Radar Banyuwangi 9 Desember 2012

Page 1

9 DESEMBER

29

TAHUN 2012

Siswa SMA Diimbau Tes Darah Dampak Pelajar Urunan untuk Booking PSK SITUBONDO - Kabar sejumlah pelajar SMA/ SMK yang melakukan “arisan” untuk membooking pekerja seks komersial (PSK) mendapat perhatian serius Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Situbondo. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Jalan Madura, Situbondo, itu

PSK Hadiah "Arisan" Menghilang Baca Halaman 31

mengimbau agar sekolah melakukan tes darah terhadap para siswa. Hal tersebut disampaikan Kepala Dispendik Fathorrachman saat melakukan konferensi pers Jum’at (07/12) lalu. Dalam acara yang digelar sekitar pukul 10.16 di ruang kerjanya itu, Fathorrachman mengaku baru mengetahui kabar miris dari dunia pendidikan tersebut. “Ini sangat memprihatinkan; ada siswa setingkat SMA yang ditengarai membooking PSK secara bergantian.

Saya baru tahu setelah ada berita. Namun, sampai saat ini tidak ada siswa di Kabupaten Situbondo yang diketahui berbuat seperti itu. Jadi, saya kira kabar ini masih belum jelas,” terangnya didampingi Kabid Dikmen, Dwi Totok Iriyanto, dan Sekretaris Dispendik, Ateng Djaelani. Begitu mendengar kabar “arisan” PSK, Fathorachman mengaku langsung melakukan kroscek ke sejumlah pihak ■

Baca Siswa...Hal 35

Lihat Tanjakan, Spontan Teriak Masyaallah! LICIN - Etape kedua International Banyuwangi Tour de’Ijen (BTDI) tampaknya menjadi lintasan neraka bagi para pembalap. Banyak pembalap yang gagal menaklukkan sejumlah tanjakan menuju Gunung Ijen. Pada etape kedua tersebut, peserta BTDI menempuh rute sepanjang 147,4 kilometer (Km) dengan start di Kecamatan Kalibaru dan finis di Paltuding, Gunung Ijen. Selama perjalanan Kalibaru-Banyuwangi, para pembalap lancar-lancar saja. Tantangan berat mulai menghadang mereka saat memasuki Kecamatan Licin, tepatnya di jembatan Jelun. Saat itu, para pembalap sudah mulai ngos-ngosan menghadapi tanjakan yang tajam. Awalnya, para pembalap berombongan. Namun, setelah memasuki Kecamatan Licin, mereka mulai bercerai-berai. Ada beberapa pembalap yang mulai tertinggal jauh dari peserta lain ■ Baca Lihat...Hal 35

SYAIFUDDIN MAHMUD/RaBa

AMPUN: Pembalap Plan B Racing Australia mengalami kram kaki kemarin.

Penumpang Pesawat Melonjak

SYAIFUDDIN MAHMUD/RaBa

MOGOK: Kap mesin mobil Nissan Xtrail berasap di Erek-erek, Gunung Ijen, kemarin.

SEMENTARA itu, ajang balap sepeda internasional Banyuwangi Tour de’Ijen (BTDI) yang digelar mulai Jumat (7/12) hingga Minggu besok (9/12) membawa berkah bagi penerbangan Surabaya-Banyuwangi. Penumpang pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) dan Wings Air mengalami kenaikan. Selama balapan tingkat internasional itu digelar, penumpang kedua maskapai itu cukup tinggi. Malah, peningkatan penumpang sudah terlihat sebelum BTDI dilaksanakan. “Ada tren kenaikan penumpang setiap ada kegiatan di Banyuwangi,” cetus Kepala Bidang Perhubungan Udara dan Laut (Bid Hubula) pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informatika (Dishubkominfo) Banyuwangi, Ali Ruchi, kemarin (8/12). Saat ada lomba balapan, jelas Ruchi, penumpang Pesawat Merpati dan Wings Air ju-

rusan Surabaya-Banyuwangi ada kenaikan. Pihaknya yakin kenaikan jumlah penumpang itu karena mereka akan melihat BTDI. “Penerbangan Banyuwangi-Surabaya juga ramai,” katanya. Dari laporan yang diterima, jelas dia, maskapai Wings Air dengan jurusan Surabaya-Banyuwangi setiap Selasa, Kamis, Jumat, dan Minggu, mulai ada pelonjakan penumpang sejak Selasa (4/12). Pesawat dengan daya angkut 72 seat itu, jumlah penumpang Selasa lalu 65 orang. “Padahal, penerbangan pada Minggu (2/12 masih 49 orang,” terangnya. Penumpang Wings Air dengan jurusan Surabaya-Banyuwangi sebanyak 60 orang lebih ini, jelas dia, berlangsung hingga Jumat (7/12). “Untuk penerbangan jurusan BanyuwangiSurabaya juga menunjukkan tren kenaikan yang cukup signifikan selama ada BTDI,” katanya ■ Baca Penumpang...Hal 35

SYAIFUDDIN MAHMUD/RaBa

TAK KUAT: Pembalap Iran menuntun sepedanya di Erek-erek Gunung Ijen.

Mesin Mobil pun Ngebul SEMENTARA itu, tidak hanya pembalap yang gagal naik di tanjakan Erek-erek, lereng Gunung Ijen, kemarin (8/12). Beberapa kendaraan juga mengalami gangguan saat mendaki jalur tersebut. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebutkan, tiga mobil yang membawa rombongan wartawan lokal dan jurnalis asing gagal naik. Walau demikian, para wartawan itu masih bisa meliput BTDI. Setelah gagal naik di tanjakan Erek-

erek, rombongan wartawan tersebut akhirnya mencari kendaraan sendiri-sendiri agar bisa sampai Paltuding yang menjadi lokasi finis. Kendaraan warga yang menyaksikan BTDI juga ada yang meledak dan nyaris terbakar karena tidak kuat di tanjakan. Untungnya, kendaraan itu tidak sampai terbakar. Sementara itu, warga yang menggunakan kendaraan roda dua sukses melewati beberapa tanjakan yang ada di sepanjang hutan tersebut. (afi/c1/bay)

Misnadi Pimpin Peradi Banyuwangi POLITIK

Verifikasi Tujuh Parpol BANYUWANGI - Keputusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar verifikasi faktual terhadap sejumlah partai politik (parpol) calon peserta Pemilu 2014 yang sebelumnya dinyatakan tidak lolos verifikasi administrasi, langsung direspons KPU Banyuwangi. Kali ini, KPU Banyuwangi membenDOK. RaBa tuk tiga tim untuk Suherman mendatangi kantor parpol guna melakukan verifikasi faktual. Tim pertama yang dipimpin seorang komisioner KPU Banyuwangi, Suherman, mendatangi kantor Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Serikat Rakyat Independen (SRI), Partai Damai Sejahtera (PDS), dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Kantor DPC ketiga parpol tersebut berlokasi di wilayah Kecamatan Banyuwangi. Tim kedua melakukan verifikasi di kantor DPC Partai Karya Republik (Pakar) di Kecamatan Singojuruh, dan Partai Buruh di Kecamatan Songgon ■ Baca Verifikasi...Hal 35 http://www.radarbanyuwangi.co.id

BANYUWANGI - Setelah melalui pemilihan cukup ketat di hall Mendut Regency, Banyuwangi, kemarin (8/12), Misnadi akhirnya terpilih menjadi ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Banyuwangi periode 2012-2016. Misnadi terpilih setelah mendulang 23 suara. Rival terkuatnya, Moch. Djazuli, mendapat 14 suara. Satu calon lain, Ribut Puryadi men-

dadak mengundurkan diri menjelang pemilihan. “Saya menarik diri dari pencalonan,” cetus Ribut. Selain memilih Misnadi sebagai ketua DPC Peradi Banyuwangi, rapat advokat tersebut menetapkan Syarifudin Taher sebagai ketua penasihat bersama Bambang Tarto dan Oesnawi. “DPC Peradi telah lahir, dan proses kelahirannya berjalan dengan baik,” cetus Ketua DPC Peradi Jember, Zaenal Marzuki, kemarin.

Menurut Zaenal, para advokat Banyuwangi selama ini masih bergabung dengan DPC Peradi Jember. Selain itu, advokat dari Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, dan Situbondo, juga masih gabung dengan DPC Peradi Jember. “Saya berharap DPC Peradi Banyuwangi yang baru lahir ini bisa memperkuat Peradi secara nasional dan lokal,” harapnya ■ Baca Misnadi...Hal 35

AGUS BAIHAQI/RaBa

GANDENG: Misnadi dan rivalnya, Djazuli, di hall Mendut Regency, Banyuwangi, kemarin.

Tatok Hadiyanto, Juara Tenis Meja Tunadaksa

Ingin Dapat Mitra Tanding Robot Kaki cacat tidak mematahkan semangat Tatok Hadiyanto menjalani hidup. Berbekal tekad yang kuat, dia pun kerap menyandang gelar juara tingkat ASEAN. Tahun depan, dia siap berlaga di Vietnam. NUR HARIRI, Situbondo SORE itu pria yang tinggal di Situbondo sejak tahun 1980 itu sepertinya merasa sepi. Dia hanya berteman dua kruk aluminium di

ruang tamu rumahnya. Namun, tetap saja ada semangat yang tersirat dalam menghadapi even besar di Vietnam 2013 mendatang. Sejumlah persiapan dan latihan tenis meja menggunakan kursi roda terus dilakukan bersama komunitas tunadaksa. Selain itu, lelaki tersebut juga mengajukan sebuah robot kepada Pemerintah Kabupaten Situbondo untuk menopang latihan tenis meja kursi roda. Sebenarnya, laki-laki kelahiran Jember 46 tahun silam itu selalu bermain tenis di rumahnya di Jalan Mawar, Kelurahan Patokan, Situbondo. Dengan kedua kakinya yang patah, dia terus belajar hingga pada 2010 lalu dia memutuskan ikut kejuaraan nasional ■ Baca Ingin...Hal 35

Dispendik Situbondo imbau siswa SMA jalani tes darah

Kapan giliran Dispendik Banyuwangi?

