Radar Banyuwangi 13 November 2012

Page 1

SELASA 13 NOVEMBER

29

Pendorong Perubahan dan Pembaruan

TAHUN 2012

Mendadak

Mutasi 140 Pejabat BANYUWANGI - Gelombang besar mutasi pejabat melanda Pemkab Banyuwangi kemarin (12/11). Tidak tanggungtanggung, jumlah pejabat yang bergeser ke tempat baru mencapai 140 orang. Pergeseran tempat tugas itu tidak hanya dialami para pejabat eselon III dan IV. Beberapa pejabat eselon II juga ikut ter-

angkut gerbong mutasi tersebut. Bupati Abdullah Azwar Anas memimpin langsung upacara pelantikan dan pengambilan sumpah pejabat eselon II, III, dan IV tersebut di Pendapa Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi sore kemarin ■ Baca Mendadak...Hal 39

DILANTIK: (Dari kiri) Abdul Kadir, Suyanto Waspotando, Arief Setiawan, dan Agus Siswanto, di Pendapa Sabha Swagata Blambangan sore kemarin. GALIH COKRO/RaBa

Dua Lagu Osing Dicekal

SIGIT HARIYADI/RaBa

BANYUWANGI - Gara-gara memuat lirik bernuansa pornografi, dua lagu berbahasa Osing dicekal Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur (KPID Jatim). Agar tidak merusak moral generasi muda, KPID Jatim dengan tegas melarang seluruh radio dan televisi memutar lagu berjudul “Roti Kempit” dan “Duren Pecah Tengah” tersebut. Tidak hanya itu, KPID juga mencekal satu lagu campursari yang berjudul “Kebelet”. Komisioner KPID Jatim, Surya Aka mengatakan, pihaknya kerap menerima pengaduan masyarakat terkait maraknya lagu-lagu berlirik porno akhir-akhir ini ■ Baca Dua...Hal 39

Surya Aka

HAJI

Kepadatan Berkurang, yang Sakit Menyusut KONDISI jamaah haji Banyuwangi yang tergabung dalam kloter 74 dikabarkan dalam kondisi baik. Meski dalam sehari kunjungan jamaah ke posko kesehatan masih mencapai 20 orang, tapi jumlah pasien itu sudah menurun dibanding sesaat setelah jamaah melakukan ritual puncak haji. “Pasca Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina) rata-rata jamaH. Hasan Noer ah yang berkunjung Langsung dari Makkah ke posko kesehatan mencapai 40 orang. Petugas TKHI Kloter 74 Sekarang sudah menurun separo,” kata Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Banyuwangi, H. Hasan Noer. Terbanyak jamaah mengeluhkan dehidrasi tenggorokan, maag (gastritis), nyeri sendi, hipertensi, infeksi saluran pernapasan akut, dan lain sebagainya. Namun, selama ini TKHI tidak kesulitan menangani jamaah yang sakit. Obatobatan yang disediakan sudah mencukupi ■ Baca Kepadatan...Hal 39

ADA APA LAGI

WASPADA: Pembeli VCD lagu Osing harus jeli memilih lagu.

GALIH COKRO/RaBa

Siswa SMP Jadi Saksi Jagal Pandan Semua Data e-KTP BANYUWANGI - Sidang kasus pembunuhan dengan korban Jane Ariswati alias Yeni, 57, dan putrinya Sherly Kurniawati, 28, warga Dusun Pandan, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi kemarin (12/11). Dalam sidang tersebut, hanya dua dari tiga terdakwa yang bisa menjalani sidang. Dua terdakwa itu adalah Bayu Trilaksana Putra, 21, dan M. Indra Yazid, 25. Sidang terdakwa lain, yakni Dimas Yudo Pranoto, 25, terpaksa ditunda karena penasihat hukumnya, Siti Nur Hayati SH, mendadak sakit. Sidang kedua terdakwa dilakukan terpisah. M Indra Yazid yang tinggal di Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, diadili majelis hakim yang dipimpin Elly Istianawati SH beranggota I Wayan Gede Rumega SH dan Tenny Erma Suryathi. Sidang Bayu Trilaksana Putra dipimpin Siyoto SH dan beranggota Afrizal Hadi SH dan Unggul Tri Esthi Mulyono SH. Agenda kedua sidang jagal Pandan itu sama, yakni mendengarkan keterangan saksi Rahmat Ardi, 17, pemilik motor Yamaha Jupiter Z yang digunakan ketiga terdakwa ke rumah korban di Dusun Pandan, Desa Kembiritan. “Motor dipinjam Dimas dan Yazid,” katanya ■ Baca Siswa...Hal 39

Dipakai Pemilu

GALIH COKRO /RaBa

TEGANG: Terdakwa Bayu dalam sidang pembunuhan Jane dan Sherly di PN Banyuwangi kemarin.

BANYUWANGI - Ini peringatan bagi warga yang belum melaksanakan rekam data kartu tanda penduduk elektronik (eKTP). Mereka harus segera melakukan rekam data e-KTP bila tidak ingin kehilangan hak suara pada pemilihan umum (pemilu) legislatif 2014 mendatang. Sebab, hasil rekam data e-KTP tersebut akan dijadikan dasar penetapan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4). Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Banyuwangi, Sudjani mengatakan, jangka waktu rekam data e-KTP berakhir 31 Desember 2012 mendatang. Namun demikian, Dispendukcapil Banyuwangi akan mengoptimalkan rekam data tersebut hanya sampai 28 November 2012 mendatang. “Kita mengejar target dalam rangka penetapan DP4. Sebab, DP4 diambil dari hasil rekam data e-KTP,” ujarnya Sabtu lalu (10/11). Karena itu, Sudjani mengimbau warga yang belum merekam data diri agar segera melakukan rekam data. Mereka yang terlambat melakukan rekam data e-KTP berpotensi tidak ter-

DOK. RaBa

Kita mengejar target dalam rangka penetapan DP4. Sebab, DP4 diambil dari hasil rekam data e-KTP.” SUDJANI Kepala Dispendukcapil Banyuwangi

daftar dalam DP4. Sementara itu, total jumlah wajib KTP Banyuwangi yang mencapai 1,6 juta orang, Dispendukcapil memprediksi jumlah riil wajib KTP hanya sekitar 1,28 juta orang. “Persentase wajib KTP yang sudah merekam data e-KTP mencapai 84 persen lebih,” paparnya. (sgt/c1/bay)

Melihat Prosesi Nikah Masal di MAB Banyuwangi

Tertua 74 Tahun, Paling Muda 22 Tahun ISTIMEWA

DIBORGOL: Deni mengalami pendarahan di wajah akibat dipukuli warga Desa Bedewang, Kecamatan Songgon.

Dikira Pencuri, Babak Belur Dihajar Massa SONGGON - Seorang pria paro baya babak belur dihajar warga Dusun Krajan, Desa Bedewang, Kecamatan Songgon. Warga menganggap lelaki asal Desa Bangunsari, Kecamatan Songgon, itu hendak mencuri sepeda motor. Informasi yang dihimpun koran ini menyebutkan, awalnya Deni bersama dua temannya mengendarai sepeda motor. Kemudian, kendaraan roda dua tersebut diparkir di dekat lapangan yang kebetulan ada pertandingan sepak bola ■ Baca Dikira...Hal 39 http://www.radarbanyuwangi.co.id

Sebanyak 20 pasangan yang sebagian besar sudah berusia lanjut dinikahkan secara masal di Masjid Agung Baiturrahman (MAB), Banyuwangi, kemarin. Seperti apa suasananya?

Kalau kalah, parpol jangan lagi menyalahkan DP4 ya

Mendadak mutasi 140 pejabat

Ini ronde pertama, tunggu saja ronde kedua tiga bulan lagi

AGUS BAIHAQI, Banyuwangi IRING-IRINGAN calon pengantin sengaja diarak dari kantor Palang Merah Indonesia (PMI) di Jalan Kartini menuju MAB. Pawai nikah masal yang dilakukan KUA Kalipuro dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) itu sempat memacetkan arus lalulintas. Meski petugas sudah berupaya

Semua data e-KTP dipakai pemilu legislatif

GALIH COKRO/RaBa

ANTRE: Peserta nikah masal duduk di Masjid Agung Baiturrahman, Banyuwangi, pagi kemarin.

mengatur kendaraan yang melintas, tapi kemacetan masih terjadi. Kemacetan sebenarnya bukan terjadi karena menumpuknya kendaraan. Sebab, para pengendara ternya-

ta sengaja menghentikan kendaraannya untuk melihat iring-iringan pengantin tersebut. Para pengantin yang sebagian besar berusia lanjut itu diarak menggunakan pakaian dan

dandanan layaknya pengantin baru. Selama diarak di pusat Kota Gandung itu, beberapa pasangan terlihat cukup mesra ■ Baca Tertua...Hal 39

email: radarbwi@gmail.com/radarbwi@yahoo.com


30

Selasa 13 November 2012

Bersikukuh Bukan Dalang

CERMIN DIRI Bangun IPAL untuk Kurangi Pencemaran LANGKAH pemerintah membangun Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) yang dipusatkan di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, sedikit menemui kendala di lapangan. Penyebabnya bukan karena izin lingkungan terganjal, tapi karena mendapat penolakan warga. Warga di sekitar lokasi pembangunan IPAL terang-terangan menolak. Mereka menganggap pembangunan IPAL tersebut mengganggu ketenangan warga. Sejak pemasangan tiang pancang beberapa waktu lalu, protes warga semakin lantang. Pemasangan tiang pancang berimbas terhadap kerusakan rumah warga. Dinding rumah retak-retak. Kegalauan warga itu kemarin tambah panas ketika Satpol PP hendak memasang dinding bambu di sekitar lokasi pembangunan IPAL. Keributan tak bisa dihindari. Warga dan aparat gabungan saling dorong. Beruntung ketegangan itu berkurang setelah perwakilan warga terlibat dialog dengan Muspika Muncar. Kami paham, niat baik pemerintah membangun IPAL tersebut tak lain untuk melindungi warga Muncar dari ancaman pencemaran lingkungan. Sangatlah bodoh kalau pemerintah hanya asal-asalan membangun IPAL. Sebelum dibangun, tentu sudah dirancang sedemikian rupa sehingga dampaknya tidak bakal merugikan masyarakat. Apalagi, sejak awal sudah digembar-gemborkan bahwa IPAL tersebut untuk menampung limbah 8 pabrik di Muncar. Yang perlu digarisbawahi adalah pembangunan IPAL tersebut atas permintaan warga setempat demi mengamankan perairan Muncar. Sebab, berdasar penelitian Universitas Airlangga dan Kementerian Lingkungan Hidup, kondisi perairan Muncar sangat berbahaya karena selain tercemari limbah industri berskala besar, perairan tersebut juga tercemari limbah industri kecil dan rumah tangga. Inilah sejatinya yang perlu dipahami warga. Jangan hanya mudah terprovokasi sekelompok elemen masyarakat yang hanya bisa berkata “tolak pembangunan IPAL”. Sebaliknya, elemen masyarakat tersebut harus bisa memberikan penjelasan seputar sisi positif pembangunan IPAL di Muncar. Niat baik pemerintah membangun IPAL Terpadu harus kita dukung selagi demi kemaslahatan warga Muncar. Apalagi, sejak awal pemerintah sudah memprogramkan Muncar sebagai kota minapolitan. Demi terwujudnya minapolitan, pemerintah pusat akan terus mengucurkan dana ke daerah penghasil ikan tersebut. Mega proyek lain bakal menyusul setelah IPAL Terpadu terealisasi. Pemerintah kini telah menyiapkan program pembangunan rumah susun sewa (rusunawa) senilai Rp 19 miliar di area minapolitan tersebut. Karena itu, mari kita ciptakan wilayah Muncar yang kondusif. Sebab, dengan situasi yang aman dan tenteram, pemerintah akan royal mengucurkan “pundi-pundi” ke Banyuwangi, khususnya ke Muncar. Jangan hanya karena masalah IPAL, semua warga menyatakan menolak. Rencana membangun kota minapolitan harus mendapat dukungan semua pihak. Sebelum limbah pabrik ikan membunuh warga Muncar, ada baiknya kita mendukung pembangunan IPAL Terpadu. (*)

GALIH COKRO/RaBa

Raperda Reklame Akhirnya Disahkan BANYUWANGI - Pembahasan panjang rancangan peraturan daerah (raperda) penyelenggaraan reklame, akhirnya mencapai garis finish. Eksekutif dan legislatif akhirnya sepakat mengegolkan salah satu raperda yang pembahasannya paling alot, sehingga sempat empat kali gagal disahkan tersebut. Hal itu terungkap dalam rapat paripurna yang digelar di kantor DPRD Banyuwangi kemarin (12/11). Selain raperda penyelenggaraan reklame, eksekutif dan legislatif juga sepakat mengegolkan tiga raperda yang lain, yakni raperda re-

tribusi jasa usaha, raperda pajak daerah, dan raperda penyerahan modal kepada pihak ketiga. Dalam pemaparannya di hadapan peserta rapat paripurna, Ketua Panitia Khusus (Pansus) Raperda Penyelenggaraan Reklame DPRD, Achmad Turmudzi mengatakan, lamanya pembahasan raperda tersebut bukan diakibatkan kesengajaan mengulur-ulur waktu. menurutnya, berlarut-larutnya pembahasan raperda reklame tersebut akibat dinamisnya pembahasan. Terutama menyangkut pasal 26 yang mengatur re-

Tulis permasalahan yang Anda hadapi terkait layanan publik. Baik terhadap intansi swasta maupun pemerintah. Sertakan alamat yang lengkap disertai fotokopi identitas dan nomor telepon Anda. Kirim ke artikelradarbwi@gmail.com

Serahkan Bantuan Bergulir KHOFIFAH Indar Prawansyah hadir ke Situbondo Sabtu (10/ 11) lalu. Mantan Calon Gubernur Jawa Timur itu hadir dalam rangka memfasilitasi peningkatan kemampuan masyarakat dalam pengusahaan potensi sumber daya mineral di daerah tertinggal. Dalam acara yang digelar di Aula Perusda Pasir Putih tersebut, Khofifah menyerahkan bantuan dana bergulir kepada kelompok usaha di sekitar lokasi pertambangan. Acara tersebut merupakan kerja sama Pengurus Pusat Muslimat NU dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal RI. (pri/c1/als)

klame non komersial. Sementara itu, terkait pengesahan raperda pajak daerah, raperda retribusi jasa usaha, dan raperda penyertaan modal kepada pihak ketiga, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, setelah diundangkan, raperda tersebut akan menjadi lintasan untuk mendorong percepatan pendapatan daerah. Bupati Anas mencontohkan, selama ini pemkab tidak berani menarik retribusi atas pertambangan belerang yang dilakukan di kawasan Gunung Ijen, lantaran Banyuwangi belum memiliki perda

TEPAT GUNA: Anggota KSM Subur Lestari mengolah urine sapi menjadi pupuk organik.

