Radar Banyuwangi 3 September 2012

Page 1

SENIN 3 SEPTEMBER

29

Pendorong Perubahan dan Pembaruan

TAHUN 2012

Berantas Buta Aksara, Dorong Melek Media Oleh: A. CHOLIQ BAYA

DAERAH di eks Karesidenan Besuki Jawa Timur (Jatim) ternyata menjadi lumbung buta aksara cukup besar di Indonesia. Dari empat kabupaten di eks Karesidenan Besuki, tiga di antaranya masuk dalam jajaran 15 besar daerah yang tingkat buta aksaranya tertinggi di Indonesia (JP 28/8). Dari data yang dilansir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kabupaten Jember menduduki peringkat pertama dengan angka buta aksara tertinggi hingga De-

sember 2011, yakni 204.069 jiwa. Disusul Bondowoso menduduki peringkat 11 dengan jumlah 88.131 jiwa, dan Situbondo di peringkat 15 dengan total 82.210 jiwa. Selain itu, seluruh kabupaten di wilayah Madura; Sumenep, Sampang, Bangkalan dan Pamekasan juga masuk dalam 15 besar daerah dengan angka buta aksara tertinggi di Indonesia. Termasuk di daerah tapal kuda seperti Pasuruan dan Probolinggo

juga masuk di dalamnya. Kenyataan ini sekaligus mengukuhkan Jatim menduduki urutan teratas sebagai provinsi dengan jumlah buta aksara tertinggi di Indonesia. Yakni 1,5 juta jiwa dari total 6,7 juta jiwa yang ada di Indonesia. Setelah dilansirnya angka buta aksara di beberapa media massa, beberapa pejabat pemerintah daerah (pemda) ada yang terkejut, ada pula yang kebakaran jenggot. Ada yang menyangkal datanya kurang valid

ISTIMEWA

DOA: Ra Cholil memimpin istighotsah di Pendapa Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi kemarin.

Para Abdi Negara Istighotsah Bersama BANYUWANGI – Ratusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Banyuwangi memadati Pendapa Sabha Swagata Blambangan pagi kemarin (2/9). Para abdi negara tersebut sengaja datang dari seantero Banyuwangi, untuk mengikuti istighotsah dan salawat bersama yang digelar oleh Bapuati Abdullah Azwar Anas ■ Baca Para...Hal 39

GALIH COKRO/RaBa

BARU: Kumpulan kupu-kupu putih menempel pada batang pohon di tepi Jalan Wijaya Kusuma Banyuwangi kemarin.

Arus Balik Akhirnya Tuntas

GALIH COKRO /RaBa

ANTISIPASI: Petugas mengecat ratusan keranjang sampah sebelum dipasang di sepanjang rute gerak jalan tradisional Trajaba 2012.

Pasang 150 Keranjang PELAKSANAAN agenda tahunan gerak jalan Tradisional Jajag - Banyuwangi (Trajaba) biasanya membuat petugas kebersihan harus bekerja keras. Untuk mengantisipasi melubernya sampah setelah acara, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi menempatkan ratusan keranjang sampah di sejumlah lokasi ■ Baca Pasang...Hal 39

■ Jalan Kaki Semalam Suntuk Baca Halaman 30

INFRASTRUKTUR

Baca Berantas...Hal 39

Kupu-Kupu Menyerang Tanaman di Kota

RELIGI

ADA APA LAGI

alias sudah berubah. Ada pula yang menanggapi tingginya buta aksara itu dengan pamer program dan penghargaan yang telah diraih. Tanggapan terbanyak yang diungkapkan pejabat pemda ke media adalah upayanya berupa pengalokasian anggaran untuk program pemberantasan buta aksara. Pemerintah pusat sendiri tahun depan menyiapkan anggaran sebesar Rp 360 miliar untuk program ini ■

KALIPURO- Arus balik Idul Fitri 1433 H di Pelabuhan Ketapang belum tuntas 100 persen hingga kemarin (2/9). Masih ada ribuan pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua yang ngendon di Pulau Jawa. Sedangkan untuk arus mudik penumpang pejalan kaki dan penumpang kendaraan roda empat (R4) sudah tuntas diseberangkan. Walau belum tuntas, penumpang sepeda motor sebagian besar sudah kembali ke Pulau Dewata. “Yang kembali sudah sekitar 95 persen. Yang belum kembali jumlahnya kecil, tinggal sekitar lima persen,” ujar Pemimpin Cabang PT ASDP Indonesia Ferry (IF) Ketapang, Waspada Heruwanto melalui Manager Operasional Saharuddin Koto. Saharuddin mengungkapkan, pemudik penumpang pejalan kaki tahun 2012 sebanyak 403.924 orang, kendaraan roda sebanyak 90.551 unit dan kendaraan roda empat sebanyak 38.681 unit. “Untuk penumpang pejalan kaki dan kendaraan roda empat sudah tuntas kembali 100 persen,” katanya. Saharuddin memprediksi, sisa pemudik kendaraan roda dua yang belum kembali akan tuntas tadi malam. Sejak pagi hingga sore, kepadatan penyeberangan KetapangGilimanuk. “Lima persen sisanya tuntas hari ini (kemarin, red),” katanya. (afi/bay)

BANYUWANGI - Hama kupukupu merajalela di sepanjang Jalan Wijaya Kusuma, Kecamatan Giri, Banyuwangi, akhir-akhir ini. Ratusan pohon berbagai jenis yang ada di tepi jalan tersebut mulai rusak karena diserang oleh kupu-kupu warna putih berukuran kecil tersebut. Setiap batang pohon yang ada di Jalan Wijaya Kusuma, terlihat banyak dipenuhi oleh hewan warna putih. Saking banyaknya kupu-kupu yang ada di setiap pohon, membuat pertumbuhan pohon terganggu. “Pohon bisa mati diserang oleh hama (kupukupu putih) itu,” cetus Wili, salah satu warga Jalan Wijaya Kusuma. Kupu-kupu warna putih yang menyerang pepohonan ini, jelas dia, sudah berlangsung sejak sebulan lalu. Tapi hingga kini, belum ada penanganan sama sekali dari pemerintah. “Hama

Hama Kupu-Kupu Masuk Kota Jenis: Kupu-kupu putih Ukuran: kecil (sekitar 2 cm) Populasi: ribuan ekor per pohon Lokasi: Sepanjang jalan Wijaya Kusuma, Giri, Banyuwangi TANAMAN YANG DISERANG: mahoni, angsana, akasia, beberapa jenis tanaman bunga. DAMPAK: n Daun kotor, rusak, mengering, lalu rontok. n Tahap berikutnya, tanaman kekurangan suplai makanan sehingga batang kering n Akhirnya tanaman bisa mati n Lingkungan udara sekitar lokasi juga kotor dan kurang sehat

kupu-kupu ini berkembang biak, jadi jumlahnya terus bertambah banyak,” kata Wili ■

Baca Kupu-Kupu...Hal 39

Masih Tersisa Sepuluh Lokalisasi

GALIH COKRO/RaBa

RAMAI: Pengendara sepeda motor memasuki feri di Pelabuhan Ketapang hari Minggu siang kemarin.

BANYUWANGI - Jumlah lokalisasi di Banyuwangi terus menyusut. Awalnya, lokalisasi pelacuran di Bumi Blambangan mencapai 14 lokasi, dan kini tinggal tersisa 10 lokasi. Menyusutnya jumlah lokalisasi itu, bukan semata-mata karena ditutup pemerintah. Sebagian besar lokalisasi itu gulung tikar, karena keinginan warga yang tinggal di lokalisasi. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Banyuwangi, Iskandar Azis mengatakan, pemerintah daerah menargetkan Banyuwangi bersih dari lokalisasi. Untuk mencapai target itu, pemerintah daerah akan melakukan secara bertahap dengan cara-cara yang lebih manusiawi. “Tahun ini, kita targetkan jumlah lokalisasi berada di bawah angka sepuluh unit,” kata Iskandar. Program pemberdayaan pe-

kerja seks komersial (PSK) yang digalakkan pemerintah daerah, cukup berdampak pada eksistensi mereka. Program itu mendorong para PSK yang dengan kesadaran sendiri banyak meninggalkan profesi haram itu. Saat ini, kata Iskandar, banyak eks PSK yang sudah menjalani kehidupan yang lebih bermartabat. “Mereka ada sudah memiliki pendapatan tetap sejak meninggalkan profesi sebagai PSK,” tegas Iskandar. Selain itu, mereka juga banyak yang dengan kesadaran sendiri membangun kehidupan baru dengan pasangan masing-masing. Bahkan, beberapa PSK banyak yang sudah menyatakan sanggup untuk menikah jika ada jodoh. “Pada kita, mereka terang-terangan menyampaikan keinginannya untuk menikah,” ungkapnya ■ Baca Masih...Hal 39

Melihat Serunya Lomba Balap Perahu Layar Arubaba 2012

Bolak Balik Selat Bali hanya 25 Menit GALIH COKRO/RaBa

PADAT: Situasi proyek median jalan di ruas Jalan Yos Sudarso Banyuwangi kemarin.

Mulai Pasang Beton KALIPURO - Pembangunan median jalan di ruas Jalan Yos Sudarso, Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi mulai dikerjakan. Pembangunan median jalan tersebut menyedot anggaran sekitar Rp 290 juta lebih ■

Warga pesisir Ketapang, Kecamatan Kalipuro punya tradisi menarik dalam memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI. Mereka berlomba adu cepat bolak-balik mengarungi Selat Bali dengan perahu layar.

Semoga kupu-kupu malam tidak masuk kota ADU CEPAT: Deretan perahu layar melaju di Selat Bali dengan latar belakang kapal siluman KRI Klewang 625 kemarin.

Baca Mulai...Hal 39

SIGIT HARIYADI, Kalipuro BIBIR pantai Desa Ketapang tampak dibanjiri ratusan manusia siang itu (2/9). Mereka seolah tidak menghiraukan terik matahari yang “membakar” kulit.Tanah kosong di bawah pohon waru berukuran behttp://www.radarbanyuwangi.co.id

Masih tersisa sepuluh lokalisasi di Banyuwangi

Hama kupu-kupu menyerang tanaman di kota

Kalau kupu-kupu yang ini justru harus dilokalisir

GALIH COKRO/RaBa

sar yang seharusnya dapat digunakan untuk tempat berteduh, tampaknya kurang begitu diminati.

Para pengunjung tampak lebih suka berdiri bergerombol tepat di bibir pantai. Pandangan mereka terus

mengarah jauh ke arah timur, menghadap tepat ke laut ■

Baca Bolak Balik...Hal 39 email: radarbwi@gmail.com/radarbwi@yahoo.com


30

Senin 3 September 2012

CERMIN DIRI Maklum Setahun Sekali BUMI Blambangan punya gawe besar Sabtu (1/9) hingga Minggu dini hari kemarin (2/9). Dalam rangka peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, digelar kegiatan masal gerak jalan Tradisional Jajag-Banyuwangi (Trajaba) 2012. Ada tiga kategori gerak jalan tersebut. Yang pertama beregu 8 kilometer, dan yang kedua kategori beregu 17 kilometer. Yang paling menarik adalah kategori 45 kilometer baik beregu maupun perorangan. Kegiatan tahunan ini tentu saja berdampak pada penumpukan arus lalu lintas di sebagian jalan utama di Bumi Blambangan. Bahkan pada beberapa titik, sempat terjadi kemacetan arus lalu lintas. Memang, kondisi kemacetan lalu lintas untuk zaman sekarang terasa sangat mengganggu. Pengendara pun dituntut lebih sabar dalam menempuh perjalanan menuju tempat tujuan. Pengendara dituntut berkorban tenaga, pikiran (sabar), serta biaya (bahan bakar minyak). Namun perlu diingat, pengorbanan para pengendara yang terjebak macet itu sejatinya tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan pengorbanan para pejuang dalam merebut kemerdekaan. Belum lagi pengorbanan pejuang dalam perang mempertahankan kemerdekaan. Para pendahulu kita itu tak hanya berkorban tenaga, pikiran, dan juga biaya. Mereka juga rela mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa ini. Apalagi, kemacetan lalu lintas yang terjadi lantaran peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI hanya terjadi setahun sekali. Sungguh, bersabar dalam berkendara setahun sekali untuk bangsa ini sebenarnya adalah pengorbanan yang sangat kecil.(*)

Jalan Kaki Semalam Suntuk Tidak Ada Kejadian Laka Lantas BANYUWANGI - Gerak jalan Tradisional Jajag-Banyuwangi (Trajaba) berlangsung meriah. Arus peserta yang berjalan kaki sejauh 45 kilometer berlangsung nyaris sepanjang malam hingga dini hari kemarin (2/9). Selain itu, kemeriahan Trajaba dalam

rangka HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-67 tersebut juga berdampak pada arus lalu lintas di Bumi Blambangan. Kendaraan roda dua dan empat memadati rute acara tahunan tersebut. Kepadatan arus lalu lintas bukan hanya terjadi di jantung Kota Gandrung. Jalan poros di sepanjang rute Trajaba ditutup untuk kendaraan roda empat n

ALI NURFATONI/RaBa

Baca Jalan...Hal 39 MENYAPA: PesertaTrajaba menyalami Bupati Anas di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.

