1 desember web

Page 1

1 DESEMBER

29

TAHUN 2013

PEMERINTAHAN

Sinkronisasi RAPBD di Jember Tertunda SITUBONDO - Sinkronisasi pembahasan rancangan APBD 2014 yang dilakukan di salah satu hotel di Kabupaten Jember masih menyisakan setumpuk per soalan. Besarnya biaya kegiatan yang ditanggung APBD setiap kegiatan dilakukan di luar daerah tak mampu membuat eksekutif dan le gislatif be narbenar me manf aat k a n w a kt u yang ada. Padahal, para ang gota Badan Anggaran DPRD DOK.RaBa Kabupaten SituSyaifullah bon do dan Tim Anggaran Pemkab itu sudah memiliki waktu dua hari untuk melakukan sinkronisasi RAPBD 2014. Tak pelak, paripurna pengesahan APBD 2014 yang direncanakan dilakukan di awal Desember 2013 diprediksi kuat akan molor hingga pertengahan Desember 2013 n Baca Sinkronisasi...Hal 35

GALIH COKRO/RaBa

PITA MERAH: Berbagai elemen masyarakat melakukan long march peringatan Hari AIDS di Jalan A. Yani, Banyuwangi, pagi kemarin.

ODHA Tembus 1.608 Orang RAZIA

MUI Mendukung Penutupan Karaoke BANYUWANGI - Penutupan tiga tempat karaoke ilegal yang dilakukan petugas gabungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), TNI, dan Polri, Rabu malam (27/11) me nuai apresiasi positif Majelis Ulama In donesia (MUI) Banyuwangi. Pasalnya, langkah yang juga dibarengi razia antisipasi prostitusi terselubung di tempat-tempat karaoke berizin itu dinilai mampu mencegah dan menyelamatkan generasi muda dari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak masa depan penerus bangsa. Wakil Ketua MUI Banyuwangi, Nur Chozin mengatakan, kasus kenakalan remaja akhirakhir ini semakin merajalela. Ironisnya, perbuatan kaum muda tersebut tidak sedikit yang mengarah ke ranah kriminal, seperti pencurian dan perkosaan n Baca MUI...Hal 35

ADA APA LAGI

NUR HARIRI/RaBa

BANYUWANGI - Dari waktu ke waktu, jumlah penderita HIV/AIDS di Banyuwangi terus bertambah. Sejak kali pertama kasus HIV/AIDS ditemukan di Bumi Blambangan tahun 1999 silam, hingga kini jumlah warga yang terjangkit virus mematikan tersebut mencapai 1.600 lebih penderita.

Ironisnya, pengidap HIV/AIDS di Banyuwangi didominasi warga kelompok usia produktif, yakni mulai usia 16 tahun sampai 45 tahun. Yang tidak kalah memprihatinkan, virus ini juga telah menggerogoti tubuh mereka yang masih balita (bawah 5 tahun) n Baca ODHA...Hal 35

Wali Murid TK Masuk Pasar SEMENTARA itu di Kecamatan Tegalsari, aksi peringatan Hari AIDS Sedunia dilakukan kalangan ibu-ibu wali murid taman kanak-kanak (TK). Para wali murid itu menggelar aksi solidaritas di

Tahun Ini Pasang 3.330 Lampu Jalan BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi terus melebarkan pemasangan lampu penerangan jalan umum (LPJU). Awalnya, pemasangan LPJU hanya difokuskan di jalan nasional dan provinsi, kini pemasangan lampu itu dikembangkan di sejumlah ruas jalan kabupaten, jalan kecamatan, dan jalan desa. Pada tahun anggaran 2013 ini, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi memasang sekitar 3.330 LPJU. Pemasangan 3.330 lampu itu tersebar di ibu kota kabupaten, jalan provinsi, jalan nasional, dan jalan pusat kecamatan. “Tahun ini kita pasang LPJU untuk perkotaan dan pedesaan,” ujar Kepala DKP Banyuwangi, Arief Setiawan, kemarin (30/11). Sampai tahun 2013 ini LPJU yang terpasang sudah mencapai 8.863 unit. Dalam tiga tahun, pemasangan LPJU mengalami peningkatan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2004 hingga 2010, LPJU yang terpasang hanya 1.789 unit. LPJU yang terpasang mulai tahun 2011 hingga 2013 mencapai 8.863 unit. Pada tahun 2011, LPJU yang terpasang mencapai 3.712 unit, tahun 2012 terpasang 2.821 unit, dan tahun 2013 terpasang 3.330 unit. Pemasangan LPJU pada era Bupati Abdullah Azwar Anas, kata Arief, tidak hanya terfokus di perkotaan, tapi juga di jalan-jalan pedesaan.(afi/c1/bay)

jalanan Desa Tegalsari kemarin (30/11). Aksi yang diprakarsai Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Banyuwangi itu menyedot perhatian warga n Baca Wali...Hal 35

Polisi Memburu Pacar Siswi Pengubur Bayi

GALIH COKRO/RaBa

TIANG BARU: Petugas memasang lampu penerangan jalan umum di Jalan A. Yani, Banyuwangi, kemarin.

BANYUWANGI - Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Banyuwangi masih terus mengusut kasus siswi salah satu SMK di Kecamatan Giri yang mengubur bayinya. Saat ini polisi masih memburu pria yang diduga ayah kandung bayi malang tersebut. Karena data masih minim, polisi masih belum berhasil menemukan lelaki berinisial G yang diduga menghamili siswi tersebut. “DA jiwanya masih labil. Jadi saat memberikan keterangan belum bisa lengkap,” cetus Kasatreskrim Polres Banyuwangi AKP Nandu Dyanata kemarin (30/11). Sejumlah anggota Satreskrim, terang Nandu, kini tengah dikerahkan untuk mencari lelaki berinisial G tersebut. Nomor hand phone (HP) yang biasa dipakai, ternyata sudah tidak aktif. Di sejumlah tempat yang biasa menjadi tempat mangkal, juga tidak ada. “Kita masih terus mencari G,” katanya. Kasatreskrim Nandu menyebut, G sebenarnya hanya akan dimintai keterangan seputar hubungannya dengan DA n Baca Polisi...Hal 35

AGUS BAIHAQI/RaBa

SEPI: Tempat kos DA di Gang Mawar Jalan HOS Cokroaminoto Banyuwangi.

Berkunjung ke Thailand di Tengah Situasi Politik yang Memanas (4-Habis)

LAPOR: Aries Subekti menerangkan dugaan penggelapan kepada penyidik di Polres Situbondo kemarin (30/11).

PKL dan Asongan Ditampung di Floating Market

Cicilan Empat Nasabah Ditilap Debt Collector

Di hari terakhir kunjungan ke Negeri Gajah Putih, kami berkesempatan mengunjungi Pattaya Floating Market di pusat Pattaya, Provinsi Chonburi, Thailand. Berikut catatan terakhir dua awak redaksi Jawa Pos Radar Banyuwangi, AF. ICHSAN RASYID dan KHOIRUL MUKLIS.

SITUBONDO - Diduga menggelapkan uang milik nasabah, seorang debt collector berinisial YAB, asal Desa/Kecamatan Cermee, Bondowoso, harus berurusan dengan polisi. Tidak tanggungtanggung, pria 31 tahun itu diduga menggasak uang setoran kredit motor empat nasabah. Kasus itu mencuat setelah atasannya, Aries Subekti, 32, warga Perum Taman Sutri, Kelurahan Sobo, Banyuwangi, melaporkan dugaan penggelapan tersebut ke Mapolres Situbondo kemarin (30/11). “Nasabahnya empat. Uang setoran mereka dibayarkan ke debt collector itu, tapi tidak dibayarkan ke kantor,” terang Aries saat berada di Mapolres Situbondo. Ditambahkan, keempat nasabah yang menjadi sasaran debt collector YAB itu semua masih memiliki tanggungan kredit motor kepada perusahaan penjual motor di Situbondo n Baca Cicilan...Hal 35

http://www.radarbanyuwangi.co.id

UNTUK mencapai Pattaya Floating Market atau pasar terapung, kami yang difasilitasi Pesona Ijen Tour & Travel Banyuwangi harus menempuh perjalanan darat sekitar tiga jam dari Bangkok. Di Thailand ada pasar terapung. Pasar terapung itu berada di wilayah Pattaya Selatan, Provinsi Chonburi, yang berada di kawasan Thailand bagian timur. Selain pantai, Distrik Pattaya memiliki sebuah pasar terapung yang sangat menawan, yakni Pattaya Floating Market. Pasar yang

berada di atas sungai buatan seluas seratus ribu meter persegi itu menarik dikunjungi untuk hunting makanan khas Thailand. Meski terhampar di atas sungai buatan, tapi pasar tersebut merupakan pasar te rapung terbesar di Thailand bagian timur. Sejak beroperasi pada November 2008, pa sar terapung itu berhasil menyedot ribuan turis dari berbagai belahan du nia, termasuk turis asal Indonesia. Pasar terapung memang menjadi ciri khas pasar tradisional di beberapa kawasan Thailand, khususnya wilayah yang terletak di pesisir sungai. Di pasar tersebut banyak pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan jualan di atas perahu dengan cara berkeliling dari satu dermaga ke dermaga lain. Ada sekitar 85 perahu yang berkeliling menyusuri sungai mulai jam 07.00 pagi hingga pukul 21.00. Makanan yang dijual sangat beragam, mulai coconut ice cream, kacang, jagung, hingga moci n Baca PKL...Hal 35

Tahun ini pasang 3.330 lampu jalan Tambah tiga tiang lagi, bisa pas 3.333 lampu

Sinkronisasi RAPBD Situbondo di hotel di Jember tertunda Sudah jauh, butuh ongkos, tak tuntas pula

KHOIRUL MUKLIS/RaBa

TERAPUNG: Bermacam makanan dan jajan dijual di Pattaya Floating Market. email: radarbwi@gmail.com / radarbwi@yahoo.com


30

Minggu 1 Desember 2013

Kerugian Banjir Belum Terdata BANYUWANGI - Hujan deras hingga menyebabkan banjir selama sebulan terakhir di Bumi Blambangan ternyata belum terdata secara detail di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi. Kerugian akibat banjir itu belum bisa diketahui. Banjir di wilayah Kecamatan Rogojampi pada Rabu malam lalu (27/11) dan rumah ambruk di Lingkungan Antogan, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, pada Jumat dini hari lalu (29/11) juga belum terdata. “Data belum ada yang masuk,” terang Kepala BPBD Banyuwangi Wiyono. Wiyono mengaku, secara lisan pihaknya sudah mendapat laporan

dari Camat Rogojampi Kusiyadi mengenai banjir yang terjadi di wilayahnya, termasuk informasi terkait rumah rusak. “Kata Pak Camat, rumah yang rusak itu karena sudah lapuk,” cetusnya. Hujan yang mengakibatkan banjir, sebut dia, bukan hanya terjadi di wilayah Kecamatan Rogojampi. Sampai saat ini, belum ada yang menyerahkan data sama sekali. “Data rumah yang ambruk di Kalipuro juga belum masuk ke BPBD,” sebutnya. Saat ini, lanjut dia, pihaknya tengah menerjunkan staf BPBD ke sejumlah lokasi bencana. Mereka diminta mendata kerugian akibat banjir tersebut. “Saya sudah menerjunkan staf untuk mendata

kerugian, tapi laporannya belum ada,” ungkapnya. Hujan yang sering menyebabkan banjir di wilayah Kabupaten Banyuwangi, jelas dia, sebenarnya termasuk kecil. Sebab, musim hujan diprediksi baru tiba pada Desember 2013 ini. “Hujan deras dan besar diperkirakan terjadi pada Januari 2014 mendatang,” cetusnya. Untuk mengantisipasi penanggulangan bencana, Wiyono menyebut telah memerintahkan semua camat di Kabupaten Banyuwangi membuka posko bencana. Posko bencana itu harus ada yang piket selama 24 jam penuh. “Kecamatan harus memantau bila ada bencana,” katanya. (abi/c1/bay)

BASAH: Air hujan menggenangi rumah warga di wilayah Kecamatan Rogojampi Rabu malam lalu (27/11). Hingga kemarin (30/11) kerugian akibat banjir tersebut belum terdata BPBD Banyuwangi.

