13 september web

Page 1

JUMAT T 13 13 S SEPTEMBER EP E PT TE EM MB BE ER R

Suliana AGOES SANTOSO For RaBa

Tak Risi Kostum Jambul PENAMPILAN Suliana di panggung kehormatan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) pekan lalu terhitung sukses. Suliana terlihat percaya diri saat menyanyi di atas panggung kehormatan BEC. Pelan tapi pasti, dia pun mampu menghipnotis para undangan dan penonton dalam acara yang sangat spektakuler dan berkaliber internasional itu. Di atas panggung BEC tersebut, Suliana menyanyikan beberapa lagu. Saat Suliana bernyanyi, pandangan mata penonton, terutama para undangan, nyaris selalu tertuju kepada gadis berambut ikal tersebut. Dalam balutan kostum yang unik, Suliana bernyanyi dengan lincah di atas panggung. ”Suliana terlihat beda ya dengan kostum seperti ini,” kata Hari, salah satu tamu undangan n Baca Tak...Hal 43

CATATAN

33

Pendorong Perubahan baahan ddan an P Pembaruan embaruan

TAHUN TA AHUN 2013

Marak Demo Pilkades

GALIH COKRO/RaBa

BEBER POSTER: Puluhan warga Wongsorejo yang jagonya kalah dalam pemilihan kepala desa (pilkades) unjuk rasa di depan kantor Pemkab Banyuwangi kemarin.

Giliran Warga Wongsorejo Luruk Pemkab dan DPRD BANYUWANGI - Aksi protes terkait pemilihan kepala desa (pilkades) terus bergulir. Setelah warga Desa Pendarungan, Kecamatan Kabat, kemarin giliran warga asal Desa/Kecamatan Wongsorejo menggelar

aksi serupa. Tuntutannya sama, mereka menuntut coblosan ulang di desanya. Para demonstran tersebut datang ke kantor Pemkab Banyuwangi menumpang empat unit mobil pikap dan sejumlah mo tor. Sesampai di depan kantor pemkab, massa menggelar orasi seraya membentangkan spanduk bernada desakan agar pemungutan suara pilkades Wongsorejo diulang.

Desa Kalipahit, Tegaldlimo

Pilkades Masalah

Desa Kumendung, Muncar (7/9) Pendukung Nurweni (kades yang kalah) menuntut pencoblosan ulang. Pemenang pilkades adalah Husaini dengan perolehan 2.247 suara.

(4/9) Rumah salah satu cakades, Puput Hendri Atmojo, dirusak

Menyisakan

pendukung kandidat lain. Desa Bedewang, Songgon (5/9) Massa yang jagonya kalah

Tuntutan tersebut dilatarbelakangi tudingan para demonstran bahwa panitia pilkades memihak salah satu calon. Tidak hanya itu, panitia pilkades juga dinilai melakukan sejumlah pelanggaran pada proses pemungutan suara. Salah satunya, tidak mengesahkan surat suara yang dicoblos dan tembus ke bidang lain (tembus simetris). Padahal, tembusan coblosan

Desa Wongsorejo

merusak mobil bernopol P 625 VH.

(12/7) puluhan warga unjuk rasa

Beberapa rumah warga dan warung

di depan kantor pemkab.

rusak setelah diobrak-abrik massa.

Mereka menuntut coblos ulang.

Desa Pendarungan, Kabat (11/9) puluhan warga demo di depan kantor desa. Mereka protes karena banyak suara tak sah. Warga menuntut pemilihan pilkades ulang.

ter sebut tidak mengenai gambar calon kepada desa (cakades) lain. “Akibatnya, jumlah suara tidak sah membengkak. Jumlahnya mencapai 693 surat suara,” beber koordinator aksi demo, Heri Purnomo. Setelah menggelar orasi, beberapa perwakilan pendemo dipersilakan masuk ke kantor Pemkab Banyuwangi n Baca Marak...Hal 43

Panitia Anggap Sesuai Aturan PILKADES Wongsorejo diikuti dua kandidat. Kandidat yang menempati nomor urut 1 adalah Drs. Imam Ekamartin. Calon kepala desa (cakades) yang menempati nomor urut 2 adalah M. Dahlan n Baca Panitia...Hal 43

GRAFIS: ZAKARIA/RaBa

City Tour Finalis Jebeng-Thulik

Oleh MH. QOWIM

Lagu Promosi Wisata NAH, dalam perjalanan dari Bali bersama teman asal Jepang beberapa waktu lalu, tak sengaja saya memutar lagu berjudul “PlengkungSukomade” karya Yons DD. Lagu itu dinyanyikan Yons DD bersama Novi pada tahun 2004. Tidak saya duga, teman satu itu menyukai lagu tersebut. Meski tidak mengerti artinya, dia mengaku sangat menikmati. Menurutnya, warna musik, hentikan, dan harmonisasi nadanya khas. Tidak pernah dia mendengar genre musik seperti itu di 23 negara yang pernah dia kunjungi n Baca Lagu...Hal 43

Kari Gedigu Divonis Bebas malah Bingung Pulang NAGUD yang satu ini mestinya girang ketika majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi memutus bebas kasus asusila yang menjerat warga Dusun Tempurejo, Desa Sidorejo, Ke ca matan Purwoharjo, tersebut. Sampai palu hakim didok, Nagud tetap santai duduk di kursi pesakitan sambil garuk-garuk kepala. ROE/RaBa Rupanya Nagud menyikapi biasa putusan b ebas tersebut. Kendati sejak awal dia didakwa mencabuli putri tetanganya, kakek berusia 70 tahun itu tidak menampakkan rasa bahagia n Baca Divonis...Hal 43

DOK. RaBa

DOK. RaBa

DOK. RaBa

Keputusan Komisi 1 DPRD tentang pemekaran tampaknya sudah cocok dan pas”

Banyuwangi ini luar biasa luasnya, masak wilayah segede ini masih akan tetap jadi satu terus”

Kalau kami (Muhammadiyah) akan mengabdi kepada pengambil kebijakan”

KH. HISYAM SYAFAAT Rais Syuriah PCNU Banyuwangi

SUPRAYAKA Ketua DPD LDII Banyuwangi

SYUHADA ASYARI Ketua DPD Muhammadiyah Banyuwangi

ujung timur Pulau Jawa itu, mereka ditemui Wakil Bupati (Wabup) Yusuf Widyatmoko, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Sulihtiyono, dan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Achmad Khoirullah. Selanjutnya, sepuluh calon jebeng dan sepuluh calon thulik Banyuwangi itu mengunjungi hutan Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Perhutani Banyuwangi Barat. Di tempat itu mereka berupaya mengenal hutan dan komoditas hasil produksi Perhutani n Baca City...Hal 43

Tiga Ormas Dukung Pemekaran drung itu menyebut, pemekaran yang diputuskan Komisi 1 DPRD itu sudah selayaknya dilakukan. “Itu (keputusan Komisi 1 DPRD tentang pemekaran) sudah cocok dan pas,” cetus Rais Syuriah PCNU Banyuwangi, KH. Achmad Hisyam Syafaat. Gus Hisyam—panggilan akrab Hisyam Syafaat—mengatakan, berdasar luas wilayah dan jumlah penduduk

BANYUWANGI - Tiga organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan mendukung penuh ke putusan Komisi 1 DPRD Banyuwangi tentang pemekaran wilayah Banyuwangi. Ketiga ormas itu adalah Nahdlatul Ulama (NU), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), dan Muhammadiyah. Tiga ormas terbesar di Kota Gan-

yang cukup tinggi, Banyuwangi sudah layak dilakukan pemekaran. Makanya, pihaknya mendukung keputusan DPRD yang akan melakukan pemekaran daerah. “Sudah waktunya dilakukan pemekaran,” tandasnya. Menurut Gus Hisyam, pemekaran wilayah Banyuwangi sudah menjadi kebutuhan yang mendesak n Baca Tiga...Hal 43

GALIH COKRO/RaBa

GAYENG: Finalis jebeng-thulik berdialog dengan Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko.

Jika Bapak dan Dua Anaknya Jadi Pengacara

Bersikap Profesional meski Berhadapan di Pengadilan Keluarga Oesnawi dikenal sebagai keluarga hukum. Oesnawi yang sebelumnya menjadi hakim, kini memilih sebagai pengacara. Jejaknya itu ternyata diikuti tiga dari enam putra dan putrinya. AGUS BAIHAQI, Banyuwangi SIANG itu Oesnawi berjalan menuju ru ang pengacara di Pengadilan Ne geri (PN) Banyuwangi. Meski usi a nya sudah berkepala tujuh, tapi gayanya tetap tidak mau kalah dengan para pengacara yang masih berusia muda. Setiap datang ke PN, pengacara senior ini selalu berpenampilan rapi.

http://www.radarbanyuwangi.co.id

BANYUWANGI - Sepuluh pasang finalis Pemilihan JebengThulik Banyuwangi 2013 mengikuti city tour di kawasan Kota Gandrung dan sekitarnya kemarin (12/9). Bukan sekadar untuk bersenang-senang, kegiatan itu dilakukan untuk menambah wawasan para calon duta wisata Bumi Blambangan tersebut. Kantor Pemkab Banyuwangi menjadi jujugan pertama para finalis Pemilihan Jebeng-Thulik Banyuwangi 2013 tersebut. Di pusat pemerintahan kabupaten

ISTIMEWA

TRIO PENGACARA: (Searah jarum jam) Yudi, Nurhayati, dan Oesnawi.

Tidak lupa, tas warna hitamnya yang berisi berkas perkara yang ditangani dibawa seperti gaya para mahasiswa

yang sedang kuliah. “Kung (Kakung) tadi dicari,” sapa Sri Nurhayati, 44, salah satu putrinya yang juga ber-

profesi sebagai pengacara. Selanjutnya, bapak dan anak itu membicarakan sesuatu yang sepertinya serius dengan suara pelan. Tidak lama, Oesnawi kembali melanjutkan langkah kakinya tanpa menoleh putrinya. “Bapak itu memang nggak mau diam. Beliau masih ingin kerja yang berhubungan de ngan hukum,” kata Mbak Nur, sapaan Sri Nur Hayati. Sebelum menjadi pengacara, Oesnawi dikenal sebagai hakim. Terakhir, jabatannya sebagai wakil ketua PN Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan memasuki pensiun pada 1999 lalu. “Setelah pensiun, bapak menjadi pengacara,” ujar warga Jalan Mendut, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Banyuwangi, itu n

Finalis JebengThulik diajak lihat penangkaran penyu Biar lenggaklenggoknya mirip penyu!

NU dan ormas keagamaan lain dukung pemekaran Kloplah, tinggal pilih ketua PCNU Blambangan!

Baca Bersikap...Hal 43 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


34

Jumat 13 September 2013

Selingkuhi Tetangga, Guru MI Digerebek

MUI

Imbau Jaga Kerukunan SITUBONDO - Bentrok warga penganut Sunni Ahlussunnah Waljamaah dengan Syi’ah di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, mendapat perhatian pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Situbondo. Masyarakat Kota Santri diminta tidak terprovokasi terhadap segala upaya adu domba yang hanya akan merusak kerukunan itu. Sekretaris MUI Situbondo, H. Hamid Jauharul Fardli menegaskan, MUI perlu memberikan imbauan tersebut. sebab, di Situbondo juga ada penganut Syi’ah dan Sunni Ahlussunnah Waljamaah. “Bukan tidak mungkin akan ada pihakpihak yang menginginkan kejadian di Puger, Jember, itu merembet ke daerahdaerah lain,” kata Hamid tadi malam (11/9). Hamid mengimbau segenap masyarakat muslim di Situbondo, khusus yang berbeda DOK. RaBa paham, agar tak terpancing Hamid Jauharul Fardli provokasi. Semua pihak harus sama-sama menghormati keyakinan masing-masing. “Jangan cepat terpancing pihak yang sengaja mengadu domba dengan tujuan merusak kerukunan antar umat Islam,” imbuhnya. Dia juga meminta semua pihak agar tetap menjaga dan menahan diri tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan gesekan. Hamid meminta masyarakat segera melapor kepada MUI atau pihak yang berwajib jika di sekitarnya ada kegiatan-kegiatan yang dianggap berbeda, bahkan aneh dari sudut pandang keyakinan. “Intinya, jangan sampai melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan keributan dan pertengkaran antar umat Islam maupun dengan umat agama lain. Ini untuk mengantisipasi kejadian seperti karnaval di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, yang menimbulkan kekacauan antara pengikut Syi’ah dan Sunni Ahlaussunah Waljamaah,” tandasnya. (pri/c1/als)

ADA APA LAGI

Tertipu Jual-Beli Online SITUBONDO - Hati-hati bila Anda membeli barang melalui internet. Sebab, akhir-akhir ini banyak warga Situbondo yang tertipu saat transaksi secara online. Salah satunya dialami Selly Erlina, 30, warga Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo. Dia terpaksa gigit jari lantaran barang yang dia pesan tak sesuai transaksi. Selly menduga, dirinya telah ditipu mentah-mentah FW yang beralamat di Banjar, Jawa Barat. Dalam laporannya kepada polisi, pada 25 Juli lalu perempuan tersebut hendak membeli sebuah kerudung yang ditawarkan FW di sebuah situs internet. Setelah sepakat, korban pun mengirim uang senilai Rp 723 ribu kepada FW. Menurutnya, uang Rp 723 ribu itu ditransfer lewat ATM BCA sekitar pukul 16.13. Beberapa hari kemudian, kerudung yang dipesan melalui internet itu tiba di rumah korban. Namun, bentuk dan bahan kerudung yang dikirim itu tidak seperti yang dipesan. Lantaran itu, korban mengaku dirugikan. “Saya kembalikan karena tidak sesuai. Tetapi, hingga kini tidak dikirim-kirim lagi oleh FW,” kata Selly saat melapor ke Mapolrs Situbondo kemarin (12/9). Kasus dugaan penipuan dengan cara mengirim barang yang tidak sesuai pesanan juga dialami warga bernama Hartono. Dia memesan pakaian loreng mirip seragam TNI. Tetapi, barang yang datang tidak sesuai dengan yang dipesan. “Barangnya jelek. Tidak seperti yang di gambar,” kata Hartono. Dengan adanya kasus itu, Kasubag Humas Polres Situbondo mengimbau agar warga berhati-hati dalam memesan barang lewat internet. “Kasus itu sedang kami selidiki. Kami imbau warga tidak terlena dengan tawaran online. Karena bisa juga barang tidak dikirim,” kata AKP Wahyudi. (rri/c1/als)

ALI NURFATONI/RaBa

SETAPAK: Salah satu rute menuju air terjun Selendang Arum di tebing Sungai Badeng, Dusun Sumberasih, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon.

