkungan Hidup

EDISI XI I TAHUN 2014

9


KABAR BARU Sagu, Sang Penyelamat Gambut

Hai, Sahabat WALHI Sahabat tentu sudah tidak asing dengan sagu kan? Ya, sagu merupakan makanan pokok bagi sahabat kita yang ada di Indonesia Timur. Papeda merupakan salah satu makanan yang terkenal yang berasal dari Maluku dan Papua. Namun, jangan salah duga Sahabat, ternyata sagu juga menjadi salah satu makanan pokok dari masyarakat di daerah kepulauan Meranti Tebing Tinggi Timur Riau. Selain sebagai bahan makanan pokok, sagu juga diolah menjadi berbagai aneka masakan mulai dari mie sagu, cendol sagu, sempolet sagu, brownies sagu, kue bangkit, dan lain-lain.

10

EDISI XI I TAHUN 2014

Belum lama ini, Surachman Ponco dan Ferdinand Ismael dari Penggalangan Sumber Daya WALHI diundang oleh teman-teman WALHI Riau bersama dengan Jaringan masyarakat Gambut Riau dan masyarakat desa Sungai Tohor untuk melihat langsung kemeriahan festival sagu yang bertajuk penyelamatan eksosyem pulau gambut Tebing Tinggi�. Serangkaian kegiatan dilakukan antara lain lomba foto, seminar budaya, kuliner sagu, pesta rakyat sagu, lomba masak sagu dan gerakan sehari makan sagu. Festival ini bertambah meriah, dengan hadirnya beberapa musisi terkenal antara lain Ring Of Fire,


KABAR BARU Sagu, Sang Penyelamat Gambut

yang beranggotakan Fadly dan Rinda - PADI, serta Yosep dan Iksan Squter. Sahabat, dalam perjalanan ini, kami banyak sekali mendapatkan berbagai informasi yang menarik. Kami secara langsung dapat melihat proses mengolah sagu dari batang hingga menjadi tepung sagu secara langsung, dan yang paling seru tentulah mencicipi makanan khas daerah ini yang diolah dari sagu. Yang paling tentulah bagaimana upaya masyarakat untuk memper– tahankan sagu sebagai sumber kehidupannya.

EDISI XI I TAHUN 2014

11


KABAR BARU Sagu, Sang Penyelamat Gambut

Kecamatan Tebing Tinggi, Pusat Penghasil Sagu Tebing Tinggi adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti Riau. Kota kecamatan ini adalah Selat panjang. Selatpanjang merupakan kota yang menjadi transit transportasi laut dari Pekanbaru menuju Pulau Batam atau Tanjung Balai Karimun dan sebaliknya.

12

EDISI XI I TAHUN 2014

Selatpanjang juga merupakan Ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti. Kecamatan Tebing Tinggi kepulauan Meranti Provinsi Riau merupakan pusat penghasil sagu pada era 1950-an. Pohon rumbia yang merumpun, dengan akar rimpang yang panjang dan bercabangcabang ini tumbuh subur di Kecamatan Tebing Tinggi. Dimana kecamatan ini sebagian wilayahnya adalah rawa air tawar atau gambut. Tentu saja, jumlah tanaman sagu atau rumbia yg berlimpah tersedia dari ekosistem hutan gambut primer. Saat ini kondisi ekosistem gambut Pulau Tebing Tinggi terus mengalami penurunan kualitas dan kuantitas. Keberadaan tanaman rumbia


KABAR BARU Sagu, Sang Penyelamat Gambut

terancam saat pemerintah daerah membangun kanal sepanjang 4 km, lebar 2 meter dan kedalaman 3 meter pada tahun 2006, dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur jalan desa. Pembangunan tali air atau kanalisasi dibutuhkan agar jalan desa yg dibangun di atas lahan bergambut memiliki pondasi yg kokoh. Sayangnya, pembangunan kanal tidak dilengkapi dengan pembangunan dam atau overflow (istilah petani. red), sehingga air laut asin masuk dan merusak tanaman rumbia.

Wak Nung, Nawi, Supian, Jabar, Mas Nur dan lebih 50 orang pemilik tanaman rumbia mengeluhkan rusaknya rumbia akibat masuknya air asin. Pada tahun 2000 kondisi tanaman rumbia masih bagus, memburuk saat pemda membangun kanal pertama tahun 2006, dan be– rikutnya banyak tanaman rumbia yang mati saat perusahaan membuat kanal. Batang tanaman memendek pertumbuhannya, dalam satu rumpun tidak lagi tumbuh anak tunas, disusul dengan mati kekeringan. Diperkirakan jumlah tanaman rumbia yg menderita dan mati sebanyak 20 jalur, dimana setiap jalurnya terdapat 40 rumpun.

Sagu, Yang Kian Tergusur “Pada awal 1950-an, sagu merupakan salah satu makanan utama masyarakat yang berasal dari

EDISI XI I TAHUN 2014

13


KABAR BARU Sagu, Sang Penyelamat Gambut

tanaman rumbia, selain jagung dan ubi yang dihasilkan dari berladang. Selain sebagai sumber bahan makanan, daun pohon rumbia juga digunakan oleh masyarakat sebagai atap rumah. Namun Pada tahun 1970an, ketika pemerintah mulai membuka pintu masuknya pengusaha HPH (hak penguasaan hutan) untuk meng– eksploitasi jenis-jenis kayu keras hutan gambut, masyarakat meng– alihkan nafkah hidupnya dari petani berladang menjadi pekerja kayu, dan terus berlangsung sampai saat ini,� ujar wanita paruh baya yang kami temui di Desa ini saat bercerita mengenai sagu. Akibat izin yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan, membuat masyarakat Tebing Tinggi ini harus merelakan lahan sagu mereka disulap menjadi kanal-kanal. Tepatnya pada tahun 2009, PT

14

EDISI XI I TAHUN 2014

Lestari Unggul Makmur memulai aktifitas ekonomi perusahaan untuk menggarap lahan tersebut, dimulai dengan membangun kanal sepanjang 10 km, lebar 7 meter, dan kedalaman 5 meter. Bahkan jauh sebelumnya pada tahun 1997, konsesi hutan tanaman industri (HTI) milik PT. Nasional Sago Prima (NSP) yang didapat melalui tukar guling dari PT National Timber, juga membuka lahan secara besarbesaran. Dengan luasan kawasan konsesi meliputi areal seluas 21.000 hektar, yg terletak di 4 desa; Tanjung Gadai, Teluk Buntal, Kepau Baru, dan Lukun. Pada perkembangannya, kanal yg sedianya dibangun untuk tujuan mengeluarkan air dari lahan bergambut, kemudian dialih fungsikan sebagai jalan untuk mengeluarkan kayu dari hutan, untuk kemudian diangkut ke pelabuhan. Masyarakat setempat


KABAR BARU Sagu, Sang Penyelamat Gambut

menyebutnya sebagai Parit Kekat. Masyarakat sempat menolak kehadiran PT. LUM dan PT. NSP dengan berbagai aksi protes, karena aktifitas perusahaan telah mengancam keberlangsungan sumber kehidupan masyarakat dan ancaman bagi ekosisem pulau gambut yang terjadi merata di ketiga pulau di Kabupaten Kepulauan Meranti; Pulau Merbau (Pulau Padang), Pulau Rangsang dan Pulau Tebing Tinggi. Sayangnya berbagai aksi protes masyarakat diabaikan baik oleh pemerintah maupun perusahaan. Bukan hanya hilangnya sumber kehidupan masyarakat dan semakin buruknya kualitas ekosistem gambut, kearifan lokal dan budaya luhur

terkait pengelolaan tanaman rumbia semakin tergerus industrialisasi dan praktek buruk perusahaan. Sistem buka lahan sesungguhnya terkait erat dengan ritual, tidak lagi diindahkan. Tidak banyak lagi kidung-kidung berisi pesan-pesan luhur yg menggambarkan keindahan harmonisasi manusia dan alam. Dengan situasi tersebut, kini berbagai inisiatif dilakukan oleh masyarakat bersama dengan WALHI Riau dan jaringan masyarakat gambut Riau (JMGR), mulai dari “mengintervensi� kebijakan untuk mendorong agar berpihak kepada rakyat dan lingkungan hidup, hingga penguatan kelembagaan kelompok masyarakat.