ABDUL AZIZ/RaBa

RUBRIK PERPAJAKAN Pertanyaan : Apakah jenis buku dan kitab suci yang impornya dibebaskan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN)? Jawaban :Terima kasih atas pertanyaan Saudara. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 122/PMK.011/2013 tentang Buku-Buku Pelajaran Umum, Kitab Suci, dan BukuBuku Pelajaran Agama yang Atas Impor dan/atau Penyerahannya Dibebaskan dari Pengenaan PPN Atas impor dan/atau penyerahan buku-buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku-buku pelajaran agama, dibebaskan dari pengenaan PPN dan tidak diwajibkan memiliki Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN yaitu : Buku-buku pelajaran umum dan buku-buku pelajaran agama yang merupakan buku-buku fiksi dan nonfiksi untuk meningkatkan pendidikan dan kecerdasan bangsa, yang merupakan buku-buku pelajaran pokok, penunjang dan kepustakaan serta di bidang agama. Jenis kitab suci yaitu : Kitab suci agama Islam meliputi kitab suci Al-Qur’an, termasuk tafsir dan terjemahannya baik secara keseluruhan maupun sebagian, dan Jus Amma; Kitab suci agama Kristen Protestan meliputi kitab suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru termasuk tafsir dan terjemahannya baik secara keseluruhan maupun sebagian; Kitab suci agama Katolik meliputi kitab suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru termasuk tafsir dan terjemahannya baik secara keseluruhan maupun sebagian; Kitab suci agama Hindu meliputi kitab suci Weda, Smerti, dan Sruti, Upanisad, Itihasa, Purnama, termasuk tafsir dan terjemahannya baik secara keseluruhan maupun sebagian; Kitab suci agama Budha meliputi kitab suci Tripitaka termasuk tafsir dan terjemahannya baik secara keseluruhan maupun sebagian; dan Kitab lainnya yang telah ditetapkan sebagai kitab suci oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Menteri dimaksud. Atas impor dan/atau penyerahan buku-buku yang disahkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Menteri dimaksud sebagai buku-buku pelajaran umum, dibebaskan dari pengenaan PPN dan diwajibkan memiliki (SKB) PPN yaitu: - buku hiburan; - buku musik; - buku roman populer; - buku sulap; - buku iklan; - buku promosi suatu usaha; - buku katalog di luar keperluan pendidikan; - buku karikatur; - buku horoskop; - buku horor; - buku komik; - buku reproduksi lukisan.

AGUS BAIHAQI/RaBa

PADAT: Bus dan travel sering transit sembarangan sehingga membuat badan jalan di Pertigaan Srono menyempit.

Simpang Tiga Srono Rawan Kecelakaan SRONO - Jalan raya simpang tiga Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Banyuwangi, nyaris macet setiap pagi. Kendaraan berbagai jenis yang datang dari arah utara dan selatan sering berhenti dan menumpuk di utara lampu merah. Ja l a n na s i o na l ju r u s a n Banyuwangi-Jember di kawasan tersebut sebenarnya cukup lebar, yakni 12 meter. Namun, bila kendaraan berhenti berbarengan di kawasan tersebut, jalan selebar 12 meter itu menjadi sempit. Ruas jalan yang bisa dilewati hanya empat meter. Menumpuknya kendaraan di utara lampu merah itu terjadi hampir setiap hari. Bus jurusan Bali dan Situbondo biasa berhenti di tempat tersebut sekitar 20 menit. “Bus yang akan ke Bali dan Situbondo sering berhenti bersama,” kata seorang warga sekitar yang enggan dikorankan namanya. Bukan hanya bus, di pagi hari deretan travel jurusan Bali juga banyak yang berjejer di utara lampu merah tersebut. Akibatnya, deretan kendaraan yang parkir semakin panjang.

Jalan yang menyempit karena parkir bus dan travel itu semakin parah bila lampu merah menyala. S emua kendaraan yang datang dari arah utara harus berhenti dan berjejer dengan kendaraan dari arah selatan yang transit. “Srono itu tidak punya terminal. Bus dan travel berhenti karena menunggu penumpang,” cetus Kapolsek Srono AKP Hery Subagio kemarin (30/11). Kapolsek Hery mengakui, bus dan travel yang sering berhenti di utara lampu merah itu menyebabkan jalan menyempit. Apalagi, bila kendaraan dari arah utara harus berhenti karena traffic light menyala. “Kita sudah sering menertibkan, tapi tetap saja seperti itu,” kata kapolsek. Bila ada petugas yang jaga di sekitar lampu merah, biasanya bus dan kendaraan lain tidak berani transit. Tetapi, setelah petugas pergi, kendaraan itu kembali mangkal di sana. “Ada polisi tidak ada yang berhenti. Kalau polisi lengah, mereka transit lagi di sana,” cetus Kapolsek Hery.(abi/c1/bay)

BANYUWANGI

SITUBONDO

Informasi lebih lanjut dapat berkonsultasi dengan Account Representative Saudara di Kantor Pelayanan Pajak dimana Saudara terdaftar atau hubungi Kring Pajak 500200. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur III

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

• Jl. JA. Suprapto •

• Jual Rumah Kos •

• Pulau Santen •

• STNK •

• Nissan •

• Toyota Hiace ‘82 •

• Body Kijang Kapsul •

Dijual B.U Rmh Srtgs Jl. Jaksa Agung Suprapto 152 a, LT 450, LB 200 m Hrg 850 Jt Nego Lgs Pemilik 087738832093

Djl Rmh Kost&Isi LT/LB:178,9 kmr terisi 8.Hrg 325 Jt Ng Hub 082231281892

Djl tanah sawah luas 10.715, cocok utk homestay, PP, wisata pulau santen, dll. Hrg Rp.200 ribu/meter. Hub: 0811354614

Hlg STNK P 2774 ZA+SIM C, an. Suprapto Jl Banterang No 51 Kampung Melayu

Dptkn 5 pkt ntn PD Brazil, 3 Elgrand, 3 Teana U/ pmbln Nissan s/d tgl 31/12 ’13 & Dptkn bng mulai 0 %.3S tiap hari 08.0017.00 Nissan Banyuwangi Jln.S.Parman 147 Bwi 0333-4460222

Djl Toyota HIACE Th 1982 20 Jt Nego Hub 03338939244-03337770552 /08174745225

Dijual Body Kijang Kapsul Lgx Hrg 20 Juta Nego Hb 082142194111

• Gardenia Estate •

• Tanah Sawah •

Dijual Rmh Gardenia Estate LT 96 LB 55 Semi Furnish Hrg Nego Hub 082141861312

Djl Tnh Swh L 14.000 M2 SHM Glenmore Tepi Jln propinsi, Dkt Kmpus,RS, cocok prumahan Hrg 200 rb/m2 0333-821443

• Ruko Jajag •

Hlg STNK P 2457 ZH, an. Veronika Yulia S., Jl. Ikan Kakap No.06, Karangrejo

• Toyota Yaris ‘12 •

• Tanah Kapling•

Hlg STNK P 2113 YK, an. Supardi, Ds Kedung Gebang RT 01/01 Tegaldlimo

Toyota Yaris Tipe E matic th 2012, silver, milik dokter, tangan pertama, Hub 081336654004

Tnh kapling 135m,cash/krdt 28 jt-34 jt utk pabrik Avila Muncar H:085236058438,082143955993

Hlg STNK P 3906 ZA, an. Sahoni Dsn Krajan RT 02/02 Ds Kedayunan, Kabat

• Daihatsu Promo •

Hlg STNK P 6013 VY, an. Syaifudin, Mulyorejo 01/02 Wringinrejo, Gambiran

Miliki All New Xenia UM 27 Jt bs krdt 5 thn, Ayla cm 80 Jt-an, Terios, Sirion Disc GEDE Hub Hadi 08113541818/081559705555

SITUBONDO

Dijual atau sewa ruko baru Jl Juanda (pasar subuh) harga nego jajag hub tlp 0333-396254 082230129393

Hlg STNK P 5245 VM, an. Sulasiyah, Kalilo RW 05/01Kel Pengantigan,Bwi

• Jl. Argopuro •

• BPKB •

J. Tnh 9000m, Jl. Argopuro 15B 750 rb/m, 9600m Ry Lmgn Asb 200 rb/m 082333008871

HlgBPKBP2618WC,an.BagusAdhiWardhana, Jl KH.Agus Salim 76 02/01 Mojopanggung, Giri

• Jln Tembus Baru •

SITUBONDO

Djl Cpt Tanah Tepi Jalan Almt Jln Tembus Baru 2300 m2 SHM Hub 085258796775

• BPKB • Hlg BPKB P 4715 EQ, an. Endang Sujanarnik Jl Sucipto RW 02/03, Stb

PEMBERITAHUAN JEMBER • Telkomvision • Telkomvision, 80+Chnel, gmbr jernih,one day service, info Reza 085231300123

Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

• Kijang Innova ‘05 •

• Xenia XI (Plat W) •

Dijual Kijang Innova G dsl 05 A/T htm (L) kon istw H:085330007053

Dijual Mobil Xenia XI Plat W (Sidoarjo) Hub Tlp 085336525043

• Toyota Innova ‘10 •

• All New Civic ‘06 •

Dijual Inova 2010 Type G Diesel Matic warna abu2, pemakaian 70 Km-an,kondisi barang bagus, pemakaian tangan pertama Hrg 215 Juta Hb 082265599989

Dijual Honda All New Civic FD-1 ’06 Silver Full Variasi Km 56000 Hrg 175 Jt Nego HP 08123545349

BANYUWANGI • Dikontrakkan • Dikontrakn 1 Toko, Bs utk Dealer, Sprmrkt, Gudang Lok.Sumberayu H:081231457220

• Rumah & Ruko • Djl rmh di Bwi L+350m msk gang 100m SHM hrg 130jt. Ruko kuat+kokoh L+350m2 lok Benculuk msk gang 100m hrg 400jt Hb 087755630534

SITUBONDO • Ruko Strategis •

ANDA INGIN PASANG IKLAN? HUBUNGI: 0333-412224

Djl Ruko Pusat Kota Jl. Ahmad Yani 106 A Stb Hub 081233770294/0338-671304

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pemasaran & Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha, Benny Siswanto, Samsuri (Situbondo). Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah, W. Nugroho. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Administrasi Iklan: Widi Ukiyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