Waterfall Selendang Arum Harus Dikelola SONGGON - Penemuan air terjun (waterfall) yang dinamakan Selendang Arum di aliran Sungai Badeng, Dusun Sumberasih, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, menjadi perhatian pemerintah setempat. Mengingat, keindahan air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 20 meter memang memesona. Plt. Camat Songgon, Wagiyanto menuturkan, penemuan air terjun tersebut membuat banyak pihak terkesima. Mengingat, air terjun tersebut memiliki banyak keistimewaan lebih jika dibandingkan air terjun lain. ‘’Ini aset besar,” ungkap Wagiyanto kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (12/9). Menurut dia, air terjun tersebut memiliki prospek cerah bagi ma-

syarakat sekitar. Sebab, adanya air terjun tersebut bisa mengundang banyak pengunjung. ‘’Air terjun itu diibaratkan mutiara terpendam,’’ sanjungnya. Karena itu, pihaknya akan berupaya agar air terjun tersebut dikelola dengan baik. Salah satunya dengan melakukan pertemuan dengan berbagai pihak untuk mencari solusi agar air terjun tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik. ‘’Jika nanti ramai, kuliner akan tumbuh di sekitar lereng Gunung Raung itu,’’ paparnya. Dia mengungkapkan, bahwa lokasi air terjun selendang arum tersebut berada di kawasan KPH Perhutani Barat. Hal itu berdasar hasil konfirmasi kepada asper setempat. ‘’Samping kanan-kiri air terjun itu di wilayah Perhutani,’’ terangnya.

Sementara itu, lokasi air terjun Selendang Arum tersebut tidak terlalu jauh. Yakni sekitar 500 meter dari permukiman warga. Rute yang dilalui adalah jalan setapak. Praktis, untuk menjangkau lokasi air terjun tidak bisa diakses semua kendaraan. Selama menempuh jalan setapak, para pengunjung akan disuguhi panorama indah di sekitar lereng Gunung Raung. Selain itu, hamparan tanaman sayur seladah semakin menambah keindahan. Tidak jauh dari lokasi itu, juga ada air terjun Delik dengan ketinggian sekitar 25 meter. Selain itu, ada air terjun lain. Yaitu air terjun Sendang yang lokasinya berada di bawah air terjun Selendang Arum. (ton/c1/als)

SITUBONDO - Oknum guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) berinisial MH, 35, warga Desa Taman, Kecamatan Sumbermalang, digerebek warga saat berada di dalam kamar UW, 30, yang tak lain adalah tetangganya sendiri. Anehnya, penggerebekan itu dilakukan bersama istri MH yang bernama Subay. Diperoleh keterangan, MH adalah salah satu oknum Guru madrasah di desanya yang diketahui memiliki hubungan spesial dengan UW. Hubungan itu terbongkar setelah Subay, istrinya, tidak melihat suaminya di Gardu dekat rumahnya. Padahal, MH berpamitan nongkrong di gardu bersama teman-temannya. Lantaran tidak melihat suaminya, Subay curiga dan menduga suaminya itu berada di rumah UW yang selama ini disebutsebut sebagai selingkuhan suaminya. Berawal dari kecurigaan itu, Subay mengajak beberapa warga menggerebek rumah UW yang jaraknya berdekatan dengan rumah Subay. Kecurigaan itu benar. Ketika Subay mendatangi rumah UW bersama sejumlah warga, dirinya memergoki suaminya berada di dalam rumah UW.

Melihat banyak warga datang, MH berusaha melarikan diri setelah memukul istrinya. Sayang, Subay enggan menceritakan kejadian tersebut lebih jauh. Subay hanya menangis dan terkesan menghindar dari pertanyaan wartawan. Berdasar keterangan Susi, 26, salah seorang tetangganya, peristiwa penggerebekan tersebut memang benar. Menurutnya, penggerebekan itu terjadi sekitar pukul 02.00 Selasa dini hari (10/9). Bahkan, Susi mendapat telepon bahwa di rumah UW ada masalah. UW mengaku tidak tahu pria tersebut masuk ke dalam rumahnya. “Katanya, dia tidak tahu pria itu masuk ke rumahnya,” kata Susi. Susi menambahkan, dirinya hanya menyarankan agar UW berterus terang menjelaskan persoalan itu agar kasus tersebut tidak panjang. “Saya sarankan dia berterus terang kepada Subay, istrinya,” kata Susi. Sayang, Susi juga tahu banyak tahu tentang proses penggerebekan itu. Dirinya tahu hal tersebut ketika UW menghubungi dirinya melalui telepon seluler. “Dia cerita singkat saja, jadi saya sarankan itu,” pungkas Susi. (rri/c1/als)

Warning Demo Miss World di Pelabuhan Ketapang KALIPURO - Tokoh masyarakat Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, KH. Syamsul Mu’arif, me-warning beberapa elemen masyarakat yang akan menggelar aksi di Pelabuhan Ketapang untuk tidak melakukan tindakan anarkis. Aksi harus dilakukan secara damai, berakhlaqul karimah dan jangan sampai mengganggu kenyamanan dan keamanan penumpang kapal yang akan menyeberang. Kiai Syamsul mengungkapkan, pi-

haknya mendapat informasi dari aparat keamanan bahwa pada hari Sabtu (14/9) akan ada beberapa elemen masyarakat beraksi di Pelabuhan Ketapang. Beberapa elemen masyarakat itu akan menggelar aksi menolak pemilihan Miss World di Indonesia. Kata Kiai Syamsul, aksi penolakan itu merupakan hak setiap warga Indonesia. Hanya saja, aksi itu jangan sampai disertai tindakan anarkis yang merugikan pihak lain. “Selama tidak

ada tindakan anarkis, kita akan menghormati aksi itu. Tetapi, kalau sampai anarkis, kita turun bersama aparat untuk melawan tindakan anarkis itu,” ujar Kiai Syamsul memberikan peringatan. Pelabuhan Ketapang itu, kata Syamsul, bukan hanya milik elemen tertentu saja. Namun, milik semua warga Banyuwangi dan bahkan milik semua bangsa Indonesia. Karena milik bersama, maka rakyat Banyuwangi berkewajiban menjaga dan mengamankan

Pelabuhan Ketapang dari tindakan anarkis. “Kalau merasa mencintai Banyuwangi, jangan melakukan anarkis di pelabuhan. Ayo kita jaga bersama Pelabuhan Ketapang yang aman dan nyaman,” kata Kiai Syamsul. Pelabuhan Ketapang itu merupakan sarana vital masyarakat Indonesia. Karena itu, kegiatan apa pun yang dilaksanakan di pelabuhan jangan sampai mengganggu aktivitas penyeberangan. (afi/c1/aif)

AGENDA KOTA

Dzikir bersama KH Muzakki Pengajian dan dzikir akbar bersama pengasuh Pondok Pesantren Alqodiri Jember, KH Muzakki Syah, akan digelar malam ini pukul 19.30 (13/9). Acara yang dipusatkan di depan kantor Pemkab Banyuwangi itu akan dihadiri oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas. (*)

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Benny Siswanto, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Administrasi Iklan: Widi Ukiyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


35

Jumat 13 September 2013

HUMAN TRAFFICKING

Tetapkan Mucikari sebagai Tersangka

FASHIONABLE: Sejumlah warga mengambil gambar salah satu peserta karnaval saat melintas di Jalan Wahid Hasyim, Genteng, kemarin.

Karnaval Agustusan Mirip BEC

SINGOJURUH - Polisi masih mengusut kasus perdagangan manusia (human trafficking) yang menimpa DI, 21, warga Kecamatan Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Dalam kasus itu, penyidik menetapkan seorang mucikari yang beroperasi di Lokalisasi Sumberloh, Dusun Padang Bulan, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, sebagai tersangka. Tersangka itu adalah Lisa Suparti alias Mami Fitri, 33. Hingga kemarin, mucikari yang tinggal di sekitar lokalisasi terbesar di Banyuwangi itu masih mendekam di sel tahanan sejak ditahan 5 September lalu. ‘’Masih kita tahan,’’ tegas Kapolsek Singojuruh, AKP Maspud, kemarin. Meski begitu, polisi masih punya pekerjaan rumah (PR) terkait kasus yang menggegerkan itu. Sebab, satu orang yang diduga menjual sang pacar di lokalisasi itu kabur. ‘’Pacar korban masih buron,” imbuh Maspud. Dia menyebut, pelaku berinisial JN itu beralamat di Jepara, Jawa Tengah. Pelaku berusia 29 tahun itu masih dalam pencarian. ‘’Setelah mendapatkan uang dari mucikari, dia menghilang,” terang perwira dengan tiga balok di pundak itu. Berdasar keterangan mucikari, terungkap bahwa korban sama sekali belum melayani satu tamu pun. Korban memang sudah menginap selama sepekan sejak tiba di lokalisasi 25 Agustus lalu. ‘’Korban sama sekali tidak melayani tamu,” ujarnya. Polisi menjerat mucikari tersebut dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan manusia. ‘’Ancaman hukumannya enam tahunan,” tandas Maspud. (ton/c1/aif)

GENTENG - Meski bulan Agustus sudah usai, peringatan HUT RI ke-68 masih berlangsung di Kecamatan Genteng. Agustusan tersebut diperingati dengan karnaval kemarin. Kali ini peserta karnaval itu adalah para pelajar tingkat SMP atau sederajat. Para peserta karnaval delegasi semua sekolah di Kota Atap itu berjalan dari RTH Maron hingga Jalan Gajah Mada dan finish di lampu merah Desa Genteng Wetan. Karnaval tersebut diberangkatkan pukul 14.00. Mayoritas peserta karnaval menampilkan kostum budaya lokal Banyuwangi. Bahkan, parade karnaval tersebut mirip Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang rutin digelar Pemkab Banyuwangi. Karnaval berlangsung meriah. Warga menyemut di sepanjang rute yang dilewati. (ton/c1/aif)

BAGAIMANA INI ALI NURFATONI/RaBa

ADD dan BLSM Tidak Tepat Sasaran ABDUL AZIZ/RABA

MELANGGAR: Pelajar sebuah SMA di Glenmore naik motor tanpa helem kemarin.

Pelajar Naik Motor tak Berhelm GLENMORE – Kesadaran masyarakat mengenakan helm ketika mengendarai sepeda motor tampaknya masih minim. Seperti yang terlihat di jalan raya Jember, Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore kemarin. Dalam perjalanan pulang sekolah, tiga pelajar sebuah SMA di Glenmore ini mengabaikan keselamatan di jalan. Parahnya meski dipastikan tak memiliki surat izin mengemudi (SIM), ketiga pelajar ini dengan santaianya mengendarai motor tanpa menggunakan penutup kepala alias helm. Bagaimana ini? (azi/aif)

Warga Banyuanyar Demo ke Balai Desa KALIBARU - Unjuk rasa puluhan warga ke balai Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru, terkait persoalan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) berlangsung panas kemarin. Sejumlah warga yang merasa program ADD dan BLSM tidak tepat sasaran menuding ada permainan yang dilakukan perangkat desa. Akibat permainan yang diduga dilakukan perangkat desa setempat tersebut, program ADD dan BLSM justru menimbulkan gejolak di tengah masyarakat. “Ada masalah dan kecemburuan sosial di

Kantor Baru Cabang

masyarakat,” kata Sirri, tokoh masyarakat setempat. Juri, tokoh masyarakat lain mencontohkan, nama-nama penerima BLSM di daerahnya ada yang diduga dipalsu sehingga tidak tepat sasaran. “Tolong dicek sampai ke bawah. Jangan sampai orang mampu dapat bantuan, sedangkan yang miskin tidak dapat,” tandasnya. Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Banyuanyar Supardi menjelaskan, semua penggunaan ADD ada laporan pertanggungjawabannya. “Nanti bisa dilihat di LPJ-nya,” tuturnya. Terkait BLSM, dia mengaku berterima kasih atas masukan terkait dugaan penyaluran yang kurang tepat sasaran itu. “Nanti kita cek, karena memang data itu

MEMANAS: Warga adu argumentasi dengan Kepala Desa Banyuanyar, Supardi, kemarin.

ABDUL AZIZ/RaBa

dari pusat,” janji Supardi. Suasana mendadak panas ketika Juri mengungkap persoalan Program Nasional Agraria (Prona). Sebab, program sertifikat masal yang semestinya gratis

a k u b i D i m s e R BCA POTONG MELATI: Wabup Yusuf Widyatmoko bersama Direksi BCA didampingi Achmad Bunyamin, Iwan Senjaya, Joy Pakasi, Kapolres AKBP Nanang Masbudi, Danlanal Eka Edi Susanto saat peresmian kantor baru cabang BCA kemarin.

FOTO-FOTO: TOHA/RaBa

JAGA BUDAYA: Direksi BCA juga memberikan penghargaan kepada gandrung Temuk dan Haidy Bing Slamet seniman musik tradisional.

PARKIR LUAS: Kantor baru cabang BCA Banyuwangi berada di jalan A. Yani

tersebut ternyata harus bayar rata-rata Rp 500 ribu. “Kami punya bukti bahwa banyak warga yang dimintai uang. Tetapi, sampai sekarang sertifikatnya belum jadi,” tandas Juri. (azi/c1/aif)

PRIORITAS: Nasabah BCA Goenawan Soegondo turut hadir dalam peresmian kemarin.

POTONG TUMPENG: Direksi BCA Erwan Yuris (kiri) memberikan nasi kuning kepada Kepala KCU BCA Banyuwangi, Joy Pakasi.

