11 minute read

Dinkes/VI/2020 tanggal

Next Article
Simalungun

Simalungun

Bupati DS Tunggu Swab Test Kedua

Pejabat Dan Pegawai Pemkab DS Rapid Test Massal

Advertisement

LUBUKPAKAM (Waspada): Rektor Universitas Sumatra Utara (USU) Prof Dr Runtung Sitepu telah dinyatakan positif Covid-19. Namun sebelumnya, Rektor USU menghadiri acara di Kabupaten Deliserdang bersama bupati dan sejumlah pejabat Pemkab setempat.

Akibatnya, sejumlah pejabat dan pegawai Pemkab DS beserta Kecamatan Percut Seituan terpaksa terpaksa harus menjalani rapid test massal.

Sedangkan Bupati Deliserdang H. Ashari Tambunan telah menjalani swab test pertama dan hasilnya negatif Covid-19. Kendati demikian, Ashari masih harus menunggu pelaksanaan swab test kedua dalam waktu dekat.

“Kami berharap doa dan dukungan dari masyarakat khususnya di Kabupaten Deliserdang agar swab test kedua nanti hasilnya tetap negatif Covid19,” kata Ashari kepada wartawan di Lubukpakam, Senin (13/ 7) sore.

Ashari mengakui, pada Selasa (7/7), Pemkab Deliserdang bekerjasama dengan Rumah Sakit USU menggelar rapid test massal di pelataran Masjid Al Firdaus Bandar Klippa Kecamatan Percut Seituan. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya Pemkab Deliserdang mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Ashari mengaku terkejut saat mendengar informasi tentang Prof. Dr. Runtung Sitepu yang dinyatakan positif Covid19. Karena itu, Ashari langsung melakukan swab test.

“Saya terkejut ketika mendengar informasi bahwa bapak Rektor USU Rektor Prof. Runtung dinyatakan positif Covid19. Informasi itu saya dengar pada Sabtu (11/7) sore,” kata Ashari.

“Karena saat acara itu saya duduk bersebelahan dengan Rektor USU Prof. Runtung, maka saya melakukan swab test pada Minggu (12/7) pagi, dan pada Minggu (12/7) sore diketahui hasilnya negatif,” ujar Ashari.

Kendati hasil swab test pertama negatif Covid-19, namun dalam waktu dekat Ashari juga akan melakukan swab test untuk tahap kedua.

“Tapi sesuai dengan Protap, masih diperlukan sekali lagi (swab). Insya Allah akan dilakukan tiga atau empat hari ke depan. Mohon doa dan dukungan mudahmudahan hasil swab test berikutnya, saya tidak terindikasi Covid-19,” harap Ashari.

Selain dirinya, lanjut Ashari, ada sejumlah pejabat Pemkab Deliserdang yang juga hadir di acara tersebut. Karena itu, seluruh pejabat tersebut akan menjalani swab test.

“Jajaran Pemkab Deliserdang yang ikut hadir di acara tersebut, juga akan ikut swab test di RSUD Deliserdang,” ungkapnya. Rapid Test

Sementara itu, sejumlah pejabat Pemkab Deliserdang, pegawai Keprotokolan Pemkab Deliserdang, sopir dan Camat Percut Seituan bersama Kepala Desa/Lurah se-Kecamatan Percut Seituan mengikuti rapid test di aula Dinas Kesehatan Kabupaten Deliserdang, Selasa (14/7). Tenaga medis yang dilibatkan dalam rapid test itu adalah pegawai dari Dinas Kesehatan Deliserdang

Kepala Dinas Kesehatan Deliserdang dr. Ade Budi Krista melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. H. Jefry Suska mengatakan, rapid test dengan mengambil sampel darah itu dilakukan guna mengantisipasi penyebaran Covid-19.