EDISI XI I TAHUN 2014

15


KABAR BARU Selamatkan Teluk Benoa

P

ulau Bali, yang teringat pastilah tentang keindahan alamnya, laut, pantai yang putih, nilai-nilai budaya yang begitu kental pada masyarakatnya. Namun diantara keindahan yang “disajikan� oleh pulau Bali, Bali juga mengalami keterancaman baik bagi lingkungan hidup maupun masyarakat akibat dari semakin massifnya industri pariwisata yang tidak terkendali. Di pulau dewata inilah WALHI memfokuskan diri melakukan gerakan untuk menyelamatkan Teluk Benoa yang terletak di ujung selatan timur tengggara berdekatan dengan Nusa Dua, masuk dalam wilayah Kuta Selatan Kabupaten Badung, dan Teluk Benoa merupakan titik temu dari tiga kawasan pariwisata ternama di Bali yaitu Sanur, Kuta, dan Nusa Dua.

Menga pa T el uk B a? gap Tel elu Beeno noa? Gagasan pemerintah Bali untuk melakukan proyek reklamasi di teluk

16

EDISI XI I TAHUN 2014

benoa, merupakan sebuah gagasan yang konyol sekali. Sebab, reklamasi dapat menye–babkan bencana ekologis bagi pulau Bali sendiri. Proyek reklamasi seluas 838 hektar tersebut, juga mengancam kawasan hutan mangroove, 12 desa disekitar Teluk Benoa akan tergusur, hilangnya keberlangsungan tradisi penduduk lokal, yang berimbas kepada pendapatan penduduk lokal, serta fungsi ekologis yang tidak tergantikan. Selain itu di kawasan reklamasi rencananya akan dibangun hotel, perumahan pantai, mall, taman bermain, dan ruang pertunjukan musik dan teater skala besar. Rencana ini hanya akan dinikmati oleh golongan 1% penduduk Indonesia, bahkan mungkin hanya 0,01%,. Posisi Teluk Benoa yang menjadi penampungan untuk empat sungai besar di Bali juga bisa mengancam aliran


KABAR BARU Selamatkan Teluk Benoa

air. Akibatnya, banjir besar bisa terjadi terjadi perubahan tata ruang dan tata guna lahan di Teluk Benoa. Sejak tahun 2013, WALHI Bali bersama dengan jaringan musisi dan komunitas di Bali yang tergabung dalam ForBALI melakukan berbagai langkah advokasi untuk menyuarakan penolakan reklamasi di Teluk Benoa, diantaranya juga kampanye di Jakarta untuk mendapatkan dukungan publik yang lebih luas. turut hadir musisi bali diantaranya Jerinx SID (Superman is Dead), Gembul (Navicula), Coki (Netral), dan Sarasdewi mereka turut mendukung penyelamatan lingkungan hidup di Bali. I Wayan “Gendo� Suardana dari Dewan Daerah WALHI Bali mengatakan“ bahwa selama ini penyelamatan Teluk Benoa bukan hanya disuarakan oleh aktifis

Penyerahan RMBL pertama

lingkungan hidup, namun seluruh elemen masyarakat Bali, di antaranya para seniman dan musisi yang peduli dengan kondisi lingkungan hidup di Bali dan Indonesia. Bukan hanya aksi turun ke Jalan, kampanye kebudayaan juga dilakukan dengan menciptakan pangung-panggung solidaritas sebagai bukti bahwa banyak dukungan untuk kepedulian dan penyelamatan lingkungan hidup di Bali. Bahkan, para musisi dan membuat klip lagu penolakan Teluk Benoa. Sahabat dapat mengunggah videonya di http: // w w w. yo u t u b e . c o m / wa t c h ? v =m62Ha35mQ-Y. Yang mengharukan dan sekaligus membanggakan, dukungan terhadap penolakan Teluk Benoa dan penyelamatan lingkungan hidup di Bali juga dalam bentuk donasi publik melalui penggalangan dana yang dilakukan oleh para musisi dan komunitas di Bali. Selain itu juga ada donasi #EcoDefender, kolaborasi tim RMBL dan Dickies yang dirilis akhir tahun lalu. #EcoDefender adalah program RMBL dimana setiap item RMBL yg terjual, disisihkan Rp.2000 untuk Eksekutif Daerah WALHI Bali. Yang menarik, gerakan penolakan reklamasi Teluk Benoa juga menginspirasi gerakan perjuangan EDISI XI I TAHUN 2014

17


KABAR BARU Selamatkan Teluk Benoa

penolakan reklamasi pantai/pesisir di tempat yang lain, karena kita tahu proyek reklamasi pantai/ pesisir ada di berbagai daerah seperti Manado, Jakarta, Palu dan daerah lainnya. Nur Hidayati, Kepala Departemen Advokasi Eksekutif Nasional WALHI mengatakan bahwa “keterlibatan musisi dan para seniman dalam setiap advokasi dan kampanye penyelamatan lingkungan hidup bersama WALHI, menandakan bahwa isu lingkungan hidup adalah isu semua orang, karena ini menyangkut soal keberlanjutan kehidupan, bukan hanya untuk hari ini, juga generasi yang akan datang. �Kami percaya bahwa dukungan dari masyarakat yang kuat akan menjadi peringatan agar pemerintah dan pemilik modal besar tidak seenaknya berinvestasi dan merusak lingkungan hidup dan sumber kehidupan rakyat�. Sayangnya, meskipun gerakan

18

EDISI XI I TAHUN 2014

Penyerahan Donasi RMBL

tolak reklamasi Teluk Benoa terus menguat dan meluas, pemerintah justru semakin ngotot mempercepat proyek ini berjalan. Ini ditandai dengan direvisinya Perpres 45/ 2011 dengan mengeluarkan Perpres 51/ 2014, yang sesungguhynya juga ditentang oleh teman-teman musisi dan SID melalui penggalangan petisi https:// www.c hange.org/id/petisi/tolakreklamasi-teluk-benoa. Meskipun demikian, pantang padam perjuangan. Bahkan dukungan penolakan reklamasi Teluk Benoa semakin meluas mulai di tingkat lokal, nasional hingga dukungan dari publik internasional. Semua tentu demi Bali yang adil dan lestari.**


KABAR BARU Environment Day

S

ejak dicetuskan dalam konferensi PBB pada tanggal 05 juni 1972 di Stockholm Swedia, di berbagai belahan bumi masyarakat memperingati hari lingkungan hidup hingga saat ini, termasuk Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI). Peringatan hari lingkungan hidup merupakan momentum bagi banyak pihak termasuk WALHI untuk menyelamatkan lingkungan hidup ditengah ancaman kerusakan lingkungan hidup yang semakin massif, termasuk ancaman perubahan iklim. Pada tahun 2014 ini, UNEP mengangkat tema hari lingkungan hidup “Raise your voice, not the sea level”, demikian juga dengan pemerintah Indonesia, “satukan langkah lindungi ekosistem pesisir dari dampak perubahan iklim”. WALHI

sendiri mengangkat tema kampanye “Tolak Reklamasi dan Tambang di Pulau-Pulau Kecil, Selamatkan Nusantara”. Pada peringatan hari lingkungan hidup di Jakarta, WALHI melakukan aksi damai dan kampanye mengajak publik untuk pulihkan nusantara, ditengah kencangnya eksploitasi sumber daya alam yang berdampak pada bencana ekologis di Indonesia. Tidak hanya di Jakarta, peringatan hari lingkungan

EDISI XI I TAHUN 2014

19


KABAR BARU Environment Day

hidup juga dilakukan oleh WALHI di berbagai daerah. WALHI Kalimantan Barat, WALHI Kalimantan Tenggah, WALHI Kalimantan Sela-tan, WALHI Sumatera Selatan, WALHI Lampung, WALHI Jambi, WALHI Riau, WALHI Jawa Barat, WALHI Sulawesi Tenggah dan lainnya, bersama dengan jaringan dan komunitas peduli ling-kungan hidup melakukan berbagai aksi dan akti-fitas untuk menyuarakan penyelamatan lingkungan hidup di masing-masing daerah. Pengkampanye Eksekutif Nasional WALHI Mukri Friatna menyatakan kepri-hatinananya kepada peme rintah, terhadap rencana reklamasi di Teluk Benoa Bali. Hal ini membuktikan

20

EDISI XI I TAHUN 2014

ketidak pedulian pemerintah terhadap penyelamatan pulau-pulau kecil. “Semakin derasnya arus kekuatan modal yang mendaptkan izin dan beroperasi di sektor pertambangan membuktikan bahwa pemerintah begitu tidak pedulinya terhadap penyelamatan pulau kecil. Pulau-pulau kecil menjadi sasaran empuk untuk eksploitasi sektor pertambangan,� ujar pria yang akrab disapa Mukri ini. Mukri menambahkan, kasus Pulau Bangka di Sulawesi Utara merupakan bukti nyata yang tidak bisa terbantahkan, masyarakat yang sebagain besar berprofesi sebagai nelayan masih berjuang keras untuk mengusir perusahaan tambang besi yang mengancam ekosistem laut yang


