6 JANUARI
25
TAHUN 2013
Raung Keluarkan Asap dan Api
GALIH COKRO/RaBa
MENDUNG: Gunung Raung dipotret dari arah Kecamatan Glenmore.
SONGGON - Aktivitas Gunung Raung kembali meningkat. Kali ini, gunung dengan ketinggian 3.332 meter di atas permukaan laut (dpl) itu mengeluarkan pancaran api. Fenomena alam tersebut terjadi secara terus-menerus. Api tersebut pertama kali terlihat pada Jumat sore (4/1). Namun, pancaran api tersebut baru tampak jelas saat petang. Warga yang tinggal di kawasan lereng gunung pun cemas dengan fenomena tersebut. Seperti yang dirasakan warga Desa Sum berarum, Kecamatan Songgon. Mereka langsung keluar rumah saat peristiwa tersebut berlangsung. Bahkan, sebagian warga ada yang menda tangi Pos Pengamatan Gunung Raung di Dusun Mangaran, Desa
Sum berarum. Mereka hanya ingin memastikan aktivitas gunung tersebut membahayakan ataukah tidak. Selain itu, suara gemuruh kerap terde ngar dari gunung yang memiliki kaldera berukuran 800 meter x 1200 meter tersebut. ‘’Sudah beberapa hari ini terdengar suara gemuruh. Orang Kampung Dani (Dusun Bejong, Red) sudah banyak yang mendengar,” ungkap Mariono, ketua RT di Dusun Pasar, desa setempat, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (5/1). Menurut Mariono, gemuruh mulai terdengar sejak awal Januari 2012 lalu. Tentu saja, hal itu membuat warga yang tinggal dekat gunung menjadi waswas n
DI PUNCAK: Kaldera Gunung Raung beberapa waktu lalu.
Baca Raung...Hal 31
ISTIMEWA
ALI NURFATONI/RaBa
WASWAS: Sejumlah warga keluar rumah untuk menyaksikan material pijar yang keluar dari puncak Gunung Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jumat malam lalu (4/1).
Yang Sudah Kembali 65 Persen Bapak-Anak Terancam
FemalE
Menolak Job ke Ibu Kota BAGI Kartika Chandra Ningrum, 20, menjadi seorang foto model itu susah-susah gampang. Karena itu, gadis asal Desa Kedayunan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, itu mengaku masih perlu ba nyak belajar untuk menjadi foto model profesional. Perempuan yang karib disapa Tika tersebut mengaku, saat beraksi di depan kamera, model d i tuntut mampu menampilkan ekspresi seperti y a n g diinginkan fotografer n Baca Menolak... Hal 31
GALIH COKRO/RaBa
KALIPURO - Walau tidak ada lonjakan berarti, tapi kini penumpang arus balik liburan tahun baru 2013 sudah nyaris habis. Hingga kemarin (5/1), jumlah wisatawan yang kembali menyeberang ke Jawa sudah mencapai 65 persen. Jumlah penumpang yang menyeberang ke Bali pada libur Natal dan tahun baru 2013 meningkat tajam dari tahun sebelumnya. Terhitung mu lai 22 hingga 31 Desember 2012, jumlah penumpang yang me nyeberang ke Bali mencapai 299.974 orang, ken daraan roda
numpang yang berarti sejak Jumat malam lalu (4/1). Aktivitas penyeberangan sepanjang hari kemarin, terlihat landai. Dari arah Ketapang, kendaraan R2 sempat ramai pada pagi hari. Mereka adalah para pekerja yang pulang kampung ke Jawa saat liburan Natal dan tahun baru 2013. Jelang berakhirnya liburan sekolah, mereka pun kembali lagi ke tempat kerjanya di Bali. Walau sempat ramai, tapi hal tersebut tidak berlangsung lama n Baca Yang...Hal 31
LANCAR: Kendaraan dari Bali memadati setiap kapal yang bersandar di Pelabuhan Ketapang hingga sore kemarin.
GALIH COKRO/RaBa
Kena 15 Tahun Penjara
n Habisi Keponakan, Mayatnya Dibuang di Gunung Gumitir B A N Y U WA N G I - P o l i s i terus memeriksa bapak-anak Suyono, 42, dan Sunaji, 16, warga Dusun Klontang, Desa G endoh, Keca matan S empu, hingga kemarin. Sejak ditangkap polisi Rabu lalu (2/1), polisi terus mendalami kasus pembunuhan Imam Sujono, 13, yang mayatnya dibuang di Gunung Gumitir. Sejauh ini, tersangka bapakanak tersebut memang sudah mengakui perbuatannya. Meski begitu, penyidik ingin mengorek lebih dalam motif pembunuhan tersebut. “Masih kita periksa,” terang Kasatreskrim Polres Banyuwangi AKP Bagus Ikhwan Cristian kemarin (5/1). Berdasar pengakuan dan keterangan saksi, jelas Kasatreskrim Bagus, kedua tersangka diduga telah me-
lakukan pembunuhan terhadap keponakannya sendiri. Keduanya juga yang membuang mayat korban ke Gunung Kumitir, wi la yah Kecamatan Sempolan, Kabupaten Jember. “Pelakunya hanya dua orang ini,” kata AKP Bagus. Sementara, penyidik menjerat kedua tersangka dengan Pasal 338 jo Pasal 351 ayat 3 KUHP. “Ancamanhukumannya 15 tahun penjara,” sebutnya. Seperti diberitakan s e belumnya, pada Selasa dini hari (25/12) Suyono dan Sunaji mengajak Imam Sujono menyetrum ikan. Korban menanggapi ajakan tersebut dengan mengeluarkan kata-kata kasar. Tersinggung dengan ucapan keponakannya, Suyono marah dan memukul korban de ngan gagang jaring ikan sebanyak enam kali n Baca Bapak...Hal 31
Penyambutan Kedatangan Pasangan Kiai Zaim dan Ning Sari
Dikalungi Serban Putih-Oranye Milik Kiai As’ad Ribuan orang menyambut kedatangan pasangan Kiai Achmad Azaim Ibrahimy dan Ning Sari dari Tanah Suci. Mereka sangat gembira karena dua cucu Kiai As’ad itu telah menjadi suami istri sebagaimana diwasiatkan KHR. Achmad Fawaid. EDY SUPRIYONO, Banyuputih TAK ada yang mengira jika penyambutan masyarakat begitu meriah terhadap Kiai Azaim dan Ning Sari. Sebab, memang tak pernah ada acara khusus untuk menyambut kedatangan dua insan yang baru saja melakukan akad nikah di Makkah
http://www.radarbanyuwangi.co.id
(R2) sebanyak 22.767 unit, dan kendaraan roda empat (R4) mencapai 42.035. “Dari jumlah itu, sekitar 65 persen sudah kembali ke daerah masingmasing,” ungkap Manager Operasi PT ASDP Indonesia ia Ferry (IF) Ketapang, g, Saharuddin Koto. Yang masih di Bali ali hing ga kemarin (5/1) 1) tinggal 35 persen. Walau au yang sudah kembali ke Jawa cukup besar, tapi pi tidak ada lonjakan pe--
tersebut. Keluarga Dhelem (sebutan untuk ke luarga pendiri dan pengasuh pesantren) hanya mempersiapkan acara- seperlunya. Namun, ternyata sejak di Panarukan, rombongan Kiai Zaim dan Ning sari telah dihadang konvoi ribuan massa menggunakan sepeda motor dan mobil. Muhyiddin Khatib, pengajar di Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah (P2S2) Sukorejo mengungkapkan, tidak ada yang tahu siapa yang punya inisiatif konvoi tersebut. “Banyak pengurus PAC PPP yang menelepon saya menanyakan apa be nar ada perintah partai untuk konvoi, saya jawab tidak pernah ada. Karena memang tidak ada agenda untuk itu,” terangnya kemarin. Kata pria asal Bawean itu, massa mulai banyak saat Kiai Azaim dan rombongan melakukan salat Jumat
Nelayan sandera nelayan di Situbondo Lebih heboh lagi kalau menyandera trio macan
Gunung Raung keluarkan asap dan api Kapan ya, giliran Gunung Tumpang Pitu mengeluarkan emas?
ISTIMEWA
BERDOA: Kiai Zaim dan Ning Sari di Asta Pendiri dan Pengasuh P2S2 Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jumat lalu (4/1).
di salah satu masjid di Pasir Putih, Ke camatan Bungatan. Di tempat tersebut, banyak warga yang ikut konvoi ke arah timur menuju P2S2
Sukorejo. Sambutan kepada kedua mempelai memang di luar dugaan n Baca Dikalungi...Hal 31
email: radarbwi@gmail.com / radarbwi@yahoo.com
26
Minggu 6 Januari 2013
AGENDA KOTA
KH Abdul Ghofar Isi Ad Dhuha PENGAJIAN Ad-Dhuha di Masjid Agung Baiturrahman (MAB) Banyuwangi akan berlangsung spesial mulai pukul 07.00 pagi ini (6/12). Panitia sengaja mendatangkan KH. Abdul Ghoffar sebagai pembicara. Selain itu, pengajian juga diisi dengan kegiatan santunan untuk yatim piatu dan fakir miskin. (*)
BAGAIMANA INI
GALIH COKRO/RaBa
BANJIR: Air meluber dari selokan di depan gerbang kantor pemkab di Jalan Borobudur, Banyuwangi.