Dijelaskannya, pada Selasa (7/7),Pemkab Deliserdang bekerjasama dengan RS USU menggelar rapid test massal dalam upaya mengantisipasi

Waspada/Edward Limbong/B Bupati Deliserdang Ashari Tambunan H. Ashari Tambunan didampingi Kabag Tupim Deliserdang, Ari Mulyawan saat memberi keterangan kepada wartawan.

penyebaran Covid-19 di tengah-tengah masyarakat. Kegiatan itu dilaksanakan di pelataran Masjid Al Firdaus Bandar Klippa Kecamatan Percut Seituan.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Bupati Deliserdang H. Ashari Tambunan bersama sejumlah pejabat Pemkab diantaranya Asisten I Setdakab H. Faisal Arif Nasution, Asisten III Dedy Maswardi, Kadis Kesehatan dr. Ade Budi Krista, Kasatpol PP Suryadi Aritonang, Kadis Sosial Hendra Wijaya, Kepala BPBD Zainal Abidin Hutagalung, Kadis PMD Citra Effendi Capah, Camat Percut Seituan Khairul Azman Harahap dan Kepala Desa/Lurah.

Sementara, dari USU yang hadir pada kegiatan itu Rektor USU Prof Dr Runtung Sitepu, Sekretaris USU Prof Dr. dr. Farhat,SpTHT, Dirut RS USU Dr. dr. Syah Mirsya Warli, Direktur SDM, Keuangan dan Kepala Laboratorium RS USU dr. Dewi Indah Sari Siregar, MKed dan Direktur Diklat Kerjasama RS USU dr. Sake Juli Marthina, SpFK.

Beberapa hari setelah pelaksanaan rapid test massal, Rektor USU Prof. Dr. Runtung Sitepu diketahui positif Covid19 berdasarkan hasil swab test dan harus menjalani isolasi mandiri.

“Kita khawatir pejabat Pemkab Deliserdang yang ikut bersama bupati saat rapid test massal di Kecamatan Percut Seituan itu, terpapar Covid-19. Karena, sempat kontak dengan Rektor USU. Karenanya, hari ini dilakukan rapid test terhadap pejabat Pemkab Deliserdang. Ada 47 peserta yang ikut rapid test termasuk pejabat Pemkab,” jelas dr. Jefry.

Menurut dr. Jefry, rapid test bukan untuk membuktikan seseorang itu positif Covid-19 sebagaimana yang dikhawatirkan masyarakat. Tetapi merupakan langkah awal untuk mengantisipasi.

Jika hasil rapid test ini reaktif, maka akan menjalani pemeriksaan lanjutan yakni swab test. Dari hasil swab test ini nantinya dapat diketahui apakah

Waspada/Khairul K Siregar/B KASATPOL PP Deliserdang Suryadi Aritonang saat mengikuti rapid test di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Deliserdang di Lubukpakam, Selasa (14/7). seseorang itu terpapar Covid19 atau tidak. Jika positif, maka harus menjalani perawatan intensif.

Pantauan Waspada, sebelum masuk ke Aula Dinas Kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker untuk mengikuti rapid test, petugas yang berjaga di depan Aula Dinas Kesehatan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan suhu tubuh dengan alat khusus.

Beberapa pejabat Pemkab Deliserdang yang terlihat mengikuti rapid test secara bergilir memasuki Aula Dinas Kesehatan yakni Asisten I Setdakab H. Faisal Arif Nasution, Asisten III Dedy Maswardi, Kadis Kesehatan dr. Ade Budi Krista, Kasatpol PP Deliserdang Suryadi Aritonang, Kadis Sosial Hendra Wijaya, Kadis PMD Citra Effendi Capah, Kepala BPBD Zainal Abidin Hutagalung, Kabag Kesra Mukti Ali. Kemudian menyusul sopir, pegawai Keprotokolan, Camat Percut Seituan bersama Kepala Desa/Lurah.

Usai mengikuti rapid test, pejabat Pemkab Deliserdang tersebut kemudian menuju Kantor Bupati untuk mengikuti rapat di lantai 2 Kantor Bupati Deliserdang.