KABAR BARU Environment Day

merupakan sumber mata pencaharian mereka. Lebih lanjut Mukri menegaskan bahwa saat ini pemerintah sedang menggalakkan program reklamasi yang merupakan bagian dari skema MP3EI, seperti reklamasi Teluk Benoa – Bali, reklamasi Teluk Palu – Sulteng, reklamasi Teluk Jakarta, reklamasi Teluk Balikpapan – Kaltim, dan lain-lain. WALHI sebagai organisasi advokasi yang tersebar di 28 propinsi di Indonesia menolak berbagai bentuk proyek reklamasi pesisir/pantai dan teluk di Indonesia, sebab reklamasi hanya merusak keseimbangan ekologis, merebut ruang kelola rakyat, serta reklamasi dilaksanakan hanya untuk kepen-tingan dunia bisnis. Peringatan hari lingkungan hidup 05 Juni 2014 tak hanya disuarakan melalui gerakan turun kejalan. Di dunia maya, WALHI juga turut memperingati hari lingkungan melalui kuis twitter lingkungan dimulai pada kamis 29 Mei 2014 hingga selasa 03 Juni 2014. Dengan ketentuan mencantumkan hastage #EnvironmentDayWALHI.

Jawaban kuis banyak di Retweet dari akun twitter berbeda. Antusias para peserta kuis cukup banyak, hal ini dapat dilihat dari banyaknya mention yang dikirimkan ke twitter @walhinasional. Dari penilaian yang dilakukan, terpilih 5 (lima ) orang pemenang antara lain Lukman Hakim dari Jakarta Timur, I wayan hendra suardana dari Bali, Komang Adinda Ayu Purbaningrum dari Bali, Acep Crissandi dari Sulawesi Selatan dan Galih Nadhova Imana dari TasikmalayaJawa Barat. WALHI mengucapkan selamat dan terimakasih atas keterlibatan temanteman Sahabat WALHI dalam kuis twitter lingkungan #Environment Day WALHI. Aksi melalui media sosial ini menjadi penting dilakukan, karena kita tahu begitu besarnya jumlah pengguna media sosial seperti twitter, khususnya di kalangan anak muda. Bagaimana media ini dapat efektif untuk menyerukan kepada lebih banyak lagi masyarakat untuk peduli dan bergerak bersama untuk menyelamatkan lingkungan hidup Indonesia. **

EDISI XI I TAHUN 2014

21


KABAR BARU Obalihara

O

Balihara”, merupakan tema yang lahir dari sebuah gagasan dan kerja besar berbagai organisasi masyarakat sipil dalam penyelenggaraan South to South (StoS) Film Festival. Sebuah media dalam menggugah kesadaran dan daya kritis serta solidaritas piblik atas isu atau kasus lingkungan hidup. Melalui festival film diharapkan STOS mampu menjadi media membangun kesadaran kritis masyarakat terhadap isu lingkungan hidup dan resiko bencana ekologis. Tema “O Balihara” muncul dari pencarian akan nilai-nilai yang tumbuh dan hidup di masyarakat Indonesia yang begitu kaya dan beragam. “O ”

22

EDISI XI I TAHUN 2014

Balihara diambil dari sebuah kata dari bahasa Suku Kei - Maluku Tenggara yang bermakna “Pelihara”. Pada Festival ke V, South to South Film festival mengangkat tema”O Balihara : Memelihara Harapan Bagi Nusantara”. Tema ini di harapkan dapat menjadi penyemangat bagi setiap orang untuk


KABAR BARU Obalihara

terus memelihara alam demi terwujudnya kepedulian sosial, kesadaran politik, dan kebersamaan yanng seharusnya menjadi nilai-nilai yang hakiki bagi setiap individu. “O Balihara, sebagai sebuah semangat dan inspirasi tentulah tidak berhenti bersamaan dengan berakhirnya penyeleng garaan StoS Film Festival. Kami meyakini bahwa nilai-nilai ini akan terus mengins pirasi banyak orang untuk memelihara harapan pada nusantara. Kita tahu, dibanyak tempat harapanharapan itu muncul ditengah krisis berbangsa, termasuk kerusa kan lingkungan hidup. Di banyak tempat, masya rakat adat dan masyarakat lokal jauh sebe lumnya telah memiliki banyak sekali pengetahuan dan penga laman untuk memelihara bumi, mengelola kekayaan alam nya dengan bijak, dan memelihara kehidupan untuk generasi hari ini dan yang akan datang. Termasuk bagaimana inisiatif masyara kat untuk bisa survive hidup ditengah negeri yang darurat ekologis. Berbagai inisiatif yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat adat dan masya rakat lokal dengan kearifan dan pengetahuan lokalnya semes

tinya mendapatkan pengakuan dari negara. WALHI sendiri sebagai bagian dari gerakan lingkungan hidup memiliki komitmen untuk terus bersama-sama dengan masyarakat mempromosikan inisiatif masyarakat dalam mengelola wilayah kelolanya, ruang hidupnya. Serta mendorong agar negara mengakuinya dalam berbagai kebijakan sebagaimana yang diamanahkan oleh Konstitusi. Selama ini negara masih tak percaya, bahwa masyarakat mampu mengelola kekayaan alam dan berkontribusi besar bagi kemajuan bangsa. Seperti halnya keyakinan akan kehidupan itu sendiri yang harus terus tumbuh dan berkembang, memelihara harapan bagi nusantara, bagi bangsa dan tanah air tentulah harus terus kita pupuk. Yang tak kalah pentingnya adalah merajut jahitan solidaritas antar warga masyarakat, agar harapan kita bagi nusantara ini terus hidup. Demi Indonesia yang adil dan lestari. **

EDISI XI I TAHUN 2014

23


KABAR BARU Jejak Erupsi Sinabung

N Mukri Friatna Unit Penanganan Bencana WALHI Nasional

24

EDISI XI I TAHUN 2014

usantara memiliki banyak gunung api, dan apakah itu berkah atau bencana? Tentu saja berkah, jika kita mampu berkawan dan menge lolanya. Dimana banyak gunung api, pasti disitu akan didapati tanah yang subur sehingga mendukung budidaya pertanian. Indonesia memiliki 83 Gunung Api dan saat ini ada 21 gunung api yang kembali aktif. Diantaranya adalah; G. Merapi, G. Krinci, G. Krakatau, G. Papandayan, G.Slamet, G. Semeru, G. Bromo, G. Kelud, G.Rokatenda, G. Sangeang, G.Lakon, G.Gamalama, dan G.Sinabung Gunung Sinabung meletus pada pertama kali tahun 1600 dan empat ratus tahun


KABAR BARU

kemudian atau tepatnya pada 27 Agustus 2010 kembali meletus. Sejak saat itu, berturut – turut pada pada 3 September 2013 dan teranyar terjadi pada 30 Juni 2014. Gunung yang terlatak di dataran tinggi tanah Karo Propinsi Sumatera Utara ini merupakan gunung berapi aktif yang bersebelahan pula dengan Gunung Sibayak yang juga merupakan gunung berapi. Gunung Sinabung dalam bahasa Karo disebut

Jejak Erupsi Sinabung

A woman carries her daughter in a nearby field as Mount Sinabung spews pyroclastic smoke on January 4 2014 in Karo District North Sumatra Indonesia..jpg

EDISI XI I TAHUN 2014

25


26

EDISI XI I TAHUN 2014


EDISI XI I TAHUN 2014

27


KABAR BARU Jejak Erupsi Sinabung

Deleng Sinabung telah banyak memberikan berkah bagi keber lanjutan kehidupan warga setempat. Erupsi Suna bung 400 tahun lalu telah menjadikan tanah dise kitar gunung menjadi subur, dan udara sejuk. Inilah yang telah banyak menyumbang keber hasilan warga dalam bertani sayur dan buah-buahan. Dari hasil per tanian ini, warga mampu mengecap kesejahteraan dan memastikan anakanak bisa mengenyam pendidikan tinggi. Itulah salah satu dampak posisitif tinggal di kawasan gunung berapi Tapi kini, sejak erupsi Sinabung terjadi pada September 2013, lahan-lahan pertanian menjadi kering kerontang. Tanaman buah dan sayur yang semestinya bisa dipanen, menjadi layu dan mutung karena tertutup debu panas vulkanik. Praktis lahan gersang dan semua tanam tumbuh mati keseluruhannya.