SUARA PEMBACA

EDY SUPRIYONO/RaBa

Baca Bersikukuh...Hal 39

DUPLIK: Terdakwa M. Ali Hinduan alias Habib dalam sidang pembunuhan keluarga Rosan di Pengadilan Negeri Banyuwangi kemarin.

Kirim tulisan Anda ke alamat di bawah ini:

Atau kirim langsung ke kantor Radar Banyuwangi Jalan Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Biro Genteng: Jalan Raya Jember 47 Genteng, Biro Situbondo: Jalan Wijaya Kusuma 60 Situbondo.

BANYUWANGI - Mendekati putusan majelis hakim, sidang kasus pembunuhan keluarga Rosan dengan terdakwa Muhamad Ali Hinduan alias Habib, 44, ternyata semakin seru. Melalui duplik, penasihat hukum (PH) terdakwa yang bernama Siti Nur Hayati SH bersikukuh kliennya bukan otak pembunuh Rosan beserta istri dan anaknya. Dalam sidang lanjutan yang digelar di ruang utama Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi dengan agenda pembacaan duplik, PH terdakwa tetap berpendirian seperti dalam nota pembelaan yang pernah disampaikan dalam sidang sebelumnya ■

PNPM MP FOR RaBa

KSM Subur Lestari Produksi Obat Organik BANYUWANGI - Para petani yang tergabung dalam KSM Subur Lestari, Kelurahan Kebalenan, Kecamatan Banyuwangi, layak menjadi contoh. Di bawah BKM Karya Bersama, PNPM Mandiri Perkotaan (MP), mereka mampu memproduksi pupuk organik. Pupuk organik buatan para petani KSM Subur Lestari yang diberi label “Inorgan” itu berbahan dasar urine sapi. “Ide membuat pupuk organik Inorgan ini awalnya hanya obrolan anggota, lalu direalisasikan,” cetus ketua KSM Subur Lestari Slamet. Slamet menyebut, awal munculnya ide membuat pupuk organik ini setelah para petani resah karena hasil tanaman pertanian rusak karena diserang hama. Karena sering bangkrut, petani sampai trauma jika harus menanam padi. “Dari kumpul-kumpul itu muncul ide membuat pupuk organik dengan bahan urine sapi,” katanya. Upaya para petani yang akan membuat pupuk organik ini, mendapat dukungan dari PNPM MP. Mereka, selanjutnya membentuk KSM Subur Lestari dengan ketua Slamet. KSM Subur Lestari

ini, bagian dari BKM Karya Bersama Kelurahan Kebalenan. “Kita mengajukan dana ke PNPM MP melalui BKM Karya Bersama,” sebutnya. Dari pengajuan ini, jelas dia, BKM Karya Bersama PNPM MP menyalurkan dana dari BLM APBN sebesar Rp 7 juta. Selain itu, juga ada dana tambahan dari swadaya sebesar Rp 780 ribu. “Kita beli peralatan dan mesin untuk memproduksi pupuk organik,” jelasnya. Singkat cerita, pupuk organik karya para petani anggota KSM Subur Lestari ini ternyata luar biasa. Tanaman bisa semakin subur, terbebas dari serangga yang sering menyerang tanaman, dan hasil produksi juga meningkat. “Produksi ini kita sebarkan pada para petani dengan melakukan pelatihan-pelatihan,” ujarnya. Koordinator BKM/LKM Karya Bersama PNPM MP Kelurahan Kebalenan, Onggeng Suharto mengatakan, penemuan obat hama dengan bahan dasar dari urine sapi ini memang hasil karya dari KSM Subur Lestari. Dalam proses penemuan, mendapat dukungan dari PNPM MP. (abi/c1/adv)

yang mengatur penarikan retribusi tersebut. “Meski berorientasi pendapatan, pemkab akan tetap melakukan pengendalian lingkungan terhadap kegiatan pertambangan tersebut,” tegasnya. Selain itu, imbuh Anas, pihaknya berencana memasang portal di ruas jalan menuju Gunung Ijen. Portal tersebut bertujuan mengendalikan truk agar tidak memuat belerang dengan tonase berlebih. “Dengan demikian, jalan menuju Gunung Ijen yang saat ini kita perbaiki dengan dana yang cukup besar, tidak akan cepat rusak,” paparnya. (sgt/bay)

Bisa Perpanjang STNK di Pasar SITUBONDO - Untuk mempermudah perpanjangan masa berlaku STNK, Samsat mengeluarkan mobil keliling. Dengan adanya mobil keliling itu, warga Kabupaten Situbondo yang tidak sempat datang ke Kantor Samsat bisa mengurus suratsurat kendaraan bermotornya di pinggir jalan, di pasar, dan tempat lain. Seperti yang terjadi di Pasar Asembagus kemarin (12/11). Terlihat mobil Samsat mangkal sejak pagi hingga sore untuk melayani warga yang mengurus perpanjangan masa berlaku STNK dan sebagainya. “Persyaratannya sama dengan pengurusan di kantor Samsat, yakni membawa tanda pengenal dan

STNK asli,” ujar Iptu Indromukti, petugas mobil Samsat keliling, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Dikatakan, program keliling itu dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebab, karena kesibukan, banyak warga yang tidak sempat datang ke kantor Samsat. “Ini sengaja dilakukan, karena kita tahu banyak nelayan dan pekerja lain yang tidak bisa datang ke kantor. Jadi, mobil ini digunakan keliling,” imbuhnya. Dalam seminggu, mobil Samsat itu melayani pengurusan STNK di tiga lokasi berbeda. Dalam satu kali keliling, terdapat sekitar 20 sampai 40 warga yang mengurus STNK. (rri/c1/als)

NUR HARIRI/RaBa

KELILING: Salah seorang warga saat mengurus STNK di mobil Samsat keliling di sekitar Pasar Asembagus kemarin.

Obituari Mengenang Seniman Eger Axza

Pahlawan Pelukis Muda Banyuwangi itu Berpulang KALANGAN seniman Bumi Blambangan berduka. Salah satu seniman produktif Banyuwangi, Eger Axza, meninggal dunia Sabtu lalu (10/11). Jenazah pelukis lajang bernama asli Suwandoyo itu dimakamkan di TPU belakang RSUD Blambangan Minggu kemarin (11/11). Beberapa bulan terakhir, lelaki berumur 42 tahun itu memang harus berjuang melawan penyakit dalam yang diderita. Dia pun dirawat intensif di rumah saudaranya di Lumajang sebulan terakhir. Selain dikenal aktif melukis, Eger juga dikenal sebagai kurator di Sang Made Budiasa Gallery, Denpasar, Bali. Pelukis yang juga sarjana teknik alumnus ITN Malang itu bertanggung jawab atas kualitas lukisan di gallery tersebut. Di sela kegiatan sebagai pelukis dan kurator, Eger aktif memotivasi sesama seniman muda Banyuwangi. Sudah tak terhitung dia menggandeng para seni-

man Bumi Blambangan untuk menggelar pameran bersama. Dia juga aktif mengikuti pameran lukisan di beberapa kota besar di Indonesia. Atas perannya mendorong seniman Banyuwangi untuk maju, kalangan seniman Kota Gandrung pun merasa kehilangan sosok Eger. ‘’Bagi temanteman seniman di Banyuwangi, Eger ibaratnya sosok pahlawan,’’ ujar pelukis kondang S. Yadi K. kemarin (12/11). Yadi mengakui, Eger memberikan sumbangsih besar pada perkembangan dunia seni rupa di Banyuwangi. Pelukis muda itu, kata Yadi, tidak mau maju sendiri dalam berkarya. Eger sangat getol memperjuangkan nasib teman-temannya sesama seniman di Banyuwa-

ngi. ‘’Seniman itu biasanya sedikit sekali mendapat kucuran dana bantuan pemerintah daerah. Hanya Eger yang sudah berhasil memecahkan rekor dalam hal meluluhkan hati pemerintah agar membantu pameran seni,” ujarnya. Yadi juga mengakui, alIST marhum Eger semasa hidup merupakan figur yang unik. Karena segala yang dimiliki Eger dicurahkan demi mengembangkan dunia seni. ‘’Kalau sudah melukis, dia lupa waktu,’’ ujarnya. Sementara itu, pihak keluarga juga mengakui bahwa Eger adalah seniman pekerja keras. Hidupnya dicurahkan untuk berkarya. Nyaris tak mengenal waktu. ‘’Om Seger itu terbiasa melukis sema-

lam suntuk,’’ ujar salah satu keponakan Eger kemarin. Wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi juga tahu langsung kebiasaan Eger melukis semalam suntuk. Melukis pada malam hari sudah lama dilakukan sejak masih bermukim di Jalan Letkol Istiqlah, Banyuwangi, beberapa tahun lalu. Sesekali dia rehat melukis sejenak untuk sekadar minum kopi di depan RSUD Blambangan. Usai ngopi, Eger biasanya kembali melukis hingga pagi. Suatu ketika, Eger pernah berkata bahwa tidak semua orang bisa memahami kehidupan seorang seniman seperti dirinya. Ketika kebanyakan orang bekerja pada siang hari, dia terkadang melukis dan melakukan aktivitas lain dan terkadang juga beristirahat. ‘’Namun, ketika sebagian orang tidur, giliran saya yang berkarya,” ujarnya ketika itu ■ Baca Pahlawan...Hal 39

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Benny Siswanto. Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Pemasaran: Gerda Sukarno Prayudha, Iwan Setiono, Samsuri (Situbondo). Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300.

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


31

Selasa 13 November 2012

PENCULIK BOCAH

ABDUL AZIZ/RaBa

STRES: Novi Suryantina di Mapolsek Genteng kemarin.

Tertangkap di Kaltim GENTENG - Upaya aparat Polsek Genteng mengungkap pelaku penculik Febriyanti, 12, siswi sebuah SMP di Kecamatan Genteng, akhirnya membuahkan hasil. Sabtu sore (10/11) kemarin, petugas Polsek Genteng akhirnya menangkap pelaku penculikan gadis belia tersebut di sebuah tempat di Kota Malinau, Provinsi Kalimantan Timur. Yang mengejutkan, pelaku penculikan tersebut mengaku sebagai kakak kandung korban. Dia adalah Novi Suryantina, 34, warga Dusun Curah Ketangi, Desa Setail, Kecamatan Genteng. Pukul 05.00 kemarin, petugas tiba di Mapolsek Genteng dengan membawa korban dan tersangka. “Korban sudah kita kembalikan kepada orang tuanya, sementara pelaku langsung kita tahan,” kata Kapolsek Genteng Kompol Heru Kuswoto. Kapolsek menuturkan, menangkap pelaku memang tidak mudah. Polisi harus mendeteksi keberadaan pelaku yang terus berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Awalnya pelaku terdeteksi membawa korban ke Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember. Namun, setelah dikejar, Novi Suryantina dan korban sudah terbang ke Kalimantan Timur, tepatnya ke Tarakan. Namun, polisi tak langsung mengejar pelaku ke Kota Tarakan. Polisi tetap melakukan pemantauan Baca Tertangkap...Hal 39

ADA APA LAGI

Ficky Lepas Masa Lajang GLENMORE - Setelah lama menikmati hidup seorang diri, anggota Fraksi PDI Perjuangan Banyuwangi, Ficky Septalinda, 28, akhirnya melepas masa lajang. Pria beruntung yang mempersunting anggota DPRD Banyuwangi asal Desa Sumbergondon, Kecamatan Glenmore, itu adalah Prayogi Adinoto, 35. Prayogi sehari-hari adalah seorang pegawai negeri si pil (PNS) asal Dusun Tojo, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, yang bertugas di Kota Malang. Keduanya melangsungkan akad nikah di masjid KUA Glenmore pa gi kemarin. Akad nikah dilangsungkan secara sederhana dan hanya disaksikan rombongan kedua keluarga mempelai. Norman Iswandi, orang tua Fic ky Septalinda meFicky Septalinda ABDUL AZIZ/RaBa n g a t a k a n , akad nikah anaknya tersebut sengaja dilakukan di masjid KUA Glenmore sekaligus sebagai contoh untuk masyarakat luas. Selama ini banyak masyarakat yang melangsungkan akad nikah dengan cara mengundang pihak penghulu ke rumah mempelai perempuan. Padahal hal itu membuat waktu sang penghulu terbuang di jalan. “Kita melangsungkan akad nikah di KUA agar waktu Pak Penghulu bisa lebih efektif dan tidak mengganggu warga lain yang akan melangsungkan akad nikah di waktu yang sama,” jelas Norman dengan mata berkaca-kaca. Norman tak kuat menahan air mata saat melihat anak perempuannya melangsungkan akad nikah. (azi/c1/aif)

ALI NURFATONI/RaBa

TEGANG: Puluhan warga berusaha merobohkan bethek di areal pembangunan Ipal Dusun Tratas, Desa Keduangringin, Kecamatan Muncar, kemarin.