“Kantor baru ini, mulai melayani nasabah pertanggal 16 September 2013, kami berharap dengan kantor yang lebih representative ini, nasabah dan masyarakat lebih nyaman” Direksi BCA, Erwan Yuris. BANYUWANGI - Kantor Cabang Utama Bank Central Asia (BCA) Banyuwangi yang berada di Jalan Ahmad Yani diresmikan oleh Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko. Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Jember Achmad Bunyamin; Forpimda; Direksi BCA Erwan Yuris; Kakanwil BCA Wilayah VII Malang Iwan Senjaya; Kepala KCU BCA Banyuwangi Joy Pakasi; beberapa Pemimpin Bank Banyuwangi, serta mitra nasabah BCA Banyuwangi. Kakanwil BCA Wilayah VII Malang Iwan Senjaya memberikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Banyuwangi atas dukungannya selama ini. Menurut dia, kehadiran kantor baru ini merupakan upaya BCA untuk melayani nasabah dan masyarakat agar lebih nyaman. Pembangunan kantor baru tersebut seiring dengan komitmen BCA dalam meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan calon nasabah. Meski demikian, lanjut dia, operasional kantor baru ini akan dibuka untuk umum pada tanggal 16 September 2013. Hal senada juga dikatakan oleh Direksi BCA, Erwan Yuris. Menurut Erwan, keberadaan kantor cabang utama BCA Banyuwangi ini merupakan pindahan dari kantor sebelumnya yang berada di Jalan PB. Sudirman. Di kantor baru ini, nasabah BCA akan lebih terlayani dengan maksimal. Jika di kantor sebelumnya, area parkir sempit, maka di kantor yang baru ini akan sangat luas, di lantai dasar (basement) pun disiapkan tempat parkir, musala. Sementara untuk pelayanan konsumen akan dilayani dilantai satu dan dua dengan nuansa yang sangat eksklusif. “Ini semua kami berikan untuk nasabah dan masyarakat Banyuwangi. Dan kami berharap keberadaan kantor baru ini turut mendorong perekonomian Banyuwangi yang kian melejit,” katanya. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Jember Achmad Bunyamin turut memberikan apresiasi terhadap keberadaan kantor baru BCA ini. Menurut Bunyamin, keberadaan kantor baru ini merupakan pengejewantahan layanan prima dari BCA.

“Oleh karena itu, saya mengucapkan selamat atas diresmikan kantor baru cabang BCA ini,” kata Bunyamin. Bunyamin juga menyinggung kondisi perbankan Banyuwangi. Kata dia, perbankan Banyuwangi sukses dalam menjalankan fungsinya. Hal ini bisa dilihat dari total aset perbankan yang ada di Banyuwangi dari Juli 2012 ke Juli 2013 meningkat 21 persen, dana pihak ketiga naik 15 persen, Giro naik 14 persen dan tabungan naik hanya 4 persen. “Ini menandakan perkembangan perekonomian Banyuwangi sangat bagus,” jelas Bunyamin. Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko tidak ketinggalan memberikan selamat kepada direksi BCA. Wabup Yusuf juga mengamini pernyataan Bank Indonesia dimana perekonomian Banyuwangi tumbuh pesat. Bahkan, angka kemiskinan yang tadinya menyentuh angka 20 persen, sekarang tinggal 10 persen. Wilayah Kalipuro yang tadinya angka kemiskinannya 40 persen, saat ini menjadi enam persen. “Ini semua berkat kerjasama yang baik antara Pemkab Banyuwangi, dunia perbankan dan perusahaan,” jelas Wabup. Sementara itu, Kepala KCU BCA Banyuwangi Joy Pakasi menambahkan, berbagai kegiatan digelar untuk memeriahkan grand opening pembukaan kantor baru ini. Mulai jalan sehat antar keluarga BCA tanggal (7/9) dilanjutkan jalan sehat bersama nasabah prioritas, Minggu (8/9), pembacaan lontar pada Kamis malam (11/9), donor darah (12/9). Selain itu, peresmian yang ditandai dengan potong tumpeng oleh direksi BCA ini juga memberikan penghargaan kepada gandrung Temuk dan Haidy Bing Slamet seniman musik tradisional. “Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terlaksananya acara ini,” pungkas Joy Pakasi. (adv/aif)


36

Jumat 13 September 2013

ADA APA LAGI

Peserta Festival Batik Membeludak BANYUWANGI - Calon peserta fashion on the road (FOTR) Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2013 ternyata membeludak. Hingga pendaftaran ditutup, calon peserta yang mendaftar mencapai 277 orang. Dari 277 orang calon peserta yang mendaftar itu, pihak panitia melakukan seleksi. Hasil audisi calon peserta, 112 orang dinyatakan lolos dan layak menjadi sebagai peserta fashion on the road yang tampil pada 28 September 2013 mendatang. Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Pertambangan (Disprindagtam) Hary Cahyo Purnomo mengatakan, dari 112 peserta yang lolos audisi itu, 40 orang peserta anak-anak. Sedangkan sisanya, 72 orang terdiri dari peserta pelajar dan dewasa. Peserta fashion on the road itu, ungkap Hary, didominasi peserta perempuan. Dari jumlah 112 orang peserta, 82 orang peserta perempuan dan 30 orang peserta laki-laki. “Dari 112 peserta itu, kita harapkan tampil all out untuk mempromosikan potensi batik Banyuwangi di atas catwalk,” harapnya. Tidak hanya fashion on the road yang mendapat respons dari masyarakat. Kegiatan BBF lainnya, lomba desain batik juga mendapat sambutan cukup baik dari warga. Hingga saat ini, ungkap Hary, karya desain motif yang sudah masuk panitia sudah mencapai 96 karya. Yang membanggakan, 59 dari 96 karya desain yang masuk berasal dari kalangan pelajar SMP dan SLTA. Sedangkan sisanya sebanyak 37 karya lainnya berasal dari masyarakat umum. “Animo pelajar terhadap potensi batik lokal cukup membanggakan. Harapan kita, animo besar itu bisa melestarikan dan mengembangkan potensi batik lokal,” harap Hary. Tidak hanya itu saja, kata Hary, lomba mewarnai motif batik Banyuwangi juga mendapat sambutan luar biasa dari pelajar tingkat sekolah dasar (SD). Sampai saat ini, jumlah peserta yang sudah mendaftar sudah mencapai 3.000 orang. Jumlah peserta itu, kata Hary, kemungkinan besar masih akan bertambah. “Pendaftaran peserta mewarnai motif batik masih kita buka,” kata Hary. (afi/als)

Pansus Tetap Masukkan Pidana Tiga Anggota Pansus Konsultasi ke Jakarta BANYUWANGI - Panitia khusus (Pansus) yang membahas rancangan peraturan daerah (raperda) tentang Pengelolaan Sampah tampaknya sudah final untuk memasukkan unsur pidana bagi warga yang berani membuang sampah sembarangan. Meski sempat ditentang oleh akademisi dan praktisi hukum karena dianggap kurang pas, para anggota pansus ini bergeming. Mereka, menyebut aturan ini untuk kepentingan masyarakat. “Perda mengenai sampah ini untuk kepentingan masyarakat,” cetus ketua Pansus Raperda tentang Pengelolaan Sampah Muhamad Ridwan. Untuk membahas raperda ini, anggota pansus kini sedang berada di Jakarta. Mereka, menemui Direktorat Penyehatan Lingkungan dan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum (PU) RI. “Kita sekarang masih berada di Jakarta,” terang Ridwan kemarin. Ridwan sepakat dengan praktisi hukum HM Wahyudi yang meminta pemerintah untuk menyediakan tempat pembuangan sampah hingga ke pelosok, bila Perda Pengelolaan Sampah ini akan dilaksanakan. “Dalam raperda ini juga meminta pemerintah untuk menyediakan tempat pembuangan sampah hingga ke pedesaan,” katanya. Dalam konsultasi ke Kementerian PU RI ini, jelas dia, disampaikan pihak kementerian menyatakan kesanggupannya untuk bekerja sama dengan

DOK.RaBa

MASIH DIBAHAS: Jika Perda sudah disahkan, masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat bakal dikenai hukuman.

Pemkab Banyuwangi dalam penyediaan tempat sampah. “Soal pidana, kementerian menyerahkan kebijakan pada kabupaten dan kota,” ujarnya. Berdasar hasil konsultasi ini, lanjut dia, maka dalam pembahasan raperda ini akan tetap dimasukkan unsur pidana, bagi yang melanggar sesuai yang diatur dalam perda ini. “Pidana ini tetap kita masukkan, ini sesuai usulan bapak bupati (Bupati Abdullah Azwar Anas),” katanya.

Anggota pansus yang berangkat ke Jakarta ini, bukan hanya ini saja. Dua anggota pansus yang sedang membahas Raperda tentang Penanggulangan Bencana dan Pansus Raperda tentang Koperasi, Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah juga berangkat ke ibu kota. Pansus Penanggulangan Bencana sejak Selasa (10/9) lalu, berangkat ke Jakarta untuk konsultasi ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI soal dana bencana sosial yang sering cair terlam-

bat. “Dana untuk bantuan korban bencana, biasanya harus menunggu empat bulan untuk cair,” terang ketua Pansus Penanggulangan Bencana Abdul Basit. Sedang Pansus Koperasi Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah, juga berangkat ke Jakarta untuk melakukan konsultasi ke Kementerian Koperasi. Kedatangannya itu, diantaranya menanyakan Undang-undang (UU) RI No 17 tahun 2012 yang sedang digugat di Mahkamah Konstitusi (MK). (abi/als)

Semua Indikator Mengalami Kenaikan Signifikan n BANGUN... Sambungan dari Hal 44

Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat – pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota targetnya 65,27% dan realisasi sebesar 66,81% meliputi target 681,376 km dan realisasi 697,452 km di tahun 2012 dari panjang total keseluruhan jalan kabupaten 1.043,934 km. Jika dibandingkan dengan target sebesar 65,27%, capaian kinerja indikator ini 102,36% termasuk kategori sangat berhasil. Dibandingkan dengan tahun 2011, jalan yang menghubungkan pusat–pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota mengalami peningkatan sebesar 49,90 km atau 7,7% yaitu dari 647,51km pada tahun 2011 menjadi 697,452 pada tahun 2012. Keselamatan (tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat) Terse-

BANYUWANGI

dianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat adalah 65,27% dan realisasi sebesar 66,81% meliputi target 681,376 km dan realisasi 697,452 km di tahun 2012 dari panjang total keseluruhan jalan kabupaten 1.043,934 km. Jika dibandingkan dengan target sebesar 65,27%, capaian kinerja indikator ini 102,36% termasuk kategori sangat berhasil. Dibandingkan dengan tahun 2011, jalan yang menghubungkan pusat – pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota mengalami peningkatan sebesar 49,90 km atau 7,7% yaitu dari 647,51km pada tahun 2011 menjadi 697,452 pada tahun 2012. Kondisi jalan (tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman). Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman target

BANYUWANGI

adalah 65,27% dan realisasi sebesar 66,81% meliputi target 681,376 km dan realisasi 697,452 km di tahun 2012 dari panjang total keseluruhan jalan kabupaten 1.043,934 km. Jika dibandingkan dengan target sebesar 65,27%, capaian kinerja indikator ini 102,36% termasuk kategori sangat berhasil. Dibandingkan dengan tahun 2011, jalan yang menghubungkan pusat – pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota mengalami peningkatan sebesar 49,90 km atau 7,7% yaitu dari 647,51km pada tahun 2011 menjadi 697,452 pada tahun 2012. Sasaran Meningkatnya jembatan dalam kondisi baik ditandai dengan satu indikator dan dicapai melalui Program Peningkatan Jalan dan Jembatan, Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan jembatan. Dari hasil penilaian berdasarkan skala ordinal disimpul-

BANYUWANGI

BANYUWANGI • Villa Kalibaru •

• STNK •

• Tanah di Bbrapa Lokasi •

• Kebun Gintangan •

Hlg STNK P 5656 UH, an. Syaif Rohman, Bagorejo 5/5, Srono, Bwi

Dijual rmh L.1485m2 dpn Bank R a n i Rgj; Tnh L.9600 m2; Kebalen L.23500m2; Pancoran L1150m2; Mendut, L.5000m2; Meneng, L.10650m2 Utara Meneng. Hub. 0811301322/0818341688

Jual kebun di Gintangan RGJ L 3,3 Ha harga Rp 30 rb/m pas (murah sekali siapa cepat dapat hub 081333678910

Hlg STNK P 4637 VI, an. Ngatijo, Perum GGM RT 05/04 Klatak, Kalipuro, Bwi

• Jl. Yos Sudarso •

Hlg STNK P 5074 XT, an. Busro, Barurejo RT 02/04 Ds Kalibaru Manis, Kalibaru

Djl Cpt tnh Jl. Yos Sudarso no 5-9 Bwi SHM LT. 1082 m2 HUB : 081330053988

Hlg STNK P 4931 ZC, an. Aliya, Perum Graha Blambangan 02/03 Banjarsari, Glagah

• Tanah Kapling Dadapan •

Hlg STNK P 8045 VO, an. Rohmad, Dsn Karagharjo RT 02/03 Ds Karagharjo

BANYUWANGI

Dijual tanah kapling (SHM) 1040M ada bangunan rumh lok.Secawan Dadapanbwi, hub 08123669969, 085335115873

Hlg STNk P 4932 VC, an. Suderman, Dsn Tegalwero Ds Blimbingsari Kec Rogojampi

• AJM Hotel •

SITUBONDO

Hlg STNK P 4549 XE, an. Hairudin Sukowidi RT04/01 Kel Klatak, Kalipuro Hlg STNK P 9930 VE, an. Kusni,Ling Secang 03/01, Kalipuro, Bwi Hlg STNK P 3908 ZE, an. Saifulloh, Dsn Cungkingan, Desa Badean, Kabat

kan bahwa sasaran Meningkatnya jembatan dalam kondisi baik telah sangat berhasil dicapai. Jumlah jembatan kabupaten dalam kondisi baik dengan target adalah 73,61% dan terealisasi 73,89% dengan volume target 265 unit dan realisasi 266 unit dari total jumlah jembatan yang ada sebanyak 360 unit. Jika dibandingkan dengan target sebesar 73,61 %, capaian kinerja indikator ini 100,38% termasuk kategori sangat berhasil. Data tahun 2011, jumlah jembatan dalam kondisi baik mengalami peningkatan yaitu 265 unit pada tahun 2011, menjadi 266 unit pada tahun 2012. Sasaran Meningkatnya pemenuhan infrastruktur jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya ditandai dengan 7 (tujuh) indikator dan dicapai melalui Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan jaringan Pengairan Lain-

nya, Program Pengendalian banjir. Dari hasil penilaian berdasarkan skala ordinal disimpulkan bahwa sasaran Meningkatnya jembatan dalam kondisi baik telah sangat berhasil dicapai. Panjang tangkis kali dalam kondisi baik sampai dengan tahun 2012 adalah 55,47% atau sebesar 436 km. Jika dibandingkan dengan total panjang tangkis kali di Kabupaten Situbondo sepanjang 786 km, maka prosentase tangkis kali dalam kondisi baik yaitu 55,47%, jika dibandingkan dengan target 55,47%, capaian kinerja indikator ini 100.00% termasuk kategori sangat berhasil. Dibandingkan dengan tahun 2011, tangkis kali dalam kondisi baik mengalami peningkatan sebesar 2 km yaitu 434 km pada tahun 2011, meningkat menjadi 436 km pada tahun 2012. Jumlah dam dalam kondisi baik

BANYUWANGI

sampai dengan tahun 2012 adalah 124 buah. Jika dibandingkan dengan total jumlah dam di Kabupaten Situbondo sebanyak 221 unit, maka prosentase jumlah dam kondisi baik yaitu 56,11% Dibandingkan dengan target sebesar 54,30%, capaian kinerja indicator ini 103,33% termasuk kategori sangat berhasil. Dibandingkan tahun 2011 jumlah dam kondisi baik mengalami peningkatan sebesar 7 unit yaitu 117 unit tahun 2011 menjadi 124 unit pada tahun 2012. Keberhasilan sasaran pada Urusan Pekerjaan Umum karena adanya dukungan dana dari pemerintah daerah terhadap pembangunan infrastruktur, bantuan keuangan kabupaten/kota dari propinsi, Peningkatan SDM petugas lapangan melalui pelatihan-pelatihan, Kinerja petugas lapangan yang semakin meningkat. (pri//als/advetorial/bersambung)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

• Yaris type E •

• Bodi Kijang LGX •

• Great Corolla ‘93 •

DjlYaris tpe E Manual mrah, 135 jt ngo cash&/ crdt, tkar tmbh 082142194111/081335897888

Dijual body kijang kapsul Lgx Hrg 25 jt nego Hub 082142194111

Dijual toyota great corolla 93, abu2, Nopol P Bwi, Ex. Dokter nego+bonus. 0817264615.