28

EDISI XI I TAHUN 2014

Bagaimana dengan nasib warga di 34 desa yang terletak di sekitar Gunung Sinabung? Setidaknya erupsi Sinabung telah meninggalkan tiga masalah. Pertama, sampai dengan bulan Februari 2014 terdapat 30.117 jiwa, dan saat ini (Mei 2014) tersisa 2000an jiwa. Kedua, saat ini pengungsi didera penyakit berupa; demam, asma, dehidrasi, stres, dan batuk pilek. Ketiga, meninggal di pengungsian. Sejak terjadi erupsi pada September 2013 hingga Juni 2014 terdapat 55 jiwa meninggal dipengungsian. Seorang dianta ranya meninggal gantung diri karena tidak tahan tinggal di pengungsian Itulah jejak erupsi Sinabung yang masih tersisa dan bahkan belum lagi teratasi masalah tersebut, kini Sinabung telah kembali meletus membuat 15 ribu jiwa harus kembali berlari dan mengungsi. Apakah ada yang salah dengan G. Sinabung?, tentu saja tidak. Erupsi yang terjadi merupakan sifat alamiah semua gunung api sebagai cara untuk mengurangi panas pada perut bumi. Lalu bagaimana bisa menimbulkan korban?, disinilah letak pertanyaan yang harus dijawab. Dalam rumus bencana disebut, jika Ancaman dan Kerentanan jauh lebih besar dari Kemampuan maka menimbulkan Risiko. Sebaliknya jika Kemampuan lebih besar dari ancaman dan kerentanan, maka tidak akan timbul risiko.


KABAR BARU

Sangat terang dan jelas, bahwa tiga jejak eruspsi Sinabung di Tanah Karo merupakan fakta yang menunjukkan kemampuan jauh lebih kecil dari ancaman dan risiko. Kita bisa melihat dari satu indikator yaitu kelem bagaan penanganan ben cana.Ternyata di Kabupaten Karo, belum terbentuk Badan Penang gulangan Bencana Daerah (BPBD). Jika kelembagaan ini telah terbentuk, setidaknya mampu menjawab permasalah kebuntuan komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah, yang hingga kini masih dituding sebagai biang keladi atas lambatnya dalam memberikan layanan kepada warga korban erupsi merapi hingga menyebabkan meninggalnya 55 jiwa pengungsi. Meskipun Undang-Undang telah memandatkan kepada pemerintah untuk menangani bencana, namun ditengah pemerintah yang sering kali lamban dalam menangani korban bencana dan ditengah sistem birokrasi yang rentan dengan jerat korupsi, masyarakat pada akhirnya dituntut

Jejak Erupsi Sinabung

untuk bisa mandiri dalam merespon dan menangani korban bencana untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih besar dalam setiap kejadian bencana. Bagaimana kita bisa mandiri, tentu dengan membangun kekuatan kolektif masyarakat. Dan hanya kekuatan kolektiflah yang mampu menjawab dengan cepat kebutuhan rakyat ditingkat bawah, bukan oleh birokrasi yang rumit dan korup. Kekuatan ini telah dibuktikan oleh WALHI ketika terjadi erupsi gunung Kelud yang melanda kabupaten Kediri dan Malang. Di Malang, tepatnya di dusun Salam Desa Sidodadi Kecamatan Ngantang, masyarakat mampu berbuat maksimal membantu korban erupsi merapi sehingga penderitaan para penyintas bisa terkurangi dan terobati. Tidak kurang dari 700 jiwa yang mampu dilayani, mulai dari sembilan bahan pokok hingga kesehatan. Keseluruhannya dukungan tersebut diperoleh dari swadaya dan donasi masyarakat.**

EDISI XI I TAHUN 2014

29


KABAR BARU Ada Limbah Dalam Smartphone Kita

S

martphone, hampir sebagian besar dari kita dari berbagai level usia, tidak bisa lepas dari alat komunikasi satu ini. Bahkan pada sebagian orang memiliki smartphone lebih dari satu. Untuk apa? Selain sebagai sarana mendapatkan informasi dan komunikasi, smartphone juga acapkali diidentikkan sebagai simbol “status� kelas sosial masyarakat. Namun sadarkah kita, dampak buruk apa atas pilihan kita

30

EDISI XI I TAHUN 2014

menggunakan smartphone, dan bahkan hingga dua atau lebih dan bahkan bergantiganti sesering membeli baju? Redaksi BUMI mencoba menghadirkan sisi lain dari nilai rantai produksi dan konsumsi dari sebuah barang yang bernama smatphone, dan kita memulai tapaknya dari Pulang Bangka di Sumatera. Pulau Bangka di Indonesia saat ini memproduksi hampir sepertiga timah dunia. Timah ini dipakai untuk solder, komponen penting bagi banyak peralatan elektronik, termasuk handphone dan smartphone. Sebagai pemasok bahan mentah timah dunia, apa yang kemudian terjadi di pulau Bangka? Ratusan tahun penambangan timah telah meninggalkan jejak kehancuran lingkungan yang sangat parah, hingga kematian. Dalam tinjauan lingkungan hidup WALHI, tercatat setidaknya 83 orang meninggal akibat aktifitas pertambangan timah.


KABAR BARU

Berdasarkan penelitian Friends of the Earth, diperkirakan 75 juta telepon genggam telah dipakai di Inggris. Belum lagi negeri lainnya, yang sebagian besar timahnya berasal dari Bangka dan Belitung. Ribuan lubang tambang seperti luka di sekujur pulau ini.Lubang-lubang tambang terisi genangan air, tercemar, merembes ke persediaan air yang dikonsumsi. Pada saat melakukan investigasi, tim WALHI menemukan per-usahaan milik negara PT Timah dan perusahaan lainnya telah merusak ribuan hektar hutan dan lahan pertanian yang digali demi timah. Ketika perusahaan besar pergi, datang penambangan inkonvensional menambang timah yang tersisa. Sehingga kegiatan eksploitasi timah terus berjalan. PT Timah mengklaim telah merehabilitasi lokasilokasi penambangan dengan penanaman pohon ketika mereka selesai menambang. Selama investigasi, tim WALHI mengunjungi tempat pembibitan untuk program penanaman pohon kembali. Namun skema penanaman kembali pohon ini adalah jarang, dan bila pun ada, sangat tidak memadai. Pada lokasi ini, PT Timah hanya menanam sejumlah pohon akasia, yang berjuang untuk tumbuh kembali di lahan yang berpasir. Di seluruh pulau ini, sebagian besar lokasi tambang diabaikan begitu saja oleh perusahaan bagai daerah tandus tempat pembuangan limbah. Penelitian kami menemukan bahwa hampir pasti perusahaan seperti Samsung dan Apple menggunakan solder timah dari Pulau Bangka. Mereka mungkin tidak menyadari dampak penghancuran oleh tambang timah terhadap Pulau Bangka dan rakyatnya. Friends of the

Ada Limbah Dalam Smartphone Kita

Earth, WALHI, menyerukan kepada perusahaan ber– nama besar ini untuk bertanggung jawab melin– dungi manusia dan lingkungan hidup disepanjang rantai pasok mereka. Mereka harus menggunakan peng aruh mereka dengan pema sok, untuk segera meng akhiri persoalan-persoalan ini dan membuat produk mereka lebih baik. Lalu bagaimana dengan kita sebagai konsumen? Dengan gambaran situasi seperti ini, tentulah kami berharap masyarakat untuk lebih kritis dan bijak dalam meng gunakan smartphone, terma suk berani mendesak kepada perusahaan agar tidak menggunakan bahan-bahan yang merusak lingkungan hidup dan melanggar hak asasi manusia. ** EDISI XI I TAHUN 2014

31


32

EDISI XI I TAHUN 2014


JEJAK SAHABATJEJAK Saya Marah SAHABAT Karena Hutan Saya Marah Rusak

A

dalah Niken Ayu Respati, seorang karyawan perusahaan yang memutus– kan keluar dari pekerjaannya dan memilih menjadi seorang pejuang lingkungan hidup. Perempuan cantik yang akrab disapa mbak Niken ini masa kecilnya tinggal di daerah Lumajang, kaki Gunung Semeru, Jawa Timur. Sampai akhirnya mbak Niken pindah ke Jakarta, mengikuti orang tuanya yang pindah tugas kerja. Tinggal di kota kecil sangat menyenangkan bagi mbak Niken. Karena dia masih dapat bermain di hutan, menikmati udara bersih dan segar, serta air bersih. Sayangnya, ketika sudah berkeluarga, dia tidak melihat anak-anaknya mendapatkan pengalaman yang sama. Hal ini karena kondisi lingkungan hidup yang semakin rusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya mbak