Aparat-Warga Saling Dorong Keributan Pembangunan IPAL di Tratas, Muncar MUNCAR - Keributan warga dan aparat gabungan pecah di lokasi pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, kemarin. Warga bersikukuh menolak pembangunan IPAL yang menelan anggaran Rp 9,5 miliar tersebut. Namun, pemerintah tetap berkeinginan melanjutkan pembangunan IPAL

tersebut. Jauh hari sebelumnya, warga sudah menolak pembangunan IPAL terpadu itu. Puncak penolakan terjadi ketika pemasangan tiang pancang. Menurut warga, imbas pemasangan tiang pasang itu, tembok belasan rumah warga retak-retak. Gejolak pembangunan IPAL itu kemarin meletus lagi. Massa emosi setelah melihat aparat gabungan Satpol PP, polisi, dan TNI, memaksa membuka lokasi proyek yang

disegel warga. Keributan pun terjadi. Warga berusaha mempertahankan pagar bambu yang terpasang di lokasi pembangunan IPAL, sedangkan Satpol PP berusaha memasang papan baru. Keributan tak bisa dihindari. Terjadilah saling dorong antara warga dan aparat gabungan. Petugas langsung membentuk barisan di luar lokasi proyek tersebut agar warga tidak bisa masuk. “Kami mau melanjutkan pembangunan ini. mohon warga tidak masuk ke dalam,”

teriak Adian, salah satu petugas Satpol PP, melalui pengeras suara. Mendengar suara di megaphone, puluhan warga justru kompak keluar dari rumah. Hanya dalam hitungan detik, warga berusaha masuk dan menerobos barikade petugas tersebut. Pencegahan aparat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP, kali ini berhasil. Massa yang protes itu merangsek masuk ke pintu proyek tersebut. Mereka bersikeras agar bethek (pagar bambu) tidak diturunkan dari bak mobil pikap Baca Aparat...Hal 39

Camat: Pembangunan IPAL Jalan Terus

PERANG MULUT: Warga adu argumen dengan Satpol PP.

SEMENTARA itu, menanggapi tuntutan warga terkait pembangunan IPAL, Camat Muncar, Isa Anshori, menegaskan bahwa pembangunan IPAL tersebut bertujuan menampung limbah 8 pabrik. Meski ditentang keras warga, proyek itu tetap harus dilanjutkan. ‘’Pemerintah sudah mengkaji dan sudah memutuskan agar proyek itu dilanjutkan. Tidak bisa ditunda,’’ tegas Isa Anshori.

Di hadapan perwakilan warga, Isa menjelaskan bahwa proyek tersebut sangat bermanfaat bagi nelayan. Dengan adanya IPAL Terpadu, lanjut Isa, kelak masalah pencemaran lingkungan akan teratasi. Dia mengingatkan agar warga tidak bertindak anarkis. Jika pembangunan IPAL tersebut menyalahi ketentuan, pihaknya mempersilakan warga melakukan langkah hukum. ‘’Pembangunan jalan terus,

kalau mau proses hukum disilakan,” tandasnya. Menanggapi pernyataan camat, Suwandi dari LSM Akar Pala bersikukuh menolak. Sebab, pembangunan IPAL dinilai tidak tepat. Setelah adu mulut cukup alot, akhirnya terjadi kesepakatan bersama. Pagar bambu yang mengitari lokasi proyek tidak dibongkar, tapi pengerjaan proyek tetap berjalan. (ton/c1/aif)

Kakek 87 Tahun Gergaji Istri Gara-gara Dibakar Api Cemburu GENTENG - Ada-ada saja yang dilakukan Mbah Samsuri, warga Dusun Jenisari, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, ini. Di usianya yang ke-87 tahun, dia tidak tambah dewasa. Sebaliknya, Mbah Samsuri terkesan seperti anak-anak. Dia pun kerap uring-uringan kepada istrinya. Nah, beberapa waktu lalu dia dibakar api cemburu karena menganggap sang istri, Maimunah, 62, berpacaran dengan pria lain. Parahnya, kecemburuan Mbah Samsuri itu cemburu buta, sehingga dia tega menggergaji kening istrinya sendiri kemarin pagi. Kontan, akibat kelakuan Mbah Samsuri yang dibakar api cemburu tersebut, kening Mbah Maimunah mengeluarkan darah segar.

Mbah Maimunah

Darah pun berceceran di ruang tamu rumah pasangan suami istri empat anak tersebut. Beruntung, perbuatan Mbah Samsuri tersebut dicegah anak pertamanya yang bernama Sunarti. Begitu mendengar ada keributan di ruang tamu, perempuan berusia 42 tahun tersebut langsung memegangi tubuh ayahnya dan merebut gergaji itu. Begitu berhasil dilerai, Maimunah langsung dilarikan

ke rumah tetangga untuk mendapat pengobatan sekadarnya. Tak lama kemudian, perempuan berkerudung tersebut diamankan di Mapolsek Genteng. Sementara itu, Mbah Samsuri ketika ditemui di rumahnya berterus terang bahwa perbuatan tersebut dilakukan karena dia cemburu. “Masak dia keluar rumah nggak pamit. Terus dia keluar sama siapa dan ke mana saja, saya nggak tau,” ungkapnya dengan logat Jawa halus. Mendengar pengakuan Mbah Samsuri, Kapolsek Genteng Kompol Heru Kuswoto yang kemarin langsung datang ke tempat kejadian perkara (TKP) lebih memilih memberi pembinaan. Kapolsek lebih banyak memberi masukan kepada Mbah Samsuri agar hidup rukun dan bertobat. “Kita beri pembinaan saja, karena kalau diproses hukum kasihan, usianya sudah sangat lanjut,” tandasnya. (azi/c1/aif)

ABDUL AZIZ/RaBa

KHILAF: Mbah Samsuri sesaat setelah menggergaji istrinya di rumah kontrakan di Dusun Jenisari, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, kemarin.

Police Line di Rumah Susongko Dilepas PESANGGARAN - Kasus penggerebekan rumah mantan kepala Desa/Kecamatan Pesanggaran, Susongko, memasuki babak baru. Kabar terkini, polisi melepas police line di rumah mantan bakal calon wakil bupati Banyuwangi 2005/2010 tersebut. Hal itu disampaikan Susongko saat menghubungi wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin sore. Menurut Susongko, kemarin sore dirinya mendapat kabar dari para tetangga bahwa polisi sudah membuka police line di rumahnya. Namun, apa alasan polisi melepas garis polisi tersebut, dirinya belum tahu secara persis. “Saya hanya dikasih tahu tetangga, katanya garis polisi di rumah saya sudah dilepas,” tuturnya via ponsel kemarin. Sementara itu, terkait keberadaan dirinya saat ini, Susongko

DOK/RaBa

Susongko

masih enggan buka mulut. Yang jelas, dia mengaku berada di sebuah tempat yang tersembunyi. “Tapi saya tetap memantau perkembangan, Mas,” tuturnya. Kapan akan menyerahkan diri ke polisi? Susongko juga enggan menjawab. Sebaliknya, dia justru mempersoalkan aktivitas penambangan tradisional yang tetap dibiarkan pihak berwajib. “Semua tahu di Lampon dan di Pancer juga ada

penambangan, tapi kenapa dibiarkan semua,” ungkapnya. Kapolsek Pesanggaran AKP Supriyadi membenarkan kabar police line tersebut sudah dilepas. Hanya saja, dia menolak memberi komentar lebih jauh. “Itu yang memimpin langsung dari polres, Mas,” kata Supriyadi seraya menutup HP-nya. iberitakan sebelumnya, rumah Susongko di Pesanggaran digerebek polisi. Rumah mewah tersebut dicurigai sebagai home industry pengolahan emas ilegal. Dalam penggerebekan itu, polisi menyita sejumlah peralatan yang diduga kuat digunakan mengolah material emas. Sayang, polisi gagal menangkap Susongko. Untuk melacak keberadaan Susongko, polisi langsung memasukkan mantan kades tersebut dalam daftar pencarian orang (DPO). (azi/c1/aif)


KESEHATAN

32

Selasa 13 November 2012

Operasi Gratis Penderita CTEV dan Polidaktili RS Al Huda Perluas Cakupan Aksi Sosial GAMBIRAN–Aksi sosial operasi gratis yang dilakukan Rumah Sakit (RS) Al Huda Gambiran tak hanya sebatas untuk penderita katarak, bibir sumbing, dan hernia. Karena banyaknya permintaan masyarakat, RS Al Huda menambah satu lagi aksi sosial operasi gratis untuk kaum dhuafa bagi penderita congenital talipes equinovarus/ clubfoot (CTEV) dan Polidaktili. Kepala Bidang Pelayanan Medis RS Al Huda dr. Indiati, MMRS, yang menjabat koordinator aksi sosial itu menjelaskan, aksi sosial RS Al Huda secara rutin dilakukan sebagai bentuk semangat memberi dan berbagi. Semangat aksi sosial itu mendasari kebijakan manajemen dalam perluasan diagnosa kasus yang akan mendapat bantuan operasi gratis. Kali ini sasarannya penderita CTEV, yang di Indonesia secara awam lebih dikenal sebagai kaki pengkor. “Sedangkan, polidaktili adalah pasien memiliki jumlah jari kaki atau tangan melebihi jumlah normal,” jelasnya kemarin. Indiati menambahkan, CTEV merupakan kelainan bawaan (kongenital) kaki. Mudah mendiagnosisnya, tetapi sulit mengoreksinya secara sempurna. Derajat beratnya deformitas (kecacatan tulang) dapat ringan, sedang atau berat. Hal itu tergantung fleksibilitas atau adanya resistensi atau kekebalan terhadap koreksi yang dilakukan. “CTEV bersifat rigid atau kaku, me-

FOTO-FOTO RSAH For RaBa

BAKSOS:Pasien operasi di RS Al Huda dikunjungi pengurus Ikatan Pengusaha Jember dan Dandim 0824 Jember.

nimbulkan deformitas yang menetap bila tidak segara dikoreksi,” paparnya. Sedangkan polidaktili, lanjut dokter yang akrab disapa Indi itu, suatu kelainan yang diwariskan secara genetik. “Penderita mendapatkan tambahan jari pada satu atau dua tangannya dan atau pada kakinya,” tuturnya. Polidaktili juga dikenal sebagai hyperdaktili. “Tempat jari tambahan tersebut berbeda-beda, ada yang di dekat ibu jari, dan ada pula yang berada di dekat jari kelingking,” jlentrehnya. Polidaktili disebabkan kelainan gen pada waktu pembentukan organ tubuh janin. “Ini terjadi pada waktu ibu hamil muda atau enam bulan pertama pembentukan organ tubuh,” paparnya. Kemungkinan yang terjadi karena ibu si bayi mengkonsumsi banyak makanan yang mengandung bahan pengawet. Mungkin juga di dalamnya ada unsur lain yang menyebabkan gangguan pertumbuhan. “Kelebihan jumlah jari tidak menim-

bulkan masalah selain kelainan bentuk tubuh,” tambahnya. Lanjut Indi, kepedulian adalah modal utama dalam kegiatan ini. Maka dari itu, pihaknya mengajak semua kalangan untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan aksi sosial tersebut. Bagi yang mempunyai informasi mengenai penderita CTEV dan polidaktili dari kaum dhuafa, ajak dia, dapat merekomendasikannya dengan mendaftarkan peserta dalam kegiatan aksi sosial tersebut. “Kepedulian Anda merupakan jalan bagi perubahan hidup penderita agar dapat menjalani hidup yang lebih baik,” pesannya. Terkait persyaratan untuk dapat mendaftar dalam kegiatan aksi sosial ini, bisa menghubungi nomoro telepon (0333) 842033 ext. 317. Atau kontak pribadi dr. Indiati, MMRS di 08123482308. Bisa juga langsung datang ke RS Al Huda, Bagian Poliklinik Rawat Jalan, Jl. Raya Gambiran No. 225, Gambiran.(*/irw)

BANYAK JARI:Penderita Polidaktili memiliki jumlah kaki lebih dari normal.

BENGKOK:Penderita CTEV memiliki bentuk kaki pengkor.

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

ALI NURFATONI/RaBa

PENANGGULANGAN : Seorang balita disuntik imunisasi di Pendapa Kecamatan Srono, kemarin.

30 Balita Disuntik Imunisasi Bupati Canangkan Sub Pin Difteri SRONO–Pemkab Banyuwangi mulai mengantisipasi bahaya penyakit difteri, yang menyerang balita dan anak-anak. Kemarin pagi (12/11), pencanangan Sub Pin Difteri digelar di Kantor Kecamatan Srono. Pelaksanaan suntik imunisasi terhadap balita usia dua bulan hingga anak 15 tahun itu bakal digeber mulai 12 hingga 24 November 2012. Langkah antisipasi tetap gencar dilakukan, meski penderita difteri di Banyuwangi terbilang rendah dibandingkan kabupaten/kota lain. “Pada tahun 2012 ini, ada 16 kasus di Banyuwangi dan satu meninggal dunia,’’ ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, dr Wudji Lestariono, kemarin. Dijelaskan, kegiatan suntik imunisasi

BANYUWANGI

tambahan tersebut tersebar di semua sub pin di Kabupaten Banyuwangi. Rinciannya, total 2.250 sub pin plus sekolahsekolah mulai dari PAUD, SD, hingga SMP. “Kita sudah menyiapkan tenaga vaksinator sebanyak 839 orang,’’ jelas dokter yang akrab disapa Rio itu dalam kata sambutannya. Pelaksanaan imunisasi tambahan tersebut, lanjut Rio, dimulai pada pukul 08.00 sampai 12.00. Selama 12 hari itu, pihaknya menargetkan jumlah anak yang disuntik mencapai 342 ribu orang. “Semoga anakanak kita terbebas dari penyakit difteri,’’ harapnya. Penyakit difteri, terang dia, berupa penyumbatan pernafasan. Penyakit itu juga bisa melemahkan otot-otot pada jantung. “Dua hal inilah yang bisa menimbulkan kematian,’’ paparnya. Acara pencanangan sub pin tersebut dihadiri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Bupati membuka secara resmi pelak-

BANYUWANGI

sanaan sub pin tersebut dengan melepas balon sebagai tanda usai memberikan kata pengarahan. Setelah itu, bupati bersama istri yang sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi Ipuk Festiandani menyaksikan proses suntik pertama kepada balita di pendapa kecamatan. Sebagai awal pelaksanaan, tiga pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di wilayah Kecamatan Srono ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Ketiganya adalah Puskemas Parijatah Kulon, Wonosobo, dan Kebaman. “Suntik vaksinasi untuk mencegah penyakit ini gratis alias tidak ada biaya,’’ ungkap Kepala Puskemas Wonosobo, Mujito, SKM,MMkes. Kemarin pagi, mayoritas camat hadir dalam pencanangan tersebut. Jajaran kepala desa se-Kecamatan Srono dan kepala UPTD juga berada di tengah-tengah acara tersebut. “Hari ini (kemarin, Red), ada 30 balita yang kita suntik,’’ ungkap Mujito. (ton/irw)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

• Perum Mendut Hijau •

• Dikontrakkan •

• Souvenir •

• Peluang Usaha •

• Aneka Mobil •

• Civic Verio ‘97 •

• Honda Genio ‘94 •

Djual rmh Perum Mendut Hijau Blok B no 1-2, dpn Pos Satpam, sertifikat SHM IMB, hubungi: 081937620001 / 082141147299

Dikontrakkan rmh Jl. Mendut 61 Bwi. Hub: 0318419288 / 0333413973 / 081230614069

Trm pesnan souv nikah ultah promo ktr, TK sklh, pulpen, jam, mug, kaos, pin, Gaci Efod 0333417992, 081913906633. Murah!