Dampak Tour de’Ijen, penumpang pesawat melonjak

Lebih seru kalau pesawatnya lewat di atas Ijen

NUR HARIRI/RaBa

CHAMPION: Tatok Hadiyanto memamerkan koleksi medali dan piagam. email: radarbwi@gmail.com/radarbwi@jawapos.co.id


30

Minggu 9 Desember 2012

Aniaya Guru, Wali Murid Dipolisikan

AGENDA KOTA

Kiai Tamim Sofyan di Pengajian Ad Dhuha PENGAJIAN Ad-Dhuha yang digelar di Masjid Agung Baiturrahman (MAB) Banyuwangi hari Minggu ini (9/12), akan berlangsung istimewa. Panitia pengajian tersebut akan menghadirkan pembicara KH. Moh. Tamim Sofyan dari Situbondo. Sementara itu masih di tempat yang sama, pergelaran seni hadrah pada malam harinya. (*)

SITUBONDO - Diduga menganiaya guru, wali murid berinisial JH, 32, warga Desa/ Kecamatan Asembagus, dilaporkan polisi kemarin (8/12). Pelapornya adalah Herlina Andayani, 35, seorang guru SD Negeri 01 Asembagus, Situbondo. Guru itu mengalami lebam di pelipis kiri. Selain itu, korban juga mengaku pusing setelah kepalanya bagian belakang dipukul menggunakan tangan kosong. Data yang berhasil dikumpulkan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, pemukulan itu berawal saat wali murid itu menjenguk anaknya di SD Negeri 01 Asembagus. Karena saat itu dalam kegiatan proses belajar, korban meminta wali murid tersebut tidak menjenguk anaknya terlebih dahulu. Saat itu, wali murid merasa dihalang-halangi. Dia pun emosi dan langsung memukul kepala dan pelipis guru

tersebut. “Penganiayaan itu dilakukan di depan umum, yakni dilakukan di kantin sekolah, sehingga saya terpaksa melaporkan kasus pemukulan ini kepada polisi,” kata Herlina Andayani s aat m e l a p o r k e Polres Situbondo. Dikonfirmasi, Kasubag Humas Polres Situbondo AKP Wahyudi, membenarkan adanya laporan kasus penganiayaan tersebut. Dikatakan, setelah mendapat laporan, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan. “Atas laporan penganiayaan itu, kami langsung melakukan penyelidikan dan akan meminta keterangan sejumlah saksi,” ujar AKP Wahyudi. Ditambahkan, jika nanti terlapor terbukti melakukan penganiayaan, maka akan dikenai sanksi. “Atas laporan tersebut, terlapor dapat d i j e ra t Pa s a l 3 5 2 KU H P, yakni tentang penganiayaan ringan,” tegas AKP Wahyudi. (rri/c1/bay)

• BMW 318i ‘03 •

• Daihatsu Xenia ‘10 •

Dijual BMW 318i '03 km74ribu seperti baru, hitam, tiptronik, Rp 155 juta. Kijang Innova diesel '05 type V auto matic, hitam Rp. 185juta. BU. Hubungi 081230400909

Dijual Daihatsu Xenia F600 RV- GMDF JJ tahun 2010, hitam metalik, harga 117,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

• Grand Livina ‘07 •

• Kijang Innova ‘05 •

• Cuci Gudang Daihatsu •

Dijual Nissan Grand Livina XV 1.5MT tahun 2007 abu-abu tua metalik, harga 149,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Toyota Kijang Innova E XW41 (solar) tahun 2005, soul gold, harga 129,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

• Bisnis Bergaransi •

Terios disc 12jt, Xenia disc 9jt, Luxio 15jt, Grandmax 7jt, Xirion 13jt, buruan barang ready stock. Hub: Vira 081336244377

• Kijang LGX ‘04 •

• Suzuki APV DLX ‘10 •

Ibu2 mau bisnis bergaransi tnp rugi? Jualan tas ibu2 saja. Hub: 081236550459

SITUBONDO

Dijual Toyota Kijang LGX KF 80 STD tahun 2004, hitam metalik, harga 127,5 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

Dijual Suzuki GC 415V APV DLX tahun 2010, hitam metalik, harga 115 juta nego, barang istimewa, bisa cash/kredit, hubungi (0333) 631526, 635176, 0811351148

• Honda Jazz idsi ‘06 •

• Grand Vitara JLX ‘07 •

Dijual Honda Jazz tahun 2006 idsi manual, silver harga 125 juta, barang istimewa, bisa cash /kredit atau tukar tambah, hubungi 082142194111 - 081335897888

Dijual Grand Vitara JLX tahun 2007, harga 165 juta, barang istimewa, bisa cash /kredit atau tukar tambah, hubungi 082142194111 - 081335897888

SIGIT HARIYADI/RaBa

RAPATKAN BARISAN: Okto (dua dari kiri) dan Hoiron (kanan) berdiskusi dengan para relawan peduli HIV/AIDS Banyuwangi kemarin.

Lintas Elemen Bahas HIV/AIDS

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI - Dari waktu ke waktu, penyebaran penyakit HIV/AIDS di Bumi Blambangan semakin memprihatinkan. Sampai akhir Oktober 2012, jumlah warga yang terjangkit HIV sudah mencapai 1.292 jiwa. Ironisnya, tidak ada satu kecamatan pun di Banyuwangi yang nihil penderita virus yang menyerang kekebalan tubuh tersebut. Menyadari fenomena itu, lintas elemen di Banyuwangi mulai merapatkan barisan untuk bersama-sama menanggulangi penyebaran penyakit mematikan tersebut. Salah satunya diwujudkan melalui workshop Exit Strategy bertajuk “Optimalisasi Peran Jejaring dalam rangka Penanggulangan HIV dan AIDS yang Berkesinambungan” di rumah makan Cengkir Gading, jalan Brawijaya, Banyuwangi,

kemarin (8/12). Workshop yang digagas oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jatim dan Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS) tersebut diikuti oleh lintas elemen masyarakat. Di antaranya, Banyuwangi Community Support (BCS), Kelompok Pemuda Peduli Masyarakat (KP2M), Forum Mahasiswa untuk Demokrasi dan Advokasi (Fomuda), Jaringan Aksi Perubahan Indonesia (JAPI), Ikatan Pemuda Perawat Banyuwangi (IP2B), serta Kelompok Mahasiswa Peduli AIDS (KMPA) yang berasal dari Untag Banyuwangi, Uniba, STIB, UBI, dan Staida. Direktur PKBI Jawa Timur, Okto Reno mengatakan, kondisi terkini jumlah penderita HIV di Bumi Blambangan ter-

banyak berasal dari kalangan ibu rumah tangga. “Karena itu, upaya penanggulangan HIV/ AIDS perlu dukungan dari semua pihak, termasuk PKK, darma wanita, tokoh agama, dan lain sebagainya. Niat kita bersama adalah menyelamatkan ibu dan anak dari bahaya HIV/AIDS,” ujarnya. Menurut Okto, melalui workshop kemarin, penguatan jejaring baik dari unsur mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat (LSM), maupun kelompok kerja yang aktif di lokalisasi, diharapkan bisa tercapai. Selanjutnya, jejaring tersebut perlu menyinergikan langkah dan berbagi peran dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) n

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Baca Lintas...Hal 36

• Apoteker •

• Gracindo Centratama •

• Jl. Adi Sucipto •

• Toko dan Rumah •

• Carry Pick Up ‘88 •

Dibutuhkan segera Apoteker, sebagai penanggungjawab Apotek. Syarat lulusan sarjana Apoteker, mempunyai Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA). Hubungi: 085236774678

Membutuhkan: Marketing (D3), Sales Penjualan, Sopir (B2 umum), Security, Administrasi, Operator Produksi (diutamakan STM jurusan Elektro). Lam krm: CV. Gracindo Centratama, Jl. Raya Jember Banyuwangi KM 7,5 Desa Kedayunan Kabat Banyuwangi (0333) 635423 - 635424

Djl rmh 2Lantai Jl. Adi Sucipto LT 1742m2 LB 600m2 Strategis Hub. 08123461944

Jual toko Jl. Brawijaya 53 Bwi, LB 15x12 m2 & rmh Jl. Ikan Sadar 80 Bwi LT 140 m2, 3kmr tdr, halm luas. 08122721575

Jual Carry Pick Up ‘88, putih (cat baru) harga nego, Hub: 082331488668

• Admin • Prusahaan sdg brkmbang bth tng Admin handal & inovatif, pria max 30th, min SMA/sdrjt, bsa kmptr & akntsi, kmnikatif. Lam lgkp: Bpk Iwan Wijaya, d/a. Depot Mitra, Jl. Kapten Piere Tendean 21 Bwi

BANYUWANGI • BPKB • HlgBPKBNopolP2487XH,an.AhmadRamdhan. Karimun Jawa Gg Nanas 27 RT01/04 Lateng

• STNK • Hlg STNK Nopol P 4771YY, an. Hj. Djirzanah, Jl. Candi Simping 09 02/01 Penganjuran Hlg STNK Nopol P 6381 YY, an. Sukarsih, Talunrejo RT02/04 Sembulung, Cluring