Selokan Jalan Borobudur Meluap BANYUWANGI - Hujan yang turun di Kota Gandrung membuat warga sekitar kantor Pemkab Banyuwangi resah. Sebab, daerah mereka sering banjir akibat selokan buntu. Bila hujan deras, Jalan Borobudur, tepatnya di depan gerbang kantor pemkab, akan berubah seperti sungai berarus deras. “Saluran yang ada di daerah kota jelek, sering tersumbat hingga air meluber sampai jalan,” terang Sutrisno, warga sekitar kantor pemkab. Menurut Sutrisno, saat hujan, genangan tak hanya terlihat di sekitar kantor pemkab. Genangan juga terlihat di Jalan Adi Sutjipto. “Sampai sekarang sepertinya masih dibiarkan, padahal cukup membahayakan,” katanya. Yang memprihatinkan, meski hujan turun tidak lama, air tetap meluap di saluran Jalan Borobudur. “Sekarang di sekitar Jalan Borobudur jadi langganan banjir,” cetusnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi Arif Setiawan saat dikonfirmasi menyebut, air hujan yang sering meluap di saluran sekitar kantor pemkab itu karena saluran tidak mampu menampung debit air. “Selokan tidak mampu menampung debit air,” dalihnya n Baca Selokan...Hal 31
BANYUWANGI
BANYUWANGI
GALIH COKRO/RaBa
TENDANG: Salah satu pertandingan pencak silat kategori putra di GOR Tawang Alun Banyuwangi kemarin.
Mainkan 150 Partai Penyisihan BANYUWANGI - Kejuaraan pencak silat antarpelajar resmi digelar di Gedung Olah Raga (GOR) Tawang Alun, Banyuwangi, kemarin (5/1). Even rutin yang digagas Pengkab Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Banyuwangi itu dijadwalkan akan berlangsung hingga 12 Januari 2013 mendatang. Ada 800 pendekar tingkat sekolah yang tersebar di penjuru Banyuwangi turut meramaikan kejuaraan tersebut.
BANYUWANGI
Dalam laga perdana kemarin, panitia menggelar 150 pertandingan. Dalam kejuaraan tersebut ada tiga sesi pertandingan, yakni pagi, siang, dan malam. Ada delapan kategori untuk putri dan sembilan kategori untuk putra.
BANYUWANGI
Sementara itu, pertandingan babak penyisihan akan dilanjutkan hari ini. Tidak kurang dari 150 pertandingan kembali dimainkan di GOR Tawang Alun sejak pagi. “Peserta membeludak sehingga kita menggunakan dua gelanggang,” tutur Mukayin, sekretaris IPSI Banyuwangi. Meski bertajuk kejuaraan antarpelajar, tapi gengsi kejuaraan tersebut tidak kalah sengit. Persaingan antar
BANYUWANGI
perguruan juga tercium dalam ajang tersebut. Masing-masing perguruan tentu tidak ingin anak asuhnya tampil apa adanya. Sederet perguruan, seperti PSHT, Kujang Pajajaran, Persinas Asad, Tapak Suci, Perisai Diri, dan lain-lain, tentu ingin pesilatnya tampil sebagai yang terbaik. Kejuaraan tersebut dipastikan akan menjadi sajian istimewa. (nic/c1/bay)
SITUBONDO
SITUBONDO
• Toko + Rumah Genteng •
• Jl. Ikan Tongkol •
• Jual Gedung •
• Investasi •
• PRIMA Mobil •
• 2 Isuzu Bison •
• Suzuki Carrry ‘90 •
Djl Toko+rumah tkt2, full prabot, strtgs. Jl. Kembar Lt 310/490m2, uk. 10x31m, marmer, ksn jati, Tk Sriwijaya Jl. Gajahmada 274 Gtg-Bwi. H. Sugiarto, 081233499888, 03170338181
Jual rumah di Jl. Ikan Tongkol Kertosari, LT 322m2, SHM, Hub: 0811350821
Dijual Gedung + fasilitas serta isinya bks tampung & pelatihan TKI, dulu PT Iin Era Sejahtera, al: Jl. Inspektur Suwoto 95B Lawang, Malang. LT 10.000m2, LB 4.000m2. Hub: Bu. Tatik 08129901823
Dibuka Investasi sengon setot mdl 7 juta tagl 2-9 januari jangka waktu 5 tahun terima 22 juta. huubungi GS INVESMENT 08574680823
STW ELf '11, Kjg Krista'03, PU SS '09, STW Espass '96, APV X '05, PU Futura '11, Avanza G'07'11, PU Granmax '11, Jazz'10, Escudo'98, Fortuner'10,Innovadiesel'08,Coltdiesel.Bscash/ kredit, hdh lgsg TV/lemari Es. H: 0811301676
Dijual 2 Isuzu Bison tahun 1993, engkel Box posisi jalan, kondisi prima. Berminat, Hubungi: 085258568953
Dijual murah: Suzuki Carry tahun ‘90, no. L, body Alexander, warna kuning metalic, BU, Rp. 25 juta. Hubungi: 082 333 00 8871
• Isuzu New Panther ‘05 •
• Kijang Innova ‘05 •
Dijual Isuzu New Panther TBR tahun 2005, biru muda metalik, harga 137,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi: (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Toyota Kijang Innova G XW42 tahun 2005, silver metalik, harga 143,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi: (0333) 631526 – 635176, 0811351148
• Daihatsu Xenia ‘10 •
• Toyota Avanza ‘07 •
Dijual Daihatsu F600 Xenia tahun 2010, silver metalik, harga 115 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi: (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Toyota Avanza 1.3 F601 RM GMMJJ tahun 2007, silver metalik, harga 126,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hub: (0333) 631526 – 635176, 0811351148
• Suzuki Swift ‘08 •
• Kijang Innova ‘08 •
Dijual Suzuki RS 415 Swift ST4 mt tahun 2008, merah muda metalik, harga 128,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hub: (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Toyota Kijang Innova ‘08 euro type G, warna hitam, bensin, tangan pertama, maaf tanpa perantara, hubungi: 085859687870
• Dicari Innova ‘06 •
• Dicari Timor S515 ‘99 •
Dicari mobil Toyota Kijang Innova tahun 2006 warna silver metalik, bisa menghubungi KSP Agus 0333 – 420831 atau 0811350821
Dicari mobil Timor S515 tahun 1999, DK 193 BG, warna hitam bisa menghubungi KSP Agus 0333 – 420831 atau 0811350821
• Disewakan • Disewakan Toko/Kantor dpn pasar. Jl Raya Sumberayu Muncar uk 3x7m, listrik 900+Toilet. Hub: 081338391966
• Bunga Residence • Jual rumah Bunga Residence blok A31 LT 104m2, LB 55m2, SHM. Hub: 081358639444 / 085646477168
• Rumah Cantik Murah • Perum permata genteng blok AA-01 Lt 113, Lb 70, rumah cantik, murah,harga 390jt djual 320jt cukup byar 50% sisa 2th lagi bunga 0% ada yg siap sewa 15 jt/th hub 08885105987
• Anda Telat Bulan? • Anda telat bulan?? Solusi cepat & tepat melancarkan haid secara teratur dalam jangka 3 jam dijamin lancar, garansi & tanpa efek samping. Hubungi: 082333794444
• Desain Interior • Butuh Desain Interior untuk rumah, ruko, & kntor? Arya Property 081336659258
• Vario CW 09 • Jual Vario CW 09 htm STNK panjang ist ex dokter 11 jt pas hub 08887105016
• Obral Murah •
BANYUWANGI
Dijual obral murah 3 unit Honda Revo + 1 unit Honda Spacy, kadaan bru. 1 Unit mobil Bison Stcn, knds bgus. 3 Gerobak kue kndisi bgs. Hub: Jago Oli Rogojampi 0333-632888 / 08179680253
• Honda Genio ‘92 • • STNK • Hlg STNK Nopol P 6724 ZA, an. Pujianto, Dsn. Jatisari 01/02 Bomo, Rogojampi
Jual Honda Genio 92 Silver, 61 juta nego, BU. 081333346665, 081805144642
Hlg STNK Nopol P 4637 YE, an. H. Mas’ud. Popongan RT03/01 Benelan Lor Kabat
BANYUWANGI • Tanah Ketapang • 29
Jual tnh blkg Bulog Ketpg L 1600m2 strtgis, hrg nego, bs utk gudang. H: 08123461944
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Benny Siswanto. Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Pemasaran: PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Gerda Sukarno Prayudha, Iwan Setiono, Samsuri (Situbondo). Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J
Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
27
Minggu 6 Januari 2013
PERTAMBANGAN
Disperindagtam Warning Tambang Pasir Ilegal BANYUWANGI - Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi mewarning penambang pasir ilegal agar menghentikan aktivitasnya. Mereka juga diminta segera memproses izin pertambangan sebelum melanjutkan kegiatan tersebut. Kepala Disperindagtam Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya sudah mengumpulkan camat dan dinas terkait pertambangan pasir. Dalam kesempatan itu disampaikan bahwa tahun 2013 ini pemkab bertekad menghentikan penambangan pasir liar. Penghentian tambang pasir liar, lanjut Hary, merupakan amanat UU Nomor 4/2009. “Intinya, semua penambangan pasir atau galian C harus memiliki izin,” katanya. Karena itu, bagi pengusaha yang memiliki penambangan pasir tapi belum memiliki izin segeralah menghentikan aktivitas penambangan. Jika ingin melanjutkan penambangan, harus mengajukan proses izin terlebih dahulu. Disperindagtam merasa berkepentingan untuk menyerukan agar penambangan liar segera dihentikan. Sebab, ancaman hukum bagi pemilik tambang pasir liar berat sekali. Dalam UU 4/2009, pemilik penambangan pasir yang tidak memiliki izin diancam pidana selama 10 tahun. Selain ancaman kurungan, kata Hary, juga diancam pidana denda sebesar Rp 10 miliar. “Akhir tahun 2012 lalu, kita sudah sosialisasikan ancaman pidana itu melalui media massa,” jelas Hary. Karena itu, sebelum terjerat hukum, Hary menyerukan agar para penambangan liar yang masih beraktivitas menghentikan aktivitasnya. Untuk mendapatkan izin penambangan, prosesnya memang ketat. “Izin tambang pasir diperketat agar tidak merusak lingkungan,” kata Hary. Asalkan lokasi penambangan sudah sesuai Perda Tata Ruang dan Tata Wilayah (RT/RW) dan ketentuan lain, pemerintah daerah pasti mengeluarkan izin. Untuk mendapatkan izin penambangan pasir itu, ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Sebelum mendapatkan izin eksploitasi, pemohon harus mengajukan izin eksplorasi terlebih dahulu. Dalam tahap eksplorasi, semua kelengkapan dokumen akan dikaji dan ditelaah tim pemerintah daerah. Jika hasil kajian kelengkapan dokumen memenuhi syarat, maka izin eksplorasi akan dikeluarkan. Setelah mengantongi izin eksplorasi, baru izin eksploitasi dikeluarkan. “Aktivitas penambangan baru bisa dilakukan setelah mengantongi izin eksploitasi,” jelasnya. (afi/c1/bay)
EDY SUPRIYONO /RaBa
DIALOG: Nelayan Paddeghen dan Mimbo bertemu di Polsek Mangaran untuk menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan pagi kemarin.