• Open Indent Avanza •

• Innova ‘10 & Accord ‘01 •

• L300 PU ‘10 •

PaheOpenIndentAvanzadpmin/prssaman&cpt/krd bs5th/&ringan.HubToni081336236483/081938221

Djl Innova 010 tpe V,abu2 mtl, istw, 225jt ngo. New Accord01,bru,95jt,cash&credit.Tkrtmbh.082142194111

Jual L300 PU 2010 Colt Diesel FE71 Th 2008 4RD,TaftGT4X4th93ban33hub08123353223

• Tes Drive Nissan •

• Honda Jazz RS ‘09 •

• L300 ‘09 •

Hadiri testdrive day Nissan 13-14 Sept di Mendut Sport Centre,G-prize 2 G.Livina. Pmrn Sun East 7-21 Sept, dan dealer Nissan Bwi slama bln Septmbr. 0333-4460111, Jl. S.Parman 147 Bwi buka tiap hari 08.30-17.00

Djl Jazz RS 09 hitam pjk bru 182 jt nego cash/ krdt,tkrtmbh.H.082142194111-081335897888

Djl L300 2009 hrg 112juta nego cash&kredit, tukar tambah 082142194111

• Daihatsu Xenia ‘10 •

• Toyota Avanza ‘07 •

• Lemahbang Kulon •

Mobil Anda Belum Laku? Hubungi: 0333-412224

Dijual Daihatsu Xenia F60IRV-GMDFJJ tahun 2010 silver metalikXI deluxe, harga 116 juta nego brg istmw, bisa cash /kredit, hub (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Toyota Avanza 1.3G F60 IRM GMMFJJ tahun 2007, biru metalik, harga 116 juta nego brg istmwa, bisa cash /kredit, hub (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual rumah Lemahbang Kulon no,or 51, Luas Tanah 700m2, Luas bangunan 180m2. Hub: 081217106757 Boentoyo

• Nissan Xtrail ‘05 •

• Honda Jazz ‘10 •

• Suzuki Splash ‘10 •

Dijual Nissan Xtrail 2.5 ST AT tahun 2005 abu-abu metalik, harga 136,5 juta nego barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Honda Jazz GD3 1.5 IDSI AT tahun 2004 coklat muda metalik, harga 110 juta nego barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Suzuki Splash YV4 1.2 RHD MT tahun 2010 coklat metalik, harga 122,5 juta nego barang istimewa, bisa cash /kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

• APV ‘05 •

• Grand Livina ‘08 •

• Honda Odysey ‘03 •

Dijual APV type-X 2005,Plat DK, Hitam mulus, mesin ok, body list, sarung jok kulit, aki baru, pajak panjang, bemper, 104juta. hubungi 081357504037.

Dijual Grand Livina XV manual th 2008 (plat P) Pajak Baru, silver, istimewa H:139 juta NEGO, bisa bantu kredit. Hubungi: 0852 5920 3299

Dijual Honda Odysey Absolute Japan 2003 silver. Pajak panjang mobil sangat nyaman terrawat. Hrp 170 jt nego. Khsus yg cari mobil bagus & nyaman, Hub 081234587000

Dijual cepat villa, ada kolam renang L 2275m2 persegi . Lokasi Kalibaru pinggir jalan raya, SHM. Harga Rp. 1,25 Milyar. Minat hubungi 085853954222

• Promo Daihatsu AYLA•

Dbthkn karyw/ti SMU sdrjt. D3 Pria/ Wanita,utk New Suka-suka Karaoke keluarga Kirim ke Jl Raya Jember 55 Genteng. Kontak person JRD Manager 087857356102 (P. Yusuf)

• Jl. Anggrek •

• Rumah Kos •

Dijual tnah Jl.Anggrek Gg 1 RT 1/04 Stb Luas 180 m2 hub 081336751668

• Staff Kantor/Gudang •

• Tanah Sangat Murah •

Djl rmh kos LT1100 m bntk paviliun, 10 KT(kmr mnd dlm,tv,almari,springbed,AC)Mushola,R.Tamu,prkr luassbgndiswtower.Jl.IkanLayurSobo08123217389

Dcr staff ktr/gdng P/W siap krj, rajin, bertnggjwb, pgnlmn diutamakan Hub 085859947847

Dijual sangat murah tnh Luas 4,5 Ha, lok Ds. Ketowan Arjasa, mobil bs langsung k lokasi. Per Ha 65 jt. Hub: 08179622454

PROBOLINGGO • Tanah L2300m2 • Dijual tanah Lt2300 m2 Jl. Raya Pajarakan dpn pabrik sasa gending Pobolinggo hub 087791344411 / 0333420858/ 081336618649

Mobil Anda Belum Laku? Hubungi: 0333-412224

• Dikontrakkan • Dikntrakn rmh nyaman 2 lnt 200LT, 200LB 4kt 3 km 20jt Jl Let. Sulaiman IIi/37 Sobo, Bwangi. Hub. Bagus 08123475668

Sgr miliki Daihatsu AYLA mli 80 jt-an, All New Terios AirBag mli 170 jt. Hub: HADI 081 233 432 555 / 0815 5970 5555

• G. Vitara ‘07 & H. City ‘07 • Djl G.Vitara 2007 samsat baru, Honda New City 2007 Silver stone. H. 081558101028.

BANYUWANGI • Dikontrakkan • Dikontrakkan rumah +toko L:497m2, tmpt strtgis, dpn toko Mitra Rgjampi. Hub: 081913935209


41

OPINI

Jumat 13 September 2013

RUSUH PUGER

RADAR JEMBER/JPNN

DIJAGA KETAT: Khawatir terjadi penyerangan lagi, kepolisian mengawal proses pemakaman Eko Mardi Santoso.

13 Orang Diamankan JEMBER - Sehari pasca kerusuhan karnaval dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-68 oleh Ponpes Darus Solihin, Puger, Jember, pihak kepolisian bergerak cepat. Hingga kemarin (12/9) polisi sudah mengamankan 13 orang untuk dimintai keterangan terkait peristiwa yang menewaskan satu warga itu. Mereka yang diamankan berasal dari dua kelompok yang bertikai. “Ada sepuluh orang yang sudah kami amankan dan dimintai keterangan,” ungkap Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono. Sebenarnya, ada tambahan tiga orang yang diamankan pagi kemarin (12/9) karena membawa senjata tajam (sajam), dianggap termasuk 10 orang yang diamankan sebelumnya. Ketiga orang yang diamankan adalah Sukarno alias Pak Andi, 65, warga Dusun Krajan, Puger Kulon; Muhammad Ihram, 29, Dusun Mandaran, Puger Kulon; dan Nurhadi, 45, Dusun Grujukan, Puger Wetan. Menurut Kapolda, dari sepuluh orang yang diamankan itu, bukan hanya dari satu kelompok, melainkan dari dua kelompok yang bertikai. Sepuluh orang tersebut memiliki peran yang berbeda-beda. “Ada yang penyerangan ke Pondok Pesantren Darus Solihin, ada juga yang karena penganiayaan,” katanya. Diantara sepuluh orang itu, salah seorang diantaranya diduga berperan melakukan penganiayaan terhadap Eko Mardi Santoso, 45, nelayan yang tewas dalam kerusuhan berdarah itu. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, pemeriksaan dilakukan di Mapolres Jember. Unggung mengungkapkan, sejauh ini polisi masih belum menetapkan tersangka dalam peristiwa itu. “Akan kami kembangkan pemeriksaan hingga 2 x 24 jam ke depan,” tegasnya. Dia mengatakan, pihaknya masih harus mencari dua alat bukti yang bisa digunakan untuk menjerat tersangka kasus tersebut. “Nanti kalau sudah selesai (pemeriksaan, Red) pasti akan kami berikan keterangan,” janjinya. Terkait situasi di Puger, Kapolda mengatakan, cukup kondusif. Namun, setelah pemakaman korban Eko membuat situasi keamanan di Puger kembali menghangat, terutama ancaman adanya penyerangan lagi. Karena itu, lanjut dia, pihaknya akan terus meningkatkan pengamanan di Puger. Hingga kemarin sudah ada 10 satuan setingkat kompi (atau sekitar 1.000 orang) dari Polri yang disiagakan untuk menjaga keamanan di Puger dan sekitarnya. Bukan dari Sabhara, petugas yang diterjunkan di Puger juga berasal dari Brimob. Selain itu, ditambah dengan TNI sebanyak 8 SSK. (ram/hud/jum/har/jpnn)

RAZIA

RANGGA MAHARDIKA/RADAR JEMBER/JPNN

ASLI TAPI PALSU: Ratusan VCD yang diduga bajakan diamankan di Polsek Patrang, kemarin (12/9).

Sita Ratusan VCD Bajakan JEMBER - Banyaknya laporan masyarakat terkait maraknya penjualan VCD bajakan membuat Polsek Patrang akhirnya bergerak. Hasilnya, mereka menggelar operasi dan berhasil mengamankan ratusan VCD bajakan yang dijual oleh masyarakat, terutama di sekitar Alun-Alun Jember. Pihaknya pun langsung melakukan operasi ofensif ke sejumlah pedagang VCD yang biasa berjualan di lokasi Alun-alun, terutama di depan SMKN 4 Jember. Dari operasi itu, pihaknya berhasil mengamankan sejumlah VCD yang diduga bajakan. Berbagai jenis VCD yang kemarin berhasil diamankan petugas antara lain seperti VCD film, lagu-lagu, kartun dan lain sebagainya. “Yang berhasil kita amankan jumlahnya sekitar 350 keping VCD,” ujar Ipda Dwiko, Kanit Reskrim Polsek Patrang, Jember, saat ditemui di kantornya kemarin. Dia mengatakan, 350 VCD bajakan itu diamankan dari para penjual VCD. “Penjual VCD biasa. Yang dijual bukan hanya VCD bajakan, tapi juga ada VCD asli,” jelasnya. Oleh karena itu, yang diamankan pun VCD yang dianggap bajakan. Berbagai ciri bahwa VCD tersebut bajakan antara lain tidak ada hologramnya di bagian sampul. Selain itu, di bagian dalam juga tidak ada pita yang menunjukkan keaslian VCD. Bukan hanya itu, harga VCD bajakan ilegal ini memang lebih murah jika dibandingkan dengan VCD yang asli. Meskipun jarak harganya tidak terlalu jauh. Untuk VCD bajakan ini, penjual eceran mendapatkan keuntungan Rp 3 ribu per keping VCD yang terjual. Pasalnya, penjual ini membeli dari distributor yang mengirimnya Rp 5 ribu dan dijual Rp 8 ribu. Yang lebih penting, para penjual ini memang tidak memiliki izin untuk berjualan. “Penjual juga tidak ada izin menjualnya, sehingga sempat kami amankan,” jelasnya. Namun, memang penjual yang sempat diamankan pihaknya ini tidak ditahan dan hanya dilakukan pemeriksaan lengkap. Alasan pihaknya melepaskan pelaku penjual VCD bajakan ini, memang sejauh ini belum ada laporan kerugian dari VCD bajakan yang diperdagangkan itu. Oleh karena itu, pelaku penjual VCD itupun dilepaskan pihaknya. “Sementara ini hanya wajib lapor,” terang Dwiko. (ram/jum/hdi/jpnn)

Jebeng-Thulik Jangan hanya Cantik JEBENG-thulik itu ya cantikcantik dan ganteng-ganteng. Terutama yang menjadi jawara dalam sayembara Jebeng-Thulik Banyuwangi. Sejatinya, jebeng-thulik adalah semua pria dan wanita di daerah berjuluk Sunrise of Java ini. Tetapi, kini tidak seperti itu. Jebeng itu harus cantik dan tingginya minimal 160 cm. Kalau tidak cantik dan tingginya kurang dari 160 cm, maka tidak bisa gadis itu disebut jebang. Thulik itu harus ganteng dan tingginya minimal 170. Kalau laki-laki kurang ganteng dan tingginya kurang dari 170 cm, maka dia tidak bisa disebut sebagai thulik. Jadi, bagi laki-laki dan perempuan yang wajahnya kurang enak dipandang dan tingginya tidak mencapai standar minimal di atas, mendapat predikat jebeng dan thulik hanyalah sebuah mimpi. Iya, mimpi panjang di siang bolong. Wah, sulit ya jadi jebang dan thulik. Padahal, tinggirendahnya tubuh manusia itu sesuatu yang bukan pesanan, melainkan dipengaruhi keturunan dan gizi yang dimakan sejak kecil. Atau bisa juga disebut itu sebagai kodrat Tuhan. Kalau keturunan orang pendek dan kurang berkecukupan, sehingga makanan yang dimakan sejak kecil kurang bergizi, tentu postur tubuhnya tidak akan tinggi. Nah, orang yang

demikian jangan berharap jadi jebeng-thulik, karena itu mustahil bisa tercapai. Ini sih menurut saya pribadi. Ada yang menyebut ajang pemilihan jebeng-thulik hanya sebagai ajang fashion. Padahal, tidak bisa sebuah pergelaran yang menggunakan istilah lokalistik dipandang di permukaan saja. Ajang tersebut juga harus dilihat secara mendalam dan dengan kepala dingin. Tetapi, jika memang benar hanya fashion-fashion saja, maka istilah ajang tersebut harus diubah. Sebab, jabeng dan thulik memiliki nilai yang sangat dalam dan tidak sebatas fashion. Sebetulnya jebeng-thulik adalah identifikasi etnik, yakni etnik Banyuwangi; yang mencakup wilayah yang luas, lebih luas dari luas wilayah Singapura. Tentu hanya Banyuwangi yang memiliki istilah jebeng-thulik. “Ati-ati melakune, Beng,” begitu kata orang tua. Jebeng adalah sebuah panggilan untuk semua gadis Banyuwangi. Kemudian, kata jebeng disingkat menjadi beng saja. Entah dari mana sumber kata ini, tapi sungguh merdu dan enak didengar. Terutama, oleh orang-orang Banyuwangi. Kata beng bisa membuat anasiranasir rasa tentang hidup yang dipenuhi cinta. Orang tua di desa-desa masih kerap memanggil anakanaknya dengan sebutan beng.

O l e h

FATAH YASIN NOOR * Ada beberapa anak yang mbesengut jika dipanggil beng. Tetapi, celakanya, mereka yang tidak mau dipanggil beng itu tidak sedikit yang justru ikut pemilihan jebeng-thulik yang setiap tahun diselenggarakan pemerintah daerah. Di balik pakaian jebeng-thulik ada sesuatu yang sangat menarik, yakni riwayat budaya yang panjang. Barang kali hal itu selama ini luput dari pengamatan kita. Bahwa di balik pakaian jebeng-thulik itu ada nilai-nilai, ada makna, ada filosofi, ada sejarah, yang bisa menuntun seseorang melihat budaya lokal sebagai sebuah kreativitas akal. Idealnya jebeng-thulik memang perawan dan jejaka Banyuwangi. Tetapi, akhirakhir ini, jebeng-thulik adalah sebuah sebutan untuk semua laki-laki dan perempuan, baik yang keturunan Jawa, Madura, Sumatera, Bali, maupun keturunan Jerman. Terutama yang belum menikah. Asalkan memenuhi satu syarat, yakni hidup di Banyuwangi dan memiliki KTP Banyuwangi. Bisa juga hidup di luar Banyuwangi, tapi KTP-nya Banyuwangi. Jika memenuhi syarat itu, mereka bisa disebut jebeng dan thulik; yang

pasti mereka harus cantik dan tingginya mencukupi. Dalam hal ini, Banyuwangi menjadi Indonesia kecil. Kemudian, semua yang mendaftar ajang Jebeng-Thulik Banyuwangi, dan lolos hingga babak final, konon mental mereka akan diasah melalui serangkaian karantina. Tetapi, entah bagaimana cara mengasahnya. Yang jelas, jebeng-thulik dituntut bisa memancarkan keindahan, baik keindahan rupa maupun keindahan aura. Teorinya, kecantikan yang dianut oleh ajang-ajang kecantikan, seperti halnya ajang jebeng-thulik, bukan kecantikan fisik semata. Kecantikan juga dipengaruhi sikap dan sifat alias kepribadian. Tetapi, menurut saya itu sekadar teori. Sebab, belum pernah gadis yang wajahnya jelek terpilih menjadi jebang. Pintar sekalipun, tapi wajah kurang mendukung, maka dia akan disisihkan. Tetapi, kalau saya boleh berkata bijak, semua manusia yang tumbuh dan besar di Banyuwangi ini cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Apalagi kecantikan dan kegantengan adalah unsur subjektif dan hanya bisa dinilai dan dinikmati dengan subjektif pula. Cantik dan ganteng adalah keindahan indra saat kita melihat mereka. Sebaiknya kita tak menyia-nyiakan keinda-

han itu. Keindahan dalam persepsi filosofis adalah keindahan yang dilihat dengan hati dan jiwa, bukan dilihat dengan nafsu dan berahi. Filosofis telah menempatkan kecantikan dan keindahan sebagai sesuatu yang tengah mekar dan berkembang. Pergelaran jebeng-thulik menurut saya sejatinya adalah sebentuk kreativitas dalam upaya memunculkan identitas etnik. Identitas etnik diharapkan mencuat sebagai kepribadian unik yang menandai berjalannya sebuah kebudayaan. Maka dari itu, kita dalam memandang jebeng-thulik tidak boleh hanya sebatas aksesori, fashion, dan kecantikan lahiriah belaka. Esensi jebeng-thulik, saya kira, lebih dari itu. Oleh sebab itu, kini banyak muncul usul bahwa peragaan jebeng-thulik seyogianya tidak hanya dinilai dari bentuk lahirnya. Mungkin secara indrawi kita melihat pakaian jebeng-thulik adalah pakaian tradisional Banyuwangi. Mereka mengenakan selendang dan jarit batik gajah oleng dan udeng. Tentu saja itu menarik. Tetapi, ada hal yang tidak kalah menarik di balik pakaian yang mereka pakai itu, yakni kepribadian yang luhur. Bagaimana menurut Anda? *) Sastrawan.

Budaya Kita oh Budaya Kita INDONESIA merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan secara hukum merdeka tanggal 18 Agustus 1945. Tentu kita sudah mengetahui hal tersebut. Memang benar kita telah merdeka dari penjajahan negara asing sejak 68 tahun lalu. Tetapi, nyatanya Indonesia yang sudah merdeka ini tetap terpuruk akibat pengaruh budaya asing. Berdasar sudut pandang budaya, negara ini belum merdeka. Hal itu dibuktikan oleh pemudapemuda negeri ini yang hingga kini lebih berminat melihat konser penyanyi luar negeri daripada melihat konser musik keroncong. Mereka juga lebih senang menari break dance daripada tari tradisional. Padahal, di masa lalu banyak sekali acara yang bertema budaya tradisional. Bahkan, acara-acara tersebut menjadi tradisi karena selalu digelar setiap bulan atau setiap tahun. Tetapi, kini acara pernikahan dan khitanan yang disajikan secara tradisional sudah sangat sulit ditemukan. Seiring perubahan zaman, budaya kita semakin tersisih. Budaya negeri ini seolah disingkirkan oleh budaya-budaya asing. Budaya asing lebih digemari pemuda-pemuda

ketimbang budaya lokal yang sebetulnya adiluhung. Jika menggelar kegiatan, maka kegiatan yang digelar para pemuda saat ini adalah kegiatan yang kebarat-baratan. Budaya lokal milik sendiri jarang ditampilkan. Bahkan, kini festival yang bertema budaya asing sudah menjadi acara tahunan. Acara itu diselenggarakan oleh pemuda-pemuda yang sebetulnya nanti akan menjadi penerus bangsa ini. Disadari atau tidak, saat ini bangsa ini berada pada posisi terdesak, yakni terdesak oleh gempuran-gempuran budaya negatif bangsa lain. Kini negara-negara adidaya tidak lagi melakukan serangan senjata melainkan serangan budaya. Sebetulnya banyak dari kita yang sudah menyadari hal itu. Tetapi, kebanyakan hanya diam. Lalu, jika hal itu dibiarkan, bagaimana dengan nasib negara ini nanti. Bukankah budaya merupakan jiwa sebuah negara dan bangsa. Jika jiwa sebuah bangsa sudah luluhlantak, apa yang bisa diharapkan dari sebuah bangsa. Budaya juga identitas suatu bangsa. Jika kita hanya diam, maka cepat atau lambat bangsa ini akan kehilangan identitas. Lebih parah lagi, bisa-bisa

O l e h

ROSITA DWI RAHMAWATI * bangsa lain tidak akan menghargai bangsa ini selamanya. Mengapa kita bisa terpengaruh? Apa yang menyebabkan bangsa Indonesia bisa terpengaruh oleh budaya asing yang negatif? Menurut saya, itu karena gaya hidup bangsa asing serba bebas. Tentu hal itu bertolak belakang dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi norma dan aturan. Bagi generasi muda yang darah dalam dadanya berkobar panas, aturan yang mengikat dianggap sebuah kekangan atau penjara. Tidak sedikit para pemuda yang merasa tertekan karena atas banyaknya aturan yang dia anggap mengekang hidupnya. Oleh karena itu, pelan-pelan mereka mencari kebebasan yang dia inginkan dengan cara mencari-cari informasi. Nah, setelah mengetahui bahwa budaya bangsa asing bebas dan tidak mengekang, mereka pun mengikuti budaya tersebut. Selain itu, kemunduran

eksistensi budaya lokal di hati para generasi muda juga disebabkan penyajian budaya lokal yang terlalu monoton. Budaya tradisional selalu disajikan dengan cara itu-itu saja. Tidak ada sesuatu yang baru. Lamakelamaan hal itu menyebabkan para pemuda tidak tertarik dan jenuh. Kemudian, mereka mencari budaya lain yang menurut mereka baru, unik, dan tidak monoton. Sisi Baik Budaya asing Namun demikian, di luar kekurangan budaya asing di mata orang-orang Timur, sebetulnya budaya asing yang kebanyakan dari barat itu juga memiliki sisi baik. Kita dapat gunakan kebudayaan asing sebagai cermin dan param-

eter. Kita bisa banyak belajar kepada budaya asing dalam hal eksistensi. Jika budaya asing menjadi terkenal karena paradenya, tentu kita juga bisa melakukan hal yang sama demi melestarikan budaya lokal atau budaya tradisional. Itulah yang kini dilakukan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Bupati mengemas budaya lokal dengan gaya barat, sehingga menjadi berskala nasional. Pergelaran BEC, misalnya. Dengan kata lain, budaya asing bisa dijadikan alat untuk memperbaiki apa yang kurang dalam budaya kita. Budaya kita akan menjadi lebih baik dan menjadi lebih menarik. *) Siswa SMA Negeri 1 Giri.

ANDA punya artikel? Penjaga gawang rubrik Opini Radar Banyuwangi siap menerima. Tulisan Anda akan dibaca seluruh masyarakat Banyuwangi dan Situbondo. Silakan kirim ke email: artikelradarbwi@gmail.com


42

Jumat 13 September 2013

Takluk, Langkah Banyuwangi Jaya Terhenti Kalah dari Yunior Lumajang

GALIH COKRO/RaBa

PEMBALAP NASIONAL:Tonton Susanto (dua dari kiri) dijadwalkan bergabung dengan tim BRCC dalam BTDI edisi kedua November nanti.

BRCC Andalkan Pembalap Lawas BANYUWANGI - Keikutsertaan Banyuwangi Road Cycling Club (BRCC) dalam Banyuwangi Tour de Ijen (BTDI) 2013 bakal menjadi pertaruhan tim balap asal Banyuwangi tersebut. Tidak ingin sekadar menjadi pelengkap dalam ajang internasional tersebut, BRCC serius mempersiapkan diri agar bisa tampil maksimal. Selain menyiapkan kemampuan pembalap lewat berbagai ajang kejuaraan, BRCC juga mulai menyusun komposisi rider yang akan menaklukkan empat etape sejauh 600 km tersebut. Para atlet BRCC merupakan perpaduan pembalap nasi-

onal dan lokal Banyuwangi. Direktur BRCC, Guntur Priambodo menuturkan, timnya akan tetap tampil ngotot dalam BTDI mendatang. Diakuinya, persaingan di ajang tersebut memang cukup ketat. Selain melawan rider dari mancanegara, BRCC juga akan dihadapkan dengan persaingan sesama tim asal Indonesia. “Di sinilah nanti kita akan berusaha memberikan tekanan dan perlawanan kepada lawan,” tuturnya. Menyadari ketatnya persaingan, BRCC mulai memantapkan komposisi para pembalap. Guntur menjelaskan, gamba-

ran skuad BRCC dalam BTDI kali ini tidak terlalu beda dengan Tour de Singkarak beberapa waktu lalu. Kurniawan akan menjadi andalan di kategori the best Indonesia rider yang memperebutkan white and red jersey. Selain Kurniawan, BRCC juga akan menurunkan atlet berpengalaman, Tonton Susanto. Bila jadi bergabung, ajang tersebut merupakan ajang kali kedua bagi pembalap nasional itu bersama BRCC. Dia sudah pernah tampil di ajang tersebut bersama BRCC di BTDI edisi pertama. (nic/c1/als)

Gunakan Teknologi Garis Finish SEMENTARA itu, Kesiapan Banyuwangi Tour de Ijen (BTDI) 2013 terus dimatangkan. Setelah memastikan kehadiran peserta asing dan nasional dalam even yang digelar 2-5 November tersebut, beberapa persiapan lain mulai dikebut penyelenggara dan panitia lokal BTDI. Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi Ahmad Khairullah menuturkan, BTDI kali ini memang ada sedikit perubahan. Akan ada satu tambahan etape. “Sekarang ada empat etape,” tuturnya. Demi mendukung pelaksanaan dan kelancaran agenda tersebut, Khairullah menyatakan pihaknya sudah melakukan persiapan, di antaranya menggunakan

teknologi garis finish. Teknologi itu menjadi hal wajib lantaran merupakan salah satu syarat yang ditetapkan di setiap kejuaraan tingkat internasional. Kesiapan lain, pemerintah juga akan melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian. Dalam hal ini tidak hanya sebatas mendukung kelancaran acara. Peran kepolisian cukup penting sebagai pengawal sekaligus pendukung kelancaran kegiatan. Apalagi, ruas jalan yang digunakan hampir merata.