33

EDISI XI I TAHUN 2014

Niken berpikir untuk ikut melakukan sesuatu dalam upaya menyelamatkan lingkungan. Hingga beliau bergabung menjadi Sahabat WALHI pada tahun 2008, dan aktif selama 2 tahun. Seiring berjalannya waktu, sebagai ibu rumah tangga, mbak Niken terus konsisten menjadi relawan penyelamat lingkungan, “saya ingin menjadi forest defenders�, ujar Niken. Dalam bincang-bincang kami dengan mbak Niken, mbak Niken memaparkan pandangan dan kecemasannya dengan rusaknya hutan di Indonesia yang salah satunya karena permintaan kertas yang tinggi. Kecemasannya mengantarkan mbak Niken pada ujicoba permintaan kertas berbahan dasar serat alami non kayu dari tahun 2011-2012. Untuk memperkaya proses belajarnya, mbak Niken tidak ragu belajar ke beberapa tempat pembuatan kertas dari yang ada di

EDISI XI I TAHUN 2014

33


JEJAK SAHABAT Saya Marah Karena Hutan Rusak

Jakarta hingga ke Thailand dan Himalaya. Niken menjelaskan bahwa, “saya lakukan ini bukan hanya karena sekedar ingin membuat kerajinan tangan ataupun mencari uang tambahan”. “saya ingin menunjukkan bahwa inilah salah satu cara saya untuk ikut andil dalam menyelamatkan lingkungan. Saya protes! Saya marah dengan hutan yang rusak! Saya marah dengan lingkungan yang rusak! Tetapi dengan marah saya berkarya”. Dia mampu menunjukkan bahwa kertas bisa dibuat tanpa menebang pohon, dengan memanfaatkan serat-serat alami, misalnya kedebong pisang, serat tebu, serat dan mahkota buah nanas. Produk pertama mbak Niken adalah kreasi kertas daur ulang & natural paper menjadi asesoris, dan buku catatan kecil. Promosi yang dilakukan semula dari mulut ke mulut, memamerkan hasil produknya ke teman-teman, sambil terus menyampaikan pesan bahwa sampah masih bisa diolah lagi menjadi

34

EDISI XI I TAHUN 2014

kertas. Harapannya sederhana, dapat mengajak temannya untuk lebih menghargai kertas. Dari produk tersebut, lama-kelamaan berkembang. Produk baru yang dikembangkan adalah kerajinan bunga-bunga kertas. Orang mulai suka, dan mereka mulai memesan. Sampai ada toko yang tertarik untuk menjual di tokonya, dan sekarang sudah hampir 16 toko. Ada juga online shop yang mengambil barang produknya, dan mereka menjadi reseller. Sehingga tidak heran ketika tiba-tiba produknya ada di Surabaya dan beberapa kota lainnya. “Mau tidak mau, saya akui bahwa tanpa sengaja, uang mendatangi saya. Ketika kita mencari kebaikan, mencari jalan Tuhan dengan menyelamatkan lingkungan hidup, , maka rezeki akan mendatangi dengan sendirinya, dan hal ini terbukti di saya”, ujarnya. Walaupun belum ada strategi khusus dalam pemasaran produknya, sejak saat itu Niken mulai kebanjiran pesanan, hingga harus mengajak orang terdekatnya, tetangga, dan


JEJAK SAHABATJEJAK Saya Marah Karena Hutan Rusak SAHABAT Saya Marah

akhirnya memiliki karyawan tetap. Saat ini sudah ada 10 orang yang benarbenar aktif. Dan ini terus berkembang. Sering mengikuti pameran, mendapatkan kunjungan dari kelurahan, dari kecamatan, dan juga diikutkan lomba produk unggulan menjadi aktifitas yang kini digelutinya. Berbagai penghargaan diraih mbak Niken dari perjuangannya antara lain memenangi lomba produk unggulan di wilayah Jakarta Barat, sebagai juara I. Juga menjadi juara I produk unggulan tingkat Propinsi DKI Jakarta. Tahun depan, berencana maju ke tingkat nasional. Setiap hasil penjualan disisipkan 10% sebagai dana sosial. Pemanfaatannya antara lain untuk membeli bibit pohon, untuk menanam pohon di komplek, atau bahkan juga menyumbang bibit untuk penanaman pohon di tingkat RW. Usahanya ini bukan berjalan tanpa hambatan. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah sumber daya manusia. Sebenarnya semua orang bisa, namun tidak semua orang betah, telaten, dan sabar membuat karya dari kertas. Yang kedua adalah lahan, dimana untuk memproduksi kertas handmade membutuhkan lahan/tempat yang luas untuk menjemur. Saat ini semua produksi dilakukan di rumahnya, di lantai dua rumah berukuran 200 m2. Keinginan besar Niken adalah ingin memiliki lahan khusus yang akan

dijadikan sebagai rumah edukasi lingkungan hidup. Dimana semua orang bisa mengikuti workshop pembuatan kertas, mengolah sampah, membuat kerajinan, kegiatan penyemalatan lingkungan, kegiatankegiatan alam dll. Sementara ini Niken sudah mulai menabung dari dana pribadi dan keluarga dengan membeli tanah di sekitar Parung, Bogor. Setiap saat dalam berbagai kesempatan, mbak Niken menyampaikan filosofi yang mendasari terciptanya produk, yaitu untuk menyelamatkan lingkungan hidup. “Uang tidak bisa membeli semuanya. Ketika air sudah tercemar, ketika udara sudah tercemar, uang kita tidak akan bisa membeli itu semua. Uang kita tidak bisa jadi lakukan sesuatu sebelum kita tidak bisa membeli itu. Selamatkan hutan, selamatkan air. Dengan cara melakukan recycle, bijak menggunakan air. Lakukan daur ulang, untuk bumi yang lebih baik� itulah pesan dari Niken untuk kita semua..J

EDISI XI I TAHUN 2014

35


JEJAK SAHABAT SAHABATSaya Wow,Marah Ada Apa Dengan Fadly dan WALHI JEJAK

Hai Sahabat, sudah kenal dengan Fadly? Sosok musisi tanah air Indonesia dengan lagu-lagunya yang cukup familiar di telinga kita ini, sejak tahun 2010 telah menjadi Sahabat WALHI. Sebulan lalu, kami dari redaksi Bumi bereksempatan berbincang-bincang santai dengan Andi Fadly Arifuddin, yang biasa disapa Fadly, vokalis dari kelompok band PADI di workshop aquaponiknya di daerah Pondok Cabe Jakarta Selatan. Yuk simak obrolan kami, mulai dari seputar keseharian Fadly hingga pandangannya soal lingkungan hidup dan pertanian. Yuk simak perbincangan kami.

36

EDISI XI I TAHUN 2014


JEJAK SAHABAT

WALHI: Mas Fadly, cerita dong asal muasal kenal dengan WALHI dan bergabung menjadi Sahabat WALHI?

Fadly: Mengapa saya memilih menjadi sahabat WALHI ya? (sambil tersenyum) Awalnya ceritanya, saya punya saudara angkat AFS dari Jerman yang punya mimpi menjadi ahli biologi kelautan. Almarhum bapak saya mengajaknya mengelilingi tempat-tempat yang tidak pernah ada di negaranya. Dulu, bapak saya memiliki bagan penangkap ikan dan sering menginap disana. Dengan berbekal lampu strongkeng kami duduk disana untuk menunggui ikan. Dan kebetulan sekali saat itu saya ikut dengan mereka, dan kami terlibat dengan perbincangan yang serius dengan AFS. Ternyata AFS datang ke Indonesia saat itu sebagai pekerja sosial masyarakat yang berbasis lingkungan hidup.

Wow,JEJAK Ada ApaSAHABAT Dengan FadlySaya dan Marah WALHI

Dan dari dulu yang saya baca di majalah dan koran mengenai aktifitas “lembaga sosial masyarakat� yang bergerak di lingkungan hidup, dan sepertinya besar banget. Saya akhirnya bertanya kepada diri sendiri, masa sih tidak ada lembaga seperti itu di Indonesia? Maksudnya kegiatan yang benar-benar dari anak bangsa yang punya kegiatan untuk lingkungan hidup. Nah, kebetulan saya bertemu dengan Dinand dari WALHI, disitulah pertama kalinya Dinand banyak bercerita tentang kondisi lingkungan hidup di Indonesia dan kegiatan organisasi WALHI . Terus terang sebenarnya saya sudah tau organisasi WALHI, tapi belum tahu bagai mana bergabung dengan WALHI. Melalui pertemuan tersebut saya baru tau organisasi lingkungan hidup di Indonesia dan pertanyaan batin saya terjawab dengan kehadiran WALHI. Dari situ saya siap

EDISI XI I TAHUN 2014

37


JEJAK SAHABAT Saya Wow, Marah Ada Apa Dengan Fadly dan WALHI

terlibat bersama dengan WALHI menyuarakan penyelamatan lingkungan hidup.