31

Minggu 1 Desember 2013

Pusham Buka Posko Korban HAM BANYUWANGI - Penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia (HAM), khususnya di Banyuwangi, harus dimulai dengan kebijakan pembentukan peraturan daerah (perda) yang mengabdi terhadap pemenuhan hak dasar masyarakat dalam kehidupan. Karena itu, menghindari kebijakan dan perda yang diskriminatif bagi masyarakat perlu dilakukan sesuai amanat konstitusi. Begitulah rekomendasi yang dicetuskan Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi. Menurut Ketua Pusham Untag Banyuwangi, DR. Didik Suhariyanto, SH. MH, yang terjadi di Banyuwangi

selama ini adalah belum terciptanya harmoni antara satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam penghormatan dan perlindungan HAM di lingkup kerja SKPD-SKPD tersebut. Akibatnya, masih terjadi ketertinggalan dalam pemenuhan hak dasar masyarakat. “Masih terjadi permasalahan dalam pelayanan publik. Kesenjangan pelayanan di berbagai sektor masih terjadi,” ujarnya kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (30/11). Dia mencontohkan, pada proses pendidikan dan kesehatan masih diperlukan pemenuhan dan perlindungan HAM. Berdasar hasil kajian Pusham Untag Banyuwangi

SIGIT HARIYADI/RaBa

Didik Suhariyanto

setahun terakhir, ungkapnya, masih terdapat siswa yang terpaksa putus sekolah karena kekurangan biaya. Juga masih ditemukan perlakuan berbeda antara pasien yang berobat menggunakan Surat Kete-

rangan Miskin (SKM) dengan pasien berduit yang berobat menggunakan dana pribadi. Begitu pun dengan pemenuhan hak-hak dasar tenaga kerja atau buruh. Menurut dia, dalam beberapa kasus, masih ada perusahaan yang membayar upah buruh di bawah upah minimum kabupaten (UMK), dan tidak tersedianya jaminan kesehatan dan jaminan hari tua. Tidak hanya itu, potensi kerusakan dan pencemaran air dan udara yang diakibatkan limbah industri, usaha pertambangan, dapat membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain n Baca Pusham...Hal 35

Silase Jagung Dupont Pioneer Manfaat Ganda Bagi Petani Jagung dan Peternak

NUR HARIRI/RaBa

ANTRE: Petugas BPBD memasok air bersih ke sejumlah lokasi di Situbondo kemarin (30/11).

Kemarau Berlalu, Kesulitan Air Bersih SITUBONDO - Datangnya musim hujan membuat kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Situbondo berangsur membaik. Meski begitu, petugas BPBD Situbondo tidak berhenti mendistribusikan air bersih karena ribuan warga ternyata masih kesulitan mendapatkan air bersih.

Ketua BPBD Situbondo, Zainul Arifin mengatakan, hingga akhir November 2013, pengiriman air bersih masih sama seperti pada musim kemarau lalu. Bahkan, Desember 3013 ini pihaknya juga belum dapat memastikan pendistribusian air bersih apakah dihentikan

ataukah tidak. “Sampai saat ini pendistribusian air bersih tetap dilakukan. Karena air di lokasi kekeringan beberapa bulan lalu hanya air hujan dan itu tidak dapat dikonsumsi masyarakat,” kata Zainul Arifin kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (30/11) n Baca Kemarau...Hal 35

Korban Penipuan Bisnis Gula Bertambah SITUBONDO - Dugaan kasus penipuan bermodus bisnis gula ternyata tidak hanya satu orang. Kali ini korban yang mengalami kerugian lebih besar melapor ke Mapolres Situbondo. Dia adalah Ira Irmawanti, seorang bidan asal Kelurahan Dawuhan, Situbondo. Dalam laporannya, Ira mengaku melakukan kerja sama bisnis dengan terlapor NW, 30, warga Desa Semiring, Kecamatan Mangaran, Situbondo, pada Juli 2013. Korban diminta berinvestasi bisnis gula dengan dijanjikan keuntungan cukup menggiurkan. “Saya datang ke rumahnya dan memberikan uang untuk bisnis,” jelas Ira. Dalam kesepakatannya, terlapor NW akan memberikan

keuntungan Rp 100 ribu per satu kuintal gula. Ira menyerahkan uang di rumah terlapor di Desa Semiring sebesar Rp 126 juta. “Uang yang saya berikan sebesar 126 juta rupiah dan sekarang tidak jelas dan belum dikembalikan,” kata Ira kepada polisi. Tidak hanya itu, dalam jangka waktu tertentu, terlapor menjanjikan uang bisnis gula itu bisa diambil. Namun, setelah jatuh tempo, ternyata uang itu tidak diberikan NW. “Keuntungan yang dijanjikan saja tidak ada. Modalnya juga tidak dikembalikan,” terang Ira. Kasubag Humas Polres Situbondo membenarkan bahwa korban bisnis gula yang melaporkan NW sudah dua orang. “Yang lapor tidak hanya satu.

Saat ini ada dua orang yang sudah melaporkan dugaan penipuan bisnis gula itu,” terang AKP Wahyudi kemarin (30/11). Menurut Wahyudi, bila terlapor terbukti melakukan penipuan bermodus bisnis gula tersebut, pihaknya akan menjerat terlapor dengan Pasal 378 dan 372 KUHP dengan ancaman kurungan 5 tahun penjara. “Dijerat pasal penipuan dan kasus ini masih ditangani penyidik,” terangnya. Diberitakan sebelumnya, seorang pensiunan PNS juga menjadi korban dugaan penipuan bisnis gula yang juga dilakukan NW. Dia adalah Saima, 65, warga Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Situbondo, yang tertipu sebesar Rp 36 juta. (rri/c1/bay)J

Indonesia Butuh 1.800 Pilot INDUSTRI penerbangan di dalam negeri mengalami perkembangan pesat. Hal ini meningkatkan kebutuhan tenaga penerbang. Hingga tahun 2015, Indonesia membutuhkan sekitar 1800 pilot. Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Yudhi Sari Sitompul mengungkapkan, setiap tahun Indonesia membutuhkan 700 pilot. Sementara dari 15 lembaga pendidikan pilot di dalam negeri saat ini, jumlah lulusan yang dihasilkan hanya sekitar 300 pilot dalam setahun. “Angka itu memang belum sebanding dengan kebutuhan pilot kita,” ujar Yudhi, saat ditemui di Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Curug, Banten. Berdasarkan data lembaga penerbangan internasional, untuk wilayah Asia Pasifik, tenaga pilot yang dibutuhkan sebanyak 13.983 ribu. “Jumlah ideal yang dibutuhkan oleh 10 negara AsiaPasifik, termasuk Indonesia, kalau kita hitung sekitar 1.400 pilot,” ujarnya. Untuk itu, pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan pilot. Antara lain dengan membangun Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang di Banyuwangi, Jawa Timur. Hal ini dinilai sebagai terobosan, mengingat lebih dari 60 tahun pemerintah hanya memiliki satu sekolah tinggi penerbangan, STPI Curug yang berdiri pada 1952. “Pembangunan Loka Diklat Penerbang Banyuwangi sebagai komitmen kami dalam memenuhi kebutuhan pilot nasional,” terang Yudhi. Selain itu, menurut Kepala Sub Bidang Standardisasi Pelatihan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Sigit Wijayanto, pemerintah berusaha meningkatkan kapasitas sekolah penerbang. STPI Curug yang saat ini baru mampu mencetak sekitar 150 penerbang, akan ditingkatkan kapasitasnya. Untuk itu, STPI telah menambah 18 pesawat latih Piper Warior dan

ISTIMEWA

SEKOLAH PILOT: Kebutuhan tenaga penerbang masih sangat tinggi. Untuk Asia Pasifik pilot yang dibutuhkan sebesar 13.983 orang. mendidik tenaga instruktur, serta sedang mencari area pelatihan baru bagi para calon penerbang. Menurut Sigit, lapangan penerbangan khusus dibutuhkan untuk meningkatkan jam terbang para calon pilot. Selama ini, jam terbang para calon pilot sangat terbatas karena padatnya lalu lintas udara di Indonesia. “Khusus di Curug, kita tidak bisa menerbangkan pesawat sembarangan. Karena secara teknis harus berkoordinasi dengan ATC (air traffic control) di Bandara Cengkareng (SoekarnoHatta). Para penerbang harus mengikuti jadwal pesawat komersial yang padat. Sehingga kesempatan terbang sangat terbatas,” terangnya Sementara terkait dengan kualitas pendidikan pilot di Indonesia, Kepala Bidang Pelatihan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Capt Faber B. Sitorus mengatakan, pihaknya menjalin kerja sama dengan produsen pesawat ternama, Boeing Co. Upaya ini diperlukan agar pilot-pilot Indonesia dapat mengikuti perkembangan teknologi pesawat. “Kerja sama dengan Boeing sejak 2012. Kami harapkan MoU dengan Boeing dapat terealisasi dalam pen-

gembangan pilot pada 2014. Ini sangat baik, mengingat banyak maskapai penerbangan di dalam negeri yang akan mendatangkan pesawat Boeing baru,” ujarnya. Menurut Faber, pendidikan penerbangan di Indonesia sudah berstandar internasional dengan memiliki Pilot School Certificate (PSC) 141. Untuk menjaga kualitas pendidikan penerbangan, pihaknya juga memberangkatkan sejumlah tenaga pengajar ke luar negeri untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan. Apalagi Pusbang Udara telah terdaftar sebagai Associate Member of Trainair Plus International Civil Aviation Organization (ICAO). Di mana para pengajar dan fasilitas pendidikan diaudit sesuai dengan standar lembaga pendidikan penerbangan internasional. “Kualitas pilot di Indonesia tidak kalah dengan lulusan luar negeri. Banyak lulusan penerbang kita yang telah berpengalaman bekerja di maskapai penerbangan luar negeri dengan gaji puluhan ribu dolar (USD). Namun, kita terus berusaha meningkatkan standar pengajar dan instruktur. Ini sangat penting untuk menjaga kualitas pendidikan,” tegasnya.(*/bay)

BANYUWANGI – PT. DuPont Indonesia, produsen benih jagung hibrida DuPont Pioneer, kembali menghadirkan solusi bagi pencapaian ketahanan pangan nasional melalui program sinergi peningkatan produktivitas yang dilakukan antara petani jagung, peternak sapi perah dan peternak kambing. Kali ini, PT. DuPont Indonesia dengan para tenaga ahlinya telah memberikan pelatihan pembuatan silase kepada petani jagung Mitra Andalan Pioneer (MAP) di Banyuwangi, Jawa Timur. Silase adalah pakan ternak yang terbuat dari brangkasan tanaman misalnya rerumputan hijau, tanaman jagung, atau sisa olahan kelapa sawit yang kemudian melalui proses fermentasi sehingga menjadi produk pakan bernutrisi tinggi. Silase adalah solusi yang baik bagi peternak untuk tetap memberikan asupan pakan yang berasal dari hijauan walaupun saat musim kemarau Silase produksi MAP Banyuwangi telah diujicobakan sebagai pakan untuk ternak sapi perah maupun kambing di wilayah Banyuwangi. Dari hasil uji coba selama kurang lebih 1 bulan, para peternak telah mengakui keunggulan pakan silase. Herman dari Purwoharjo menyampaikan, bahwa setelah diberi pakan silase sebanyak 10 Kg / hari, produksi