Anda punya modal mini 50jt? Ingin dikembangkan dalam bentuk real bbrp usaha tanpa hrs anda tangani sendiri&tiap bln trima keuntungan pasti? Hub 03338926109

Ready PU, GrandMax1.5'2011, 1.3'2011, 1.3'2012.Kjg Innova slr G'08, Avanza G'11,APV GX'05. Cash/kredit. Hubungi: Devi 085258665239/0333411655. Dapatkan hadiah lgsung TV/HP

Djual cpt sedan Civic Verio '97, 90jt nego, merah met, mlik prbdi. H: 085236193224

Dijual Honda Genio ‘94 hitam, manual R16, N. Malang, Hrg 74jt. Hub: 085 233 922888

• Rumah Cantik Murah • Djl rumah cantik murah, pasaran 500 jt djl 400jt. Lok: Perum Permata Genteng AA01, bs byar 1/2 sisa 2 th lg. Bs diangsr 1 th tnp bunga. Trbtas 1 org pmbeli, lgsg ada pnyewa. Frendas 081999025178

• Perum Kalirejo Permai • Dijual rumah siap huni LT. 84m2, LB: 47m2, Perum Kalirejo Permai. Jl. Belimbing NN/13. Hubungi: 085236003081

• Perum Bunga Residence • Dijual rumah Perum Bunga Residence blok A31 LT.104m2, SHM, hub: 081358639444/085646477168

• Jl. Ikan Gurami • Dijual rmh Jl. Ikan Gurami 20 LT894 LB515, SHM, hub: 08175214082 / 08883855586

SITUBONDO

• Lemari Etalase • Dijual Lemari Etalase P150XL90XT250 & 4 rak Dsply P238L53T250. Kond bgs ex. TK. Chicha Bwi/7779889/082141474733

• Rental Mobil • Bwi Rent menyewakan CRV, Innova, Avanza, dll, D/T, sopir. Hubungi: 081333317110

• Peluang Usaha • Edukasi FOREX melatih menjadi trader yg handal dg metode treding yg trarah & trget profit konsisten. Hub: 081252341466

• Jl. Plaosa •

• Ruko Jalan Protokol •

BANYUWANGI • Dicari Lahan min 1Ha •

BANYUWANGI

Dcri lahan min 1 Ha utk kerjasama tanam sengon sgt menguntungkan, semua biaya kami tanggung. Hub: 082334560960

• Galangan Kapal •

• Tanah Tegal 1500m2 •

• All New CRV ‘10 • Dijual all New CRV 2010, silver, manual. KM 17.000, konds sngat bagus, 275 juta harga pas. Hubungi: 081249230490

Djl Rmh LT=195m2, LB=195m2. 5K.Tdr. Jl. Plaosa No.4 STB Hub:085335812288

BANYUWANGI

Dijual Tnh Tegal 1500m2 (30x50) Mbolo, Jajag, untuk ternak ayam, ikan, harga 55juta. H: P. Edy 085237904629 (no SMS)

SITUBONDO

Proses Cpt Tenaga Krja utk GALANGAN Kapal di Jepang : Gj. USD 1800-USD 2500, Australia: Gj. USD 1800-USD2500, Non Peng. Umur Max.45thn Biaya bs ptng Gaji. Hub. 021-4208223. 082163331119 PT. B.J.P (tdk trma SMS)

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan baris secara resmi di Radar Banyuwangi.

Dijual cepat: Ruko 2 lantai SHM, LT310m2, LB200m2, IMB, PLN 2200w, di pusat kota jalan protokol, bebas parkir, cocok u usaha apa saja, Hrga 950juta nego. Cpt dpt. Hub:081346293265 / 087755991595.

• Toko + Rumah Genteng • Djl Toko+rumah tkt2, full prabot, strtgs. Jl. Kembar Lt 310/490m2, uk. 10x31m, marmer, ksn jati, Tk Sriwijaya Jl. Gajahmada 274 GtgBwi. H. Sugiarto, 081233499888, 03170338181

• Prima Mobil • New Car, PUT120SS, Pajero, PUL300, All New Avanza, Rush, New Inova, Agya, All New Xenia, Terios, PU Granmax, Ayla, AllNew Jazz, All New CRV, Brio, Freed, Ertiga, APV, dll. Hub 0333411655, 0811301676

• Carry Futura ‘94 • Dijual Carry Futura 1.3 Relvan th ‘94, P Bwi, harga nego. Hub: 085233896483

• Pajero Sport ‘10 • Pajero Sport Exceed th 2010, warna hitam, tangan pertama, ex dokter, istimewa. Hubungi: 081358864541

• Toyota Vios ‘05 • Dijual Toyota Vios th 2005, kondisi mesin bagus, atas nama pembeli, warna tinggal pilih. Hrg 77jt nego. H: 085258552222

BANYUWANGI • STNK •

• Geely MK ‘10 •

Dijual Geely MK2 1.5GT MT tahun 2010, hitam metalik, harga 105 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi(0333) 631526, 635176, 0811351148

• Honda Jazz ‘07 •

• KIA Picanto ‘05 •

Dijual Honda Jazz GD3 1.5 VTI AT tahun 2007, kuning metalik, harga 137,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi(0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual KIA Picanto MT tahun 2005 ,abu-abu metalik, harga 89 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi(0333) 631526, 635176, 0811351148

• Innova ‘06 •

• Suzuki APV ‘10 •

Dijual Toyota Kijang Innova E XWHI tahun 2006, hitam metalik, harga 137,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Suzuki GC 415V APV DLX tahun 2010, hitam metalik, harga 116,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi(0333) 631526, 635176, 0811351148

• Toyota Innova 2010 •

• Grand Vitara •

Dijual Toyota Innova 2010 Solar, warna Silver, harga 228 juta nego, bisa cash & kredit atau tukar tambah. Hubungi: 08123453975 – 081335897888

Dijual Grand Vitara 2007 JLX, harga 167 juta nego, bisa cash / kredit atau bisa tukar tambah. Hubungi 08123453975 – 081335897888

Hlg STNK Nopol P 2634YG, an. Siti Kowiyah, Dsn. Tulungrejo RT06/04 Tegalrejo Tegalsari Hlg STNK Nopol P 4730 ZR, an. Paulus Apur, Dsn Krajan, Ds. Gendoh, Sempu.

SITUBONDO • STNK • Hlg STNK Nopol P 6833 EI, an. Kuniati, Griya Besuki Mulya RT04/06 Besuki

BANYUWANGI • Kuliah Di Australia • Prgrm pmbiayaan kuliah smbl krj d Australia D1/ D2/D3/S1:Test, kls bhs, usia, mdical Cek, biaya pend 2 smstr, biya tnggal 1 kali d awal stdy, tket kbrgktn. Syrt & ktntuan brlk. Anda serius krm ke Media 03614012697 / 082340619744


BALJEBOL

Selasa 13 November 2012

BALI

JEMBER

BONDOWOSO

37

LUMAJANG

Pedagang Gugat Bupati Rp 80 Miliar

EKO SAPUTRO/RADAR JEMBER/JPNN

ADUH SAKIT: Petugas kesehatan mendatangi sekolah, lalu memberikan imunisasi difteri.

Ribuan Anak-anak Diimunisasi Difteri BONDOWOSO - Ribuan anak-anak di Bondowoso, dari usia balita hingga 15 tahun mendapatkan imunisasi difteri dalam Program Sub Pin Difteri sejak Senin kemarin (12/11). Imunisasi itu bertujuan agar anak-anak itu terhindar dari penyakit yang mematikan tersebut. ”Ada sekitar 130 ribu lebih, anak-anak yang diimunisasi oleh petugas kesehatan dari 25 puskesmas yang tersebar di Bondowoso,” ungkap Dr Imron, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso. Para petugas kesehatan, mendatangi setiap sekolah yang ada di wilayah kerja puskesmas masing-masing. ”Mereka mendatangi sekolah-sekolah. Lalu, setelah memberikan penyuluhan,

petugas melakukan imunisasi,” katanya. Kegiatan imunisasi ini tidak hanya dilakukan di Kabupaten Bondowoso saja. Juga, ada 19 kabupaten dan kota yang melakukan kegiatan imunisasi serentak di Jawa Timur ini. ”Sebab, wilayah Jawa Timur paling banyak terjadi kasus difteri. Bahkan, sudah banyak korban yang meninggal dunia,” katanya. Sehingga, pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Jawa Timur berkepentingan sekali untuk mencegah meluasnya penyakit difteri tersebut. ”Jalan satu-satunya untuk memotong penularan difteri adalah dengan melakukan imunisasi,” katanya. Sedangkan, imunisasi ini akan dilakukan hingga beberapa hari ke

depan. ”Tentunya semua sasaran, sudah disuntik atau diimuniasi semua. Jumlahnya, mencapai sekitar 130 ribu anak untuk di Bondowoso,” katanya. Sebagian besar balita dan anakanak yang mendapatkan suntikan difteri, tampak menangis meraungraung. Juga, beberapa siswa TK dan SD yang disuntik, juga banyak yang menangis. Sebab, mereka takut tertancap jarum suntik. Setahun lalu, Dinkes juga pernah melakukan PIN difteri. Namun, penyakit difteri itu masih saja mengenai warga di Bondowoso. ”Saat ini, ada 19 kasus difteri. Dan, satu orang dinyatakan meninggal dunia,” kata Dr Imron. (eko/hdi/jpnn)

JEMBER – Persatuan Pedagang Pasar Kencong (P3K) secara resmi kemarin (12/11) melakukan gugatan class action kepada Bupati Jember M.Z.A. Djalal. Bupati digugat dengan nilai total Rp 80,302 miliar. Gugatan itu didaftarkan para pedagang di Pengadilan Negeri (PN) Jember. Bukan hanya perwakilan, pendaftaran gugatan itu dilakukan langsung oleh rombongan pedagang yang berjumlah sekitar 50 orang. Para pedagang mulai datang di kantor PN Jember sekitar pukul 10.00 dengan naik sekitar tujuh mobil. Para pedagang tersebut lalu menggelar orasi dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan Mohon Doa dan Dukungannya, Pedagang Pasar Kencong melakukan Gugatan Class Action Kepada Bupati MZA Djalal. Untuk menghindari kegaduhan lebih lanjut, akhirnya perwakilan pedagang sebanyak enam orang dipersilakan masuk ke PN Jember untuk menyerahkan gugatan. Mereka adalah H. Azizi, ketua P3K, Soleh, Maeran, Marvin, Muh. Badir, dan Cholilurrohman. Para pedagang langsung diterima Hariyanto, panitera muda perdata PN Jember. “Alhamdulillah, kami sudah mendaftar. Ini sudah dapat nomor laporan gugatannya,” jelas H. Azizi, ketua P3K saat ditemui sejumlah wartawan usai menyerahkan gugatan kemarin. Gugatan para pedagang diregister dengan nomor 104/ PDT/2012/ PN.JR. Dalam gugatan tersebut, ada lima poin yang dituntut oleh para pedagang. Para pedagang menuntut ganti rugi sebesar Rp 75,492 miliar. Nilai tersebut diperoleh dari

ADA APA LAGI

nilai rata-rata kerugian minimal yang dialami pedagang selama pindah ke penampungan pasar di timur Kecamatan Kencong. Sehari minimal rugi Rp 50 ribu. Jumlah tersebut dikalikan 30 hari, dikalikan 12 bulan selama enam tahun. Lalu, dikalikan dengan jumlah 699 pedagang yang ada di Pasar Kencong lama. Pedagang juga menuntut masalah retribusi dengan kerugian ditaksir mencapai Rp 2,264 miliar. Jika dirata-rata, setiap pedagang ditarik Rp 1.500/hari, dikalikan jumlah pedagang 699 orang, dikalikan selama enam tahun. Penarikan mulai Januari 2006-Januari 2012. Para pedagang juga menggugat Pemkab Jember agar mengembalikan uang sebesar Rp. 2,564 miliar yang sudah telanjur diberikan kepada CV Bintang Suroyya selaku investor awal yang hendak membangun Pasar Kencong baru. Mereka juga menggugat bupati untuk melaksanakan pemban-

gunan Pasar Kencong yang telah terbakar di lokasi pasar lama yang saat ini digunakan untuk Alun-Alun Kencong. “Karena di sana adalah tanah milik Pemkab Jember,” kata H. Azizi. Hal ini, kata dia, sesuai dengan rekomendasi DPRD Jember. Namun, pedagang juga memasukkan DPRD Jember sebagai tergugat karena pernah mengeluarkan rekomendasi kepada Pemkab Jember agar membangun Pasar Kencong di lokasi lama yang terbakar. Tetapi, DPRD Jember sama sekali tidak mengawal rekomendasi tersebut dan membiarkan Pemkab Jember membangun di lokasi yang baru. H Azizi berharap, dengan adanya gugatan tersebut, para pedagang bisa mendapatkan keadilan. Sebab, selama ini pedagang dizalimi Pemkab Jember dengan menempatkan para pedagang di tempat penampungan yang sangat tidak layak selama tujuh tahun lebih. (ram/aro/har/jpnn)