• Dibutuhkan Segera • PT GIM Maintanence Liqiud Petrolium bth professional yg handal & inovatif utk mengisi jabatan: Technisi, SPV, Marketing, OB. Kualifikasi Pria/Wanita maks 30th. Min SMA sdrjt. Komunikatif, mmpu brorganisasi & mmbangun tim kerja. Suka tantangan. Brsedia ikut Test (GRATIS). Lmrn lkp ke: HRD PT GUNA INDAH MAKNUR, Jl. Letnan Sanyoto Gg. I No. 32B Utara Makam Pahlawan Bwi. (50 Plamar prtma diprioritaskn)

• Rumah Cantik Murah • Djl rumah cantik murah, pasaran 500 jt djl 400jt. Lok: Perum Permata Genteng AA01, bs byar 1/2 sisa 2 th lg. Bs diangsr 1 th tnp bunga. Trbtas 1 org pmbeli, lgsg ada pnyewa. Frendas 081999025178

• Mutiara Blambangan • Dijual 2 Ruko gandeng di Mutiara Blambangan (Barat Bank Mandiri) Hubungi 0333-7751000

• Jl. Agus Salim •

• Jl. Ikan Gurami •

Dijual Ruko 2Lt, lok Jl. KH. Agus Salim blkg Untag, Bwi. Hub: 081233669969

Dijual rmh Jl. Ikan Gurami 20 LT894 LB515, SHM, hub: 08175214082 / 08883855586

• Toko + Rumah Genteng •

• Perum Mendut Hijau • Djual rmh Perum Mendut Hijau Blok B no 1-2, dpn Pos Satpam, sertifikat SHM IMB, hubungi: 081937620001 / 082141147299

Djl Toko+rumah tkt2, full prabot, strtgs. Jl. Kembar Lt 310/490m2, uk. 10x31m, marmer, ksn jati, Tk Sriwijaya Jl. Gajahmada 274 GtgBwi. H. Sugiarto, 081233499888, 03170338181

• Terapis/Penghusada •

PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan baris secara resmi di Radar Banyuwangi.

• Avanza & Rumah • Djl Avanza G htm ‘09 & Djl rmah Brawijaya Asri B4 Kebalenan SHM 085746365778

• Prima Mobil • Ready PU, GrandMax1.5'2011, 1.3'2011, 1.3'2012.Kjg Innova slr G'08, Avanza G'11,APV GX'05. Cash/kredit. Hubungi: Devi 085258665239/0333411655. Dapatkan hadiah lgsung TV/HP

• Daihatsu Taft GT ‘94 • Dijual Taft GT 1994 hitam mulus 75 juta, velg racing & ban besar. H: 081249689188

DENPASAR

Nakamura The Real Japanese Complementary Klinic bth:Terapis/Penghusada, Pa/Pi, min SMU/ K/D1/D3, max 30, pnglmn tdk diutmkn, Fas: Mess,AC,dpttemanbnyk.Krm:Jl.GatotSubroto TengahNo.319A,DenpasarTimur 085647443765

• Kijang Krista ‘01 • Dijual Kijang Krista Diesel ‘01, silver, 116 juta bisa nego. Hub: 081358979111

BANYUWANGI BANYUWANGI • Selep & Mesin Temes • • Tanah Strategis • Lokasi Banjarsari, pinggir jalan, cocok utk perumahan/ dikavling, luas 2600m2, harga 1,5M. Bisa bayar separoh, separohnya 1thn lagi. Hubungi pemilik. Ita 085785087588

Dijual selep & mesin Fuso mrh L2935m2, hrg 135jt.Djl msinTemes mrh nego 081336596124

• Kijang ‘91 • Dijual Kijang 91 Long + Audio Manual, abu2 metalik, 58jt. Hub: 082335597000

• Tanah Kalipuro •

• Jual Proyektor BENQ •

• Kijang ‘91 •

Dijual tanah 20x20m Kalipuro, Jati unggul 200 batang umur 3 tahun, harga 150ribu/ m2 nego. Hubungi. 08229677868

Djl proyektor BENQ MW 512 Sepc 2800 lumens, Barunya 7jjt. Jual Rp. 4jt msh ada garansi spt baru. Hub 081249400460

Djl Kijang ‘91 P Silver, hrg 47,5jt & Kijang LGX ‘03 P Jbr 1,8 cc. Pajak br, biru, hrg 135jt. H: 081335292597 / 087757767416

• Dicari Lahan Min 1Ha • Dcri lahan min 1 Ha utk kerjasama tanam sengon sgt menguntungkan, semua biaya kami tanggung. Hub: 082334560960

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono. Redaktur Pelaksana: Syaifuddin Mahmud. Redaktur: Ali Sodiqin. Koordinator Liputan: Agus Baihaqi. Staf Redaksi: AF Ichsan Rasyid, Abdul Aziz, Niklaas Andries,Sigit Hariyadi, Ali Nurfatoni (Banyuwangi), Edy Supriyono, Nur Hariri (Situbondo). Fotografer: Galih Cokro Buwono. Editor Bahasa: Minhajul Qowim. Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis, Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja. Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Benny Siswanto. Iklan: Sidrotul Muntaha, Tomy Sila, Yusroh Abdillah. Desain Iklan: Mohammad Isnaeni Wardan. Keuangan: Citra Puji Rahayu. Kasir: Anissa Windyah Sari. Pemasaran: PENDORONG PERUBAHAN DAN PEMBARUAN Gerda Sukarno Prayudha, Iwan Setiono, Samsuri (Situbondo). Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti. Perpajakan: Cici Irma Setyani. Administrasi Biro Situbondo: Dimas Ayu Dewi Fintari. Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Direktur: A. Choliq Baya. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Biro Genteng: Jalan Raya Jember nomor 36 Genteng, Telp: (0333) 845860. Biro Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982. Email: radarbwi@jawapos.co.id, radarbwi@yahoo.com, radarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Tarif Iklan Display: hitam putih Rp 22.500/mmk, berwarna depan Rp 35.000/mmk, berwarna belakang Rp 30.000/mmk, Iklan Baris Umum: Rp. 22.000/baris, Lowongan: Rp 50.000/baris, Sosial: Rp 15.000/mmk. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300. J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J

Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


31

Minggu 9 Desember 2012

PSK Hadiah “Arisan” Menghilang PEKERJA seks komersial (PSK) yang dijadikan objek “arisan” sejumlah pelajar di Kabupaten Situbondo merupakan perempuan yang butuh penanganan khusus dalam masalah kesehatan. Sayang, saat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Situbondo akan melakukan pendampingan pengobatan, perempuan itu sudah tak jelas rimbanya. Heryawan, anggota KPA Situbondo mengatakan, terungkapnya sejumlah pelajar yang mem-booking seorang PSK dengan cara “arisan” adalah saat dirinya mewawancarai PSK yang terjaring razia. Saat itu terungkap, selain masyarakat umum, ternyata ada sejumlah pelajar yang kerap membokingnya. “Sebenarnya bukan arisan. Kalau menggunakan kata arisan harus ada tanda kutip. Sebab, modelnya saja seperti arisan. Kenyataan di lapangan, itu patungan atau urunan. Misalnya, sekarang temannya yang A, yang akan datang yang B, begitu seterusnya mereka patungan untuk membooking PSK karena tak punya uang,” terang Heryawan. Pria berjenggot tersebut menegaskan, tidak bisa dipastikan dari mana asal pelajar tersebut, apakah dari Situbondo ataukah kabupaten tetangga. Sebab, satu-satunya indikator bahwa dia seorang pelajar adalah DOK.RaBa celananya yang berwarna abu-abu. “Selebihnya tak ada, makanya kita sangat menyayan- WAWANCARA: Ketua MUI Situbondo, KH. Syaifullah, berdialog dengan sejumlah PSK di eks lokalisasi Gunung Sampan beberapa waktu lalu. gkan kalau langsung disimpulkan itu pelajar memelintir berita. Termasuk penggunaan meninggal karena AIDS. Ada juga pelajar singkat saja. Misalnya, apakah Anda punya sudah tidak ada,” pungkasnya. Situbondo,” terang Heryawan. keluhan sakit di bagian bawah (kelamin). Pria yang menjabat sebagai Kasi PembeSejumlah eks lokalisasi di Situbondo le- kata arisan yang tidak menggunakan tanda SMP yang juga meninggal karena HIV. Heryawan mengungkapkan, PSK yang Apa selama ini pelanggan menggunakan rantasan Penyakit Dinas Kesehatan Situtaknya tak jauh dari perbatasan kabupaten kutip,” tandasnya. Kata dia, kenakalan remaja semacam itu di-booking pelajar dengan cara “arisan” kondom? Apa saja profesinya, apa juga ada bondo tersebut mengatakan, KPA kini sulit tetangga. Misalnya, eks lokalisasi Gunung sebenarnya bukan tergolong baru. Banyak tersebut membutuhkan pendampingan anak sekolah? Itu saja. Kita tidak mengata- melacak keberadaan PSK tersebut. itu sangat Sampan yang berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso atau sejumlah eks lokalisasi di kasus lain yang tak kalah menghebohkan pengobatan. Itu terungkap setelah KPA kan perempuan (yang di-booking pelajar) wajar karena 90 persen PSK di Situbondo wilayah barat yang berbatasan dengan Ka- jika terungkap. Akibatnya, pada 2012 ada melakukan wawancara seputar kondisi ke- itu kena HIV, tapi perlu kita tindak lanjuti. merupakan pendatang dari luar daerah. bupaten Probolinggo. “Jadi kita minta tidak dua mahasiswa yang berkuliah di Surabaya sehatannya. “Pertanyaan saya sebenarnya Namun, saat mau kita tindak lanjuti, dia (pri/c1/bay)