Tamu Kehormatan Ikut hingga Cluring SEMENTARA itu, gerak jalan Tradisional JajagBanyuwangi (Trajaba) 45 Kilometer diikuti 146 peserta beregu. Selain itu, peserta kategori perorangan mencapai 3.964 orang. Jumlah tersebut diprediksi terus bertambah. Mengingat masih banyak warga yang mendaftar menjelang pemberangkatan. Pantauan Jawa pos Radar Banyuwangi start di

muka kantor Kecamatan Gambiran sejak siang sudah ramai. Kemudian, tepat pukul 16.00, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas didampingi Wakil Bupati, Yusuf Widyatmoko memberangkatkan regu pertama n Baca Tamu...Hal 39

SUARA PEMBACA

GangguanListrikdanPohonMangga PADA awal 2012 lalu, sekitar 25 rumah di utara Ponpes Sumber Bunga, Desa Seletreng, Kecamatan Kapongan, Situbondo mengalami pemadaman hampir setiap malam. Warga sudah melapor ke layanan gangguan listrik unit pemasaran PLN Situbondo. Namun hal itu tidak cepat direspons petugas. Akhir-akhir ini, petugas menyampaikan bahwa ada beberapa pohon mangga yang tidak boleh dipotong oleh pemiliknya. Saya bertanya, kenapa perusahaan besar seperti PLN yang seharusnya lebih mengutamakan pelayanan dan hajat hidup orang banyak, ternyata dikalahkan oleh pemilik pohon. Saya mengharap pelayan listrik mawas diri. Janganlah masyarakat pelanggan listrik diadu dengan pemilik pohon mangga. Usman Desa Seletreng, Kecamatan Kapongan, Situbondo.

AGUS BAIHAQI/RaBa

MALAM: Peserta Trajaba mengenakan berbagai atribut seperti balon (kiri), hingga menumpang pikap (bawah).

Target KPH Perhutani Banyuwangi Barat Terlampaui BANYUWANGI – Datangnya musim kemarau yang berkepanjangan, sudah tidak asing lagi dengan kebakaran. Demikian halnya dengan kebakaran hutan. Namun hal itu tidak berlaku di kawasan hutan wilayah KPH Banyuwangi Barat. Menurut Waka KPH Banyuwangi Barat, Agus Ahmad Fadoli, S.Hut, kebakaran hutan dalam wilayahnya yang seluas 42.707,16 Ha masih relatif aman dan terkendali. Hal ini merupakan hasil kerja maksimal dari petugas keamanan di bantu oleh Satgasdamkar yang berjaga 24 jam. Sementara, menurut evaluasi hingga bulan kedelapan tahun 2012 ini, KPH Banyuwangi Barat menunjukkan kinerja yang luar biasa. Salah satu komoditas terbesar di KPH Banyuwangi Barat yakni getah pinus dari target 4600 ton, di bulan Agustus ini telah tercapai 3379 ton. Angka pencapaian tersebut sudah di atas normal progress schedule (NPS).

Produksi getah kopal juga menempati urutan pertama terbesar di Jawa Timur dari target 95 ton, sudah tercapai 60 ton (di atas NPS). Demikian juga dengan tebangan rimba terbesar kedua dengan target 27.000 meter kubik. KPH Banyuwangi Barat merupakan pemasok kayu rimba jenis mahoni terbesar se Jawa Timur dengan angka 8500 meter kubik. Menurut Administratur KPH Banyuwangi Barat, Adi Winarno S.Hut, MM. melalui Kasi PSDH, Hendra Lesmana, S.Hut, KPH Banyuwangi Barat telah menyiapkan tegakan pinus beserta sarana dan prasarana, Sedangkan penyadap tinggal menyiapkan tenaga untuk menyadap dan memanen getah saja. Sampai dengan pertengahan Agustus tahun ini, hasil dari getah yang diberikan kepada penyadap sebagai bentuk upah sudah mencapai Rp 10 miliar.�Hal ini merupakan hasil kerja dari tim yang solid. Tentu saja dengan pemimpin yang andal pula,� terang Adi Winarno. (adv/bay)

1

GERDA SUKARNO/RaBa

KOMODITAS UTAMA : Getah pinus yang menjadi produk andalan KPH Perhutani Banyuwangi Barat.

Road Show selama Puasa, Open House setelah Lebaran

SALAMAN : Seluruh keluarga besar KPH Banyuwangi Barat bermaafan Sabtu kemarin.

ROADSHOW : Salah satu acara safari Ramadan oleh pejabat KPH Banyuwangi Barat.

SEMENTARA itu, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyuwangi Barat meningkatkan silaturahmi sejak awal Ramadan lalu. Kegiatan safari sejak bulan puasa itu melibatkan seluruh unsur pejabat KPH Banyuwangi Barat. Road show diawali dengan kunjungan ke BKPH Kalibaru berlanjut menuju BKPH Glenmore, BKPH Kalisetail, BKPH Rogojampi hingga ujung paling barat, BKPH Licin. Sudah tentu dalam safari Ramadan, acara buka bersama dan santunan anak yatim hingga diskusi peningkatan kinerja karyawan menjadi tema di setiap lokasi yang dikunjungi. Sebagai puncak acaranya, seluruh keluarga besar KPH Perhutani Banyuwangi Barat berkumpul di kantor pusat KPH Banyuwangi Barat Sabtu lalu (1/9). Acara itu dihadiri administratur (Adm), wakil administratur (waka), kepala Seksi (kasi), kepala sub seksi (Kss), kepala urusan (kaur), Asisten Perhutani (asper), Kepala resort pemangkuan hutan (KRPH), mandor tanam, sadap, tebang hingga polisi hutan (polhut). Tidak lupa pula keluarga seluruh karyawan juga tampak memenuhi kursi undangan. Acara open house yang diisi tausiah dari Ustad Drs. H. Ansori dengan tema

BERBAGI : Santunan kepada anak yatim piatu yayasan Budi Mulya Banyuwangi.

bersyukur dan bersabar. Usai ceramah, ada juga pembagian puluhan door prize. Setelah itu acara salam-salaman yang bermakna saling memaafkan menutup acara yang guyub tersebut. KPH Banyuwangi Barat juga ikut serta dalam memantau arus mudik Lebaran. Di

daerah gunung Gumitir, yang terkenal dengan jalan berkelok, Perhutani di bawah pimpinan Adm Adi Winarno, S.Hut,MM membuka Posko Simpatik. DI posko tersebut disediakan aneka produk Perhutani antara lain minyak kayu putih, madu, air madu, beras Raja hutan dll. (adv/bay)

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Benny Siswanto. Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Pemasaran: Gerda Sukarno Prayudha, Iwan PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Setiono, Samsuri (Situbondo). Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/ SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/ mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


31

Senin 3 September 2012

Truk Tangki Nyangkut di Rel KA Selama Proses Evakuasi Arus Lalu Lintas Macet ROGOJAMPI - Warga yang sedang berada di perlintasan rel kereta api (KA) di Dusun/Desa Gitik, sempat heboh, kemarin sore. Sebuah truk tangki berukuran besar mendadak tak bisa berjalan ketika berada di tengahtengah jalur KA tersebut. Usut punya usut, ternyata besi di bagian bawah truk tangki yang hendak menuju arah Depo Pertamina Banyuwangi tersebut, nyangkut di tanjakan aspal tepat di tengah-tengah perlintasan KA. Kontan saja, kejadian tersebut mengundang perhatian puluhan pasang mata warga setempat, yang sedang menyaksikan Gerak Jalan Tradisional Jajag-Banyuwangi (Trajaba). Warga langsung berhamburan datang mendekat ke arah truk tangki tersebut. Begitu juga dengan petugas kepolisian yang sedang mengamankan Trajaba juga langsung datang ke lokasi. Tak ketinggalan juga petugas dari PT KAI, juga datang ke lokasi. Bersamasama warga, polisi dan petugas PT. KAI akhirnya berusaha mengevakuasi truk Pertamina tersebut. Kontan saja, selama proses evakuasi, antrean kendaraan dari arah depan maupun belakang truk tangki tersebut cukup panjang. Beruntung tak lama kemudian, truk tangki tersebut akhirnya bisa berjalan meski tidak bisa lancar. ”Beruntung sore itu tidak ada kereta api yang sedang melintas,’’ kata Sulaiman salah seorang warga. Truk tangki itu sendiri terpaksa melewati jalur alternatif di Jalan Gitik, karena saat bersamaan jalur yang semestinya sedang digunakan untuk kegiatan gerak jalan Trajaba. (azi/aif)

ISTIMEWA

MACETKAN JALAN: Mobil tangki milik Pertamina saat nyangkut di rel KA di Dusun /Desa Gitik, Rogojampi.

Gagal Mencuri Masuk Bui SINGOJURUH - Gagal mencuri justru masuk bui. Hal ini dirasakan BPW, 16, warga Dusun Karangasem, Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh. Pukul 02.30 dini hari kemarin, dia bersama seorang rekannya, Hendri warga Kecamatan Purwoharjo, bermaksud masuk ke rumah Marsidi, 47, warga Dusun Karangasem, Desa Alas Malang. Namun belum sempat masuk melalui jendela tersebut, keduanya sudah dipergoki seorang DITINGGAL KABUR: Barang bukti motor milik pelaku diamankan di Mapolsek Singojuruh.

warga bernama Ponidi. Begitu dipergoki, ke duanya langsung lari tunggang langgang dengan mengendarai sepeda motor Honda Beat. Nah, keesokan paginya, si pemilik rumah yang merasa tak terima dengan kejadian tersebut, langsung melapor ke Mapolsek

ABDUL AZIZ/RaBa

Embat Kopi Tepergok Keamanan Kebun KALIBARU- Nasib apes menimpa Rahmat. Dia kedapatan mencuri 95 kilogram kopi milik warga Dusun Malangsari, Desa Kebunrejo, Kecamatan Kalibaru. Akibat perbuatanya itu, Rahmat kini mendekam di ruang tahanan Mapolsek Kalibaru. Ceritanya, pukul 12.00, lelaki berusia 35 tahun tersebut masuk ke Afdeling Kampung Tengah, Perkebunan Malangsari. Saat itu dia beraksi mencuri kopi milik perkebunan. Rahmat pun dengan mudah mendapatkan satu sak kantong plastik berisi kopi. Kopi hasil curian itu tidak langsung dibawa pulang. Namun, disembunyikan di semak-semak kebun. Pukul 20.00, dia kembali lagi masuk ke areal perkebunan. Rahmat pun kembali memetik

kopi milik perkebunan Malangsari tersebut. Hasilnya sama, yaitu satu sak kantong plastic berisi kopi. Puas mencuri dan merasa aman, dia bermaksud membawa kopi gelondongan itu pulang dengan naik sepeda motor. Namun apes menimpa Rahmat. Saat dalam perjalanan pulang tersebut, dia dihadang oleh aparat keamanan kebun. Malam itu juga dia dan barang bukti berupa kopi sebanyak 95 kg dan sepeda motor langsung diserahkan ke Mapolsek Kalibaru. “Sekarang tersangka dan barang bukti sudah kita amankan,” kata Kapolsek Kalibaru AKP Suwanto Barri melalui Kanitreskrim Aiptu Garus Elyas. (azi/aif)

ABDUL AZIZ/RaBa

APES: Rahmat diamankan di Mapolsek Kalibaru, kemarin.

Bangun Ukhuwah Islamiyah Lewat Istighotsah

Abdul Aziz/RaBa

PRIHATIN TEROR: KH. Muzaki Syah (pegang mik) saat memimpin istighotsah, kemarin malam.