Dari rapid test, diketahui hasilnya non reaktif. “Alhamdulillah hasil rapid test seluruhnya non reaktif. Sedangkan pak bupati yang sudah menjalani swab test kemarin, hasilnya negatif,” jelas Jefry.(a14/I)

Dua Warga Sergai Positif Covid-19

Disdik Ancam Cabut Izin Sekolah

TEBINGTINGGI (Waspada): Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Tebingtinggi Drs. H. Pardamean Siregar akan memberikan sanksi kepada sekolah bila melanggar peraturan yang telah ditetapkan Pemerintah Kota (Pemko). Yakni, peserta didik tidak boleh datang ke sekolah.

Kepada Waspada melalui telepon seluler Selasa (14/7), Pardamean Siregar mengatakan, sanksi yang akan diberikan kepada pihak sekolah karena melanggar aturan, berupa pemberian Surat Peringatan (SP) sampai pencabutan izin pengelolaan sekolah tersebut.

Menurut Pardamean, pemberian sanksi kepada sekolah sudah sesuai prosedur. Dia menilai hal tersebut adalah langkah yang tepat, agar sekolah tidak semena-mena untuk menyuruh peserta didiknya datang, tanpa sepengetahuan Disdik Tebingtinggi.

“Senin (13/7), saya telah memanggil seluruh Kepala SD dan SMP di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Tebintinggi. Saya kembali mengingatkan mereka semua agar tidak melakukan tindakan apapun tanpa sepengetahuan saya (Kadisdik). Apabila berani melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan saya, maka saya tidak akan segan untuk memberikan sanksi tegas kepada individu maupun sekolah,” jelasnya. Kadisdik meminta seluruh orangtua murid baik SD maupun SMP agar melapor ke Disdik Tebingtinggi jika anak mereka disuruh datang oleh pihak sekolah. Karena hal tersebut telah menyalahi aturan yang ada. (a37/B)

Waspada/Istimewa Kadisdik Tebingtinggi, Drs H Pardamean Siregar saat memberi arahan kepada Kepala SD dan SMP di aula Disdik Tebingtinggi.

SEIRAMPAH (Waspada): Dua warga Kab. Sergai yang bekerja di Kota Medan dinyatakan positif Corona Virus Disease (Covid-19). Hal ini menambah jumlah kasus positif dalam peta sebaran Covid-19 di Tanah Bertuah Negeri Beradat menjadi 24 orang.

Kedua warga Sergai yang positif Covid-19 tersebut yakni seorang pria BR, 34, warga Kec.Tebing Syahbandar dan pria berinisial B, 35, warga Kec. Dolok Merawan.

Juru Bicara (Jubir) Tim Gugus Tugas (Gustu) Percepatan Penanganan Covid-19, Drs. H. Akmal, AP, MSi kepada Waspada via pesan WhatsApp, Selasa (14/ 7) sore, menyampaikan, terjadi penambahan dua kasus positif Corona di peta sebaran Covid19 Kabupaten Sergai.

Sesuai informasi diperoleh dari Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dr. Bulan Simanungkalit, MKes, lanjut Jubir Gustu, dua korban merupakan warga Kec. Tebing Syahbandar dan Kec.Dolok Merawan. Korban pertama adalah pria berinsial BR, 34, warga Kecamatan Tebing Syahbandar.

“BR merupakan karyawan swasta dan berdomisili di Medan pada 9 Juli melakukan tes PCR. Pada 13 Juli, pihak Laboratorium RS USU mengumumkan bahwa BR positif Covid-19. BR tidak memiliki kontak dengan keluarga yang berada di Sergai dan terakhir kali pulang ke Tebing Syahbandar sekitar Mei 2020 lalu saat Idul Fitri,” terang Akmal

Sedangkan korban kedua, lanjut Akmal, seorang pria berinisial B, 35, warga Dolok Merawan. Sama seperti BR, B juga berdomisili di Medan dan berprofesi sebagai karyawan di salah satu Bank Swasta. B terakhir kali pulang dan melakukan kontak fisik saat mengunjungi orangtuanya di Dolok Merawan sekitar dua bulan lalu.

“Pada 7 Juli, perusahaan tempat B bekerja melakukan tes PCR massal bagi seluruh karyawannya. Kemudian, pada 13 Juli, pihak Laboratorium RS USU mengeluarkan rilis yang menyatakan bahwa B positif Covid- 19,” papar Akmal.