WALHI: Bagaimana pandangan mas Fadly terhadap kondisi lingkungan hidup Indonesia?

Fadly: Menurut saya, lingkungan di Indonesia sangat hancur sekali. Dengan kondisi seperti ini, kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Yang saya yakini, apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi lingkungan ya lakukan sebisa kita. Kita betul-betul kehilangan atas kedaulatan kita sendiri. Hal ini bisa kita lihat dari aspek Korporatokrasi, jointnya aliansi perusahaan dan penguasa yang hanya menyenangkan sebagian orang. Semua

38 38

EDISIXIXIIITAHUN TAHUN2014 2014 EDISI

hasil kekayaan komoditas kita dieksport ditukar dengan sebuah nilai yang tidak bermanfaat. Dan mengenai pasal 33 ayat 3, jangan hanya dibaca sepotongsepotong. Pasal tersebut jelas menyebutkan pengelolaan kekayaan alam sebesarnyabesarnya untuk kepentingan rakyat. Artinya, kekayaan yang ada di Indonesia diperuntukan kebutuhan rakyat didalam negeri, dan jika ada lebihnya baru di eksport ke Negara lain. Dimana-mana semua peng usaha berlomba-lomba mem buka hutan dan menanaminya dengan kelapa sawit, yang memiliki dampak buruk bagi lingkungan hidup. Kita belum merdeka dengan kekayaan yang kita miliki. Tetapi dengan prinsip, kita sudah merdeka atas diri kita namun secara konteks bangsa kita terlalu jauh dan dalam diram pok oleh bangsa lain. Dan itu memang harus rakyat yang bergerak dan merubah semua nya ini. Dan tidak ada cerita penguasa yang merubahnya itu. Rakyat yang harus memaksa penguasa untuk mengembalikan itu semua.


JEJAK SAHABAT

Wow,JEJAK Ada Apa SAHABAT Dengan FadlySaya dan WALHI Marah

WALHI: Masyarakat Indonesia banyak yang sudah tahu kalau mas Fadly merupakan musisi yang terkenal, tapi kenapa memilih menjadi petani organic?

WALHI: Dengan kondisi ling kungan hidup yang semakin rusak, apa yang mas Fadly lakukan untuk menjaga lingkungan hidup Indonesia?

Fadly: (Sambil tersenyum) Petani itu

Fadly: Saya berusaha memberikan

suatu pekerjaan yang mulia, dan seharusnya pemerintah sadar bahwa petani itu merupakan tulang punggung bangsa. Dan merekalah yang seharusnya pertama disejahterakan. Ironisnya, pemerintah malah membuat kebijakan yang merugikan para petani dengan memaksakan petani untuk menggunakan pupuk kimia. Saya jadi ingat cerita sewaktu berkunjung ke desa Guci deket Gunung Slamet, disana merupakan sentra bawang putih dulunya. Hasil panen mereka luar biasa, bawang yang mereka panen ukuran sangat besar-besar. Namun semenjak masuknya revolusi hijau dan pemberlakukan penggunaan pupuk kimia, tamatlah sudah petanian di desa Guci tersebut. Akibat efek penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia yang terus menerus mengakibatkan lahan pertanian masyarakat menjadi padat dan tidak subur. “Revolusi hijau, membunuh petani secara perlahan tapi pasti�

apa yang bisa saya perbuat. Dengan melibatkan diri untuk turut serta bersama-sama karena kita memiliki rasa yang sama, semangat yang sama, rasa cinta tanah air yang sama.

WALHI: Bagaimana kesan mas Fadly, ikut serta bersama WALHI saat berkunjung ke Tebing Tinggi Provinsi Riau dalam acara festival sagu?

Fadly: wah, acara tersebut begitu membuat saya begitu terkesan. Sampai saat ini saya tidak bisa lupa acara festival sagu tersebut, dan acara tersebut juga saya rindukan dan sebagai pembelajaran bagi anak-anak saya. Nah acara-acara seperti itu yang harus WALHI dipublikasi, sebab acara tersebut dapat membuktikan kepada pemerintah bahwa tidak hanya perusahaan besar yang bisa menyumbangkan pemasukan bagi negara, tetapi masyarakat juga dapat membangun ekonomi melalui pengetahuan lokal yang dimiliki. Dengan adanya acara tradisional tersebut, saya berharap ada upaya

EDISI XI I TAHUN 2014

39


Wow, Marah Ada Apa Dengan Fadly dan WALHI JEJAK SAHABAT Saya

pendampingan baik dari sebuah organisasi maupun pemerintah, selain itu kunjungan dari masyarakat luar untuk melihat dan menyemangati langkah masyarakat Tebingtinggi timur kepulauan Meranti dalam menyelamatkan hutan melalui promosi model kelola masyarakat dengan bersagu.

WALHI: Apakah mas Fadly merasa sudah menjadi bagian dari WALHI?

Fadly: Mau diakui atau tidak di WALHI, saya tetap merasa selalu menjadi bagian dari WALHI. Dan saya sudah mencap-nya di hati, bahwa saya adalah bagian dari gerakan WALHI. Semenjak tahun 2010 saya sudah mengikuti aktifitas WALHI melalui pemberitaan, saya sangat senang dapat berkumpul dengan keluarga WALHI, sebab di WALHI saya mendapatkan inspirasi. Saya dapat belajar kembali mengenai kearifan lokal nenek moyang kita, dan dapat membuat kebun organik serta telah berhasil mengeluar album Ring of Fire dan album Musik Kimia. Dan semangat itu yang akhirnya saya jadikan dalam karya Ring Of Rire.

WALHI: Apa harapan mas Fadly untuk WALHI?

Fadly: saya ingin sekali WALHI dikenal oleh publik lebih luas lagi.

40

EDISI XIXI II TAHUN TAHUN 2014 2014 EDISI

Paling tidak anak-anak muda yang suka keren-kerenan melihat ada yang cool, harapannya anak-anak muda tersebut bisa menjadi Sahabat WALHI untuk menyelamatkan lingkungan hidup. Makanya dari dulu pengen ada kampanye-kampanye yang popular agar WALHI dikenal lebih luas lagi. Banyak sebenarnya orang yang ingin ikut terlibat secara langsung didalamnya, tetapi tidak tau bagai mana cara masuk dalam bagian WALHI. Atau mungkin mereka agak sungkan, maka saya berharap WALHI dapat berbicara dengan bahasa mereka. Kita akan jauh lebih kuat jika banyak anak muda yang masuk dan bergabung untuk menjadi relawan WALHI. Dan saya ingin membuka mata mereka untuk ikut turut membangun WALHI. “Apa yang diperjuangkan oleh WALHI dapat didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia�.

WALHI: Harapan untuk Indonesia? Fadly: Saya selalu bersikap optimis, intinya saya percaya banyak orang yang membangun dan semakin sadar bahwa negara kita berhak untuk mendapatkan keadilan lingkungan. Saya percaya Indonesia dapat pulih dari ancaman kerusakan lingkungan,


JEJAK SAHABAT

dan saya berharap semakin banya orang yang terbangun untuk menggerakannya. Dan saya berharap, tidak ada penguasa yang hobby “jualan”, sebab jika penguasa memiliki sifat seperti itu, habislah bangsa kita dan kekayaan alam kita. Tetapi sayangnya pemimpin yang adil dan menganut paham ekologi lingkungan memiliki batas kerja yang singkat sekali, untung-untung jika mereka memimpin hingga dua kali periode. Namun kuncinya, untuk mewujudkan Indonesia lestari,

Wow,JEJAK Ada Apa SAHABAT Dengan FadlySaya dan WALHI Marah

memang harus rakyat yang bergerak untuk memperjuangkannya. “Jika kamu memang cinta tanah air, kamu pertahankan apa yang kamu punya dan gunakan untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat” Nah demikian hasil bincang-bincang redaksi Bumi, semoga menjadi inspirasi kita bersama dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup Indonesia. Fadly - PADI saja menjadi Sahabat WALHI, kenapa kamu tidak? Ayo bersama WALHI selamatkan lingkungan hidup Indonesia.