ROGOJAMPI - Banyaknya peristiwa teror dan pertikaian antar umat Islam yang melanda di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Sampang, Madura, menjadi perhatian tersendiri bagi kalangan kiai. Kepedulian datang dari pengasuh Pondok Pesantren Al-Qodiri, Kabupaten Jember, KH.Achmad Muzakki Syah saat memimpin istighotsah dan zikir akbar di Lapangan Lugjag, Desa Pengatigan, Kecamatan Rogojampi, kemarin malam Dalam acara yang digelar oleh Ikatan Keluarga Santri dan Alumni Ponpes Al-Qodiri) Jember KH. Achmad Muzakki Syah yang memimpin zikir manaqib dan doa bersama juga mengimbau para jamaahnya untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan. “Jamaah tetap tenang, damai, tidak perlu terpengaruh isu-isu yang menyesatkan,” imbau Kiai Muzakki. Zikir akbar dihadiri ribuan umat Islam dari penjuru Banyuwangi. Awal hingga akhir acara berlangsung lancar karena mendapat pengamanan aparat kepolisian. (azi/aif )

Singojuruh. Marsidi juga menyebutkan, bahwa dugaan kuat pelakunya adalah BPW dan seorang rekannya, Hendri Mendapat laporan tersebut, polisi langsung mendatangi Hendri. Nah, saat ditanya, pelaku mengakui secara terus terang bahwa dirinya memang hendak masuk ke rumah Marsidi untuk mencuri. Atas pengakuan tersebut, polisi akhirnya menahan tersangka. Sedang seorang rekannya, Hendri masih dalam pengejaran petugas. “Motor yang digunakan saat akan mencuri juga kita amankan,” kata Kapolsek Singojuruh, AKP Gunarno. (azi/aif)

RUBRIK PAJAK Pertanyaan: Bagaimanakah pengaturan PPN untuk angkutan umum?Terimakasih. Pengirim: Ratnawati Jawaban: Terima kasih atas pertanyaan Saudara. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 80/PMK.03/2012 tentang Jasa Angkutan Umum di Darat dan Jasa Angkutan Umum di Air yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: Ayat (1) Kendaraan Angkutan Umum adalah kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan orang dan/atau barang yang disediakan untuk umum dengan dipungut bayaran baik dalam trayek atau tidak dalam trayek, dengan menggunakan tanda nomor kendaraan dengan dasar kuning dan tulisan hitam. Ayat (3) Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Pasal 2; Pajak Pertambahan Nilai tidak dikenakan atas: a. jasa angkutan umum di darat; dan b. jasa angkutan umum di air. Pasal 3; (1) Jasa angkutan umum di darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a meliputi: a. jasa angkutan umum di jalan; dan b. jasa angkutan umum Kereta Api. (2) Jasa angkutan umum di jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kendaraan Angkutan Umum di ruang lalu lintas jalan, dengan dipungut bayaran. (3) Jasa angkutan umum Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kereta Api, dengan dipungut bayaran. (4) Tidak termasuk dalam pengertian jasa angkutan umum Kereta Api sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah dalam hal jasa angkutan menggunakan Kereta Api yang disewa atau yang dicarter. Pasal 4; (1) Jasa angkutan umum di air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b meliputi: (2) Jasa angkutan umum di laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kapal, dalam 1 (satu) perjalanan atau lebih dari 1 (satu) perjalanan, dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lain, dengan dipungut bayaran. (3) Jasa angkutan umum di sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kapal, yang dilakukan di sungai, danau, waduk, rawa, banjir kanal, atau terusan, dengan dipungut bayaran. (4) Jasa angkutan umum penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan kegiatan pemindahan orang dan/atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kapal, yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur Kereta Api yang dipisahkan oleh perairan, dengan dipungut bayaran. Pasal 5; Tidak termasuk dalam pengertian jasa angkutan umum di air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 adalah dalam hal jasa angkutan menggunakan Kapal yang disewa atau yang dicarter.

Sukseskan Sensus Pajak Nasional Tahun 2012. Informasi lebih lanjut dapat berkonsultasi dengan Account Representative Saudara di Kantor Pelayanan Pajak dimana Saudara terdaftar atau hubungi Call Center Direktorat Jenderal Pajak 500200. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur III.


KOMUNIKASI BISNIS

32

Senin 3 September 2012

Gapoktan Dikucuri Bantuan Rp 2,7 Miliar Diserahkan Bupati, Satu Kelompok Dapat Rp 100 Juta SITUBONDO – Untuk mempererat silaturahmi dan menjalin rasa kebersamaan di antara para petani, gabungan kelompok tani (gapoktan) se-Situbondo menggelar halal bihalal, kemarin. Halal bihalal berlangsung di gudang resi Jl. Basuki Rahmat yang diikuti 600 pengurus gapoktan. Hadir pada acara tersebut Bupati Situbondo Dadang Wigiarto; Wakil Bupati Rachmad; Wakil Ketua DPRD Syamrowi, serta jajaran Muspika Kecamatan Panji. Bupati Dadang mengungkapkan, melalui gapoktan bisa merajut diri dalam kepentingan satu. Yakni menguatkan kelembagaan dengan cara bagaimana bisa bersatu padu untuk meningkatkan produktivitas pertanian di kabupaten Situbondo. ”Situbondo sangat produktif dan sangat potensi sekali lahan pertaniannya,’’ imbuh Bupati Dadang. Terkait pertanian ini, sebulan lalu Situbondo meraih penghargaan dari Presiden berupa penghasil gabah surplus di atas 5 %. ”Ini bukan prestasi bupati dan wakil bupati, tetapi merupakan prestasi petani. Petani bisa menunjukkan bahwa potensi gabah yang ada di Situbondo sebenarnya masih mampu ditingkatkan,’’ papar Bupati. Karena itu Bupati mengajak petani untuk bersama-sama mencari solusi meningkatkan harga gabah termasuk di dalamnya adalah produksi gabahnya. Kata Bupati, tidak mungkin petani berjalan sendiri-sendiri. Karena itu perlu adnaya fasilitator dari pemerintah. ”Pemerintah hanya menyediakan

sarana prasarana penunjang. Pemerintah hanya memberikan cara bagaimana membangun sistem termasuk di dalamnya adalah pemberdayaan terhadap para petani. Semuanya itu kembali kepada kemampuan petani itu sendiri,’’ jelas Bupati Dadang. Dalam kesempatan tersebut Bupati Dadang memberikan bantuan pengembangan usaha agribisnis perdesaan dari Kementerian Pertanian kepada 27 kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan. Total bantuan yang diserahkan Rp 2,7 miliar. Masing-masing kelompok menerima bantuan Rp 100 juta. Bantuan diserahkan secara simbolis kepada H. Dafir Zaki, kelompok tani asal Desa Tanjung Kamal, Mangaran. Usai penyerahan ban-

tuan, Bupati bersama Wakil Ketua DPRD Syamrowi juga memberikan kesempatan berdiskusi terkait masalah dana PUAP dan peningkatan produkstivitas pertanian Dalam kesempatan diskusi itu, petani menyoal rumitnya laporan keuangan bantuan pengembangan usaha agribisnis perdesaan. Pertanyaan itu langsung dijawab Bupati dengan gambling. ”Semua yang terkait masalah rumitnya laporan keuangan jangan dijadikan persoalan. Karena itu penerima bantuan PUAP harus sering koordinasi dengan pihak terkait. Saya yakin dengan cara ini kekompakan antarkelompok tani penerima teap terjaga. Saya yakin semua persoalan sesulit apapun bisa diatasi,’’ imbuh Bupati Dadang. (adv/aif) SYAMSURI/RaBa

BERI SEMANGAT: Ketua PKBM FSMP Sugiono Eksantoso memberikan sambutan di depan peserta pelatihan.

PKBM FSMP Gelar Diklat Kecakapan Hidup

SYAMSURI/RaBa

SIMBOLIS: Bupati Dadang Wigiarto menyerahkan bantuan PUAP kepada 27 kelompok tani. Masing-masing kelompok menerima Rp. 100 juta.

PANJI – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Forum Solidaritas Masyarakat Pendidikan ( FSMP) Situbondo menggelar pendidikan dan pelatihan kecakapan hidup (PKH). Kegiatan ini dalam rangka menciptakan masyarakat yang terampil, inovatif, dan mandiri. Pelatihan diikuti 20 peserta yang berasal dari empat kecamatan di Situbondo, yakni Panji, Kapongan, Mangaran dan Situbondo Kota. Acar ini berlangsung di Balai Desa Panji Lor dan dibuka oleh Kabid PLS Dinas Pendidikan Situbondo, Buridin Ihsan Sugito. Buridin mengucapakan terima kasih kepada pengurus PKBM FSMP yang ikut berpartisipasi terhadap pemerintah dalam rangka menun-

taskan kemiskinan. Kata Buridin, kegiatan pemberdayaan seperti ini bisa memberikan dampak yang sangat positif terhadap kehidupan masyarakat. ”Sehingga masyarakat akan lebih kreatif untuk hidup secara mandiri dan mempunyai inovatif untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layakm,’ ungkap Buridin. Dari 20 peserta yang mengikuti pelatihan nantinya akan mengikuti pelatihan selama 225 jam atau selama 32 hari. Rinciannya pelatihan teori 30 % dan praktik 70 %. ”Ini artinya dalam satu harinya para peserta harus mengikuti pelatihan sebanyak tujuh jam,’’ imbuh Ketua FSMP, Sugiono Eksantoso. Untuk kegiatan praktik, panitia PKBM FSMP bekerjasama dengan

• Kijang Grand Extra ‘94 •

• Toyota Avanza ‘07 •

Dijual Kijang Grand Extra ‘94/bulan 12 Barang bagus, full audio, harga 76 juta (nego) Hub: 085232936987 (Supardi)

Dijual Toyota Avanza 1.3G GMMF JJ (micro) tahun 2007 silver metalik, harga 125 juta nego, brg istimw, bisa cash/kredit, hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

• Honda Jazz ‘07 •

• KIA Picanto ‘05 •

• Kijang Innova ‘09 •

Dijual Honda Jazz GD3 1.5 IDSI tahun 2007 abu-abu metalik, harga 138,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Kia Picanto MT tahun 2005 abuabu metalik, harga 90 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176 , 0811351148

Dijual Toyota Kijang Innova (euro II) J XW40 tahun 2009 hitam metalik, harga 167,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hub (0333) 631526 – 635176 , 0811351148

• Toyota Kijang ‘07 •

• Suzuki Grand Vitara ‘07 •

• Panther Turbo ‘07 •

Dijual Toyota Kijang UF81 Grend Lux tahun 2007 silver metalik, harga 132,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Suzuki Grand Vitara JLX tahun 2007, harga 170 juta nego, bisa cash/ kredit atau tukar tambah, hubungi 082142194111 – 081335897888

Dijual Panther IS Turbo tahun 2007 hitam, pajak baru, harga 175 juta nego, bisa cash/kredit atau tukar tambah, hubungi 082142194111 – 081335897888

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

• Jl. Pajajaran •

• Tanah SHM 2265m2 •

• CV Gracindo Centratama •

• STNK •

• Honda NF 125 ‘08 •

Dijual rumah SHM, LT 235/115m2, Jl. Pajajaran II/47, Hubungi: 085732321000

Jual tanah SHM, LT 2265m2, strategis pinggir jalan Pantura Stb-Bwi. Serius hubungi 087757973796

Bth Markting, Sales Pnjualn, Sopir (SIM B2 Umum), Oprtor Prod (diutmkn STM jur Elktr/ Lstrik) Lam ke: CV. Gracindo Centratama, Jl. Raya Jbr Bwi KM 7,5 Kedayunan - Kabat Bwi. Telp (0333) 635423 - 635424

Hlg STNK Nopol P 3625 XG, an. Saipulloh, Kopenbayah RT02/01 Kelir, Kalipuro

Dijual Honda NF 125 TRF, 2008, hrg nego, hitam. H: 085746809619 / 082330446520

• Perum Dadapan Indah • Djl Perum Dadapan Indah Blok E-7, Jl. Jmber KM8, L8x15, full bngnan, siap huni, 2200W. H: 085852936789 / 081249072777

• Jl. Dr. Soetomo • Dijual rumahpinggir jalan Jl. Dr. Soetomo 35 Bwi Luas 168m2. H: 081270281958

• Tanah 11x20m • D i j u a l t a n a h , 1 1 X 2 0 m K a l i p u r o, Banyuwangi. Harga jual 50 juta (nego). Lokasi strategis 50m dari Jln Raya (sebelah perum Kalipuro Asri). Hub Edi:081234989440/085859857994.