Nelayan Sandera Nelayan MANGARAN - Nelayan Paddeghen, Desa Tanjung Kamal, Kecamatan Mangaran, Situbondo, nyaris bentrok dengan nelayan Pondok Mimbo, Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jumat malam lalu (4/1). Beruntung, permasalahan tersebut
akhirnya bisa diselesaikan dengan jalan damai. Petugas dari Satpol Air Polres Situbondo, Polsek Mangaran, Kades Tanjung Kamal, dan sejumlah pihak terkait langsung turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut
pagi kemarin (5/1). Sekitar pukul 12.30, sekitar delapan nelayan Mimbo yang sempat digiring dan disandera nelayan Paddeghen akhirnya diizinkan pulang ke tempat asalnya. “Tadi sudah ada surat pernyataan kedua belah pihak. Apa yang kita lakukan
Pemanggilan Pekan Kedua Januari 2013
Ansor Kerahkan Seratus Banser
NUR HARIRI/RaBa
RUSAK: Truk Fuso nyungsep (foto atas) dan truk boks melintang (foto bawah) di Jalan Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan, Situbondo, Jumat malam (4/1).
Truk Boks Tabrak Truk SITUBONDO - Tabrakan hebat yang melibatkan dua truk besar terjadi di Jalan Raya Pantura, di Desa Sletreng, Kecamatan Kapongan, Situbondo, Jumat malam lalu (4/1). Akibat kecelakaan itu, arus lalu lintas macet sekitar satu jam. Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 21.00 itu berawal saat truk boks bernopol N 8341 UV yang dikemudikan Kuswadi, 45, warga Kedungringin, Beji, Pasuruan, melaju dari arah timur. Sebelum kejadian, Kuswadi hendak menyalip sepeda motor Baca Truk...Hal 31
22 Pelanggaran Polisi selama 2012 SITUBONDO - Pelanggaran anggota Polri di lingkungan Polres Situbondo semakin meningkat pada tahun 2012 lalu. Sepanjang tahun 2012 tercatat ada 22 pelanggaran yang dilakukan anggota Polri. Padahal, di tahun sebelumnya (2011) hanya tercatat 17 pelanggaran. Dari data yang di peroleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, pada tahun 2011 lalu pelanggaran anggota Polri dan PNS Polri diketahui sebanyak 17 pelanggaran, yakni 10 pelanggaran disiplin dan 7 pelanggaran KKEP. Sepuluh pelanggaran disiplin tersebut didominasi anggota yang mangkir kerja tanpa keterangan, sedangkan tujuh pelanggaran kode etik didominasi penyalahgunaan wewenang. Kanit Propam Polres Situbondo, Iptu H. Sugiono mengakui ada peningkatan pelanggaran yang dilakukan anggota Polri dan PNS di lingkungan Polres Situbondo tahun 2012. Sepanjang tahun 2012 tercatat 22 kasus pelanggaran. Sebanyak 18 kasus adalah pelanggaran disiplin, dan empat kasus merupakan pelanggaran kode etik. “Pada tahun 2011 lalu hanya 17 pelanggaran, tapi pada 2012 ini ada 22 pelanggaran,” ujar Iptu Sugiono.
NUR HARIRI/RaBa
UPACARA: Kapolres Situbondo AKBP Erthel Stephan melepas seragam anggota Polri yang dipecat beberapa waktu lalu.
Terhadap anggotanya yang melanggar, Polres Situbondo memberi sanksi tegas. Seperti pada 31 Oktober 2012 lalu, Kapolres Situbondo AKBP Erthel Stephan memimpin upacara pemberhentian tidak dengan hormat anggota yang melakukan pelanggaran. Pemecatan anggota itu berdasar Surat Kapolda Jatim KEP/1133/IX/2012 tertanggal 27 September 2012. Karena itu, Iptu Sugiono menegaskan, kepolisian tetap mengambil langkah tegas terhadap anggotanya yang
Baca Nelayan...Hal 31
Kejari Segera Panggil Tiga Orang Tersangka
KONFERCAB NU GENTENG - Agenda Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama (Konfercab NU) yang digelar di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, diprediksi berlangsung panas. Mengingat, sejumlah nama sudah muncul sebagai calon kandidat ketua Tanfidz dan Rais Syuriah PCNU Banyuwangi periode 2013-2018. Meski begitu, sejumlah Badan Otonom (Banom) NU siap mengamankan kegiatan yang berlangsung tanggal 12 hingga 13 Januari 2013 itu. Salah satu organisasi sayap NU yang menyatakan siap adalah PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyuwangi. Sekretaris PC GP Ansor Banyuwangi, Mashud menegaskan, siap mengawal dan mengamankan Konfercab NU. Karena itu, dia berjanji bakal mengerahkan banyak personel selama kegiatan. ‘’Kita akan terjunkan seratus Banser,” katanya kemarin (5/1). Menurut Mashud, personel yang disiagakan untuk pengamanan itu lengkap, mulai personel yang tergabung dalam Pasukan Khusus (Pansus) hingga Provos. “Ini kita lakukan agar kegiatan berjalan lancar dan sukses,” jelasnya. GP Ansor sangat mendukung agenda rutin lima tahunan tersebut. Karena itu, pihaknya sangat antusias menyambut agenda ormas Islam terbesar di Banyuwangi itu. “Kita bakal memberikan pengamanan total,” tegas Mashud. (ton/c1/bay)
sebatas menyelesaikan masalah dan mencegah terjadinya masalah berkepanjangan. Sehingga, tidak sampai menimbulkan masalah baru,” terang Kasatpolair Polres Situbondo Iptu Basori Alwi kemarin
melanggar disiplin dan KKEP. “Siapa pun yang melanggar pasti diberi sanksi,” tegasnya. Saat memecat anggotanya, Kapolres AKBP Erthel Stephan berpesan agar hal tersebut menjadi pelajaran berharga bagi anggota Polri yang lain agar tidak melakukan pelanggaran. “Ibarat kanker di ibu jari, maka harus dipotong walaupun rasanya sakit. Begitulah yang kami lakukan dalam rangka penegakan hukum di internal kepolisian,” tegas Erthel Stephan waktu itu. (rri/c1/bay)
BANYUWANGI - Tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi yang menangani dugaan korupsi proyek gedung rawat inap dua lantai di RSUD Genteng tampaknya akan bergerak lagi. Tiga tersangka yang sudah ditetapkan akan segera dipanggil ke kejari di Jalan Jagung Suprapto, Banyuwangi, untuk dimintai keterangan. “Jadwal pemanggilan sudah kita tetapkan,” cetus Kepala Kejari (Kajari) Banyuwangi Syaiful Anwar melalui Ketua Tim Pengusutan Djoko Susanto SH. Menurut Djoko Susanto, dalam kasus dugaan korupsi pembangunan gedung rawat inap dua lantai tersebut sudah ditetapkan tiga tersangka. Ketiganya akan dipanggil Senin dan Selasa pada pekan kedua Januari 2013 mendatang. “Kita panggil untuk pemeriksaan ulang,” katanya seraya menolak menyebut identitas ketiga tersangka. Dalam menangani kasus tersebut, jelas Djoko, pihaknya sementara belum memanggil
Kasus Dugaan Korupsi RSUD Genteng Proyek
:Gedung rawat inap berlantai 2
Anggaran : Rp 5,1 M APBD 2010 Estimasi Kerugian : Rp 350 juta Saksi
: 15 orang
Tersangka : 3 orang Dugaan
:
- Penyimpangan penggunaan anggaran - Penyimpangan pelaksanaan pengerjaan proyek pen
saksi lain. Tetapi, bila ada penemuan baru dari pemanggilan ketiga tersangka ini, tidak menutup kemungkinan akan ada saksi tambahan. “Termasuk kemungkinan ada tersangka lagi,” cetusnya. Djoko menyebut, dalam pengusutan kasus dugaan korupsi gedung rawat inap RSUD Genteng senilai Rp 5,1 miliar dana APBD 2010 tersebut, tim telah memanggil 15 saksi Baca Kejari...Hal 31
Ingin Dimuat di Koran?