EDISI XIXI II TAHUN TAHUN 2014 2014 EDISI

41


JEJAK SAHABAT Saya Marah

42

EDISI XI I TAHUN 2014


JEJAK SAHABAT DI DAERAH JEJAK SAHABAT Saya Marah

B

erawal dari kumpul bareng dengan Mitra WALHI Bengkulu seperti lembaga Cahaya Perempuan, WCC Bengkulu dan Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Wilayah Bengkulu, teman-teman remaja dari pelajar, baik dari tingkat SMP,SMA,SMK dan FARMASI, para anak muda ini membentuk perkumpulan Pusat Informasi Konseling Remaja ( PIK-R) wilayah Bengkulu. WALHI Bengkulu juga membangun kerjasama dengan beberapa jaringan mahasiswa pencinta alam dan organisasi kepemudaan, Badan Eksekutif di universitas negeri maupun swasta di bengkulu, serta komunitaskomunitas pemuda yang ada di bengkulu, seperti Komunitas Mangrove Bengkulu dan Komunitas Puspa Langkah Bengkulu. Berbagai kegiatan bersama penyelamatan lingkungan, dari aksi hingga diskusi sudah sering dilakukan selama ini. Dari perjalanannya

kemudian diinisiasi sebuah keinginan bersama untuk melakukan gebrakan yang lebih besar dengan membentuk Sahabat WALHI Bengkulu. Sebuah wadah berkumpul anak-anak muda dengan agenda-agenda penyelamatan lingkungan hidup yang diharapkan juga akan semakin massif dilakukan di Bengkulu. Sejumlah agenda rutin disepakati sebagai ruang untuk saling belajar dan jogging bersama, melalui bersih-bersih pantai Bengkulu, mencari bibit mangrove di taman wisata alam pantai Panjang Bengkulu, penanaman mangrove, ketapin dan cemara di pesiri pantai Bengkulu yang kesemuanya dilakukan untuk mengkampanyekan penyelamatan wilayah pesisir Bengkulu. Antusiasme dan semangat Sahabat WALHI mengkampanyekan penyelamatan lingkungan hidup di pesisir ini mengundang lebih banyak lagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat untuk bergabung menjadi Sahabat WALHI Bengkulu.

EDISI XI I TAHUN 2014

43


JEJAK SAHABAT SAHABAT DI SayaDAERAH Marah

Dalam serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh Sahabat WALHI Bengkulu, juga kedatangan tamu, Jeff Conant dari Friends of the Earth Amerika dan Brihannala Morgan dari Rainforest Action Network, yang penuh kegembiraan bergabung dalam bersih-bersih pantai dan penanaman mangrove. Jeff dan Brihanna juga turut berbagi pengetahuan tentang pengelolaan sampah, pentingnya mangrove bagi kehidupan dan juga berbagi tips bagaimana mendapatkan dukungan dari masyarakat untuk bersama-sama menyelamatkan lingkungan hidup di Bengkulu.

44

EDISI EDISI XIXI II TAHUN TAHUN 2014 2014

Brihannala Morgan mengatakan “saya sangat gembira terlibat dalam kegiatan ini dan senang dengan semangat anak muda di Bengkulu untuk menyelamatkan lingkungan hidup. Kebersihan pantai dan menanam mangrovebisa membantu pariwisata Bengkulu menjadi lebih baik. Dan kedepan, masyarakat mahasiswa dan pemuda bisa bekerja sama untuk mendukung masyarakat dalam melakukan hal serupa, masayarkat bisa peduli terhadap lingkungan. Ini merupakan kegiatan permulaan yang sangat baik bagi mahasiswa dan masyarakat agar mau peduli dengan penyelamatan lingkungan di Bengkuli�,tutup Brihannala Morgan. Para Sahabat WALHI Bengkulu juga merasa senang dengan kehadiran teman-teman dari USA yang mau berbagai pengetahuan dan pengalamannya yang sangat berharga buat Sahabat WALHI Bengkulu untuk terus meningkatkan kepedulian lingkungan hidup di kalangan anak muda dan masyarakat. Kegiatan rutin penyelamatan lingkungan ini akan selalu dilakukan tiap hari minggu dengan satu harapan suara penyelamatan lingkungan hidup di Bengkulu dan Indonesia tentunya akan lebih meluas dan membesar.


JEJAK SAHABAT DI DAERAH JEJAK SAHABAT Saya Marah

P

ada peringatan Hari Bumi 2014 teman-teman Shalink Yogyakarta punya kegiatan seru loh, agenda dari para Shalinkres Jogja ini bertemakan “Ngijoning Kotagede�, tema yang menggunakan bahasa Jawa ini artinya menghijaukan Kotagede. Kotagede merupakan salah satu wilayah di kota Yogyakarta, yang juga merupakan wilayah tempat temanteman Shalinkers Jogja biasa kumpul. Kegiatan Ngijoning Kotagede ini dilaksanakan pada 27 April 2014 di balai RW 05 kelurahan prenggan kecamatan kotagede, Yogyakarta. Kegiatan tersebut berupa diskusi dengan masyarakat setempat untuk membahas permasalahan lingkungan hidup yang ada di sekitar masyarakat. Dalam kegiatan diskusi tersebut juga

membahas mengenai isu kesehatan, dengan mengenalkan kembali produk-produk nenek moyang, yakni tanaman-tanaman obat yang saat ini masyarakat mulai tak mengenal. Tradisi minum jamu yang dilakukan oleh nenek moyang kita itu merupakan satu tradisi baik dalam menjaga kesehatan kita. Tanaman-tanaman obat yang bisa diperoleh dengan mudah, bisa dikonsumsi untuk menjaga kesehatan

EDISI EDISI XIXI II TAHUN TAHUN 2014 2014

45


JEJAK SAHABAT Saya DI DAERAH JEJAK Marah

tubuh dan sekaligus aman bagi tubuh karena alami. Diskusi dengan masyarakat juga membahas mengenai pengelolaan sampah yang juga menjadi isu permasalahan lingkungan saat ini yang sangat dekat dengan lingkungan masyarakat. Diskusi itu juga mengenalkan juga mengenai bank sampah. Selain diskusi, kegiatan Ngijoning Kotagede juga mengajak anak-anak untuk ikut memperangati hari bumi. Teman-teman Shalinkers Jogja mengajak anak-anak untuk membuat kerajinan tangan yang dibuat dari barang bekas, yakni dari kertas bekas

46

EDISI XI I TAHUN 2014

yang dibuat menjadi bubur kertas lalu dibentuk menggunakan cetakan agaragar. Selain membuat kerajinan tangan, anak-anak juga diajari cara menanam tanaman. Tanaman yang ditanam oleh anak-anak didalam satu media tanam, lalu bisa dibawa pulang anak-anak agar bisa dirawat. Selain belajar seputar lingkungan hidup, acara Ngijoning Kotagede juga memberi pemeriksaan kesehatan gratis untuk masyarakat yang ikut datang yang merupakan kerjasama dari mitra Shalink Jogja. Para mahasiswa pun juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dari kegiatan Ngijoning Kotagede ini, interaksi masyarakat dan anak-anak cukup antusias. Masyarakat merespon positif aktifitas ini dan harapannya kedepannya, acara seperti ini dapat berkelanjutan agar penyelamatan lingkungan hidup dapat terus meluas. Kamu tertarik terlibat? Mari bergabung bersama Shalinkers Jogja untuk menyelamatkan lingkungan hidup.


JEJAK SAHABAT DI Saya DAERAH JEJAK SAHABAT Marah

Enam Jam di Enam Danau Menikmati ketenangan dan keasrian enam danau dalam waktu enam jam, sangatlah mengasyikkan. Sekaligus mendebarkan. Apalagi perjalanan ditempuh melalui dua jalur; darat (hutan) dan air (sungai).

Bersama Menjaga Hutan dan

Sungai sebagai Sumber Penghidupan Masyarakat Buluh Cina, merupakan tema kegiatan Eco Tourism Sahabat WALHI Riau yang diadakan pada tanggal 10 sampai dengan 11 Mei 2014 yang lalu, yang berlokasi di Desa Buluh Cina-Riau. Sahabat WALHI Riau berbagi cerita perjalanan menarik ini untuk Sahabat semua.