Perlu Tambah Jam Pelajaran Akhlak URUNAN mem-booking PSK yang dilakukan sejumlah pelajar mendapat perhatian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Situbondo. Pasalnya, itu sangat mencoreng predikat Kota Santri dan Bumi Selawat Nariyah yang religius yang disandang Kabupaten Situbondo. Sekretaris MUI Situbondo, Hamid Jauharul Fardli mengungkapkan, jika keadaan tersebut memang benar, maka harus menjadi perhatian semua pihak. Sehingga, akan ada langkah yang bersinergi untuk menanggulangi keadaan tersebut. “Salah satunya, sekolah menambah jam pendidikan akhlak, karena saya rasa selama ini sangat kurang. Sebab, selama ini materi akhlak melekat pada pelajaran agama yang jamnya tidak banyak. Silakan sekolah-sekolah mendatangkan pengajar akhlak di luar jam pelajaran agar pem-

bentukan karakter siswa kian sukses,” terangnya. Hamid menyayangkan komentar KPA Situbondo yang menilai tidak disertai data valid. Sebab, hasil wawancara dengan PSK tersebut sudah dilakukan tahun lalu. Perempuan PSKnya saat ini sudah tidak ada. “Jadi kita minta kepada KPA agar memvalidkan data terlebih dahulu sebelum meng-ekspose ke media, apalagi yang skalanya nasional,” kata Hamid. Sebab, komentar tanpa disertai data yang valid hanya akan mencemarkan citra pelajar Kota Santri. Padahal, pembacaan Selawat Nariyah selama ini sudah digencarkan di setiap sekolah dalam

setiap minggu. Dengan harapan, pelajar akan selalu dilindungi dan diselamatkan Allah dari kemaksiatan dan perbuatanperbuatan tercela. Sementara itu, anggota Komisi IV Situbondo, Hj. Ulfiah Rasyid mengatakan, info yang diberikan KPA seharusnya detail. “Artinya, kebenaran informasi harus bisa dipertanggungjawabkan, sehingga tidak meresahkan masyarakat. Hari ini saja sepuluh BBM (Black Berry Messenger) masuk ke saya,” terangnya. Komisi IV DPRD Situbondo, kata dia, akan secepatnya melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait agar masalahnya menjadi jelas. Sebab, sangat mencoreng dunia pendidikan. “Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) besar Dinas Pendidikan dan menjadi tanggung jawab bersama,” imbuhnya. (pri/c1/bay)

Terbuka agar Warga Waspada KOMISI Penanggulangan AIDS (KPA) Situbondo merasa perlu terbuka menginformasikan keadaan HIV/AIDS di Situbondo. Tujuannya, agar menjadi shock terapi bagi semua kalangan. Sehingga, semua pihak bisa meningkatkan kewaspadaan. “Sekarang saja, (Jumat, 07/ 12) satu orang meninggal dunia di Kecamatan Mlandingan karena HIV. Mohon maaf saya tidak bisa memberikan detail identitasnya. Yang pasti, polisi sudah memberikan perhatian terhadap kejadian tersebut,” imbuhnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Anggota KPA Situbondo, Her yawan beranggapan, keadaan sebenarnya tentang HIV di Situbondo tak perlu ditutupi. Sehingga, masyarakat tahu dan berhati-hati menjaga keluarganya dari penyakit tersebut. Jika keadaan tersebut ditutup-tutupi, masyarakat akan merasa biasa saja. Padahal, keberadaannya seperti bom waktu. “Makanya kita pasang baliho di sejumlah tempat strategis untuk menginformasikan HIV AIDS agar masyarakat paham. Tiap malam minggu kita juga kampanye di Alun-alun Situbondo, termasuk melakukan penyuluhan HIV AIDS ke sekolah-sekolah,” imbuhnya. Remaja menjadi salah satu objek konseling yang menjadi prioritas KPA. Sebab, mereka selalu ingin tahu. Khusus dalam dunia seks, mereka juga ingin mencoba-coba. Apalagi, dunia maya kini mudah mereka akses. Sehingga, keingintahuan terhadap seks kian menggebu. “Penyalurannya ya bisa den-

gan onani, mencoba dengan benda mati, dan mencoba kepada benda hidup. Puncaknya, me reka akan mencari PSK. Kalau tidak punya uang, akan mencari PSK yang murah,” ungkap konselor HIV AIDS itu. Heryawan mengakui, kondisi Situbondo yang berada di jalur Pantura (Pantai utara Jawa) sangat potensial untuk penularan penyakit AIDS. “Makanya tak bisa kita sembunyikan keadaan ini, karena justru akan be rakibat fatal. Orang akan merasa aman, sehingga HIV/AIDS kian leluasa menjalar ke mana-mana,” imbuhnya. (pri/c1/bay)

EDY SUPRIYONO/RaBa

KAMPANYE: Aktivis KPA Situbondo menyebar pamflet untuk mewaspadai penularan penyakit AIDS.

Kaus Khas Banyuwangi BELUM lengkap menjadi orang Banyuwangi sebelum mengoleksi kaus KaOsing. Belum sempurna kunjungan Anda ke Banyuwangi sebelum mengunjungi outlet KaOsing di Jalan A. Yani 93 C Banyuwangi (50 meter selatan kantor Pemkab Banyuwangi). “Akan lebih komplit lagi jika kunjungan Anda ke outlet KaOsing lalu pulangnya membeli kaus KaOsing,” ujar Tasya Madina, pengelola outlet KaOsing. Ya, KaOsing menyediakan kauskaus dengan desain spesial. Desain natural dengan tema-tema khas yang mengangkat kekayaan budaya Banyuwangi. “Itu sebabnya, KaOsing disebut produsen kaus etnik negeri Osing,” tegas Tasya. Kelebihan kaus KaOsing bukan hanya terletak pada desainnya, melainkan juga jenis kain yang dipakai. Yakni, cotton 30S. Kain jenis ini sekelas kain yang dipakai distro-distro milik orang asing

ISTIMEWA

BANGGA: Para pembeli mejeng dengan kaus produksi KaOsing.

di Bali. Meski kualitas distro modern, tapi harga kaus produk KaOsing dijamin sangat terjangkau. Tidak mahal-mahal amat. Namun demikian, masih banyak masyarakat yang menganggap kaus yang tebal (cotton 20S atau 24S) adalah yang bagus. “Padahal, itu tidak benar. Memang ada jenis kain tertentu yang tebal tapi dingin. Hanya untuk cotton berlaku rumus makin tipis makin enak dipakai. Dingin,” papar Tasya. Penasaran? Silakan langsung

berkunjung ke outlet KaOsing. Silakan pegang, rasakan sendiri kelembutan kain kaus KaOsing. Juga jangan lupa, raba sablonnya. Pasti, Anda akan mengagumi karya tim kreatif KaOsing yang asli Banyuwangi semua. Kedatangan Anda adalah apresiasi tak ternilai bagi karya kreatif Banyuwangi. Sempurnakan kunjungan Anda ke Bumi Blambangan dengan membawa pulang oleh-oleh salah satu koleksi desain kaus KaOsing. Selamat berbelanja. (adv/als)


Ingin Dimuat di Koran?

34

Rubrik Koran Pelajar (Koper) Jawa Pos Radar Banyuwangi yang dimuat setiap hari Minggu menerima sumbangan pemikiran dan tulisan dari para siswa dan guru. Silakan kirim artikel ke alamat email radarbwi@gmail. com. Jangan lupa sertakan foto diri atau ilustrasi dan beri keterangan untuk rubrik Koper.

Minggu 9 Desember 2012 2

Mencemaskan

Life Style Pelajar

GALIH COKRO/RaBa

MENARIK: Konser Band T2 di Kota Banyuwangi beberapa waktu lalu ramai ditonton kalangan remaja dan pelajar.

Budaya Pop Menjadi Tantangan Guru DEWASA ini pengaruh budaya pop di kalangan anak muda remaja dewasa ini merupakan tantangan tersendiri bagi orang tua, guru, dan juga agamawan. Betapa tidak, magnet budaya kontemporer begitu melekat pada diri anak-anak muda remaja. Sekadar contoh saat kelompok musik ST12 digelar di Kota Genteng, beberapa waktu lalu, 12 ribu lembar karcis seharga Rp 15.000 ludes terjual. Berarti pula 12 ribu bungkus rokok terpegang oleh para remaja sebagai perokok pemula. Luar biasa! Selama 3–4 jam, 12 ribu anak-anak muda remaja seusia pelajar SMP dan SMA berkumpul di dalam stadion. Mereka begitu menikmati acara konser seolah terhipnotis oleh para musisi idolanya. Padahal, saat itu acara digelar Minggu malam atau malam Senin, yang berarti besoknya harus bersekolah. Miris lagi saat menyimak acara Kick Andy di Metro TV pada tayangan malam Minggu, yang kala itu membahas topik seks bebas di kalangan remaja/pelajar. Sungguh di luar dugaan, hasil survei di beberapa kota besar menunjukkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Dari sejumlah pelajar SMP/SMA yang disurvei telah mengaku 97,3 % pernah melihat video/klip porno. Bahkan 63 % mengaku pernah melakukan hubungan seks bebas. Dulu melihat keadaan ini, kita selalu menudingkan tangan ke negara berideologi liberal. Sekarang apa yang terjadi dengan remaja kita? Pernahkah kondisi seperti ini tertangkap oleh pikiran para petinggi kita? Sudahkah para penggede dan praktisi pendidikan (guru) menyadari akan ancaman degradasi moral ini? Situasi yang terjadi sekarang ini bukan sekadar fenomena. Tetapi sudah mendekati fakta, bahkan realitas bahwa telah terjadi pergeseran paradigma, yang mengarah pada budaya kontemporer, prag-