30
Rubrik Koran Pelajar (Koper) Jawa Pos Radar Banyuwangi yang dimuat setiap hari Minggu menerima sumbangan pemikiran dan tulisan dari para siswa dan guru. Silakan kirim artikel ke alamat email radarbwi@gmail. com. Jangan lupa sertakan foto diri atau ilustrasi dan beri keterangan untuk rubrik Koper.
Minggu 6 Januari 2013
PELAJAR Pahlawan GANDRUNG Sewu KESUKSESAN tarian masal Gandrung Sewu di Pantai Boom, 17 November 2012 lalu, tidak lepas dari peran ribuan pelajar. Betapa tidak pergelaran kolosal itu melibatkan sebanyak 1.243 orang penari gandrung dari berbagai tingkatan sekolah di Kabupaten Banyuwangi.
Mayoritas pesertanya berasal dari kalangan pelajar mulai tingkat SD sampai SMA/sederajat. Mereka mampu menari secara kompak bersama para penari gandrung dewasa. Suko Prayitno, ketua panitia Gandrung Sewu mengakui bahwa peserta even akbar di pesisir
tersebut didominasi penari pelajar. Pihaknya sengaja mengerahkan ribuan pelajar untuk menyukseskan kegiatan seni dalam rangka Hari Jadi Banyuwangi ke-241 tersebut. “Parade Gandrung Sewu digelar dengan tujuan sebagai wahana aktualisasi seni untuk menumbuhkan
rasa cinta terhadap Banyuwangi,” cetus Suko. Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Suprayogi menjelaskan bahwa ribuan peserta Gandrung Sewu memang mengerahkan dari seluruh sekolah. Dengan berkoordinasi melalui Dinas Pendidi-
kan, para penari gandrung di sekolah-sekolah itu dikerahkan dalam acara Gandrung Sewu. “Setiap sekolah kan memiliki sanggar tari. Nah, para penari dari sanggar di sekolah itulah yang diikutkan Gandrung Sewu,” terangnya kemarin sore.(irw)
GALIH COKRO/RaBa
Sekolah Mencetak Penari Ekstra Kurikuler Wajib Ajarkan Tari Gandrung PELAJAR adalah motor penggerak perkembangan seni tari di Kabupaten Banyuwangi. Tentunya, tidak berlebihan bila dikatakan begitu. Sebab, kelestarian tari-tarian tradisional bisa terjaga dengan baik, karena terus diminati dan dipelajari kalangan pelajar. Nah, Sahabat Koper (Koran Pelajar) tentu ikut bangga ketika menyaksikan ribuan pelajar sanggup menyukseskan even besar Gandrung Sewu di Pantai Boom, pada 17 November 2012 lalu. Penari yang didominasi siswa mulai tingkat SD, SMP, hingga SMA/sederajat, itu mampu mengguncang dunia seni tari nasional. Bahkan mungkin menggetarkan dunia. Sungguh membanggakan!
DOK/RaBa
Sulihtiyono
Bagaimana kalangan pelajar mampu berperan besar dalam Gandrung Sewu? Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Sulihtiyono mengungkapkan bahwa selama ini dilaksanakan program sekolah sebagai pusat budaya. Dengan program tersebut, kata dia, masing-masing sekolah menyelenggarakan ekstra kurikuler seni tari. “Siswa diajari tari-
tarian daerah, tetapi yang wajib diajarkan adalah tari gandrung,” terangnya saat dihubungi koran ini, kemarin sore. Sekolah yang memiliki guru tari, lanjut Sulihtiyono, akan dilatih oleh gurunya sendiri. Namun, sekolah yang tidak memiliki guru tari bisa mengundang pelatih dari sanggar-sanggar tari yang ada. “Jadi masing-masing sekolah punya kader dan stok penari,” jelasnya. Berapa banyak sanggar tari sekolah di Banyuwangi? Sulihtiyono merinci, jumlah sanggar tari mencapai ribuan sesuai jumlah sekolah di Kabupaten Banyuwangi. Untuk tingkat SD saja, sebut dia, mencapai 726 sekolah. Di tingkat atas, ada 72 SMP, 17 SMA, dan delapan SMK. “Itu baru sekolah negeri, padahal sekolah swasta lebih banyak dari negeri. Jangankan seribu penari gandrung, kita mengerahkan 10 ribu saja sanggup,” tegasnya.(irw)
Omprog Seblang Buah Tangan Siswa SD
SIGIT HARIYADI/RaBa
TERAMPIL: Lia dan ibunya, Marlena membuat omprog di rumahnya Desa Olehsari, Kecamatan Glagah.
O M P R O G a t a u m a h ko t a penari seblang menjadi salah satu bagian penting dari kostum tarian mistik tersebut. Siapa sangka salah satu pembuat omprog itu adalah seorang pelajar yang masih duduk di bangku SD. Dia adalah Sintia Amelia. Gadis berusia 12 tahun itu memiliki peran besar dalam persiapan omprog penari seblang yang menjadi panjer seribu penari gandrung di Pantai Boom, pada 17 November 2012. Estafet tugas penting itu berpindah kepada Amelia setelah satu-satunya pembuat omprog seblang, Asiyah, 72, wafat. Setelah nenek Sintia tiada, pekerjaan penting dalam merajut daun pisang, daun pinang muda, dan aneka jenis bunga segar menjadi sebuah omprog itu
berpindah ke pundak cucunya, Amelia. Sebelumnya, bocah yang biasa disapa Lia, itu memang sudah digadang-gadang bakal menjadi penerus Asiyah sebagai pembuat omprog. Sejak kecil, siswa kelas V SD tersebut sering mendampingi neneknya membuat omprog seblang. Jangan heran bila tangan Lia begitu cekatan merangkai omprog di rumahnya Dusun Krajan, Desa Olehsari, Kecamatan Glagah. Omprog penari seblang yang tampil dalam Gandrung Sewu, itu merupakan karya pertama Lia tanpa pendampingan nenek Asiyah. Dalam tugas perdana itu, putri pasangan suami istri Sunaryo, 37, dan Malena, 36, itu dibantu ibunya Malena. Namun, peran utama justru dipegang oleh Lia.(sgt/irw)
Demokrasi [La] Royba Fih Oleh Ayung Nitinegara*
S
inar mentari menyapu kegelapan subuh, menerobos pintu, menghangatkan tubuh para santri yang duduk bersila di musala. “Pemimpin itu laksana tiang rumah. Jika tiang itu rapuh, maka rumah itu pun rapuh. Namun, jika tiang itu kuat, maka rumah akan kokoh.” Nasihat Pak Kiai yang duduk menghadap ke timur, menghadap ke para santri. Lima belas menit berlalu, para santri berhamburan keluar seiring keluarnya Pak Kiai yang diiringi para ustad dan pengurus pondok. Hari itu akan diadakan “pesta demokrasi” untuk pertama kalinya di pondok pesantren An-Nur. Pesta demokrasi itu berupa pemilihan ketua asrama Al-Ghazali. jangan membayangkan kalau pemilihan ketua asrama sama dengan pemilihan umum pada umumnya yang memajang poster di mana-di mana, melakukan kampanye, melobi sana-sini, sampai-sampai money politic dan berbagai cara curang lainnya. Beda sekali. Demokrasi di pondok merupakan sebuah bentuk demokrasi yang telah dimodifikasi. “Pemilihan secara langsung itu bukan cara yang tepat, tapi hanya akal-akalan Yahudi. Itu merupakan konspirasi yang hanya ingin mengerdilkan umat Islam. Masak suara Kiai sama dengan suara pelacur? Padahal kan tidak sama kualitas pendapat keduanya! Apalagi dalam urusan mencari pemimpin, bisa celaka!” Ustad Thoriq memaparkan pendapatnya dalam rapat pengurus pondok pesantren dalam rangka menentukan ketua asrama Al-Ghazali. “Ngapunten Ustad” Ustad Ibrahim menimpali “Tapi dengan perkembangan zaman seperti sekarang, di mana keterbukaan dan kebebasan berpendapat terjadi di mana-mana, termasuk di pesantren, maka kita juga harus mempertimbangkan hal itu.” Lanjut Ustad Ibrahim. “Justru kebebasan itu harus ditekan di pondok ini Ustad. Bisa berbahaya jika mereka dibiarkan saja.” Ustad Thoriq mempertahankan pendapatnya. “Begini Ustad, jika kebebasan berpendapat itu tidak diapresiasi maka anak-anak akan melakukan hal-hal yang tidak terkontrol sebagai bentuk penyaluran gagasannya. Apalagi melihat kondisi pondok ini yang terbuka.” Ustad Ibrahim berargumen. “Semuanya benar. Memang sistem demokrasi yang ada saat ini ada nilai negatif dan nilai positifnya.” Ustad Romli berdiplomasi. “Oleh karena itu, perlu adanya modifikasi pada sistem demokrasi jika ingin diterapkan di sini. Khud maa shofa wa da’ maa kadaro.” Lanjutnya. “Lalu bagaimana bentuk modifikasi itu Ustad?” Tanya Ustad Ibrahim. “Pertama kita seleksi terlebih dahulu para kandidat yang terbaik.