ISTIMEWA

BERKUALITAS: MohamadYasin dari PT Dupont KUNJUNGAN: Wabup Yusuf menghadiri sosialisasi mengecek pakan silase yang telah diujicobakan. dan pengembangan silase di Desa Jajag (27/11) susu sapi perah miliknya mengalami rata-rata kenaikan sebesar 3 L / hari. Sedangkan untuk ternak kambing, dengan pemberian pakan silase sebanyak 2-3 Kg / hari, mengalami kenaikan berat badan antara 4 – 5 Kg dalam kurun waktu 1 bulan, demikian yang disampaikan oleh Bapak Haryono dari Kecamatan Wongsorejo. Keunggulan lain atas pemakaian pakan silase juga terungkap dalam acara Sosialisasi & Pengembangan Silase di Banyuwangi, yang diselenggarakan oleh DuPont Pioneer di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, pekan lalu (27/11). Di antara keunggulan tersebut adalah bagi peternak akan lebih hemat tenaga kerja, waktu dan biaya, volume dan kualitas susu sapi perah dan kambing perah meningkat, kesehatan ternak lebih baik karena kandang selalu bersih. Selain itu, pakan silase lebih mudah disedi-

akan, sehingga bisa dilakukan oleh ibu-ibu petani atau peternak. Silase yang diproduksi oleh MAP menggunakan hijauan jagung DuPont Pioneer, yaitu P27 Gajah. P27 Gajah sebagai bahan dasar pembuatan silase memiliki keunggulan paling tahan hijau dan mempunyai bobot biomasa paling rendah di antara jagung hibrida lainnya, sehingga dalam produksi silase tidak banyak kehilangan berat keringnya sehingga tidak merugikan peternak. Keuntungan penggunaan silase bagi peternak sapi perah adalah lebih mudah mendapatkan pakan saat kemarau sehingga produksi susu serta populasi ternak semakin meningkat. Sedangkan bagi petani jagung dapat meningkatkan pendapatan dengan menanam jagung hingga 4 kali per tahun untuk memproduksi silase. ”Pada akhirnya, kebutuhan protein dalam negeri akan bisa tercukupi. Sejalan dengan misi

DuPont sebagai perusahaan sains terkemuka di dunia untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian ketahanan pangan.” ujar Tri Susetyo, East Zone Business Manager. Sementara itu, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko menyatakan, dalam sambutannya tentang kesiapan Kabupaten Banyuwangi untuk terus mengembangkan produksi silase. Yusuf berharap agar jumlah ternak sapi di Banyuwangi dapat semakin meningkat, sejalan dengan pengembangan silase sebagai pakan ternak. Wabup saat juga menyampaikan potensi pengembangan lahan di wilayah Wongsorejo seluas 1000 Ha untuk penanaman jagung bahan silase. Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Tri Susetyo East Zone Business Manager PT. DuPont Indonesia. PT. DuPont Indonesia Tel: 021 – 780 2371 / 0811 831 393; Fax: 021 – 780 2785. (adv)


34

Minggu 1 Desember 2013

Sebuah Kitab Suci

SAJAK-SAJAK Sajak Seorang Guru Apa boleh dikata jika bulan November bulannya guru maka bulan ini juga perayaan yang meriah baginya ketika 68 tahun sudah kiprah mereka ya, mari kita menyaksikan kemeriahan mereka dengan bangga mereka ingin berbagai suka duka di kabupaten dalam even temu kangen di provinsi dalam even rekreasi dan di Jakarta dalam even menjajal kekuatan dana sertifikasi Apa boleh dikata jika November bulan kelahiran guru yang bermula dari melarat menjadi nikmat yang berawal dari Umar Bakhri menjadi Umar 2013 lalu mereka membanting setir mencari celah lantas hijrah dari guru tradisional menjadi guru spektakuler dari buta teknologi informasi menjadi melek Te I lantas mereka berkumpul dalam suka-suka, berbagi rasa tak ada hari tanpa inovasi karya tetapi apakah mereka masih mendatangi tukang jahit? Ketika baju kebesaran itu diremajakan?, ya tentu Lalu apakah mereka masih mendatangi tukang jahit Ketika menuju pendakian yang ingin lebih tinggi? “Ya. Sebaiknya tidak begitu”, katamu sore itu menjelang berbuka puasa

Dari Jahiliah Ke Ilmiah Bapa biyung guru, kemanakah gerangan? ketika nama penjahit itu sering kusebut lha ini tantangan, keterbukaan yang harus dibuka lebar-lebar supaya orangtua dan wali siswa percaya menitipkan anak-anaknya mengejar impian dalam beberapa tahun di sekolah Bapa biyung guru, jangan kacau agar siswa tidak galau mematri profesi dengan hati-hati berlagak guru harus bisa digugu dan titiru “Tugas kita hanya dua, menagajar dan mendidik, setelah itu pulang”, katamu lebih hebat lagi ia harus tahu banyak tentang yang sedikit sebelum guru bahasa-sastra menyuruh siswa mengarang sastra ia lebih dulu harus mampu mengarang sehingga jika mata terlanjur melotot, wibawa tetap terjaga sembodo, karena kompetensi telah terpatri dalam diri ya, mari kita mengakui bahwa kita benar-benar lalai mari kembali ke jalan yang benar mengajak anak memastikan saintific adalah keharusan biar jahiliah menjadi ilmiah

Aku Tulis Sajak Ini Aku tulis sajak ini karena aku benar-benar mencintai puisi bahkan aku bertambah yakin jika politik itu harus kotor maka puisi yang akan membersihkannya Aku tulis sajak ini karena aku heran Taman Blambangan pagi ini telah berubah menjadi lautan PGRI gelombang lautan yang akan menenggelamkan kebodohan mencampakkan kebiadaban serta menghancurkan kemunkaran menuju samudera yang kompeten, bermartabat, professional, dan terlindungi seperti kata Pak Siswaji di koran ini Jumat Kliwon pagi Aku tulis sajak ini karena aku adalah puisi kemudian kentutku jadi cerpen, keringatku jadi novellet, kencingku adalah novel, dan mendengkurku adalah naskah drama lalu igauanku adalah esai dan artikel yang dapat kau kritisi saban Jumat pagi lalu kita di sini ramai-ramai menghormati PGRI pagi ini dan kita menyadari sesadar-sadarnya bahwa watak kita beragam tetapi baju kita seragam *) Puisi-puisi Suyanto. Guru sastra Indonesia di SMPN 1 Genteng.

Untaian doa di hari ke 1.470 Biasanya butuh belasan menit untuk terpejam, Biasanya butuh menyulut beberapa batang rokok, Biasanya butuh beberapa tegukan hangat kopi, Biasanya butuh mendengar beberapa track lagu, Namun hanya butuh 1 hujan untuk merangkum guratan rasa : saya merindukanmu Neng Ya Allah, lindungi dan sayangi hamba-Mu yang begitu tulus mencintaiku untuk mencintai-Mu. Engkau yang Maha Mengetahui Segala Urusan, pertemukanlah kami dalam setiap doa yang kami panjatkan, pertemukanlah kami dalam setiap mimpi kami. Persatukanlah kami dalam kebaikan Aamiin Yudha Pradana. Penikmat sastra asal Situbondo.

Oleh Lutfiya Nur Hamidah*

A

ku tertawa saat melihat aksi konyolnya. Sungguh, aksi jenaka yang membuat perut tak bisa diam menahan sakit karena tawa. Tidak berbuat lucu pun, wajahnya sudah terlihat menarik dan dapat menggoda siapa pun untuk tertawa. Di sini bukan aku saja yang dibuat geli, tapi juga ada beberapa teman ku yang ikut tahan tawa. “Ada-ada saja kamu, Jo.” “Biarlah, membuat orang lain tersenyum kan juga termasuk ibadah,” sanggahnya. “Iya- iya. Betul kamu. Tapi jika membuat orang lain sampai menangis, bukankah itu berlebihan?” timpal salah satu temanku. “Berarti yang berlebihan itu dia. Aku kan hanya ingin...” Tidak sempat meneruskan kata-kata, Icha datang merusak suasana. “Hey! Apa tidak bisa diam? Ini bukan tempat supporter gelandangan seperti kalian.” Katanya dengan wajah yang sinis ke arah kami. Dia kasar sekali dalam berbicara. Kami hanya bisa diam menghadapi perilakunya. Ingin sekali rasanya aku meladeni kata-katanya itu. Kami bukan gelandangan seperti yang dia dan temannya katakan. Masih saja dalam niatan hati yang belum tersampaikan, adikku angkat angkat bicara. “Mbak, cantik- cantik kok galak binti pedes banget bicaranya. Tidak pernah didoakan ya, lisannya? Di sini kita juga ikut bayar sekolah, Mbak.” “Huss, Jo.” Bisikku sambil menyenggol lengannya sebagai isyarat agar dia tak bicara sembrono lagi. Kalau saja dia marah, urusan bisa panjang. “Maaf, Mbak. Maafkan adik saya,” kataku meminta maaf. Belum sempat aku mengangkat wajah meminta maaf kepada Icha. Lenganku ditarik Jo dan diajak pergi dari tempat itu oleh temantemanku. Aku hanya menoleh sekilas ke arah Icha dan teman-temannya. Dia terlihat marah. “Sudahlah, Jo. Sebagai sesama kita harus saling memaafkan, bukan? Mungkin mereka khilaf berkata seperti itu kepada kita.” kataku. Dia terdiam. Mungkin sedang marah. Aku tahu betul siapa Jo. Adik Sepupuku yang telah enam tahun bersamaku sejak ayahnya meninggal dan ibunya bekerja di luar negeri menjadi TKI. Semenjak itulah aku semakin dekat dengan Jo. Karena di rumah, ayah dan ibuku sudah menganggap dia seperti anak sendiri seperti adik kandungku. Maklum, aku adalah anak tunggal, yang selalu sendiri bila di tempat belajar. Tapi, berkat Jo, aku bisa merasakan bagaimana mempunyai seorang adik. “Aku benci kakak. Kenapa kakak tetap berbuat baik pada mereka yang telah berbuat jahat kepada kakak.” Wajah Jo merah padam. Aku melihatnya. Aku hanya tersenyum padanya. Wajah yang lucu itu kini berubah menjadi mendung. “Ya sudah. Kita pulang saja. Ajak juga Mawar untuk ke rumah,” kataku sembari mengajaknya berdiri dari duduknya. Mengalihkan pembicaraan. “Apa? Dari mana kakak tahu nama Mawar?” “Memang kenapa? Kenapa kamu tegang seperti itu? Tidak perlu terkejut. Aku tahu kamu dan Mawar ada apa-apa,” kataku yang semakin membuatnya melongo dan tak henti-hentinya menatapku penuh keterkejutan. Mungkin dia berpikir dari mana aku tahu hubungannya dengan Mawar. Yang selama ini dirinya tak pernah cerita mengenai Mawar, gadis yang dia suka. *** Ku buka jendela kamar yang terhubung langsung dengan pemandangan sawah yang terbentang sangat asri. Meskipun masih pagi, tetapi suasana yang damai sangat terasa di sini. Aku juga terbiasa menghabiskan waktu berlama-lama untuk melihat anugerah Tuhan. Tetapi, hawa dingin yang menyeruak dan menembus tulang, membuatku ingin cepat-cepat mengambil air dan melihat matahari terbit. Sesekali untuk menghangatkan badan. “Assalamu’alaikum. Shobakhal khoir, Ummi,” salamku kepada perempuan yang sedang meracik bumbu di dapur. Dia sudah tua, tapi kharisma dan wajahnya yang teduh lagi semangatnya yang muda, tak pernah membuatku memandangnya sebagai wanita yang lemah. Justru aku yang masih muda, terkadang masih kalah olehnya. “Wa’alaikumsalam. Shobhannur, ya Maya.” Jawabnya. “Bu, masak apa? Wah, pasti nasi goreng, ya?” tebakku. “Iya, May. Mubazir kalau nasi tadi malam tidak di olah lagi. Padahal ibu baru memasaknya kemarin malam,”