matis, yang cenderung jadi lembaga terbelahedoistik. Ini sebuah kang, dan terkesan katamparan sekaligus setrok (pinjam istilah Mas buah tantangan bagi Tukul). Sekolah (terisdunia pendidikan. timewa guru-gurunya) Terus terang, secara harus bisa tampil elegan, jujur pendidikan kita menarik, mengagummengalami peningkakan, serta mampu dan tan keberhasilan bisanggup menjawab apa dang pengajaran. Teyang menjadi kebututapi agaknya banyak han negeri ini, sekarang kegagalan dalam hal dan yang akan datang. pendidikan nilai. SeKita sadari bahwasanya cara akademis boleh hanya dengan kualitas diakui unggul, semenSDM (sumber daya maOleh: tara budi pekerti, penusia), eksistensi dan Dra. Hj. Wahyu Handayani mahaman tentang ide- -Guru Matematika SMP 3 Genteng, Banyuwangi harga diri bangsa dipologi mengalami ke- -Dosen S-1 Pendidikan Matematika STAIDA ertaruhkan dalam permunduran. Rendahnya saingan global. Dalam kepedulian lingkungan, maraknya akses hal ini pendidikanlah yang paling bertangsitus porno, budaya kekerasan, mundur- gung jawab. nya budaya lokal, premanisme, dan lagi Kalau tidak segera berbenah diri dan trendy budaya instan atau budaya jalan menyadari segala kekurangan, biaya pintas. Belum lagi pengangguran yang tinggi pendidikan yang dianggarkan terus meningkat, bukti mismatch antara APBN sejak tahun 2009 mencapai 20 %, pendidikan dan dunia kerja. bisa tidak linear dengan peningkatan Mengapa bisa terjadi ketimpangan? kualitas pendidikan. Artinya, biaya tinggi Pertama, perkembangan yang terjadi pendidikan belum cukup membangun di luar tembok sekolah jauh lebih cepat kualitas pendidikan tanpa dibarengi dibandingkan dengan daya adaptasi dan usaha untuk meningkatkan sumber daya adopsi sekolah. Kedua, terjadi stagnasi sekolah secara optimal. Adapun sumber kultur sekolah dan model pembelajaran daya sekolah yang strategis adalah guru. yang cenderung monoton, kurang mena- Sebab sebaik apapun program, secanggih rik, membosankan, bahkan menyebalkan. apa kurikulum disusun, tanpa diikuti oleh Ketiga, miskin keteladanan. Dari sinilah guru yang berkualitas, kecil keberhasilan kewibawaan sekolah dan guru mulai me- akan lebih cepat diraih. mudar. Bagi mereka, sekolah dan ketemu Program yang baik ada di tangan peguru dalam proses pembelajaran sekadar mimpin yang profesional. Kurikulum mengejar target formalitas. yang baik hanya ada di tangan guru yang Kini saatnya lembaga pendidikan baik. Bukan yang tersimpan rapi di meja membangun paradigma yang lebih dise- direktur. Mutu murid menunjukkan mutu suaikan dengan kebutuhan kekenian dan guru, mutu guru cermin mutu sekolah. keakanan. Sebagai agent of change, sekolah Pinjam istilah dalam dunia persilatan harus dinamis, progresif, tidak boleh men- diyakini bahwa pesilat yang sakti, pastilah

Oleh Muhamad Ardi Ansha El Zhemary*

D

eandra duduk termenung di tepi sungai. Sesekali pemuda berkaus hitam itu menyapukan pandangan ke sekeliling sungai. Riak air selalu membawanya ke masa lalu; orang yang dicintainya. Mbah Kardi, itulah kakek Deandra. Kakek yang telah merawat dan membesarkan. Berbagai cerita telah Deandra lewatkan bersama Mbah Kardi. Bagi Deandra, Mbah Kardi adalah pahlawan dalam hidupnya. Tapi, sejak Mbah Kardi pergi, Bagi Deandra lebih banyak diam. Harinya hanya berisi kediaman. Setiap pagi Deandra hanya duduk merenung di pinggiran sungai, seperti sekarang ini. Ada sesal yang menyeruak di dalam batinnya. Sebuah penyesalan terhadap bangsa yang sama sekali tidak bisa menghargai jasa dan pengorbanan para pahlawan. Deandra ingat cerita Mbah Kardi. Sewaktu muda dulu, Mbah Kardi pernah ikut pasukan gerilya melawan Belanda. Ada bekas luka tembak di tangan dan punggung Mbah Kardi. Tentu saja hal itu membuat Deandra bangga. Tak banyak yang tahu tentang sejarah masa lalu Mbah Kardi. Bahkan bisa dibilang hanya Deandra dan tetangga sekitar yang mengetahui. Sosok seorang pahlawan yang dilupakan waktu. Dan kini sosok itu telah tenang di alam sana, terkubur di dalam tanah tanpa ada rasa terima kasih atas perjuangan yang telah di lakukan dulu. Ada sebuah ketidakadilan yang terjadi. Bukankah Mbah Kardi seorang pahlawan, tapi…. kenapa tak ada yang mengenangnya walau hanya sekadar memberi karangan bunga. Deandra menarik napas pelan. Mencoba mengusir sesal di dalam hatinya. “Ndra. Pulang yuk,” ujar Faiz yang sembari tadi mengamati Deandra. Deandra hanya tersenyum. “Eh kenapa kamu senyum sendiri, kayak orang gila!” Deandra kembali tersenyum. Faiz pun ikut tersenyum melihat Deandra yang tampak aneh. “Hoi Ndra. Sadar. Ntar kamu kesurupan baru tahu..” Faiz berteriak sesuka hati.” Kalau gila jangan sekarang. Katanya kamu mau jadi pahlawan. Ayo buktikan.” Lanjut Faiz seraya berjalan ke arah Deandra. “Iz kamu tau gak.?” “Tahu apa?” Faiz bingung. “Tau kalau Mbah Kardi adalah pahlawan.” “Ya tahu lah. Kalau yang tidak menyadari Mbah Kardi adalah seorang pahlawan, mereka adalah orang-orang dungu yang hanya numpang hidup di negara kita ini.” Balas

berasal guru yang sakti. Persoalan yang dihadapi sekolah dan guru sekarang ini, ialah bisakah dengan serta merta menjawab dampak dan tantangan kemajuan? Berikutnya, bisakah menciptakan output yang benar-benar mumpuni, seperti diharapkan banyak pihak, yakni tinggi prestasi akademik dan juga mengagumkan moralitas akhlaknya? Namun fakta di lapangan, ingin meraih prestasi ujian nasional (UN), sukses masuk PTN (perguruan tinggi negeri), tidak pede tanpa ikut bimbel (bimbingan belajar). Demikian juga ingin sukses kerja masih memerlukan kursus kepribadian, kursus komputer, dan kursus bahasa asing. Lembaga kursus lebih dipercaya mengantarkan kesuksesan. Prestasi anak cenderung didapat dari aktivitas di luar sekolah. Sementara itu, mall dan supermarket sebagai pesaing sekolah tampak lebih menyenangkan. Acara TV lebih betah dilihat. Cyber communication via HP dan internet, banyak menawarkan kemudahan. Bagaimana dengan sekolah kita yang serba tidak menarik, bisa menjadi segalanya baik dan sukses? Tampak sangat butuh waktu, jika hanya mengharapkan satu dari ’kehebatan’ guru kita dewasa ini yang kesabaran, keluguan, kesederhanaan, dan teguh pendirian (baca: susah berubah dan susah menerima perubahan). Tampaknya di negeri ini ada kesepakatan untuk menjadikan guru sebagai ’monumen’ kesederhanaan sekaligus keterbekangan. Padahal, rata-rata guru kita sudah menerima satu kali gaji tambahan bagi mereka yang sudah diakui sebagai guru profesional. Kalau memang benar adanya bahwa guru kita identik dengan sosok yang serba tertinggal, siap-siap saja guru untuk ditinggalkan murid-muridnya! Jika benar ini yang terjadi, siapa yang paling bertanggung jawab? (*/irw)

Mbah Kardi

SAHABAT Koper (Koran Pelajar) saat ini gaya hidup kalangan pelajar sudah berkembang pesat. Maklum, pengaruh kemajuan zaman dan globalisasi begitu merasuki dalam pikiran para pelajar. Hal itu mendorong terbentuknya suatu budaya pop di komunitas remaja. Pelajar lebih menggandrungi artis dan selebritis ketimbang temannya yang berprestasi atau ilmuwan ternama. Mereka lebih antusias menonton sinetron roman atau konser musik ketimbang mengikuti les pelajaran. Main game dianggap lebih seru daripada membaca buku, apalagi mengaji. Saat ini telah terjadi pergeseran animo dan kebutuhan di kalangan bocahbocah berseragam itu.