Dari hasil seleksi tersebut kemudian kita serahkan kepada para santri untuk memilih.” Jawab Ustad Romli. Akhirnya rapat pengurus menyepakati usul Ustad Romli untuk memodifikasi sistem demokrasi bagi pemilihan ketua asrama Al-Ghazali. Seminggu setelah rapat pengurus terpilihlah tiga kandidat ketua asrama Al-Ghazali berdasar seleksi tim formatur yang terdiri dari lima orang ustad dan pengurus pondok. kandidat pertama bernama Ahmad Mustofa, santri senior yang sudah enam tahun nyantri. Namun karena perangainya yang agak slengean, perkembangan intelektualnya tertinggal dari pada rekan-rekan santri lainnya yang sepantaran dengan dia. Namun, karena faktor senioritas dia disegani oleh para juniornya. Atas pertimbangan inilah, dia terpilih oleh tim formatur dengan harapan bisa menjadi pengatur para juniornya. Kandidat kedua namanya Badrun Munif. Dia tergolong santri baru, baru tiga tahun lebih dia mondok. Namun, karena kecerdasannya dan kemampuannya mengorganisir teman-temannya, dia dinilai layak oleh tim formatur untuk menjadi kandidat ketua asrama. Namun, dari sisi akhlak dia dinilai kurang terlalu bagus. Agak urakan. Kandidat ketiga bernama Mohammad Muhlisin. Dia adalah tipe santri yang tawadhu’, sangat menjunjung akhlaqul karimah. Dia juga termasuk santri senior, karena usianya yang tua tapi masih baru di pondok. Karena itulah dia terpilih menjadi kandidat ketua asrama. Namun, kecakapannya dalam memimpin masih dipertanyakan. Pasca launching kandidat ketua asrama oleh tim formatur, para santri asrama Al-Ghazali terpolarisasi menjadi tiga kelompok pendukung. “Pokoe Kang Tofa gudhu dadi ketua asrama.” Kata Randi, salah satu santri asrama Al-Ghazali pada teman-teman kamarnya. “Kadung Kang Tofa kang dadi ketua asrama pokoe Al-Ghazali pasti tentrem. Karena seorang harus dipimpin oleh santri senior. Jika yang memimpin lebih muda, maka akan terjadi kesenjangan.” Randi berkampanye. “Coba kita perhatikan, ketua pondok juga dipilih berdasar senioritas. Iya gak?” Beda kamar, beda pula pilihannya. Di sebelah kamar Randi adalah kamar Selamet. “Sudah saatnya, pemilihan ketua asrama harus dipilih berdasar kemampuannya dalam memimpin. Tidak hanya dipandang dari segi senioritas.” Ungkap Selamet ke temanteman kamarnya. “Bukankah Nabi pernah bersabda, jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya?” Lanjutnya. “Lalu siapa Kang yang mampu menjadi ketua asrama?” tanya salah seorang santri. “Jika menurut pengamatan saya, berdasar track record ketiga kandidat, Kang Badrun yang lebih mampu memimpin. Tentunya terlepas dari faktor kekurangan pada sisi lain.” Jawab Selamat mantap. Begitu pula dengan pendukung Muhlisin tak kalah vokalnya.
“Kita gak butuh pemimpin yang cerdas. Apalagi pemimpin yang menganggap dirinya senior. Tapi kita butuh pemimpin yang berakhlak mulia. Bukankah negara kita hancur karena para pemimpinnya tidak berakhlak?” Sulaiman berpidato di depan teman-teman kamarnya. “Kang Muhlis adalah orang yang tepat untuk kita jadikan ketua asrama, bukan yang lain.” Putus Sulaiman. Perbincangan mengenai calon ketua asrama menjadi topik hangat tidak hanya di asrama Al-Ghazali, tapi sudah menjalar ke asrama lainnya, bahkan menyeberang sampai ke pondok putri. Singkat kata, pemilihan ketua asrama Al-Ghazali telah menjadi buah bibir seluruh pondok pesantren An-Nur. Pagi itu, pagi yang telah ditunggu oleh para santri asrama AlGhazali karena pada hari itu akan diadakan pemilihan langsung ketua asrama. Sebelum pemilihan dilangsungkan, para kandidat terlebih dahulu dijejer di depan para santri untuk memaparkan visi misi kepemimpinannya nanti. “Rekan-rekanku sekalian. Mungkin selama ini saya bukanlah santri yang bisa menjadi teladan bagi kalian semua. Tapi perlu diingat, akan menjadi cambuk yang sangat keras bagi saya, selaku santri senior, jika tidak mampu membawa asrama Al-Ghazali menjadi lebih baik.” Cetus Mustofa menyampaikan pandangannya kelak saat menjadi ketua asrama. Sontak saja, pidato Mustofa disambut tepuk tangan para pendukungnya. Tentunya juga diiringi teriakan “huuuu...” dari lawanlawan “politiknya.” Giliran kedua adalah Badrun Munif untuk menyampaikan visi misinya. “Mengutip pesan Pak Kiai tadi pagi, bahwa pemimpin itu ibarat tiang rumah. Oleh karena itu rekan-rekan santri semua, seasrama sepondok. Agar rumah kokoh, kita harus memilih tiang yang kuat. Maka saya berharap kepada teman-teman semua untuk memilih tiang yang kuat, meski masih muda. Jangan hanya memilih tiang yang tua, tapi keropos.” Pidato Badrun membikin suasana bergemuruh. “Sudah saatnya yang kreatif, yang muda, yang memimpin.” Badrun memungkasi pidatonya. Tepuk tangan dan gemuruh “huuuu....” berebut tempat di aula tempat pemilihan tersebut. Sampai-sampai keamanan pondok turun tangan untuk menenangkan masa. Terakhir, giliran Muhlisin menyampaikan pidatonya. “Rencang-Rencang, asline kulo mboten siap dadhos ketua asrama. Tapi lek rencang-rencang sedanten meleh kulo dados ketua asrama, kulo mboten nyia-nyiaken kepercayaane jenengan sedanten.” singkat, jelas, tenang, dan mantap pidato Muhlisin. Selang beberapa menit setelah pemaparan visi misi, pemilihan ketua asrama secara langsung dimulai untuk pertama kalinya di Pondok Pesantren An-Nur.
Animo para santri begitu besar untuk mengikuti pemilihan langsung tersebut. Tak lebih dari dua jam, seratus santri asrama Al-Ghazali telah selesai menentukan pilihannya. Tanpa seorang santri pun yang golput. Tibalah waktunya penghitungan suara. Ustad Romli yang bertugas untuk menghitung surat suara para pemilih yang telah dimasukkan ke dalam kotak. “Saya akan menyebut satu untuk kandidat Mustofa, dua untuk kandidat Badrun, dan tiga untuk kandidat Muhlisin” Ustad Romli memaparkan. kemudian Ustad Romli menuang seluruh surat suara dari kotak ke dalam wadah terbuka dan menunjukkan kotak suara telah kosong. Kemudian surat suara pertama dibuka. Dengan hati-hati Ustad Romli meneliti surat suara dengan ditunjukkan kepada semua hadirin. “Sah satu..” Teriak Ustad Thoriq. Yang kemudian diikuti oleh Ustad Ibrahim yang menuliskan garis di papan skor. Tepuk tangan bergemuruh. Namun segera diredam oleh keamanan. “Mohon diam dulu. biar semua berjalan dengan tenang. Kita perhatikan dengan seksama proses perhitungan ini dengan khidmat agar tidak mengganggu petugas.” Bentak Kepala Keamanan pondok. Acara perhitungan terus berlanjut. Surat suara semakin menipis, dan ketiga kandidat terus berkejaran sama kuat. Keajaiban terjadi. Ketiga kandidat memperoleh suara sama, tiga puluh tiga. “Perolehan suara sama dan surat suara tinggal satu. Mari kita saksikan bersama, siapakah yang akan menjadi ketua asrama AlGhazali” kata Ustad Romli. Suasana hening. Dada berdebar. Pelan-pelan lipatan surat suara dibuka. Dipampang kearah depan. “Tidak sah...” Teriak Ustad Romli. Seakan mendengar suara halilintar. Semua terhenyak. Terus siapa yang menjadi ketua asrama Al-Ghazali? Pertanyaan tersebut menggaung di seluruh aula. Laksana jutaan lebah yang terbang mengitari aula. Tiba-tiba, di tengah kekacauan dan hiruk pikuk terdengar bisikan yang lirih tapi semua orang di aula mendengar. Tidak tahu siapa yang berkata. Semacam bisikan gaib. Suasana seketika hening. “Istihoroh ae. Istihoroh ae. Istihoroh ae.” Suara itu menjadi gaduh. Mungkinkah itu ilham dari malaikat yang diberikan kepada para santri untuk memilih ketua asrama dengan metode istihoroh, bukan demokrasi? *) Kader NU pencari hidayah.