jelasnya. “Ya sudah, kamu bangunkan adikmu dulu, sudah jam lima. Mungkin dia tidur sampai larut jadi jam segini belum bangun,” suruhnya. Aku hanya mengangguk dan segera berlalu menuju kamar Jo. Ku dekati pintu kamar Jo. Sebelum masuk ke kamarnya, kulihat meja samping almari yang menyimpan perabotan rumah tangga, tergeletak beberapa buku milik Jo. Aku hampiri meja itu dan aku rapikan dan aku bopong ke kamar Jo. Di dalam kamar ini, gelap. Jendela belum di buka, kulihat samar-samar, Jo masih menutupi dirinya dengan selimut. Tidak seperti biasanya dia seperti ini. Biasanya dia bangun setelah aku juga bangun, terkadang juga malah duluan dia. Apa karena dia tadi malam bergadang tanpa sepengetahuanku. Tapi mengerjakan apa? Buku juga berserakan. Ku letakkan buku di rak buku miliknya. Ku tarik selimutnya, tapi dia menariknya lagi dan kali ini malah ditarik sampai menutupi ubun-ubun. Ku coba beberapa kali menggoyahkan tubuhnya dan sedikit berisik dan menyanyikan lagu sedikit keras kepadanya, agar dia sadar dan terbangun. Tapi tidak berhasil. “Ya sudah, kakak tidak maksa. Dosa ditanggung masing-masing,” kataku sewot padanya. Selangkah hendak keluar dari kamarnya. Tanganku di tarik olehnya. Aku berhenti. Dia bangkit dan duduk di sampingku yang masih mengenakan kaus oblong yang digunakannya tidur tadi. “Kakak tunggu di sini!” pintanya. Setelah itu dia keluar kamar. Dan tidak lama kemudian, dia kembali dan menggelar sajadah miliknya. Mendirikan salat subuh yang hampir ia lalaikan. Kuperhatikkan dia, meskipun saat salat. Tapi segera aku tepis pandanganku menoleh ke arah lain. Matahari sebentar lagi akan menampakkan sinarnya yang terang. Aku juga masih bertanya-tanya ada apa dengan adikku, Jo. Apa dia ada masalah? Kenapa wajahnya yang selalu riang dan funny itu semakin lama berubah menjadi Jo yang berbeda. *** “Jo..” Bisikku lirih dalam angan tentang apa yang telah terjadi padanya. Aku tidak tahu apa yang sekarang bisa kulakukan. Di sisi lain aku tak mungkin mencegahnya, itu ibunya. Sedang aku, hanyalah kakak sepupunya. Yang lebih berhak atas diri Jo adalah dirinya dan ibunya. Ibu Jo sudah kembali dari luar negeri yang kurang lebih sudah enam tahun di sana, sejak Jo masih duduk di bangku SD. Sejak enam tahun lalu juga Jo tinggal bersama keluargaku. Menemaniku dan menghilangkan status anak tunggal yang aku sandang sebelumnya. Tapi, sepertinya aku belum percaya. Jo diminta ibunya untuk ikut bersamanya ke Sumatera nanti. Ibu Jo akan menjeputnya setelah ia sampai di Indonesia. Aku kaget mendengar itu. “Tapi itu masih rencana ibu, Kak. Aku belum berkata apa-apa pada ibu mengenai hal itu. Keluarga ini tidak mungkin aku tinggalkan. Sangat berat. Aku sudah telanjur sayang kepada kalian. A... Aku sayang kakak.” Jo menangis dan memelukku. Aku bisa merasakan apa yang dirasakan Jo. Aku juga berat jika harus berpisah dengan Jo. Meskipun hanya enam tahun, tapi itu sudah cukup lama mengingat bahwa ia sejak kecil bersamaku dan kini dia sudah berumur tujuh belas tahun. “Jo. Kakak tidak bisa membuat keputu-

san apa pun mengenai hal ini. itu sudah menjadi hak mu dalam mengambil keputusan. Jika dulu kakak yang sering ambil alih, tetapi umurmu sekarang bukanlah kakak lagi yang harus ikut andil. Aku percaya, keputusan yang akan kamu ambil nanti, adalah keputusan yang terbaik. Kakak percaya pada Jo.” Ingin rasanya aku menangis, tapi melihat Jo menangis aku harus kuat menahan dan membendung air mata ini. Air mataku tak boleh jatuh, Jo tak boleh melihatku menangis. Aku harus bisa mengajarkannya tegar dalam segala hal. Biarlah sekarang Jo menangis, tapi aku akan buat dia tertawa lagi besok. *** Lima hari sejak kabar ibu Jo akan pulang, kini telah datang. Awalnya aku tidak pernah menyangka bahwa itu Bude Tiana, ibu Jo. Meskipun menjadi TKI, tapi dia masih tetap terlihat lebih muda dari usianya. Tidak sedikit pun tampak wajah yang lelah, bahkan sebaliknya. Aku kaget yang saat itu Bude Tiana sampai di rumah pada waktu subuh. Seisi rumah sedang berjamaah di masjid dekat rumah, saat pulang mendapati sesosok wanita yang sangat modis dalam berbusana itu duduk di kursi teras rumah yang dikelilingi oleh tas-tas dan kantong besar. Bude tetap berkerudung, itu yang membuatku senang dan sangat menghormatinya. Ku lihat Jo hanya diam. Dia terpaku beberapa meter dariku saat aku menyalami ibunya. Entah, aku tidak tahu apa yang sedang Jo pikirkan. Tapi dari wajahnya, aku melihat ada perasaan yang tidak biasa. Berpisah dengan ibunya sejak kecil, tidak pernah melihatnya dan kini ia mendapati ibunya secara tiba-tiba dan hendak menginginkan Jo bersamanya. Bude Tiana menyadari Jo terpaku dan tidak berkata apa pun saat melihatnya. Ibu Jo mendekatinya dan memeluknya. Sebuah pemandangan yang sangat menyentuh. Tapi sekali lagi, Jo tetap diam. ‘Ada apa dengan mu Jo?” kataku pada diri sendiri. *** Setelah menyampaikan maksud, Bude Tiana hanya bisa mengharap persetujuan dari ayahku yang juga kakak Bude Tiana. Aku tidak berharap banyak pada persoalan ini selain hanya berharap, semoga Jo bisa ikhlas menerimanya. Begitupun aku nanti bila harus menyandang status anak tunggal kembali. “Aku tidak bisa mencegahmu bila memang benar kamu akan membawa anakmu pergi bersamamu. Dia di sini juga karena dia itu adalah anak kamu, yang berarti sudah kewajibanku untuk menjaganya. Tapi, Na. Apa tidak sebaiknya kamu juga tinggal di sini bersama kami?” tanya ayahku kepada adiknya itu. “Tidak, Mas. Aku tidak ingin merepotkanmu. Kita juga sudah punya keluarga masing-masing. Aku akan tinggal bersama Rois nanti di Sumatera. Mohon doanya, Mas.” Jelas Bude Tiana tegas. Aku, Jo, dan Ibu hanya diam dan tidak ikut angkat bicara. Biarlah ayah dan ibu Jo yang membicarakan ini. Kami hanya akan angkat bicara bila kami merasa perlu dan bila memang ada yang harus dibicarakan. Tapi, ayah dan ibu Jo pasti tahu apa yang akan mereka ucapkan masing-masing. Walau sebenarnya aku sangat berat bila Jo harus ke Sumatera dan jauh dariku. Aku juga merasakan itu di hati Jo. Aku meliriknya yang di tengah adalah ibuku. Aku melihatnya hanya

tertunduk mendengar pembicaraan ini. Aku tidak percaya bahwa ia lemah, Jo adalah jagoan. Tapi karena yang dia hadapi sekarang adalah masalah keluarga, apalagi tentang ibu yang sangat ia hormati, ia tidak kuasa apa-apa selain menerima selagi mungkin itu yang terbaik untuk Jo. “Bagaimana dengan mu, Jo?” tanya ayahku tiba-tiba kepada Jo. Jo hanya diam, tapi beberapa saat setelah itu dia angkat bicara, aku dapat merasakan dan melihatnya, bahwa ia sudah berpikir keras akan hal ini beberapa hari sebelum kedatangan ibunya ke sini, untuk mengutarakan keputusannya. “Beri aku waktu, bu.” Ucapnya. Bude Tiana hanya tercengang mendengar ucapan Jo. Apa maksud Jo meminta memberi waktu. “Jo telah lama ibu tinggal dan akhirnya Jo di sini. Jo tidak menyalahkan ibu. Karena Jo tahu, itu semua ibu lakukan juga demi Jo. Jo juga sadar, bila ibu juga memikirkan perasaan Jo tentang ayah. Jo tahu, Pak Rois mungkin orang yang ibu rasa tepat untuk menggantikan ayah. Sekali lagi, beri Jo waktu, bu. Jo sebentar lagi akan kelas tiga dan Kak Maya juga akan kuliah. Tapi, semata-mata itu juga bukan karena hal pendidikan, tapi hati Jo juga butuh persiapan. Menerima tempat dan keluarga baru. Tapi, Jo akan mendukung semua yang ibu putuskan, Jo sangat percaya ibu. Jo menyetujui ibu menikah dengan pilihan ibu. Tapi, maaf, mungkin Jo tidak akan ikut ibu di tahun ini. Jo minta maaf, Bu. Mungkin ini yang menjadi keputusan Jo.” “Jo,” kata Bude Tiana lirih. Dia tidak menyangka anaknya akan mengambil keputusan seperti itu pada ibunya. Bude Tiana hanya bisa diam, matanya tampak berkaca-kaca mendengar ucapan Jo, putranya itu. “Tapi, bukan berarti Jo akan melupakan ibu begitu saja. Ibu, tetap ibu Jo. Apa pun yang terjadi. Mungkin suatu saat nanti, Jo akan berkunjung ke sana bersama keluarga ini.” kata Jo sambil tersenyum, yang sangat terlihat dia paksakan. “Baiklah.” Jawabnya berat, “Ibu mengerti, Jo.” *** Sejak ibunya telah kembali ke Sumatera satu bulan lalu, Jo banyak membaca AlQur’an. Kadang aku tidak sengaja lewat pintu kamarnya, ku dengarkan samar-samar bunyi lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Subhanallah. Mungkin inilah yang Jo lakukan untuk selalu mendoakan dan mengingat ibunya. Al-Qur’an itu adalah pemberian dari Bude Tiana untuk Jo sebelum kembali ke Pulau Sumatera. “Eh, Kak May. Ada apa?” panggilnya ketika aku masih berada di depan pintu kamarnya. “Tidak ada apa-apa kok Jo. Sudah selesai mengajinya?” tanyaku basa-basi. “Iya. Kak, Terima kasih ya?” katanya kemudian. “Untuk apa?” tanyaku heran. “Untuk perhatiaanya selama ini. Kakak pantas jadi pacarku saja kayaknya.” “Huss, kasihan Mawar nanti. Mau kamu taruh mana dia?” candaku. “O, iya ya. hehe.” Akhirnya, kini Jo bisa tersenyum kembali seperti dulu. Terima kasih. Selalu semangat Jo! *) Siswi MA Roudlotul Muta’allimin.