Jangan heran, apabila keprihatinan bermunculan dari berbagai kalangan. Bahkan kecemasan di kalangan orang tua murid maupun pendidik tak terbendung. Kebingungan pun muncul ketika mencari siapa yang harus bertanggung jawab. Apa yang salah dari metode pendidikan kita? Kenapa sikap pelajar yang tugas utamanya belajar kini menjadi berubah? Pertanyaan dan kegelisahan itu dicoba untuk dijawab oleh kalangan guru yang masih peduli, dengan mengurai dan menganalisis masalah yang kini melingkupi dunia pelajar di Banyuwangi. Untuk lebih lengkapnya baca artikel di Rubrik Koper berjudul “Budaya Pop Menjadi Tantangan Guru”. (irw)

ATRAKTIF: Vokalis DBaginda’s unjuk kebolehan dalam konser di Banyuwangi, beberapa waktu lalu.

Faiz bersemangat. “Ya betul. Tapi kenapa Mbah Kardi kok seperti tidak dianggap. Aku kasihan. Mbah Kardi tidak seperti pahlawan lain. Aku pernah lihat, di makam-makam pahlawan selalu ada yang membawa karangan bunga, tapi untuk Mbah Kardi mana?” Faiz diam. Memandang Deandra. “Oke kita saja yang bawa karangan bunga untuk Mbah Kardi, gimana? Bukankah Mbah Kardi adalah pahlawan sejati bagi kita.” Usul Faiz. Deandra mengacungkan jempol. Segera mereka menuju makam Mbah Kardi yang letaknya tidak jauh dari sungai. **** “Iz semoga dengan karangan bunga ini, kita bisa membuat Mbah Kardi tersenyum.” ujar Deandra. Dengan langkah santai Deandra mengiringi langkah Faiz yang berada agak jauh di depan. “Iya. “ Balas Faiz singkat. Hampir lima belas menit Deandra dan Faiz berjalan menuju makam. Akhirnya tanah pemakaman umum yang luasnya kurang lebih dua hektare itu sudah terlihat. Dengan cermat mereka mancari batu nisan dengan nama Mbah Kardi Kartojoyo. Hampir semua makam terlihat serupa. Tentu saja hal itu membuat mereka bingung, apalagi sudah dua bulan ini mereka tidak ke makam Mbah Kardi. Mereka terus mencari. Tiba-tiba pandangan Deandra terfokus pada sebuah karangan bunga di salah satu makam. “Iz, coba kau lihat karangan bunga itu, pasti Mbah Kardi bahagia andai saja karangan bunga itu untuknya.” Ujar Deandra seraya berjalan menuju ke arah makam yang terdapat karangan bunga. Faiz mengikuti dari belakang. Deandra berjongkok dan mengambil karangan bunga tersebut. Tiba-tiba jantung Deandra berdegup kencang. Ada kebahagiaan yang terpancar saat dia melihat sebuah nama terukir di batu nisan itu. “Ini makam Mbah Kardi, Iz. Makam Mbah Kardi.” Deandra sedikit tidak percaya. ”Lihat, Mbah Kardi adalah pahlawan. Ya, Mbah Kardi memang pahlawan.” Lanjut Deandra senang seraya meletakkan karangan bunga yang baru saja dia ambil. “Ya, Mbah Kardi adalah pahlawan.” Balas Faiz seraya meletakkan karangan bunga yang dibawa. Faiz berjongkok di samping Deandra. Dengan tenang Faiz berdoa, dan Deandra mengamini. Serantaian doa terbang menuju di mana pahlawan bangsa berada. Mbah Kardi. *) Santri Ponpes Darussalam. Penulis novel “Air Mata Nayla”.


BERITA UTAMA

Minggu 9 Desember 2012

35

HALAMAN SAMBUNGAN

Mayoritas Kasek Setuju Tes Darah n SISWA... Sambungan dari Hal 29

Diakui, ciri-ciri remaja yang bermain seks itu menggunakan celana abu-abu. “Kami sudah menanyakan itu ke semua pihak, tapi tidak ada yang mengetahui apakah itu benar-benar siswa SMA,” imbuhnya. Satu-satunya kabar yang cukup kuat adalah, PSK yang di-booking dari uang patungan pelajar itu berada di eks Lokalisasi Gunung

Sampan (GS), Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo. Meski kabar pelajar urunan membooking PSK itu masih belum bisa dipastikan kebenarannya, tapi Dispendik Situbondo akan melakukan upaya konkret untuk mengantisipasi penyebaran HIV/ AIDS di kalangan pelajar Kota Santri. Salah satunya, melakukan tes darah terhadap sejumlah siswa setingkat SMA se-Kabupaten Situbondo. “Dalam pertemuan dengan

sejumlah kepala SMA dan SMK, kami sudah mengimbau agar dilakukan tes darah terhadap para siswa. Alhamdulillah para kepala sekolah setuju usul tersebut. itu dilakukan untuk mengetahui adatidaknya HIV/AIDS di kalangan pelajar. Apalagi, menurut KPA Situbondo, PSK yang di-booking itu termasuk kategori PSK yang kesehatannya membutuhkan perhatian khusus,” kata Fathorrachman. Selain melakukan tes darah,

Dispendik juga mengimbau kasek agar melakukan pembinaan mental di sekolah masing-masing. Misalnya dengan cara memberikan pendidikan agama setiap pekan. Itu untuk mengantisipasi meluasnya perilaku seks bebas dan bahaya HIV/AIDS di kalangan pelajar. “Kami juga berharap sekolah mengoptimalkan pendidikan mental. Para dewan guru harus mencermati perilaku siswa,” imbuhnya. (rri/pri/c1/bay)

Tak Gabung Lagi dengan Jember n MISNADI... Sambungan dari Hal 29

Proses pemilihan ketua DPC Peradi Banyuwangi sempat panas. Apalagi, sesuai aturan dalam tata tertib (tatib) yang telah disepakati, kandidat harus mencalonkan diri. Secara berurutan Misnadi, Djazuli, dan Ribut, mengangkat tangan

sebagai pertanda pencalonan dirinya. “Calonnya ada tiga,” cetus Achmad Wahyudi yang menjadi pimpinan sidang. Sebelum dilakukan pemilihan, ketiga kandidat itu diminta untuk memaparkan visi dan misinya. Dari ketiga calon, Misnadi tampaknya paling siap dengan menguraikan cukup panjang visi dan misinya.

“Saya juga punya program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang,” sebut Misnadi. Djazuli menyebut berbagai program, visi dan misi yang dibuat untuk kandidat tanpa ada dana yang mendukung, juga tidak akan jalan. “Saya mampu mengumpulkan dana, sebagai ketua Ikadin dana terkumpul

Rp 100 juta lebih,” katanya. Setelah para kandidat menyampaikan visi dan misinya, 38 advokat Banyuwangi yang hadir memberikan hak suaranya. Akhirnya, Misnadi mendapat dukungan 23 suara, dan Djazuli dapat 14 suara, sedang satu suara dinyatakan tidak sah. (abi/c1/bay)

Siap Berlaga ke Vietnam Tahun Depan n INGIN... Sambungan dari Hal 29

Tentu saja, keinginan itu tidak semudah yang dibayangkan. Sebab, harus ada seleksi ketat terlebih dahulu untuk mengikuti kejuaraan tersebut. Akhirnya, bapak dua anak itu memutuskan berlatih ke sana-ke mari agar dirinya menguasai tenis meja. Saat pertama kali dirinya berlatih, hampir setiap mengejar bola pingpong dirinya terjatuh dari kursi roda. Meski demikian, lelaki itu tetap semangat dan terus berusaha menggapai mimpi. “Saat saya baru belajar, saya sering terjatuh dari kursi roda. Tetapi, saya terus belajar, baik teknik bermain tenis maupun belajar menguasai kursi roda,” ujar Tatok saat ditemui di rumahnya. Sementara itu, istri Tatok sebenarnya sempat pesimistis saat Tatok sering terjatuh dari

kursi roda saat mengejar bola pingpong. Na mun, karena kemauan Tatok cukup keras, akhirnya sang istri terus memberi motivasi. Dengan pengalaman jatuh beberapa kali dari kursi roda, akhirnya dia berpikir apakah dirinya tidak bisa seperti orang lain sesama cacat seperti dirinya. Karena itu, ia terus belajar. Di awal 2010, dirinya dapat meraih dua emas dan satu perak dari perlombaan tenis meja kursi roda. “Saat itu saya mewakili Jawa Timur. Saya tidak menyangka, ternyata saya bisa bertanding dengan orang-orang yang selama ini saya lihat di televisi,” katanya. Lantaran mendapatkan dua emas dan satu perak, pemerintah pusat menugasinya ikut bertanding dalam ASEAN Paragame Tunadaksa. “Di ASEAN Paragame, saya hampir patah semangat. Lawan saya banyak yang

sangat unggul, tapi saya tetap yakin dan bisa melawan mereka,” imbuhnya. Di tingkat ASEAN, pria tersebut juga berhasil meraih kemenangan gemilang dengan mendapatkan tiga emas dan satu perunggu. Atas kemenangan tersebut, dirinya harus mempersiapkan diri berlaga di perlombaan yang akan digelar di Vietnam 2013 mendatang. “Bulan 5 tahun 2013 kami para atlet sudah harus belajar,” katanya. Pria juara tenis meja tunadaksa itu berharap agar pemerintah memberi penghargaan kepada mereka yang juara. Sebab, saat berlaga di luar negeri, mereka hanya membawa nama Indonesia. “Kalau dari pusat sudah, pemerintah daerah juga sudah. Bahkan, Situbondo ini cukup bagus, tapi untuk Provinsi Jawa Timur belum. Padahal, yang lain sudah semua,” harapnya. (c1/bay)