Etape pertama BTDI dijadwalkan akan dimulai dari Kantor Pemkab Banyuwangi menuju Pantai Pulau Merah dengan jarak sejauh 180 kilometer. Etape berikutnya, yakni etape kedua, akan menempuh jarak 120 kilometer dari Desa Jajag hingga Lapangan Maron, Kecamatan Genteng. Etape ketiga, para pembalap akan disuguhi rute menanjak dengan jarak 190 km dari Kecamatan Kalibaru menuju Gunung Ijen. Etape ini disebut sebagai etape penentuan bagi para pembalap. Etape terakhir, etape keempat, pembalap disuguhi sirkuit race. Pembalap harus berputar banyak 12 kali dengan jarak 12 kilometer. (nic/c1/als)

Yudi Buka Peluang Gabung Timnas Proyeksi Tampil di Sea Games BANYUWANGI - Ambisi sprin ter Banyuwangi Yudi Dwi Nugroho menembus tim nasional atletik proyeksi Sea Games tinggal selangkah lagi. Meski hanya menyumbangkan medali perunggu dari kejuaraan nasional (kejurnas) yang diikutinya di Jakarta beberapa waktu lalu, catatan waktu yang dibukukannya menjadi modal dia tampil di ajang multieven Asia Tenggara. Keyakinan terkait peluang Yudi itu disampaikan pelatih sekaligus ofisial atletik Banyuwangi, Agus Sujiono, k e ma r i n . D i a m e n y e b u t, peluang anak didiknya masuk dalam skuad Sea Games cukup besar. Bahkan, dia menyebut hanya keajaiban yang bisa menggagalkan peraih dua medali emas di

maksimalkan penampilannya di Sea Games. S ekadar mengingatkan, dalam kejurnas atletik lalu Yudi menyabet medali perunggu dalam nomor 4x400 meter putra. Penampilannya berlanjut di nomor 100 meter

DOK. RaBa

Yudi Dwi Nugroho

Porprov III 2011 itu menuju Sea Games. Agus mengungkapkan, catatan waktu yang dibukukan Yudi adalah 10,7 detik. Capaian itu sudah cukup untuk menjadi bagian dalam timnas di Sea Games mendatang. Dengan beberapa even yang akan diikuti dalam waktu dekat, dia yakin Yudi bisa me-

putra. Sayang, di bagian tersebut, pelari asal Licin itu hanya mampu finish di posisi kelima. “Semoga waktu yang dicatatkan Yudi bisa menjadi modal menembus skuad Sea Games mendatang,” harap Agus. (nic/c1/als)

BANYUWANGI - Peluang Banyuwangi Jaya menembus babak kedua kejuaraan bola basket antar klub wilayah (kejurwil) Jawa Timur akhirnya tertutup rapat. Kepastian itu diperoleh usai Banyuwangi Jaya dipaksa menyerah atas lawannya, Yunior Lumajang. Dalam empat kuarter yang dimainkan di Gor Sahabat, Banyuwangi, tersebut, Banyuwangi Jaya

takluk 34-20. Hasil itu menempatkan Banyuwa ngi Jaya ke dasar klasemen. S ementara itu, kemenang a n Yu n i o r Lu majang memast i k a n langkahnya ke babak kedua. Tim asal Kota Pisang tersebut memastikan satu tempat di babak kedua dengan keluar sebagai runner up grup.

Sementara itu, posisi pemuncak klasemen ditempati YBB Probolinggo. Dijadwalkan, pertandingan babak kedua akan dimainkan mulai hari ini (13/9). Tidak hanya di kategori putri, bagian putra juga akan memainkan babak semifinal. Dua tim di setiap kategori akan memastikan tampil di babak final four. Pemenang di setiap fase akan saling bertemu. Fase itu dijadwalkan digelar di DBL Arena Surabaya bulan depan. Juara di ajang tersebut berkesempatan tampil di kejurnas. (nic/c1/als)


BERITA UTAMA

Jumat 13 September 2013

43

HALAMAN SAMBUNGAN

Penyelesaian Sengketa Mengacu Perda n MARAK... Sambungan dari Hal 33

Mereka ditemui Asisten I Pemkab Banyuwangi, Choiril Ustadi. “Persoalan ini masih akan dikonsultasikan Bapak Asisten I ke Bapak Bupati. Bapak asisten tidak bisa memutuskan persoalan itu karena sampai se karang permasalahan pilkades Wongsorejo belum masuk ke meja bupati. Kita masih menunggu laporan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Wongserejo,” kata Heri dikonfirmasi usai bertemu asisten pemkab.

Usai menyampaikan tuntutan kepada pihak eksekutif, para demonstran bergeser ke kantor DPRD Banyuwangi. Sayang, tidak ada satu pun wakil rakyat yang kemarin be rada di kantornya. Para pendemo itu ditemui pihak sekretariat DPRD, yakni Kepala Ba gian (Kabag) Risalah dan Persidangan (Risdang), Sigit Hariyanto. Sigit mengaku, seluruh anggota dewan tengah berada di luar daerah kemarin. “Hari ini (kemarin) kegiatan dewan adalah menyelesaikan program legislasi daerah (prolegda). Itu cukup padat dan di-

sambut antusias seluruh anggota dewan. Seluruh anggota dewan mengikuti agenda ke luar daerah dalam rangka me nun taskan prolegda tersebut,” jlentrehnya. Sigit menambahkan, pihaknya akan memfasilitasi warga Desa Wongsorejo yang tidak pu as dengan hasil pilkades ter sebut. “Apa pun tuntutan warga, akan kami sampaikan kepada anggota dewan untuk ditindaklanjuti,” pungkasnya. Sementara itu, menyikapi tun tutan warga, Kabag Pemerintahan Anacleto Dasilva menyarankan yang tidak puas dengan hasil pilkades me-

nempuh prosedur seperti yang diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2010 dan Perbup Nomor 7 Tahun 2007. Dalam perda diatur secara je las, penyelesaian sengketa ha sil pilkades dilakukan secara bertahap. Pertama, kata Anacleto, jika tidak puas dengan hasil pilkades, calon bisa mengajukan keberatan kepada pa nitia dan BPD. Keberatan itu, jelas Anacleto, harus disampaikan secara tertulis dan disertai bukti-bukti jika ditemukan pelanggaran. Pihak panitia dan DPD harus memberikan respons terhadap

Panitia Tegaskan Tidak Ada Pelanggaran n PANITIA... Sambungan dari Hal 33

Imam yang merupakan kades incumbent berhasil meraup dukungan 3.202 suara, sedangkan Dahlan “hanya” berhasil mengumpulkan dukungan 2.857 suara. Jumlah suara tidak sah pada pilkades Wongsorejo yang berlangsung 5 September lalu mencapai 639 suara. Dengan demikian, Imam ditetapkan sebagai pemenang pilkades tersebut. Nah, versi panitia, seluruh proses pilkades Wongsorejo mulai tahap pemungutan suara hingga penghitungan suara sudah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku. Munculnya protes dari warga yang tidak puas akibat banyaknya suara tidak sah disebabkan miskomunikasi tim pemenangan salah satu cakades dan pendukungnya. Karena itu, tidak cukup alasan menganulir hasil pilkades Wongsorejo tersebut.

Salah satu anggota panitia pilkades Wongsorejo, Achmad Ansori mengatakan, saat menggelar sosialisasi sebelum proses coblosan, pihaknya mengusulkan agar surat suara diberikan kepada pemilih dalam kondisi terbuka. Tujuannya, meminimalkan suara tidak sah akibat coblosan tembus ke bidang lain. “Tetapi, usul panitia tersebut ditolak tim M. Dahlah,” ujarnya. Tidak hanya itu, tanggal 3 September panitia melakukan rapat koordinasi yang dihadiri BPD, panitia pilkades, dan tim pemenangan kedua calon. Agendanya, menawarkan review ketentuan dan penambahan ketentuan Pasal 49 ayat (1) dan (2) Keputusan Panitia Pilkades Wongsorejo Nomor 01 Tahun 2013. Ketentuan tersebut mengadopsi ketentuan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim tentang ke tentuan surat suara tembus simetris agar disahkan. “Tetapi, hal tersebut ditolak tim peme-

nangan kedua calon,” kata dia. Demi meminimalkan suara tidak sah, panitia memberi penjelasan kepada semua pemilih yang intinya mengingatkan agar surat suara dibuka sebanyak dua kali sebelum dicoblos. Panitia juga menyarankan pemilih melihat contoh surat suara berukuran besar yang sengaja dipasang di sekitar tempat pemungutan suara. Selanjutnya, menjelang penghitungan suara, panitia kembali melakukan pertemuan di lokasi pemungutan suara. Pertemuan tersebut dihadiri seluruh ketua kelompok penghitungan suara dan ketua tim pemenangan masing-masing calon. “Kami kembali menawarkan surat suara yang tembus simetris disahkan. Tetapi, usul tersebut ditolak ketua tim pemenangan kedua calon. Jadi, menurut kami, tidak ada pelanggaran yang kami lakukan selama proses pilkades,” pungkasnya. (sgt/c1/aif)

Menarik Minat ke Plengkung dan Sukamade n LAGU... Sambungan dari Hal 33

Bangga saya mendengarnya, dan dalam hati saya berkata, “Ini belum seberapa. Lagu Kang Yons dan Catur Arum ratusan. Kalau mendengarnya, mungkin kamu tidak akan mau pulang dari Banyuwangi.” Dia pun meminta lagu itu diulang-ulang. Praktis, dari Bali sampai Banyuwangi hanya lagu “Plengkung-Sukomade” yang diputar. Entah berapa kali lagu itu diulang, saya tidak menghitungnya. Sembari mendengarkan lagu yang terus berkumandang, teman itu menanyakan makna lirik lagu tersebut. Saya jelaskan, lagu itu menerangkan keindahan alam Plengkung dan Sukamade. “Apa itu lagu promosi wisata?” tanyanya. Saya jawab, iya. “Apa dipatenkan pemerintah daerah?” Saya jawab, tidak. Teman itu mengangguk, menyudahi pertanyaan, lalu diam. Se olah teman saya itu ingin mengatakan, “Banyuwangi seharusnya mematenkan itu”. Selama perjalanan, saya renungkan pertanyaan teman saya

itu. Iya memang, Banyuwangi seharusnya punya lagu promosi wi sata. Apa lagi Banyuwangi tengah gencar-gencarnya mempromosikan wisata. Terlebih lagi, Banyuwangi merupakan lumbung lagu. Bahkan, jika negara ini mencanangkan swasembada lagu, saya kira Banyuwangi adalah kabupaten pertama yang bisa melakukannya. Yang saya tahu, Banyuwangi hanya memiliki satu lagu andalan, yakni “Umbul-umbul Blambangan”. Lagu itulah yang diputar di berbagai kesempatan, terutama di acara-acara resmi pe merintah daerah. Lagu ter sebut gambaran sejarah, lanskap alam Banyuwangi, dan bernuansa perjuangan. Lagu tersebut memang mampu memompa semangat dan mendidihkan darah dalam dada. Tetapi, alangkah baiknya jika Banyuwangi juga mempunyai lagu wajib promosi wisata; lagu paten yang akan diputar di setiap even wisata. Sangat tidak cocok jika lagu bertema perjuangan diputar pada even promosi wisata. Memang, sebaiknya lagu promosi wisata adalah lagu universal yang bisa dipahami se-

mua orang dari mana pun asalnya. Tetapi, lagu promosi wisata berbahasa Oseng dan ber-genre patrol tidak kalah baik, bukan? Selain demi melestarikan budaya lokal, tidak ada jaminan lagu berbahasa Inggris lebih disukai para wisatawan. Tidak menutup kemungkinan, lagu berbahasa Oseng dan ber-genre patrol justru lebih diminati para wisatawan dan mampu meningkatkan angka kunjungan wisata. Sebab, tidak semua turis yang berkunjung ke Indonesia menguasai baha sa Inggris. Jadi, tidak ada kewajiban lagu promosi wisata harus berbahasa Inggris. Terbanyak, wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia adalah wisatawan asal Jepang yang hampir semua tidak bisa bahasa Inggris. Menonjolkan kearifan lokal dan bangga dengan yang kita punya, menurut saya jauh lebih bermartabat. Lagu “Plengkung-Sukomade”, menurut saya, sangat pas dan layak menjadi lagu wajib promosi wisata Banyuwangi, te r utama promosi pantai Pleng kung dan Sukamade. Pemerintah Kabupaten Banyu-

wangi tidak perlu repot-repot me ngeluarkan uang banyak untuk mengadakan sayembara Cipta Lagu Promosi Wisata Banyuwangi. Sebab, lagu adalah karya seni yang tidak mudah diseleksi secara objektif oleh orang per orang. Apalagi, jika sang juri tidak mengerti apa yang sedang dia nilai. Lagu hanya bisa diseleksi oleh alam dan zaman. Tertariknya wisatawan terhadap lagu “Plengkung-Sukomade” dalam sekali dengar, sudah cukup sebagai bukti bahwa lagu tersebut adalah lagu yang berhasil. Menurut saya, lagu tersebut layak dipatenkan sebagai lagu promosi wisata Banyuwangi. Tak lama kemudian, teman saya itu mengatakan, “Antar saya ke sana”. Wah, berarti lagu tersebut berhasil mena rik minat wisatawan berkun jung ke Plengkung dan Su kamade. Ternyata musik juga bisa meningkatkan kunjungan wisata. Kenapa kita tidak mengembangkan wisata musik Banyuwangi yang sudah terbukti unik dan khas? Yang sudah terbukti bisa menem bus pasar nasional dan internasional? (*)

Bikin Ger-geran Majelis Hakim n DIVONIS... Sambungan dari Hal 33

Usut punya usut, ternyata Nagud punya masalah batin. Dia bingung tidak punya biaya pulang pasca diputus bebas. Sikap yang ditunjukkan Nagud itu tentu membuat majelis hakim yang dipimpin Siyoto dengan anggota Jamuji dan Imam Santoso heran. “Saudara Terdakwa sudah mengerti dengan vonis yang kami bacakan tadi,” kata Siyoto pada Nagud.

Pertanyaan majelis hakim itu ternyata malah membuat Nagud bingung. Kakek itu hanya tolah-toleh sebagai tanda tidak pa ham. “Niku wau menopo. Kulo sampun matur mboten saget moco tulis (Itu tadi apa. Saya sudah sampaikan tidak bisa membaca dan menulis),” kata Nagud kepada majelis hakim. Mendapat jawaban itu , ketua majelis hakim terpaksa harus men jelaskan dengan bahasa Jawa. Dalam penjelasannya, terdakwa diberi tahu bahwa

telah bebas dan boleh pulang ka rena tuntutan dari jaksa mengenai dugaan pencabulan di nyatakan tidak terpenuhi. “Sampean bebas. Sakniki saget wangsul (kamu bebas, sekarang bisa pulang),” terang Siyoto. Meski mendapat vonis bebas, Nagud ternyata tidak menunjukkan rasa bahagia. Kakek yang hampir enam bulan tinggal di penjara itu mengaku bingung bila harus pulang. “Aku muleh piye. Ora duwe duit kanggo sangu muleh. Lek dikei duit yo iso muleh

(Saya pulang gimana. Tidak punya uang untuk pulang. Kalau diberi uang ya bisa pulang),” ungkap Nagud yang disambut ger-geran majelis hakim, penasihat hukum, dan jaksa. Sebelum dinyatakan bebas karena diduga telah melakukan pen cabulan, Nagud sempat di tuntut tiga tahun penjara. Sebab, kakek itu dianggap melanggar Pasal 82 Undang-Undang (UU) RI No. 23 Tahun 2012 tentang perlindungan anak. (abi/c1/aif)

Oesnawi Senang Tangani Perkara Perdata n BERSIKAP... Sambungan dari Hal 33

Oesnawi memang cukup dikenal di PN Banyuwangi. Dua putranya bernama Sri Nu rhayati dan Rahmat Yudi Permana, 37, mengikuti jejaknya se bagai pengacara. Mereka tergabung dalam bantuan hukum Oesnawi SH dan rekan. Se lain itu, putra bungsunya, Ra dita Setia Hermawan, 39, kini menjadi hakim di PN Bangil. “Kami tidak pernah diarahkan mengikuti jejaknya. Itu (jadi pengacara dan hakim) keinginan kami sendiri,” jelasnya. Kecintaan terhadap profesi

yang berhubungan dengan hukum itu karena buku bacaan di rumah mereka lebih banyak tentang hukum. “Bapak termasuk suka baca buku. Di rumah bu kunya banyak, terutama tentang hukum. Kami sering baca dan akhirnya ingin jadi pengacara dan hakim,” ungkapnya. Meski sama-sama menjadi pengacara, Oesnawi dan dua anaknya jarang bertemu di PN Ba nyuwangi. Bila kebetulan bersama di PN, ketiganya juga jarang berkomunikasi. “Bapak senang menangani kasus perdata,” cetus Sri Nurhayati. Meski jarang berkomunikasi di PN, bukan berarti bapak de-

ngan dua putranya yang samasama menjadi pengacara itu kurang akur. Di rumahnya di Jalan Mendut, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Banyuwangi, mereka sering me lakukan diskusi terkait kasus yang ditangani. “Kebetulan kami bertiga rumahnya berdekatan,” terangnya. Dalam menangani perkara, Mbak Nur terlihat jarang bersama bapaknya. Itu beda dengan Rahmat Yudi Permana. Yudi selama ini sering bersama bapaknya dalam menangani perkara. “Kami tidak canggung dalam menangani perkara. Ya biasalah,” katanya. Mbak Nur yang menekuni

pro fesi pengacara sejak tahun 2001 lalu itu pernah berhadapan dengan bapaknya da lam menangani perkara. Kasus yang ditangani saat itu adalah masalah perceraian di Pengadilan Agama (PA) Banyuwangi. “Saya mendampingi penggugat dan bapak mendampingi tergugat,” ujarnya. Saat tahu lawannya menggunakan bapaknya dalam perkara perceraian itu, Mbak Nur mengaku kaget. Tetapi, semua tahap akhirnya bisa dilalui hingga dirinya menang dalam perkara tersebut. “Kalau kerja, ya tetap harus profesional,” ungkap Mbak Nur seraya tertawa lebar. (c1/aif)

keberatan yang disampaikan calon yang merasa dirugikan. Jika di tingkat panitia pilkades dan BPD sengketa hasil pilkades itu tidak bisa diselesaikan, maka calon bisa mengajukan keberatan secara tertulis kepada camat setempat. Camat bersama anggota Forum Pimpinan Kecamatan (FPK) berkewajiban merespons keberatan yang disampaikan calon kades tersebut. “Keberatan tidak boleh dilakukan tim, tapi harus disampaikan dan diteken calon kades yang merasa dirugikan,” jelasnya. Jika di tingkat FPK tidak bisa diselesaikan, lanjut Anacleto, ke beratan hasil pilkades itu harus disampaikan kepada Bu-

pati Banyuwangi. Protes yang disampaikan kepada Bu pati Banyuwangi merupakan penyelesaian tahap akhir. Terkait protes hasil pilkades Wongsorejo, kata Anacleto, tahap penyelesaian sengketa pilkades yang diatur dalam perda belum dilalui. Sampai saat ini calon kades yang tidak puas dengan hasil pilkades belum menyampaikan keberatan resmi kepada panitia dan pihak BPD. “Karena itu, saya sarankan ca lon yang tidak puas agar menyelesaikan sengketa hasil pilkades itu sesuai perda yang ada,” saran Anacleto. Pihaknya sudah melakukan pengecekan kepada panitia pil-

kades Wongsorejo. Sampai digelarnya aksi demo di DPRD dan kantor Pemkab Banyuwangi, belum ada keberatan resmi yang masuk kepada panitia dan BPD dari calon kades yang merasakan dirugikan. “Bupati tidak bisa memproses pengaduan itu kalau tahap penyelesaian sengketa yang diatur dalam perda belum dilalui,” tegasnya. Aksi demo pendukung calon ka des Wongsorejo yang kalah di lakukan tanpa sepengetahuan pihak kecamatan. “Sekali lagi, saya sarankan agar pe nye lesaian sengketa pilkades mematuhi ketentuan yang ada dalam perda,” tambahnya. (sgt/c1/afi)

Perlu Kajian Lebih Mendalam n TIGA... Sambungan dari Hal 33

Dengan daerah yang dipecah, maka pelayanan publik akan maksimal. “Wilayah Banyuwangi sangat luas, dari KalibaruWongsorejo jaraknya hampir 90 kilometer,” ungkapnya. Dengan nada serius, Gus Hisyam membandingkan sejumlah daerah di Jawa Timur, seperti Kediri, Blitar, Madiun, Mojokerto, dan Probolinggo, yang dimekarkan dari kabupaten dan kota. “Malang malah dipecah jadi tiga, ada ka bupaten, kota, dan Batu,” kata Gus Hisyam. Dibanding sejumlah daerah itu, wilayah Banyuwangi jauh le bih luas. Dari segi jumlah pen duduk, penduduk Kota Gandrung ini juga sangat banyak. Dari segi potensi dan

sumber daya manusia (SDM), juga sudah layak. “Pro dan kontra soal pemekaran wilayah itu pasti ada, tapi tetap harus dilakukan,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, itu. Dukungan terkait pemekaran itu juga disampaikan ketua DPD LDII Banyuwangi, Suprayaka. “Banyuwangi ini luar biasa luasnya, masak wilayah segede ini masih akan tetap jadi satu terus,” katanya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Suprayaka mengaku mendukung keputusan Komisi 1 DPRD Banyuwangi yang memutuskan pemekaran daerah itu. Dengan wilayah yang dibagi dua, maka pelayanan, pengelolaan, dan penggarapannya akan le bih mudah dan maksimal. “Pemekaran akan lebih bagus,” ujarnya.

Dicontohkan oleh Suprayaka, tidak sedikit daerah dan negara menjadi maju dan tingkat kemak muran masyarakatnya lebih baik karena wilayahnya tidak terlalu luas. “Brunei dan Si ngapura sangat maju dan kaya. Wilayahnya tidak terlalu luas,” tegasnya. Sementara itu, Ketua DPD Muhammadiyah Banyuwangi Syu hada Asyari menyebut, pada dasarnya tidak masalah bila Kabupaten Banyuwangi dilakukan pemekaran. “Kalau kami (Muhammadiyah Banyuwangi) akan mengabdi kepada pengambil kebijakan,” ujarnya. Hanya saja, Syuhada berharap dilakukan kajian yang menda lam bila harus dilakukan pe mekaran. “Perlu langkahlangkah yang terbaik dan kami akan mengabdi,” cetusnya. (abi/c1/aif)

Diajak Lihat Penangkaran Penyu n CITY... Sambungan dari Hal 33

Puas belajar tentang hutan, mereka bergeser di Museum Su kowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro. Di museum milik Komunitas Pencinta Sejarah Blambangan (Ko seba) itu mereka diberi wawasan sejarah Banyuwangi mulai periode kerajaan, masa kolonial, hingga masa revolusi kemerdekaan.

Tidak hanya itu, para finalis ajang pemilihan duta wisata Banyuwangi itu juga berkunjung ke Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi untuk mendapat materi pengenalan laut. Calon jebeng dan thulik itu juga berkesempatan melihat penangkaran penyu milik Yaya san Penyu Banyuwangi di Kelurahan Kapuran, Kecamatan Kalipuro. Lokasi terakhir yang dikunjungi dalam city tour kemarin ialah kampus

Uni versitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi. Koordinator Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) dan Karantina Pemilihan Jebeng-Thulik Banyuwangi 2013, Syaiful Anwar mengatakan, city tour kemarin merupakan satu agenda tahap pra-karantina para finalis. “City tour ini dilakukan untuk menambah pengetahuan para finalis. Sebab, jebeng dan thulik adalah duta wisata Banyuwangi,” ujarnya. (sgt/c1/aif)

Selalu Jaga Kebugaran Tubuh n TAK... Sambungan dari Hal 33

Terkait kostum uniknya tersebut, Ocha, perias Suliana, me ng informasikan bahwa Suliana tidak merasa risi dengan kostum yang dipakai saat manggung di acara BEC beberapa waktu lalu. Bahkan, Suliana mengaku sangat terkesan. Ala sannya, kostum tersebut

terlihat unik dan jarang dipakai orang lain. “Suliana sangat suka, Mas, karena unik dan jarang yang pakai kayak gitu,” kata Ocha kepada koran ini tadi malam (12/11). Sebagai artis lokal yang saat ini sedang naik daun, hampir se tiap hari Suliana sibuk mang gung. Sampai-sampai kesibukan itu menyebabkan dia sulit dihubungi. Menyikapi ke-

sibukannya tersebut, menurut Ocha, Suliana selalu berusaha menjaga kesehatan dan kebu garan tubuhnya dengan cara olahraga dan istirahat cukup. Selain itu, dia kerap meminta jadwal manggungnya dimajukan agar bisa cepat pulang dan istirahat. “Memang kerap begitu, Mas, biar bisa istirahat. Karena besok manggung lagi,” pungkas Ocha. (c1/aif)


44

Jumat 13 September 2013

Tiga Tahun Duet Kepemimpinan Dadang Wigiarto-Rachmad Membangun Situbondo (3)

Bangun Infrastruktur untuk Dekatkan Layanan Dasar Masyarakat Infrastruktur daerah merupakan salah satu program prioritas pembangunan Pemkab Situbondo. Langkah ini berperan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. PEMBANGUNAN infrastruktur daerah merupakan upaya strategis dalam rangka mendekatkan berbagai pelayanan dasar kepada masyarakat melalui pembangunan prasarana transportasi atau jalan dan jembatan, serta prasarana pengairan atau irigasi. Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari dukungan infrastruktur yang telah dibangun, seperti prasarana transportasi dan pengairan.

Untuk itu diperlukan peningkatan kemampuan daerah terhadap pelaksanaaan pembangunan di bidang infrastruktur dengan memacu investasi dan sumber dana lain. Semakin meningkatnya sarana infrastruktur sangat berpengaruh terhadap laju perekonomian masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai dalam Urusan Infrastruktur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD ) Kabupaten Situbondo yaitu “Meningkatnya jalan dalam kondisi baik, Meningkatnya jembatan dalam kondisi baik, Meningkatnya pemenuhan infrastruktur jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya”. Satuan Kerja Perangkat Daerah penanggung jawab pencapaian sasaran ini adalah Dinas Bina Marga dan Pengairan

EDY SUPRIYONO/RaBa

TURBA: Bupati Dadang (tiga dari kiri) turun langsung ke desa-desa terpencil untuk mengecek kondisi prasarana jalan atau jembatan menuju desa tersebut.

Kabupaten Situbondo. Sasaran Meningkatnya jalan dalam kondisi baik ditandai dengan empat indikator. Yaitu, panjang jalan ka-

bupaten dalam kondisi baik, tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten, keselamatan tersedianya

jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat. Selain itu, juga kondisi jalan tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman. Program peningkatan jalan dan jembatan, rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan dan pembangunan jalan dan jembatan. Dari hasil penilaian berdasarkan skala ordinal disimpulkan bahwa Capaian kinerja sasaran meningkatnya jalan dalam kondisi baik adalah termasuk kategori sangat berhasil. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik di tahun 2012 targetnya adalah 65,27% dan realisasi sebesar 66,81% dengan volume target 681,376 km dan realisasi 697,452 km dari panjang total keseluruhan jalan

kabupaten 1.043,934 km. Data total jalan kabupaten pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Situbondo berubah dari semula 1.038,14 km menjadi 1.043,934 km berdasarkan Keputusan Bupati Situbondo No:188/337/P/004.2/2012 tentang Penetapan Status Ruas-Ruas Jalan Sebagai Jalan Kabupaten Situbondo Tanggal 23 April 2012. Jika dibandingkan nilai target 2012 sebesar 65,27%, capaian kinerja indikator ini 102,36% termasuk kategori sangat berhasil. Dibandingkan dengan tahun 2011, panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik mengalami peningkatan sebesar 49,90 km atau 7.7% yaitu dari 647,51 km pada tahun 2011 menjadi 697,452 km pada tahun 2012 n Baca Bangun...Hal 36

Pilkades 4 Desa Sisakan Masalah SITUBONDO - Pelaksanaan pemilihan kepala desa (Pilkades) di 89 desa selama dua hari berturut-turut (11 dan 12 September) telah selesai digelar. Namun, pesta demokrasi yang digelar di sejumlah desa masih menyisakan masalah. Itu setidaknya terjadi di empat desa. Bahkan, di dua desa sampai terjadi pengerahan massa. Yakni di Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur; dan Desa Sumberanyar. Kecamatan Banyuputih. Pelaksanaan pilkades lain yang juga menyisakan masalah adalah di Desa Kukusan, Kecamatan Kendit; dan Desa Pokaan, Kecamatan Kapongan. Di Kalianget, aksi protes oleh massa pendukung salah satu cakades terjadi setelah penghitungan suara usai. Sebab, selisih satu calon dengan pemenang pilkades, hanya selisih sebelas suara. Mereka menilai penghitungan suara terlalu cepat dan menduga adanya kecurangan saat penghitungan suara. Akibatnya, ratusan warga meminta agar kertas suara Pilkades dihitung ulang. Tak ingin terjadi sesuatu yang tak diinginkan, sejumlah aparat keamanan memilih langsung mengamankan kotak suara. Tidak terima dengan langkah itu, warga pendukung salah satu cakades melanjutkan aksinya ke Kantor Kecamatan Banyuglugur. Kali ini dengan jumlah massa yang lebih besar. Tuntutannya agar Pilkades di Desa Kalianget diulang. Camat Banyuglugur Baihaqi mengatakan, pihaknya beserta jajaran Muspika Kecamatan Banyuglugur telah melakukan mediasi dengan perwakilan warga. Termasuk Misnal, salah satu cakades yang kalah dan meraup dukungan hanya terpaut sebelas suara dengan pemenang pilkades. “Kami sudah mengumpulkan perwakilan termasuk dari cakades. Pak Misnal sudah mengajukan surat keberatan. Isinya, penghitungan suara terlalu cepat. Sehingga saksi nomor dua tidak mau tanda tangan dalam perolehan suara. Yang kedua, banyak warga yang tidak mempunyai hak pilih. Apa ada bukti atau tidak, saya tidak tahu,” terang Baihaqi. Camat Banyuglugur mengaku akan segera mengumpulkan panitia. Waktunya masih akan dikoordinasikan dengan tim fasilitator kabupaten. “Tadi disepakati, akan kita kumpulkan semua panitia, termasuk yang terkait dengan penghitungan,” imbuhnya. Kericuhan juga terjadi di Desa Sumberanyar. Massa salah satu cakades menilai panitia pemilihan kepala desa curang dan memihak pada calon lainnya. Salah satu pendukung cakades Husnul Khotimah, mengaku menemukan panitia pelaksana pilkades yang memberikan undangan pilkades kepada anak di bawah umur. Ini terjadi di salah satu pesantren di desa setempat. Tim pemenangan cakades ini juga menyerahkan bukti berupa foto anak di bawah umur yang hadir pada acara pemilihan kepala desa yang digelar Rabu (11/9). “Panitia mendata anak di bawah umur di pesantren. Jadi kami menuntut agar dilakukan pemilihan ulang,” ujar Juharto, pendukung cakades Husnul Khotimah. Berdasar dugaan itu, massa menuntut panitia melakukan pilkades ulang.

in

ar m e K s e d a k il P Hasil DESA

NUR HARIRI/RaBa

KERAHKAN MASSA: Ratusan warga memboikot hasil pilkades Kalianget di kantor Kecamatan Banyuglugur kemarin (12/9).

Desakan tersebut disampaikan melalui unjuk rasa di balai Desa Sumberanyar. Bahkan, aksi ini sempat diwarnai aksi kericuhan. Ada pendukung cakades yang emosi dan nyaris memukul warga lain. Beruntung, aksi itu tak sampai terjadi. Massa pendukung calon kepala desa ini berjanji akan melakukan aksi unjuk rasa yang lebih besar jika panitia pelaksana pilkades tidak melakukan pemilihan ulang. Untuk menyelesaikan kasus itu, ketua panitia pilkades di Desa Sumberanyar, Banyuputih, Sutiyanto, mengaku akan melakukan koordinasi dengan panitia lainnya. Sementara itu, di Desa Kukusan, Kecamatan Kendit, para saksi cakades yang salah tidak mau membubuhkan tanda

tangannya. Mereka melakukan protes karena nama cakades yang memenangi pilkades tidak sama antara nama yang ada di pendaftaran atau ijazah dengan nama yang ada dalam surat suara. Keadaan ini sebenarnya sudah ditegur langsung oleh sejumlah tim sukses cakades. Namun, ternyata nama di surat suara dengan di pendaftaran tetap tidak sama. Nama di pendaftaran menggunakan Yuprianto, namun di surat suara menggunakan Ayup H. Di Desa Pokaan, Kecamatan Kapongan, pendukung salah satu cakades menyurati panitia pilkades. Mereka keberatan dengan perlakukan salah satu panitia pilkadesa bernama H. Lukman yang dinilai melakukan perampasan terhadap

barang-barang miliknya. “Padahal, di Perda maupun Perbup serta kesepakatan antar cakades sama sekali tak ada larangan para pendukung menyiapkan akomodasi, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat,” ujar salah satu pendukung yang tersinggung dengan aksi H. Lukman. Ceritanya, sekitar pukul 07.30, tim salah satu cakades menyiapkan minuman kemasan secara sukarela, tanpa atribut apa pun. Namun, tiba-tiba sekitar pukul 08.25 H Lukman secara tiba-tiba merampas minuman tersebut tanpa terlebih dahulu melakukan klarifikasi. Surat ini ditembuskan kepada kapolres, Kapolsek, dan bagian pemerintahan. (pri/rri/als)

Penuh Hiburan, Pilkades Aman ARJASA - Sementara itu, demi menjaga agar pemilihan kepala desa (pilkades) berjalan lancar dan meriah, panitia pilkades di beberapa desa menyajikan sejumlah hiburan untuk masyarakat. Seperti yang tersaji di Desa Kedungdowo, Kecamatan Arjasa, kemarin (12/9). Di desa tersebut, panitia pilkades sengaja membuat serangkaian acara menarik dengan tujuan agar partisipasi warga desa tetap tinggi. “Di sini banyak sekali hiburannya. Dengan begini, pilkades akan damai,” kata HM. Hasanuddin, ketua panitia pilkades Kedungdowo. Sebelum pencoblosan berlangsung, dua calon kepala desa yang tak lain pasangan suami-istri (pasutri), M. Hafit Siwomulyo dan Purwaningsih,diarakhinggatempatcoblosan. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, selama pemungutan suara berlangsung, beberapa hiburan disajikan demi menarik partisipasi masyarakat. Beberapa hiburan tersebut, di antaranya penampilan paskibra, hadrah, drum band, musik elekton, lawak, dan beberapa kegiatan lain. Beberapa orang yang memonitor pelak-

Persilakan Kirim Surat Keberatan

NUR HARIRI/RaBa

JOGET: Suasana pilkades di Desa Kedungdowo, Kecamatan Arjasa, kemarin (12/9).

sanaan pilkades di desa itu juga diminta bernyanyi. Salah satunya adalah Dandim 0823 Letkol ARM Soegeng Riyadi. Dia bergoyang bersama cakades di tengahtengah masyarakat Kedungdowo. Camat Arjasa, Masyhari, mengaku sangat mengapresiasi hiburan dalam

SOSIALISASI: Masyarakat perkotaan mendengarkan pemaparan program P4-IP dari nara sumber Rully Suliasto Pratomo dan Hasbi Fikri. SYAMSURI/RaBa

Mulai pengambilan keputusan, perencanaan, monitoring hingga pemanfatan, dan pemeliharaan dari hasil pembangunan. Sementara, Askot Insfrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan Kabupaten SitubondoBondowoso, Hasbi Fikri menambahkan, sasaran insfrastruktur ini ditetapkan

Sabirin Ali Sayuri Dwi Kurniadi Imamul Kamal Syaiful Bahri Burhanuddin Yudi Suryantono Ibnul Farozi Agus Wedi Dwi Widiati Erwin Saleh Suhardi Suhadi Tjung Padli Sawari Suliyanto Yoyok Hermanto Akhmat Sudiono Suryadi Ahmad Misuri Setiawan Asmuni Kusnadin Birri Samsuri Kamilulmu Arif Joko Sabar Asykur Hasan Hafit Sukarwi Mashud Hadjari Hozinatul M. Juharto Sumakki Jogo Santoso Fathollah Hosen Ali Kuswanto Muttaha Mudhar Suryadi Linda Juliatiningrum NUR HARIRI/RaBa

pilkades tersebut. dengan adanya hiburan tersebut, pilkades tidak akan memanas dan warga yang datang bisa terhibur. “Selain masyarakat terhibur, situasi juga kondusif. Harapannya, di desa-desa lain juga aman,” terang Masyhari saat memantau pilkades. (rri/c1/als)

P4-IP Dukung PNPM Mandiri Perkotaan SITUBONDO - Untuk mengurangi beban hidup masyarakat miskin akibat perubahan besaran subsidi bahan bakar minyak (BBM), pemerintah menetapkan berbagai macam program. Salah satunya program percepatan dan perluasan pembangunan insfrastruktur pemukimamn (P4-IP) perkotaan yang dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Menurut PPK PNPM Perkotaan Situbondo, Rully Siliasto Pratomo, P4-IP untuk mendukung PNPM Mandiri Perkotaan sebagai upaya untuk memberikan kemudahan akses penyediaan insfrastruktur pemukiman di perkotaan. Terutamanya bagi masyarakat miskin. “Tujuannya memberikan kemudahan akses masyarakat miskin terhadap insfrastruktur dasar pemukiman di perkotaan,” imbuh Rully. Sedangkan pola pendekatan dari program ini adalah untuk pemberdayaan masyarakat. Artinya proses pelaksanaannya menempatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan.

Sumberanyar, Jatibanteng Patemon, Jatibanteng Jatibanteng, Jatibanteng Jetis, Besuki Bloro, Besuki Kalimas, Besuki Demung, Besuki Suboh, Suboh Dawuhan, Suboh Buduan, Suboh Ketah, Suboh Sumberanyar, Mlandingan Campoan, Mlandingan Trebungan, Mlandingan Balung, Kendit Rajekwesi, Kendit Klatakan, Kendit Wringinanom, Panarukan Peleyan, Panarukan Battal, Panji Tokelan, Panji Curah Jeru, Panji Tanjung Glugur, Mangaran Kandang, Kapongan Curahcottok, Kapongan Landangan, Kapongan Gebangan, Kapongan Pokaan, Kapongan Kedungdowo, Arjasa Curah Kalak, Jangkar Palangan, Jangkar Parante, Asembagus Asembagus, Asembagus Banyuputih, Banyuputih Sumberwaru, Banyuputih Tamankursi, Sumbermalang Tlogosari, Sumbermalang Tepos, Banyuglugur Selobanteng, Banyuglugur Patemon, Bungatan Sumber Tengah, Bungatan Selowogo, Bungatan

PEMENANG

berdasarkan surat keputusan Menteri PU nomer 314/KPTS/M/2013 tanggal 29 Juli tahun 2013 tentang penetapan kelurahan/ desa yang menjadi sasaran P4-IP. Pada tahun 2013 ini, jumlahnya mencapai 1.800 kelurahan/desa yang tersebar di 218 kota/ kabupaten dan 33 provinsi. “Sedangkan lo-

kasi sasaran P4-IP PNPM mandiri perkotaan untuk Situbondo meliputi Desa Kalibagor, Kecamatan Situbondo; Desa Bantal, Kecamatan Asembagus;Desa Tanjung Kamal, Kecamatan Mangaran; dan Desa Semiring, Kecamatan Mangaran,” terang Hasbi. Dari masing-masing desa nantinya akan mendapatkan alokasi dana BLM sebesar Rp 250 juta. Dana ini khusus untuk kegiatan infrastruktur yang dapat memberikan dampak manfaat langsung kepada masyarakat miskin akan kebutuhan insfrastruktur dasar pemukiman, yang meliputi jalan, jembatan, tambahan perahu, penyediaan air minum, sanitasi lingkungan (drainase, saluran rumah limbah rumah tangga, MCK/jamban persampahan) dan irigasi. “Sedangkan pencairannya akan dilakukan selama 3 termin. Termin pertama yang akan diserap sebanyak 40%, kedua 30%, dan termin ketiga sebesar 30%, dengan target penyerapan 100 % pada Desember nanti,” papar Hasbi. (adv/als)

TERKAIT keberatan pendukung cakades di sejumlah desa, Kabag Pemerintahan Pemkab Situbondo, Tulus Priatmadji, mempersilakan mereka menempuh cara-cara yang telah diatur dalam regulasi. Salah satunya bisa melakukan gugatan atau menyampaikan surat keberatan ke Bagian Pemerintahan Pemkab Situbondo. Dia menegaskan, bahwa hasil pilkades tidak bisa diganggu gugat. “Bisa dilakukan pilkades ulang, tetapi lewat gugatan. Kalau lewat aksi ya tidak mungkin bisa, bahkan sulit mendapat solusi,” kata Tulus via telepon seluler tadi malam. Mantan Camat Besuki tersebut mengaku bisa memahami ketidakpuasan calon yang kalah dan para pendukungnya. “Namanya orang tidak puas, tidak ada masalah. Yang penting jangan sampai anarkis, jangan sampai merugikan orang lain,” terangnya. Tentang massa pendukung salah satu cakades Kalianget yang minta penghitungan ulang, Tulus menegaskan dalam perda dan perbup itu tidak pernah ada. “Kita tidak berani (melakukan pilkades ulang),” tandas Tulus. Dia menjelaskan, cakades di Desa Kalianget ada enam orang. “Setahu saya yang lima (cakades) itu tidak ada masalah. Hanya satu saja, karena selisihnya sedikit, dia kemudian tidak mau tanda tangan,” ungkap Tulus. Dia menegaskan, tidak tanda tanganya saksi atau calon dalam berita acara, sama sekali tidak mempengaruhi keabsahan hasil pilkades. “Termasuk yang di Sumberanyar. Tapi biarkan sajalah, biarkan mengajukan gugatan saja nanti. Sesuai aturan,” katanya. Tentang insiden di Desa Pokaan, Kapongan, itu terjadi karena calon menyediakan minuman. Seharusnya itu tidak terjadi. “Memang tidak boleh (calon menyediakan minuman). Katanya ini sudah diperingati,” terang Tulus. Kata dia, hingga kini Bagian Pemerintahan belum satu pun menerima surat pengaduan dari pihak-pihak yang tak puas terhadap pelaksanaan pilkades. “Kita tunggu saja beberapa hari ini, biasanya memang begitu,” imbuhnya. Jika nantinya ada pengaduan, maka Tim Fasilitator Pemkab akan turun untuk mengecek fakta yang sebenarnya di lapangan. “Jadi, silahan buat surat, nanti tim fasilitator kabupaten turun melihat kenyataan yang ada bagaimana,” ujar Tulus. (pri/rri/c1/als)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.