BERITA UTAMA

Minggu 1 Desember 2013

35

HALAMAN SAMBUNGAN

Ditemukan 23 Kasus ODHA Ibu Hamil n ODHA... Sambungan dari Hal 29

Berkaca pada fenomena ter sebut, peringatan Hari

HIV/AIDS Sedunia yang tepat 1 De sember hari ini diperingati ratusan warga dengan menggelar long march dari sekitar kantor Kecamatan

Banyuwangi hingga Simpang Lima, Banyuwangi. Uniknya, dua peserta long march berpakaian layaknya peserta pawai budaya Banyuwangi Ethno

Carnival (BEC) bersama ratusan orang yang berasal dari unsur Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Dinas Kesehatan (Dinkes), Kelompok Kerja

Ada BUMD yang Tidak Hadir n SINKRONISASI... Sambungan dari Hal 29

Wakil Ketua DPRD Situbondo, Hadi Prianto mengatakan, agen da sinkronisasi RAPBD an tara Banggar dan Timgar ti dak bisa diselesaikan pada ke giatan yang dilakukan di Jember. “Karena ada beberapa persoalan yang memang harus dengan jelas kita ketahui. Namun, karena eksekutif tak bisa menyampaikannya dengan cepat, akhirnya deadlock,” terangnya melalui telepon seluler. Menurut Hadi, sinkronisasi RAPBD 2014 diskors. Direnca-

nakan, akan dilakukan pembahasan lanjutan di sela-sela pelaksanaan reses anggota DPRD. “ Pimpinan TAPD dan pimpinan Banggar akan rapat internal dulu untuk mengonkretkan realisasi anggaran 2013 dengan perencanaan APBD 2014,” imbuhnya. Hadi membocorkan, sejumlah persoalan yang membuat acara sinkronisasi RAPBD 2014 deadlock tersebut adalah belum jelasnya pencairan dana hibah dan bansos hingga kini. Hingga kini, kata Hadi, baru sebagian kecil yang sudah diterima masyarakat. “Tentu itu jadi ma-

salah. Waktu sudah mepet. Jika tidak cair, maka akan jadi SILPA (sisa lebih penggunaan anggaran). Nah, Berapa SILPA-nya ini kan harus tercatat jelas di 2014. Ini kan sampai sekarang ti dak jelas. Kalau tidak jelas bagaimana kemudian bisa terencana dengan jelas di 2014,” pungkasnya. Masalah lain, kata Hadi, pem kab ingin memberikan investasi Rp 2 miliar di BPR Syari’ah. Padahal, perusda yang ber kantor di Jalan Madura itu dinilai masih belum layak mendapatkan investasi sebesar itu. “Banyak alasan, di

antaranya PAD masih sangat kecil,” kata Hadi. Target pendapatan Perusda Banongan juga masih menjadi tarik-ulur. DPRD Kabupaten Si tubondo menarget sekitar Rp 600 juta. Namun, perusda ter sebut hanya sanggup Rp 240 juta. Sekda Pemkab Situbondo, Syai fullah, membantah jika acara sinkronisasi RAPBD 2014 dikatakan deadlock. “Artinya, tadi ada dari BUMD yang tidak hadir. Ketidakhadiran ini membuat pembahasan macet. Akhirnya, ditunda. Bukan dead lock,” jelasnya. (pri/c1/bay)

Umur Belum 17 Tahun Sudah Janda n MUI... Sambungan dari Hal 29

Nah, beberapa contoh kasus tersebut diakui atau tidak merupakan ekses negatif minuman keras (miras) yang dikonsumsi para pelajar dan pemuda. Menurut Nur Chozin, pihaknya mengapresiasi langkah yang dilakukan aparat gabungan dengan melakukan razia di beberapa tempat hiburan malam dan menutup tiga tempat karaoke yang tak berizin. “Itu salah satu cara yang paling ampuh dalam mem berantas kemaksiatan, termasuk peredaran minuman keras, perzinaan, dan perjudian yang marak dilakukan di tempat hiburan malam, karaoke, hotel melati, dan lokalisasi,” ujarnya. Di sisi lain, Nur Chozin mengaku MUI saat ini tengah melaksanakan program kerja sama de ngan Polres Banyuwangi, Dinas Pendidikan (Dispendik), dan Kementerian Agama (Keme nag) Banyuwangi dalam

upa ya mencegah kenakalan remaja. Caranya, melakukan pembinaan di sekolah-sekolah, baik tingkat SMP maupun SMA, saat apel pagi di sekolah. Dikatakan, pembinaan yang dilakukan dalam acara apel pagi di sekolah itu dimaksudkan untuk memberi bekal siswa yang hendak menerima pelajaran agar hatinya sejuk dan pikirannya jernih, sehingga ilmu yang diterima bisa bermanfaat. “Ke depan, kerja sama ini terus ditingkatkan melalui kegiatan ekstrakurikuler, seperti membekali OSIS dan Pramuka,” tandasnya. Nur Chozin menegaskan, pihaknya terus mendorong tim gabungan melakukan operasi tempat hiburan demi mencegah pe rilaku negatif masyarakat, te rutama kalangan pemuda dan pelajar. “Operasi maupun sweeping perlu dilakukan berkelanjutan agar usaha mewujudkan Banyuwangi yang bebas prostitusi dapat ter wujud,” cetusnya.

Seperti diberitakan, petugas ga bungan dari unsur Satpol PP, TNI, dan Polri, menutup tiga tempat karaoke tak berizin Rabu malam (27/11). Tiga tempat dugem tersebut adalah karaoke QQ di Desa Tegalarum, Sempu; karaoke Hotel Mangir Asri, Rogojampi; dan karaoke SR 21 yang beralamat di Jalan Brawijaya, Banyuwangi. Kepala Seksi (Kasi) Penyidik dan Penindakan Satpol PP Banyuwangi, Ripai mengatakan, sebelum melakukan operasi penutupan Rabu malam, pihaknya telah melayangkan surat teguran sebanyak tiga kali. Selain itu, Satpol PP juga telah melayangkan surat pemberitahuan kepada pengelola tempat karaoke ilegal tersebut terkait rencana penutupan. Ditegaskan, operasi serupa akan digelar secara ber kelanjutan. Dalam waktu dekat, Sat pol PP akan melakukan pe nutupan tempat karaoke ilegal lain. “Kita terus berupaya

“membersihkan” Banyuwangi dari tempat karaoke tak berizin,” tegasnya. Selain melakukan operasi pe nutupan tempat karaoke ilegal, petugas juga melakukan razia di sejumlah tempat karaoke berizin. Razia tersebut digelar untuk mengantisipasi praktik prostitusi terselubung dan penduduk yang tidak mengantongi kartu identitas. Uniknya, dalam razia tersebut pe tugas sempat kecele. Pasal nya, saat menggelar razia di salah satu tempat karaoke, petugas mendapati seorang perempuan bawah umur. Namun, setelah diselidiki, ternyata perempuan yang usianya belum genap 17 tahun itu sudah berstatus janda. “Dalam razia tempat karaoke berizin, kami tidak mendapati satu pun pelang garan. Memang sempat kami dapati perempuan bawah umur, tapi ternyata dia sudah menikah,” pungkas Ripai. (sgt/ c1/bay)

Segera Memanggil Para Saksi n CICILAN... Sambungan dari Hal 29

Keempat nasabah itu adalah Ferdi Pranata asal Desa/ Kecamatan Cermee, Bon dowoso, dan Anggriyanto, warga Desa Wringin Anom, Kecamatan Panarukan. “Dua nasabah lagi bernama Syaiful Bahri, warga Desa Demung, dan Moh. Sunamo, warga Desa Bloro, Kecamatan Besuki,” imbuhnya. Memang, uang setoran milik empat nasabah tersebut nilainya tidak sama. Namun, setelah mereka beberapa kali

membayar angsuran, ternyata uang setoran motor itu tidak dibayarkan ke kantor. “Angsurannya berbeda-beda. Ratarata 600 ribuan dan terjadi beberapa kali,” katanya sambil me nunjukkan bukti kuitansi milik keempat nasabah. Data yang berhasil di kumpul kan, kasus tersebut baru ter ungkap pada saat pihak perusahaan memberikan peringatan dan menagih keterlambatan angsuran keempat na sabah. Namun, pihak perusahaan sangat terkejut begitu mengetahui bahwa para

nasabah telah membayar lewat salah seorang oknum debt collector berinisial YAB. “Tahunya setelah petugas mendatangi rumah nasabah dan menanyakan kenapa terlambat. Tetapi, setelah keempat nasabah itu didatangi ternyata mereka sudah membayar,” terangnya. Mengetahui salah satu debt collector tidak menyetor uang nasabah ke kantor, Aries telah me lakukan upaya agar uang nasabah itu segera dibayarkan. Namun, beberapa kali ditagih, uang di debt collector tersebut be lum jelas dan hingga kini

belum dibayarkan. Kasubag Humas Polres Situ bondo AKP Wahyudi menga takan, begitu mendapat laporan dugaan penggelapan uang milik nasabah, pihaknya melakukan penyelidikan dan akan mendatangkan sejumlah saksi. “Saat ini pelapor masih di mintai keterangan. Selain itu, sejumlah saksi akan kami panggil, termasuk nanti orang yang dilaporkan akan dimintai keterangan. Bila terbukti melakukan penggelapan, maka terlapor akan dijerat Pasal 372 KUHP,” kata Wahyudi. (rri/c1/bay)