Jubir Gustu juga menerangkan, kedua warga Sergai positif Covid-19 itu, awalnya tidak masuk dalam data sebaran Covid19 Kabupaten Sergai. Sebab, keduanya melakukan pemeriksaan kesehatan melalui fasilitas yang ada di perusahaan tempat mereka bekerja di Kota Medan.

“Sehingga keduanya baru terhitung ke dalam data setelah adanya surat keterangan perihal hasil PCR test dari RS USU Medan yang menyatakan keduanya positif Covid-19. Karena identitas keduanya berasal dari Kabupaten Sergai,” jelas Akmal.

Dengan demikian, lanjut Jubir Gustu, informasi data peta sebaran Covid-19 di Kabupaten Sergai dengan rincian Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih menjalani masa pantau selama 14 hari sebanyak 310 orang.

Sedangkan yang dinyatakan selesai pantau dan sehat, sebanyak 794 orang dan yang meninggal dunia ada dua orang. Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini satu orang. PDP tersebut berobat langsung ke Faskes yang ada di Medan.

Jumlah PDP yang selesai pengawasan sebanyak 40 orang, meninggal 6 orang. Terakhir ada satu warga positif Covid-19 yang meninggal dunia.

“Jumlah warga yang saat ini dinyatakan Positif Covid-19 dan sedang dalam perawatan isolasi berjumlah 9 orang. Rinciannya, tiga orang di RS GL Tobing Tanjungmorawa, dua masih dirawat di RS Martha Friska, satu dirawat di RS Mitra Sejati Medan dan satu dirawat di RS St. Elisabeth Medan. Sedangkan dua warga yang baru terkonfirmasi positif Covid-19 per hari ini masih dalam proses tracing contact dan proses rujukan ke salah satu Faskes di Medan,” jelas Akmal.

Jubir menambahkan, 14 warga telah dinyatakan pulih dari Covid-19 dengan rincian 3 berasal dari Dolok Masihul, 5 dari Perbaungan, 5 dari Sei Rampah dan satu dari Kecamatan Dolok Merawan.

“Kita berdoa dan berharap jumlah warga yang pulih bisa segera bertambah. Kami juga mengimbau masyarakat agar menjalankan protokol kesehatan secara disiplin guna memutus mata rantai penyebaran di Kabupaten Sergai,” kata Akmal.(a15/B)

Lain Dulu, Lain Sekarang Jejak Tan Malaka Di SDN 101878 Kanan I, Tanjungmorawa

KABUPATEN Deliserdang memiliki banyak bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang masih kokoh. Salah satunya Sekolah Dasar Negeri (SDN) 101878 Kanan I, Tanjungmorawa.

Sebelum menjadi SD Negeri, dulu bangunan tersebut milik Deli Maatschappij, perusahaan Belanda di bidang Perkebunan Tembakau tertua di Sumatera. Lokasinya ada di sisi kiri jalan menuju Bandara KNIA tepatnya di samping kantor Kepala Desa Buntu Bedimbar Jl. Sultan Serdang.

Keunikan SD tersebut bukan hanya dari kokohnya gedung,

tapi juga nilai history yang melekat di sana. Dulu, ada tokoh pergerakan nasional bernama Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Sutan Malaka yang pernah mengajar di sana. Tepatnya pada tahun 1920, selain sebagai guru, dia juga sebagai asisten pengawas sekolah.

“Tan Malaka menjadi guru Bahasa Melayu bagi anak-anak buruh perkebunan teh dan tembakau di Sanembah, Sumatera Utara sekitar tahun 1920,” kata Koordinator Wilayah (Korwil) Dinas Pendidikan Kecamatan Tanjungmorawa Tikwan Siregar, MPd didampingi Kepala SDN 101878 Kanan I Tanjungmorawa Erni Yusri, SPd, kepada Waspada, Kamis (9/7), di SDN 101878 Kanan I T. Morawa.