Pemilik Sinar Mutiara Jadi Pengepul Togel

Ngaku Wartawan Radar, Tembak Para Pejabat BONDOWOSO - Para pejabat di lingkungan Kabupaten Bondowoso yang kebetulan sedang rapat dinas di Kantor Bappekab Bondowoso, mendapat rayuan maut berupa kiriman SMS dan telepon dari seseorang yang mengaku wartawan Jawa Pos Radar Jember, Senin pagi kemarin (12/11). Oknum yang mengaku wartawan Radar Jember itu minta agar para pejabat tersebut segera mengirimkan sejumlah uang. Yang lucu, oknum ini tak mau ketemu langsung. Melainkan, minta agar pejabat tersebut segera mentransfer sejumlah uang pada dirinya. Alasan oknum yang mengaku wartawan Radar Jember (RJ) tersebut tersebut adalah untuk membiayai salah satu wartawan dari Bondowoso yang sedang menjalani operasi kanker otak di RS Dr Soetomo Surabaya. “Saya awalnya di-SMS. Lalu ditelpon. Orang yang mengaku wartawan Radar Jember itu meminta kiriman uang dengan cara ditransfer,” ungkap Sekretaris Bappekab Eko Rusmanto kemarin. Tidak itu saja, SMS dan telepon dari pemilik nomer ponsel 081333109xx, itu nyasar ke HP milik Ida, salah satu kepala bidang (Kabid) di Bappekab. Isinya sama, meminta kiriman uang. ”Saya juga diminta segera kirim uang. Sebab, ada teman wartawan Bondowoso yang sakit,” kata Ida. Untungnya, sejumlah pejabat itu tak percaya begitu saja jika wartawan Radar Jember bersikap seperti itu. Karena bersikap akan menolak itulah, oknum tersebut malah mengumpat dengan kata-kata kurang sopan. Sikap ini makin menguatkan keyakinan para pejabat ini jika oknum tersebut bukan dari Radar Jember. Sehingga, Ida menutup HP-nya. ”Sebelum HP saya matikan, saya sempat mengatakan pada oknum itu jika wartawan Radar Jember tak mungkin bersikap seperti itu,” katanya. Apalagi, dia sangat mengenal wartawan Radar Jember yang bertugas di Bondowoso. ”Jadi, saya tidak mau melayani SMS dan menelpon telepon tersebut. Pengalaman serupa ternyata juga dialami Suhri, Kabid Pendidikan Menengah di Dispendik Bondowoso. Saat sedang rapat dinas di Kantor Bapekab Bondowoso, dia juga mendapatkan SMS dan telepon dari orang yang sama. (eko/hdi/jpnn)

HERU PUTRANTO/RADAR JEMBER/JPNN

KAWAL GUGATAN: Pedagang Pasar Kencong mendatangi Pengadilan Negeri (PN) Jember untuk menyerahkan gugatan class action terkait penelantaran pedagang Pasar Kencong.

JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN

DIPERIKSA: Ali Mansyur, tersangka sabu-sabu saat dimintai keterangan oleh Kasatreskoba Polres Jember AKP Edy Sudarto di ruang Reskoba kemaren

Oknum LSM Simpan Sabu JEMBER – Satreskoba Polres Jember berhasil membekuk Ali Mansur, 38, warga Dusun Balung Lor, Desa/Kecamatan Balung yang kedapatan membawa narkotika jenis sabusabu. Tersangka yang mengaku sebagai anggota LSM Forum Peduli Rakyat (FPR) ini, ditangkap di depan pertokoan Roxy Sempusari, Kecamatan kaliwates saat akana mengantar sabu-sabu pesanannya sekitar pukul 14.30. Saat ditangkap anggota polisi, tersangka tidak bisa mengelak. Apalagi, polisi berhasil

mengamankan sabu-sabu dari celana tersangka, seberat 0,40 gram. Sebagai barang bukti, polisi juga mengamankan, sepeda motor Kawasaki Ninja warna hijau dan 1 handphone Nokia. Selanjutnya, tersangka dikeler ke Ruang Reskoba Polres guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Menurut tersangka, dirinya mengaku hanya sebagai kurir (pengantar, Red) sabu-sabu saja. Itupun dilakukan belum begitu lama. “Saya nggak lama kok Pak jadi kurir. Ya barubaru saja” kata tersangka di

depan petugas. Setiap selesai mengantar barang pesanan, tersangka mengaku mendapat bayaran Rp 50 ribu. Selama ini, tersangka menjadi kurir sabu-sabu dari temannya yang mengaku dari luar Jember. Sayangnya, saat petugas akan melakukan penangkapan terhadap pemilik sabu-sabu tersebut, ternyata orangnya sudah melarikan diri terlebih dahulu. “Kini pemilik sabu-sabu yang namanya sudah dikantongi petugas itu, sedang dilakukan pengejaran,” ujar AKP Edy Sudarto. (jum/wnp/jpnn)

KALIWATES – Gara-gara terlilit utang, Hadi Purnomo Candra, 59, warga Jalan Sentot Prawirodirjo 11/17 Keluarahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates harus meringkus dalam sel tahanan Mapolsek. Tersangka yang setiap hari membuka toko “Sinar Mutiara” di Jalan Sultan Agung (depan Masjid Jamik) ini tertangkap basah saat merekap togel (toto gelap). Penggerebekan tersangka ini dipimpin langsung Kapolsek Kaliwates AKP Noermala bersama beberapa anggotanya. Penggerebekan terhadap pemilik Toko “Sinar Mutiara” ini membutuhkan waktu cukup lama. Awalnya, tersangka mengelak kalau dirinya menjadi pengepul togel. Memang, tersangka ini cukup lihai dalam menutupi perbuatannya. Bahkan, saat akan dikeler ke Mapolsek Kaliwates, istri tersangka langsung menangis. Tidak itu saja, tersangka sempat menolak jika dibawa dengan menggunakan mobil polisi. Tersangka justru mau dikeler ke Mapolsek kalau menggunakan mobil pribadi anggota. Akhirnya, Noermala yang belum lama menjadi Kapolsek Kaliwates ini mencari mobil pribadi jenis Panther. Sesampai di ruang penyidik Mapolsek, tersangka juga masih

berbelit-belit dan tidak mengakui kalau bertindak sebagai pengepul. Te r s a n g k a h a n y a m e n gatakan, menerima titipan togel dari teman-temannya dan hanya sebatas sebagai pembeli. Tetapi polisi tidak percaya begitu saja. Saat polisi melakukan penggeledahan, polisi menemukan barang bukti berupa rekapan togel yang dimasukkan dalam dompet miliknya. Dengan bukti yang ada, polisi memiliki bukti kuat untuk menjerat tersangka. Tersangka rupanya banyak kenal dengan pengepul togel, karena di dalam dompet juga ada nama beberapa pengepul berikut dengan nomor handphone. Menariknya, di dalam rekapan yang ditemukan, polisi mendapati jika tersangka dalam sehari bisa menghabiskan uang untuk beli togel sebesar Rp 500 ribu. Kepada polisi, tersangka mengaku banyak hutang, setelah ditipu oleh beberapa pengepul yang tidak mau bayar. Sehingga, terpaksa tersangka yang nomboki kalau ada titipan togel dari orang yang nomornya tembus. Tersangka mengaku mempunyai hutang dari judi togel lebih dari Rp 9 juta.(jum/wnp/jpnn)

Melihat Aktivitas Anak-Anak Penarik Amal Jalanan di Jember

Uang Disetor ke Panitia, Dapat Komisi 45 Persen Sejumlah anak-anak yang menjadi penarik sumbangan di kawasan kota Jember belakangan semakin marak. Mereka biasa beroperasi di persimpangan jalan dan tempattempat keramaian serta tempat ibadah. RULY EFENDI Jember SEPERTI yang dilakukan Andik, misalnya. Bocah yang diperkirakan berusia 10 tahun asal Mumbulsari mengaku setiap hari rutin beroperasi di Jl. PB. Sudirman, tepatnya di depan lampu merah SMPN 2 Jember. Setiap hari dia mengedarkan kotak amal untuk meminta sumbangan dari para pengendara kendaraan bermotor yang sedang melintas di jalan tersebut. Andik mengaku, uang yang dikumpulkan dari pengendara tersebut, nantinya disetor ke salah seorang pengurus pembangunan masjid

yang ada di daerah tempat tinggalnya. Dari uang yang dia setorkan kepada panitia, dirinya mendapat imbalan sebesar 45 persen dari total yang disetorkan. “Ya kalau saya dapat seratus ribu, buat saya sendiri empat puluh lima ribu, Mas,” ujarnya, sambil tersipu malu. Serupa dengan Andik, Yayan, bocah penarik sumbangan yang juga beroperasi di sekitar SMPN 2 Jember, mengaku setiap harinya dia mampu memperoleh uang sebesar seratus ribu lebih. “Setiap harinya, kalau seratus saya dapat, Mas. Bahkan kadang lebih,” akunya. Yayan yang beralamatkan di Desa Tamansari, Mumbulsari, tersebut, mengaku setiap hari dia dan rekan-rekannya diantar dan dijemput oleh salah seorang yang diakuinya sebagai panitia pembangunan masjid. “Berangkat dan pulangnya saya diantar Mas. Diturunkan di Jembatan Kembar, nanti pulangnya juga dijemput di sana,” ujarnya. Terpisah, saat ditemui di kantornya akhir pekan lalu, Murtadlo, sekretaris Dinas Sosial

RADAR JEMBER/JPNN

RUTIN BEROPERASI: Andik menenteng kotak amal di depan lampu merah SMPN 2 Jember.

Jember, tidak membenarkan adanya penarikan sumbangan tanpa seizin dari dinas

sosial. “Tidak boleh meminta sumbangan tanpa ada izinnya,” ujarnya.

Padahal, anak-anak penarik amal itu selama ini juga beroperasi di sekitar dinas sosial. Tetapi, tidak pernah ada tindakan dari pihak berwenang, termasuk Satpol PP Jember. Murtadlo menjelaskan, ketentuan harus ada izin dari dinas sosial itu ditetapkan untuk meminimalisasi penyalahgunaan sumbangan. Dia mengaku, dinas sosial pernah menangkap dan mendata orang-orang penarik sumbangan yang datang ke kantornya. “Dulu pernah ada orang bawa kotak amal ke sini. Kami tanya izinnya, ternyata tidak ada. Setelah kami data dan lakukan pembinaan, akhirnya kami panggil orang yang menyuruhnya,” ujarnya. Dikatakan dia, pihak dinas sosial sebenarnya bisa mengakomodasi penarik sumbangan tersebut dengan mengarahkan kepada para donator. “Jika mereka seizin kami, tentunya akan kami bantu mengarahkan kepada para donatur, bahkan lembagalembaga amil zakat yang sekarang ada,” tambahnya. (har/jpnn)


38

Selasa 13 November 2012

Sekretariat KONI Mangkrak

GALIH COKRO/RaBa

SUMBANG EMAS: Cabang olahraga senam meraih satu medali emas dalam pekan olahraga daerah (Popda) yang berakhir kemarin.

Hanya Naik Satu Strip Peringkat Banyuwangi Pada Popda 2012 BANYUWANGI - Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) IX Surabaya berakhir kemarin (12/11). Ajang dua tahunan tersebut menghadirkan cerita baru bagi kontingen Banyuwangi. Meski raihan juara umum dan ambisi masuk 10 besar klasemen akhir perolehan medali masih menjadi mimpi, setidaknya duta olahraga Banyuwangi bisa memperbaiki catatan yang pernah diukir di ajang yang sama dua tahun lalu. Di ajang Popda IX yang baru berakhir kemarin tersebut, kontingen Banyuwangi memperbaiki posisinya. Bila di arena Popda VIII di Nganjuk, Banyuwangi berada di posisi 15, kini posisinya sedikit terkatrol ke posisi 14. Dalam even dua tahunan di Kota Pahlawan, Banyuwangi mampu membuku-

Perolehan Medali Banyuwangi 1. Atletik 2. Pencak silat 3. Basket putri 4. Voli putra 5. Senam

2 emas, 1 perak, 2 perunggu 1emas, 1 perak, 3 perunggu 1 perak 1 emas 1 emas

kan lima medali emas, tiga perak, dan enam medali perunggu. Sedangkan juara umum tetap menjadi milik tuan rumah, Surabaya. Capaian itu sekaligus menjadikan Surabaya sebagai juara umum untuk kali kedua sejak popda di Nganjuk dua tahun lalu. Lima cabang olahraga menjadi penyumbang medali bagi kontingen Banyuwangi. Di cabang atletik, berhasil menyumbangkan dua medali emas, satu perak dan dua perunggu. Rendiyana Putra merebut dua medali di ajang popda kali ini. Di nomor 100 meter dia me-

nyumbangkan medali emas dan perak saat turun di kelas 200 meter. Sedangkan medali emas lainnya disumbangkan Nikmatul dari nomor 400 meter putri. Dan dua medali perunggu dihasilkan Prasetya Adi di nomor 400 meter putra dan David Ali dari nomor 400 meter putra. Hasil ini sekaligus membuat target cabang atletik merebut medali emas di ajang ini terpenuhi. “Kami targetkan minimal 2 medali emas. Di popda akhirnya bisa terpenuhi juga. Hasil ini patut disyukuri,” ujar Agus Sujiono, pelatih atletik Banyuwangi. Selanjutnya, ada pencak silat yang turut menyumbangkan lima medali. Rinciannya satu medali emas, satu perak, dan tiga perunggu. Berikutnya ada cabang bola basket putri yang menyumbangkan medali perak. Dua cabor lain, yakni bola voli putra dan senam, turut menyumbang masingmasing satu medali emas. (nic/c1/als)

IPSI Gagas Kejurkab Antar Pelajar BANYUWANGI - Cabang pencak silat menjadi salah satu mesin pendulang medali dalam berbagai kejuaraan. Terakhir, di pentas Popda IX Surabaya yang berakhir kemarin, kontingen pencak silat Banyuwangi sukses membukukan satu medali emas, satu perak, dan tiga perunggu. Capaian itu membuat silat sebagai cabang olahraga berprestasi di Banyuwangi. It u m e n j a d i p e k e r j a a n rumah besar bagi pengurus IPSI Banyuwangi. Prestasi yang dicapai ini tentu tidak ingin membuat kepengurusan seolah terlena dengan apa yang telah diraih. Untuk terus mempertahankan prestasi tersebut, induk semang olah raga pencak silat ini berencana menggeber kejuaraan silat antar kabupaten (kejurkab) dalam waktu dekat. Sekretaris IPSI Banyuwangi, Mukayin mengatakan, kejurkab yang digagas IPSI dijadwalkan dilaksanakan Desember mendatang. Even yang bertalian dengan peringatan Hari

NIKLAAS ANDRIES/RaBa

KONSISTEN: Keberhasilan cabang pencak silat meraih lima medali di arena Popda membuat pengurus IPSI kian giat menggelar even kejuaraan.

Jadi Banyuwangi ke-241 ini sekaligus merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa yang digelar beberapa waktu lalu.

“Bila sebelumnya kejurkab dimainkan untuk kategori sekolah dasar dan antar perguruan. Kali ini even yang

sama akan dilaksanakan untuk kategori SMP dan SMA,” bebernya. Meski memastikan akan menggelar kejurkab Desember mendatang, pentolan perguruan PSHT Banyuwangi ini belum merinci tanggal pastinya. Dia beralasan masih menunggu momen yang pas untuk bisa menggelar kejurkab ini nanti. Termasuk mempertimbangkan aspek peserta yang mayoritas pelajar dengan menyesuaikan dengan kalender pendidikan. Di sisi lain, kejurkab ini sekaligus akan menjadi sarana pemantauan atlet proyeksi porprov mendatang. Bukan mustahil, potensi calon skuad pencak silat proyeksi Porprov IV di Madiun bisa lahir dan ditemukan di ajang ini. (nic/c1/als)

BANYUWANGI - Keinginan pengurus KONI Banyuwangi segera hijrah dan menggunakan kantor baru di Kelurahan Pandrejo, Banyuwangi, sepertinya belum kesampaian dalam waktu dekat. Pasalnya, meski sudah dipoles dan mendapat sentuhan dana APBD, nyatanya bangunan yang dikerjakan lewat paket penunjukan langsung (PL) senilai Rp 100 juta itu belum bisa digunakan. Alhasil, meski sudah sebagian bangunan gedung bekas UPTD Dinas Pendidikan itu terlihat cantik, nyatanya bangunan itu kini dalam kondisi mangkrak. Pagar bangunan itu masih terlihat kusam. Bahkan, rumput liar tumbuh subur mengelilingi bangunan bercat abu-abu tersebut. Hal itu tentu saja membuat pengurus KONI harus betah dan akan lebih lama lagi tinggal di ruang kerja Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko. Sebab, selama ini ruang kerja pria yang juga ketua umum KONI itu menjadi home base pengurus KONI. Bendahara KONI, Mandiri Warang Agung, saat dihubungi koran ini menyatakan, pembangunan kantor KONI memang belum seratus

GALIH COKRO/RaBa

TAK TERURUS: Rumput liar tumbuh subur di sekitar Kantor KONI Banyuwangi di Kelurahan Panderejo.

persen rampung. Dia menyebut anggaran di tahun 2012 memang baru ditujukan pembangunan fisik. Bahkan, meski telah diguyur anggaran, beberapa bagian bangunan, seperti pagar dan kamar mandi, belum tersentuh proses perbaikan. Agung menyebut, untuk menyempurnakan kondisi bangunan calon kantor sekretariat KONI tersebut minimal dibutuhkan satu kali anggaran

lagi. Itu tidak hanya untuk bangunan, tapi juga pendukung bangunan, seperti meja dan kursi. Di tahun anggaran 2012, perlengkapan pendukung seperti meja dan kursi belum dianggarkan. Politisi asal PKS itu menyatakan, pengadaan mebeler masih menunggu kepastian anggaran dari APBD. “Mungkin 2 0 1 3 b i s a d i a n g g a r k a n ,” ujarnya. (nic/c1/als)

Dana Delapan Cabor Tak Kunjung Cair SEMENTARA itu, preseden buruk olahraga di Banyuwangi juga tidak hanya datang dari mangkraknya kantor sekretariat KONI Banyuwangi. Masalah berlarut-larutnya pencairan dana bagi delapan cabang olahraga yang tersendat juga hingga kini belum jelas kapan bisa dicairkan. Padahal, tahun anggaran 2012 tinggal satu bulan lagi. Delapan cabor yang kini masih menunggu kucuran dana APBD adalah cabang panjat tebing, PABBSI, PBSI, Pelti, PJSI, PSTI, POSSI, dan Taekwondo Indonesia. Sejauh ini, cabor-cabor tersebut masih menunggu mekanisme

pencairan dana yang masih berlangsung di meja birokrasi di Pemkab Banyuwangi. Informasi yang berkembang menyebutkan, macetnya proses pencairan itu disebabkan masih menunggu paraf dan acc dari bupati. Bendahara KONI, Mandiri Warang Agung mengatakan, proses pencairan dana itu masih berlangsung. Hanya saja dia tidak memberikan pastinya sampai dimana tahapan telah dilalui oleh proposal yang kini belum menerima bantuan tersebut. “Boleh jadi selangkah lagi dana itu bisa cair,” katanya. Politisi asal PKS itu pun

menyebut bisa sampai tidak bisa cair boleh jadi kasus ini bisa menjadi preseden buruk bagi dunia olahraga di Banyuwangi. Kalau pun bisa dicairkan, menilik waktu yang ada pun pada bulan November disebutnya juga bukan waktu ideal untuk bisa menggunakan dana tersebut secara maksimal. Soal kabar proposal itu ada di meja bupati, Agung menyatakan hal itu bisa saja. Kesibukan bupati boleh jadi keberadaan dokumen itu kini berbaur bersama dengan dokumen lain. “Mungkin masih bersama dokumen lainnya,” katanya. (nic/als)


BERITA UTAMA

Selasa 13 November 2012

39

HALAMAN SAMBUNGAN

Februari Bakal Mutasi Kembali n MENDADAK... Sambungan dari Hal 29

Pelantikan itu seolah menjawab pertanyaan sejumlah pihak terkait banyaknya pos stra tegis di jajaran pemkab yang diisi para pejabat berstatus pelaksana tugas (Plt). Sebab, da lam pelantikan sore itu, beberapa pejabat yang sebelumnya berstatus Plt langsung diangkat menjadi pejabat definitif di pos masing-masing. Pos yang kini ditempati pejabat definitif, di antaranya Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU)

Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Wilayah, Mudjiono; Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda), Suyanto Waspo Tondo; Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT), Abdul Kadir; dan Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan (DKP), Arief Setiawan. Beberapa pejabat yang menempati pos baru adalah Wiyono, Iskandar Azis, Syai ful Alam Sudrajat, dan Agus Siswanto. Wiyono yang sebelumnya menjabat kepala Ba dan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Ba-

kesbangpol & Linmas), kini dipercaya menakhodai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Jabatan kepala Bakesbangpol yang ditinggalkan Wiyono ditempati Iskandar Azis. Posisi kepala Din sos nakertrans setelah ditinggal Iskandar Azis kini ditempati Syaiful Alam Sudrajat. Sebelumnya, Syaiful Alam bertugas sebagai staf ahli bupati. Sementara itu, Agus Siswanto yang sebelumnya menjabat kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) kini didaulat

menempati pos baru sebagai kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Posisi kepala Dishubkominfo belum diisi pejabat definitif. Selain para pejabat teras di lingkungan pemkab, ratusan pejabat lain juga mengalami mutasi. Total, pejabat eselon II, III, dan IV, yang dimutasi mencapai 140 orang. Mereka terdiri atas staf kecamatan, lurah, dan lain-lain. “Pelantikan dan rotasi jabatan ini kita lakukan untuk refresh organisasi yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja Pemkab

Sebelumnya Sudah Mencekal Enam Lagu n DUA... Sambungan dari Hal 29

“Setelah dipelajari, ternyata dua lagu berbahasa Osing dan satu lagu campursari tersebut memang melanggar peraturan KPI tentang Pedoman Perilaku Pe nyiaran (P3) dan Standar Program Siar (SPS),” ujarnya saat berkunjung ke kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi di Jalan Yos Sudarso 89C Banyuwangi siang kemarin (12/11). Menurut Surya Aka, dalam peraturan tersebut disebutkan, lirik lagu harus melalui sen-

sor Badan Sensor Film (BSF) dan tidak boleh vulgar dalam menyampaikan misi, khususnya berkaitan masalah seks. “Nah, lagu berjudul Roti Kempit, Duren Pecah Tengah, dan Kebelet itu liriknya terlalu vulgar,” paparnya diamini satu komisioner KPID yang lain, M. Dawud. Oleh karena itu, lanjut Surya, KPID Jatim melarang seluruh radio dan televisi yang beroperasi di Jatim me nayangkan tiga lagu tersebut. Sebab, selain melanggar peraturan, lagu-lagu itu berpotensi

merusak moral generasi muda. “Kalau ada (televisi atau radio) yang nekat menayangkan tiga lagu tersebut, akan kita beri sanksi. Sanksi teringan adalah peringatan, sedangkan sanksi terberat program acaranya kita tutup,” tegasnya. Surya menambahkan, masyarakat yang mengetahui radio atau televisi yang menayangkan lagu berjudul “Roti Kempit”, “Duren Pecah Tengah”, maupun lagu berjudul “Kebelet” bisa melapor ke KPID. Laporan bisa dilayangkan melalui website atau melalui layanan pesan singkat

di nomor 081234422000. “Selain itu, KPID juga sudah menerjunkan tim pemantau di delapan wilayah yang tersebar di seantero Jatim,” tuturnya. Sementara itu, sebelum mencekal tiga lagu tersebut, KPID su dah mencekal enam lagu lain, di antaranya tiga lagu bernuansa seks, yakni “Hamil Duluan”, “Pengen Dibolongin”, Mobil Bergoyang”. Dua lagu lain yang dicekal berjudul “Lubang Buaya” dan “Watu Cilik”. Satu lagu lain, yakni “Iwak Peyek” versi Sodiq, dianggap jorok. (sgt/c1/bay)

Baru Tahu Lima Hari Kemudian n SISWA... Sambungan dari Hal 29

Rahmat yang masih berstatus pelajar SLTP itu mengaku baru tahu lima hari kemudian bahwa motornya digunakan ketiga terdakwa untuk membunuh dua

korban. Sebab, saat itu beberapa anggota polisi datang ke rumahnya dan menyita motornya. “Saya diberi tahu polisi bahwa motor saya digunakan para terdakwa ke rumah korban saat pembunuhan,” ujarnya. Kepada majelis hakim, Rah-

mat mengaku tidak menerima uang sepeser pun saat motornya dipinjam para terdakwa. Hanya saja, sebelum motor dikembalikan, oleh Yazid sempat diisi bensin sebanyak satu liter. “Yazid memberi tahu motor saya diisi bensin satu liter,” ungkapnya.

Mengenai kasus pembunuhan yang dilakukan ketiga terdakwa, Rahmat mengaku tidak tahu sama sekali. Dirinya mendengar ada pembunuhan di Dusun Pandan, Desa Kembiritan, sehari setelah motornya dipinjam ketiga temannya itu. (abi/c1/bay)

Hanya Berteman dengan Pengendara Motor n DIKIRA... Sambungan dari Hal 29

Sejurus kemudian, me re ka bertiga menyebar. Nah, ternyata satu orang di antaranya tepergok memasuki rumah warga. Saat itu, pria yang diketahui bernama Deni terlihat duduk-duduk di atas kendaraan. Beruntung, salah satu warga melihat gelagat kurang baik pria tersebut. Seketika itu, warga lang sung berteriak maling. Mendengar teriakan itu, warga langsung berdatangan dan be-

rusaha mencari pelaku yang melarikan diri. Upaya warga menangkap pelaku membuahkan hasil. Berdasar ciri-ciri fisik, pelaku tersebut tengah berada di dalam warung yang lokasinya sejauh 700 meter dari lapangan. Lantaran curiga, warga langsung menangkap beramai-ramai dan membawa pelaku ke rumah kepala desa setempat. ‘’Pak, ini malingnya sudah ketemu,’’ ungkap Kades Bedewang, Agus Salim, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, kemarin.

Saat diamankan, kata dia, pria tersebut bersikukuh tidak melakukan perbuatan pi dana. Dia cuma berteman dengan beberapa orang yang me ngendarai sepeda motor ber samanya tersebut. “Dia nggak mau mengakui. Yang lain melarikan diri,” terangnya. Agus Salim menceritakan, dalam beberapa hari terakhir, warganya banyak yang kehilangan sepeda motor. Karena itu, warga sangat emosional ketika ada informasi maling tertangkap. ‘’Tiga hari sebelumnya banyak

sepeda motor hilang,’’ katanya. Kapolsek Songgon AKP Ali Ashari mengatakan, pria tersebut langsung dibawa ke Polres Banyuwangi. ‘’Malam itu juga dibawa ke polres. Silakan tanya ke polres. Kalau nggak salah namanya Deni,” tandasnya. Kanitreskrim Polsek Songgon Aipda IGM Kodana menjelaskan, pria tersebut bukan pencuri. ‘’Salah dugaan. Orang kebingungan dikira mencuri. Mulai tadi malam dia sudah dipulangkan ke rumahnya,” jelas Kodana. (ton/c1/aif)

Jaksa Tegas Menuntut Hukuman Mati n BERSIKUKUH... Sambungan dari Hal 30

“Saya hanya akan menanggapi unsur-unsur dalam pasal (Pasal 340 jo Pasal 55 ayat 1) yang diterapkan itu tidak me menuhi,” katanya kemarin (12/11). Pengacara terdakwa menyebut, unsur dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dulu, dan unsur orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan dalam kasus ini tidak terpenuhi. “Jaksa

mengesampingkan keterangan saksi Haidori Setiawan dan Andi Azis,” ujarnya. Dalam keterangannya di hadapan majelis hakim, lanjut dia, dua saksi yang juga terlibat dalam kasus pembunuhan itu telah mencabut keterangannya dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Apalagi, keterangan dalam penyidikan di kepolisian tidak disumpah. “Keterangan di pengadilan itu tidak disumpah, dan dua saksi mencabut keterangannya di BAP,” jelasnya.

PH terdakwa juga menyampaikan, Haidori dan Andi Azis juga membeberkan bahwa yang melakukan pembunuhan dan membakar tiga korban adalah Siwan yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Seperti diberitakan sebelumnya, jaksa penuntut umum (JPU) Hari Utomo SH tidak mau ampun dengan terdakwa Muhamad Ali Hinduan alias Habib, 44. Dalam repliknya, jaksa menolak pleidoi (pembelaan) yang disampaikan penasihat hukum

terdakwa. Jaksa Hari Utomo menyebut pleidoi yang di sampaikan PH terdakwa ha nyalah kesim pulan sendiri dan tidak melihat fakta-fakta yang ada. Jaksa menyebut, pencabutan keterangan dalam berkas berita acara pemeriksaan (BAP) dari Haidori Setiawan dan Andi Azis dianggap tidak sah. Sehingga, keterangannya sebagai saksi dianggap masih berlaku. “Kami tetap menuntut pidana mati,” pintanya. (abi/c1/bay)

Rajin Posting Lukisan Lewat Blog n PAHLAWAN... Sambungan dari Hal 30

Selain itu, Eger juga termasuk so sok seniman yang melek teknologi. Latar belakang sebagai seorang sarjana teknik

membuatnya aktif dalam mempromosikan karya seni melalui internet. Selain aktif pada jejaring sosial dunia maya, Eger juga rajin memajang lukisan kar yanya dalam media blog internet. Yang terakhir, muncul kabar

yang bikin banyak kalangan dan pelaku seni di Bumi Blambangan tercengang dengan sosok Eger. Meski tidak tahu seberapa besar kadarnya, ada yang mengabarkan bahwa almarhum Eger dikabarkan buta warna. ‘’Kakaknya menga-

takan, almarhum Eger itu sebenarnya buta warna. Saya kaget sekali. Bila itu (buta warna) benar, Eger itu seniman yang luar biasa. Dengan keterbatasan, dia mampu berkaryasedemikianhebatnya,”ujar pelukisS.YadiK.(c1/bayusaksono)

Semua Mahar Disamakan Rp 35 Ribu n TERTUA... Sambungan dari Hal 29

Meski sudah berumur lanjut, mereka terus bergandengan tangan. Raut wajah mereka yang keriput itu masih tampak semringah. Dengan jalan yang mantap, iring-iringan pasangan pengantin itu menuju MAB diiringi rebana. Mereka langsung menuju masjid guna melangsungkan akad nikah. “Kita periksa dulu identitasnya,” cetus kepala KUA Kecamatan Kalipuro H. Lukman. Sebagai pembuka pernikahan masal tersebut, pasangan Suparmin, 74, dan Saniyah, 65, yang mendapat giliran pertama dinikahkan. Menggunakan bahasa Jawa, warga Desa Secang Wadung, Kecamatan Kalipuro, itu membaca ijab kabul yang dipandu Kepala KUA Lukman. “Bagaimana saksi, apakah sah?” tanya Lukman dan disambut “sah” secara koor oleh para saksi dan warga. Lantaran banyak pasangan pengantin yang sudah berusia lanjut, tidak jarang yang keliru. Sehingga, penghulu yang menikahkan harus berulang kali melatih mereka. “Nanti ikuti

saya saja ya,” pinta Lukman yang sesekali menggoda pasangan pengantin. Dari 20 pasangan yang mengikuti nikah masal tersebut, sebagian besar berusia lanjut. Pasangan pengantin itu sebenarnya sudah lama melangsungkan pernikahan meski secara siri. “Yang ikut nikah masal ini 20 pasangan. Semua warga Kecamatan Kalipuro,” terang Kepala KUA Kalipuro Lukman. Pernikahan masal yang digelar KUA Kalipuro bersama GOW Kabupaten Banyuwangi itu yang tertua adalah pasangan Suparmin, 74, dan Saniyah, 65. Pasangan yang paling muda adalah Hendrik Santoso, 24, dan Wiwik Mujiyati, 22, asal Desa Wangkal, Kecamatan Kalipuro. “Saya sudah tua. Saya pikir dengan siri saja sudah cukup,” cetus Suparmin kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Masalah dana juga menjadi kendala bagi pasangan tersebut untuk melangsungkan per n ikahan. Hanya sebagai buruh, Supar min mengaku tidak kuat bila harus mengurus biaya pernikahan melalui KUA. “Nikah lewat KUA pakai dana. Itu yang aku tidak mampu,” sebutnya. Suparmin mengaku, sebelumnya sudah

melangsungkan nikah siri pada tahun 2000. Saat nikah siri, dirinya berstatus duda dan istrinya berstatus janda beranak tiga. “Saya sudah tua, kayaknya tidak akan punya anak lagi,” katanya sambil tertawa lebar. Mahar dalam pernikahan itu di se ragamkan, yaitu berupa peralatan salat dan uang tunai sebesar Rp 35 ribu. Mahar ini berasal dari GOW Kabupaten Banyuwangi. “Uang Rp 35 ribu yang menjadi mahar ini ada sejarahnya,” cetus Ketua GOW Banyuwangi Ny. Minuk Yusuf Widiyatmoko. Angka 35 yang digunakan sebagai mahar berasal dari tanggal, bulan, dan tahun, dilaksanakan pernikahan masal ini. “Sekarang ini (kemarin) tanggal 12, bulan 11 (November), dan tahun 12 (2012), kalau ditambahkan jumlahnya 35,” jelasnya. Pernikahan masal yang digelar sebagai peringatan Hari Ibu ini, lanjut dia, sebagai upaya meminimalkan angka pernikahan secara siri. Ini sesuai program GOW Banyuwangi yang menyentuh masyarakat. “Nikah siri memang sah berdasar agama, tapi juga perlu nikah resmi lewat KUA,” cetusnya. (c1/bay)

Banyuwangi,” ujar Bupati Anas. Bupati Anas mengimbau para pejabat yang ditempatkan di pos baru segera me nyesu aikan diri. “Mereka yang ditempatkan di pos baru sesuai yang diharapkan, tunjukkanlah prestasi. Bagi mereka yang ditempatkan di pos

yang dianggap kurang menye nangkan, ya juga harus me nunjukkan peningkatan prestasi. Dengan begitu, pada gelombang mutasi selanjutnya bisa ditempatkan di pos sesuai yang diharapkan,” pinta Anas. Bupati Anas menambahkan, sekitar Februari tahun depan

mutasi akan kembali dilakukan di lingkungan Pemkab Banyuwangi, khususnya di pos jabatan kuasa pengguna anggaran. “Kecuali posisi kepala BPBD. Posisi ini harus segera dilantik untuk mengantisipasi bencana yang berpotensi terjadi,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Toko mulai Banting Harga n KEPADATAN... Sambungan dari Hal 29

“Alhamdulillah, semua keluhan dapat diatasi tim TKHI Ba nyuwangi. Memang ada beberapa jamaah lanjut usia yang tidak mau makan tapi bisa diantisipasi dengan cara diinfus di maktab,” ujarnya. Sementara itu, setelah dua ming gu dari prosesi puncak haji selesai, Masjidilharam le-

bih nyaman digunakan para jamaah haji Banyuwangi. Jamaah yang melakukan iktikaf, tawaf, dan umrah pun semakin longgar. Hal itu berbeda saat jamaah baru sampai di Makkah. Waktu yang sangat mepet dengan wukuf membuat jamaah kebingungan. Maklum, saat itu Makkah sangat padat. Bahkan, setiap hari petugas kloter menemukan jamaah daerah lain tersasar akibat lupa jalan. “Jum-

lahnya sangat banyak. Maklum saat itu Makkah sangat padat, sehingga banyak orang bingung mencari jalan,” jelasnya. Sementara itu, berkurangnya ke padatan di Masjidilharam membawa dampak terhadap harga barang. Beberapa toko mulai banting harga, bahkan beberapa toko pakaian di Zamzam Tower atau Hilton yang di bawah jam raksasa pun mulai obral diskon hingga 50 persen. (*/c1/bay)

Ibu-ibu Ikut Emosi n APARAT... Sambungan dari Hal 31

Situasi semakin tegang saat warga adu mulut dengan aparat. Warga yang mulai emosional berusaha merobohkan bethek yang sudah terpasang. Meski mendapatkan teguran keras dari para petugas, warga tidak menggubris. ‘’Tolong

jangan sampai merusak,’’ teriak Kapolsek Muncar, Kompol Ary Murtini, berulang-ulang melalui megaphone di tengahtengah kerumunan orang kemarin. Warga mati-matian agar proyek tersebut distop. Teriakanteriakan bernada protes terus dilontarkan warga. ‘’Sampai mati pun, pembangunan IPAL di sini

nggak boleh. Warga semua resah,’’ cetus Suparno, warga Tratas. Bukan hanya kaum pria yang emosional dalam aksi protes tersebut, kalangan ibu-ibu juga emosi. ‘’Kami semua tidak takut. Belum apa-apa, rumah sudah retak-retak. Ganti rugi yang dijanjikan nggak ada buktinya,” teriak seorang perempuan. (ton/c1/aif)

Masih Sulit Dimintai Keterangan n TERTANGKAP... Sambungan dari Hal 31

“Pantauan terakhir, pelaku dan korban lari ke arah Kota Malinau atau menyeberang sekitar tiga jam dari Kota Tarakan menggunakan perahu,” terangnya. Setelah terdeteksi di Malinau, Kamis malam (8/1) petugas Polsek Genteng akhirnya berangkat menuju Kota Sa marinda dan dilanjutkan ke Tarakan. Dari Tarakan, polisi melakukan koordinasi dengan petugas polisi Malinau untuk memastikan keberadaan pelaku dan korban. “Begitu sudah pasti pelaku dan korban berada di sebuah tempat di Malinau, kita

lakukan penangkapan,” tandas kapolsek. Sementara itu, ditemui di Mapolsek Genteng, Novi Suryantina mengaku bahwa dia adalah kakak kandung korban. Dia nekat menculik adiknya sendiri karena selama ini Febriyanti sering dibawa lelaki dan sampai beberapa hari tak pulang ke rumah. “Daripada di sini sering dibawa laki-laki lain mending dia saya bawa pergi,” aku Novi dengan wajah kusut. Sayang, ketika ditanya lebih jau h m e n g e na i m o t i f n ya menculik adiknya tersebut, Novi sulit menjawab. Sarjana S1 lulusan sebuah perguruan tinggi swasta di Jember itu lebih banyak

diam sambil menundukkan kepala. Mengenai pengakuan Novi sebagai kakak kandung korban, Kapolsek Genteng Kompol Heru Kuswoto mengaku masih akan melakukan kroscek lebih lanjut. “Kita akan cek keluarga korban. Sebab, sampai sekarang kelihatannya pelaku masih stres dan sulit dimintai keterangan,” tandasnya. Diberitakan sebelumnya, Febriyanti seorang siswi sebuah SMP (bukan siswi SD seperti berita sebelumnya) di Genteng, tiba-tiba hilang saat pulang sekolah. Sayang, orang tuanya baru melapor ke Mapolsek Genteng dua pekan setelah kejadian. (azi/c1/aif)

Mau Nikah Wajib Tanam Pohon n BELAJAR... Sambungan dari Hal 40

Sehingga seluruh masyarakat Ka bupaten Situbondo juga mendapat hak untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis, minimal di tingkat Puskesmas. Di bidang lingkungan hidup, yang menarik adalah pe ngelolaan sampah lewat

bank sampah. Bank sampah me milah dan memilih sampah organik dan non organik. Sampah organik bisa di olah ulang. Sehingga bisa bernilai e k o n o m i s d e n ga n m e n g hasilkan pupuk organik. Di Situbondo masih belum bisa memaksimalkan bidang ini. Yang tak kalah menariknya, di Balikpapan ada strategi unik untuk membudayakan

orang menanam pohon. Yakni, setiap orang menikah wajib menanam lima pohon. Setiap orang melahirkan juga wajib menaman lima pohon. “Misalnya mau membuat akta kelahiran di Kantor Dinas Kependudukan ada pohon yang harus dibawa dan ini ha rus ditanam. Di KUA juga menyediakan pohon-pohon itu untuk ditanam,” imbuhnya. (pri/als)

Rugi Rp 330 Juta Per Jam n LAYANGAN... Sambungan dari Hal 40

Menurut Arif, jaringan listrik di sejumlah titik padam akibat layangan hias menyentuh kabel. Hal itu menyebabkan beban listrik PLN bertambah besar, yakni sekitar lima megawatt. Jika dihitung, kerugian PLN mencapai sekitar Rp 330 juta per

jam. Nah, di beberapa wilayah, beban listrik yang ditimbulkan melebihi tiga jam. Karena itu, kerugian ditaksir sekitar Rp 1 miliar dalam semalam. “Kerugian materi seperti itu. Tetapi, yang paling merugikan adalah image di masya rakat. Seolah-olah listrik padam adalah hal biasa bagi PLN. Padahal, kita sangat

menghindari hal itu,” imbuh Mudhari. Data yang berhasil di kumpulkan, kebanyakan warga yang bermain layang-layang hias di malam hari tidak menjaga layang-layang mereka. Akibatnya, saat benang layangan mengenai kabel listrik, pe milik layang-layang tidak tahu. (rri/c1/als)

Minimal Dijadikan Nama Jalan n LIMA... Sambungan dari Hal 40

Nah, saat itu kaum santri mulai mendirikan pesantren, misalnya Pesantren Tebu Ireng dekat PG Cukir, Pesantren Lirboyo dekat PG Pesantren, Pesantren Sidogiri Candi di Pasuruan dekat PG Kedawung, dan Pesantren Nurul Jadid dekat PG Wanolangan. “Di Situbondo ada Pesantren Salafiyah Syafi’iyah yang berdekatan dengan PG Asembagus. Kala itu ada tujuh PG lain di

Situbondo. Penempatan para ulama itu juga tak lepas dari teropong supranutaral yang dilakukan KH. Hasyim As’yari dan KH. Mohammad Kholil, Bangkalan. Kenapa Kiai Syamsul dan Kiai As’ad berada di Situbondo? demikian juga dengan kiai-kiai lain di daerah lain?” tandasnya. Menurut Sukarso, cukup berat perjuangan Kiai As’ad dalam melakukan perlawanan se cara kultural. Sebab, kata dia, Situbondo termasuk pusat industri bikinan penjajah. Di

Asembagus, selain ada tujuh PG, juga ada pabrik kapas. Pasca kemerdekaan, jasa Kiai As’ad dalam ranah kebangsaan juga tidak kecil. “Makanya, saya sangat setuju kalau Kiai As’ad diusulkan mendapat gelar pahlawan. Itu sebagai wujud penghargaan kita. Minimal nanti jadi nama jalan. Jalan Kartini di pendapa kabupaten, misalnya,digantimenjadi Jalan KHR. As’ad Syamsul Arifin. Sayakira(alm)RAKartinitidakakan marah. Pasti juga setuju,” seloroh Sukarso. (pri/c1/als)

Polisi Dalami Penyebab Kecelakaan n LAKA... Sambungan dari Hal 40

Sementara itu, satu penumpang bernama Kadek Bima, 40, warga Desa Jayaraga, Kecamatan Singaraja, Bali, hanya mengalami luka ringan di wajah. Kasubag Humas Polres Si-

tubondo, AKP Wahyudi mengatakan, dua kecelakaan di dua lokasi berbeda yang menewaskan dua orang itu masih dalam penyelidikan. Menurut Wahyudi, semua kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut telah diamankan sebagai barang bukti (BB). Selanjutnya, pihaknya

akan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi terkait. “Setelah dilakukan evakuasi, kami langsung mengamankan kendaraan mereka. Selain itu, kami juga melakukan penyelidikan dan memeriksa saksisaksi untuk dimintai keterangan,” papar AKP Wahyudi. (rri/c1/als)


40

Selasa 13 November 2012

APA POLEH

Usul Kiai As’ad Jadi Pahlawan SITUBONDO - Perjuangan Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KHR As’ad Syamsul Arifin, dalam mengusir penjajah tidak bisa dipandang sebelah mata. Meski tidak pernah berharap diberi gelar pahlawan, tapi jasa-jasa putra KHR. Syamsul Arifin itu tak boleh dilupakan. Selama ini, orang banyak yang memahami bahwa pahlawan adalah orang yang gugur di medan perang. Padahal, jasa-jasa tokoh dan orang-orang pesantren tidak kalah besar dan bisa diberi gelar pahlawan. Itu bisa dilihat sejak zaman Wali Songo. Sembilan wali itu adalah pahlawan dan ratarata memilih pesisir sebagai lokasi dakwah. Salah satu alasannya, kaEDY SUPRIYONO/RaBa rena wilayah pesisir meSukarso rupakan pusat kegiatan ekonomi penjajah kala itu. Semua hasil rempah-rempah diangkut melalui jalur laut, sehingga wilayah pantai menjadi lokasi yang sangat strategis. “Di Surabaya ada Sunan Ampel, di Lamongan ada Sunan Drajat, di Tuban ada Sunan Bonang, di Gresik ada Sunan Giri dan Sunan Maulana Malik Ibrahim. Itu siasat kaum pesantren dalam menghadapi penjajah,” terang Ketua Forum Peduli Sejarah Situbondo (FPS2), Sukarso, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (12/11). Strategi kaum pesantren berubah saat penjajah mulai melakukan industrialisasi di daerah jajahan. Salah satunya pendirian pabrik-pabrik gula (PG) n

Layangan Rugikan PLN Rp 1 M SITUBONDO - Layang-layang hias dengan lampu warna-warni diturunkan secara paksa dan disita petugas PLN Kabupaten Situbondo Minggu malam (11/11). Hal itu karena layang-layang tersebut mengganggu jaringan listrik. Penurunan paksa terhadap sejumlah layang-layang hias itu dilakukan bersama aparat kepolisian dan TNI setempat. Diduga, layang-layang itu sebagai pemicu korsleting listrik. Diketahui, penurunan paksa sejumlah layang-layang itu dilakukan di sejumlah desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Panji, Mangaran, dan Situbondo. “Akibat layang-layang ini, dua penyulang listrik mengalami gangguan. Bahkan, ada saluran yang sampai terbakar. Saat ini,

listrik di beberapa desa di tiga kecamatan padam dan masih dilakukan perbaikan di sejumlah gardu,” ujar Arif Mudhari, kepala PLN APJ Situbondo, dini hari kemarin (12/11) . Data yang berhasil dikumpulkan, ada sejumlah layangan hias yang disita petugas. Namun, para pemilik layangan langsung melarikan diri setelah mengetahui petugas PLN, kepolisian, dan TNI, datang melakukan razia n Baca Layangan...Hal 39

BIKIN PADAM: Layangan hias milik warga diturunkan paksa karena diduga memicu listrik padam dini hari kemarin (12/11).

Baca Usul...Hal 39

SMKN 1 PANJI

Laka Lantas Renggut Dua Nyawa SITUBONDO - Kecelakaan hebat terjadi di dua lokasi berbeda. Satu terjadi di Jalan Desa/Kecamatan Banyuglugur, satu lagi di Jalan Raya Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Situbondo, siang kemarin (11/ 11). Dua kecelakaan lalu lintas itu sama-sama mengakibatkan nyawa melayang. Kecelakaan pertama yang terjadi sekitar pukul 12.00 di Desa/Kecamatan Banyuglugur, tepatnya di KM 149.800 arah Surabaya, itu terjadi ketika sebuah mobil pikap bernopol N 8581 NV yang dikemudikan Misraji, 40, warga Pondok Kelor, Kecamatan Paiton, Probolinggo, melaju cepat dari arah timur menuju ke barat. Sesampai di TKP, dengan kondisi jalan menikung, tibatiba ada sepeda motor bernopol P 3768 EK yang datang dari arah berlawanan dengan kecepatan yang tinggi pula. Lantaran jarak sudah sangat dekat, pengemudi pikap terkejut dan pikap itu langsung oleng ke kanan. Sama-sama hilang kendali, sepeda motor yang dikendarai Kusmito, 16, warga Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, itu langsung menabrak pintu pikap sebelah kiri.

Akibat kecelakaan tersebut, Kusmito mengalami luka parah. Dahi kirinya robek dan mengalami pendarahan di pelipis kiri, leher, dan kedua telinga. Lantaran lukanya sangat serius, Kusmito tidak dapat ditolong dan meninggal di TKP. Polisi yang datang ke lokasi langsung melarikan korban tewas ke rumah sakit terdekat. Sopir pikap lebih beruntung, karena tidak mengalami luka sedikit pun. Sementara itu, penumpang pikap bernama Muhammad Ali, 29, mengalami robek di pelipis kanan. Selang satu jam kemudian, kecelakaan juga terjadi di Jalan Raya Pasir Putih, Kecamatan Bungatan. Kali ini adalah kecelakaan tunggal. Ceritanya, sebuah truk yang dikemudikan Ahmad Tamami, 40, warga Dusun Krajan RT/RW 05/03, Desa Jelun, Kecamatan Licin, Banyuwangi, yang melaju dari arah barat ke timur tiba-tiba oleng ke kanan. Truk muatan pakan ternak itu langsung menabrak pohon asam di selatan jalan. Akibatnya, Ahmad Tamami meninggal dunia di lokasi kejadian. Diketahui, korban mengalami pendarahan di mulut dan kaki kiri n

Baca Laka...Hal 39

NUR HARIRI/RaBa

ADVERTORIAL

NUR HARIRI/RaBa

APES: Usman (kiri) melapor ke Polsek Mangaran kemarin.

Ambil Motor, Diancam Dibunuh MANGARAN - Ancaman pembunuhan yang dilakukan AN, asal Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, terhadap Usman, warga Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan, beberapa hari lalu berlanjut ke meja kepolisian. Ceritanya, beberapa hari lalu pria yang mengaku wartawan itu meminjam sepeda motor Usman. Karena tidak dikembalikan, akhirnya Usman bermaksud mengambil sepeda motor Honda Beat itu kepada terlapor. Namun, saat bertemu terlapor akhir pekan lalu, tiba-tiba Usman diancam dengan sebilah pedang. “Ayo, kalau berani. Kalau sekarang tak bunuh kamu,” kata Usman menirukan teriakan AN saat melapor kepada polisi kemarin (12/11). Tidak hanya itu, saat kejadian, salah seorang teman korban juga menjadi sasaran amukan AN. Karena takut dengan tindakan AN, mereka pun memilih kabur. Kasubbag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi, membenarkan adanya laporan tersebut. “Berdasar laporan itu, kami akan memanggil terlapor untuk dimintai keterangan. Jika terbukti, maka terlapor akan ditindak sebagaimana hukum yang berlaku,” kata Wahyudi. (rri/c1/als)

Belajar Pendidikan dan Kesehatan Gratis SITUBONDO - Menggratiskan biaya pendidikan bagi masyarakat bukan hanya sekedar mimpi. Ini juga bisa dilakukan Pemkab Situbondo sebagaimana berhasil dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Anggota DPRD Situbondo dari komisi III dan IV belum lama ini melakukan kunjungan kerja ke tempat tersebut. Pemilihan Balikpapan sebagai kota tujuan kunker karena dari segi kultur, tempat tersebut hampir sama dengan Situbondo. Misalnya, memiliki ikon sebagai Kota Beriman, jumlah penduduk juga sekitar 700 ribuan jiwa. “Cuma kekuatan APBD-nya sangat jauh berbeda. Di Balikpapan sudah mencapai angka Rp 2 trilyun. Satu hal lagi, Balikpapan itu selama 15 tahun berturut-turut menjadi Kota Adipura,” terang Ketua DPRD, Zeiniye, kemarin. Ada sejumlah hal yang dipelajari dan akan dikoordinasikan dengan mitra kerja terkait di Pemkab Situbondo untuk bisa juga direalisasikan. Di antaranya, di Balikpapan, biaya di jenjang wajib belajar 12 tahun digratiskan. Bahkan, untuk rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), seluruh fasilitas pendukungnya yang menyiapkan adalah pemerintah daerah. Selain itu, insentif guru negeri dan swasta besarnya sama, yakni Rp 1 juta perbulan. Tidak ada perlakuan berbeda antara guru negeri dan swasta.

ISTIMEWA

STUDI BANDING: Anggta komisi III dan IV melakukan kunjungan kerja ke Balikpapan belum lama ini. “Insentif Rp 1 juta dipenuhi dengan melakukan share dengan Pemprov Kaltim, fifty-fifty. Kita akui, Pemkab Situbondo memang belum mungkin memberikan insentif sebesar itu. Namun seharusnya sama. Artinya, karena kemampuan APBD kita separuh dari Balikpapan, berarti kita harus separuhnya juga. Yakni, Rp 500 ribu perbulan. Kita bisa share juga dengan Provinsi Jatim,” terang. Bukan hanya dalam hal insentif, fasilitas pendidikan pun tidak ada perbedaan perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. APBD sama-sama membiayainya. Bahkan, siswa SMA-SMK di Balikpapan juga mendapat dana BOS (bantuan operasional sekolah) yang didanai pemerintah daerah. “Untuk pelayanan jasa kesehatan ada satu yang istimewa. Sebab, seluruh penduduk tidak memandang miskin ataupun

kaya dijamin dengan jamkesda,” imbuh Zeiniye. Teknisnya, dengan mendapatkan layanan gratis berobat baik di rumah sakit ataupun Puskesmas. Mereka tinggal menunjukkan kartu, tanpa perlu ada surat pernyatana miskin yang masih memerlukan tanda tangan camat atau bupati. “Sekali lagi, Situbondo memang tidak mungkin sama persis. Tapi, paling tidak sedikit mencontoh. Misalnya layanan di Puskesmas, sebagai penyedia jasa pelayanan dasar, harus digratiskan juga,” kata Zeiniye. Wawasan dari Balikpapan itu, kata politisi PPP tersebut, membuat anggota DPRD makin mantap untuk menginisiai raperda kesehatan. Salah satu poinnya akan mengambil dari yang di dapatkan dari Balikpapan n

Baca Belajar...Hal 39

Pengurus FKUB Kunjungi TITD Poo Tong Biaw BESUKI - Sedikitya tujuh pengurus Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Situbondo mengunjungi TITD Poo Tong Biaw di Jl. Teratai No. 01 Besuki, Situbondo, Minggu (11/11). Kedatangan rombongan FKUB ke tempat ibadah Tri Dharma itu untuk ikut memperingati bertahtanya Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin Jin. Dalam kunjungan tersebut, Sekretrais FKUB Kabupaten Situbondo, H. Achmad Munir, meminta agar FKUB tetap fokus menjaga harmonitas. “Sehingga para tokoh agama yang hadir pada acara peringatan TITD Poo Tong Biaw ke-155 ini diharapkan menjadi momentum terbaik untuk menuangkan ide pikirannya dalam menempuh langkah-langkah demi menjaga kerukunan umat beragama di Situbondo,” ungkap Ach Munir. Menurut Munir, Kabupaten Situbondo ini dihuni penduduk multi etnik dan agama. Juga dengan latar belakang suku ras yang berbeda-beda. Meski begitu, harmonisasi di antara pemeluk umat beragama tetap berjalan dengan baik. Sehingga terbangun komitmen dan kesadaran bersama guna menjaga keberlangsungan serta jalinan komu-

ISTIMEWA

SILATURAHMI: Para pengurus FKUB Situbondo setelah mengunjungi peringatan TITD Poo Tong Biaw ke-155 foto bersama di depan tempat peribadatan Tri Dharma itu. nikasi dan persaudaraan di antara umat beragama. “Jika harmonisasi umat beragama terjalin dengan baik, maka saya yakin visi pembangunan di Kabupaten Situbondo dapat kita wujudkan bersama-sama,” Munir. Bukan hanya itu, kata dia, terciptanya toleransi di antara pemeluk agama akan mampu mewujudkan pembangunan secara nasional untuk kemakmuran dan kedamaian masyarakat.

“Untuk itu, dengan momentum yang digelar oleh Pengurus TITD Poo Tong Biaw Besuki ini, dapat dijadikan ajang untuk menuangkan pikiran dan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk menjaga kerukunan umat beragama. Kami atas nama pengurus FKUB Situbondo mengucapkan selamat memperingati TITD Poo Tong Biaw ke 155 Tahun. Semoga Allah memberkati kita semua. Amiin,” pungkasnya. (*/als)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.