Bisa Diadopsi untuk Penanganan PKL Banyuwangi n PKL... Sambungan dari Hal 29

Ada juga beberapa masakan khas Thailand, seperti pisang goreng martabak, dan beragam hidangan laut seperti cumi bakar, ikan bakar. Ayam bakar juga dijual di sana. Ayam itu dibakar di atas perahu kecil. Meski yang dijual kebanyakan seafood, tapi menikmatinya bisa sambil keliling menyusuri pasar. Seafood dan hidangan serba bakar itu dijual menggunakan tusuk sate yang dijual satuan. Bumbu bakarnya menggunakan bumbu kare dan kacang pilihan daging ayam. Rasanya tetap pedas, sesuai cita rasa masyarakat Thailand. Harga makanan di pasar terapung masih terjangkau bagi turis berkocek tipis. Per porsi sekitar 10 baht sampai 25 baht. Pasar apung tidak hanya menjual makanan dan minuman, tapi juga menjual fashion, hasil kerajinan, dan suvenir khas Thailand dengan harga terjangkau. Kami cukup kerasan berada di pasar terapung tersebut. Saat berada di pasar itu, kami teringat pedagang tumpah di Pasar Banyuwangi dan PKL di beberapa ruas Kota Gandrung. Selama bertahun-tahun, pedagang tumpah di Pasar Banyuwangi setiap pagi harus kucing-kucingan dengan Satpol PP. Praktik kucing-kucingan antara pedagang dan petugas Satpol PP itu sudah berlangsung cukup lama. Satpol PP seakan di rekrut hanya untuk “mengusir” para pedagang yang berjualan di atas trotoar dan badan jalan. Walau sudah berlangsung cukup lama, tapi sampai saat ini belum ada solusi cerdas dan komprehensif untuk mengatasi luberan pedagang yang “merampas” fungsi trotoar

dan badan jalan itu. Jika saja pemerintah daerah memiliki kemauan politik yang tulus dan ikhlas untuk mengatasi persoalan pedagang tumpah di Pasar Banyuwangi itu, pasti sudah ada solusi sejak dulu. Salah satu solusi mengatasi pedagang tumpah itu adalah mencoba apa yang dilakukan pemerintah Provinsi Chonburi, Thailand. Meski pasar terapung yang kami kunjungi tidak dikelola pemerintah Provinsi Chonburi, Thailand, dan dikelola pihak swasta, tapi peran pemerintah sangat dominan. Pasar terapung Pattaya itu seratus persen dihuni pelaku usaha kecil, seperti PKL dan pedagang asongan. Walau diisi pedagang kecil, tapi pemerintah menyediakan beberapa fasilitas penunjang demi menarik pengunjung agar datang ke pasar itu. Salah satu fasilitas yang tersedia di pasar terapung itu adalah mesin ATM. Keberadaan mesin ATM itu cukup memudahkan pengunjung melakukan transaksi. Selain itu, agen perjalanan wisata juga digandeng agar mengajak turis mengunjungi lokasi itu. Pedagang tumpah di Pasar Banyuwangi itu sudah saatnya dipertimbangkan dan dilokalisasi ke tempat yang lebih nyaman dan aman. Hanya, pemindahan pedagang tumpah itu harus dilakukan secara bersamaan dengan pemindahan pembelinya. Kalau pemerintah daerah hanya memindahkan pedagang tanpa memindahkan pembeli, maka sudah dapat dipastikan pedagang akan menolak. Kalau pemerintah daerah mau kerja keras memindahkan pedagang sekaligus pembelinya, pedagang akan lebih senang. Selama ini pemerintah daerah sudah sering memindahkan pedagang tumpah di Pasar

Banyuwangi ke Pasar Segitiga Berlian, tapi selalu gagal. Kegagalan itu disebabkan karena pemerintah daerah hanya memindahkan pedagang tanpa memindah pembeli. Kalau pemerintah daerah membangun pasar seperti Pattaya Floating Market, tidak saja bisa menampung pedagang tumpah di Pasar Banyuwangi, tapi juga bisa menampung PKL. Selama ini para PKL sering kali diasingkan dari konsumennya, sehingga mereka melakukan perlawanan. Kalaupun disiapkan tempat baru, tapi tempatnya terkesan asal-asalan. Parahnya lagi, PKL itu dilokalisasi ke tempat yang mestinya menjadi hak pejalan kaki, bukan sebagai tempat PKL. Membangun lokasi tempat untuk pedagang tumpah dan PKL tidak harus sama dengan Pattaya Floating Market di Thailand. Sebab, Banyuwangi dan Thailand jauh berbeda. Jika ada kemauan, Banyuwangi bisa membangun floating market yang lebih baik. Apalagi, Banyuwangi memiliki banyak pilihan lokasi alami tanpa harus membangun sungai buatan seperti yang dilakukan Thailand. Jika pemerintah daerah bisa membangun lo kasi khusus yang menarik untuk pedagang tumpah, PKL, dan perajin, ada banyak manfaat yang akan diperoleh. Wajah Kota Banyuwangi akan bebas dari PKL yang mangkal. Seperti yang terlihat di daerah Pattaya, sepanjang jalan poros tidak lagi ada PKL yang mangkal. Jalan poros di sana bersih dan trotoar berfungsi sebagai tempat pejalan kaki. Di Banyuwangi masih banyak trotoar yang berfungsi sebagai tempat berdagang para PKL, sehingga merusak pemandangan kota Banyuwangi. (bay/c1)

Bina Sehat (KKBS), pelajar, mahasiswa, Ikatan Waria Banyuwangi (Iwaba), dan Gaya Laros (kelompok gay), tersebut. Selama menyusuri Jalan Ahmad Yani, Banyuwangi, massa membentangkan spanduk bertulisan seruan meng hindari HIV/AIDS. Massa juga mem bagikan brosur tentang ba haya HIV/AIDS dan cara pen cegahannya kepada setiap pengguna jalan yang melintas. Tidak hanya itu, sesampai di Simpang Lima, massa menggelar orasi dan aksi teatrikal yang menggambarkan stigma negatif dan diskriminasi yang dialami para ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Pengelola Program KPA Banyuwangi, Erna Agustina mengatakan, melalui aksi kemarin pihaknya berupaya menggugah masyarakat Banyuwangi bersamasama mencegah penularan HIV/ AIDS. “Angka penderita HIV/ AIDS di Banyuwangi terus bertambah setiap bulan. Mari bersama-sama kita cegah HIV/ AIDS. Kita wujudkan three zero di Banyuwangi, yakni zero penemuan kasus HIV/AIDS baru, zero kematian ODHA, dan zero

diskriminasi terhadap ODHA,” ujarnya. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Farmasi (Kabid PKF) Dinkes Banyuwangi, Kurnianto menambahkan, penderita HIV/ AIDS di Banyuwangi didominasi ka langan usia produktif. Penyakit mematikan itu juga telah menyerang anak-anak. “Kita sangat prihatin karena anak-anak mulai tertular. Masalahnya bukan hanya ba gaimana kita mengelola penderita (HIV/AIDS), tapi bagaimana kita memutus mata rantai penularan,” cetusnya. Kurnianto menambahkan, selama beberapa tahun terakhir Banyuwangi selalu menempati uru tan tiga besar penderita HIV/AIDS di tingkat Jatim. Bahkan, Banyuwangi selalu unda-undi dengan Kota Malang di urutan dua besar penderita penyakit yang hingga kini belum ada obatnya tersebut. “Mela lui momentum Hari HIV/ AIDS Sedunia kita menggugah masyarakat bahwa pencegahan penularan dan penyebaran HIV bukan hanya tanggung jawab petugas kesehatan, tapi semua

kalangan,” paparnya. Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Banyuwangi, Sudarto mengatakan, jumlah pen derita HIV/AIDS secara kumulatif sejak kali pertama ditemukan tahun 1999 silam hingga Oktober 2013 mencapai 1.608 orang. Persebaran terba nyak penderita virus tersebut berada di Kecamatan Banyuwangi, Singojuruh, Muncar, dan Genteng. Berdasar faktor risiko, penularan HIV/AIDS didominasi perilaku seks bebas, yakni mencapai 1.300 kasus dari 1.608 kasus di Banyuwangi. Yang tidak kalah memprihatinkan, sejak 2010 hingga 2013 ditemukan sekitar 23 kasus ibu hamil terjangkit HIV/AIDS. “Jika kasus HIV/AIDS terjadi pada ibu hamil, maka dilakukan program pen cegahan ibuanak, yakni melalui profilaksi i b u ha m i l , b e d a h c a e s a r saat melahirkan, dan ti dak menyusui. Pemerintah menyediakan susu formula gratis bagi bayi yang dilahirkan ibu berstatus ODHA,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Sosialisasi Meluas ke Pedesaan n WALI... Sambungan dari Hal 29

Aksi diawali dengan sosialisasi pe nanggulangan HIV/AIDS oleh KPA dan Puskesmas Tegalsari kepada ibu-ibu wali murid. Usai sosialisasi, mereka dibagi dalam tiga rombongan. Rombongan pertama menuju Pasar Krempyeng, sedangkan rombongan kedua berhenti di pinggir jalan. Rombongan ketiga menuju puskesmas dan Polsek Tegalsari. Semua rombongan tadi membagikan se le baran mengenai AIDS dan pita merah

di lokasi yang telah direcanakan. Aksi tersebut sempat menarik perhatian pengguna jalan. Beberapa warga sengaja berbalik arah untuk meminta selebaran dan pita. Seperti yang dilakukan Riadi, 27, warga yang kebetulan melintas di jalan Desa Tegalsari. ”Promosi kesehatan. Saya pikir ada apa”, kata pria berambut panjang itu. Sementara itu, di Pasar Krempyeng para pedagang yang sedang asyik melayani pembeli terlihat sangat antusias menerima pita. Beberapa pedagang tampak tanya jawab dengan wali

murid dan guru TK tersebut. Koordinator aksi, Ana Aniati mengatakan, aksi tersebut biasanya hanya terpusat di kota. Padahal, warga yang berada di desa juga rentan terinfeksi penyakit tersebut. “Sengaja kita adakan di pasar desa agar sosialisasi ini semakin luas,” ujarnya. Salah seorang pedagang, Maryam, 35, mengaku baru mengerti dengan jelas mengenai AIDS setelah ada aksi yang masuk ke pasar. ”Sekarang sudah tahu. Kalau ada orang pengidap AIDS, rumahnya tidak akan dibakar,” katanya. (mg1/c1/bay)

DA Dikembalikan ke Orang Tuanya n POLISI... Sambungan dari Hal 29

Pihaknya berharap pacar DA itu segera pulang dan menjelaskan kepada polisi. “Kita memang mencari G yang diduga pacar DA,” ungkapnya. Pengakuan DA saat dimintai keterangan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), jelas Nandu, G adalah pacarnya. Pria tersebut diduga sebagai

ayah kandung bayi yang terlahir secara prematur dan dikubur di samping tempat kos DA di Gang Mawar, Jalan HOS. Cokroaminoto, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, tersebut. Ditanya terkait identitas G, Kasatreskrim Nandu menolak membeberkan dengan dalih keperluan penyelidikan. Tetapi, berdasar keterangan yang disampaikan DA, pacarnya sudah

tidak sekolah atau bukan pelajar. “DA menjadi labil setelah kasus itu terbongkar,” cetusnya. Sementara itu, setelah identitas bayi dan ibu kandungnya terbongkar, bayi tersebut akhirnya diserahkan kepada ke luarga ibu bayi untuk dima kamkan. Polisi juga menyerahkan DA kepada orang tuanya. “DA hanya diharuskan wajib lapor,” kata Nandu. (abi/ c1/bay)