• Tanah 740m2 •

BANYUWANGI

SMKN 1 Situbondo, baik tenaga instruktur maupun dalam praktik lapangan. ”Setelah mengikuti pelatihan teori dan praktik lapangan, semua peserta wajib melakukan praktik di masyarakat atau magang dengan pengawasan dan pemantauan para instuktrur,’’ terang Sugiono Eksantoso. Selain mengikuti pelatihan, peserta juga diberi bantuan fasilitas berupa alat praktik perbengkelan otomotif beserta buku teorinya. Selain juga diberika uang transport dan piagam. ”Mudah-mudahan para peserta setelah mengikuti pelatihan ini ilmunya dapat dikembangkan di masyarakat dan juga lebih meningkatkan pendapatannya,’’ harap Sugiono. (adv/aif)

BANYUWANGI

Hlg STNK Nopol P 3224 ZC, an. Ariri Ariandi, Lingk. Sukorejo RT03/01 Banjarsari, Glagah Hlg STNK Nopol P 6117 ZB, an. Hariyono, Dsn. Pasinan Barat RT02/02 Singojuruh

• BPKB • Hlg BPKB No. A57946295, nopol L 8066 LN, an. Faisal Syarif, Pemeleh 5/16 RT03/05 Sby

Dijual tanah LT 740m2 sebelah terminal Rogojampi harga 300 juta (nego) Hub. 081338333153, strtegis, mobil bs msuk

BANYUWANGI • Terapi Doa • BANYUWANGI

SITUBONDO

• Toko + Rumah Genteng •

• Ruko & Tanah •

Djl Toko+rumah tkt2, full prabot, strtgs. Jl. Kembar Lt 310/490m2, uk. 10x31m, marmer, ksn jati, Tk Sriwijaya Jl. Gajahmada 274 Gtg-Bwi. H. Sugiarto 081233499888, 03170338181

Ruko + GD 3240 m2 Jl. Argopuro 15B Stb, Ruko 205 m2 & tnh 3360m2 dkt “ROYAL” Mrt. Tnh TG 25750m2 PNJKDL, samping sungai. Tnh 9600m2 Jl.Ry. Bwi KM 17 STB Arjasa. Tnh KP 10x20 (30jt) Jl. Ry Arjasa. H. 082333008871

Dengan ridho Allah terapi doa membantu anda menyembuhkan penyakit Diabetes, hipertensi, stroke jantung koroner, dll. Tidak terbukti, tidak bayar. Insya Allah. Hub: 081336740396

• Travel Tosa • Travel Tosa, Sbya/Juanda/Jember/Bwi. Hubungi: 0333 - 880029 / 081336252165

• Burung Lovebird •

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak ber tanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan baris secara resmi di Radar Banyuwangi.

Jual burung Love Bird indukan, Jl. Ciliwung 5 Bwi, 085334845244 / 08883682043

• Jual Selep Beras • Djl cepat & murah Selep Beras LT2935m2, strategis, Hub: 081336596124, bisa nego


BALJEBOL

Senin 3 September 2012

BALI

JEMBER

BONDOWOSO

37

LUMAJANG

Arak Oplosan Renggut 3 Nyawa Belasan Kritis, Puluhan Masih Ketar-ketir BANGLI - Meski sudah berkali kali menelan korban jiwa, warga tak juga jera mengonsumsi arak oplosan atau yang dicampur dengan berbagai minuman. Di Bangli, arak oplosan ini kembali menelan korban jiwa. Tiga orang warga Desa Katung, Kintamani tewas mengenaskan setelah menenggak arak oplosan tersebut bersama puluhan warga lainnya. Sedangkan belasan lainnya dilaporkan masih kritis menjalani perawatan di berbagai rumah sakit dan klinik.Tiga warga tewas bernama I WayanRestana, 27, I Wayan Mundra, 35, dan IWayan Sujana, 35. Ketiganya sama-sama berasal dari Desa Katung, Kintamani. Mereka dipastikan tewas akibat menenggak arak oplosan yang dicampur beberapa jenis cairan, di antaranya minuman ginseng dan Pepsi Blue. Sejatinya, ada puluhan warga lainnya yang menenggak minuman keras (miras) mematikan tersebut bersama ketiga korban. Berdasarkan informasi yang dihimpun di sekitar lokasi, ketiga korban bersama puluhan warga lainnya berulangkali menenggak minuman keras tersebut. Secara bergantian, mereka bersama-sama minum arak yang sudah dicampur tersebut sejak Kamis (30/8)

sampai lima lokasi mereka minum bareng,” lanjut Dewa Rai. Total ada sekitar 35 orang yang diidentifikasi ikut menenggak miras yang kabarnya dioplos oleh salah satu korban tewas tersebut. Puncaknya, usai kembali menenggak miras maut tersebut , puluhan peminum tersebut mulai merasakan gejala tidak beres di perutnya. Yang pertama kali mengalami nasib apes yakni I Wayan Restana. Korban langsung tewas malam itu juga di rumahnya sekitar pukul 23.30. “Saya nggak tahu dengan siapa dia minum, tapi pas pulang sudah mengeluh mual-mual dan muntah, tapi habis itu langsung tidur,” kataNi Wayan Wardiani, isteri korban. Tak disangka, saat istirahat itulah Restana menemui ajalnya. “Dia sempat bangun tapi masih mengeluh pusing, habis itu langsung meninggal,” lanjut Wardiani. Kabar tewasnya Restana ini langsung menggemparkan warga, terutama puluhan orang yang ikut nenggak ADRIAN SUWANTO/RADAR BALI miras bersama korban. Tak berselang lama, KORBAN ARAK: Sejumlah korban dan kerabatnya tampak cemas saat berada di IRD Rumah puluhan warga lainnya pun ikut merasakan Sakit Sanglah, Denpasar, Bali, kemarin. gejala mual-mual dan pusing. “Hampir semuanya dievakuasi ke Klinik Angga di Papagi lalu, tepatnya saat Umanis Galungan. Puas minum bersama belasan warga dan yangan, tapi langsung dirujuk ke RS Sanglah “Pertama kali mereka minum katanya se- pemuda Kamis lalu, ketiga korban melan- Denpasar,” ungkap salah seorang warga. Belasan orang langsung dilarikan ke RS jak Kamis pagi lalu sekitar jam 09.00,” kata jutkan pesta miras tersebut selama dua hari. Pahumas Polres Bangli AKP Dewa Nyoman “Orangnya berganti-ganti, tempat minum- Sanglah, sebagian di RS Darmayadnya Rai di lokasi. nya juga berpindah-pindah, ada sekitar tiga Denpasar. Salah seorang di antaranya, yakni

KEBAKARAN

Lereng Gunung Agung Terbakar

Satu Mobil Ikut Ludes AMBULU – Warga Dusun Tirtoasri, Desa Andongsari, Ambulu, sekitar pukul 11.00 kemarin (2/9) dibikin panik dengan terbakarnya gudang penyimpanan barang bekas di halaman Toko Sumber Rejeki. Barang-barang yang ada di gudang milik Athong alias Sugiharto Handoyo, itu habis dilalap si jago merah. Bukan hanya barang-barang di gudang yang ludes, sebuah mobil Chevrolet dengan nopol P 9281 PN milik pria 54 tahun itu hangus terbakar. Selain itu, timbangan duduk dan mesin giling yang sudah tidak terpakai juga ludes menjadi arang. Hingga berita ini ditulis kemarin sore, belum diketahui secara pasti sumber api berasal. “Kurang tahu dari mana asalnya, tahu-tahu sudah besar apinya,” ujar Rahmat, warga setempat yang menyaksikan kebakaran tersebut. Menurut dia, api tiba-tiba muncul dan menimbulkan asap tebal. Saat kebakaran terjadi, angin bertiup cukup kencang, sehingga menimbulkan kepanikan dari karyawan toko dan warga setempat. Mereka khawatir api semakin besar karena cuaca saat itu sangat panas. Beberapa karyawan dan pekerja Toko Sumber Rejeki langsung berusaha memadamkan api dengan air yang diambil dari sumur. Namun, karena di gudang tersebut banyak barang-barang yang mudah terbakar, usaha itu sia-sia. Api tidak semakin kecil, melainkan bertambah besar dan menghanguskan seluruh isi gudang. Beruntung, gudang penyimpanan barang bekas yang di dalamnya banyak berisi karton dan kardus, cukup masih jauh dari sebuah minimarket. Jarak lokasi kebakaran dengan mini market tersebut sekitar 75 meter. Kepanikan dirasakan warga yang tinggal di selatan gudang. “Anginya ke arah selatan, takut apinya mencelat ke perumahan,” kata Rahmat. Karena itu, warga yang ada di selatan lokasi kebakaran ikut panik dengan mengeluarkan barangbarang dari dalam rumahnya. (ram/wah/jpnn)

JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN

LUDES: Petugas PMK Jember berusaha memadamkan api di sekitar mobil yang terbakar kemarin (2/9).

IWayan Mudra dalam keadaan kritis. Seorng warga lainnya tetap dirawat di Klinik Angga Payangan atas nama Ketut Kariasa. Apes bagi I Wayan Mudra, setelah menjalani perawatan di RS Sanglah, nyawa korban tak bisa diselamatkan. Korban tewas sekitar pukul 09.00 di RS Sanglah. Siang harinya, jasad korban langsung dibawa pulang ke Desa Katung, dan disambut tangis histeris isteri dan sejumlah keluarga korban. “Saya tidak kuat hidup lagi,” ungkap Ni Nyoman Sutri, isteri korban Wayan Mundra. Tak sampai di situ. Satu korban lagi yang tengah dirawat di RS Sanglah, yakni I Wayan Sujana menyusul tewas sekitar pukul 13.45 kemarin. Ketiga korban langsung dimakamkan secara bersamaan kemarin malam. “Sesuai aturan adat, semuanya harus dimakamkan bersama-sama supaya tidak ada dampak lain yang muncul,” sebut salah seorang warga. Peristiwa tragis ini pun langsung menggemparkan warga Katung. Maklum, warga tak menyangka pesta miras yang biasa dilakukan sebagian warganya itu akhirnya berujung maut bagi sebagian warga. Tak ayal, puluhan warga lainnya yangikut menenggak miras tersebut pun langsung waswas. Kemarin, puluhan orang langsung menjalani pemeriksaan singkat oleh tim medis dari Puskesmas setempat. (yog/wan/yes/jpnn)

RADAR JEMBER/JPNN

MELERAI: Aparat kepolisian meredam aksi tawuran antarpenonton di Pemandian Selokambang kemarin.

Kisruh Warnai Konser Trio Macan LUMAJANG – Konser hiburan dalam suasana lebaran yang digelar di pemandian selokambang siang kemarin diwarnai keributan hingga membuat aparat kepolisian harus bekerja ekstra. Bahkan, konser sempat dihentikan beberapa saat untuk menurunkan emosi penonton segelum akhirnya dilanjutkan lagi. Konser yang dimulai sekitar pukul 10.00 itu berlangsung di sebelah barat di area pemandian Selokambang. Sejak awal, artis Trio Macan yang menghibur masyarakat Lumajang. Saking asyiknya, saling senggol antar penonton tak dapat dielakkan. Kejadian itu memicu terjadinya

kericuhan. Dari pantauan koran ini, sekitar empat penonton berhasil diamankan petugas kepolisian. Aparat keamanan menilai langkah itu dilakukan agar ajang hiburan lebaran tersebut tak mengarah pada keributan yang lebih parah. Juga agar tidak mengganggu para penonton yang lain serta emosi penonton yang terlibat bersitegang bisa menurun. Dalam konser tersebut, sedikitnya ada empat kali kericuhan. Dan sebanyak empat kali pula petugas melakukan upaya ekstra. Yakni turun langsung ke lokasi penonton yang terlibat kericuhan. Konser sempat dihentikan sementara untuk beberapa saat sampai emosi

penonton yang terlibat kekisruhan mereda. Berkat kerja ekstra petugas, meski sempat dihentikan, konser bisa dilanjutkan kembali sampai selesai sore kemarin. Pe ngunjung lokasi w i sata pemandian Selokambang sendiri kemarin membeludak. Itu terjadi karena kemarin merupakan ajang hiburan lebaran kali terakhir. Bertepatan dengan hari Minggu, pengunjung banyak yang ingin menghabiskan waktu berlebaran di lokasi tersebut. Kapolsek Sumbersuko AKP Khuzaeni mengaku sudah berusaha keras agar konser tetap berlangsung dengan aman. “Kami jaga ketat hiburan lebaran ini,” ujarnya. (fid/wah/jpnn)

KARANGASEM - Kebakaran yang terjadi dilereng Gunung Agung sejak Jumat lalu (31/8) tak kunjung pandam. Upaya pemadamanyang terus dilakukan sejak pagi kemarin (1/9) tak mampu menjinakkan api seluruhnya. Malahan karena tiupan angin, api yang tadinya berkobar di lereng timur kawasan Dusun Batudawa, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu merembet ke selatan. Kondisi tersebut membuat kawasan vegetasi yang subur dari wilayah Kecamatan Bebandem terancam. Bahkan informasi terakhir yang diperoleh sore kemarin dari Dinas Kehutanan Bali menyebutkan bagian ujung atas vegetasi kawasan Bebandem sudah terkena api pada ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut. Di kawasan itu vegetasinya sangat rapat dan banyak ditumbuhi pohon Pinus, Cemara, dan Ampupu. Hingga sore kemarin, sekitar 400 hektare kawasan dilereng Gunung Agung yang sudah dilahap si jago merah. Sementara itu, kondisi api dilereng sebelah timur yang meru-pakan titik awal kebakaran kemarin sudah dalam keadaan padam. Seiring

dikerahkannya tim gabungan yang terdiri dariPolisi Hutan, Kepolisian, TNI,dan SAR yang sudah naik kelereng sejak pagi hari. Sedianya mereka bergerak pada Jumat malam. Hanya saja karena pertimbangan keamanan, upaya tersebut dibatalkan dan baru dilaksanakan pagi kemarin. “Apinya sekarang bergeser ke selatan karena tiupan angin. Untuk vegetasi di timur memangnggak ada yang kena. Tapi yangdi selatan ini yang perlu dikhawatirkan. Soalnya di lereng bagian itu ada kawasan vegetasi yang subur. Persisnya di kawasan Bebandem. Info terakhir yang sayaterima malah ujungnya sudah kena,” jelas Kepala Dinas Kehutanan Bali I Nyoman Gede Wiranatha yang baru tiba dari Karangasem memantau proses pemadaman di lereng Gunung Agung kemarin sore. Karena itu, tim gabungan baik dari Polisi Kehutanan, kepolisian, TNI, dan SAR ditarik dari lereng timur sekitar pukul 15.00. Ini terpaksa dilakukan karena pertimbangan medan di lereng yang sangat terjal. Belum lagi kondisi angin di kawasan lereng untuk saat ini sulit diprediksi kedatangannya. (hai/tra/yes/jpnn)

WAYAN PUTRA/RADAR BALI/JPNN

MENGEPUL: Lereng Gunung Agung terus mengepulkan asap akibat kebakaran yang terjadi. Sementara beberapa tim penanggulangan bencanabersiap melakukan pemadaman.