Data Pengurus Ternyata Tidak Sesuai n VERIFIKASI... Sambungan dari Hal 29

Tim ketiga mendatangi kantor DPC Partai Kedaulatan dan Partai Nasional Republik (Nasrep) yang masing-masing berlokasi di Kecamatan Bangorejo dan Tegalsari. Menurut Suherman, verifikasi terhadap parpol-parpol yang sebelumnya dinyatakan tidak lolos verifikasi administrasi oleh KPU Pusat itu dilakukan berdasar Surat Edaran KPU Nomor 681/ KPU/XII/2012. Dikatakan, tenggat waktu verifikasi faktual akan berakhir tanggal 11 Desember mendatang. “Pada tahap ini, kami mendatangi kantor DPC parpol dan menanyakan struktur kepengurusan, yakni ketua, sekretaris, dan bendahara. Selain itu, kami juga memverifikasi keterwakilan 30 persen pengurus perempuan, domisili, dan status kantor, serta verifikasi faktual kartu tanda anggota (KTA) parpol,” ujarnya

kemarin (8/12). Selanjutnya, parpol yang tidak memenuhi persyaratanpersyaratan tersebut memiliki ke sempatan melakukan perbaikan pada 14 sampai 18 Desember mendatang. Setelah itu, KPU akan melakukan verifikasi hasil perbaikan pada tanggal 19 sampai 28 Desember. Lebih lanjut, KPU akan mengirim su rat pemberitahuan hasil ve rifikasi setelah perbaikan yang dilakukan 29 sampai 30 Desember. “KPU Banyuwangi hanya melakukan verifikasi. Keputusan (apakah suatu parpol dinyatakan lolos verifikasi faktual ataukah tidak) di tangan KPU Pusat. Pengumuman akan dilakukan 9 sampai 11 Januari 2013,” terang Suherman. Uniknya, saat melakukan verifikasi kemarin, KPU Banyuwangi mendapati salah satu par pol yang domisili kantor DPC-nya tidak sesuai alamat yang diserahkan pengurus par-

Wahyudi Benar-benar Mundur dari PKNU SEMENTARA itu, kabar yang santer beredar di kalangan masyarakat bahwa Ir. Wahyudi mundur dari jabatannya sebagai ketua tanfidz DPC Partai Nasional Kebangkitan Ulama (PKNU) Banyuwangi terbukti. Kepastian tersebut terungkap saat tim KPU Banyuwangi melakukan verifikasi faktual di kantor DPC PKNU kemarin (8/12). Salah satu komisioner KPU Banyuwangi, Suherman mengatakan, selain untuk melakukan verifikasi faktual terkait syarat 30 persen keterwakilan perempuan dalam kepengurusan parpol maupun domisili dan status kantor, kedatangan tim KPU ke kantor DPC PKNU yang berlokasi di Jalan Kepiting, Kelurahan Tukangkayu, Kecamatan Banyuwangi, tersebut juga untuk melakukan klarifikasi pengunduran diri Wahyudi. Menurut Suherman, demi menjaga keakuratan data, pihaknya tetap perlu mengklarifikasi secara langsung Wahyudi meskipun pria yang satu ini sudah membuat surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan tanfidz DPC PKNU Banyuwangi dan mengirimkan surat tersebut ke KPU pada

tanggal 15 November. “Untuk menjaga keakuratan, kita tanyakan ke orangnya (Wahyudi) langsung. Ternyata benar, beliau (Wahyudi) sudah mengundurkan diri (dari ketua tanfidz DPC PKNU Banyuwangi, Red). Tadi (kemarin) beliau juga sudah tanda tangan di atas meterai terkait pengunduran diri tersebut,” ujarnya. Menurut Suherman, data terbaru yang dia terima dari KPU Pusat, ketua tanfidz DPC PKNU ada lah Achmad Turmudzi. “Data yang ada di KPU Pusat, ketua DPC PKNU Banyuwangi saudara Turmudzi,” paparnya. Sementara itu, kepada wartawan koran ini, Turmudzi mengaku pihaknya tidak terlalu risau merisaukan pengunduran diri Wahyudi. Menurut dia, PKNU memiliki basis massa yang cukup loyal. “Jika PKNU tetap eksis. Kader sampai di tingkat bawah akan tetap setia pada partai ini,” tuturnya. Lebih jauh Turmudzi mengatakan, verifikasi faktual yang dilakukan KPU terhadap PKNU merupakan momentum yang tepat untuk merapatkan barisan dalam rangka membesarkan partai tersebut. (sgt/c1/bay)

pol tersebut ke KPU Pusat, yakni Partai Serikat Rakyat Independen (SRI). Data di KPU menyebutkan, alamat kantor DPC Partai SRI berlokasi di Lingkungan Suko, RT 1/RW 2, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro. Namun, saat diverifikasi, ternyata alamat kantor DPC partai tersebut su dah pindah ke Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi.

Tidak hanya itu, pengurus DPC Partai SRI yang dihadirkan saat KPU melakukan verifikasi juga tidak sesuai dengan data pengurus yang dikirim ke KPU Pusat. “Namun sekali lagi, partai yang SK pengurus, keterwakilan perempuan, maupun alamat kantornya tidak sesuai, masih punya waktu untuk melakukan perbaikan,” pungkas Suherman. (sgt/c1/bay)

Terpaksa Didorong Warga n LIHAT... Sambungan dari Hal 29

Puncaknya, satu per satu pembalap lempar handuk pada saat mendaki tanjakan Erek-erek. Pada tanjakan Erek-erek yang baru dikepras, para pembalap sukses melewati tanjakan meski dengan ngos-ngosan. Sukses melewati Erek-erek pertama, mereka pun semringah. Pikir mereka, tanjakan sudah selesai. Mereka pun banyak yang melepas tangan dari

setir. Namun, kegembiraan mereka pupus setelah melihat tanjakan Sengkan Saleh yang lebih tajam dan lurus. Banyak pembalap yang terkejut saat melihat tanjakan yang melejit itu. “Masyallah!!!,’ ucap pembalap asal Iran spontan. Sejumlah pembalap gagal menaklukkan tanjakan Sengkan Saleh. Karena tidak kuat mancal, ada yang langsung turun dari sepeda, dan ada pula yang minta bantuan penonton agar didorong.

Mendengar permintaan para pembalap, beberapa warga yang menonton even internasional itu langsung mendorong ramairamai. Selain mendorong, juga ada warga yang menuntunkan sepeda pembalap. Tidak hanya itu, kaki pembalap juga ada yang kram dan harus istirahat sejenak sebelum me lanjutkan perjalanan. Setelah beberapa saat istirahat, para pembalap itu melanjutkan perjalanan hingga finis di Paltuding. (afi/c1/bay)

Lebih Banyak yang Masuk Bandara Blimbingsari n PENUMPANG... Sambungan dari Hal 29

Kondisi yang tidak beda juga di alami maskapai Merpati. De ngan daya angkut 44 seat un tuk jurusan BanyuwangiSu rabaya, dan 55 seat untuk jurusan Surabaya-Banyuwangi, penumpangnya juga melonjak selama ada BTDI. “Menjelang BTDI digelar, jumlah penum-

pang sudah naik,” jelasnya. Maskapai Merpati yang mela yani penerbangan setiap Senin, Rabu, Sabtu, dan Minggu, itu mulai terlihat ada lonjakan penumpang untuk juru san Surabaya-Banyuwangi se jak Rabu (5/12). Dua hari menjelang BTDI sampai overload. “Rute Surabaya-Banyuwangi maksimal 55 seat, tapi penumpangnya sampai 56

orang,” cetusnya. Sabtu kemarin, jelas dia, penumpang Merpati jurusan Su rabaya-Banyuwangi juga masih tinggi, yakni 48 orang. Penumpang yang me ninggalkan Banyuwangi juga cukup tinggi. “Selama BTDI, penumpang lebih banyak yang masuk ketimbang yang meninggalkan Banyuwangi,” ungkapnya. (abi/c1/bay)

Kuatkan Jejaring Civil Society n LINTAS... Sambungan dari Hal 30

“Kita harus mendorong sumber daya lokal, baik dana maupun manusianya untuk semakin peduli terhadap penanggulangan dan bahaya HIV/AIDS,” paparnya. Sementara itu, Pengelola

Program KKBS, M Hoiron mengatakan, workshop exit strategy tersebut bertujuan meng optimalkan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS di Banyuwangi. “Penguatan jejaring dari civil society yang nantinya mem-back up kegiatan-kegiatan KPA dalam upa-

ya penanggulangan HIV/AIDS perlu segera dilakukan,” kata dia. Menurut Hoiron, workshop ter sebut akan segera di tindaklanjuti dengan penyusunan strategi baru untuk lebih masif mengedukasi masyarakat dalam pencegahan dan penularan HIV. (sgt/bay)

Tak Mudah Menyetir Kuda n GANDRUNG... Sambungan dari Hal 36

Ali mengakui, bahwa ada prinsip yang berbeda dalam menjalankan kuda untuk kesenian dan kejuaraan. Meski ada perbedaan, tentu masih ada sisi persamaan, salah satunya me ngenai tu juan mencetak kuda dan joki yang andal dan berprestasi. Sebab kuda yang

diharapkan tersebut tentu tidaklah mudah dan butuh perawatan, perhatian, keuletan, dan latihan yang cukup keras. Bila di arena paju gandrung, kuda mungkin dipacu tidak terlalu kencang. Maka untuk dalam sebuah even kejuaraan, kuda diharapkan dapat dipacu tidak kurang dari 70 Kilometer per jam. Alhasil, lomba kuda pacu tidak hanya memerlukan kekuatan

dan kecepatan. Di sisi lain, ada juga strategi untuk menjadi yang tercepat mencapai garis finis. “Ya mungkin itu akan dilakukan secara bertahap. Selain memiliki kuda kencak untuk paju gandrung, suatu saat mereka mungkin mulai berpikir untuk memiliki dan kem bangkan kuda khusus untuk perlombaan,” pungkas Ali Hamzah. (nic/c1/bay)