A

HAD (11/5), menjadi hari spesial bagi Kiki yang tergabung dalam backpacker dan Ridwan dari International Creative School (ICS), serta banyak lagi komunitas, Sispala dan Rombongan Keluarga yang mengikuti event ini. Hari itu -sejak petang hingga petang keesokan harinya, dihabiskan Kiki dan rekan-rekannya untuk bercengkarama dengan alam. Mereka mengelilingi enam danau dan menikmati keunikan budaya masyarakat Desa Buluh Cina, kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Enam danau itu antara lain Danau Tongah, Danau Baru, Danau EDISI XI I TAHUN 2014

47


JEJAK SAHABAT DI SayaDAERAH Marah

Tanjung Balam, Danau Tanjung Putus, Danau Pinang Luar dan Danau Pinang Dalam. Seharusnya ada tujuh danau yang akan ditelusuri, sayangnya satu danau lainnya sudah mengering. Merasa beruntung, itulah yang dikatakan Kiki karena bisa mengikuti event wisata yang digagas Sahabat Walhi (Sawa) Riau yang dikoordinir Yayang ‘Bolang’ Winata dan kawankawan bersama Sawa Desa Buluhcina, perangkat desa serta masyarakat di sana. Lebih mengesankan lagi karena dalam waktu 24 jam itu Kiki bisa bergabung dan berkenalan dengan ratusan peserta dari berbagai kelompok dan komunitas seni maupun pecinta wisata alam, serta kawan Jurnalis dari Riau Pos yang bisa ikut serta. Event ini dikemas sedemikian rupa, untuk mengangkat dan lebih menghidupkan serta mempromosikan bawah Desa Buluh Cina yang memiliki wisata alam (nature) dan budaya (culture) yang luar biasa. Hal yang lebih penting dari itu, desa ini memiliki hutan

48

EDISI EDISI XIXI I TAHUN TAHUN 2014 2014

lindung (forest) dan sungai (river) yang masih asri dan alami untuk diselamatkan. Karena itulah sang penggagas atau panitia, Iven Sembiring mengangkat ‘ Riau Ecotourism Save Forest and River’ sebagai tema dan slogan. Kegiatan wisata budaya dimulai sejak Sabtu malam (10/5). Peserta disuguhi berbagai pergelaran seni budaya masyarakat setempat, dan berbagai komunitas yang ikut memeriahkan kegiatan tersebut. Asyiknya lagi, mereka dijamu makan malam dengan ikan selais. Pasti enak! Peserta diinapkan di home stay milik masyarakat disana. Pagi harinya, sebelum kegiatan mengelilingi enam danau dimulai, peserta sudah mengawali kegiatan dengan senam bersama (Dance For Life) dan sarapan nasi goreng. Delapan orang dari tim Basarnas Riau dengan pakaian lengkap serba oranye serta tour guide yang juga warga setempat, siap mengantarkan seluruh peserta.


JEJAK JEJAK SAHABAT SAHABAT DI DAERAH Saya Marah

Jejak Petualangan Dimulai Panitia membagi dua jalur untuk wisata alam ini; ekstrim dan biasa. Jalur ekstrim, dimana peserta harus berjalan kaki menelusuri hutan selama lima jam, dilanjutkan dengan perahu wisata selama dua jam. Sedangkan jalur biasa, peserta hanya menelusuri hutan dalam waktu satu jam dan dilanjutkan dengan menggunakan perahu selama dua jam. Yang menarik, ternyata banyak peserta yang memilih mengikuti jalur ekstrim dibandingkan jalur biasa. Peserta tidak hanya yang berusia muda, tapi ada yang lanjut usia, bahkan anak-anak. Tidak hanya masyarakat Pekanbaru saja, tapi juga ada wisatawan manca negara. Peserta lanjut usia dan seorang anak yang dibimbing orangtuanya, memilih jalur ekstrim. ‘’Kita akan masuk ke hutan dan sungai. Siapkan bekal secukupnya, baik makanan ataupun minuman. Jangan membunuh apapun kecuali waktu, jangan meninggalkan apapun kecuali jejak, dan jangan membawa apapun kecuali kenangan atau foto’’, demikian arahan yang disampaikan oleh salah seorang tim Basarnas yang didampingi

panitia. Keberangkatan petualangan dimulai. Pohon-pohon besar dengan akar-akar bergelayutan, mulai terlihat. Udara sangat lembab. Kerap kali terdengar teriakan peserta dari arah depan dan belakang. Pacet yang menjadi penghuni terbanyak di hutan ini menempel di kaki mereka, meski racun ikan dan sejenisnya telah dioleskan. Kerap juga peserta beristirahat setelah melalui anak sungai dan duri rotan yang mengisi hutan tersebut. Pukul 12.30 WIB peserta sampai ke

EDISI XI I TAHUN 2014

49


JEJAK SAHABAT SAHABAT DI SayaDAERAH Marah

Danau Tanjung Putus setelah sebelumnya melewati Danau Baru, Danau Tongah dan Danau Tanjung Balam. Panitia memilih mengajak peserta untuk makan siang di home stay. Makan siang tidak lagi berlauk ikan selais, tapi ikan baung sungai. Rasa lelah dan lapar, hilang seketika. Setelah makan, shalat dan istirahat dua jam, perjalanan ke dua danau lainnya, yakni Danau Pinang Luar dan Danau Pinang Dalam dimulai. Tiga perahu milik masyarakat setempat membawa peserta melalui jalur sungai. Sebelum berangkat, panitia mengumumkan peserta terbaik, yakni Asheila Nawa Sofa (7) sebagai peserta termuda yang mengikuti jalur ekstrim. Perjalanan via sungai, tidak kalah ekstrimnya dibandingkan via hutan. Peserta sempat tegang, apalagi yang tidak pernah atau jarang naik perahu. Tapi begitu masuk ke pintu danau yang ditandai dengan pepohonan besar nan indah, ketegangan hilang seketika.

50

EDISI XI I TAHUN 2014

Berbagai hewan terlihat jelas, monyet, tupai, elang dan masih banyak lainnya. Danau ini tidak seperti danau lain yang biasanya berbentuk bulat dan besar seperti Danau Zamrud di Siak, Danau Atas Danau Bawah di Sumbar, atau Danau Bandar Kayangan di Pekabaru. Danau Pinang Luar dan Pinang Luar benar-benar berbentuk sungai, memanjang dan airnya juga hitam kecoklatan. Hanya arusnya sedikit lebih tenang. Perjalanan dua jam dengan menggunakan perahu di danau ini sangat mengasyikkan. Terlebih saat semua perahu berhenti di tepian dan dibawah pohon yang besar dan rimbun. Tidak terasa, matahari mulai tenggelam, sunset di Barat Sungai Kampar menjadi pemandangan terindah diakhir perjalanan panjang menyenangkan nan penuh persahabatan, dan yang pastinya sambil belajar mencintai lingkungan hidup. Seru bukan? Lain kesempatan, Sahabat juga bisa bergabung dalam kegiatan ini.


JEJAK SAHABAT Saya Marah

EDISI XI I TAHUN 2014

51


JEJAK SAHABAT Saya Marah

52

EDISI XI I TAHUN 2014


APA, APA JEJAKADA SAHABAT Saya ADA Marah

Sagu, tentu tidak asing lagi di telinga kita. Sebagai salah satu bahan makanan pokok, sagu memiliki nilai gizi yang baik untuk dikonsumsi. Sagu yang ada di kabupaten kepulauan Meranti Riau merupakan salah satu sagu dengan kualitas terbaik yang ada di Indonesia, yang dapat diolah dengan berbagai cita rasa masakan yang sungguh nikmat dan menggoda. Kami menghadirkan resep masakan berbahan dasar sagu. Selamat mencoba

Mie Sagu Kuah Bahan –bahan: 3 ons mie sagu 750 ml air 1 ons udang basah 1 ons cumi 1ons bakso 2 helai seledri ½ sendok the merica ½ sendok makanan penyedap rasa 1 sendok teh udang ebi giling 2 ons toge 1 ons sawi hijau 1 batang daun bawang 2 sendok minyak goreng

Bumbu Giling 4 siung bawang merah 2 siung bawang putih 4 sendok makanan cabe giling

Cara Membuat: panaskan minyak, tumis daun bawang dan bumbu giling. masukan udang, cumi, bakso sampai harum. Masukan air hingga mendidih lalu masukan telur dan semua bumbu dan terakhir mie sagu.

*sumber resep: bpmppt pemkab kepulauan Meranti EDISI XI I TAHUN 2014

53


JEJAK SAHABAT Saya Marah

54

WALHI merupakan Organisasi lingkungan hidup yang independen, non-profit dan terbesar di Indonesia yang fokus membangun gerakan lingkungan menjadi lebih aman, nyaman dan lestari. Kami kini hadir di 28 propinsi dengan total 479 organisasi anggota dan 156 anggota individu (terhitung Desember 2011) yang secara aktif berkampanye di tingkat lokal, nasional dan internasional. Di tingkat internasional, WALHI berkampanye melalui jaringan Friends of the Earth Internasional yang EDISI XI I TAHUN 2014 beranggotakan 71 organisasi akar rumput di 70 negara, 15 organisasi afiliasi, dan lebih dari 2 juta anggota individu dan pendukung di seluruh dunia.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.