Maesan 1 dan Maesan 2, Bibit Tembakau Unggulan Asli Bondowoso

Jumlah Daun Tembakau Mencapai 22 Lembar per Batang Di tengah anjloknya harga tembakau, petani di Bondowoso mendapatkan angin segar. Hal itu seiring dengan adanya bibit tembakau baru yang diharapkan mampu meningkatkan produksi tembakau petani. Bibit tembaku asli kota tape ini dinamai Maesan 1 dan Maesan 2. EKO SETIA BUDI, Bondowoso “MASA depan Bondowoso adalah pertanian, dan masa depan pertanian adalah Bondowoso.” Ungkapan itu dilontarkan Amin Said Husni, Bupati Bondowoso saat Temu Lapang Tembakau di Desa Sumbersalam, Kecamatan Tenggarang, pertengahan pekan lalu.

Jika melihat potensi pertanian di Bondowoso, ungkapan Amin tersebut tentu tak berlebihan. Sektor pertanian di Bondowoso memiliki andil cukup besar terhadap perekonomian masyarakat. Setidaknya, itu dibuktikan dengan sumbangsih sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bondowoso yang mencapai 50 persen. Salah satu komoditas pertanian yang menjadi andalan Bondowoso adalah tembakau. Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bondowoso mencatat, luas lahan tembakau dalam setiap tahun berkisar 6.000 – 8.000 hektar. Dengan luas lahan tersebut, petani yang terlibat mencapai 16 ribu orang. Sementara tenaga kerja yang terserap mencapai 1.500.000 harian ongkos kerja (HOK). Produksi tembakau Bondowoso pun mencapai angka yang cukup fantastis, sekitar 6.000 ton per tahun. Modal usaha yang dikeluarkan petani menembus angka Rp 42 miliar dengan nilai produk yang dihasilkan

EKO SETIA BUDI/RADAR JEMBER/JPNN

PROSPEKTIF: Amin Said Husni memperhatikan tanaman Maesan 1 dan Maesan 2 di Desa Sumber Salam, Tenggarang (30/8).

hingga Rp 128 miliar atau sekitar 12 persen dari APBD Bondowoso. Dengan potensi pertanian tembakau yang cukup besar seperti itu,

berbagai upaya dilakukan untuk terus menggenjot produksi. Salah satunya adalah pengembangan varitas lokal tembakau untuk mendapatkan bibit-

bibit unggul. Hasilnya, kini Bondowoso memiliki dua varitas unggulan yang dinamai Maesan 1 dan Maesan 2. Penelitian untuk mendapatkan dua bibit unggul tersebut sudah dilakukan sejak 2008. Kala itu, Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS) Malang melakukan penelitian untuk pengembangan varitas tembakau di Bondowoso. “Waktu itu kita melakukan pengujian enam varitas lokal, di antaranya Somphoris 1 dan Somporis CH,” ujar Ir Sri Yulaikha, peneliti Pemuliaan Tanaman Tembakau BALITTAS. Pada 2009, setelah dilakukan pengujian daya hasil, dari enam varitas tersebut, Somphoris 1 dan Smphoris CH memiliki keunggulan lebih dibanding yang lainnya. Setelah dilakukan pemurnian, maka pada 2011, kedua varitas tersebut kemudian diuji lagi di Jakarta. Hasilnya, kedua bibit ini memperoleh sertifikat sebagai bibit unggul. “Kelebihannya Somphoris 1 ada pada jumlah produksinya,” terang Ir Yulaikha. Batangnya lebih tinggi,

daun lebih rata dan lebar, serta kerapatan daun lebih rapat dibanding varitas lokal. Bahkan, jumlah daun per batang bisa mencapai 24-25 lembar. Artinya itu lebih banyak dibanding jenis lain yang hanya berkisar 20-21 lembar per batang. Dengan kondisi seperti itu, maka hasil produksi juga lebih banyak. Bahkan dalam satu hektare lahan, Somphoris 1 mampu memproduksi hingga 1,2 ton daun tembakau. Bahkan Yulaikha menyebut produksi bisa mencapai angka 1,6 ton jika dengan optimalisi pupuk serta tekhnologi pola tanam. Setelah dilakukan pemurnian, bibit Somphoris CH juga tak kalah unggul. Meski secara produksi masih di bawah Somphoris 1, jenis ini bisa ditanam di daerah tegalan (kering) dan memiliki tingkat keharuman yang sangat tinggi. Meski produktivitas tidak sebagus Somphoris 1, varitas ini masih jauh lebih baik dibanding varitas lokal dengan jumlah daun mencapai 22 lembar per batang. (jpnn)


38

Senin 3 September 2012

Forum Klub Desak PSSI Transparan

NIKLAAS ANDRIES/RaBa

MUDA : Pemain junior berlatih di lapangan tenis indoor kompleks GOR Tawang Alun Banyuwangi.

Bidik Prestasi di Kandang Sendiri Ajang BOY II pada November 2012 BANYUWANGI – Kejuaraan nasional (kejurnas) tenis lapangan bertajuk Banyuwangi Open Yunior (BOY) II masih akan dihelat dua bulan lagi. Namun hal itu mengurangi kesiapan Pengkab Pelti Banyuwangi untuk bersiap diri. Selain menargetkan sukses penyelenggaraan, tuan rumah juga membidik prestasi bagi kontingen

Banyuwangi di ajang ini. Kepastian akan digelarnya BOY II 2012 itu disampaikan pengurus Pelti Banyuwangi, Edi Santoso, kemarin. Dia menuturkan, kejuaraan tersebut akan kembali dilaksanakan tahun ini. “BOY akan dilaksanakan tahun ini. Persisnya November mendatang,” bebernya. Edi menambahkan, seperti pengalaman tahun lalu, BOY akan mempertandingkan lima kategori usia, yakni 10 tahun, 12 tahun, 14 tahun, 16 tahun, dan 18 tahun. Dan

besar kemungkinan untuk edisi tahun kedua tidak akan mengalami perubahan. Ini sekaligus menjadi modal bagi Banyuwangi untuk menata diri. Selain ingin menginginkan sukses penyelenggaraan, Banyuwangi juga ingin membidik prestasi. Tidak heran Pelti pun mulai menggodok sejumlah calon atletnya untuk terjun di ajang ini. Mereka diharapkan bisa tampil untuk memenuhi ambisi tuan rumah memboyong prestasi nantinya. Kejuaraan ini sendiri dipastikan

Inventarisasi Cabor Proyeksi Porprov IV BANYUWANGI – Porprov IV di Madiun masih akan berlangsung satu tahun lagi. Namun hal itu tidak mengurangi kontingen Banyuwangi untuk mempersiapkan diri sejak dini. Selain masih mengalkulasi anggaran yang dibutuhkan, pihak terkait juga melakukan inventarisasi cabang olahraga (cabor) yang akan diberangkatkan. Ketua kontingen Proprov Banyuwangi, Joko Triyadni menyatakan, pihaknya akan melakukan inventarisasi cabor yang akan dipersiapkan dalam Porprov mendatang. Dibandingkan even yang sama dua tahun lalu, kontingen Banyuwangi akan memberlakukan syarat dan kriteria tertentu untuk setiap cabor yang ingin turut serta dalam Porprov mendatang. “Porprov ini bukan wisata, bukan jalan-jalan atau pun ajang sederhana untuk hura-hura. Kami ingin prestasi. Karena itu, kami sudah membuat kriteria yang harus bisa dipenuhi oleh masing-masing cabor,” bebernya. Apa saja kriteria cabor untuk bisa

Cabor Porprov III Kediri : 1. Angkat besi 2. Atletik 3. Balap sepeda 4. Biliar 5. Binaraga 6. Basket 7. Voli 8. Bridge 9. Bulutangkis

10. Catur 11. Gulat 12. Karate 13. Kempo 14. Panahan 15. Panjat tebing 16. Pencak silat 17.Renang 18. Selam

19. Senam 20. Sepak bola 21. Sepak takraw 22. Taekwondo 23. Tenis lapangan 24. Tenis meja 25. Tinju 26. Wushu

Tambahan Cabor Porprov IV Madiun : ■ Futsal

■ Judo

tampil di Porprov mendatang ? Joko belum mau buka suara. Sebab hal ini masih mendapat kajian dan penataan dari panitia besar Porprov Banyuwangi. Namun dia menegaskan, bahwa minimal masing-masing cabor memiliki track record perjalanan atletnya. Ini penting sebagai gambaran dan perencanaan peluang untuk meraih prestasi di Madiun nanti. Apalagi di sana nanti, kontingen Banyuwangi

■ Voli pantai

ditarget bisa mentas hingga masuk 10 besar peserta pendulang medali terbanyak. “Makanya kita ingin prestasi di Madiun nanti,” tegasnya. Pengetatan kriteria ini juga akan berlaku untuk tiga cabor baru yang dipertandingkan di Madiun nanti. Ketiga cabor itu di antaranya futsal, voli pantai, dan judo. Ketiganya akan melengkapi 26 cabor yang sudah pernah dipertandingkan di Porprov III di Kediri lalu. (nic/bay)

Pemain Kembali Tagih Janji Realisasi Bantuan Forpimda Jilid II Senilai Rp 200 Juta BANYUWANGI – Realisasi janji Bupati Banyuwangi untuk memberikan bantuan tahap kedua senilai Rp 200 juta kepada pemain Persewangi, hampir dipastikan meleset. Bantuan yang ditujukan untuk meringankan beban manajemen Laskar Blambangan untuk melunasi tunggakan gaji dan kontrak itu, ternyata belum diterima oleh pemain hingga saat ini. Tidak heran, bila kemudian banyak pemain yang kemudian menagih janji yang diucapkan orang nomor satu di Banyuwangi saat penyerahan bantuan tahap pertama lalu. “Kami saat ini menunggu janji itu. Tapi lama-kelamaan kok tidak ada kabarnya. Sebetulnya dana yang dijanjikan bupati itu ada tidak saat ini. Itu saja,” tegas Nurcahyo, Kapten Persewangi. Nurcahyo menambahkan, dalam penyerahan bantuan tahap pertama yang diserahkan 10 Juli lalu, uang

yang diberikan mencapai Rp 300 juta. Dalam kesempatan itu, bupati pernah berjanji akan segera memberikan bantuan tahap kedua sebelum puasa atau hari raya Idul Fitri. Nyatanya, bantuan sebesar Rp 200 juta yang tersisa juga belum terealisasi hingga saat ini. Padahal dana kedua ini juga sama pentingnya bagi pemain untuk sekadar menyambung hidup. Hal yang sama juga diungkapkan sejumlah pemain Persewangi lainnya. Pemain Persewangi, Raul Setiawan menyatakan, dirinya dan temanteman sangat membutuhkan kucuran dana tersebut. Pasalnya dengan kondisi keuangan yang cekak, sangat sulit untuk menopang kehidupan dari sepak bola saat ini. Apalagi kontrak dan gaji yang diberikan kurang dari 30 persen yang semestinya dibayarkan. “Kami dalam kondisi serba sulit saat ini. Mau mengadu kepada siapa. Kami hanya bisa berharap uang Rp 200 juta itu bisa cair untuk menyambung hidup kembali,” ujar pemain yang berposisi sebagai gelandang serang itu. Tidak sekadar menagih janji pencairan bantuan senilai Rp 200

juta. Pemain juga mempertanyakan kajian kepada pemkab Banyuwangi terkait kemungkinan mereka menjadi pekerja harian lepas. Sebab wacana itu sempat muncul saat pemain dan manajemen bertemu dengan bupati dalam penyerahan bantuan tahap pertama lalu. Seperti pernah diberitakan sebelumnya, pemain Persewangi sudah mulai sedikit bisa bernapas lega. Tuntutan pembayaran gaji dan kontrak yang disuarakan mulai bisa dipenuhi. Setidaknya ini terlaksana dengan pemberian bantuan untuk pemain Persewangi, seperti dijanjikan dalam malam penggalangan dana di Pendapa Sabha Swagata Blambangan beberapa waktu lalu. Total bantuan dana Rp 500 juta yang dijanjikan Bupati Abdulah Azwar Anas, sudah diserahkan Rp 300 juta. Dana yang bersumber dari iuran muspida, staf, dan pegawai pemkab Banyuwangi itu diserahkan langsung Bupati Abdullah Azwar Anas kepada manajerial Persewangi di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.(nic/bay)

memiliki gereget tersendiri. Pasalnya, tidak sembarang petenis bisa ambil bagian dalam kejuaraan tersebut. Bahkan, BOY akan mempengaruhi grade para petenis yang tampil. “Ajang ini akan menentukan grade di level nasional,” katanya. Sebab, BOY telah menyandang lisensi dari PB Pelti sebagai kejuaraan tenis yang diakui Pelti (TDP). Alhasil, persaingan di ajang tersebut akan menarik disimak sebagai penentuan peringkat sekaligus grade atlet yang berlaga. (nic/bay)