BERITA UTAMA
Minggu 6 Januari 2013
31
HALAMAN SAMBUNGAN
Durasinya Satu hingga Dua Menit n RAUNG... Sambungan dari Hal 25
‘’Mulai tahun baru sudah terdengar suara gemuruh seperti pesawat terbang,” katanya. Kepala Pos Pengamatan Gunung Raung, Balok Suryadi, me ngakui bahwa fenomena alam tersebut memang terjadi. Bahkan, suara gemuruh tersebut terjadi terus-menerus. “Memang suaranya terus-menerus. Warga sudah mendengar sejak sepekan
terakhir,” terang petugas yang tinggal di Dusun Krajan, Desa Sragi, Kecamatan Songgon, itu. Selain itu, Balok juga memastikan bahwa pancaran api terlihat sejak Jumat sore. Fenomena alam itu merupakan letusan api dari kawah. Hanya, letusan api tersebut terbilang kecil. ‘’Embusan asap itu disertai sinar api,” sebutnya. Di sisi lain, fenomena alam itu juga dibarengi dengan aktivitas gunung yang meningkat. Data yang
terekam di seismograf, gempa vulkanik di atas ambang batas. ‘’Tapi, amplitude rata-rata 8 mm,” terang pria berkacamata itu. Meski begitu, warga sekitar Raung diminta tetap tenang saat terjadi fenomena alam tersebut. Namun demikian, hal itu harus menjadi perhatian warga. ‘’Warga tenang, tapi juga harus waspada,” tandasnya. Sampai saat ini, lanjut Balok, status gunung di perbatasan tiga kabupaten, yakni Banyuwangi,
Jember, dan Bondowoso, masih belum dinaikkan menjadi awas (level IV). ‘’Status masih belum berubah. Sekarang masih siaga (level III),’’ pungkasnya. Sementara itu, sejumlah relawan banyak yang men datangi pos pengamatan gunung tersebut. ‘’Sinar api itu istilahnya tromboli atau trombolian, yakni lontaran material pijar. Durasi tromboli antara satu sampai dua menit,” sebut Yudi, personel BSI Banyuwangi. (ton/c1/bay)
Operasikan 30 Unit Kapal n YANG... Sambungan dari Hal 25
Dibandingkan dengan penumpang yang dari Jawa, penumpang dari arah Bali sebelum liburan Natal dan tahun baru jumlahnya lebih kecil. Sementara itu, tren ke datangan arus balik dari Bali terjadi pada malam hari hingga pagi. Dibanding hari-
hari sebelumnya, aktivitas penyeberangan dari Bali memang meningkat tapi sangat tipis. Peningkatan kedatangan arus balik itu nyaris tidak mewarnai pelabuhan penyeberangan kemarin. Apalagi, arus balik terjadi pada malam dan dini hari di saat kondisi pelabuhan sepi. Kedatangan arus balik di Pelabuhan Ketapang berlang-
sung secara bertahap. Karena datangnya bertahap, maka lonjakan penumpang nyaris tidak terlihat. “Sepanjang hari arus balik terus mengalir. Datangnya tidak bersamaan, tapi bertahap,” jelas Saharuddin. Walau tidak terjadi lonjakan signifikan, PT ASDP IF Ketapang tetap menyiagakan seluruh armada kapal. Saat ini, kapal yang
beroperasi di Selat Bali sebanyak 30 unit. Pihak PT ASDP IF sengaja mengoperasikan 30 kapal guna mengantisipasi lonjakan arus balik. Jika benar-benar terjadi lonjakan, maka antrean kendaraan yang akan masuk dermaga tidak terlalu panjang. “Tidak ada antrean panjang, jadi pengguna jasa penyeberangan akan semakin nyaman dan aman,” katanya. (afi/c1/bay)
Lebih Memilih Tuntaskan Studi n MENOLAK... Sambungan dari Hal 25
“Saya baru terjun ke dunia foto model sejak awal Desember 2012. Makanya saya masih harus belajar,” ujarnya.
Meski baru berkecimpung di du nia model, Tika mengaku sem pat menerima tawaran menjadi foto model di Jakarta. Namun, dengan beberapa pertimbangan, akhirnya putri kedua pasangan Sunyoto dan Istironah
itu menolak tawaran tersebut. Berdalih demi masa de pan yang lebih baik, Tika mengaku ingin menyelesaikan studi di perguruan tinggi terlebih dahulu. “Saya harus me nyelesaikan pendidikan saya. Kan sayang,
kuliah saya sudah tinggal tiga semester,” kata mahasiswi semester lima Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris, Universitas PGRI Banyuwangi tersebut. (sgt/c1/bay)
Sudah Ada Tiga Kesepakatan n NELAYAN... Sambungan dari Hal 27
Informasi yang dikumpulkan Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebutkan, peristiwa menghebohkan tersebut terjadi Sabtu kemarin sekitar pukul 01.00. Saat itu, Bunadin menemukan para nelayan Pondok Mimbo menggunakan perahu selerek hendak mengambil ikan di perairan Mangaran yang sudah di pasangi rumpon oleh pria berumur 42 tahun tersebut. Bunadin mengaku sudah menegur mereka. Namun, yang didapatkan justru perkataan yang
tidak mengenakkan. “Salah satu di antara mereka bilang, masa mau minta tidak boleh, nanti saya tabrak kapal kamu,” jelas Bunadin menirukan ucapan salah seorang nelayan asal Mimbo. Tidak cukup itu saja, kata Bunadin, mereka juga mengancam akan membunuh Bunadin jika mencari ikan di perairan Mimbo. “Bahkan, ada salah seorang yang melemparkan batu ke kapal saya, sehingga knalpot mesin kapal saya patah,” terang Bunadin. Karena diperlakukan kasar, Bunadin menelepon teman-temannya di darat. Mendengar cerita tersebut, dini hari itu se-
dikitnya 50 warga Dusun Paddeghen langsung menuju Bunadin di tengah laut. “Kita menggunakan tiga kapal,” terang Jupri, warga yang ikut ke tengah laut. Menurut Jupri, tidak sedikit warga yang membawa senjata tajam bahkan bensin. Namun, se mua itu hanya digunakan untuk berjaga-jaga. Benar saja, saat sejumlah warga naik ke atas perahu selerek milik nelayan Mimbo, salah seorang di antaranya ada yang mengambil tongkat dan akan melakukan perlawanan. “Beruntung kita langsung memegang pemilik kapal. Kita ancam mereka, ka-
lau berani macam-macam, ya kita tidak akan tinggal diam. Baru mereka meletakkan senjata tajam dan tongkat. Setelah itu, mereka mau kita ajak ke darat. Permasalahan tersebut diselesaikan bersama kepala desa,” kata Jupri. “Ada tiga kesepakatan yang sudah ditandatangani dalam surat perjanjian. Intinya, tidak akan mengulangi lagi perbuatannya, tidak akan memperpanjang masalah di laut maupun di darat, dan siap dituntut di muka hukum jika ada yang melanggar perjanjian,” kata Kasatpolair Situbondo Iptu Basori. (pri/c1/bay)
Tersangka Sudah Akui Membunuh n BAPAK... Sambungan dari Hal 25
Akibat pukulan itu, Imam am bruk dan pingsan. Sunaji membawa korban naik motor Yamaha Mio pulang ke Desa Gendoh. Tetapi, setiba di simpang tiga Lincing, Rogo jampi, korban terjatuh. De ngan dibantu warga seki tar, korban yang sudah le-
AGUS BAIHAQI/RaBa
Dicarikan Solusi yang Tepat n SELOKAN... Sambungan dari Hal 26
Selokan di sekitar kantor pemkab itu, jelas Arif, hanya me miliki kedalaman sekitar 60 centimeter hingga 70 centi meter. Padahal, semua air yang berasal di perumahan barat pemkab dan sekitarnya bermuara di selokan tersebut.