Sinergi untuk Kurangi Pengangguran n PUSHAM... Sambungan dari Hal 31

Didik menambahkan, kasus lain berkaitan dengan HAM yang marak terjadi di Banyuwangi adalah kekerasan ter hadap perempuan dan anak, baik perupa perkosaan, pelecehan seksual, maupun kekerasan fisik lain. “Ruang lingkup Pusham Untag Banyuwangi meliputi semua aspek HAM, baik hak sipil, politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Itu sejalan dengan misi Untag Banyuwangi mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata dia. Nah, Pusham Untag yang selama ini melakukan penelitian, dis kusi, seminar, lokakarya, dan pelatihan yang berkaitan de ngan HAM, imbuh Didik, juga siap menjadi pendamping ma syarakat yang menjadi kor ban pelanggaran HAM, baik pelanggaran yang bersifat kekerasan maupun pe-

langgaran yang bersifat substantif. “Masyarakat yang menjadi korban pelanggaran HAM bisa mengadu ke Pusham Untag Banyuwangi,” cetusnya. Didik menambahkan, terkait pelayanan publik yang belum prima, Pemkab Banyu wangi perlu membuka pu sat layanan di sejumlah kecamatan yang cakupan kerja nya melingkupi sejumlah ke camatan di sekitarnya. Di bidang pendidikan, demi menekan angka putus sekolah, pemerintah perlu meng optimalkan program Siswa Asuh Sebaya (SAS) yang selama ini telah berjalan. “Hal itu juga perlu diimbangi pengawasan instansi terkait dan seluruh stakeholder,” tuturnya. Di bidang kesehatan, demi me ngantisipasi diskriminasi ter hadap pasien, imbuh Didik, kalau perlu Pemkab Banyuwangi membuka pusat pengaduan khusus kesehatan dan membentuk semacam

inspektorat yang khusus mengawasi kinerja dan perlakuan pe tugas kesehatan terhadap pasien. Demi mencegah pembayaran upah buruh di bawah UMK, perlu ketegasan pemerintah dalam menerapkan sanksi terhadap perusahaan pelanggar ketentuan tersebut. Demi mengurangi angka peng angguran yang cukup tinggi di Banyuwangi, kata Didik, perlu sinergisitas instansi terkait dalam hal pe latihan keterampilan kepada para pengangguran dan me ngupayakan promosi atas produkpro duk hasil kar ya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Persoalan limbah perlu ketegasan instansi terkait terhadap perusahaan yang tidak melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Juga perlu ketegasan terkait larangan menggunakan lahan produktif untuk usaha pertambangan,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)

Sudah Bisa Tanam Jagung n KEMARAU... Sambungan dari Hal 31

Dikatakan, dari sekitar 46 titik pendistribusian air bersih yang tersebar di Situbondo. Ha nya ada beberapa lokasi yang dihentikan. Namun, penghentian distribusi air tersebut bukan karena air bersih telah ter sedia, tapi karena medan yang tidak memungkinkan dilewati. “Salah satu lokasi yang sementara dihentikan adalah di Kebonsari, Kecamatan Jati-

banteng. Penghentian pasokan air ber sih itu bukan di sana tersedia air bersih, tapi kondisi jalan sangat becek akibat hujan dan sangat sulit dilewati kendaraan,” terangnya. Zainul menjelaskan, selain tetap mengirim air bersih ke se jumlah tempat. Pihaknya juga mempersiapkan petugas BPBD untuk mengantisipasi ke mungkinan bencana pada musim hujan di akhir 2013 hingga tahun 2014 mendatang. “Saat ini kami kerap melakukan

pelatihan dan fokus menghadapi musim hujan,” terangnya. Data yang berhasil dikumpulkan, dengan datangnya musim hu jan, beberapa lokasi yang sempat dilanda kekeringan sudah mulai terlihat subur dan para petani bisa bercocok tanam kembali. Salah satunya di Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa. “Saya mulai tanam jagung dan sementara ini mengandalkan air hujan. Semoga aliran air sungai kembali normal,” kata Rodli, salah seorang petani di Desa Jatisari. (rri/c1/bay)


MINGGU l 1 DESEMBER 2013 l HALAMAN 36

Berburu Onderdil ke Luar Kota DEMI mengembalikan Honda citul seperti aslinya tentu bukan pekerjaan mudah. Pemilik akan menemui beberapa kesulitan dan tentu juga butuh biaya besar. Selain itu, dibutuhkan pula kesabaran menunggu proses pengerjaan oleh tangan seorang mekanik.. Beberapa toko onderdil dipastikan sudah tidak menjual onderdil motor tersebut. Alasannya sederhana, sudah tidak diproduksi lagi. Agar tetap bisa mendapatkan onderdil motor tersebut, pasar loak bisa menjadi pilihan. Sebab, jangankan yang orisinal, yang imitasi pun sulit diperoleh. Tidak jarang penggemar motor citul harus hunting hingga luar kota, seperti Jakarta, Jogjakarta, Surabaya, Lumajang, dan Bali. Harganya pun bervariasi, mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Itu tergantung kondisi dan jenis suku cadang yang dicari. ”Kualitas barang menentukan harga. Kalau asli pasti lebih mahal,” ujar Fathul. Terkait perakitan, butuh waktu banyak. Namun demikian, waktu merakit motor citul modifikasi bisa ditentukan. Itu karena barang yang dipasang di motor citul rata-rata barang baru dan mudah dibeli di toko onderdil. (nic/c1/bay)

GERDA SUKARNO/RaBa

KLASIK: Beberapa jenis motor Honda citul di Desa Watukebo, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.

Makin Tua Makin Keren

NIKLAAS ANDRIES/RaBa

TANGGUH: Arvy Rizaldi mengendarai Honda citul modifikasi pada bagian kaki-kaki depan.

BANYUWANGI - Unik dan antik. Itulah kesan pertama saat melihat deretan motor Honda tua keluaran tahun 1970-an. Masyarakat lebih populer menyebutnya motor citul. Siapa sangka di tengah gempuran produk motor yang lebih modern, kendaraan klasik itu justru semakin digandrungi. Meski kondisinya tidak seratus persen bagus, tapi polesan dan sentuhan mekanik di sana-sini membuat kendaraan tersebut seolah terus berjiwa muda. Beberapa polesan yang mempercantik kendaraan tersebut, di antaranya modifikasi rem depan. Bila dulu memakai sistem tromol, kini dimodifikasi menggunakan rem cakram. Mesin motor yang biasanya bergigi tiga, diganti menjadi gigi empat dan lima. Begitu juga dengan shock breaker depan dan belakang. Dulu memakai shock standar Honda 70, dan kini diganti shock baru yang lebih nyaman. ”Tapi, bentuk atau bodi motor citul masih dipertahankan. Hanya beberapa bagian spare part-nya yang dimodifikasi,” ujar Arvy Ri-

zaldi, penggemar Honda citul asal Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Untuk merancang dan meremajakan kembali motor tua, seperti Honda citul, agar tangguh dan masih kelihatan orisinal tentu membutuhkan waktu. Dalam merancang modifikasi motor citul, faktor keselamatan tetap menjadi nomor satu. Apalagi, motor itu dirancang dengan tujuan touring. Harus diperhitungkan bagaimana caranya motor tidak sampai mogok di tengah jalan. Jangan sampai menyusahkan pemiliknya saat dipakai bepergian jarak jauh. Me-redesain citul juga harus disesuaikan kebutuhan pengguna. Ada dua pilihan rancangan yang bisa dipilih, yaitu rancangan orisinal dan modifikasi. Model orisinal dirancang dengan cara mempertahankan bentuk asli motor. Model modifikasi akan banyak mengadopsi barang-barang dan model baru. “Kedua jenis itu membutuhkan ketelatenan dan kesabaran,” terang Arvy. (nic/c1/bay)

Pilih Jenis Orisinal atau Modifikasi

Dipoles Bergaya Balap Retro

MERAKIT Honda citul bisa menggunakan gaya orisinal, bisa juga gaya modifikasi. Kedua jenis gaya perakitan motor tua itu banyak perbedaan. Terkait pilihan, disesuaikan kebutuhan pemilik motor. Bagi yang mencoba mempertahankan bentuk orisinal, biasanya mereka tidak akan melepas onderdil asli motor. Keaslian motor memang menguntungkan jika dibawa ke sebuah lomba. Ada dua kelas utama yang biasa dipertandingkan, yaitu kelas cantik tangguh dan cantik orisinal. Cantik tangguh biasanya beberapa bagian kendaraan sudah berganti. Salah satu yang kentara, mesin biasanya diganti. Beberapa spare part kendaraan juga mendapat tambahan. ”Biasanya motor semacam itu bisa untuk perjalanan jauh,” ujar Fatkur, seorang mekanik Honda citul asal Kecamatan Muncar. Terkait cantik orisinal, seluruh bagian kendaraan bisa dipastikan masih memakai onderdil dan spare part asli. Dipastikan karena kondisinya sudah tua, kendaraan tersebut tidak bisa digunakan perjalanan jauh (touring). (nic/c1/bay)

SOSOK Sufyan Yazid, 45, warga Kelurahan Pe- tanggung, wajah asli Honda citul itu dipoles habis. Modifikasi yang dilakukan adalah mencomot ngantigan, Banyuwangi, ini termasuk penggemar pe ben da klasik. Sejak jak remaja, p ranti motor lain. Dia mengambil selelaki yang betang milik Yamaha kerja sebagai air Fino. Ban yang crew maskapai dicomot ada lah Garuda In domerek TDR dengan nesia itu metapak lebar dan benyukai barangsar. Buritan tetap ba rang klasik. dibiarkan seperti Tidak terkecuali, asli hanya dit e rk a i t m o t o r potong lebih pentunggangan. dek. Dia membeli Mesin masih motor Honda meng gunakan C70 buatan tahun bawaan aslinya 1981 dari seorang dengan beberapa petani de ngan isi chrome. ap dil ul cit a nd Ho a KICLONG: Mesin onderdil motor kondisi tidak teNIKLAAS ANDRIES/RaB Honda rawat. Selanjutnya, H d yang lebih l bih muda. d “Tujuannya supaya Sufyan mendatangi bengkel langganannya untuk tenaga mesin lebih besar. Konsep modifikasi ini adalah mempermak motor tersebut. Tidak tanggung- balap retro,” ujar pria yang menetap di Bali itu. (c1/bay)

PEROLEHAN SEMENTARA BALLOT TOKOH FAVORIT 2013 TAHAP 4

Andi Mulyo

Andriani, dr.

Irwan Setiawan

Mentik Rohimah

NO. 1 2 3 4

NAMA Dadang Wigiarto Hadi Wijono Muslimin Fasyah Irwan Setiawan

HASIL (%) 46.12 21.95 21.82 19.96

Arvy Rizaldy, SE Dadang Wigiarto

Muh Hidayat, Drs. H.

Muslimin Fasyah

NO. 5 6 7 8

NAMA

HASIL (%)

Muh Hidayat, drs. H. Ficky Septa Linda Guntur Priambodo,DR. Ir. MM Arvy Rizaldy, SE

Danny Farda M

Sri Utami Faktuningsih

7.72 4.83 3.86 3.46

NO. 9 10 11 12

NAMA Umi Kulsum Toni Hartono Sri Utami Faktuningsih Ira Damayanti

HASIL (%) 3.10 2.88 2.48 1.60

GERDA SUKARNO/RaBa

PUTIH: Sufyan Yazid menjajal motor Honda citul modifikasi. NO. 13 14 15 16

NAMA Wendriawanto Andriani, dr. Wiwik Eko Lestari Mentik Rohimah

Ficky Septa Linda Guntur Priambodo, Dr. Ir. MM

Hadi Wijono

I Made Cahyana

Ira Damayanti

Teguh Sumarno

Umi Kulsum

Wiwik Eko Lestari

Wendriawanto

Toni Hartono

HASIL (%) 1.55 1.06 1.02 0.89

NO. 17 18 19 20

NAMA Teguh Sumarno Andi Mulyo Danny Farda M I Made Cahyana

HASIL (%) 0.71 0.67 0.44 0.00


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.