BANYUWANGI – Rencana Pengurus Kabupaten (Pengkab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Banyuwangi menambah alokasi anggaran pembinaan lewat mekanisme perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2012, mendapat sorotan tajam dari klub yang bernaung di bawahnya. Ratusan anggota yang bernaung di bawah payung Forum Klub sepak bola, mempertanyakan alasan PSSI mengajukan anggaran tambahan. Mereka meminta organisasi yang ada di bawah pimpinan Ahmad Taufik itu untuk melakukan transparansi. Desakan itu salah satunya disuarakan Ketua Forum Klub Banyuwangi, Hari Wijaya kemarin (2/9). Saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, lelaki yang juga kontraktor listrik ini menilai, untuk dana awal yang diterima sebanyak Rp 250 juta saja semestinya PSSI melakukan sosialisasi dan komunikasi dengan klub. “Sejauh ini belum ada geliat PSSI terkait dana yang sudah diterima tersebut,” ujarnya. Hari menambahkan, untuk kegiatan pembinaan pemain usia muda saja boleh dibilang mati. Di samping itu, kompetisi internal saja belum digulirkan oleh PSSI. Semestinya sebelum pengajuan dana PSSI harus melakukan rapat koordinasi baik di tingkat pengurus, maupun klub untuk agenda kegiatan yang akan dilakukannya. Apalagi pengajuan dana yang cair itu disebutkan KONI untuk kegiatan selama tahun. “Ini juga menjadi pertanyaan besar. Kegiatan yang mana setahun yang dilakukan PSSI dengan dana yang sudah diajukan kepada KONI itu. Tiba-tiba kok mengajukan dana tambahan itu,” cetusnya. Menyikapi hal ini, Hari berencana akan mengumpulkan

Kami cuma butuh transparansi. Ke mana uang dan program sepak bola ini akan dijalankan, semua harus diketahui. Hari Wijaya Ketua Forum Klub Banyuwangi

semua anggota forum klub untuk mendiskusikan masalah ini. Mantan manajer Persewangi under 15 tahun ini pun mengaku akan segera mengambil sikap terkait keputusan PSSI mengajukan dana tambahan itu tersebut. Namun pada dasarnya ada tiga hal yang akan dilakukan terkait pengajuan dana tambahan oleh PSSI tersebut. Pertama, forum klub akan meminta transparansi kegiatan program kerja dan pengaturan keuangan. Kedua klub meminta untuk menjelaskan alasan pengajuan dana yang dilewatkan lewat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi dan KONI. Ketiga, bila diperlukan, forum klub akan mengirimkan surat kepada bupati terkait persoalan ini. “Kami cuma butuh transparansi. Sebab ini menyangkut masa depan sepak bola Banyuwangi. Ke mana uang dan program sepak bola ini akan dijalankan semua harus diketahui,” paparnya. (nic/bay)


BERITA UTAMA

Senin 3 September 2012

Hanya Menyerang pada Musim Kemarau n KUPU-KUPU... Sambungan dari Hal 29

Menurut Wili, sejumlah pohon yang diserang oleh hama ini per tumbuhannya terganggu. Tidak sedikit dari pohon itu daunnya berguguran dan tampaknya juga akan mati. “Kupu-kupu putih ini datang de ngan dibawa oleh angin,” sebutnya. Keberadaan kupu-kupu ini bukan hanya mengancam

po hon yang ada, tapi juga mengganggu warga yang ada di sekitar. Hama ini, banyak yang beterbangan dan masuk ke perumahan. Di sekitar pohon, terlihat kotor dan licin akibat kotoran dari kupu-kupu yang cukup banyak tersebut. “Kalau tidak lekas dibasmi, bisa menjalar ke mana-mana,” cetusnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, Arief

Se t iyawan mengakui sudah mendapat laporan tentang serangan hama kupu-kupu warna putih tersebut. “Pohon-pohon yang diserang oleh kupukupu itu memang milik DKP,” katanya. Arief mengakui, dari laporan masyarakat tersebut, pihaknya juga sudah menindaklanjuti dengan menyampaikan pada Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (Disperhutbun) Banyuwangi. DKP meminta

p i ha k t e rk a i t m e l a ku k a n penelitian dan pem basmian hama yang menyerang tanaman milik DKP tersebut. “Yang punya tenaga ahli tentang hama itu dinas pertanian, makanya kita serahkan ke sana,” ujarnya. Menurut Arif, kupu-kupu warna putih itu menyerang pepohonan pada musim kemarau. Selama berada di pepohonan, hama tersebut berkembang biak hingga jumlahnya terus membengkak. (abi/bay)

Tak Perlu Susah Mencari Anggaran n BERANTAS... Sambungan dari Hal 29

Berbagai komitmen dan program yang di lakukan oleh pemerintah untuk mengurangi angka buta huruf perlu kita apresiasi. Termasuk, kesungguhannya terhadap penanganan masalah ini juga perlu didorong dan dievaluasi. Jangan hanya kepedulian atau pun perhatian pemerintah muncul ketika data-data itu telah dilansir di media massa. Biasanya, data-data itu dimunculkan menjelang atau pada saat peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) yang jatuh pada 8 September. Memang, sejak 8 September 1964, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan tanggal tersebut sebagai HAI. Berarti HAI tahun 2012 ini merupakan peringatan ke-47. Penetapan tersebut di lakukan untuk mengingatkan dunia tentang pentingnya budaya literasi. Sebagai upaya keberaksaraan, UNESCO mencanangkan the United Nations Literacy Decade (UNLD) pada skala internasional tahun 2003-2012. Dekade ini ditujukan untuk meningkatkan tingkat melek aksara dan memberdayakan seluruh masyarakat. Pada awal pencanangan UNLD tahun 2003, ada 15,41 juta orang buta aksara di Indonesia. Tahun 2010, jumlah itu menyusut menjadi 7,54 juta orang. Selanjutnya di tahun 2011 menyusut lagi menjadi 6,4 juta orang. Artinya, Indonesia lebih cepat melampaui target Millenium Development Goals (MDGs) yang menyepakati penurunan 50 persen buta aksara pada tahun 2015. Kemajuan ini patut kita apresiasi. Demikian pula dengan program-program pemberantasan buta aksara yang sampai

se karang masih berlangsung di negeri kita. Di antaranya melalui pendidikan non formal dan informal. Terutama melalui pembentukan kelompok-kelompok belajar yang ada di lingkungan dasa-wisma maupun di desa-desa. Baik yang diprakarsai oleh perangkat pemerintah maupun elemen masyarakat. Program melek aksara ini akan semakin cepat berhasil manakala juga dibarengi dengan program melek media. Salah satu program melek media yang cukup positif dan bisa mencerdaskan masyarakat adalah menggalakkan minat dan budaya membaca media massa. Apakah itu koran, tabloid atau majalah. Terutama di daerah yang kesadaran membacanya rendah, seperti di pelosok desa. Untuk menuju ke arah sana, harus diciptakan dan dibudayakan. Salah satunya dengan mewajibkan desa untuk berlangganan media massa supaya bisa dibaca para perangkatnya. Akan lebih baik lagi mana kala media massa itu bisa dipampang di papan pengumuman balai desa. Tujuannya, agar warga desa (minimal yang sudah tumbuh minat bacanya tapi belum mampu berlangganan media massa) bisa ikut menikmati. Sehingga, dengan membaca media massa, mereka tahu situasi dan perkembangan dunia luar. Di samping juga bisa membangkitkan motivasi warga desa untuk berinovasi dan berkompetisi lebih dinamis dalam memajukan daerahnya. Koran, tabloid atau pun majalah yang sudah kedaluwarsa waktunya, sebaiknya juga tidak dibuang tapi bisa dibendel atau pun ditempatkan di perpustakaan yang ada di balai desa. Kalau belum punya, akan lebih baik disediakan sepetak ru angan untuk taman bacaan. Taman bacaan ini bisa pula diisi dengan buku-

buku bacaan yang lain. Apalagi kalau di desa itu sudah ada kelompok-kelompok be lajar yang merupakan bagian dari pro gram pemberantasan buta aksara, pasti lebih bagus. Tidak hanya orang tua peserta program melek huruf saja yang bisa memanfaatkan, anak-anak pun juga bisa memakai fasilitas itu. Dari sini, diharapkan budaya melek baca dan melek media, terutama yang ada di pelosok desa akan tumbuh dan berkembang. Selanjutnya menjadi budaya yang cukup positif bagi kemajuan desa. Pasalnya, aktivitas dan kebiasaan seperti ini bisa mencerdaskan sekaligus menambah khazanah ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat desa. Dengan makin banyaknya orang berilmu, kreatif dan inovatif yang terinspirasi dari media massa atau buku bacaan, saya yakin dampaknya tidak hanya mengurangi angka buta aksara tapi juga berimbas pada kemajuan desa. Apalagi, untuk mewujudkan itu semua perangkat desa tidak perlu bersusah payah mencarikan anggarannya. Sebab, pemerintah sudah menyediakan lewat program alokasi dana daerah (ADD) yang salah satu pemanfaatannya untuk penyelenggaraan pemerintah dan pemberdayaan masyarakat desa. Program melek media untuk masyarakat desa itu sudah dilaksanakan sejak tahun lalu di Banyuwangi, Probolinggo dan Pasuruan. Semoga program melek huruf dan melek media juga bisa diterapkan di daerah yang tingkat buta aksaranya sangat tinggi seperti Jember, Bondowoso, dan Situbondo. Harapan kita semua, daerah di wilayah eks Karesidenan Besuki dan umumnya di Jatim cepat terbebas dari buta aksara, sekaligus menjadi daerah yang melek media. (*) (cho@jawapos.co.id)

Peserta Wajib Mengenakan Life Jacket n BOLAK BALIK... Sambungan dari Hal 29

Sementara itu, jauh di tengah laut terlihat beberapa perahu layar bergerak menuju pantai Desa Ketapang. Dibandingkan dengan kapal penyeberangan yang beroperasi di Selat Bali, membuat deretan perahu layar tersebut tampak sangat kecil. Perahu-perahu tradisional tersebut ternyata sedang beradu cepat menuju pantai Ketapang. Lokasi finish balap perahu bertajuk Arung Banyuwangi Bali (Arubaba) 2012 itu adalah pantai di antara Pelabuhan ASDP Ke tapang dengan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi. Laju perahu-perahu tersebut cu kup kencang. Bayangkan saja, jarak pantai KetapangGilimanuk pergi pulang (PP) yang mencapai delapan mil laut, ternyata hanya ditempuh da lam waktu 25 menit. Padahal, saat itu angin bertiup cukup kencang sehingga mengakibatkan gelombang lumayan tinggi. Selain itu, akhir-akhir ini sedang musim feri kandas lantaran terseret arus. “Justru gelombang tinggi inilah tantangannya. Kalau anginnya tidak kencang, lomba perahu layar akan berubah men jadi lomba dayung,” ujar Ahmadi, ketua panitia Arubaba 2012. Nah, meskipun para peserta adalah kalangan nela yan yang sudah malang-me lintang di laut, panitia tidak mau mengesampingkan fak tor keselamatan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seluruh peserta wajib mengenakan pelampung (life jacket). Sementara meski tanpa mesin, perahu-perahu tradisional tersebut mampu mengarungi lautan sejauh sekitar delapan mil laut hanya dalam kurun waktu 20-an menit. Angin kencang sehingga mengakibatkan gelombang cukup tinggi di Selat Bali, tidak membuat para peserta ciut nyali. Sebaliknya, mereka semakin tertantang untuk menaklukkan medan laga. A h ma d i m e na m b a h k a n ,