“Se mua air dari perumahan di barat pemkab mengalir ke timur,” ujarnya. Menurut Arif, semakin lebarnya perumahan dan tidak ada saluran untuk pembuangan air, menjadi penyebab meluapnya air di selokan dekat kantor pemkab itu. Apalagi, di daerah perumahan itu juga tidak ada tempat penyerapan air. “Tidak ada saluran untuk
pembuangan air,” sebutnya. Arif menambahkan, mengatasi banjir di selokan dekat kantor pemkab hanya bisa dilakukan dengan cara membuat saluran baru. Selain itu, jelas dia, ada cara lain, yaitu memperdalam dan mem per besar saluran yang sudah ada. “Ini masih kita upayakan untuk cari solusi yang pas,” katanya. (abi/c1/bay)
Ban Selip saat Menyalip Motor n TRUK... Sambungan dari Hal 27
Saat truk boks tersebut menyalip sepeda motor, dari arah berlawanan muncul truk Mitsubishi Fuso bernopol P 8503 UW yang dikemudikan Gapri, 32, warga Kalipuro, Banyuwangi, dengan kecepatan tinggi. Takut menabrak sepeda motor, sopir truk boks langsung mengerem. Sayang, ban depan sebelah kanan selip. Truk Fuso muatan air mineral dari arah barat itu pun banting setir ke kiri untuk menghindari tabrakan. “Saat itu saya berusaha menyalip sepeda motor, tiba-tiba ban depan kanan selip,” kata Kuswadi. Nahas, jarak kedua truk sudah sangat dekat sehingga kedua truk tersebut saling ber-
tabrakan. Akibatnya, truk boks berhenti di tengah jalan raya Pantura, sedangkan truk Fuso muatan air mineral terguling dan nyungsep ke selokan. “Truk boks itu tiba-tiba selip, padahal saya sudah memberikan tanda de ngan menyalakan lampu atas. Karena sudah sangat dekat, saya langsung banting setir ke kiri tapi tetap tabrakan hingga truk saya terguling,” ujar Gapri di lokasi kejadian. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, tidak ada korban jiwa maupun korban luka dalam kecelakaan tersebut. Hanya, dua truk yang terlibat kecelakaan mengalami kerusakan parah di bagian depan. Sementara itu, kondisi lalu lintas di jalan tersebut sempat macet. Polisi yang berada di
lokasi kejadian terpaksa memberlakukan sistem buka-tutup demi menghindari an trean panjang. Satu jam kemudian truk derek berhasil me ngevakuasi truk boks yang melintang di tengah jalan tersebut. Kanitlaka Polres Situbondo, Iptu Bahtiar mengatakan, kecelakaan dua truk tersebut diduga kuat akibat ban depan truk boks selip saat menyalip sepeda motor. Pihaknya masih melakukan penyelidikan dan meminta keterangan sejumlah saksi. “Saat ini kami masih fokus evakuasi dua truk yang tabrakan. Dugaan sementara penyebab kecelakaan itu adalah ban truk selip. Tetapi, lebih jelasnya kami akan melakukan penyelidikan,” ujar Iptu Bahtiar. (rri/c1/bay)
Akui Tim Jaksa Berhati-hati Sambungan dari Hal 27
Ribuan warga menyambut kedatangan pasangan KH Azaim dan Ning Sari di P2S2 Sukorejo, Situbondo, Jumat lalu (4/1).
dibuang di Gunung Gumitir. Mayat korban ditemukan warga dan dievakuasi ke RS dr. Subandi, Jember. Karena identitasnya tak diketahui, mayat tersebut langsung dimakamkan. Sepekan ke mu dian, identitas mayat tersebut terungkap. Ternyata dia adalah Imam Sujono. Polisi menangkap kedua tersangka di persawahan Dusun Klontang, Desa Gendoh. (abi/c1/bay)
BUTUH SOLUSI: Kawasan pertigaan Jalan Borobudur mudah tergenang saat hujan deras mengguyur seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
n KEJARI...
MENYEMUT:
mas itu dibawa ke RS PKU Mu hammadiyah Rogojampi. Saat diperiksa, ternyata korban su dah meninggal. Anehnya, Su yono dan Sunaji menolak niat pihak rumah sakit yang akan mengantar korban menggunakan ambulans. Korban yang sudah tidak bernyawa itu dibawa pulang naik motor. Selanjutnya, korban dimasukkan dalam karung dan
Para saksi itu dari pihak RSUD Genteng, pelaksana proyek, dan saksi ahli. “Kita sudah minta keterangan 15 saksi,” sebutnya. Berdasar keterangan yang diberikan para saksi, ter masuk saksi ahli, jelas dia, pembangunan gedung dua lantai di RSUD Genteng itu terindikasi kuat ada penyimpangan sebesar Rp 350 juta. Karena itu, kasus tersebut akan diproses hingga pengadilan. “Berdasar keterangan saksi dan bukti yang
ada, dugaan ada penyimpangan cukup kuat,” sebutnya. Dugaan penyimpangan dalam proyek tersebut, masih kata dia, adalah mengenai penggunaan anggaran dan penyimpangan da lam pelaksanaan. Proyek yang dikerjakan, sebut dia, di duga tidak sesuai rencana anggaran pelaksanaan (RAP). “Kita temukan ada dua dugaan penyimpangan,” cetusnya. Kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, jaksa asal Surabaya itu menyebut, kasus dugaan ko rupsi itu ditangani cukup hati-hati, sehingga terkesan
lama. Meski lama, tapi bukan berarti tim akan menghentikan proses hukumnya. “Ada yang mengembuskan rumor bahwa kasus ini akan dihentikan, juga ba nyak yang akan menjadi pahlawan,” katanya sambil tertawa. Selama pengusutan dilakukan, Djoko menyebut ada sejumlah orang yang datang ke gedung kejaksaan dan RSUD Genteng. Orang itu mengaku bisa menghentikan perkara yang sedang diusut tersebut. “Mereka itu akan jadi pahlawan kesiangan,” katanya. (abi/c1/bay)
Mendukung Penghijauan n LAHIR... Sambungan dari Hal 32
ISTIMEWA
Berdoa di Makam Pendiri Pesantren n DIKALUNGI... Sambungan dari Hal 25
Sejak pintu gerbang pesantren di Jalan Raya Banyuwangi, masyarakat sekitar sudah berdiri di pinggir jalan untuk menyambut kedatangan Ning Sari dan Kiai Zaim. Semakin dekat ke pesantren, warga semakin banyak. “Yang direncanakan menyambut sebenarnya hanya santri putra dan putri. Namun, ternyata banyak warga umum yang hadir ke pesantren untuk menyaksikan langsung Kiai (Azaim) dan Ning (Sari) yang baru tiba dari Makkah,” ungkap Ririn Junaidah Wasi’an, asisten ibunda Ning Sari, Nyai Hj. Djuwairiyah Fawaid. Begitu tiba di pesantren, rombongan langsung menuju Asta (kompleks pemakaman ke luarga pendiri dan pengasuh P2S2 Sukorejo) di sebelah barat Masjid Jamik Ibrahimy. Di tempat inilah, Kiai Azaim dan Ning Sari didampingi Nyai Djuwairiyah, Nyai Uswatun Hasanah, dan sejumlah ang-
gota keluarga berdoa. Selain itu, mereka juga melakukan tabur dan penancapan bunga sedap malam di Makam KHR. Syamsul Arifin, KHR. As’ad Syamsul Arifin, KHR. Ahmad Fawaid, KHR. Dho wir Munawwar, Nyai Hj. Zainiyah As’ad, Nyai Ummu Hannik, dan Nyai Mukarromah. Setelah itu, Kiai Azaim memberikan sambutan dan meminta doa agar diberi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Dari Asta, rombongan menuju kediaman Kiai Fawaid. Di sepanjang perjalanan dari Asta menuju rumah yang kini menjadi tempat kediaman Ning Sari dan Kiai Zaim itu berjajar ribuan manusia membentuk pagar betis. Di bagian paling depan adalah Hadrah Al-Badar. Kedua mempelai turun dari mobil yang ditumpangi di sebelah timur kediaman Kiai Fawaid. Setelah itu, mereka berjalan sekitar seratus meter. Nah, di tengah perjalanan itu, dr. Hj. Nyai Khoiriyah (istri Kiai As’ad) datang menyambut sembari
mengalungkan serban berwarna pu tih bercampur oranye kepada kedua mempelai. Serban itu milik Kiai As’ad. Usai membaca Selawat Mahallulqiyam dan memberikan sambutan, Kiai Zaim dan Ning Sari melakukan pemotongan bunga di depan pintu masuk rumah. Rumah itulah yang akan menjadi tempat mereka mengarungi bahtera. Nyai Djuwairyah melalui asistennya, Ririn Junaidah Wasi’an, mengaku sangat bahagia atas pernikahan putri semata wayangnya dengan Kiai Azaim. “Nyai (Djuwairiyah) memohon doa kepada semuanya agar Ning Sari mampu menjadi istri yang saleha dan segera diberi keturunan yang saleh dan saleha juga,” terangnya. Yang tak kalah penting, kata Ririn, Ning Sari dan Kiai Zaim diharapkan mampu meneruskan perjuangan dan cita-cita pendiri dan pengasuh P2S2 Sukorejo. “Mampu mengembangkan pesantren ini ila yaumil qiyamah,” terang Ririn. (c1/bay)
Siswanto mengakui, pi haknya sudah menyuarakan keprihatinan terhadap banyaknya lahan di daerah pegunungan di Kecamatan Pesanggaran dan sekitarnya, yang nyaris habis
di jadikan ladang tambang emas. Ada banyak aktivitas penambangan liar yang dilakukan tanpa mengindahkan kaidah hi drologi atau ketersediaan sumber air. Itu akan me rugikan warga di sekitar lokasi penambangan emas. “Khusus lahan yang sudah
telanjur ditambang oleh masyarakat, seharusnya pe merintah menegaskan agar segera dilakukan konservasi. Konservasi sangat penting dalam mengembalikan ekosistem alam yang sudah rusak,” jelas lelaki asal Kecamatan Gambiran itu. (azi/c1/bay)
Skill dan Fisik Harus Mumpuni n JEMBATAN... Sambungan dari Hal 32
Khusus kegiatan rock-climbing, selama ini para pengurus dan anggota Hipaba memiliki satu tempat favorit yang cukup menantang, yaitu jembatan kereta di Desa Tambong, Kecamatan Kabat, yang memiliki ketinggian sekitar 12 meter. Saat mengikuti kegiatan ini, para peserta latihan gabungan harus terampil tali-temali dan menggunakan alat pengaman tubuh. Itu sebagai sarat utama untuk melakukan repling dan prusiking. Dengan kondisi fasilitas yang kurang memadai untuk melakukan repling dan prusiking, Hipaba sengaja memilih jembatan besar, seperti jembatan talang di Kecamatan Bangorejo atau Jembatan Tambong di Ke camatan Kabat milik PT
HIPABA FOR RaBa
GAYA MANDARIN: Salah satu anggota HIPABA melakukan repling dengan posisi kepala di bawah di Jembatan Desa/Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi.