Perangainya Ikut Dinilai n PERLU... Sambungan dari Hal 36

Dan, yang tidak kalah penting adalah mengenai budget yang disediakan. Harga kuda sangat bervariasi, tergantung jenis kelamin, pedigree, tinggi kuda (kelas), RAS (Sandel, Pony atau G, KPI, Thoroughbred), prestasi ku da, prestasi induknya,

prestasi bapaknya, warna, dan ciri-ciri fisik kuda. Selain itu, tidak kalah penting adalah bentuk latihan yang diberikan. Latihan dilakukan secara bertahap yakni draf. Kuda dilatih berjalan dengan langkah teratur dalam beberapa putaran untuk membentuk otot dan ketahanan kuda. Latihan selanjutnya adalah kenter, latihan

ini dilakukan dengan berlari untuk membentuk dan meningkatkan kekuatan napas dan otot kuda. Latihan tahap berikutnya adalah gallop. Kuda dipacu dengan kekuatan penuh untuk meningkatkan otot dan kekuatan kuda. Dalam latihan ini joki harus fokus mengatur kekuatan dan irama langkah kuda agar berlari cepat. (nic/c1/bay)


MINGGU l 9 DESEMBER 2012 l HALAMAN 36

Menggagas Kejuaraan Berkuda PORDASI Banyuwangi belum dilaksanakan selama sehari,” ge nap tiga bulan dibentuk. katanya. Namun, induk olahraga yang Ali menambahkan, Pantai membidangi Boom dipilih balap kuda itu bukan tanpa tidak ingin kealasan. Diakuitinggalan danya, sejauh ini lam menunPordasi belum jukkan ek sismemiliki lotensi. Ren cakasi latihan nanya, Pordasi dan arena Banyuwangi lomba yang meng gelar kere presentatif. juaraan pacuan Dia melihat kakuda tingkat kawa san Pantai bupaten (kejurBoom cocok kab) bulan ini. menjadi lokasi Ali Hamzah Ketua Pordasi kejuaraan. Banyuwangi, Ali Hamzah meDi kejuaraan yang sekaligus ngatakan, kejuaraan yang di- untuk memperingati Hari Jadi gelar Desember tersebut me- Banyuwangi itu, Pordasi memrupakan hajatan perdana bagi persiapkan lima ke las. Lima organisasinya. Kejuaraan yang kelas yang akan dipertandingkan akan digeber 23 Desember tersebut adalah sunddle A, B, dan itu dijadwalkan dilaksanakan C serta lokal A dan B. “Semua di kawasan Pantai Boom, Ba- kelas balap atau pacuan,” nyu wangi. “Lom ba nya akan bebernya. (nic/c1/bay)

Memayungi Tiga Kelas USIA Pordasi Banyuwangi memang belum genap enam bulan. Namun, secara nasional, or ganisasi berkuda tersebut sudah lama menunjukkan eksistensi. Tetapi, induk olahraga berkuda di Indonesia mengalami pasang-surut. Pada tahun 2008 silam, Pordasi pusat “bercerai” dengan Equestrian Federation of Indonesia (EFI). EFI yang sebelumnya merupakan bagian dari Pordasi, akhirnya menjadi organisasi sendiri. Perlu diketahui bahwa equestrian adalah nomor pertandingan olahraga berkuda di Olimpiade. Nomor-nomor itu di antaranya meliputi tunggang serasi, lompat rintangan, dan trilomba. Sejak itu, EFI mengambil alih kejuaraan equestrian di Indonesia. Lalu bagaimana dengan Pordasi? Secara khusus organisasi ini tetap berdiri. Lepasnya EFI tidak berpengaruh terhadap eksistensi dari Pordasi itu sendiri. Bahkan Pordasi pun sudah memiliki komisi sendiri dalam setiap kegiatannya. Tiga komisi yang dipayungi

FOTO-FOTO: NIKLAAS ANDRIES/RaBa

SAMA-SAMA LINCAH: Para joki menunggang kuda sambil mengitari dua penari gandrung dengan kecepatan lumayan tinggi di Desa Gombolirang bulan lalu.

Gandrung PARTISIPASI: Joki ikut meramaikan pawai di Banyuwangi.

Pordasi ini di antaranya pacuan, peternakan, dan polo. Semua itu menjadi andalan Pordasi dalam mengembangkan potensi atlet berkuda di daerah dalam harapannya untuk mengangkat prestasi yang diinginkan. “Ini target kami ke depan,” ujar Rosyidi Sekretaris Pordasi Banyuwangi. (nic/c1/bay)

BANYUWANGI - Persatuan olahraga berkuda seluruh Indonesia (Pordasi) termasuk organisasi yang baru di Banyuwangi. Meski baru berumur enam bulan, organisasi tersebut sudah mulai menunjukkan eksistensi. Semangat memperkenalkan olahraga berkuda ke masyarakat terus dilakukan. Beragam cara ditempuh untuk menggalakkan dan memasyarakatkan olahraga berkuda. Di antaranya menggunakan pendekatan budaya dalam bentuk keikutsertaan Pordasi dalam seni paju gandrung. Setidaknya ini tampak dengan kesungguhan tekad pengurus Pordasi Ba nyuwangi yang turut andil dalam gelaran budaya paju gandrung di Desa Gombolirang, Kecamatan Kabat, beberapa waktu lalu. Sebagai media sosialisasi organisasi berkuda, kegiatan tersebut menjadi awal atas keinginan pemilik dan joki kuda memiliki payung sendiri sebagai salah satu perkumpulan.

“Di langkah awal, kita ingin mendekati p e m i l i k ku d daa dulu sebagai anggota. Lewat at ke senian paju ju gan drung ini, i, kami mencobaa se bagai tahap p awal me nge-nalkan Pordasi. i. S e lanjutnya,, baru ke arah h olah raganya,”” beber Ali Ham-zah, ketua umum Pordasi Banyuwangi. Kenapa dipilih kesenian paju gandrung? Ali H a m z a h me nyatakan, kesenian ini lah yang dipandang co cok untuk mem per-

Perlu Latihan Mencetak Kuda Pacuan

BAGAIMANA menghasilkan kuda ideal untuk sebuah perlombaan? Ada banyak hal yang harus diperhatikan untuk menentukan kuda tunggangan dalam lomba. Hal tersulit dalam menilai seekor kuda adalah kondisi fisik dan konstruksinya. Posturnya, apakah sudah atletis? Apakah ada cacat fisik? Apakah jalannya sudah tegak dan lurus? Apakah langkahnya benar atau silang? Selain itu, perlu juga dicek kondisi mata, telinga, napas, kerongkongan, perut, dada, kaki, kuku dan sebagainya. “Ada banyak yang mesti dilihat. Itu menjadi hal yang menentukan dalam memilih dan memberi penilaian harga kuda,” ujar Siswo Budi P, Ketua Harian Pordasi Banyuwangi. Budi menambahkan, kalau semua kriteria

CONTACT US! Anda anggota sebuah komunitas, penghobi, atau sekadar mengetahui keberadaan mereka? Jangan pernah membiarkan hal itu terpendam tanpa diketahui orang lain. Silakan kontak kami di:

radarbwi@gmail.com Bisa pula melalui nomor telepon (0333) 416647. Atau, hubungi Gerda (085859687870), Iwan (081559555572)

MENCARI BAKAT: Pengurus Pordasi menggandeng perkumpulan arisan pemilik kuda kencak di Kecamatan Kabat, Banyuwangi.

tersebut sudah dipenuhi, masih ada lagi yang harus diperiksa yaitu perangai dan karakter kuda tersebut. Pemandangan saat kuda suka menggigit, kuda suka

Populerkan

menendang, kuda suka berdiri, kuda suka berhenti, semua harus dipertimbangkan sebelum menentukan sebuah pilihan n Baca Perlu...Hal 35

Berkuda

kenalkan Pordasi. Dalam kesenian paju gandrung ada ga beberapa ke untungan yang bisa di petik. Kelincahan joki dalam mengendal i k a n ku d a, di d sandingkan dengan gemu m lainya penari n gandrung. Perpaduan ini P menjadi dam ya tarik dari kesenian terke sebut. Selepas dari S kebudayaan yang me li batya kan kuda di da lam nya, Pordasi juga konsen de-

ngan ke be ra daan target utama yakni pe ng embangan prestasi. Lewat berkumpulnya pemilik dan joki kuda ini, mun cul atlet berkuda. Modal kuda tung gangan dan ke piawaian joki dalam “menyetir “ kuda tentu harus terus diasah. Lewat kesenian paju gandrung, dapat di ketahui bahwa potensi untuk berprestasi di dunia olahraga berkuda sebenarnya cukup besar. Ali Hamzah ini pun menyebut, dibutuhkan keterampilan khusus joki dalam memainkan peran kuda yang ditunggangi di kesenian paju gandrung tersebut. “Kita ini sebetulnya kaya akan potensi joki hebat. Di paju gandrung ini kita bisa lihat bagaimana joki mengendalikan kuda dan memadukannya dengan gerak tarian dari gandrung itu sendiri. Ke depan, Pordasi ingin itu berlanjut di arena lomba,” cetus pria asal Desa Badean, Kecamatan Kabat, itu n Baca Gandrung...Hal 35


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.