39

HALAMAN SAMBUNGAN

Warning PSK Luar Daerah n MASIH... Sambungan dari Hal 29

Berdasarkan hasil pengecekan di lapangan, sebagian besar lokalisasi sudah tidak ada penghuninya. Ini terjadi sejak adanya kebijakan Bupati Abdullah Azwar Anas untuk me mu-

langkan PSK yang berasal dari luar kota. Saat ini, para PSK yang tinggal di lokalisasi adalah warga Banyuwangi. Kalau ada war luar kota yang menjalani profesinya di lokalisasi, langsung di pulangkan ke daerah asalnya. Kalau PSK luar kota berpraktik

di lokalisasi Banyuwangi, pilihannya hanya ada dua. Yakni, pulang dengan kesadaran sendiri atau di pulangkan secara paksa pemerintah daerah. “Jangan sekali-kali ada PSK luar kota berpraktik di Banyuwangi. Pasti kita pulangkan,” tambahnya. (afi/bay)

Doa Bersama Hindarkan Bencana n PARA... Sambungan dari Hal 29

Istighotsah dan pembacaan sa lawat Nariyah tersebut dipimpin oleh KH Ra Cholil As’ad, pengasuh Ponpes Walisongo Situbondo. Para pejabat, undangan dan para pegawai tampak khusyuk mengikuti istighotsah ter sebut. Dari kalangan ulama tampak hadir KH Nur Askandar, pengasuh ponpes AsShidiqiyah Jakarta. Hadir pula KH. Akhmad Maksum Syafi’i,

dan Habib Mahdi Hasan. Sementara itu, KH. Maksum Syafi’i juga menyampaikan tausiah pada awal acara. Dia mengatakan, menggelar istighotsah atau doa bersama se perti itu bisa mengurangi berbagai musibah yang mungkin saja datang di Banyuwangi. Bupati Abdullah Azwar Anas menambahkan, bencana merupakan salah satu penyebab munculnya kemiskinan. “Seperti yang terjadi dengan saudara kita di Aceh, setelah terjadi bencana

tsunami, muncul kemiskinan karena hasil-hasil pembangunan hancur oleh bencana tersebut,” katanya. Bupati Anas mengatakan, dengan rumus manusia, memajukan daerah bisa dilakukan dengan meningkatkan ekonomi, membangun jalan, saluran irigasi. Sedangkan istighotsah bersama itu merupakan salah satu cara untuk mendukung dan melindungi pembangunan. “Sebab, kita tidak boleh lupa dengan rumus Allah,” pungkasnya. (sgt/bay)

Sisi Selatan Lebih Sempit n MULAI... Sambungan dari Hal 29

Kegiatan pembangunan median jalan sejatinya sudah dilakukan sejak awal Agustus 2012 lalu. Menjelang Idul Fitri lalu, kegiatan proyek di hen tikan sementara untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran. Saat ini, pekerjaan median jalan mulai dilanjutkan kembali dengan memasang beton kanstin dan pengerukan aspal. Proyek itu ditargetkan rampung pada awal bulan Oktober 2012 mendatang. Untuk sisi selatan, panjang median yang dibangun sekitar 800 meter dengan lebar 0,70 meter. Sedangkan sisi utara, panjangnya sekitar 400 meter. Pembangunan median jalan pada sisi selatan

memang berbeda dengan pada sisi utara. Median jalan pada sisi selatan lebih sempit daripada median yang ada di sisi utara. “Konsep median jalan itu sama seperti yang ada di Jalan Basuki Rahmat,” jelas Plt Kadis Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Banyuwangi, Mudjiono. Mudjiono menjelaskan, median jalan pada sisi selatan lebih sempit, karena jalannya lebih sempit di bandingkan pada sisi utara. Penyempitan jalan itu karena ada beberapa tanaman pohon pada sisi kanan kira jalan. Konsep awal pembangunan median jalan itu memang tanpa tanaman rumput. Sebab, kegiatan penanaman rumput itu menjadi kewenangan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP).

Walau bukan kewenangan PU Bina Marga, namun tahun ini kegiatan penanaman rumput tetap dilakukan. Pertim bangannya, kalau tidak ada tanaman rumput atau bunga, median akan terlihat gersang dan tidak indah dipandang. “Kita awali penanaman rumput juga. Tahun 2013 mendatang, biar DKP yang menyempurnakan tanamannya,” kata Mudjiono. Sementara median yang ada di sisi utara, bangunan sama seperti median yang sudah ada. Kondisinya akan lebih lebar, karena jalannya lebih le bar. “Selama proses pekerjaan median jalan tersebut, masyarakat kita harapkan maklum dan berhati-hati berlalu lintas,” harap Mudjiono. (afi/bay)

Mengajak Warga Hidup Bersih n PASANG... Sambungan dari Hal 29

Ratusan lokasi yang dipasang keranjang sampah itu adalah tempat menumpuknya penonton Trajaba. Kerangjang itu dipasang mulai dari Patung Kuda, di sepanjang Jalan Adi Sucipto, Jalan Ahmad Yani, hingga di sekitar gedung seni budaya (Gesibu) dan lapangan Taman Blambangan. “Kita pasang tempat sampah tambahan,” cetus kepala DKP

Banyuwangi Arif Setiyawan. Menurut Arif, setiap ada kegiatan di pusat kota jumlah pengunjung selalu membeludak. Tidak sedikit dari pengunjung, membuang sampah sembarangan hingga membuat jalan di pusat kota terlihat kotor. “Meski ada kegiatan besar, Banyuwangi harus tetap bersih,” katanya. Arif menyebut, Banyuwangi se benarnya sudah memiliki pe tugas kebersihan khusus yang selalu siap untuk mem-

ber sihkan sampah. Tapi dengan keranjang sampah yang dipasang ini, pihaknya ingin me ngajak masyarakat untuk selalu hidup bersih dan disiplin. Di sejumlah titik pantau yang ada di pusat kota, lanjut dia, se benarnya sudah dipasang tempat sampah. Tapi, sebagian tem pat sampah yang sudah hilang dan rusak. “Rencananya di tepi jalan yang ada di pusat kota akan kita pasang komposter lagi,” ujarnya. (abi/bay)

Sempat Macet di Pasar Rogojampi n JALAN... Sambungan dari Hal 30

Kondisi ini mengakibatkan penumpukan kendaraan mulai dari Desa Jajag di Kecamatan Gambiran; Kecamatan Cluring, Srono, Rogojampi, hingga Kecamatan Kabat. “Jalur alternatif yang ada kurang memadai,” ujar Kasatlantas Polres Banyuwangi AKP Lukman Cahyono. Untuk mengurangi tumpukan kendaraan, sebenarnya sudah dibuatkan jalur alternatif. Kendaraan dari arah selatan yang akan masuk kota, dibelokkan ke arah barat

pertigaan Indomaret Kelurahan Sumberejo. “Kendaraan yang akan ke selatan, dari Sobo kita buang ke timur,” kata Kasatlantas Lukman. Upaya untuk menghindari kemacetan, kata Lukman, juga dilakukan dengan memasang papan pengumuman di Pelabuhan Ketapang. Dalam pengumuman itu, disampaikan pada warga yang akan bepergian ke Jember disarankan untuk melewati Situbondo. Menurut Lukman, arus lalu lintas yang tersendat mulai pukul 13.00 Sabtu lalu (1/9). Kondisi arus lalu lintas mulai kembali

normal sekitar pukul 01.00 dini hari kemarin (2/9). Pada dini hari tersebut, sebagian besar peserta Trajaba yang berangkat dari Desa Jajag sudah masuk kota. Dari pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, penumpukan kendaraan tak hanya di pusat kota. Hingga pukul 22.00, kendaraan masih merayap di jalan raya Kecamatan Rogojampi hingga Kecamatan Kabat. Di jalan raya depan Pasar Rogojampi, arus lalu lintas macet. “Meski sempat macet, semuanya aman dan tidak ada yang mengalami kecelakaan,” sebut Kasatlantas Lukman. (abi/bay)

Naik Mobil lalu Jalan Lagi n TAMU... SIGIT HARIYADI/RaBa

TERCEPAT: Perahu Gadis Idaman sesaat sebelum masuk garis finish.

pe serta lomba Arubaba kali ini berjumlah 32 perahu. Sebanyak 15 perahu berasal dari Banyuwangi; enam perahu asal Gilimanuk, Bali; sedangkan 11 unit perahu yang lain berasal dari Pebuahan dan Air Kuning, Negara, Bali. “Setiap peserta harus menempuh perjalanan dari Pantai Desa Ketapang menuju Pantai Gilimanuk, pergi pulang (PP). Jaraknya sekitar delapan mil laut,” paparnya. Diperoleh keterangan, waktu yang dibutuhkan para peserta untuk menempuh jarak delapan mil laut tersebut tidak sampai 30 menit. Panitia mencatat, pada event serupa ta hun lalu, peserta tercepat ha n ya membutuhkan waktu 21 menit. Nah, angin kencang dan ombak cukup tinggi yang melanda Selat Bali kemarin mengakibatkan peserta kesulitan mengendalikan perahu. Akibatnya, peserta tercepat membutuhkan waktu 25 menit untuk mencapai garis finish. Misra’i, peserta asal Desa Bangsring, Kecamatan Wong-

sorejo mengatakan, angin kencang dan ombak tinggi memang cukuyp merepotkan para joki mengendalikan arah kapal. “Tetapi di sinilah (angin kendang dan ombak tinggi) tantangannya,” katanya. Singkat kata, setelah melalui perjuangan yang melelahkan, akhirnya perahu “Gadis Idaman” yang dikemudikan pasangan Hadni, 39, dan Kasim, 26, berhasil menyentuh garis finis per tama. Ayah-anak asal Air Kuning, Negara, Bali, ini pun berhak keluar sebagai juara I. “Saya bangga bisa keluar sebagai pemenang dalam perlombaan ini,” ujar Hadni singkat. Sementara itu, Kasim meng ungkapkan kesulitan utama yang dia hadapi saat mengikuti lomba tersebut adalah menaklukkan ombak yang cukup tinggi. “Cukup me repotkan. Tetapi syukurlah bisa kami atasi,” ungkapnya. Kendala lain yang cukup merepotkan adalah saat perahu tersebut berpapasan dengan kapal penyeberangan yang berukuran

jauh lebih besar. “Angin bisa terhalang kapal besar tersebut. Kalau tidak dapat angin, perahu akan melambat dan sangat sulit dikemudikan,” papar Kasim. Hebatnya, Kasim mengaku tidak melakukan persiapan fisik khusus sebelum mengikuti perlombaan yang cukup menguras energi tersebut. Persiapan yang dia lakukan hanyalah membenahi layar dan beberapa bagian perahu. Padahal, beberapa peserta yang lain terang-terangan mengakui melakukan persiapan fisik, seperti berolah raga dan minum jamu tradisional untuk meningkatkan kebugaran fisik. “Jamunya telur, madu, dan jahe,” ujar Mulyadi, peserta asal pesisir Air Kuning, Kabupaten Jembrana, Bali. Victory yang diraih Hadni dan Kasim tentu saja disambut gembira oleh para pendukungnya. Saking girangnya, beberapa orang langsung membopong Hadni saat masuk garis finish. Tidak hanya itu, seorang pendukung yang lain langsung menyalakan kembang api. (bay)

Sambungan dari Hal 30

Setelah beberapa regu berangkat, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) didapuk menjadi peserta kehormatan. Dalam regu itu, selain bupati dan wabub, juga tampak posisi paling depan Wakapolres Kompol Aldian, dan Wakil Ketua DPRD Adil Ahmadiyono.

Menyusul ke barisan selanjutnya, yakni para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Untuk tamu kehormatan, me reka jalan kaki beberapa ki lo meter hingga di kantor Ke camatan Cluring. Setelah istirahat sejenak, tamu kehorma tan tersebut naik mobil hingga posko di SMPN Srono. Setelah itu, para pejabat teras bumi Blambangan menuju

Rogojampi dan berjalan lagi ke Kampus Poliwangi. Setiba di lokasi tersebut, mereka kembali naik mobil menuju ke Patung Kuda, Banyuwangi. Ke mudian, sebagai barisan paling depan melangkah menuju garis finish di Gesibu Blambangan Banyuwangi. ’’Antusiasme warga sangat luar biasa,’’ kata Sujoko, ketua panitia Trajaba 2012. (ton/bay)

Dibikin Seolah Bunuh Diri n TEMUKAN... Sambungan dari Hal 40

Usai itu, Fathorrosi langsung meluncur ke arah timur menggunakan motor milik Azizatul. Namun, sesampainya di sebuah mas-

jid di Desa Klatakan, dia memilih mutar haluan kembali ke warung tempat membunuh Azizatul. Dari atas sepedanya, dia menen dang bagian kursi untuk mengikat korban. Akibat tendangan inilah, mayat Azizatul

yang sebelumnya terduduk di atas kursi, jatuh ke bawah dalam keadaan tengkurap. “Dari tempat pembunuhan, pelaku ke Alun-Alun Situbondo lalu menuju ke kampusnya,” terang Kasatreskrim. (pri/aif)

Sutirto Bantah Ada Pungutan n TUNJANGAN... Sambungan dari Hal 40

“Saya baru tiga bulan bertugas di Sumbermalang, sampai detik ini saya tidak pernah bertemu dengan guru atau kasek untuk

ke pentingan itu,” terangnya dikonfirmasi melalui telepon seluler. Kata Sutirto, selama ini dirinya hanya pernah menerima laporan adanya guru bertugas di daerah terpencil yang sudah

meninggal pada Juli 2012, namun tetap muncul. Guru itu tetap dicairkan tunjangannya karena diberikan kepada ahli waris. “Kalau kewajiban membayar Rp 1 juta tidak pernah ada,” tegasnya. (pri/aif)


40

Senin 3 September 2012

Tunjangan untuk Guru Terpencil Dipungli Besarnya Rp 1 Juta per Orang

EDY SUPRIYONO/RaBa

Terak Bulan, Nelayan Paceklik Ikan MUSIM kemarau seperti saat ini sangat mendukung terhadap aktivitas nelayan menjemur ikan untuk dikeringkan. Namun

sayang, itu tidak seiiring dengan mudahnya tangkapan ikan saat mereka melaut. “Sekarang lagi terak bulan (bulan purnama),

tidak ada ikan, sulit sekali,” terang Hartoyo, nelayan yang ada di Pelabuhan Kalbut, Kecamatan Mangaran, kemarin. (pri/aif )

SUMBERMALANG – Guru yang bertugas di sejumlah daerah terpencil di Sumbermalang resah. Penyebabnya, tunjangan yang mereka terima dipungli (pungutan liar) oleh oknum UPTD Pendidikan setempat. Tidak tanggung-tanggung, besarnya dana yang dipungli mencapai Rp 1 juta per orang. Padahal, di Kecamatan Sumbermalang ada sekitar 60 guru yang bertugas di daerah terpencil. Dengan demikian, jika mereka semua dipungli, maka sedikitnya terkumpul dana Rp 50 hingga Rp 60 jutal. Karena kesal, ada guru yang melaporkan aksi pungli ini kepada pejabat penting di lingkungan Pemkab Situbondo. “Inspektorat sudah diminta untuk turun mengecek kebenaran laporan tersebut. Termasuk kemungkinan terjadi di

kecamatan-kecamatan lain,” terang sumber kuat koran ini di lingkungan Pemkab Situbondo. Informasi yang dikumpulkan koran ini menyebutkan, para guru di daerah terpencil tersebut sebenarnya sangat keberatan harus menyerahkan uang Rp 1 juta. Sebab, itu dinilai terlalu besar. Kecuali hanya Rp 50 hingga Rp 100 ribu. Namun mereka tak bisa berbuat banyak karena ada ancaman yang membuatnya takut. “Yang tidak membayar Rp 1 juta tidak akan diajukan mendapatkan tunjangan lagi dan akan dipindah. Ya mau tidak mau mereka membayar,” terang sumber yang tidak mau disebutkan namanya. Kepala UPTD Sumbermalang Sutirto memastikan tidak ada kewajiban membayar Rp 1 juta kepada UPTD bagi guru di daerah terpencil yang sudah menerima tunjangan insentif ■ Baca Tunjangan...Hal 39

Kejari Segera Tetapkan Tersangka P2SEM

PELAYANAN RSUD

Status Perkara Dinaikkan dari Penyelidikan Menjadi Penyidikan

EDY SUPRIYONO/RaBa

DIBANTU PEMERINTAH: Pasien kelas III adalah golongan pasien terbanyak menggunakan biaya APBD.

Pengurusan SKTM Dibatasi Dua Hari SITUBONDO – Rumah sakit dr. Abdoer Rahem Situbondo didesak lebih luwes dalam melayani para pasien yang menggunakan biaya APBD. Salah satunya adalah mentoleransi pasien miskin yang terlambat dalam mengurus SKTM (surat keterangan tanda miskin). Abu Zairi anggota DPRD Situbondo mengungkapkan, saat ini pengurusan SKTM hanya dibatasi 2 x 24 jam. Sehingga, jika sudah lewat dari waktu itu, maka mereka harus siap-siap membayar dengan biaya umum. “Atau, bisa dengan menggunakan uang jaminan,” terangnya. Kata politisi asal Arjasa tersebut, di tingkat bawah banyak warga yang masih sangat awam atau menemui kendala dalam mengurus SKTM. Sehingga, waktu dua hari terlalu singkat. “Kita juga mempertanyakan uang jaminan itu. Sebab, ada yang tidak dikembalikan,” ungkapnya. Padahal, kata dia, uang Rp 150 – 250 ribu yang dijadikan jaminan itu, bagi masyarakat miskin sangatlah berarti. Belum lagi, uang itu kebanyakan dari hasil meminjam. Kabag TU RS dr Abdoer Rahem Situbondo, Imam Hidayat mengungkapkan, selama ini pihaknya sudah sangat bersahabat dengan para pasien yang menggunakan biaya APBD. Sebab, dirinya sadar jika benarbenar menggunakan waktu 2 x 24 jam sebagaimana yang diamanatkan pemerintah maka akan banyak pasien yang tertolak. Sebab, pengurusan administrasi memang banyak menemui kendala. “Yang kita minta kepada pasien hanya kepastian Pemberitahuan dari awal apakah mau menggunakan biaya APBD atau tidak. Sebab, SKTM ini kan di luar jamkesmas. Kalau sudah ada pemberitahuan dari depan, kita mentolelir meski ada keterlambatan,” jelasnya. Menurut dia, jaminan yang diminta RS hanya diberlakukan ketika ada pasien mau pulang namun pengurusan administrasi SKTM-nya belum selesai. Sebab, jika tidak demikian maka dia tidak akan menyelesaikan pengurusan. Sehingga, RS yang akan dirugikan karena tak bisa mengklaimkan. “Namun, uang jaminan itu semua dikembalikan, tak ada yang tak dikembalikan jika memang sudah mengurus administrasi SKTM,” jelas Imam. Kata dia, RS dr Abdoer Rahem sudah sangat manusiawi memperlakukan pasien. Di rumah sakit lain jika saat pulang pasien masih belum selesai menggunakan SKTM, maka dia akan dikenakan biaya umum. “Lha kita masih memberikan dispensasi unetuk terus mengurusi dengan jaminan uang itu,” jelentreh Imam. (pri/aif)

SITUBONDO – Laporan dugaan korupsi Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM) yang dilakukan LSM Laskar Anti Korupsi (Laki) membuahkan hasil. Pasalnya dalam waktu yang tidak terlalu lama, Kejaksaan Negeri (Kejari) Situbondo akan menetapkan tersangkanya. Langkah yang akan dilakukan Kejari ini menyusul selesainya tahap penyelidikan yang dilakukan bagian intelijen Kejari Situbondo. Berkas penyelidikan akan segera dilimpahkan ke Pidana Khusus (Pidsus) diikuti meningkatnya status penyelidikan menjadi penyidikan. “Sakarang masih tahap pelimpahan dari intel ke penyidikan. Tahap penyelidikan sudah selesai,” terang Kajari Situbondo Susanto kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, kemarin. Orang nomor satu di korps Adhiyaksa Kota Santri tersebut mengakui sudah mengantongi calon tersangka. Meski demikian, Susanto masih engan untuk menyebutkannya. “Nanti saja kalau sudah diproses penyidikan kita sebut-

DEMO: Massa yang tergabung dalam Laki ketika berunjuk rasa di kantor kejaksaan, April 2012 lalu. Mereka mendesak pengusutan P2SEM.

EDY SUPRIYONO/RaBa

kan tersangkanya,” terang Susanto. Kajari juga tidak berkenan membocorkan berapa jumlah tersangka P2SEM. Yang pasti, dalam masa penyelidikan, penyidik sedikitnya sudah meminta keterangan dari 30 saksi. Sekadar mengingatkan, Laskar Anti Korupsi Indonesia (Laki) datang ke Kejari Situbondo pada 7 Mei lalu.

Disertai ribuan massa, mereka melakukan aksi damai ke kantor Kejari Situbondo seraya melaporkan IR sebagai pelaku dugaan korupsi dana P2SEM. Di sepanjang perjalanan, mereka melakukan orasi mengecam aksi menggarong uang negara melalui program P2SEM. Mereka menggelar

sejumlah poster tentang desakan untuk menangkap tikus-tikus yang memakan uang negara dalam P2SEM. Termasuk membentangkan poster bertuliskan “Laskar Anti Korupsi Indonesia (Laki) bersama Kejaksaan Negeri (Kejari) berada di Garis Depan Dalam Pembrantasan Tindak Pidana Korupsi”. (pri/aif)

Temukan SMS Panggilan Mesra Penyebab Sakit Hati Fathorrosi kepada Azizatul

HARIRI/RaBa

REKONSTRUKSI: Fathorrosi memeragakan cara membunuh korban.

SITUBONDO - Motif pembunuhan yang dilakukan Fathorrosi, 22, terhadap pacarnya Azizatul Sakdiyah, 22, kian terkuak. Mahasiswa asal Desa Gudang, Kecamatan Asembagus tersebut nekat melakukan perbuatan keji lantaran sakit hati alias cemburu karena perempuan pujaannya diduga kuat sudah memiliki pria idaman lain (PIL). Kasatreskrim Polres Situbondo, AKP Sunarto mengungkapkan, Fathorrosi menemukan SMS (short massage servise) di handphone Azizatul yang isinya kata-kata mesra dengan laki-laki lain. “Korban dipanggil Mimi, sementara korban memanggil Pipi (kepada PIL),” terang Sunarto kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, kemarin. Menurut Sunarto, meski telah berstatus janda, Fathorrosi sebenarnya sudah bersedia untuk melanjutkan hubungan asmara bahkan menikahi

Azizatul. Hanya saja, dia begitu sakit hati saat mengetahui sang pujaan hati sudah memberikan tempat di hatinya. “Motifnya karena sakit hati, cemburu mengetahui pacarnya berhubungan dengan lakilaki lain yang diduga juga menjadi teman spesial (bukan lantaran Azizatul diputus Fathorrosi sebagaimana diberitakan kemarin),” tegas Kasatreskrim. Kronologis Fathorrosi membunuh Azizatul terungkap jelas dalam rekonstruksi yang dilakukan Polres Situbondo pada Jumat (1/9), kemarin. Setidaknya ada sembilan adegan yang diperagakan mahasiswa STKIP Situbondo tersebut. Dimulai saat keduanya bertemu di depan Masjid Jamik Al Abror. Usai dari tempat tersebut, keduanya memutuskan untuk berjalan-jalan di pelabuhan baru Panarukan di Desa Kilensari. Di tempat ini hubungan keduanya masih mesra. “Sebenarnya keduanya juga berencana ke PLTU Probolinggo untuk melihat kelapkelip lampu pada malam hari,” ungkap Kasatreskrim.

Sebelum ke tempat yang ada di perbatasan Situbondo dan Probolinggo, keduanya mampir ke sebuah warung yang ada di tepi pantai Dusun Gundil, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit. Nah, di tempat inilah Fathhorrosi mengaku tidak sengaja menghabisi nyawa kekasihnya. Petaka ini berawal dari Fathorrosi yang mendesak korban untuk mengungkap kepastian tentang PIL. Bahkan, pelaku mengancam akan memutus hubungan asmara mereka jika Azizatul tetap bungkam. Karena jengkel dengan perkataan Fathorrosi, Azizatul sempat melayangkan tamparan ke pipi kanan-kiri kekasihnya. Fathorrosi langsung mencekik leher Azizatul. Saat rekonstruksi dia berdalih hanya main-main mencekik leher mahasiswi semester dua itu. Namun, ternyata aksi itu membuat Azizatul kehilangan nyawa. Saat mengetahui tubuh korban tak bernyawa, Fathorrosi membopongnya dan memilih memindahkan ke kursi warung dan mengikatnya seolaholah seperti orang bunuh diri ■ Baca Temukan...Hal 39


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.