KAI. “Kedua jembatan itulah yang sering digunakan sebagai sarana repling maupun prusiking,” sebutnya. Acara tersebut diadakan sebagai bentuk pembelajaran dan pembinaan terhadap anggota Hipaba yang rata-rata didominasi pelajar SMA sederajat. Berbagai ilmu yang di bagikan kepada peserta dalam latihan gabungan,
antara lain rock climbing, repling, dan prusiking. Hampir di setiap latihan gabungan yang diadakan Hipaba, peserta banyak yang memilih belajar repling dan prusiking. “Hal itu dipicu adanya uji ketangkasan dan keberanian yang membutuhkan keterampilan dan fisik yang baik,” kata Siswanto. (azi/c1/bay)
MINGGU l 6 JANUARI 2013 l HALAMAN 32
Serunya Repling dan Prusiking Memacu Adrenalin Sekaligus Uji Nyali REPLING dan prusiking menjadi kegiatan paling favorit dalam setiap latihan gabungan Himpunan Pencinta Alam Banyuwangi (Hipaba). Karena kegiatan tersebut dianggap bisa memacu adrenalin para peserta. Repling adalah meluncur dari ketinggian dengan peralatan tali. Sedangkan, prusiking adalah naik dari dataran menuju ketinggian dengan peralatan tali. Dua kegiatan itu me rupakan olahraga yang me nantang untuk menguji mental sekaligus uji nyali pe-
serta. Sebab, begitu melihat ketinggian jembatan dan tebing, rata-rata nyali para peserta, khususnya anggota baru, langsung nyiut. Namun, setelah diberi p emahaman dan teknik repling dan prusiking, para anggota baru tersebut akhirnya mulai memberanikan diri untuk mencoba. “Meski terkadang mereka masih terlihat ketakutan melihat ketinggian,” kata Sekretaris Hipaba, Erwin. Bagi para pemula, ketinggian repling rata-rata 12 meter dan prusiking sekitar 10 meter. Tidak mudah menumbuhkan mental berani pada para pemula. Sebab, sebagian mereka kurang
memahami tentang teknik repling dan prusiking. “Bahkan kebanyakan mereka dibayangi rasa takut,” ujar Erwin. Namun, setelah beberapa kali praktik, mereka akan terbiasa. Bahkan, ada yang melakukan dengan gaya-gaya tertentu. Misalnya gaya Mandarin, yaitu saat melakukan repling, posisi kepala di bawah dan kaki di atas. Selain itu juga ada gaya Australia, yaitu hanya melakukan repling hanya mengandalkan satu ikatan tali yang diikat di belakang pinggang. “Gaya ini mirip orang terbang. Semakin sering berlatih akan semakin banyak menguasai gaya-gaya lain,” pungkasnya. (azi/c1/bay)
Jembatan Gumitir Paling Disukai SALAH satu kegiatan yang cukup menarik dan menantang para anggota Hipaba adalah repling atau peluncuran dari ketinggian dengan peralatan tali atau karmantel. Kegiatan yang juga tak kalah menarik dan menantang adalah prusiking, yaitu naik dari dataran su ngai menuju ketinggian jembatan dengan alat tali. Ada juga rock-climbing atau panjat tebing dengan ketinggian tertentu. Tiga kegiatan tersebut biasanya dilakukan di tempat-tempat yang
AU ST RA LIA ST YL E: Se or an g An gg ot a Hi pa ba me lak uk an rep lin g de ng an sa tu ika tan di belakang pinggang.
memiliki ketinggian tertentu, seperti jemba tan Sungai Kalibaru di Desa /Kecamatan Bangorejo yang memiliki ke tinggian sekitar 15 meter. Selain itu, juga di jemba tan kereta api (KA) di Gunung Gumitir, perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Jember, yang memiliki ketinggian se kitar 25 meter. “Dua tempat itu biasa kita guna kan untuk kegiatan repling dan prusiking,” kata Ketua Hipaba, Siswanto n Baca Jembatan...Hal 31
Lahir 1983 di Alas Purwo
HIMPUNAN Pencinta Alam Banyuwangi (Hipaba) berdiri sejak 25 Desember 1983 silam. Deklarasi pembentukannya berlangsung di Taman Nasional Alas Purwo, yang saat itu masih menjadi satu lembaga dengan TN Baluran. Sejak itu, Hipaba terus mengibarkan benderanya. Dari tahun ke tahun, anggota yang bergabung terus bertambah banyak hingga saat ini mencapai 68 club pencinta alam di Kabupaten Banyuwangi. Pengurus Hipaba terus melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai kegiatan dan aktivitas. FOTO-FOTO: HIPABA FOR RaBa
ADU NYALI: Para cewek anggota Hipaba saat akan turun dari ketinggian 15 meter jembatan di Gunung Gumitir di perbatasan Banyuwangi-Jember.
Forest Kids Safura, si Kecil yang Jago Panjat Tebing Forest Kids Safura, siswa kelas 2 SDN 1 Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, adalah salah satu anggota binaan Himpunan Pencinta Alam Banyuwangi (Hipaba). Meski masih sangat belia, dia tergolong pemberani dan memiliki nyali besar. USIANYA memang baru delapan tahun. Tetapi, bocah tersebut sudah beberapa kali mengikuti repling dan panjat tebing. Bahkan, dia sudah berani panjat tebing sampai ketinggian tujuh meter di Jembatan kereta api di Desa Tambong, Kecamatan Kabat. Kali pertama mengikuti repling di jembatan sungai Kalibaru di Desa/Kecamatan Ba ngorejo, Forest masih berusia enam tahun. “Awalnya dia masih kita gendong belajar turun dari ketinggian. Dia sempat takut bahkan sampai menangis,” kata Ketua Umum Hipaba, Siswanto. Namun, setelah beberapa kali ikut praktik dan digendong, Forest justru ketagihan mengikuti kegiatan yang cukup menantang ter sebut. Sehingga, semakin lama, dia semakin berani melakukan repling dan panjat tebing sendirian tanpa digendong para seniornya. “Awalnya dia kita latih di ketinggian tiga meter, terus lima meter, dan sekarang sudah berani sampai tujuh meter,” tandasnya. Selain Forest, Hipaba juga memiliki beberapa anak SD yang memiliki keberanian serupa. “Mereka akan terus kita bina. Harapannya, setelah dewasa, mereka benarbenar menjadi kader pencinta alam yang baik,” harapnya. (azi/c1/bay)
BERBAKAT: Forest Kids memanjat dinding dengan ketinggian tujuh meter di Jembatan Tambong, Kecamatan Kabat.
Ketua Umum Hipaba, Siswanto, berharap ada banyak lagi kelompok pencinta alam yang fokus pada kelestarian lingkungan demi menekan dampak pemanasan global. Menurutnya, aksi penanaman pohon yang digelar pencinta alam Banyuwangi bulan lalu merupakan langkah tepat dan layak dijadikan teladan bagi banyak pemuda di Banyuwangi. “Langkah menabung oksigen dengan cara menanam pohon ini sekaligus menepis anggapan banyak orang yang menyebutkan bahwa pemuda masa lalu cenderung tidak peduli terhadap lingkungan,” jelasnya n Baca Lahir...Hal 31