Tikwan menyampaikan hal tersebut mengutip sejarah SDN 101878 Kanan I Tanjung Morawa dari pelaku sejarah yang pernah sekolah di SDN 101878 yakni Seri, 80, warga Gg. Amal I, Desa Buntu Bedimbar.

“Jadi, bermula menjadi pengajar, Tan Malaka mendapat inspirasi untuk memperjuangkan hak rakyat dari segala bentuk kolonialisme. Beliau prihatin karena rakyat Indonesia diperas keringatnya dan sering ditipu lantaran buta huruf serta tidak lancar berhitung,” ungkap Tikwan.

Tan Malaka, sebagai seorang Inlander yang berpendidikan, berniat melakukan perubahan. Sebut Tikwan, selama bekerja di perkebunan itu sekitar Desember 1919-Juni 1921, Tan Malaka banyak berselisih paham dengan orang-orang Belanda. Dan, pada 1920, dia mulai mengajar di sekolah tersebut.

“Khususnya tentang sistem pendidikan dan perlakuan yang diterapkan bagi anak-anak kuli kontrak di Tanjungmorawa,” ujarnya.

Tan Malaka mencatat, kata Tikwan, pertentangannya dengan orang-orang Belanda tersebut berpusat pada empat permasalahan.

Pertama, perbedaan warna kulit. Kedua, masalah pendidikan terhadap anak para kuli. Ketiga, masalah tulis menulis dalam suratkabar di Deli. Keempat, hubungannya sendiri dengan kuli-kuli perkebunan itu.

“Melihat realita seperti itu, Tan Malaka berkeinginan untuk memberi pendidikan yang layak bagi anak-anak kuli kontrak perkebunan tersebut. Namun Tan Malaka malah dianggap melakukan penghasutan kepada para kuli perkebunan,” ungkapnya.

Tan Malaka yang sudah dua tahun menjadi asisten pengawas sekolah, saat itu memaparkan pentingnya pendidikan bagi para anak kuli.

“Menurut dia (Tan Malaka), tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, sekaligus memperhalus perasaan,” sebut Tikwan.

Kini, lanjut Tikwan, sekolah yang menjadi tempat Tan Malaka mengajar dahulu, hanya ada empat gedung atau menjadi 12 ruangan. Empat gedung yang memiliki dinding atas ada ventilasi udara, ukuran pintu dan daun jendela beserta bangunannya masih merupakan bangunan tua. “Jumlah siswanya saat ini sebanyak 321 orang,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Deliserdang H. Timur Tumanggor mengaku bangga karena di Deliserdang ada sejarah perjalanan seorang Pahlawan Nasional yang berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya di daerah tersebut.

Karena itu, lanjut Timur, SDN 101878 Kanan I Tanjungmorawa diharapkan dapat menjadi ikon sejarah pendidikan di Kabupaten Deliserdang. “Ya, nanti kita undang untuk membahas ini dengan Dewan Pendidikan dan pakar sejarah karena mereka yang lebih tahu. Nanti kita ajak mereka melihat situasi dan kondisinya,” ungkap Timur.

Timur menjelaskan, saat ini Dinas Pendidikan Deliserdang telah memiliki Program Cerdas (Percepatan Rehabilitasi dan Apresiasi terhadap Sekolah), Program Opung Sari Basah Bang (Operasi Pungut Sampah Setiap Hari, Bank Sampah Sekolah dan Pembinaan Berjenjang), MeSRA BerTUAH (Mewujudkan Sekolah Ramah Anak Bersama Masyarakat, Orangtua dan Sekolah).

“Dan, kini mewujudkan Desa Satu (Deli Serdang Sekolah Bermutu). Program ini adalah inovasi Pemerintah Kabupaten Deliserdang di bidang pendidikan, yang merupakan kolaborasi dari tiga inovasi. Yakni, Program Cerdas, Program Opung Sari Basah Bang dan MeSRA BerTUAH. Tiga inovasi ini berhasil mewujudkan Desa Satu Prestasi,” tutup Timur. * Edward Limbong/HM. Husni Siregar/F

This article is from: